pbl 23 kalazion

29
ABSTRAK Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kelenjar Meibom yang tersumbat. Kalazion dapat mengenai semua umur, penyebabanya diduga karena gangguan sekresi kelenjar meibom. Hal ini menyebabkan penyumbatan dan menimbulkan reaksi jaringan sekitarnya terhadap bahan-bahan yang tertahan. Kalazion memberikan gejala adanya benjolan pada kelopak mata, tidak hiperemis, tidak nyeri tekan dan adanya pseudoptosis, kadang-kadang mengakibatkan perubahan bentuk bola mata akibat tekanannya sehingga terjadi kelainan refraksi pada mata tersebut. Keyword: kalazion, peradangan granulomatosa, kelenjar meibom PENDAHULUAN Mata merupakan suatu indera pencitraan yang berfungsi dalam menghasilkan suatu persepsi benda yang terlihat dengan bantuan otak. Rangsangan tersebut (benda yang terlihat)akan diteruskan ke otak, di otak rangsangan tadi diterjemahkan sehingga menghasilkan suatu persepsi. Berdasarkan anatominya mata terletak pada rongga orbita, yang terbagi menjadi palpebra, konjugtiva, bulbus oculi, dan os. orbitalis. Kelopak mata (palpebra) melindungi kornea dan berfungsi dalam pendistribusian dan eliminasi air mata. Penutupan kelopak mata berguna untuk menyalurkan air mata ke seluruh permukaan mata dan memompa air mata melalui punctum lakrimalis. Kelainan yang didapat pada kelopak mata bermacam-macam, mulai dari yang jinak sampai keganasan, proses inflamasi, infeksi mau pun masalah struktur seperti ektropion, entropion dan blepharoptosis. Untungnya, kebanyakan dari kelainan kelopak mata tidak mengancam jiwa atau pun mengancam penglihatan 1 1

description

kalazion

Transcript of pbl 23 kalazion

Page 1: pbl 23 kalazion

ABSTRAK

Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kelenjar Meibom yang tersumbat.

Kalazion dapat mengenai semua umur, penyebabanya diduga karena gangguan sekresi kelenjar

meibom. Hal ini menyebabkan penyumbatan dan menimbulkan reaksi jaringan sekitarnya terhadap

bahan-bahan yang tertahan. Kalazion memberikan gejala adanya benjolan pada kelopak mata,

tidak hiperemis, tidak nyeri tekan dan adanya pseudoptosis, kadang-kadang mengakibatkan

perubahan bentuk bola mata akibat tekanannya sehingga terjadi kelainan refraksi pada mata

tersebut.

Keyword: kalazion, peradangan granulomatosa, kelenjar meibom

PENDAHULUAN

Mata merupakan suatu indera pencitraan yang berfungsi dalam menghasilkan

suatu persepsi benda yang terlihat dengan bantuan otak. Rangsangan tersebut (benda yang

terlihat)akan diteruskan ke otak, di otak rangsangan tadi diterjemahkan sehingga menghasilkan

suatu persepsi. Berdasarkan anatominya mata terletak pada rongga orbita, yang terbagi menjadi

palpebra, konjugtiva, bulbus oculi, dan os. orbitalis.

Kelopak mata (palpebra) melindungi kornea dan berfungsi dalam pendistribusian dan

eliminasi air mata. Penutupan kelopak mata berguna untuk menyalurkan air mata ke seluruh

permukaan mata dan memompa air mata melalui punctum lakrimalis. Kelainan yang didapat pada

kelopak mata bermacam-macam, mulai dari yang jinak sampai keganasan, proses inflamasi, infeksi

mau pun masalah struktur seperti ektropion, entropion dan blepharoptosis. Untungnya, kebanyakan

dari kelainan kelopak mata tidak mengancam jiwa atau pun mengancam penglihatan1

Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kelenjar Meibom yang tersumbat. Pada

kalazion terjadi penyumbatan kelenjar Meibom dengan infeksi ringan yang mengakibatkan

peradangan kronis tersebut. Biasanya kelainan ini dimulai penyumbatan kelenjar oleh infeksi dan

jaringan parut lainnya.1 Dapat mengenai satu atau beberapa kelenjar dan terjadi secara perlahan-

lahan sampai beberapa minggu.2,3

ANATOMI

Berdasarkan anatominya mata terletak pada rongga orbita, yang terbagi menjadi:

1. Palpebra (kelopak mata)

Berfungsi dalam melindungi bola mata, serta mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang mem-

bentuk air mata di depan kornea. Palpebra mempunyai lapisan kulit yang tipis pada bagian

1

Page 2: pbl 23 kalazion

depan, sedangkan dibagian belakang ditutupi selaput lender tarsus yang disebut Conjung-

tiva tarsal.

Gangguan penutupan palpebra dapat mengakibatkan keringnya permukaan mata sehingga

dapat terjadi  Keratitis et lagoftalmus.

2. Konjugtiva merupakan membran yang menutupi sclera dan kelopak bagian be -

lakang. Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel gob -

let, yang bersifat membasahi bola mata terutama kornea. Konjuntiva terdiri atas :

- Konjungtiva tarsal, menutupi tarsus dan sukar digerakkan melalui tarsus.

