Oa, Bells Paly, Fraktur (Osteoporosis) Kejang Demam
-
Upload
alfreda-devina-susanti -
Category
Documents
-
view
44 -
download
1
description
Transcript of Oa, Bells Paly, Fraktur (Osteoporosis) Kejang Demam
BAHAN OSOCA BLOK 8
BAHAN OSOCA BLOK 8
SKE D
Deasy Fajarina, 60 tahun, 80 kg, 160 cm, berobat ke dokter praktek swasta dengan keluhan utama nyeri sendi lutut.
Dia merasa nyeri sendi sangat dalam, terlokalisir, dans ering menyebabkan gangguan tidur. Ketika dia bangun
pagi, dia merasa kaku pada sendi lutut kurang dari 30 menit dan dia merasa sulit berjalan secara langsung dari
tempat tidur ke kamar mandi. Keluahan ini sudah ada sejak 5 tahun yang lalu dan dia harus minum obat untuk
mengurangi.
Pemeriksaan Fisik ;
Tekanan darah 110/70 mmHg. Dari pemeriksaan ekstremitas bawah : penurunan ROM sendi lutut, hangat, nyeri
(+), efusi minimal dan krepitasi pada sendi lutut.
Pemeriksaan radiologi : spur formation pada sendi lutut.
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Deasy Fajarina, 60 tahun, 80 kg, 160 cm, dengan keluhan utama nyri sendi lutut.
2. Deasy merasa nyeri sendi sangat dalam, terlokalisir, dan sering menyebabkan gangguan tidur.
3. Ketika bangun pagi, merasa kaku pada sendi lutut kurang dari 30 menit, dan merasa sulit berjalan secara
langsung dari tempat tidur ke kamar mandi.
4. Keluhan ini sudah ada sejak 5 tahun yang lalu dan harus minum obat untuk mengurangi sakitnya.
5. Pemeriksaan fisik :
a. tekanan darah 110/70 mmHg
b. penurunan ROM sendi lutut, hangat, nyeri (+)
c. krepitasi pada sendi lutut
d. Pemeriksaan radiologi : spur formation sendi lutut.
ANALISIS MASALAH
1. a. Apa itu nyeri ?
pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan atau potensial
akan menyebabkan kerusakan jaringan. (The International Assosiation for the Study of Pain/IASP)
b. Apa saja tipe nyeri ?
BAHAN OSOCA BLOK 8
a) Noniseptif <akibat perasangan noniseptor (serabut a-delta dan serabut-c) o/ rangsangan mekanik,
termal, atau kemikal>
b) Neuropatik <timbul akibat iritasi atau trauma pada saraf>
c) Somatik <nyeri pada organ non viseral, misalnya nyeri pasca bedah, nyeri tulang>
d) Viseral <nyeri dari organ viseral, biasanya akibat distensi <jarak> organ yang berongga, misalnya
usus, kandung empedu, pankreas, jantung. diikuti referred pain dan sensasi otonom, seperti mual dan
muntah.>
e) Psiokogenik <untuk depresi atau kelainan psikosomatik>
c. Apa saja penyebab nyeri pada lutut ?
a) Nyeri sendi lutut akut :
setelah melakukan aktivitas yang berat seperti loncat, lari, setelah mendapat trauma misalnya cedera
olah raga dan kecelakaan lalu lintas.
b) Nyeri sendi lutut kronis :
osteoarthritis (pengapuran sendi), bursitis (radang bantalan sendi), tendinitis (radang ujung otot),
rematoid arthritis dan gout.
d. Apakah normal berat badan dan tinggi badan Deasy ?
BMI = 31,25 <obesitas>
BAHAN OSOCA BLOK 8
Catatan. Tabel ini berlaku untuk orang dewasa (20 tahun ke atas). Remaja dan anak-anak menggunakan
interpretasi yang berbeda karena dipengaruhi oleh umur dan jenis kelamin.
f. Adakah hubungan dengan umur, berat badan, tinggi badan, dan jenis kelamin terhadap nyeri pada sendi
lutut tersebut ?Usia
Perubahan fungsi tubuh
Glukosamin
Cairan Sinovial
Estrogen
Chondrosit
Gangguan pembentukkan tulang
Proteoglikan Collagen tapi mudah hancur
Cartilage breakdown (osteofit)
Kehilangan sifat kompresibilitas
BMI tidak normal
sinovitis “Swelling” sehingga menekan persarafan
Nyeri di lutut
Lebih sering terjadi pada ♀Pengaruh estrogen
BAHAN OSOCA BLOK 8
g. Bagaimana anatomi normal dan abnormal articulatio genue ?
Anatomi Normal
Terdiri atas dua buah sendi condylaris antara condylus femoris medialis dan lateralis dengan condylus
tibiae yang bersesuaian serta sebuah sendi plana antara patella dan facies patellaris femoris.
Diatasnya ada condylus femoralis yang bulat, dibawahnya ada condylus tibiae dan meniskus
cartilaginosa, didepannya terdapat articulatio ujung bawah femur dan patella.
Perbandingan anatomi normal dan abnormal Articulatio Genue
BAHAN OSOCA BLOK 8
h. Bagaimana fisiologi genue ?
dapat melakukan gerakan fleksi, ekstensi, dan rotasi.
i. Bagaimana histologi genue ?
j.
k. Gambar 2.4 Histologi Normal Knee Joint dengan Pewarnaan H.E.
l.
m.
n. Gambar 2.5 Histologi Abnormal Knee Joint
2. Mengapa nyeri sendi lutut terasa sangat dalam, terlokalisir dan menyebabkan gangguan tidur ?
BAHAN OSOCA BLOK 8
3. a. Apa itu kaku sendi lutut ?
rasa seperti diikat, lebih terasa pada pagi hari dan berkurang setelah digerak-gerakkan pada lutut,
berlangsung ringan dan singkat.
b. Bagaimana mekanisme terjadinya kaku pada sendi lutut ?
c. Apa yang menyebabkan gangguan pada sendi ?
Pain Feels Deep, Localized, and Often Interfering Sleep
Chondrocytes Proteoglycans + collagen↑ but easy to break
Imbalance Cartilage forming < break down
Collagen type II Collagen type I + osteophytes forming
LOCALIZED in joint PAIN FEELS DEEP
Easy to feel tired
Taking rest Joint is not used Stiffness
INTERFERING SLEEP Pain + uncomfortable
Sendi tidak dapat difungsikan setelah melakukan istirahat
Kaku Sendi Lutut
Cartligo rusak
Cairan syovial sedikit
Pembengkakan
Berat Badan tidak seimbang
BAHAN OSOCA BLOK 8
a) Faktor degenerasi (ketuaan);
b) Faktor genetik (keturunan);
c) Rematik;
d) Infeksi;
e) Cedera;
f) aktifitas fisik;
g) obesitas.
d. Mengapa perasaan kaku pada sendi terasa pada pagi hari ?
Karena pada malam hari melakukan istirahat yang cukup lama (immobilitas) penumpukan cairan
dalam sendi pembengkakan karena pengecilan otot disekitarnya gerakan sendi tidak licin
krepitus kontraktur (tertarik) sendi dan keterbatasan gerak sendi lebih kaku.
e. Mengapa ada jedah waktu ± 30 menit untuk berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi ?
Karena desakan cairan yang berada di sekitar jaringan yang mengalami inflamasi (kapsul sendi, sinovia,
atau bursa) digerak-gerakkan cairan akan menyebar dari jaringan yang mengalami inflamasi
penderita merasa terlepas dari ikatan bisa menggerakkan sendinya kembali dengan waktu kurang
lebih 30 menit.
4. a. Apa hubungan nyeri pada sendi lutut dengan keluhan yang dialami sejak 5 tahun yang lalu ?
nyeri yang dirasakan saat ini merupakan klimaks dari keluhan nyeri sendi 5 tahun yang lalu, dimana
selama kurun waktu 5 tahun, sendi lutut mengalami degenerasi terus menerus.
b. Apa saja obat-obat yang biasa digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri ?
Obat Anti Inflamasi (anti radang) Non-Steroid (OAINS), seperti :
asetaminofen (parasetamol),
Natrium Diklofenak, Piroksikam, Ibuprofen
c. Bagaimana sifat-sifat farmakologi dan aktivasitas terapeutik obat tersebut ?
asetaminofen (parasetamol),
BAHAN OSOCA BLOK 8
a) mempunyai efek analgesik, hanya efektif pada nyeri intesnsitas rendah sampai sedang
b) mempunyai efek antipiretik dengan kemampuan menghambat siklooksigenase di otak
c) tidak mempunyai efek antiradang karena efektif menghambat siklooksigenase di otak tetapi tidak
di tempat peradangan jaringan perifer.
d) tidak menghambat aktivasi neutrofil
Natrium Diklofenak, Piroksikam, Ibuprofen
a) mempunyai efek antipiretik, menurunkan suhu tubuh saat demam,
b) Mempunyai efek analgesik, hanya efektif pada nyeri intesnsitas rendah sampai sedang
c) Mempunyai efek antiradang, memberikan peredaan simptomatis pada nyeri dan peradangan yang
menyertai penyakit dan tidak menghentikan cidera patologis jaringan.
d) Menghambat aktivasi neutrofil
d. Bagaimana efek samping obat tersebut ?
asetaminofen (parasetamol),
a) ruam kulit berupa urtikaria, kadang lebih parah disertai demam obat atau lesi mukosa
b) neutropenia
c) trombositopenia
d) nekrosis hati
e) nekrosis tubulus ginjal
f) koma hipoglikemik
Natrium Diklofenak, Piroksikam, Ibuprofen
a) gangguan saluran cerna seperti menginduksi ulser lambung/usus disertai anemia akibat banyak
kehilangan darah, nyeri epigastrik, dan mual.
b) efek SSP
c) ruam kulit
d) reaksi alergi
e) sakit kepala
f) retensi cairan dan edema
g) gangguan fungsi ginjal
5. a. Bagaimana interpretasi dan mekanime tekanan darah 110/70 mmHg, penurunan ROM sendi lutut,
hangat, nyeri (+), efusi minimal dan krepitasi pada sendi lutut ?
