Nyeri

21
Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan pada Pasien Diabetes Melitus Oleh Devi Dwi Yanthi 1302105057 Program Studi Ilmu Keperwatan Fakultas Kedokteran

description

keperawatan

Transcript of Nyeri

Page 1: Nyeri

Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan

pada Pasien Diabetes Melitus

Oleh

Devi Dwi Yanthi

1302105057

Program Studi Ilmu Keperwatan

Fakultas Kedokteran

Universitas Udayana

2014

Page 2: Nyeri

A. Konsep Dasar Penyakit

1. Definisi Pengertian

Respon kebutuhan persepsi diri dan konsep diri merupakan cara yang

konsisten pada pengalaman subjektif klien dimana telah terpenuhinya kebutuhan

dasar manusia (Potter & Perry, 2006). Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan

ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan

(kebutuhan yang telah terpenuhi), dan transeden (keadaan tentang sesuatu yang

melebihi masalah atau nyeri).

Gangguan kenyamanan berarti keadaan ketika individu mengalami sensasi

yang tidak menyenangkan dalam berespon terhadap suatu rangsangan yang

berbahaya. Nyeri merupakan perasaan dan pengalaman emosional yang tidak

menyenangkan yang timbul dari kerusakan jaringan yang actual dan potensial atau

gambaran adanya kerusakan (NANDA, 2009).

Nyeri dapat digambarkan sebagai suatu pengalaman sensorik dan emosional

yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang sudah atau

berpotensi terjadi, atau dijelaskan berdasarkan kerusakan tersebut (Price & Wilson.

2006)

Rasa nyeri merupakan mekanisme perlindungan. Rasa nyeri timbul apabila

terjadi kerusakan jaringan, dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan

cara memindahkan stimulus nyeri (Guyton & Hall. 2006)

Nyeri merupakan tanda peringatan bahwa terjadi kerusakan jaringan, yang harus

menjadi pertimbangan utama keperawatan saat mengkaji nyeri (Potter & Perry. 2006)

Jadi dapat disimpulkan nyeri adalah pengalaman sensori dan emosi yang tidak

menyenangkan dimana berhubungan dengan kerusakan jaringan atau potensial terjadi

kerusakan jaringan.

2. Epidemiologi/insiden kasus

Letak anatomis utama munculnya keluhan nyeri adalah pada persendian dan nyeri

punggung bawah. Nyeri sendi pada populasi di atas usia 65 tahun meningkat dua kali

lipat dibanding periode usia sebelumnya. Menurut Bennet (1997) dan Tollison (1998)

di Amerika Serikat terdapat jutaan penderita nyeri kronik, 25 juta diantaranya adalah

arthritis. Jumlah penderita nyeri neuropatik lebih kurang 1% dari seluruh penduduk,

nyeri punggung bawah diperkirakan 15% dari jumlah penduduk (Fordyce, 1995).

Insidensi maupun prevalensi nyeri akut belum diketahui, tetapi diperkirakan operasi

Page 3: Nyeri

dan trauma adalah penyebab utamanya (Loeser and Melzack, 1999, McQuay and

Moore, 1999). Hasil penelitian multisenter di unit rawat jalan di 14 rumah sakit

pendidikan di seluruh Indonesia yang dilakukan kelompok studi nyeri Perhimpunan

Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Pokdi Nyeri Perdossi) pada bulan Mei 2002,

didapatkan 4.456kasus nyeri yang merupakan 25% dari total kunjungan pada bulan

tersebut. Jumlah penderita laki-laki sebanyak 2.200 orang, danl perempuan 2.256

orang. Kasus nyeri kepala berjumlah 1.598 orang (35,86%), nyeri punggung bawah

(pinggang) 18,37%, nyeri neuropati yang merupakan gabungan nyeri neuropati

diabetika, nyeri pascaherpes, dan neuralgia trigeminal sebanyak 422 orang (95%), dan

nyeri lainnya seperti nyeri bahu, tengkuk, sendi, miofasial, dan sebagainya sebanyak

1.617 orang (36,27%)

3. Penyebab/faktor predisposisi

Penyebab nyeri antara lain :

Agen cedera fisik : penyebab nyeri karena trauma fisik (trauma pada jaringan tubuh, misalnya kerusakkan jaringan akibat bedah atau cidera), post operasi setelah dilakukan pembedahan.