- Konjungtiva bulbi, menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sklera.

- Konjungtiva fornises, merupakan tempat peralihan kedua konjungtiva di atas.

3.  Bulbus oculi (bola mata) berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm.

Terdiri atas:

Dinding

sclera. Merupakan jaringan ikat kolagen, kenyal dan tebal kira-kira 1 mm. dengan

karakteristik putih dan halus yang dilapisi oleh kapsul Tenon dan dibagian depan

oleh konjungtiva. Diantara stromasklera dan kapsul tenon terdapat episklera. Sklera

mempunyai kekakuan tertentu sehingga berpengaruh dalam tekanan bola mata.

Kekakuan sklera dapat meninggi pada pasien diabetes melitus atau merendah pada

eksoftalmus goiter, miotika dan meminum air banyak.

Kornea merupakan selaput bening mata dan tembus cahaya yang menutupi lapisan

bola mata sebelah depan, terdiri atas:

Epitel. Merupakan lapisan kornea terluar yang berbentuk epitel berlapis

gepeng tanpa tanduk. Setiap gangguan epitel akan memberikan gangguan

sensitibilitas kornea berupa rasa sakit atau mengganjal. Regenerasi epitel

cukup tinggi, sehingga apabila terjadi kerusakan akan diperbaiki langsung

dalam beberapa hari tanpa membentuk jaringan parut.

Membran Bowman terletak dibawah epitel, yang merupakan suatu membran

tipis homogeny dan terdiri atas susunan serat kolagen kuat yang memper-

tahankan bentuk kornea. Apabila terjadi kerusakan pada membran

bowman maka akan berakhir dengan terbentuknya jaringan parut.

Stroma adalah lapisan tebal kornea yang terdiri atas jaringan kolagen yang

tersusun dalam lamel-lamel dan sejajar dengan permukaan kornea. Diantara

serat kolagen terdapat matriks. Stroma bersifat higroskopis yang menarik air

dari bilik mata depan. Kadar air di dalam stroma kurang lebih 70% yang

2

Page 3: pbl 23 kalazion

dipertahankan oleh fungsi pompa endotel. Jika terjadi kerusakan endotel,

maka akan terjadi kelebihan kadar air sehingga menimbulkan edema kornea.

Stroma tersusun atas serat-serat yang teratur dan memberi gambaran kornea

yang transparan. Jika terjadi gangguan susunan serat stroma seperti edema

kornea dan sikatrik konea akan mengakibatkan sinar yang melalui kornea ter-

pecah dan kornea terlihat keruh.

Membran Descement merupakan suatu lapisan tipis yang bersifat kenyal,

kuat, tidak berstruktur dan bening, terletak di bawah stroma, lapisan ini mem-

beri perlindungan terhadap infeksi dan masuknya pembuluh darah.

Endotel terdiri dari satu lapis sel yang merupakan komponen terpenting

dalam mempertahankan kejernihan kornea. Sel endotel tidak mempunyai

daya regenerasi, sehingga jika terjadi kerusakan tidak akan kembali normal

lagi. Endotel dapat mengalami gangguan akibat trauma hebat, penyakit intra

ocular dan usia lanjut karena jumlah sel yang berkurang. Kornea tidak mem-

punyai pembuluh darah, namun mendapat suplainutrisi dari humor aqueous. 

Isi. Terdiri atas lensa, uvea, badan kaca dan retina.

Lensa Merupakan badan yang bersifat avaskular, tidak berwarna, bening, bikonveks

dengan ketebalan sekitar 4-5mm dan berdiameter 9mm pada orang dewasa. Pada

bagian anterior lensa terdapat humor aqueous sedangkan bagian belakang terdapat

vitreous (badan kaca). Pada orang dewasa, lensa terbagi atas nucleus (inti) dan ko-

rteks (tepi), dimana nucleus memiliki kontur yang lebih keras dari korteks. Lensa

berfungsi dalam pembiasan cahaya, sehingga fokus ke retina peningkatan

pembiasan lensa disebut akomodasi.

Uvea Merupakan jaringan lunak yang terdiri atas:

Iris adalah membran yang berwarna, berbentuk sirkular yang ditengahnya ter-

dapat lubang (pupil). Berfungsi dalam mengatur banyaknya cahaya masuk ke

mata. Iris berpangkal pada badan siliar yang merupakan pemisah antara Cam-

era Okuli Anterior (bilik mata depan) dan Camera Okuli Posterior (bilik mata

belakang). pembuluh darah di sekeliling pupil disebut sirkulus minor dan

yang berada dekat dengan badan siliar disebut sirkulus mayor. Iris dipersarafi

oleh nervus nasosiliar yang merupakan cabang dari saraf cranial III.

3

Page 4: pbl 23 kalazion

Badan siliar Tersusun atas otot-otos siliar dan procesus siliaris. Otot-otot

tersebut berfungsi untuk akomodasi, ketika berkontraksi akan menarik pros-

esus siliaris, sampai pada akhirnya akan mengakibatkan lensa cembung.

Fungsi dari badan siliar adalah humor aqueous yang menyuplai nutrisi ke

lensa dan kornea.

