Makalah Psikologi

download Makalah Psikologi

of 25

Transcript of Makalah Psikologi

Perkembangan Psikologi Pada AnakDisusun untuk memenuhi salah satu mata kuliah Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan

Disusun Oleh: kelompok 5 akbid ta. 11/12Asrie Noer PratiwiDian Ayu SiswantiDini AlfiantyNabila Hanifa Al hakimNeng MesiNuri Rizqa LestaryWitri Sri Astuti

Akademi Kebidanan AisyiyahTahun Ajaran 2011/2012KATA PENGANTAR

BissmillahirrohmanirrohimAssalamualaikum Wr. Wb

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Illahi Robbi Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Psikologi Kebidanan mengenai perkembangan psikologi pada anak.Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan yang begitu tinggi kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.Dengan keterbatasan yang kami miliki, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan penulisan makalah ini di masa yang akan dating.Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sumber yang bermanfaat bagi kami khususnya dan bermanfaat bagi dunia pendidikan pada umumnya. Mudah-mudahan berkah dan inayah Allah senantiasa terlimpah kepada kita semua.Aamiin Ya Rabbal AlaminWassalamualaikum Wr. Wb.

Bandung, 20 September 2011

Penyusun

Daftar Isi

Kata Pengantar.......................................................................................................................iDaftar Isi................................................................................................................................iiBab 1 Pendahuluan.................................................................................................................10. Latar Belakang......................................................................................................10. Rumusan Masalah.................................................................................................10. Tujuan...................................................................................................................1Bab 2 Pembahasan..................................................................................................................22.1 Perkembangan Pada Anak Pada masa Pra Sekolah..............................................82.2 Perkembangan Psikologi Anak Pada Masa Sekolah...........................................122.3 Perkembangan Psikologi Anak Pada Masa Pubertas..........................................16Bab 3 Kesimpulan.................................................................................................................21Daftar Pustaka........................................................................................................................22

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang MasalahIlmu pengetahuan psikologi itu secara metodis dan prinsipiil sangat berbeda dengan ilmu pengetahuan alam. Psikologi berusaha mempelajari pribadi manusia tidak sebagai objek murni, akan tetapi meninjau manusia dalam bentuk kemanusiaannya yaitu mempelajari manusia sebagai subjek aktif dengan ciri sifat sifatnya yang unik.Subjek yang aktif diartikan sebagai pelaku dinamis,dengan segala macam aktifitas dan pengalamannya.Psikologi banyak melepaskan diri dari dogma- dogma ilmu kealaman. Selanjutnya psikologi lebih banyak menggunakan teknik pengenalan terhadap subjek- subjek lain dengan cara bergaul, berpartisipasi, berbincang- bincang dari hati ke hati, mendengarkan dengan cermat, berdialog, juga mengikuti perkembangan individu- individu dan kelompok- kelompok sosial tertentu.

1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana perkembangan psikologi anak \pada masa pra sekolah?2. Bagaimana perkembangan psikologi anak pada masa sekolah?3. Bagaimana perkembangan psikologi anak pada masa pubertas?

1.3 TujuanUntuk mengetahui perkembangan psikologi anak pada masa pra sekolah, masa sekolah, dan pada masa pubertas.

BAB IIPEMBAHASANSetiap individu akan mengalami proses perkembangan yang tidak akan dapat ditolak, terlepas dari kehendak individu yang bersangkutan. Proses tersebut berjalan dengan kodrati dan melalui tahapan-tahapan yang telah ditentukan olehNya. Alloh berfirman dalam surat Al Mukminun 14 : Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian ( Q.S. 71 : 14 ).

Perkembangan individu merupakan suatu proses perubahan individu yang bersifat tetap menuju kearah yang lebih sempurna dan tidak dapat diulang kembali. Menurut Werner (1969) yang dikutip oleh Monks dkk dalam buku psikologi perkembangan menyatakan bahwa pengertian perkembangan individu menunjuk pada suatu proses kearah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja diulang kembali. Perkembangan individu menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diulang kembali ( Monks Dkk : 2004 : 1 ).

Proses perkembangan selalu menuju proses differensiasi dan integrasi. Proses differensiasi artinya ada prinsip totalitas pada diri individu. Dari penghayatan totalitas itu lambat laun bagian-bagiannya menjadi sangat nyata dan bertambah jelas dalam kerangka keseluruhan.Setiap individu akan mengalami proses perkembangan yang berlangsung melalui tahapan-tahapan perkembangan secara berantai. Walaupun tidak ada pemisah yang jelas antara masing-masing tahapan tersebut, proses perkemangan ini bersifat universal.

