PBL 12 BLOK 10

24
Tinjauan pustaka Sistem Reproduksi pada Wanita Imelda B5 Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563- 1731 Pendahuluan Menstruasi atau haid mengacu kepada pengeluaran secara periodik darah dan sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Menstruasi dimulai saat pubertas dan menandai kemampuan seorang wanita untuk mengandung anak. Menstruasi biasanya dimulai antara umur 10 dan 16 tahun dan berhenti ketika mencapai usia. Akhir dari kemampuan wanita untuk bermenstruasi disebut menopause dan menandai akhir dari masa-masa kehamilan seorang wanita. Panjang rata-rata siklus menstruasi adalah 28 hari, namun berkisar antara 21 hingga 40 hari. Panjang siklus dapat bervariasi pada satu wanita selama saat-saat yang berbeda dalam hidupnya, dan bahkan dari bulan ke bulan tergantung pada berbagai hal, termasuk kesehatan fisik, emosi, nutrisi dan keadaan hormonal wanita tersebut. Isi Identifikasi istilah yang tidak diketahui Tidak ada Rumusan Masalah Seorang siswi 13 tahun mengalami nyeri perut bagian bawah setiap bulan

description

blok 10

Transcript of PBL 12 BLOK 10

Page 1: PBL 12 BLOK 10

Tinjauan pustaka

Sistem Reproduksi pada WanitaImelda

B5 Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana

Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731

Pendahuluan

Menstruasi atau haid mengacu kepada pengeluaran secara periodik darah dan sel-sel tubuh

dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Menstruasi dimulai saat pubertas dan

menandai kemampuan seorang wanita untuk mengandung anak. Menstruasi biasanya dimulai

antara umur 10 dan 16 tahun dan berhenti ketika mencapai usia. Akhir dari kemampuan

wanita untuk  bermenstruasi disebut menopause dan menandai akhir dari masa-masa

kehamilan seorang wanita. Panjang rata-rata siklus menstruasi adalah 28 hari, namun berkisar

antara 21 hingga 40 hari. Panjang siklus dapat bervariasi pada satu wanita selama saat-saat

yang berbeda dalam hidupnya, dan bahkan dari bulan ke bulan tergantung pada berbagai hal,

termasuk kesehatan fisik, emosi, nutrisi dan keadaan hormonal wanita tersebut.

Isi

Identifikasi istilah yang tidak diketahui

Tidak ada

Rumusan Masalah

Seorang siswi 13 tahun mengalami nyeri perut bagian bawah setiap bulan

Hipotesis

Seorang siswi 13 tahun mengalami nyeri perut bagian bawah setiap bulan disebabkan menstruasi pertama (menarche)

Page 2: PBL 12 BLOK 10

Pembahasan

Organ Reproduksi Wanita

A. Makroskopis

Organ genitalia feminina dibedakan menjadi interna dan eksterna. Yang termasuk interna

adalah ovarium, tuba falopii, uterus. Sedangkan yang termasuk eksterna adalah vagina,

vulva, labia majora, labia minora, dan clitoris.

Uterus.

Besar organ ini seukuran telur ayam. Pada masa nulli para ukurannya 7.5 x 5 x 2.5 cm,

pada masa anak mengecil, membesar lagi pada masa akil baliq karena pengaruh estrogen

ovatium. Membesar lebih lagi pada masa kehamilan karena hipertrofi miometrium.

uterus dibagi menjadi 3 bagian: fundus, corpus, dan cerviks. Isthmus uteri adalah bagian

yang menghubungkan corpus dan cervix uteri dan penting pada masa kehamilan dan

persalinan, karena apabila bagian ini lemah akan terjadi abortus. 2

Gambar 1. Genitalia interna wanita.

- Fundus uteri

Merupakan bagian uterus yang berada di atas muara tuba

- Corpus uteri

Merupakan bagian uterus yang terdapat di bawah muara tuba, merupakan bagian

uterus terbesar dan menciut ke distal.2

- Cervix uteri

Merupakan uterus bagian bawah dan sempit yang menembus dinding ventral vagina,

dibagi menjadi 2 bagian, yaitu portus supra vaginalis cervicis uteri (bagian cervix

yang menonjol di atas vagina) dan portio vaginalis cervicis uteri (bagian cervix yang

menonjol ke dalam vagina).2

- Cavum uteri

Page 3: PBL 12 BLOK 10

Pada potongan frontal cavum uteri berbentuk segi tiga terbalik, tetapi pada potongan

sagital membentuk celah. Pada sudut atas terdapat muara kedua tubae. Pada bagian

distal cavum uteri beralih menjadi canalis isthmi dan berakhir pada orificium

externum canalis isthmi.

