PBL Blok 10 Nyeri Pd Femina
-
Upload
kezia-ariesta-beno -
Category
Documents
-
view
48 -
download
0
description
Transcript of PBL Blok 10 Nyeri Pd Femina
1
Rasa Nyeri Pada Sistem Uropoetika
Feminina
Septian Dwi Chandra
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
i. Pendahuluan
Kelangsungan hidup dan berfungsinya sel secara normal bergantung pada
pemeliharaan konsentrasi garam, asam, dan elektrolit lain di lingkungan cairan internal.
Kelangsungan hidup sel juga bergantung pada pengeluaran secara terus menerus zat-zat sisa
metabolism toksik dan dihasilkan oleh sel pada saat melakukan berbagai reaksi demi
kelangsungan hidupnya. Ginjal penting mempertahankan homestatis dengan mengatur
konsentrasi banyak konstituen plasma, terutama elektrolit dan air, dan dengan mengeliminasi
semua zat sisa metabolisme (kecuali CO2 yang dikeluarkan paru-paru).
Alamat Korespondensi: 102011096, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
2011, Kelompok : E8. Jalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510,Telp: 021-5694201ext.2061,
2
ii. Identifikasi Istilah
iii. Rumusan Masalah
Nyeri pada waktu dan setelah BAK dan merasa nyeri pada perut bagian bawah dan
kadang merasa demam.
iv. Analisis Masalah
Makroskopik Organ Yang Terkait
Ginjal
Ginjal di dalam tubuh terdiri dari ginjal kanan dan ginjal kiri. Bentuknya ovoid
dengan ukuran panjang ± 10 cm, lebar ± 5 cm, dan tebal ±2,5 cm, berwarna merah
kecoklatan. Lokasinya retroperitoneal, dengan ginjal kanan lebih rendah daripada ginjal kiri
karena terdapat lobus kanan hati di atasnya. Biasanya posisi ginjal kiri adalah pada costae 11
hingga vertebra lumbal-2 (T11-L2), sedangkan ginjal kanan adalah pada costae 12 hingga
vertebra lumbar-3 (T12-L3).1
Nyeri pada waktu dan setelah BAK dan merasa nyeri pada perut bagian bawahOrgan yang terkait :
Ginjal, Ureter, Vesika Urinaria, Ureter
Makro
Mikro
Fungsi dan Mekanisme kerja
Absorbsi
Filtrasi
Reabsorbsi
Sekresi
Hormon
3
Topografi ginjal dan hubungannya terhadap organ-organ lain adalah sebagai berikut :
Superior: diafragma
Inferior: muskulus Quadratus lumborum
Bagian posterior ginjal: secara diagonal melintang
Ginjal kanan berhubungan dengan liver (dipisahkan oleh hepatorenal recess),
duodenum dan ascending colon. Ginjal kiri berhubungan dengan organ gaster,s pleen,
pankreas, jejenum, dan descending colon. Hilus ginjal adalah tempat masuknya arteri renalis,
vena renalis, dan pelvis renalis meninggalkan sinus renalis. Pada hilum ini, vena renalis
adalah anterior terhadap arteri renalis yang juga anterior terhadap pelvis renalis.1
Setiap ginjal memilki 3 regio, yaitu kortex, medula dan pelvis renalis. Setiap ginjal
memiliki permukaan anterior dan posterior, margin medial dan lateral sehingga membuatnya
berbentuk seperti kacang merah, dan memiliki kutub superior dan inferior.
4
Cortex renalis adalah bagian paling luar dari ginjal terdiri dari area kortikal dan area
juxtamedullari. Mempunyai kapiler-kapiler menembus medula melalui piramid
membentuk renal kolum. Kolum terdiri dari tubulus ginjal yang mengalirkan urin ke
kalliks minor.
