pbl 10

32
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang. Kasus membahaskan tentang seorang perempuan berusia 40 tahun dengan keluhan nyeri pinggang bawah kiri BAK yang sering dan tidak lampias, gejala hilang timbul dan diduga menderita urolitiasis. Sistem Urinaria umumnya terdiri dari ginjal, ureter dan kantung kemih di mana ginjal merupakan salah satu organ yang terpenting dalam tubuh kita. Kelangsungan hidup dan berfungsinya sel secara normal bergantung pada pemeliharaan konsentrasi konsentrasi garam, asam dan elektrolit lain di lingkungan cairan internal di samping pengeluaran terus menerus zat-zat metabolism toksik yang dihasilkan oleh sel. Ginjal berperan penting dalam mempertahankan homeostasis dan dengan mengatur konsentrasi banyak konstituen plasma, terutama elektrolit dan air, dan dengan mengeliminasi semua zat metabolisme (kecuali CO 2 ). Yang paling penting ialah kemampuan ginjal dalam mengatur volume dan osmolaritas lingkungan cairan internal dengan mengontrol keseimbangan air dan garam. Di samping itu, kemampuan ginjal juga penting dalam membantu mengatur pH dengan mengontrol eliminasi asam basa di urin. 1.2 Tujuan. 1

description

urolithiasis

Transcript of pbl 10

Page 1: pbl 10

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang.

Kasus membahaskan tentang seorang perempuan berusia 40 tahun dengan keluhan nyeri

pinggang bawah kiri BAK yang sering dan tidak lampias, gejala hilang timbul dan diduga

menderita urolitiasis.

Sistem Urinaria umumnya terdiri dari ginjal, ureter dan kantung kemih di mana ginjal

merupakan salah satu organ yang terpenting dalam tubuh kita. Kelangsungan hidup dan

berfungsinya sel secara normal bergantung pada pemeliharaan konsentrasi konsentrasi garam,

asam dan elektrolit lain di lingkungan cairan internal di samping pengeluaran terus menerus zat-

zat metabolism toksik yang dihasilkan oleh sel.

Ginjal berperan penting dalam mempertahankan homeostasis dan dengan mengatur

konsentrasi banyak konstituen plasma, terutama elektrolit dan air, dan dengan mengeliminasi

semua zat metabolisme (kecuali CO2). Yang paling penting ialah kemampuan ginjal dalam

mengatur volume dan osmolaritas lingkungan cairan internal dengan mengontrol keseimbangan

air dan garam. Di samping itu, kemampuan ginjal juga penting dalam membantu mengatur pH

dengan mengontrol eliminasi asam basa di urin.

1.2 Tujuan.

a) Memperdalam ilmu tentang struktur makroskopik (anatomi) yang normal pada sistem

urinaria manusia dan struktur mikroskopiknya (histology) saluran kemih, mekanisme

kerja organ-organ tersebut dalam tubuh manusia,

b) Memperdalam pengetahuan tentang sifat dan komposisi urin normal.

c) Mengetahui cara-cara tes fungsi ginjal.

d) Memperdalam pengetahuan tentang penyebab gangguan pada saluran pencermaan yang

umum terjadi pada manusia.

1

Page 2: pbl 10

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 – IDENTIFIKASI ISTILAH.

Urolithiasis : suatu gangguan akibat dari adanya suatu pembentukan kalkulus atau batu

pada saluran kemih.1,2

Lampias :

i. lancar dan deras mengalir (keluar, memancar, dsb)

ii. gancang; lancar (tidak tertahan-tahan)

2.2 – STRUKTUR MAKROSKOPIK (ANATOMI)

Sistem urinaria terdiri daripada alat-alat utama saluran kemih yaitu ren, ureter, vesica urinaria

dan urethra.

2.2.1 – Ren (ginjal).

Ren sinistra terletak setinggi costa XI atau vertebral 2-3

Ren dextra terletak setinggi costa XII atau vertebral 3-4.

Ren dibungkus oleh beberapa lapisan yaitu:

1. Capsula fibrosa

o Melekat pada ren dan mudah dikupas, tidak membungkus glandula suprarenalis

2. Capsula adiposa

o Mengandungi banyak lemak dan membungkus glandula suprarenalis

o Bagian depan lebih tipis berbanding bagian belakang

3. Fascia renalis (Gerota)

o Terletak di luar capsula fibrosa

o Terdiri dari dua lembar yaitu fascia prerenalis di bagian depan dan fascia

retrorenalis di bagian belakang

o Kedua lembar tersebut tetap terpisah di caudal namun bersatu di cranial5

2

Page 3: pbl 10

Ginjal terbagi kepada bagian-bagian berikut:

I. Cortex renis

o Terdiri daripada korpus Malphigi dan tubulus kontortus proksimal dan distal

o Darah disaring dalam glomerulus dan disalurkan ke dalam medulla

II. Medulla renis

o Saluran-saluran dari cortex bermuara pada papilla renalis sehingga tampak garis-

garis yang disebut processus medullaris (Ferheini)/berkas medulla

o Dijumpai papilla renis yang berbentuk segi tiga pada ujung ginjal yang disebut

pyramid renalis (Malphigi)

o Papilla renalis menonjol ke dalam calyx minor

o Antara pyramis-pyramis terdapat columna renalis (Bertini)