- Rongga Cervix

Disebut juga canalis cervicis, menghubungkan cavum uteri melalui lubang bagian

dalam cervix (ostium internum) dengan vagina melalui lubang bagian luar cervix

(ostium externum)

- Ostium uteri

Interna: di sebelah distal cavum uteri, sedangkan yang eksterna terletak di sebelah

distal cavum cervix. Pada nulli para ostium eksternum berbentuk sirkuler, sedangkan

pada multipara berbentuk lintang (mempunyai bibir depan dan bibir belakang)

- Dinding uteri

Terdapat tiga lapisan, yaitu endometrium, miometrium (otot polos, tempat pembuluh

darah dan nidasi), dan perimetrium.2

Uterus dipersarafi oleh cabang-cabang plexus hypogastricus inferior. Dalam rongga

pelvis, uterus difiksasi untuk mencegah terjadinya prolapsus uteri, yaitu keadaan dimana

uterus masuk ke dalam vagina.fiksasi uterus dibedakan menjadi :2

1. Alat-alat penahan uterus, yaitu diaphragma pelvis (m.levator ani) dan pars

membranacea diaphragma urogenitale.

2. Alat-alat penggantung uterus, yaitu :

Lig. cardinale (Mackenrodt), yaitu jaringan ikat yang berjalan dari batas antara

cervix dan corpus uteri menuju dinding panggul. Di dalam jaringan ikat ini

berjalan a.uterina.

Lig. Teres uteri, yaitu jaringan ikat yang berjalan dari sudut antara tuba uterina

dengan corpus uteri menuju inguinal, berakhir pada labium majus. Lig.teres

uteri berfungsi menahan uterus dalam kedudukan anteversi dan anteflexi.

Plica rectouterina, merupakan lipatan peritoneum dari uterus menuju rectum

dan di dalamnya berjalan serabut-serabut otot polos.

Pada masa kehamilan, alat-alat fiksasi uterus yang penting adalah lig.ters uteri dan plica

rectouterina. Pada kehamilan uterus membesar dan menonjol ke dalam rongga perut

sehingga kedua alat di atas akan berjalan dari bawah ke atas. Pada waktu partus (persalinan)

Page 4: PBL 12 BLOK 10

uterus berkontraksi kuat, serabut-serabut otot polos kedua alat di atas juga berkontraksi,

sedangkan fundus uteri tidak dapat bergerak ke cranial. Akibat fiksasi fundus dan kontraksi

uterus, isi uterus akan didorong keluar.2

Tuba Uterina Falopii

Dimulai dari fundus uteri sampai fimbrae. Muara pada corpus uteri disebut ostium

internum tuba uterina. Bagian-bagiannya: isthmus (bagian tuba paling sempit), ampulla

(gbagian paling lebar, tempat fertilisasi), infundibulus (bagian berbentuk corong dan

mempuyai fimbriae), dan pars intertitialis (bagian tuba yang terdapat dalam dinding

uterus). Vasklularisasi tuba oleh a uterina dan a ovarica.2

Ovarium

Berbentuk oval, 4x2 cm dan melekat pada bagian belakang lig latum uteri,

penggantungnya disebut mesovarium. Terletak dalam fossa ovarii WALDEYER pada

dinding lateral pelvis. batas-batas ovarium : permukaan= fascies medialis oleh cavum

douglasii, fascies lateralis oleh dinding panggul, tepi= margo liber dui belakang dan

margo mesovaricus oleh lig latum, ujung= extermitas tubaria dan uterina. Ovarium

diperdarahi oleh a.oavrica yang merupakan cabang dari aorta abdominalis setinggi L1,

sedangkan pembuluh baliknya adalah v.ovarica dextra dan sinistra. Getah bening

ovarium mengikuti AV ovarica menuju nnll.para aorta setinggi L1, dipersarafi oleh

plexus aorticus yang terletak di sekitar a ovarica.2

Genitalia Eksterna

Vagina

Merupakan bumbung buntu di sebelah cranial, di caudalis bermuara pada introitus

vagina, dari vulva bermuara di cervix dengan panjang + 8cm. Vagina berjalan vertical

dari cranio dorsal ke ventro caudal. Bagian cranial dinding ventral ditembus cervix uteri,

½ bagian cranial vagina terletak di atas dasar panggul, ½ bagian distal terletak di dalam

perineum. Bagian tunica mucosa berlipat-lipat, disebut rugae vaginales (lipat transversa)

dan columna rugarum anterior dan posterior (lipat longitudinal). Pada dinding muka

vagina cervix uteri menonjol ke dalam vagina sehingga di belakang portio vaginalis

cervicis ini terdapat lekukan yang disebut FORNIX posterior dan anterior. Fornix

posterior lebih dalam dan langsung berhubungan dengan peritoneum yang melapisi

excavation recto uterina. Di sekitar orificium vagina terdapat selaput tipis berbentuk

bulan sabit yang disebut juga hymen. Setelah coitus pertama hymen robek posterior.

