Buku Ajar Profesi Kependidikan

download Buku Ajar Profesi Kependidikan

of 147

Transcript of Buku Ajar Profesi Kependidikan

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    1/147

    PENGEMB NG N B H N J R

    M T KULI H PROFESI KEPENDIDIK N

    Oleh

    Imron Abdul HakimLoman Bolam

    Dibiayai oleh Kegiatan Program Hibah Kompetisi (PHK-A) S1 PGSD

    Universitas Sriwijaya Tahun Anggaran 2009 dengan Surat Perjanjian

    Nomor: 008/SPK/HPN/PHK-A/VIII/2009,Tanggal 13 Agustus 2009

    HIBAH PENGAJARAN KEGIATAN PHK-A S1 PGSD

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

    PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SRIWIJAYA

    TAHUN 2009

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    2/147

    Kata Pengantar

    uji Syukur kepada Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang yang telahmemberi petunjuk dan kekuatan kepada penulis, sehingga laporan ini

    dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal waktu yang telah disepakati.

    Mata Kuliah Profesi Kependidikan merupakan salah satu mata kuliah yang

    wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa yang belajar di Lembaga Penddikan Tenaga

    Kependidikan (LPTK), seperti di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

    (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sriwijaya. Bahan ajar

    yang digunakan untuk mata kuliah ini diambil dari buku atau bahan ajar yang

    umumnya diterbitkan sebelum Undang-undang RI No 20 Tahun 2003, tentang

    Sistem Pendidikan Nasional, dan Undang-undang RI No 14 Tahun 2005, tentang

    Guru dan Dosen. Dengan demikian, dari segi substansi bahan ajar mata kuliah ini

    perlu dikembangkan dan di-up-date, sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan

    profesi kependidikan.

    Pengembangan bahan ajar mata kuliah Profesi Kependidikan ini didanai

    oleh Program Hibah Kompetisi (PHK-A), Program S1 Pendidikan Guru Sekolah

    Dasar (PGSD), FKIP Unsri, tahun anggaran 2009. Untuk itu, dalam kesempatan ini

    kami ingin menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada

    pimpinan dan pengelola Program. Selain itu, penulisan bahan ajar ini

    mendapatkan dukungan dari berbagai pihak yang tak dapat disebutkan satu-

    persatu, kepada mereka kami juga menyampaikan penghargaan dan terima

    kasih. Semoga sumbangsih pemikiran, tenaga dan dukungan moral mereka

    mendapatkan balasan dari Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang.

    Bahan ajar yang dikembangkan ini direncakan untuk diguanakan sebagai

    salah satu bahan ajar utama mata kuliah profesi kependidikan pada Program S1

    PGSD, khsusunya, dan di seluruh program studi di lingkungan Fakultas Keguruan

    dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya. Kami menyadari bahwa bahan ajar

    yang disusun ini masih belum sempurna. Untuk itu kami memerlukan masukan

    dari semua pihak demi kesempurnaanya, baik substansi/isi/materi maupun dari

    segi sistematika dan tata letak.

    Semoga Allah, Yang Memiliki Segala Ilmu selalu memberi kemudahan

    bagi kita dalam mempelajari ilmu pengetahuan demi kahidupan yang lebih baik

    dan bermartabat.

    Terima kasih

    Palembang, Awal Desember 2009

    Penulis,

    Imron Abdul Hakim

    Loman Bolam

    P

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    3/147

    DAFTAR ISI

    Halaman

    Kata Pengantar. iii

    UNIT 1 KONSEP DASAR PROFESI PROFESI KEPENDIDIKAN 1

    1. Pengertian dan Karakteristik Profesi . 2

    2. Hakikat Profesi Kependidikan .. 14

    3. Persyaratan, Hak dan Kewajiban Pendidik .. 21

    UNIT 2 PENGEMBANGAN PROFESIONALITAS GURU 31

    1 Kedudukan Pendidik dalam Sistem Pendidikan Nasional . 32

    2. Standar Pendidik .. 36

    3. Peningkatan Profesionalitas Pendidik . 42

    UNIT 3 RUANG LINGKUP KOMPETENSI PENDIDIK 50

    1. Kompetensi Pedagogik .. 52

    2. Kompetensi Profesional . 71

    3. Kompetensi Kepribadian .. 85

    4. Kompetensi Sosial .. 92

    UNIT 4.PERAN PENDIDIK DALAM LAYANAN BIMBINGAN DANKONSELING .. 96

    1. Hakekat Bimbingan dan Konseling 97

    2. Peran Pendidik dalam Bimbingan Konseling . 109

    UNIT 5.PERAN PENDIDIK DALAM MANAJEMEN SEKOLAH 1151.

    Konsep Dasar Manajemen Mutu Berbasis Sekolah .... 117

    2. Pelaksanaan Manajemen Mutu Berbasis Sekolah 126

    UNIT 6.PERAN PENDIDIK DALAM MASYARAKAT .. 134

    1. Konsep Pembelajaran Berwawasan Masyarakat . 134

    2.