Dalam proses perkembangan dikenal adanya irama atau naik turunnya proses perkembangan. Artinya proses perkembangan manusia itu tidak konstan terkadang naik terkadang turun. Pada suatau saat individu mengalami perkembangan yang tenang pada saat lain ia mengalami perkembangan yang menggoncangkan. ( Alex sobur : 2003 : 143 ).1. Menurut para ahli psykologi individu biasanya mengalami dua masa pancaroba atau krisis yang biasanya disebut Trotz. Masa ini terjadi dalam periode. Periode pertama : terjadi pada usia 2 3 tahun dengan ciri utama anak menjadi egois, selalu mendahulukan kepentingan diri sendiri.2. Periode kedua : Terjadi pada usia antara 14 17 tahun dengan ciri utama sering membantah orang tuanya dan cenderung mencari identitas diri.Tentang Trotz yang kedua diatas perlu digaris bawahi bahwa usia 14 17 tahun bukanlah harga mati. Artinya rentang usia remaja yang mengalami krisis tahap kedua ini dimasing-masing daerah mungkin berbeda boleh jadi lebih cepat atau lebih lambat.Proses perkembangan individu memiliki karakter kecepatan yang bervariasi. Dengan kata lain ada individu memiliki tingkat perkembangan cepat, sedang dan lambat. Tingkat proses perkembangan individu tersebut diakibatkan oleh adanya faktor-faktor yang mempengaruhinya.A. Perkembangan Anak Makna perkembangan pada seorang anak adalah terjadinya perubahan yang besifat terus nenerus dari keadaan sederhana ke keadaan yang lebih lengkap, lebih komleks dan lebih berdiferensiasi (Berk, 2003). Jadi berbicara soal perkembangan anak yang dibicarakan adalah perubahan. Pertanyaannya adalah perubahan apa saja yang terjadi pada diri seorang anak dalam proses perkembangan ? Untuk menjawab pertanyaan itu maka perlu dipahami tentang aspek-aspek perkembangan.

1. Aspek-Aspek Perkembangana. Perkembangan fisik yaitu perubahan dalam ukuran tubuh, proporsi anggota badan, tampang, dan perubahan dalam fungsi-fungsi dari sistem tubuh seperti perkembangan otak, persepsi dan gerak (motorik), serta kesehatan.b. Perkembangan kognitif yaitu perubahan yang bervariasi dalam proses berpikir dalam kecerdasan termasuk didalamnya rentang perhatian, daya ingat, kemampuan belajar, pemecahan masalah, imajinasi, kreativitas, dan keunikan dalam menyatakan sesuatu dengan mengunakan bahasa.c. Perkembangan sosial-emosional yaitu perkembangan berkomunikasi secara emosional, memahami diri sendiri, kemampuan untuk memahami perasaan orang lain, pengetahuan tentang orang lain, keterampilan dalam berhubungan dengan orang lain, menjalin persabatan, dan pengertian tentang moral Harus dipahami dengan sungguh sungguh bahwa ketiga aspek perkembangan itu merupakan satu kesatuan yang utuh (terpadu), tidak terpisahkan satu sama lain. Setiap aspek perkembangan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh aspek lainnya. Sebagai contoh perkembangan fisik seorang anak seperti meraih, duduk, merangkak, dan berjalan sangat mempengaruh terhadap perkembangan kognitif anak yaitu dalam memahami lingkungan sekitar di mana ia berada. Ketika seorang anak mencapai tingkat perkembangan tertentu dalam berpikifr (kognitif) dan lebih terampil dalam bertindak, maka akan mendapat respon dan stimulasi lebih banyak dari orang dewasa, seperti dalam melakukan permaianan, percakapan dan berkomunikasi sehingga anak dapat mencapai keterampilan baru (aspek sosial-emosional). Hal seperti ini memperkaya pengalaman dan pada gilirannya dapat mendorong berkembangnya semua aspek perkembangan secara menyeluruh. Dengan kata lain perkembangan itu tidak terjadi secara sendiri-sendiri.

2. Periode PerkembanganPara peneliti biasanya membagi segmen perkembangan anak ke dalam lima periode (Berk, 2003). Ketika anak mencapai perkembangan pada periode tertentu maka akan dipereroleh kemampuan dan pengalaman sosial-emosional yang baru. Periode pra-lahir : sejak masa konsepsi sampai lahir. Pada periode ini terjadi perubahan yang paling cepat. Periode masa bayi dan kanak-kanak: Sejak lahir sampai usia 2 tahun. Pada periode ini terjadi perubahan badan dan pertumbuhan otak yang dramatis, mendukung terjadinya saling berhubungan antara kemampuan gerak, persepsi, kapasitas kecerdasan, bahasa dan terjadi untuk pertama kali berinteraksi secara akrab dengan orang lain. Masa bayi dihabiskan pada tahun pertama sedanga masa kanak-anak dihabiskan pada tahun kedua.Periode awal masa anak : dari usia 2 tahun sampai 6 tahun. Pada periode ini ukuran badan menjadi lebih tinggi, keterampilan motorik menjadi lebih luwes, mulai dapat mengontrol diri sendiri dan dapat memenuhi menjadi lebih luas. Pada masa ini anak mulai bermain dengan membentuk kelompok teman sebaya. Periode masa anak-anak: dari usia 6 sampai 11 tahun. Pada masa ini anak belajar tentang dunianya lebih luas dan mulai dapat menguasai tanggung jawab, mulai memahami aturan, mulai menguasai proes berpikir logis, mulai menguasai keterampilan baca tulis, dan lebih maju dalam memahami diri sendiri, dan pertemanan. Periode masa remaja: dari usia 11-20 tahun. Periode ini adalah jembatan antara masa anak-anak dengan masa dewasa. Terjadi kematangan seksual, berpikir menjadi lebih abstrak dan idealistic