Setelah partus hymen tercabik-cabik dan tersisa caruncula hymenalis. Pada dinding

Page 5: PBL 12 BLOK 10

muka bagian distalis terdapat tonjol memanjang disebabkan adanya urethra di depan

vagina, isebut carina urethralis.2

Batas-batas: fundus vesica urinaria di sebelah atasnya dengan perantara septum

vesico vaginale, jika septum tidak kuat, dinding vu akan menonjol ke vagina yang

dinamakan vesicocele. Dinding belakang berbatasan dengan excavation recto uterina,

bagian distal dengan flexura perinealis recti, dimana di antara vagina dan rectum

terdapat septum rectovaginale, apabila sekat ini lemah dinding rectum akan menonjol ke

dalam lumen vagina yang dinamakan rectocele. Vaskularisasi : a. vaginalis cbg. a iliaca

iterna), rm vaginalis a uterina, rm vaginalis a vesicalis inferior, dan rm vaginalis a

pudenda interna. Getah bening: 1/3 proximal oleh nnll iliaca externa dan interna, 1/3

tengah oleh nnll iliaca interna, 1/3 distal oleh nnll inguinalis superficialis. Inervasi oleh

plexus hypogastricus inferior.2

Gambar 2. Genitalia eksterna wanita.

Vulva

Disebut juga rima pudenda, terdapat dua lipatan kecil labia minora yang kearah distal

membentuk frenulum

labiorum pudenda.

Di sebelah distalnya

terdapat commisura

posterior.2

Vestibulum

Ruang yang dibatasi

oleh labia minora, bagian

bwahnya membentuk

lekukan yang disebut fossa naviculare/fourchette. Pada vestibulum terdapat eberapa

Page 6: PBL 12 BLOK 10

lubang, yaitu orificium urethrae externum, orificium vagina, ductus gl vestibularis

major Bartholini.2

Labia minora majora

Labia majora adalah lipatan besar dari mons pubis sampai peritoneum , bagian

dalamnya licin dan banyak kelenjar sebacea, luarnya berambut. Bagian depan atas

labia majora bertemu pada commisura labialis anterior dan bagian belakang pada

commisura labialis posterior.

Labia minora adalah lipatan di dalam labia majora yang mengandung kel sebacea dan

tidak berambut. Pertemuan lipatan labia minora di bawah klitoris adalah preputium

clitoridis, sedangkan frenulum adalah area lipatan di bawah klitoris.2

B. Mikroskopis

Uterus

Selama siklus menstruasi normal, endomentrium mengalami perubahan siklik yang

berhubungan erat dengan fungsi ovarium. Aktivitas daur uterus yang tak hamil dapat

dibagi dalam tiga stadia: stadium proliferasi (folikular), stadium sekretori (luteal) dan

stadium menstruasi. Pada endometrium dapat dibedakan dua zona atau lapisan, lapisan

dalam, sempit yaitu stratum basal atau bsalis dan lapisan luar superficial, lebar, yaitu

stratum fungsional.

Stadium proliferasi. Potongan melintang arteri spiralis belum sampai pada stratum

fungsionalis yang hanya mengandung kapiler. Jaringan ikat atau stroma tipe ‘selular’,

dengan masa fibroblast bercabang menyerupai sel mesenkim berada dalam jala serat

reticular dan zat kolagen. Terdapat tiga lapis jaringan muscular yang sulit dibedakan.

Stadium sekretorik (luteal). Endometrium menjadi bertambah tebal, karena sebagian

besar berrambah aktibitas sekretoris kelenjar dan karena cairan edema dalam stroma.

Arteri spilaril menjulur melalui endometrium ke dalam bagian superficial. Karena

perubahan stroma, dua daerah sekarang dapat dibedakan dalam fungsinya, yaitu

daerah sempit stratum kompakta di bawah epitel, dan daerah lebar stratum

spongiosum dengan perubahan seperti diuraikan di atas.

Stratum menstruasi (haid). Permukaan endometrium lepas epitelnya dan banyak

jaringan dibawahnya. Terdapat banyak bekuan darah bersama sisa-sisa stroma yang

terlepas dan kelenjar. Kelengjar berisi darah. Pada lamina propia daerah spongiosa

kebanyakan berkumpul eritrosit bebas yang dikeluarkan dari pembuluh darah.

