Makalah Toksik Gas Dalam Darah Benar Sekali

28
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ada banyak gas yang bertebaran di udara. Masing-masing memiliki sifat dan berat molekul yang berbeda-beda. Ada yang berguna bagi manusia dan makhluk hidup lainnya seperti contohnya Oksigen, sementara ada yang merugikan misalnya karbon monoksida atau biasa dikenal dengan CO. Gas-gas yang bersifat toksik bila masuk ke dalam darah akan menyebabkan keracunan serta gangguan-gangguan lain bahkan hingga menyebabkan kermatian. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai contoh gas yang bersifat toksik dalam darah serta cara analisanya. Karbon dan Oksigen dapat bergabung membentuk sen y awa karbon monoksida (CO) sebagai hasil pembakaran yang tidak sempurna dan karbon dioksida (CO2) sebagai hasil pembakaran sempurna. Karbon monoksida merupakan senyawa yang tidak berbau, tidak berasal dan pada suhu udara normal berbentuk gas yang tidak berwarna. Tidak seperti senyawa CO mempunyai potensi bersifat racun yang berbahaya karena mampu membentuk ikatan yang kuat dengan

description

1

Transcript of Makalah Toksik Gas Dalam Darah Benar Sekali

17

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangAda banyak gas yang bertebaran di udara. Masing-masing memiliki sifat dan berat molekul yang berbeda-beda. Ada yang berguna bagi manusia dan makhluk hidup lainnya seperti contohnya Oksigen, sementara ada yang merugikan misalnya karbon monoksida atau biasa dikenal dengan CO.

Gas-gas yang bersifat toksik bila masuk ke dalam darah akan menyebabkan keracunan serta gangguan-gangguan lain bahkan hingga menyebabkan kermatian. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai contoh gas yang bersifat toksik dalam darah serta cara analisanya.Karbon dan Oksigen dapat bergabung membentuk senyawa karbon monoksida (CO) sebagai hasil pembakaran yang tidak sempurna dan karbon dioksida (CO2) sebagai hasil pembakaran sempurna. Karbon monoksida merupakan senyawa yang tidak berbau, tidak berasal dan pada suhu udara normal berbentuk gas yang tidak berwarna. Tidak seperti senyawa CO mempunyai potensi bersifat racun yang berbahaya karena mampu membentuk ikatan yang kuat dengan pigmen darah yaitu hemoglobin.( Hudak & Gallow,2000).

Sumber utama karbon monoksida pada kasus kematian adalah kebakaran, knalpot mobil, pemanasan tidak sempurna, dan pembakaran yang tidak sempurna dari produk-produk terbakar, seperti bongkahan arang. Diluar kematian akibat kebakaran, ada sekitar 2700 kematian yang disebabkan oleh karbon monoksida setiap tahunnya di AS. Sekitar 2000 dari kasus ini adalah bunuh diri dan 700-nya adalah kecelakaan. Pada kenyataannya seluruh kasus bunuh diri tersebut melibatkan penghirupangas buanganmobil. Gas alam( tanpa CO) telah digantikan oleh gas arang yang menjadi bahan bakar dan sumber racun terbesar,Dan CO masih merupakan sumber racun yang membahayakan. Bahaya tentang CO ini telah bayak dipublikasi,khususnya terhadap lingkungan dan industri.1.2 Tujuan PenulisanTujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada para pembaca tentang analisa gas yang bersifat toksik dalam darah.1.3 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang ditemukan permasalahan bagaimana analisa gas yang bersifat toksik dalam darah? BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Gas Toksik di Dalam DarahAda banyak gas yang bertebaran di udara. Masing-masing memiliki sifat dan berat molekul yang berbeda-beda. Ada yang berguna bagi manusia dan makhluk hidup lainnya seperti contohnya Oksigen, sementara ada yang merugikan misalnya karbon monoksida atau biasa dikenal dengan CO.