Koroid Merupakan membran yang berwarna coklat tua dan terletak antara

sklera dan retina. Didalam koroid terdapat banyak pembuluh darah

yang berfungsi memberi kepada retina bagian luar.

Vitreus (badan kaca) mengisi sebagian besar bola mata di belakang lensa,

tidak berwarna, bening, konsistensi lunak dan mengandung 90% cairan. Pada

bagian luar terdapat membran tipis (hialoid). Vitreus bersifat avaskuler dan

menerima nutrisi dari jaringan sekitar, misalnya koroid, badan siliar dan

retina. Viterus berfungsi dalam menuruskan lensa dari lensa ke retina.

Retina Merupakan membran tipis dan bening, terdiri atas serabut

saraf optikus. Pada bagian retina yang letaknya sesuai dengan

sumbu penglihatan terdapat makula lutea, berpengaruh dalam keta -

jaman penglihatan. Sekitar 3 mm ke arah nasal terdapat daerah bulat putih

kemerahan, disebut dengan papil saraf optikus.

Os. Orbitalis (tulang orbital) Membentuk dinding orbita yang terdiri dari os lakri -

mal (bag nasal), os ethmoid (bag nasal), os sphenoid (bag lateral), os frontal

(bag superior), os maksila (bag inferior), os palatina (bag inferior) dan os zigo-

matikus (bag inferior). Otot-otot penggerak bola mata terdiri atas: m. oblik inferior, m.

oblik posterior, m.rektus inferior, m. rektus lateral, m. rektus medius dan rektus supe-

rior.4,5

Gambar 1. anatomi mata

4

Page 5: pbl 23 kalazion

Anatomi dan Fisiologi Palpebra

Kelopak atau palpebra merupakan alat meutup mata yang mempunyai fungsi melindungi

bola mata terhadap trauma, trauma sinar, dan pengeringan bola mata, serta mengeluarkan sekresi

kelenjar yang membentuk film air mata di depan kornea. Gangguan penutupan bola mata akan men-

gakibatkan keringnya permukaan mata sehingga terjadinya keratitis et lagoftalmus.6

 Kelopak mata mempunyai lapis kulit yang tipis pada bagian depan sedangkan di bagian be-

lakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal.

Pada kelopak terdapat bagian-bagian : 

Kelenjar seperti:

Kelenjar Moll atau Kelenjar Keringat

Kelenjar Zeis pada pangkal rambut, berhubungan dengan folikel rambut dan juga

menghasilkan sebum

Kelenjar Meibom (Kelenjar Tarsalis) terdapat di dalam tarsus. Kelenjar ini meng-

hasilkan sebum (minyak)

Otot seperti :

M. Orbikularis Okuli

Berjalan melingkar di dalam kelopak atas dan bawah, dan terletak di bawah kulit

kelopak. Pada dekat tepi margo palpebra terdapat otot orbikularis okuli yang disebut se-

bagai M. Rioland. M. Orbikularis berfungsi menutup bola mata yang dipersarafi N.

Fasialis (VII).

M. Levator Palpebra

Bererigo pada Anulus Foramen Orbita dan berinsersi pada Tarsus Atas dengan sebagian

menembus M. Orbikularis Okuli menuju kulit kelopak bagian tengah. Otot ini diper-

sarafi oleh N. III yang berfungsi untuk mengangkat kelopak mata atau membuka mata.

Di dalam kelopak terdapat tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan kelenjar di dalamnya

atau kelenjar Meibom yang bermuara pada margo palpebra. Tarsus ditahan oleh septum or-

bita yang melekat pada rima orbita pada seluruh lingkaran pembukaan rongga orbita. Tarsus

(terdiri atas jaringan ikat yang merupakan jaringan penyokong kelopak dengan kelenjar Mei-

bom (40 bush di kelopak atas dan 20 pada kelopak bawah)).

5

Page 6: pbl 23 kalazion

Septum orbita yang merupakan jaringan fibrosis berasal dari rima orbita merupakan pem-

batas isi orbita dengan kelopak depan. Pembuluh darah yang memperdarahinya adalah a.

palpebra.

Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal N.V, sedang kelopak

bawah oleh cabang ke II saraf ke V.

Konjungtiva tarsal yang terletak di belakang kelopak hanya dapat dilihat dengan melakukan

eversi kelopak. Konjungtiva tarsal melalui forniks menutup bulbus okuli. Konjungtiva merupakan

membran mukosa yang mempunyai sel Goblet yang menghasilkan musin.1,2

Panjang tepian palpebra adalah 25-30mm dan lebar 2mm. ia dipisahkan oleh garis kelabu

(batas mukokutan) menjadi tepian anterior dan posterior, pada tepian anterior, terdapat:

Bulu mata. Bulu mata muncul dari tepian palpebra dan tersusun tidak teratur. Bulu mata atas

lebih panjang dan lebih banyak dari yang dibawah dan melengkung ke atas. Bulu mata bawah

melengkung ke bawah.

Glandula Zeis. Adalah modifikasi kelenjar sebasea kecil yang bermuara ke dalam folikel

rambut pada dasar bulu mata.

