Osteomieitis Hematogen Akut (Final)

13
OSTEOMYELITIS-Yunita,Dian.M,Vikneshwaran OSTEOMYELITIS HEMATOGEN AKUT Pendahuluan Osteomielitis adalah proses infeksi pada tulang dan sumsum tulang. Infeksi itu sendiri adalah masuknya mikroorganisme patogen ke dalam tubuh dan bermiltiplikasi yang diikuti dengan terjadinya reaksi tubuh berupa reaksi inflamasi. Mikroorganisme masuk ke dalam tulang melalui dua cara yaitu : Direk : melalui kulit dengan adanya luka, laserasi, atau fraktur terbuka. Indirek : melalui peredaran darah, dengan adanya fokal infeksi di tempat lain, seperti adanya infeksi traktus respiratorius, hidung dan mulut, dan traktus genitourinarius. Secara umum terdpat empat tipe infeksi pada tulang dan sendi, yaitu : Infeksi spesifik Pada tipe ini kita dapat menentukan penyebab pasti dari infeksi. Terbanyak adalah tipe piogenik seperti osteomielitis, arthritis septic dan tenosinovitis. Ada juga tipe granulomatus seperti osteomielitis tuberculosis dan arthritis tuberculosis. Infeksi non spesifik dan idiopatik 1

Transcript of Osteomieitis Hematogen Akut (Final)

Osteomieitis Hematogen Akut

OSTEOMYELITIS-Yunita,Dian.M,Vikneshwaran

OSTEOMYELITIS HEMATOGEN AKUTPendahuluan

Osteomielitis adalah proses infeksi pada tulang dan sumsum tulang. Infeksi itu sendiri adalah masuknya mikroorganisme patogen ke dalam tubuh dan bermiltiplikasi yang diikuti dengan terjadinya reaksi tubuh berupa reaksi inflamasi. Mikroorganisme masuk ke dalam tulang melalui dua cara yaitu :

Direk : melalui kulit dengan adanya luka, laserasi, atau fraktur terbuka. Indirek : melalui peredaran darah, dengan adanya fokal infeksi di tempat lain, seperti adanya infeksi traktus respiratorius, hidung dan mulut, dan traktus genitourinarius.Secara umum terdpat empat tipe infeksi pada tulang dan sendi, yaitu :

Infeksi spesifik

Pada tipe ini kita dapat menentukan penyebab pasti dari infeksi. Terbanyak adalah tipe piogenik seperti osteomielitis, arthritis septic dan tenosinovitis. Ada juga tipe granulomatus seperti osteomielitis tuberculosis dan arthritis tuberculosis. Infeksi non spesifik dan idiopatik

Termasuk ke dalam golongan ini adalah penyakit demam rematik, rheumatoid arthritis, ankylosing spondilitis.

Infeksi jaringan musculoskeletal yang disebabkan oleh iritasi kemikal

Ditemukan pada penyakit arthritis metabolic yaitu gout.

Inflamasi kronik yang disebabkan trauma fisik yang berulang

Biasanya disebabkan karena mikrotrauma atau iritasi mekanis.

Osteomielitis hematogen akut merupakan salah satu penyakit infeksi yang serius pada tulang. Biasanya menyerang metafisis tulang panjang dan banyak terdapat pada anak-anak. Penyakit ini tiga kali lebih sering ditemukan pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. ETIOLOGI

Penyebab tersering adalah Staphylococcus aureus (90% dari kasus osteomielitis hematogen akut). Pada anak kurang dari 4 tahun penyebab tersering adalah Haemophillus influenzae. Kuman biasanya berasal dari infeksi sekunder pada kulit, infeksi pada saluran nafas atas ataupun trauma.

PATOGENIS DAN PATOLOGI

Osteomielitis hematogen diawali oleh suatu focus infeksi yang disertai dengan hiperemi dan edema pada metafisis dari tulang panjang. Edema dan proses inflamasi yang terjadi pada tulang tersebut menyebabkan tekanan intraosseus meningkat dan menimbulkan gejala berupa nyeri lokal yang hebat dan terus-menerus. Hal ini diperberat dengan terjadinya pembentukan pus yang kemudian terjadi trombosis vaskuler dan pada akhirnya terjadi nekrosis pada tulang.

