makalah profesi kependidikan

16

Click here to load reader

Transcript of makalah profesi kependidikan

Page 1: makalah profesi kependidikan

BAB I

PENDAHULUAN

Kepribadian adalah keseluruhan dari individu yang terdiri dari

unsur psikis dan fisik. Dalam makna demikian, seluruh sikap dan perbuatan

seseorang merupakan satu gambaran dari kepribadian orang itu, asal dilakukan

secara sadar.

Baik atau tidaknya citra seorang guru ditentukan oleh kepribadian.

Terlebih lagi bagi seorang guru, masalah kepribadian merupakan faktor yang

menentukan terhadap keberhasilan melaksanakan tugas sebagai pendidik.

Kepribadian dapat menentukan apakah guru menjadi pendidik dan pembina yang

baik ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi hari depan siswa

terutama bagi siswa yang masih kecil dan mereka yang mengalami kegoncangan

jiwa.

Kepribadian adalah unsur yang menentukan interaksi guru dengan

siswa sebagai teladan, guru harus memiliki kepribadian yang dapat dijadikan

profil dan idola, seluruh kehidupan adalah figur yang paripurna. Itulah kesan guru

sebagai sosok ideal. Guru adalah mitrasiswa dalam kebaikan. Dengan guru yang

baik maka siswa pun akan menjadi baik. Tidak ada seorang guru pun yang

bermaksud menjerumuskan siswanya ke lembah kenistaan. Guru adalah spiritual

father atau bapak rohani bagi seorang siswa, karena ia yang memberikan santapan

rohani dan pendidikan akhlak, memberikan jalan kebenaran. Maka menghormati

guru berarti menghormati siswa, menghargai guru berarti penghargaan terhadap

anak-anak bangsa.

1

Page 2: makalah profesi kependidikan

BAB II

KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU

A. Pengertian Kompetensi Kepribadian Guru

Kompetensi diartikan sebagai kemampuan, maka kompetensi guru

adalah kemampuan seorang tenaga pengajar atau tenaga pendidik dalam

menjalankan tugasnya. Daeng Sudirwo (2002:76) menyatakan : ”Kompetensi

artinya kewenangan, kecakapan ataupun kemampuan. Disini lebih tepat kalau

kompetensi diartikan dengan kemampuan”. Echols & Shadily dalam Suwardi

(2007:3), menyatakan bahwa: “kata kompetensi berasal dari Bahasa Inggris

competency sebagai kata benda competence yang berarti kecakapan,

kompetensi, dan kewenangan”.

Suharsimi (1993:249), mengemukakan bahwa : ”Konsep

kompetensi tidak sekedar perbuatan yang tampak dan dapat dilihat, akan

tetapi kompetensi juga berkaitan dengan potensi-potensi untuk melakukan

tindakan. Misalnya, pengetahuan merupakan potensi yang mendukung

tindakan.

Sedangkan istilah kepribadian dalam ilmu psikologi mempunyai

pengertian sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang. Kata kepribadian

diambil dari terjemahan kata yang berasal dari bahasa Inggris, yaitu

personality. Menurut Kartini Kartono dan Dali Gulo dalam Ngainun Naim

bahwa kata personality mempunyai pengertian sebagai sifat dan tingkah laku

khas seseorang yang membedakannya dari orang lain.

Berikut ini adalah beberapa pengertian tentang kompetensi

kepribadian antara lain adalah sebagai berikut :

1. Yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian di dalam Peraturan

Pemerintah No.19 Tahun 2005, pada pasal 28, ayat 3 ialah  kemampuan

kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi

teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

2. Menurut Samani, Mukhlas (2008;6) secara rinci kompetensi kepribadian

mencakup hal-hal sebagai berikut; a) berakhlak mulia, b) arif dan

bijaksana, c) mantap, d) berwibawa, e) stabil, f) dewasa, g) jujur, h)

2

Page 3: makalah profesi kependidikan

menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, i) secara objektif

mengevaluasi kinerja sendiri, j) mau siap mengembangkan diri secara

mandiri dan berkelanjutan.

