MODUL KE 2 3 Kinematika

of 18 /18
MODUL ( Minggu ke : 2-3 ) FISIKA DASAR I Semester 1 / 3 sks / MFF 1011 Oleh Drs. Sunarta, M.S. Didanai dengan dana BOPTN P3-UGM Tahun Anggaran 2013 2+ 3

Embed Size (px)

description

FISIKA DASAR BAB KINEMATIKA

Transcript of MODUL KE 2 3 Kinematika

  • MODUL

    ( Minggu ke : 2-3 )

    FISIKA DASAR I

    Semester 1 / 3 sks / MFF 1011

    Oleh

    Drs. Sunarta, M.S.

    Didanai dengan dana BOPTN P3-UGM

    Tahun Anggaran 2013

    2+ 3

  • BAB II

    KINEMATIKA

    Diskripsi :

    Pada bab ini dibahas tentang dasar-dasar kinematika, definisi gerak secara

    kinematik, definisi vector posisi, kecepatan, percepatan, dan menganalisa model-

    model gerak benda seperti : GLB, GLBB, G Parabola, GMB, GMBB, dan gerak

    Relatip benda.

    Manfaat :

    Memberikan kemampuan analisa kepada mahasiswa tentang berbagai fenomena

    gerakan benda di alam.

    LO :

    Mahasiswa dapat menganalisa suatu model gerak dalam ilmu kinematika

    menghitung nilai kecepatan, posisi, dan waktu benda ketika mengalami suatu model

    gerak tertentu.

    II.1. Pengertian

    Didalam ilmu fisika yang banyak mempelajari tentang kelakuan dan sifat-sifat

    benda-benda di alam yang menyangkut segala macam aktivitasnya, terutama bab gerakan

    benda maka sangat penting adanya cabang ilmu yang khusus mengulas tentang gerak benda.

    Kinematika :

    Yaitu cabang ilmu fisika yang mempelajari tentang gerak benda, dengan penekanan

    pada analisis model dari gerakan yang terjadi, tanpa meninjau penyebab dari gerakan

    tersebut. Sedang model suatu gerakkan ditentukan dari bentuk lintasan yang terjadi selama

    benda bergerak.

    Lintasan gerak :

    Adalah jalur yang dilalui benda selama bergerak, yang merupakan berkas atau jejak

    kaki dari benda tersebut. Misalkan seperti ketika anda tiba-tiba melihat diatas lantai anda

    terdapat berkas garis putih yang ternyata merupakan berkas jalur binatang kecil sejenis siput

    yang ketika bergerak keluar lender, dan ketika lender tersebut kering berwarna putih yang

    mengotori lantai anda.

    Benda bergerak ketka terjadi perubahan vector posisi dari benda tersebut, sedangkan

    dalam kinematika didefinisikan sebagai kecepatan benda., sehingga dapat dikatakan bahwa

    secara kinematik benda bergerak bila ada kecepatan pada benda tersebut.

  • Pada bab berikut akan diuraikan secara rinci pengertian besaran- besaran yang terkait

    dengan kinematik seperti kecepatan, percepatan, posisi, dan waktu.

    II.2. Besaran Kinematika

    Ketika benda bergerak selalu terkait dengan Waktu; Posisi (kedudukan); Kecepatan;

    maupun Percepatan yang keempat besaran fisis tersebut dinamakan besaran kinematik.

    Kecepatan : perubahan posisi benda terhadap waktu; artinya ketika suatu benda mula-mula

    berada pada posisi-A kemudian kurun waktu tertentu kedudukannya berganti di posisi-B,

    maka benda tersebut bergeser/bergerak dari posisi semula yang berarti ada kecepatan.

    Dituliskan : = (

    )

    v = kecepatan ( m/s ) ; r = posisi ( m ), dan t = waktu ( s ).

    Pada saat (tA) benda berada pada posisi

    (rA) dan pada saat (tB) berada pada

    posisi (rB), maka terdefinisi adanya

    perubahan posisi terhadap waktu yang

    ditulis sebagai :

    = (

    ) ; Kecepatan rata-rata,

    yaitu kecepatan rata-rata saat awal

    ketika berada di (A) saat akhir ketika

    berada di (B).