Pada osteomielitis akut dapat terjadi osteolisis sehingga terjadi kerusakan tulang. Melalui pembuluh darah yang rusak, bakteri dapat masuk kembali ke peredaran darah dan menimbulkan bakteriemia bahkan septicemia yang ditandai oleh demam, malaise dan anoreksia. Penyebaran local dari infeksi secara langsung dapat mengenai korteks dan mendorong periosteum sehingga terbentuk abses periosteum. Dengan adanya pendorongan periosteum tersebut akan mengganggu aliran darah ke daerah korteks, akibatnya terjadi nekrosis tulang yang lebih luas.

Dalam beberapa hari kemudian infeksi dapat berpenentrasi melalui periosteum dan menimbulkan selulitis dan abses soft tissue. Bila infeksi berpenetrasi ke daerah sendi maka akan mengakibatkan timbulnya septic arthritis.

Nekrosis tulang menyebabkan terbentuknya fragmen-fragmen tulang yang mati yang disebut dengan sequestrum. Sementara itu pada periosteum baik pada trabekula maupun korteks terjadi pembentukan tulang baru yang menyelubungi tulang mati, disebut sebagai involukrum. Apabila infeksi masih berlangsung, pada involukrum ini terjadi lubang tempat pus keluar yang disebut kloaka dan membentuk fistel ke kulit. Keadaan ini disebut osteomielitis kronis.

GEJALA KLINIS DAN DIAGNOSIS

Bila terjadi pada anak-anak maka pada anamnesis ditemukan gejala berupa nyeri hebat dan terus-menerus dekat ujung tulang panjang yang sakit, disertai dengan demam dan malaise. Biasanya anak tersebut akan merasa kesakitan bila tulang yang terkena tersebut disentuh sehingga biasanya bagian tersebut tidak akan digerakkan. Harus dicari apakah sebelumnya ada riwayat infeksi di tempat lain seperti infeksi saluran nafas, infeksi di telinga atau mulut. Pada pemeriksaaan fisik ditemukan adanya hiperemi local, swelling, kalor dan edema serta nyeri tekan di daerah yang terkena.

Pada orang dewasa biasanya daerah yang terkena adalah vertebra torakolumbal. Biasanya ditandai dengan demam yang tidak begitu tinggi dan nyeri pada daerah punggung. Pada pemeriksaan fisik adanya nyeri tekan tidak begitu jelas. Pemeriksaan penunjang sederhana berupa pemeriksaan radiologist dan laboratorium darah. Sayangnya pemeriksaan roentgen pada 10 hari pertama belum spesifik, hanya dapat menunjukkan pembengkakan jaringan lunak saja. Sehingga untuk mendiagnosis dini osteomielitis akut pada anak-anak hanya berdasarkan gejala klinis. Baru pada minggu kedua perjalanan penyakit terlihat gambaran radiologist berupa reaksi periosteal dan daerah berdensitas rendah yang menunjukkan destruksi tulang. Pada pemeriksaan darah ditemukan adanya peningkatan leukosit .

Untuk diagnosis pasti adalah melalui pemeriksaan kultur dengan cara aspirasi pus dari abses subperiosteal. Selain kultur juga dilakukan pemeriksaan sensitifitas dan resistensi bakteri.

Pemeriksaan penunjang lain yang dapat dilakukan adalah ultra sound, radioscintigrafi dan Magnetic Resonance Imaging.

TERAPI

Setelah diagnosis osteomyelitis hematogen akut dapat di tegakkan,penderita harus segera mendapatkan perawatan intensif.Pemberian antibiotic harus segera di lakukan, disertai pemeriksaan kultur dan sensitivitas dan resistensi bakteri.Antibiotik yang dapat di berikan seperti:Cloxacillin,golongan sefalosporin.Bila telah ada hasil kultur maka pemberian antibiotik.

Secara penanganan yang di berikan adalah sebagai berikut:

1. Tirah baring dengan pemberian analgetik.

2. Pemberian cairan intravena.

3. Traksi pada ekstremitas yang sakit untuk mengurangi sakit,mencegah penyebaran infeksi dan mencegah kontraktur pada soft tissue.4. Segera di berikan antibiotic yang tepat secara parenteral.Setelah 2 minggu,obat dapat di berikan per oral.

5. Bila setelah 24 jam pemberian terapi intensif tidak memberikan respon yang baik,maka di lakukan dikompresi berupa drainase untuk membersihkan pus.

