Makalah Trauma Abdomen,Kel 8

50
MAKALAH KEPERAWATAN ANAK I Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Trauma Abdomen KELOMPOK VIII Fitri Ayatul Azlina I1B110201 Nor Azizah Dwi Subekti I1B110202 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Keperawatan Anak II 9

Transcript of Makalah Trauma Abdomen,Kel 8

Page 1: Makalah Trauma Abdomen,Kel 8

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK I

Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Trauma Abdomen

KELOMPOK VIII

Fitri Ayatul Azlina I1B110201

Nor Azizah Dwi Subekti I1B110202

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2013

Keperawatan Anak II 9

Page 2: Makalah Trauma Abdomen,Kel 8

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Puji syukur kehadirat Allah karena dengan izin dan karunia serta segala

anugerah-Nya, makalah Keperawatan Anak II dengan topik “Trauma Abdomen”

dapat selesai tepat pada waktunya.

Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu dalam penyusunan makalah ini baik dengan materi maupun non

materi. Kami sangat mengharapkan saran, ulasan, dan kritik yang membangun

dari semua pihak agar pembuatan dan penyusunan makalah berikutnya bisa lebih

baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak pada umumnya

dan kami pada khususnya.

Wassalam

Peyusun

Keperawatan Anak II 9

Page 3: Makalah Trauma Abdomen,Kel 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam era modernisasi kemajuan dibidang  tekhnologi trasnportasi dan

semakin  berkembangnya mobilitas manusia  berkendaraan di jalan raya,

menyebabkan kecelakaan yang terjadi   semakin meningkat serta angka kematian

semakin tinggi. Salah satu kematian akibat kecelakaan adalah diakibatkan trauma

abdomen. Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab kematian 75 % trauma

tumpul abdomen, sedangkan penyebab lainnya adalah penganiayaan, kecelakaan

olahraga dan terjatuh dari tempat ketinggian, sedangkan akibat dari penganiayaan

ini  disebabkan oleh karena senjata tajam dan peluru. Oleh karena hal tersebut

diatas akan mengakibatkan kerusakan dan menimbulkan robekan dari organ –

organ dalam rongga abdomen atau mengakibatkan penumpukan darah dalam

rongga abdomen yang berakibat kematian. Di Rumah Sakit data kejadian trauma

abdomen masih cukup tinggi. Dalam kasus ini “ Waktu adalah nyawa ”  dimana

dibutuhkan suatu penanganan yang professional yaitu cepat, tepat, cermat  dan

akurat, baik di tempat kejadian  ( pre hospital ), transportasi sampai tindakan

definitif di rumah sakit.

Pertolongan penderita gawat darurat dapat terjadi dimana saja baik di

dalam rumah sakit maupun di luar rumah sakit, dalam penanganannya melibatkan

tenaga medis maupun non medis termasuk masyarakat awam. Pada pertolongan

pertama yang cepat dan tepat akan menyebabkan pasien/korban dapat tetap

bertahan hidup untuk mendapatkan pertolongan yang lebih lanjut.

Insiden trauma abdomen meningkat dari tahun ke tahun. Mortalitas

biasanya lebih tinggi pada trauma tumpul abdomen dari pada trauma tusuk.

Walaupun tehnik diagnostik baru sudah banyak dipakai, misalnya Computed

Tomografi, namun trauma tumpul abdomen masih merupakan tantangan bagi ahli

klinik. Diagnosa dini diperlukan untuk pengelolaan secara optimal.

Keperawatan Anak II 9

Page 4: Makalah Trauma Abdomen,Kel 8

Evaluasi awal sangat bermanfaat tetapi terkadang cukup sulit karena

adanya jejas yang tidak jelas pada area lain yang terkait. Jejas pada abdomen

dapat disebabkan oleh trauma tumpul atau trauma tajam. Pada trauma tumpul

dengan velisitas rendah (misalnya akibat tinju) biasanya menimbulkan kerusakan

satu organ. Sedangkan trauma tumpul velositas tinggi sering menimbulkan

kerusakan organ multipel.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini, antara lain :

1. Definisi trauma abdomen

2. Etiologi trauma abdomen

3. Patofisiologi trauma abdomen

4. Pemeriksaan penunjang trauma abdomen

5. Manifestasi klinis trauma abdomen

6. Pertumbuhan dan perkembangan anak dengan trauma abdomen

7. Hospitalisasi pada anak dengan trauma abdomen

8. Terapi pada anak dengan trauma abdomen

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada anak dengan trauma

abdomen.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui definisi trauma abdomen

b. Untuk mengetahui etiologi trauma abdomen

c. Untuk mengetahui patofisiologi trauma abdomen

d. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang trauma abdomen

e. Untuk mengetahui manifestasi klinis trauma abdomen

f. Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak dengan

trauma abdomen

g. Untuk mengetahui hospitalisasi anak dengan trauma abdomen

h. Untuk mengetahui terapi pada anak dengan trauma abdomen

Keperawatan Anak II 9

Page 5: Makalah Trauma Abdomen,Kel 8

BAB II

KONSEP DASAR

A. Definisi

Trauma adalah cedera/rudapaksa atau kerugian psikologis atau emosional

(Dorland, 2002). Trauma adalah luka atau cedera fisik lainnya atau cedera

fisiologis akibat gangguan emosional yang hebat (Brooker, 2001).