Terdapat infiltrasi sedang dari limfosit dan netrofil.3,4

Page 7: PBL 12 BLOK 10

Tuba Uterina

Tuba uterina dibagi menjadi ampula, isthmus, intramuralis. Pada tuba uterina bagian

ampula terdapat banyak lipatan tinggi, membuat bentuk sangat tidak teratur pada lumen

uterina. Perluasan lumen membentuk alur dalam antara lipatan-lipatan. Epitel selapis

kolumnar. Tunika muskularis 2 lapisan, lapisan dalam sirkular dan lapisan luar

longitudinal. Karena jaringan ikat interstisial banyak sekali, jadi lapisan muscular tidak

demikian nyata, terutama pada lapisan luar. Pada dinding tuba uterine terdapat beberapa

macam sel, sel toraks dengan kinosilia (gerak ke proximal), sel sekretorik, sel basal

(untuk menggantikan sel sekretoris).

Gambar 3. Tuba uterina dan ampula.3,4

Ovarium

Permukaan ovarium diliputi oleh epitel germinativum, modifikasi mesotel dari

peritoneum viseralis. Pada wanita masa reproduksi epitel kubis selapis, diluar masa

reproduksi epitel gepeng. Ovarium berasal dari mesoderm sedangkan oosit dari ektoderm.

Di bawah epitel ada tunika albugenia, suatu daerah tipis jaringan ikat kolagen. Terdapat

banyak folikel. Yang paling banyak adalah folikel primer. Bermacam-macam folikel:

folikel primordial (epitel gepeng), folikel primer (epitel selapis kubis), folikel sekunder

(epitel berlapis, ada zona pellucid). Folikel tersier (epitel toraks rendah, belum terbentuk

antrum, terdapat rongga kecil di folikel, ada badan Callexer, diliputi membrane vitrea,

diluar folikel ada tekainterna dan eksterna). Folikel graf (ada antrum, sel granulose

terdesak ke pinggir menjd hanya 1 lapis yang melapisi oosit II dan disebut korona radiate,

yang mengikat oosit disebut cumulus ooforus).

Page 8: PBL 12 BLOK 10

Vagina

Dinding vagina terdiri atas 3 lapisan, yaitu mukosa, lapisan muskularis dan

adventisia. Epitel mukosa wanita dewasa adalah epitel berlapis gepeng tanpa lapisan

tanduk dan dapat mengandung sedikit keratohialin. Bakteri dalam vagina memetabolisme

glikogen dan membentuk asam laktat, menyebabkan pH vagina menjadi asam. Lamina

propria terdiri atas jaringan ikat longgar dengan banyak serat elastin dan mengandung

limfosit dan neutrofil.

Lapisan otot terdiri atas otot polos longitudinal, beberapa yang sirkuler terdapat di

lapisan dalam yang bersebalahan dengan mukosa.

Tunika adventisia kaya akan serat elastin tebal, akibatnya vagina menjadi sangat

lentur. Lapisan ini menyatukan vagina dengan jaringan sekitar. Disini terdapat sejumlah

besar plexus vena, berkas saraf dan kelompok sel saraf.3,4

C. Pubertas

Pubertas pada wanita di awali dengan telache, yakni terbentuknya payudara, diikuti

pubarche, yakni tumbuhnya rambut pubis dan ketiak, lalu oleh menarche yakni periode

haid pertama (tabel 1).

Tanner (T)

Perkiraan usia

Telarche Pubarche Kecepatan pertumbuhan

tinggi badan/tahun

Lain-lain

1. 10 tahun atau kurang

Elevasi puting susu, areola masih sejajar dengan permukaan dada

Tidak ada rambut, atau ada rambut namun bentuknya seperti vilus

5-6 cm Adrenarche

2. 10-11,5 tahun

Tunas payudara bisa teraba, areola membesar

Rambut jarang, sedikit berpigmentasi

7-8 cm Pembesaran klitoris, pigmentasi labia

3. 11,5-13 tahun

Payudara melebar melebihi batas areola

Menjadi lebih kasar, gelap, dan keriting

8 cm Acne vulgaris, rambut aksila

4. 13-15 tahun

Putting susu berada di atas bukit areola

Tipe dewasa, namun penyebarannya sebatas pubis

<7cm Menarche

Page 9: PBL 12 BLOK 10

5. 15 tahun atau lebih

Integrasi puting susu

dewasa dan penyebarannya hingga ke paha sebelah dalam

Mencapai tinggi maksimal pada usia 16 tahun

Organ genital dewasa

Tabel 1. Perkembangan fisik menjelang pubertas.

D. Mekanisme Menstruasi

Sebagian besar wanita pertengahan usia reproduktif, perdarahan menstruasi terjadi

setiap 25-35 hari dengan median panjang siklus adalah 28 hari. Wanita dengan siklus

ovulatorik, selang waktu antara awal menstruasi hingga ovulasi – fase folikular –

bervariasi lamanya. Siklus yang diamati terjadi pada wanita yang mengalami ovulasi.