    =

    ; Kecepatan sesaat, yaitu

    kecepatan setiap waktu sepanjang jalur lintasan

    benda, tidak terbatas dari A sampai B, tetapi

    bebas setiap saat.

    Apabila perubahan posisi benda hanya ditinjau pada sisi besarnya saja, maka timbul suatu

    definisi tentang pengertian Laju benda ( speed ), yaitu :

    =

    tB

    tA

    X

    Z

    Y

    rA

    rB

  • Misalkan :

    Seorang pelari berlari dari kota-A menelusuri jalur menuju ke kota-B, kemudian kembali ke

    kota-A lagi sehingga jarak tempuh total 40 km, sedangkan total waktu yang diperlukan

    selama 10 jam. Maka laju rata-rata pelari tersebut adalah : 4 km/jam.

    Arah Tangensial ( arah singgung ) : ( T )

    Didalam kinematika arah tangensial merupakan sebutan arah lintasan (jalur) benda

    ketika bergerak, sehingga semua arah yang muncul mengacu pada arah ini.

    ; r = vector posisi benda

    r = r T ; r = nilai (slakar) vector posisi

    ; T = unit arah vector posisi

    Kecepatan :

    V = dr

    dt =

    dr

    dt T ;

    dr

    dt = laju speed = kelajuan

    ; T = arah singgung (tangensial) yang merupakan arah kecepatan.

    V = dr

    dt T = V T ; V =

    dr

    dt = kelajuan

    Percepatan : perubahan kecepatan dalam kurun waktu tertentu selama benda bergerak;

    dengan kata lain percepatan secara analitik merupakan perubahan kecepatan benda terhadap

    perubahan waktu.

    ar = V

    t = percepatan rata-rata

    at = dV

    dt = percepatan sesaat (pada saat t-detik)

    Secara umum dapat diturunkan bahwa percepatan benda ( a ) adalah :

    =d

    dt V t =

    d

    dt ( V T )

    =

    T + V

    dT

    dt

    = aT T + aN N ; ( aT ) = percepatan tangensial ; ( aN ) = percepatan normal

  • II.3. Model-model Gerak Benda

    Seperti telah disampaikan di bab awal kinematik, bahwa ilmu ini akan membahas

    tentang model gerakan benda yang ditentukan oleh jenis lintasan yang terbentuk ketika

    bergerak. Bila benda bergerak hanya ada percepatan tangensial maka dapat dipastikan

    bahwa lintasan benda tersebut tidak akan belok (artinya akan lurus) sesuai dengan kecepatn

    benda tersebut. Namun bila padanya bekerja percepatan normal yang berfungsi akan

    membelokkan arah kecepatannya, maka dapat dipastikan jalur lintasan benda akan berbelok

    (artinya tidak lurus lagi) dengan arah sesuai dengan vertor percepatan yang dihasilkan.

    = aT T + aN N

    A. Gerak Lurus ( G L )

    Bila benda bergerak, sedangkan yang ada hanya percepatan tangensila saja, maka

    jalur (lintasan) gerak benda akan lurus. Hal ini dikarenakan kecepatan benda arahnya

    tangensial, akan mendapatkan percepatan juga arahnya tangensial jadi arah benda

    selama gerak ber-arah tangensial.

    a = (dv/dt)

    ada tiga kemungkinan model yang terjadi, yaitu :

    1) Model Gerak Lurus Beraturan ( GLB )

    Ciri model ini : adalah mempunyai kecepatan v = konstan , karena nilai

    percepatan benda ( a = 0 ) atau benda bergerak tanpa percepatan.

    tB

    tA

    X

    Z

    Y

    A aT

    a

    aN

    Catatan :

    Percepatan normal ( aN ) memegang peran

    yang penting dalam gerak benda; karena

    dengan adanya percepatan ini maka gerak

    benda dapat berbelok dari jalur yang

    seharusnya sehingga jalur tidak lurus lagi

    akhirnya akan melengkung. Namun

    percepatan tangensial yang merupakan

    percepatan yang arahnya selalu sejalan

    dengan kecepatan benda, akan selalu

    membuat benda ber-jalur lurus sesuai arah

    kecepannya.