Trauma abdomen adalah cedera pada abdomen, dapat berupa trauma

tumpul dan tembus serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja (Smeltzer,

2001). Trauma perut merupakan luka pada isi rongga perut dapat terjadi dengan

atau tanpa tembusnya dinding perut dimana pada penanganan/penatalaksanaan

lebih bersifat kedaruratan dapat pula dilakukan tindakan laparatomi (FKUI, 1995).

B. Etiologi

1. Penyebab trauma penetrasi (trauma perut dengan penetrasi kedalam rongga

peritonium)

- Luka akibat terkena tembakan

- Luka akibat tikaman benda tajam

- Luka akibat tusukan

2. Penyebab trauma non-penetrasi (trauma perut tanpa penetrasi kedalam rongga

peritonium).

- Terkena kompresi atau tekanan dari luar tubuh

- Hancur (tertabrak mobil)

- Terjepit sabuk pengaman karna terlalu menekan perut

- Cidera akselerasi/deserasi karena kecelakaan olah raga (FKUI, 1995)

Keperawatan Anak II 9

Page 6: Makalah Trauma Abdomen,Kel 8

C. Patofisiologi

Trauma

(kecelakaan)

Penetrasi & Non-Penetrasi

Terjadi perforasi lapisan abdomen

(kontusio, laserasi, jejas, hematom)

Menekan saraf peritonitis

Terjadi perdarahan jar.lunak dan rongga abdomen  →   Nyeri

Motilitas usus

Disfungsi usus  →   Resiko infeksi

Refluks usus output cairan berlebih

Gangguan cairan       Nutrisi kurang dari

dan eloktrolit         kebutuhan tubuh

Kelemahan fisik

Gangguan mobilitas fisik

D. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan rektum : adanya darah menunjukkan kelainan pada usus

besar ; kuldosentesi, kemungkinan adanya darah dalam lambung ; dan

kateterisasi, adanya darah menunjukkan adanya lesi pada saluran kencing.

2. Laboratorium : hemoglobin, hematokrit, leukosit dan analisis urine.

3. Radiologik : bila diindikasikan untuk melakukan laparatomi.

Keperawatan Anak II 9

Page 7: Makalah Trauma Abdomen,Kel 8

4. IVP/sistogram : hanya dilakukan bila ada kecurigaan terhadap trauma

saluran kencing.

5. Parasentesis perut : tindakan ini dilakukan pada trauma tumpul perut yang

diragukan adanya kelainan dalam rongga perut atau trauma tumpul perut

yang disertai dengan trauma kepala yang berat, dilakukan dengan

menggunakan jarum pungsi no 18 atau 20 yang ditusukkan melalui

dinding perut didaerah kuadran bawah atau digaris tengah dibawah pusat

dengan menggosokkan buli-buli terlebih dahulu.

6. Lavase peritoneal : pungsi dan aspirasi/bilasan rongga perut dengan

memasukkan cairan garam fisiologis melalui kanula yang dimasukkan

kedalam rongga peritonium (FKUI, 1995).

7. Ultrasonografi dan CT Scan

Sebagai pemeriksaan tambahan pada penderita yang belum dioperasi dan

disangsikan adanya trauma pada hepar dan retroperitoneum.

E. Manifestasi Klinis

1. Trauma tembus (trauma perut dengan penetrasi kedalam rongga

peritonium)

Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ

Respon stres simpatis

Perdarahan dan pembekuan darah

Kontaminasi bakteri

Kematian sel

2. Trauma tumpul (trauma perut tanpa penetrasi kedalam rongga peritonium)

Kehilangan darah.

Memar/jejas pada dinding perut.

Kerusakan organ-organ.

Nyeri tekan, nyeri ketok, nyeri lepas dan kekakuan (rigidity)

dinding perut

Iritasi cairan usus (FKUI, 1995).

Keperawatan Anak II 9

Page 8: Makalah Trauma Abdomen,Kel 8

F. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Pertumbuhan merupakan bertambahnya jumlah dan besarnya sel seluruh

bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur, sedangkan perkembangan

merupakan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui

tumbuh kematangan dan belajar.

Peristiwa pertumbuhan pada anak dapat terjadi perubahan tentang

besarnya, jumlah, ukuran di dalam tingkat sel, organ maupun individu, sedangkan

peristiwa perkembangan pada anak dapat terjadi pada perubahan bentuk dan

fungsi pematangan organ mulai dari aspek social, emosional, dan intelektual.

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Pada Anak

Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan pada anak setiap individu

akan mengalami siklus berbeda setiap kehidupan manusia. Peristiwa tersebut

dapat secara cepat maupun lambat tergantung dari individu atau lingkungan.

Proses percepatan dan perlambatan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa

factor diantaranya :

1. Faktor herediter

2. Faktor lingkungan

a. Lingkungan prenatal

b. Lingkungan postnatal

Budaya Lingkungan

Status social ekonomi

Nutrisi

Iklim / cuaca

Olahraga / latihan fisik

Posisi anak dalam keluarga

Status kesehatan

Faktor hormonal

Salah satu factor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak di atas

adalah status kesehatan. Status kesehatan anak dapat berpengaruh pada

pencapaian pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dapat terlihat apabila anak

dengan kondisi sehat dan sejahtera maka percepatan untuk tumbuh kembang

sangat mudah, akan tetapi apabila kondisi status kesehatan kurang maka akan

Keperawatan Anak II 9

Page 9: Makalah Trauma Abdomen,Kel 8

terjadi perlambatan. Berdasarkan pada kasus ini yaitu trauma abdomen, maka

pencapaian kemampuan anak untuk maksimal dalam tumbuh kembang akan

terhambat, karena anak memiliki masa kritis. Hal ini terkait dengan terapi yang

diberikan pada anak. Dalam penanganan awal,disebutkan bahwa anak

diimobilisasi. Hal ini dapat berpengaruh pada tumbuh kembang anak dapat

terhambat karena tidak adanya pergerakan pada otot dan sendi anak sehingga

dapat menyebabkan atropi.

