PBL blok 10... vivi[1]

43
Organ Makroskopik 1. Ren (Ginjal) Kedua Ren berfungsi mensekresikan sebagian besar produk sisa metabolism. Ren mempunyai peran penting mengatur keseimbangan air dan elektrolit di dalam tubuh dan mempertahankan keseimbangan asam basa darah. Produk sisa meninggalkan ren sebagai urine yang mengalir ke bawah di dalam ureter menuju vesica urinaria (kandung kemih) yang terletak di dalam pelvis. Urine keluar dari tubuh melalui urethra. 1 Ren berwarna coklat kemerahan dan terletak di belakang peritomeum, tinggi pada dinding posterior abdomen di samping kanan dan kiri columna vertebralis; dan sebagian besar tertutup oleh arcus costalis. Rend extra terletak sedikit lebih rendah di bandingkan ren sinistra, karena adanya lobus hepatis dexter yang besar. Bila diaphragma berkontraksi pada waktu respirasi, kedua ren turun kea rah vertical sampai sejauh 1 inci (2,5 cm). Pada kedua margo medialis yang cekung, terdapat celah vertical yang dibatasi oleh pinggir – pinggir substansi ren yang tebak dan disebut hilum renalis. Hilum renale meluas ke suatu ruangan yang besar disbut sinus renalis. Hilum renale dilalui, dari depan ke belakang, oleh vena renalis, dua cabang arteri renalis, ureter, dan cabang ketiga arteri renalis (V.A.U.A). Pembuluh – pembuluh

description

makalah blok 10

Transcript of PBL blok 10... vivi[1]

Organ Makroskopik

1. Ren (Ginjal)

Kedua Ren berfungsi mensekresikan sebagian besar produk sisa metabolism. Ren mempunyai peran penting mengatur keseimbangan air dan elektrolit di dalam tubuh dan mempertahankan keseimbangan asam basa darah. Produk sisa meninggalkan ren sebagai urine yang mengalir ke bawah di dalam ureter menuju vesica urinaria (kandung kemih) yang terletak di dalam pelvis. Urine keluar dari tubuh melalui urethra.1Ren berwarna coklat kemerahan dan terletak di belakang peritomeum, tinggi pada dinding posterior abdomen di samping kanan dan kiri columna vertebralis; dan sebagian besar tertutup oleh arcus costalis. Rend extra terletak sedikit lebih rendah di bandingkan ren sinistra, karena adanya lobus hepatis dexter yang besar. Bila diaphragma berkontraksi pada waktu respirasi, kedua ren turun kea rah vertical sampai sejauh 1 inci (2,5 cm). Pada kedua margo medialis yang cekung, terdapat celah vertical yang dibatasi oleh pinggir pinggir substansi ren yang tebak dan disebut hilum renalis. Hilum renale meluas ke suatu ruangan yang besar disbut sinus renalis. Hilum renale dilalui, dari depan ke belakang, oleh vena renalis, dua cabang arteri renalis, ureter, dan cabang ketiga arteri renalis (V.A.U.A). Pembuluh pembuluh limfatik dan serabut - serabut simpatis juga melalui hilum ini.1Capsula adipose, fascia renalis, dan corpus adipose pararenale menyokong dan memfiksasi ren pada posisinya di dinding posterior abdomen.1Struktur Ren

Masing masing ren mempunyai cortex renalis di bagian luar, yang berwarna coklat gelap, dan medulla renalis di bagian dalam yang berwarna coklat lebih terang dibandingkan cortex. Medulla renalis terdiri atas kira kira selusin pyramides renalis yang masing masing mempunyai basis yang menghadap ke cortex renalis, dan apex yaitu papilla renalis yang menonjol ke medial. Bagian cortex yang menonjol ke medulla di antara pyramides yang berdekatan disebut columnae renales. Bagian bergaris garis yang membentang dari basis pyramides renales sampai ke cortex disebut radii medullares.1Sinus Renalis merupakan ruangan di dalam hilum renale , berisi pelebaran ke atas ureter yang disebut pelvis renalis. Pelvis renalis dibagi menjadi dua atau tiga calices renales majors yang masing masing akan bercabang dua atau tiga calices renales minores. Setiap calyx minor diinvaginasi oleh apex pyramid renalis yang disebut papilla renalis.1Pendarahan

Arteriae

Arteri renalis berasal adri aorta setinggi vertebra lumbalis II. Masing masing arteria renalis biasanya bercabang manjadi lima artriae segmentalis yang masuk ke dalam hilum renale, empat di depan dan satu di belakang pelvis renale. Arteriae ini mendarahi segmen segmen atau area renalis yang berbeda. Arteriae lobares berasal dari arteriae lobares berasal dari arteria segmentalis, masing masing satu buah untuk satu pyramid renalis. Sebelum masuk substansia renalis, setiap arteria lobaris mempercabangkan dua atau ketiga arteriae interlobares. Arteriae interlobares berjalan menuju cortex antarapyramides renalies. Pada perbatasan cortex dan medulla renalis, arteriae interlobares bercabang menjadi arteriae arcuatae yang melengkung di atas basis pyramides renales. Arteriae arcuatae mempercabangkan sejumlah arteriae interlobulares yang berjalan ke atas di dalam cortex. Arteriolae aferen glomerulus merupakan cabang arteriae interlobulares.1 Venae

Vena renalis keluar dari hilum renale di depan arteria renalis dan mengalirkan darah ke vena cava inferior.1Persarafan

Serabut plexus renalis. Serabut-serabut aferen yang berjalan melalui plexus renalis masuk ke medulla spinalis melalui nervi thoracici 10, 11, dan 12.12. Ureter

Ureter merupakan saluran muskular yang terbentang dari ren ke facies posterior vesica urinaria. Urin didorong sepanjang ureter oleh kontraksi peristaltik tunika muskularis, dibantu oleh tekanan filtrasi glomerulus. 1Setiap ureter mempunyai panjang sekitar 10 inci (25 cm) dan menyerupai oesophagus karena mempunyai tiga penyempitan sepanjang perjalanannya:11. di tempat pelvis renalis berhubungan dengan ureter

2. di tempat ureter melengkung pada waktu menyilang apertura pelvis superior

3. di tempat ureter menembus dinding vesica urinaria.Perjalanan ureter di dalam cavitas abdominalis.

Pelvis renalis berbentuk corong dan merupakan ujung atas ureter yang melebar. Pelvis renalis terletak di dalam hilum renale dan menerima calyx renalis major. Ureter keuar dari hilum renale dan berjalan vertical ke bawah di belakang peritoneum parietal melekat pada musculus psoas major, yang memisahkan ureter dari ujung processus tranversus vertebra lumbalis. Ureter masuk ke pelvis dengan menyilang bifurcatio arteria iliaca communis di depan articulatio sacroiliaca. Ureter kemudian berjalan ke bawah pada dinding lateral pelvis menuju ke daerah spina ischiadica dan berbelok ke depan untuk masuk ke angulus lateralis vecica urinaria.1Perjalanan ureter di dalam cavitas pelvis.