TD : 110/70 mmHg = diambang batas normal.
Ny. Deasy Fajarina
Cairan Sinovial Kartilago Hyaline
Produksi Cairan Sinovial
Menerima Cairan dari Plasma
Penurunan ROM sendi lutut
(Kekakuan)
Sifat Hidrofilik proteoglikan
kemampuan menahan beban
berat
Kerusakan Cartilago Hyaline
Berat badan berlebih
Peradangan Setempat
Respon mikrosirkulasi
Migrasi Sel Leukosit PMN
Nyeri TerlokasiMerangsang Pelepasan Mediator
Prostaglandin
Vasodilatasi Perifer
Terasa Hangat
Edema Setempa
t
Pembengkakan Jar. Lunak
Sekitar Sendi
Pembengkakan pada Sinovial
Efusi Minimal
Gerakan sendi tidak licin
krepitus
BAHAN OSOCA BLOK 8
b. Bagaimana cara pemeriksaan ROM pada sendi lutut ?
Secara normal gerakan fleksi pada sendi lutut sebesar 120-1450 dan gerakan ekstensi 00 dan mungkin
dapat ditemukkan hiperekstensi sebesar 100.
c. Apasaja pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan ?
a) Pemeriksaan radiologis rutin yaitu foto polos AP dan lateral dimana bagian dari femur dan tibia
harus terlihat.
BAHAN OSOCA BLOK 8
b) Pemeriksaan Sky Line atau pemeriksaan tangensial yang berguna untuk mengetahui osteoarthritis
patelo-femoral.
c) Pemeriksaan radiologi dengan kontras yaitu artrografi.
d. Bagaimana interpretasi spur formation ?
Tulang baru yang sering kali menyerupai duri (taji) dimana tulang ini tidak sekokoh tulang asli, tapi
lebih rapuh, secara keseluruhan didapati gambaran osteoporotik di sekitar sendi tsb.
e. Bagaimana mekanisme dari spur formation ?
IL1 menstimulasi sintesis dan sekresi dan stromelisin, kolagenase, gelatinase dan tissue plasminogen
activator jumlah reseptor IL-1 kondrosit Hilangnya rawan sendi sebagian bertahap
mengalami degradasi progresif jumlah proteoglikan growth factor sintesis proteoglikan
kolagen dan hialuronan , mengurangi reseptor IL-1 kondrosit, dan menurunkan degenarasi
proteoglikan perbaikan tidak sebagus normal rawan sendi hilang seluruhnya pecahan rawan
sendi menepi spur formation.
6. Apa yang terjadi dengan Deasy ?
nyeri sendi lutut yang disebabkan osteoarthritis.
7. Apa etiologi penyakitnya ?
Belum diketahui secara pasti
8. Bagaimana risk faktor penyakitnya ?
1) Faktor predisposisi umum : antara lain umur, jenis kelamin, kegemukan, hereditas; hipermobilitas,
merokok, densitas tulang, hormonal dam penyakit reumatik kronik lainnya.
2) Faktor mekanik : antara lain trauma, bentuk sendi, penggunaan sendi yang berlebihan karena
pekerjaan/aktivitas.
9. Bagaimana epidemiologi penyakitnya ?
a. 35-50% memiliki gejala sakit, kekakuan atau ketebatasan gerak sendi.
BAHAN OSOCA BLOK 8
b. Prevalensi dari osteoarthritis + 2% pada orang yang berusia < 45 thn, 30% pada orang berusia 45-64 thn,
dan 63-85% pada orang berusia > 65 thn.
c. prevalensi ostearthritis meningkat seiring dengan bertambahnya usia, dengan perbandingan wanita : pria =
2:1.
d. gambaran radiologis osteoarthritis pada lutut > didapatkan pada wanita, sedangkan laki-laki > di panggul
10. Bagaimana klasifikasi penyakitnya ?
a. OA Primer: dialami > usia 45 tahun, proses penuaan alami, tidak diketahui penyebab pastinya, menyerang
secara perlahan tapi progresif, dan dapat mengenai lebih dari satu persendian. Biasanya menyerang sendi
yang menanggung berat badan seperti lutut dan panggul, bisa juga menyerang punggung, leher, dan jari-
jari.
b. OA Sekunder: dialami < usia 45 tahun, biasanya disebabkan oleh trauma (instabilitas) yang menyebabkan
luka pada sendi (misalnya patah tulang atau permukaan sendi tidak sejajar), akibat sendi yang longgar,
dan pembedahan pada sendi. Penyebab lainnya adalah faktor genetik dan penyakit metabolik.
11. Bagaimana patogenesis penyakitnya ?
12. Bagaimana differensial diagnosis penyakitnya ?
a. Reumatoid Artritis (RA)
b. Osteoarthritis (OA)
c. Arthritis Gout (AG)
13. Bagaimana diagnosis kerjanya ?
Osteoarthritis ecausa nyeri sendi lutut.
14. Bagaimana penatalaksanaannya ?
a. Edukasi sangat penting bagi semua pasien OA. Dua hal yang menjadi tujuan edukasi adalah bagaimana
mengatasi nyeri dan disabilitas.
b. Terapi fisik bertujuan untuk melatih pasien agar persendiannya tetap dapat dipakai dan melatih pasien
untuk melindungi sendi yang sakit.
c. Diet bertujuan untuk menurunkan berat badan pada pasien OA yang gemuk. Penurunan berat badan dapat
mengurangi keluhan dan peradangan. Penurunan energi intake yang aman pemberian defisit energi antara
500-1000 kalori perhari, sehingga akan terjadi pembakaran lemak tubuh dan penurunan berat badan 0,5 –
1 kg per minggu. Intake energi diberikan 1200-1300 kal per hari, dan paling rendah 800 kal per hari.
BAHAN OSOCA BLOK 8
Contoh komposisi makanan yang kami anjurkan adalah dalam sehari pasien bisa memasak 1 gelas beras
(550 kal), 4 potong tempe sedang (150 kal), 1 buah telur (100 kal), 2 potong ayam sedang (300 kal) dan 1
ikat sayuran kangkung (75 kal).
d. Terapi farmakologis pada penderita OA biasanya bersifat simptomatis.
- Asetaminophen = nyeri ringan, per oral dosis untuk nyeri akut yaitu 325-500 mg 4 kali sehari.
- Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS) = Untuk nyeri sedang sampai berat, atau ada inflamasi,
maka OAINS yang selektif COX-2 merupakan pilihan pertama, kecuali jika pasien mempunyai risiko
tinggi untuk terjadinya hipertensi dan penyakit ginjal dan perhatian khusus terhadap gangguan
pencernaan. Untuk Na-diklofenak dengan dosis 2x50 mg.
- Tramadol = diberikan tersendiri atau dengan kombinasi dengan analgetika lain jika nyerinya belum
berkurang.
- Opioid = jika analgetika yang lain kurang memberikan manfaat.
e. Terapi pembedahan. Terapi ini diberikan apabila terapi farmakologis dan rehabilitasi tidak berhasil
untuk mengurangi rasa sakit; dan juga untuk melakukan koreksi apabila terjadi deformitas yang
menimbulkan gangguan mobilisasi sendi yang mengganggu aktifitas sehari-hari. Operasi dipertimbangkan
pada pasien dengan kerusakan sendi yang nyata, dengan nyeri yang menetap dan kelemahan fungsi.
Teknik yang digunakan adalah total joint arthroplasty dan revision arthroplasty. Sebelum diputuskan
untuk melakukan terapi pembedahan, harus dipertimbangkan terlebih dahulu risiko dan keuntungannya.
15. Bagaimana pemeriksaan penunjangnya ?
a. Pemeriksaan laboratorium --> biasanya tidak dijumpai kelainan
b. Foto polos sendi (roentgen) --> dapat terlihat penyempitan rongga sendi, pembentukan osteofit (tonjolan-
tonjolan kecil pada tulang), perubahan bentuk sendi, dan destruksi tulang
c. Pemeriksaan cairan sendi --> dapat dijumpai peningkatan kekentalan cairan sendi
d. Pemeriksaan artroskopi --> dapat memperlihatkan destruksi tulang rawan sebelum tampak di foto polos
16. Bagaimana komplikasi ?
- Deep Vein Thrombosis
- Infeksi
- Loosening
- Gangguan pada patella
- Rekuren dislokasi
- Fraktur
- Tibia Tray Wear
BAHAN OSOCA BLOK 8
- Peroneal Palsy
17. Bagaimana prognosis ?
Umumnya baik, sebagian besar nyeri dapat diatasi dengan obat-obat konservatif. Hanya kasus-kasus berat
yang memerlukan operasi.
18. Bagaimana preventif dan promotionnya ?
OA dapat dihindari dengan mengeliminir faktor predisposisi yang ada. Hal yang dapat dilakukan :
1. Menjaga berat badan.
2. Melakukan jenis olahraga yang tidak banyak menggunakan persendian atau yang menyebabkan
terjadinya perlukaan sendi. Contohnya berenang dan olahraga yang bisa dilakukan sambil duduk dan
tiduran.
3. Aktivitas olahraga hendaknya disesuaikan dengan umur.
4. Menghindari perlukaan pada persendian
5. Meminum obat-obatan suplemen sendi (atas anjuran dokter)
6. Mengkonsumsi makanan sehat.
7. Memilih alas kaki yang tepat & nyaman.
8. Lakukan relaksasi dengan berbagai teknik.
9. Hindari gerakan yang meregangkan sendi jari tangan.
10. Jika ada deformitas pada lutut, misalnya kaki berbentuk O, jangan dibiarkan. Hal tersebut akan
menyebabkan tekanan yang tidak merata pada semua permukaan tulang.
HIPOTESIS
Ny. Deasy Fajarina menderita nyeri pada sendi lutut yang disebabkan oleh Osteoarthritis.
