59678643 Buku Profesi Kependidikan

120
Propesi Pendidikan David Sigalingging, SPd [email protected] http://davidsigalingging.wordpress.com BUKU OLEH : David Sigalingging 57573/ 2010

Transcript of 59678643 Buku Profesi Kependidikan

Page 1: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

Propesi PendidikanPropesi Pendidikan

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

BUKU

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIFFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG2011

OLEH :David Sigalingging

57573/ 2010

OLEH :David Sigalingging

57573/ 2010

Page 2: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

BAB I

KONSEP DASAR PROFESI KEPENDIDIKAN

A. Pendahuluan

Derasnya arus infomasi di era globalisasi ini menuntut semua lapisan kehidupan

untuk mengembangkan segala diensinya baik itu dibidang pengetahuan, nilai dan sikap,

maupun keterampilan. Perkembangan dimensi manuasia dapat dilakukan melalui

pendidikan seperti kemampuan intelektual, kecerdasan mengendalikan emosi, dan

memiliki kreatifitas yang tinggi. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis

untuk memperiapan generasi muda yang memiliki kebudayaan, kecerdasan emosional

yang tinggi dan meguasai mega skill yang mantap.

Menurut Michael J. Marquard, 1996 (dalam buku Mohd. Surya 1997) menjelang

abad 21 ada beberapa perubahan yang akan membawa pengaruh terhadap dunia

pendidikan, antara lain ini telah dirasakan adanya perubahan dalam:

1. Lingkungan ekonomi dan social,

2. Lingkungan kerja,

3. Harapan konsumen dan pelanggan, dan

4. harapan pekerja.

Menurut Mekagiansar (1996) memsuki abad 21 pendidikan akan mengalami

perubahan paradigma:

1. Belajar terminal ke belajar sepanjang hayat

2. Dari belajar yang berfokus penguasaan pengetahuan ke belajar holistic

3. Dari ciri hubungan guru dan murid yang bersifat konfrontatif ke citra hubungan

kemitraan

4. Dari pengajaran yang menekan pengetahuan skolastik ke kesimpangan focus

pendidikan nilai

5. Dari kampanye buta aksara ke kampenye melawan buta teknologi, budaya dan

computer.

6. Dari penampilan guru yang terisolasi ke penampilan tim kerja’

7. Dari konsentrasi eksklusif pada kompetisi ke orientasi kerja sama

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 3: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

B. Penyajian

1. Hakekat Profesi Kependidikan

Tenaga kependidikan secara umum adalah orang-orang yang peduli dengan

masalah-masalah kependidikan dan memiliki tugas dan wewenang tertentu di bidang

kependidikan. Peraturan pemerintah No. 38/1992 pasal 1 dijelaskan bahwa yang

dimaksud dengan tenaga kependidikan adalah :

Ayat 1 : Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdi diri

secara langsung dalam penyelenggaraan pendidikan.

Ayat 2 : Tenaga pendidik adalah tenaga kependidikan yang bertugas

membimbing, mengajar dan atau melatih peserta didik.

Ayat 3 : Tenaga pembimbing adalah yenaga pendidik yang bertugas

membimbing peserta didik.

Ayat 4 : Tenaga pengajar adalah pendidik yang bertugas utama mengajar

peserta didik

Ayat 5 : Tenaga pengajar adalah tenaga pendidik yang bertugas utama

melatih peserta didik

Pasal 3

Peraturan pemerintah No. 38/1992 menjelaskan tentang jenis tenaga kependidikan,

terdiri atas :

Ayat 1 : Tenaga kependidikan terdiri atas tenaga pendidik,pengelola satuan

pendidikan, penilik, pengawas, peneliti dan pengembnagan di

bidang pendidikan, pustakawan, laboran, teknisi sumber belajar

penguji.

Ayat 2 : Tenaga pendidik terdiri atas pembimbing, pengajar, dan pelatih.

Ayat 3 : Pengelola satuan pendidikan terdiri atas kepala sekolah direktur,

rector.

2. Harapan dan Tantangan Profesi Tenaga Kependidikan

Salah satu ciri profesi adalah kontrol yang ketat atas para anggotanya. Suatu

profesi ada dan diakui masyarakat karena ada usaha dari orang-orangnya untuk

menghimpun diri. Lewat organisasi itu, profesi dilindungi dan kemungkinan

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 4: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

penyalahgunaan yang bisa membahayakan keutuhan dan wibawa profesi itu. Kode

etik pun disusun dan disepakati oleh para anggotanya.

Bagaimana dengan profesi mengajar atau keguruan? Profesi ini termasuk yang

bernasib kurang baik. Ada yang ngotot menyebutnya profesi. Ada juga yang

menganggapnya bukan. Ada yang mengambil jalan tengah dengan menyebut

mengajar/keguruan sebagai “semi profesional”. Kriteria profesi boleh saja diurutkan

satu persatu, tetapi percuma. Keguruan tetap saja begini, dianggap profesi antara ada

dan tiada. Disebut ada, memang ada, terbukti dari adanya kegiatan belajar mengajar

dan ada jutaan guru. Dikatakan tiada, bisa juga, karena profesi ini tidak jelas

defenisinya.

Profesi dalam dirinya mengandung pengertian penyerahan, pengabdian penuh

pada suatu jenis pekerjaan yang mengimplikasikan tanggung jawab pada diri sendiri,

orang lain dan profesi. Seorang profesional bukan hannya berkerja, melainkan ia tahu

mengapa dan untuk apa ia berkerja serta tanggung jawab apa yang melekat dalam

pekerjaannya. Jadi ia tidak boleh semaunya dalam berkerja.

Guru pada jenjang kebawahlah sering menjadi sorotan. Pada mereka,

mengajar sebagai suatu kegiatan profesional masih dipertanyakan kebenarannya. Kini

situasinya memang sudah lebih baik sehubungan dilakukannya secara ketat sertifikat

mengajar yang hanya membolehkan orang-orang berwenang untuk berdiri di muka

kelas.

Ada beberapa hal yang menyebabkan profesi mengajar / keguruan /

kependidikan suit mengapai posisi tangguh dan terhormat.

a. Sulit sekali didefinisikan apa sesungguhnya profesi mengajar itu dan apa bidang

garapannya yang khas, serta tingkat keahian yang bagaimana yang dituntut.

b. Sejarah mengajar dan guru memang kabur. Dulu siapa saja boleh mengajar

dengan tingkat pendidikan apa pun asal bias tulis baca, dan sekarang sudah ada

pembatasannya.

c. Penambahan guru secara besar-besaran membuat sulitnya standar mutu guru

dikontrol dan dijaga

d. PGRI cenderung bergerak di “pertengahan” antara pemerintah dan guru-guru.

e. Tuntutan masyarakat terus meningkat dan berubah membuat guru makin

tertantang.

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 5: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

C. Pengertian Profesi

a. Profesi

Profesi pada hakikatnya adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka yang

menyatakan bahwa seseorang itu mengabdikan dirinya pada suatu jabatan atau

pelayanan karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu.

Istilah profesi, menurut Everest Hughes (dalam Piet A Sahartian, 1994) merupakan

simbol dari suatu pekerjaan dan selanjutnya menjadi pekerjaan itu sendiri. Hoyle,

(dalam Dedi supriadi, 1997) merupakan salah satu versi tentang ciri-ciri pkok suatu

profesi walaupun tidak sepenuhnya dapat sesuai dengan kebutuhan, dan kondisi kita

yaitu:

1. Fungsi signifikan sosial; suatu profesi merupakan suatu pekerjaan yang memiliki

fungsi dan signifikansi sosial yang benar.

2. Keterampilan; untuk mewujudkan fungsi ini dituntut derajat keterampilan tertentu.

3. Proses pemrolehan ketrampilan tersebut bukan hanya dilakukan secara rutin,

melainkan sifat pemecahan masalah atau penanganan situasi krisis yang menuntut

pemecahan.

4. Batang tubuh ilmu; suatu profesi didasarkan pada suatu disiplin ilmu yang jelas,

sistematis dan ekplisit.

5. Masa pendidikan; upaya mempelajari dan menguasai batang tubuh ilmu dan

keterampilan-keterampilan tersebut membutuhkan masa latihan yang sama,

bertahun-tahun, dan tidak cukup hanya beberapa minggu atau bulan. Hal ini

dilakukan sampai tingkat perguruan tinggi.

6. Sosialisasi nilai-nilai profesional; proses pendidikan tersebut juga merupakan

wahana untuk sosialisasi nilai-nilai profesional dikalangan para siswa/mahasiswa.

7. Kode etik; dalam memberikan pelayanan kepada client, seorang profesional

berpegang teguh kepada kode etik yang pelaksanaannya dikontrol oleh organisasi

profesi. Setiap pelanggaran terhadap kode etik dapat dikenakan sanksi.

8. Kebebasan untuk memberikan judgment-nya; anggota suatu profesi mempunyai

suatu kebebasan untuk menetapkan judgment-nya sendiri dalam menghadapi atau

memecahkan sesuatu dalam lingkup kerjanya.

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 6: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

9. Tanggung jawab profesional dan otonomi; komitmen suatu profesi adalah klien

dan masyarakat. Tanggung jawab profesi harus diabdikan kepada mereka. Oleh

karena itu, praktek profesional itu otonom dari campur tangan pihak luar.

10. Sebagai imbalan dari pendidikan dan latihan yang lama, komitmennya dan seluruh

jasa yang diberikan kepada klien, maka seorang profesional mempunyai prestise

yang tinggi dimata masyarakat dan imbalan yang layak.

b. Profesi Guru

Besarnya perhatian Depdiknas terhadap guru merupakan penguat terhadap apa

yang telah kita sadari selama ini. Guru mempunyai peranan yang amat penting dalam

upaya pendidikan, Ronan Brandt dalam tajuk rencana Education Leadership maret

lalu mencatat :”hamper semua usaha reformasi dibidang pendidikan seperti

pembaharuan kurikulum dan penerapan metode mengajar baru pada akhirnya

tergantung kepada guru (Dedi Supriadi, 75:1997).

D. Ciri-ciri Guru professional

Kesadaran akan perlunya peningkatan profesionalisme berlangsung dalam berbagai

bidang pekerjaan. Banyak orang menganggap begitu pentingnya profesionalisme. Tetapi

begitu dijabarkan secara operasional kedalam langkah-langkahyang nyata dalam apa dan

bagaimananya, tidak gampang, banyak kendala yang dihadapi, mulai pengertian

profesionalisme itu sendiri sampai pada cara untuk meningkatkan profesionalisme itu.

Dalam bidang apapun, profesionalisme seseorang ditunjang oleh tiga hal, dan tanpa

ketiga hal ini dimiliki, sulit seseorang mewujudkan profesionalismenya , yaitu: keahlian,

komitmen dan skiil yang relevan. Ketiga hal itu pertama-tama dikembangkan melalui

pendidikan pra-jabatan, dan selanjutnya ditingkatkan melalui pengalaman dan

pendidikan/latihan dalam jabatan. Karena keahliannya yang tinggi, maka seorang

profesional dibayar tinggi.

Menurut jurnal (dalam Dedi Supriadi, 1998) untuk menjadi profesional, seorang guru

dituntut untuk memiliki lima hal. Pertama, guru mempunyai komitmen pada murid dan

proses belajarnya. Ini berarti bahwa komitmen guru adalah kepada kepentingan siswanya.

Kedua, guru menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya serta

cara mengajarkannya kepada siswanya. Ketiga, guru bertanggung jawab memantau hasil 

belajar murid melalui berbagai teknik evaluasi, mulai cara pengamatan dalam prilaku

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 7: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

murid sampai tes hasil belajar. keempat, guru mempu bersifir sistematis tentang apa yang

dilakukannya, dan belajar dari pengalamannya. Kelima, guru seyogyanya merupakan

bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya.

E. Profesionalisasi Guru

Usaha-usaha apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme

guru? Meningkatkan kualifikasi dan pelatihan mereka adalah penting, melalui pendidikan

pra-jabatan maupun dalam jabatan.

Suatu hal lagi yang menentukan penampilan profesional guru adalah sejauh

manakah ia menguasai prinsip-prinsip pedagogi secara umum mau pun didaktik-metodik

secara khusus yang berlaku pada setiap mata pelajaran. Segi lain yang perlu dicatat adalah

profesionalisasi harus dipandang sebagaiproses yang terus menerus. Dalam proses ini,

pendidikan prajabatan, pendidikan dalam masa jabatan termasuk penataran, pembinaan

dari organisasi profesi dan tempat kerja, penghargaan masyarakat terhadap profesi

keguruan. Penegakan kode etik profesi, sertifikasi, peningkatakn kualitas calon guru,

imbalan, dll. Secara bersama-sama menentukan pengembangan profesionalisme

seseorang termasuk guru. Jika demikian, maka usaha peningkatan profesionalisme guru

merupakan tanggung jawab bersama antara LPTK sebagai penghasil guru, instansi yang

membina guru (dalam hal ini Dinas Pendidikan atau Yayasan swasta), PGRI, dan

masyarakat.

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 8: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

BAB II

GURU SEBAGAI PROFESI

A. Pendahuluan

Pada bagian ini akan dibahas mengenai harkat dan martabat guru khususnya guru

diindonesia, seorang guru harus bias memahami bagaimana harkat dan martabat seorang

guru, dan seorang guru juga harus mempunyai kompetensi untuk menunjukkan

keprofesionalnya, guru juga harus bisa memahami organisasi dan kode etik guru di Indonesia

dan juga bisa memahami, menghayati dan mengenalkan sikap profesionalnya.

B. Materi

1. Hakekat dan martabat guru

Guru yang ideal dan profesional merupakan dambaan setiap insan pendidikan,

sebab dengan guru yang profesional diharapkan pendidikan menjadi lebih berkualitas.

Apabila penghargaan terhadap guru tersebut tidak memadai, Maka harapan atau idealisme

di atas, bukan merupakan pekerjaan yang mudah. Hal ini berkaitan erat dengan

penghargaan masyarakat atau negara terhadap profesi guru. Negara-negara maju

memberikan penghargaan yang lebih kepada guru dibanding dengan Indonesia

2. Kompetensi guru

Inti dari pendidikan adalah interaksi antara pendidik (guru) dengan peserta didik

(murid) dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Pendidik, peserta didik dan tujuan

pendidikan adalah komponen-komponen pendidikan yang esensial (utama). Ketiga

komponen pendidikan ini membentuk suatu segitiga, yaitu jika hilang salah satu

komponennya, maka akan hilang hakekat dari pendidikan itu.

Sebagai pendidik, tugas guru pada dasarnya adalah mendidik, yaitu membantu

anak didik mengembangkan pribadinya, memperluas pengetahuannya, dan melatih

keterampilannya dalam berbagai bidang. Untuk melaksanakan tugasnya ini dengan baik

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 9: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

(efektif), ada sejumlah kemampuan yang harus dimiliki oleh guru. Kemampuan yang

harus dimiliki guru itulah yang dengan disebut kompetensi guru.

Bermacam-macam rumusan tentang kompetensi guru telah dikemukakan oleh

para ahli. Raths   (1964), mengemukakan 12 kompetensi guru yang dikembangkan oleh

guru, yaitu:

1. Explaining, informing, showing how

2. Instianting, directing, and administering

3. Unifying the group

4. Giving security

5. Claclarifyng attitude, beliefs

6. Diagnosing learning problem

7. Making kurikulum meterials

8. Evaluating, recording, reporting

9. Enriching community activies

10. Organizing and arranging classrum

11. Participating in school activies

12. Partisipatig in professional and civic life

Rumusan lain tentang kompetensi guru juga dikemukakan oleh para ahli. Sabertian 

(1994), mengemukakan enam kompetensi guru yang dikembangkan oleh California

Council On Teacher Education, keenam kompetensi tersebut adalah:

1. Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan belajar siswa.

2. Membimbing siswa agar mereka mengerti diri mereka sendiri.

3. Menolong siswa mengerti dan mewujudkan nilai-nilai budhaya bangsa sendiri.

4. Berpartisipasi secara efektif dalam segala kegiatan sekolah.

5. Membantu memelihara hubungan antara sekolah dan masyarakat.

6. Bekerja atas dasar tingkat profesional.

Selain dengan tiga kelompok kompetensi yang dikemukakan oleh Depdikbud,

Syah (1999), juga mengemukakan tiga macam kelompok kompetensi yang harus dimiliki

guru agar sukses dalam tugasnya. Ketiga macam kelompok kompetensi ini adalah:

a. Kompetensi Kognitif (kecakapan ranah cipta)

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 10: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

Kompetensi ranah cipta ini, menurut Syah (1999), merupakan kompetensi utama yang

wajib harus dimiliki oleh setiap guru yang profesional. Keterampilan ranah cipta ini

meliputi dua katagori keterampilan, yaitu :

1. Kategori pengetahuan kependidikan umum, yang meliputi ilmu pandidikan, ilmu

psikologi pendidikan, administrasi pendidikan, dan bimbingan konseling dan

pengetahuan kependidikan khusus, meliputi metode mengajar, metode khusus

pengajaran materi tertentu dan teknik evaluasi.

2. Kategori pengetahuan bidang studi, yaitu menguasai materi-materi dari mata

pelajaran yang akan diajarkan kepada siswanya. Penguasaan guru akan materi-

materi yang akan diajarkan mutlak diperlukan. Dan seyogyanya penguasaan

materi tersebut dikaitkan langsung dengan pengetahuan khusus terutama tentang

metode khusus dan praktek keguruan.

b. Kompetensi Afektif (kecakapan ranah rasa)

Kompetensi ranah afektif ini, menurut syah (1999), meliputi seluruh fenomena

perasaan dan emosi seperti cinta, benci, senang, sedih, dan sikap-sikap tertantu

kepada diri sendiri dan orang lain. Sikap dan perasaan diri ini meliputi :

1. Self-Concept dan self-esteem (konsep diri dan harga diri). Guru yang efektif

adalah guru yang memiliki Self-Concept dan self-esteem tinggi.

