paper fix

20
PERILAKU SERANGGA Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Entomologi Disusun Oleh : Dewi Purwanti 140410080050

Transcript of paper fix

Page 1: paper fix

PERILAKU SERANGGADisusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Entomologi

Disusun Oleh :

Dewi Purwanti

140410080050

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2011

Page 2: paper fix

PERILAKU SERANGGA

Suatu aksi dan reaksi individu terhadap lingkungan dengan menggunakan

berbagai macam perubahan biasa disebut perilaku. Respon perilaku yang

dilakukan serangga dapat bersifat menguntungkan dan merugikan. Keuntungan

yang diperoleh bagi serangga ialah pertahanan hidup dan reproduksi, tetapi

perilaku yang tidak tepat menyebabkan kerugian berupa kematian,

ketidakberhasilan kawin, rendahnya jumlah bahan makanan yang dikonsumsi dan

lain-lain. Beberapa jenis perilaku merupakan bentuk kerjasama antara hormone

dan mekanisme system saraf. Lebih lanjut, pada hewan kecil dan invertebrata,

beberapa saraf yang bertugas untuk mengkoordinasi respon potensial sangat

terbatas (otak semut terdiri dari 1 juta sel saraf, sedangkan otak manusia memiliki

100 juta sel saraf), dan investasi energi dalam fungsi dan pemeliharaan

cukup tinggi.

Berikut ini akan dijelaskan tipe atau jenis-jenis perilaku pada serangga :

1. Ritme

Ritme pada serangga lebih dikenal dengan nama ritme circadian. Ritme

circadian sering disebut juga sebagai jam biologis, yang memungkinkan

serangga menentukan kapan waktu beraktifitas dan beristirahat. "Jam" itu

sebenarnya berjalan sepanjang waktu, namun setiap kali perlu dicocokkan

dengan siklus siang dan malam.

Adanya suatu ritme pada serangga mengakibatkan pembagian dua

kelompok hidup pada serangga, yaitu diurnal atau serangga yang hidup selama

periode harian contohnya ialah nyamuk Aedes aegypti, dan nokturnal atau

serangga yang aktif pada malam hari contohnya ialah ngengat Spodoptera

litura dan kutu Cimex lactularius.

2. Perilaku Mencari Makan dan Permulaan Makan

Berdasarkan kebiasaan makan pada serangga, maka terdapat 4 tipe

serangga:

Page 3: paper fix

a. Fitopagus (pemakan jaringan tumbuhan), contohnya kumbang (family

Buprestidae, Scolytidae, dan Curculionidae), semut-semut kayu, dan

rayap. Pemakan akar tumbuhan: ulat-kawat (Elateridae) lundi-lundi putih

(Scarabaeidae), nimfa cicada, berbagai aphid dan beberapa larva lalat.

b. Karnivora (pemakan jaringan hewan), contohnya kumbang tanah,

kumbang harimau, kumbang ladybird (pemangsa aphid), serangga sayap

renda (Chrysopidae), beberapa Hemiptera dan beberapa Diptera, seperti

lalat tungkai panjang, dan lalat tari.

c. Saprofagus (pemakan bahan organik yang telah mati dan juga

mikrorganisme), contohnya pada ordo-ordo Blattaria (kecoa), Isoptera

(anai-anai), Coleoptera, dan Diptera (terutama lalat muskoid). Pemakan

bangkai : kumbang bangkai (Silphidae), kumbang kulit (Dermestidae dan

Troginae), dan larva dari beberapa lalat (khususnya lalat hijau). Pemakan

tinja : kumbang tinja (Scarabaeidae, Histeridae, dll) dan larva lalat

(khususnya lalat muskoid).

d. Omnivora (memakan lebih dari 1 jenis makanan).

Terdapat dua pola perilaku makan pada serangga:

Menemukan sumber makanan potensial. Serangga karnivora mendeteksi

perpindahan mangsa dengan mengandalkan indera penglihatan, walaupun

sinyal berupa getaran juga berpengaruh. Herbivora menggunakan

penglihatan atau bau busuk untuk mendeteksi sumber makanan. Beberapa

parasit, seperti nyamuk mendeteksi temperatur, karbon dioksida, dan bau

badan.