Karbon monoksida ( CO ) adalah gas tidak berwarna , tidak berbau , dan hambar yang sedikit kurang padat daripada udara . Ini adalah racun bagi manusia dan hewan ketika ditemui dalam konsentrasi yang lebih tinggi , meskipun juga diproduksi dalam metabolisme hewan normal dalam jumlah rendah, dan diperkirakan memiliki beberapa fungsi biologis normal . Dalam suasana itu, spasial bervariasi, berumur pendek , memiliki peran dalam pembentukan tingkat ozon tanah .

Karbon monoksida terdiri dari satu atom karbon dan satu atom oksigen, dihubungkan dengan ikatan rangkap tiga yang terdiri dari dua ikatan kovalen serta satu ikatan kovalen dativ .

Karbon monoksida dihasilkan dari oksidasi parsial karbon yang mengandung senyawa , melainkan terbentuk ketika tidak ada cukup oksigen untuk menghasilkan karbon dioksida ( CO2 ) , seperti saat mengoperasikan kompor atau mesin pembakaran internal dalam ruang tertutup . Karbon dan Oksigen dapat bergabung membentuk senyawa karbon monoksida (CO) sebagai hasil pembakaran yang tidak sempurna dan karbon dioksida (CO2) sebagai hasil pembakaran sempurna. Karbon monoksida merupakan senyawa yang tidak berbau, tidak berasal dan pada suhu udara normal berbentuk gas yang tidak berwarna. Tidak seperti senyawa CO mempunyai potensi bersifat racun yang berbahaya karena mampu membentuk ikatan yang kuat dengan pigmen darah yaitu hemoglobin.( Hudak & Gallow,2000).2.2 SUMBER DAN DISTRIBUSIKarbon monoksida di lingkungan dapat terbentuk secara alamiah, tetapi sumber utamanya adalah dari kegiatan manusia, Korban monoksida yang berasal dari alam termasuk dari lautan, oksidasi metal di atmosfir, pegunungan, kebakaran hutan dan badai listrik alam.Sumber CO buatan antara lain kendaraan bermotor, terutama yang menggunakan bahan bakar bensin. Berdasarkan estimasi, Jumlah CO dari sumber buatan diperkirakan mendekati 60 juta Ton per tahun. Separuh dari jumlah ini berasal dari kendaraan bermotor yang menggunakan bakan bakar bensin dan sepertiganya berasal dari sumber tidak bergerak seperti pembakaran batubara dan minyak dari industri dan pembakaran sampah domestik. Didalam laporan WHO (1992) dinyatakan paling tidak 90% dari CO diudara perkotaan berasal dari emisi kendaraan bermotor. Selain itu asap rokok juga mengandung CO, sehingga para perokok dapat memajan dirinya sendiri dari asap rokok yang sedang dihisapnya. Sumber CO dari dalam ruang (indoor) termasuk dari tungku dapur rumah tangga dan tungku pemanas ruang. Dalam beberapa penelitian ditemukan kadar CO yang cukup tinggi didalam kendaraan sedan maupun bus. Kadar CO diperkotaan cukup bervariasi tergantung dari kepadatan kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar bensin dan umumnya ditemukan kadar maksimum CO yang bersamaan dengan jam-jam sibuk pada pagi dan malam hari. Selain cuaca, variasi dari kadar CO juga dipengaruhi oleh topografi jalan dan bangunan disekitarnya. Penggunaan CO dari udara ambien dapat direfleksikan dalam bentuk kadar karboksi-hemoglobin (HbCO) dalam darah yang terbentuk dengan sangat pelahan karena butuh waktu 4-12 jam untuk tercapainya keseimbangan antara kadar CO diudara dan HbCO dalam darah Oleh karena itu kadar CO didalam lingkungan, cenderung dinyatakan sebagai kadar rata-rata dalam 8 jam pemajanan Data CO yang dinyatakan dalam rata-rata setiap 8 jam pengukuran sepajang hari (moving 8 hour average concentration) adalah lebih baik dibandingkan dari data CO yang dinyatakan dalam rata-rata dari 3 kali pengukuran pada periode waktu 8 jam yang berbeda dalam sehari. Perhitungan tersebut akan lebih mendekati gambaran dari respons tubuh manusia tyerhadap keracunan CO dari udara. Karbon monoksida