JURNAL TOKSIK

26
PENETAPAN KADAR PARASETAMOL DALAM TABLET DENGAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Oleh: Ayu Nur Fitriyani P07134013038 Ni Kadek Lina Winati P07134013040 Ni Made Ayu Juni Anggreni P07134013042 I Kadek Mardana P07134013044 Ni Putu Ratna Muliartini P07134013046 Ni Made Ita Purnamadewi P07134013048

description

Toksikologi

Transcript of JURNAL TOKSIK

PENETAPAN KADAR PARASETAMOL DALAM TABLET DENGAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

Oleh:Ayu Nur Fitriyani P07134013038Ni Kadek Lina Winati P07134013040Ni Made Ayu Juni AnggreniP07134013042I Kadek MardanaP07134013044Ni Putu Ratna Muliartini P07134013046Ni Made Ita Purnamadewi P07134013048

JURUSAN ANALIS KESEHATANKEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR2015BAB I PENDAHULUAN

1. Tujuan Praktikum 1.1 Tujuan Umum Mahasiswa mampu melakukan penetapan kadar parasetamol dalam tablet menggunakan spektrofotometri UV-Vis1.2 Tujuan Khususa. Mahasiswa dapat membuat kurva hubungan konsentrasi parasetamol dan absorbansi pada panjang gelombang maksimum.b. Mahasiswa dapat membuat persamaan regresi linier.c. Mahasiswa dapat menentukan kadar parasetamol dalam tablet dengan spektrofotometri UV-Vis dengan kurva kalibrasi dan persamaan garis regresi linier.2. Latar Belakang Di era modern sekarang ini semakin tidak menentunya cuaca atau iklim di okum Indonesia maupun di okum-negara lain merupakan akibat dari tingkah laku dan perbuatan manusia. Mulai dari penebangan hutan yang merajalela sampai pola hidup yang tidak baik. Seiring dengan musim yang berjalan dengan tidak menentu sehingga menyebabkan seseorang mudah sakit. Di era sekarang obat- obatan banyak dijual bebas di apotik dan oku obat, sehingga banyak dari kita sering menggunakan obat-obatan tanpa pengawasan dokter. Penggunaan obat yang tidak sesuai dengan aturan atau petunjuk dokter sangat berbahaya bagi tubuh akibat atau efeknya oku langsung kelihatan dan bahkan mungkin baru beberapa tahun ke depan.Setiap orang tentunya pernah merasakan rasa nyeri. Mulai dari nyeri ringan seperti sakit kepala, nyeri punggung, nyeri haid, reumatik dan lain-lain seperti nyeri yang berat. Obat nyeri itu dinamakan obat okumn. Analgesik yang sering digunakan salah satunya adalah parasetamol. Selain sebagai okumn, parasetamol juga dapat digunakan untuk obat antipirek (demam). Parasetamol banyak digunakan karena disamping harganya murah, parasetamol adalah anti nyeri yang aman untuk swamedikasi (pengobatan mandiri).Parasetamol adalah golongan obat okumn non opioid yang dijual secara bebas. Indikasi parasetamol adalah untuk sakit kepala, nyeri otot sementara, sakit menjelang menstruasi, dan diindikasikan juga untuk demam. Parasetamol itu aman terhadap lambung juga merupakan okumn pilihan untuk ibu hamil maupun menyusui. Parasetamol aman digunakan bila diminum sesuai dengan takaran dan aturan. Dosis oral lazim parasetamol untuk orang dewasa yaitu 0,5 gr hingga 1 gr tiap 4-6 jam. Tetapi keamanan ini akan hilang pada pemakaian dengan dosis yang terlalu tinggi atau pada penggunaan jangka panjang. Parasetamol memiliki efek samping, efek samping parasetamol berdampak ke liver atau hati. Parasetamol bersifat toksik di hati jika digunakan dalam dosis besar. Parasetamol (Asetaminofen) merupakan senyawa okumn yang banyak digunakan dalam obat sakit kepala karena bersifat okumn (menghilangkan sakit), sengal-sengal, sakit ringan, dan demam. Parasetamol digunakan dalam sebagian besar resep obat okumn salesma dan flu. (Robiatul Adawiah; 2013) Untuk mengetahui kadar parasetamol dalam tablet, maka pada praktikum kali ini dilakukan penetapan kadar parasetamol dengan metode spektrofotometri UV-VIS.