3. Menurut Djam’an Satori (2007;2.5) yang dimaksud dengan kompetensi

kepribadian ialah kompetensi yang berkaitan dengan perilaku pribadi

guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai luhur sehingga

terpencar dalam perilaku sehari-hari.

Dari beberapa pengertian seperti tersebut di atas maka yang

dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang

berkaitan dengan perilaku pribadi guru itu sendiri yang kelak harus memiliki

nilai-nilai luhur agar terpancar dalam lingkungan sehari-hari. Hal ini dengan

sendirinya berkaitan erat dengan falsafah hidup yang menharapkan guru

menjadi model manusia yang telah mengamalkan nilai-nilai luhur tadi.

Di Indonesia sikap pribadi yang dijiwai oleh filsafat Pancasila yang

mengagungkan budaya bangsanya, yang rela berkorban bagi kelestarian

bangsa dan negaranya termasuk dalam kompetensi guru. Dengan demikian

pemahaman terhadap kompetensi kepribadian guru harus dimaknai sebagai

suatu wujud sosok manusia yang utuh.

Seseorang yang berstatus sebagai guru adakalanya tidak selamanya

dapat menjaga wibawa dan citra sebagai guru di mata siswa dan masyarakat.

Sehingga masih ada sebagian guru yang mencemarkan wibawa dan citra guru.

Di media masa sering diberitakan tentang oknum-oknum guru yang

melakukan satu tindakan asusila, asosial, dan amoral. Perbuatan itu tidak

sepatutnya dilakukan oleh guru. Karenanya guru harus menjaga citra tersebut.

Profil guru ideal adalah sosok yang mengabdikan diri berdasarkan

panggilan jiwa, panggilan hati nurani, bukan karena tuntutan uang belaka,

tidak membatasi tugas dan tanggung jawabnya tidak sebatas dinding sekolah.

Masyarakat juga jangan hanya menuntut pengabdian guru, tetapi

kesejahteraan guru pun perlu diperhatikan. Guru dengan kemuliaannya,

dalam menjalankan tugas tidak mengenal lelah, hujan dan panas bukan

rintangan bagi guru yang penuh dedikasi dan loyalitas untuk turun ke sekolah

agar dapat bersatu jiwa dalam perpisahan raga dengan siswa. Raga guru dan

3

Page 4: makalah profesi kependidikan

siswa boleh berpisah, tapi jiwa keduanya tidak dapat dipisahkan (dwitunggal).

Oleh karena itu dalam benak guru hanya ada satu kiat bagaimana mendidik

siswa agar menjadi manusia dewasa susila yang cakap dan berguna bagi

agama, nusa dan bangsa di masa yang akan datang.

B. Fungsi Kompetensi Kepribadian Guru

Kompetensi kepribadian berfungsi menjadikan guru sebagai

pembimbing, panutan, contoh, teladan, bagi siswa. Dengan kompetensi

kepribadian yang dimilikinya maka guru bukan saja sebagai pendidik dan

pengajar tapi juga sebagai tempat siswa dan masyarakat bercermin. Hal ini

sejalan dengan yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara dalam sistem

Amongnya yaitu guru harus :

Ing ngarso sungtulodo

Ing madyo mangun karso

Tut wuri handayani

Dengan kompetensi kepribadian maka guru akan menjadi contoh

dan teladan, dan mendorong/memberikan motivasi dari belakang. Oleh

karena itu seorang guru dituntut melalui sikap dan perbuatan menjadikan

dirinya sebagai panutan dan ikutan orang-orang yang dipimpinnya. Guru

bukan hanya pengajar, pelatih dan pembimbing, tetapi juga sebagai cermin

tempat subjek didik dapat berkaca. Dalam relasi interpersonal antar guru dan

siswa tercipta situasi pendidikan yang memungkinkan subjek didik dapat

belajar menerapkan nilai-nilai yang menjadi contoh dan memberi contoh.

Guru mampu menjadi orang yang mengerti diri siswa dengan segala

problematiknya, guru juga harus mempunyai wibawa sehingga siswa segan

terhadapnya.

Kepribadian guru dalam proses pembelajaran dapat mempengaruhi

minat belajar peserta didik terhadap pelajaran yang diberikan oleh guru.