Agen cedera biologi : penyebab nyeri karena kerusakan fungsi organ atau jaringan tubuh (Inflamasi pembengkakan  jaringan  mengakibatkan peningkatan tekanan lokal dan juga karena ada pengeluaran zat histamin dan zat kimia bioaktif lainnya), Iskemik jaringan ataupun Spasmus Otot merupakan suatu keadaan kontraksi yang tak disadari atau tak terkendali, dan sering menimbulkan rasa sakit. Spasme biasanya terjadi pada otot yang kelelahan dan bekerja berlebihan, khususnya ketika otot teregang berlebihan atau diam menahan beban pada posisi yang tetap dalam waktu yang lama.

Agen cedera psikologik seperti kelainan organik, neurosistraumatik, skizofrenia.

Agen cedera kimia : penyebab nyeri karena bahan/zat kimia

Faktor Predisposisi

a. Usia

Menurut Potter & Perry (1993) usia adalah variabel penting yang

mempengaruhi nyeri terutama pada anak dan orang dewasa. Perbedaan perkembangan

yang ditemukan antara kedua kelompok umur ini dapat mempengaruhi bagaimana

anak dan orang dewasa bereaksi terhadap nyeri. Anak-anak kesulitan untuk

memahami nyeri dan beranggapan kalau apa yang dilakukan perawat dapat

menyebabkan nyeri. Anak-anak yang belum mempunyai kosakata yang banyak,

Page 4: Nyeri

mempunyai kesulitan mendeskripsikan secara verbal dan mengekspresikan nyeri

kepada orang tua atau perawat. (Tamsuri, 2007).

b. Jenis kelamin

Potter & Perry 2005 mengungkapkan laki-laki dan wanita tidak mempunyai

perbedaan secara signifikan mengenai respon mereka terhadap nyeri. Masih diragukan

bahwa jenis kelamin merupakan faktor yang berdiri sendiri dalam ekspresi nyeri.

Misalnya anak laki-laki harus berani dan tidak boleh menangis dimana seorang wanita

dapat menangis dalam waktu yang sama.

c. Budaya

Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu mengatasi

nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh

kebudayaan mereka. Nyeri memiliki makna tersendiri pada individu dipengaruhi oleh

latar belakang budayanya nyeri biasanya menghasilkan respon efektif yang

diekspresikan berdasarkan latar belakang budaya yang berbeda. Ekspresi nyeri dapat

dibagi kedalam dua kategori yaitu tenang dan emosi pasien tenang umumnya akan

diam berkenaan dengan nyeri, mereka memiliki sikap dapat menahan nyeri.

Sedangkan pasien yang emosional akan berekspresi secara verbal dan akan

menunjukkan tingkah laku nyeri dengan merintih dan menangis (Marrie, 2002).

c. Trauma- Rangsangan mekanik : nyeri yang disebabkan karena penngaruh mekanik

seperti tekanan, tusukan, irisan, maupun goresan, dan lain-lain- Rangsangan termal : nyeri yang disebabkan karena pengaruh suhu- Rangsangan kimia : jaringan yang mengalami kerusakan akan membebaskan zat

yang disebut mediator yang berikatan dengan reseptor nyeri antara lain bradikinin, serotonin, histamine, asetilkolin, dan prostaglandin. Bradikinin merupakan zat yang paling berperan dalam menimbulkan nyeri karena kerusakan jaringan.

- Rangsangan elektrik : aliran listrik akan menimbulkan kejang otot dan luka bakar yang pada akhirnya menyebabkan rasa nyeri.

d. Ansietas

Meskipun pada umumnya diyakini bahwa ansietas akan meningkatkan nyeri,

mungkin tidak seluruhnya benar dalam semua keadaaan. Riset tidak memperlihatkan

suatu hubungan yang konsisten antara ansietas dan nyeri juga tidak memperlihatkan

bahwa pelatihan pengurangan stres praoperatif menurunkan nyeri saat pascaoperatif.