Kerangka Konsep :
Deasy Fajarina, ♀, 60 th, 80 kg, 160 cm
NYERI SENDI
Nyeri sangat dalam
Kaku ± 30 menit pada pagi hari
Sulit berjalan
terlokalisir
Menyebabkan gangguan tidur
Nyeri sejak 5 tahun lalu
Radiologi :spur formation sendi
lutut.
Differensial Diagnosa:Osteoarthritis
Reumatoid ArthritisGout Arthritis
Osteoarthritis
Ekstremitas Bawah :tekanan darah 110/70
mmHgpenurunan ROM sendi
lutut, hangat, nyeri (+)
krepitasi pada sendi lutut
Dokter praktek swasta
BAHAN OSOCA BLOK 8
BAHAN OSOCA BLOK 8
BAHAN OSOCA BLOK 8
SKE C
Pak Faisal, 54 tahun, selama 3 tahun ini menderita hypertensi sedang. Kemarin lebih kurang jam 21.00, Pak
Faisal tiba di Palembang dari Jakarta dengan menumpang Travel Mini Bus Full AC. Keesokkan harinya, pada
waktu bangun tidur Pak Faisal juga merasa pipi kirinya terasa kebas. Kemudian Pak Faisal mengunjungi dokter
keluarga. Disamping kondisi di atas, Pak Faisal juga merasa pendengaran telinga kirinya lebih keras suaranya bila
dibandingkan dengan telinga kanan dan adanya gangguan pada indera pengecap dilidahnya.
Pada Pemeriksaan fisik dijumpai :
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 170/90 mmHg
Pemeriksaan lainnya : dalam batas normal
Pemeriksaan Neurologist dijumpai ;
Hypestesia : disekitar pipi
Mengangkat alis : kerutan kulit pada kening asymetris
Menyeringai : bibir kanan lebih tinggi
Refleks-refleks fisiologis : (+) normal
Refleks-refleks patologis : (-)
Identifikasi Masalah
1. Pak Faisal, 54 tahun, 3 tahun menderita hypertensi sedang.
2. Pak Faisal merasa pipi kirinya kebas, sebelumnya Pak Faisal menumpang Travel Mini Bus Full AC dari Jakarta-
Palembang.
3. Pak Faisal ke Dokter Keluarga, Pak Faisal juga merasa pendengaran telinga kiri lebih keras dari kanan, dan
merasa ada gangguan di indra pengecapnya.
4. Pemeriksaan fisik : Td : 170/90 mmHg
5. Pemeriksaan Neurologis :
Hypestesia : di sekitar pipi kiri
Mengangkat alis : kerutan kulit pada kening asymetris
Menyeringai : bibir kanan lebih tinggi
Analisis Masalah
1. a. Apa yang dimaksud dengan Hypertensi?
BAHAN OSOCA BLOK 8
kondisi medis peningkatan tekanan darah yang abnormal dengan sistolik lebih dari 140 mmHg dan diastolic
lebih dari 90 mmHg.
b. Bagaimana tingkatan dari Hypertensi?
- Stadium I, Ringan :
Sistolik : 140-159 mmHg
Diastolik : 60-90 mmHg
- Stadium II, Sedang :
Sistolik : 160-179 mmHg
Diastolik : 100-109 mmHg
- Stadium III, Berat :
Sistolik : 180-209 mmHg
Diastolik : 110-119 mmHg
- Maligna :
Sistolik : ≥ 210 mmHg
Diastolik : ≥ 120 mmHg
c. Apa penyebab Hypertensi?
Hipertensi primer
Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti : genetika, lingkungan,
hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, systemrennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok
dan stress.
Hipertensi sekunder
Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler renal. Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil,
gangguan endokrin.
d. Bagaimana hubungan umur dan hypertensi?
Semakin tua usia seseorang, serat kolagen pada dinding arteri dan arteriole menebal pembuluh darah
menjadi lebih kaku elastisitas yang berkurang diameter berkurang tekanan .
e. Bagaimana mencegah Hypertensi?
BAHAN OSOCA BLOK 8
a) Menghindari ''Junk food” dan makanan yang mengandung banyak garam perlu dihindari. Juga makanan
yang terlalu lama di freezer. Konsumsi gula juga perlu dibatasi. Kalau perlu cukup mengonsumsi satu
sendok gula setiap hari.
b) Menghindari makanan yang mengandung vetsin
c) Menghentikan kebiasaan merokok. Sebab satu batang rokok bisa meningkatkan tekanan darah sistolik
hanya dalam waktu lima menit. Asap rokok merupakan radikal bebas yang bisa mengakibatkan
penyempitan pembuluh darah.
d) Perlu istirahat dan tidur yang cukup.
g. Bagaimana mekanisme Hypertensi?
2. a. Apa itu paralysis?
hilangnya kekuatan yang dalam hal ini mempengaruhi anggota tubuh yaitu kaki dan lengan ataupun
kelompok otot.
b. Bagaimana klasifikasi paralysis?
- Monoplegia<satu anggota badan>
- diplegia <bagian badan sama pada kedua sisi badan, contohnya:kedua lengan atau kedua sisi wajah>
- hemiplegia <satu sisi badan atau separuh badan>
- quadriplegia <semua keempat anggota badan dan batang tubuh>
c. Apa penyebab paralysis?
ArterioleImbalans Elektrolit
Arteri
vasokonstriksi
arterosklerosis
hipertensi
pengaruh syaraf/ hormon dalam darah
diabetic neuropatiGMCpolisistik disease
(tumor)chronic tububointestilnefritishiperlipidemiausia lanjut
BAHAN OSOCA BLOK 8
pada otak adalah : stroke, tumor, truma (disebabkan jatuh atau pukulan), multiple sclerosis (penyakit
yang merusak bungkus pelindung yang menutupi sel saraf), serebral palsy (keadaan yang disebabkan
injuri pada otak yang terjadi sesaat setelah lahir), gangguan metabolik (gangguan dalam penghambatan
kemampuan tubuh untuk mempertahankannya).
pada batang otak lebih sering disebabkan trauma, seperti jatuh atau kecelakaan mobil.
pada tulang belakang termasuk : tumor, herniasi sendi (juga disebut ruptur sendi), spondilosis, rematoid
artrirtis pada tulang belakang atau multiple sklerosis.
pada saraf tepi mungkin disebabkan trauma, carpal tunel sindrom, Gullain Barre Syndrom, radiasi, toksin
atau racun, CIDP, penyakit dimielinisasi.
d. Bagaimana anatomi pipi (kiri dan kanan)?
e. Apa hubungan kebas di pipi kiri dan AC di travel?
Angin dari AC
Masuk ke tengkorak melalui foramen stylomastoideus
Vasokonstriksi arteriole
Iskemik primer
Nervus facialis terjepit
Iskemik sekunder pada jaringan nervus facialis
Gangguan penghantaran impuls n. facialis
Motorik terganggu
Left facial palsy
Vasodilatasi pembuluh darah kapiler
yang terletak antar n. facialis dan canalis facialis
Mekanisme kompensasi
BAHAN OSOCA BLOK 8
f. Mengapa kebas terjadi di pipi kiri?
karena setelah terpajanan udara dingin dari travel mini bus full AC terpusat pada satu tempat canalis
facialis berupa tulang, saraf tidak dapat membesar terjadi kompresi dan iskemia otot-otot wajah
menjadi lumpuh (kebas) pada satu sisi.
g. Apa hubungan kebas dengan Hypertensi?
Aterosklerosis & peningkatan tahanan
perifer pada hipertensi
Ketidakmampuan N.VII untuk meneruskan impuls
saraf
penyempitan pembuluh darah
Pembengkakan N.VII
ischemia
Kekurangan nutrisi dan oksigen
Aliran darah menuju jaringan terhambat
Terjadi terus menerus
Jika terjadi di tempat asal nervus VII
BAHAN OSOCA BLOK 8
h. Mengapa kebas baru terasa di keesokkan paginya?
karena waktu untuk terjadinya kelumpuhan dibutuhkan waktu sampai dengan 48 jam.
3. a. Apa yang seharusnya dokter keluarga lakukan?
a) pemeriksaan fisis
b) pemeriksaan neurologis
c) untuk treatment lebih lanjut di lakukan rujukan kepada dokter spesialis.
b. Mengapa pendengaran sebelah kiri lebih keras dari pada sebelah kanan?
BAHAN OSOCA BLOK 8
Mekanisme Hyperacusis
Gelombang suara
Ditangkap daun telinga
Menggetarkan membrantimpani
Menggetarkan maleus
Menggetarkan inkus
Menggetarkan stapes
N. Vestibulococlear
Peredaman oleh M. stapedius
N. Facialis
N. Brachial motor
c. Apa hubungan antara pendengaran telinga kiri dan kebas di sebelah kiri?
Lesi LMN di os petrosum atau cavum timpani dan pada cabang-cabang tepi nervus facialis. Proses
patologik di sekitar meatus akustikus internus akan melibatkan nervus facialis dan akustikus. Maka paralisis
LMN akan timbul bergandengan dengan reaksi pendengaran.
d. Bagaimana anatomi telinga?
e. Bagaimana histologi telinga?
BAHAN OSOCA BLOK 8
f. Bagaimana fisiologi telinga?
a) menangkap suara untuk mendengar
b) sebagai aksesoris
g. Bagaimana anatomi lidah?
h. Bagaimana histologi lidah?
