MUTU-KAKAO

download MUTU-KAKAO

of 4

description

Resume Mutu Biji Kakao

Transcript of MUTU-KAKAO

  • RESUME MUTU KAKAO

    SYARAT MASUK PRAKTIKUM

    TEKNOLOGI PENGOLAHAN KOMODITI PERKEBUNAN HULU

    Oleh: Kelompok 4

    1. Triangga Maulana (141710101027)

    2. Fatmawati Amalia Agustin (141710101039)

    3. Dhuita Puspita Rarasati (141710101063)

    4. Syayyidah Faizatul Isnaini (141710101069)

    5. M. Agung Laksono (141710101108)

    JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

    FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

    UNIVERSITAS JEMBER

    2015

  • MUTU KAKAO

    Kakao merupakan salah satu hasil pertanian yang dapat dibilang cukup

    banyak di Indonesia. Produksi biji kakao Indonesia secara signifikan terus

    mengalami peningkatan, namun hal tersebut tidak diimbangi dengan mutu yang

    baik (KADIN, 2007).

    Sering kita menemukan biji kakao dengan kualitas yang rendah antara lain

    keasaman tinggi, flavornya pahit dan sepat, kadar biji slaty (biji kakao yang tidak

    terfermentasi), kotoran dan biji berkecambah masih tinggi, adanya kontaminasi

    serangga, jamur dan mitotoksin, adanya bau abnormal serta ukuran biji yang tidak

    seragam sehingga menyebabkan biji kakao yang dihasilkan belum memenuhi

    standar SNI biji kakao (Wahyudi, 1988).

    Hasil evaluasi mutu biji kakao khususnya di Indonesia, tingkat keasaman

    biji dan derajat fermentasi menunjukkan bahwa biji-biji yang terfermentasi baik

    diikuti oleh keasaman biji yang tinggi. Beberapa diantaranya menunjukkan

    adanya biji-biji yang kurang atau tidak terfermentasi (Prawoto, 2008).

    Banyak faktor penyebab mutu kakao yang dihasilkan beragam adalah

    minimnya sarana pengolahan, lemahnya pengawasan mutu serta penerapan

    teknologi pada proses pengolahan biji kakao rakyat yang tidak berorientasi pada

    mutu. Kriteria mutu biji kakao ditentukan berdasarkan aspek fisik, cita rasa dan

    kebersihan serta aspek keseragaman dan konsistensi sangat ditentukan oleh

    perlakuan pada proses produksinya. Proses pengolahan buah kakao menetukan

    mutu produk akhir kakao, karena dalam proses ini terjadi pembentukan cita rasa

    khas kakao dan pengurangan cita rasa yang tidak dikehendaki seperti rasa pahit

    dan sepat (Hatmi, 2012).

    Mutu biji kakao ditentukan berdasarkan SNI 2323-2008 yang terdapat

    beberapa kriteria yang harus dipenuhi. Menurut jenis mutunya, biji kakao

    digolongkan ke dalam 3 jenis mutu yaitu : mutu I, mutu II dan mutu III. Hal

    tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut :

  • a. Syarat umum

    No Jenis Uji Satuan Persyaratan

    1 Serangga hidup - Tidak ada

    2 Kadar air % fraksi massa Maks. 7,5

    3 Biji berbau asap dan atau hammy

    dan atau berbau asing

    - Tidak ada

    4 Kadar benda asing - Tidak ada

    b. Syarat Khusus

    Jenis Mutu Persyaratan

    Kakao

    Mulia

    (Fine

    Cocoa)

    Kakao

    Lindak

    (Bulk

    cocoa)

    Kadar

    biji

    berjamur

    (biji/biji)

    Kadar biji

    slaty

    (biji/biji)

    Kadar biji

    berserang

    ga

    (biji/biji)

    Kadar

    kotoran

    waste

    (biji/biji)

    Kadar biji

    berkecam

    bah

    (biji/biji)

    I F I B Maks. 2 Maks. 3 Maks. 1 Maks. 1,5 Maks. 2

    II F II B Maks. 4 Maks. 8 Maks. 2 Maks. 2 Maks. 3

    III F III B Maks. 4 Maks. 20 Maks. 2 Maks. 3 Maks. 3

    Sedangkan berdasarkan ukuran berat bijinya, yang dinyatakan dengan

    jumlah biji per 100 g contoh, biji kakao digolongkan dalam 5 golongan ukuran

    dengan penandaan:

    AA : Maksimum 85 biji per 100 gram

    A : 86 100 biji per 100 gram

    B : 101 110 biji per 100 gram

    C : 111 120 biji per 100 gram

    D : Lebih besar dari 120 biji per 100 gram

  • DAFTAR PUSTAKA

    Badan Standardisasi Nasional. 2008. Standar Nasional Indonesia Biji Kakao. SNI

    2323:2008. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.

    Hatmi, Retno Utami., dan Sinung Rustijarno. 2012. Teknologi Pengolahan Biji

    Kakao Menuju SNI Biji Kakao 01-2323-2008. Yogyakarta: Balai

    Pengkajian Teknologi Pertanian.

    Kamar Dagang dan Industri. 2007. Road Map Industri Nasional. Jakarta: Kamar

    Dagang dan Industri.

    Prawoto, A.A., A. Wibawa, A.B Santoso, B. Drajat. 2008. Kakao Manajemen

    Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir. Jakarta: Penebar Swadaya.

    Wahyudi,T., Tusianto, dan Sulistiyawati. 1988. Masalah Keasaman Biji Kakao

    dan Beberapa Cara Untuk Mengatasinya. Prosiding Komunikasi Teknis

    Kakao. Jember: Balai Pengkajian Perkebunan.