Namun, ansietas yang relevan atau berhubungan dengan nyeri dapat meningkatkan

Page 5: Nyeri

persepsi pasien terhadap nyeri. Ansietas yang tidak berhubungan dengan nyeri dapat

mendistraksi pasien dan secara aktual dapat menurunkan persepsi nyeri. Secara

umum, cara yang efektif untuk menghilangkan nyeri adalah dengan mengarahkan

pengobatan nyeri ketimbang ansietas (Smeltzer & Bare, 2002).

e. Pengalaman masa lalu dengan nyeri

Seringkali individu yang lebih berpengalaman dengan nyeri yang dialaminya,

makin takut individu tersebut terhadap peristiwa menyakitkan yang akan diakibatkan.

Individu ini mungkin akan lebih sedikit mentoleransi nyeri, akibatnya ia ingin

nyerinya segera reda sebelum nyeri tersebut menjadi lebih parah. Reaksi ini hampir

pasti terjadi jika individu tersebut mengetahui ketakutan dapat meningkatkan nyeri

dan pengobatan yang tidak adekuat. Cara seseorang berespon terhadap nyeri adalah

akibat dari banyak kejadian nyeri selama rentang kehidupannya. Bagi beberapa orang,

nyeri masa lalu dapat saja menetap dan tidak terselesaikan, seperti pada nyeri

berkepanjangan atau kronis dan persisten (Smeltzer & Bare, 2002).

f. Efek plasebo

Efek plasebo terjadi ketika seseorang berespon terhadap pengobatan atau

tindakan lain karena sesuatu harapan bahwa pengobatan tersebut benar benar bekerja.

Menerima pengobatan atau tindakan saja sudah merupakan efek positif (Smeltzer &

Bare, 2002).

g. Keluarga dan Support Sosial

Faktor lain yang juga mempengaruhi respon terhadap nyeri adalah kehadiran

dari orang terdekat. Orang-orang yang sedang dalam keadaan nyeri sering bergantung

pada keluarga untuk mensupport, membantu atau melindungi. Ketidakhadiran

keluarga atau teman terdekat mungkin akan membuat nyeri semakin bertambah.

Kehadiran orangtua merupakan hal khusus yang penting untuk anak-anak dalam

menghadapi nyeri (Potter & Perry, 2005).

h. Pola koping

Ketika seseorang mengalami nyeri dan menjalani perawatan di rumah sakit

adalah hal yang sangat tak tertahankan. Secara terus-menerus klien kehilangan kontrol

dan tidak mampu untuk mengontrol lingkungan termasuk nyeri. Klien sering

menemukan jalan untuk mengatasi efek nyeri baik fisik maupun psikologis. Penting

untuk mengerti sumber koping individu selama nyeri. Sumber-sumber koping ini

seperti berkomunikasi dengan keluarga, latihan dan bernyanyi dapat digunakan

Page 6: Nyeri

sebagai rencana untuk mensupport klien dan menurunkan nyeri klien (Potter & Perry,

2005).

4. Patofisiologi

5. Klasifikasi

Berdasarkan Sumbernya (Potter dan Perry, 2005)

- Cutaneus atau superficial: mengenai kulit atau jaringan subkutan. Biasanya bersifat

burning (seperti terbakar). Misalny aterkena ujung pisau atau gunting.

- Deep Somatic atau nyeri dalam: muncul dari ligament, pembuluh darah, tendon

dan saraf, nyeri menyebar dan lebih lamadari cutaneus. Misalnya sprain sendi.

- Visceral (pada organ dalam): stimuli reseptor nyeri dalamrongga abdomen,

cranium dan thoraks. Biasanya terjadi karena spasme otot, iskemia, regangan

jaringan.

Berdasarkan Penyebab

- Fisik: terjadi karena stimulus fisik. Misalnya karena fraktur femur.

- Psycogenic: terjadi karena sebab yang kurang jelas atau susah diidentifikasi,

bersumber dari emosi atau psikis dan biasanya tidak disadari. Misalnya orang yang

marah-marah, tiba-tiba merasa nyeri pada dadanya.

Berdasarkan Lama atau Durasinya

- Nyeri akut: terjadi setelah tubuh terkena cidera, atau intervensi bedah dan memiliki

awitan yang cepat dengan intensitas bervariasi dari berat sampai ringan.