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan

Untuk melihat faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan seorang anak, maka muncul pertanyaan: apakah perkembangan itu prasyarat untuk bisa belajar atau perkembangan itu hasil dari proses belajar ? Pertanyaan itu bisa dijawab ya, bahwa perkembangan itu prasyarat untuk bisa belajar. Artinya jika seorang anak belajar perlu didasari oleh kesiapan (kematangan) yang dicapai dalam perkembangan. Misalnya seorang anak tidak mungkin akan bisa belajar bahasa dan bicara jika belum mencapai kesiapan (kematangan), meskipun lingkungan diciptakan sedemikian rupa agar anak dapat belajar bahasa dan bicara. Sebaliknya, pertanyaan itu bisa dijawab ya bahwa perkembangan itu adalah hasil belajar. Artinya perubahan yang terjadi pada diri seorang anak diperoleh melaui proses interaksi dengan lingkungannya. Misalnya meskipun setiap anak memiliki potensi untuk belajar bahasa dan bicara dan telah mencapai kematangan untuk siap belajar, tetapi anak tersebut sama sekali tidak mendapatkan rangsangan dari luar (lingkungan) untuk belajar, maka anak itu tidak akan memperoleh keterampilan berbahasa.Oleh karena itu terdapat hubungan timbal balik atau saling mempenagruhi antara proses belajar dalam lingkungan dengan kematangan perkembangan. Dengan kata lain pada saat tetentu belajar ditentukan oleh kematangan perkembangan, tetapi pada saat yang lain perkembangan adalah hasil dari proses belajar. Konsekuensi dari keadaan ini maka jika seorang anak mengalami hambatan dalam mencapai kematangan perkembangan karena ada gangguan pada aspek fisik atau kognitif atau sosial-emosional maka dapat dipastikan akan mengalami hambatan belajar, dan anak yang mengalami hambatan belajar akan mengalami hamabtan perkembangan. Anak yang mengalami hambatan belajar dan atau hambatan perkembangan, memerlukan layanan khusus dalam pendidikan dan disebut anak berkebutuhan khusus.Tahap perkembangan berdasarkan psikologi Para ahli yang menggunakan aspes psikologi sebagai landasan dalam menganalisis tahap perkembangan, mencari pengalaman-pengalaman psikologis mana yang khas bagi individu pada umumnya dapat digunakan sebagai masa perpindahan dari fase yang ada ke fase yang lain. Dalam pekembangannya para ahli berpendapat bahwa dalam perkembangan pada umumnya individu mengalami masa-masa kegoncangan. Apabila perkembangan itu dapat dilukiskan sebagai proses evaluasi, maka pada masa kegoncangan itu evaluasi berubah menjadi revolusi. Kegoncangan psikis itu dialami hamper semua orang, karena itu dapat digunakans ebagai perpindahan darimasa satu kemasa yang lain dalam proses perkembangan. Oswald Kroc mendasarkan pembagian masa perkembangan pada krisis-krisis atau kegoncangan-kegoncangan yang dialami anak dalam proses perkembangannya, yang disebutnya dengan dengan istilah Trotz periode. Menurutnya sepanjang kehidupan ini terdapat tiga kali masa Trotz yaitu :a. Trotz periode I, anak mengalami masa krisis pertama ketika ia berusia 3,0 5,0 tahun, masa ini disebut juga asa anak-anak awal.b. Trotz periode II, anak mengalami masa krisis kedua ketika ia berusia 11 12 tahun, masa ini termasuk masa kerahasiaan bersekolah.c. Trotz periode III, terjadi pada akhir masa remaja dan lebih tepat disebut dengan masa kematangan diri pada masa kritis. Sifat-sifat anak trotz ini adalah meraja-raja, egosentris, keras kepala, pembangkang dan sebagainya. Hal itu mereka lakukan dengan tujuan memperoleh kebebasan dan perhatian. Memperhatikan periodesasi yang dikemukakan para ahli diatas baik dari segi biologi, didaktis maupun psikologis, maka dalam makalah ini ditulis urutan-urutan periodesasi sebagai berikut :1. Masa intra uterin (masa dalam kandungan) dan masa bayi.2. Masa anak kecil3. Masa anak sekolah4. Masa remaja.5. Masa dewasaB. Kriteria Penahapan Perkembangan Individu Perkembangan manusia