BAHAN OSOCA BLOK 8
Gambar 2.5 Histologi Lidah
Keterangan :
LEAF SHAPED PAPILLAE OF THE TONGUE
(Stained with haematoxylin and eosin)
1 - epithelium covering papilla (stratified squamous nonkeratinizing)
2 - core of the papilla (lamina propria of the mucosa of dorsal surface of the tongue)
3 - taste bude
i. Bagaimana fisiologi lidah?
a) mengidentifikasi makanan
b) membantu tindakan berbicara
c) merespon rasa manis, asin, asam, dan pahit
j. Apa penyebab gangguan indra pengecap pada Pak Faisal?
k. Apa hubungan antara kebas di pipi, indra pengecap, dan gangguan pendengaran ? Jelaskan!
makanan2/3 anterior lidah(papilla
filipormis,papilla fungiformis,papilla vallata
Corda timpani
Gang. Dalam merasakan makanan
Gyrus post centralis di operculum insula parietalis
Gangguan penghantaran impuls
N.Fasialis terganggu
BAHAN OSOCA BLOK 8
4. Apa intetrpretasi dari TD : 170/90 mmHg?
termasuk hipertensi sedang
5. a. Bagaimana interpretasi Hypertesia pipi kiri?
menurunnya kemampuan fungsi otot di bagian sekitar pipi kiri
b. Bagaimana interpretasi dan mekanisme kerutan kiri pada kening asimetris?
Interpretasi : Kelumpuhan n. Facialis central.
Mekanisme :
dahi di kerutkan → inervasi bilateral → kening asimetris
c. Bagaimana interpretasi bibir kanan lebih tinggi?
asimetris diantara kedua bagian
6. Apa yang terjadi pada Pak Faisal?
menderita Bell’s Palsy
7. Apa saja organ yang terlibat? (neuroanatomi)
LMN pada nervus facialis N.VII
8. Bagaimana etiologinya?
Tidak diketahui.
BAHAN OSOCA BLOK 8
9. Bagaimana epidemiologinya?
Bell’s palsy menempati urutan ketiga penyebab terbanyak dari paralysis fasial akut. Penderita diabetes
mempunyai resiko 29% lebih tinggi, dibanding non-diabetes. Bell’s palsy mengenai laki-laki dan wanita
dengan perbandingan yang sama. Akan tetapi, wanita muda yang berumur 10-19 tahun lebih rentan terkena
daripada laki-laki pada kelompok umur yang sama. Penyakit ini dapat mengenai semua umur, namun lebih
sering terjadi pada umur 15-50 tahun. Pada kehamilan trisemester ketiga dan 2 minggu pasca persalinan
kemungkinan timbulnya Bell’s palsy lebih tinggi daripada wanita tidak hamil, bahkan bisa mencapai 10 kali
lipat .
10. Bagaimana Risk Factor-nya?
(1) Usia di atas 60 tahun
(2) Paralisis komplit
(3) Menurunnya fungsi pengecapan atau aliran saliva pada sisi yang lumpuh,
(4) Nyeri pada bagian belakang telinga dan
(5) Berkurangnya air mata
11. Bagaimana patogenesisnya?
Hingga kini belum ada pesesuaian pendapat. Teori yang dianut saat ini yaitu teori vaskuler.
vasodilatasi pembuluh darah yang terletak antara n. fasialis dan dinding kanalis fasialis iskemi primer n.
fasialis gangguan fungsi n. fasialis
12. Bagaimana Differensial Diagnosanya?
a. Bell’s Palsy
b. Facial Palsy
c. Miastemia Gravis
13. Bagaimana diagnosa kerjanya ?
Bell’s Palsy ecausa pajanan dingin dari AC yang terpusat pada pipi kiri.
14. Bagaimana penatalaksanaannya?
a. Istirahat terutama pada keadaan akut
BAHAN OSOCA BLOK 8
b. Medikamentosa
- Prednison : pemberian sebaiknya selekas-lekasnya terutama pada kasus BP yang secara elektrik
menunjukkan denervasi. Tujuannya untuk mengurangi udem dan mempercepat reinervasi. Dosis yang
dianjurkan 3 mg/kg BB/hari sampai ada perbaikan, kemudian dosis diturunkan bertahap selama 2
minggu. dosis tinggi : 40 – 60 mg /hr selama 5 hr (u/ masa akut)
- Vitamin B1
c. Fisioterapi
Sering dikerjakan bersama-sama pemberian prednison, dapat dianjurkan pada stadium akut. Tujuan
fisioterapi untuk mempertahankan tonus otot yang lumpuh. Cara yang sering digunakan yaitu :
mengurut/massage otot wajah selama 5 menit pagi-sore atau dengan faradisasi.
d. Operasi
Tindakan operatif umumnya tidak dianjurkan pada anak-anak karena dapat menimbulkan komplikasi lokal
maupun intrakranial. Tindakan operatif dilakukan apabila :
• tidak terdapat penyembuhan spontan
• tidak terdapat perbaikan dengan pengobatan prednison
• pada pemeriksaan elektrik terdapat denervasi total.
Beberapa tindakan operatif yang dapat dikerjakan pada BP antara lain
- dekompresi n. fasialis yaitu membuka kanalis fasialis pars piramidalis mulai dari foramen
stilomastoideum
- nerve graft
- operasi plastik untuk kosmetik (muscle sling, tarsoraphi).
15. Bagaimana pemeriksaan penunjangnya?
1) Uji kepekaan saraf (nerve excitability test)
Pemeriksaan ini membandingkan kontraksi otot-otot wajah kiri & kanan setelah diberi rangsang listrik.
Perbedaan rang sang lebih 3,5 mA menunjukkan keadaan patologik dan jika lebih 20 mA menunjukkan
kerusakan it fasialis ireversibel.
2) Uji konduksi saraf (nerve conduction test)
Pemeriksaan untuk menentukan derajat denervasi dengan cara mengukur kecepatan hantaran listrik pada n.
fasialis kiri dan kanan.
3) Elektromiografi
Pemeriksaan yang menggambarkan masih berfungsi atau tidaknya otot-otot wajah.
4) Uji fungsi pengecap 2/3 bagian depan lidah Gilroy dan Meyer (1979) menganjurkan pemeriksaan fungsi
pengecap dengan cara sederhana yaitu rasa manis (gula), rasa asant dan rasa pahit (pil kina).
BAHAN OSOCA BLOK 8
Elektrogustometri membandingkan reaksi antara sisi yang sehat dan yang sakit dengan stimulasi listrik
pada 2/3 bagian depan lidah terhadap rasa kecap pahit atau metalik. Gangguan rasa kecap pada BP
menunjukkan letak lesi n. fasialis setinggi khorda timpani atau proksimalnya.
5) Uji Schirmer
Pemeriksaan ini menggunakan kertas filter khusus yang diletakkan di belakang kelopak mata bagian bawah
kiri dan kanan. Penilaian berdasarkan atas rembesan air mata pada kertas filter; berkurang atau
mengeringnya air mate menunjukkan lesi n. fasialis setinggi ggl. Genikulatum.
16. Bagaimana komplikasinya?
disgeusia atau ageusia, spasme nervus fasialis yang kronik dan kelemahan saraf parasimpatik yang
menyebabkan kelenjar lakrimalis tidak berfungsi dengan baik sehingga terjadi infeksi pada kornea.
17. Bagaimana prognosisnya?
Sangat bergantung kepada derajat kerusakan n. fasialis. Pada anak prognosis umumnya baik oleh karena
jarang terjadi denervasi total. Penyembuhan spontan terlihat beberapa hari setelah onset penyakit dan pada
anak 90% akan mengalami penyembuhan tanpa gejala sisa.
Penderita yang berumur 60 tahun atau lebih, mempunyai peluang 40% sembuh total dan beresiko tinggi
meninggalkan gejala sisa. Penderita yang berusia 30 tahun atau kurang, hanya punya perbedaan peluang 10-15
persen antara sembuh total dengan meninggalkan gejala sisa. Jika tidak sembuh dalam waktu 4 bulan, maka
penderita cenderung meninggalkan gejala sisa, yaitu sinkinesis, crocodile tears dan kadang spasme hemifasial.
Penderita diabetes 30% lebih sering sembuh secara parsial dibanding penderita nondiabetik dan penderita
DM lebih sering kambuh dibanding yang non DM. Hanya 23 % kasus Bells palsy yang mengenai kedua sisi
wajah. Bell’s palsy kambuh pada 10-15 % penderita. Sekitar 30 % penderita yang kambuh ipsilateral
menderita tumor N. VII atau tumor kelenjar parotis.
18. Bagaimana preventif dan promotion-nya?
a. Jika berkendaraan motor, gunakan helm penutup wajah full untuk mencegah angin mengenai wajah.
b. Jika tidur menggunakan kipas angin, jangan biarkan kipas angin menerpa wajah langsung. Arahkan kipas
angin itu ke arah lain. Jika kipas angin terpasang di langit-langit, jangan tidur tepat di bawahnya. Dan selalu
gunakan kecepatan rendah saat pengoperasian kipas.
c. Kalau sering lembur hingga malam, jangan mandi air dingin di malam hari. Selain tidak bagus untuk
jantung, juga tidak baik untuk kulit dan syaraf.
d. Bagi penggemar naik gunung, gunakan penutup wajah / masker dan pelindung mata. Suhu rendah, angin
kencang, dan tekanan atmosfir yang rendah berpotensi tinggi menyebabkan Anda menderita Bell's Palsy.
BAHAN OSOCA BLOK 8
e. Setelah berolah raga berat, JANGAN LANGSUNG mandi atau mencuci wajah dengan air dingin.
f. Saat menjalankan pengobatan, jangan membiarkan wajah terkena angin langsung. Tutupi wajah dengan
kain atau penutup.
19. Bagaimana pandangan Islam tentang menjaga kesehatan?
Jika ada diantara kamu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur), maka wajib atasnya
berfidyah, yaitu berpuasa, atau bersedekah atau berkorban” [Al-Baqarah : 196]
Dan Allah menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk”
[Al-A’raf : 157]
Hipotesis :
Pak Faisal 54 tahun menderita Bells Palsy akibat vasocontriksi pembuluh darah perifer setelah terpapar oleh
dinginnya AC.
Kerangka Konsep :
BAHAN OSOCA BLOK 8
BAHAN OSOCA BLOK 8
Lk, 54 th Melakukan perjalanan
Menderita Hypertensi sejak 3 thn
lalu
Terpapar AC
Pipi kiri terasa kebas, esok
harinya.