Medulla renalis merupakan bagian tengah gunjal, terdiri dari 8-18 piramida. Bagian
apeks dari piramida adalah papilla . Piramida terdiri dari tubulus dan duktus
kolektifus dari nefron. Tubulus pada piramida berperan dalam reabsorpsi zat-zat yang
terfiltrasi. Urin berjalan dari medulla ke kaliks minor, kaliks mayor dan renal pelvis.
Dari renal pelvis urin ke ureter dan masuk kandung kencing.
Pelvis renalis adalah superior end of the ureter yang berbentuk rata dan seperti
corong yang memanjang. Pelvis renalis menerima 2-3 major calices, yang mana
setiap major calyx menerima 2-3 minor calices. Setiap minor calyx terdapat sebuah
papila renalis,yang mana papila renalis ini merupakan ujung (apex) dari piramida
renalis.1
Pembungkus ginjal
Capsula fibrosa ,hanya menyelubungi ginjal dan mudah dikupas.
Capsula adipose ,mengandung banyak lemak, membungkus ginjal dan glandula supra
renalis.
Fascies renalis ,terletak di luar capsula fibrosa. Terdiri dari dua lembar. Kedua lembar
fasies renalis ke caudal tetap terpisah dan menyatu di cranial sehingga kantung ginjal
terbuka ke bawah.1
Glandula Suprarenalis
Kelenjar adrenal atau kelenjar anak ginjal (kelenjar supra renal) terletak di atas ginjal
bagian kiri dan kanan. Glandula suprarenalis dextra berbentuk pyramid dan terletak antara
diaphragma dan lobus dextra hepatis. Glandula suprarenalis sinistra lebih pipih dan berbentuk
bulan sabit (semilunar). Glandula suprarenalis sinistra terletak di tepi medial ginjal, diata a.v
renalis, dengan kutub superior ber-sentuhan dengan lien.
5
Kelenjar adrenal beratnya kira-kira 4 gram. Kelenjar adrenal terdiri atas dua bagian
yang berbeda, yaitu: Pada setiap ginjal terdapat satu kelenjar suprarenal dan dibagi atas dua
bagian, yaitu bagian luar (korteks) dan bagian tengah (medula). Medula Adrenal yang berada
di pusat, bagian ini kira-kira 20% dari keseluruhan kelenjar adrenal, berkaitan dengan sistem
saraf simpatis, bertugas untuk mensekresi hormon epinefrin dan norepinefrin. Korteks
Adrenal, bagian ini berada di luar dan berfungsi untuk mensekresi hormon kortikosteroid dan
androgen.
Pendarahan ginjal
Arteri renalis ,cabang aorta abdominalis
Arteri interlobaris
Arteri arcuata pada komponene vascular. Glomerulus berupa suatu berkas kapiler
berbentuk bola.
Arteri interlobularis1
Kelenjar suprarenal disuplai oleh:
1. Superior suprarenal arteries (6-8 buah) yang merupakan cabang dari inferior phrenic
artery
2. Middle suprarenal arteries (1 atau lebih) yang merupakan cabang dari abdominal
aorta.