Ureter memasuki cavitas pelvis dengan menyilang bifurcatio arteria iliaca communis di depan articulatio sacroiliaca. Selanjutnya masing-masing ureter berjalan ke bawah pada dinding lateral pelvis di depan arteria iliaca interna ke region spina ischiadica dan berbelok ke depan untuk masuk sudut lateral vesica urinaria. Dekat bagian terminal, ureter disilang oleh ductus deferens. Ureter berjalan miring menembus dinding vesica urinaria sekitar 1,9 cm sebelum bermuara ke dalam vesica urinaria.1Pendarahan

Arteriae

Arteria yang mendrahi ureter adalah ujung atas oleh arteria renalis, bagian tengah oleh arteria testicularis atau arteria ovarica, dan di dalam pelvis oleh arteria vesicalis superior.1 VenaeVena renalis, vena testicularis, dan vena vesicalis superior.1Persarafan

Plexus renalis, testicularis, dan plexus hypogastricus inferior.13. Vesica Urinaria

Vesica urinaria terletak tepat di belakang pubis di dalam cavitas pelvis. Vesica urinaria cukup baik untuk menyimpan urin dan pada orang dewasa kapasitas maksimumnya kurang lebih 500 ml. vesica urinaria mempunyai dinding otot yang kuat. Bentuk dan batas-batasnya sangat bervariasi sesuai dengan jumlah urin di dalamnya.1Pada orang dewasa, vesica urinaria yang kosong termasuk organ pelvis dan terletak posterior terhadap symphysis pubica. Jika vesica urinaria terisi, organ ini akan naik, keluar dari pelvis, dan terletak di abdomen; bila vesica urinaria terletak di dalam abdomen, organ ini dapat dipalpasi melalui dinding anterior abdomen di atas symphysis pubica. Peritoneum yang meliputi vesica urinaria yang terisi menjadi terangkat dari dinding anterior abdomen sehingga permukaan depan vesica urinaria berhubungan langsung dengan dinding abdomen.1Pada anak-anak sampai umur 6 tahun, vesica urinaria merupakan organ abdomen meskipun dalam keadaan kosong. Hal ini karena kapasitas cavitas pelvis tidak cukup besar untuk menampungnya. Leher vesica urinaria terletak tepat di bawah pinggir atas symphysis pubica.1Vesica urinaria yang kosong berbentuk pyramid, mempunyai apex, basis, dan sebuah facies superior serta dua buah facies inferolateralis, juga mempunyai collum.1Apex vesicae mengarah ke depan dan terletak di belakang pinggir atas symphysis pubica. Apex vesicae dihubungkan dengan umbilicus oleh ligamentum vesico umbilicale medianum.1Basis atau facies posterior vesicae, menghadap ke posterior dan berbentuk segitiga. Sudut superolateralis merupakan tempat muara ureter, dan sudut inferior merupakan tempat asal urethra. Kedua ductus deferens terletak berdampingan di facies posterior vesicae dan memisahkan vesicular seminalis satu dengan yang lain. Bagian atas facies posterior vesicae diliputi oleh peritoneum, yang membentuk dinding anterior excavatio rectovesicalis. Bagian bawah facies posterior dipisahkan dari rectum oleh ductus deferens, vesica seminalis, dan fascia rectovesicalis.1Facies superior vesicae diliputi peritoneum dan berbatasan dengan lengkung ileum atau colon sigmoideum. Sepanjang pinggir lateral permukaan ini, peritoneum melipat ke dinding lateral pelvis.1Bila vesica urinaria terisi, bentuknya menjadi lonjong, facies superiornya membesar dan menonjol ke atas, ke dalam cavitas abdominalis. Peritoneum yang meliputinya terangkat pada bagian bawah dinding anterior abdomen sehingga vesica urinaria berhubungan langsung dengan dinding anterior abdomen.1Facies inferolateralis di bagian depan berbatasan dengan bantalan lemak retropubica dan pubis. Lebih ke posterior, facies tersebut berbatasan di atas dengan musculus obturatorius internus dan dibawah dengan musculus levator ani.1Collum vesicae berada di inferior dan terletak pada facies superior prostatae. Di sini, serabut otot polos dinding vesica urinaria dilanjutkan sebagaiserabut otot polos prostate. Collum vesicae dipertahankan pada tempatnya oleh ligamentum puboprostaticum pada laki-laki dan ligamentum pubovesicale pada perempuan. Kedua ligamentum ini merupakan penebalan fascia pelvis.1Bila vesica urinaria terisi, posisi facies posterior dan collum vesicae relative tetap, tetapi facies superior vesicae naik ke atas, masuk ke dalam cavitas abdominalis.1Tunica mucosa sebagian besar berlipat-lipat pada vesica urinaria yang kosong dan lipatan-lipatan tersebut akan menghilang bila vesica urinaria terisi penuh. Area tunica mukosa yang meliputi permukaan dalam basis vesica urinaria dinamakan trigonum vesicae Liutaudi. Di sini, tunica mukosa selalu licin, walaupun dalam keadaan kosong karena membrane mukosa pada trigonum ini melekat dengan erat pada lapisan otot yang ada di bawahnya.1Sudut superior trigonum ini merupakan tempat muara ureter dan sudut inferiornya merupakan ostium urethrae internum. Ureter menembus dinding vesica urinaria secara miring dan keadaan ini yang membuat fungsinya seperti katup yang mencegah aliran balik urine ke ginjal pada waktu vesica urinaria terisi.1Trigonum vesicae dibatasi di sebelah atas oleh rigi muscular yang berjalan dari muara ureter yang satu ke muara ureter yang lain dan disebut sebagai plica interureterica. Uvula vesicae merupakan tonjolan kecil yang terletak tepat di belakang ostium urethrae yang disebabkan oleh lobus medius prostatae yang ada di bawahnya.1Tunica muscularis vesica urinaria terdiri atas otot polos yang tersusun dalam tiga lapisan yang saling berhubungan yang disebut sebagai musculus detrusor vesicae. Pada collum vesicae, komponen sirkular dari lapisan otot ini menebal membentuk musculus sphincter vesicae.1Pendarahan

Arteria

Arteria vesicalis superior dan inferior, cabang arteria iliaca interna.1 Venae

Venae membentuk plexus venosus vesicalis, di bawah berhubungan dengan plexus venosus prostaticus, dan bermuara ke vena iliaca interna.1Persarafan

Persarafan vesica urinaria berasal dari plexus hypogastricus inferior. Serabut pascaganglionik simpatis berasal ganglion lumbalis pertama dan kedua lalu berjalan turun ke vesica urinaria melalui plexus hypogastricus. Serabut preganglionik parasimpatikus yang muncul sebagai nervi splanchnici pelvic berasal dari nervus sacrales kedua, ketiga, dan keempat, berjalan melalui plexus hypogastricus menuju ke dinding vesica urinaria, di tempat ini serabut tersebut bersinaps dengan neuron postganglionic. Sebagian besar serabut aferen sensorik yang berasal dari vesica urinaria menuju sistem saraf pusat melalui nervi splanchnici pelvic. Sebagian serabut aferen berjalan bersama saraf simpatis melalui plexus hypogastricus dan masuk ke medulla spinalis segmen lumbalis pertama dan kedua.1Saraf simpatis menghambat kontraksi musculus detrusor vesicae dan merangsang penutupan musculus sphincter vesicae. Saraf parasimpatis merangsang kontraksi musculus detrusor vesicae dan menghambat kerja musculus sphinter vesicae.14. Urethra

Urethra Masculina

Urethra masculina panjangnya sekitar 8 inci (20 cm) dan terbentang dari collum vesicae urinaria sampai ostium urethra externum dibagi menjadi 3 bagian :11. Urethra pars prostaricaPanjangnya 1 inci (3 cm) dan berjalan melalui prostat dari basis sampai apex nya. Bagian ini merupakan bagian yang paling lebar dan yang dapat dilebarkan dari urethra.2. Urethra pars membranaceaPanjangnya sekitar inci (1,25 cm), terletak di dalam diaphragm urogenitale, dan dikelilingi oleh musculus sphincter urethrae. Bagian ini adalah bagian urethra yang paling tidak bias dilebarkan.