Pendengaran telinga kiri lebih keras
Gangguan pada indera pengecap
Bibir kanan lebih tinggi
Kerutan kulit kening asimetris
Hypesthesia di pipi kiri
TD
170/90 mmHg
Pemeriksaan Neurologist
Pemeriksaan Fisik
Dokter Keluarga
acuteFacial Palsies
Bell’s palsy
Hypertensi sedang
BAHAN OSOCA BLOK 8
SKE B
Skenario Kasus
Seorang wanita Ny Yani 58 tahun mengeluh nyeri di pinggul kiri yang semakin lama semakin berat sampai
sulit ber clan. Ketika berumur 55 tahun, Ny. Yani sering sakit pinggang dan menurut Dokter Bedah,
dijumpai tanda patah tulang ringan di tulang belakang. Saat itu, Ny. Yani hanya diberi korset dan makan
obat penghilang nyeri. Ny Yani menopause sejak berumur 42 tahun dan semasa mudanya kurang menyukai
olahraga, tidak mmum susu kecuali terpaksa dan sebagai wanita karir suka, merokok meskipun sedikit demi
pergaulan.
Pada pemeriksaan fisik dijumpai :
Kesadaran compos mentis; frekuensi pernafasan 22 x/menit; denyut nadi 96 x/menit; isi dan tegangan
cukup; tekanan darah 130/85 mmHg; temperatur 37,2° C:
Keadaan spesifik:
Kepala : pupil isokor, refleks cahaya normal; telinga tidak ada kelainan; tenggorokan normal
Leher : tidak ada kaku, kuduk; tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Thoraks : simetris; tidak ada, retraksi; bunyi jantung normal; paru-paru bunyi vesikuler normal; tidak
ada ronchi.
Abdomen : datar ; lemas, bising usus (+) normal.
Ekstremitas atas tidak ada kelainan
Ektremitas bawah : Look : Asimetris pinggul kanan dan kiri
Gerakan terbatas pada pinggul kiri
Feel : Nyeri tekan pada pinggul kiri
Move : gerakan aktif terbatas karena ada rasa sakit pada pinggul kiri gerakan
pasif nyeri pinggul kiri bila digerakkan
ROM : terbatas pada pinggul kiri
Fungsi sensorik : tidak ada kelainan
Pemeriksaan penunjang didapatkan :
BMD dengan hasil -2,5 standar deviasi
BAHAN OSOCA BLOK 8
DEXA : hasil masih ditunggu
FOTO POLOS : Discontinuenity tissue left intertrochanterica and Excessive loss of trabecular bone
Ny.Yani dikonsultasikan kepada dokter spesialis bedah tulang. Sebelum konsultasi keluarga telah sepakat
tidak setuju bila dilakukan operasi
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Ny. Yani, 58th, nyeri pinggang dipinggul kiri, makin berat, sulit berjalan.
2. Usia 55 thn, sakit pinggang, ada tanda patah tulang ringan di tulang belakang hanya diberi korset dan makan
obat penghilang rasa nyeri.
3. Usia 42 thn, menopuse, kurang suka olahraga, tidak minum susu kecuali terpaksa, suka merokok sedikit demi
sedikit.
4. Keadaan Spesifik :
Abdomen : datar, lemas
Eks. Bawah : seluruhnya.
5. Pemeriksaan penunjang :
BMD : -2,5 Sd
Foto polos : discontinuenity tissue left intertrochanterica and Escessive loss of trabecular bone.
6. Ny. Yani dikonsultasi ke dokter spesialis bedah tulang namun pihak keluarga sepakat tidak setuju dilakukan
operasi sebelum dikonsultasikan.
ANALISIS MASALAH
1. a. Apakah itu nyeri ?
BAHAN OSOCA BLOK 8
Sensasi subjektif rasa tidak nyaman yang biasanya berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial.
b. Apakah penyebab dari nyeri ?
1. Trauma
a. Mekanik
ujung-ujung saraf bebas mengalami kerusakan, misalnya akibat benturan, gesekan, dan luka
b. Thermis
ujung saraf reseptor mendapat rangsangan akibat panas, dingin, misal karena api dan air.
c. Khemis
kontak dengan zat kimia yang bersifat asam atau basa kuat
d. Elektrik
pengaruh aliran listrik yang kuat mengenai reseptor rasa nyeri yang menimbulkan kekejangan otot dan
luka bakar.
2. Neoplasma
a. Jinak
b. Ganas
3. Peradangan
kerusakan ujung-ujung saraf reseptor akibat adanya peradangan atau terjepit oleh pembengkakan.
Misalnya : abses
4. Gangguan sirkulasi darah dan kelainan pembuluh darah
5. Trauma psikologis
c. Apa saja tipe nyeri ?
a) Noniseptif <akibat perasangan noniseptor (serabut a-delta dan serabut-c) o/ rangsangan mekanik, termal,
atau kemikal>
b) Neuropatik <timbul akibat iritasi atau trauma pada saraf>
c) Somatik <nyeri pada organ non viseral, misalnya nyeri pasca bedah, nyeri tulang>
d) Viseral <nyeri dari organ viseral, biasanya akibat distensi <jarak> organ yang berongga, misalnya usus,
kandung empedu, pankreas, jantung. diikuti referred pain dan sensasi otonom, seperti mual dan muntah.>
d. Bagaimana tingkatan nyeri ?
a. Nyeri akut <kerusakan jaringan akut yang durasinya antara beberapa jam sampai beberapa hari>
BAHAN OSOCA BLOK 8
b. Nyeri kronik <proses akut membaik atau berkaitan dengan jejas non spesifik>
e. Bagaimana mekanisme nyeri ?
transduksi stimuli akibat kerusakan jaringan dalam saraf sensorik → aktivitas listrik → ditransmisikan
melalui serabut saraf bermielin A delta dan saraf tidak bermielin C ke kornu dorsalis medula spinalis,
talamus, dan korteks serebri → modulasi sepanjang saraf perifer dan disusun saraf pusat → Impuls listrik
dipersepsikan dan didiskriminasikan sebagai kualitas dan kuantitas nyeri → rangsangan dapat berupa
rangsangan mekanik, suhu (panas atau dingin) dan agen kimiawi yang dilepaskan karena trauma/inflamasi →
NYERI
f. Bagaimana cara menghentikan rasa nyeri ?
Dengan pemberian obat-obat analgetik seperti :
a. analgetik opoid
b. analgetik non opoid
c. analgetik adjuvan
Selain obat dan terapi, untuk pertolongan pertama bisa dilakukan kompres. Dari jenisnya, kompres dibagi
menjadi dua, yakni kompres dingin dan hangat, yang memiliki manfaat berikut:
a. Kompres hangat
- menempelkan kantong karet yang diisi air hangat atau handuk yang telah direndam di dalam air hangat,
ke bagian tubuh yang nyeri.
- diikuti dengan latihan pergerakan atau pemijatan.
- Dampak fisiologis dari kompres hangat adalah pelunakan jaringan fibrosa, membuat otot tubuh lebih
rileks, menurunkan atau menghilangkan rasa nyeri, dan memperlancar pasokan aliran darah.
b. Kompres dingin
- kantong berisi es batu (cold pack), bisa juga berupa handuk yang dicelupkan ke dalam air dingin.
- Dampak fisiologisnya adalah vasokonstriksi (pembuluh darah penguncup) dan penurunan metabolik,
membantu mengontrol perdarahan dan pembengkakan karena trauma, mengurangi nyeri, dan
menurunkan aktivitas ujung saraf pada otot.
c. ultrasonik
d. tens
e. akupuntur
f. brofeedback
g. dukungan psikis
BAHAN OSOCA BLOK 8
g. Mengapa Ny. Yani mengeluh nyeri di pinggul kiri ?
Karena berkemungkinan adanya fraktur.
h. Mengapa nyeri yang dialami Ny. Yani semakin berat dan hingga sulit berjalan?
Nyeri terjadi karena fraktur, dan dengan bertambahnya usia maka risiko terjadinya fraktur terutama pada
panggul semakin besar.
i. Apakah ada hubungan usia dengan nyeri yang dialami?
Nyeri terjadi karena fraktur, dan dengan bertambahnya usia maka risiko terjadinya fraktur terutama pada
panggul semakin besar.
j. Bagaimana anatomi pinggul?
2. a. Apa hubungan antara patah tulang 3 tahun yang lalu dengan nyeri yang dirasakan hingga sulit berjalan?
Ada hubungannya, karena ada fraktur ringan dan discontinuity.
b. Apakah itu patah tulang (fraktur)?
BAHAN OSOCA BLOK 8
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik dan sudut dari tenaga
tersebut, keadaan dari tulang itu sendiri dan jaringan lunak di sekitar tulang akan menentukan apakah fraktur
yang terjadi itu lengkap, tidak lengkap.
c. Apa saja yang menyebabkan fraktur?
a. Benturan dan cedera (jatuh pada kecelakaan)
b. Fraktur patologik (kelemahan hilang akibat penyakit kanker, osteophorosis)
c. Patah karena letih
d. Patah karena tulang tidak dapat mengabsorbsi energi karena berjalan terlalu jauh.
d. Bagaimana klasifikasi dari fraktur?
1. Patah tulang tertutup (patah tulang simplek).
Tulang yang patah tidak tampak dari luar.
2. Patah tulang terbuka (patah tulang majemuk).
Tulang yang patah tampak dari luar karena tulang telah menembus kulit atau kulit mengalami robekan.
Patah tulang terbuka lebih mudah terinfeksi.
3. Patah tulang kompresi (patah tulang karena penekanan).
akibat dari tenaga yang menggerakkan sebuah tulang melawan tulang lainnya atau tenaga yang menekan
melawan panjangnya tulang. Sering terjadi pada wanita lanjut usia yang tulang belakangnya menjadi
rapuh karena osteoporosis.
4. Patah tulang karena tergilas.
menyebabkan beberapa retakan sehingga terjadi beberapa pecahan tulang. Jika aliran darah ke bagian
tulang yang terkena mengalami gangguan, maka penyembuhannya akan berjalan sangat lambat.