G. Hospitalisasi

Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit dan

dirawat di rumah sakit. Keadaan ini terjadi karena anak berusaha untuk

beradaptasi dengan lingkungan asing dan baru yaitu rumah sakit, sehingga kondisi

tersebut menjadi faktor stressor bagi anak baik terhadap anak maupun orang tua

dan keluarga (Wong, 2000).

Hospitalisasi merupakan suatu proses karena alasan berencana atau

darurat yang mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit untuk menjalani

terapi dan perawatan. Meskipun demikian dirawat di rumah sakit tetap merupakan

masalah besar dan menimbulkan ketakutan dan cemas bagi anak (Supartini,

2004). Hospitalisasi juga dapat diartikan adanya beberapa perubahan psikis yang

dapat menjadi sebab anak dirawat di rumah sakit (Stevens, 1999).

Dari pengertian hospitalisasi sendiri didapatkan hospitalisasi itu

mengakibatkan trauma psikis pada diri anak sehingga akan memperlambat proses

penyembuhan pada anak.

H. Terapi

A. Penanganan awal

Trauma non- penetrasi (trauma tumpul)

a. Stop makanan dan minuman

b. Imobilisasi

c. Kirim kerumah sakit.

Penetrasi (trauma tajam)

Keperawatan Anak II 9

Page 10: Makalah Trauma Abdomen,Kel 8

a. Bila terjadi luka tusuk, maka tusukan (pisau atau benda tajam lainnya)

tidak boleh dicabut kecuali dengan adanya tim medis

b. Penanganannya bila terjadi luka tusuk cukup dengan melilitkan dengan

kain kassa pada daerah antara pisau untuk memfiksasi pisau sehingga

tidak memperparah luka.

c. Bila ada usus atau organ lain yang keluar, maka organ tersebut tidak

dianjurkan dimasukkan kembali kedalam tubuh, kemudian organ yang

keluar dari dalam tersebut dibalut kain bersih atau bila ada verban steril.

d. Imobilisasi pasien

e. Tidak dianjurkan memberi makan dan minum

f. Apabila ada luka terbuka lainnya maka balut luka dengan menekang.

g.Kirim ke rumah sakit

B. Penanganan dirumah sakit

a. Segera dilakukan operasi untuk menghentikan perdarahan secepatnya.

Jika penderita dalam keadaan syok tidak boleh dilakukan tindakan

selain pemberantasan syok (operasi)

b. Lakukan prosedur ABCDE.

c. Pemasangan NGT untuk pengosongan isi lambung dan mencegah

aspirasi.

d. Kateter dipasang untuk mengosongkan kandung kencing dan menilai

urin yang keluar (perdarahan).

e. Pembedahan/laparatomi (untuk trauma tembus dan trauma tumpul jika

terjadi rangsangan peritoneal : syok ; bising usus tidak terdengar ;

prolaps visera melalui luka tusuk ; darah dalam lambung, buli-buli,

rektum ; udara bebas intraperitoneal ; lavase peritoneal positif ; cairan

bebas dalam rongga perut)

f. Pasien yang tidak stabil atau pasien dengan tanda-tanda jelas yang

menunjukkan trauma intra-abdominal (pemeriksaan peritoneal, injuri

diafragma, abdominal free air, evisceration) harus segera dilakukan

pembedahan

g. Trauma tumpul harus diobservasi dan dimanajemen secara non-

operative berdasarkan status klinik dan derajat luka yang terlihat di CT

Keperawatan Anak II 9

Page 11: Makalah Trauma Abdomen,Kel 8

h. Pemberian obat analgetik sesuai indikasi

i. Pemberian O2 sesuai indikasi

j. Lakukan intubasi untuk pemasangan ETT jika diperlukan

k. Kebanyakan GSW membutuhkan pembedahan tergantung kedalaman

penetrasi dan keterlibatan intraperitoneal

l. Luka tikaman dapat dieksplorasi secara lokal di ED (di bawah kondisi

steril) untuk menunjukkan gangguan peritoneal ; jika peritoneum utuh,

pasien dapat dijahit dan dikeluarkan

m. Luka tikaman dengan injuri intraperitoneal membutuhkan pembedahan

n. Bagian luar tubuh penopang harus dibersihkan atau dihilangkan dengan

pembedahan

C. Penatalaksanaan Kedaruratan

1. Mulai prosedur resusitasi (memperbaiki jalan napas, pernapasan, sirkulasi)

sesuai indikasi.

a) Pertahankan pasien pada brankar atau tandu papan ; gerakkan dapat

menyebabkan fragmentasi bekuan pada pada pembuluh darah besar

dan menimbulkan hemoragi masif.

b) Pastikan kepatenan jalan napas dan kestabilan pernapasan serta

sistem saraf.

c) Jika pasien koma, bebat leher sampai setelah sinar x leher

didapatkan.

d) Gunting baju dari luka.

e) Hitung jumlah luka.

f) Tentukan lokasi luka masuk dan keluar.