Setelah sumber makanan ditemukan, terjadi proses penentuan makanan

yang akan dikonsumsi, biasanya dengan menggunakan organ reseptor di

bagian mulut (terutama di bagian palpi), antena atau tarsi, tergantung

kepada jenis spesiesnya. Lalat kuda (hose flies) merasakan makanan

dengan menggunakan tarsi yang kemudian membuat pemendekan pada

proboscis, dilanjutkan dengan menentukan makanan oleh reseptor yang

ada di bagian labelum (bibir) dan akhirnya mulai mengkonsumsi makanan

tersebut. Tidak semua makanan dapat dikonsumsi oleh serangga. Jika

Page 4: paper fix

makanan tersebut tidak disukai oleh serangga, maka ia meninggalkannya

dan pergi mencari sumber makanan yang baru.

3. Menemukan Pasangan dan Kopulasi

Setiap serangga memiliki strategi yang berbeda untuk berkopulasi dan

bereproduksi. Dalam hal ini berbagai stimulus diperlukan dalam menemukan

pasangan dan berkopulasi. Stimulus tersebut terdiri dari penglihatan,

pendengaran, penciuman (termasuk feromon), atau sentuhan. Perilaku mencari

pasangan yang unik dapat dilihat dari kunang-kunang dan tonggeret.

Kunang-kunang adalah serangga nokturnal, maka stimulus penglihatan

sangat berperan penting dalam menemukan pasangan. Pasangan dapat

ditemukan melalui pancaran cahaya dari bagian abdomennya yang dinamakan

sebagai organ luminescen. Terdapat dua tipe strategi yang terkait di dalamnya,

yang pertama adalah betina memberikan sinyal spesifik yang menarik bagi

jantan. Yang kedua, jantan membalasnya dengan pola cahaya yang spesifik.

Tiap spesies mempunyai kode sinyal, warna, bentuk organ cahaya, serta

ketinggian tersendiri untuk membedakan spesies yang satu dengan yang lain.

Mekanisme bioluminescen pada kunang-kunang ialah sebagai berikut:

organ luminescen terdiri dari lapisan sel-sel penghasil cahaya (fotosit) yang

ditunjang oleh lapisan sel lain, yang bertindak sebagai reflektor. Organ ini

berhubungan dengan trakea sehingga mempunyai suplai oksigen yang besar.

Cahaya tersebut dihasilkan melalui oksidasi zat yang dinamakan luciferin. Zat

luciferin dikatalisa oleh enzim luciferinase dengan adanya ATP dan ion-ion

magnesium. Luciferin ada di dalam tubuh kunang-kunang dalam bentuk

terinaktivasi. Impuls syaraf yang mencapai syaraf mengeluarkan asetilkolin,

yang selanjutnya mengarah ke sintesa pirofosfat. Pirofosfat yang bereaksi

dengan luciferin dan adanya oksigen menghasilkan cahaya, sehingga 100%

energi yang dikeluarkan dalam reaksi tersebut adalah cahaya.

Berbagai macam serangga mengeluarkan bunyi-bunyian untuk memikat

betina. Jangkrik menghasilkan bunyi-bunyian, namun lebih lemah

dibandingkan tonggeret. Sama seperti jangkrik, tonggeret membutuhkan

stimulus pendengaran untuk menemukan pasangan. Tonggeret mengeluarkan

Page 5: paper fix

bunyi-bunyian sebagai nyanyian khas untuk kawin. Nyanyian tersebut hanya

dilakukan oleh jantan, karena jantan memiliki organ tympanic yang terdiri dari

timbal atau tambur di bagian abdomen.

Timbal tersebut bergetar dalam ruangan resonansi, dimana ruang

resonansi terbentuk dari gumpalan otot di bagian metatoraks dan dua segmen

pertama dari abdomen. Otot terbesarnya menarik timbal sehingga melengkung

ke dalam ruangan resonansi dan menghasilkan suara ”klik” yang diikuti dengan

suara klik kedua ketika tymbal kembali ke posisi semula. Suara tersebut dapat

membesar dikarenakan terdapat membran di atau selaput tipis berwarna

kekuningan pada bagian posterior yang berbentuk seperti cermin dan suara

tersebut dapat bervariasi tergantung pada pembukaan ruang resonansi. Tiap-

tiap spesies mengeluarkan lagu yang berbeda dari spesies lainnya, sehingga

jenis tonggeret dapat diidentifikasi melalui nyanyiannya.