Nefron adalah unit fungsional ginjal terdiri dari :

Korpus Malphigi

- Tempat filtrasi plasma

- Terdiri dari kapsul Bowman dan glomerulus

- Kutub vaskular – masuknya arteriol afferent dan keluarnya arteriol efferent

- Kutub tubulus – mulainya tubulus kontortus proksimal

- Atas korpus Malphigi terdapat apparatus juxtaglomerulus yang terdiri dari:

o Sel-sel juxtaglomerulus – hasilkan rennin

o Sel-sel mesangial ekstraglomerular – hasilkan eritropoetin

o Makula densa – sensor osmolaritas cairan dalam tubulus distal

Tubulus kontortus proksimal (TKP)

- Terdapat di korteks ginjal

- Berfungsi dalam absorpsi makromolekul dari filtrat glomerulus dan transport ion

Ansa Henle

- Terdapat di berkas medulla dan medulla

- Terdiri dari:

o Tubulus rektus proksimal – mirip tubulus kontortus proksimal

3

Page 4: pbl 10

o Segmen tipis- mirip kapiler tetapi tidak ada darah

o Tubulus rektus distal – serupa tubulus kontortus distal

- Berfungsi dalam reabsorpsi air dan ion-ion

Tubulus kontortus distal (TKD)

- Terdapat di bagian korteks

- Macula densa menempel di TKD dekat glomerulus

Duktus Koligens

- Di berkas medulla (medullary rays) dan medulla, batas sel jelas

Vaskularisasi ginjal

Ginjal diperdarahi oleh a. renalis. Perdarahan ginjal dapat diuraikan seperti berikut:

I. Arteri renalis

Cabang dari aorta abdominalis

A. renalis kanan lebih panjang dari yang kiri karena harus menyilang v. cava inferior di

belakangnya

Masuk ke dalam ginjal melalui hillus renalis dan mempercabangkan 2 cabang besar

yang bertemu di lateral yaitu:

Cabang yang berjalan ke depan ginjal – mendarahi ginjal bagian depan

Cabang yang berjalan ke belakang ginjal – mendarahi ginjal bagian belakang

Berjalan di antara lobus ginjal, bercabang menjadi a. interlobaris

II. Arteri interlobaris

Bercabang menjadi a. arcuata pada perbatasan cortex dan medulla

III. Arteri arcuata

Mengelilingi cortex dan medulla

Juga disebut a. arciformis

Mempercabangkan a. interlobularis

Pembuluh balik ren mengikuti pembuluh nadinya mulai permukaan ginjal dan berkumpul ke

dalam v. interlobularis.

V. interlobularis V. arcuata V. interlobaris V. renalis V. cava inferior

4

Page 5: pbl 10

2.2.2 – Ureter

Ureter adalah lanjutan pelvis renis yang berjalan ke distal dan bermuara di vesica urinaria. Ureter

dibedakan menjadi:

1. Pars abdominalis ureteris

o Perjalanan ureter dalam cavum abdomen

o Sama pada laki-laki dan wanita

2. Pars pelvina ureteris

o Perjalan ureter dalam cavum pelvis

o Pada wanita berbeda dengan laki-laki karena perbedaan alat-alat panggul wanita

dan laki-laki

Sepanjang perjalanannya, ureter mengalami penyempitan di beberapa tempat yaitu:

Ureteropelvic junction

Saat ureter menyilang vassa iliaca commuis (flexura marginalis)

Saat ureter masuk ke dalam vesica urinaria

2.2.3 – Vesica Urinaria.

Vesica urinaria dapat dibedakan kepada:

i. Apex vesica urinaria

Terletak tepat di belakang tepi atas symphisis ossis pubis

Ditutup oleh perineum dan berbatasan langsung dengan ileum dan colon sigmoideum

ii. Dasar vesica urinaria

Dibentuk oleh permukaan dorsal dan berbentuk segi tiga

Pada sudut laterosuperior dextra dan sinistra dijumpai muara ureter

Pada sudut inferior dijumpai orificium urethrae internum

iii. Dinding vesica urinaria

Terdiri dari 1 dinding superior dan dua dinding lateroinferior

Dinding lateroinferior berhubungan dengan m. obturator internus di sebelah cranial

dan m. levator ani di sebelah distal

5

Page 6: pbl 10

Pertemuan dinding lateroinferior di caudal disebut cervix vesicae

iv. Collum vesica urinasia

Pada laki-laki berbatasan dengan permukaan atas glandula prostata. 5,6

Terfiksasi oleh lig. puboprostatica pada laki-laki atau lig. pubovesicale pada wanita.

Lapisan dinding vesica urinaria dikategorikan sebagai:

1. Lapisan mukosa – tunika mukosa terdiri dari sel epitel transisional dan lamina propria

Pada saat vesica urinaria kosong, permukaan mukosa tampak berlipat-lipat

Pada saat penuh, lapisan mukosa menjadi tipis,menghilang lipatan-lipatan mukosa

Di dalam vesica urinaria dijumpai:

o Trigonum Liutaudi – dibentuk oleh orificium ureteris dextra, orificium ureteris

sinistra dan orificium urethrae internum

o Uvula vesica – tonjolan kecil di belakang orificium urethrae internum disebabkan

lobus medial glandula prostata

2. Lapisan otot

Terdiri dari 3 lapis otot yang saling menutupi:

o Musculus detrusor

mengeluarkan isi vesica urinaria

o Musculus trigonal

dalam segi tiga Liutaudi, ikut membentuk uvula, membuka orificium urethrae

interna

o musculus sphincter vesica

pada daerah collum vesica urinaria, berfungsi menahan urine.