  • Model ini disebut : Gerak Lurus Beraturan ( GLB )

    v = (

    ) ; dan = v dt ; diperoleh :

    0 = ; sebut saja sebagai jarak tempuh benda (= St )

    St = V t ; Jarak tempuh benda model GLB.

    2) Model Gerak Lurus Berubah Beraturan ( GLBB )

    Ciri model ini : adalah mempunyai kecepatan v = fungsi waktu , karena nilai

    percepatan benda ( a = konstan ) atau benda bergerak dengan percepatan

    yang konstan.

    Model ini disebut : Gerak Lurus Berubah Beraturan ( GLBB )

    =

    ; , = ; sehingga diperoleh :

    0 = ( 0 )

    Vt = V0 + a t ; kecepatan benda model GLBB; dengan :

    Vt = kecepatan saat ( t ) detik

    V0 = kecepatan awal ( t=0 ) detik

    Sedangkan jarak tempuh benda selama kurun waktu ( t ) diturunkan dari

    persamaan kecepatan : v = (

    ) atau dengan = v dt , sehingga

    didapat :

    t t0

    0

    X0 Xt

    X v v

    St

    t t0

    0 X0

    Xt

    X vt v0

    St

  • 0 = = (V0 + a t)

    St = V0 t + a t2 ; jarak tempuh benda model GLBB.

    Contoh kasus- 1 :

    Benda jatuh bebas yaitu model gerak benda yang dijatuhkan dari suatu posisi

    tinggi tertentu ( ketinggian ) , dengan kecepatan awal benda (V0 = 0) m/s; dan benda

    akan jatuh mengikuti gravitasi bumi ( g ) m/s2. Karena yang bekerja sebagai

    percepatan benda adalah hanya percepatan gravitasi yang arahnya lurus ke bawah

    (menuju bumi) maka jelas akan membuat jalur lintasan gerak LURUS.

    GLBB : Vt = V0 + a t

    Jatuh bebas : Vt = g t ; a = g dan V0 = 0

    GLBB : St = V0 t + a t2

    Jatuh bebas : St = g t2 ; merupakan panjang jalur yang dilalui benda.

    Ilustrasi gerak jatuh bebas :

    Benda jatuh dari posisi tinggi di (A) lurus

    kebawah menuju ke (C) sebut saja dari tinggi : (hCA).

    Ketika di (A) kecepatan awal nol (0), karena ada

    gravitasi (g) maka ketika sampai di (B) kecepatan

    menjadi :

    Vt1 = g tAB

    Panjang jalur (A-B) adalah : St = g 2

    Ketika benda mencapai dasar (tanah), maka kecepatan

    menjadi :

    Vt2 = g tAC

    Dan posisi tinggi benda , ketika benda berada di (B)

    adalah :

    ht = ( hCA - St )

    hCA = panjang jalur (A-C) = St = g 2

    Bila kita meninjau gerak dari (B-C), maka persamaan

    posisi tinggi benda ( ht ) dituliskan sebagai :

    ht = Vt2 tBC + g 2 ; ini sebagai GLBB.

    Misalkan : sebuah benda dijatuhkan dari posisi ketinggian 200 m; nilai percepatan gravitasi

    bumi g = 9,8 m/s2. Maka dapat dihitung beberapa kondisi sbb.:

  • a) Kapan benda mencapai tanah ?

    b) Berapa kecepatan ketika mengenahi tanah ?

    c) Berapa kecepatan benda saat berada pada posisi ketinggian 50 m ?

    d) Dimana posisi benda sesaat setelah bergerak selama t = 5 s dan berapa kecepatannya

    saat itu ?

    e) Lakukan hitungan lagi a) s/d d) ; untuk posisi ketinggian 500 m ?

    Contoh kasus-2 :

    Benda bergerak vertical (gerak yang arahnya lurus keatas melawan jalur gravitasi),

    dengan kecepatan awal ( V0 ), gravitasi bumi ( g ); maka gerakan benda semakin

    keatas akan mempunyai kecepatan yang semakin berkurang dan suatu saat akan

    mengalami kecepatannya nol (0) yaitu ketika benda mencapai tinggi maximum. Pada

    keadaan ini akhirnya benda akan jatuh bebas turun kebawah melalui jalur lurus

    seperti ketika dia(benda) bergerak naik tadi.