Selang waktu antara awal perdarahan menstruasi – fase luteal – relatif konstan dengan

rata-rata 14 ± 2 hari pada kebanyakan wanita. Lama keluarnya darah menstruasi juga

bervariasi; pada umumnya lamanya 4 sampai 6 hari, tetapi antara 2 sampai 8 hari masih

dapat dianggap normal. Pengeluaran darah menstruasi terdiri dari fragmen-fragmen

kelupasan endrometrium yang bercampur dengan darah yang banyaknya tidak tentu.

Biasanya darahnya cair, tetapi apabila kecepatan aliran darahnya terlalu besar, bekuan

dengan berbagai ukuran sangat mungkin ditemukan. Ketidakbekuan darah menstruasi

yang biasa ini disebabkan oleh suatu sistem fibrinolitik lokal yang aktif di dalam

endometrium.5,6

Hari pertama fase menstruasi menandai permulaan siklus berikutnya. Sekelempok

folikel yang baru telah direkrut dan akan berlanjut menjadi folikel berlapis yang matang,

salah satunya akan berovulasi dan dinamakan folikel de Graf. Fenomena yang disebut

menstruasi sebagian besar merupakan peristiwa endometrial yang dipicu oleh hilangnya

dukungan progesterone terhadap korpus luteum pada siklus nonkonsepsi. Dalam

menstruasi ada 2 silus yang terjadi secara parallel, yaitu siklus menstruasi dan siklus

ovarium. Siklus menstruasi terdiri dari fase deskuamasi, regenerasi, proliferase dan

sekresi. Sedangkan pada siklus ovarium terdapat fase folikular, ovalikuler, luteal.5,6

Setiap satu siklus menstruasi terdapat 4 fase perubahan yang terjadi dalam uterus.

Fase-fase ini merupakan hasil kerjasama yang sangat terkoordinasi antara hipofisis

anterior, ovarium, dan uterus. Fase-fase tersebut adalah :

Page 10: PBL 12 BLOK 10

1. Fase menstruasi atau deskuamasi

Siklus menstruasi secara spesifik mengacu pada perubahan yang terjadi pada uterus.

Melalui kesepakatan, hari pertama menstruasi dinyatakan sebagai hari 1 dalam siklus

tersebut. Fase menstruasi, yaitu saat hilangnya sebagian besar lapisan fungsional

endometrium dari dinding uterus dengan disertai pendarahan dan lapisan yang masih utuh

hanya stratum basale. Fase ini berlangsung selama 3-4 hari.

Adalah fase yang paling jelas karena ditandai oleh pengeluaran darah dan debris

endometrium dari vagina. Berdasarkan perjanjian, hari pertama haid dianggap sebagai

awal siklus baru. Fase ini berakhir bersamaan dengan berakhirnya fase luteal ovarium dan

permulaan fase folikel. Sewaktu korpus luteum berdegenerasi karena tidak terjadi

pembuahan dan implantasi ovum yang dikeluarkan dari siklus sebelumnya, kadar

esterogen dan progesteron di sirkulasi turun drastis. Karena efek netto estrogen dan

progesteron adalah mempersiapkan endometrium untuk implantasi ovum yang dibuahi,

penarikan kembali kedua hormon steroid tersebut menyebabkan lapisan endometrium yang

kaya akan nutrisi dan pembuluh darah itu tidak ada lagi yang mendukung secara hormonal.

Penurunan kadar hormon-hormon ovarium itu juga merangsang pengeluaran prostaglandin

uterus yang menyebabkan vasokontriksi pembuluh-pembuluh endometrium, sehingga

aliran darah ke endometrium terganggu. Penurunan penyaluran O2 yang terjadi

menyebabkan kematian endometrium, termasuk pembuluh-pembuluh darahnya.

Perdarahan yang timbul melalui disintegrasi pembuluh darah itu membilas jaringan

endometrium yang mati kedalam lumen uterus.8

Pada setiap kali haid, seluruh lapisan endometrium terlepas, kecuali suatu lapisan dalam

dan tipis yang terdiri dari sel-sel epitel dan kelenjar yang akan menjadi bakal regenerasi

endometrium. Prostaglandin uterus juga merangsang kontraksi ritmi ringan miometrium.

Kontraksi-kontraksi ini membantu mengeluarkan darah dan debris endometrium dari

rongga uterus melalui vagina sebagai darah haid. Kontraksi uterus yang kuat akibat

pemebentukan prostaglandin yang berlebihan merupakan penyebab kejang haid

(dismenore) yang dialami oleh sebagian wanita.8

2. Fase pasca menstruasi atau fase regenerasi

Fase ini, terjadi penyembuhan luka akibat lepasnya endometrium. Kondisi ini mulai sejak

fase menstruasi terjadi dan berlangsung selama ± 4 hari.