    Satuan dan Program Pendidikan Masyarakat .. 1363. Peran Pendidik dalam Pendidikan yang ada di Masyarakat. 140

    DAFTAR PUSTAKA . 138

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    4/147

    Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Unit 1 1

    Unit 1Konsep Dasar Profesi Kependidikan

    Setelah membaca dan mempelajari seluruh uraian pada Unit ini,

    anda diharapkan memperoleh kejelasan tentang: (a) Pengertian

    dan Karakteristik Profesi, (b) Hakikat Profesi Kependidikan,

    (c) Persyaratan, Hak dan Kewajiban Profesi Kependidikan

    Pendahuluan

    Unit 1 (satu) ini membahas konsep-konsep dasar tentang profesi

    kependidikan dan atau profesi keguruan. Tujuan Unit ini adalah memberikan

    pemahaman kepada para mahasiswa calon guru tentang konsep dasar tentang

    profesi kependidikan/keguruan. Secara khusus, setelah mempelajari unit ini, para

    mahasiswa, diharapkan dapat menjelaskan beberapa hal sebagai berikut.

    1. Pengertian profesi, profesional, profesionalisme, profesionalitas,

    profesionalisasi

    2. Karakteristik pekerjaan sebagai suatu profesi

    3.

    Kode Etik Profesi Kependidikan

    4. Hakikat Profesi Kependidikan

    5. Ruanglingkup profesi kependidikan

    Untuk mencapai tujuan tersebut, Unit 1 ini dibagi ke dalam tiga sub unit.

    Pertama, Pengertian dan Karakteristik Profesi; Kedua, Hakikat Profesi

    Kependidikan/Keguruan, dan Ketiga, Ruanglingkup Tugas Profesi Guru. Guna

    menguasai materi ini secara utuh, silakan Anda pelajari setiap unit denganseksama kemudian kerjakan latihan yang disediakan.

    Selamat belajar.

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    5/147

    Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Sub unit 1 2

    Sub unit 1

    Pengertian dan Karakteristik Profesi

    Setelah mempelajari sub unit 1, anda diharapkan dapat

    menjelaskan pengertian profesi, profesional, profesionalitas,

    profesionalisme, profesionalisasi dan karakteristik suatu profesi.

    1. Pengertian Profesi

    stilah profesi sudah sering kita dengar dan banyak digunakan oleh berbagai

    kalangan, baik melalui televisi, radio, suratkabar bahkan melalui percakapan

    orang dalam kehidupan sehari-hari. Untuk memperoleh gambaran yang lebih tepat

    tentang makna profesi dan beberapa istilah terkait dengan profesi, marilah kita

    lanjutkan pembahasan berikut ini.

    Profesi berasal dari kata profession atau occupation = suatu pekerjaan yang

    memerlukan pendidikan lanjut dan latihan khusus. Profesi adalahpekerjaan yang

    membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus.

    Suatu profesi biasanya memilikiasosiasi profesi,kode etik,serta prosessertifikasi

    danlisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi adalah padabidanghukum,kedokteran,keuangan,militer,teknik dandesainer (Wikipedia)

    Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian

    (expertise) dari para anggotanya (Djaman Satori, 2003:1.2). Batasan tersebut

    mengandung arti bahwa jabatan atau pekerjaan yang disebut profesi itu hanya

    dapat dilakukan oleh orang yang mempunyai keahlian dan pekerjaan itu tidak

    dapat dilakukan oleh sembarang orang, tetapi hanya dapat dilakukan oleh orang

    yang dengan sengaja dipersiapkan untuk menyandang jabatan itu.Andrias Harefa (2009) dalam menegaskan bahwa kata profesi lebih tepat

    dipahami sebagai pekerjaan (kegiatan, aktivitas, atau usaha) yang dilakukan

    sebagai nafkah hidup dengan mengandalkan keahlian dan keterampilan

    (kemahiran) yang tinggi dan dengan melibatkan komitmen pribadi (moral) yang

    mendalam. Pada mulanya kata itu digunakan untuk segelintir orang yang

    menekuni bidang kedokteran, hukum, kerohanian, dan pendidikan. Namun

    belakangan, penggunaannya menjadi semakin luas menerobos batas-batas

    I

    http://id.wikipedia.org/wiki/Pekerjaanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pelatihanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pengetahuanhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Asosiasi_profesi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kode_etik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sertifikasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lisensi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Hukumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kedokteranhttp://id.wikipedia.org/wiki/Keuanganhttp://id.wikipedia.org/wiki/Militerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Teknikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Desainerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Desainerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Desainerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Teknikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Militerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Keuanganhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kedokteranhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hukumhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lisensi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sertifikasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kode_etik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Asosiasi_profesi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Pengetahuanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pelatihanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pekerjaan
  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    6/147

    Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Pengertian dan Karakteristik Profesi 3

    pengertian konvensional itu. Hampir di semua bidang pekerjaan profesionalisme

    atau jiwa profesional dituntut dan diharapkan. Dan segala perilaku dan praktik

    kerja yang tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman disebut sebagai

    tidak atau kurang profesional.

    Andrias Harefa (2008) memaparkan perbedaan makna pekerjaan atau

    okupasi (occupation) dan karier. Intinya, sebuah pekerjaan hanya dapat disebut

    sebagai karier apabila pekerjaan itu memberikan kesempatan untuk bergerak maju

    (carrus, Latin). Dalam hubungannya dengan kata profesi, kaum profesional

    pastilah memiliki karier, tetapi seseorang yang memiliki karier belum tentu

    profesional. Sebab mereka yang memiliki karier berarti berpeluanguntuk maju,

    sementara profesional diharuskan untuk maju atau memanfaatkan peluang itu

    secara nyata.