Vesica urinaria diperdarahi oleh cabang-cabang a. iliaca interna yaitu:

i. Arteri vesicales superior

Cabang dari a. umbilicalis bagian proximal

Mendarahi fundus dan akhirnya beranastomosis dengan a. epigastrica inferior

ii. Arteri vesicales inferior

Mendarahi bagian caudal dan lateral permukaan depan vesica urinaria serta glandula

prostata

6

Page 7: pbl 10

iii. Arteri vesiculodeferentialis

Cabang dari a. iliaca interna

Mendarahi 1/3 permukaan posterior vesica urinaria, glandula vesiculosa, dan duktus

deferentialis

Pada wanita, a.vesiculodeferentialis disebut a.vaginalis, mendarahi ovarium & vagina

Pembuluh balik untuk vesica urinaria bermuara ke plexus venosus vesicales yang berhubungan

dengan plexus venosus prostaticus dan kemudian darah dialirkan ke v. iliaca interna.5

2.2.4 – Urethra.

Urethra pada laki-laki adalah berbeda dengan yang wanita. Urethra berfungsi untuk

menyalurkan urine dari vesica urinaria keluar tubuh.

Urethra masculina

Berjalan berkelok-kelok melalui tengah prostat dan menembus lapisan fibrosa yang menembus

tulang pubis ke bagian penis. Digunakan sebagai pengaliran urin dan sistem reproduksi.

Ianya terbagi kepada 4 bagian yaitu:

1. Urethra pars intramuralis (preprostatica)

2. Urethra pars prostatica – pertemuan saluran urine dan reproduksi

Membentang dari collum vesica urinaria sampai sedikit ventral apex glandula

prostatica

Di dinding posterior dapat dijumpai:

o Crista urethralis

o Sinus prostatica

o Colliculus seminalis

o Muara duktus ejaculatorius

3. Urethra pars membranacea

Bagian paling pendek dan paling sempit karena dikelilingi oleh m. sphincter

urethrae

Membentang apex prostat sampai bulbus penis

4. Urethra pars spongiosa

7

Page 8: pbl 10

Terpanjang,Membentang dari bulbus penis sampai ujung gans penis

Dikelilingi oleh corpus spongiosum/corpus cavernosum

Pada glans penis, terdapat bagian melebar disebut fossa naviculare urethrae

Muara pada glans penis adalah orificium externum urethrae.5,6

Urethra feminina

Ia terletak sebelah anterior vagina dan di belakang symphisis pubis.

Hanya berfungsi sebagai tempat menyalurkan urin ke bagian luar tubuh

Urethra wanita ini diperdarahi oleh a. pudenda interna dan a. vaginalis. Ia

dipersarafi oleh saraf yang bersal dari plexus vesicalis dan n. pudendus.5

2.3 – STRUKTUR MIKROSKOPIK (HISTOLOGI)

2.3.1 – Ginjal.

Ginjal terbungkus dalam kapsula jaringan lemak dan kapsula jaringan ikat kolagen.

Organ ini terdiri atas bagian korteks dam medulla yang satu sama lain tidak dibatasi oleh

jaringan pembatas khusus. Di bagian korteks terdapat korpus Malphigi sedangkan bagian

medulla hanya terdiri atas saluran saja.

Nefron merupakan unit fungsional ginjal yang terdiri dari :

Korpuskel malphigi

Tubulus kontortus proksimal

Ansa Henle:

o Segmen tebal desenden

o Segmen tipis ansa Henle

o Segmen tebal asenden

Tubulus kontortus distalis

Duktus koligens

Dalam jaringan korteks ginjal terdapat :

a. Glomerulus ginjal (korteks Malphigi)

Permukaan luarnya diliputi epitel selapis gepeng yang disebut kapsula Bowman pars

parietalis.

Di bawah kapsula Bowman pars parietalis terdapat ruangan kosong yang dalam

keadaan hidup terisi cairan ultrafiltrat (urine primer).

8

Page 9: pbl 10

Arteriol yang masuk disebut vasa aferen, yang kemudian bercabang-cabang menjadi

sejumlah yang bergelung-gelung membentuk glomerulus.

Pembuluh kapiler tadi diliputi oleh podosit yang merupakan kapsula Bowman pars

viseralis.

Tautan antara kapsula Bowman pars parietalis dengan tubulus kontortus proximal

membentuk polus tubularis sedangkan terdapat polus vaskularis pada sisi yang

berlawanan.

b. Tubulus kontortus proksimal

Dinding terdiri atas selapis sel kuboid dengan batas-batas sel yang sukar dilihat.

Intinya bulat dan biasanya terletak agak berjauhan dengan inti sel di sebelahnya.

Sitoplasma berwarna asidofil.

Permukaan sel yang menghadap lumen mempunyai batas sikat (“brush border”).

c. Tubulus kontortus distal

Dinding terdiri atas selapis sel kuboid yang batas antar sel agak lebih jelas dibanding

yang proksimal.