2. Kaji tanda dan gejala hemoragi. Hemoragi sering menyertai cedera

abdomen, khususnya hati dan limpa mengalami trauma.

3. Kontrol perdarahan dan pertahanan volume darah sampai pembedahan

dilakukan.

a) Berikan kompresi pada luka perdarahan eksternal dan bendungan

luka dada.

Keperawatan Anak II 9

Page 12: Makalah Trauma Abdomen,Kel 8

b) Pasang kateter IV diameter besar untuk penggantian cairan cepat

dan memperbaiki dinamika sirkulasi.

c) Perhatikan kejadian syoksetelah respons awal terjadi terhadap

transfusi ; ini sering merupakan tanda adanya perdarrahan internal.

d) Dokter dapat melakukan parasentesis untuk mengidentifikasi

tempat perdarahan.

4. Aspirasi lambung dengan selang nasogastrik. Prosedur ini membantu

mendeteksi luka lambung, mengurangi kontaminasi terhadap rongga

peritonium, dan mencegah komplikasi paru karena aspirasi.

5. Tutupi visera abdomen yang keluar dengan balutan steril, balutan salin

basah untuk mencegah nkekeringan visera.

a) Fleksikan lutut pasien ; posisi ini mencegah protusi lanjut.

b) Tunda pemberian cairan oral untuk mencegah meningkatnya peristaltik

dan muntah.

6. Pasang kateter uretra menetap untuk mendapatkan kepastian adanya

hematuria dan pantau haluaran urine.

7. Pertahankan lembar alur terus menerus tentang tanda vital, haluaran urine,

pembacaan tekanan vena sentral pasien (bila diindikasikan), nilai

hematokrit, dan status neurologik.

8. Siapkan untuk parasentesis atau lavase peritonium ketika terdapat

ketidakpastian mengenai perdarahan intraperitonium.

9. Siapkan sinografi untuk menentukan apakah terdapat penetrasi peritonium

pada kasus luka tusuk.

a) Jahitan dilakukan disekeliling luka.

b) Kateter kecil dimasukkan ke dalam luka.

c) Agens kontras dimasukkan melalui kateter ; sinar x menunjukkan apakah

penetrasi peritonium telah dilakukan.

10. Berikan profilaksis tetanus sesuai ketentuan.

11. Berikan antibiotik spektrum luas untuk mencegah infeksi. trauma dapat

menyebabkan infeksi akibat karena kerusakan barier mekanis, bakteri

eksogen dari lingkungan pada waktu cedera dan manuver diagnostik dan

terapeutik (infeksi nosokomial).

Keperawatan Anak II 9

Page 13: Makalah Trauma Abdomen,Kel 8

12. Siapkan pasien untuk pembedahan jika terdapat bukti adanya syok,

kehilangan darah, adanya udara bebas dibawah diafragma, eviserasi, atau

hematuria.

Keperawatan Anak II 9

Page 14: Makalah Trauma Abdomen,Kel 8

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

Pengkajian pasien trauma abdomen (Smeltzer, 2001) adalah meliputi :

1. Trauma Tembus abdomen

-    Dapatkan riwayat mekanisme cedera; kekuatan tusukan/tembakan;

kekuatan tumpul (pukulan).

-    Inspeksi abdomen untuk tanda cedera sebelumnya: cedera tusuk, memar,

dan tempat keluarnya peluru. Selain itu perlu juga di kaji anterior

abdomen, punggung,panggul, dan rectum. Sedangkan untuk mengetahui

kemungkinan adanya pendarahan, maka perawat harus menggunakan

petunjuk cullen’s sign yaitu perdarahan pada umbilicus bila terjadi truma

panggul dan Turner’s sign yaitu perdarahan retroperitoneal bila terjadi

perdarahan pada dinding abdomen.

-    Auskultasi ada/tidaknya bising usus dan catat data dasar sehingga

perubahan dapat dideteksi. Adanya bising usus adalah tanda awal

keterlibatan intraperitoneal; jika ada tanda iritasi peritonium, biasanya

dilakukan laparatomi (insisi pembedahan kedalam rongga abdomen).

-    Perkusi dengan menggunakan jari tangan, bila terdengar suara timpani

yang berlebihan, maka dicurigai adanya penumpukan udara bebas yang

mengindikasikan adanya luka tembus. Namun, bila terdengar redup,

maka perawat menduga terjadinya akumulasi cairan atau darah pada

daerah usus besar dan lambung.

-     Palpasi harus hati-hati dan lembut, karena pada daerah abdomen terjadi

akumulasi cairan atau darah atau udara, sehingga abdomen akan

mengalami distensi.

-    Kaji pasien untuk progresi distensi abdomen, gerakkan, nyeri tekan,

kekakuan otot atau nyeri lepas, penurunan bising usus, hipotensi dan

syok.

Keperawatan Anak II 9

Page 15: Makalah Trauma Abdomen,Kel 8

-     Kaji cedera dada yang sering mengikuti cedera intra-abdomen, observasi

cedera yang berkaitan.

-     Catat semua tanda fisik selama pemeriksaan pasien.