BAB II DASAR TEORI2.1 Tinjauan Umum Parasetamol Parasetamol (asetaminofen) merupakan senyawa turunan sintetis dari p-aminofenol yang memberikan efek analgetik dan antipiretik. Senyawa ini mempunyai rumus kimia N-asetil-p-amonofenol atau p-asetamidofenol atau 4-hidroksiasetalinid, bobot molekul 151,16 gram/mol dengan rumus kimia C8H9NO2 dan mempunyai struktur molekul sebagai berikut :

Gambar 1. Struktur Kimia ParasetamolSifat antipiretiknya disebabkan oleh gugus aminobenzen dan mekanismenya diduga berdasarkan efek sentral. Parasetamol memiliki sebuah cincin okumn, tersubstitusi oleh satu gugus hidroksil dan atom nitrogen dari gugus amida pada posisi para (1,4). Senyawa ini dapat disintesis dari senyawa asal fenol yang dinitrasikan menggunakan asam sulfat dan natrium nitrat. Parasetamol dapat pula terbentuk apabila senyawa 4-aminofenol direaksikan dengan senyawa asetat anhidrat. Sifat antiinflamasinya sangat rendah sehingga tidak digunakan sebagai antirematik. Pada penggunaan per oral. Parasetamol diserap dengan cepat melalui saluran cerna. Parasetamol diekskresikan melalui ginjal, kurang dari 5% tanpa mengalami perubahan dan sebagian besar dalam bentuk terkonjugasi. Karena Parasetamol memiliki aktivitas antiinflamasi (antiradang) rendah, sehingga tidak menyebabkan gangguan saluran cerna maupun efek kardiorenal yang tidak menguntungkan. Karenanya cukup aman digunakan pada semua golongan usia. Parasetamol bila diukur absorbansinya pada spektrofotometri UV akan memperlihatkan absorbansi maksimum pada panjang gelombang 245 nm untuk larutan asam dan 257 nm untuk larutan basa.2.2 Tinjauan Umum Spektrofotometri uv-visSpektrofotometri uv-vis adalah pengukuran serapan cahaya di daerah ultraviolet (200 350 nm) dan sinar tampak (350 800 nm) oleh suatu senyawa. Serapan cahaya uv atau cahaya tampak mengakibatkan transisi elektronik, yaitu promosi okumn-elektron dari orbital keadaan dasar yang berenergi rendah ke orbital keadaan tereksitasi berenergi lebih tinggi. Panjang gelombang cahaya uv atau cahaya tampak bergantung pada mudahnya promosi okumn. Molekul-molekul yang memerlukan lebih banyak okum untuk promosi okumn, akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih pendek dan sebaliknya. 1. Analisis Kompenen TunggalJika absorpsi suatu seri konsentrasi larutan diukur pada panjang gelombang, suhu, kondisi pelarut yang sama, dan absorbansi masing-masing larutan diplotkan terhadap konsentrasinya maka suatu garis lurus akan teramati sesuai dengan persamaan Hukum Lambert Beer. Cara lain untuk menetapkan kadar sampel adalah dengan menggunakan perbandingan absorbansi sampel dengan absorbansi baku atau dengan menggunakan persamaan regresi linier yang menyatakan hubungan konsentrasi baku dengan absorbansinya. Persamaan kurva baku digunakan untuk menghitung kadar dalam sampel. Hubungan proporsional ini dirumuskan dalam bentuk persamaan Hukum Limbert Beer :A = b cKeterangan : A = Absorbansi ; = Absorptivitas molar (cm mg/Ml) ; b = Tebal kuvet (cm); c = Konsentrasi (mg/Ml)Dengan mengetahui nilai absorbansi dari larutan sampel, melaui kurva kalibrasi dapat ditentukan konsentrasinya. Penetapan kadar parasetamol juga dapat ditentukan melalui persamaan regresi linier :y = bx + aKeterangan : y = Absorbansi ; x = KonsentrasiAda beberapa hal yang harus diperhatikan dalam analisa dengan spektrofotometri UV-Vis terutama untuk senyawa yang semula tidak berwarna yang akan dianalisis dengan spektrofotometri visible karena senyawa tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi senyawa yang berwarna. Pembentukan molekul yang dapat menyerap sinar UV-VisHal yang perlu dilakukan jika senyawa yang dianalisis tidak menyerap pada daerah tersebut. Cara yang digunakan adalah dengan merubah menjadi senyawa lain atau direaksikan dengan pereaksi tertentu. Pereaksi yang digunakan harus memenuhi beberapa persyaratan tertentu yaitu : 1. Reaksinya reaktif dan sensitive; 2. Reaksinya cepat, kuantitatif, dan reprodusibel; 3. Hasil reaksi stabil dalam jangka waktu yang lama Keselektifan dapat dinaikkan dengan mengatur Ph, pemakaian masking agent, atau penggunaan teknik ekstraksi. Waktu operasional (operating time)Cara ini biasa digunakan untuk pengukuran hasil reaksi atau pembentukan warna. Tujuan untuk mengetahui waktu pembentukan yang stabil. Waktu operasional ditentukan dengan hubungan antara waktu pengukuran dengan absorbansi larutan. Pemilihan panjang gelombangAda beberapa okumn mengapa harus menggunakan panjang gelombang maksimal,yaitu:a. Kepekaannya juga maksimal karena pada panjang gelombang maksimal tersebut, perubahan absorbansi untuk setiap satuan konsentrasi adalah yang paling besar.; b.Bentuk kurva absorbansi datar dan pada kondisi tersebut okum Lambert Beer akan terpenuhi ; c.Jika dilakukan pengukuran ulang maka kesalahan yang disebabkan oleh pemasangan ulang panjang gelombang akan kecil seketika digunakan panjang gelombang maksimal. Pembuatan kurva bakuDibuat seri larutan baku dari zat yang akan dianalisis dengan berbagai konsentrasi. Masing-masing absorbansi larutan dengan berbagai konsentrasi diukur, kemudian dibuat kurva yang merupakan hubungan antara absorbansi (y) dengan konsentrasi (x). Kurva baku sebaiknya sering diperiksa ulang. Penyimpangan dari garis lurus biasanya dapat disebabkan oleh : (i) kekuatan ion yang tinggi; (ii) perubahan suhu; dan (iii) reaksi ikutan yang terjadi. Pembacaan absorbansi sampel atau cuplikanAbsorban yang terbaca pada spektrofotometer hendaknya antara 0,2 sampai 0,8 atau 15 % sampai 70 % jika dibaca sebagai transmitan. Anjuran ini berdasarkan anggapan bahwa kesalahan dalam pembacaan T adalah 0,005 atau 0,5 % (kesalahan fotometrik.