    Sehingga pada model gerak vertical ini, benda mengalami 2(dua) model gerakan

    yaitu : vertical sampai tinggi maximum jatuh bebas sampai tanah.

    Ilustrasi Gerak Vertikal :

    Benda bergerak vertical dari (A) lurus keatas

    melawan jalur gravitasi menuju (B) lanjutkan ke (C).

    Ketika sampai (C) benda mencapai tinggi maximum

    sehingga kecepatan vertical nol (0)., akhirnya gerakan

    benda jatuh bebas dari (C) menuju (A).

    Kecepatan benda saat di (B) adalah :

    Vt1 = V0 - g tAB

    Ketika benda sampai di (C), kecepatan vertical(naik)

    menjadi nol(0) ; sehingga diperoleh : 0 = V0 g tAC ;

    dan waktu maximumnya :

    tmax = tAC = ( V0/g )

    Sedangkan tinggi benda ketika sampai di (B) adalah:

    ht = V0 tAB g 2

    dan dicapai tinggi maximum benda sebesar : hmax = ( V2

    2 )

    Setelah benda berada di tinggi maximum sesaat, kemudian mengalami jatuh bebas dari ( C )

    menuju ( A ), dan berlaku kaidah analitik seperti jatuh bebas. Diperoleh persamaan-

    persamaan sebagai berikut :

    St

    ht

    C

    B

    A

    Vt1

    Vt2

    dasar

    Posisi atas

    St

    ht

    A

    B

    C

    Vt1

    V0

    dasar

    maximum

    Vt2

  • Vt2 = g tCB

    St = g 2

    Jadi ketika benda sampai tanah; St = hmax ; akhirnya didapat bahwa : tAC = tCA .

    Misalkan : sebuah benda bergerak vertical dengan kecepatan awal V0 = 100 m/s; dan

    percepatan gravitasi bumi ( g = 9,8 m/s2 ). Maka dapat dihitung beberapa kondisi sebagai

    berikut :

    a) Kapan benda mencapai posisi tinggi maximum ?

    b) Berapa nilai tinggi maximum tersebut ?

    c) Berapa kecepatan benda ketika waktu t = 5 s ? dan berapa ketinggian saat itu ?

    d) Kapan benda berada pada posisi tinggi 50 m ?

    e) Berapa kecepatan benda ketika berada pada posisi tinggi 450 m ?

    f) Dimana posisi benda ketika bergerak selama t = 20 s ?

    g) Berapa kecepatan benda ketika mengenahi tanah ?

    B. Gerak Lengkung ( G Lk )

    Apabila gerakan benda diganggu oleh adanya percepatan yang arahnya tidak sama

    dengan kecepatannya, misalkan percepatan normal (aN) maka jalur gerak benda akan

    membentuk lintasan yang tidak lurus (melengkung). Kelengkungan yang terjadi

    bergantung dari arah gangguan percepatannya ( seperti pada gambar berikut ).

    Misalkan kita tinjau gerakan pada bidang dua dimensi ( X; Y ) :

    = +

    = ; ; = 0

    Komponen ke sumbu-X : Vx = V0x = tetap

    Xt = X0 + V0 t ( GLB )

    Komponen ke sumbu-Y: Vy = V0y + ay t

    lintasan

  • Yt = Y0 + V0y t + ay t2 ( GLBB )

    Waktu dari model ini dituliskan sebagai : = 0

    0

    Dengan mengeliminasi nilai ( t ), nilai ( Yt ) daapat dinyatakan dalam ( Xt )

    akan diperoleh persamaan :

    = = 2 + +

    A, B, dan C = tetapan fisis

    Dari persamaan terakhir terlihat bahwa : Y = f (X) merupakan fungsi kuadrat yang

    menggambarkan kurva parabola sebagai model lintasan geraknya.