6. Terapi antibiotik tetap di lanjutkan minimal sampai 4 minggu.

KOMPLIKASIKomplikasi dini berupa:

1. Kematian akibat septikemi

2. Pembentukan abses.

3. Septik arthritis terutama pada hip joint.

Komplikasi lanjut,berupa:

1. Osteomyelitis kronis

2. Fraktur patologis

3. Kontraktur pada sendi

4. Gangguan pertumbuhan pada tulang yang terinfeksiPROGNOSISPrognosis penyakit ini berhubungan dengan efektivitas pengobatan.Efektifitas tersebut dipengaruhi oleh 4 faktor,yaitu:

1. Interval waktu antara onset penyakit dengan pemberian antibiotic.

Pemberian antibiotic idealnya di mulai pada 3 hari pertama timbulnya penyakit sebab area yang mengalami osteomyelitis belum menjadi iskemi.Selain itu bakteri penyebab lebih sensitive terhadap obat.Bila obat di berikan setelah hari ketiga,maka destruksi tulang sudah tidak dapat di cegah.2. Antibiotik yang di berikan tepat untuk melawan bakteri penyebab.

Dalam hal ini perlu di lakukan kultur dan uji sensitivitas resistensi.

3. Dosis antibiotik.

4. Lamanya terapi antibiotik.

OSTEOMYELITIS KRONIS

Osteomyelitis hematogen kronis dapat merupakan kelanjutan dari osteomyelitis akut yang tidak di terapi secara adekuat.Namun dapat juga di sebabkan karena komplikasi dari fraktur terbuka atau post operasi.Penyebab dari osteomyelitis kronis adalah Staphylococcus aureus,E.coli,S.pyogenes,Proteus dan Pseudomonas.PATOGENESIS DAN PATOLOGILesi patologis yang khas pada rase kronis dari osteomielitis adalah adanya tulang yang mati yang terinfeksi. Tulang mati yang steril secara bertahap akan mengalami revaskularisasi, resorbsi, dan kemungkinan diganti oleh tulang vital. Sedangkan pada tulang mati yang terinfeksi tidak demikian, akan selamanya terpisah sebagai squestrum.

Bakteri dapat bertahan dan multiplikasi dalam kanalis Haversi dan kanalikuli dari tulang avaskuler tersebut. Pus di sekitar squestrum akan mencegah revaskularisasi dan melindungi bakteri dalam squestrum tersebut dari system pertahanan tubuh dan antibiotic.

Tanpa ada revaskularisasi, proses resorbsi tidak dapat tetjadi sehingga squestrum tetap ada sebagai sumber infeksi. Pada involukrum terdapat lubang tempat pus keluar yang disebut kloaka dan membetuk fistel ke kulit.

GEJALA KLINIS DAN DIAGNOSIS

Penderita biasanya mengeluh nyeri, hangat pada lokasi, disertai dengan edema, nyeri tekan dan ekstremitas yang tidak dapat digerakkan. Dapat juga disertai dengan adanya secret seropurulen dari fistel yang keluar dimana pada jaringan di sekitar menjadi keras dan mungkin ada ekskoriasi. Peru ditanyakan apakah sebelumnya telah ada riwayat seperti ini untuk mengetahui apakah kondisi yang sekarang merupakan lanjutan dari penyakit sebelumnya. Dari pemeriksaan radiologist dapat terlihat gambaran squestrum berupa bayangan rongga lusen dengan dinding sklerotik. Pada pemeriksaan darah dapat ditemukan adanya anemia dan LED yang meningkat.TERAPIPus dibersihkan dengan drainase. Squestrum dihilangkan dengan squestrektomi kemudian diikuti oleh pemberian antibiotic langsung ke dalam kavitas tulang melalui sebuah double lumen tube. Antibiotik diberikan setiap empat jam dan diberihkan dengan suction sebelum pemberian berikutnya. Pengobatan ini diberikan sampai dipastikan telah steril, biasanya 3-6 minggu. Metode pengobatan ini memerlukan pengawasan yang ketat sehingga ada metode lain yaitu teknik Papineau. Teknik ini merupakan teknik rekonstrksi dengan bone grafting dan skin grafting.

KOMPLIKASI1. Kontraktur sendi

2. Fraktur patologis

3. Epidermoid karsinoma

PAGE 1