BAB IIIPROSEDUR KERJA3.1 Alat dan Bahan 3.1.2 Alata. Spektrofotometri UV-Visb. Kuvetc. Labu takar 10 Mld. Labu takar 25 Mle. Labu takar 100 Mlf. Pipet volume 1 mLg. Pipet volume 2 Mlh. Pipet volume 5 mLi. Pipet volume 10 mLj. Gelas Beakerk. Botol viall. Pipet tetes m. Coronng gelasn. Sendok tanduk o. Batang pengaduk p. Sudip q. Timbangan r. Mortar dan stamper s. Tissuet. Lap u. Kertas Perkamen v. Kertas Saring 3.1.2 Bahan a. Tablet Parasetamol 500 mgb. Parasetamol serbuk c. NaOH padatd. Aquadest3.2 Prosedur Kerja 3.2.1 Pengukuran Panjang Gelombang Maksimum

Dibuat larutan dari larutan baku dengan konsentrasi 6,5 mL yang memberikan absorbansi 0,434 yang memberikan kesalahan terkecil

Larutan diukur pada panjang gelombang 220 286 nm

Dibaca absorbansinya dan ditentukan panjang gelombang maksimum diambil dari nilai yang memberikan absorbansi maksimum

3.2.2 Pembuatan Larutan Standauntuk Uji Linieritas Dipipet larutan baku paracetamol 0,01 mg/ml masing-masing 3 ml ;4 ml ; 5 ml; 6 ml; 7 ml; 8 ml; 9 ml dan 10 ml

Masing-masing dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml

Ditambahkan larutan Aquadest hingga tanda batas

Dikocok hingga homogen dan dipindahkan ke dalam botol vial

3.2.3 Pembuatan Kurva Kalibrasi Masing-masing larutan standar dibaca absorbansinya pada panjang gelombang maksimum 241

Hasil absorbansi tersebut diplot dalam kurva dalam konsentrasi vs absorbansi

Dihitung persamaan regresi linier dengan rumus Y= bx + a

3.2.4 Ekstraksi Parasetamol dari Tablet1 buah tablet Parasetamol digerus dan ditimbang setara 50 gram yaitu 0,0544 gram

Serbuk yang telah ditimbang dilarutkan dengan 100 mL aquadest dalam labu takaar 100 mL

Larutan disaring dengan kertas saring dan corong

Dipipet larutan tersebut sebanyak 0,5 mL kemudian diencerkan dengan aquadest sampai 25 mL