Glandula Moll. Adalah modifikasi kelenjar keringat yang bermuara kedalam satu bari deka

bulu mata.6

Tepian palpebra posterior berkontak dengan bola mata, dan sepanjang tepian ini terdapat

muara-muara kecil dari kelenjar sebasea yang telah dimodifikasi (glandula meibom atau tarsal).

Pada ujung medial dari tepian posterior palpebra terdapat elevasi kecil dengan lubang kecil di pusat

yang terlihat pada palpebra superior dan inferior. Punktum ini berfungsi menghantar air mata ke

bawah melalui kanalikulus terkait kie sakus lakrimalis.6

6

Page 7: pbl 23 kalazion

Gambar 2. Anatomi palpebra2

ANAMNESIS

Anamnesis merupakan wawancara medis yang merupakan tahap awal dari rangkaian

pemeriksaan pasien, baik secara langsung pada pasien atau secara tidak langsung. Tujuan dari

anamnesis yaitu mendapatkan informasi menyeluruh dari pasien yang bersangkutan. Selain itu

tujuan yang tidak kalah penting adalah membina hubungan dokter pasien yang profesional dan

optimal.

Adapun yang di tanyakan pada pasien adalah:

Identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku, agama, status perkawinan,

pekerjaan, dan alamat rumah. Data ini sangat penting karena data tersebut sering berkaitan

dengan masalah klinik maupun gangguan sistem organ tertentu. Identitas perlu ditanyakan

untuk memastikan tidak ada kesalahan pasien yang dihadapi.

Jenis kelamin perlu diperhatikan karena ada penyait yang sering terdapat pada jenis

kelamin tertentu, seperti glaukoma kongestif akut, buta warna, dll.

Pekerjaan pasien. Dapat menyebabkan beberapa penyakit tertentu seperti trauma di

tempat pekerjaan. Pada jenis pekerjaan tertentu diperlukan syarat seperti tajam

7

Page 8: pbl 23 kalazion

penglihatan, penglihatan stereoskopis dan penglihatan warna yang baik untuk dapat

melalukan pekerjaan.

Keluhan utama adalah keluhan terpenting yang dirasakan oleh pasien sehingga membawa

pasien mencari pertolongan dokter atau petugas kesehatan lainnya. Keluhan utama biasanya

dituliskan secara singkat disertai berapa lama pasien merasakan keluhannya.5

jika ada benjolan tanyakan:

Lokasinya

Sejak kapan. Biasanya penyakit mata dianggap akut bila terjadi dalam 1

minggu. Dan kronis bila telah > 2 minggu diserita.

Sakit/tidak

Riwayat paparan matahari

Ada secret?

Berair?

Penglihatan terganggu?(double/kabur)

Merah?

Keluhan tambahan

Riwayat penyakit dan sejarah kesehatan si pasien

Riwayat pengobatan

PEMERIKSAAN

Pemeriksaan Fisik

Tanda vital, kesadaran

Pemeriksaan Subjektif

Pemeriksaan tajam penglihatan (visus) menggunakan kartu snelen: Huruf, angka, huruf

E, arah kaki (buta huruf- pra sekolah). Kartu snelen yang ditempatkan 5 – 6 m di

tempat yang cukup terang tapi tidak menyilaukan kemudian mata diperiksa sebelah-

sebelah.

Penilaian:

Bila pasien hanya dapat mengenali sampai pada huruf baris yang berkode 20 m

dan pasien berjarak 5 m dari kartu maka tajam penglihatan 5 / 20.

8

Page 9: pbl 23 kalazion

Bila huruf terbesar ( kode 60 m ) tidak terbaca, dekatkan kartu snelen sampai

pasien dapat melihat huruf pada jarak berapa.

contoh : Pada jarak 2 m baru dapat mengenal huruf yang terbesar →tajam

penglihatan 2 / 60

Bila huruf terbesar tidak adapat dikenal maka hitung jari : yaitu tangan

digerakkan vertikal atau horizontal → dapat mengenal atau tidak.

Menghitung jari, goyangan tangan, persepsi cahaya oleh mata normal masih

dapat dikenal pada jarak terjauh : 60 m, 300m dan tidak terhingga. Maka tajam

penglihatan : 1/60, 1/300, 1/∞ .

Bila persepsi cahaya → dari mana arah cahaya yang datang.

Bayi / Anak → reaksi meraih benda, arah tetap, reaksi pupil, refleks menghindari

cahaya.

Gambar 3. snellen chart

Pemeriksaan objektif

Inspeksi mata

Kedudukan Bola Mata

Normal → sejajar ( orthoforia )

Apakah ada :

Exoftalmus ( menonjol keluar )

Enoftalmus ( masuk / kebelakang )

9

Page 10: pbl 23 kalazion

Estropia ( juling kedalam )

Ekstropia ( juling keluar )

Gerak Bola mata :

Apakah terganggu kearah tertentu → Parese

Apakah ada Nistagmus ( mata bergerak-gerak )

Palpebra:

Superior:

Bengkak difus → Sindrom nefrotik, anemia, reaksi alergi, Hipertiroid.

Ekimosis (perubahan warna ) → Trauma

Merah → radang, tekanan.

Ektropion ( kelopak mata melipat keluar )

Entropion ( kelopak mata melipat kedalam )

Ptosis → Paralisis, meningitis, BBLR.