Sejak konsepsi sampai masa prosesnya terjadi secara bertahap melalui berbagai tahapan perkembangan, dimana dalam setiap tahapan perkembangan ditandai dengan bentuk kehidupan tertentu yang berbeda dengan fase sebelum dan sesudahnya. Untuk memudahkan kita memahami tahapan perkembangan tersebut Ellizabeth Hurlock secara lengkap telah membagi tahapan perkembangan manusia dalam sepuluh tahapan / masa perkembangan, yaitu :a. Masa sebelum lahir (Prenatal) selama 280 hari.b. Masa bayi baru lahir (new born) 0,0 2,0 minggu.c. Masa bayi ( baby hood ) 2 minggu 2,0 tahun.d. Masa kanak-kanak awal (early childhood) 2,0 6,0 tahun.e. Masa kanak-kanak akhir (later childhood) 6,0 12,0 tahun.f. Masa puber (puberty) 11,0 / 12,0 15,0 / 16,0.g. Masa remaja (adolescence) 15,0 / 16,0 21,0 tahun.h. Masa dewasa awal (early adulthood) 21,0 40,0 tahun.i. Masa dewasa madya (middle adulthood) 40,0 60,0 tahun 10) Masa usia lanjut (later adulthood) 60,0 . Dari pembagian tahapan perkembangan diatas berarti bahwa proses pertumbuhan dan perkembangan anak itu berlangsung sejak masa prenatal sampai anak selesai remaja.C. Tugas-tugas Perkembangan Individu (Kebiasaan)Tugas perkembangan. Adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada setiap tahapan atau periode kehidupan tertentu. Apabila ia berhasil ia mencapainya maka ia bahagia, tetapi sebaliknya apabila ia gagal akan kecewa dan dicela oleh orang tua atau masyarakatnya serta proses perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan. Menurut Robert Y.Havighust, tokoh yang merumuskan konsep ini mengemukakan banwa yang menjadi sumber dari pada tugas-tugas perkembangan terseut adalah : kematangan fisik, tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai-nilai serta aspirasi individu. Pembagian tugas-tuhgas pekembangan serta masing-masing fase atau tahapan adalah sebagai berikut :a. Masa bayi dan anak kecil Untuk Belajar berjalan untuk Belajar makan makanan padat, Belajar berbicara, belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh Mencapai stabilitas fisiologi,Belajar kontak perasaan dengan orang tua, keluarga dan orang-orang luar, Belajar mengetahui mana yang benar dan masa yang slah serta mengembangkan kata hati.b. Masa anak sekolah Belajar ketangkasan untuk Pembentukan sikap yang sehat terhadap diri sendiri sebagai organism yang sedang tumbuh, Belajar bergaul yang bersahabat dengan anak-anak sebaya, Belajar peran jenis kelamin untuk Mengembangkan dasar-dasar kecakapan membaca, menulis dan berhitung untuk Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan guna keperluan kehidupan sehari-hari, Mengembangkan kata hati moralitas dan skala nilai-nilai, Belajar membebaskan ketergantungan diri untuk Mengembangkan sikap sehat terhadap kelompok dan lembaga-lembaga.c. Masa remaja untuk Menerima keadaan jasmaniah dan menggunakannya secara efektif untuk Menerima peranan social jenis kelamin sebagai pria atau wanita untuk Menginginkan dan mencapai perilaku social yang bertanggung jawab social untuk Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya, Belajar bergaul dengan kelompok anak-anak wanita dan anak-anak laki-laki untuk Perkembangan skala nilai untuk Secara sadar mengembangkan gambaran dunia yang lebih akurat untuk Persiapan mandiri secara ekonomi untuk Pemilihan dan latihan jabatan untuk Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.

Setiap perkembangan manusia berlangsung secara bertahap sejak konsepsi sampai mati. Agar setiap tugas perkembangan, anak dapat menyelesaikan setiap tugas perkembangan dengan baik diperlukan bantuan/bimbingan yang lebih baik, diperlukan bantuan/bimbingan yang lebih baik dari pihak pendidik.(orang tua dan guru) oleh karena itu setiap pendidik harus mengetahui tugas-tugas perkembangan yangharus diselesaikan anak pada setiap tahap perkembangannya.Setiap individu akan mengalami proses perkembangan yang berlangsung melalui tahapan-tahapan perkembangan secara berantai.2.1 Perkembangan Psikologi Pada Anak Masa Pra SekolahMengenal Anak Prasekolah (Usia 3 - 6 Tahun)Emosi anak-anak prasekolah diungkapkan secara bebas. Dalam usia 3 tahun, anak-anak mengalami banyak rasa takut terhadap binatang, monster dan mungkin juga terhadap "serigala besar yang jahat". Karena mereka memunyai kesulitan untuk membedakan antara fakta dengan khayalan, mereka perlu diyakinkan berulang-ulang oleh orang tua mereka. Anak usia prasekolah juga sering merasa khawatir, iri hati, ingin tahu, senang, dan sayang.Orang tua seharusnya memperkenalkan anak-anak prasekolah dengan anak-anak seusianya. Dalam usia 3 tahun, anak-anak jarang berinteraksi dengan anak-anak lain yang bermain di ruangan yang sama. Namun, permainan paralel semacam itu akan segera berakhir ketika anak-anak mulai berinteraksi. Akhirnya, anak-anak prasekolah tidak terlalu berpusat pada diri sendiri lagi dan belajar untuk merasa empati pada orang lain. Pada tahap ini, sebuah taman kanak-kanak dengan staf pengajar yang bagus bisa memberi fasilitas untuk perkembangan sosial. Selama 2 atau 3 hari seminggu jauh dari ibunya akan berakibat positif bagi anak-anak dan memberi kesempatan kepada ibu untuk beristirahat. Collins (1971, 50) menyatakan bahwa permainan pada masa anak-anak memberi kesempatan untuk menyalurkan energi; memberikan stimulasi yang diperlukan; membantu anak-anak mengembangkan keterampilan motorik; dan memampukan anak-anak untuk memerankan dan belajar memahami peranan orang dewasa. Antara usia 3 sampai 6 tahun, anak-anak menambah ribuan kata dalam kosakata mereka dan mulai bernalar dengan konkret. Namun, mereka tetap hidup dalam dunia yang kecil. Mereka masih berpikir bahwa sebagian besar peristiwa pada satu segi berpusat pada mereka, dan bahwa hampir semua orang melihat sesuatu seperti cara mereka.Selama masa-masa yang penting ini, anak-anak mengambil langkah besar untuk bersikap mandiri. Mereka belajar makan sendiri dan memotong-motong makanan mereka sendiri di piringnya. Mereka mulai berpakaian sendiri, biasanya dengan petunjuk orang tua tentang apa yang harus dipakai dan bukan tentang bagaimana memakainya. Mereka sudah terlatih menjaga kebersihan, menggunakan kamar mandi jika mereka membutuhkan, dan setelah itu membersihkan diri sendiri. Mereka tidak lagi terlalu bergantung pada ibu mereka secara sosial karena mereka mulai memunyai banyak teman.Tahun-tahun prasekolah merupakan masa-masa ketika identitas seksual diteguhkan. Anak-anak membutuhkan orang tua yang sejenis untuk mengidentifikasikan diri dan menolong sebagai figur teladan. Waktu yang dihabiskan dengan anak-anak prasekolah harus kuantitatif dan kualitatif. Meskipun orang tua harus menghindari tugas-tugas peniruan, meminta anak laki-laki membantu ayah mereka mengerjakan tugas yang biasa dikerjakan kaum pria, dan anak perempuan membantu ibu mereka akan membantu proses identifikasi seksual.Selama tahun-tahun ini, pada umumnya anak-anak melalui tahap pemikiran bahwa mereka akhirnya akan menggantikan orang tua dan menikah seperti orang tuanya. Orang tua harus memberikan kehangatan dan kasih sayang kepada anak laki-laki dan perempuan, tetapi mereka harus menghindari stimulasi yang berlebihan terhadap anak-anak prasekolah. Anak-anak yang lebih muda bisa saja akan terus mengikuti orang tua mereka ketika berpakaian, menggunakan toilet, atau mandi, dan bahkan tidur di tempat tidur yang sama. Orang tua harus dengan lembut tetapi tegas meminta mereka menghentikan kegiatan itu. Anak-anak prasekolah biasanya tidak akan terlalu keberatan, dan akan menuntut privasi mereka sendiri.

