MAKALAH PSIKOLOGI

24
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Psikologi Abnormal. Kami juga bersyukur atas rezeki dan kesehatan yang diberikan sehingga dapat mengumpulkan bahan-bahan materi makalah ini. Kami sadar bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakannya. Demikian makalah ini kami buat, apabila ada kesalahan dalam penulisan kami mohon maaf, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan yang luas untuk kami dan para pembaca. 1

description

makalah psiko

Transcript of MAKALAH PSIKOLOGI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Psikologi Abnormal. Kami juga bersyukur atas rezeki dan kesehatan yang diberikan sehingga dapat mengumpulkan bahan-bahan materi makalah ini. Kami sadar bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakannya. Demikian makalah ini kami buat, apabila ada kesalahan dalam penulisan kami mohon maaf, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan yang luas untuk kami dan para pembaca.

Tangerang, 16 Desember 2013

(Penyusun)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar 1Daftar Isi 2BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Makalah 31.2 Tujuan Pembuatan 41.3 Kegunaan Makalah 41.4 Sistematika Makalah 5BAB II PEMBAHASAN2.1 Pengertian Prilaku Abnormal2.2 Penyebab Prilaku Abnormal2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Prilaku Abnormal 2.4 Karakteristik Prilaku Abnormal 2.5 Jenis-jenis prilaku Abnormal BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan 3.2 Saran DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangAbnormalitas dilihat dari sudut pandang biologis berawal dari pendapat bahwa patologi otak merupakan faktor penyebab tingkah laku abnormal. Pandangan ini ditunjang lebih kuat dengan perkembangan di abad ke-19 khususnya pada bidang anatomi faal, neurologi, kimia dan kedokteran umum.Berbagai penyakit neurologis saat ini telah dipahami sebagai terganggunya fungsi otak akibat pengaruh fisik atau kimiawi dan seringkali melibatkan segi psikologis atau tingkah laku.Akan tetapi kita harus perhatikan bahwa kerusakan neurologis tidak selalu memunculkan tingkah laku abnormal, dengan kata lain tidak selalu jelas bagaimana kerusakan ini dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang.Fungsi otak yang kuat bergantung pada efisiensi sel saraf atau neuron untuk mentransmisikan suatu pesan melalui synaps ke neuron berikutnya dengan menggunakan zat kimia yang disebut neurotransmiter. Dengan ketidakseimbangan bio kimia otak inilah yang mendasari perspektif biologis munculnya tingkah laku abnormal. Akan tetapi selain dari patologi otak sudut pandang biologis juga memandang bahwa beberapa tingkah laku abnormal ditentukan oleh gen yang diturunkan.1.2 Tujuan Pembuatan Menjelaskan Pengertian Prilaku Abnormal Menjelaskan Penyebab Prilaku Abnormal Menjelaskan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prilaku Abnormal Menjelaskan Karakteristik Prilaku Abnormal Menjelaskan Jenis-jenis Prilaku Abnormal

1.3 Kegunaan MakalahMakalah ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan wawasan yang lebih kepada para mahasiswa juga para pembaca.

1.4 Sistematika MakalahAdapun sistematika yang digunakan dalam menyelesaikan makalah ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang1.2 Tujuan Pembuatan1.3 Kegunaan Makalah1.4 Sistematika Makalah

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Prilaku Abnormal2.2 Penyebab Prilaku Abnormal2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prilaku Abnormal2.4 Karakteristik Prilaku Abnormal2.5 Jenis-jenis Prilaku Abnormal

BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan3.2 Saran3.3 Daftar Pustaka