3. Inferior suprarenal arteries (1 atau lebih) yang merupakan cabang dari arteri renalis.
6
Ureter
Ureter adalah tabung atau saluran yang menghubungkan ginjal dengan kandung
kemih. Ureter merupakan lanjutan pelvis renis, menuju distal & bermuara pada vesica
urinaria. Panjangnya 25 – 30 cm. Persarafan ureter oleh plexus hypogastricus inferior T11-
L2 melalui neuron simpatis.1,2
7
Terdiri dari dua bagian :
pars abdominalis
pars pelvina, berawal ketika ureter menyilang bifurctio arteri iliaka komunis. Ureter
berjalan posteroinferior dinding lateral pelvis, anterior dari arteri iliaka interna, dan
eksternal dari peritoneum perietal pelvis. Ureter berjalan memasuki vesika urinaria
setelah melingkar anteromedial, superior dari muskulus levator ani. Ureter berjalan secara
oblik di dalam dinding otot vesika urinaria. Pintu masuknya memberi kontur seperti
valvula flap yang akan akan bertindak seperti sfingter bila otot vesika urinaria
berkontraksi untuk mencegah refluks urin.2
Tiga tempat penyempitan pada ureter :
uretero- pelvic junction
tempat penyilangan ureter dengan vassa iliaca sama dengan flexura marginalis
muara ureter ke dalam vesica urinaria1
Kandung kemih atau vesica urinaria
Kandung kencing atau kandung kemih terletak dibelakang simpisis pubis, berfungsi
menampung urin untuk sementara waktu. Terdapat segitiga bayangan yang terdiri atas 3
lubang yaitu 2 lubang ureter dan satu lubang uretra pada dasar kandung kemih yang disebut
dengan trigonum atau trigon. Lapisan dinding kandung kencing (dari dalam keluar): lapisan
mukosa, submukosa, otot polos dan lapisan fibrosa.Lapisan otot disebut dengan otot detrusor.
Otot longitudinal pada bagian dalam dan luar dan lapisan sirkular pada bagian tengah.
Ukuran kandung kencing berbeda-beda. Pada usia dewasa kandung kencing mampu
menampung sekitar 200-400 ml urin. Pada keadaan tertentu kandung kencing dapat
menampung dua kali lipat lebih jumlah keadaan normal.1
8
Uretra
Uretra merupakan saluran yang mengeluarkan urin keluar tubuh. Uretra terbentang
dan dasar kandung kencing ke orifisium uretra eksterna. Pada laki-laki panjangnya sekitar 20
cm sedangkan pada wanita panjangnya sekitar 3-5 cm.
Uretra pria panjang 18-20 cm dan bertindak sebagai saluran untuk sistem reproduksi
maupun perkemihan. Pada wanita panjang uretra kira-kira 4 cm dan bertindak hanya sebagai
sistem Perkemihan. Uretra mulai pada orifisium uretra internal dan kandung kemih dan
berjalan turun dibelakang simpisis pubis melekat ke dinding anterior vagina. Terdapat
sfingter internal dan external pada uretra, sfingter internal adalah involunter dan external
dibawah kontrol volunter kecuali pada bayi dan pada cedera atau penyakit saraf.1
Mikroskopik Organ Yang Terkait
Ginjal
Susunan ginjal yang terdiri dari nefron, unit fungsional ginjal yang terdiri dari :3
1. Korpus renalis
Terdiri dari glomerulus dan kapsula bowman, lamina parietalis kapsula bowman
membungkus kapsula bowman paling luar. Glomerulus merupakan bagian dari ginjal
yang sangat dominan dengan pembulu darah, berupa berkas kapiler yang berbentuk bola
sebagai tempat berlangsungnya filtrasi, arteri ini memiliki jenis fenestrate. Kapsula
bowman merupakan tempat terdapatnya urin primer, ruag tersebut merupakan ruang
bowman.
9
Gbr. Korpus malpighi: Gbr. Nefron kortikal terdiri atas kapsula Bowman & glomerulus
2. Tubulus Kontortus Proksimal
Merupakan lanjutan dari kapsula bowman, merupakan tempat rearbsorbsi obligat. Inti sel
jarang ,terpisah jauh satu sama lain , dan memiliki batas sel yang tidak jelas. Inti sel
bersifat asidofil.