Dihomogenkan

Dibaca absorbansi pada panjang gelombang maksimum 241 nm

Dilakukan pengulangan sampai 3 kali dan dihitung konsentrasi sampel

BAB IV DATA HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

4.1 Pengukuran Panjang Gelombang Maksimum ( max )A = a x b x c 0,434 = 668 x 100 ml / gram cm x 1 cm x c C = = 6, 497 x 10-6 gram / ml = 6, 497 g / ml = 6,5 g / mlUntuk mendapatkan larutan dengan konsentrasi 6,5 g / ml, maka dilakukan perhitungan larutan yang harus dipipet dari larutan stok baku parasetamol 10 g / ml. Perhitungan :V1 x N1 = V2 . N2 X . 10 g / ml = 10 ml x 6, 497 g / ml X = 6,5 mlJadi, dari larutan dengan kadar 10 g / ml dipipet sebanyak 6,5 ml larutan, kemudian di tambahkan aquadest sampai 10 ml untuk mendapatkan kadar larutan 6,5 g / ml. larutan ini dihomogenkan kemudian diukur dari panjang 220 300 nm. Tabel 1. Pengukuran absorbansi larutan parasetamol untuk penentuan panjang gelombang maksimum panjang gelombang 220 286 nm.Panjang Gelombang (nm)Absorbansi

2200,301

2230,310

2260,321

2290,332

2320,344

2350,356

2380,367

2410,372

2440,369

2470,355

2500,330

2530,296

2560,259

2590,219

2620.182

2650,150

2680,122

2710,105

2740,093

2770,085

2800,078

2830,069

2860,061

Jadi, nilai absorbansi tertinggi adalah 0,072 sehingga panjang gelombang maksimum adalah 241 nm.Gambar 1. Hasil Pengukuran Panjang GelombangTabung vial penyimpanan larutan standar yang akan dibuat.Larutan standar untuk penentuan panjang gelombang.

Larutan standar dituangkan ke dalam kuvet.

Pengukuran larutan standar 3 g/ml yaitu sebesar 0,167Dicatat hasil pengukuran absorbansi.

Pengukuran larutan standar 4 g/ml yaitu sebesar 0,213Panjang gelombang maksimum yaitu 241 nm

Pengukuran larutan standar 5 g/ml yaitu sebesar 0,227

Pengukuran larutan standar 6 g/ml yaitu sebesar 0,331Pengukuran larutan standar7 g/ml yaitu sebesar 0,377

Pengukuran larutan standar 8 g/ml yaitu sebesar 0,441Pengukuran larutan standar 9 g/ml yaitu sebesar 0,481Pengukuran larutan standar 10 g/ml yaitu sebesar 0,531

4.2 Pembuatan Larutan Standar Uji LinearitasBerdasarkan literatur, tentang absorbansi dengan kesalahan terkecil pada metode validasi adalah 0,2-0,8 (Gandjar dam Rohman, 2007), sehingga dalam praktikum ini dibuat beberapa larutan standar yang memberikan nilai absorbansi dalam rentang 0,2-0,8.a. Larutan induk Parasetamol 10 g / ml = 0,01 g / mlb. Rentang konsentrasi1. Absorbansi Minimum : 0,2A = a x b x c0,2 = 668 x 100 ml / gram cm x 1 cm x cC = = 2,9 x 10-6 gram / ml = 2,9 g/ ml = 3 g/ mlUntuk membuat larutan dengan konsentrasi 3 g/ ml, dilakukan pemipetan dari larutan stok dengan proses pengenceran, dengan perhitungan sebagai berikut :V1 . N = V2 . N210 ml . 2,9 g / ml = V2 . 10 g / ml V2 = 2,9 V2 = 3 ml2. Absorbansi Maksimum : 0,8A = a x b x c0,8 = 668 x 100 ml / gram cm x 1 cmx c C = = 1,19 x 10-5 gram / ml = 11, 9 x 10-6 gram / ml= 11,9 g / ml= 12 g / mlUntuk membuat larutan dengan konsentrasi 12 g/ ml, dilakukan pemipetan dari larutan stok dengan proses pengenceran, dengan perhitungan sebagai berikut :V1 . N1 = V2 . N210 ml . 11,9 g / ml = V2 . 10 g / ml V2= 11,9 ml V2= 12 ml Nilai absorbansi minimum adalah 2,9 g / ml , sehingga dipipet 3 ml larutan induk parasetamol dan ditepatkan dengan aquadest hingga 10 ml. Nilai maksimum adalah 11,9 g / ml , sehingga dipipet 12 ml larutan induk parasetamol dan ditepatkan dengan aquadest sebanyak 10 ml.