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengertian Prilaku AbnormalPerilaku abnormal adalah kekalutan mental & melampaui titik kepatahan mental = dikenal sebagai nervous breakdown. (get mental breakdown). Sepanjang sejarah budaya barat, konsep perilaku abnormal telah dibentuk, dalam beberapa hal, oleh pandangan dunia waktu itu. Contohnya, masyarakat purba menghubungkan perilaku abnormal dengan kekuatan supranatural atau yang bersifat ketuhanan. Para arkeolog telah menemukan kerangka manusia dari Zaman Batu dengan lubang sebesar telur pada tengkoraknya. Satu interpretasi yang muncul adalah bahwa nenek moyang kita percaya bahwa perilaku abnormal merefleksikan serbuan/invasi dari roh-roh jahat. Mungkin mereka menggunakan cara kasar yang disebut trephination--menciptakan sebuah jalur bagi jalan keluarnya roh tertentu.Pada abad pertengahan kepercayaan tersebut makin meningkat pengaruhnya dan pada akhirnya mendominasi pemikiran di zaman pertengahan. Doktrin tentang penguasaan oleh roh jahat meyakini bahwa perilaku abnormal merupakan suatu tanda kerasukan oleh roh jahat atau iblis. Rupanya, hal seperti ini masih dapat dijumpai di negara kita, khususnya di daerah pedalaman. Pernah saya melihat di tayangan televisi yang mengisahkan tentang seorang ibu dirantai kakinya karena dianggap gila. Oleh karena keluarga meyakini bahwa sang ibu didiami oleh roh jahat, maka mereka membawa ibu ini pada seorang tokoh agama di desanya.Dia diberi minum air putih yang sudah didoakan. Mungkin inilah gambaran situasi pada abad pertengahan berkaitan dengan penyebab perilaku abnormal.Pada abad pertengahan, para pengusir roh jahat dipekerjakan untuk meyakinkan roh jahat bahwa tubuh korban yang mereka tuju pada dasarnya tidak dapat dihuni. Mereka melakukan pengusiran roh jahat (exorcism) dengan cara, misalnya: berdoa, mengayun-ayunkan tanda salib, memukul, mencambuk, dan bahkan membuat korban menjadi kelaparan. Apabila korban masih menunjukkan perilaku abnormal, maka ada pengobatan yang lebih kuat, seperti penyiksaan dengan peralatan tertentu.Keyakinan-keyakinan dalam hal kerasukan roh jahat tetap bertahan hingga bangkitnya ilmu pengetahuan alam pada akhir abad ke 17 dan 18. Masyarakat secara luas mulai berpaling pada nalar dan ilmu pengetahuan sebagai cara untuk menjelaskan fenomena alam dan perilaku manusia. Akhirnya, model-model perilaku abnormal juga mulai bermunculan, meliputi model-model yang mewakili perspektif biologis, psikologis, sosiokultural, dan biopsikososial. Di bawah ini adalah penjelasan-penjelasan singkatnya : Perspektif biologis: Seorang dokter Jerman, Wilhelm Griesinger (1817-1868) menyatakan bahwa perilaku abnormal berakar pada penyakit di otak. Pandangan ini cukup memengaruhi dokter Jerman lainnya, seperti Emil Kraepelin (1856-1926) yang menulis buku teks penting dalam bidang psikiatri pada tahun 1883. Ia meyakini bahwa gangguan mental berhubungan dengan penyakit fisik. Memang tidak semua orang yang mengadopsi model medis ini meyakini bahwa setiap pola perilaku abnormal merupakan hasil dari kerusakan biologis, namun mereka mempertahankan keyakinan bahwa pola perilaku abnormal tersebut dapat dihubungkan dengan penyakit fisik karena ciri-cirinya dapat dikonseptualisasikan sebagai simtom-simtom dari gangguan yang mendasarinya. Perspektif psikologis: Sigmund Freud, seorang dokter muda Austria (1856-1939) berpikir bahwa penyebab perilaku abnormal terletak pada interaksi antara kekuatan-kekuatan di dalam pikiran bawah sadar. Model yang dikenal sebagai model psikodinamika ini merupakan model psikologis utama yang pertama membahas mengenai perilaku abnormal. Perspektif sosiokultural: Pandangan ini meyakini bahwa kita harus mempertimbangkan konteks-konteks sosial yang lebih luas di mana suatu perilaku muncul untuk memahami akar dari perilaku abnormal. Penyebab perilaku abnormal dapat ditemukan pada kegagalan masyarakat dan bukan pada kegagalan orangnya. Masalah-masalah psikologis bisa jadi berakar pada penyakit sosial masyarakat, seperti kemiskinan, perpecahan sosial, diskriminasi ras, gender,gayahidup,dansebagainya. Perspektif biopsikososial: Pandangan ini meyakini bahwa perilaku abnormal terlalu kompleks untuk dapat dipahami hanya dari salah satu model atau perspektif. Mereka mendukung pandangan bahwa perilaku abnormal dapat dipahami dengan paling baik bila memperhitungkan interaksi antara berbagai macam penyebab yang mewakili bidang biologis, psikologis, dan sosiokultural.