Peserta didik akan merasa senang mengikuti pembelajaran jika gurunya

menyenangkan. Suasana menyenangkan yang dirasakan oleh peserta didik

akan memperlancar proses pembelajaran, hal tersebut memberi andil yang

4

Page 5: makalah profesi kependidikan

sangat besar terhadap tercapainya tujuan pembelajaran pada khususnya, dan

keberhasilan pendidikan pada umumnya. Oleh karena itu, menumbuhkan

minat peserta didik dalam pembelajaran adalah suatu keputusan yang sangat

penting dan tepat.

Berdasarkan uraian di atas, maka fungsi kompetensi kepribadian

guru adalah memberikan teladan dan contoh dalam membimbing,

mengembangkan kreativitas dan membangkitkan motivasi belajar.

C. Ruang Lingkup Kompetensi Kepribadian Guru

Kompetensi kepribadian itu adalah hal yang bersifat universal,

yang artinya harus dimliki guru dalam menjalankan fungsinya sebagai

makhluk individu (pribadi) yang mennjang terhadap keberhasilan tugas guru

yang diembannya. Kompetensi kepribadian guru enurut Sanusi (1991)

mencakup hal-hal sebagai berikut.

1. Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai

guru, dan terhadap keseuruhan situasi pendidikan beserta unsur-

unsurnya.

2. Pemahaman, penghayatan dan penampilan nilai-nilai yang seyogianya

dianut oleh seoran guru.

3. Penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan

bagi para siswanya

Menurut Djam’an, dk (2007;2-6-2.10) kompetensi kepribadian

yang perlu dimiliki guru antara lain sebagai berikut :

1. Guru sebagai manusia ciptaan Tuhan Yang Maha Esa berkewajiban

untuk meningkatkan iman dan ketakwaannya kepada Tuhan, sejalan

dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya.

2. Guru memiliki kelebihan dibandingkan yang lain. Oleh karena itu perlu

dikembangkan rasa prcaya pada diri sendiri dan tanggung jawab bahwa

ia memiliki potensi yang besar dalam bidang keguruan dan mampu untuk

menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapinya.

3. Guru senantiasa berhadapan dengan komunitas yang berberbeda dan

beragam keunikan dari peserta didik dan masyarakatnya maka guru perlu

5

Page 6: makalah profesi kependidikan

untuk mengembangkan sikap tenggang rasa dan toleransi dalam

menyikapi perbedaan yang ditemuinya dalam berinteraksi dengan peserta

didik maupun masyarakat.

4. Guru diharapkan dapat menjadi fasilitator dalam menumbuh kembangkan

budaya berpikir kritis di masyarakat, saling menerima dalam perbedaan

pendapat dan menyepakatinya untuk mecapai tujuan bersama maka

dituntut seorang guru untuk bersikap demokratis dalam menyampaikan

dan menerima gagasan-gagasan mengenai permasalahan yang ada di

sekitarnya sehingga guru menjadi terbuka dan tidak mentup diri dari hal-

hal yang berada di luar dirinya.

5. Menjadi guru yang baik tidak semudah membalikkan telapak tangan, hal

ini menuntut kesabaran dalam mencapainya. Guru diharapkan dapat

sabar dalam arti tekun dan ulet melaksaakan proses pendidikan tidak

langsung dapat dirasakan saat itu tetapi membutuhkan proses yang

panjang.

6. Guru mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan pembaharuan, baik

dalam bidang profesinya maupun dalam spesialisasinya.

7. Guru mapu menghayati tujuan-tujuan pendidikan baik secara nasional,

kelembagaan, kurikuler sampai tujuan mata pelajaran yang diberikannya.

8. Hubungan manusiawi yaitu kemampuan guru untuk dapat berhubungan

dengan orang lain atas dasar saling menghormati antara satu dengan yang

lainnya.

9. Pemahaman diri, yaitu kemampuan untuk memahami berbagai aspek

dirinya baik yang positif maupun yang negatif.

10. Guru mampu melakukan perubahan-perubahan dalam mengembangkan

profesinyasebagai innovator dan kreator.