2. Trauma tumpul abdomen

Dapatkan riwayat detil jika mungkin (sering tidak bisa didapatkan, tidak

akurat, atau salah). dapatkan semua data yang mungkin tentang hal-hal sebagai

berikut :

-         Metode cedera.

-         Waktu awitan gejala.

-         Lokasi penumpang jika kecelakaan lalu lintas (sopir sering menderita

ruptur limpa atau hati). Sabuk keselamatan digunakan/tidak, tipe

restrain yang digunakan.

-         Waktu makan atau minum terakhir.

-         Kecenderungan perdarahan.

-         Penyakit dan medikasi terbaru.

-         Riwayat immunisasi, dengan perhatian pada tetanus.

-         Alergi.

Lakukan pemeriksaan cepat pada seluruh tubuh pasien untuk

mendeteksi masalah yang mengancam kehidupan.

B. DIAGNOSA

Diagnosa keperawatan pada pasien dengan trauma abdomen adalah :

Diagnosa Keperawatan NOC NICNyeri Akut berhubungan

dengan Agens cedera

Biologis.

Definisi : Pengalaman

sensori dan emosional yang

tidak menyenangkan akibat

kerusakan jaringan yang

aktual atau potensial atau

Dalam waktu 3 x 24

jam nyeri yang di

rasakan klien dapat

berkurang dengan

indikator :

Kontrol nyeri (1-5:

ekstrem, berat,

sedang, ringan,

Manajemen nyeri

Definisi: mengurangi atau

me-ringankan nyeri yang

dirasa-kan pasien.

Kaji lokasi nyeri:

lokasi, karakteristik,

onset / dura-si,

frekuensi, kualitas,

Keperawatan Anak II 9

Page 16: Makalah Trauma Abdomen,Kel 8

gambaran sebagai bentuk

dari kerusakan(International

Association for the study of

pain) ; Terjadi mendadak

atau lamban dari berbagai

intensitas ringan ke sedang

dengan akhir yang dapat

diatasi atau diperkirakan dan

dalam durasi < 6 bulan)

Batasan Karakteristik :

Perubahan selera makan

Laporan isyarat

Mengekspresikan prilaku

(gelisah,merengek,mena

ngis)

Melindungi area nyeri

Indikasi nyeri yang dapat

di amati

Sikap tubuh untuk

melindungi

Melaporkan nyeri secara

verbal.

nyaman)

Definisi: aksi

personal untuk

kontol nyeri.

Mengenali onset

nyeri

Mendiskribkan

faktor penyebab

nyeri secara

sederhana

Memakai

pengobatan

preventif

Memakai terapi

non-analgesik

Menggunakan

terapi analgesik

yang

terekomendasi

Melaporkan

perubahan nyeri

kepada para

medis

Melaporkan

gejala yang

tidak terkontrol

kepada para

medis

Melaporkan

nyeri terkontrol

Level nyeri (pain

level) (1-5: ekstrem,

intensitas keparahan

nye-ri, dan presipitasi

nyeri.

Observasi keluhan keti-

daknyamanan verbal,

terutama ketika tidak

da-pat berkomunikasi

secara efektif.

Gunakan starategi

komunikasi terapeutik

untuk mengetahui

pengalaman nyeri dan

sampaikan respon

pasien tentang nyeri

Eksplor pengetahuan

pasien tentang nyeri.

Cari tau tentang

dampak nyeri terhadap

kualitas hidup (mis.

Tidur, napsu makan,

aktifitas, kognitif,

suasana hati, pekerjaan,

hubungan dengan orang

lain, )

Eksplor bersama pasien

tentang faktor yang

dapat memperingan /

memperburuk nyeri.

Evaluasi riwayat

penyakit terdahulu

tentang nyeri baik dari

pasien sendiri atau

Keperawatan Anak II 9

Page 17: Makalah Trauma Abdomen,Kel 8

berat, sedang,

ringan, tidak ada)

Definisi: observasi

atau melaporkan

keburukan nyeri

Melaporkan

keparahan nyeri

Mengobservasi

tahapan nyeri

keluarga yang

mempunyai riwayat

nyeri ronik.

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri terdahulu

dengan pasien dan tim

kesehatan.

Dampingi pasien dan

keluarga ketika

memerlukan dukungan.

Pilih implementasi

untuk penanganan nyeri

(farmakologi, non

farmakologi,

interpersonal)

Ajarkan untuk memakai

tehnik non farmakologi

(mis. Hipnosisi,

relaksasi, terapi musik,

dan masase)

Pantau pasien ketika

mengunakan metode

farmakologi

Ajarkan pasien tentang

metode farmakologi

Periksa level

ketidaknyamanan pada

pasien, catat

perubahannya

dimedikal record.

Dorong pasien untuk

menceritakan perasaan

Keperawatan Anak II 9

Page 18: Makalah Trauma Abdomen,Kel 8

nyerinya.