2.2 Penyebab Prilaku AbnormalMenurut tahap tahap berfungsinya, sebab sebab perilaku abnormal dapat dibedakan sebagai berikut :A. Menurut Tahap Berfungsinya1. Penyebab Primer ( Primary Cause )Penyebab primer adalah kondisi yang tanpa kehadirannya suatu gangguan tidak akan muncul. Misalnya infeksi sipilis yang menyerang system syaraf pada kasus paresis general yaitu sejenis psikosis yang disertai paralysis atau kelumpuhan yang bersifat progresif atau berkembang secara bertahap sampai akhirnya penderita mengalami kelumpuhan total. Tanpa infeksi sipilis gangguan ini tidak mungkin menyerang seseorang.2. Penyebab yang Menyiapkan ( Predisposing Cause )Kondisi yang mendahului dan membuka jalan bagi kemungkinan terjadinya gangguan tertentu dalam kondisi kondisi tertentu di masa mendatang. Misalnya anak yang ditolak oleh orang tuanya (rejected child) mungkin menjadi lebih rentan dengan tekanan hidup sesudah dewasa dibandingkan dengan orang orang yang memiliki dasar rasa aman yang lebih baik3. Penyebab Pencetus ( Preciptating Cause )Penyebab pencetus adalah setiap kondisi yang tak tertahankan bagi individu dan mencetuskan gangguan. Misalnya seorang wanita muda yang menjadi terganggu sesudah mengalami kekecewaan berat ditinggalkan oleh tunangannya. Contoh lain seorang pria setengah baya yang menjadi terganggu karena kecewa berat sesudah bisnis pakaiannya bangkrut.4. Penyebab Yang Menguatkan ( Reinforcing Cause )Kondisi yang cenderung mempertahankan atau memperteguh tinkah laku maladaptif yang sudah terjadi. Misalnya perhatian yang berlebihan pada seorang gadis yang sedang sakit justru dapat menyebabkan yang bersangkutan kurang bertanggungjawab atas dirinya, dan menunda kesembuhannya.

Dalam kenyataan, suatu gangguan perilaku jarang disebabkan oleh satu penyebab tunggal. Serangkaian faktor penyebab yang kompleks, bukan sebagai hubungan sebab akibat sederhana melainkan saling mempengaruhi sebagai lingkaran setan, sering menjadi sumber penyebab sebagai abnormalitas. Misalnya sepasang suami istri menjalani konseling untuk mengatasi problem dalam hubungan perkawinan mereka. Sang suami menuduh istrinya senang berfoya foya sedangkan sang suami hanya asyik dengan dirinya dan tidak memperhatikannya. Menurut versi sang suami dia jengkel keada istrinya karena suka berfoya foya bersama teman temannya. Jadi tidak lagi jelas mana sebab mana akibat.b. Menurut Sumber AsalnyaBerdasarkan sumber asalnya, sebab-sebab perilaku abnormal dapat digolongkan sedikitnya menjadi tiga yaitu :1. Faktor BiologisAdalah berbagai keadaan biologis atau jasmani yang dapat menghambat perkembangan ataupun fungsi sang pribadi dalam kehidupan sehari hari seperti kelainan gen, kurang gizi, penyakit dsb. Pengaruh pengaruh faktor biologis lazimnya bersifa menyeluruh. Artinya mempengaruhi seluruh aspek tingkah laku, mulai dari kecerdasan sampai daya tahan terhadap stress.2. Faktor faktor psikososial A. Trauma Di Masa Kanak KanakTrauma Psikologis adalah pengalaman yang menghancurkan rasa aman, rasa mampu, dan harga diri sehingga menimbulkan luka psikologis yang sulit disembuhkan sepenuhnya. Trauma psikologis yang dialami pada masa kanak kanak cenderung akan terus dibawa sampai ke masa dewasa.