    Arikunto (1993) menggambarkan posisi profesi dalam konteks pekerjaan,

    yaitu berada pada lingkaran paling dalam, kemudian vokasi (vocation) dan

    okupasi (occupation). Hal ini menandakan bahwa profesi adalah pekerjaan yang

    lebih spesifik dibandingkan vokasi dan okupasi. Pada Gambar 1 jelas terlihat,

    bahwa profesi berada pada lingkaran paling dalam, yang berarti profesi

    merupakan bagian dari pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus.

    Keterangan:

    P = Profesi = pekerjaankeahlian khusus

    V = Vokasi = pekerjaanketerampilan

    O = Okupasi = pekerjaanmata pencaharian

    Gambar 1. Profesi, Vokasi dan Okupasi

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    7/147

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    8/147

    Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Pengertian dan Karakteristik Profesi 5

    Seseorang yang memiliki suatu profesi tertentu, biasanya disebut

    profesional. Walaupun begitu, istilah profesional juga digunakan untuk suatu

    aktivitas yang menerima bayaran, sebagai lawan kata dari amatir. Contohnya

    adalah petinju profesional menerima bayaran untuk pertandingan tinju yang

    dilakukannya, sementara olahraga tinju sendiri umumnya tidak dianggap sebagai

    suatu profesi. Secara lebih lengkap pengertian profesional dibahas pada uraian

    berikut.

    Mengiringi istilah profesi, secara berturut-turut dijelaskan pengertian

    profesional, profesionalisme, profesionalitas dan profesionalisasi sebagaimana

    diuraikan oleh Djaman Satori (2008) berikut:

    a.

    Profesional, sekurangnya mempunyai dua makna. Pertama, mengacu kepada

    sebutan tentang orang yang menyandang suatu profesi. Kedua, mengacu kepada

    sebutan tentang penampilan seseorang dalam mewujudkan unjuk kerja sesuai

    dengan profesinya. Sebutan dan penampilan profesional ini telah mendapat

    pengakuan baik formal maupun informal. Pengakuan formal diberikan oleh

    lembaga yang mempunyai kewenangan untuk itu, yaitu pemerintah atau

    organisasi profesi, sementara pengakuan secara informal diberikan oleh

    masyarakat dan para pengguna jasa suatu profesi. Misalnya sebutan guru

    profesional adalah guru yang telah mendapat pengakuan secara formal sesuai

    ketentuan berlaku, baik dalam kaitan dengan jabatannya maupun dengan latar

    belakang pendidikan formalnya. Dengan demikian guru SD, SMP atau SMA

    yang telah lulus S1 dapat dikatakan sebagai guru profesional karena telah

    memiliki pengakuan formal, berupa ijazah S1.

    Sebutan guru profesional juga dapat mengacu kepada pengakuan penampilan

    seorang guru dalam unjuk kerjanya yaitu melaksanakan tugas-tugasnya sebagai

    guru. Sementara itu, pengakuan secara informal ditujukan pada seseorang yang

    memiliki keahlian yang diperoleh karena didasarkan pada pengalaman yang

    bersangkutan, misalnya seorang tukang pijat tradisional yang memiliki

    kemampuan (keahlian) mengobati atau memperbaiki patang tulang, atau keseleo

    dengan cara tradisional (dipijat/urut). Ia tidak memiliki ijazah formal, tapi diakui

    oleh masyarakat sebagai seseorang yang memiliki keahlian khusus.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Profesionalhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Amatir&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Tinjuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tinjuhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Amatir&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Profesional
  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    9/147

    Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Pengertian dan Karakteristik Profesi 6

    Andrias Harefa (2008) memaparkan perbedaan makna pekerjaan atau

    okupasi dan karier. Intinya, sebuah pekerjaan hanya dapat disebut sebagai

    karier apabila pekerjaan itu memberikan kesempatan untuk bergerak maju

    (carrus, Latin). Dalam hubungannya dengan kata profesi,kaum profesional

    pastilahmemiliki karier, tetapi seseorang yang memiliki karier belum tentu

    profesional. Sebab mereka yang memiliki karier berarti berpeluang untuk

    maju, sementara profesional diharuskan untuk maju atau memanfaatkan

    peluang itu secara nyata.

    Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang

    Guru dan Dosen, Bab 1, Pasal 1, ayat (4) ditegaskan bahwa yang dimaksud

    profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan

    menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,

    kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu

    serta memerlukan pendidikan profesi. Mengacu pada uraian di atas, maka

    jabatan guru atau pendidik dapat dikategorikan sebagai suatu profesi

    b. Profesionalismeadalah sebutan yang mengacu pada sikap mental dalam bentuk

    komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan

    meningkatkan kualitas profesionalnya secara terus menerus. Pada dasarnya

    profesionalisme itu merupakan motivasi dari dalam (intrinsik) diri seseorang

    (dalam hal ini: guru) yang mendorong dirinya untuk berkembang ke arah

    perwujudan sebagai seorang profesional.

    c.

