Referat Hordeolum Dan Kalazion

24
REFERAT HORDEOLUM DAN KALAZION Pembimbing : dr. Ida Nugrahani, Sp.M Disusun Oleh : Nafisatun Zahrokh, S.Ked J500 100 054 KEPANITRAAN KLINIK ILMU MATA RSUD KARANGANYAR FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

description

stase mata

Transcript of Referat Hordeolum Dan Kalazion

REFERATHORDEOLUM DAN KALAZION

Pembimbing :dr. Ida Nugrahani, Sp.M

Disusun Oleh :Nafisatun Zahrokh, S.KedJ500 100 054

KEPANITRAAN KLINIK ILMU MATA RSUD KARANGANYARFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2014

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGKelopak mata adalah bagian yang sangat penting. Kelopak mata berfungsi melindungi bola mata serta mengeluarkan sekresi kelenjar yang membentuk film air mata di depan kornea. Penutupan kelopak mata berguna untuk menyalurkan air mata ke seluruh permukaan mata dan memompa air mata ke seluruh permukaan mata serta memompa air mata melalui punctum lakrimalis. Kelainan yang didapat pada kelopak mata bermacam-macam, mulai dari tumor jinak sampai keganasan, proses inflamasi, infeksi, maupun masalah struktur seperti ektropion, entropion dan blefaroptosis.Hordeolum merupakan infeksi lokal atau inflamasi tepi kelopak mata yang melibatkan glandula Zeiss atau Moll (hordeolum eksterna) dan glandula meibom (hordeolum internal). Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kronik yang steril dan idiopatik pada kelenjar meibom yang tersumbat. Umumnya ditandai oleh pembengkakan setempat yang tidak terasa sakit dan berkembang dalam beberapa minggu. Kalazion awalnya dapat berupa radang ringan dan nyeri tekan mirip hordeolum, yang membedakannya yaitu tidak ada tanda-tanda peradangan akut.

B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana pengertian hordeolum dan kalazion ?2. Bagaimana klasifikasi hordeolum ?3. Bagaimana gejala klinis hordeolum dan kalazion ?4. Bagaimana penatalaksanaan hordeolum dan kalazion ?

C. TUJUAN Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui :1. Pengertian hordeolum dan kalazion2. Klasifikasi hordeolum dan kalazion 3. Gejala klinis hordeolum dan kalazion 4. Penatalaksanaan hordeolum dan kalazion

D. MANFAAT 1. Menambah pengetahuan mengenai penyakit mata khususnya hordeolum dan kalazion.2. Sebagai proses pembelajaran bagi dokter muda yang sedang mengikuti kepaniteraan klinik bagian ilmu penyakit mata.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. ANATOMI PALPEBRAPalpebra adalah lipatan tipis yang terdiri dari kulit, otot, dan jaringan fibrosa, yang berfungsi melindungi struktur-struktur mata yang rentan. Palpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat menutup dan melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip melindungi kornea dan konjungtiva dari dehidrasi. Palpebra superior berakhir pada alis mata; palpebra inferior menyatu dengan pipi. Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superfisial ke dalam terdapat lapis kulit, lapis otot rangka (orbikularis okuli), jaringan areolar, jaringan fibrosa (tarsus), dan lapis membran mukosa (konjungtiva palpebra)1.Struktur palpebra :1. Lapisan KulitKulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis, longgar, dan elastis, dengan sedikit folikel rambut, tanpa lemak subkutan.2. Musculus Orbikularis Okuli Fungsi otot ini adalah untuk menutup palpebra. Serat ottnya mengelilingi fissura palpebra secara konsentris dan meluas sedikit melewati tepian orbita. Sebagian serat berjalan ke pipi dan dahi. Bagian otot yang terdapat di dalam palpebra dikenal sebagai bagian pratarsal; bagian diatas septum orbitae adalah bagian praseptal. Segmen luar palpebra disebut bagian orbita. Orbikularis okuli dipersarafi oleh nervus facialis.3. Jaringan AreolarTerdapat di bawah musculus orbikularis okuli, berhubungan dengan lapis subaponeurotik dari kulit kepala.4. Tarsus Struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapi jaringan fibrosa padat yang disebut tarsus superior dan inferior. Tarsus terdiri atas jaringan penyokong kelopak mata dengan kelenjar Meibom (40 buah di kelopak atas dan 20 buah di kelopak bawah).5. Konjungtiva Palpebra Bagian posterior palpebra dilapisi selapis membran mukosa, konjungtiva palpebra, yang melekat erat pada tarsus.