4. Oviposisi

Oviposisi adalah peristiwa peletakan telur oleh serangga. Peristiwa ini

melibatkan ovipositor atau sebuah organ yang digunakan untuk meletakkan

telur, biasanya terletak pada abdomen ke-8 dan ke-9. Serangga memilih media

atau substrat tertentu sebagai tempat peletakan telur, seperti air, tanah, dan

tumbuhan. Kebanyakan serangga herbivora meletakkan telurnya pada

tumbuhan yang merupakan makanan bagi larva. Pada serangga (sejenis kutu

daun) meletakkan telur di bagian permukaan bawah daun.

Diperlukan dua respon dalam proses peletakan telur. Respon pertama

melibatkan pembedaan terhadap daerah peletakan telur, seperti bentuk tanaman

atau hewan. Respon kedua membutuhkan indera tertentu untuk memulai

peletakan telur, seperti reseptor kimia dan reseptor peraba yang terletak pada

tarsi dan ovipositor, merasakan substrat tempat peletakan telur dengan

menggunakan bagian mulutnya dan juga melibatkan indera lainnya. Oviposisi

lainnya dapat dilihat pada tawon soliter (Sphex ichneumoneus) betina, mereka

mencari dan menggali lubang di tanah, untuk sementara waktu lubang tersebut

ditutup dan kemudian mencari beberapa mangsa spesifik. Mangsa tersebut

biasanya nimfa belalang yang dibawa atau diseret ke dalam lubang. Mangsa

Page 6: paper fix

kemudian dimasukkan ke dalam lubang dan telur diletakkan pada mangsa.

Tahapan tersebut diulangi kembali hingga sarang memiliki persediaan makanan

yang cukup bagi perkembangan larva.

Belalang bertanduk panjang setelah menemukan tanaman, lalu ia

merasakan tanaman tersebut melalui gigitan, ketika ia merasa bahwa tanaman

itu adalah tanaman yang tepat, kemudian ovipositor ditarik mendekati daun dan

telur-telur pun mulai diletakkan pada daun. Pada tawon parasit, ovipositor

termodifikasi dengan baik dan berhubungan dengan kelenjar beracun. Kelenjar

tersebut berfungsi untuk melumpuhkan serangga inangnya sehingga telur-telur

dapat diletakkan tanpa perlawanan balik dari serangga inang dan untuk

mencegah adanya sistem imun inang yang dapat menghancurkan telur-telur

serangga.

5. Orientasi

Orientasi pada serangga digunakan sebagai titik acuan dalam

menemukan makanan maupun jalan pulang ke sarang. Benda-benda seperti

bulan, matahari juga pohon, sungai, jalan raya, dan bebatuan besar dapat

digunakan untuk penentuan posisi mereka. Pada lebah madu (Apis cerana)

menggunakan matahari sebagai orientasi dalam penentuan sumber makanan.

Bila letak sumber makanan dekat dengan sarang mereka, maka lebah madu

akan melakukan tarian berputar, dan bila letak sumber makanan terletak jauh

dari sarang maka lebah madu melakukan tarian waggle (waggle dance).

6. Migrasi

Fungsi utama dari migrasi pada kebanyakan spesies adalah untuk

penyebaran individu menuju tempat baru yang sesuai. Contoh migrasi dapat

dilihat pada kupu-kupu raja (Danaus plexippus) di Amerika. Mereka tidak

mampu bertahan pada musim dingin dan bermigrasi ke selatan untuk

menghindari musim dingin. Populasi di bagian barat, terbang menuju daerah

San Fransisco selatan yg lebih sejuk, dimana pada populasi di bagian tengah

dan timur bermigrasi sejauh ribuan mil melewati Amerika Serikat dan Teluk

Meksiko menuju daerah pegunungan barat dari Mexico City.