Inti sel bulat, berwarna biru

Jarak antara sel inti sel di sebelahnya agak berdekatan satu sama lain.

Sitoplasma berwarna basofil dan permukaan sel yang menghadap lumen tidak

mempunyai batas sikat.

d. Kolumna renalis Bertini.

Jaringan korteks ginjal menjorok ke daerah medulla mengisi celah antara pyramid.

e. Apparatus juxtaglomerularis.

Pada potongan ini terkadang dapat dibedakan vasa aferen dari vasa eferen.

Terdiri atas macula densa yang merupakan epitel dinding tubulus kontortus distalis dan

sel juxtaglomerularis.

Di antara apparatus juxta glomerularis dan tempat keluarnya vasa eferen glomerulus

terdapat kelompokan sel-sel kecil jernih yaitu sel mesangial atau sel polkisen (bantalan)

Dalam medula ginjal terdapat:

Di dalam korteks ginjal, jaringan medulla ini membentuk berkas-berkas yang

disebut medullary ray/berkas medulla/processus Ferreini.7

9

Page 10: pbl 10

i. Ansa Henle segmen tebal naik (pars asenden)

Gambarnnya mirip tubulus kontortus distal, tetapi garis tengahnya lebih kecil.

ii. Ansa Henle segmen tipis

Gambarannya mirip pembuluh kapiler darah, tetapi epitelnya meskipun hanya terdiri atas

selapis gepeng, sedikit lebih tebal sehingga sitoplasmanya lebih jelas terlihat, selain itu

lumennya tampak kosong.

iii. Ansa Henle segmen tebal turun (pars desenden)

Gambarannya mirip tubulus kontortus proksimal tetapi diameternya lebih kecil.

iv. Duktus koligens

Gambarnnya mirip tubulus kontortus distal tetapi dinding sel epitelnya jauh lebih jelas,

selnya lebih tinggi dan lebih pucat. 7

2.3.2 – Ureter.

Mukosanya dilapisi oleh epitel transisional dengan jaringan ikat jarang yang membentuk

lamina propria di bawahnya.

Tunika muskularisnya terdiri atas tiga lapisan jaringan otot polos yaitu:

Lapis otot longitudinal (dalam)

Lapis otot sirkular (tengah)

Lapis otot longitudinal (luar)

Tunika adventitia merupakan jaringan ikat jarang. 7

2.3.3 – Vesica Urinaria.

Mukosa vesica urinaria dilapisi epitel transisional dengan jarinagn ikat jarang yang

membentuk lamina propria di bawahnya.

Tunica muskularis terdiri atas berkas-berkas otot polos yang tersusun berlapis-lapis yang

arahnya tidak membentuk aturan tertentu, sehinnga dalam sajian terlihat berkas otot polos

yang terpotong dalam berbagai arah. Di antara berkas-berkas ini terdapat jaringan ikat

jarang.

Tunika adventisia terdiri atas jarinagn ikat jarang yang sebagian diliputi leh peritoneum dan

disebut tunika serosa. 7

10

Page 11: pbl 10

2.3.4 – Urethra.

Lapisan uretra pria terdiri dari :

a. Lapisan mukosa (lapisan paling dalam)

b. Lapisan submukosa

Lapisan uretra wanita terdiri dari :

a. Tunika muskularis (lapisan sebelah luar)

b. Lapisan spongeosa

c. Lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam) 7

2.4 – PROSES UTAMA DI GINJAL

Ginjal melakukan penyesuaian terhadap perubahan pemasukan atau pengeluaran berbagai

bahan sebagai usaha untuk mempertahankan CES dalam batas-batas sempit yang sesuai dengan

kehidupan. Fungsi ginjal sebahagian besar dalam mempertahankan kestabilan lingkungan cairan

internal antara lain adalah :

i. Mempertahankan keseimbangan air dalam tubuh.

ii. Mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian besar ion CES, termasuk Na+, Cl-, K+, HCO3-,

Ca2+, Mg++, SO42-, PO4

3- dan H+. bahkan fluktuasi minor pada konsentrasi sebagian elektrolit

ini dalam CES dapa menimbulkan pengaruh besar.

iii. Memelihara volume plasma yang sesuai dalam pengaturan keseimbangan asam basa dan H20.

iv. Membantu memelihara keseimbangan asam basa tubuh dengan menyesuaikan pengeluaran

H+ dan HCO3- melalui urin.

v. Memelihara osmolaritas berbagai cairan tubuh, t.u melalui pengaturan keseimbangan H20.

vi. Mengeksresikan produk-produk sisa (buangan) dari metabolism tubuh, misalnya asam urat,

urea dan kreatinin. Zat-zat ini bersifat toksik sekiranya terjadi penumpukan.

vii. Mengeksresikan banyak senyawa asing, misalnya obat, zat penambah pada makanan dll.

viii. Mensekresikan eritropoeitin, hormone yang dapat merangsang pembentukan SDM.

ix. Mensekresikan rennin, suatu hormone yang memicu reaksi konversi garam oleh ginjal.

x. Mengubah vitamin D ke bentuk aktifnya.4

Sistem kemih terdiri dari organ ginjal yang penting dalam pembentukan urin. Ginjal

terdiri dari jutaan unit fungsional yang dikenal sebagai nefron. Fungsi nefron antara lain :

11

Page 12: pbl 10

Komponen Bagian Fungsi

Vaskuler Arteriol aferen - mengangkut darah ke glomerulus

Glomerulus - berkas kapiler yg menyaring plasma bebas protein ke

dalam komponen tubulus

Arteriol eferen - mengangkut darah dari glomerulus

Kapiler peritubulus - memperdarahi jaringan ginjal

Vaskuler/

tubulus

Apparatus

juxtaglomerularis

- Mensekresikan zat yang berperan mengontrol fungsi

ginjal.