Masalah Umum Anak Masa PrasekolahKemarahanBanyak anak prasekolah yang mengungkapkan kemarahan secara tiba-tiba. Dalam hal ini orang tua jangan memberikan apa yang diminta anak sebagai tanggapan terhadap kemarahannya itu, sebab hal itu akan dipandang anak sebagai pahala. orang tua harus mengabaikan kemarahan pertama anak. Jika usaha ini tidak berhasil untuk meredakan kemarahannya, orang tua perlu berbicara dengan tegas. Dalam beberapa kasus anak perlu dipukul.CacatSikap orang tua dan perkembangan anak secara umum bisa sangat dipengaruhi oleh kondisi cacat (Bentovim, 1972). Anak cacat bisa menjadi terlalu bergantung dan menarik diri. orang tua dan anggota keluarga lainnya yang merasa kasihan terhadap anak itu mungkin akan membiarkan anak itu bersikap begitu, tetapi hal itu akan menimbulkan masalah perilaku. Anak yang cacat harus didorong untuk sebisa mungkin mandiri, tanpa menyangkal kondisi cacatnya.KegemukanKegemukan menghancurkan citra diri anak dan membuatnya diejek teman-temannya, jadi orang tua harus mencegah masalah itu dengan risiko apa pun. Memberi anak terlalu banyak makanan, kemudian meminta mereka "untuk membersihkan piringnya" bisa menyebabkan kegemukan.

MengompolMasalah ini biasa untuk anak masa prasekolah, tetapi itu akan menjadi masalah besar jika masih berlanjut sampai masa sekolah. Kurang lebih 16 persen anak-anak kadang-kadang masih mengompol setelah berumur 5 tahun (Rae-Grant, Carr, dan Berman, 1983, 181). orang tua tidak boleh mengolok-olok anak yang masih mengompol; sebaliknya orang tua sebaiknya menyuruh anak itu untuk membersihkan tempat tidurnya setiap kali hal itu terjadi.Buang Air Besar di Celana( Enkopresis)Seperti halnya mengompol, hal ini juga merupakan hal yang normal untuk anak masa prasekolah. Jika hal ini terus berlanjut setelah umur 4 tahun, orang tua bisa melakukan konsultasi dengan ahli psikologi. Kadang-kadang, mengompol atau buang air besar di celana merupakan masalah medis yang bisa diobati dengan obat-obatan tertentu.Menggigit JariAnak yang masih suka menggigit jari pada usia ini merupakan hal yang normal. Untuk menghilangkan kebiasaan ini, anak perlu ditawari hadiah; namun hukuman untuk hal ini tidak disarankan."Gerenyet"Perilaku seperti gerakan tiba-tiba yang tidak pantas, seperti mengedipkan mata dan berdehem terus-menerus disebut gerenyet. Anak yang memiliki perilaku seperti ini mungkin memerlukan konseling karena perilaku ini biasanya disebabkan oleh konflik emosional yang mendasarinya. Gerenyet tersebut akan hilang dengan sendirinya jika konflik tersebut diselesaikan (Freedman, Kaplan, dan Saddrock, 1975, 1398-1399). Pengobatan mungkin juga dapat dipakai untuk mengatasi masalah itu sementara.GagapGagap pada anak prasekolah dipandang normal dan biasanya akan hilang saat anak itu berumur 6 tahun. Gagap biasanya disebabkan oleh ketidakmatangan neurologis. orang tua sebaiknya mengabaikan hal ini kecuali hal itu berlanjut sampai masa sekolah. Makin banyak diberi perhatian, masalah ini justru makin bertambah parah.