Dalam hal pengembangan kompetensi pribadi, menurut BP3K

(1975) guru harus memiliki :

1. Pengetahuan tentang tatakrama sosial dan agamawi,

2. Pengetahuan tentang kebudayaan dan tradisi,

3. Hakekat demokrasi dan makna demokrasi Pancasila,

4. Apresiasi dan ekspresi estetika,

6

Page 7: makalah profesi kependidikan

5. Kesadaran kewarganegaraan dan kesadaran sosial yang dalam,

6. Sikap yang tepat tentang ilmu pengetahuan kerja, dan

7. Menjunjung tinggi martabat manusia.

D. Fakta Masalah Kepribadian Guru di Indonesia

Pepatah mengatakan guru itu harus di gugu dan ditiru. Yang di

gugu adalah ucapannya dan yang ditiru adalah sikap dan perbuatannya.

Hingga saat ini pepatah kata itu masih banyak kita dengar dimana-mana.

sehingga penghormatan dari masyarakat kepada profesi guru pun hingga saat

ini masih dirasakan.

Namun harus disadari, bahwa guru juga manusia. Selain kelebihan

yang dimiliki, guru juga punya banyak keterbatasan dan kekurangan. Di

media cetak dan elekronik banyak kita lihat/ kita baca beberapa contoh kasus

guru yang terjerumus dalam tindak kriminal dan asusila. sehingga sikap dan

perilaku guru yang demikian itu bukan sikap dan perilaku yang pantas untuk

digugu dan ditiru.

Guru seperti ini memiliki kepribadian yang negatif. Guru

Berkepribadian Negatif adalah guru yang berfikir, bergerak, dan hidup

dalam atmosfer keraguan, ketakutan, kemiskinan, dan kesehatan yang buruk.

Ekspektasi guru yang berkepribadian negatif adalah kegagalan,

kekecewaan, berkubang dalam  penyesalan, kemiskinan, keserakahan,

prasangka buruk, ketakutan, keraguan, dan penyakit fisik.

Guru yang berkepribadian negatif seperti tersebut diatas, jangankan

memotivasi anak muridnya untuk maju dan berkembang, untuk memotivasi

dirinya sendiri saja sudah susah. Segala persoalan yang hadir dalam hidupnya

senantiasa ditanggapi dengan prasangka buruk. Ketakutan dan keraguan yang

ada dalam dirinya membuatnya jadi tidak kreatif mencari solusi pemecahan

masalah. Meratapi terus menerus nasibnya yang malang sebagai guru dengan

gaji yang pas-pasan menjadikan penyakit jadi gampang singgah.

Saat ini di Indonesia sangat banyak kasus kriminal yang dilakukan

oleh guru. Salah satunya, pemukulan dan penganiayaan yang dipicu oleh ulah

siswa yang membuat gaduh saat jam pelajaran. Ironisnya, guru tersebut

7

Page 8: makalah profesi kependidikan

akhirnya memberi penjelasan bahwa tindakannya itu adalah untuk mendidik

siswa.

Fakta diatas sungguh membuat kita “prihatin” dan mengingatkan

kita pesan Ki Hajar Dewantara “para guru hendaknya menjadi pribadi yang

bermutu dalam kepribadian dan kerohanian, baru kemudian menyediakan diri

untuk menjadi pahlawan dan juga menyiapkan para peserta didik untuk

menjadi pembela nusa dan bangsa”. Dengan kata lain, yang diutamakan

sebagai pendidik pertama-tama adalah fungsinya sebagai model atau figur

keteladanan, baru kemudian sebagai fasilitator atau pengajar

Kita semua sadar bahwa pendidikan merupakan suatu motor

penggerak bagi perubahan bangsa dan Negara. Dengan pendidikan, manusia

dibentuk untuk sadar akan peranannya sebagai manusia, manusia dituntut

untuk berperan aktif dalam segala bidang sesuai dengan potensi yang mereka

miliki. Kita semua juga sepakat bahwa pendidikan sebagai alat perubahan,

tapi tentunya pendidikan yang memiliki sebuah sistem yang menjadi rancang

bangun bagi terciptanya sebuah pembelajaran yang produktif. Artinya

pendidikan harus memiliki pola belajar dalam pendidikan yang sesuai dengan

kodrat kita sebagai manusia. Immanuel Kant pernah mengatakan bahwa

sistem dibuat oleh manusia, dan untuk memanusiakan manusia. Bagaimana

dengan sistem pendidikan di negara kita, apakah sudah dapat memanusiakan

manusia?. Untuk dapat menghasilkan manusia-manusia bermutu, landasan-

landasan filosofis kita mengenai manusia harus tetap kita pegang. Baik

berupa potensi, prilaku, sifat, ataupun karakteristik manusia pada umumnya.

