PPT PBL BLOK 12 Demam Tifoid - Yono Suhendro 102013002.Docx

32
Penyebab, Gejala, dan Terapi pada Penderita Demam Tifoid YONO SUHENDRO NIM : 102013002

description

Seorang laki-laki berusia 22 tahun datang dengan keluhan demam sejak 1 minggu yang lalu. Demam dirasakan sepanjang hari dan lebih tinggi menjelang sore hari. Keluhan disertai pusing, nyeri perut, mual dan muntah. Os belum buang air besar sejak 4 hari yang lalu. Os memiliki kebiasaan makan ditempat yang kurang bersih.

Transcript of PPT PBL BLOK 12 Demam Tifoid - Yono Suhendro 102013002.Docx

Penyebab, Gejala, dan Terapi pada Penderita Demam TifoidYONO SUHENDRO

NIM : 102013002

Skenario 3 Seorang laki-laki berusia 22 tahun datang dengan keluhan demam sejak 1 minggu yang lalu.

Demam dirasakan sepanjang hari dan lebih tinggi menjelang sore hari. Keluhan disertai pusing,

nyeri perut, mual dan muntah. Os belum buang air besar sejak 4 hari yang lalu. Os memiliki

kebiasaan makan ditempat yang kurang bersih.

Identifikasi istilah yang tidak diketahui

-

Rumusan masalah Laki-laki umur 20 tahun dengan keluhan demam sejak 1 minggu yang lalu.

Mind map

RM

Pemeriksaan Fisik

Anamnesis

Pemeriksaan Penunjang Etiologi

Epidemiologi

Patofisiologi

Gambaran Klinik

penatalaksanaan Prognosis

Pencegahan

hipotesis Laki-laki tersebut menderita tifoid

1. Bagaimana intensitas demamnya?

2. Demamnya saat kapan saja? Sepanjang hari dan memburuk pada sore-malam hari ?

3. Adakah nyeri kepala, nyeri ulu hati, mual, muntah?

4. Kapan terakhir BAB? Fesesnya seperti apa?

5. Adakah perdarahan seperti mimisan, muntah darah, petekiae?

6. Adakah rasa kedinginan, menggigil?

7. Apakah pernah pergi ke daerah endemis tinggi malaria?

8. Apakah sebelumnya ada jajan sembarangan?

9. Bagaimana sanitasi lingkungan di sekitar tempat tinggal? Apakah bersih atau tidak?

10. Riwayat penggunaan obat-obatan?

11. Riwayat penyakit dahulu?

12. Riwayat penyakit keluarga?

Anamnesis

Anamnesis Pada kasus skenario 3, hasil anamnesa adalah sebagai berikut:

Keluhan utama : Keluhan demam sejak 7 hari yang lalu dan berlangsung sepanjang hari dan lebih tinggi pada sore hari.

Keluhan tambahan :Demam disertai nyeri kepala, nyeri ulu hati, mual, dan muntah, serta belum BAB sejak 4 hari yang lalu.

Pemeriksan fisikTanda-tanda vital :

1. Suhu

2. Frekuensi pernapasan

3. Denyut nadi

4. Tekanan darah

5. Kesadaran (compos mentis, apatis, deliriun, somnolen, stupor, coma)

Pemeriksaan Fisik Pada kasus skenario 3, hasil pemeriksaan fisik adalah sebagai berikut:

1. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis keadaan umum tampak sakit sedang.

2. Tekanan darah 120/80 mmHg.

3. Frekuensi nadi 90 kali/menit teraba kuat.

4. suhu 37,80C

5. Frekuensi nafas 18 kali/ment.

6. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan nyeri tekan ulu hati.

Pemeriksaan penunjang1. Uji Widal

2. Uji Tubex

3. Uji IgM Dipstick

4. Uji Typhidot

5. Kultur darah

Uji widalMelacak kenaikan titer antibodi

Sensitivitas 53-89%, spesifisitas 89-98%

Uji Widal didasarkan pada :

- Antigen O ( somatic / badan )- Antigen H ( flagel/semacam ekor sebagai alat gerak )

Beberapa keterbatasan uji Widal ini adalah:1. Negatif palsu : pemberian antibiotika

2. Positif Palsu : Salmonella serotipe lain yang memiliki antigen O dan H, reaksi silang epitop Enterobacteriacae lain

PENILAIAN : Titer widal biasanya angka kelipatan : 1/32 , 1/64 , 1/160 , 1/320 , 1/640.

Uji tubex Deteksi antibodi dan antigen

Prinsip : Immunoassay Magnetic Binding Inhibition (IMBI)

Mengukur kemampuan serum antibodi IgM / antigen O9 menghambat reaksi antara antigen berlabel lateks magnetik (reagen wrn coklat) dan monoklonal antibodi berlabel lateks warna (reagen wrn biru)

Tingkat inhibisi = konsentrasi antibodi IgM / antigen O9 Salmonella Typhi dalam sampel

Membandingkan warna akhir terhapad skala warna

UJI TUBEX

Uji igM Dipstick Deteksi antibodi IgM spesifik S. Typhi pada serum atau darah utuh.