3. Ansa Henle
Segmen tebal desenden (tubulus rektus proksimal)
Segmen tipis ansa henle
Segmen tebal asenden (tubulus rektus distal)
4. Tubulus Kontortus Distalis
Merupakan saluran menuju duktus koligates, memiliki inti sel yang lebih rapat dan batas
sel jelas. Inti sel bersibat basofilik. Di sepanjang jalurnya, tubulus ini bersentuhan dengan
dinding arteriol aferen. Bagian tubulus yang bersentuhan dengan arteriol mengandung
sel-sel ermodifikasi yang disebut macula densa. Macula densa berfungsi sebagai suatu
kemoreseptor dan distimulasi oleh penurunan ion natrium. Dinding arteriol aferen yang
bersebelahan dengan macula densa mengandung sel-sel otot polos termodifikasi yang
disebur sel jukstaglomerular. Sel ini distimulasi melalui penurunan tekanan darah untuk
memproduksi renin. Macula densa, sel jukstaglomerular, dan sel mesangium saling
bekerja sama untuk membentuk apparatus jukstaglomerular yang penting dalam
pengaturan tekanan darah.
5. Duktus Koligen
Merupakan saluran pengumpul dan urin sekunder siap dialirkan ke pelvis renalis. Batas
antar sel terdapat sekat dan jenis epitelnya selapis kubis.
10
6. Duktus Papilaris
Lanjutan dari duktus koligen, tipenya epitel selapis torak.3
Ureter7
Mukosa pada ureter dilapisi oleh epitel transisional dengan jaringan ikat jarang yang
membentuk lamina propria di bawahnya. Tunika adventisia merupakan jaringan ikat jarang.
Tunika muskularisnya terdiri atas tiga lapisan jaringan otot polos, yaitu :
a. Lapis otot longitudinal (dalam)
b. Lapis otot sirkular (tengah)
c. Lapis otot longitudinal (luar)
Vesika Urinaria7
Mukosa vesika urinaria dilapisi oleh epitel transisional dengan jaringan ikat jarang
yang membentuk lamina propria dibawahnya.
Tunika muskularisnya terdiri atas berkas-berkas otot polos yang tersusun berlapis-
lapis yang arahnya tidak membentuk aturan tertentu, sehingga dalam sajian terlihat berkas
otot polos yang terpotong dalam berbagai arah. Diantara berkas-berkas ini terdapat jaringan
ikat jarang.
Tunika adventisia terdiri atas jaringan ikat jarang yang sebagian diliputi oleh
peritoneum dan disebut tunika serosa.
Fungsi dan Mekanisme Kerja4-6
Ginjal penting mempertahankan homestatis dengan mengatur konsentrasi banyak
konstituen plasma, terutama elektrolit dan air, dan dengan mengeliminasi semua zat sisa
metabolisme. Berikut ini adalah fungsi ginjal spesifik yang dilakukan oleh ginjal, yang
sebagian besar ditunjukkan unutk mempertahankan kestabilan lingkungan cairan internal:
1. Mempertahankan keseimbangan H2O dalam tubuh.
2. Mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian besar ion cairan ektrasel (CES), termasuk
Na+, Cl-, K+, HCO3-, Ca++, Mg++, SO4
-, PO4-, dan H+.
3. Memelihara volume plasma yang sesuai, sehingga sangat berperan dalam pengaturan
jangka panjang tekanan darah arteri. Fungsi ini sebagai pengatur keseimbangaan
garam dan H2O.
11
4. Membantu memelihara keseimbangan asam basa tubuh dengan menyesuaikan
pengeluaran H+ dan HCO3- melalui urin.
5. Memelihara osmolaritas (konsentrasi zat terlarut) berbagai cairan tubuh, terutama
melalui pengaturan keseimbangan H2O.
6. Mengekkresikan (eliminasi) produk-produk sisa dari metabolisme tubuh, misalnya
urea, asam urat dan kreatinin. Jika dibiarkan menumpuk, zat-zat sisa tersebut bersifat
toksik, terutama bagi otak.
7. Mengekskresikan banyak senyawa asing, misalnya obat, zat penambah pada makanan.
Pestisida, dan bahan-bahan eksogen non-nutrisi lainnya yang berhasil masuk dalam
tubuh.
8. Mensekresikan eritropoietin, suatu hormon yang dapat merangsang pembentukan sel
darah merah.
9. Mensekresikan renin, suatu hormon enzimatik yang memicu reaksi berantai yang
penting dalam proses konservasi garam oleh ginjal.