3. Urethra pars spongiosaPanjangnya sekitar 6 inci ( 15,75 cm) dan dibungkus di dalam bulbus dan corpus spongiosum penis.Urethra Feminia

Panjang urethra feminia kurang lebih 1 inci (3,8 cm). Urethra terbentang daro collum vesicae urinaria sampai ostium urethrae externum yang bermuara ke dalam vestibulum sekitar 1 inci (2,5 cm) distal dari clitoris. Urethra menembus musculus sphincter urethrae dan terletak tepat di depan vagina. Di samping ostium urethrae externum terdapat muara kecil dari ductus glandula paraurethralis. Urethra dapat dilebarkan dengan mudah.1Organ Mikroskopik

1. Ginjal.

Ginjal adalah organ besar berbentuk kacang yang letaknya retroperitoneal pada dinding posterior tubuh. Diatas setiap ginjal, terdapat kelenjar adrenal yang terbenam didalam jaringan ikat ginjal. Tepi medial ginjal yang cekun adalah hilus yang terdiri atas tiga bangunan besar, yaitu arteri renalis, vena renalis, dan pelvis renalis bernetuk corong. Pelvis renalis merupakan ujung atas ureter yang melebar, terbagi menjadi dua atau tiga kaliks mayor. Cabang yang lebih kecil, yaitu kaliks minor.2,3Ginjal dibagi menjadi korteks di luar dan medulla di dalam. Medulla ginjal berbentuk kerucut atau pyramid, yaitu pyramid medulla. Dari dasar setiap pyramid medulla, terjulur berkas-berkas tubulus yang parallel, yaitu berkas medulla, yang menyusup ke dalam korteks. Setiap ginjal terdiri atas 1-4 juta nefron. Setiap nefron terdiri atas bagian yang melebar, yakni korpuskel renalis, tubulus kontortus proximal; segmen tipis dan tebal ansa henle; tubulus kontortus disatal; dan tubulus dan duktus koligentes.32. Korpuskel renalis dan filtrasi darah.

Korteks ginjal terdiri atas satuan penyaring darah dan berbagai jenis tubulus. Di tengah foto mikrograf, terdapat sebuah korpuskulum renal dan tubuli di sekitarnya. Setiap korpuskel renalis terdiri atas seberkas kapiler, yaitu glomerulus, yang dikelilingi oleh epitel berdinding ganda yang disebut kapsula bowman. Lapisan dalam kapsul ini (lapisan visceral) menyelubungi kapiler glomerulus. Lapisan luar membentuk batas luar korpuskel renalis dan disebut lapisan parietal kapsula bowman. Setiap korpuskel ginjal memiliki kutub vascular, tempat masuknya arteriol aferen dan keluarnya arteriol eferen, dan memiliki kutub urinarius, tempat tubulus kontortus proximal berasal.2,33. Tubulus Kontortus Proximal

Pada kutub urinarius di korpuskel ginjal, epitel gepeng di lapisan parietal kapsula bowman berhubungan langsung dengan epitel tubulus kontortus proximal berbentuk kuboid, atau silindris rendah. Sel-sel epitel ini memiliki sitoplasma asidofilik yang disebabkan oleh adanya mitokondria panjang dalam jumlah besar. Apeks sel banyak memiliki mikrovili yang membentuk suatu brush border. Tubulus kontortus proksimal menyekresi kreatinin dan substansi asing bagi organism, seperti asam para aminohippurat dan penisilin, dari plasma interstitial ke dalam filtrate.34. Ansa Henle

Terdiri dari segmen tebal desendens, segmen tipis desendens, dan segmen tebal descendens. Segmen tebal memiliki struktur yang sangat mirip dengan tubulus kontortus distal. Di bagian luar medulla, segmen tebal desendens tiba-tiba menyempit dan berlanjut sebagai segmen tipis desendens. Lumen di segmen nefron ini lebar karena dindingnya terdiri atas sel epitel selapis gepeng dengan inti yang hanya sedikit menonjol ke dalam lumen. Kira-kira sepertujuh dari semua nefron terletak dekat perbatasan korteks medulla dan disebut nefron jukstamedula. Nefron lainnya disebut nefron kortikal. Nefron juxtamedula penting untuk mempertahankan gradient hipertonik dalam interstitium medulla yaitu dasar kemampuan ginjal dalam menghasilkan urin hipertonik. Nefron jukstamedula memiliki lengkung henle yang sangat panjang, yamg masuk jauh ke dalam medulla.35. Tubulus kontortus distal

Tubulus ini, seperti segmen asendens, dilapisi oleh epitel selapis kuboid. Tubulus kontortus distal tidak memiliki brush border, tidak ada kanalikuli apikal, dan ukuran sel yang lebih kecil. Karena sel tubulus distal lebih gepeng dan lebih kecil dari sel tubulus proksimal. Tubulus kontortus distal mengadakan kontak dengan kutub vascular di kopuskel ginjal yang berasal dari induk nefronnya. Pada tempat kontak ini, tubulus distal mengalami modifikasi, seperti halnya dengan arteriol aferennya. Di daerah jukstaglomerular ini, sel-sel tubulus kontortus distal biasanya menjadi silindris dan intinya berhimpitan. Kebanyakan selnya menjadi kompleks golgi di bagian basal. Dinding sel tubulus distal yang termodifikasi ini, yang tampak lebih gelap disebut makula densa.36. Tubulus dan duktus koligentes

Urin mengalir dari tubulus kontortus distal ke tubulus koligentes, yang saling bergabung membentuk duktus koligentes yang lebih besar dan lebih lurus, yang berangsur dan melebar sewaktu mendekati puncak pyramid. Tubulus koligentes yang lebih kecil dilapisi oleh kuboid. Sewaktu tubulus memasuki medulla lebih dalam, sel-selnya meninggi sampai berbentuk silindris.3

7. Apparatus Jukstaglomerulus

Dekat korpuskel ginjal. Tunika media arteriol aferen memiliki sel-sel otot polos yang termodifikasi. Sel-sel ini disebut sel jukstaglomerulus, dan memiliki sitoplasma yang penuh dengan granula sekretoris. Macula densa tubulus kontortus distal biasanya terletak dekat pada daerah arteriol aaferen yang mengandung sel-sel jukstaglomerulus.sel jukstaglomerulus menunjukkan cirri sel penghasil protein, yang mencakup sejumlah besar reticulum endoplasma kasar, kompleks golgi yang berkembang baik. Sel jukstaglomerulus menghasilkan enzim rennin, yang bekerja pada suatu protein plasma; angiotensinogen menghasilakn suatu dekapeptida non aktif.38. Vesika urinaria: dinding (potongan melintang)Lapisan otot polos dinding vesika urinaria serupa dengan lapisan otot di ureter, kecuali ketebalannya. Dinding vesika urinaria terdiri atas mukosa, muskularis, dan serosa.2Mukosa organ-organ ini terdiri atas epitel transisional dan lamina propia di jaringan ikat yang padat sampai longgar. Epitel transisional kandung kemih dalam keadaan tidak teregang, memiliki tebal lima atau enam sel; sel superficial membulat dan menonjol ke dalam lumen.3Muskularis vesika urinaria tebal dan ketiga lapisan di bagian leher vesika tersusun dalam berkas yang saling beranastomosis dengan jaringan ikat longgar di antaranya. Jaringan ikat interstisial menyatu dengan jaringan ikat serosa dan mesotel merupakan jaringan terluar.29. Uretra