Tapi apa dikata, di dalam dunia pendidikan masih terjadi pola

“kekerasanisme” yang tidak memperhatikan asas-asas manusia. Seperti fakta

diatas hanyalah sebagian kecil yang mampu kita dengar, tidak menutup

kemungkinan masih banyak tindakan kekerasan di dunia pendidikan dalam

bentuk lain dan di tempat lain pula. Jika pendidikan dikatakan sebagai

aktivitas khas manusia, apakah lalu kita akan mengatakan bahwa kekerasan

juga merupakan aktivitas khas manusia?

8

Page 9: makalah profesi kependidikan

E. Solusi Permasalahan Kepribadian Guru di Indonesia

Kekerasan dalam dunia pendidikan khususnya yang dilakukan oleh

guru dapat dicegah dengan berbagai cara, antara lain adalah sebagai berikut.

1. Hindari memarahi murid jika murid berbuat salah. Dengan begitu maka

tidak akan terjadi kekerasan. Sebaiknya panggil saja orang tua murid jika

tidak lagi bisa diatasi oleh pihak sekolah.

2. Sabar dalam menghadapi murid yang nakal. Seorang guru tugasnya

adalah mendidik murid agar menjadi pandai lahir dan batin, bukan malah

memberikan contoh yang tidak baik kepada muridnya. Oleh karena itu

guru dituntut untuk sabar disetiap waktu walaupun ada murid senakal

yang pernah ditemui.

3. Anggaplah murid adalah teman bagi guru, karena dengan begitu murid

akan menghormati guru sehingga kekerasan dalam pendidikan tidak akan

terjadi.

4. Membuat sebuah konsep tentang hukuman yang diarahkan pada

peningkatan kognitif, afektif, dan psikomotorik bagi peserta didik, maka

hukuman pun harus mengarah pada peningkatan tiga aspek tersebut.

5. Mengoptimalkan peranan guru. Dalam artian ketika seorang guru

memberikan hukuman kepada peserta didik, tugas guru tidak sampai di

situ, melainkan guru harus dapat menjelaskan serta memberikan

pemahaman mengenai fungsi hukuman tersebut, sehingga pada akhirnya

akan menimbulkan kesadaran pada diri pesrta didik akan nilai-nilai yang

harus mereka pegang.

6. Diperlukannya bimbingan konseling psikologis bagi guru. Sebab ada

kemungkinan seorang guru yang memberikan hukuman kepada peserta

didiknya dengan kekerasan, sedang dalam kondisi yang labil.

9

Page 10: makalah profesi kependidikan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kompetensi kepribadian merupakan sejumlah kompetensi yang

berhubungan dengan kemampuan pribadi dengan segala karakteristik yang

mendukung terhadap pelaksanaan tugas guru.

Fungsi utama sebagai seorang guru adalah sebagai teladan bagi

murid-muridnya dan hal ini terungkap dalam istilah ing ngarso sungtulodo,

ing madyo mangun karso, tut wuri handayani.

Beberapa kompetensi kepribadian guru antara lain :

1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa

2. Percaya kepada diri sendiri

3. Tenggang rasa dan toleran

4. Bersikap terbuka dan demokratis

5. Sabar dalam menjalani profesi keguruannya

6. Mengembangkan diri bagi kemajuan profesinya

7. Memahami tujuan pendidikan

8. Mampu menjalani hubungan insani

9. Memahami kelebihan dan kekurangan diri

10. Kreatif dan inovatif dalam berkarya

B. Saran

Penulis mengharapkan setelah menyimak pembahasan dalam

makalah ini apara pembaca dapat :

Memahami hakikat kompetensi kepribadian seorang guru

Menjalani kehidupan di masyarakat baik sebagai pribadi maupun sebagai

seorang guru yang profesional.

10