- Nyeri kronik: nyeri konstan atau intermiten yang menetapsepanjang suatu periode

tertentu, berlangsung lama, intensitas bervariasi dan biasanya berlangsung lebih

dari 6 bulan.

Berdasarkan Letak atau Lokasi

- Radiating pain: nyeri menyebar dari sumber nyeri ke jaringan di dekatnya.

- Referred pain: nyeri dirasakan pada bagian tubuh tertentuyang diperkirakan berasal

dari jaringan penyebab.

- Intractable pain: nyeri yang sangat susah dihilangkan.Misalnya nyeri pada kanker.

6. Gejala Klinis

Berdasarkan Nursing diagnosis; definition and classification (2012-2014) :

Page 7: Nyeri

1. Melaporkan nyeri secara verbal dan non verbal

2. Menunjukkan adanya kerusakan

3. Posisi pasien berhati-hati untuk menghindari nyeri

4. Gerakan melindungi diri

5. Tingkah laku berhati-hati 

6. Muka topeng

7. Gangguan tidur (mata sayu, tampak lelah, pergerakan yang sulit ataukacau,

menyeringai)

8. Fokus pada diri sendiri

9. Fokus menyempit (penurunan persepsi tentang waktu, kerusakanproses fikir,

penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan)

10. Aktivitas distraksi (jalan-jalan, menemui orang lain dan atau aktivitas,aktivitas yang

berulang-ulang)

11. Respon otonomi (diaphoresis, perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nadi dan

dilatasi pupil)

12. Perubahan respon otonomi pada tonus otot (tampak dari lemah kekaku)

13. Tingkah laku ekspresif (gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel,nafas

panjang, berkeluh kesah)

14. Perubahan nafsu makan minum

Indikator Prilaku Efek Nyeri berdasarkan Potter dan Perry (2005):

a. Vokalisasi

- Mengaduh

- Menangis

- Sesak nafas

- Mendengkur

b. Ekspresi Wajah

- Meringis

- Menggeletukan gigi

- Mengernyitkan dahi

- Menutup mata atau mulut dengan rapat atau membuka mata dan mulut dengan

lebar

c. Gerakan Tubuh

- Gelisah

- Imobilisasi

Page 8: Nyeri

- Ketegangan Otot

- Peningkatan gerakan jari tangan

- Aktivitas melangkah yabg tunggal ketika berlari atau bejalan

- Gerakan ritmik atau gerakan menggosok

- Gerakan melindungi bagian tubuh

d. Interaksi sosial

- Menghindari Percakapan

- Fokus hanya pada aktivitas untuk menghilangkan nyeri

- Menghindari Kontak Sosial

- Penurunan Rentang perhatian

7. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan meliputi inspeksi dan palpasi. Inspeksi

dilakukan dengan mengamati ekspresi wajah klien yang menunjukkan adanya tanda

ketidaknyamanan seperti klien terlihat meringis, tegang, gelisah, merengek, dan lain-

lainl. Palpasi dilakukan pada bagian tubuh yang dikeluhkan nyeri oleh klien untuk

mengetahui level nyeri klien.

a. Intensitas pengukuran nyeri

Intensitas nyeri (skala nyeri) adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan

individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual dan

kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua

orang yang berbeda (Tamsuri, 2007).

- Face Pain Rating Scale

Menurut Wong dan Baker (1998) pengukuran skala nyeri untuk anak usia pra sekolah

dan sekolah, pengukuran skala nyeri menggunakan Face Pain Rating Scale yaitu

terdiri dari 6 wajah kartun mulai dari wajah yang tersenyum untuk “tidak ada nyeri”

hingga wajah yang menangis untuk “nyeri berat”.

- Word Grapic Rating Scale

Page 9: Nyeri

Menggunakan deskripsi kata untuk menggambarkan intensitas nyeri, biasanya dipakai

untuk anak 4-17 tahun (Testler & Other, 1993; Van Cleve & Savendra, 1993 dikutip

dari Wong & Whaleys, 1996).

