Makalah Kelompok 3 Organisasi Profesi Kependidikan

28
Makalah Profesi Kependidikan Organisasi Kependidikan Oleh : 1. M.Furqon (06101011006) 2. Dwi Pratiwi (06101011007) 3. Fanesa P. Valiza (06101011012) 4. Yuyun Zulhiyati (06101011031) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

Transcript of Makalah Kelompok 3 Organisasi Profesi Kependidikan

Page 1: Makalah Kelompok 3 Organisasi Profesi Kependidikan

Makalah Profesi Kependidikan

Organisasi Kependidikan

Oleh :

1.M.Furqon (06101011006)2.Dwi Pratiwi (06101011007)3.Fanesa P. Valiza (06101011012)4.Yuyun Zulhiyati (06101011031)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Page 2: Makalah Kelompok 3 Organisasi Profesi Kependidikan

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, kami bersyukur kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan petunjuk-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas

makalah Profesi Kependidikan dengan judul “Organisasi Profesi kependidikan”

ini dengan tepat waktu.

Pada kesempatan yang baik ini, tidak lupa kami ucapkan terima kasih

kepada Drs. Syarifuddin Gani, M.Si. dan Dra. Zuraida Asmuni selaku dosen

Profesi Kependidikan Universitas Sriwijaya yang senantiasa memberikan

dukungan dan nasihatnya, dan telah membimbing kami sehingga makalah ini

dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih tak lupa juga kami ucapkkan kepada

sahabat-sahabat kami yang selalu memberikan dukungan serta semangatnya

dalam penyusunan makalah ini.

Penyusun mengharapkan makalah ini dapat membuka wawasan serta

memberikan manfaat bagi yang membacanya. “Tak ada gading yang tak retak”,

penyusun sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penyusun

mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar kedepannya menjadi lebih baik.

Inderalaya, Maret 2012

Penyusun

Page 3: Makalah Kelompok 3 Organisasi Profesi Kependidikan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

KATA PENGANTAR…………………………………......................... ii

DAFTAR ISI…………………………………........................................ iii

BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah...................................................................... 2

1.3. Tujuan ...................................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN ...................................................................... 3

2.1 Pengertian organisasi professional kependidikan ..................... 3

2.2 Ruang lingkup organisasi profesional kependidikan………...... 5

2.3 Macam-macam organisasi profesi kependidikan di Indonesia.... 7

2.4 Fungsi organisasi profesional kependidikan............................... 11

2.5 Tujuan organisasi profesional kependidikan…………………..... 12

BAB III. PENUTUP ......................................................................................

3.1. Kesimpulan ............................................................................................ 13

3.2. Saran ...................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 15

LAMPIRAN............................................................................................................. 16

Page 4: Makalah Kelompok 3 Organisasi Profesi Kependidikan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, serta

perubahan sosio-kultural yang terkadang sulit diprediksi, profesi pendidikan

seakan-akan dihdapkan pada dilema yang kompleks. Di satu pihak, masyarakat

pengguna jasa kependidikan menuntut akan kualitas layanan jasa kependidikan

secara lebih baik, tetapi di pihak lain para penyandang profesi kependidikan

dihadapkan pada pelbagai keterbatasan. Bahkan secara individual mereka

dihadapkan pula pada suatu realitas bahwa kesejahteraannya perlu mendapat

perhatian khusus. Imbalan jasa kependidikan yang kurang sesuai menurut ukuran

kebutuhan hidup realistis masih menjadi topik diskusi keseharian masyarakat.

Padahal masyarakat yakin betul bahwa kelangsungan hidup bangsa ini akan

sangat ditentukan oleh keberhasilan proses sistem pendidikan.

Yang masih terasa membelenggu kalangan pendidikan antara lain gelar

pahlawan tanpa tanda jasa bagi para guru di Indonesia. Gelar ini bukan sesuatu

yang tidak baik, tetapi kalau penafsirannya tidak tepat akan menghasilkan

implilkasi yang justru menyudutkan para guru. Apa artinya gelar sebagus itu jika

tidak memberikan jaminan hidup yang layak?