Tubulus Kapsul bowman - Mengumpul filtrate glomerulus

Tubulus proksimal - Reabsorpsi dan sekresi tidak terkontrol thd zat tertentu.

Lengkung Henle - Membentuk gradient osmotic

Tubulus distal - Sekresi dan reabsorbsi tidak terkontrol zat tertentu

Ductus Koligens - reabsorpsi H2O dalam jumlah bervariasi; mengalirkan urin

keluar ke pelvis ginjal.

Terdapat tiga proses dasar yang berperan dalam pembentukan urin:

Filtrasi glomerulus

Reabsorpsi tubulus

Sekresi tubulus

2.4.1 – Filtrasi glomerulus.

- Pada saat darah mengalir melalui glomerulus, terjadi filtrasi plasma bebas protein

menembus kapiler glomerulus ke dalam kapsula Bowman.

- Untuk dapat difiltrasi, suatu bahan harus melewati :

i. Pori-pori antara sel endotel di kapiler glomerulus

ii. Membran basal aselluler-terdiri dari glikoprotein (menghambat filtrasi protein)

dan kolagen (menghasilkan kekuatan struktural).

iii. Celah filtrasi antara tonjolan-tonjolan podosit di lapisan dalam kapsul Bowman

- Tekanan darah pada arteriol aferen relatif cukup tinggi sedangkan pada arteriol eferen

relatif lebih rendah, sehingga keadaan ini menimbulkan filtrasi pada glomerulus. Cairan

filtrasi dari glomerulus akan masuk menuju tubulus, dari tubulus masuk kedalam ansa

12

Page 13: pbl 10

henle, tubulus distal, duktus koligentes, pelvis ginjal, ureter, vesica urinaria, dan akhirnya

keluar dalam bentuk urine.

- Permiabilitas membran kapiler glomerulus 100-1000 kali lebih permiabel dibandingkan

dengan permiabilitas kapiler pada jaringan lain.

Pengaturan GFR (Glomerulus Filtration Rate)

- Rata-rata GFR normal pada laki-laki sekitar 125 ml/menit. GFR pada wanita lebih rendah

dibandingkan pada pria. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya GFR antara lain

ukuran anyaman kapiler, permiabilitas kapiler, tekanan hidrostatik, dan tekanan osmotik

yang terdapat di dalam atau di luar lumen kapiler. Proses terjadinya filtrasi tersebut

dipengaruhi oleh adanya berbagai tekanan sebagai berikut:

a) Tekanan kapiler pada glomerulus 55 mmHg

b) Tekanan hidrostatik capsula bowman 15 mmHg

c) Tekanan osmotic koloid plasma 30 mmHg

- Tekanan osmotic netto yang mendorong filtrasi = 55-(30+15) = 10 mmHg. Tekanan ringan

ini merupakan penyebab berpindahnya sejumlah besar cairan dari darah menembus

membran glomerulus yang sangat permeabel.

- Tekanan darah kapiler glomerulus adalah gaya pendorong utama yang berperan untuk

menginduksi filtrasi glomerulus. Semakin tinggi tekanan kapiler pada glomerulus semakin

meningkat filtrasi dan sebaliknya semakin tinggi tekanan pada capsula bowman, serta

tekanan osmotic koloid plasma akan menyebabkan semakin rendahnya filtrasi yang terjadi

pada glomerulus.

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju filtrasi glomerulus (GFR).

- Faktor-faktor yang mempengaruhi laju filtrasi glomerulus sebagai berikut:

a) Tekanan glomerulus: semakin tinggi tekanan glomerulus semakin tinggi laju

filtrasi, semakin tinggi tekanan osmotic koloid plasma semakin menurun laju

filtrasi, dan semakin tinggi tekanan capsula bowman semakin menurun laju filtrasi.

b) Aliran darah ginjal: semakin cepat aliran daran ke glomerulus semakin meningkat

laju filtrasi.

13

Page 14: pbl 10

c) Perubahan arteriol aferen: apabila terjadi vasokontriksi arteriol aferen akan

menyebabakan aliran darah ke glomerulus menurun. Keadaan ini akan

menyebabkan laju filtrasi glomerulus menurun begitupun sebaliknya.

d) Perubahan arteriol efferent: pada kedaan vasokontriksi arteriol eferen akan terjadi

peningkatan laju filtrasi glomerulus begitupun sebaliknya.

e) Pengaruh perangsangan simpatis, rangsangan simpatis ringan dan sedang akan

menyebabkan vasokontriksi arteriol aferen sehingga menyebabkan penurunan laju

filtrasi glomerulus.

f) Perubahan tekanan arteri, peningkatan tekanan arteri melalui autoregulasi akan

menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah arteriol aferen sehingga menyebabkan

penurunan laju filtrasi glomerulus

Autoregulasi GFR terdiri dari dua mekanisme yaitu :

i. Mekanisme miogenik.

o Otot polos vaskuler arteriol berkontraksi

secara inheren terhadap respons terhadap

peregangan yang seterusnya meningkatkan

tekanan di dalam pembuluh.

o Vasodilatasi : terjadi apabila pembuluh

teregang karena peningkatan tekanan atau

aliran arteri ke dalam glomerulus dengan

membatasi aliran darah tersebut.

o Vasokonstriksi : terjadi apabila menurunnya

tekanan atau aliran arteri ke glomerulus untuk

meningkatkan kembali tekanan ke batas

normal.

ii. Mekanisme tubuloglomerulus.