2. Self-efficacy dan contextual efficacy (efikasi diri dan efikasi kontekstual guru)

efikasi guru adalah keyakinan guru terhadap keefektifan kemampuannya sendiri

dalam membangkitkan gairah dan kegiatan para siswanya. Sedangkan efikasi

kontekstual atau efikasi mengajar adalah keyakinan guru terhadap kemampuannya

sendiri dalam membangkitkan gairah dan kegiatan para siswanya. Sedangkan

efikasi kontekstual atau efikasi mengajar adalah keyakinan guru terhadap

kemampuannya sebagai pengajar profesional dalam menyajikan materi didepan

kelas dan juga dalam mendayagunakan keterbatasan ruang dan waktu serta

peralatan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar.

3. Attitude of self-accepiance and others acceplance (sikap terhadap penerimaan diri

sendiri dan orang lain). Guru yang efektif adalah guru yang mempunyai sikap

penerimaan atau sikap positif terhadap diri sendiri. Dengan sikap penerimaan dan

sikap positif terhadap diri sendiri, maka akan mudah bagi guru untuk bersikap

positif, dan bisa memahami dan bisa menerima orang lain, khususnya anak

didiknya.

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 11: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

c. Kompetensi Psikomotor (kecakapan ranah karsa)

Menurut Syah (1999), kompetensi psikomotor guru meliputi segala keterampilan atau

kecakapan yang bersifat jasmaniah yang berhubungan dengan pelaksanaan tugasnya

sebagai guru. Secara garis besar, kompetensi ranah karsa ini meliputi :

1. Kecakapan fisik umum, seperti : duduk, berdiri, berjalan, berjabat tangan dan

sebagainya yang berhubungan langsung dengan aktifitas mengajar.

2. Kecakapan fisik khusus, seperti : keterampilan ekspresi verbal (berbicara) dan non

verbal (contohnya : menulis, memperagakan proses terjadinya sesuatu, dan

memperagakan prosedur melakukan praktis tertentu sesuai dengan perjalanan

verbal).

3. Organisasi Profesional Guru

a. Fungsi Organisasi Profesional Keguruan

Sebagai telah disebutkan bahwa salah satu kriteria jabatan profesional adalah

jabatan profesi harus mempunyai wadah untuk mnyatukan gerak langkah untuk

mengendalikan keseluruhan profesi, yakni organisasi profesi. Bagi guru-guru di

negara kita, wadah ini telah ada yakni Persatuan Guru Republik Indonesia, lebih

dikenal dengan singkatan PGRI. Didirikan di Surakarta tanggal 25 November 1945.

Salah satu tujuan dari PGRI adalah mempertinggi kesadaran, sikap, mutu, dan

kegiatan profesi guru serta meningkatkan kesejahteraan mereka (Basuni,1986) selain

itu basuni juga menguraikan misi utama PGRI yaitu:

1. Misi politis,/ideologis

2. Misi persatuan/organisatoris

3. Misi profesi

4. Misi kesejahteraan

b. Jenis-jenis organisasi keguruan

Disamping PGRI sebagai satu-satunya organisasi guru-guru sekolah yang

diakui pemerintah saat ini, ada organisasi sekolah yang disebut Musyawarah Guru

Mata Pelajaran (MGMP), yang didirikan atas anjuran pejabat-pejabat pada

Departemen Pendidikan Nasional. Selain dari pada organisasi tersebut juga ada

organisasi resmi di bidang pendidikan, yakni Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia

(ISPI) yang saat ini mempunyai devisi-devisi, antara lain Asosiasi Bimbingan Dan

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 12: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

Konseling Indonesia (ABKIN), Himpunan Administrasi Pendidikan Indonesia

(HISAPIN), Himpunan Sarjana Bahasa Indonesia (HSPBI) dan lain-lain.

4. Kode Etik Guru

a. Pengertian Kode Etik

Setiap profesi mempunyai kode etik, guru sebagai jabatan profesi juga

mempunyai kode etik. Sama halnya dengan kata profesi, penafsiran tentang kode etik

juga belum memiliki pengertian yang sama.

Kode etik suatu profesi adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh

setiap anggota profesi dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya

dimasyarakat. Norma-norma tersebut memberikan petunjuk bagi anggota profesi

tantang bagaimana mereka melaksanakan profesinya, dan larangan-larangan, yaitu

ketentuan-ketentuan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh diperbuat atau

dilaksanakan oleh mereka tidak saja dalam melaksanakan tugas profesi mereka,

melainkan juga menyangkut tingkah laku mereka pada umumnya dalam pergaulan

sehari-hari di masyarakat

b. Tujuan Kode Etik

Menurut Hermawan (1989) tujuan adanya kode etik adalah sebagai berikut:

1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.

2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya.

3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.

4. Untuk meningkatkan mutu profesi.

5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.

c. Sanksi Pelanggaran Kode Etik

Sanksi yang didapat oleh sesorag yang melanggar kode adalah sanksi moral

yang berupa celaan dari rekan-rekannya, dan sanksi yang dianggap terberat adalah si

pelanggar dikeluarkan dari organisasi profesi

Kode Etik Guru Indonesia

Persatuan Guru Republik Indonesia menyadari bahwa Pendidikan adalah

merupakan suatu bidang Pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa dan Tanah

Air serta kemanusiaan pada umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa Pancasila dan

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 13: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

Undang –Undang Dasar 1945 . Maka Guru Indonesia terpanggil untuk menunaikan

karyanya sebagai Guru dengan mempedomani dasar –dasar sebagai berikut :

1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia

pembangun yang berjiwa Pancasila

2. Guru memiliki kejujuran Profesional dalam menerapkan Kurikulum sesuai dengan

kebutuhan anak didik masing –masing .

3. Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi tentang

anak didik , tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan .

4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan

orang tua murid sebaik –baiknya bagi kepentingan anak didik

5. Guru memelihara hubungan dengan masyarakat disekitar sekolahnya maupun

masyarakat yang luas untuk kepentingan pendidikan .

6. Guru secara sendiri – sendiri dan atau bersama – sama berusaha mengembangkan

dan meningkatkan mutu Profesinya .

7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru baik

berdasarkan lingkungan maupun didalam hubungan keseluruhan .

8. Guru bersama –sama memelihara membina dan meningkatkan mutu Organisasi

Guru Profesional sebagai sarana pengapdiannya.

9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan Pemerintah

dalam bidang Pendidikan.

5. Sasaran Sikap Professional Guru

Guru merupakan pendidik yang profesional mempunyai citra yang baik di

masyarakat apabila dapat menunjukkan kepada masyarakat apabila ia layak menjadi

panutan atau teladan bagi masyarakat sekelilingnya. Masyarakat terutama akan melihat

sikap dan perbuatan guru itu sehari-hari, apakah patut diteladani atau tidak. Bagaimana

guru meningkatkan pelayanannya dan pengetahuannya, memberi arahan dan dorongan

kepada anak didiknya, dan bahkan bagaimana cara guru berpakaian, bergaul dengan

siswa, teman-temannya, serta anggota masyarakat, serta menjadi perhatian masyarakat.

Walaupun segala peilaku guru selalu diperhatikan oleh masyarakat, tetapi yang

akan dibicarakan dalam bagian ini adalah khusus prilaku guru yang berhubungan daengan

profesinya. Hal ini berhubungan denga bagaimana polah tingkah laku guru dalam

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 14: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

memahami, menghayati, serta mengamalkan sikap kemampuan dan sikap profesionalnya.

Yakni sikap sikap profesional keguruan terhadap :

1. Sikap terhadap peratuan perundang-undangan

Pada butir 9 kode etik guru Indonesia disebutkan bahwa: Guru melakanakan segala

kebijakan pemerintuah untuk bidang pendidikan.” Kebijakan pendidikan di Negara

kita dipegang oleh pemerintah, dalam hal ini oleh Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.denga mengeluarkan ketentuan – ketentuan dan peraturan perauran yang

merupakan kebijakan yang akan dilaksanakan oleh apratnya.

2. Sikap terhadap orgaisasi profesi

Guru bersama – sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai

sarana perjuangan dan pengabdian. PGRI sebagai organisasi profesi memerlukan

pembinaan agar lebih berdaya guna dan berhasil sebagai wadah untuk membawakan

misi dan memantapkan profesi guru. Maka dari itu setiap orang harus memberikan

waktu sebagiannya untuk kepentingan pembinaan profesinya dan semua waktu dan

tenaga yang diberikan oleh para anggota ini dikoordinasikan oleh para pejabat

organisasi tersebut, sehingga pemanfaatannya mnjadi efektif dan efisien

3. Sikap terhadap teman sejawat

Dalam ayat 7 kode etik gutu disebutkan bahwa guru memelihara hubungan seprofesi,

semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan social. Itu berarti guru hendaknya kerja

dan hendanya menciptakan dan memelihara semangat kekeluargaan didalam maupun

diluar sekolah.

4. Sikap terhadap anak didik

Telah dijelaskan bahwa guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk

manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila. Tujuan pendidikan nasional

dengan jelas dapat dibaca dalam UU No. 2/2989 tentang Sistem Pendidikan Nasional

yakni membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila

5. Sikap terhadap tempat kerja

Suasana yang harmonis disekolah tidak akan terjadi bila personal yang terlibat

didalamnya tidak menjalin hubungan yang baik diantara sesamanya. Penciptaan

suasana kerja menantang harus dilengkapi denagn terjalinnya hubungan yang baik

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 15: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

denagn orang tua dan masyarakat sekitarnya. Ini dimaksudnya untuk membina peras

serta rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan

6. Sikap terhadap pemimpin

Dalam kerja sama yang dituntut pemimpin tersebut diberikan berupaya tuntutan akan

kepatuhan dalam melaksanakan arahan dan petunjuk yang diberikan mereka.

7. Sikap terhadap pekerjaan

Kode etik 6 dituntut guru baik secara pribadi maupun secara kelompok untuk

meningkatkan mutu pribadi maupun kelompok untuk selalu meningkatkan mutu dan

martabat profesinya. Profesi guru berhubungan denagn anak didik yang mempunyai

persamaan dan perbedaan yang melayaninya harus memerlukan kesabaran dan

ketelatenan yang tinggi, terutama bila berhubungan denagn peserta didik yang masih

kecil.

BAB III

PROFESI GURU SEBAGAI JABATAN FUNGSIONAL

A. Pendahuluan

Pada bagian ini akan dibahaskan mengenai bagaimana yang dikatakan guru yang ideal

dan bagaimana ciri-ciri nya? dan pada bagian ini juga akan di jelaskan tugas, tanggung

jawab dan wewenang seorang guru. Disini juga kita akan memahami apakah guru itu

suatu jabatan fungsional., dan kita juga akan mengetahui apakah penghargaan masyarakat

terhadap guru di Indonesia.

B. Materi

1. Guru Yang Ideal

Guru yang ideal adalah guru yang menguasai kompetensinyasebagai guru.

Banyak Rumusan oleh para ahli tentang kompetensi guru, misalnya (dalam Roestiyah,

1989) memberikan sepuluh rumusan tentang kompetensi guru, yaitu :

a. Menguasai bahan pelajaran

b. Mengelola program belajar mengajar

c. Mengelola kelas

d. Menggunakan media/sumber belajar

e. Menguasai landasan-landasan kependidikan

f. Mengelola interaksi belajar mengajar

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 16: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

g. Menilai prestasi peserta didik untuk kepentingan pengajaran

h. Mengenal fungsi dan program layanan bibingan dan knseling sekolah

i. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah

j. Memahami prinsip-prinsip dan menjelaskan hasil-hasil penelitian

pendidikan guna keperluan pengajaran.

Sedangkan Pulias dan Young (1977) mengemukakan hendaknya guru dapat

berperan sebagai:

a. Pembimbing (a guide)

b. Guru ( a teacher)

c. Modemis, perantara antar generasi (a bridge beween generation)

d. Model ( a model)

e. Peneliti ( a searcher)

f. Konselor ( a counselor)

g. Pencipta ( a creator)

h. Empunya kekuasaan, dalam ilmu pengetahuan (an autheory)

i. Pembeli inspirasi (an inspirer of visiora)

j. Pekerjaan rutin ( a doer of routine)

k. Perantara ( a breaker og camp)

l. Pembawa cerita ( a story teller)

m. Actor ( an actor)

n. Pembuat desain (a scene designer)

o. Pembina Masyarakat ( a buider of community)

p. Peserta didik (a learner)

q. Penerima realitas ( a facer of reality)

r. Pengikut (emancipator)

s. Pengevaluasi (a evaluator)

t. Pengubah (a conserver)

u. Peraih cita-cita / puncak (a culmnator)

v. Manusia biasa ( a person)

2. Tugas Pokok, Tanggung Jawab dan Wewenang Guru

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 17: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

Keputusan Menpan nomor 84/1993, Guru adalah pegawai negeri yang diberi

tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang

untuk melaksanakan pendidikan dengan tugas utama mengajar peserta didik pada

jenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk taman kanak-kanak atau

membimbing peserta didik pada pendidikan dasar dan menengah.

3. Penghargaan Masyarakat Terhadap Guru di Indonesia

Untuk mendapatkan berpuluh predikat atau peran guru bukan pekerjaan yang

mudah. Hal ini sangat berkaitan dengan penghargaan masyarakat atau Negara

terhadap profesi ini. Negara-negara maju memberikan penghargaan yang lebih kpada

guru. Supriadi (1999) mengindentifikasi bahwa gaji guru dinegara maju lebih tinggi

antara 111% s/d 235% lebih tinggi dibandingkan gaji pegawai administrasi dan sector

industri. Di Belanda gaji guru 111% lebih tinggi dibadingkan dengan gaji pegawai

administrasi, Australia 116%, Amerika Serikat 128%, Perancis 157%, Selandia Baru

185%. Dibandingkan dengan sector industri, gaji guru di Australia lebih tinggi,

Skotlandia 120%, Amerika Serikat 125%, Selandia Baru 125%, Belanda 126%,

Jerman 213%, Finlandia 234%, dan Swedia 235%. Hasil Survei di Amerika (dalam

Sahertian, 1994) menunjukkan bahwa pekerjaan guru menjadi urutan pertama (31,3)

diikuti jabatan perawat (27,1%) pegawai pemerintah (19,1%) pedagang (12,8%) dan

ahli hukum (9,7%).

Kondisi ini sangat bertolak belakang dengan di Indonesia, dimana guru atau

dosen menjadi pilihan profesi terakhir setelah pekerjaan lainnya. Dari pengamatan

diatas nampaknya idealisme guru tidak dapat dipisahkan dengan imbalan (gaji)

penghargaan yang diperoleh guru.

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 18: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

BAB IV

WAWASAN BIMBINGAN DAN KONSELING

PENDAHULUAN

Materi yang dibahas dalam pokok bahasan ini mencakup konsep dasar dan pentingnya

wawasa bimbingan dan konseling dikuasai oleh guru. Oleh sebab itu tujuan dari pokok

bahasan wawasan dan bimbingan konseling agar mahasiswa bias memahami pengertian dan

tujuan bimbingan dan konseling, dan mampu mendeskripsikan latar belakang perlunya

bimbingan dan konseling dalam pendidikan, menjelaskan fungsi dan prinsip bimbingan dan

konseling, serta menjelaskan azas-azas bimbingan dan konseling.

MATERI

A. Penegertian Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan yan terintegrasi dalam

keseluruhan proses belajar megajar. Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada

individu atau kelompok agar mereka dapat mandiri, melalui bahan, interaksi, nasehat,

gagasan ,alat dan asuhan yang di dasarkan atas norma atau nilai-nilai yang berlaku.

Sedangkan konseling sebagai suatu usaha memperoleh konsep diri pada individu siswa.

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 19: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

Konsep diri meliputi konsep tentang diri, orang lain, pendapat orang lain tentan diri,

tujuan (harapan, kepercayaan diri) serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku

dilingkungan dan masyarakat. (prayitno, 1987).

Kegiatan bimbingan dan konseling disekolah ditetapkan adanya 4 bidang bimbingan

dan konseling. Keempat biadang tersebut adalah :

1. Bidang bimbingan pribadi; membantu individu menilai kecakapan, minat bakat, dan

karakteristik kepribadian diri sendiri untuk mengembangkan diri secara realistik.

2. Bidang bimbingan sosial; membantu individu menilai dan mencari alternatif

hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya atau dengan lingkungan

sosial yang lebih luas.

3. Bidang bimbingan belajar; membantu individu dalam kegiatan dalam rangka

mengikuti jenjang dan jalur pendidikan tertentu dan/atau dalam rangka menguasai

kecakapan atau keterampilan tertentu.

4. Bidang bimbingan karier; membantu individu dalam mencari dan menetapkan pilihan

serta mengambil keputusan berkenaan dengan karier tertentu, baik karier di masa

depan maupun karier yang sedang dijalaninya

Untuk melaksanakan keempat bidang tersebut ada tujuh layanan yang diberikan

kepada siswa menurut prayitno antara lain :

1. Layanan orientasi

Layanan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman penyesuaian diri siswa

terhadap lingkungan sekolah dan atau koponen pendidikan lainnya yang baru

dimasuki siswa.

2. Layanan informasi

Layananini bertujuan untuk membekali siswa dengan berbagai hal yang bergunauntuk

mengenal diri, dan merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai

siswa, anggota keluarga dan masyarakat.

3. Layanan penempatan dan penyaluran

Layanan ini bertujuan untuk memberikan layanan tentang berbgai hal seperti

kemampuan, bakat dan minat siswa yang belum tersalurkan secara tepat.

4. Layanan pembelajaran

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 20: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

Layanan ini bertujuan untuk memungkinkan siswa memahami dan mengembangkan

sikap dan kebiasaan belajar yang baik, keterampilan dan materi belajar yang cocok

dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya serta tuntutan kemampuan yang berguna

untuk kehidupan dan pekembangannya.

5. Layanan konseling perorangan

Layanan ini dapat dipecahkan dalam berbagai masalah siswa dan dapat dilaksanakan

untuk segenap masalah siswa secara perorangan.

6. Layanan bimbingan kelompok

Layanan ini memugkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh bahan dari nara

sumber yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik secara individu, keluarga

dan masyarakat.

7. Layanan konseling kelompok

Layanan ini siswa memperoleh kesempatan untuk membahas dan menuntaskan

masalah melalui dinamika kelompok.