Uretra adalah suatu tabung yang membawa urin dari kandung kemih ke luar. Uretra pria terdiri atas 4 bagian: pars prostatika, pars membranosa, pars bulosa, dan pars pendulosa. Di bagian distal dan dorsal uretra pars prostatika, terdapat bagian ynag meninggi, yaitu verumontanum, yang menonjol ke bagian dalam uretra. Uretra pars membranosa dilapisi epitel berlapis atau bertingkat silindris. Di sekeliling uretra bagian ini terdapat sfingter otot rangka yaitu sfingter uretra eksterna. Uretra pars bulbosa dan pendulosa berlokasi di korpus spongiosumpenis. Lumen uretra melebar kea rah distal, yang membentuk fossa naviculare. Epitel di bagian uretra ini kebanyakan berupa epitel bertingkat dan silindris, dengan daerah epitelgepeng dan berlapis. Kelenjar littre adalah kelenjar mukosa yang dijumpai di sepanjang uretra namun kebanyakan berada di uretra pars pendulosa. Bagian sekresi dari beberapa kelenjar ini langsung terhubung dengan laoisan epitel uretra, sebagai kelenjar lainnya memiliki duktus ekskretorius.3Uretra wanita merupakan suatu tabung dengan panjang 4-5 cm, yang dilapisi dengan epitel gepeng berlapis dan memiliki area dengan epitel silindris bertingkat. Bagian tengah uretra dikelilingi sfingter lurik volunter eksterna.310. UreterUreter yang tidak diregangkan memiliki lumen berkelok karena adanya lipatan memanjang. Dinding ureter terdiri atas mukosa, muskularis, dan adventisia.3Mukosa terdiri atas epitel transisional dan lamina propia yang lebar. Epitel transisional terdiri atas beberapa lapis sel, lapisan sel luar ditandai sel-sel kuboid besar. Sel-sel intermediat berbentuk polihedral karena sel di basal berbentuk kuboid atau silindris rendah. Permukaan basal epitel ini licin, tanpa lekukan papil0papil jaringan ikat.3Lamina propia rerdiri dari jaringan ikat fibroelastis dengan fibroblas lebih padat di bawah epitel dibandingkan dengan fibroblas di dekat muskularis yang lebih longgar. Jaringan limfoid difus dan kadang-kadang limfonodus kecil mungkin terlihat di lamina propia.3Pada ureter bagian atas. Muskularis terdiri atas lapisan otot polos longitudinal dalam dan sirkular luar; lapisan-lapisan ini tidak terlalu jelas. Lapisan longitudinal luar tambahan terdapat pula sepertiga ureter bagian bawah.3Adventisia menyatu dengan jaringan ikat fibroelastis dan jaringan lemak di sekitarnya yang mengandung banyak arteri, vena, dan saraf kecil.3Pembentukan urin

Setiap ginjal terdiri dari sekitar satu juta satuan fungsional berukuran mikroskopik yang dikenal sebagai nfron, yang disatukan satu sama lain oleh jaringan ikat dan merupakan satuan terkecil yang mampu membentuk urin.4Tiga proses dasar ginjal adalah filtrasi glomerulus, reabsorpsi tubulus, dan sekresi tubulus.

Terdapar 3 proses dasar yang berperan dalam pembentukan urin: filtrasi glomerulus, reabsorpsi tubulus, dan sekresi tubulus.41. Filtrasi glomerulus

Pada saat darah mengalir melalui glomerulus, terjadi filtrasi plasma bebas protein menembus kapiler glomerulus ke dalam kapsula bowman. Proses ini dikenal sebagai filtrasi glomerulus.4Semua konstituen plasma kecuali protein, secara non-diskriminatif difiltrasi bersama-sama melintasi kapiler glomerulus. Selain produk-produk sisa dan bahan-bahan berlebihan yang perlu dieliminasi dari tubuh, cairan filtrasi juga mengandung nutrient, elektrolit dan zat lain yang diperlukan oleh tubuh.4Cairan yang di filtrasi dari glomerulus ke dalam kapsula bowman harus melawati tiga lapisan yang membentuk membrane glomerulus: dinding kapiler glomerulus, lapisan gelatinosa aseluler yang dikenal sebagai membrane basal, dan lapisan dalam kapsula bowman. Sacara kolektif, ketiga lapisan ini berfungsi sebagai saringan molekul halus yang menahan sel darah merah dan protein plasma tetapi melewatkan H2O dan zat terlalut lain yang ukuran molekulnya cukup kecil. Dinding kapiler glomerulus yang terdiri dari selapis sel endotel gepeng, memiliki lubang-lubang dengan banyak pori-pori besar, fenestra, yang membuatnya seratus kali lebih permeable H2O dan zat terlarut dibandingkan kapiler ditempat lain. Membrane basal terdiri dari glikoprotein dan kolagen dan terselip diantara glomerulus dan kapsula bowman. Kolagen menghasilkan kekuatan structural, sedangkan glikoprotein menghambat filtrasi protein plasma kecil. Walaupun protein plasma yang lebih besar tidak dapat difiltrasi karena tidak dapat melawati pori-pori di atas, pori-pori tersebut sebenarnya cukup besar untuk melawatkan albumin, protein plasma terkecil. Namun, glikoprotein karena bermuatan sangat negative akan menolak a;bumin dan protein plasma lain, karena yang terakhir juga bermuatan negative. Dengan demikian protein plasma hampis seluruhnya tidak dapat difiltrasi, dan kurang dari 1% molekul albumin yang berhasil lolos untuk masuk ke dalam kapsula bowman.4Lapisan terakhir pada membran glomerulus yaitu lapisan dalam kapsula bowman, terdiri dari podosit. Setiap podosit memiliki banyak tonjolan memanjang seperti kaki yang saling menjalin dengan tonjolan podosit didekatnya. Celah sempit antara tonjolan yang berdekatan, yang dikenal sebagai celah filtrasi, membentuk jalan bagi cairan untuk keluar dari kapiler glomerulus masuk ke dalam kapsula bowman.42. Reabsorpsi tubulus

Pada saat filtrate mengalir malalui tubulus, zat-zat yang bermanfaatkan bagi tubuh dikembalikan ke plasma kapiler peritubulus. Perpindahan bahan-bahan yang bersifat selektif dari bagian dalam tubulus ke dalam darah ini disebut sebagai reabsorpsi glomerulus.4Reabsorpsi tubulus merupakan suatu proses yang sangat selektif. Umumnya jumlah setiap bahan yang direabsorpsi adalah jumlah yang diperlukan untuk mempertahankan komposisi dan volume lingkungan cairan internal yang sesuai. Secara umum, tubulus memiliki kapasitas reabsorpsi yang tinggi untuk bahan-bahan yang diperlukan oleh tubuh dan kurang atau tidak memiliki daya reabsorpsi untuk bahan-bahan yang tidak bermanfaat. Zat-zat yang tidak bermanfaat dan bahkan mungkin membahayakan tubuh sama sekali tidak direabsorpsi. Zat-zat tersebut tetap berada di dalam tubulus untuk dieliminasi ke dalam urin. Pada saa H2O dan konstituen lain yang bermanfaat direabsorpsi, zat-zat sisa yang tetap berada dalam cairan tubulus menjadi sangat pekat. Dengan mempertimbangkan besarnya filtrasi glomerulus, tingkat reabsorpsi tubulus juga luar biasa; tubulus biasanya mereabsorpsi 99% dari H2O yang difiltrasi (178L/hari), 100% gula yang difiltrasi (1,13Kg/hari), dan 99,5% garam yang difiltrasi (0,16Kg/hari).4Terdapat dua jenis reabsorpsi tubulus yaitu, reabsorpsi aktif dan reabsorpsi pasif bergantung pada apakah diperlukan penggunaan energy local untuk memindahkan suatu bahan tertentu. Pada reabsorpsi pasif tidak ada penggunaan energy karena mengikuti penurunan gradient elektrokimia atau osmotic. Pada reabsorpsi aktif, perpindahan netto suatu bahan dari lumen ke plasma berlangsung melawan gradient elektrokimia. Zat terpenting yang direabsorpsi secara pasif adalah Cl-, H2O, dan urea. Bahan-bahan yang secara aktif direabsorpsi merupakan bahan yang penting bagi tubuh, misalnya glukosa, asam amino, dan nutrient organic lainnya, serta Na+ dan elektrolit lain, misalnya PO43-.43. Sekresi tubulus