Itulah sekelumit permasalahan yang sesungguhnya akan terasa amat sulit

jika dihadapi secara individual. Artinya, kalangan profesional kependidikan

dipandang perlu untuk membentuk suatu organisasi profesi dan masuk di

dalamnya sebagai anggota. Melalui fungsi pemersatu organisasi ini, penyandang

profesi kependidikan memiliki kekuatan dan kekuasaan dalam menjalankan tugas

keprofesiannya. Bukan hanya itu, suatu organisasi kependidikan berupaya

meningkatkan dn mengembangkan karier, kemampuan, kewenangan profesional,

martabat, dan kesejahteraan tenaga kependidikan.

Banyak hal yang bermanfaat bagi penyandang profesi kependidikandari

organisasi profesinya sendiri. Sebab itu, disi dipandang penting untuk dibahas.

Page 5: Makalah Kelompok 3 Organisasi Profesi Kependidikan

Berikut ini dikemukakan pengertian, fungsi, tujuan, ruang lingkup, dan maam-

macam organisasi profesi kependidikan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan organisasi profesi kependidikan?

2. Apa saja kah ruang lingkup organisasi profesi kependidikan dan

bagaimanakah pengembangannya?

3. Apa sajakah jenis-jenis organisasi profesi kependidikan?

4. Bagaimanakah peranan organisasi profesi kependididkan?

1.3 Tujuan

Dari pembuatan makalah ini, mahasiswa diharapkan:

1. Memahami organisasi kependidikan dan ruang lingkupnya

2. Memahami pengembangan organisasi profeesi kependidikan

3. Memahami jenis-jenis organisasi profesi kependidikan

4. Memahami peranan organisasi profesi kependidikan

Page 6: Makalah Kelompok 3 Organisasi Profesi Kependidikan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Organisiasi Profesional Kependidikan

Organisasi modern saat ini, tidak lagi mengutamakan segi kuantitas

anggota belaka, namun lebih fokus terhadap kualitas massanya. Lebih utama lagi

jika yang dimaksud merupakan organisasi profesi. Organisasi profesi harus

mampu menjadi dan dijadikan wadah pengembangan anggota. Kesadaran anggota

terhadap pentingnya organisasi profesi tersebut, menuntunnya masuk dan

mengembangkan diri di dalam organisasi tersebut. Organisasi profesi

kependidikan adalah wadah yang berfungsi sebagai penampungan dan

penyelesaian masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan pendidikan dan

diselesaikan secara bersama.

Sebagai suatu organisasi, organisasi profesi keguruan mempunyai suatu

sistem yang senatiasa mempertahankan keadaan yang harmonis. Ia akan menolak

komponen sistem yang tidak mengikuti atau meluruskannya. Dalam praktek

keorganisasian, anggota yang mencoba melanggar aturan main organsasi akan

diperingatkan, bahkan dipecat. Jadi dalam suatu organisasi profesi, ada aturan

yang jelas dan sanksi bagi pelanggar turan.

Namun, jika yang terjadi sebaliknya, anggota organisasi tidak atau kurang

merasakan ada manfaatnya masuk menjadi anggota organisasi tersebut, maka

tinggal menunggu waktu organisasi tersebut akan ditinggalkan. Ditinggalkan,

tidak hanya berarti tersurat, namun jika organisasi terlihat “melempem” tak punya

kegiatan dan selalu ketinggalan dalam aksinya, maka itu cirri organisasi yang

ditinggalkan anggotanya, meskipun tak ada sat orang anggota pun yang nyata

mengundurkan diri. Guru sebagai profesi tentu mempunyai pula organisasi

profesi. Hal ini juga ditegaskan dalam UU Guru dan Dosen. Seperti organisasi

profesi lainnya, organisasi guru juga tentu bertujuan meningkatkan harkat,

martabat, kesejahteraan, dan nilai dari guru sebagai anggotanya. Bagaimana

Page 7: Makalah Kelompok 3 Organisasi Profesi Kependidikan

guru menjadi profesi yang disegani dan tak mudah menjadi “objek eksploitasi”

baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Organisasi guru harus mampu

menjadi tempat mengadu dan meminta perlidungan jika merasa kegiatan

profesinya terkendala. Organisasi guru juga harus mengembangkan kualitas

diri dan wawasan guru dengan cara-cara yang professional. Organisasi guru

harus menghindari pemanfaatan organisasi untuk hal-hal yang berhubungan

dengan politik dan “nilai-nilai pendekatan” yang tidak professional.