Melibatkan apparatus juxtaglomerulus.

14

Page 15: pbl 10

Macula densa berfungsi mendeteksi kecepatan aliran cairan dalam tubulus dan sebagai

respons, sel-sel dari macula densa ini memicu pengeluaranzat-zat kimia vasoaktif dari

apparatus juxtaglomerulus.

Contoh : peningkatan GFR akibat peningkatan tekanan arteri, meningkatkan pengangkutan

Na+ ke tubulus distalis. Sebagai respons,macula densa mendeteksi,dan mensekresi ATP

dan adenosine di mana keduanya bekerja secara parakrin terhadap arteriola afferent,

menyebabkan konstriksi dan seterusnya meningkatkan aliran dan tekanan arteri,

mengembalikan GFR ke batas normal.3,4

Komposisi Filtrat Glomerulus

- Dalam cairan filtrat tidak ditemukan eritrosit, sedikit mengandung protein (1/200

protein plasma). Jumlah elektrolit dan zat-zat terlarut lainnya sama dengan yang

terdapat dalam cairan interstitisial pada umumnya. Dengan demikian komposisi cairan

filtrat glomerulus hampir sama dengan plasma kecuali jumlah protein yang terlarut.

Sekitar 99% cairan filtrat tersebut direabsorpsi kembali ke dalam tubulus ginjal.

2.4.2 – Reabsorpsi dalam tubulus.

Hampir 99% dari cairan filtrat direabsorpsi kembali bersama zat-zat yang terlarut

didalam cairan filtrate tersebut. Mekanisme terjadinya reabsorpsi pada tubulus melalui

dua cara yaitu:

a. Transfort aktif

Zat-zat yang mengalami transport aktif pada tubulus proksimal yaitu ion Na+, K+, PO4-,

NO3-, glukosa dan asam amino.

Terjadinya difusi ion-ion khususnya ion Na+, melalui sel tubulus kedalam pembuluh

kapiler peritubuler disebabkan perbedaan potensial listrik didalam epitel tubulus dan

diluar sel. Perbedaan electrochemical gradient ini membantu terjadinya proses difusi.

Selain itu perbedaan konsentrasi ion Na+ didalam dan diluar sel tubulus membantu

meningkatkan proses difusi tersebut. Meningkatnya difusi natrium disebabkan

permiabilitassel tubuler terhadap ion natrium relative tinggi. Keadaan ini dimungkinkan

karena terdapat banyak mikrovilli yang memperluaspermukaan tubulus. Proses ini

memerlukan energi dan dapat berlangsung terus-menerus.

15

Page 16: pbl 10

b. Transfor pasif

Zat terpenting yang direabsorpsi secara pasif adalah Cl-, H2O, dan urea. Terjadinya

transport pasif ditentukan oleh jumlah konsentrasi air yang ada pada lumen tubulus,

permiabilitas membrane tubulus terhadap zat yang terlarut dalam cairan filtrate dan

perbedaan muatan listrik pada dinding sel tubulus. Zat yang mengalami transfor pasif,

misalnya ureum,sedangkan air keluar dari lumen tubulus melalui prosese osmosis.

Perbedaan kemampuan reabsorpsi tubulusTubulus proksimal : Tubulus proksimal ginjal mempunyai banyak mitokondria dan

memerlukan energi untuk mengaktifkan sistem pompa natrium guna transport aktif ion Na+.

Karena adanya reabsopsi di tubulus proksimal ini hanya 1/3 dari hasil filtrat glomerulus akan

dilepaskan ke ansa Henle.

Ansa Henle : Tubulus ini terbagi menjadi dua bagian. Bagian decendens mempunyai sedikit

mitokondria di sel epitelnya, dan mempunyai permeabilitas yang tinggi terhadap air dan agak

permeabel terhadap urea dan ion natrium. Bagian ascendens bersifat sedikit permeabel terhadap

air dan urea, sehingga mencegah peningkatan konsentrasi urin karena terlepasnya air ke jaringan

sekitar.

Tubulus distal : Bagian segmen dilusi bersifat impermeable, dengan epitel endotel yang unik

memungkin difusi pasif dari ion negatif yang akan diikuti oleh difusi pasif ion positif. Sedangkan

bagian akhir epitelnya mendukung tranport aktif ion K+ ke dalam lumen tubulus, namun

impermeable terhadap urea.

Duktus Koligens : Permeabilitasnya dipengaruhi oleh hormon ADH, peningkatan ADH akan

menyebabkan peningkatan permeabilitas dan menimbulkan reabsopsi air yang meningkat. Selain

itu epitelnya mendukung transport aktif ion positif (K+, Na+, H+ dan Ca+).