5. Patah tulang avulsi.
kontraksi otot yang kuat, sehingga menarik bagian tulang tempat tendon otot tersebut melekat. Paling
sering terjadi pada bahu dan lutut, tetapi bisa juga terjadi pada tungkai dan tumit.
6. Patah tulang patologis.
sebuah tumor (biasanya kanker) telah tumbuh ke dalam tulang dan menyebabkan tulang menjadi rapuh.
Tulang yang rapuh bisa mengalami patah tulang meskipun dengan cedera ringan atau bahkan tanpa cedera
sama sekali.
e. Apakah fungsi korset (ortose spinal) yang diberi oleh dokter bedah terhadap fraktur yang dialami?
BAHAN OSOCA BLOK 8
Menfiksasi bagian yang patah agar tidak bergerak dan lebih sering dipakai pada patah tulang belakang
sehingga di pasang melingkar dada dan pinggang.
f. Apakah defenisi dari analgesik?
Analgesik adalah suatu senyawa atau obat yang dipergunakan untuk mengurangi rasa sakit atau nyeri
(diakibatkan oleh berbagai rangsangan pada tubuh misalnya rangsangan mekanis, kimiawi dan fisis sehingga
menimbulkan kerusakan pada jaringan yang memicu pelepasan mediator nyeri seperti brodikinin dan
prostaglandin yang akhirnya mengaktivasi reseptor nyeri di saraf perifer dan diteruskan ke otak) yang secara
umum dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu analgetika non narkotik (seperti: asetosat, parasetamol) dan
analgetika narkotik (seperti : morfin).
g. Apa saja analgelsik yang biasa dikonsumsi pada orang yang mengalami fraktur?
Obat Analgetik Narkotik merupakan kelompok obat yang memiliki sifat opium atau morfin.
h. Apa efek samping dari analgesik ?
morfin dan kebanyakan agonis opioid mempengaruhi sistem fisiologis secara luas, menyebabkan analgesia,
mempengaruhi mood dan perilaku puas, dan mengubah fungsi pernafasan, kardiovaskular, gastrointestinal,
dan neuroendokrin.
3. a. Berapa usia normal seorang wanita mengalami menopause?
Lebih dari 45 tahun.
b. Apakah penyebab menopause pada usia 42 thn?
a. Genetik
b. Autoimun
c. Rokok
c. Bagaimana hubungan menopause dengan penyakit yang diderita?
BAHAN OSOCA BLOK 8
d. Bagaimana hubungan gaya hidup dengan penyakit yang diderita?
4. a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari ekstramitas bawah (look, feel, move, ROM)?
Trauma
Low bone mass/
impaired bone
quality
Inadequate peak bone
massMenopause
Decrease in bone
mass/bone quality
Calcium/vitamin D deficiency
Other factors
Fractures
Osteoporosis
estrogen
BMD
Nikotin
osteoclast
Inhibit osteoblast process
Physical Activity
Peak Bone Mass
Wanita Karir
Suka merokok
Jarang minum susu
Nutrition
BAHAN OSOCA BLOK 8
Menunjukkan keabnormalitasan pada ekstremitas bawah.
5. a. Bagaimana interpretasi dan pemeriksaan pada BDM ?
T-score membandingkan BMD seseorang dengan nilai rata-rata dewasa muda dan dinyatakan dalam
standard deviasi
Normal, T-score lebih 1.0
Low bone mass (osteopenia(low bone density), antara -1.0 sampai -2,5
Osteoporosis, lebih kecil -2,5
Hasil BMD -2,5 standar deviasi pada Ny.Yani menunjukkan bahwa Ny.Yani mengalami Osteoporosis
b. Bagaimana interpretasi dan pemeriksaan foto polos ?
Discontinuenity tissue left intertrochanterica and Escessive loss of trabecular bone menunjukkan telah
terjadinya fraktur pada intertrochanterica kiri Ny.Yani dan penurunan matriks tulang (trabecular bone)
c. Bagaimana interpretasi dan pemeriksaan DEXA?
Hasil DEXA -2,5 SD menunjukkan osteoporosis, namun dapat diklarifikasikan osteoporosis berat jika
disertai satu atau lebih fraktur karena osteoporosis.
Pemeriksaan :
pemeriksaan densitas tulang dilakukan di daerah tulang belakang, panggul dan pergelangan tangan.
6. Bagaimana diferensial diagnosa ?
a. Osteoporosis
b. Osteomalacia
7. Bagaimana pemeriksaan penunjang?
Dengan melakukan pemeriksaan lanjutan seperti :
1. Densitometer (DEXA)
2. Densitometer USB
3. Laboratorium osteocalsin
8. Apakah yang sebenarnya terjadi pada Ny. Yani ?
BAHAN OSOCA BLOK 8
Jawab :
Ny. Yani mengalami Osteoporosis.
9. Bagaimana diagnosis kerja ?
Fraktur ecausa osteoporosis.
10. Bagaimana etiologi dari penyakit Ny. Yani?
a. Umur
b. Ras kulit putih
c. Wanita yang merupakan faktor resiko osteoporosis
11. Bagaimana epidemiologi ?
Diperkirakan lebih 200 juta orang diseluruh dunia terkena osteoporosis , sepertiganya terjadi pada usia 60-70
th, 2/3nya terjadi pada usia lebih 80 th. Diperkirakan 30% dari wanita di atas usia 50 th mendapat 1 atau
lebih patah tulang vertabra.
Diperkirakan 1 dari 5 pria di atas 50 th mendapat patah tulang akibat osteoporosis dalam hidupnya. Angka
kematian 5 tahun pertama meningkat sekitar 20 % pada patah tulang vertebra maupun panggul.
12. Bagaimana patogenesis ?
13. Bagaimana penataklaksana ?
a. Diet
b. Pemberian kalsium dosis tinggi
c. Pemberian vitamin D dosis tinggi
d. Pemasangan penyangga tulang belakang (spinal brace) untuk mengurangi nyeri punggung
14. Bagaimana komplikasi ?
Patah tulang (fraktur)
15. Bagaimana prognosis ?
BAHAN OSOCA BLOK 8
trombosis vena dalam dan / atau emboli paru,
pneumonia
kematian
rasa sakit kronis parah neurogenik asal, yang dapat sulit untuk mengontrol, serta cacat.
Kyphosis
penurunan kualitas yang berhubungan dengan kesehatan hidup.
16. Bagaimana preventif dan promotion ?
Menghindari faktor-faktor risiko osteoporosis seperti rokok, mengurangi konsumsi alkohol, berhati-hati
dalam aktivitas fisik.
Penanganan terhadap deformitas serta fraktur yang terjadi
17. Bagaimana pandangan islam terhadap gaya hidup dengan pemeliharaan kesehatan ?
Jika ada diantara kamu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur), maka wajib atasnya
berfidyah, yaitu berpuasa, atau bersedekah atau berkorban” [Al-Baqarah : 196]
Dan Allah menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk”
[Al-A’raf : 157]
Hipotesis
“Ny. Yani mederita osteoporosis yang menyebabkan fraktur pada interthrocanterica sinistra dan colummna
vertebra.”
Kerangka konsep
Pr, 58 Thn
Nyeri pinggul kiri yang
makin hebat
Merokok
Minum susu jika terpaksa
Pemeriksaan penunjang
(Foto Polos)
Pemeriksaan Spesifik
(Ext.Bawah)
55thn, Fraktur tulang ringan pd
columna vertebra
Pemeriksaan Fisik
OsteoporosisMenopause sejak usia 42
thn
Kurang Olahraga
Penggunaan korset dan pemberian
analgesik
BAHAN OSOCA BLOK 8
BAHAN BLOK 8
BAHAN OSOCA BLOK 8
Skenario
Fajrianti, anak perempuan umur 4 tahun 7 bulan datang ke UGD dengan kejang. Selama kejang, mata Fajrianti
mendelik keatas, mulutnya mengatup dengan ekspresi menggigit, sehingga ibunya memasukkan sendok
dimulutnya dan dikasih gula merah. Pada saat datang ke UGD ia mengalami kejang yang keempat kalinya dalam 2
jam terakhir. Tiap kali kejang berlangsung selama 15-20 menit.
Menurut ibunya, Fajrianti sudah mengalami demam sejak 3 hari yang lalu dan mengeluh sakit kalau menelan.
Orang tuannya telah memberikan sirup paracetamol, namun panasnya tidak turun. Kadang-kadang suhu tubuhnya
normal, adakalanya panas kembali.
Kejang yang dialami Fajrianti ini sudah pernah dialami beberapa kali sejak berusia 1 tahun. Fajrianti adalah
anak kelima dari keluarga miskin. Fajrianti dilahirkan belum cukup bulan denngan berat badan 2000gr.
Dokter jaga yang melakukan pemeriksaan fisik pada Fajrianti mendapatkan hasil : Kesadaran compos mentis ;
frekuensi pernafasan 24x/menit; denyut nadi 128x/menit; isi dan tegangan cukup; tekanan darah 90/60 mmHg;
temperatur 39,6 Co
Keadaan Spesifik
Kepala : pupil isokor, refleks cahaya normal; telinga tidak ada kelainan; tenggorokkan hiperemis
Leher : tidak ada kaku kuduk; tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Thoraks : simetris; tidak ada reaksi; bunyi jantung normal; paru-paru bunyi vesikuler normal; tidak ada
ronchi
Abdomen : datar; lemas; bising usus (+) normal
Ekstremitas : tidak ada sianosis; tidak ada akral dingin
Status neurologikus :
Fungsi Motorik :
Ekstremitas Superior Ekstremitas Inferior
Kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakan Luas Luas Luas Luas
Kekuatan 4 5 5 5
Tonus + normal + normal + normal + normal
Klonus - - - -
Refleks Fisiologis + normal + normal + normal + normal
Refleks Patologis - - - -
BAHAN OSOCA BLOK 8
Fungsi sensorik : tidak ada kelainan
Gejala rangsan meningeal : tidak ada
Nn. Craniales : tidak ada kelainan
Laboratorium klinik :
Darah : Urine :
Hb : 12,6 % Sel epitel : +
Leukosit : 11.000/mm3 Leukosit : 0-1/LPB
LED : 12 mm/jam Eritrosit : 0-1/LPB
Trombosit : 200.000/ mm3 Silinder : -
Hitung jenis : 0/0/0/52/48/0
Feses :
WBC : 1-2/LPB RBC : 0-2/LPB
Fungsi Lumbal : LCS jernih, pancaran biasa, Pandy test (-), jumlah sel (-)
EEG : Abnormal (disfungsi iritatif)
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Fajrianti, anak perempuan umur 4 tahun 7 bulan datang ke UGD dengan kejang. Selama kejang, mata Fajrianti
mendelik keatas, mulutnya mengatup dengan ekspresi menggigit, sehingga ibunya memasukkan sendok
dimulutnya dan dikasih gula merah.