Banyaknya tanggungjawab dan “pekerjaan” organisasi guru tentu

mengharapkan para pengurusnya tidak sekedar “tampang nama dan Jabatan” saja,

tapi harus punya kepekaan dalam menyadari tuntunan anggotanya. Banyaknya

permasalahan yang dihadapi guru saat ini, baik langsung maupun tidak langsung

membuktikan pada organisasi guru bahwa tak ada waktu untuk vakum atau

“tenang-tenang saja”.

2.2 Ruang Lingkup Organisasi kependidikan

A) Bentuk dan Corak Organisasi Kependidikan

Bentuk organisaasi profesi kependidikan begitu bervariasi dipandang dari

segi derajat keeratan dan keterkaitan antar anggotanya. Ada tiga bentuk

organisaasi profesi kependidikan. Pertama, berbentuk persatuan (union), antara

lain di Ausrtalia, Singapura, dan Malaysia, misalnya: Ausrtalian Education Union

(AUE), National Tertiary Education Union (NTEU), Singapore Teachers’ Union

(STU), National Union of  the Teaching Profession (NUTP), dan Sabah Teachers

Union (STU). Kedua, berbentuk federasi (federation) antara lain di India dan

Bangladesh, misalnya: All India Primary Teachers Federation (AIPTF), dan

Bangladesh Teachers’ Federation (BTF). Ketiga, berbentuk aliansi (alliance),

antara lain di Pilipina, seperti National Alliance of Teachers and Office Workers

(NATOW). Keempat, berbentuk asosiasi (association) seperti yang terdapat di

kebanyakan negara, misalnya, All Pakistan Government School Teachar

Association (APGSTA) di Pakistan, dan Brunei Malay Teachers’ Association

(BMTA) di Brunei.

Page 8: Makalah Kelompok 3 Organisasi Profesi Kependidikan

Ditinjau dari kategori keanggotaannya, corak organisasi profesi kependidikan

beragam pula. Corak organisasi profesi ini dapat dibedakan berdasarkan :

(1) Jenjang pendidikan di mana mereka bertugas (SD, SMP, dll).

(2) Status penyelenggara kelembagaan pendidikannya (negeri, swasta).

(3) Bidang studi keahliannya (bahasa, kesenian, matematika, dll).

(4) Jender (Pria, Wanita).

(5) berdasarkan latar belakang etnis (cina, tamil, dll) seperti China education

Society di Malaysia.

B) Struktur dan Kedudukan Organisasi Kependidikan

Berdasarkan struktur dan kedudukannya, organisasi profesi kependidikan

terbagi atas tiga kelompok, yaitu :

(1) Organisasi profesi kependidikan yang bersifat lokal (kedaerahan dan

kewilayahan), misalnya Serawak Teachers’ Union di Malaysia

(2) Organisasi profesi kependidikan yang bersifat nasional seperti Persatuan

Guru Republik Indonesia (PGRI)

(3) Organisasi profesi kependidikan yang bersifat internasional seperti

UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Culture Organization).

C) Keanggotaan Organisasi Profesi Kependidikan

Dengan adanya keragaman bentuk dan corak serta struktur dan kedudukan

Organisasi Profesi Kependidikan/Keguruan seperti telah dipaparkan di muka,

dengan sendirinya keanggotaan Organisasi Profesi Kependidikan ini beragam

pula. Akan tetapi pada umumnya Organisasi profesi kependidikan yang bersifat

asosiasi atau persatuan langsung dari setiap pribadi pengemban profesi yang

bersangkutan. Sedangkan keanggotaan organisasi profesi kependidikan yang

bersifat federasi cukup terbatas oleh pucuk organisasi yang berserikat saja.

Page 9: Makalah Kelompok 3 Organisasi Profesi Kependidikan

D) Program Operasional Organisasi Profesi Kependidikan/Keguruan

Sebagaimana organisasi profesi kependidikan memiliki tujuan dan fungsi,

bahkan visi dan misi tersendiri. Untik merealisasikan hal tersebut organisasi

profesi ini lazimnya memiliki program operasional tertentu yang secara terencana,

dan pelaksanaannya harus dipertanggungjawabkan kepada para anggotanya

melalui forum resmi, seperti termaktub dalam anggaran dasar (AD) atau anggaran

rumah tangga (ART) atau bahkan hasil konvensi anggota profesi kependidikan.