B. Deprivasi ParentalTiadanya kesempatan untuk mendapatkan rangsangan emosi dari orang tua, berupa kehangatan, kontak fisik,rangsangan intelektual, emosional dan sosial. Ada beberapa kemungkinan sebab misalnya: Dipisahkan dari orang tua dan dititipkan di panti asuhan, Kurangnya perhatian dari pihak orang tua kendati tinggal bersama orang tua di rumah.C. Hubungan orang tua anak yang patogenikHubungan patogenik adalah hubungan yang tidak serasi, dalam hal ini hubungan antara orang tua dan anak yang berakibat menimbulkan masalah atau gangguan tertentu pada anak.D. Struktur keluarga yang patogenikStruktur keluarga sangat menentukan corak komunikasi yang berlangsung diantara para anggotanya. Struktur keluarga tertentu melahirkan pola komunikasi yang kurang sehat dan selanjutnya muncul pola gangguan perilaku pada sebagian anggotanya. Ada empat struktur keluarga yang melahirkan gangguan pada para anggotanya:E. Keluarga yang tidak mampu mengatasi masalah sehari-hari.Kehidupan keluarga karena berbagai macam sebab seperti tidak memiliki cukup sumber atau karena orang tua tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan secukupnya .F. Keluarga yang antisosialKeluarga yang menganut nilai nilai yang bertentangan dengan masyarakat luasG. Keluarga yang tidak akur dan keluarga yang bermasalah Keluarga yang tidak utuh Keluarga dimana ayah / ibu yang tidak ada di rumah, entah karena sudah meninggal atau sebab lain seperti perceraian, ayah memiliki dua istri dll.

H. Stress beratStress adalah keadaan yang menekan khususnya secara psikologis. Keadaan ini dapat ditimbulkan oleh berbagai sebab, seperti : Frustasi yang menyebabkan hilangnya harga diri Konflik nilai Tekanan kehidupan modern

3. Faktor faktor SosiokulturalMeliputi keadaan obyektif dalam masyarakat atau tuntutan dari masyarakat yang dapat berakibat menimbulkan tekanan dalam individu dan selanjutnya melahirkan berbagai bentuk gangguan seperti:A.Suasana perang dan suasana kehidupan yang diliputi oleh kekerasan,B.Terpaksa menjalani peran social yang berpotensi menimbulkan gangguan, seperti menjadi tentara yang dalam peperangan harus membunuh.C.Menjadi korban prasangka dan diskriminasi berdasarkan penggolongan tertentu seperti berdasarkan agama, ras, suku dll.