3. Fase intermenstum atau fase proliferasi

Setelah luka sembuh, akan terjadi penebalan pada endometrium ± 3,5 mm. Fase ini

berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus menstruasi. Fase proliferasi dibagi

menjadi 3 tahap:

Page 11: PBL 12 BLOK 10

a. Fase proliferasi dini, terjadi pada hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase ini dapat dikenali dari

epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel.

b. Fase proliferasi madya, terjadi pada hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini merupakan

bentuk transisi dan dapat dikenali dari epitel permukaan yang berbentuk torak yang

tinggi.

c. Fase proliferasi akhir berlangsung antara hari ke-11 sampai hari ke-14. Fase ini dapat

dikenali dari permukaan yang tidak rata dan dijumpai banyaknya mitosis.

4. Fase pramenstruasi atau fase sekresi.

Fase ini berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Fase ini endometrium kira-kira tetap

tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang berkelok-kelok dan

mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Bagian dalam sel endometrium

terdapat glikogen dan kapur yang diperlukan sebagai bahan makanan untuk telur yang

dibuahi. Fase sekresi dibagi dalam 2 tahap, yaitu:8

a. Fase sekresi dini, pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase sebelumnya karena

kehilangan cairan.

b. Fase sekresi lanjut, pada fase ini kelenjar dalam endometrium berkembang dan menjadi

lebih berkelok-kelok dan sekresi mulai mengeluarkan getah yang mengandung glikogen

dan lemak. Akhir masa ini, stroma endometrium berubah kearah sel-sel; desidua,

terutama yang ada di seputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan

terjadinya nidasi. Jika embrio belum terimplantasi dalam dinding uterus pada akhir fase

sekresi maka aliran menstruasi baru akan dimulai yang menandai hari 1 siklus

berikutnya.

Gambar 4. Fase menstruasi.

Page 12: PBL 12 BLOK 10

Fase Folikular

Fase ini dikenal sebagai fase pertama yang merupakan suatu fase pada siklus menstruasi

sampai terjadinya ovulasi. Pada siklus menstruasi 28 hari, fase ini meliputi 14 hari pertama.

Apabila siklus lebih dari 28 hari, perbedaan lamanya waktu tersebut akibat fase folikular.

Selama fase ini, sekelompok folikel ovarium akan mulai matang, walaupun hanya 1 yang

akan lebih dominan dan disebut folikel de graaf.

Sejak lahir, ada banyak folikel primordial di bawah capsula ovarium. Pada manusia, satu

folikel dalam satu ovarium mulai tumbuh cepat pada sekitar hari ke enam, sementara lainnya

beregresi. Belum diketahui cara terpilihnya folikel selama perkembangan. Hari pertama

pendarahan menstruasi ditetapkan sebagai hari pertama fase folikular. Selama fase folikuler,

pituitary mensekresikan sebagian kecil FSH dan LH sebagai respon terhadap peransangan

GnRH oleh hipotalamus.

Selama 4-5 hari pertama fase ini, perkembangan folikel ovarium awal ditandai oleh proliferasi

dan aktivitas aromatase sel granulose yang diinduksi oleh FSH. Sel teka pada folikel yang

berkembang menghasilkan precursor androgen. Precursor ini dikonversi menjadi estradiol

dalam sel granulose yang berdekatan. Proses ini disebut sebagai hipotesis 2 sel. Kadar

estradiol meningkat, folikel memiliki beberapa lapis sel granulose yang mengelilingi oositnya

dan sedikit akumulasi cairan folikular. FSH menginduksi sintesis reseptor FSH tambahan

pada sel granulose yang memperbesar efeknya masing-masing. FSH juga menstimulasi

sintesis reseptor LH yang baru pada sel granulose yang kemudian memulai respon LH. Pada

hari ke-7 siklus menstruasi, sebuah folikel mendominasi folikel lain dan akan menjadi matang

pada hari ke-13 sampai 15. Jumlah estrogen/estriol bertambah secara lambat selama masa

pembentukan folikel.