Sekresi tubulus mengacu pada perpindahan selektif zat-zata dari darah kapiler peritubulus ke dalam lumen tubulus, merupaka rute dua bagi zat dari darah untuk masuk ke lumen tubulus. Sekresi tubulus menyediakan suatu mekanisme yang dapat lebih cepat mengeliminasi zat-zat tertentu dari plasma dengan mengekstrasi lebih banyak zat tertentu dari 80% plasma yang tidak difiltrasi di kapiler peritubulus dan menambahkan zat yang sama ke jumlah yang sudah ada di dalam tubulus akibat proses filtrasi.4

Bahan yang penting yang diekskresikan oleh tubulus adalah ion hydrogen yang penting untuk mengatur keseimbangan asam basa, ion kalium yang menjaga konsentrasi ion kalium plasma pada tingkat yang sesuai untuk mempertahankan eksitabilitas normal membrane sel otot dan saraf; dan anion dan kation organic yang melaksanakan eliminasi senyawa-senyawa organic asing dari tubuh. 4Komposisi Urin

Urin mengandung sekitar 95% air. Komposisi lain dalam urin normal adalah bagian padaat yang terkandung didalam air. Ini dapat dibedakan beradasarkan ukuran ataupun kelektrolitanya, diantaranya adalah :5Molekul Organik : Memiliki sifat non elektrolit dimana memiliki ukaran yang reativ besar, didalam urin terkandung : Urea CON2H4 atau (NH2)2CO, Kreatin, Asam Urat C5H4N4O3, Dan subtansi lainya seperti hormone.5Ion : Sodium (Na+), Potassium (K+), Chloride (Cl-), Magnesium (Mg2+, Calcium (Ca2+). Dalam Jumlah Kecil : Ammonium (NH4+), Sulphates (SO42-), Phosphates (H2PO4-, HPO42-, PO43-).5Mekanisme Berkemih (Miksi)

Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi. Proses ini terdiri dari sua langkah utama: (1) kandung kemih secara progresif terisi sampai tegangan di dindingnya meningkat di atas nilai ambang, yang kemudian mencetuskan langkah kedua; (2) timbul reflex miksi yang berusaha mengosongkan kandung kemih atau jika gagal, setidak-tidaknya menimbulkan kesadaran akan keinginan untuk berkemih. Meskipus reflex miksi adalah reflex autonomic medulla spinalis, reflex ini juga bias dihambat atau ditimbulkan oleh pusat korteks serebri atau batang otak.5

Pengisian vesika urinaria

Kontraksi peristaltic yang teratur timbul 1-5 kali tiap menit akan mendorong urin dari pelvis renis menuju vesika urinaria, dan akan masuk secara periodic sesuai dengan gelombang peristaltic. Pada saat 30 sampai 50 mililiter urin terkumpul, tekanan meningkat menjadi 5 sampai 10 centimeter air. Penambahan urin (20mL sampai 300mL) dapat terkumpul dengan hanya meningkatkan sedikit tekanan; tingkat tekanan yang konstan ini ditimbulkan oleh tonus intrinsic dari dinding kandung kemih itu sendiri. Namun, pengumpulan urin selebihnya, melebihi 300mL sampai 400mL, menyebabkan tekanan meningkat secara cepat. Puncak tekanan dapat meningkat hanya beberapa centimeter air atau dapat sampai melebihi 100cm air. Puncak tekanan ini disebut gelombang kemih yang ditimbulkan oleh reflex berkemih.5,6Reflex berkemih (Pengosongan vesika urinaria)

Keadaan ini disebabkan oleh reflex peregangan yang dimulai oleh reseptor regang sensorik pada dinding kandung kemih, khususnya oleh reseptor pada uretra posterior ketika daerah ini mulai terisi urin pada tekanan kandung kemih yang lebih tinggi. Signal sensorik dari reseptor regang kandung kemih dihantarkan ke segmen sacral medulla spinalis melalui nervus pelvikus yang merupakan serat aferen reflex pengosongan vesika, dan kemudian secara reflex kembali lagi ke kandung kemih malalui serat saraf parasimpatis yang merupakan serat eferan yang juga berjalan bersama saraf ini.5,6

Ketika kandung kemih hanya terisi sebagian, kontraksi kemih ini biasanya secara spontan berelaksasi setelah beberapa detik, otot detrusor berhenti berkontraksi, dan tekanan turun kembali ke garis basal. Karena kandung kemih terus terisi, reflex berkemih menjadi bertambah sering dan menyebabkan kontraksi otot detrusor lebih kuat.5

Sekali reflex berkemih mulai timbul,reflex ini akan menghilang sendiri. Artinya, kontraksi awal kendung kemih selanjutnya akan mengaktifkan reseptor regang untuk menyebabkan peningkatan selanjutnya pada impuls sensorik ke kandung kemih dan uretra posterior, yang menimbulkan peningkatan reflex kontraksi kandung kemih lebih lanjut; jadi siklus ini berulang sampai kandung kemih mencapai kontraksi yang kuat.5

Kerena kandung kemih semakin teris, reflex berkemih menjadi semakin sering dan semakin kuat. Sekali reflex berkemih menjadi cukup kuat, hal ini juga menimbulkan reflex lain, yang berjalan melalui nervus pudendal ke sfingter externus untuk menghambatnya. Jika inhibisi ini lebih kuat dalam otak dari pada sinyal konstriktor volunteer ke sfingter externa, berkemih pun akan terjadi. Jika tidak, berkemih tidak akan terjadi sampai kandung kemih terisi lagi dan reflex berkemih menjadi semakin kuat.5

Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah urin

Hormon anti diuretik (ADH) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis posterior akan mempengaruhi penyerapan air pada bagian tubulus distal karma meningkatkan permeabilitias sel terhadap air. Jika hormon ADH rendah maka penyerapan air berkurang sehingga urin menjadi banyak dan encer. Sebaliknya, jika hormon ADH banyak, penyerapan air banyak sehingga urin sedikit dan pekat. Kehilangan kemampuan mensekresi ADH menyebabkan penyakti diabetes insipidus. Penderitanya akan menghasilkan urin yang sangat encer. 7a. Jumlah air yang diminum

Akibat banyaknya air yang diminum, akan menurunkan konsentrasi protein yang dapat menyebabkan tekanan koloid protein menurun sehingga tekanan filtrasi kurang efektif. Hasilnya, urin yang diproduksi banyak. 7b. SarafRangsangan pada saraf ginjal akan menyebabkan penyempitan duktus aferen sehingga aliran darah ke glomerulus berkurang. Akibatnya, filtrasi kurang efektif karena tekanan darah menurun.7c. Banyak sedikitnya hormon insulinApabila hormon insulin kurang (penderita diabetes melitus), kadar gula dalam darah akan dikeluarkan lewat tubulus distal. Kelebihan kadar gula dalam tubulus distal mengganggu proses penyerapan air, sehingga orang akan sering mengeluarkan urin.7 Anamnesis

Anamnesis merupakan waancara mendis yang merupakan tahap awal dari rangkaian pemeriksaan pasien, baik secara langsung pada pasien atau secara tidak langsung. Tujuan dari anamnesis adalah mendapatkan informasi menyeluruh dari pasien yang bersangkutan. Informasi yang dimaksud adalah data medis organobiologis, psikososial, dan lingkungan pasien, selain itu tujuan yang tidak kalah penting adalah membina hubungan dokter pasien yuang profesional dan optimal.8