Agar terlaksananya kegiatan bimbingan dan konseling dengan baik disekolah diperlukan

kegiatan pendukung dalam kaitannya dengan kegiatan bimbingan dan konseling, menurut

prayitno (1997) adalah :

1. Aplikasi intrumen bimbingan dan konseling

2. Konferensi kasus

3. Kunjungan rumah

4. Alih tangan kasus.

B. Latar Belakang Perlunya BImbingan Dan Konseling Dalam Pendidikan

Berikut akan dikemukakan beragai latar belakang perunya bimbingan dan konseling

dalam pendidikan.

a. Latar belakang social budaya

Perkembangan dan perubahan social budaya sangat cepat terjadi dalam

kehidupan manusia saat ini, terutama dengan adanya era globalisasi. Perkembangan

dan perubahan tersebut akan mengakibtkan bertambahnya jenis pekerjaan,

pendidikan, dan pola yang dituntut untuk mengisi kehidupan tersebut.

b. Latar belakang pendidikan

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 21: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal mempunyai peranan yang penting dalam

usaha mendewasakan siswa. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar ada tiga

bidang pendidikan yang satu sama lain saling berkaitan

1. Bidang pengajaran dan kurikulum

2. Bidang administrasi dan kepemimpinan

3. Bidang layanan bantuan

c. Latar belakang psikologis

Latar belakang dari segi psikologis menyangkut masalah perkembangan

individu, perbedaan individu, kebutuhan individupenyesuaian diri serta masalah

belajar. Masalah psikologis siswa dapat berupa:

1. Masalah perkembangan individu

Pada masalah ini siswa diharapkan dapat memberikan bimbingan dan arahan

dalam proses perkembangan mereka.

2. Masalah perbedaan individu

Disekolah siswa dibentuk oleh lingkungan guru dan materi pelajaran yang

sama, akan tetapi hasilnya berbeda, ada siswa yang cepat, lambat, dan malas

dalam belajar, kentyataan ini menunjukkan pelayanan bimbingan dan konseling

diperlukan, sebab melalui kegiatan bimbingan dan konseling perbedaan individu

merupakan faktor layanan.

3. Masalah penyesuaian diri dan kelainan tingkah laku

Penyesuaian diri merupakan kelanjutan perubahan individu. Bila individu dapt

memenuhi kebutuhan tersebut dan ditunjang oleh lingkungan yang konduksif

maka individu dapatmenyesuaikan diri tanpa mengalami masalah.

4. Masalah belajar

Individu yang sedang belajar dipngaruhi oleh berbagai faktor, baik yang

berasal dalam diri ataupun luardiri mereka. Faktor dalam maupun luar individu

dapat menimbulkan masalah belajar bagi siswa.

C. Tujuan Bimbingan Dan Konseling

Tujuan bimbingan dan konseling secara umum adalah untuk membantu individu

dalam mencapai kebahagiaan hidup pribadi, kehidupan yang efektif dan produktif

dimasyarakat, hidup bersama individu lain serta harmonis antara cita-cita dengan

kemampuan yang ada.

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 22: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

Tujuan bimbingan dan konseling mencakup

a. Tujuan bimbingan dan konseling untuk kepentingan sekolah

b. Tujuan bimbingan dan konseling untuk siswa

c. Tujuan bimbingan dan konseling untuk guru

d. Tujuan bimbingan dan konseling untuk orang tua siswa

e. Tujuan bimbingan dan konseling

D. Fungsi Bimbingan dan Konseling

1. Fungsi pemahaman

Fungsi ini merupakan landasan dari kegiatan bimbingan dan konseling

2. Fungsi pencegahan

Yaitu pelayanan bimbingan dan konseling dapat dimanfaatkan untuk menghindari

individu dari permasalahan-permasalahan yang mungkin akan menimpan individu

tersebut, yang identik dengan slogan kesehatan “mencegah lebih baik dari pada

mengobati.

3. Fungsi pengentasan

Yaitu pelayanan yan dimanfaatkan untuk membantu individu terlepasa dari masalah

yang dihadapinya

4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan

Yaitu pelayanan yang dapat dimanfaatkan untuk memelihara dan mengembangkan

segala yang baik yang ada pada diri individu, baik berupa potensi sebagai bawaan

ataupun hasil perkembangan yang diperoleh dari belajar.

5. Fungsi advokasi

Yaitu pelayanan bimbingan yang dapat dimanfaatkan untuk memberikan

perlindungan pada individu, terhadap tindakan yang tidak adil yang dikenakan

kepada mereka, terutama perlindungan terhadap hak pendidikan anak.

E. Prinsip-prinsip Bimbingan Dan Konseling

a. Prinsip-prinsip umum

1. Sikap dan tingkah laku individu terbentuk dari aspek kepribadian yang unuk dan

ruet

2. Pegenalan dan pemahaman tentang perbedaan merupakan suatu keharusan

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 23: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

3. Bimbingan diusahakan untuk dapt mengarahkan individu untuk menolong diri

sendiri

4. Bimbingan terpusat pada individu siswa

b. Prinsip khusus yang berhubungan dengan siswa

1. Pelayan ditunjukkan untuk seluruh siwa

2. Ada kriteria tertentu untuk menentukan perioritas

3. Program bimbingan harus berpusat pada siswa

c. Prinsip yang berhubungan dengan guru pebimbing

1. Guru pebimbing harus mampu melakukan tujuan sesuai dengan kemampuan

2. Guru pebimbing hendaklah dipelihara atas dasar kualifikasi pendidikan,

kepribadian, pengalaman dan kemapuan

3. Guru pebimbing harus dapat kesempatan untuk megembangkan dirinya serta

keahlian melalui latihan dan penataran.

d. Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan organisasi dan admnistrasi bimbingan

1. Bimbingan dilakukan secara berlanjut

2. Tersedianya kartu pelayan pribadi

3. Program disesuaikan dengan program sekolah

F. Azas-Azas Bimbingan Dan Konseling

a. Asas Kerahasiaan, yaitu segala sesuatu yang dibicarakan peserta didik kepada

pembimbing tidak boleh disampaikan kepada orang lain.

b. Asas Kesukarelaan, yaitu pelaksanaan Bimbingan dan Konseling berlangsung atas

dasar kesukarelaan dari kedua belah pihak, baik dari peserta didik maupun

pembimbing.

c. Asas Keterbukaan, yaitu Bimbingan dan Konseling dapat berhasil dengan baik jika

peserta didik yang bermasalah mau menyampaikan maslah yang dihadapi kepada

pembimbing dan pembimbing bersedia membantunya.

d. Asas Kekinian, yaitu masalah yang ditangani oleh Bimbingan dan Konseling adalah

masalah sekarang walaupun ada kaitanya dengan masalah yang lampau dan yang akan

dating. Selain itu juga hendaknya pembimbing sesegerah mungkin menangani

masalah peserta didik.

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 24: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

e. Asas Kemandirian, yaitu Bimbingan dan Konseling membantu agar peserta didik

dapat mandiri atau tidak tergantung baik kepada pembimbing atau orang lain.

f. Asas Kegiatan, yaitu Bimbingan dan Konseling harus dapat membantu

membangkitkan peserta didik agar berusaha melakukan kegiatan yang diperlukan

untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.

g. Asas Kedinamisan, yaitu Bimbingan dan Konseling hendaknya dapat membantu

terjadinya perubahan yang lebih baikdan mampu kearah pembaruan pada diri peserta

didik.

h. Asas Keterpaduan, yaitu Bimbingan dan Konseling hendaknya dapat memadukan

aspek kepribadian peserta didik dan proses layanan yang dilakukan.

i. Asas Kenormatifan, yaitu usaha Bimbingan dan Konseling harus sesuai dengan

norma-norma yang berlaku, baik norma agama, norma adapt, norma hokum atau

Negara, norma ilmu, dan norma kebiasan sehari-hari.

j. Asas Keahlian, yaitu Bimbingan dan Konseling adalah layanan professional sehingga

perlu dilakukan oleh ahli yang khusus dididik untuk melakukan tugas ini.

k. Asas Ali Tangan,Bila usaha yang dilakukan telah optimal tetapi belum berhasil atau

masalahnya diluar kewenangannya.

l. Asas Tutwuri Handayani, yaitu Bimbingan dan Konseling hendaknya secara

keseluruhan dapat memberikan rasa aman, mengembangkan keteladanan, memberi

rangsangan dan dorongan serta kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk

maju sesuai dengan potensinya.

BAB V

PERANAN GURU DALAM PELAKSANAAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN

KONSELING DI SEKOLAH

A. PENDAHULUAN

Bimbingan dan konseling merupakan suatu program yang terintegrasi dalam

keseluruhan proses pembelajaran. Kegiatan bimbingan dan konseling pada dasarnya

adalah usaha sadar yang dilakukan oleh guru pembimbing bersama siswa untuk mencapai

kemandirian dalam keseluruhan proses kehidupan, baik sebagai individu, anggota

kelompok, keluarga atau masyarakat pada umumnya.

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 25: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

Di sekolah, guru sebagai pengelola proses pembelajaran, sering dihadapakan pada

berbagai masalah. Dalam situasi demikian, kadangkala guru tidak dapat mengatasinya

karena adanya keterbatasan pengetahuan atau keahlian yang dimiliki. Di sisi lain, guru

diharuskan untuk melaksanakan Program Pengajaran, karena itu guru sebagai ujung

tombak dalam proses pendidikan memerlukan rekanan kerja untuk menangani

permasalahan para peserta didik,

Bila kita teliti pengertian bimbingan dan konseling terdahulu, maka pada

prinsipnya tujuan program bimbingan dan konseling secara umum dan luas di sekolah

adalah untuk membantu peserta didik dalam mencapai kebahagiaan hidup pribadi,

kehidupan yang efektif dan produktif di masyarakat, hidup bersama individu lain serta

harmoni antara cita-cita dan kemampuan yang ada. Tujuan program bimbingan dan

konseling di sekolah tidak terbatas pada para siswa tetapi mencakup keseluruhan

masyarakat sekolah pada umumnya yaitu untuk kepentingan sekolah, siswa, guru dan

orang tua siswa.

B. MATERI

1. Program bimbingan dan konseling

a. Makna dan tujuan

Program bimbingan dan konseling merupakan suatu rangakaian kegiatan yang

terencana,terorganisasi dan terkoordinasi selama periode waktu tertentu (Winkel,

1991). Prayitno, (2000) memberikan makna bahwa program bimbingan dan

konseling (BK) adalah satuan nrencana kegiatan BK yang akan dilaksanakan pada

periode waktu tertentu. Program ini memuat unsure-unsur yang terdapat di dalam

berbagai ketentuan tentang pelaksanaan BK dan diorientasikan kepada pencapaian

tujuan kegiatan BK di sekolah. Prayitno, dkk (1997) mengingatkan bahwa program-

program kegiatan BK perlu disusun dalam bentuk satuan-satuan kegiatan yang

nantinya akan merupakan wujud nyata pelayanan lansung bimbingan dan konseling

terhadap siswa asuh.

Tujuan penyusunan program BK tidak lain adalah agar kegiatan BK di

sekolah dapat terlaksana dengan lancar,efektif dan efisien serta hasilnya dapat

dinilai. Program bimbingan yang disusun dengan baik dan rinci akan memberikan

banyak keuntungan (Moh. Surya dan Rochman Natawidjaja, 1996), yaitu:

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 26: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

a. Memungkinkan para petugas menghemat waktu, usaha biaya dan menghindari

kesalahan-kesalahan dan usaha coba-coba yang tidak menguntungkan

b. Memungkinkan siswa untuk mendapatkan layanan bimbingan secara seimbang

dan menyeluruh, baik dalam hal kesempatan, ataupun dalam jenis layanan

bimbingan yang diperlukan

c. Memungkinkan setiappetugas mengetahui dan memahami peranannya masing-

masing dan mengetahui bagaimana dan dimana mereka harus melakukan upaya

secara tepat

d. Memungkinkan petugas untuk menghayati pengalaman yang sangat berguna

untuk kemajuannya sendiri dan untukkepentingan para siswa yang dibimbingnya

Dari uraian di atas tergambar bahwa efektivitas pelaksanaan kegiatan

bimbingan dan kinseling disekolah akan terwujud bila kegiatan tersebut didukung

oleh adanya program-program yang jelas dan tersusun secara sistematis sesuai

dengan kebutuhan.

b. Unsur – unsur program bimbingan dan konseling

Prayitno (2000) menjabarkan bahwa unsur-unsur yang harus diperhatikan dan

menjadi program BK di sekolah adalah sebagi berikut:

a. Jumlah siswa dibimbing:

1) Guru Pembimbing : 150 orang

2) Kepala sekolah dari guru pembimbing : 40 orang

3) Wakil kepala sekolah dari guru pembimbing : 75 orang

4) Guru kelas : satu kelas

b. Kegiatan BK dilaksanakan di:

1) Dalam jam belajar sekolah

2) Luar jam belajar sekolah, maksimumnya 50%

c. Unsur “BK-Pola 17”:

1) Bidang-bidang bimbingan yaitu:

a) Bimbingan pribadi

b) Bimbingan social

c) Bimbingan belajar

d) Bimbingan karier

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 27: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

2) Jenis-jenis layanan BK, yaitu:

a) Orientasi

b) Informasi

c) Penempatan/penyaluran

d) Pembelajaran

e) Konseling perorangan

f) Bimbingan kelompok

g) Konseling kelompok

3) Kegiatan pendukung BK, yaitu:

a) Aplikasi instrumentasi

b) Himpunan data

c) Konferensi kasus

d) Kunjungan rumah

e) Alih tangan kasus

d. Volume kegiatan BK di sekolah:

a) Layanan orientasi : 4 – 6%

b) Layanan informasi : 10 – 12 %

c) Layanan penempatan penyaluran : 5 – 8%

d) Layanan pembelajaran : 10 – 12%

e) Layanan konseling perorangan : 5 – 8%

f) Layanan bimbingan kelompok : 15 – 20%

g) Layanan konseling kelompok : 12 – 15%

h) Kegiatan aplikasi instrumentasi : 4 – 8%

i) Kegiatan himpunan data : 0%

j) Kegiatan konferensi kasus : 5 – 8%

k) Kegiatan kunjungan rumah : 5 – 8%

l) Kegiatan alih tangan kasus : 0 – 2%

Ada dua kegiatan pendukung yang persentase dari volume kegiatannya

dapat dianggap 0% yakni kegiatan himpunan data dan kegiatan alih tangan kasus.

Untuk kegiatan himpunan data artinya bahwa kegiatan itu dilaksanakan secara

terus menerus tetapi persentasenya tidak dihitung,sedangkan untuk kegiatan alih

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 28: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

tangan kasus mengandung makna bahwa sedapat-dapatnya tidak dilaksanakan,

jika semua masalah peserta didik dapat ditanganioleh Guru pembimbing.

c. Penyususnan program

Program BK di sekolah meliputi:

a. Program harian, yaitu program yang akan dilaksanakan hari-hari tertentu dalam

satu minggu

b. Program mingguan, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk

kurun waktu satu minggu dalam satu bulan

c. Program bulanan, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk

kurun waktu satu bulan tertentu dalam satu catur wulan

d. Program catur wulanan, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh

dalam kurun waktu satu catur wulan tertentu dalam satu tahun ajaran

e. Program tahunan, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh dalam

kurun waktu satu tahun tetrtentu dalam satu jenjang sekolah

d. Pelaksanaan program

Dalam setiap program yang terimpelementasi dalam program harian

diwujudkan dalam berbagai satuan layanan (SATLAN) dan satuan kegiatan

pendukung (SATKUNG). SATLAN dan SATKUNG inilah yang secara langsung

dilaksanakan secara tatap muka dengan siswa yang dibimbing baik secara klasikal,

kelompok atau perorangan.

Pelaksanaan isi program BK selalu dikaitkan dengan lima tahap kegiatan BK, yaitu:

a. Penyusunan program

b. Pelaksanaan program

c. Penilaian hasil layanan

d. Analisis hasil layanan

e. Tindak lanjut

Penilaian hasil layanan dilakukan dengan memperhatikan prosedur penilaian

hasil layanan BK, baik yang bersifat segera, penilaian jangka pendek dan penilaian

jangka panjang. Guru pembimbing diharapkan melaksanakan kelima tahap tersebut

dan pada setiap akhir semester Guru pembimbing melakukan penilaian menyeluruh

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 29: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

terhadap hasil-hasil kegiatan BK yang akan dilaksanakan selama satu semester

penuh.

2. Bidang dan Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling

1. Bidang-bidang bimbingan

a. Bimbingan pribadi,yaitu pelayan bimbingan dan konseling yang diarahkan

untuk membantu siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yanga

beriman dan bertakwa terhadap Tuhan yang Yang Maha Esa, mantap dan

mandiri serta sehat jasmani dan rohani

b. Bidang bimbingan sosial,yaitu pelayan bimbingan dan konseling yang

diarahkan untuk membantu siswa mengenal dan berhubungan dengan

lingkungan sosialnya yang dilandasi budi pekerti luhur, tanggung jawab

kemasyarakatan dan kenegaraan

c. Bidang bimbingan belajar,yaitu pelayanan bimbingan yanga diarahkan un tuk

membantu siswa untuk mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yanga

baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan, serta menyiapkannya

untuk melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi, atau

mempersiapkan siswa untuk terjun langsung ke lapangan pekerjaan tertentu

(khusus untuk SMK)

d. Bidang bimbingan karier , yaitu pelayanan bimbingan dan konseling yang di

arahkan untuk membantu siswa untuk merencakan dan mengembangkan masa

depan karier (khusus di SMU), membantu mengenal potensi diri,

mengembangkan dan memantapkan pilihan karier, serta mengembangkan

keterampilan kejuruan dan aplikasi yang dipilhnya (khusus untuk SMK)

2. Jenis-jenis layanan BK

a. Layanan orientasi

Ditujukan untuk siswa baru dan untuk pihak-pihak lain terutama orang tua siswa

guna memberikan pemahaman dan penyesuaian diri terutama penyesuaian siswa

terhadap lingkungan sekolah yang baru dimasukinya, di samping itu juga

mempermudah penyesuaian diri siswa terhadap pola kehidupan social, kegiatan

belajar dan kegiatan lain yang mendukung keberhasilan siswa.

b. Layanan informasi

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 30: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

Bertujuan untuk membekali individu siswa dengan berbagai pengetahuan yang

dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri,

merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota

keluarga dan masyarakat.

c. Layanan penempatan/penyaluran

Bertujuan untuk menempatkan dan menyalurkan kemampuan, bakat dan minat

siswa agar berada pada posisi dan pilihan yang tepat yaitu berkenaan dengan

penjurusan,kelompok belajar, pilihan pekerjaan atau karier, kegiatan ekstra

kurikuler, program latihan dan pendidikan yang lebih tinggi ssesuai dengan

kondisi fisik dan psikisnya.

d. Layanan pembelajaran

Bertujuan untuk memungkinkan siswa memahami dan mengembangkan sikap

dan kebiasaan belajar yang baik, keteramplilan dan materi belajar yang cocok

dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta tuntutan kemampuan yang

berguna dalam kehidupan dan perkembangan dirinya.

e. Layanan konseling perorangan

Memungkinkan siswa mendapatka layanan langsung secara tatap muka dengan

guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan mengentaskan

permasalahannya.

f. Layanan bimbngan kelompok

Dimaksudkan untuk memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh

berbagai bahan dari berbagai sumber terutama dari guru pembimbing yang

bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari

g. Layanan konseling kelompok

Memungkinkan siswa memperoleh kesempatan dalam membahas dan

mengentaskan masalah y6ang dialami melalui dinamika kelompok.