    Profesionalitas adalah sebutan terhadap kualitas sikap para anggota suatu

    profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka

    miliki untuk dapat melakukan tugas-tugasnya. Sebutan profesionalitas

    menggambarkan suatu derajat keprofesian seseorang dilihat dari sikap,

    pengetahuan dan keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya. Dalam

    kaitan ini, Saudagar (2009) mendefinisikan profesionalitas sebagai sikap

    seseorang profesional yang menjunjung tinggi kemampuan profesinya, ia akan

    bekerja dan mengerjakan sesuatu sesuai bidangnya.

    d. Profesionalisasi adalah suatu proses menuju kepada perwujudan dan

    peningkatan profesi dalam mencapai kriteria sesuai standar yang telah

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    10/147

    Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Pengertian dan Karakteristik Profesi 7

    ditetapkan. Dengan profesionalisasi, para guru secara bertahap akan mencapai

    suatu derajat kriteria profesional sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

    Menurut Saudagar (2009), profesionalisasi dapat dilihat sebagai suatu proses

    belajar sepanjang hayat, dan sebagai faktor yang mempengaruhi pengakuan

    jabatan profesi guru, misalnya Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan

    (LPTK), mutu, dan lainnya.

    2.

    Karakteristik Profesi

    Profesi adalah pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah profesi.

    Profesi mempunyai karakteristik sendiri yang membedakannya dari pekerjaan

    lainnya. Daftar karakterstik ini tidak memuat semua karakteristik yang pernahditerapkan pada profesi, juga tidak semua ciri ini berlaku dalam setiap profesi.

    Wikipedia (download, 1 Oktober 2009) mengungkapkan beberapa karakteristik

    suatu profesi sebagai berikut:

    a. Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan teoretis: Profesional

    diasumsikan mempunyai pengetahuan teoretis yang ekstensif dan memiliki

    keterampilan yang berdasar padapengetahuan tersebut dan bisa diterapkan

    dalam praktik.

    b. Asosiasi profesional: Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi

    oleh para anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para

    anggotanya. Organisasi profesi tersebut biasanya memiliki persyaratan

    khusus untuk menjadi anggotanya.

    c. Pendidikan yang ekstensif: Profesi yang prestisius biasanya memerlukan

    pendidikan yang lama dalam jenjangpendidikan tinggi.

    d. Ujian kompetensi: Sebelum memasuki organisasi profesional, biasanya

    ada persyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama

    pengetahuan teoretis.

    e. Pelatihan institutional: Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk

    mengikuti pelatihan istitusional dimana calon profesional mendapatkan

    pengalaman praktis sebelum menjadi anggota penuh organisasi.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Pengetahuanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_profesihttp://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_tinggihttp://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_tinggihttp://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_profesihttp://id.wikipedia.org/wiki/Pengetahuan
  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    11/147

    Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Pengertian dan Karakteristik Profesi 8

    Peningkatan keterampilan melalui pengembangan profesional juga

    dipersyaratkan.

    f. Lisensi: Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi

    sehingga hanya mereka yang memiliki lisensi dianggap bisa dipercaya.

    g. Otonomi kerja: Profesional cenderung mengendalikan kerja dan

    pengetahuan teoretis mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar.

    h. Kode etik: Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para

    anggotanya dan prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar

    aturan.

    i.

    Mengatur diri: Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya

    sendiri tanpa campur tangan pemerintah. Profesional diatur oleh mereka

    yang lebih senior, praktisi yang dihormati, atau mereka yang berkualifikasi

    paling tinggi.

    j. Layanan publik dan altruisme: Diperolehnya penghasilan dari kerja

    profesinya dapat dipertahankan selama berkaitan dengan kebutuhan publik,

    seperti layanan dokter berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat.

    k. Status dan imbalan yang tinggi: Profesi yang paling sukses akan meraih

    status yang tinggi, prestise, dan imbalan yang layak bagi para anggotanya.

    Hal tersebut bisa dianggap sebagai pengakuan terhadap layanan yang

    mereka berikan bagimasyarakat.

    Lebih lanjut, Djaman Satori (2008), mengutip Rochman Natawijaya

    (2008:1.5) mengemukakan beberapa ciri profesi sebagai berikut:

    a.

    Ada standar untuk kerja yang baku dan jelas.b. Ada lembaga pendidikan khusus yang menghasilkan pelakunya dengan

    program dan jenjang pendidikan yang baku serta memiliki standar

    akademik yang memadai dan yang bertanggung jawab tentang

    pengembangan ilmu pengetahuan yang melandasi profesi itu.

    c. Ada organisasi profesi yang mewadahi para pelakunya untuk

    mempertahankan dan memperjuangkan eksistensi dan kesejahteraannya.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakathttp://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat
  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    12/147

    Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Pengertian dan Karakteristik Profesi 9

    d. Ada etika dan kode etik yang mengatur perilaku etik pelakunya dalam

    mempertahankan kliennya.

    e. Ada sistem imbalan terhadap jasa layanannya yang adil dan baku, dan

    f. Ada pengakuan masyarakat (profesional, penguasa, dan awam) terhadap

    pekerjaan itu sebagai suatu profesi.

    3.

    Kode Etik Profesi Guru Indonesia

    Dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan, guru pasti berinteraksi

    dengan semua orang yang terlibat dalam proses pendidikan. Guru berinteraksi

    dengan peserta didik, dengan sejawat dan masyarakat, khususnya orangtua peserta

    didik. Untuk itu, sebagai suatu profesi, guru, dalam berinteraksi perlu mengacu

    pada landasan etika profesi yang sudah disepakati oleh organisasi profesi yang

    bersangkutan. Hal ini penting agar semua pihak dapat menjalin hubungan yang

    baik satu dengan lainnya. Untuk memahami pentingnya kode etik profesi, pada

    bagian ini dibahas beberapa aspek yang berkaitan dengan kode etik, seperti etika,

    etos kerja dan loyalitas kerja, sebagaimana dipaparkan oleh Djumiran dkk (2004)

    sebagai berikut.

    a. Etika Kerja

    Etika adalah suatu disiplin filosofis yang berkenaan dengan perilaku

    manusia dan perbuatan bermoral. Dengan adanya etika, manusia dapat memilih

    dan memutuskan perilaku yang paling sesuai dan paling baik, sesuai dengan

    norma-norma moral yang berlaku. Etika sebagai acuan pilihan perilaku bersumber

    pada norma moral, seperti agama, filsafat hidup, budaya masyarakat, disiplin

    keilmuan dan profesi.