Rasa Takut dan Masalah TidurRasa takut terhadap binatang sangat biasa selama usia ini dan tidak perlu terlalu dikhawatirkan. orang tua harus meyakinkan anak itu berulang-ulang. Mimpi buruk dan teror malam mungkin merupakan akibat konflik emosional. Dalam beberapa kasus, dibutuhkan pengobatan, terutama dengan teror malam di mana anak-anak berteriak dan meronta-ronta tetapi tidak bangun. Lampu malam mungkin bisa membantu. Anak-anak harus didorong untuk kembali ke kamar mereka lagi, dan jangan tidur di kamar orang tua. Mengigau merupakan hal yang biasa terjadi pada anak-anak kecil. Jika itu terjadi berulang kali, mungkin dibutuhkan pengobatan.DepresiDepresi merupakan hal yang biasa dialami setelah anak kehilangan orang tua atau benda yang dikasihi. Depresi sering kali muncul dalam bentuk penarikan diri, kesedihan yang berlarut-larut, dan peningkatan atau penurunan tingkat aktivitas yang mencolok. Mungkin dibutuhkan konseling; kadang-kadang obat antidepresan dengan dosis rendah bisa diberikan.StresSekolah minggu, pindah ke rumah yang baru, kunjungan ke dokter gigi atau ke dokter, atau kelahiran adik mungkin menyebabkan stres yang cukup berat bagi anak. Orang tua perlu mempersiapkan anak itu dengan membicarakan kejadian itu dengan jujur. Orang tua harus memberi tahu anak-anak jika akan mempekerjakan pengasuh untuk mengurangi stres anak.2.2 Perkembangan Psikologi Anak Pada Masa Sekolah Anak Masa SekolahAda yang berpendapat bahwa masa usia sekolah adalah masa matang untuk belajar atau untuk sekolah. Disebut masa matang untuk belajar karena mereka sudah berusaha mencapai sesuatu, sedangkan masa matang untuk bersekolah , karena mereka sudah menginginnkan kecakapan-kecakapan baru, yang dapat diberikan oleh sekolah.Proses pendidikan adalah merupakan salah satu aktivitas manusia. Fungsi motivasi dalam proses pendidikan adalah membangkitkan dorongan untuk melakukan aktivitas dalam pendidikan. Keaktifan dapat menghasilkan perubahan dalam kognitif, psikomotor dan afektif siswa. Perubahan relatif konstan dan terbatas. Perumusan ini berlaku bagi setiap pembelajaran dalam proses belajar-mengajar. Keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh beberapa faktor yang menunjang terhadap keberhasilan proses belajar-mengajar tersebut. Faktor metode mengajar akan berkaitan dengan model pembelajaran yang diterangkan.Secara umum masa sekolah dasar terbagi menjadi dua bagian, yaitu masa kelas rendah dan masa kelas tinggi. Masa kelas rendah yang berusia antara 6 atau 7 sampai 9 atau 10 tahun. Sedangkan masa kelas tinggi berusia antara 9 atau 10 sampai 12 tahun. Sifat-sifat khas pada masa kelas rendah Sekolah Dasar :1. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah.2. Adanya sikap mematuhi peraturan-peraturan permainan tradisional.3. Adanya kecenderungan memuji sendiri.4. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan yang lain.5. Tidak menganggap penting dalam menyelesaikan suatu soal.6. Menghendaki nilai rapor yang baik.Sifat-sifat khas pada masa kelas tinggi Sekolah Dasar :1. Adanya minat terhadap kehidupan praktis yang konkrit.2. Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar.3. Ada kecenderungan berminat pada salah satu pelajaran.4. Membutuhkan guru atau orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.5. Memandang nilai raport sebagai ukuran prestasi sekolah6. Gemar membentuk kelompok sebayaMasa sekolah diakhiri dengan masa Pueral, yaitu mempunyai karakteristik tersesuai dan banyak menarik perhatian pendidik. Ada beberapa ciri yang menonjol seperti sifat yang ekstravers, berkuasa, saing kompetisi, idealis. Dari segi lainnya akan menerima otoritas orang tua dan guru dengan wajar. Aspek-aspek psikologis dan fisik yang penting dalam perkembangan pada masa anak sekolah yaitu : Intelektual, kognitif, motorik, verbal dan emosi.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan AnakPerkembangan fisik anak merupakan dasar bagi perkembangan berikutnya. Dengan meningkatnya perkembangan tubuh, baik ukuran berat dan tinggi maupun kekuatannya memungkinkan anak untuk dapat mengembangkan keterampilan fisiknya dan eksplorasi terhadap lingkungannya tanpa bantuan orang tua dan orang lain di sekitarnya.Secara umum perkembangan anak selama masa perkembangannya akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terangkum dalam dua faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal.Faktor InternalYang dimaksud dengan faktor internal adalah segala sesuatu yang ada dalam diri individu yang keberadaannya mempengaruhi dinamika perkembangan. Termasuk ke dalam faktor-faktor internal tersebut adalah faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kematangan fisik dan psikis.Faktor EskternalFaktor eksternal adalah segala sesuatu yang berada di luar diri individu yang keberdaannya mempengaruhi terhadap dinamika perkembangan. Yang termasuk faktor eksternal antara lain : faktor sosial, faktor budaya, faktor lingkungan fisik, dan faktor lingkungan non fisik.Pertumbuhan dan perkembangan tidak hanya menyangkut masalah fisik atau jasmani saja, tetapi juga menyangkut masalah rohani. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap individu terdapat beberapa macam, antara lain :

Faktor PembawaanPada waktu anak lahir, membawa berbagai kemungkinan potensi yang ada pada dirinya. Secara umum kemungkinan-kemungkinan potensi yang ada pada anak yang baru lahir adalah :1. Kecerdasan2. Bakat-bakat khusus3. Jenis kelamin4. Jenis ras5. Sifat-sifat fisik6. Sifat-sifat kepribadian7. Dorongan-doronganPada waktu dilahirkan anak telah merupakan satu kesatuan psycho-physis sebagai hasil pertumbuhan yang teratur dan kontinu sewaktu dalam kandungan ibu.Selama perkembangannya individu-individu itu tidak statis, melainkan dinamis, dan pengalaman belajar yang disajikan kepada mereka harus sesuai dengan sifat-sifat khasnya yang sesuai dengan perkembangannya itu.Jenis kelamin dan jenis ras merupakan faktor bawaan yang dibawa oleh individu sejak lahir. Perkembangan atau fase selanjutnya tiap individu akan berbeda-beda baik dari segi fisik/jasmani maupun perkembangan rohaninya.Masa anak-anak dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan. Masa anak-anak awal dimulai ketika anak berusia antara 2 sampai 6 tahun. Pada masa anak awal perkembangan fisik anak akan terlihat lambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada masa bayi. Pada anak usia ini faktor pembawaan anak akan mulai terlihat dan orangtua atau orang yang lebih tua darinya akan memperoleh gambaran tentang kebiasaan dan kemampuan anak.