Data anamnesis terdiri atas beberapa kelompok data penting:

1. Identitas pasien

2. Riwayat penyakit sekarangf

3. Riwayat penyakit dahulu

4. Riwayat kesehatan keluarga

5. Riwayat pribadi, sosial-ekonomi-budaya

Identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku, agma, status perkawinan, pekerjaan, dan alamat rumah. Data ini sangat penting karena data tersebut sering berkaiatan dengan masalah klinik maupun gangguang sistem organ tertentu.8

Keluhan utama adalah kuluhan terpenting yang membawa pasien minta pertolongan dokter atau petugas kesehatan lainnya. Keluhan utama biasanya diteluskan secara singkat berserta lamanya, seperti menuliskan judul berita utama surat kabar. Misalnya badan panas sejak 3 hari yang lalu.8Pemeriksaan Fisik1. INSPEKSI

Dilakukan pada pasien dengan posisi tidur terlentang dan diamati dengan seksama dinding abdomen. Yang perlu diperhatikan adalah:8 Keadaan kulit; warnanya (ikterus, pucat, coklat, kehitaman), elastisitasnya (menurun pada orang tua dan dehidrasi), kering (dehidrasi), lembab (asites), dan adanya bekas-bekas garukan (penyakit ginjal kronik, ikterus obstruktif), jaringan parut (tentukan lokasinya), striae (gravidarum/ cushing syndrome), pelebaran pembuluh darah vena (obstruksi vena kava inferior & kolateral pada hipertensi portal).

Besar dan bentuk abdomen; rata, menonjol, atau scaphoid (cekung).

Simetrisitas; perhatikan adanya benjolan local (hernia, hepatomegali, splenomegali, kista ovarii, hidronefrosis).

Gerakan dinding abdomen pada peritonitis terbatas.

Pembesaran organ atau tumor, dilihat lokasinya dapat diperkirakan organ apa atau tumor apa.

Peristaltik; gerakan peristaltik usus meningkat pada obstruksi ileus, tampak pada dinding abdomen dan bentuk usus juga tampak (darm-contour).

Pulsasi; pembesaran ventrikel kanan dan aneurisma aorta sering memberikan gambaran pulsasi di daerah epigastrium dan umbilical.

2. PALPASI

Beberapa pedoman untuk melakukan palpasi, ialah:8 Pasien diusahakan tenang dan santai dalam posisi berbaring terlentang. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan tidak buru-buru.

Palpasi dilakukan dengan menggunakan palmar jari dan telapak tangan. Sedangkan untuk menentukan batas tepi organ, digunakan ujung jari. Diusahakan agar tidak melakukan penekanan yang mendadak, agar tidak timbul tahanan pada dinding abdomen.

Palpasi dimulai dari daerah superficial, lalu ke bagian dalam. Bila ada daerah yang dikeluhkan nyeri, sebaiknya bagian ini diperiksa paling akhir.

Bila dinding abdomen tegang, untuk mempermudah palpasi maka pasien diminta untuk menekuk lututnya. Bedakan spasme volunteer & spasme sejati; dengan menekan daerah muskulus rectus, minta pasien menarik napas dalam, jika muskulus rectus relaksasi, maka itu adalah spasme volunteer. Namun jika otot kaku tegang selama siklus pernapasan, itu adalah spasme sejati.

Palpasi bimanual; palpasi dilakukan dengan kedua telapak tangan, dimana tangan kiri berada di bagian pinggang kanan atau kiri pasien sedangkan tangan kanan di bagian depan dinding abdomen.

Pemeriksaan ballottement; cara palpasi organ abdomen dimana terdapat asites.

Caranya dengan melakukan tekanan yang mendadak pada dinding abdomen & dengan cepat tangan ditarik kembali. Cairan asites akan berpindah untuk sementara, sehingga organ atau massa tumor yang membesar dalam rongga abdomen dapat teraba saat memantul.8Teknik ballottement juga dipakai untuk memeriksa ginjal, dimana gerakan penekanan pada organ oleh satu tangan akan dirasakan pantulannya pada tangan lainnya.8 Setiap ada perabaan massa, dicari ukuran/ besarnya, bentuknya, lokasinya, konsistensinya, tepinya, permukaannya, fiksasi/ mobilitasnya, nyeri spontan/ tekan, dan warna kulit di atasnya. Sebaiknya digambarkan skematisnya.3. PERKUSI

Perkusi berguna untuk mendapatkan orientasi keadaan abdomen secara keseluruhan, menentukan besarnya hati, limpa, ada tidaknya asites, adanya massa padat atau massa berisi cairan (kista), adanya udara yang meningkat dalam lambung dan usus, serta adanya udara bebas dalam rongga abdomen. Suara perkusi abdomen yang normal adalah timpani (organ berongga yang berisi udara), kecuali di daerah hati (redup; organ yang padat).8Pemeriksaan Labolatorium

Pemeriksaan Mikroskopis:

Tujuan dari pemeriksaan ini adalah menentukan kelainan ginjal dan salurannya, menentukan beratnya kelinan tersebut, dan pemantauan penyakit. Cara pemeriksaan sedimen urin dapat secara natif (tanpa pewarna) dan dengan pewarnaan. Unsur sedimen urin adalah eritrosit, leukosit, epitel, silinder, kristal, dan mikroorganisme.9Pemeriksaan Protein

Pemeriksaan terhadap protein termasuk pemeriksaan rutin. Kebanyakan cara ruitn untuk menyatakan adanya protein dalam urin berdasarkan kepada timbulnya kekeruhan. Pemeriksaan proteinuria dapat berupa:91. Semikuantitatif

a. Cara turbidimetrik

b. Carik celup

2. Kuantitatif

a. Cara osgood

b. Tes toluene sulfonic acid

c. Imunoelektroforesa

3. Kuantitatif

a. Cara esbach

b. Modifikasi tsuchiya

A. Dengan Asam sulfosalisilat

1. Dua tabung reaksi diisi masing-masing dengan 2 mL urin jernih.2. Kepada yang satu ditambah 8 tetes larutan asa sulfosalisilat 20% kocok. 3. Bandingkanlah isi tabung pertama dengan yang kedua, panaskanlah.4. Jika tabung pertama lebih keruh daripada yang keda, panasilah tabung pertama sampau mendidih dan kemudian dinginkanlah kembalu dengan air mengalir.

a. Jika kekeruhan tetap ada pada waktu pemanasan dan tetap juga setelah dingin kembalu, test terhadap protein adalah positif. Protein itu mungkin albumin, globulin atau keduanya.

b. Jika kekeruhan itu hilang apda waktu pemanasan, tetpi muncul lagi saat digin, mungkin sebabnya protein bence jones dan perlu diselidiki lebih lanjut.

B. Pemanasan dengan Asam Asetat

1. Masukanlah urin jernih ke dalam tabung reaksi sampai 2/3 penuh.

2. Dengan memegang tabung reaksi itu pada ujung bwah, lapisan atas urin itu dipanasi di atas nyala api sampai menddih selama 30 detik.

3. Perhatikan terjadinya kekeruhan di lapisan atas urin itu, dengan membandingkan jernuhnya dengan bagian bawah yang tidak dipanasi. Jika terjadi kekeruhan, mungkin ia disebabkan oleh protein, tetapi mungkin juga oleh calciumfosfat atau calcium karbonat.

4. Teteskanla kemudian ke dalam urin yang masih panas itu 3-5 tetes larutan asam acetat 6%. Jika kekeruhan itu disebabkan oleh calcium fosfat kekeruhan itu akan lenyap. Jika kekeruhan itu disebabkan oleh calcium karbonat kekeruhan hilang juga, tetapi dengan pembentukan gas. Jika kekeruhan tetap ada atau menjadi lebih keruh lagi test protein adalah positif.