    Dapat dirumuskan bahwa gerak lengkung parabola dibentuk dari perpaduan dua

    model gerak secara horizontal (GLB) dan vertical (GLBB); dituliskan sebagai :

    ( GLB ) + ( GLBB ) ( G Lk Parabola )

    Contoh kasus-3 :

    Benda dilemparkan ke udara dengan kecepatan awal ( V0 ), sedangkan percepatan

    gravitasi bumi ( g ) dan sudut lemparan terhadap horizontal yang sering disebut

    sebagai sudut elevasi adalah ( ). Model lintasan gerak dapat digambarkan dalam

    bentuk kurva parabola dua dimensi (bidang X-Y) sebagai berikut :

    Bila elevasi dari V0 adalah = ( ); maka dapat dirumuskan secara matematik bahwa :

    V0X = V0 cos

    V0Y = V0 sin

    hC

    D

    hB hD

    C

    B

    V0Y V0

    A

    V0X

    E

    RAC RAD

    RAB X

    Y

    V0X

    VY

    VY

    V0X

  • Lintasan parabola yang simetri mulai dari ( A-B-C-D-E ); dengan lintasan (A-B-C)

    simetri terhadap lintasan (C-D-E).

    Analisa gerak kearah vertical (sumbu-Y) :

    Jalur gerakkan pada lintasan (A-B-C); kecepatan arah vertical ( VY ) nilainya

    semakin ke atas semakin berkurang dan akan nol (0) ketika berada di tinggi

    maximum yaitu di (C).

    Ketika benda di B : VY = V0Y g tAB gerak vertical.

    hB = V0Y tAB g 2

    Ketika benda di C : VY = V0Y g tAC = 0 ; sehingga nilai tAC = ( 0

    ) atau

    tAC = ( 0

    ) = tmax.

    hC = hmax = 0

    2

    2 ; merupakan posisi paling tinggi.

    Berdasar kaidah simetri parabola, dapat dibuktikan bahwa nilai waktu ketika

    naik ( tAC) sama dengan waktu ketika turun ( tCE ) ; sehingga diperoleh :

    tAE = 2 tAC = ( 2 0

    ) ; waktu terbang di udara.

    Analisa gerak turun jalur (C-D-E) atau jalur (C-D) : merupakan gerak yang

    jatuh bebas, karena ketika di (C) keceatan vertical nol (0).

    Gerak dari : C-D , berarti benda jatuh bebas dari tinggi : hCD= ( hC hD )

    hCD = g 2

    Gerak dari : C-E , berarti benda jatuh bebas dari tinggi : hmax

    hmax = g 2

    Kecepatan benda pada model parabola : merupakan perpaduan dua vector

    kecepatan vertical dan horizontal. Nilai kecepatan vertical berubah-ubah

    sesuai kedudukan tinggi benda, sedangkan nilai kecepatan hozontal tetap

    disepanjang kurva parabola yaitu : V0X = V0 cos .

    Ketika benda berada di (B) : VB = 02 +

    2 dan VY = V0Y g tAB

    Ketika benda berada di (D) : VD = 02 +

    2 dan VY = g tCD

    Jangkauan benda ( Range ) : yaitu jarak horizontal benda, misalkan gerak

    benda dari (A-B) berarti jangkauannya adalah : RAB dan seterusnya seperti

    juga ketika gerak benda sampai di posisi (C) dan di posisi (D); maka

    didefinikan jangkauannya adalah : RAC dan RAD .

    Secara umum rumusan jangkauan benda pada model parabola adalah :

    R = V0X t ; sehingga RAB = VoX tAB ; RAC = V0X tAC ; dan RAD = VoX tAD .

    Khusus untuk nilai RAE yang merupakan nilai jangkauan maximum dari

    model ini dapat dihitung sebagai :

  • RAE = Rmax = 0

    2 ( 2 )

    ; nilai jangkauan terjauh.

    Misalkan : Sebuah peluru ditembakkan dari senapan laras panjang dengan kecepatan awal

    peluru V0 = 45 m/s ; sudut elevasi tembakan = 30o , sedang gravitasi bumi g = 9,8 m/s

    2.

    Hitunglah :

    a) Kapan perulu mencapai max. dan berapa tinggi maximum tersebut ?

    b) Berapa jangkauan benda ketika berada pada posisi tinggi 20 m ?

    c) Berapa kecepatan ketika benda berada pada tinggi 20 m tersebut ?

    d) Buktikan bahwa kecepatan peluru ketika kena tanah sama dengan nilai V0 ?

    Lakukan perhitungan a) s/d d); ketika posisi tembak dilakukan di atas atap gedung

    dengan ketinggian 15 m ?