Faktor LingkunganKehidupan manusia khususnya anak-anak dibutuhkan banyak berinteraksi dengan individu lainnya. Lingkunagn fisik (phiysical envirenment) banyak mempengaruhi perkembangan individu. Faktor lingkungan seperti halnya alam sekitar disebut sebagai faktor exogen.Pada anak usia ini anak anak sudah siap memasuki dunianya yakni masuk dunia kanak-kanak. Kemampuan berbicara, mobilitas, keikutsersertaan sosial yang cepat, kesemuanya mempercepat pertumbuha intelektual anak. Pada masa anak usia seperti ini telah mendapat sebagian besar perkembangan berbahasa mereka sebagai salah satu tugas belajar mereka yang penting. Kemampuan berbahasa yang dicapai akan memeudahkan mereka belajar lebih lanjut.Faktor lingkungan yang paling berpengaruh terhadap perkembangan anak usia ini adalah orang tua. Orang tua sebagai guru alamiah akan mampu melihat dan mengerti serta menanggapi kemauan anak. Melalui berbagai komunikasi serta interaksi dengan orang tua akan terbentuk sikap, kebiasaan dan kepribadian seorang anak, selain itu ada pula faktor lingkungan yang secara tidak langsung mempengaruhi perkembangan anak, seperti halnya dengan kebudayan. Kebudayaan (culture) secara tidak langsung ikut mewarnai situasi, kondisi ataupun corak interaksi di mana anak itu berada. Selain faktor-faktor di atas, faktor agama juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi dan kebiasaan anak. Salah satunya adalah anak mulai tahu tentang kebersihan, yakni dengan melakukan buang air di tempat yang biasa dilakukan oleh orang tuanya.2.3 Perkembangan Psikologi Anak Pada Masa PubertasPada umumnya remaja didefinisikan sebagai masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Setiap tahap perkembangan manusia biasanya dibarengi dengan berbagai tuntutan psikologis yang harus dipenuhi, demikian pula pada masa remaja. Sebagian besar pakar psikologi setuju, bahwa jika berbagai tuntutan psikologis yang muncul pada tahap perkembangan manusia tidak berhasil dipenuhi, maka akan muncul dampak yang secara signifikan dapat menghambat kematangan psikologisnya di tahap-tahap yang lebih lanjut. Berikut ini merupakan berbagai tuntutan psikologis yang muncul di tahap remaja, berdasarkan pengalaman penulis selama menjadi pendidik.Remaja dapat menerima keadaan fisiknya dan dapat memanfaatkannya secara efektifSebagian besar remaja tidak dapat menerima keadaan fisiknya. Hal tersebut terlihat dari penampilan remaja yang cenderung meniru penampilan orang lain atau tokoh tertentu. Misalnya si Dewi merasa kulitnya tidak putih seperti bintang film, maka Dewi akan berusaha sekuat tenaga untuk memutihkan kulitnya. Perilaku Dewi yang demikian tentu menimbulkan masalah bagi dirinya sendiri dan orang lain. Mungkin Dewi akan selalu menolak bila diajak ke pesta oleh temannya sehingga lama-kelamaan Dewi tidak memiliki teman, dan sebagainya.Remaja dapat memperoleh kebebasan emosional dari orang tuaUsaha remaja untuk memperoleh kebebasan emosional sering disertai perilaku pemberontakan dan melawan keinginan orang tua. Bila tugas perkembangan ini sering menimbulkan pertentangan dalam keluarga dan tidak dapat diselesaikan di rumah , maka remaja akan mencari jalan keluar dan ketenangan di luar rumah. Tentu saja hal tersebut akan membuat remaja memiliki kebebasan emosional dari luar orangtua sehingga remaja justru lebih percaya pada teman-temannya yang senasib dengannya. Jika orang tua tidak menyadari akan pentingnya tugas perkembangan ini, maka remaja Anda dalam kesulitan besar. Hal yang sama juga dilakukan remaja terhadap orang-orang yang dianggap sebagai pengganti orang tua, guru misalnya.Remaja mampu bergaul lebih matang dengan kedua jenis kelaminPada masa remaja, remaja sudah seharusnya menyadari akan pentingnya pergaulan. Remaja yang menyadari akan tugas perkembangan yang harus dilaluinya adalah mampu bergaul dengan kedua jenis kelamin maka termasuk remaja yang sukses memasuki tahap perkembangan ini. Ada sebagaian besar remaja yang tetap tidak berani bergaul dengan lawan jenisnya sampai akhir usia remaja. Hal tersebut menunjukkan adanya ketidakmatangan dalam perkembangan remaja tersebut.