3. Kaitan jenis layanan BK dengan bidang bimbingan

Ketujuh jenis layanan yang ada dalam bimbingan dan konseling tersebut

dalam pelaksanaannya memiliki kaitan langsung dengan bidang bimbingan yang

ada. Setiap jenis layanan bimbingan dan konseling yang akan dilaksanakan dapat

dikaitkan dengan bidang bimbingan yang dikehendaki. Ketujuh jenis layanan BK di David Sigalingging, SPd

[email protected]://davidsigalingging.wordpress.com

Page 31: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

sekolah dapat diarahkan kepada bidang bimbingan pribadi, bidang bimbingan

sosial, bidang bimbingan belajar dan bidang bimbingan karir. Sehingga untuk

semua jenis layanan terdapat 28 arah kegiatan layanan yang dapat dilakukan oleh

Guru pembimbing.

C. Penyajian Materi

1. Peranan Personil Sekolah dalam Manajemen Bimbingan dan Konseling di

Sekolah

Bimbingan dan konseling di sekolah merupaka kegiatan bersama. Semua

personil sekolah (kepala sekolah,wakil kepala sekolah, guru pembimbing, guru mata

pelajran, wali kelas) memiliki peranan masing-masing dalam melaksanakan program

bimbingan dan konseling. Dalam hal ini guru pembimbing sebagai koordinator dan

pelaksana utama.

1. Kepala Sekolah

Sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan secara menyeluruh, khususnya

pelayanan bimbingan dan konseling, tugas Kepa;la Sekolah adalah:

a. Mengkoordinir setiap kegiatan yang diprogramkan dan berlangsung di

sekolah, sehingga pelayanan pengajaran, latihan dan bimbingan dan konseling

merupakan suatu kesatuan yang terpadu, harmonis dan dinamis

b. Menyediakan prasarana, tenaga, sarana dan berbagai kemudahan bagi

terlaksnanya pelayanan bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien

c. Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan

pelaksanaan program,penilaian dan upaya tindak lanjut pelayanan bimbingan

dan konseling

d. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling

di sekolah kepada Kanwil/kandep yang menjadi atasannya

2. Wakil Kepala Sekolah

Sebagai pembantu kepala sekolah, wakil kepala sekolah membantu kepala sekolah

dalam melaksanakan tugas-tugas kepala sekolah.

3. Koordinator bimbingan dan konseling

Koordinator BK bertugas:

1) Mengkoordinasikan guru pembimbing dalam:

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 32: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

a. Memasyarakatkan pelayanan BK kepada segenap warga sekolah

(siswa,guru, dan personil lainnya), orang tua siswa dan masyarakat.

b. Menyusun program kegiatan BK

c. Melaksanakan program BK

d. Mengadministrasikan program kegiatan BK

e. Menilai hasil pelaksanaan program kegiatan BK

f. Menganalisis hasil penilaian pelaksanaan BK

g. Memberikan tindaklanjut terhadap analisis penilaian BK

2) Mengusulkan kepada kepala sekolah dan mengusahakan bagi terpenuhinya

tenaga,prasarana, dan sarana perlengkapan pelayanan BK

4. Guru pembimbing

Sebagai pelaksana utama, tenaga inti dan ahli, guru pembimbing bertugas:

a. Memasyarakatkan pelayanan BK

b. Merencanakan program BK (terutama program-program satuan layanan dan

satuan kegiatan pendukung, untuk satuan-satuan waktu tertentu, program-

program tersebut dikemas dalam program mingguan, bulanan, semester dan

tahunan).

c. Melaksanakan segenap program satuan layanan BK

d. Melaksanakan segenap program satuan kegiatan pendukung BK

e. Menilai proses dan hasil pelaksanaan satuan layanan dan kegiatan pendukung

BK

f. Menganalisis hasil penilaian layanan dan kegiatan pendukung BK

g. Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian layanan dan kegiatan

pendukung BK

h. Mengadministrasikan kegiatan satuan layanan dan kegiatan pendukung

bimbingan yang dilaksanakan

i. Mempertanggung jawabkan tugas dan kegiatannya dalampelayanan BK secara

menyeluruh kepada coordinator BK serta kepala sekolah

5. Guru mata pelajaran dan guru praktik

Peranan guru mata pelajaran dan guru praktik dalam pelayanan BK adalah:

a. Membantu memasyarakatkan pelayanan BK kepada siswa

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 33: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

b. Membantu guru pembimbing mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan

layanan BK serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut

c. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan BK kepada guru

pembimbing

d. Menerima alih tangan dari guru pembimbing

e. Membantu mengembangkan suasana kelas

f. Memberika kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan

layanan/kegiatan BK untuk mengikuti, menjalani layanan kegiatan yang

dimaksudkan itu

g. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa seperti

konferensi kasus

h. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian

pelayanan BK upaya tindak lanjutnya

6. Wali kelas

Sebagai pengelola kelas tertentu, dalam pelayanan BK wali kelas berperan:

a. Membantu guru pembimbing melaksanakan tugas-tugasnya, khususnyadi kelas

yang menjadi tanggung jawabnya

b. Membantu guru mata pelajaran melaksanakn peranannya dalam pelayanan BK

c. Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa untuk

mengikuti / menjalani dan atau kegiatan BK

d. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan khusus bimbingan dan konseling, seperti

konferensi kasus

e. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan BK kepada guru

pembimbing

Manajemen pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah ditunjang oleh

adanya organisasi, para pelaksana, program pelayanan dan operasional

pelaksanaan bimbingan dan konseling. Organisasi pelayanan bimbingan dan

konseling di sekolah meliputi segenap unsur yang ada dengan organisasi berikut :

2. Peranan guru dalam program Bimbingan dan Konseling di sekolah

Guru mempunyai peranan dan kedudukan kunci di dalam keseluruhan proses

pendidikan, terutama dalam pendidikan formal bahkan dalam keseluruhan

pembangunan masyarakat pda umumnya. Winarno Surakhmad (1969 : 1) menyatakan David Sigalingging, SPd

[email protected]://davidsigalingging.wordpress.com

Page 34: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

bahwa semakin sungguh-sungguh suatu pemerintahan dalam membangun negaranya,

makin menjadi urgent kedudukan guru.

Peranan yang sedemikian itu akan semakin tampak jika dikaitkan dengan

kebijaksanaan dan program pembangunan dalam pendidikan dewasa ini, yaitu yang

berkenaan dengan peningkatan mutu dan relevansi pendidikan, yang diarahkan

kepada peningkatan mutu lulusan atau hasil pendidikan itu sendiri. Dalam keadaan

semacam itu, guru sudah seharusnya memiliki kualifikasi sesuai dengan bidang

tugasnya.

Guru bukan hanya sekedar penyampai pelajaran, bukan pula sebagai penerap

metode mengajar, melainkan guru adalah pribadinya, yaitu keseluruhan penampilan

serta perwujudan dirinya dalam berinteraksi dengan siswa. H. W. Bernard (1961:127-

128) menyatakan bahwa pribadi guru lebih dari apa yang diucapkan dan metode yang

digunakannya yang menetukan kadar dan arah pertumbuhan siswa. Beliau juga

mengemukakan bahwa banyak penelitian yang menyatakan adanya akibat langsung

pribadi guru terhadap tingkah laku siswa.

Dalam keseluruhan pendidikan, guru merupakan factor utama. Dalam tugasnya

sebagai pendidik,guru abnyak sekali memegang berbagi jenis peranan yang harus

dilaksanakan. Peranan adalah suatu pola tingkah laku tertentu yang merupakan cirri-

ciri khas semua petugas dari suatu pekerjaan atau jabatan tertentu. Setiap jabatan atau

tugas tertentu akan menuntut pola tingkah laku tertentu pula dan tingkah laku mana

akan merupakan crri khas dari tugas atau jabtan tadi. Peranan guru adalah setiap pola

tingkah laku yang merupakan ciri-ciri jabatan guru yang harus dilakukan guu dalam

tugasnya. Peranan ini meliputi berbagai jenis pola tingkah laku, baik dalam

kegiatannya di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Guru yang dianggap baik ialah

mereka yang berhasil dalam memerankan peranan-peranan itu dengan sebaik-baiknya,

artinya dapat menunjukkan suatu pola tingkah laku yang sesuai dengan jabatannya

dan dapat diterima oleh lingkungan dan masyarakat.

1. Guru sebagai mediator kebudayaan

Guru merupakan seorang perantara di dalam suatu proses pewarisan

kebudayaan. Beberapa keterampilan dan kecakapan yang merupakan aspek

kebudayaan seperti: bahasa, ilmu pengetahuan, keterampilan sosial, sikap dan

sebagainya diterima oleh anak dengan perantaraan guru. Dalam peranannya David Sigalingging, SPd

[email protected]://davidsigalingging.wordpress.com

Page 35: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

sebagai seorang mediator kebudayaan maka seorang guru harus sanggup

memberikan, mengajarkan dan membimbing berbagai ilmu

pengetahuan,keterampilan dan sikap kepada peserta didiknya. Seorang guru harus

mampu membimbing peserta didiknya dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan

kebudayaannya. Perkembangan kebudayaan itu sendiri sering kali menimbulkan

masalah-msalah bagi murid-murid, terutama masalah penyesuaian diri dan masalah

pemilihan. Untuk itu hendaknya guru mampu memberikn bantuan kepada peserta

didiknya dalam melakukan penyesuaian diri kepada unsure-unsur kebudayaan.

2. Guru sebagai mediator dalam belajar

Guru bertindak sebagai perantara dalam proses pembelajaran secara

keseluruhan. Guru lah yang menyelenggarakan pembelajaran peserta didik dan

guru harus bertanggung jawab akan hasil pembelajran itu, melaluia proses interaksi

belajar-mengajar. Guru merupakan faktor penting yang mempengaruhi berhasil

tidaknya proses pembelajaran. Oleh karena itu guru harus menguasai prinsip-

prinsip belajar, di samping menguasai materi yang akan di ajarkan dan guru juga

harus mampu menciptakan suasana belajar yang sebaik-baiknya.

3. Guru sebagai pembimbing

Dalam ugasnya yang pokok yaitu mendidik, guru harus membantu agar

anak mencapai kedewasaan secara optimal,artinya kedewasaan yang sempurna

sesuai dengan norma dan sesuai pula dengan kodrat yang dimiliknya. Dalam

peranan ini guru harus memperhatikan aspek-aspek pribadi peserta didik, antara

lain aspek kematangan, bakat, kebutuhan, kemampuan,sikap dan sebagainya,

supaya kepada mereka ini dapat diberikan bantuan dalam mencapai tngkat

kedewasaan optimal. Hal ini mengandung arti bahwa guru pun turut bertanggung

jawab dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling.

Sebagai seorang petugas bmbingan, guru merupakan tangan pertama dalam

usaha membantu memecahkan kesulitan murid-murid yang menjadi peserta

didikya. Guru harus paling banyak dan sering berhubungan dengan murid-

muridnya,terutama dalam kegiatan-kegiatan kurikuler. Jadi, tugas guru tidak hanya

terbatas dalam memberikan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada

murid-muridnya, tetapi guru juga bertanggung jawab untuk membantu dan

mengawasi peserta didiknya. Sehubungan dengan peranannya sebagai

pembimbing, maka seorang guru harus :

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 36: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

a. Mengumpulkan data tentang murid

b. Mengamati tingkah laku murid dalam situasi sehari-hari

c. Mengenal murid-murid yang memerlukan bantuan khusus

d. Mengadakan interaksi dengan orang tua murid, baik secara individual maupun

secara kelompok untuk memperoleh saling pengertian dalam pandidikan anak

e. Bekerja sama dengan masyarakat dan lembaga-lembaga lainnya untuk

membantu memecahkan masalah murid.

f. Membuat cacatan pribadi murid serta menyiapkannya dengan baik

g. Menyelenggarakan bimbingan kelompok maupun individual

h. Bekerja sama dengan petugas-petugas bimbingan lainnya untuk membantu

memecahkan masalah murid

i. Bersama-sama dengan petugas bimbingan lainnya menyusun program

bimbingan sekolah

j. Meneliti kemajuan murid baik di sekolah maupun di luar sekolah.

4. Guru sebagai mediator antara sekolah dan masyarakat

Ini berarti bahwa kelancaran hubungan antara sekolah dan masyarakat

merupakan tugas dan tanggung jawab guru. Lancar tidaknya hubungan tersebut

tergantung pada tingkat kemampuan guru dalam memainkan peranan ini. Dalam

peranan itu, guru seharusnya mampu :

a. Memberikan penjelasan-penjelasan kepada masyarakat tentang kebijaksanaan

pendidikan yang sedang berlangsung atau yang akan ditempuh

b. Menerima usul-usl atau pertanyaan dari pihak masyarakat tentang pendidikan

c. Menyelenggarakan pertemuan-pertemuan antara sekolah dan masyarakat

khususnya dengan orang tua murid

d. Bekerja sama dengan berbagai pihak di masyarakat dalam memecahkan

masalah-masalah pendidikan

e. Meyelenggarakan hubungan yang sebaik-baiknya antara sekolah dengan

lembaga-lembaga yang berhubungan dengan pendidikan.

f. Guru merupakan suara sekolah di masyarakat dan suara masyarakat di sekolah

5. Guru sebagai penegak disiplin

Dalam peranan ini guru harus menegakkan disiplin baik di dalam maupun

di luar kelas. Guru harus menjadi teladan bagi terlaksananya suatu disiplin. Guru

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 37: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

harus membimbing murid agar menjadi warga sekolah dan masyarakat yang

berdisiplin. Guru harus menyiapkan murid-muridnya sebagai calon anggota

masyarakat yang sadar akan hak dan kewajibannya sebagai masyarakat. Dalam

peranan inilah seorang guru harus mencerminkan suatu tingkah laku sebagai

anggota masyarakat yang dapat “digugu dand itiru” oleh segenp pesertadidik

dengan penuh kesadaran.

6. Guru sebagai administrator dan manager kelas

Sebagai administrator, tugas seorang guru harus dapat menyelenggarakan

program pendidikan dengan sebaik-baiknya. Berbagai aspek yang menyangkut

kelacaran jalannya pendidikan merupakan tanggung jawab guru. Guru harus

mengambil bagian dalam hal perencanaan kegiatan pendidikan (planning),

mengatur dan menyusun berbagai aspek dalam pendidikan (organizing),

mengarahkan kegiatan-kegiatan dalam pendidikan (directing), melaksanakan

segala rencana dan kebijakan pendidikana (actuating), merencanakan dan

menyusun biaya (budgeting), dan mengawasi serta menilai kegiatan-kegiatan

pendidikan (controlling dan evaluating).

Sebagai manager, khususnya sebagai manager kelas, guru merupakan

penguasa utama dan bertanggung jawab terhadap kelancaran program pendidikan

dan pengajaran. Dalam management kelas, guru berfungsi sebagai pemimpin yang

harus memimpin murid-muridnya dalam kegiatan pembelajaran. Kepemimpinan

guru di sekolah menentukan keberhasilan sekolah itu secara keseluruhan. Guru

harus mengatur dan mengkoordinir jalannya program pendidikan agar memperoleh

hasil yang sebaik-baiknya.

7. Guru sebagai anggota suatu profesi

Suatu profesi adalah jabatan yang mempunyai kualifikasi tertentu.

Pekerjaan guru sebagai suatu profesi berarti bahwa guru merupakan seorang yang

ahli. Keahlian tersebut tidak dapat dilakukan oleh ahli-ahli atau pejabat-pejabat

lain yang tidak memperoleh dasar pendidikan keahlian tersebut. Sebagai anggota

suatu profesi, maka guru harus memiliki pengetahuan, kecakapan dan keterampilan

tertentu yaitu keterampilan keguruan. Kemampuan untuk membimbing murid,

merupakan salah satu aspek keterampilan profesi keguruan. Di samping itu,

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 38: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

seorang guru harus menunjukkan, mempertahankan serta mengembangkan

keahlian itu.

Peranan guru tidak hanya terbatas dalam kegiatan dalam kelas atau

pengajaran saja, akan tetapi lebih luas dari itu. Guru memiliki peranan yang besar

dalam mendewasakan murid-muridnya dengan berbagai cara. Salah satu

diantaranya melalui partisipasi dalam program bimbingan dan konseling di

sekolah.