5. Panasilah sekali lagi lapisan atas itu sampai mendidih dan kemudian berilah penilaian semikuantitatif kepada hasilnya seperti dterangkan di bawah.

C. Dengan memakai carik celup

Carik celup yang dipakai untuk menemukan proteinuria berdasarkan fenomena kesalahan penetapan pH oleh adanya protein. Indikator tertentu memperlihatkan warna lain dalam cairan yang bebas protein dan cairan yang berisi protein pada pH tertentu. Derajat perubahan warna ditentukan oleh kadar protein dalam cairan, sehingga perubahan warna itu enjadi ukuran semikuantitatif pada proteinuria. Biasanya indikator yang terdapat pada carik celup adalah tetrabromphenolblue yang berwarna kuning pada pH 3 dan berbuha warna menjadi hijau sampai hijau biru sesua dengan banyaknya protein dalam urin.

Hasil Positif Palsu

Dapat terjadi karena zat kontras radiografi, metabolit tolbutamid, sefalosporin, penisilin, sulfonamid, musin, proteosa, asam-asam resin, dan protein bence Jones.9Pemeriksaan Glukosa

Urin normal tidak mengandung glukosa. Glukosuria adalah keadaan dimana terdapat glukosa di dalam urin. Penyebab glukosuria adalah transport maksimum glukosa menurun dan kadar glukosa daarah meningkat melebihi transport maksimum. Nilai ambang ginjal untuk glukosa adalah kadar glukosa plasma terendah yang dapat menimbulkan glukosuria.9Glukosuria dengan hiperglikemia dapat terjadi terutama pada penderita diabetes mellitus, tirotokskilosis, feokromositoma, sndroma cushing, anaestesi dengan eter, dan tekanan intrakranial meningkat.9Pemeriksaan glukosuria dapat dengan dua cara, yaitu

a. Cara reduksi, degan reagens Benedict, Fehling, Nylander, dan reagens tablet.

b. Cara enzimatik, dengan enzim glukosa oksidase dan enzim peroksidase.

Menilai hasil reduksi dengan semikuatitatif berdasarkan pada warna pada urin, yaitu

1. Negatif, tetap biru jernih atau sedikit kehijauan dan agak keruh.

2. Psotif satu, hijau kekuningan dan keruh

3. Positif dua, kuning keruh

4. Positif tiga, jingga atau warna lumpur keruh

5. Positif empat, merah keruh.

Pemeriksaan Benda Keton

Benda-benda keton terdiri dari asam beta hidroksi butirat, asam aseto asetat, aseton. Pada penderita ketonuria, yaitu penderita yang urinnya mengandung benda-benda keton, memiliki kadar asam beta hidroksi butirat 78%, asam aseto asetat 20% dan aseton sebesar 2%. Ketonuria dijumpai pada penderita diabtes melitus, restricted carbohydrate intake.9Pemeriksaan ketonuria harus dengan urin segar. Pemeriksaan ketonuria dapat dilakukan dengan menggunakan reagen rothera dan gerhardt. Dengan reagen Rothera, positif apabila terdapat cincin ungu pada perbatasan carian, hasil negatif apabila tedapat cincin coklat pada perbatasan cairan. Denganr eagen Gerhardt, hasil positif apabila terbentuk warna merah anggur, ters berhasil positif dengan asam aseto asetat tetapi tidak dapat mendeteksi adanya asam beta hidroksi butirat. Tes akan berhasi positif palus dengan fenol, salisilat, antipirin, dan natrium karbonat.9Uji clearance

Kreatinin

Kreatinin merupakan produk metabolik kreatin fosfat dalam otot rangka dan substansi tersebut diekskresikan oleh ginjal. Clearance kreatinin dipandang sebagai pemeriksaan yang andal untuk mengestimasi LFG (Laju Filtrasi Glomerulus).9

Nilai clearance kreatinin normal pada anak-anak dan dewasa yaitu 85-135ml/menit. Pada insufisiensi ginjal, LFG akan menurun, sementara kadar kreatinin serum meningkat. LFG menurun seiring pertambahan usia, dan pada dewasa tua, clearance kreatinin mungkin akan berkurang sampai serendah 60 ml/menit.9Uji clearance kreatinin memerlukan pengumpulan urin selama 12 atau 24 jam dan pengumpulan sampel darah.9Rumus untuk menghitung clearance kreatinin adalah:

Clearance kreatinin =

Clearance kreatinin 50% tidak berfungsi sehingga mengindikasikan terjadinya kerusakan filtrasi glomerulus, seperti pada glomerulonefritis akut dan kronis, nekrosis tubular akut, nefrosklerosis dan juga pengaruh obat tertentu seperti fenasetin dan obat penisilin. Penurunan normal filtrasi glomerulus dapat terjadi selama penuaan. Uji clearance inulin sangat menghabiskan waktu dan jarang dilakukan.9Prosedur pemeriksaan

Sebelum pemeriksaan klien harus dianjurkan tidak boleh makan selama 4 jam dan latihan fisik harus dihindari. Kumpulkan 7 ml darah vena dalam tabung bertutup hijau sebagai sampel darah kontrol. Klien minum sebanyak empat gelas air penuh selama 30 sampai 60 menit sebelum uji dilakukan. Masukkan kateter Foley (kateter urin menetap) dan simpan urin untuk uji. Pasang set IV dan berikan 500 ml cairan dekstrosa 5% dalam air dengan menggunakan set selang. Setelah itu, injeksikan 25 ml inulin 10% per intravena selama 4 menit dan tunggu selama 30 menit dan mulai berikan cairan infus inulin 1,5% sebanyak 500ml, dengan menggunakan pompa IV dengan kecepatan 4 ml/menit. Kumpilkan 4 sampel urin: saat 30, 50, 70, dan 90 menit setelah larutan inulin 1,5% dimulai. Masukkanempat sampel darah yang masing-masing berjumlah 10 ml dalam tutup bertutup hijau, dengan jarak masing-masing 40, 60, 80 dan 95 menit setelah larutan inulin 1,5% mulai diberikan. Setelah selesai, lepas kateter Foley.9

Pemeriksaan Radiologi

Cara-cara pemeriksaan traktus urinarius dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu: foto polos abdomen, pielografi intravena, urografi retrograd, pielografi antegrad, sistografi, angiografi ginjal dan computed tomography (CT-Scan).10Foto polos abdomen

Setiap pemeriksaan traktus urinarius sebaiknya dibuat terlebih dahulu foto polos abdomen. Yang harus diperhatikan pada foto ini adalah bayangan, ukuran dan posisi kedua ginjal. Dapat pula dilihat kalsifikasi dalam kista atau tumor. Harus diperhatikan batas Mm. Psoas kanan dan kiri. Batu radioopak di daerah ureter dan buli-buli.10Pielografi Intravena (PIV)