Mengetahui dan menerima kemampuan sendiriBanyak remaja yang belum mengetahui kemampuannya. Bila remaja ditanya mengenai kelebihan dan kekurangannya pasti mereka akan lebih cepat menjawab tentang kekurangan yang dimilikinya dibandingkan dengan kelebihan yang dimilikinya. Hal tersebut menunjukkan bahwa remaja tersebut belum mengenal kemampuan dirinya sendiri. Bila hal tersebut tidak diselesaikan pada masa remaja ini tentu saja akan menjadi masalah untuk perkembangan selanjutnya (masa dewasa atau bahkan sampai tua sekalipun).Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan normaSkala nilai dan norma biasanya diperoleh remaja melalui proses identifikasi dengan orang yang dikaguminya terutama dari tokoh masyarakat maupun dari bintang-bintang yang dikaguminya. Dari skala nilai dan norma yang diperolehnya akan membentuk suatu konsep mengenai harus menjadi seperti siapakah aku ?, sehingga hal tersebut dijadikan pegangan dalam mengendalikan gejolak dorongan dalam dirinya. Maka penting bagi orang tua dan orang-orang yang dianggap sebagai pengganti orang tua untuk mampu menjadikan diri mereka sendiri sebagai idola bagi para remaja tersebut.Selain berbagai tuntutan psikologis perkembangan diri, kita juga harus mengenal ciri-ciri khusus pada remaja, antara lain: Pertumbuhan Fisik yang sangat Cepat Emosinya tidak stabil Perkembangan Seksual sangat menonjol Cara berfikirnya bersifat kausalitas (hukum sebab akibat) Terikat erat dengan kelompoknyaSecara teoritis beberapa tokoh psikologi mengemukakan tentang batas-batas umur remaja, tetapi dari sekian banyak tokoh yang mengemukakan tidak dapat menjelaskan secara pasti tentang batasan usia remaja karena masa remaja ini adalah masa peralihan.

Pada umumnya masa remaja dapat dibagi dalam 2 periode yaitu:1. Periode Masa Puber usia 12-18 tahuna. Masa Pra Pubertas: peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa awal pubertas. Cirinya: Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi Anak mulai bersikap kritisb. Masa Pubertas usia 14-16 tahun: masa remaja awal. Cirinya: Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya Memperhatikan penampilan Sikapnya tidak menentu/plin-plan Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasibc. Masa Akhir Pubertas usia 17-18 tahun: peralihan dari masa pubertas ke masa adolesen. Cirinya: Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan psikologisnya belum tercapai sepenuhnya Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal dari remaja pria2. Periode Remaja Adolesen usia 19-21 tahunMerupakan masa akhir remaja. Beberapa sifat penting pada masa ini adalah: perhatiannya tertutup pada hal-hal realistis mulai menyadari akan realitas sikapnya mulai jelas tentang hidup mulai nampak bakat dan minatnyaDengan mengetahui berbagai tuntutan psikologis perkembangan remaja dan ciri-ciri usia remaja, diharapkan para orangtua, pendidik dan remaja itu sendiri memahami hal-hal yang harus dilalui pada masa remaja ini sehingga bila remaja diarahkan dan dapat melalui masa remaja ini dengan baik maka pada masa selanjutnya remaja akan tumbuh sehat kepribadian dan jiwanya.Permasalahan yang sering muncul sering kali disebabkan ketidaktahuan para orang tua dan pendidik tentang baerbagai tuntutan psikologis ini, sehingga perilaku mereka seringkali tidak mampu mengarahkan remaja menuju kepenuhan perkembangan mereka. Bahkan tidak jarang orang tua dan pendidik mengambil sikap yang kontra produktif dari yang seharusnya diharapkan, sehingga semakin mengacaukan perkembangan diri para remaja tersebut. Sebuah PR yang panjang bagi orang tua dan pendidik, yang menuntut mereka untuk selalu mengevaluasi sikap yang diambil dalam pendidikan remaja yang dipercayakan kepada mereka. Dengan demikian, diharapkan para orang tua dan pendidik dapat memberikan rangsangan dan motivasi yang tepat untuk mendorong remaja menuju pada kepenuhan dirinya.

BAB IIIKESIMPULAN3.1 Kesimpulan.Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis (perubahan yang bersifat saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antara satu bagian dengan bagian lainnya, baik fisik maupun psikis dan merupakan satu kesatuan yang harmonis), progresif (perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan meluas, baik secara kuantitatif/fisik mapun kualitatif/psikis), dan berkesinambungan (perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara beraturan atau berurutan) dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya.

DAFTAR PUSTAKAConny Semiawan, dkk. Pengenalan dan Pengembangan Bakat Sejak Dini PT Remaja Rosda Karya , Bandung.Hurlock, Elizabeth.1980. Psikologi Anak .Bandung:mandar majuKartono, Kartini.1992. Psikologi Anak. Bandung : mandar majuKartono, Kartini. 1992. Psikologi Wanita Jilid 3. Bandung. Mandar MajuPieter, Herri Zan. 2010. Pengantar Psikologi Untuk Kebidanan . Jakarta.Pieter, Herri Zan. 2010. Pengantar Psikologi Untuk Kebidanan . Jakarta.ErlanggaTini Sumartini, S.Pd. Perkembangan Belajar Anak Usia Prasekolah Pusat Pengembangan Penataran Guru Tertulis (PPGT), Bandung.ZaenalAliminhttp://www.blogger.com/profile/Agustiani. Hendriati ( 2006 ) Psykologi Perkembangan Pendekatan Ekologi Kaitannya Dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri Pada Remaja. Bandung. Refika Aditama.Yusuf Syamsu ( 2007 ) Psykologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung. Rosdakarya

1