Kandungan program tersebut mencakup hal-hal berikut:

Upaya-upayayang menunjang terjaminnya pelaksanaan hak dan kewajiban

para anggotanya, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Upaya-upaya yang memajukan dan mengembangkan kemampuan

profesionaldan karier para anggotanya, melalui berbagai kegiatan

ilmiahdan profesional seperti seminar, simposium, loka karya dan

sebagainya.

Upaya-upaya yang menunjang bagi terlaksananya hak dan kewajiban

pengguna jasa pelayanan profesional, baik keamanan maupun kualitasnya.

Upaya-upaya yang bertalian dengan pengembangan dan pembangunan

yang relevan dengan bidang keprofesiannya.

2.3 Jenis-jenis Organisasi Profesional Kependidikan di Indonesia

Secara kuantitas, tidak berlebihan jika banyak kalangan pendidik

menyatakan bahwa organisasi profesi kependidikan di indonesia berkembang

pesat bagaikan tumbuhan di musim penghujan. Sampai sampai ada sebagian

pengemban profesi pendidikan yang tidak tahu menahu tentang organisasi

kependidikan itu. Yang lebih dikenal kalangan umum adalah PGRI.

Disamping PGRI yang satu-satunya organisasi yang diakui oleh pemerinta

juga terdapat organisasi lain yang disebut Musyawarah Guru Mata Pelajaran

(MGMP) yang didirikan atas anjuran Departeman Pendidikan dan Kebudayaan.

Sayangnya, organisasi ini tidak ada kaitan yang formal dengan PGRI. Selain itu

Page 10: Makalah Kelompok 3 Organisasi Profesi Kependidikan

ada juga organisasi profesional guru yang lain yaitu ikatan serjana pendidikan

indonesia (ISPI), yang sekarang suda mempunyai nanyak devisi yaitu Ikatan

Petugas Bimbingan Belajar (IPBI), Himpunan Serjana Administrasi Pendidikan

Indonesia (HSPBI), dan lain-lain, hubungannya secara formal dengan PGRI juga

belum tampak secara nyata, sehingga belum didapatkan kerjasama yang saling

menunjang dalam meningkatkan mutu anggotanya.

A. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)

PGRI lahir pada 25 November 1945, setelah 100 hari proklamasi

kemerdekaan Indonesia. Cikal bakal organisasi PGRI adalah diawali dengan nama

Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912, kemudian berubah nama

menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) tahun 1932.

Pada saat didirikannya, organisasi ini disamping memiliki misi profesi

juga ada tiga misi lainnya, yaitu misi politis-deologis, misi peraturan organisaoris,

dan misi kesejahteraan.

Misi profesi PGRI adalah upaya untuk meningkatkan mutu guru sebagai

penegak dan pelaksana pendidikan nasional. Guru merupakan pioner pendidikan

sehinnga dituntut oleh UUSPN tahun 1989: pasal 31; ayat 4, dan PP No. 38 tahun

1992, pasal 61 agar memasuki organisasi profesi kependidikan serta selalu

meningkatkan dan mengembagkan kemampuan profesinya.

Misi politis-deologis tidak lain dari upaya penanaman jiwa nasionalise,

yaitu komitmen terhadap pernyataan bahwa kita bangsa yang satu yaitu bangsa

indonesia, juga penanaman nilai-nilai luhur falsafah hidup berbangsa dan

benegara, yaiitu panca sila. Itu sesungguhnya misi politis-ideologis PGRI, yang

dalam perjalanannya dikhawatirkan terjebak dalam area polotik praktis sehingga

tidak dipungkiri bahwa PGRI harus pernah menelan pil pahit, terperangkap oleh

kepanjangan tangan orde baru.

Misi peraturan organisasi PGRI merupakan upaya pengejawantahan

peaturan keorgaisasian , terutama dalam menyamakan persepsi terhadap visi, misi,

dan kode etik keelasan sruktur organisasi sangatlah diperlukan.