Bengkak berbatas tegas → Kalazion / Herdoulum.

Lagoftalmus ( kelopak mata sulit menutup ).

Sikatrik, jaringan parut.

Inferior:

Bagaimana fungsi eksresi lakrimal

Bengkak, merah, keluar sekret.

Palpasi mata untuk memeriksa tekanan bola mata

10

Page 11: pbl 23 kalazion

Funduskopi

Merupakan Tindakan memeriksa fundus okuli :

• Papil Saraf Optik (PSO)

• Retina

• Makula Lutea

• Pembuluh darah retina

• Choroid

Teknik OFTALMOSKOPI:

Pemeriksaan dimulai mata kanan

Pemeriksa di sebelah kanan penderita

Mata kanan diperiksa dengan mata kanan

Gagang oftalmoskop dipegang tangan kanan

Putar roda oftalmoskop 0 Dioptri atau disesuaikan status refraksi pe-

meriksa

Oftalmoskop diletakkan 10 – 15 cm dari mata penderita arahkan cahaya ke

pupil penderita warna jingga

Dekatkan oftalmoskop : 2 – 3 cm dari mata penderita

Apabila kelopak atas menutupi mata angkat dengan ibu jari

Putar roda oftalmoskop sampai PSO terlihat jelas

Pemeriksaan penunjang

Biopsy

Biopsi di indikasikan untuk chalazion yang kambuh, karena tampilan karsinoma kelenjar

meibom dapat mirip chalazion.

Pada kalazion menunjukan proliferasi endotel asinus dan respon radang granulomatosa yang

mencakup sel-sel kelenjar mirip Langerhans.

P emeriksaan radiologi wajah, tulang orbita dan jaringan lunak diperlukan untuk mengetahui

invasi tumor/ dalam tumor pada kantus medial.

Diagnosis Banding

Hordeoulum.

Hordeolum adalah benjolan berwarna merah di dekat tepi kelopak mata yang disebabkan

oleh infeksi kelenjar bulu mata. Infeksi disebabkan oleh Staphylococcus aureus.

11

Page 12: pbl 23 kalazion

Gejala

Pembengkakan

Rasa nyeri pada kelopak mata

Perasaan tidak nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak mata

Riwayat penyakit yang sama

Tanda

Eritema

Edema

Nyeri bila ditekan  di dekat pangkal bulu mata

Seperti gambaran absces kecil

Kalazion cenderung membesar lebih jauh dari tepi kelopak mata daripada hordeolum. Selain

itu, kalazion berbeda dengan hordeolum dimana biasanya tidak menimbulkan rasa sakit

meskipun terasa kekakuan akibat pembengkakan, serta berbeda dari segi ukurannya.

Kalazion cenderung lebih besar dari hordeolum. Pada hordeolum, peradangan bersifat akut.

Sedangkan pada kalazion, peradangan bersifat kronis, dan kadang merupakan kelanjutan

hordeolum yang tidak membaik.

Gambar 4. Hordeolum

karsinoma sel sebasea

Kelenjar sebasea biasanya terdapat disamping akar rambut dan muaranya terdapat

pada lumen akar rambut (folikel rambut). Karsinoma sel sebasea paling sering terjadi pada

perempuan dibandingkan lelaki, terutama pada usia 70 tahun keatas.

Karsinoma sel sebasea sering terdapat pada kulit kelopak mata dibandingkan bagian

kulit lain dari tubuh. Lokasi tersering pada kelopak mata adalah pada kelenjar meibom.

Biasanya berbentuk nodul kecil, keras.7

Molluscum Contagiosum

Lesi berumbilikus ini ditemukan pada tepi kelopak mata dan disebabkan oleh virus

pox. Molluscum Contagiosum adalah Infeksi kulit yang berupa papul (benjolan licin

12

Page 13: pbl 23 kalazion

dan sewarna kulit), tidak nyeri dan dapat hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan

dalam waktu setahun. Penyakit ini mudah menular, namun hanya menyerang kulit, tidak

menyerang organ-organ dalam. Cara penularan yang biasa terjadi adalah lewat kontak

langsung maupun kontak dengan benda lain yang terkontaminasi.

Lebih sering ditemukan pada anak-anak, anak laki-laki lebih banyak frekuensinya

dibanding anak perempuan.

Ge j a l a :

Terbentuknya papul yang cukup banyak.

Papul merupakan benjolan yang berbatas tegas, licin, berbentuk kubah dan sewarna

dengan kulit. Ukuran dari papul ini bervariasi, biasanya antara 2-6 milimeter.

Di bagian tengah benjolan seringkali terdapat lekukan (delle) kecil yang berisi bahan

sepertinasi dan berwarna putih, yang merupakan ciri khas untuk moluskum

kontagiosum.

Benjolan biasanya tidak terasa gatal ataupun nyeri dan bisa ditemukan secara tidak

sengaja ketika penderita sedang menjalani pemeriksaan fisik.

Papul ini dapat meradang secara spontan ataupun karena trauma akibat garukan.

Papul yang meradang memberikan gambaran benjolan yang merah, dan hangat.

Gambar 5. Molluscum Contagiosum

Karsinoma sel basal

Karsinoma sel basal adalah keganasan yang berasal dari sel nonkeratosis yang

berasal darilapisan basal epidermis.