Adminitrasi analgesik

(Penggunaan agen

farmakologi untuk

menghilangkan atau

mengurangi nyeri)

Menentukan lokasi,

sifat, kualitas, dan berat

nyeri sebelum

pengobatan

Periksa anjuran medis

untuk obat, dosis dan

frekuensi pemberian

Nilai kemampuan klien

untuk ikut serta dan

terlibat dalam

pemilihan obat

analgesik, dosis, dan

rute

Pilih analgesik yang

tepat, attau kombinasi

analgesik saat lebih

dari satu analgesik

yang dianjurkan

Tentukan pilihan

analgesik berdasarkan

type dan berat nyeri

Pilih rute IV dari IM

untuk suntikan

analgesik yang teratur

Pantau tanda vital

sebelum dan sesudah

Keperawatan Anak II 9

Page 19: Makalah Trauma Abdomen,Kel 8

pemberian analgetik

narkotik

Bentuk pengharapan

positif berhubungan

dengan keefektifan

analgetik untuk

mengoptimmalkan

respon klien

Evaluasi keefektifan

obat analgesik

Catat respon terhadap

analgetik danadanya

efek yand tidak

diinginkan

Evaluasi dan catat

tingkat sedasi pada

klien yang mendapat

golongan opioid.

Kerusakan Integritas Kulit

berhubungan dengan faktor

mekanik (mis.. gaya

gunting,tekanan,

pengekangan)

Definisi : perubahan/

gangguan epidermis dan/

dermis

Batasan Karakteristik :

Kerusakan integritas

kulit

Gangguan permukaan

kulit

Dalam waktu 1

minggu integritas

jaaringan kulit klien

membaik, dengan

indikator :

Integritas Jaringan

Kulit (skala 1-5)

Ferfusi jaringan

Tekstur kulit

Integritas Kulit

Lesi Kulit

Pengawasan Kulit

Inspeksi Kulit

Monitor Klembapan

Kulit

Monitor warna kulit

dan temperatur

Monitor infeksi yang

mungkin menyerang

pada pasien

Dokumentasi

perubahan warna kullit

dan membran mukosa

Perawatan luka

Monitor karakteristik

Keperawatan Anak II 9

Page 20: Makalah Trauma Abdomen,Kel 8

luka, mulaii dari aliran

darah

Resiko Infeksi

Definisi : Peningkatan

resiko pemajanan

kontaminan lingkungan

dalam dosis yang cukup

menyebabkan efek yang

membahayakan kesehatan.

Faktor resiko :

Pertahanan tubuh primer

yang tidak adekuat

Pertahanan tubuh

sekunder yang tidak

adekuat

Penurunan imun

Dalam waktu 3 x 24

jam Px tidak

beresiko infeksi

dengan :

Kekerasan infeksi

Indikator :

gegabah (1-5)

uncrusted

gelembung (1-5)

kesalahan

penghidu (1-5)

dahak bernanah

(1-5)

sistem

pengaliran

bernanah (1-5)

pyuria (1-5)

demam (1-5)

hipotermia (1-5)

ketidakstabilan

suhu (1-5)

kelembutan (1-5)

rasa tidak enak

badan (1-5)

gejala

gastrointestinal

(1-5)

mengerikan (1-5)

lesu (1-5)

Deteksi resiko

Kontrol Infeksi

Ubah perawatan

peralatan pasien dari

protokol agency

Cuci tangan sebelum

dan setelah pasien

beraktivitas

Instuksikan

pengunjung untuk cuci

tangan

Dorong masukan cairan

Dorong istirahat

Kelola terapi antibiotik

Pakai sarung tangan

steril

Mempertahankan

lingkungan aseptik

secara optimal selama

insersi tempat tidur.

Keperawatan Anak II 9

Page 21: Makalah Trauma Abdomen,Kel 8

Indikator :

Kenali tanda dan

gejala indikasi

resiko (1-5)

Identifikasi

resiko (1-5)

potensial

kesehatan (1-5)

Partisipasi di

saringan

rekomendasi

interval (1-5)

Memperoleh

pengetahuan

riwayat keluarga

(1-5)

Memelihara

update

pengetahuan

riwayat keluarga

dan riwayat

personal (1-5)

Menggunakan

perawatan

kesehatan sesuai

yang dibutuhkan

(1-5)

Penyakit (1-5)

Status imun (1-5)

Status nutrisi (1-5)

Kurang Pengetahuan

berhubungan dengan

Dalam waktu 1

minggu informasi

Teaching : Prescribe

Medication

Keperawatan Anak II 9

Page 22: Makalah Trauma Abdomen,Kel 8

keterbatasan kognitif

Definisi : Ketidakhadiran

atau kurangnya informasi

kognitif berhubungan

dengan topik khusus

Batasan Karakteristik :

Tidak tepat saat

mengikuti instruksi

Tingkah laku yang tidak

sesuai

Tingkkah laku melebih-

lebihkan

Mengungkapkan

masalah

kognitif klien

mengenai penyakit

yang ia alami

meningkat, dengan

indikator :

Pengetahuan :

Proses Penyakit

(Tingkat

pemahaman proses

penyakit dan

pencegahan

komplikasi)

Spesipik proses

penyakit

Faktor penyebab

dan kontribusi

Faktor resiko

Efek penyakit

Tanda dan gejala

komplikasi

penyakit

Tanda dan gejala

penyakit

Pengetahuan :

Perawatan

Penyakit (Tingkat

Pemahaman tentang

penyakit berkaitan

dengan Informasi

yang dibutuhkan

untuk memperoleh

dan

(menyiapkan pasien untuk

melakukan pengobatan

yang ditentukan dengan

aman dan memantau

efeknya)