Page 11: Makalah Kelompok 3 Organisasi Profesi Kependidikan

Dipandang dari segi derajat keeratan dan keterkaitan antaranggotanya,

PGRI berbentuk persatuan (union). Sedangkan struktur dan kedudukannya

bertaraf nasional, kewilayahan, serta kedaerahan. Keanggotaan organisasi profesi

ini bersifat langsung dari setiap pribadi pengemban profesi kependidikan. Kalau

demikian, sesunguhnya PGRI merupakan organisasi profesi yang memiliki

kekuatan dan mengakar diseluruh penjuru indonesia. Arrtinya, PGRI memiliki

potensi besar untuk meningkatkan hakikat dan martabat guru, masyarakat, lebih

jauh lagi bangsa dan negara.

B. Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI)

Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) lahir pada pertengahan tahun

1960-an. Pada awalnya organisasi profesi kependidikan ini bersifat regional

karena berbagai hal menyangkut komunikasi antaranggotanya. Keadaan seperti

ini berlangsung cukup lama sampai kongresnya yang pertama di Jakarta 17-19

Mei 1984.

Kongres tersebut menghasilkan tujuh rumusan tujuan ISPI, yaitu:

(a) Menghimpun para sarjana pendidikan dari berbagai spesialisasi di seluruh

Indonesia.

(b) meningkatkan sikap dan kemampuan profesional para angotanya.

(c) membina serta mengembangkan ilmu, seni dan teknologi pendidikan dalam

rangka membantu pemerintah mensukseskan pembangunan bangsa dan Negara.

(d) mengembangkan dan menyebarkan gagasan-gagasan baru dan dalam bidang

ilmu, seni, dan teknologi pndidikan.

(e) meindungi dan memperjuangkan kepentingan profesional para anggota.

(f) meningkatkan komunikasi antaranggota dari berbagai spesialisasi pendidikan;

dan (g) menyelenggarakan komunikasi antarorganisasi yang relevan.

Pada perjalanannya ISPI tergabung dalam Forum Organisasi Profesi

Ilmiah (FOPI) yang terlealisasikan dalam bentuk himpunan-himpunan. Yang tlah

Page 12: Makalah Kelompok 3 Organisasi Profesi Kependidikan

ada himpunannya adalah Himpunan Sarjana Pendidikan Ilmu Sosial Indonesia

(HISPIPSI), Himpunan Sarjana Pendidikan Ilmu Alam, dan lain sebagainya.

C. Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI)

Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) didirikan di Malang pada

tanggal 17 Desember 1975. Organisasi profesi kependidikan yang bersifat

keilmuan dan profesioal ini berhasrat memberikan sumbangan dan ikut serta

secara lebih nyata dan positif dalam menunaikan kewajiban dan tanggung

jawabnya sebagai guru pembimbing. Organisasi ini merupakan himpunan para

petugas bimbingan se Indonesia dan bertujuan mengembangkan serta memajukan

bimbingan sebagai ilmu dan profesi dalam rangka peningkatan mutu layanannya.

Secara rinci tujuan didirikannya Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI)

adalah sebagai berikut ini.

1. Menghimpun para petugas di bidang bimbingan dalam wadah organisasi.

2. Mengidentifikasi dan mengiventarisasi tenaga ahli, keahlian dan

keterampilan, teknik, alat dan fasilitas yang telah dikembangkan di

Indonesia di bidang bimbingan, dengan demikian dimungkinkan

pemanfaatan tenaga ahli dan keahlian tersebut dengan sebaik-baiknya.

3. Meingatkan mutu profesi bimbingan, dalam hal ini meliputi peningkatan

profesi dan tenaga ahli, tenaga pelaksana, ilmu bimbingan sebagai disiplin,

maupun program layanan bimbingan (Anggaran Rumah Tangga IPBI,

1975).

Untuk menopang pencapaian tujuan tersebut dicanangkan empat kegiatan, yaitu:

1. Pengembangan ilmu dalam bimbingan dan konseling;

2. Peningkatan layanan bimbingan dan konseling;

3. Pembinaan hubungan dengan organisasi profesi dan lembaga-lembaga lin,

baik dalam maupun luar negeri; dan

4. Pembinaan sarana (Anggaran Rumah Tangga IPBI, 1975).

Page 13: Makalah Kelompok 3 Organisasi Profesi Kependidikan

Kegiatan pertama dijabarkan kembali dalam anggaran rumah tangga (ART IPBI,

1975) sebagai berikut ini.

1. Penerbitan, mencakup: buletin Ikatan Petugas Bmbingan Indoesia dan

brosur atau penerbitan lain.