    Dimana posisi tembak dari bibir atap tersebut, bila sasaran yang akan ditembak

    berada di depan gedung sekitar 120 m ?

    C. Gerak Melingkar ( bidang datar )

    Pada model gerak melingkar berarti jalur (lintasan gerak) berupa kurva lingkaran,

    hal ini terjadi bila pada benda tersebut bekerja percepatan normal ( aN ) dengan nilai

    tetap dan arah selalu tegak lurus dengan arah kecepatan benda.

    Pada kurva lingkaran yang berjari-jari ( R ); berlaku beberapa ketentuan

    rumusan sebagai berikut :

    Busur (AB) = S = panjang lintasan gerak benda dari A ke B

    S = R ; = sudut putar benda.

    Bila benda bergerak sepanjang keliling kurva lingkaran, maka panjang lintasan yang

    dilalui benda sebesar :

    S = 2 R ,atau sudut putar sebesar ( = 360o )

    Adapun didalam kinematika, unit sudut biasanya dinyatakan dengan unit : radian

    dengan symbol ( rad ). Sedangkan definisi sudut 1(satu) radian : adalah besar sudut

    aN

    V

    aN

    A

    B

  • pada kurva lingkaran dengan panjang busur (S) yang terbentuk sama dengan jari-jari

    lingkaran tersebut (R) .

    1 = 360

    2 = 57,2727

    Frekuensi putar ( f ) didefinisikan : banyaknya putaran ( N ) yang terjadi dalam

    kurun waktu ( t ).

    f = ( N/t ) ; unit : ( 1/s ) = Herz ( Hz )

    ; unit : ( 1/min ) = ( rpm )

    Secara kinematik model gerak melingkar dapat menganalogikan dengan model gerak lurus

    yang sudah kita bahas di bagian depan, dengan menggantikan lintasan lurus menjadi lintsan

    lingkaran.

    ( G L ) = gerak lurus ( G M ) = gerak melingkar

    Analogi Gerak : GM GM

    Model Gerak Lurus ( GL )

    Model Gerak Melingkar ( GM )

    Besaran Simbol ( unit ) Besaran Simbol ( unit )

    waktu t ( s ) Waktu t ( s )

    Posisi r ( m ) Besar sudut putar ( rad )

    Kecepatan V = (dr/dt) = ( m/s ) Kecepatan sudut ( rad/s )

    Percepatan a = (dV/dt) = ( m/s2 ) Percepatan sudut ( rad/s2 )

    GLB

    GMB

    Kecepatan V = tetap nilainya Kecepatan sudut = tetap

    Percepatan a = 0 (nol) Percepatan sudut = nol

    Panjang lintasan St = V t Besar sudut = t

    GLBB

    GMBB

    Percepatan a = tetap nilainya Percepatan sudut = tetap nilainya

    Kecepatan sudut Vt = V0 + a t Kecepatan sudut t = 0 + t

    Panjang lintasan St = V0 t + a t2

    Besar sudut = 0 t + t2

    Grafik Gerak Melingkar :

    Untuk memudahkan dalam analisa besaran-besaran kinematik model gerak

    melingkar, digunakan grafik analisis . Grafik dilukis dengan sumbu tegaknya berupa

    kecepatan sudut ( ) dan sumbu datarnya waktu ( t ).

  • Grafik lurus-datar : mempunyai kecepatan sudut konstan ( 0), putaran ini mempunyai

    model kinematik GMB. Sedangkan grafik yang lurus-naik dan lurus-turun, masing-masing

    mempunyai kecepatan sudut yang semakin besar dan kecil. Ini merupakan model GMBB

    (positif) dan yang lain GMBB(negative).

    D. Gerak Nisbi ( relative )

    Pengertian benda bergerak dengan kecepatan tertentu sangat bergantung dari mana

    kita mengatakan ketika melihat benda tersebut. Hal ini didalam fisika dikatakan bahwa apa

    yang kita lihat, kita amati bergantung dari keberadaan obyek ( dia berada di kerangka

    mana?) dan juga keberadaan pengamat ( berada di kerangka mana ? ).