Peningkatan kecil kadar estrogen tersebut akan menghambat sekresi pituitary sehingga

mempertahankan kadar FSH dan LH tetap rendah. Hubungan antar hormone tersebut berubah

secara radikal dan mendadak ketika sekresi estrogen oleh folikel yang sedang tumbuh mulai

meningkat tajam. Sementara peningkatan lambat estrogen menghambat sekresi gonadotropin,

peningkatan cepat mempunyai pengaruh berlawanan dan merangsang sekresi gonadotropin

dengan cara mempengaruhi hipotalamus untuk meningkatkan produksi GnRH nya sehingga

terjadi peningkatan tajam FSH dan LH. Pengaruh itu lebih besar unutk LH karena konsentrasi

estrogenyang tinggi, selain merangsang sekresi GnRH juga meningkatkan sensitivitas

pelepasan LH di pituitary terhadap sinyal hipotalamus. Pada saat itu folikel telah mempunyai

reseptor terthadap LH dan merespon terhadap peribahan kadar ini.

Fase Ovulasi

Fase dalam silus menstruasi ini ditandai oleh lonjakan sekresi LH hipofisis yang

memuncak saat dilepaskannya ovum matang melalui kapsul ovarium. Dua sampai tiga hari

sebelum onset lonjakan LH, estradiol dan inhibin B yang bersirkulasi meningkat secara cepat

Page 13: PBL 12 BLOK 10

dan bersamaan. Sintesis estradiol maksimal dan tidak lagi bergantung pada FSH.

Progesterone mulai meningkat saat lonjakan LH menginduksi sintesis progesterone oleh sel

granulose.

Fase Luteal

Setelah ovulasi pertumbuhan gambaran fisiologis dan morfologis yang dominan adalah

pertumbuhan dan pemeliharaan korpus luteum. Pada manusia, sel luteal membuat estrogen

dan inhibin dalam jumlah besar. Sebenarnya, oknsentrasi estrogen yang bersirkulasi selama

fase luteal berada dalam keadaan praovulatoir dengan umpan balik positif. Progesterone

dengan kadar tinggi disekresi korpus luteum mencegah estrogen untuk menstimulasi lonjakan

LH yang lain dari hipofisis. Lamanya fase luteal lebih konsisten dari fase folikuler, biasa 14 +

2 hari. Jika tidak terjadi kehamilan, korpus luteum secara spontan mengalami represo dan

perkembangan folikel berlanjut ke siklus berikutnya. Selama fase menstruasi, secara

bersamaan terjadilah oogenesis. Yang akan mengisi folikel dan apabila terjadi fertilisasi akan

berubah menjadi ovum.

E. Hormon Menstruasi

Secara garis besar terdapat tiga hirarki hormonal yang berperan saat pubertas pada

wanita yaitu (1) Gonadotopin-releasing hormone (GnRH) yang dihasilkan oleh

hipotalamus, (2) Follicle-stimulating hormone (FSH) dan Luteinizing hormone (LH)

yang dihasilkan oleh hipofisis anterior sebagai respons atas GnRH, dan (3) Estrogen dan

progesteron yang dihasilkan oleh ovarium sebagai respons atas FSH dan LH.1,5,6

1. Gonadotopin-releasing hormone (GnRH)

GnRH adalah hormon peptida yang dihasilkan oleh hipotalamus, yang

menstimulasi sel-sel gonadotrop pada hipofisis anterior. Di hipotalamus sendiri

pengeluaran GnRH diatur oleh nukleus arkuata. Neuron pada nukleus arkuata

memiliki kemampuan untuk memproduksi dan melepas gelombang GnRH ke

hipofisis.

2. Gonadotropin

Gonadotropin pada wanita meliputi Follicle-stimulating hormone (FSH) dan

Luteinizing hormone (LH). Baik FSH dan LH disekresikan oleh kelenjar hipofisis

anterior pada usia antara 9-12 tahun. Efek dari sekresi hormon tersebut adalah siklus

menstruasi yang terjadi pada usia sekitar 11-15 tahun. Periode ini dikatakan pubertas

sedangkan siklus menstruasi pertama disebut menarche.

Page 14: PBL 12 BLOK 10

FSH dan LH bekerja menstimulasi ovarium dengan berikatan pada reseptor FSH

dan reseptor LH. Reseptor yang teraktivasi akan meningkatkan laju sekresi sel,

pertumbuhan, dan proliferasi sel. Aktivitas ini diperantarai oleh cAMP.1,5,6

Gambar 5. Perubahan hormon selama menstruasi.

a. Follicle-stimulating hormone (FSH)

FSH merupakan hormon yang memiliki struktur glikoprotein, diproduksi di

sel gonadotrop hipofisis, distimulasi oleh hormon aktivin dan dihambat oleh

hormon inhibin. FSH berfungsi dalam pertumbuhan, perkembangan, maturasi

saat pubertas, dan reproduksi.

Pada wanita, FSH menstimulasi maturasi sel-sel germinal, menstimulasi

pertumbuhan folikel terutama pada sel-sel granulosa dan mencegah atresia

folikel. Pada akhir fase folikular kerja FSH dihambat oleh inhibin dan pada

akhir fase luteal aktivitas FSH kembali meningkat untuk mempersiapkan siklus

ovulasi berikutnya, demikian seterusnya.