yang bersumber dari dalam ruang (indoor) terutama berasal dari alat pemanas ruang yang menggunakan bahan bakar fosil dan tungku masak. Kadarnya akan lebih tinggi bila ruangan tempat alat tersebut bekerja, tidak memadai ventilasinya. Namun umumnya penggunaanya yang berasal dari dalam ruangan kadarnya lebih kecil dibandingkan dari kadar CO hasil asap rokok. Beberapa Individu juga dapat terpengaruh oleh CO karena lingkungan kerjanya. Kelompok masyarakat yang paling terpengaruh oleh CO termasuk polisi lalu lintas atau tukang pakir, pekerja bengkel mobil, petugas industri logam, industri bahan bakar bensin, industri gas kimia dan pemadam kebakaran. Pengaruh Co dari lingkungan kerja seperti yang tersebut diatas perlu mendapat perhatian. Misalnya kadar CO di bengkel kendaraan bermotor ditemukan mencapai setinggi 600 mg/m3 dan didalam darah para pekerja bengkel tersebut bisa mengandung HbCO sampai lima kali lebih tinggi dari kadar nomal. Para petugas yang bekerja dijalan raya diketahui mengandung HbCO dengan kadar 47,6% (porokok) dan 1,43,8% (bukan perokok) selama sehari bekarja. Sebaliknya kadar HbCO pada masyarakat umum jarang yang melampaui 1% walaupun studi yang dilakukan di 18 kota besar di Amerika Utara menunjukan bahwa 45 % dari masyarakat bukan perokok yang terpajan oleh CO udara, di dalam darahnya terkandung HbCO melampaui 1,5%. Perlu juga diketahui bahwa manusia sendiri dapat memproduksi CO akibat proses metabolismenya yang normal. Produksi CO didalam tubuh sendiri ini (endogenous) bisa sekitar 0,1+1% dari total HbCO dalam darah.(Yoky Edi Saputro,2009).2.3 DAMPAK KERACUNAN GAS MONOKSIDA TERHADAP KESEHATANKarakteristik biologik yang paling penting dari CO adalah kemampuannya untuk berikatan dengan hemoglobin, pigmen sel darah merah yang mengangkut oksigen keseluruh tubuh. Sifat ini menghasilkan pembentukan karboksihaemoglobin (HbCO) yang 200 kali lebih stabil dibandingkan oksihaemoglobin (HbO2). Penguraian HbCO yang relatif lambat menyebabkan terhambatnya kerja molekul sel pigmen tersebut dalam fungsinya membawa oksigen keseluruh tubuh. Kondisi seperti ini bisa berakibat serius, bahkan fatal, karena dapat menyebabkan keracunan. Selain itu, metabolisme otot dan fungsi enzim intra-seluler juga dapat terganggu dengan adanya ikatan CO yang stabil tersebut. Dampat keracunan CO sangat berbahaya bagi orang yang telah menderita gangguan pada otot jantung atau sirkulasi darah periferal yang parah.Dampak dari CO bervasiasi tergantung dari status kesehatan seseorang pada saat terpengaruh. Pada beberapa orang yang berbadan gemuk dapat mentolerir pengaruh CO sampai kadar HbCO dalam darahnya mencapai 40% dalam waktu singkat. Tetapi seseorang yang menderita sakit jantung atau paru-paru akan menjadi lebih parah apabila kadar HbCO dalam darahnya sebesar 510%. Pengaruh CO kadar tinggi terhadap sistem syaraf pusat dan sistem kardiovaskular telah banyak diketahui. Namun respon dari masyarakat berbadan sehat terhadap pengaruh CO kadar rendah dan dalam jangka waktu panjang, masih sedikit diketahui. Misalnya kinerja para petugas jaga, yang harus mempunyai kemampuan untuk mendeteksi adanya perubahan kecil dalam lingkungannya yang terjadi pada saat yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya dan membutuhkan kewaspadaan tinggi dan terus menerus, dapat terganggu atau terhambat pada kadar HbCO yang berada dibawah 10% dan bahkan sampai 5% (hal ini secara kasar ekivalen dengan kadar CO di udara masing-masing sebesar 80 dan 35 mg/m3) Pengaruh ini terlalu terlihat pada perokok, karena kemungkinan sudah terbiasa dengan kadar yang sama dari asap rokok.2.4 TANDA ATAU GEJALA KERACUNAN GAS MONOKSIDA