Biasanya pada orang tua. Basal sel karsinoma paling sering mengenai pinggir bawah

palpebra dan dekat kantus medial, serta jarang mengenai palpebra superior dan kantus

medial. Karsinoma sel basal lebih sering mengenai orang berkulit putih/terang, dan lebih

sering mengenai laki-laki daripada perempuan (3:2).

Pasien datang dengan lesi tidak nyeri pada kelopak mata yang dapat nodular,

sklerosis atau ulseratif (yang disebut ulkus roden). Dari anamnesis ditemukan rasa

gatal/nyeri, perubahan warna (gelap, pucat dan terang), ukurannya membesar, pelebarannya

13

Page 14: pbl 23 kalazion

tidak merata ke samping, permukaan tidak rata, trauma, perdarahan (walaupun karena

trauma ringan) ulserasi/imfeksi yang sukar sembuh.  Lesi ini memiliki batas khas berwarna

putih pucat seperti mutiara. dan terjadi penurunan visus sampai kebutaan pada stadium

lanjut. Tumor ini dapat merusak kelopak mata bawah dan atas serta masuk rongga orbita.

Tumbuh lambat.

Invasif lokal,

tidak bermetastasis

Gambar 6. Karsinoma sel basal

DIAGNOSIS KERJA

Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kelenjar Meibom yang tersumbat. Pada

kalazion terjadi penyumbatan kelenjar Meibom dengan infeksi ringan yang mengakibatkan

peradangan kronis tersebut. Biasanya kelainan ini dimulai penyumbatan kelenjar oleh infeksi dan

jaringan parut lainnya.1

Gambar 7. lokasi kelenjar meibom1 Gambar 8. Kalazion pada Palpebra Superior

ETIOLOGI

Kalazion disebabkan oleh minyak dalam kelenjar meibom terlalu pekat untuk mengalir

keluar kelenjar atau saluran kelenjar minyak yang tersumbat. Oleh karena tidak dapat mengalir

keluar, produksi minyak tertimbun di dalam kelenjar dan membentuk tembel di palpebra. Kelenjar

dapat pecah, mengeluarkan minyak ke jaringan palpebra sehingga menyebabkan inflamasi dan

kadang-kadang jaringan parut. Kalazion lebih sering timbul pada palpebra superior, di mana jumlah

kelenjar Meibom terdapat lebih banyak daripada palpebra inferior.

Faktor predisposisi pada kalazion yaitu:

Belum diketahui dengan pasti faktor resiko apa yang menyebabkan terjadinya kalazion

14

Page 15: pbl 23 kalazion

Hygiene palpebra yang buruk mungkin dapat dihubungkan dengan kalazion meskipun peran-

nya masih perlu dibuktikan.

Stress juga sering dihubungkan dengan kalazion namun stress belum dibuktikan sebagai

penyebab dan mekanisme stress dalam menyebabkan kalazion belum diketahui.

EPIDEMIOLOGI

Kalazion terjadi pada semua umur.1 Laki-laki dan wanita mempunyai potensi yang sama dengan

kecenderungan lebih sering didapati pada usia dewasa akibat pengaruh hormon androgen yang

berperan dalam produksi sebum. Pengaruh hormonal pada sekresi dan viskositas sebaseus dapat

menjelaskan terjadinya kalazion pada pubertas dan kehamilan. Namun, sejumlah pasien tanpa bukti

perubahan hormonal menunjukkan bahwa terdapat mekanisme lain yang ikut berperan.

PATOFISIOLOGI

Kalazion merupakan radang granulomatosa kelenjar Meibom. Nodul terlihat atas sel imun

yang responsif terhadap steroid termasuk jaringan ikat makrofag seperti histiosit, sel raksasa multin-

ucleate plasma, sepolimorfonuklear, leukosit dan eosinofil.

Produk-produk hasil pemecahan lipid (lemak), mungkin dari enzim-enzim bakteri yang

berupa asam lemak bebas, mengalami kebocoran dari jalur sekresinya memasuki jaringan di

sekitarnya dan merangsang terbentuknya respon inflamasi. Massa yang terbentuk dari jaringan

granulasi dan sel-sel radang ini membentuk kalazion. Proses granulomatous ini yang membedakan

antara kalazion dengan hordeolum internal atau eksternal (terutama proses piogenik yang menim-

bulkan pustul), walaupun kalazion dapat menyebabkan hordeolum, begitupun sebaliknya. Secara

klinik, nodul tunggal (jarang multipel) yang agak keras berlokasi jauh di dalam palpebra atau pada

tarsal. Eversi palpebra mungkin menampakkan kelenjar meibom yang berdilatasi.1

MANIFESTASI KLINIK

Benjolan pada kelopak mata yang terjadi beberapa minggu, tidak hiperemis (tidak ada

kelebihan darah di satu sisi) dan tidak ada nyeri tekan.

Pseudoptosis (ptosis palsu/kulit kelopak atas mata agak berlebih sehingga menggantung

menutupi tepinya bila mata dibuka),

tidak kemerahan, Kelenjar preurikel tidak membesar.