    Dalam dunia kerja, etika sangat diperlukan sebagai landasan perilaku kerja

    dari para pekerja. Etika kerja biasanya dirumuskan atas kesepakatan para

    pendukung pekerjaan itu dengan mengacu pada sumber-sumber nilai moral

    tersebut di atas. Rumusan etika kerja yang disepakati bersama itu disebut sebagai

    Kode Etik.

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    13/147

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    14/147

    Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Pengertian dan Karakteristik Profesi 11

    Dirumuskannya kode etik profesi pada prinsipnya adalah untuk

    kepentingan semua anggota profesi tersebut, antara lain untuk:

    1. Menjunjung tinggi martabat profesi

    2. Menjaga dan memelihara kesejahteraan pada anggotanya

    3.

    Meningkatkan pengabdian para anggota profesi

    4. Meningkatkan mutu profesi, dan

    5. Meningkatkan mutu organisasi profesi

    Kode etik Guru Indonesia ditetapkan dalam Kongres PGRI ke XIII pada tanggal

    21- 25 November 1973 di Jakarta. Kode etik tersebut disempurnakan lagi padaKongres PGRI ke XVI tahun 1989 di Jakarta. Adapun rumusan Kode Etik Guru

    Indonesia adalah sebagai berikut.

    Kode Etik Guru Indonesia

    Guru Indonesia menyadari bahwa pendidikn adalah bidang pengabdian

    kepada Tuhan Yang Maha Esa, bangsa dan Negara serta kemnusiaan pada

    umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa Pancasila dan setia pada Undang-Undang dasar 1945, turut bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita

    Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Oleh

    karena itu, Guru Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya dengan

    memedomani dasar-dasar sebagai berikut.

    1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia

    Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancsila.

    2.

    Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.

    3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagi

    bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.

    4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang

    berhasilnya proses belajar-mengajar.

    5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan

    masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung

    jawab bersama terhadap pendidikan.

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    15/147

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    16/147

    Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Pengertian dan Karakteristik Profesi 13

    Latihan:

    Untuk memantapkan pemahaman Anda mengenai materi yang dipelajari,

    jawablah pertanyaan berikut:

    1. Apa yang dimaksud dengan profesi

    2. Sebutkan ciri-ciri pekerjaan sebagai suatu profesi

    3. Jelaskan perbedaan profesional dan profesionalisme

    4. Jelaskan 2 butir kode etik guru Indonesia!

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    17/147

    Bahan Ajar Profesi Kependidikan | 14

    Sub Unit 2Hakikat Profesi Kependidikan

    Setelah mempelajari sub unit 2, anda diharapkan dapat menjelaskan

    kembali pengertian profesi kependidikan, dan ruang lingkup layanan

    profesi kependidikan.

    1. Pengertian Profesi Kependidikan

    ada bahan ajar ini digunakan istilah Profesi Kependidikan, bukan Profesi

    Keguruan, dengan maksud agar bahan ajar ini dapat pula dijadikan salah satu

    rujukan bagi berbagai pihak yang bekerja sebagai Pendidik dan Tenaga

    Kependidikan. Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

    Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 (6) bahwa guru merupakan salah satu sebutan

    untuk Pendidik, selain dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor,

    instruktur, fasilitator, dan sebutan lainnya. Pada prinsipnya jenis dan bentuk tugas

    mereka memiliki kesamaan yaitu menyelenggarakan proses pendidikan atau

    pembelajaran, baik pada jalur pendidikan sekolah maupun luar sekolah. Pertimbangan

    lain menggunakan istilah Profesi Kependidikan adalah karena Guru adakalanya

    berperan sebagai Tutor, Instruktur, Fasilitator, Konselor dan lainnya pada jalur

    pendidikan luar sekolah. Dengan demikian, menurut penulis, istilah Profesi

    Kependidikan dapat mencakup semua pihak yang mengabdikan dirinya di dunia

    pendidikan. Meskipun demikian, dalam beberapa bagian dalam bahan ajar ini, istilah

    profesi guru juga digunakan.

    Untuk memahami hakikat Profesi Kependidikan, berikut dikutip beberapa

    pasal atau ayat dari Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

    Nasional. Pada Bab I Pasal 1 ayat (5), ditegaskan bahwa tenaga kependidikan adalah

    anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang

    penyelenggaraan pendidikan. Selanjutnya pada ayat (6) dikemukakan bahwa yang

    dimaksud Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,

    dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan

    sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam

    menyelenggarakan pendidikan

    P

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    18/147

    Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Hakikat Profesi Kependidikan 15

    Pada Bab XI tugas Pendidik dan Tenaga Kependidikan dibedakan,

    sebagaimana tercermin pada Pasal 39 ayat (1) dan (2) berikut:

    a. Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,

    pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses

    pendidikan pada satuan pendidikan.

    b. Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan

    melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan

    pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian

    kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

    Menurut Hamzah B. Uno (2008:15) Guru merupakan suatu Profesi, yang

    berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat

    dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. Walaupun pada

    kenyataanya masih terdapat guru yang berlatar pendidikan di luar bidang

    kependidikan. Pada bagian lain, Uno mengatakan bahwa guru adalah orang dewasa

    yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar, dan membimbing

    peserta didik.