Keracunan gas CO atau karbon monoksida sukar didiagnosa. Gejalanya mirip dengan flu yaitu didahului dengan sakit kepala, mual, muntah, lelah, lesi pada kulit, berkeringat banyak, pyrexia, pernapasan meningkat, mental dullness dan konfusion, gangguan penglihatan, konvulsi, hipotensi, myocardinal, dan ischamea.

Kemungkinan terjadi kematian akibat sukar bernafas sangat tinggi. Kematian terhadap kasus keracunan karbon monoksida disebabkan oleh kurangnya oksigen pada tingkat selular (cellular hypoxia).

Sel darah merah tidak hanya mengikat oksigen melainkan juga gas lain. Kemampuan atau daya ikat ini berbeda untuk satu gas dengan gas lain. Sel darah merah mempunyai ikatan yang lebih kuat terhadap karbon monoksida dari pada oksigen. Sehingga jika terdapat CO dan O2, sel darah merah akan cenderung berikatan dengan CO.

Bila terhirup, karbon monoksida akan terbentuk dengan hemoglobin (Hb) dalam darah dan akan terbentuk karboksi haemoglobin sehingga oksigen tidak dapat terbawa. Ini disebabkan karbon monoksida dapat mengikat 250 kali lebih cepat dari oksigen.

Gas ini juga dapat mengganggu aktivitas selular lainnya yaitu dengan mengganggu fungsi organ yang menggunakan sejumlah besar oksigen seperti otak dan jantung. Gejala klinis saturasi darah oleh karbon monoksida adalah sebagai berikut:(Marylin.D,2000)1. Konsentrasi CO dalam darah kurang dari 20%, tidak ada gejala.

2. Konsentrasi CO dalam darah 20%, gejala nafas menjadi sesak.

3. Konsentrasi CO dalam darah 30%, gejala sakit kepala, lesu, mual, nadi dan pernapasan meningkat sedikit.

4. Konsentrasi CO dalam darah 30% hingga 40%, gejala sakit kepala berat, kebingungan, hilang daya ingat, lemah, hilang daya koordinasi gerakan.

5. Konsentrasi CO dalam darah 40% sampai 50%, gejala kebingungan makin meningkat dan setengah sadar.

6. Konsentrasi CO dalam darah 60% hingga 70%, gejala tidak sadar, kehilangan daya mengkontrol feses dan urin.

7. Konsentrasi CO dalam darah 70% hingga 80%, gejala koma, nadi menjadi tidak teratur, kematian karena kegagalan pernapasan.2.5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KERACUNAN GAS MONOKSIDA

- PENCEGAHAN

a) Jangan menggunakan generator di dalam ruangan atau ruangan yang tertutup sebagian / penuh, seperti garasi dan ruangan bawah tanah. Pintu dan jendela yang dibuka dapat mencegah akumulasi karbon monoksida. Pastikan generator mempunyai jarak minimal 1 meter pada ruangan yang terbuka di segala sisinya untuk memastikan ventilasi yang memadai.

b) Jangan menggunakan generator diluar ruangan, jika peletakannya dekat dengan pintu, jendela atau lubang ventilasi yang dapat mengakibatkan CO masuk dan berakumulasi pada ruangan yang terhuni oleh manusia.

c) Jika menggunakan pemanas ruangan dan tungku, pastikan bahwa peralatan tersebut bekerja dalam kondisi yang baik untuk mencegah timbulnya CO dan jangan pernah menggunakannya pada ruangan tertutup atau dalam ruangan.

d) Pertimbangkan untuk mengganti peralatan yang berbahan bakar bensin dengan peralatan yang dijalankan oleh listrik atau udara bertekanan, jika tersedia.

e) Periksa sistem pembuangan pembakaran mobil dan sistem pendingin udara anda setahun sekali, kebocoran dalam system kecik tersebut dapat mengakibatkan masuknya CO ke dalam mobil

f) Jika anda mengalami gejala keracunan CO, segera keluar untuk mendapatkan udara segar dan cari bantuan dari poliklinik terdekat.