Page 7: paper fix

Musim dingin selanjutnya, kelompok tersebut bubar dan bermigrasi ke

arah utara dan meletakkan telurnya pada daun milkweed sebagai makanan

spesifik bagi larva. Beberapa kupu-kupu raja dapat terbang kembali ke tempat

asalnya, tetapi hanya sebagian yang kembali ke tempat asalnya dan populasi

yang ada di daerah utara kemudian membentuk generasi baru. Di akhir musim

panas, populasi kupu-kupu raja di Amerika Serikat dan Kanada bagian selatan

meningkat. Kebanyakan individu yang mencapai daerah perkembangbiakan di

bagian utara, bukan individu-individu yang sama yang meninggalkan daerah itu

pada akhir musim panas sebelumnya. Diperkirakan bahwa banyak kupu-kupu

raja dapat terbang 1500 mil atau lebih ke selatan pada akhir musim panas dan

sampai sejauh 1000 mil lagi ke utara pada musim semi berikutnya. Ketika

musim gugur datang, generasi tersebut melanjutkan siklus migrasi dengan

bermigrasi ke daerah selatan. Diperkirakan sekitar 100 – 200 juta kupu-kupu

selamat ketika bermigrasi dikarenakan besarnya persediaan lemak yang

dimiliki oleh kupu-kupu tersebut, mereka mengkonsumsi nektar, sehingga

hanya 50% lemak dalam tubuhnya yang tersisa ketika mereka tiba. Lemak

tersebut merupakan satu-satunya sumber energi selama musim dingin.

7. Perilaku Perlindungan

a. Autotomi

Serangga tongkat, memiliki suatu daerah yang lemah di bagian

trochanter (daerah tonjolan tulang paha, tempat melekatnya otot), yang

dapat dilepas di bawah tekanan yang ekstrim. Hal ini terjadi ketika

anggota badannya dicengkram oleh predator besar. Gerak refleks yang

terjadi bersamaan dengan pemindahan anggota badan yang menyebabkan

kaki menjadi kejang digunakan untuk mengalihkan perhatian agar dapat

melarikan diri. Terdapat suatu membran khusus yang mencegah terjadinya

perdarahan dan terjadi regenerasi kaki di saat molting berikutnya.

b. Gerak Refleks

Kumbang memiliki eksoskeleton yang keras, mereka berpura-pura

mati ketika diganggu dan tidak bergerak selama beberapa detik hingga

Page 8: paper fix

beberapa jam. Selama periode gerak refleks ini, aktivitas normal berhenti

dan rangsangan gagal untuk menginduksi respon. Eksoskeleton yg keras

dan pergerakan yang sedikit dapat melindungi individu yang tidak

bergerak karena kebanyakan predator membutuhkan pergerakan mangsa

sebagai rangsangan untuk menyerang. Pada akhirnya refleks ini hilang dan

serangga kembali ke aktivitas normal.

c. Perdarahan Refleks

Ketika terancam, beberapa serangga mampu menekan hemolimfa

dari kelenjar dengan struktur yang khusus. Kumbang koksi dan kumbang

blister adalah contoh dari perdarahan refleks. Biasanya hemolimfa tersebut

mengandung substansi racun seperti malachiines, chantarides dan zat

penolak.

8. Sekresi Pertahanan

Sekresi pertahanan atau allomone dapat dikeluarkan oleh serangga-

serangga tertentu sebagai mekanisme pertahanan dirinya. Meskipun beberapa

sekresi pertahanan berbahaya secara langsung bagi predator tertentu,

kebanyakan dari sekresi tersebut memiliki spektrum luas yang efektif terhadap

musuh, baik vertebrata dan invertebrata. Sekresi pertahanan pada rayap family

Nasutitermes dikeluarkan dari organ berbentuk kerucut yang disebut nasut

(yang berarti hidung dan penampilannya seperti tusuk. Organ ini merupakan

perbesaran kelenjar tulang dahi dan sebagian dari masa kepala yang menonjol

keluar. Nasut mengeluarkan sekresi pertahanan yang berupa racun terhadap

musuhnya.

9. Perilaku Suara

Perilaku suara dapat dilihat pada ngengat Arctiid (Noctuidae,

Geometridae). Ngengat ini memiliki tympana metatoraks yang dapat

mendeteksi gaung yang dikeluarkan oleh kelelawar untuk mencari mangsa.

Saat suara ultrasonik dikeluarkan oleh kelelawar maka ngengat akan segera

menghindar.

Page 9: paper fix

Adaptasi lainnya ditemukan pada ngengat arctiid tertentu ialah melalui

mekanise keributan, yang dihasilkan dari rangkaian gerigi kutikula di bagian

toraks yang melapisi rongga dan dipenuhi udara. Saat rongga ini ditekukkan

secara cepat dan diluruskan kembali selama terbang, suatu rangkaian bunyi

ultrasonik diproduksi dan dapat didengar oleh kelelawar.