    Orang yang disebut guru adalah orang yang memiliki kemampuan merancang

    program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar peserta didik

    dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan

    akhir dari proses pendidikan. Dalam Undang-undang Guru dan Dosen Bab 1 Pasal 1

    (1) ditegaskan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama

    mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

    mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

    formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dan, pengakuan kedudukan

    guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikan

    dengan sertifikat pendidik.

    Menurut Husnul Chotimah (2008), dikutip oleh Jamal Mamur Asmani

    (2009) bahwa dalam pengertian sederhana, Guru adalah orang yang memfasilitasi

    alih ilmu pengetahuan dari sumber belajar kepada peserta didik. Sementara,

    masyarakat memandang guru sebagai orang yang melaksanakan pendidikan di

    sekolah, masjid, mushola, atau tempat-tempat lain. Semua pihak sependapat bila

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    19/147

    Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Hakikat Profesi Kependidikan 16

    guru memegang peranan amat penting dalam mengembangkan sumber daya

    manusia melalui pendidikan.

    Adapun ciri-ciri profesi guru dari National Education Association (NEA)

    (1948) adalah sebagai berikut:

    1. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual.

    2.

    Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.

    3. Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama

    4.

    Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.

    5. Jabatan yang menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen.

    6. Jabatan yang menentukan baku (standarnya) sendiri.

    7.

    Jabatan yang lebih mementingkan layanan diatas keuntungan pribadi.

    8. Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terkait erat.

    Selanjutnya menurut Robert W. Rickey yang dikutip Djaman Satori dkk

    (2003:1.19) bahwa ciri-ciri profesi keguruan sebagai berikut:

    1. Bahwa para guru akan bekerja hanya semata-mata memberikan pelayanan

    kemanusiaan daripada usaha untuk kepentingan pribadi.

    2.

    Bahwa para guru secara hukum dituntut untuk memenuhi berbagaipersyaratan untuk mendapatkan lisensi mengajar serta persyaratan yang

    ketat untuk menjadi anggota organisasi guru.

    3. Bahwa para guru dituntut untuk memiliki pemahaman serta keterampilan

    yang tinggi dalam hal bahan ajar, metikde, anak didik dan landasan

    kependidikan.

    4. Bahwa para guru dalam organisasi profesional, memiliki publikasi

    profesional yang dapat melayani para guru, sehingga tidak ketinggalan,

    bahkan selalu mengikuti perkembangan yang terjadi.

    5. Bahwa para guru, diusahakan untuk selalu mengikuti kursus-kursus,

    workshop, seminar, konvensi serta terlibat secara luas dalam berbagai

    kegiatan in service training.

    6. Bahwa para guru diakui sepenuhnya sebagai suatu karier hidup (a life

    career).

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    20/147

    Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Hakikat Profesi Kependidikan 17

    7. Bahwa para guru memiliki nilai dan etika yang berfungsi secara nasional

    maupun secara lokal.

    Sebagaimana telah dikemukakan, bahwa guru adalah pendidik profesional.

    Persatuan Guru Republik Indodesia (PGRI) memberi pengertian profesi keguruan

    untuk pendidikan di Indonesia sebagai berikut :

    a. Profesi keguruan adalah suatu bidang pengabdian/dedikasi kepada

    kepentingan anak didik dalam perkembangannya menuju kesempurnaan

    manusiawi.

    b. Para anggota profesi keguruan, terikat oleh pola sikap dan perilaku guru

    yang di rumuskan dalam kode etik guru Indonesia.

    c. Para anggota profesi keguruan, dituntut untuk menyelesaikan suatu proses

    pendidikan persiapan jabatan yang relatif panjang.

    d. Para anggota profesi keguruan terpanggil untuk senantiasa menyegarkan

    serta menambah pengetahuannya.

    e. Untuk dapat melaksanakan profesi keguruan dengan baik, para anggota

    harus memiliki kecakapan/ketrampilan teknis.

    f. Para anggota profesi keguruan perlu memiliki sikap bahwa jaminan tentang

    hak-hak profesional harus seimbang dan merupakan imbalan dari pekerjaan

    profesionalnya.

    2.

    Ruang Lingkup Layanan Profesi Kependidikan

    Djumiran dkk (2008) mengungkapkan bahwa jabatan guru bergerak di bidang

    layanan kepada masyarakat melalui kegiatan pendidikan. Layanan itu meliputi

    layanan pembelajaran, layanan bimbingan dan konseling, layanan

    administrasi/manajemen, layanan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan layanan

    ekstra kurikuler.

    a. Layanan Pembelajaran

    Kegiatan dalam layanan pembelajaran adalah berupa membelajarkan peserta

    didik agar peserta didik itu menguasai sejumlah kompetensi yang telah

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    21/147

    Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Hakikat Profesi Kependidikan 18

    ditetapkan dalam kurikulum. Layanan pembelajaran ini merupakan layanan

    yang paling utama dilakukan pendidik (guru).

    b. Layanan Bimbingan

    Layanan ini berupa bantuan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan

    dalam pembelajaran, kesulitan sosial, dan pribadi.

    c. Layanan Administrasi

    Disamping kepala sekolah, guru di SD, SMP dan SMA memberikan layanan

    administrasi ini, terutama yang berkaitan dengan pengadministrasi siswa,

    seperti pengisian buku Raport atau kemajuan belajar peserta didik.

    d. Layanan Kesehatan SekolahLayanan ini meliputi pendidikan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan dan

    pembinaan lingkungan sekolah.

    e. Layanan Ekstra Kurikuler

    Bentuk layanan ini berupa kegiatan olah raga, kesenian, pengembangan bakat

    dan minat bagi siswa.