- PENANGGULANGAN

a. Mengatur pertukaran udara didalam ruang seperti mengunakan exhaustfan b. Bila terjadi korban keracunan maka lakukan : Berikan pengobatan atau pernafasan buatan Kirim segera ke rumah sakit atau puskesmas terdekat c. Lakukan evaluasi dan terapi suportif jalan nafas d. Lakukan intubasi orotrakhea bila terjadi gangguan ventilasi dan oksigenasi e. Berikan suplemen oksigen 100% melalui masker yang melekat erat ke wajah Catatan: waktu paruh eliminasi COHb dalam serum bila bernafas dengan udara bebas adalah 520 menit, berubah menjadi 80 menit bila bernafas dengan oksigen 100%. Terapi oksigen sebaiknya tidak dihentikan sampai gejala hilang dan kadar COHb < 10% Lakukan monitoring : EKG (menunjukkan gambaran sinus takikardi dan perubahan segmeST) Pikirkan penggunaan natrium bikarbonat infus bila ada metabolik asidosis (pH darah arteri < 7 6)f. Pemeriksaan Laboratorium Rutin : Darah lengkap, glukosa, ureum/creatinin/elektrolit, analisa gas darah dengan kadar COHb, EKG 12 lead Sesuai dengan kondisi pasien : foto rontgen thoraks (pada cedera inhalasi yang berat, aspirasi paru, bronkopneumonia dan edema paru) g. Terapi antidotum Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Weaver, dkk (2002) menunjukkan bahwa 3 buah terapi oksigen hiperbarik yang dilakukan dalam 24 jam berhasil menurunkan resiko gejala sisa berupa kelainan kognitif dalam waktu 6 minggu dan 12 minggu setelah keracunan gas CO. Keuntungan dari terapi oksigen hiperbarik adalah untuk mencegah kerusakan yang disebabkan oleh gas CO bukan menghilangkan gas tersebut. (Penulis: Dra. Murti Hadiyani - Staf Pusat Informasi Obat dan Makanan, BadanPOM RI).2.6 METODE ANALISAMetode yang digunakan adalah metode belah lintang (cross sectional), dimana pengumpulan data variabel bebas dan variabel terikat dilakukan secara bersama pada satu titik waktu yang sama (point at time) dan dilanjutkan pemeriksaan kadar COHb di laboratorium. ALAT

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: a) spektrofotometer; b) spuit injeksi; c) tabung reaksi; d) mikro pipet; e) waterbath; f ) torni quet; g) rak tabung reaksi; dan h) penjepit. BAHAN

Bahan yang digunakan meliputi: a) bufer asetat; b) kertas saring; c) alkohol; d) sampel darah; dan e) kapas.2.7 PROSEDUR ANALISA CARA KERJA PENGAMBILAN SAMPELCara kerja pengambilan sampel dilakukan dengan urutan sebagai berikut: a) tangan dipasang torni quet dipasang di bagian lengan; b) diambil sampel darah dengan menggunakan spuit injeksi; dan c) sampel yang sudah diambil diperiksa kandungan COHb dalam darah. CARA KERJA PEMERIKSAAN