Gambar 1. Anatomi Palpebra

Gambar 2. Palpebra Normal

TEPIAN PALPEBRA Panjang palpebra adalah 25-30mm dan lebarnya 2mm. Tepian ini dipisahkan oleh garis kelabu (batas mukokutan) menjadi tepian anterior dan posterior.11. Tepian anterior Tepian anterior terdiri dari bulu mata, glandula Zeiss dan Moll. Glandula Zeiss adalah modifikasi kelenjar sebasea kecil yang bermuara dalam folikel rambut pada dasar bulu mata.glandula Moll adalah modifikasi kelenjar keringat yang bermuara ke dalam satu baris dekat bulu mata. 2. Tepian posterior Tepian posterior berkontak dengan bola mata, dan sepanjang tepian ini terdapat muara-muara kecil dari kelenjar sebasea yang telah dimodifikasi (glandula Meibom atau tarsal).3. Punktum lakrimal Terletak pada ujung medial dari tepian posterior palpebra. Punktum inu terfungsi menghantarkan air mata ke bawah melalui kanalikulus terkait ke sakus lakrimalis. FISURA PALPEBRA Fisura palpebrae adalah ruang elips diantara kedua palpebra yang terbuka. Fisura ini berakhir di kanthus medialis dan lateralis. Kanthus lateralis kira-kira 0,5 cm dari tepian lateral orbita dan membentuk sudut tajam. Kanthus medialis lebih elips dari kanthus lateralis dan mengelilingi lakus lakrimalis. Lakus lakrimalis terdiri atas dua buah struktur yaitu karunkula lakrimalis, peninggian kekuningan dari modifikasi kulit yang mengandung modifikasi kelenjar keringat dan kelenjar sebasea sebesar-besar yang bermuara ke dalam folikel yang mengandung rmbut-rambut halus dan plica seminularis.1 SEPTUM ORBITALE Septum orbitale adalah fascia di belakang bagian muskularis orbikularis yang terletak di antara tepian orbita dan tarsus dan berfungsi sebagai sawar antara palpebra orbita. Septum orbitale superius menyatu dengan tendo dari levator palpebra superior dan tarsus superior; septum orbilae inferius menyatu dengan tarsus inferior.1 REFRAKTOR PALPEBRARefraktor palpebrae berfungsi membuka palpebra. Di palpebra superior, bagian otot rangka adalah levator palpebra superior, yang berasal dari apeks orbita dan berjalan ke depan dan bercabang menjadi sebuah aponeurosis dan bagian yang lebih dalam yang mengandung serat-serat otot polos dari muskulus Muller (tarsalis superior). Di palpebra inferior, refraktor utama adalah muskulus rektus inferior, yang menulurkan jaringan fibrosa untuk membungkus muskulus obliqus inferior dan berinsersio ke dalam batas bawah tarsus inferior dan orbikularis okuli. Otot polos dari refraktor palpebrae disarafi oleh nervus simpatis. Levator dan muskulus rektus inferior dipasok oleh nervus okulomotoris. Pembuluh darah yang memperdarahi palpebrae adalah a. Palpebra. Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal nervus V, sedang kelopak mata bawah oleh cabang kedua nervus V (n. Trigeminus).2Pada kelopak terdapat bagaian-bagian :1. Kelenjar a. Kelenjar sebasea b. Kelenjar Moll atau kelenjar keringat c. Kelenjar Zeiss pada pangkal rambut, berhubungan dengan folikel rambut dan menghasilkan sebumd. Kelenjar Meibom (kelenjar tarsalis)Terdapat di dalam tarsus. Kelenjar ini menghasilkan sebum (minyak). 2. Otot-otot palpebra a. M. Orbikularis Okuli Berjalan melingkar di dalam kelopak atas dan bawah, dan terletak di bawah kuit kelopak. Pada dekat tepi margo palpebra terdapat otot orbikularis okuli disebut sebagai M. Rioland. M. Orbikularis berfungsi menutup bola mata yang dipersarafi N.fasialis.b. M. Levator Palpebra Berorigo pada anulus foramen orbbita dan berinsersi pada tarsus atas dengan sebagian menembus M.orbikularis okuli menuju kulit kelopak bagian tengah. Otot ini dipersarafi oleh N. III yang berfungsi untuk mengangkat kelopak mata atau membuka mata.Gerakan palpebra 1. Menutup Kontraksi M. Orbikularis Okuli (N. VII) dan relaksasi M.Levator Palpebra Superior. M, Rioland menahan bagian belakang palpebra terhadap dorongan bola mata.2. Membuka Kontraksi M. Levator palpebra superior (N.III). M. Muller mempertahankan mata agar tetap terbuka.2B. HORDEOLUM 1. Definisi Hordeolum merupakan peradangan supuratif kelenjar kelopak mata. 12. Etiologi Staphylococcus aureus adalah agent infeksi pada 90-95% kasus hordeolum.33. Klasifikasi Hordeolum dibagi menjadi5 :a. Hordeolum internum Radang kelenjar meibom, dengan penonjolan terutama ke daerah konjungtiva tarsal.