10. Mengubah vitamin D menjadi bentuk aktif.
Sistem kemih terdiri dari organ pembentukan yaitu ginjal dan struktur-struktur yang
menyalurkan urin dari ginjal ke luar tubuh. Ginjal adalah sepasang organ berbentuk kacang
yang terletak di belakang rongga abdomen, satu di setiap kolumna vertebralis sedikit di atas
garis pinggang. Setiap ginjal dipendarahi oleh arteri renalis dan vena renalis, yang masing-
masing masuk dan keluar ginjal di lekukan medial yang menyababkan organ ini berbentuk
seperti buncis. Ginjal mengolah plasma yang mengalir masuk ke dalamnya untuk
menghasilkan urin, menahan bahan-bahan tertentu dan mengeliminasi bahan-bahan yang
tidak di perlukan ke dalam urin.
Setelah terbentuk urin, urin mengalir ke sebuah rongga pengumpul sentral, pelvis ginjal,
yang terletak pada bagian dalam sisi medial di pusat kedua ginjal. Dari situ urin di salurkan
ke dalam ureter, yang menyalurkan urin dari setiap ginjal ke sebuha kandung kemih.
Kandung kemih yang menyimpan urin secara temporer; adalah sebuah kantung berongga
yang dapat di regangkan dan volumenya disesuaikan dengan mengubah-ubah status kontraktil
otot polos di dindingnya. Secara berkala, urin dikosongkan dari kandung kemih ke luar tubuh
melalui sebuah saluran, uretra. Uretra pada wanita berbentuk lurus dan pendek, berjalan
secara langsung dari leher kandung kemih ke luar tubuh. Kelenjar prostat terletak di bawah
leher kandung kemih dan mengelilingi uretra. Hipertrofi prostat (pembesaran), yang sering
12
terjadi pada usia pertengahan sampai lanjut, dapat menyumbat uretra secara parsial atau total,
sehingga sliran urin terganggu.
Tiga proses dasar ginjal
Terdapat tiga proses dasar yang berperan dalam pembentukan urin: filtrasi glomerulus,
reabsorpsi tubulus, dan sekresi tubulus.
Pada saat darah mengalir melalui glomerulus, terjadi fitrasi plasma bebas-protein
menembus kapiler glomerulus ke dalam kapsula Bowman. Cairan yang difiltrasi dari
glomerulus ke dalam kapsula Bowman harus melewati tiga lapisan yang membentuk
membran glomerulus:
a. Dinding kapiler glomerulus,
b. Lapisan gelatinosa aseluler yang di kenal sebagai membrane basal (basement
membrane), dan
c. Lapisan dalam kapsula Bowman.
13
Filtrasi glomerulus disebabkan adanya gaya-gaya fisik pasif yang serupa denagn gaya-
gaya yang terdapat dikapiler bagian tubuhnya. Karena glomerulus merupak suatu kapiler,
prinsip-prinsip dinamika juga berlaku, kecuali dua perbedaan penting:
1. Kapiler glomerulus jauh lenih premeabel dibandingkan kapiler di tempat lain,
sehingga untuk tekanan filtrasi yang sama banyak cairan yang difiltrasi, dan
2. Keseimbangan gaya-gay di kedua sisi membran glomerulus adalah sedemikian rupa,
sehingga filtrasi berlangsung dikeseluruhan panjang kapiler. Sebaliknya,
keseimbangan gaya-gaya di kapiler lain bergeser, sehingga filtrasi berlangsung di
bagian awal pembuluh tetapi menjelang akhir terjadi reabsopsi.