3. Kerja sama Guru Mata Pelajaran, Wali Kelas dan Guru Pembimbing

Dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukan adanya kerja sama antara

guru dan guru pembimbing demi tercapainya tujuan yang diharapkan. Pelaksanaan

tugas pokok guru dalam proses pembelajaran tuidak dapat dipisahkan dari kegiatan

bimbingan,sebaliknya, layanan bimbingan di sekolah memerlukan dukungan atau

bantuan guru. Dukungan atau bantuan tersebut trutama dari guru mata pelajaran dan

wali kelas. Ada beberapa pertimbangan mengapa guru juga harus melaksanakan

kegiatan bimbingan dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini, Rahman Natawidjaya

dan Moh. Surya (1985) mengutip pendapat Millen yang mengatakan :

a. Proses belajar menjadi sangat efektif, jika bahan yang dipelajari dikaitkan langsung

dengan tujuan pribadi siswa. Guru dituntut memahami harapan-harapan dan

kesulitan-kesulitan siswa, selanjutnya siswa dapat belajar dengan baik

b. Guru yang memahami siswa dan masalah-masalah yang dihadapinya, lebih peka

terhadap hal-hal yang dapat memperlancar dan menggangu kelancaran kegiatan

kelas. Guru berkesempatan luas untuk mengadakan pengamatan terhadap siswa

yang diperkirakan memiliki masalah. Dengan demikian, masalah itu dapat

diantisipasi sedini mungkin sehingga siswa dapat belajar dengan baik tanpa

dibebani suatu masalah

c. Guru dapat memperhatikan perkembangan masalah atau kesulitan secara lebih

nyata. Guru memiliki kesempatan terjadwal untuk bertatap muka dengan para

siswa, maka ia akan memperoleh informasi yang lebih banyak tentang keadaan

siswa maupun kelebihan dan kekurangannya.

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 39: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

Layanan bimbingan di sekolah akan lebih efektif jika guru dapat bekerja sama

dengan pembimbing sekolah dalam proses pembelajaran. Adanya keterbatasan-

keterbatsan dari kedua pihak (guru pembimbing) menuntut adanya kerja sama itu

Di dalam menangani kasus-kasus tertentu, guru pembimbing perlu

menghadirkan guru atau pihak-pihak terkait guna membicarakan pemecahan masalah

yang dihadapi siswa. Kegiatan semacam ini disebut konferensi kasus (case

conference). Kegiatan-kegiatan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan di

sekolah, dikoordinasikan oleh guru pembimbing. Pelaksanaan kegiatan bimbingan

oleh para guru tidak lepas begitu saja,tetapi dipantau oleh guru pembimbing.

Kerja sama guru pembimbing dengan wali kelas sebagai pengelola kelas tentu

angat erat dan besar sekali. Terutama membantu memberikan kesempatan dan

kemudahan bagi siswa, khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya, untuk

mengikuti/menjalani layanan dan atau kegiatan bimbingan dan konseling. Dengan kata

lain, wali kelas membantu guru pembimbing melaksanakan tugas-tugasnya dalam

pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.

4. Kerja sama antara pihak sekolah dan orang tua siswa

Dalam upaya meningkatkan mutu program layanan bimbingan dan konseling, pihak

sekolah perlu melakukan kerjasama dengan para orang tua siswa. Kerjasama ini penting

agar proses bimbingan terhadap siswa tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga oleh

orang tua di rumah. Melalui kerjasama ini memungkinkan terjadinya saling memberikan

informasi, pengertian, dan tukar pikiran antar pihak sekolah dan orang tua siswa dalam

upaya mengembangkan potensi siswa atau memecahkan masalah yang mungkin dihadapi

siswa.

Untuk melakukan kerjasama dengan orang tua ini, dapat dilakukan beberapa upaya,

seperti :

1. Kepala sekolah atau komite sekolah mengundang para orang tua untuk datang ke

sekolah (minimal sekali dalam satu semester), yang pelaksanaannnya dapat bersamaan

dengan pembagian rapor.

2. Sekolah memberikan informasi kepada orang tua (boleh melalui surat) tentang

kemajuan belajar dan atau masalah siswa.

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 40: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

3. Orang tua diminta untuk melaporkan keadaan anaknya di rumah kepada pihak sekolah,

BAB VI

ADMINISTRASI PENDIDIKAN

A. PENDAHULUAN

Administrasi pendidikan merupakan sub sistem dari sistem pendidikan di sekolah

yang bertujuan menunjang pencapaian tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

Komponen utama dalam sistem pendidikan yang memegang peranan penting dalam

pencapaian tujuan pendidikan adalah guru. Oleh karena itu, guru juga mempunyai

peranan penting untuk melaksanakan fungsi administrasi seperti melakukan perencanaan

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 41: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

program-program sekolah, perencanaan kemajuan sekolah, perencanaan sarana dan

prasarana pendidikan yang dibutuhkan, perencanaan hubungan sekolah denga

masyarakat. Setiap kegiatan di sekolah perlu pengaturan dan penataan untuk itulah

administrasi pendidikan diperlukan.

B. Uraian materi

1. Pengertian Administrasi Pendidikan

Gie (1992) mengemukakan administrasi berasal dari bahasa latin ad dan

ministrate yang artinya melayani, membantu, menunjang, pencapaian tujuan sehingga

bebar-benar tercapai. Jadi administrasi menurut Gie (1992) adalah segenap rangkaian

kegiatan penataan terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang

dalam kerjasama mencapai tujuan tertentu. Selanjutnya Siagian (1986) medifinisikan

administrasi sebagai keseluruhan proses kerjasama antaraa dua orang atau lebih yang

didasarkan atas rasional tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya. Nurhadi (1983) mengartikan administrasi sebagai suatu kegiatan atau

rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok

manusia yang tergabung dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan bersama yang

telah ditetapkan sebelumnya secara efektif dan efisien.

Pengertian administrasi pendidikan ditinjau dari berbagai aspek. Pertama,

administrasi pendidikan mempunyai pengertian kerja sama untuk mencapai tujuan

pendidikan. Seperti kita ketahui, tujuan pendidikan itu merentang dari tujuan yang

sederhana sampai dengan tujuan yang kompleks, tergantung lingkup dan tingkat

pengertian pendidikan yang dimaksud. Tujuan pendidikan dalam satu jam pelajaran di

kelas satu sekolah menengah pertama, misalnya, lebih mudah dirumuskan dan dicapai

dibandingkan dengan tujuan pendidikan luar sekolah untuk orang dewasa, atau tujuan

pendidikan nasional. Jika tujuan itu kompleks, maka cara mencapai tujuan itu juga

kompleks, dan seringkali tujuan yang demikian itu tidak dapat dicapai oleh satu orang

saja, tetapi harus melalui kerja sama dengan orang lain, dengan segala aspek

kerumitannya.

Kedua, administrasi pendidikan mengandung pengertian proses untuk

mencapai tujuan pendidikan. Proses itu dimulai dari perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, pemanduan, dan penilaian. Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan

apa yang ingin dicapai, bagaimana mencapainya, berapa lama, berapa orang yang

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 42: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

diperlukan dan berapa banyak biaya. Perencanaan ini dibuat sebelum suatu tindakan

dilaksanakan.

Ketiga, administrasi pendidikan dapat dilihat dengan kerangka berpikir sistem.

Sistem adalah keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian dan bagian-bagian itu

berinteraksi dalam sautu proses untuk mengubah masukan menjadi keluaran.

Keempat, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi manajemen. Jika

administrasi dilihat dari sudut ini, perhatian tertuju kepada usaha untuk melihat

apakah pemanfaatan sumber-sumber yang ada dalam mencapai tujuan pendidikan

sudah mencapai sasaran yang ditetapkan dan apakah dalam pencapain tujuan itu tidak

terjadi pemborosan. Sumber yang dimaksud dapat berupa sumber manusia, uang,

sarana, dan prasarana maupun waktu.

Kelima, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi kepemimpinan.

Yaitu proses untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk bekerja lebih

giat kearah pencapaian tujuan.

Keenam, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari proses pengambilan

keputusan. Kita tahu bahwa melakukan kerja sama dan memimpin kegiatan

sekelompok orang bukanlah pekerjaan yang mudah. Setiap kali, administrator

dihadapkan kepada bermacam-macam masalah, dan ia harus memecahkan masalah

itu.

Ketujuh, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi komunikasi.

Komunikasi dapat diartikan secara sederhana sebagai usaha untuk membuat orang

lain mengerti apa yang kita maksudkan dan kita juga mengerti apa yang dimaksudkan

orang lain itu.

Kedelapan, administrasi seringkali diartikan dalam pengertian yang sempit

yaitu kegaitan ketatausahaan yang intinya dalah kegiatan rutin catat-mencatat,

mendokumentasikan kegiatan, menyelenggarakan surat-menyurat dengan segala

aspeknya, serta mempersiapkan laporan.

2. Fungsi Administrasi Pendidikan

Paparan tentang fungsi administrasi pendidikan terutama dalam konteks

sekolah perlu dimulai dari tinjauan tentang tujuan pendidikan. Hal ini disebabkan oleh

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 43: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

adanya prinsip bahwa pada dasarnya kegiatan amdinistrasi pendidikan dimaksudkan

untuk pencapaian tujuan pendidikan itu.

a. Perencanaan

Perencanaan adalah pemilihan dari sejumlah alternatif tentang penetapan

prosedur pencapaian, serta perkiraan sumber yang dapat disediakan untuk

mencapai tujuan tersebut. Yang dimaksud dengan sumber meliputi sumber

manusia, material, uang, dan waktu.

b. Pengorganisasian

Pengorganisasian di sekolah dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses

untuk memilih dan memilah orang-orang (guru dan personal sekolah lainya) serta

mengalokasikan prasarana dan saran untuk menunjang tugas orang-orang itu

dalam rangka mencapai tujuan sekolah. Termasuk di dalam kegiatan

pengorganisasian adalah penetapan tugas, tanggung jawab, dan wewenang orang-

orang tersebut serta mekanisme kerjanya sehingga dapat menjadi tercapainya

tujuan sekolah itu.

c. Pengarahan

Pengarahan adalah usaha memberikan bimbingan dan pengarahan yang

diberiakn sebelum sesuatu kegiatan pelaksanaaan dilakukan untuk memelihara,

menjaga dan memajukan organisasi melalui orang-orang yang terlibat baik

structural maupun fungsional, agar setiap kegiatan dilakukan nantinya tidak

terlepas dari usaha pencapaian tujuan pendidikan.

d. Pengkoordinasian

Pengkoordinasian di sekolah diartikan sebagai usaha untuk

menyatupadukan kegiatan dari berbagai individu atau unit di sekolah agar

kegiatan mereka berjalan selaras dengan anggota atau unit lainnya dalam usaha

mencapai tujuan sekolah.

3. Tujuan Administrasi Pendidikan

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 44: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

Tujuan administrasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas

penyelnggaraan operasional pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan.

Tujuan administrasi pendidikan di sekolah dapat dibedakan:

a. Tujuan jangka pendek

Agar tersusun dan terlaksanaanya suatu sistem pengelolaan instrumental dari

proses pendidikan guna mencapai hal-hal yang menjadi tujuan dari pelaksanaan

pendidikan di sekolah secara efektif..

b. Tujuan jangka menengah

Menunjang tercapainya tujuan institusional masing-masing jenis dan jenjang

pendidikan seperti digariskan oleh kurikulum.

c. Tujuan jangka panjang

Untuk menunjang tecapainya tujuan pendidikan nasional seperti yang

digariskan dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan.

4. Bidang Garapan Administrasi Pendidikan

Bidang Garapan Administrasi Pendidikan antara lain :

a. Bidang kurikulum

b. Bidang kesiswaan

c. Bidang sarana dan prasarana

d. Bidang personalia pendidikan

e. Bidang keuangan pendidikan

f. Bidang ketatausahaab

g. Bidang hubungan sekolah dengan masyarakat

h. Bidang layanan khusus

BAB VII

ADMINISTRASI KURIKULUM DAN KESISWAAN

A. Pendahuluan

Pada bagian ini akan dibahas pengertian perencanaa , pengembangan, pelaksanaan dan

evaluasi kurikulum serta peranan guru dalam administrasi kurikulum. Pentingnya materi ini

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 45: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

dikemukakan, menggigat setiap lembaga pendidikan formal selalu meme penrlukan

kurikulum. Kurikulum bagi lembaga pendidikan dapat berfungsi sebagai pedoman dan acuan

dalam penyelengaraan kegiatan di lembaga tersebut. Oleh karena itu pemahaman

tentangkurikulum akan sangat membantu para calon guru/pendidikdalam pelaksanaan tugas

di lapangan nantinya.

B. Materi

1. Administrari Kurikulum

a. Pengertian kurikulum

Kurikulum dapat diartikan secara sempit dan secara luas. Secara sempit kurikulum

dapat diartikan sejumlah mata pelajaran yang harus diikuti atau diambil siswa untuk

dapat menamatkan pendidkannya pada lembaga pendidikan tertentu, sedangkan

secara luas kurkulum diartikan dengan semua pengalaman belajar yang diberikan

sekolah kepada siswa mengikuti pendidikan pada jenjang pendidikan tertentu.

Sementara itu dalam UU No. 2 Tahun 1989 mengemukakan kurikulum adalah

seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang

digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Pengertian

kurikulum sebagaimana yang tertera pada UU No. 2 Tahun 1989 ini harus dipahami

dan dipedomani oleh setiap orang yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan

terutama sekali kepala sekolah dan guru. Kurikulum merupakan suatu komponen

yang sangat penting dan menentukan dalam penyelenggaraan pendidikan. Bagi kepala

sekolah kurikukum berfungsi sebagai pedoman dan acuan dalam penyelenggaraan

proses belajar mengajar dan bagi siswa kurikulum berfungsi untuk mengembangkan

potensi-potensi yang dimilikinya. Fungsi-fungsi pengelolaan kurikulum tidak berbeda

dengan fungsi-fungsi pengelolaan pada umumnya yang terdiri dari fungsi

perencanaan, pengoorganisasin, pengkoordinasian, pengawasan dan penelitian.

b. Perencanaan dan Pengembangan kurikulum

1. Perencanaan Kurikulum

Perencanaan kurikulum yang dilakukan oleh departemen pendidikan nasional

ditingkat pusat meliputi hal-hal berikut:

A. Penyusunan kurikulum dan kelengkapannya terdiri dari:

a. landasan, program dan pengembangan kurikulum

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 46: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

b. Garis-garis besar program pengajaran

c. Pedoman pelaksanaan kurikulum

B. Penyusunan program teknis pelaksanaan kurikulum seperti pedoman

penyusunan kalender pendidikan, pembegian tugas guru, penyusunan jadwal

pelajaran, penyusunan program pengajaran dan pedoman penyususunan

persiapan acara pengajaran.

2. Pengembangan Kurikulum

Kegiatan yang dilakukan dalam pengembangan kurikulum antara lain:

a. Bahan Pembahasan materi kurikulum

b. Penambahan mata pelajaran yang sesuai dengan lingkungan sekolah

Prosedur akademik dalam penambahan mata pelajaran disekolah adalah:

1. Harus ada pengkajian secara mendalam dari aspek filsafat, sosiologis,

kebutuhan masyarakat dan kecocokannya dengan tingkat perkembangan

anak.

2. Harus memenuhi prinsip- prinsip pembinaan dan pengembangan

kurikulum yaitu relevansi, efektivitas, efisiensi, kontinuitas, fleksibelitas.

3. Penjabaran dan penambahan bahan kajian mata pelajaran

Seperti dikemukakan dalam UU No. 2 Tahun 1989 dan PP No. 8 Tahun 1990

(Pasal 15) Bahwa mata pelajaran atau kajian dalam mata pelajaran dapat ditambah

oleh sekolah untuk memperkaya pelajaran tersebut dengan catatan tidak

bertentangan dan mengurangi kurikulum yang berbau secara nasional,

memerkayaan dapat dilakukukan pada berbagai tingkat:

a. Dilakukan oleh guru bidang studi

b. Dilakuakan oleh kelompok guru sejenis

c. Dilakukan oleh guru bersama kepala sekolah

d. Dilakukan oleh pengawas

e. Dilakukan oleh lembaga pendidikan tenaga kependidikan( LPTK)

c. Pelaksanaan Kurikulum

Kurikulum disusun dengan baik dan sempurna tidak akan mempunyai arti apabila

tidak di implementasikan dengan baik dikelas. Dalam pengimplementasian kurikulum

ini peran guru sangat menentukan sekali. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru

dalam pelaksanaan kurikulum disekolah meliputi:David Sigalingging, SPd

[email protected]://davidsigalingging.wordpress.com

Page 47: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

1. Penyusunan program pengajaran semester.

2. Penyusunan perssiapan pengajaran

3. Pelaksanaan proses belajar mengajar

4. Evaluasi pelaksanaan proses belajar mengajar

d. Evaluasi Pelaksanaan kurikulum

Evaluasi pelaksanaan kurikulum dilakukan melalui 2 cara yaitu:

1. Melalui evaluasi hasil belajar

Tujuan dan fungsi evaluasi hasil belajar adalah :

a. memberikan umpan balik pada guru dan siswa dengan tuuan memperbaiki

cara belajar mengajar, mengadakan perbaikan dan pengayaan bagi siswa.

b. Memberikan informasi pada siswa tentang tingkat keberhasilannya dalam

belajar dengan tujuan untuk memperbaiki, mendalami atau memperluas

pelajarannya.

c. Menentukan nilai hasil belajar siswa yang dibutuhkan untuk pemberian

laporan pada siswa, penentuan kenaikan kelas dan kelulusan siswa.

2. Melalui Evaluasi Program pengajaran

Evaluasi program pengajaran merupakan suatu rangkaian kegitan yang

dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program serta

factor-faktor yang mendukung atau yang menghambat keberhasilan program

tersebut

e. Peran Guru dalam Administrasi kurikulum

Guru merupakan unsur terpenting dalam administrasi kurikulum , tanpa peranan

guru kurikulum yang telah dirumuskan tidak akan berari apa-apa. Keterlibatan guru

dalam adminisrasi kurikulum mulai dari perencanaan kurikulum di tingkat sekolah

seperti memberikan masukan-masukan dalam penyusunan kalender pendidikan

disekolah, pembagian tugas mengajar guru dan penyusunan jadwal pelajaran , dalam

pelaksanaan kurikulum guru sangat berperan antara lain dalam perancangan program

pengajaran baiikuluk program semester maupun persiapan mengajar, melaksanakan

kegiatan mengajar dikelas dan dalam mengevaluasi keberhasilan pelaksanaan

kurikulum atau evalauasi hasil belajar.

2. Adminitrasi Kesiswaan

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 48: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

1. Pengertian

Administrasi kesiswaan adalah proses pengelolaan kegiatan dari hal-hal yang

berhubungan dengan siswa untuk mencapai pendidikan secara maksimal. Menurut

Mantja dan Sutisna(1997/1998) administrasi kesiswaan merupakan proses pengurusan

segala hal yang berkaitan dengan siswa, pembinaan selama siswa berada disekolah

sampai siswa menamatkan pendidikannya melalui pendidikan suasana yang kondusif

terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif.