2. Pengembangan alat-alat bimbingan dan penyebarannya.

3. Pengembangan teknik-teknik bimbingan dan penyebarannya.

4. Penelitian di bidang bimbingan.

5. Penataran, seminar, lokakarya, simposium, dan kegiatan-kegiatan lain

yang sejenis.

6. Kegiatan-kegiatan lain untuk memajukan dan mengembangkan

bimbingan.

2.4 Peran Organisasi Profesi Kependidikan

Sebagai suatu organisasi profesi kependidikan yang menjadi wadah untuk

pengembangan diri di dalam berorganisasi serta sebagai wadah penampungan dan

penyelesaian masalah kependidikan, organisai kependidikan ini memiliki peran

dalam peningkatan kualitas pendidikan dasar .

Adapun peran organisai keguruan dalam peningkatan kualitas pendidikan dasar

adalah sebagai berikut :

1. Pemberi pertimbangan (advisory agency) dan memberikan masukan-masukan

pada pemerintah dalam menyusun perencanaan pendidikandasar.

2. Pendukung (supporting agency) yang bersifat pemikiran maupun tenaga ahli

dalam penyelenggaraan, pembinaan, dan pengembangan pendidikan dasar

serta memberikan perlingdungan hukum terhdap guru dalm melaksanakan

profesinya maupun dalm tugas pengabdian kepada masyarakat.

Page 14: Makalah Kelompok 3 Organisasi Profesi Kependidikan

3. Mengkritisi dan mengontrol (controling agency) dalam rangka akuntabilitas

penyelenggaraan pendidikan dasar.

4. Mediator (communicating agency) antara guru dengan pemerintah.

Organisasi kependidikan selain sebagai cirri suatu profesi kependidikan,

sekaligus juga memiliki fungsi sebagai pemersatu seluruh anggota dalam

kiprahnya menjalankan tugasnya, dan memiliki fungsi peningkatan kemampuan

professional, kedua fungsi tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut :

a) Fungsi Pemersatu

Organisasi profesi kependidikan merupakan organisasi profesi sebagai

wadah pemersatu berbagai potensi profesi kependidikan dalam menghadapi

kopleksitas tantangan dan harapan masyarakat pengguna pengguna jasa

kependidikan. Dengan mempersatukan potensi tersebut diharapkan organisasi

profesi kependidikan memiliki kewibawaan dan kekuatan dalam menentukan

kebijakan dan melakukan tindakan bersama, yaitu upaya untuk melindungi dan

memperjuangkan kepentingan para pengemban profesi kependidikan itu sendiri

dan kepentingan masyarakat pengguna jasa profesi ini.

b) Fungsi Peningkatan Kemampuan Profesional

Fungsi ini telah tertuang dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal 61 yang

berbunyi “ Tenaga kependidikan dapat membentuk ikatan profesi sebagai wadah

untuk peningkatkan dan mengembangkan karier, kemampuan, kewenangan

professional, martabat, dan kesejahteraan tenaga kependidikan.”

PP tersebut menunjukkan adanya legalitas formal yang secara tersirat

mewajibkan para anggota profesi kependidikan untuk selalu meningkatkan

kemampuan profesionalnya melalui organisaasi atau ikatan profesi kependidikan.

Bahkan dalam UUSPN Tahun 1989, Pasal 31; ayat 4 dinyatakan bahwa:

Tenaga kependidikan berkewajiban untuk berusaha mengembangkan

kemampuan profesionalnya  sesuai dengan perkembangan tuntutan ilmu

pengetahuan dan tekhnologi serta pembangunan bangsa.

Page 15: Makalah Kelompok 3 Organisasi Profesi Kependidikan

Kemampuan yang dimaksud dalam konteks ini adalah apa yang disebut dengan

istilah kompetensi , yang oleh Abin Syamsuddin dijelaskan bahwa kopetensi

merupakan kecakapan atau kemampuan mengerjakan pekerjaan kependidikan.

Guru yang memiliki kemampuan atau kecakapan untuk mengerjakan pekerjaan

kependidikan disebut dengan guru yang kompeten.

Page 16: Makalah Kelompok 3 Organisasi Profesi Kependidikan

BAB III

Kesimpulan dan Saran

3.1 Kesimpulan

Jabatan sebagai guru akan menghadapi berbagai masalah dalam

menjalaninya. Artinya, kalangan profesional kependidikan dipandang perlu untuk

membentuk suatu organisasi profesi dan masuk di dalamnya sebagai anggota.