Terdapat tiga gaya fisik yang terlibat dalam filtrasi glomerulus:
1. Tekanan darah kapiler glomerulus,
2. Tekanan osmotik koloid plasma, dan
3. Tekanan hidrostatik kapsula Bowman.
Tekanan darah kapiler glomerulus adalah tekanan cairan yang ditimbulkan oleh darah di
dalam kapiler glomerulus. Tekanan ini akhirnya bergantung pada kontraksi jantung dan
resistensi arteriol aferen dan eferen terhadap aliran darah. Tekanan darah kapiler glomerulus,
yang diperkirakan bernilai rata-rata 55mmHg. 4
Tabel 1
14
Laju filtrasi sebenarnya, yaitu laju filtrasi glomerulus (glomeeular filtrasion rate,
GFR), bergantung tidak saja pada tekanan filtrasi netto, tetapi juga pada seberapa luas
permukaan glomerulus yang tersedia untuk penetrasi dan beberapa permeabelnya membran
glomerulus. Dalam keadaan normal, sekitar 20% plasma yang masuk ke glomerulus difiltrasi
dengan tekanan filtrasi netto 10mmHg, menghasilkan secara kolektif melalui semua
glomerulus 180 liter filtrate glomerulus setiap hari untuk GFR rata-rata 125 ml/menit pada
pria dan 160 liter filtrate per hari untuk GRF 115 ml/menit pada wanita.
GFR dikontrol oleh dua mekanisme. keduanya ditujukan untuk menyesuaikan aliran
darah glomerulus dengen mengatur kaliber dan, dengan demikian, resistensi arteriol aferen.
Keduanya adalah :
1. Otoregulasi, yang ditujukan untuk mencegah perubahan spontan GFR, dan
2. Kontrol simpatis ekstrinsik, yang ditujukan untuk pengaturan jangka-panjang tekanan
darah arteri.
Otoregulasi GFR Karena tekanan darah arteri adalah gaya yang mendorong darah ke
dalam glomerulus. tekanan darah kapiler glomerulus dan. dengan desnikian, GFR akan
meningkat setara dengan peningkatan tekanan arteri jika hal-hal lain konstan. Demiklan juga,
penurunan tekanan darah arteri akan disertai dengan penurunan GFR. Perubahan GFR
spontan semacam itu sebagian basar dicegah oleh mekansisme pengaturan Intrinsik yang
dicetuskan oleb ginjal itu sendiri. suatu proses yang dikenal sebagai otoregulasi (auto berarti
sendiri). Ginjal dapat, dalam batas-batas tertentu, mernpertahankan aliran darah kapiler
glomerulus yang konstan (sehingga tekanan dari kapiler- glomerulus konstan dan GFR stabil)
walaupun terjadi perubahan tekanan arteri. Ginjal melakukannya dengan mengubah-ubah
kaliber arteriol aferen, sehingga resistensi terhadap aliran darah melalui pembuluh ini dapat
disesuaikan.
Reabsorpsi tubulus
Hampir 99% dari cairan filtrate direabsorpsi kembali bersama zat-zat yang terlarut
didalam cairan filtrate tersebut. Akan tetapi tidak semua zat-zat yang terlarut dapat
direabsorpsi dengan sempurna, antara lain glukosa dan asam amino. 4
15
Mekanisme terjadinya reabsorpsi pada tubulus melalui dua cara yaitu:
a. Transport aktif
Zat-zat yang mengalami transfort aktif pada tubulus proksimal yaitu ionNa+, K+,
PO4-, NO3-, glukosa dan asam amino. Terjadinya difusi ion-ionkhususnya ion Na+,
melalui sel tubulus kedalam pembuluh kapiler peritubuler disebabkan perbedaan potensial
listrik didalam epitel tubulus(-70mvolt) dan diluar sel (-3m volt). Perbedaan
electrochemical gradientini membantu terjadinya proses difusi. Selain itu perbedaan
konsentrasi Na+ didalam dan diluar sel tubulus membantu meningkatkan proses difusi
tersebut. Meningkatnya difusi natrium diesbabkan permiabilitassel tubuler terhadap ion
natrium relative tinggi. Keadaan ini dimungkinkan karena terdapat banyak mikrovilli
yang memperluas permukaan tubulus. Proses ini memerlukan energi dan dapat
berlangsung terus-menerus.2
b. Transport pasif
Terjadinya transport pasif ditentukan oleh jumlah konsentrasi air yang ada pada
lumen tubulus, permiabilitas membrane tubulus terhadap zat yang terlarut dalam cairan
filtrate dan perbedaan muatan listrik pada dinding sel tubulus. Zat yang mengalami
transpor pasif, misalnya ureum, sedangkan air keluar dari lumen tubulus melalui proses
osmosis. Perbedan potensial listrik didalam lumen tubulus dibandingkan diluar lumen
tubulus menyebabkan terjadinya proses dipusi ion Na+ dari lumen tubulus kedalam sel
epitel tubulus dan selanjutnya menuju kedalam sel peritubulus. Bersamaan dengan
perpindahan ion Na+ diikuti pula terbawanya ionCl-, HCO3- kedalam kapiler peritubuler.