2. Pada saat datang ke UGD ia mengalami kejang yang keempat kalinya dalam 2 jam terakhir. Tiap kali kejang
berlangsung selama 15-20 menit.
3. Fajrianti sudah mengalami demam sejak 3 hari yang lalu dan mengeluh sakit kalau menelan. Orang tuannya
telah memberikan sirup paracetamol, namun panasnya tidak turun. Kadang-kadang suhu tubuhnya normal,
adakalanya panas kembali.
4. Kejang yang dialami Fajrianti ini sudah pernah dialami beberapa kali sejak berusia 1 tahun. Fajrianti adalah
anak kelima dari keluarga miskin. Fajrianti dilahirkan belum cukup bulan denngan berat badan 2000gr.
5. Hasil pemeriksaan Fisik dan Keadaan Spesifik Fajrianti
6. Hasil pemeriksaan fungsi motorik
7. Hasil pemeriksaan laboratorium klinik
ANALISIS MASALAH
BAHAN OSOCA BLOK 8
1. a. Apa yang dimaksud dengan kejang ?
Kejang atau convulsion adalah suatu manifestasi klinis sebagai akibat dari cetusan yang berlebihan dan
abnormal dari sel-sel neuron di otak.
b. Apa saja jenis kejang ?
1. Kejang parsial <kesadaran utuh walaupun berubah, fokus satu bagian tetapi dapat menyebar ke bagian
lain>
- Parsial sederhana :
< bersifat motorik, sensorik, autonomik, psikik; kurang dari 1 menit>
- Parsial kompleks :
<Dimulai sebagai kejang parsial sederhana perubahan kesadaran disertai gejala motorik, sensorik,
otomatisme dapat menjadi kejang generalisata; selama 1-3 menit>
2. Kejang generalisata < hilangnya kesadaran, tidak ada awitan fokal, bilateral dan simetrik, tidak ada
aura>
- Tonik-Klonik <spasme tonik-klonik otot, inkontinesia urin dan alvi, menggigit lidah>
- Absence <sering salah didiagnosis sebagai melamun. Menatap kosong, kepala sedikit lunglai,
kelopak mata bergetar atau berkedip secara cepat, tonus postural tidak hilang; beberapa detik>
- Mioklonik <mirip syok mendadak yang terbatas beberapa otot atau tungkai, cenderung singkat>
- Atonik <hilangnya secara mendadak tonus otot disertai lenyapnya postur tubuh (drop attacks)>
- Klonik <gerakan menyentak, repetitif, tajam, lambat, dan tunggal atau multiple di lengan, tungkai,
atau torso>
- Tonik <peningkatan mendadak tonus otot (menjadi kaku, kontraksi)wajah dan tubuh bagian atas,
fleksi lengan dan ekstensi tungkai. Mata dan kepala berputar ke satu sisi, dapat menyebabkan henti
nafas>
c. Apa yang menyebabkan terjadinya kejang ?
d. Bagaimana mekanisme terjadinya kejang ?
BAHAN OSOCA BLOK 8
e. Organ apa saja yang terlibat pada saat kejang ?
otot rangka dan sistem neuro nya.
f. Termasuk kejang apa yang dialami oleh Fajrianti ?
Kejang demam kompleks.
g. Bagaimana respon fisiologis tubuh Fajrianti saat kejang ?
Gangguan Membran Sel
Gangguan Membran Sel
Gangguan keseimbangan
Ion
Gangguan keseimbangan
Ion
Gangguan pompa Na - K
Gangguan pompa Na - K
Depolarisasi
Depolarisasi
Potensial AksiPotensial Aksi
Pelepasan neurotransmiter
di ujung akson
Pelepasan neurotransmiter
di ujung akson
Reseptor GABA & As. Glutamat di pre sinap
Reseptor GABA & As. Glutamat di pre sinap
Eksitasi > InhibisiEksitasi > Inhibisi
Depolarisasi post sinap
Depolarisasi post sinap
KejangKejang
Mata Mendelik
N.occulomotorius
Depolarisasi neuron
M. Superior rectus
KontraksiM. Superior rectus
Bola mata berputarke atas
1 = Annulus tendineus communis2 = Superior rectus muscle3 = Inferior rectus muscle4 = Medial rectus muscle5 = Lateral rectus muscle6 = Superior oblique muscle7 = Trochlea of superior oblique8 = Inferior oblique muscle9 = Levator palpebrae superioris muscle10 = Eyelid11 = Eyeball12 = Optic nerve
BAHAN OSOCA BLOK 8
Respon fisiologi tubuh Fajrianti pada saat kejang
Kurang dari 15 menit Berlangsung 15 – 30 menit Ongoing
Increase of frequency respiration.
Increase of blood pressure.
Increase of sugar-content.
Increase of body centre temperature.
Increase of white blood cells.
Decrease of blood pressure.
Decrease of sugar-content.
Disarytmia.
Hypotension cerebrum.
Edema cerebrum.
h. Apakah normal anak yang berumur 4 tahun 7 bulan mengalami kejang ?
Iya. Karena pada anak berumur dibawah 5 tahun lebih rentan terkena kejang, perkembangan otak masih
belum matang dan juga disebabkan :
- Ketidak matangan otak dan meningkatnya kebutuhan oksigen ketika demam berlangsung
- Belum sempurnanya mekanisme pengaturan suhu pada anak.
- Terbatasnya kemampuan sel untuk meningkatkan metabolisme pada temperatur tertentu.
i. Mengapa selama kejang matanya mendelik ke atas, mulut mengatup dan mengekspresikan menggigit ?
Depolarisasi neuron yang menyebabkan kejang mengakibatkan terjadinya kontraksi pada otot-otot wajah.
j. Apakah diperbolehkan ibunya memasukkan sendok ke dalam mulut dan memberikan gula merah ?
BAHAN OSOCA BLOK 8
Tidak, hal itu tidak disarankan, karena memang tujuannya agar lidahnya tidak tergigit, namun dengan
memasukkan sendok dapat menghambat jalan nafas dan dapat menyebabkan fraktur pada rahang. Begitu
juga dengan gula merah yang tujuannya mengembalikan kondisi yang hipoglikemia, namun dapat
menghambat jalan nafas.
2. a. Apa dampak kejang yang berulang ?
b. Mengapa kejang Fajrianti berulang ?
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kejang yang berulang antara lain :
- Usia < 15 bulan saat kejang pertama
- Riwayat kejang dalam keluarga
- Kejang terjadi segera setelah mulai demam atau saat suhu sudah relatif normal
- Riwayat demam yang sering
- Kejang pertama adalah complex febrile seizure
c. Apa pertolongan pertama pada kejang ?
1. Longgarkan pakaian, agar ia lebih mudah bernafas.
Apnea
hypoxemiahypercapnia
Metabolism anaerobik
Acidosis laktat
Denyut jantung
tidak teratur
temperature
Brain metabolism
Kerusakan neuron
otak
BAHAN OSOCA BLOK 8
2. Bebaskan jalan napas anak agar pernapasannya tidak terganggu
3. Baringkan dengan posisi miring ke arah anda, sehingga anda bisa melihat kondisinya. Selain itu, agar
apabila ada muntahan bisa terkumpul di pipi bagian bawah dan mudah dikeluarkan. Posisi miring juga
dimaksudkan untuk menghindari bahaya tersedak.
4. Usahakan posisi kepalanya lebih rendah dari kaki agar muntahan tidak masuk ke jalan pernapasan.
5. Bawalah segera ke RS apabila :Kejangnya tidak berhenti dalam waktu 5 menit, kejang berulang atau
lebih dari 1 kali dalam 24 jam, panas tinggi lebih dari 40 C. kejangnya fokal (sebagian tubuh), atau tidak
sadar setelah kejang berhenti
6. Bila kuatir kejang akan berulang, sediakan obat penurun panas dan obat utk menghentikan kejang, yang
dimasukkan ke duburnya. Tentunya penyediaan obat ini harus dikonsultasikan dulu dengan dokter anda.
3. a. Apa yang menyebabkan rasa sakit pada saat menelan ?
Fajrianti diduga mengalami Pharyngitis (radang tenggorokan), ditandai dengan adanya tenggorakan
hiperemis yang dapat disebabkan oleh beberapa sebab antara lain karena terjadinya infeksi pada
tenggorokan. Hal ini menyebabkan peradangan pada tenggorokan Fajrianti sehingga menyebabkan rasa
sakit jika ada makanan yang masuk (pada saat menelan)
b. Apakah hubungan demam dan kejang yang dialami Fajrianti ?
demam dimana terjadi peningkatan suhu mempengaruhi peningkatan metabolisme basal 10% - 15% dan
kebutuhan Oksigen 20% (jika suhu tubuh naik 1o) perubahan keseimbangan dari membran sel otak dan
dalam waktu singkat difusi dari ion kalium maupun ion natrium melalui membran terjadi lepasnya
muatan listrik meluas ke seluruh sel / membran sel di dekatnya dengan bantuan neurotransmitter,
kejang.
c. Apa sifat farmakologis parasetamol ?
a) mempunyai efek analgesik, hanya efektif pada nyeri intesnsitas rendah sampai sedang
b) mempunyai efek antipiretik dengan kemampuan menghambat siklooksigenase di otak
c) tidak mempunyai efek antiradang karena efektif menghambat siklooksigenase di otak tetapi tidak di
tempat peradangan jaringan perifer.
d) tidak menghambat aktivasi neutrofil
d. Apa efek samping dari parasetamol ?
a) ruam kulit berupa urtikaria, kadang lebih parah disertai demam obat atau lesi mukosa
BAHAN OSOCA BLOK 8
b) neutropenia
c) trombositopenia
d) nekrosis hati
e) nekrosis tubulus ginjal
f) koma hipoglikemik
4. Apakah kejang yang dialami Fajrianti di turunkan ?
Iya kejang yang dialami oleh seseorang dapat diturunkan secara autosomal dominant.