Mekanisme Counter Current. (mekanisme pemekatan dan pengentalan urin).

o Countercurrent multiplier system terdapat di lengkung Henle. Sistem multiplikasi secara

dasarnya adalah suatu proses di mana H2O dan Na+ (secara transport aktif, diikuti Cl- secara

pasif) diekstrak dari cairan filtrate keluar pars ascenden lengkung.

o Terdiri dari :

16

Page 17: pbl 10

2 pembuluh sejajar, berdekatan, cukup panjang (nefron juxtamedullare), aliran

berlawanan, bentuk pipa U.

o Terdiri dari :

a. Counter Current Multiplier :

Bermula di tubulus kontortus proksimal di mana air dan zat-zat tertentu di reabsorpsi

sehingga menyebabkan cairan filtrat memiliki osmolaritas yang sama dengan cairan

interstitial tubuh. Di ansa Henle pars descendens (concentrating segment), membran

yang permeabel terhadap air dan impermeable terhadap solute lain memjadikan

osmolalitas tubular meningkat terus menerus di bawah lengkung. Di ansa Henle pars

ascendens(diluting segment) yang impermeable terhadap air, dan permeabel terhadap

NaCl dan urea (segmen tipis) menjadikan cairan filtrat hipoosmotik sedangkan cairan

interstitial medulla hipertonik. Secara mendasar, mekanisme ini penting dalam

membentuk osmotic concentration gradient terhadap cairan interstitial di samping

memekatkan urin melalui reabsorpsi air.

b. Counter Current Exchanger (vasa recta )

Mekanisme ini berfungsi di vasa recta, di mana aliran darah yang rendah di vasa recta

dapat mempertahankan konsentrasi NaCl dan urea yang tinggi di cairan interstitial

medulla. 4

Langkah-langkah :

1. Sewaktu natrium ditransportasikan keluar pars ascendens, cairan interstitial yang

melingkupi lengkung henle menjadi pekat

2. air tidak dapat mengikuti natrium keluar pars ascendens. Filtrat yang tersisa secara

progresif menjadi encer.

3. pars descendens lengkung bersifat permeable terhadap air. Air meninggalkan bagian ini

dan mengalir mengikuti gradien konsetrasi ke dalam ruang intersisium. Hal ini

menyebabkan pemekatan cairan pars descendens. Sewaktu mengalir ke pas ascendens,

cairan mengalami pengenceran progrsif karena natrium dipompa keluar.

4. Hasil akhir adalah pemekatan cairan interstisium di sekitar lengkung henle. Konsentrasi

tertinggi terdapat di daerah yang mengelilingi bagian bawah lengkung dan menjadi

semakin encer mengikuti pars asendens.

17

Page 18: pbl 10

5. di bagian puncak pars asendens lengkung, cairan tubulus bersifat isotonik atau bahkan

bersifat hipotonik.

Tubulus Proksimal i. Glukosa dan asam amino: 100%, kotransport dengan Na+

ii. Na+ : Reabsorpsi aktif, 67%, obligat, tidak dapat dikendalikan, Cl- ikut.

iii. PO4- & elektrolit lain : bervariasi, dapat dikendalikan

iv. Air : reabsorpsi osmotic, 65%, obligat, tidak dapat dikendalikan

v. Urea : reabsorpsi pasif, 50%, obligat, tidak dapat dikendalikan.

vi. K+ : semua direabsorpsi, obligat tidak dapat dikendalikan.

Ansa

Henle

Pars

Descendens

i. Air : 15%, direabsorpsi secara osmotic, tidak dapat dikendali.

ii. (kemungkinan NaCl) : sekresi pasif, tidak dapat dikendali

Pars

Ascendens

i. NaCl : 25%, direabsorpsi aktif, tidak dapat dikendali, Bagian ini

impermeabel terhadap substansi lain.

Tubulus Distalis i. Na+ : reabsorspsi bervariasi, Kendali : aldosterone

ii. Air : reabsorspsi bervariasi, Kendali : ADH

Ductus Koligens Air : reabsorspsi bervariasi, Kendali : ADH

2.4.3 – Sekresi dalam tubulus.

Sekresi tubulus melalui proses sekresi aktif dan sekresi pasif. Dalam proses aktif

terjadi sekresi dari kapiler peritubuler ke lumen tubulus. Sedangkan sekresi pasif melalui

proses difusi. Ion NH3- yang disintesa dalam sel tubulus selanjutnya masuk kedalam

lumen tubulus melalui proses difusi. Dengan masuknya ion NH3- ke dalam lumen tubulus

akan membantu mengatur tingkat keasaman cairan tubulus.

Sistem sekresi yang terpenting adalah :

1) H+, yang penting untuk mengatur keseimbangan asam-basa

2) K+, yang menjaga konsentrasi K+ plasma pada tingkat yang sesuai untuk mempertahankan

eksitabilitas normal membran sel otot dan saraf dan

3) anion dan kation organuk, yang melaksanakan eliminasi senyawa-senyawa organik asing dari

tubuh4

2.4.4 – Eksresi urin.

18

Page 19: pbl 10

Biasanya, dari 125 ml plasma yang difiltrasi per menit, 124 ml/menit direabsorpsi,

sehingga jumlah akhir urin yang terbentuk rata-rata adalah 1ml/menit. Dengan demikian, urin

yang tereksresi per hari adalah 1,5 liter dari 180 liter yang terfiltrasi.