Kadang-kadang mengakibatkan perubahan bentuk bola mata akibat tekanannya sehingga

terjadi kelainan refraksi pada mata tersebut.1

15

Page 16: pbl 23 kalazion

Awalnya, gejala kalazion mungkin menyerupai hordeolum. Setelah beberapa hari, gejala-

gejala awal hilang, tanpa rasa sakit, tumbuh lambat, benjolan tegas dalam kelopak mata.

Kulit di atas benjolan dapat digerakkan secara longgar.

Gejala yang mungkin dirasakan pasien dengan kalazion adalah sebagai berikut:

Pembengkakan di kelopak mata

Kekakuan pada kelopak mata

Sensitivitas terhadap cahaya

Peningkatan keluarnya air mata

Berat dari kelopak mata

Rasa seperti mengantuk.

DIAGNOSIS

Dari anamnesa diriwayatkan pembesaran dari waktu ke waktu, dan mungkin ada riwayat in-

feksipada kelopak mata yg nyeri sebelum terbentuk kalazion, tapi ini tidak selalu terjadi

Pemeriksaan yang dilakukan meliputi tes penglihatan masing-masing mata dan inspeksi

muka,palpebra, dan mata itu sendiri. Sebagai tambahan dalam memeriksa kulit palpebra,

dokter mata juga akan melihat bagian dalam palpebra superior jika tembel  ada di palpebra

superior 

Temuan klinis dan respon terhadap terapi pada pasien kalazion biasanya spesifik. Materi

yangdiperoleh dari kalazion menunjukkan campuran sel-sel inflamasi akut dan kronik.

Analisis lipid memberikan hasil asam lemak dengan rantai karbon panjang.

Kultur bakteri biasanya negatif, tapi Staphylococcus aureus, Staphylococcus albus, atau or-

ganisme komensal kulit lainnya bisa ditemukan.

Propionibacterium acnes mungkin ada didalam isi kelenjar 

Pencitraan fotografik infra merah dari kelenjar Meibom dapat menunjukkan dilatasi abnor-

mal yang tampak pada permukaan tarsal palpebra yang dieversi.

Kadang saluran kelenjar Meibom bisa tersumbat oleh suatu kanker kulit, untuk memastikan

halini maka perlu dilakukan pemeriksaan biopsy/histopatologis.

PENATALAKSANAAN

16

Page 17: pbl 23 kalazion

Kalazion yang kecil dan tanpa disertai nyeri dapat diabaikan. 

Non-medikamentosa

Kompres hangat 10-20 menit 4kali sehari untuk mengurangi pembengkakan dan

memudahkan drainase kelenjar.

Pengobatan secara konservatif seperti pemijatan pada palpebra

 Edukasi Mencegah mata yang sakit untuk tidak sering dikucek/disentuh Menjaga hygine diri

Medikamentosa

Terapi dengan pengobatan jarang diperlukan, kecuali pada rosasea, mungkin dapat diberikan

tertrasiklin dosis rendah selama enam bulan. Dosisnya adalah Doksisiklin tablet 100 mg/minggu

selama 6 bulan mungkin dapat menimbulkan perubahan biokimiawi, yaitu pembentukan asam

lemak rantai pendek yang dibandingkan dengan produksi asam lemak rantai panjang lebih jarang

menimbulkan sumbatan pada mulut kelenjar. Meskipun nampak bernanah, antibiotik topikal tidak

berguna pada kondisi ini, karena kalazion tidak infeksius. Tetrasiklin sistemik dapat berguna.

Namun pemberian tetes mata lokal malah akan dapat menyebabkan dermatitis kontak daripada

membantu. Steroid topikal daapt sangat membantu untuk mengurangi peradangan dan mengurangi

edema, membantu proses drainase.

Pembedahan:

Jika kalazion menimbulkan gejala yang berat atau tidak sembuh setelah berminggu-minggu,

mungkin diperlukan operasi. Jika pembengkakan tidak berakhir dalam beberapa minggu atau

muncul gejala penglihatan kabur disarankan operasi mengangkat kalazion. Jika penampilan

kalazion mengganggu pasien, operasi juga menjadi indikasi.

Eksisi kalazion

Jika perlu, buatlah insisi vertikal pada permukaan konjungtiva palpebra.

Untuk kalazion yang kecil, lakukan kuretase pada granuloma inflamasi pada kelopak mata.

Untuk kalazion yang besar, iris granuloma untuk dibuang seluruhnya

Cauter atau pembuangan kelenjar meibom (yang biasa dilakukan)

Untuk kalazion yang menonjol ke kulit, insisi permukaan kulit secara horisontal lebih sering

dilakukan daripada lewat konjungtiva untuk pembuangan seluruh jaringan yang mengalami

inflamasi Langkah Insisi dan kuretase :

Langkah 1: Setelah prepping kulit, disuntikkan lokal anastesi menggunakan

17

Page 18: pbl 23 kalazion

campuran Xylocaine volume kecil dan Adrenalin (1:100.000). Adrenalin

meminimalkan perdarahan pasca-operasi.