COHb Pemeriksaan COHb dilakukan dengan cara sebagai berikut: a) diambil 2 tabung uji dan dimasukkan 2ml bufer asetat ke masing-masing tabung; b) selanjutnya dimasukkan sebanyak 500 micron darah ke dalam masing-masing tabung dengan pipet; c) ujung pipet harus dicuci 3 kali dengan isi tabung uji kemudian dimasukkan ujung pipet ke dalam larutan desinfek- tan, digunakan ujung pipet yang bersih; d) sampel dicampur dengan pelan-pelan (tidak digojak); e) diinkubasi selama tepat 5 menit pada suhu 55oC; f ) diambil tabung uji dari water bath dan segera dicam- pur dalam gelas kimia (diisi air yang baru dikeluarkan dari kran) dibiarkan 1 menit; g) disaring larutan dingin tersebut ke tabung lain, dengan kertas saring yang dibasahi dengan bufer asetat; h) filtrat harus jernih (jika tidak, penyaringan diulangi dengan kertas saring baru); i) dibaca pada fotometer dengan panjang gelombang 542 nm F 5.66; dan j) bila absorban lebih besar dari 0.9 filtrat diencerkan dengan bufer asetat dengan perbandingan 1 : 1.2.8 HASIL & PEMBAHASANBeberapa studi yang dilakukan terhadap sejumlah sukarelawan berbadan sehat yang melakukan latihan berat (studi untuk melihat penyerapan oksigen maksimal) menunjukkan bahwa kesadaran hilang pada kadar HbCO 50% dengan latihan yang lebih ringan, kesadaran hilang pada HbCo 70% selama 5-60 menit. Gangguan tidak dirasakan pada HbCO 33%, tetapi denyut jantung meningkat cepat dan tidak proporsional. Studi dalam jangka waktu yang lebih panjang terhadap pekerja yang bekerja selama 4 jam dengan kadar HbCO 5-6% menunjukkan pengaruh yang serupa terhadap denyut jantung, tetapi agak berbeda.Hasil studi diatas menunjukkan bahwa paling sedikit untuk para bukan perokok, ternyata ada hubungan yang linier antara HbCO dan menurunnya kapasitas maksimum oksigen. Walaupun kadar CO yang tinggi dapat menyebabkan perubahan tekanan darah, meningkatkan denyut jantung, ritme jantung menjadi abnormal gagal jantung, dan kerusakan pembuluh darah periferal, tidak banyak didapatkan data tentang pengaruh penggunnaan CO kadar rendah terhadap sistim kardiovaskular. Hubungan yang telah diketahui tentang merokok dan peningkatan risiko penyakit jantung koroner menunjukkan bahwa CO kemungkinan mempunyai peran dalam memicu timbulnya penyakit tersebut (perokok berat tidak jarang mengandung kadar HbCO sampai 15 %). Namun tidak cukup bukti yang menyatakan bahwa karbon monoksida menyebabkan penyakit jantung atau paru-paru, tetapi jelas bahwa CO mampu untuk mengganggu transpor oksigen ke seluruh tubuh yang dapat berakibat serius pada seseorang yang telah menderita sakit jantung atau paru-paru. Studi epidemiologi tentang kesakitan dan kematian akibat penyakit jantung dan kadar CO di udara yang dibagi berdasarkan wilayah, sangat sulit untuk ditafsirkan. Namun dada terasa sakit pada saat melakukan gerakan fisik, terlihat jelas akan timbul pada pasien yang terkena CO dengan kadar 60 mg/m3, yang menghasilkan kadar HbCO mendekati 5%. Walaupun wanita hamil dan janin yang dikandungnya akan menghasilkan CO dari dalam tubuh (endogenous) dengan kadar yang lebih tinggi, pengaruh tambahan dari luar dapat mengurangi fungsi oksigenasi jaringan dan plasental, yang menyebabkan bayi dengan berat badan rendah. Kondisi seperti ini menjelaskan mengapa wanita merokok melahirkan bayi dengan berat badan lebih rendah dari normal. Masih ada dua aspek lain dari pengaruh CO terhadap kesehatan yang perlu dicatat. Pertama, tampaknya binatang percobaan dapat beradaptasi terhadap pemajanan CO karena mampu mentolerir dengan mudah pemajanan akut pada kadar tinggi, walaupun masih memerlukan penjelasan lebih lanjut. Kedua, dalam kaitannya dengan CO di lingkungan kerja yang dapat menggangggu pertubuhan janin pada pekerja wanita, adalah kenyataan bahwa paling sedikit satu jenis senyawa hidrokarbon-halogen yaitu metilen khlorida (dikhlorometan), dapat menyebabkan meningkatnya kadar HbCO karena ada metobolisme di dalam tubuh setelah absorpsi terjadi.BAB IIIPENUTUP3.1 Kesimpulan

Ada banyak gas yang bertebaran di udara. Masing-masing memiliki sifat dan berat molekul yang berbeda-beda. Ada yang berguna bagi manusia dan makhluk hidup lainnya seperti contohnya Oksigen, sementara ada yang merugikan misalnya karbon monoksida atau biasa dikenal dengan CO.