Anjurkan klien

mengenali sifat-sifat

khusus dari obat-

obatannya

Informasikan ke pasien

tentang obat generik

dan nama dagangnya

pada setiap obat

Ajarkan klien tujuan

dan kerja setiap obat

Jelaskancara pemberi

pelayanan kesehatan

memilih obat yang

tepat

Ajarkan pasien cara

pemberian /aplikasi

yang tepat

Ulangi kembali

pengetahuan klien

tentang pengobatannya

Puji pengetahuan klien

tentang pengobatannya

Evaluasi kemampuan

klien untuk meminum

obat sendiri

anjurkan klien

melakukan tindakan

Keperawatan Anak II 9

Page 23: Makalah Trauma Abdomen,Kel 8

mempertahankan

kesehatan optimal)

rekomendasi diet

Spesipik proses

penyakit

Teknik

konservasi

energi

Pencegahan dan

kontrol infeksi

Prosedur

penanganan

Penggunaan obat

yang aman

Aktivitas teratur

untuk kesehatan

Pengetahuan

Resimen

Pengobatan

(Tingkat

Pemahaman tentang

resimen pengobatan

khusus

Pengetahuan :

Prosedur

Pengobatan

(Tingkat

pemahaman tentang

prosedur yang

dibutuhkan sebagai

bagian dari resimen

pengobatan)

yang dilakukan

sebelum minum obat

Informasikan pada

klien konsekuensi jika

putus obat

Ajarkan klien efek

samping yang dimiliki

setiap obat

Ajarkan pada klien cara

mencegah dan

menghilangkkan efek

sampingnya

Ajarkan klien tindakan

tepat yang harus

dilakukan bila ada efek

samping

Ajarkan kllien tanda

dan gejala

overdosis/dosis kurang

Ajarkan pada klien

tentang kemungkinan

adanya interaksi obat

dengan makanan

Ajarkan kepada klien

cara menyimpan obat-

obatnya

Bantu klien menulis

perkembangan jadual

pengobatan

Sediakan klien

informasi tertulis

tentang tujuan, cara

Keperawatan Anak II 9

Page 24: Makalah Trauma Abdomen,Kel 8

Proses Informasi

Pengetahuan :

Medikasi

(Tingkanpemahama

n tentang

penggunaan obat

yang aman)

kerja, efek samping dan

lain-lainnya- tentang

pengobatannya

Teaching :

Procedure/Treatment

( Menyiapkan pasien untuk

mengerti dan siap mental

terhadap pengobatan dan

tindakan yang ditetapkan)

Informasikan ke

klien/orang terdekat

tentang kapan dan

dimana

tindakan/pengobatan

akan dilakukan

Informasikan ke

klien/orang terdekat

berapa lama

tindakan/pengobatan

akan dilakukan hingga

akhir

Informasikan ke

klien/orang terdekat

siapa yang akan

melakukan

tindakan/pengobatan

tersebut

Kuatkan kembali

kepercayaan klien saat

melibatkan staf lain

Tentukan pengalaman

masa lalu klien dan

Keperawatan Anak II 9

Page 25: Makalah Trauma Abdomen,Kel 8

tingkat pengetahuan

tentang

tindakan/pengobatan

yang akan dilakukan

Jelaskan tujuan dari

tindakan/pengobatan

Gmbarkan kegiatan

pengobatan/tindakan

yang akan dilakukan

Jelaskan

tindakan/pengobatan

yang dilakukan

Ajarkan pada klien cara

ikut serta dalam

pengobatan/tindakan

yang akan dilakukan

Perkenalkan klien

kepada staf yang akan

terlibat dapa

tindakan/pengobatan

Tentukan harapan

pasien terhadap

tindakan/pengobatan

yang akan dilakukan

Perbaiki harapan yang

tidak realistik terhadap

tindakan/pengobatan

yang akan dilakukan.

Diskusikan pengobatn

alternatif lainnya

Sediakan waktu untuk

klien bertanya dan

Keperawatan Anak II 9

Page 26: Makalah Trauma Abdomen,Kel 8

memperhatikan

Libatkan

keluarga/orang terdekat

klien

Teaching : Disease

Process

(Membantu klien

memahami informasi

berhubungan dengan

proses penyakit)

Nilai tingkat

pengetahuan klien

sekarang tetang psoses

penyakit

Jelaskan patofisiologi

penyakit dan

hubungannya dengan

anatomi dan fisiologi

Review pengetahuan

klien tentang

kondisinya

Puji pengetahuan klien

tentang kondisinya

Gambarkan tanda dan

gejala umum tentang

penyakit klien

Kaji apa yang telah

dilakukan klien untuk

mengatasi gejala

Gambarkan proses

penyakit klien

Kenali kemungkinan

Keperawatan Anak II 9

Page 27: Makalah Trauma Abdomen,Kel 8

penyebab

Berikan informasi

tentang kondisi klien

Mengenali perubahan

kondisi fisik untuk

pasien

Berikan ketenangan

tentang kondisi pasien

Berikan informasi

kepada keluarga/orang

terdekat tentang

perkembangan klien

Berikan informasi

tentang pengukuran

diagnostik yang

tersedia

Diskusikan perubahan

gaya hidupyang

dibutuhkan untuk

mencegah komplikasi

di masa depandan/atau

mengendalikan proses

penyakit

Diskusi kan pilihan

terapi dan tindakan

Diskusikan alasan

dibelakang

managemen/terapi/tind

akan yang dianjurkan

Dukung pasien untuk

mendapatkan

pilihan/mencari

Keperawatan Anak II 9

Page 28: Makalah Trauma Abdomen,Kel 8

pendapat kedua

Gali sumber/dukungan

yang tersedia

Anjurkan klien pada

tanda dan gejala apa

harus melapor ke

pemberi pelayanan

kesehatan

Berikan nomor telepon

yang harus dihubungi

bila terjadi komplikasi

Kuatkan kembali

informasi yang telah

diberikanoleh anggota

tim kesehatan lainnya.