2. Perencanaan dan penerimaan siswa baru

Beberapa kegiatna yang dilakukan dalam perencanaan dan penerimaan mahasiswa

baru tersebut adalah :

a. Penetepan daya tampung sekolah

b. Penetapan syarat calon siswa

c. Penetapan panitia penerimaan siswa baru

d. Memilihara tata tertib

e. Teknik pembinaan disiplin

f. Ganjaran dan hukuman

3. Pembinaan kesiswaan

a. Pegertian dan tujuan

Pembinaan kesiswaan adalah upaya sekolah (menegah ) melalui kegiatan-

kegiatan siswa diluar jam pelajaran dikelas untuk mengusahakan agar siswa dapat

bertumbuh dan berkembang sebagai manusia seutuhnya sesuai dengan tujuan

pendidikan nasional. Pembinaan kesiswaan ini bertujuan untuk :

1. Meningkatkan peran serta dan membina sekolah sebagai wiyata mandala

2. Menumbuhkan daya tangkal siswa dari pengaruh negative

3. Memantapkan kegiatan extra kurikuler menunjang pencapaian kurikulum

4. Meningkatkan apresiasi dan penghayatan seni

5. MEnumbuhkan sikap berbangsa dan bernegara.

6. Meneruskan dan mengembangkan jiwa , semangat serta nilai-nilai 45

7. Meningkatkan kesegaran jasmani dan rohani

b. Jalur Pembinaan Kesiswaan

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 49: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

Pembinaan kesiswaan disekolah dilakukan dengan melalui 4jalur pembinaan

yaitu:

1. Organisasi kesiswaan

2. Latihan kepemimpinan

3. Kegiatan ekstra kurikuler

4. Kegiatan wawasan wiyata mandala

4. Instrumen Pengelolaan kesiswaan

Menurut ari kunto (1988), catatan tentang data siswa disekolah dibedakan atas 2

jenis yaitu:

a. Catatan data siswa untk sekolah yang meliputi:

1. Buku induk

2. Buku kelaper

3. Catatan tata tertib sekolah

b. Catatan siswa untuk masing-masingkelas yaitu:

1. Buku kelas yang merupakan cuplikan dari buku induk

2. Buku presensi kelas

3. Buku catatan bimbingan dan konseling

4. Buku catatan prestasi murid

5. Buku lapor

6. Buku nutasi

5. peranan guru dalam administrasi kesiswaan

keterlibatan guru dalam administrasi kesiswaan tidak sebanyak keterlibatan

mengajar. Dalam administrasi kesiswaan guru lebih banyak berperan secra tidak

langsung.

Beberapa peranan guru dalam administrasi kesiswaan itu diantaranya adalah:

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 50: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

Dalam penerimaan siswa, para guru dapat dilibatkanuntuk ambil bagian.

Dalam masa orientasi, tugas guru adalah membuat agar para siswa cepat

beradaptasi dengan lingkungan barunya.

Untuk mengatur kehadiran siswa kelas, guru juga mempunyai andil yang besar

juga.

Memotivasi siswa untuk senantiasa berprestasi tinggi, guru harus mampu

menciptakan suasana yang mendukung hal tersebut.

Dalam menciptakan disiplin sekolah atau kelas yang baik, peranan guru sangat

penting, karena guru dapat jadi model.

BAB VIII

ADMINISTRASI PERSONALIA DAN SARANA PRASARANA

A. Pendahuluan

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 51: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

Sumber daya organisasi secara garis besar dapat dikelompokkan atas dua yaitu

sumber daya materil dan sumber daya personil. Keberadaan sumber daya personil sangat

menentukan bagaimana sumber daya yang lain menunjang untuk mencapai tujuan

organisasi. Personillah yang memberi cetusan kreatif, menghasilkan barang dan jasa,

mengendalikan mutu, menentukan strategi dan prosedur-prosedur kerja yang yang lebih

baik. Disamping itu sumber daya materil diantaranya sarana dan prasarana merupakan

fasilitas pendukung agar personil dapat melaksanakan tugas-tugas organisasi secara

optimal. Maka dari itu pihak-pihak yang bertanggung jawab dan terlibat baik langsung

maupun tidak langsung dalam kegiatan pengelolaan sumber daya ini dituntut untuk

mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam administrasi personalia, dan

administrasi sarana dan prasarana pendidikan.

B. Materi

I. Administrasi Personalia

1. Pengertian Administrasi personalia

Administrasi personalia, adalah serangkaian proses kerja sama mulai dari

perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dalam bidang

personalia dengan mendayagunakan sumber daya yang ada dan efisien, sehingga

semua personil sekolah menyumbang secara optimal  bagi pencapaian tujuan

pendidikan /sekolah yang telah ditetapkan

2. Perencanaan personil

Perencanaan personil adalah penentuan jumlah dan spesifikasi orang-orang

yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas organisasi dalam rangka

mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.

Langkah-langkag dalam perencanaan personil adalah sebagai berikut :

1. Analisis pekerjaan

2. Penentuan formasi

3. Penetuan kebutuhan

3. Pengadaan personil

Pada pasal 16 ayat 1 undang-undang no 8 tahun 1974 yang diubah menjadi

undang-undang no 43 tahun 1999 tentang pokok-pokok kepegawaian dan pasal 1

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 52: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

Peraturan Perundangan no 98 tahun 2000 tentang pengadaan pegawai dengan

perubahan PP no 11 tahun 2002 menyatakan bahwa pengadaan pegawai negeri

sipil adalah kegiatan mengisi formasi yang lowong. Pengadaan pegawai negeri

sipil dilakukan dimulai dari perencanaan, pengumuman, pelamaran, penyaringan,

pengangkatan calon pegawai negeri sipil sampai dengan pengangkatan menjadi

pegawai negeri sipil.

4. Pemamfaatan, pembinaan dan pengembangan personil

Pemamfaatan personil merupakan upaya pelibatan secara aktif para personil

dalam kegiatan penyelenggaraan kerja untuk mencapai tujuan lembaga.

Pembinaan personil adalah kegiatan yang diarahakan untuk menjamin

penyelenggaraan tugas-tugas lembaga/pemerintahan dan pembangunan secara

berdaya guna dan berhasil guna. Pengembangan personil adalah upaya

peningkatan kemampuan personil dalam melaksanakan tugas-tugasnya untuk

mencapai tujuan lembaga.

Kegiatan-kegiatan administrasi personalia diatas merupakan upaya

pendayagunaan personil secara optimal. Upaya pendayagunaan personil meliputi

kegiatan :

1. Orientasi personil

2. Pendidikan dan pelatihan

3. Pengkajian dan kenaikan gaji personil

4. Kenaikan pangkat

5. Pembinaan disiplin

6. Cuti

7. Kesejahteraan personil

8. Pemindahan atau mutasi dan promosi

9. Penilaian pelaksanaan pekerjaan.

5. Pemberhentian

Pemberhentian pegawai negeri sipil diatur dalam peraturan pemerintah no 32

tahun 1979 dengan perubahan PP no 1 tahun 1994. Pemberhentian sebagai PNS

maksudnya adalah berakhirnya status seseorang sebagai PNS karena alasan-alasan

tertentu. Pemberhentian PNS dapat terjadi karena:

1. Permintaan sendiri

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 53: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

2. Mencapai batas usia pensiun

3. Adanya penyerdehanaan organisasi

4. Melakukan pelangggaran atau tindak pidana penyelewengan

5. Tidak cakap jasmani atau rohani

6. Meninggalkan tugas

7. Meninggal dunia atau hilang

8. Dll

6. Pensiunan PNS

Pensiunan adalah jaminan hari tua dan sebagai balas jasa terhadap pegawai

atau pegawai negeri yang telah bertahun-tahun mengabdikan dirinya kepada

negara. Pegawai yang berhak atas pension adalah :

Pegawai yang diberhentikan dengan hormat sebagai PNS dan pada saat

pemberhentan tersebut :

Mencapai usia 50 tahun dan masa kerja sekurang-kurangnya 20 tahun

Dinyatakan oleh pihak yang berwenang tidak dapat bekerja lagi dalam jabatan

apapun juga karena keadaan jasmani dan rohani

Mempunyai masa kerja sekurang-kurangnya 4 tahun

1. Pegawai negeri sipil yang diberhentikan dengan hormat karena penyederhanaan

organisasi, perubahan susunan pegawai, penertiban aparatur Negara, atau alas

an dinas lainnya yang pada saat pemberhentian telah mencapai usia sekurang-

kurangnya 50 tahun dan masa kerja sekurang-kurangnya 10 tahun.

2. Pegewai negeri sipil yang setelah menjalankan suatu tugas Negara tidak

dipekerjakan sebagai PNS berhak menerima pension bila diberhentikan dengan

hormat, dan usia sekurang-kurangnya 50 tahun dan masa kerja pension 10

tahun.

3. Pegawai yang diberhentiakn dengan hormat sebagai PNS karena mencapai

batas usia pension, berhak atas pensiunapabila dia memiliki masa kerja pension

sekurang-kurangnya 10 tahun.

7. Peranan guru dalam administrasi personalia

1. Dapat memberi masukan tentang keadaan personil yang ada dan kebutuhan

personil yang akan datang.

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 54: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

2. Pada kegiatan pemamfaatn pembinaan dan pengembangan guru sebagai orang

yang dilayani hendaknya berperan aktif sesuai dengan fungsinya, sehingga ia

mendapatkan pelayanan seperti yang diharapkan dan tujuan organisasi atau

sekolah dapat dicapai secara optimal.

3. Guru dituntut untuk memahami aturan-aturan kepegawaian yang berlaku dan

terkait dengannya serta berusaha dengan mengalaksanakannya secara

konsisten dan penuh tanggung jawab

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 55: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

BAB IX

ADMINISTRASI SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN

A. MATERI

a. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan

Secara Etimologis (bahasa) prasarana berarti alat tidak langsung untuk

mencapai tujuan dalam pendidikan. misalnya: lokasi/tempat, bangunan sekolah,

lapangan olahraga, uang dsb. Sedangkan sarana berarti alat langsung untuk mencapai

tujuan pendidikan. misalnya; Ruang, Buku, Perpustakaan, Laboratorium dsb.

Dengan demikian dapat di tarik suatau kesimpulan bahwa Administrasi sarana

dan prasarana pendidikan itu adalah semua komponen yang sacara langsung maupun

tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan dalam

pendidikan itu sendiri. Menurut keputusan menteri P dan K No 079/ 1975, sarana

pendididkan terdiri dari 3 kelompok besar yaitu :

a. Bangunan dan perabot sekolah

b. Alat pelajaran yang terdiri dari pembukuan , alat-alat peraga dan laboratorium.

c. Media pendidikan yang dapat di kelompokkan menjadi audiovisual yang

menggunakan alat penampil dan media yang tidak menggunaakan alat penampil.

b. Macam – Macam Sarana Dan Prasarana

Adapun macam-macam sarana dan prasarana yang di perlukan di sekolah

demi kelancaran dan keberhasilan kegiatan proses pendidikan sekolah adalah :

1. Ruang kelas: tempat siswa dan guru melaksanakan proses kegiatan belajar

mengajar.

2. Ruang perpustakaan: tempat koleksi berbagai jenis bacaan bagi siswa dan dari

sinilah siswa dapat menambah pengetahuan.

3. Ruang laboratorium ( tempat praktek) : tempat siswa mengembangkan

pengetahuan sikap dan keterampilan serta tempat meneliti dengan menggunakan

media yang ada untuk memecahkan suatu masalah atau konsep pengetahuan .

4. Ruang keterampilan adalah tempat siswa melaksanakan latihan mengenai

keterampilan tertentu.

5. Ruang kesenian: adalah tempat berlangsungnya kegiatan-kegiatan seni

6. Fasilitas olah raga: tempat berlangsungnya latihan-latihan olahraga.

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 56: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

c. Fungsi Administrasi Sarana Dan Prasarana

Selain memberi makna penting bagi terciptanya dan terpeliharanya kondisi

sekolah yang optimal administrasi sarana dan prasarana sekolah berfungsi sebagai:

a. Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala kebutuhan yang di perlukan dalam

proses belajar mengajar.

b. Memelihara agar tugas-tugas murid yang di berikan oleh guru dapat terlaksana

dengan lancar dan optimal.

Fungsi administrasi yang di pandang perlu dilaksanakan secara khusus oleh

kepala sekolah adalah :

1. Perencanaan

Perencanaan dapat di pandang sebagai suatu proses penentuan dan

penyusunan rencana dan program-program kegiatan yang akan di lakukan pada

masa yang akan datangsecara terpadu dan sistematis berdasarkan

landasan ,prinsip-prinsip dasardan data atau informasi yang terkait serta

menggunakan sumber-sumber daya lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang

telah di tetapkan sebelumnya.

2. Pengkoordinasian

Fungsi ini menyangkut upaya kepala sekolah untuk menyelaraskan gerak

langkah dan memelihara prinsip taat asas (konsisten) pada setiap dan seluruh guru

dalam melaksanakan seluruh tugas dan kegiatannya agar dapat tujuan dan sasaran

yang telah di rencanakan .Hal ini di lakukan oleh kepala sekolah melalui

pembinaan kerja sama antar guru, dan antar guru dengan pihak-pihak luar yang

terkait. Di samping itu penyelarasan dan ketaatan pada sas diupayakan agar fungsi

yang satu gengan yang lainnya dapat mercapai dan memenuhi target yang di

tetapkan sebelumnya.

3. Pengendalian

Fungsi ini mencakup upaya kepala sekolah untuk:

a. Mengamati seluruh aspek dan unsur persiapan dan pelaksanaan program-

program kegiatan yang telah di rencanakan

b. Menilai seberapa jauh kegiatan-kegiatan yang ada dapat mencapai sasaran-

sasaran dan tujuan.

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 57: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

c. Mengidentifikasi permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan kegiatan

beserta faktor-faktor penyebabnya.

d. Mencari dan menyarankan atau menentukan cara-cara pemecahan masalah-

masalah tersebut.

e. Mengujicobakan atau menerapkan cara pemecahan masalah yang telah dipilih

guna menghilagkan atau mengurangi kesenjangan antara harapan dan

kenyataan.

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 58: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

BAB X

ADMINISTRASI KEUANGAN SEKOLAH, HUBUNGAN SEKOLAH DAN

MASYARAKAT DAN LAYANAN KHUSUS

A. PENDAHULUAN

Pada bagian ini dibahas tentang pengertian keuangan sekolah, penggunaan keuangan

sekolah dan pertanggung jawaban keuangan sekolah, pengertian , tujuan, prinsip, teknik

dan proses pengelolaan husemas, dan pengertian layanan khusus, jenis-jenis layanan

khusus dan peranan guru dalam administrasi layanan khusus.

Materi diatas merupakan aspek penting yang perlu diketahui dan dimengerti oleh

calon guru mengingat administrasi keuangan sekolah, adminisrtrasi hubungan sekolah

dan masyarakat dan administrasi layanan khusus merupakan bagian bidang garapan

adminisrtasi sekolah yang ikut menentukan dan mempengaruhi kelancaran  proses

pendidikan disekolah.

B. MATERI

1. Pengelolaan keuangan sekolah

a. Pengertian pengelolaan keuangan sekolah

Pengertian keuangan sekolah cenderung dibatasi pada ruang lingkup yang

lebih sempit, yaitu pencatatan uang masuk dan uang keluar. Dalam arti luas

pengelolaan keuangan sekolah mencangkup kegiatan perencanaan penggunaan ,

pencatatan, pelaporan , dan pertanggung jawaban keuangan sekolah yang sudah

dialokasikan untuk pembiayaan kegiatan sekolah selama periode tertentu,

misalnya untuk 1 tahun ajaran.

b. Perencanaan Keuangan Sekolah

Rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS) pada dasarnya

memuat tentang berbagai program dan kegiatan yang akan dilaksanakan sekolah

selama 1 kegiatan yang akan dilaksanakan sekolah, keuangan untuk membiayai

program tersebut selam 1 tahun anggaran. Penyusunan RAPBS dapat menempuh

beberapa langkah. Sutisna 1989 menyatakan langkah dimaksud sebagai berikut:

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 59: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

1. Penetapan Tujuan. Perumusan Tujuan adalah suatu keharusan dalam

penyusunan anggaran yang efektif

2. Penjabaran tujuan kedalam program pendidikan

3. Penentuan  sumber daya manusia dan materil yang berimplementasikan

program-program pendidikan yang ditetapkan. PAda tahap ini mesti ada

gambaran yang jelas mengenai:

1. Jumlah staff dan kemampuan-kemampuan

2. Gedung dan fasilitas fisik

3. Perlengkapan dan pembengkelan

4. Pelayanan bantuan, operasi dan pemeliharaan

5. Pelayanan administrative

4. Pembuatan perkiraan anggaran belanja dengan teliti.

Pengeluaran biaya sekolah meliputi aspek:

1. Pengawasan umum

2. Pengajaran

3. Pelayanan bantuan

4. Pemeliharaan gedung

5. Operasi

6. Pengeluaran tetap, jasa hutang

c. Pengunaan keuangan sekolah

Depdagri dan depdikbud 1996 menyatakan bahwa dalam administrasi

keuangan harus ada pemisahan tugas dan fungsi otorisator, ordonator dan

pembendaharawan. Otorisator adalah pejabat yang diberi wewenang untuk

mengambil tindakan yang mengakibatkan terjadinya penerimaan atau pengeluaran

keuangan. Ordonator adalah pejabat yang berwenang yang melakukan pengujian

dan memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang dilakukan berdasarkan

otorisasi yang telah ditetapkan. Bendaharawan adalah pejabat yang berwenang

yang melakukan penerimaan dan pengeluaran uang atau surat-surat berharga

lainnya, yang dapat dinilai dengan uang dan diwajibkan membuat perhitungan dan

pertanggung jawaban.

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 60: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

Penggunaan uang mestinya sesuai dengan alokasi anggaran yang sudah

ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu pengaturan penggunaan dan pembukuan

keuangan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang dan smuanya harus melalui

proses dan prosedur yang berlaku. Berkenaan dengan hal ini, sutopo dan sumanto

1982 menyatakan sebagai berikut:

1. sebaiknya orang yang memegang kas tidak sekaligus memgang

pembukuannya

2. Setelah uang diterima harus dibukukan dan ditulis sesuai dengan mata

anggaran masing-masing.