Pemeriksaan PIV untuk memperlihatkan anatomi dan fungsi ginjal. PIV menggunakan media kontras intravena. Indikasi untuk pemeriksaan PIV ini adalah hematuria, batu ginjal, kolik ureter atau kecurigaan adanya batu. Pasien dengan retensi urin dan infeksi saluran kemih dianjurkan untuk melakukan ultrasonografi dibandingkan IVU. Kontra indikasi pemeriksaan ini pada kasus gagal ginjal (kadar ureum dan kreatinin) disebabkan penggunaan media kontras yang dikhawatirkan tidak tersaring baik oleh ginjal sehingga menjadi bahan toksik di tubuh.10Pemeriksaan PIV memerlukan persiapan yaitu malam sebelum pemeriksaan diberikan kastor oil (catharsis) atau laksans untuk membersihkan kolon dari feses yang menutupi daerah ginjal. Untuk mendapatkan keadaan dehidrasi ringan, pasien tidak diberikan cairan mulai dari jam 10 malam sebelum pemeriksaan. Keesokan harinya penderita harus puasa. Untuk bayi dan anak diberikan minum mengandung karbonat, tujuannya untuk mengembangkan lambung dengan gas. Usus akan berpindah, sehingga bayangan kedua ginjal dapat dilihat melalui lambung terisi gas.10Bahan kontras conray (Meglumine iothalamat 60% atau hypaque sodium/sodium diatrizoate 50%), urografin 60 atau 76 mg% (methyl glucamine diatrizoate), dan urografin 60-70 mg%. Sebelum pasien disuntik urografin 60 mg% harus dilakukan terlebih dahulu uji kepekaan. Dapat berupa pengujian subkutan atau intravena. Jika penderita alergi terhadap bahan kontras, pemeriksaan pielografi intravena dibatalkan.10Dosis urografin 60 mg% untuk orang dewasa adalah 20 ml. Kalau perlu dapat diberikan dosis rangkap yaitu 40 ml. Tujuh menit setelah penyuntikan dibuat film bucky antero-posterior abdomen. Foto berikutnya diulangi pada 15-30 menit, dan 1 jam. Sebaiknya segera setelah pasien pasien disuntik kontras, kedua ureter dibendung, baru dibuat foto 7 menit. Kemudian bendungan dibuka , langsung dibuat foto di mana diharapkan kedua ureter terisi. Dilanjutkan dengan 15 dan 30 menit. Pada kasus tertentu dibuat foto 1 dan 2 jam, malahan foto 6, 12 dan 24 jam.10Film bucky antero-posterior abdomen digunakan setelah penyuntikan, ulangi pemotretan film antero-posterior abdomen dengan jarak waktu setelah disuntik kontras intravena, masing-masing:10a. Empat-5 menit

b. Delapan-15 menit

c. Duapuluh lima-30 menit

d. foto terlambat, jika konsentrasi dan ekskresi sangat kurang pada 1-8 jam

e. foto terkhir biasanya film berdiri

Pada pasien hipertensi, film harus dibuat setelah penyuntikan 30 detik sampai 1 menit, dan tiap-tiap menit setelah itu, untuk 5 menit pertama.10Pielogram

Pada pielogram normal akan diperoleh gambaran bentuk kedua ginjal seperti kacang. Kutup (pool) atas ginjal kiri setinggi Th11, bagian bawah, batas bawah setinggi korpus vertebra L3. Ginjal kanan letaknya kira-kira 2 cm lebih rendah daripada yang kiri. Pada pernapasan, kedua ginjal bergerak, dan pergerakan ini dapat dilihat fluoroskopi. Arah sumbu ke bawah dan lateral sejajar dengan Mm. Psoas kanan dan kiri. Dengan adanya lemak perirenal, ginjal menjadi lebih jelas terlihat. Hal ini terutama dapat dilihat pada orang gemuk. Pelvis renis kemudian dilanjutkan dengan calyx major, biasanya 2. Dari calyx major dilanjutkan dengan calyx minor. Jumlahnya bervariasi antara 6-14. Kedua ureter berjalan lurus dari pelvis renis ke daerah pertengahan saqkrum dan berputar ke belakang lateral dalam suatu arkus, turun ke bawah dan masuk ke dalam dan depan untuk masuk trigonum buli-buli. Tiga tempat penyempitan ureter yang normal, yaitu pada sambungan pelvis dan ureter, ureter dengan buli-buli dan pada persilangan pembuluh darah iliaca.10Sistografi

Sistografi dilakukan setelah penembusan kateter ke dalam kandung kemih dan penyuntikkan zat kontras. Cara ini berguna untuk melihat bentuk umum tumor kandung kemih bila urografi intravena telah gagfal atau meragukan. Ultrasonografi dapat juga digunakan untuk memperlihatkan tumor kandung kemih, dan CT memungkinkan untuk memperkirakan dan menggolongkan stadium dari tumor.10Perhatian telah banyak dicurahkan pada seringnya kejadian refluks vesiko-ureter, dan pentingnya keadaan ini sebagai penyebab terjadinya pielonefritis kronik dan hal tersebut akan menjadi faktor penyebab yang penting. Refluks paling baik diperlihatkan dengan melakukan micturating cystogram, walaupun hal tersebut dapat terjadi dengan spontan bila kandung kemih terisi dengan baik. Begitu pasien buang air kecil, refluks mungkin terlihat naik ke ureter sesuai dengan kontraksi kandung kemih.10Urografi retrograd

Indikasi urografi retrograd adalah untuk melihat anatomi traktus urinarius bagian atas dan lesi-lesinya. Hal ini disebabkan apabila pielografi intravena tidak berhasil menyajikan anatomi dan lesi-lesi traktus urinarius bagian atas. Keistimewaan urografi retrograd berguna untuk melihat fistel.10Pielografi antegrad

Pielografi antegrad perkutaneus adalah cara yang berguna untuk memperlihatkan calyx ginjal, pelvis ginjal dan ureter pada kasus dengan dugaan adanya penyumbatan saluran kemih di mana cara intravena telah gagal atau tidak meyakinkan. Tidak seperti urografi retrograd, pemeriksaan ini mempunyai kejadian infeksi kandung kemih yang rendah. Hal ini juga berguna pada bayi dan anak-anak yang tidak mungkin dilakukan sistoskopi.10Suatu pelebaran Calyx ginjal ditusuk melalui kulit dari daerah lumbal dengan menggunakan jarum halus dan zat kontras kemudian disuntikkan. Teknik tersebut juga dapat digunakan untuk memasukkan suatu kateter dan menyediakan drainase untuk sementara. Saluran kateter dapat juga digunakan untuk pengambilan secara perkutaneus kalkuli ginjal dan untuk tempat memasukkan stent.10Angiografi ginjal

Suatu kateter opak ditembuskan ke dalam aorta secara perkutaneus dengan ujung kateter yang dibentuk lebih dahulu dan diatur dengan layar ke dalam pangkal arteri ginjal dengan suatu alat penguat bayangan. Semua peredaran darah ginjal dapat diperlihatkan dengan hanya menggunakan zat kontras konsentrasi rendah dalam jumlah sedikit.10

Angiogram ginjal pada masa lampau menyediakan cara untuk membuat diagnosis banding sebelum dilakukan pembedahan pada kasus sulit di mana telah diperlihatkan suatu massa pada ginjal, tatapi hal tersebut tidak psti apakah tumor atau kista. Hipernefroma yang khas memperlihatkan vaskularisasi yang berlebihan dengan pembuluh darah patologis pada seluruh daerah tumor. Kista yang khas ditemukan sebagai kerusakan melingkar yang besar pada angiogram. Cara tersebut mempunyai ketelitian tinggi dalam membedakan antara tumor dan kista, walaupun kadang-kadang suatu tumor tanpa vaskularisasi yang ditemukan dapat memberikan kesulitan. Namun, USG atau CT sekarang menyediakan cara yang lebih sederhana untuk menegaskan diagnosis kista atau tumor pada ginjal.10Computed tomography (CT-Scan)

Pada CT, ginjal-ginjal akan tampak transversal oval pada kedua kutub (pool) dan bayangan bulan sabit di daerah hilus. Densitas parenkim 10-30 HU (Hounsfield) bergantung pada stadium hidrasi. Pada foto polos tampak densitas yang homogen. Dengan menyuntikkan kontras urografin 50 ml, maka di daerah korteks tampak opak; medula piramid, hipodens, pada fase arterial yang dini, yang analog dengan arteriografi. Korteks yang opak akan berkurang pada fase lanjut.10