5. Bagaimana interpretasi KU dan KS serta mekanismenya ?
1. Compos Mentis : Kesadarannya penuh
2. Respiration rate : 30x per menit Dalam batas normal
Tabel Laju Pernapasan Normal per Menit
UMUR RENTANG RATA-RATA WAKTU TIDUR
Neonatus 30-60 35
1 bulan – 1 tahun 30-60 30
1 tahun – 2 tahun 25-50 25
3 tahun – 4 tahun 20-30 22
5 tahun – 9 tahun 15-30 18
10 tahun atau lebih 15-30 15
3. Denyut nadi : 128x/menit Dalam batas normal
Tabel Laju Nadi Normal pada Bayi dan Anak
BAHAN OSOCA BLOK 8
UMUR Laju (denyut/ menit)
Istirahat
(bangun)
Istirahat (tidur) Aktif/ demam
Baru lahir 100 – 180 80 – 60 Sampai 220
1 minggu – 3
bulan
100 – 220 80 – 200 Sampai 220
3 bulan – 2
tahun
80 – 150 70 – 120 Sampai 200
2 tahun – 10
tahun
70 - 140 60 – 90 Sampai 200
>10 tahun 70 – 110 50 – 90 Sampai 200
4. Tekanan darah : 90/ 60 mmHg dalam batas normal
Tabel Tekanan Darah pada Bayi dan Anak
Usia Sistolik (2 SD) mmHg Diastolik (2 SD)
mmHg
Neonatus 80 (16) 45 (15)
6 – 12 bulan 90 (30) 60 (10)
1 – 5 tahun 95 (25) 65 (20)
5 – 10 tahun 100 (15) 60 (10)
10 – 15 tahun 115 (17) 60 10)
5. Temperature : 39, 6o C Febris
Normal body temperature : 37°C.
Interpretasi Hasil pemeriksaan spesifik pada Fajrianti
Kepala : - Pupil isokor (Normal pupil),
- Refleks cahaya normal (normal) ;
- Telinga tidak ada kelainan (normal);
- Tenggorokkan hiperemis (telah terjadi Pharyngitis)
Leher : - Tidak ada kaku kuduk;
- Tidak ada pembesaran kelenjar limfe (Normal)
Thoraks : Simetris; tidak ada reaksi; bunyi jantung normal;
BAHAN OSOCA BLOK 8
paru-paru bunyi vesikuler normal; tidak ada ronchi (Normal)
Abdomen : Datar; lemas; bising usus (+) normal (Normal)
Ekstremitas : - Tidak ada sianosis;
- Tidak ada akral dingin (Normal)
Tenggorokan hiperemis dapat menjadi alasan adanya radang akibat infeksi di
tenggorokan yang mengakibatkan kejang-demam (KD).
6. Bagaimana interpretasi Fungsi Motorik dan mekanismenya ?
Ekstremitas Superior Ekstremitas Inferior
Kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakan Luas Luas Luas Luas
Kekuatan 4 5 5 5
Tonus + normal + normal + normal + normal
Klonus - - - -
Refleks Fisiologis + normal + normal + normal + normal
Refleks Patologis - - - -
Fungsi sensorik : tidak ada kelainan
Gejala rangsang meningeal : tidak ada
Nn. Craniales : tidak ada kelainan
Hasil pemeriksaan status neurologi yang normal mengindikasikan bahwa Fajrianti tidak menderita Epilepsi
7. Bagaimana interpretasi Laboratorium Klinik dan mekanismenya ?
a. Darah
Hb : 12,6 g% (normal)
Leukosit : 11.000/mm3 (abnormal, meningkat dari nilai normal)
LED : 12mm/jam (normal)
Trombosit : 200.000/mm3 (normal)
Hitung jenis : 0/0/0/52/48/0 (ada infeksi kronis)
basofil/eosinofil/batang/segmen/lymphocyte/monocyte
BAHAN OSOCA BLOK 8
Hasil jumlah leukosit dan hitung jenis yang normal dapat mengeliminasi DD Kejang-demam akibat
tetanus.
b. Feses
WBC : 1-2/LPB
RBC : 0-2/LPB
LP : LCS jernih, pancaran biasa, Pandy test (-), jumlah sel (-)
Menunjukan bahwa Fajrianti tidak mengalami kejang-demam akibat meningitis dan ensepalitis
c. Urin
Sel epitel : +
Leukosit : 0-1/LPB
Eritrosit : 0-1/LPB
Silinder : -
8. Bagaimana diferensial diagnosanya ?
a. Kejang Demam
b. Epilepsi
c. Meningitis
9. Bagaimana pemeriksaan penunjangnya ?
1. Pemeriksaan radiologi:
X-ray kepala, CT Scan kepala atau MRI tidak rutin dan hanya dikerjakan atas indikasi
2. Pemeriksaan cairan serebrospinal (CSS):
Tindakan pungsi lumbal untuk pemeriksaan CSS dilakukan untuk menegakkan atau menyingkirkan
kemungkinan meningitis.
Pada bayi kecil, klinis meningitis tidak jelas, maka tindakan pungsi lumbal dikerjakan dengan ketentuan
sebagai berikut:
1. Bayi < 12 bulan: diharuskan
2. Bayi antara 12-18 bulan: dianjurkan
3. Bayi > 18 bulan: tidak rutin, kecuali bila ada tanda-tanda menigitis
3. Pemeriksaan elektroensefalografi (EEG):
normal
normal
BAHAN OSOCA BLOK 8
Tidak direkomendasikan, kecuali pada kejang demam yang tidak khas (misalnya kejang demam komplikata
pada anak usia >6 tahun atau kejang demam fokal)
10. Apa yang terjadi pada Fajrianti ?
Kejang Demam yang bersifat Kompleks atau KDK
11. Bagaimana diagnosis kerjanya ?
Kenjang demam ecausa Pharingitis.
12. Bagaimana penatalaksanaannya ?
Penatalaksanaan kejang demam meliputi penanganan pada saat kejang dan pencegahan kejang.
1. Penanganan Pada Saat Kejang
Menghentikan kejang: Diazepam dosis awal 0,3-0,5 mg/KgBB/dosis IV (perlahan-lahan) atau 0,4-
0,6mg/KgBB/dosis REKTAL SUPPOSITORIA. Bila kejang masih belum teratasi dapat diulang dengan
dosis yang sama 20 menit kemudian.
Turunkan demam:
Antipiretika: Paracetamol 10 mg/KgBB/dosis PO atau Ibuprofen 5-10 mg/KgBB/dosis PO,
keduanya diberikan 3-4 kali perhari
Kompres: suhu > 390C: air hangat; suhu >380C: air biasa
Pengobatan penyebab: antibiotika diberikan sesuai indikasi dengan penyakit dasarnya
Penanganan suportif lainnya meliputi:
o Bebaskan jalan nafas
o Pemberian oksigen
o Menjaga keseimbangan air dan elektrolit
o Pertahankan keseimbangan tekanan darah
2. Pencegahan Kejang
Pencegahan berkala (intermiten) untuk kejang demam sederhana dengan Diazepam 0,3 mg/KgBB/dosis
PO dan antipiretika pada saat anak menderita penyakit yang disertai demam
Pencegahan kontinu untuk kejang demam komplikata dengan Asam Valproat 15-40 mg/KgBB/hari PO
dibagi dalam 2-3 dosis
13. Bagaimana komplikasinya ?
a) Penurunan IQ pada kejang demam yang berlangsung lama lebih dari 15 menit dan bersifat unilateral
b) Kelumpuhan
BAHAN OSOCA BLOK 8
c) Epilepsy
d) Hemi paresis (if convulsion >30minutes)
14. Bagaimana prognosanya ?
a. Dubia et bonam :
Jika ditangani dengan baik, dapat sembuh.
b. Dubia et malam : Apabila tidak diterapi dengan baik, kejang demam dapat berkembang menjadi :
a) Kejang demam berulang
b) Epilepsi
c) Kelainan motorik
d) Gangguan mental dan belajar
e) Kematian
15. Bagaimana preventifnya ?
a. Pencegahan berkala (intermitten) untuk kejang demam sederhana dengan Diazepam 0,3mg/kgBB/dosis PO
dan antipiretika pada saat anak menderita penyakit yang disertai demam.
b. Pencegahan kontinu untuk kejang demam komplikata dengan Asam Valproat 15-40mg/kgBB/hari PO
dibagi dalam 2-3 dosis.
Hipotesis
“Fajrianti, 4 tahun 7 bulan, mengalami kejang karena kejang demam yang kompleks disebabkan pharyngitis”
Kerangka Konsep
BAHAN OSOCA BLOK 8
Fajrianti, perempuan, 4 th 7 bln
Pharyngitis
Demam sejak 3 hari dan sulit menelan
Diberi syrup paracetamol
Kejang DemamRiwayat sejak
usia 1 tahun
Mata mendelik
Mulut mengatup
Ekspresi Menggigil
KU : Temp 39,6 C KS : Tenggorokan Hiperemis
Fungsi Motorik Laboratorium
- Anak ke- 5
- Lahir prematur