Melalui fungsi pemersatu organisasi ini, penyandang profesi kependidikan

memiliki kekuatan dan kekuasaan dalam menjalankan tugas keprofesiannya.

Bukan hanya itu, suatu organisasi kependidikan berupaya meningkatkan dn

mengembangkan karier, kemampuan, kewenangan profesional, martabat, dan

kesejahteraan tenaga kependidikan. Banyak hal yang bermanfaat bagi penyandang

profesi kependidikan dari organisasi profesinya sendiri. Sebab itu, dipandang

penting untuk dibahas.

Organisasi kependidikan memiliki berbagai peran dalam dunia kependidikan

yang merupakan manfaat adanya organisasi kependidikan. Di Indonesia ada

beberapa organisasi pendidikan sseperti PGRI dan lain sebagainya. Di dalam

setiap organisasi memiliki tujuan yang ingin dicapai bersama, yang pada

hakikatnya menginginkan kepraktisan dalam menyelesaikan masalah dan

mempermudah dalam meningkatkan kualitas out put dari dunia pendidikan.

Fungsi organisasi kependidikan diantaranya sebagai pemersatu dari aktifitas

pendidikan dan juga guna meningkatkan profesionalitas sehingga menghasilkan

peserta didik yang berkapabilitas. Fungsi ini telah tertuang dalam PP No. 38 tahun

1992, pasal 61 yang berbunyi “ Tenaga kependidikan dapat membentuk ikatan

profesi sebagai wadah untuk peningkatkan dan mengembangkan karier,

kemampuan, kewenangan professional, martabat, dan kesejahteraan tenaga

kependidikan.

3.2 Saran

Page 17: Makalah Kelompok 3 Organisasi Profesi Kependidikan

Ssetelah mengetahui pengertian, macam – macam dan fungsi serta tujuan

organisasi kependidikan agar guru ataupun calon guru dapat mengaplikasikannya

dalam bentuk kerja nyata, bukan hanya sebagai pengetahuan saja sementara tidak

ada kerja nyata yang merupakan hasil karya dari partisipasi dalam organisasi

kependidikan. Bentuk partisipasi anggota profesi tidak sebatas terdaftar menjadi

anggota dengan memberikan sejumlah iuran rutin, namun lebih dalam bentuk

nyata yang bersifat professional. Diharapkan pada guru untuk turut serta dalam

beberapa bentuk partisipasi dalam organisasi profesi guru berupa :

1. Aktif mengomunikasikan berbagai pikiran dan pengalaman yang mengarah

kepada pembaharuan dan perbaikan mutu pendidikan.

2. secara aktif melakukan evaluasi diri, baik secara perorangan mapun kelompok

dalam hal praktek professional dengan mengacu kepada standart profesi yang

telah ditetapkan oleh organisasi

3. Bentuk partisipasi mewujudkan perilaku dan sikap professional dalam

kehidupan dan lingkungan kerja guru

Page 18: Makalah Kelompok 3 Organisasi Profesi Kependidikan

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. 1992. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 1992.

_________. 1989. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 1989.

Engkoswara dan Husna Asmara. 1995. Pendidikan dan Prospeknya terhadap

Pembangunan Bangsa dalam PJP II (Ilmu dan Organisasi Profesi Pendidikan).

Jakarta: ISPI.

Kosasi, Raflis. 1994. Profesi keguruan. Jakarta: Rineka Citra.

Hamalik, Oemar. 1984. Pendidikan Guru; Konsep – Kurikulum – Strateggi.

Bandung: Pustaka Martiana.

________. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Saud, Udin Syaefudin. 2008. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfa Beta.

Supriadi, Dedi. 1998. Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta: Adicita

Karaya Nusa.

Syamsuddin, M. Abin. 1999. Pengembangan Profesi dan Kinerja Tenaga

Kependidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Zanti, Sutan dan Syahmiar Syahrun. 1992. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta:

Depdikbud.

http://maktabatelfauzy.wordpress.com/2009/11/01/organisasi-profesi-

kependidikan/

http://ifzanul.blogspot.com/2010/06/hakikat-fungsi-dan-tujuan-organisasi.html