    Sementara, menurut Djaman Satori (2008), layanan profesional guru di

    sekolah, mencakup tiga bidang layanan, yaitu layanan instruksional, layanan

    administrasi dan layanan bantuan akademik-sosial-pribadi. Secara singkat ketiga

    jenis layanan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Pertama, Layanan

    instruksional yaitu berupa penyelenggaraan proses belajar mengajar atau proses

    pembelajaran yang dirancang oleh pendidik/guru sesuai dengan mata pelajaran

    yang menjadi tanggungjawabnya.

    Kedua, tugas yang berhubungan dengan membantu murid dalam

    mengatasi masalah belajar pada khususnya dan masalah pribadi yang akan

    berpengaruh terhadap keberhasilan belajar. Masalah yang dihadapi murid sering

    digolongkan menjadi masalah akademik dan nonakademik. Masalah akademik

    adalah berkaitan dengan belajar, dan nonakademik berkaitan dengan masalah

    pribadi, terutama yang bersifat emosi dan salah persepsi terhadap sesuatu. Untuk

    itu, guru dianjurkan untuk memahami prinsip-prinsip playanan bimbingan dan

    konseling.

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    22/147

    Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Hakikat Profesi Kependidikan 19

    Ketiga, guru harus memahami bagaimana pengelolaan atau manajemen

    sekolah: apa peran guru di dalamnya, bagaimana memanfaatkan prosedur serta

    mekanisme pengelolaan sekolah demi kelancaran tugas sebagai guru.

    Dari ketiga layanan tersebut, layanan instruksional (pembelajaran)

    merupakan tugas utama guru, sedangkan dua layanan lainnya adalah tugas

    pendukung. Meskipun demikian ketiga layanan tersebut merupakan komponen-

    komponen yang tak dapat dipisahkan dari tugas pokok seorang pendidik atau guru

    dalam upaya mewujudkan keseluruhan program pendidikan di sekolah.

    Mengingat pentingnya layanan yang harus dilakukan guru, maka dalam

    Undang-undang Guru dan Dosen Bab III Pasal 7 ditegaskan beberapa prinsip

    profesionalitas guru dan dosen, yaitu sebagai berikut.

    Profesi guru dan profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang

    dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut:

    a. memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme;

    b. memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,

    ketakwaan, dan akhlak mulia;

    c. memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai

    dengan bidang tugas;

    d. memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;

    e. memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan;

    f. memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja;

    g. memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara

    berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat;

    h. memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas

    keprofesionalan; dani.

    memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-

    hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    23/147

    Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Latihan: 20

    Latihan:

    1. Jelaskan, mengapa profesi kependidikan sangat memperhatikan kepentingan

    dan kemajuan peserta didik?

    2. Jelaskan disertati contoh layanan yang diberikan oleh Pendidik, khususnya

    guru!

    RANGKUMAN

    Profesi kependidikan pada hakikatnya adalah bidangpengabdian/dedikasi kepada kepentingan peserta didik dalamperkembangannya menuju kesempurnaan manusiawi. Profesi

    kependidikan, khususnya guru, dalam melaksanakan tugasnya,

    melibatkan kegiatan intelektual, memahami batang tubuh suatu

    ilmu, memerlukan pendidikan/pelatihan yang relatif lama,

    memerlukan pelatihan dalam jabatan yang terus menerus atau

    berkesinambungan, mementingkan layanan kemanusiaan di atas

    kepentingan pribadi dan mempunyai organisasi profesi yang

    menaungi profesi pendidik. Layanan yang dapat diberikan

    pendidik/guru adalah mencakup pembelajaran baik intra maupun

    ekstra kurikuler, bimbingan dan konseling, administrasi(manajemen) sekolah, dan usaha kesehatan sekolah.

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    24/147

    Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Sub Unit 3 21

    Sub Unit 3

    Persyaratan, Hak dan Kewajiban Pendidik

    Setelah mempelajari sub unit 3, Anda diharapkan dapat menjelaskan

    persyaratan, hak dan kewajiban pendidik/guru.

    1. Persyaratan Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil.

    etiap pekerjaan biasanya memiliki persyaratan tertentu. Pekerjaan

    Pengacara atau Notaris misalnya, ada persyaratan yang harus dipenuhi

    oleh para pelamar yang ingin menjadi Pengacara atau Notaris. Begitu pula

    pekerjaan sebagai pendidik atau guru. Persyaratan-persyaratan itu memang

    sengaja diadakan dengan maksud agar para pelamar yang diterima nantinya dapat

    bekerja secara optimal.