Gangguan citra tubuh

berhubungan dengan

cedera,penyakit, trauma.

Definisi : Konfusi dalam

gambaran mental fisik dari

individu.

Batasan Karakteristik :

Perubahan aktual pada

fungsi

Perubahan aktual pada

struktur

Perilaku mengenali

tubuh

Perubahan dalam

kemampuan

memperkiraan hubungan

spasial tubuh terhadap

Dalam waktu 3-5

hari Px dapat

menunjukan

Gambaran Mental

diri yang positif

dengan indikator :

Gambaran diri

(persepsi

penampilan diri dan

fungsi tubuh)

Kesesuaian

antara realita,

ideal dan

penampilan

tubuh

Kepuasan

dengan

Peningkatan Citra Tubuh

(memperbaiki kesadaran

pasien dan persepsi tidak

sadar dan kepada sikap

tubuhnya)

Menentukan harapan

utama citra tubuh

pasien di tingkat

perkembangan

Gunakan panduan

antisipatif untuk

mempersiapkan pasien

untuk prediksi

perubahan di citra

tubuh

Kaji pasien untuk

membahas perubahan

Keperawatan Anak II 9

Page 29: Makalah Trauma Abdomen,Kel 8

lingkungan

Trauma pada bagian

yang tidak berfungsi

Respons nonverbal

terhadap perubahan

aktual terhadap tubuh

Verbalisasi perasaan

yang mencerminkan

perubahan pandangan

tentang tubuh individu

penampilan

tubuh

Kepuasan

dengan

penampilan

tubuh

Penyesuaian

terhadap

perubahan tubuh

akibat penyakiit

Gambaran

internal diri

sendiri

Adaptasi untuk

cacat fisik

(respon adaftasi

untuk sebuah

tantangan fungsi

signifikan karena

cacat fisik)

yang disebabkan oleh

sakit atau bedah

Bantu pasien

menentukan luasnya

perubahan aktual di

tubuh

Kaji pasien untuk

menyaring penampilan

fisik dari perasaan

harga diri

Kaji pasien untuk

menentukan pengaruh

dari sebuah grup

pertemanan

Kaji pasien untuk

diskusi stress affektif

citra tubuh karena

kondisi kongenital,

injury, penyakit, atau

bedah

Monitor apakah pasien

bisa terlihat ada

perubahan bagian

tubuh

Tingkatkan kalau

perubahan di citra

tubuh sudah

berkontribusi untuk

meningkatkan isolasi

sosial

Bantu Px memisahkan

penampilan fisik dan

Keperawatan Anak II 9

Page 30: Makalah Trauma Abdomen,Kel 8

perasaan negati Px

Fasilitasi Px Kontak

dengan orang lain

ketika terjadi

perubahan citra tubuh

Identifikasi support

yang mungkin bagi Px

BAB IV

PENUTUP

Keperawatan Anak II 9

Page 31: Makalah Trauma Abdomen,Kel 8

A. KESIMPULAN

Trauma tumpul abdomen adalah pukulan / benturan langsung pada

rongga abdomen yang mengakibatkan cidera tekanan/tindasan pada isi rongga

abdomen, terutama organ padat (hati, pancreas, ginjal, limpa) atau berongga

(lambung, usus halus, usus besar, pembuluh – pembuluh darah abdominal)

dan mengakibatkan ruptur abdomen. Trauma abdomen disebabkan oleh

Kecelakaan lalu lintas, penganiayaan, kecelakaan olahraga dan terjatuh dari

ketinggian.

B. SARAN

Banyak faktor yang bisa menyebabkan terjadinya trauma abdomen,

faktor tertinggi biasanyadisebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, kemudian

karena penganiayaan, kecelakaan olahraga dan jatuh dari ketinggian. Agar

tidak terjadi hal-hal yang tidak dikehendaki, hendaknya kita harus selalu

berhati-hati dalam melakukan aktivitas, agar terhindar dari bahaya trauma

maupun cedera.

DAFTAR PUSTAKA

1. Brooker, Christine. 2001. Kamus Saku Keperawatan Ed.31. Jakarta: EGC

Keperawatan Anak II 9

Page 32: Makalah Trauma Abdomen,Kel 8

2. Carpenito, 1998 Buku saku: Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek

Klinis, Edisi 6. Jakarta: EGC.

3. Doenges. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk

perencanaan dan   Pendokumentasian perawatan pasien, Edisi 3. Jakarta:

EGC.

4. FKUI. 1995. Kumpulan Kuliah Ilmu bedah. Jakarta: Binarupa Aksara.

5. Hudak & Gallo. 2001. Keperawatan Kritis : Pendekatan Holistik. Jakarta :

EGC

6. Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1.FKUI : Media     

Aesculapius

7. Sjamsuhidayat. 1998. Buku Ajar Bedah. Jakarta : EGC

8. Smeltzer, Suzanne C. 2001. Keperawatan Medikal-Bedah Brunner and

Suddarth   Ed.8 Vol.3. : Jakarta: EGC.

9. Suddarth & Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal

Bedah.Jakarta : EGC

Keperawatan Anak II 9