Kerja FSH juga dihambat oleh estradiol (estrogen) yang dihasilkan oleh

folikel matang sehingga menyebabkan folikel tersebut dapat mengalami ovulasi

sedangkan folikel lainnya mengalami atresia.1,5,6

b. Luteinizing hormone (LH)

LH merupakan hormon yang memiliki struktur glikoprotein heterodimer,

diproduksi di sel gonadotrop hipofisis dan kerjanya tidak dipengaruhi oleh

aktivitas aktivin, inhibin, dan hormon seks.

Page 15: PBL 12 BLOK 10

Pada saat FSH menstimulasi pertumbuhan folikel, khususnya sel granulosa,

maka pengeluaran estrogen akan memicu munculnya reseptor untuk LH. LH

akan berikatan pada reseptornya tersebut dan estrogen akan mengirim umpan

balik positif untuk mengeluarkan lebih banyak lagi LH. Dengan semakin

banyaknya LH, maka akan memicu ovulasi (pengeluaran ovum) dari folikel

sekaligus mengarahkan pembentukan korpus luteum. Korpus luteum yang

terbentuk akan menghasilkan progesteron yang berguna pada saat

implantasi.1,5,6

F. Pubertas pada Wanita

Perubahan-perubahan pubertas pada anak perempuan sama dengan yang terjadi

pada anak laki-laki. Wanita berusia muda dan tua sama-sama mengalami siklus

haid yang teratur, tetapi dengan alasan yang berbeda.

Sistem reproduksi wanita belum aktif sampai yang bersangkutan mencapai

pubertas. Tidak seperti testis janin, ovarium janin belum berfungsi karena

feminisasi sistem reproduksi wanita secara otomatis berlangsung jika tidak

terdapat sekresi testosteron janin tanpa memerlukan keberadaan hormon seks

wanita. Sistem reproduksi wanita tetap inaktif sejak lahir sampai pubertas, yang

terjadi pada usia sekitar sebelas tahun, karena GnRH hipotalamus

Secara aktif ditekan oleh mekanisme-mekanisme yang serupa dengan yang terjadi

pada anak laki-laki prapubertas. Seperti pada anak laki-laki, hilangnya pengaruh-

pengaruh inhibitorik tersebut oleh mekanisme yang belum diketahui menyebabkan

pubertas.1

Sekresi esterogen yang dihasilkan oleh ovarium aktif akan menginduksi

pertumbuhan dan pematangan saluran reproduksi wanita serta perkembangan

karakteristik seks sekunder wanita.7 Efek esterogen yang menonjol pada

perkembangan karakteristik seks sekunder adalah mendorong penimbunan lemak

di lokasi-lokasi strategis, misalnya payudara, pantat, dan paha, sehingga terbentuk

sosok melekuk-lekuk khas wanita. Pembesaran payudara pada saat pubertas

terutama disebabkan oleh perkembangan fungsional kelenjar-kelenjar mamaria.

Tiga perubahan pubertas lainnya pada wanita yaitu: pertumbuhan rambut

ketiak dan pubis, lonjakan pertumbuhan pubertas, dan munculnya libido

disebabkan oleh lonjakan sekresi androgen adrenal pada pubertas, bukan akibat

esterogen. Namun, peningkatan esterogen pada masa pubertas memang

Page 16: PBL 12 BLOK 10

menyebabkan lempeng epifisis menutup, sehingga tidak lagi terjadi pertambahan

tinggi tubuh, serupa dengan efek testoteron pada pria.1

Daftar Pustaka

1. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit :

Kedokteran EGC ; 2001.

2. Kasim YI. Buku ajar traktus urogenitalis. Edisi ke-2. Jakarta : Universitas Kristen

Krida Wacana ; 2010.

3. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi dasar teks dan atlas. Jakarta: EGC ; 2007.

4. Gunawijaya, Arifin F, Kartawiguna E. Penuntun praktikum : kumpulan foto

mikroskopik histologi. Jakarta : Penerbit Universitas Trisakti. 2009.

5. Sloane Ethel. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : EGC ; 2003.

6. Ganong W.F. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC 2005.

7. Sheldon H. Cherry MD. Bimbingan ginekologi : kesehatan wanita. Bandung : Pionir

Jaya, 2004. h. 55-7.

8. Benson CR, Pernoll LM, Wijaya S, Primarianti SS, Resmisari. Buku saku obstetri dan

ginekologi. Edisi 9. Jakarta : penerbit buku kedokteran EGC ; 2008. h. 669.