Gambar 3. Hordeolum Internumb. Hordeolum ekstrenum Radang kelenjar zeis atau moll, dengan penonjolan terutama ke daerah kulit kelopak.

Gambar 4. Hordeolum Eksternum4. Faktor Resiko Meliputi :a. Penyakit kronik.b. Kesehatan atau daya tahan tubuh yang buruk.c. Peradangan kelopak mata kronik, seperti blefaritis.d. Diabetes.e. Hiperlipidemia, termasuk hiperkolesterolemiaf. Penyakit hordeolum sebelumnya.g. Higiene dan lingkungan yang tidak sehat.h. Kondisi kulit seperti dermatitis seboroik.45. PatofisiologiHordeolum externum timbul dari blokade dan infeksi dari kelenjar Zeiss atau Moll. Hordeolum internum timbul dari infeksi pada kelenjar Meibom yang terletak di dalam tarsus.Obstruksi dari kelenjar-kelenjar ini memberikan reaksi pada tarsus dan jaringan sekitarnya. Kedua tipe hordeolum dapat timbul dari komplikasi blefaritis. Apabila infeksi pada kelenjar Meibom mengalami infeksi sekunder dan inflamasi supuratif dapat menyebabkan komplikasi konjungtiva.26. Gejala Klinis 3a. Nyeri pada kelopak matab. Bengkak c. Merah d. Eritem e. Terasa panas dan tidak nyaman.f. Sakit bila ditekan g. Ada rasa yang mengganjal Stadium hordeolum meliputi:a. Stadium infiltrat Ditandai dengan kelopak mata bengkak, kemerahan, nyeri tekan dan keluar sedikit kotoran.b. Stadium supuratif Ditandai dengan adanya benjolan yang berisis pus (core)7. Penatalaksanaan 1,2a. Medikamentosa Antibiotik a) Lokal Bila berbakat rekuren atau terjadinya pembesaran kelenjar aurikular b) Sistemik Eritromisin 250mg atau 125-250mg diklosasilin 4 kali sehari, dapat juga diberi tetrasiklin. Bila terdapat infeksi stafilokokus di bagian tubuh lain maka sebaiknya diobati juga bersama-sama. Pada nanah dan kantong nanah tidak dapat keluar dilakukan insisi.b. Non medikamentosa 1) Untuk mempercepat peradangan kelenjar dapat diberikan kompres hangat 3 kali sehari selama 10 menit.2) Membersihkan kelopak mata dengan air bersih ataupun dengan sabun atau shampo yang tidak menimbulkan iritasi, seperti sabun bayi3) Menghindari pemakaian make up pada mata, karena kemungkinan hal itu menjadi penyebab infeksi.c. Pembedahan 1) Insisi Terlebih dahulu diberikan anestei topikal dengan tetes mata pantokain. Dilakukan anestesi infiltrat dengan prokain atau lidokain di daerah hordeolum dan dilakukan insisi yang bila: Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fliktuasi pus, tegak lurus pada margo palpebra. Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo palpebra.2) Ekskokhleasi atau kuretase Seluruh isi jaringan yang meradang di dalam kantongnya dan kemudian diberi salep antibiotik.8. Komplikasi Penyulit dari hordeolum yaitu selulitis palpebra, yang merupakan radang jaringan ikat jarang palpebra di depan septum orbita dan abses palpebra.6