Urin mengandung berbagai produk sisa dengan konsentrasi tinggi ditambah sejumlah

bahan dengan jumlah bervariasi yang diatur oleh ginjal, dan kelebihannya akan dikeluarkan

melalui urin. Bahan-bahan yang bermanfaat ditahan melalui proses reabsorpsi sehingga tidak

muncul di urin. 4

2.5 – SIFAT DAN KOMPOSISI URIN NORMAL

Urin mengandung sekitar 95% air. Komposisi lain dalam urin normal adalah bagian padat yang

terkandung di dalam air. Ini dapat dibedakan berdasarkan ukuran ataupun kelektrolitanya,

diantaranya adalah :

Molekul Organik : Memiliki sifat non elektrolit dimana memiliki ukaran yang relative besar, di

dalam urin terkandung Urea CON2H4 atau (NH2)2CO, Kreatin, Asam Urat C5H4N4O3, dan

substansi lainya seperti hormone.

Ion : Sodium (Na+), Potassium (K+), Chloride (Cl-), Magnesium (Mg2+, Calcium (Ca2+).

Dalam jumlah kecil : Ammonium (NH4+), Sulphates (SO42-), Phosphates (H2PO4-, HPO4

2-,

PO43-).

Warna : Normal urin berwarna kekuning-kuningan. Obat-obatan dapat mengubah warna urin

seperti orange gelap. Warna urin merah, kuning, coklat merupakan indikasi adanya penyakit.

Bau : Normal urin berbau aromatik yang memusingkan. Bau yang merupakan indikasi adanya

masalah seperti infeksi atau mencerna obat-obatan tertentu.

Berat jenis : Adalah berat atau derajat konsentrasi bahan (zat) dibandingkan dengan suatu

volume yang sama dari yang lain seperti air yang disuling sebagai standard. Berat jenis air suling

adalah 1, 009 ml. Normal berat jenis : 1,003 – 1,030.

Kejernihan : Normal urin terang dan transparan. Urin dapat menjadi keruh karena ada mukus

atau pus.

19

Page 20: pbl 10

pH : Normal pH urin sedikit asam (4,5 - 8). Urin yang telah melewati suhu ruangan untuk

beberapa jam dapat menjadi alkali karena aktifitas bakteri. Vegetarian urinnya sedikit alkali.

2.6 – TES FUNGSI GINJAL

i. Clearance (penjernihan)

- menyatakan secara kuantitatif kecepatan eksresi suatu zat oleh ginjal.

ii. RPF (Renal plasma flow)

- jumlah plasma melalui ginjal/menit, N: RPF = 574ml/menit/1.73m2 LPB

iii. Filtration fraction:

- Jumlah plasma yang melalui ginjal dan difiltrasi persatuan waktu.

iv. Tubular secretory mass

- pengukuran Tm PAH dapat untuk melihat berapa bagian ginjal yang masih berfungsi

v. Tes pemekatan (concentration test)

a. Addist test :

- urin jam 0800-2000 dibuang, urin jam 2000-0800 ditampung.

- Normal : >1.025, kerusakan ginjal pada <1.025.

b. Mosenthal test :

- percobaan berlangsung 24 jam, 0800-0800(keesokan harinya).

- urin jam 0800 dibuang, dikumpulkan setiap 2 jam dan dihitung volume dan BJ.

- urin jam 2000-0800(esoknya) dikumpul jadi satu.

- N (siang) : BJ>1.018 , N(malam) : BJ>1.018, Vol : <=725ml

vi. Tes radioisotope (renal scanning)

Menggunakan iodothalamate untuk melihat GFR

Menggunakan hipurat untuk melihat RPF

BAB 3

PENUTUP

3.1 - Kesimpulan

Ginjal mengeliminasi konstituen-konstituen plasma yang tidak diperlukan ke dalam urin

sementara menhan bahan-bahan ynag bermanfaat bagi tubuh. Kelangsungan hidup dan fungsinya

20

Page 21: pbl 10

sel secara normal bergantung pada pemeliharaan konsentrasi garam, asam, dan elektrolit di

lingkunagn cairan internal. Kelangsungan hidup sel juga bergantung pada pengeluaran secra

terus-menerus zat-zat sisa metabolime toksik dan dihasilakn oleh sel pada saat melakukan

plbagai reaksi demi kelangsungan hidupnya. Kelainan dalam mana-mana fungsi ginjal dapat

menyebabkan pelbagai gangguan kesehatan

DAFTAR PUSTAKA

1. Dorland’s pocket medical dictionary 28th ed. Elsevier, health Sciences Edu, Marketing,

2009.

2. Definition of urolithiasis, 2005, diunduh dari :

http://www.medterms.com/script/main/art.asp?articlekey=6649, 6 oktober 2010.

3. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem ed 2, EGC, 2001.

4. Sherwood L. Human physiology from cell to system, 7th ed, Int. student Ed. 2010

5. Dr.Y. Inggriani. Buku ajar traktus urogenitalis, ed 2, bagian anatomi FK Ukrida, 2010.

6. Snell.R.S, Anatomi klinik ed.6, EGC, 2006.

7. K.Elna, Penuntun praktikum kumpulan foto mikroskopik histology, Pen. Uni. Trisakti,

2007.

8. Ganong WF. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC, 2005

21