Karbon monoksida ( CO ) adalah gas tidak berwarna , tidak berbau , dan hambar yang sedikit kurang padat daripada udara . Ini adalah racun bagi manusia dan hewan ketika ditemui dalam konsentrasi yang lebih tinggi , meskipun juga diproduksi dalam metabolisme hewan normal dalam jumlah rendah, dan diperkirakan memiliki beberapa fungsi biologis normal . Dalam suasana itu, spasial bervariasi, berumur pendek , memiliki peran dalam pembentukan tingkat ozon tanah .

Keracunan terjadi karena sel-sel darah merah mengikat karbon monoksida lebih cepat dibandingkan dengan oksigen. Sehingga jika ada banyak karbon monoksida di udara, tubuh akan mengganti oksigen dengan karbon monoksida tersebut. Oksigen dihambat oleh tubuh sehingga bisa merusak jaringan dan menyebabkan kematian.3.2 SaranMengingat keterbatasan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh penulis, maka untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendasar lagi, disarankan kepada pembaca untuk membaca literatur-literatur yang telah dilampirkan pada daftar rujukan.

DAFTAR PUSTAKAhttp://www.riyawan.com/p/makalah-keracunan-co-dan-ifo.html#.U5nfaXJ_tIkhttp://syadharzyarga.blogspot.com/2011/02/makalah-keracunan-gas-mnoksida-akfar.htmlhttp://jki-ina.com/index.php/jki/article/view/37/25Analisa Gas Toksik Dalam DarahMakalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Toksikologi

Asuhan Dra. Anny Thuraidah, Apt., MS

Disusun Oleh

Kelompok 1Agil Bahtiar SugiartoNIM P07134112417

Ayu Rezki MaulidaNIM P07134112423Fatnawati

NIM P07134112427Mentari Kurnia A.NIM P07134112441Muhammad AlmunaNIM P07134112447Nina Agustina

NIM P07134112453Nisa Fitrianida

NIM P07134112452Radha Septia H.

NIM P07134112458POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANJARMASIN

ANALIS KESEHATAN

2014KATA PENGANTAR

Pertama-tama, penulis mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan rahmat-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul Kepemimpinan ini.

Kami membuat makalah ini adalah untuk menambah wawasan pengetahuan kami dan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Laboratorium yaitu membuat makalah.

Dalam kesempatan kali ini kami pun tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Dra. Anny Thuraidah, Apt., MS. selaku pembimbing mata kuliah Toksikologi yang selalu ikhlas dan sabar dalam memberikan kami pengajaran dan bimbingan.

2. Orang tua yang selalu memberikan semangat dan memberikan dukungan baik moril maupun materi.

3. Teman-teman yang dengan setia menemani kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini hingga selesai.

4. Serta pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.

Semoga pembaca berkenan memberikan saran dan kritikan apabila terdapat kekurangan dan kesalahan dalam membangun kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal Alamiin. Semoga bermanfaat.Banjarbaru, Juni 2014Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .. i

DAFTAR ISI ..... ii

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .. 1

1.2 Rumusan Masalah ..... 21.3 Tujuan Penulisan .. 2

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Gas Toksik Dalam Darah ... 32.2 Sumber dan Distribusi ........ 42.3 Dampak Keracunan Gas Monoksida ......... 62.4 Tanda/Gejala Keracunan Gas Monoksida .... 72.5 Pencegahan dan Penanggulangan .. 82.6 Metode Analisa ..... 102.7 Prosedur Analisa ... 10

2.8 Hasil dan Pembahasan .. 11BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan ..... 163.2 Saran ....... 16DAFTAR PUSTAKA

i

ii