10. Penyamaran Warna

Sebagian besar serangga sulit untuk dilihat, terutama pada saat

populasinya rendah. Mereka menyatu dengan lingkungannya dan tidak akan

ditemukan kecuali pada saat mereka bergerak. Hal ini disebut dengan

menyembunyikan diri dengan warna atau penyamaran warna.

Menyembunyikan diri dengan warna tubuh hanya berlaku saat serangga

beristirahat atau berada pada lingkungan maupun latar belakang yang sesuai.

Menyembunyikan warna paling cocok bagi serangga yang aktif di siang hari

karena pergerakan akan membuat mereka lebih mudah terlihat.

Perilaku penyamaran warna dapat dilihat pada walkingstick yang

memiliki warna dan bentuk tubuh menyerupai ranting pohon. Selain itu,

beberapa kupu-kupu memiliki sayap transparan dan menyatu dengan

lingkungan sekitarnya selama waktu istirahat dan terbang. Hal ini memberikan

perlindungan bagi serangga terhadap vertebrata predator.

Perilaku penyamaran warna yang berhubungan dengan sifat genetik

dapat dilihat pada ngengat Biston betularia. Pengamatan pada ngengat Biston

betularia mengindikasikan bahwa baik bentuk terang dan melanik (berbeda

hanya dengan satu alel dominan C) mencoba untuk memilih warna latar

belakang yang cocok. Sebelum industrialisasi, bentuk-bentuk terang

(homozigot resesif) merupakan bentuk yang paling sukses karena mereka

bersembunyi dengan baik pada latar belakang dengan banyak pohon yang

tertutup lichen, dimana fenotip yang gelap (CC atau Cc) memiliki lebih sedikit

tempat yang cocok untuk beristirahat dan oleh sebab itu mereka menjadi lebih

mudah terlihat dan dimangsa. Dengan meningkatnya industrialisasi dan

perubahan dalam lansekap, lichen menjadi lebih jarang ditemui atau

menghilang sehingga fase terang menjadi bentuk yang mencolok. Dalam

Page 10: paper fix

interval 50 tahun (tahun 1848-1898), bentuk melanik meningkat dari sekitar

1% menjadi 99% di dalam populasinya. Industrialisasi telah menghasilkan

pembalikan dalam keuntungan seleksi terhadap Biston betularia, sekitar 70 dari

780 spesies ngengat Inggris lainnya berevolusi menjadi fase-fase yang lebih

dominan gelap.

11. Memperlihatkan Warna

Kupu-kupu Lanternaria posphorea memiliki keistimewaan tersendiri

dalam bentuk kamuflase di alam. Kupu-kupu ini memiliki lukisan mata raksasa

pada sayap mereka. Ketika kupu-kupu merasakan adanya bahaya, misalnya

predator seperti burung kecil pemakan serangga dan capung yang sedang

mencari makan, ia tiba-tiba membentangkan sayapnya lebar-lebar. Dua mata

raksasa terlihat menakutkan bagi burung, sehingga burung tersebut segera pergi

meninggalkannya.

Mata palsu ini merupakan cara pertahanan diri paling ampuh bagi kupu-

kupu. Musuh terbesar dari pemangsa kupu-kupu ini adalah burung hantu,

dimana penampakan di sayap belakang kupu-kupu pada umumnya adalah

lukisan burung hantu. Dengan kata lain, kupu-kupu mempertahankan diri

dengan menyerupai wajah musuh dari para pemangsanya, karena semua burung

kecil dan serangga takut pada burung hantu.

12. Mimikri

Bagi kebanyakan hewan, termasuk serangga, terdapat permasalahan

bagaimana cara untuk memangsa tanpa dimangsa. Dengan cara melakukan

mimikri, mereka memperoleh perlindungan dan meningkatan kesempatan

untuk hidup. Mimikri adalah perubahan yang dilakukan oleh suatu organisme

untuk menyerupai organisme lain ataupun benda tertentu. Spesies yg ditiru atau

aposematik disebut dengan model, sementara spesies yang mendapat

perlindungan dan kemiripan disebut mimik.