Tabel 2. Absorbansi Larutan StandarX ( g / ml )YX2Y2XY

30,16790,0278890,501

40,213160,0453690,852

50,277250,0767291,385

60,331360,1095611,986

70,377490,1421292,369

80,441640,1944813,258

90,481810,2313614,329

100,5311000,2819615,31

x = 52y = 2,818x2 = 380y2= 1,10948xy = 20,53

3. Penentuan Koefisien Regresi Linear

R = == = = = 0, 999Jadi, nilai koefisien regresi linear (r) adalah 0, 999 yang telah memenuhi syarat untuk r 1

4. Penentuan Persamaan Regresi Linear

B= = = = = = 0, 0527

A= = = = = 0,0097

y = Bx + Ay = 0,0527x + 0,0097Jadi, persamaan regresi linear yang didapat adalah y = 0,0527x + 0,0097

5. Persamaan regresi Linear yang didapat dari Ms.excel Nilai koefisien regresi linear (r) dan persamaan garis yang didapat dengan menggunakan Ms. Excel adalah :y = 0,0527 + 0,0098r= 0, 998karena nilai koefisien regresi linear 1, maka persamaan garis tersebut dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi sampel.

Kurva 1. Kurva Kalibrasi Larutan Standar Parasetamol

4.3 Preparasi Sampel Parasetamola. Perhitungan massa parasetamol setara 50 mgDik : Berat tablet = 0,5438 gram = 543,8 mg Dit : berat sampel setara 50 mg ( massa ) Jawab : Massa = x berat tablet = x 543, 8 mg = 54,38 mg = 0,05438 gram = 0,0544 gramPengenceran sebanyak 0,0544 gram diencerkan dengan 100 ml aquadest kemudian diencerkan sebanyak 0,5 ml larutan tersebut ke dalam 25 ml aquadest.

4.4 Data Hasil Pengukuran Absorbansi Sampel ( maks = 241 nm )

SampelAbsorbansi

10,586

20,636

30,601

4.5 Perhitungan Konsentrasi Parasetamol Dik : y = 0,0527x + 0,0097 x = a. Sampel 1 (= 0,586)x = = = = 10, 935 g / mlb. Sampel 2( = 0,636 )x = = = = 11, 884 g / mlc. Sampel 3 (= 0,601 )x = = = 11,220 g / mlRata rata konsentrasi = = 11,346 g / ml4.6 Perhitungan kadar parasetamol pada pengenceran terakhir yang diuji Dik : Rata rata konsentrasi parasetamol pada sampel uji = 11,346 g/ml Volume parasetamol pengenceran terakhir yang diuji = 25 mlDit : massa parasetamol pada sampel dengan pengenceran akhir Jawab : massa = konsentrasi x volume= 11,346 g/ml x 25 ml= 283,65 g4.6.1 Perhitungan massa Parasetamol sebenarnya Dik : massa parasetamol setelah pengenceran = 283,65 gFaktor pengencer : = 50 kalisebanyak 0,0544 mg serbuk tablet diencerkan dalam 100 ml aquadest kemudian dipipet sebanyak 0,5 ml lalu diencerkan sampei 25 ml dengan aquadest sehingga faktor pengencer menjadi 50 kali .Dit : massa parasetamol sebenarnyaJawab : massa sebenarnya= x 283,65 g = 50 x 283,65 g = 14182,5 g = 14,1825 gram4.6.2 Perhitungan kadar parasetamol dalam sampelDik : massa Parasetamol yang tertera dalam kemasan = 12,5 gram Massa Parasetamol yang didapat = 14,1825 gramDit : % kadar ParasetamolJawab : % kadar parasetamol x 100 % = 1,1346 x 100% = 113,46 %Jadi, pada 1 buah tablet parasetamol yang di uji didaptkan hasil % kadar parasetamol yang diuji adalah 113,46 %

DAFTAR PUSTAKA

Wirasuta, Gel-gel, Putu Eny Kurniati, dkk. 2013. Penuntun Praktikum Toksikologi D3 Analis Kesehata Tahun Ajaran 2012/2013. Jurusan farmasi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas udayanaCahyani, Riyani. 2015. Penentuan Parasetamol Sediaan Tablet Dengan Menggunakan Metode Cair Kinerja Tinggi (KCKT) https://www.academia.edu/7146347/LAPORAN_HPLC_FIX. Diakses April 2015.Yemei.2012. Parasetamol. Online http://yermei.blogspot.com/2012/10/parasetamol-sifatmekanisme-dan.html. Diakses April 2015.Nasution, Yulia Amelia. 2009. Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol Dalam Obat Sediaan Oral Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). FMIPA Universitas Sumatra Utara.