Uji Typhidoto Deteksi antibodi IgM dan IgG spesifik S. Typhi terhapad antigen 50 kD OMP

o Sederhana, cepat, murah, diagnosis dini

o Sensitivitas 95%, spesifisitas 75%, nilai prediksi positif dan negatif tinggi

o IgM (+) menunjukkan infeksi fase awal

o IgG (+) dan IgM (+) : infeksi akut pada fase pertengahan infeksi

o Daerah endemik : IgG meningkat, tidak dapat membedakan kasus akut dan konvalesen

Pemeriksaan Laboratorium Pada kasus skenario 3, hasil pemeriksaan laboratorium adalah sebagai berikut:

1. HB 14 g/dL

2. Ht 42%

3. Leukosit 4.000/uL

4. Trombosit 200.000/uL

5. Pemeriksaan Widal didapatkan S.typhi O : 1/320, S.typhi H : 1/320 , S.typhi AO : 1/80, S.paratyphi A H : -

Etiologi Etiologi demam tifoid adalah Salmonella typhi.

Sedangkan demam paratifoid disebabkan oleh organisme yang termasuk dalam spesies Salmonella enteriditis, yaitu S. enteriditis bioserotipa parafiti C.

Kuman-kuman ini lebih dikenal dengan nama S. paratyphi A, S. schottmuelleri dan S. hirchfeldi.

Penularan : makanan/minuman tercemar (oral-fekal)

Salmonella typhi (gram -, tidak berkapsul, mempunyai flagella)

EpidemiologioDemam tifoid dan paratifoid endemik di Indonesia

o Penyakit ini jarang ditemukan secara epidemis, lebih bersifat

sporadic, berpencar-pencar di suatu daerah, dan jarang terjadi

lebih dari satu kasus pada orang-orang serumah.

o Di Indonesia penyakit ini dapat ditemukan sepanjang tahun,

insidens tertinggi pada penularan S. typhi, yaitu pasien dengan

demam tifoid dan lebih sering pasien karier.

o Di daerah endemik, transmisi terjadi melalui air yang tercemar S.

typhi, sedangkan makanan yang tercemar oleh karier merupakan

sumber penularan tersering di daerah non endemik

Gambaran Klinik Minggu pertama

◦ Demam tinggi : 39-40°C◦ Sakit kepala, sakit, mual, muntah, batuk, kadang diare kadang sembelit, pernafasan meningkat.

Minggu kedua◦ Demam menurun pada siang dan tinggi saat malam hari, lidah kering dan mengkilat, nadi semakin

cepat, tekanan darah turun

Minggu ketiga◦ Jika diobati suhu tubuh turun, gejala berkurang◦ Jika tidak diobati otot bergerak terus, kesadaran berkurang

Minggu keempat◦ Stadium penyembuhan

Diagnosis Kerja Biakan darah:

- Jika (+) memastikan demam tifoid

- Jika (-) tidak menyingkirkan demam tifoid

Biakan tinja positif menyokong diagnosis klinis demam tifoid

Pemeriksaan widal:

- peningkatan titer widal empat kali lipat selama 2-3 minggu memastikan diagnosis demam tifoid

- reaksi widal dengan titer antibodi O 1 : 320 atau titer antibodi H 1 : 640 meyokong diagnosis demam tifoid pada pasien

Diagnosis Banding Demam berdarah dengueo demam naik turun tidak teratur

Malariao Demam intermiten (Demam dengan variasi yang besar sehari-harinya. Suhu pernah mengalami normal)

Demam Chikungunyao Demam naik turun tidak teratur, sakit persendian, nyeri otot, kejang dan bercak kemerahan.

Komplikasi Komplikasi Intestinal

◦ Perdarahan Usus◦ Perforasi Usus◦ Ileus paralitik

Komplikasi Neuropsikiatrik : Delirium, meningismus, meningitis, polineuritis perifer, sindrom guillain-barre, psikosis dan sindrom katatonia

Komplikasi Komplikasi Ekstra –Intestinal

◦ Komplikasi Kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi perifer, miokarditis, trombosis dan tromboflebitis.

◦ Komplikasi darah : anemia hemolitik, trombositopenia◦ Komplikasi paru : Pneumonia,empiema,dan pleuritis◦ Komplikasi hepar dan kandung empedu : hepatitis dan kolesistitis◦ Komplikasi ginjal : glomerulonefritis,pielonefritis, dan perinefritis◦ Komplikasi tulang : osteomielitis,periostitis,spondilitisdan Artritis

PenatalaksanaanMedis

◦ Kloramfenikol ◦ Tiamfenikol◦ Ko-trimoksazol (trimetoprim & sulfametoksazol)◦ Ampislin dan Amoksilin◦ Sefalosporin gen. 3◦ Fluorokinolon◦ Azitromisin

PenatalaksanaanNon-Medis

◦ Istirahat◦ Diet◦ Terapi penunjang

Rencana Pemeriksaan Anjuran

Prognosis Prognosis demam tifoid tergantung dari umur, keadaan umum, derajat kekebalan tubuh, jumlah

dan virulensi Salmonella, serta cepat dan tepatnya pengobatan. Angka kematian pada anak-anak

2,6% dan pada orang dewasa 7,4% rata-rata 5,7%.

Pencegahan

Kesimpulan Berdasarkan anamnesa dengan gejala – gejala umum seperti demam lebih

dari 7 hari, demam lebih tinggi pada sore hari, sulit buang air besar, rasa

nyeri di daerah perut. Dan dengan pemeriksaan fisik maupun penunjang yang

dilakukan maka penderita di diagnosa menderita penyakit demam thypoid.