C. KALAZION1. Definisi Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kelenjar Meibom atau kelenjar Zeiss yang tersumbat.2,6 pada kalazion terjadi penyumbatan kelenjar Meibom dengan infeksi ringan yang mengakibatkan peradangan kronis tersebut. Biasanya kelainan ini dimulai dengan penyumbatan kelenjar oleh infeksi dan jaringan parut lainnya.6 Gambar Kalazion2. EtiologiKalazion juga disebut sebagai lipogranuloma kelenjar Meibom.6 Kalazion timbul spontan disebabkan oleh sumbatan pada saluran kelenjar atau sekunder dari hordeolum internum. Kalazion dihubungkan dengan seborrhea, chronic blepharitis, dan acne rosacea.1 3. Epidemiologi Kalazion terjadi pada semua umur. Pengaruh hormonal terhadap sekresi sebaseous dan viskositas menjelaskan terjadinya penumpukan pada masa pubertas dan selama kehamilan.4. Patofisiologi Kalazion merupakan radang granulomatosa kelenjar Meibom.2 Di dalam nodul terdapat sel imun yang responsif terhadap steroid termasuk jaringan ikat makrofag seperti histiosit, sel raksasa multinucleate plasma, sel polimorfonuklear, leukosit dan eosinofil.6 Kalazion akan memberi gejala adanya benjolan pada kelopak, tidak hiperemi, tidak ada nyeri tekan, dan adanya pseudoptosis. Kelenjar preaurikuler tidak membesar. Kadang-kadang mengakibatkan perubahan bentuk bola mata akibat tekanannya sehingga terjadi kelainan refraksi pada mata tersebut.2Kerusakan lipid yang mengakibatkan tertahannya sekresi kelenjar, kemungkinan karena enzim dari bakteri, membentuk jaringan granulasi dan mengakibatkan inflamasi. Proses granulomatous ini yang membedakan antara kalazion dengan hordeolum internal atau ekstrenal (terutama proses piogenik yang menimbulkan pustul), walaupun kalazion dapat menyebabkan hordeolum, begitupun sebaliknya. Secara klinik, nodul tunggal (jaringan multipel) yang agak keras berlokasi jauh di dalam palpebra atau pada tarsal. Eversi palpebra menampakkan kelenjar Meibom yang berdilatasi.6 5. Gejala Klinis a. Benjolan pada kelopak mata, tidak hiperemis dan tidak ada nyeri tekan.b. Pseudoptosis.c. Kadang-kadang mengakibatkan perubahan bentuk bola mata akibat tekanannya sehingga terjadi kelainan refraksi pada mata tersebut.26. Penatalaksanaan1,2,5a. Medikamentosa Antibiotik Bila dengan kompres hangat selama 24 jam tidak ada perbaikan. Jenis antibiotiknya yaitu: 1) Antibiotik topikal Bacitracin atau tobramicin salep mata diberikan setiap 4 jam selama 7-10 hari.2) Antibiotik sistemikDiberikan bila terdapat tanda-tanda bakteremia atau terdapat tanda pembesaran kelenjar limfe preaurikular. Pada kasus kalazion dengan kasus yang sedang sampai berat dapat diberikan cephalexin atau dicloxacilin 500mg per oral 4 kalo sehari selama 7 hari. Bila alergi penisilin atau cephalosporin dapat diberikan clindamycin 300mg oral 4 kali sehari selama 7 hari atau klaritromycin 500mg 2 kali sehari selama 7 hari.b. Non medikamentosa Kompres hangat selama 10-15 menit, minimal 4 kali/hari untuk membantu drainase. Jangan menekan atau menusuk kalazion, hal ini dapat menimbulkan infeksi.c. Pembedahan EkskokleasiMata ditetesi dengan anestesi topikal (pantokain). Obat anestesi infiltrat disuntikan dibawah kulit di depan kalazion. Kalazion dijepit dengan klem kalazion kemudian dibalik sehingga konjungtiva tarsal dan kalazion terlihat. Dilakukan insisi tegak lurus margo palpebra dan kemudian isi kalazion dikuret sampai bersih. Klem kalazion dilepas dan diberi salep mata. Pada abses palpebra pengobatan dilakukan dengan insisi dan pemasangan drain jika perlu diberikan antibiotik, lokal dan sistemik. Analgetik dan sedatif diberikn bila sangat diperlukan untuk rasa sakit.