Ada 2 tipe mimikri, yaitu :

a. Batesian mimikri, dinamakan sesuai dengan nama naturalis Inggris, Henry

W. Bates. Mimik terbatas pada spesies-spesies tertentu yang disukai oleh

Page 11: paper fix

predator dimana spesis tersebut mendapat keuntungan karena predator

tertipu oleh kemiripan mimik dengan model yang tidak disukai. Contoh :

lalat dronefly adalah lalat penghisap nektar bunga. Untuk melindungi dirinya

pada saat makan ia melakukan mimikri menyerupai lebah agar tidak

dimangsa oleh predator dan juga agar tidak disengat oleh lebah pencari

makan.

b. Mullerian mimikri, dinamakan oleh Fritz Muller, seorang naturalis Jerman.

Pada tipe ini baik model maupun mimik tidak disukai oleh predator dan

keduanya akan dihindari oleh vertebrata predator. Contoh : kupu-kupu

viceroy (Limenitis archippus) melakukan mimikri menyerupai kupu-kupu

raja (Danaus plexippus) yang beracun, dikarenakan pada bagian sayap

terdapat akumulasi racun dari tanaman milkweed yang merupakan pakan

utama bagi larva kupu-kupu raja. Namun kupu-kupu viceroy dapat

dibedakan dari kupu-kupu raja dengan adanya garis hitam di bagian sayap

belakang dan pada saat terbang kepakan sayapnya mendatar.

Pada Batesian mimikri cenderung bersifat merugikan pada model jika

mimik yang disukai oleh predator dimangsa dan predator tersebut secara aktif

mencari pola warna yang serupa, sedangkan pada Mullerian mimikri, model

dan mimik sama-sama diuntungkan, karena keduanya tidak disukai oleh

predator dan jika memakan salah satu dari keduanya akan menimbulkan sifat

menghindar pada predator.

Page 12: paper fix

DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Putri Marissa (140410080001)

Selain kupu-kupu, apakah ada serangga air yang melakukan migrasi?

Jawaban:

Ada, pada Family Corixidae. Nimfa dan dewasa sering terdapat di kolam

berlumpur yang airnya menggenang. Umumnya merupakan penerbang

yang kuat, dapat tinggal landas langsung dari permukaan air dan

melakukan migrasi apabila suhu meningkat atau populasi terlalu padat.

Pejantan dewasa pada beberapa spesies dapat berbunyi seperti jangkrik.

2. Moch. Pratama (140410080059)

Mengapa kupu-kupu raja beracun? Jelaskan tumbuhan apa yang

menyebabkannya beracun?

Jawaban:

Karena pada kupu-kupu raja (Danaus plexippus) terdapat akumulasi racun

di bagian sayapnya dari tanaman milkweed yang merupakan pakan utama

bagi larva kupu-kupu raja. Tanaman ini mengandung kadar

cardenolide.tinggi  Bahan kimia ini tidak membahayakan ulat, tapi bisa

membuat mereka beracun bagi predator bahkan setelah mereka menjadi

dewasa setelah keluar dari kepompong.

3. Aditya Julian E. (140410080056)

Sebutkan contoh lain serangga yang mengeluarkan suara ketika kopulasi?

Jawaban:

Belalang, Famili Acrididae . Suara ini biasanya digunakan untuk

memanggil betina dan sebagai perilaku agresif yang menunjukan daerah

kekuasaan. Suara dihasilkan dari gesekan satu bagian tubuh kebagian

lainnya. Suara yang dihasilkan belalang berasal dari penggesekan

(stridulation), yaitu gesekan sayap depan pada waktu terbang atau

gesekan sayap depan dengan femur tungkai belakang.

Page 13: paper fix

DAFTAR PUSTAKA

Borror. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga. Edisi Keenam. Yogyakarta :

Universitas Gadjah Mada Press.

Elzinga, R. J. 1997. Fundamental of Entomology. Fourth Edition. New Jersey :

Prentice Hall.

Gun. 2010. Kupu-kupu Monarch Memanfaatkan Tanaman Obat untuk Menjauhkan Keturunannya dari Penyakit. http://www.faktailmiah.com/ 2010/10/13/kupu-kupu-monarch-memanfaatkan-tanaman-obat-untuk-menjauhkan-keturunannya-dari-penyakit.html diakses tgl 20 Maret 2011