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prilaku Abnormal1) Faktor Hereditas: Peristiwa idiopathy, piskhosa, penyakit TBC, neurosa, idiocy, psikosa sifilitik, (oleh penyakit syphilis)2) Faktor ketika lahirBanyak resiko waktu seorang ibu melahirkan anak dapat mengenai dirinya sendiri, sehingga mengancam keselamatan jiwanya atau dapat pula mengenai bayinya. Pada kelahiran anak pertama dapat berlangsung lama dan sulit yaitu karena pada saat kelahiran itu kepala sang bayi sering terganggu oleh tekanan yang mampat dari dinding rahim ibu. Tekanan tersebut dapat disebabkan oleh: Kelahiran dengan bantuan tang atau (tangverlossing) yang sulit. Asphixia, lahir tanpa nafas bayi seolah-olah tercekik. Prematurity, bayi lahir sebelum massanya. Primogenuture, kelahiran pertama (prima-para).3) Faktor sebelum lahir Kekurangan nutrisia, infeksi, dan luka, serta keracunan sewaktu bayi ada dalam kandungan. Janin mengalami keracunan atau infeksi. Sewaktu ibu mengandung, dia menderita penyakit, seperti: khoelra, typhus, malaria tropika, khronis, gondok. Pada waktu mengandung muda: sifilis, gabag/mazelen, TBC, sehingga ada pengaruh yang buruk pada janin. Terjadi intoxication (intoksikasi atau keracunan) pada janin, ketika ibu mengandung muda ia minum obat penenang. Ibu mengalami psikosa (jadi gila) ketika dia tengah mengandung. Ketika ibu sedang mengandung perut atau kandungannya terkena pukulan yang hebat.4) Faktor sesudah bayi lahirDari jumlah bayi yang lahir kira-kira 5% mengalami berbagai gangguan terutama terjadi pada tahun-tahun pertama (0-3 tahun) adapun sebab-sebabnya antara lain: Pengalaman traumatik (luka-luka) Kejang/stuip Infeksi pada otak Kekurangan nutrisia Faktor psikologis2.4 Karakteristik Perilaku AbnormalDalam pandangan psikologi, untuk menjelaskan apakah seorang individu menunjukkan perilaku abnormal dapat dilihat dari tiga kriteria berikut:1. Kriteria StatistikSeorang individu dikatakan berperilaku abnormal apabila menunjukkan karakteristik perilaku yang yang tidak lazim alias menyimpang secara signifikan dari rata-rata, Dilihat dalam kurve distribusi normal (kurve Bell), jika seorang individu yang menunjukkan karakteristik perilaku berada pada wilayah ekstrem kiri (-) maupun kanan (+), melampaui nilai dua simpangan baku, bisa digolongkan ke dalam perilaku abnormal.2. Kriteria NormaBanyak ditentukan oleh norma-norma yng berlaku di masyarakat,ekspektasi kultural tentang benar-salah suatu tindakan, yang bersumber dari ajaran agama maupun kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakat , misalkan dalam berpakaian, berbicara, bergaul, dan berbagai kehidupan lainnya. Apabila seorang individu kerapkali menunjukkan perilaku yang melanggar terhadap aturan tak tertulis ini bisa dianggap sebagai bentuk perilaku abnormal.3. Personal distressPerilaku dianggap abnormal jika hal itu menimbulkan penderitaan dan kesengsaraan bagi individu. Tidak semua gangguan (disorder) menyebabkan distress. Misalnya psikopat yang mengancam atau melukai orang lain tanpa menunjukkan suatu rasa bersalah atau kecemasan. Juga tidak semua penderitaan atau kesakitan merupakan abnormal. Misalnya seseorang yang sakit karena disuntik. Kriteria ini bersifat subjektif karena susah untuk menentukan setandar tingkat distress seseorang agar dapat diberlakukan secara umum.

2.5 Jenis-Jenis Prilaku Abnormal1. Gangguan KecemasanSebagian besar kita merasa cemas dan tegang bila menghadapi situasi yang mengancam dan menekan. Persaan ini merupakan reaksi yang normal terhadap stress. Kecemasan dianggap abnormal bila terjadi dalam situasi yang oleh kebanyakan orang dapat diatasi dengan mudah. Gangguan kecemasan mencakup sekelompok gangguan dimana rasa cemas merupakan gejala utama(kecemasan merata dan gangguan panik) atau kecemasan dialami bila individu berupaya mengendalikan perilaku maladaptif tertentunya (fobia dan obsesi kompulsif).a. Gangguan kecemasan merata dan Gangguan Panik Kecemasan merata (generalized anxiety) Gangguan Panik (Panic attacks) Fobia Gangguan obsesi kompulsif2. Gangguan afektif Gangguan afektif adalah gangguan pada afeksi atau suasana hati (mood). Orang yang terganggu ini dapat mengalami depresi atau manik (girang yang tidak wajar) yang parah atau dapat berganti-ganti antara saat-saat depresi atau manik (girang yang tidak wajar) yang parah dan dapat berganti-ganti antara saat-saat depresi atau saat-saat panik. Perubahan suasana hati semacam ini mungkin saja sangat parah sehingga individu tersebut perlu dirumah sakitkan. Episode manik Gangguan manik- depresi Skisofrenia