- Skala intensitas nyeri numeric

- Skala nyeri menurut bourbanis

8. Pemeriksaan diagnostik/Penunjang

a. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apa bila ada nyeri tekan di abdomen

b. Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang abnormal

c. Pemeriksaan LAB sebagai data penunjang pemeriksaan lainnya

d. CT Scan (cidera kepala) untuk mengetahui adanya pembuluh darah yang pecah di

otak

9. Diagnosis/kriteria diagnosis

10. Theraphy/tindakan penanganan

a. Terapi Farmakologis

Beberapa agens farmakologis digunakan untuk menangani nyeri. Semua agens

tersebut memerlukan resep dokter. Keputusan perawat dalam penggunaan obat-

obatan dan penatalaksanaan klien yang menerima terapi farmakologis, yaitu

Page 10: Nyeri

membantu dalam upaya memastikan penanganan nyeri yang mungkin dilakukan.

Salah satu obat yang digunakan yaitu obat analgesic. Ada 3 jenis analgesic, yaitu :

Non-narkotik dan obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID), analgesic narkotik atau

opiate, dan obat tambahan (adjuvant) atau koanalgesik.

b. Terapi Non-Farmakologi

Teknik Distraksi

Merupakan teknis memfokuskan perhatian pasien pada sesuatu selain pada nyeri

(Brunner & Suddarth, 1996). Distraksi diduga dapat menurunkan nyeri, menurunkan

persepsi nyeri dengan menstimulasi sistem kontrol desendens, yang mengakibatkan

lebih sedikit stimulasi nyeri yang ditransmisikan ke otak. Keefektifan distraksi

tergantung pada kemampuan pasien untuk menerima dan membangkitkan input

sensori selain nyeri (Brunner & Suddarth, 1996).

Cara-cara yang dapat digunakan pada teknik distraksi antara lain: (1) penglihatan:

membaca, melihat pemendangan dan gambar, menonton TV, (2) pendengaran:

mendengarkan musik, suara burung, gemercik air, (3) taktil kinestik: memegang

orang tercinta, binatang peliharaan atau mainan, pernafasan yang berirama, (4)

projek: permainan yang menarik, puzzle, kartu, menulis cerita, mengisi teka-teki

silang.

Teknik Relaksasi 

Menganjurkan pasien untuk menarik nafas dalam, menghembuskannya secara

perlahan-lahan, melemaskan otot-otot tangan, kaki, perut, punggung serta,

mengulangi hal yang sama sambil terus berkonsentrasi hingga mendapatkan rasa

nyaman, tenang dan rileks. 

Teknik ini dapat dilakukan dengan kepala ditopang dalam posisi berbaring/duduk di

kursi. Hal utama yang dibutuhkan dalam pelaksanaan teknik relaksasi adalah klien

dengan posisi yang nyaman, klien dengan pikiran yang beristirahat dan lingkungan

yang tenang.

Massage/Pijatan 

Merupakan manipulasi yang dilakukan pada jaringan lunak yang bertujuan untuk

mengatasi masalah fisik-fungsional/terkadang fisiologi. Pijatan dilakukan dengan

penekanan terhadap jaringan lunak baik secara terstruktur, gerakan-gerakan/getaran,

dan dilakukan menggunakan bantuan media ataupun tidak.

Guided Imaginary 

Page 11: Nyeri

Guided Imaginary yaitu upaya yang dilakukan untuk mengalihkan persepsi rasa

nyeri dengan mendorong pasien untuk mengkhayal.

11. Komplikasi

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian (data subjektif dan objektif berdasarkan 11 Pola Funsional Gordon)

a. Persepsi dan Penanganan Kesehatan

DS : upaya yang dilakukan untuk mengatasi penyakitnya

DO : pengamatan umum

b. Nutrisi-Metabolik

DS : - intake makanan dan minuman per 24 jam

- mual/muntah

DO : - diet yang dianjurkan

- Nutrisi parenteral total

c. Eliminasi

DS : frekuensi BAK (polyuria, nokturia, bisa menjadi oliguria.anuria jika terjadi

hipovalemi), karakteristik BAK

DO : jumlah urine, warna, bau, dan berat jenis urine

d. Aktivitas-Latihan

DS :- pola latihan yang biasa dilakukan

-keterbatasan aktifitas sehari-hari (keluhan lemah, letih, sulit

bergerak/berjalan, kram otot, dll)