3. Penggunaan uang harus ada bukti atau dokumen berupa kwitansi.

4. Semua pengeluaran harus dibukukan

5. Setiap document yang dijadikan bukti pengeluaran harus diberi nomor,

tanggal, harus dibubuhi, diparaf oleh pejabat yang bertanggung jawab (kepala

sekolah).

6. Tiap halaman buku harus diberi huruf dan  paraf oleh pemegang buku kas

7. Dll

Beberapa buku yang diperlukan dalam penyelenggaraan keuangan sekolah adalah:

1. Buku kas

2. Legel gaji

3. Buku kas harian

4. Buku catatan SPMU

5. Buku / daftar SPJ

6. Buku pemeriksaan

7. Buku setoran Pajak

8. Buku BP3

9. Buku tabunan

d. Pertanggung jawaban keuangan sekolah

Pertanggung jawaban dapat disampaikan pada pimpinan, sumber pemberi

dana maupun kepada personil sekolah untuk dapat diketahui bersama. Hal ini

perlu dilakukan mengingat “ keuangan “ merupakan hal yang sangat sensitive.

Ketidakjelasan laporan pertanggung jawaban keuangan sekolah akan menambah

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 61: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

anggapan negative terhadap kepala sekolah dalam hal penyelenggaraan keuangan

sekolah yang tidak tertib.

2. Hubungan sekolah dan masyarakat

a. Pengertian hubungan sekolah dan masyarakat (husemas)

husemas adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dan masyarakat untuk

meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan serta kegiatan pendidikan

serta mendorong minat dan kerjasama masyarakat dalam peningkatan dan

pengembangan sekolah.

Definisi diatas mengandung beberapa element penting, sebagai berikut:

1. Adanya kepentingan yang sama antara sekolah dan masyarakat

2. Untuk memenuhi harapan masyarakat itu, masyarakat perlu berperan serta

dalam pengembangan sekolah

3. Untuk meningkatkan peran serta itu diperlukan kerjasama yang baik, melalui

komunikasi dua arah yang efisien.

b. Tujuan Hubungan sekolah dan masyarakat

Bent dan Krononberg (Ametembun, 1973;153) mengemukakan 3 tujuan utama

dari hubungan sekolah dan masyarakat. Ketiga tujuan tersebut adalah :

1. To prevent misunderstanding

2. To secure financial support

3. To secure cooperation I policy making

Yang dimaksud dengan tujuan tersebut diatas adalah :

1. Unutk mencegah kesalahpahaman masyarakat terhadap sekolah sehingga

tercipta opini yang baik dari masyarakat tentang pendidikan umumnya.

2. Untuk memperoleh sumbangan financial dan sumbangan material dari

masyarakat

3. Untuk menjalin kerjasama dalam pembuatan –pembuatan kebijaksanaan.

Elsbree (hendiyat sutopo, 1982;236) mengemukakan tujuan hubungan sekolah

dengan masyarakat sebagai berikut :

1. meningkatkan kualitas belajar dan pertumbuhan anak secara maksimal

2. untuk meningkatkan tujuan masyarakat dan meningkatkan kualitas kehidupan

masyarakat

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 62: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

3. untuk mengembangkan antusiasme / semangat dalam membantu kegiatan

hubungan sekolah  dengan masyarakat disekolah

c. Prinsip-prinsip hubungan sekolah

Prinsip-prinsip itu adalah :

1. prinsip otoritas, yaitu bahwa husemas harus dilakukan oleh orang yang

mempunyai otoritas, karena pengetahuan dan tanggung jawabnya dalam

penyelenggaraan sekolah.

2. Prisnsip kesederhanaan, yaitu bahwa program-program hubungan sekolah-

masyarakat harus sederhana dan jelas.

3. Prinsip sensitivitas, yaitu bahwa dalam menangani masalah hubungan dengan

masyarakat sekolah harus sensitive terhadap kebutuhan serta harapan

masyarakat.

4. Prinsip kejujuran, yaitu bahwa apa yang disampaikan kepada masyarakat  apa

adanya dan disampaikan secara jujur

5. Prinsip ketepatan, bahwa apa yang disampaikan sekolah kepada masyarakat

harus tepat baik dilihat dari segi isi, waktu, media yang digunakan serta tujuan

yang akan dicapai

d. Teknik –teknik hubungan sekolah dan masyarakat

Dalam menciptakan kerjasama antara sekolah dengan orang tua murid dan

masyarakat, ada beberapa teknik yang digunakan. Teknik tersebut meliputi:

1. publikasi sekolah

publikasi sekolah adalah merupakan kegiatan yang dilakukan sekolah

untuk memperkenalkan serta memberikan informasi tentang program-program

sekolah dan lain sebagainya kepada masyarakat. Ada beberapa cara yang

ditempuh dalam  publikasi sekolah. Kegiatan tersebut meliputi:

1. informasi lewat siswa

2. Buletin sekolah

3. surat kabar

4. Pameran sekolah

5. folder/ brosur

6. melalui TV dan Radio

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 63: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

2. Pertemuan tatap muka individu

Adalah pertemuan yang berlangsung antara 2 orang, antara guru dengan

orang tua murid atau antara guru dengan pemuka masyarakat atau antara

kepala sekolah dengan orang tua murid atau anggota masyarakat

3. Pertemuan tatap muka kelompok

Adalah pertemuan antara  personil sekolah dengan orang tua murid atau

dengan pemuka masyarakat.

4. Laporan kepada orang tua murid

Laporan yang diberikan sekolah kepada orang tua murid dapat berupa

buku lapor, dapat berupa buku data pribadi siswa, atau segala sesuatu yang

berkenaan dengan perkembangan pribadi anak dalam belajar disekolah

5. Kunjungan sekolah

Adalah merupakan kunjungang  yang dilakukan anggota masyarakat

kesekolah

e. Pelasanaan Program hubungan sekolah dengan  masyarakat

1. perencanaan program

Perencanaan program hubungan sekolah dengan masyarakat harus

memperhatikan dana yang tersedia, ciri masyarakat daerah jangkauan sarana

dan prasarana yang tersedia dan teknik yang akan digunakan

2. Pelaksanaan Programan

Dalam pelaksanaan program hubungan sekolah dan masyarakat yang telah

dirumuskan diperlukan adanya koordinasi kerja dari personil-personil yang

terlibat. Setiap personil harus tahu tugas dan tanggung jawab yang harus

diembannya dalam rangka pelaksanaan program hubungan sekolah dan

masyarakat tersebut.

3. Administrasi layanan khusus

Layanan khusus adalah suatu usaha yang tidak secara langsung berkenaan dengan

proses belajar mengajar dikelas, tetapi secara khusus diberikan oleh pihak sekolah

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 64: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

kepada para siswanya agar mereka lebih optimal dalam melaksanakan proses belajar

mengajar.

Ada beberapa jenis layanan khusus, tetapi hanya 3 jenis yang akan dibahas dalam

bagian ini. Jenis-jenis layanan khusu yang dimaksud adalah :

a. Perpustakaan sekolah

Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah

sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan, dengan  tujuan

utama membantu sekolah untuk mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan

pendinikan pada umumnya. Ada beberapa jenis perpustakaan sekolah, yang pada

dasarnya disesuaikan dengan jenjang atau tingkat sekolah yang bersangkutan.

Jenis perpustakaan sekolah tersebut adalah perpustakaan taman kanak-kanak,

perpustakaan sekolah dasar, perpustakaan sekolah lanjutan tingkat pertama dan

perpustakaan sekolah lanjutan tingkat atas. Semua jenis perpustakaan sekolah

yang disebutkan diatas dikelola berdasarkan tujuan khusus masing-masing jenis

dan jenjang sekolah.

a. Fungsi perpustakaan sekolah  adalah:

1. fungsi pendidikan

2. fungsi informasi

3. fungsi rekreasi

4. fungsi penelitian

5. fungsi penyaluran hobi

6. fungsi penanaman rasa tanggung jawab

b. Pengelolaan bahan pustaka

Sebelum bahan pustaka dapat dipinjamkan kepada pengunjung bahan

tersebut harus diolah terlebih dahulu. Proses pengolahan bahan pustaka

tersebut melalui tahap-tahap berikut:

1. klasifikasi

2. katalogisasi

3. pemberian stempel

4. pemberian nomor buku

5. pengaturan buku dirak

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 65: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

c. peranan guru dalam administrasi perpustakaan sekolah

ada beberapa peranan guru yang terlibat dalam administrasi perpustakaan

sekolah. Peran tersebut antara lain:

1. memperkenalkan buku-buku kepada siswa dan guru-guru

2. memilih buku-buku dan bahan pustaka lainnya yang kan dibeli

3. mempromosikan perpustakaan baik untuk pemakaian,  maupun

pembinaanya

4. mengetahui jenis dan menguasai criteria-krikteria umum yang menentukan

baik buruknya susu koleksi

5. mengusahakan agar siswa aktif membantu perkembangan perpustakaan

b. usaha kesehatan sekolah

usaha kesehatan sekolah merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan

kemampuan hidup sehat yang pada gilirannya menghasilkan derajat kesehatan

peserta didik yang optimal. Usaha kesehatan sekolah tersebut bukan saja menjadi

tanggung jawab pemerintah akan tetapi tanggung jawab peserta didik dan

masyarakat dimana sekolah itu berada.

1. tujuan kesehatan sekolah

tujuan khusus usaha kesehatan sekolah adalah agar siswa :

1. memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan

prinsip hidup sehat serta berpartisipasi aktif didalam usaha peningkatan

kesehatan disekolah, dirumah tangga maupun dilingkungan masyarakat.

2. sehat dalam arti fisik mental maupun social

3. memiliki daya khayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk,

penyalahgunaan narkotika, obat dan bahan berbahaya, alcohol, rook, dan

sebagainya.

4. Ruang lingkup usaha kesehatan sekolah

Ruang lingkup usaha kegiatan sekolah tercermin dalam tree program UKS

yang dikenal dengan istilah trias UKS yang meliputi:

1. pendidikan kesehatan

2. pelayanan kesehatan

3. pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat, pembinaan lingkungan

kehidupan sekolah sehat dilaksanakan dalam rangka menjadikan sekolah

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 66: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

sebagai institusi pendidikan yang dapat menjamin berlangsungnya proses

belajr mengajar.

c. labolatorium.

Labolatorium secara sederhana dapat diuraikan sebagai suatu tempat dimana

dosen, mahasiswa, guru, siswa, dan orang lain melaksanakan kegiatan kerja ilmiah

seperti pratikum, observasi, penelitian, demokrasi dan pembuatan model-model

dalam rangka kegiatan belajar mengajar.

1. jenis-jenis laboratorium

labolatorium dapat dibedakan atas berapa jenis’ jenis-jenis laboratorium

tersebut biasanya disesuaikan dengan bidang studi atau kelompok bidang studi

tertentu. Jenis laboratotium tersebut antra lain:

1. menurut bidang studi misalnya: labolatorium kimia, fisika, pmp dan

sebagainya

2. menurut kelompok bidang studi misalnya : laboratorim IPS, IPA

3. untuk bidang ilmu teknik labor dapat diartikan sebagai workshop/ bengkel

kerja

2. Perencanaan penggunaan labor

Rencana penggunaan labor minimal meperhatikan hal-hal berikut:

1. jenis labor yang akan digunakan

2. siswa atau pihak yang akan menggunakan

3. waktu yang tersedia

4. peralatan yang ada

5. jenis bidang studi

6. topic yang akan dipelajari

secara lebih rinci langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam perencanaan penggunaan

labor adalah:

1. menganalisis kurikulum secara keseluruhan

2. penentuan bobot taksonomik pokok bahasab

3. pengembangan desain intruksional

4. pengembangan materi dan pokok bahasan

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 67: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

5. menetapkan apakah seluruh bagian, satu atau dua materi pokok bahasan yang

memerlukan “ labotory work”

6. peralatan yang akan digunakan

7. penetapan langkah-langkah dalam pengajaran dengan memakai laboratorium.

BAB XI

ADMINISTRASI KETATAUSAHAAN DAN STRUKTUR ORGANISASI

A. Administrasi Ketatausahaan

1. Pengertian Administrasi Ketatausahan

The Liang Gie (1998;16) merumuskan pengertian tatausaha sebagai “segenap

rangkaian aktivitas menghimpun, mencatat, mengolah, mengganda, menggirim, dan

menyimpan keterangan-keterangan yang diperlukan dalam setiap organisasi”.

Dalam buku dasar-dasar administrasi pendidikan yang di susun oleh staf

pengajar FIP IKIP Padang (1986;61) dikemukakan bahwa “administrasi

ketatausahaan meliputi segenap kegiatan mulai dari pembuatan, pengelolaan,

penataan sampai dengan penyimpanan semua bahan keterangan yang diperlukan oleh

organisasi”

Berdasarkan pengertian diatas, bahwa pola perbuatan dalam kegiatan

ketatausahan meliputi:

• Menghimpun segala keterangan yang di perlukan.

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 68: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

• Mencatat berbagai keterangan baik dalam bentuk tulisan ataupun dalam audio

visual secara manual maupun elektronik sehingga dapat dibaca, dikirim, dan

disimpan.

• Mengolah berbagai keterangan-keterangan yang telah dihimpun untuk dapat

ddisajikan sebagai informasi.

2. Kegiatan administrasi ketatausahaan

Dikemukakan oleh The Liang Gie (1998) kegiatan tatausaha mempunyai

peranan pokok, yaitu:

• Melayani pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan operatif untuk mencapai tujuan

organisasi

• Menyediakan keterangan-keterangan bagi pimpinan organisasi untuk membuat

keputusan atau melakukan tindakan yang tepat

• Membantu kelancaran perkembangan organisasi sebagai suatu keseluruhan

Implikasi peranan kegiatan ketatausahan dalam dunia pendidikan

3. Pelayanan Kantor

Eksistensi kantor atau organisasi baik organisasi produk maupun jasa

ditentukan oleh kualitas layanan. Konsep layanan, dapat dikategorikan atas layanan

intern dan layanan ekstern.

Layanan intern adalah layanan yang diberikan oleh personil organisasi kepada

personil lainnya, seperti: siswa dilayani oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar

dan guru dilayani oleh bendahara sekolah dalam hal penggajian.

Layanan ekstern adalah layanan terhadap masyarakat atau oaring yang tidak

termasuk angota organisasi. Layanan dapat dilakukan secara langsung melalui tatap

muka atau melalui suatu alat komunikasi.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelayanan secara langsung

adalah:

• Menghormati pelanggan

• Mengetahui maksud pelayanan

• Menyenangkan pelanggan

• Menghindari berbisik atau bersenda gurau dengan personil lain sehingga dapat

menimbulkan rasa kurang menyenangkan bagi pelanggan

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 69: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

• Hindarkan sikap yang menunjukkan “pemberian prioritas” kepada pelangan

tertentu

• Lupakan persoalan pribadi pada saat melayani pelanggan sehingga dapat tercipta

suasana yang ramah

• Gunakan pakaian yang rapi

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam layanan melalui alat komunikasi

adalah:

• Segeralah mengangkat gang telepon bila telepon berdering

• Siapkan peralatan untuk mencatat pesan

• Nyatakan nama kantor atau unit setelah mengangkat gang telepon atau telepon

tersambung

• Sebutlah nama penerima telepon untuk lanjutan pembicaraan

• Berusahalah mengidentifikasi penelepon bila penelepon tidak menyatakan

identitasnya

• Pastikan alamat yang ingin dituju oleh penelepon

• Mintalah persetujuan pimpinan bila penelepon tidak menggemukakan masalah

yang ingin disampaikannya dan ingin berbicara dengan pimpinan

• Beri keterangan dengan alasan yang tidak rinci bila pimpinan tidak bersedia

menerima telepon atau sedang tidak berada dikantor

• Pastikan bahwa nama atau istilah ditulis dengan tepat

4. Pengelolaan surat

a. Jenis surat : dibedakan atas 14 jenis; Surat dinas, Nota dinas, Memo, Surat

pengantar, Surat kawat, Surat keputusan, Surat edaran, Surat undangan, Surat

tugas, Surat kuasa, Surat pengumuman, Surat pernyataan, Surat keterangan,Berita

acara

b. Sifat dan derajat surat :Surat sangat sahasia, Surat rahasia, Surat terbatas, Surat

biasa. Derajat surat dikelompokkan atas tiga derajat; kilat, segera, biasa.

c. Pencantuman alamat surat: Alamat surat dicantumkan pada sampul surat dan

kepala surat

d. Kode surat: Kode jabatan, Kode unit, Kode Perihal

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 70: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

e. Pemakaian Singkatan: Singkatan penggunaan dan penulisannya dalam

penandatanganan surat adalah a.n. (atas nama) dipergunakan jika yang berwenang

menadatangani surat menguasakan penandatanganan surat kepada pejabat

setingkat dibawahnya, dll

f. Cap Jabatan dan Cap DinasCap jabatan merupakan cap atau stempel yang

dipergunakan oleh pejabat tertentu sedangkan cap dinas merupakan cap atau

stempel yang dipergunakan oleh setiap pejabat

g. Prosedur Pengrusan Surat; Penerima Surat, Pengirim surat, Pencatat surat,

Pengarah surat, Pengolah surat.

5. Pengelolaan Arsip

Arsip adalah naskah yang dibuat dan diterima oleh lembaga-negara atau

swasta, dalam membentuk dan corak apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun

berkelompok dalam rangka pelaksanaan kegiatan lembaga tersebut.

Kegiatan pengelolaan arsip terdiri dari: Azaz penataan arsip, System penataan

arsip, Prosedur penataan arsip, Peralatan dalam penataan arsip, Peminjaman arsip,

Penyusunan arsip, Pemeliharaan arsip

6. Peranan Guru Dalam Administrasi Ketatausahaan

• Terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam memberi layanan

• Menghimpun, mencatat, mengolah, mnggandakan, mengirim, menyimpan dan

menemukan kembali berbagai keterangan yang berkenaan maupun yang

menunjang penyelenggaraan dan pendidikan disekolah.