    Bila kita meninjau dua buah kerangka acuan yang masing-masing saling bergerak

    antara satu dengan lainnya, maka kita akan mendapatkan istilah gerak relative antara

    kerangka acuan satu dengan lainnya. Gerak relative kerangka acuan satu terhadap kerangka

    acuan yang kedua akan dapat kita perhitungan apabila diketahui kecepatan masing-masing

    diketahui.

    Andaikan ditinjau suatu kerangka koordinat (S*) bergerak dengan kelajuan tetap

    terhadap kerangka koordinat (S). Bila waktu yang diukur di (S*) sama dengan waktu ketika

    diukur di (S), berarti : t* = t , atau dapat dikatakan bahwa waktu adalah mutlak terhadap

    semua system koordinat acuan. Kita akan dapat memperoleh beberapa hubungan berikut :

    Misalkan kerangka koordinat (S*) dan (S) awalnya berimpitan, yaitu pada saat

    ketika : ( t* = t = 0 ), koordinat (S*) bergerak terhadap (S) dengan kecepatan tetap (u ).

    GMB; = 0

    GMBB; +

    GMBB; _

    ( rad/s )

    t ( s )

    0

    0

  • Posisi (S*) terhadap (S) : R = u t

    Posisi sembarang titik P : r = R + r* = u t + r*

    Atau dapat dituliskan : r* = r R = r u t

    Kecepatan terhadap (S*) : v* = (dr*/dt) = (dr/dt) u

    Atau daapat dituliskan : v* = v u

    v* = kecepatan relative benda terhadap koordinat (S*)

    v = kecepatan relative benda terhadap koordinat (S)

    u = kepatan relative (S) terhadap (S*)

    Secara umum, bila kita tinjau gerak satu dimensi saja (misal kea rah sumbu-x); dan

    hanya terjadi gerak translasi (geser) maka akan didapatkan rumusan yang sederhana :

    X* = X u t

    Y* = Y ini merupakan transformasi Galilean

    Z* = Z dari kerangka (S) ke kerangka(S*).

    Transformasi yang mengubah posisi koordinat (S) menjadi posisi koordinat(S*) dikenal

    sebagai transformasi klasisk (Galilean). Perepatan kedua system koordinat tersebut yaitu

    percepaatan di (S) maupun di (S*) adalah sama atau tetap yaitu:

    a* = (dr*/dt) = (dr/dt) = a ; a = a*

    dengan kata lain percepatan nisbi/relative antar mereka tetap.

    Y

    X

    X*

    Y*

    P

    r

    r

    S*

    S

  • Contoh kasus :

    Di lepas sebuah pantai terdapat arus air laut ke utara dengan laju 4,8 km/jam.

    Seseorang dengan perahu motornya ingin mencapai menyeberang pantai tersebut dengan

    laju 18 km/jam relative terhadap air. Bagaimana ia harus mengarahkan perahunya agar

    tercapai dengan baik ? dan berapa laju perahu relative terhadap pantai (tanah) ?

    Penyelesaian : kecepatan perahu relatih terhadap pantai = v ; kecepatan perahu relative

    terhadap aliran arus = v* dan kecepatan arus air terhadap pantai adalah = u, maka diperoleh

    hubungan :

    v = v* + u

    = sin-1 (u/v*) = sin-1 (4,8/18) = 150

    sehingga kecepatan relative perahu terhadap pantai adalah :

    v = v* cos = 18 cos 150 = 17 km/jam

    SOAL-SOAL LATIHAN :

    Gerak dalam satu dimensi

    1. Dua kereta api masing-masing dengan laju 40 km/jam, bergerak saling mendekat

    pada sebuah jalur yang lurus. Ketika jarak antara keduanya 80 km, seekor burung

    terbang dari kereta pertama dengan laju 60 km/jam menuju kereta kedua.

    Sesampainya di kereta kedua, ia segera kembali ke kereta pertama, dan demikian

    seterusnya. (a) Berapa kali burung tersebut menempuh perjalanan bolak-balik

    sebelum akhirnya kereta saling bertabrakan? (b) Berapa kali jarak total yang

    ditempuhnya?

    2. Sebuah elektron, mulai dari keadaan diam, mendapat percepatan yang naik secara

    linier, yaitu a = kt, dengan perubahan percepatan k = (1,5 m/s2)/s.

    (a) Gambarkanlah grafik a terhadap t dalam selang waktu 10 detik pertama.