Kecepatan reabsorsi ini ditentukan pula oleh perbedaan potensial listrik yang terdapat
didalam dan diluar lumen tubulus.2
Reabsopsi glikosa, fruktosa, dan asam amino
Carrier glukosa dan asam amino sama dengan carrier ion natrium dan digerakkan
melalui kotranspor. Maksimum transport, carrier pada membrane tubulus memiliki kapasitas
reabsopsi maksimum untuk glokusa, berbagai jenis asam amino, dan beberapa reabsopsi
lainnya. Jumlah ini dinyataka dalam maksimum transport (transport maximum,Tm).
Maksimu transport untuk glukosa adalah jumlah maksimum yang dapat di transport
(reabsopsi) per menit, yaitu sekitar 200mg glukosa/ 100ml plasma. Jika kadar glukosa darah
melebihi nilai Tm-nya, berarti melewati ambang plasma ginjal sehingga glukosa muncul di
urine (glikosuria).2
16
Reabsopsi air
Air bergerak bersama ion natrium melalui osmosis. Ion natrium berpindah area
berkonsentrasi tinggi dalam lumen tubulus kontortus proksimal ke area berkonsentrasi air
rendah dalam cairan intersisial dan kapiler peritubular.2
Reabsopsi urea
Seluruh urea yang dibentuk setiap hari difiltrasi oleh glomerulus. Sekitar 50% urea
secara pasif direabsopsi akibat gradien difusi yang terbentuk saar air direabsopsi. Dengan
demikian, 50% urea yang difiltrasi akan dieksresi dalam urine.2
Sekresi tubulus
Sekresi tubular aadalah proses aktif yang memindahkan zat keluar dari darah dalam
kapiler peritubular melewati sel-sel tubular menuju cairan tubular untuk dikeluarkan dalam
urine. Zat-zat seperti ion hydrogen, kalium, ammonium, produk akhir metabolic kreatinin dan
asam hipurat serta obat-obatan tertantu (penisilin) secara aktif disekresi ke dalam tubulus. Ion
hydrogen dan ammonium digantikan dengan iion natrium dalam tubulus kontortus distal dan
tubulus pengumpul. Sekresi tubular yang selektif terhadap ion hydrogen dan ammonium
membantu pengaturan pH plasma dan keseimbangan asam basa cairan tubuh. Sekresi tubular
merupakan suatu mekanisme yang penting untuk mengeluarkan zat-zat kimia asing atau tidak
diinginkan.2
Konsentrasi urine dan mekanisme pengenceran
Volume urin
Volume urine yang dihasilkan setiap hari bervariasi dari 600ml sampai 2500 ml lebih.