7. Komplikasi1a. Trikiasis b. Kehilangan bulu mata c. Astigamatisma

BAB IIIPENUTUPA. KESIMPULAN Hordeolum merupakan peradangan supuratif kelenjar kelopak mata. Hordeolum biasanya merupakan infeksi staphylococcus pada kelenjar sebasea kelopak mata. Hordeolum terdiri dari hordeolum internum (glandula Meibom) dan ekstrenum (glandula Zeiss atau Moll). Hordeolum memberikan gejala radang pada kelopak mata seperti bengkak, mengganjal dengan rasa sakit, merah dan nyeri bila ditekan. Hordeolum internum biasanya berukuran lebih besar dibanding hordeolum ekternum.Kalazion adalah peradangan granulomatosa kronik yang steril dan idiopatik pada elenjar Meibom, sebagai akibatnya terjadi suatu peradangan lipogranuloma kronik kelenjar meibom. Umumnya ditandai dengan pembengkakan setempat yang tidak terasa sakit dan berkembang dalam beberapa minggu.Penanganan hordeolum dan kalazion terdiri dari antibiotik lokal ataupun sistemik dan pembedahan.B. SARANHordeolum dan kalazion dapat terjadi secara spontanpada semua umur dan dapat dikaitkan dengan kebersihan yang buruk pada kelopak mata. Sehingga disarankan untuk selalu menjaga kebersihan kelopak mata yaitu dengan membiasakan mecuci tangan sebelum menyentuh wajah dan mengusap kelopak mata menggunkan washlap hangat untuk membersihkan ekskresi kelenjar lemak.

DAFTAR PUSTAKA

1. Vaughan, D.G. Oftalmologi Umum, Edisi 14, Cetakan I, Widya Medika, Jakarta, 2000: Hal 17-202. Sidarta, I. Ilmu Penyakit Mata, Edisi III, Cetakan I, Balai Penerbit FK UI, Jakarta. 2004: Hal 92-943. Kanski JJ. Clinical Ophtalmology A Synopsis. Butterworth-Heimann, Boston, 2009. 4. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Cet. IV. Jakarta: Penerbit FKUI, 1996. Hal 92-945. External Disease and Cornea. America Academic of Ophtalmology. Singapura.2008-2009. Hal 87-886. Lang G. Ophthalmology A short Textbook. Thieme. Stuttgart. New York. 2000