DO : -ROM

-postur tubuh, genggaman tangan, reflex, masalah berjalan, dll

Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4

Makan/minum

Mandi

Toileting

Berpakaian

Page 12: Nyeri

Mobilisasi di tempat tidur

Berpindah

Ambulasi ROM

e. Tidur-Istirahat

DS : kebiasaan lama tidur

DO :waktu tidur siang, malam, sering menguap

f. Kognitif-Persepsi

DS : ada masalah sensori persepual : pendengaran, pengligatan, sensasi,

penciuman, pengecapan

DO : kemampuan melihat, menengar, mencium dan merasakan

g. Persepsi Diri – Konsep Diri

DS : perasaan tidak berdaya dengan sakit yang diderita

DO : ekspresi wajah

h. Peran – Hubungan

DS :- pengaruh sakit terhadap pekerjaan

- keefektifan hubungan dengan orang lai

DO :- tingkah laku yang pasif

- interaksi yang terjadi

i. Seksualitas – Reproduksi

DS : dampak sakit terhadap seksualitas

DO : pemeriksaan genetalia

j. Koping – Toleransi Stres

DS : stressor sebelumnya dan metode koping yang digunakan

DO : interaksi dengan orang lain dan tidak ada kontak mata

k. Nilai – Kepercayaan

DS : agama, spiritual maupun kegiatan keagamaan

DO : usaha untuk mencari bantuan spiritual (kunjungan rohaniawan)

2. Diagnosa keperawatan dan masalah kolaborasi yang mungkin muncul berdasarkan

NANDA

Page 13: Nyeri

3. Rencana Asuhan Keperawatan dan Evaluasi menggunakan SOAP

Daftar Pustaka

Johnson, M., 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC), fourth edition, Mosby,

Philadelphia.

McCloskey, J.C. 2004. Nursing Intervention Classification (NIC), fourth edition, Mosby,

Philadelphia.

NANDA, 2012-2014. Nursing Diagnoses: Definition and Classification 2012-2014, NANDA

International, Philadephia.

Price, Sylvia A dan Lorraine M. Wilson. (1994). Patofisiologi, Konsep Klinis Proses Proses

Penyakit. Jakarta: Penerbit EGC

Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &

Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester,

Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.

Page 14: Nyeri

????

??

A.Tamsuri, 2007, Konsep Dan Penatalaksanaan Nyeri EGC, Jakarta

Brannon, L., & Feist (2007). Health Psychology. San Francisco: Wadsworth.

Bulechec M.Gloria, Butcher K. Howard, Dochterman Joanne McCloskey. 2004. Nursing

Interventions Classification (NIC). Edisi 5. Amerika: Mosby

Guyton, A.C. and Hall, J.E. 2006. The sense of hearing. In Guyton AC, Hall JE, 11th ed.

Textbook of Medical Physiology. Philadelphia: Elsevier Saunders, pp.652-7.

Herdman, T Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-2104.

Jakarta: EGC

Joanne&Gloria. 2004. Nursing Intervension Classification Fourth Edition, USA : Mosby

Elsevier

Kolcaba, K. Y.  (1992).  Holistic comfort: Operationalizing the construct as a nurse-sensitive

outcome.  Advances in Nursing Science, 15(1), 1-10

Long, Barbara C, 1996, Perawatan Medikal Bedah, (Volume 2),Penerjemah: Karnaen, Adam,

Olva, dkk, Bandung: Yayasan Alumni Pendidikan Keperawatan

Moorhead, Sue. 2004. Nursing Outcomes Classification (NOC) Fifth Edition. USA: Mosby

Elseviyer.

NANDA. 2006. Diagnosa Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2005-2006. Jakarta : Prima

Medika

Potter, P.A, Perry, A.G.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan

Praktik.Edisi 4.Volume 2.Alih Bahasa : Renata Komalasari,dkk.Jakarta:EGC.2005

Potter, P.A, Perry, A.G.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, Dan

Praktik.Edisi 4.Volume 1.Alih Bahasa : Yasmin Asih, dkk. Jakarta : EGC.2005

Price et al., 2006. Bab 8 Gangguan Pertumbuhan, Proliferasi, dan Diferensiasi Sel. In:. Price

et al., 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses \Penyakit Ed 6. Jakarta: EGC,

150-158.

Page 15: Nyeri