Jika volume urine tinggi, zat buangan dieksredi dalam larutan encer, hipotonik (hipoosmotik)
terhadap plasma. Berat jenis urine mendekati berat jenis air (sekitar 1,003). Jika tubuh perlu
menahan air, mak urine yang dihasilkan kental sehinggan harus dikeluarkan. Konsentrasi zat
terlarut lebih besar, urine hipertonik (hiperosmotik) terhadap plasma, dan berat jenis urine
lebih tinggi (dia tas 1,030).2,4
17
Pengaturan urine
Produksi urine kental yang sedikit atau urine encer yang lebih banyak diatur melalui
mekanisme hormone dan mekanisme pengkonsentrasi urine ginjal.
Mekanisme hormonal
a. Antidiuretic hormon (ADH) meningkatkan permeabilitas tubulus kontortus distal dan
tubulus pengumpul terhadap air sehingga mengakibatkan terjadinya reabsopsi dan volume
urin yang sedikit. Sisi sintesis dan sekresi. ADH disintesis oleh badan sel saraf dalam
nucleus supraoptik hipotalamus dan disimpan dalam serabut saraf hipofisis posterior.
ADH kemudia dilepas sesuai implus yang sampai pada serabut saraf.2
Stimulasi pada sekresi ADH
Osmotik
Neuron hipotalamus adalah osmoreseptor dan sensitif terhadap perubahan
konsetrasi ion natrium, serta zat terlarut lain dalam cairan intraseluler yang
menyelubunginya.
Peningkatan osmolaritas plasma, seperti yang terjadi saat dehidrasi, menstimulasi
osmoreseptor untuk mengirim implus ke kelenjar hipofisis posterior agar melepas
ADH. Air reabsopsi kembali ke tubulus ginjal sehingga menghasilkan urine kental
dengan volume sedikit.
Penurunan osmolaritas plasma mengakibatkan berkurangnya eksresi ADH,
berkurangnya reabsopsi air dari ginjal, dan produksi urine encer yang banyak.2,5
Volume dan tekanan darah
Baroreseptor dalam pembuluh darah (di vena, atrium kanan dan kiri, pembuluh
pulmonal, sinus carotid, dan lengkung aorta) memantau volume darah dan tekanan
darah. Penurunan volume dan tekanan darah meningkatkan sekresi ADH; peningkatan
volume dan tekanan darah menurunkan sekresi ADH.2,5
Faktor lain
Nyeri, kecemasan, olahraga, analgesik narkotik, dan barbiturate meningkatkan sekresi
ADH. Alcohol menurunkan sekresi ADH.2,5
b. Aldosteron adalah hormon steroid yang disekresi oleh sel-sel korteks kelenjar adrenal.
Hormon ini berkerja pada tubulus distal dan duktus pengumpul untuk meningkatkan
absopsi aktif ion natrium dan sekresi aktif ion kalium. Mekanisme rennin-angiotensin-
aldosteron, yang meningkatkan retensi air dan garam.2,5
18
v. Hipotesis
Nyeri pada waktu dan setelah BAK serta perut bagian bawah disebabkan karena
gangguan pada fungsi dan mekanisme kerja sistem uropoetika.
vi. Kesimpulan
Gangguan pada sistem kemih dapat menyebabkan rasa nyeri dan gangguan BAK.
Gangguan ini dapat terjadi apabila saluran kemih terganggu (tersumbat, infeksi,dan lain-lain)
oleh karena itu pengetahuan kita tentang sistem kemih dapat membantu kita dalam
menganalisa dan mendiagnosis suatu penyakit yang berhubungan dengan sistem kemih.
Daftar Pustaka
19
1. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit buku
kedokteran EGC; 2006.h.256-58, 342-50.
2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC;
2004.h. 318-26.
3. Junqueira LC, Carneiro J, Kelley RO. Histologi dasar. Edisi ke-10. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2007.h.371-4.
4. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2001.h.461-85.
5. Ganong WF. Fisiologi kedokteran. Edisi ke-20. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2003.h.685-7.
6. Guyton, AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2007.
7. Gunawijaya FA, Kartawiguna E. Penuntun praktikum kumpulan foto mikroskopik
histologi. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti ; 2007.