• Membantu perkembangan lembaga persekolahan dengan memberikan masukan-

masukan yang bersifat inovatif dan kreatif dalam meningkatkan kualitas

pelayannan sekolah, baik secara ekternal maupun internal.

B. STRUKTUR ORGANISASI

1. Pengertian struktur Organisasi

Struktur organisasi yaitu meknisme-mekanisme farma dengan mana organisasi

dikelola. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola

tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian, posisi-posisi maupun

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 71: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

orang-orang yang menunjukkan kedudukan tugas wewenang dan tanggungjawab yang

berbeda dalam suatu organisasi.

2. Prinsip-Prinsip Dasar Suatu Organisasi

– Prumusan tujuan secara jelas

– Anggota organisasi harus memahami dan menjiwai tujuan yang akan dicapai

– Adanya pembagian kerja sedemikian rupa, yang dilakukan atas dasar perbedaan

kemampuan dan minat anggota organisasi.

– Pelimpahan wewenang sesuai tanggung jawab

– Hirarki wewenang dari atas sampai kebawah harus dilakukab secara tegas

– Kesatuan arah dari pelaksanaan kegiatan dan pemberdayaan sumber-sumber

organisasi.

– Adanya kesatuan perintah diantara pimpinan dan anggota organisasi.

– Tentang pengawasan yang memaadai

– Susunan strutur organisasi secara sederhana sesuai kebutuhan dan potensi

organisasi

– Pola dasar organisasi hendaknya relative permanent.

3. Proses pengorganisasian

– Perincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan

organisasi.

– Pembagian beban kerja total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logis dapat

dilaksanakan oleh 1 orang – tidak terlalu berat sehingga tidak dapat diselesaikan

atau terlalu ringan sehingga ada waktu mengganggur, tidak efisien dan terjadi

biaya yang tidak perlu.

– Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan

pekrjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.

4. Desain Organisasi

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 72: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

• Desain organisasi berkenaan dengan kegiatan menciptakan struktur tugas dan

wewenang dalam organisasi. Tugas-tugas dalam organisasi dikelompokkan

kedalam satu kesatuan kerja atau unit.

• 4 kategori dalam desain organisasi :

a. Pembagian kerja

b. Depertementalisasi

c. Rentang kendali

d. Pelimpahan wewenang.

5. Organisasi Informal

Fungsinya:

– Menetapkan, memperkuat, meneruskan norma, norma dan nilai social budaya para

anggota kelompok.

– Memberikan dukungan terhadap tujuan organisasi dan bantuan terhadap

pelaksanaan tugas manejer.

– Menstimulasi

– Memberikan kepuasan dan status social kepada para anggota yang tidak dapat

diperoleh dari organisasi.

6. Organisasi Sekolah : Birokrasi Vs Profesional

• Perbedaan antara birokrat dengan para profesinal adalah bahwa para profesioanl

cenderung mengontrol diri mereka sendiri berdasarkan kode etik dan bekerja

dengan teman sejawat. Sementar control para birokrat didasarkan pada peraturan-

peraturan yang diterima dari atasannya.

• Hoy dan mischele (1678) mengaktegorikan 4 struktur organisasi sekolah, yaitu :

a. tipe 1 : merupakan tipe sekolah wiberian

b. tipe 2 merupakan tipe authoritarian.

c. tipe 3 merupakan tipe professional

d. tipe 4 merupakan chaotic.

7. Struktur organisasi pengelola dan lembaga kependidikan

• Struktur organisasi vertical Departemen Pendidikan Nasional terdiri dari :

– Struktur organisasi departemen pendidikan nasional

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 73: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

– Struktur organisasi Dinas Pendidikan Tingkat 1

– Struktur organisasi Dinas Pendidikan Tingkat 2

– Struktur organisasi Cabang Dinas Pendidikan

• Struktur organisasi lembaga sekolah

Lembaga persekolahan memiliki kewenangan menyusun strutur organisasi.

Pengembangan strukktur organisasi sekolah dipengaruhi besar sekolah dan

kelengakapan sarana pendidikan dan pengajaran.

BAB XII

KEPEMIMPINAN DALAM KEPENDIDIKAN

A. PENDAHULUAN

Kepemimpinan, sebagaimana yang telah dibahas pada bagian terdahulu merupakan

bagian yang penting dari administrasi/manajemen, bahkan dapat dikatakan sebagaimana

inti dari motor penggerak dari manajemen. Sehingga dapat dikatakan keberhasilan

seseorang dalam melaksanakan administrasi/manajemen sangat ditentukan oleh

kepemimpinannya.

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 74: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

Pemahaman tentang kepemimpinan ini sangat berguna bagi tenaga kependidikan

dalam melaksanakan tugas nantinya baik sebagai bawahan/anggota maupun sebagai

pimpinan sendiri.

B. MATERI

1. Pengertian kepemimpinan pendidikan

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempenggaruhi perilaku orang

lain untuk berfikir dan berperilaku dalam rangka perumusan dan pencapaian tujuan

organisasi di dalam situasi tertentu. Kalau dikaitkan dengan kata pendidikan sesudah

kepemimpinan, menunjukkan bahwa lingkup kepemimpinan tersebut adalah pada

bidang pendidikan. Kata pendidikan menunjukkan arti yang dapat dilihat dari dua

segi:

pendidikan sebagai usaha atas proses mendidik dan mengajar seperti yang dikenal

sehari-hari.

Pendidikan sebagai ilmu pengetahuan yang membahas berbagai masalah tentang

hakekat dan kegitan mendidik dan mengajar.

Kepemimpinan pendidikan sebagai “suatu kemampuan dan proses

mempengaruhi, membimbing, mengkoordinir, dan mengerakkan orang lain yang ada

hubungan dengan pengembangan ilmu pendidikan dan pelaksanaan pendidikan dan

pengajaran agar supaya efisien dan efektif didalam mencapai tujuan pndidikan dan

penggajaran.

Dari defenisi diatas tergambar unsur-unsur pokok dari kepemimpinan itu

adalah:

1. Pemimpin

2. Yang dipimpin

3. Adanya proses mempengaruhi

4. Adanya tujuan yang diingini

2. Hubungan administrasi dengan kepemimpinan

Sebagaimana yang sudah dikemukakan pada bagian terdahulu, kepemimpinan

merupakan bagian yang dapat dipisahkan dari administrasi. Bagaimana hubungan

antara kedua hal tersebut dapat ditinjau dari ruang lingkup/luas lingkungannya dan

dari proses fungsinya seperti digambarkan dibawah ini.

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 75: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

Hubungan kepemimpinan dan adminisrasi dari luas lingkupnya.

Hubungan kepemimpinan dan manajemen/administrasi ditinjau dari prosesnya

3. Factor-faktor yang menentukan perilaku kepemimpinan pendidikan

Perilaku seseorang pemimpin pendidikan dalam melaksanakan tugas

kepemimpinannya dipenggaruhi oleh banyak factor. Factor-faktor tersebut dapat

dikelompokkan pada:

factor-faktor yang berasal dari pemimpin itu sendiri

factor-faktor yang berasal dari kelompok yang dipimpin

factor lembaga/organisasi yang dipimpin

factor-faktor legal

factor lingkungan social

factor perubahan-perubahan dan pembaharuan dalam teori atau bidang pendidikan

seperti perubahan kurikulum, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam

bidang pendidikan, perubahan-perubahan teori belajar dan sebagainya akan

mempenggaruhi perilaku seseorang pemimpin pendidikan.

4. Fungsi kepemimpinan pendidikan

Dalam kehidupan organisasi termasuk organisasi pendidikan, fungsi

kepemimpinan adalah hal penting yang harus dilaksanakan seseorang pimpinannya

menurut wahjosumudjo (1999) fungsi kepemimpinan dapat dikelompokkan menjadi

empat,yaitu:

mendefenisikan misi dan peranan organisasi

mewujudkan tujuan organisasi

mempertahankan tujuan organisasi

mengendalikan konflik internal yang terjadi didalam organisasi

Sehubungan fungsi kepemimpinan ini Burhanuddin

(1994),mengelompokkannya menjadi 3 yaitu :

fungsi yang bertalian dengan tujuan yang akan dicapai

fungsi yang berkaitan dengan pengarahan,pelaksanaan setiap kegiatan,dalam

rangka mencapai tujuan kelompok

fungsi yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan suasana kerja yang

menyenangkan

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 76: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

5. Gaya kepemimpinan kependidikan

Gaya kepemimipinan kependidikan adalah pola perilaku pemimpindalm

melaksanakan tugas atau fungsi-fungsi kepemimpinan atau mempengaruhi para

anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Ditinjau dari perilaku pemimpin menurut hasil penelitian unversitas OHIO dan

unversitas Michigan ecara umum juga mengelompokkan dasar kepemimpinan mejadi

dua ,yaitu :

Gaya kepemimpian yang berorientasi pada tugas

Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada manusia atau bawahan

BAB XIII

KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN

A. Pendahuluan

Pemahaman tentang kepemimpinan ini sangat berguna bagi tenaga kependidikan

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 77: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

dalam melaksanakan tugas nantinya baik sebagai bawahan/anggota maupun sebagai

pimpinan sendiri. Berdasarkan uraian di atas diharapkan setelah mempelajari bab ini

mahasiswa mampu:

1. Menjelaskan pengertian kepemimpinan pendidikan

2. Mendeskripsikan hubungan kepemimpinan dengan manajemen

3. Menjelaskan faktor-faktor yang menentukan prilaku pemimpin pendidikan

4. Menjelaskan fungsi dari seorang pemimpin

5. Menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat dalam pelaksanaan tugasnya nanti

B. Materi

1. Pengertian kepemimpinan pendidikan

Sehubungan dengan kepemimpinan ini banyak pendapat ahli yang secara umum

dapat dikelompokkan menjadi beberapa sudut pandang:

a. Kepemimpinan sebagai focus proses kelompok. Mumford (1906-1907)

kepemimpinan adalah keunggulan seseorang atau beberapa individu dalam

kelompok, dalam proses mengontrol gejala-gejala sosial. Bernard (1927)

menengemukakan pemimpin dipengaruhi oleh kebutuhan-kebutuhan dan harapan-

harapan dari pada anggota kelompok.

b. Kepemimpinan sebagai suatu kepribadian dan akibatnya.Sehubungan dengan ini

Tead meliaht kepemimpinan sebagai perpaduan dari berbagai sifat yang

memungkinkan individu mempengaruhi orang lain untuk mengerjakan beberapa

tugas tertentu.

c. Kepemimpinan sebagai suatu seni mempengaruhi orang lain

d. Kepemimpinan sebagai penggunaan pengaruh

e. Holinder dan Julian (1965) mengemukakan bahwa kepemimpinan dalam arti yang

luas secara tidak langsung melibatkan hubungan saling pengaruh mempengaruhi

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 78: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

antara dua orang atau lebih.

f. Kepemimpinan sebagai tindakan atau tingkah laku.

g. Kepemimpinan sebagai bentuk persuasi

h. Kepemimpinan sebagai alat mencapai tujuan

i. Kepemimpinan sebagai akibat dari interaksi

j. Kepemimpinan sebagai pembedaan peran

k. Kepemimpinan sebagai inisiasi struktur

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahawa kepemimpinan adalah kemampuan

seseorang mempengaruhi perilaku orang lain untuk berfikir dan berprilaku dalam

perumusan dan pencapaian tujuan organisasi di dalam situais tertentu (Sumidjo, 1992: 26).

2. Hubungan administrasi dengan kepemimpinan

Hubungan antara kedua hal tersebut dapat ditinjau dari ruang/luas lingkupnya dan

dari proses fungsinya seperti berikut ini:

a. Hubungan kepemimpinan dan administrasi dari luas lingkupnya

1. administrasi

2. manajemen

3. kepemimpinan

4. pengambilan keputusan

5. hubungan antar manusia

6. komunikasi

Dari hal di atas terlihat bahwa kepemimpinan itu adalah inti manajemen dan

manajemen inti dari administrasi

b. Hubungan kepemimpinan dan manajemen/administrasi ditinjau dari prosesnya, salah satu

kegiatan/fungsi manajemen itu adalah memimpin, dan untuk memimpin perlu

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 79: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

kepemimpinan.

3. Faktor-faktor yang menentukan prilaku kepemimpinan pendidikan

Dapat dikelompokkan pada:

a. Faktor-faktor yang berasal dari pemimpinan itu sendiri, misalnya:

1) Pengertiannya tentang kepemimpinan

2) Nilai atau hal yang kejar dalam kepemimpinan.

3) Cara orang menduduki pangkat kepemimpinannya, orang yang menduduki

kepemimpinan karena diangkat bukan karena kecakapan akan berbeda dari

orang yang menjadi pemimpin karena kecakapan yang sudah terbukti.

4) Pengalaman dalam kepemimpinan

5) Pandangan seseorang terhadap manusia. Teori Douglass McGregor

memandang manusia dari dua sudut, yang pertama disebut teori X yang

mengatakan bahwa manusia itu pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan

sedapat mungkin menghindarinya. Yang kedua aadalah teori Y yang

mengatakan bahwa bagi manusia bekerja itu merupakan hal yang alamiah

seperti halnya bermain atau istrirahat.

b. Faktor-faktor yang berasal dari kelompok yang dipimpin.

Keadaan kelompok seperti: kematangan, kekompakan, latar belakang pendidikan,

pengalaman, staf/guru, karakteristik murid, latar belakang sosial budaya dan ekonomi

anggota staf/guru dan murid-muridnya.

c. Faktor lembaga/organisasi yang dipimpin

Faktor lembaga yang dipimpin seperti jenis dan tujuan sekolah kurikulum yang

digunakan disekolah dan karakteristik sekolah lainnya juga mempengaruhi perilaku

pemimpinnya.

d. Faktor-faktor legal

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 80: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

Seorang pemimpin pendidikan yang akan berhadapan dengan peraturan-peraturan

formal dri instansi struktural diatasnya. Aturan-aturan tersebut akan mempengaruhi

prilakunya.

e. Faktor lingkungan sosial

Lingkungan sosial maksudnya disini adalah keadaan masyarakat di sekitarnya,

misalnya keadaan ekonomi masyarakat, pandangan pemuka masyarakat dan masyarakat

pada umumnya tentang pendidikan

f. Faktor perubahan-perubahan dan pembaharuan dalam teori dan atau bidang pendidikan

seperti perubahan kurikulum, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang

pendidikan, perubahan-perubahan teori belajar dan sebagainya akan mempengaruhi

perilaku seorang pemimpin pendidikan.

4. Fungsi kepemimpinan pendidikan

Menurut Wahjosumudjo (1999) fungsi kepemimpinan dapat dikelompokkan menjadi

empat yaitu:

a. Mendefenisikan misi dan peranan organisasi

b. Mengejawantahkan/mewujudkan tujuan organisasi

c. Mempertahankan keutuhan organisasi

d. Mengendalikan konflik internal yang terjadi di dalam organisasi

Sehubungan dengan fungsi kepemimpinan ini Burhanuddin mengelompokkannya

menjadi tiga yaitu:

a. Fungsi yang bertalian dengan tujuan yang akan dicapai. dalam fungsi ini pemimpin

berusaha membantu kelompok utnuk memikirkan, memilih dan merumuskan tujuan yang

akan dicapai.

b. Fungsi yang berkaitan dengan pengarahan pelaksanaan setiap kegiatan dalam rangka

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 81: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

mencapai tujuan kelompok. fungsi yang kedua ini berhubungan dengan aktivitas

manajerial pemimpin dalam rangka menggerakkan kelompok mencapai tujuan yang telah

dirumuskan.

c. Fungsi yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan suasana kerja yang

menyenangkan.

5. Gaya kepemimpinan

Ditinjau dari perilaku pemimpin menurut hasil penelitian Universitas OHIO dan

Universitas Michigen secara umum juga mengelompokkan dasar kepemimpinan menjadi

dua yaitu:

a. Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas

Ciri-ciri perilaku pemimpin adalah:

1). Memberikan kritik pada pelaksanaan pekerjaan yang jelek

2). Menekankan pentingnya batas waktu pelaksanaan tugas-tugas pada bawahan

3) Selalu memberi tahu apa-apa yang dikerjakan bawahan

4). Selalu memberi petunjuk bawahan bagaimana melakukan tugas

5). Memberikan standar tertentu atas pekerjaan

6). Meminta bawahan agar selalu menuruti dan mengikuti standar yang telah ditetapkan

7). Selalu mengawasi apakah bawahan bekerja sepenuh kemampuannya

8). Kurang memperhatikan pembinaan dan pengembangan bawahan

b. Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada manusia/bawahan

Ciri-ciri perilaku pemimpin sebagai berikut:

1). Ramah tamah

2). Mendukung dan membela bawahan

3). Mau menerima usul dari bawahan

4). Memikirkan kesejahteraan bawahan

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com

Page 82: 59678643 Buku Profesi Kependidikan

5). Memperlakukan bawahan setingkat dengan dirinya

6). Memotivasi

Gaya kepemimpinan ini juga adapt dibedakan menjadi:

1. Tipe otoriter. Perilaku pemimpin dengan tipe ini menunjukkan ingin berkuasa. Biasanya

pemimpin ini bertindak sebagai penguasa tunggal tidak melibatkan bawahan dalam

mengambil keputusan, tidak meghargai pendapat, ide dan inisiatif bawahan.

2. Tipe demokratis. Pemimpin berusaha untuk melibatkan kelompok dalam mengambil

keputusan, menghargai inisiatif, pendapat dan ide dari anggota kelompok, lebih

meningkatkan kepentingan bersama dari kepentingan pribadi dan adanya pendelegasian

wewenang dan tanggung jawab dan biasanya pengambilan keputusan dilakukan dengan

gaya musyawarah.

3. Tipe laizes faire. Pada tipe kepimipinan ini, pemimpin sepertinya tidak melakukan

fungsi kepemimpinan dan sifat kepemimpinannya tidak tampak. Dimana anggota

kelompok diberi kebebasan penuh dalam melaksanakan tugasnya tanpa ada pedoman

kerja yang baik.

4. Tipe pseudo demokratis. Tipe pseudo demokratis disebut juga demokratis semu, dimana

seseorang pemimpin yang mempunyai tipe ini hanya nampaknya saja yang demokratis,

padahal sebenarnya tindakannya bersifat otoriter/absolut.

David Sigalingging, [email protected]

http://davidsigalingging.wordpress.com