3. Gangguan KepribadianGangguan kepribadian merupakan pola perilaku mal adaptif yang sudah kuno. Sebelumnya kita telah menjabarkan sifat-sifat kepriadian sebagai cara-cara yang tetap dalam menghayati atau berhubungan dengan lingkungan atau berpikir tentang dirinya sendiri. Bila sifat-sifat kepribadian menjadi tidak luwes dan bersifat maladaptif, sehingga mengganggu kemampuan individu berfungsi, maka sifat-sifat tersebut merupakan gangguan kepribadian. Gangguan kepribadian merupakan cara-cara yang tidak dewasa dan tidak wajar dalam mengatasi stress atau memecahkan masalah. Sifat-sifat tersebut biasanya muncul pada masa remaja dan dapat berlangsung sepanjang hidup. Berbeda dengan orang yang mengalami gangguan afektifdan kecemasan yang juga berperilaku maladaptif,orang yang menderita gangguan kepribadian biasanya tidak merasa sangat terganggu atau cemas dan tidak punya motivasi untuk mengubah perilakunya. Mereka tidak kehilangan kontak dengan realita atau tidak menunjukkan kekacauan perilaku yang mencolok seperti orang yang menderita skisofrenik.Pada DSM-III tercantum ada 12 gangguan kepribadian, misalnya gangguan kepribadian narcistik ( = cinta pada diri sendiri ) dilukiskan sebagai orang yang mempunyai rasa kepentingan diri yang melambung yang dipenuhi dengan khayalan-khayalan sukses, selalu mencari pujian dan perhatian, dan tidak peka terhadap pada kebutuhan orang lain,malahn sering mengekploitasinya. Gangguan kepribadian yang tergantung (dependent personality disorder ) ditandai dengan adanya orentasi hidup yang pasif, dan tidak mampu mengambil keputusan atau menerima tanggung jawab, berkencederungan menyalahkan diri sendiri, dan selalu mengharapkan dukungan orang lain.Gangguan kepribadian yang paling sering dikaji dan yang diagnosanya paling handal ialah kepribadian anti sosial ( psikopat).

BAB IIIPENUTUP3.1 KesimpulanPerilaku abnormal adalah kekalutan mental & melampaui titik kepatahan mental = dikenal sebagai nervous breakdown. (get mental breakdown). Sepanjang sejarah budaya barat, konsep perilaku abnormal telah dibentuk, dalam beberapa hal, oleh pandangan dunia waktu itu. Model-model perilaku abnormal juga mulai bermunculan, meliputi model-model yang mewakili perspektif biologis, psikologis, sosiokultural, dan biopsikososial. Sebab sebab perilaku abnormal dapat dibedakan sebagai berikut :A. Menurut Tahap Berfungsinya Penyebab Primer ( Primary Cause ) Penyebab yang Menyiapkan ( Predisposing Cause ) Penyebab Pencetus ( Preciptating Cause )B. Menurut Sumber Asalnya Faktor Biologis Faktor faktor psikososial Faktor faktor SosiokulturalC. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Abnormal Faktor Hereditas Faktor Ketika Lahir Faktor Sebelum Lahir Faktor Sesudah Bayi LahirD. Karakteristik Perilaku Abnormal Kriteria Statistik Kriteria Norma Personal Distress

E. Jenis-jenis Perilaku Abnormal Gangguan Kecemasan Gangguan Kecemasan Merata dan Gangguan Panik Gangguan Efektif Gangguan Kepribadian

3.2 SaranSemoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan penyusun untuk memberi wawasan lebih tentang perilaku abnormal. Kami sadar bahwa makalah ini kurang sempurna untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini dari dosen pembimbing maupun teman-teman .

DAFTAR PUSTAKA

http://riezkaratna73.blogspot.com/2013/03/makalah-psikologi-abnormal.htmlhttp://yumoti28.blogspot.com/2013/02/perilaku-abnormal.htmlhttp://sofiaprilia.blogspot.com/2013_06_01_archive.htmlhttp://atikahnn.wordpress.com/2013/01/04/psikologi-abnormal-dan-ilmu-yang-berpautan/http://verawati-cogitoergosum.blogspot.com/2012/02/pembahasan-perilaku-abnormal.html

1