    (b) Dari kurva butir (a) buatlah juga grafik v terhadap t dan perkirakanlah kecepatan

    elektron setelah bergerak 5,0 detik.

    u

    V*

    v P

  • (c) Dari dari grafik dalam soal (b) gambarkanlah grafik x terhadap t dan perkirakan,

    berapa jauh elektron berpindah selama 5,0 detik pertama gerakannya.

    3. Sebuah mobil bergerak dengan percepatan konstan menempuh jarak antara dua titik

    yang terpisah 180 kaki dalam 6,0 s. Lajunya ketika tiba di titik kedua adalah 45

    kaki/s. (a) Berapakah lajunya di titik pertama? (b) Berapakah percepatannya? (c)

    Pada jarak berapa sebelum titik pertama mobil berada dalam keadaan diam?

    4. Posisi partikel sepanjang sumbu-x bergantung kepada waktu menurut persamaan x=

    at2 bt3 , dengan x dalam meter dan t dalam detik. (a) Dimensi dan satuan apakah

    yang harus dimiliki oleh a dan b? Untuk pertanyaan berikutnya, anggap harga

    numeris masing-masing 3,0 dan 1,0. (b) Kapan partikel mencapai posisi-x positif

    maksimum)? (c) Berapakah panjang lintasan total partikel yang ditempuhnya dalam

    4,0 s pertama? (d) Berapakah pergeserannya dalam 4,0 s pertama tersebut? (e)

    Berapakah percepatan partikel pada akhir masing-masing detik dalam empat detik

    pertama tersebut?

    5. Sebuah bola tennis dijatuhkan ke lantai ruangan dari ketinggian 4,0 kaki dan

    terpantul kembali setinggi 3,0 kaki. Jika bola bersentuhan dengan lantai selama

    0,010 s, berapakah percepatan rata-ratanya selama bersentuhan?

    Gerak dalam bidang datar

    1. Posisi sebuah partikel yang bergerak sebagai fungsi waktu diberikan oleh

    = + 42 +

    (a) Tuliskan pernyataan kecepatan dan percepatannya sebagai fungsi waktu.

    (b) Bagaimanakah bentuk lintasan partikel tersebut?

    2. Peluru melesat keluar dari laras senapan dengan kecepatan 1500 kaki/s menuju ke

    sebuah sasaran yang jaraknya 150 kaki dari laras. Agar peluru mengenai sasaran, ke

    arah tinggi berapa di atas sasaran senapan tersebut harus diarahkan?

    3. Seorang pemain sirkus lima buah bola berturutan dan menangkapnya kembali

    berulang-ulang. Tinggi lemparannya 3,0 m. (a) Tentukanlah selang waktu antara dua

    lemparan berturutan. (b) Tentukan pula posisi bola-bola lain ketika salah satu bola

    sampai ditangannya. (Abaikan waktu yang dibutuhkan untuk memindahkan bola dari

    tangan yang satu ke tangan yang lain.)

    4. Seorang anak memutar-mutar batu dengan tali yang panjangnya 4,0 kaki (1,2 m)

    membentuk lingkaran horizontal setinggi 6,0 kaki (1,8 m) di atas tanah. Tiba-tiba

    talinya putus dan batu terlontar horizontal dan jatuh di tanah sejauh 30 kaki (9,1 m).

    Berapakah percepatan sentripetal batu selama gerak melingkar?

    5. Orang dapat mendayung perahu 4,0 mil/jam dalam air yang tenang. (a) Jika ia

    menyeberangi sungai yang mengalir 2,0 mil/jam, ke arah mana perahunya harus

    diarahkan agardapat mencapai tempat tepat diseberang titik asalnya? (b) Jika lebar

    sungai adalah 4,0 mil, berapakah waktu yang dibutuhkan untuk menyeberang? (c)

  • Berapakah waktu yang dibutuhkan untuk berkayuh ke hilir sejauh 2,0 mil dan

    kemudian kembali ke tempatnya semula? (d) Berapakah waktu yang dibutuhkan

    untuk berkayuh ke hulu sejauh 2,0 mil dan kemudian kembali ke tempat semula? (e)

    ke arah mana perahu harus diarahkan agar dapat menyeberang dalam waktu

    sesingkat mungkin?