Langkah 2: lokalisasi lesi pada permukaan konjungtiva sebelum dijepit dengan

penjepit kalazion ukuran yang sesuai

Langkah 3: Jepit dan pastikan bahwa lesi berada dalam penjepit sehingga massa

kalazion berpusat pada cincin penjepit terbuka pada permukaan konjungtiva

Langkah 4: Sebuah sayatan vertikal dibuat dengan pisau No.15 Bard

Parker. Alasan untuk pemotongan vertikal adalah bahwa kelenjar meibom

ditempatkan secara vertikal berarti bahwa pemotongan vertikal tidak akan

merusak kelenjar yang normal yang berdekatan meibom

Langkah 5: Isi kalazion tebal akan keluar segera setelah sayatan ditempatkan di

tempat yang benar dan kedalaman yang benar dari massa

Langkah 6: Lalu sendok isi kalazion dengan bantuan kuret berukuran terbesar

yang mungkin

Langkah 7: Setelah yakin bahwa kista telah sepenuhnya dikosongkan dari isinya,

bersihkan massa yang ada dengan menggunakan lidi kapas. Jika pasien ini

merupakan pasien kalazion berulang maka massa akan dikirim ke laboratorium

Patologi Anatomi untuk dilakukan pemeriksaan histopatologi untuk mengetahui

kemungkinan suatu keganasan. Sebagai efek hemostat penjepit dilepas akan

mulai terjadi perdarahan, Bersihkan perdarahan dan beri salep antibiotik untuk

mencegah infeksi. Salep antibiotik diberikan dua kali untuk 3-5 hari .

Gambar 8. Ekskokleasi Kalazion

Catatan :

Dalam menangani hordeolum dan kalazion, kemudian keganasan jangan dilupakan.

Apabila peradangan tidak mereda perlu dilakukan pemeriksaan uji resistensi dan dicari un-

derlying cause.

Penyulit :

18

Page 19: pbl 23 kalazion

Kalazion besar dapat mengakibatkan astigmatisma.

Hati-hati kemungkinan karsinoma sel sebasea.

PREVENTIF

Jika pasien memiliki tendensi untuk mudah terkena kalazion, basuh kelopak mata dengan air

dan shampoo bayi menggunakan cotton swab.

Jika mulai tampak tanda-tanda awal iritasi kelopak mata, segera kompres dengan air hangat

beberapa kali dalam sehari.

KOMPLIKASI

Rusaknya sistem drainase pada kalazion dapat menyebabkan trichiasis, dan kehilangan bulu

mata. Kalazion yang rekuren atau tampat atipik perlu dibiopsi untuk menyingkirkan adanya

keganasan. Astigmatisma dapat terjadi jika massa pada palpebra sudah mengubah kontur kornea.

Kalazion yang drainasenya hanya sebagian dapat menyebabkan massa jaringan granulasi prolapsus

diatas konjungtiva atau kulit.

PROGNOSIS

Pasien yang memperoleh perawatan biasanya memperoleh hasil yang baik. Seringkali timbul

lesi baru, dan rekuren dapat terjadi pada lokasi yang sama akibat drainase yang kurang baik.

Kalazion yang tidak memperoleh perawatan dapat mengering dengan sendirinya, namun sering ter-

jadi peradangan akut intermiten.

KESIMPULAN

Palpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat menutup dan

melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip melindungi kornea dan konjungtiva dari dehidrasi.

Palpebra superior berakhir pada alis mata, palpebra inferior menyatu dengan pipi.

Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kelenjar meibom yang tersumbat. Pada

kalazion terjadi penyumbatan kelenjar meibom dengan infeksi ringan yang mengakibatkan peradan-

gan kronis kelenjar tersebut. Kalazion mungkin timbul spontan disebabkan oleh sumbatan pada

saluran kelenjar atau sekunder dari hordeolum internum. Kalazion dihubungkan dengan seborrhea,

chronic blepharitis, dan acne rosacea. Penanganan konservatif kalazion adalah dengan kompres air

hangat.

19

Page 20: pbl 23 kalazion

Rusaknya sistem drainase padakalazion dapat menyebabkan trichiasis, dan kehilangan bulu

mata. Kalazion yang rekuren atau tampatatipik perlu dibiopsi untuk menyingkirkan adanya

keganasan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sumardi M. Catatan dokter muda: Kalazion. Des 2011.

2. Ilyas Sidarta H. Ikhtisar Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3. Jakata: Balai Penerbit FKUI. 2009. Hal

28-29.

3. Wijaya Nana: Ilmu Penyakit Mata Cetakan ke 5. Abadi Tegal. Jakarta. 1993.Hal 20-21

4. Hollwich F. Buku panduan oftalmologi. Edisi 2. Jakarta: binarupa aksara. 2009.

5. Ilyas S. Ilmu penyakit mata. Edisi 3. Jakarta: balai penerbit fakultas kedokteran universitas

indonesia. 2009.

6. Sumardi M. Catatan dokter muda: Anatomi dan fisiologi palpebra. Oktober 2011.

7. Siregar N.H. karsinoma kelenjar sebasea. Majalah kedokteran nusantara vol 39. Maret 2006.

p. 49.

8. Gleadle, Jonathan. At a Glance Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta:Erlangga. 2003.

h. 150-1.

9. Ilyas, S. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga. Balai Penerbit FK UI, Jakarta;2005.

20