    Dalam sistem kepegawaian negara, jabatan guru termasuk Pengawai Negeri

    Sipil (PNS). Meskipun demikian, ada juga guru yang bekerja bukan pada

    pemerintah, karena itu ia bukan PNS melainkan sebagai Guru swasta. Persyaratanyang dibahas di sini adalah khusus persyaratan yang berkaitan dengan

    kepegawaian (PNS) dan persyaratan kepribadian calon guru, sebagaimana

    diuraikan oleh Djumiran dkk (2009) dan sumber lainnya.

    Persyaratan untuk menjadi PNS diatur dalam Peraturan Pemerintah No.6

    tahun 1976 pasal 3, sebagaimana dikutip Djumiran dari H. Nainggolan, 1984:49-

    51, sebagai berikut:

    a.

    Warga Negara Indonesia. Apabila disangsikan tentang kewarganegaraan

    seorang pelamar, maka harus diminta bukti kewarganegaraannya, yaitu

    keputusan Pengadilan Negeri yang bersangkutan yang menetapkannya

    menjadi warga negara Indonesia. Apabila ada seorang warga negara

    Indonesia keturuan asing yang sudah mengganti namanya dengan nama

    Indonesia, harus dimintakan pula surat pernyataan ganti nama yang

    dikeluarkan oleh Bupati/Walikota, di tempat yang bersangkutan tinggal.

    S

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    25/147

    Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Persyaratan, Hak dan Kewajiban Pendidik 22

    b. Berusia serendah-rendahnya 18 (delapan belas) tahun dan setinggi-

    tingginya 40 (empat puluh) tahun. Pelamar yang belum mencapai 18

    (delapan belas) tahun atau melebihi 40 (empat puluh) tahun tidak dapat

    diterima sebagai calon PNS. Pelamar yang melebihi 40 (empat puluh)

    tahun hanya dapat diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil atas keputusan

    Presiden sesuai dengan ketentuan Penjelasan Pasal 12 ayat (2) Undang-

    undang Nomor 8 tahun 1974 jo Pasal 14 Peraturan Pemerintah Nomor 20

    tahun 1975. Usia pelamar ditentukan berdasarkan tanggal kelahiran yang

    tercantum dalam Akte Kelahiran, tanggal lahir yang tercantum dalam

    Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah. Apabila terdapat perbedaan tanggal

    atau tahun kelahiran yang tercantum dalam Akte Kelahiran dan dalam

    Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah, maka tanggal atau tahun kelahiran yang

    tercantum dalam akte kelahiranlah yang digunakan.

    c. Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasrkan keputusan

    pengadilan yang sudah mempunyai kekutan hukum yang tetap, karena

    melakukan tindak pidana kejahatan atau tindak kejahatan yang ada

    hubungannya dengan jabatannya. Hukuman percobaan tidak termasuk

    dalam syarat yang dimaksud di atas.

    d. Tidak pernah terlibat dalam gerakan yang menentang Pancasila, Undang-

    Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Pemerintah

    yang dinyatakan/diputuskan secara tegas oleh Pemerintah Pusat.

    e.

    Tidak pernah diberhentikan dengan tidak hormat sebagai pegawai suatu

    instansi, baik instansi Pemerintah maupun instansi swasta. Seorang yang

    telah pernah diberhentikan tidak dengan hormat baik dari instansi

    Pemerintah maupun instansi swasta tidak dapat diterima sebagai Calon

    Pegawai Negeri Sipil/ Pegawai Negeri Sipil.

    f.

    Tidak berkedudukan sebagai Pegawai Negeri Sipil atau calon Pegawai

    Negeri Sipil. Seseorang yang masih berkedudukan sebagai Pegawai

    Negeri Sipil atau calon Pegawai Negeri Sipil/calon anggota Angkatan

    Bersenjata Republik Indonesia (Tentara Nasional Indonesia/TNI dan Polisi

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    26/147

    Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Persyaratan, Hak dan Kewajiban Pendidik 23

    Republik Indonesia/Polri,..penulis) pada suatu instansi tidak dapat

    diterima untuk menjadi calon Pegawai Negeri Sipil/ Pegawai Negeri Sipil

    pada instansi lain.

    g. Mempunyai pendidikan, kecakapan atau keahlian yang diperlukan.

    h. Berkelakuan baik yang dibuktikan dengan surat keterangan Polri

    setempat.

    i. Berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter.

    j. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan RI atau negara

    lain yang ditentukan oleh Pemerintah.

    k. Syarat-syarat lain yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan.

    Dalam pengertian ini termasuk syarat-syarat khusus yang ditentukan oleh

    instansi yang bersangkutan.

    Semua syarat seperti tersebut di atas harus dipenuhi oleh setiap pelamar.

    Apabila salah satu syarat di atas tidak dipenuhi oleh pelamar, maka lamarannya

    ditolak.

    2. Persyaratan Guru Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005

    Selain persyaratan sebagai PNS seperti disebut di atas, jabatan guru juga

    memilki persyaratan seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 14

    Tahun 2005 pasal 8. Pasal ini menyatakan bahwa guru wajib memilki kualifikasi

    akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani serta

    memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

    a. Persyaratan Kualifikasi Akademik

    Mencermati Pasal 9 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 ini, tersirat

    adanya persyaratan untuk menjadi guru minimal berijazah sarjana (S1) atau

    diploma empat (D4), dengan tidak membedakan apakah itu guru SD, guru SMP

    (pendidikan dasar) atau guru pada jenjang pendidikan menengah (SMA/Madrasah

    Aliyah). Berdasarkan pengalaman, persyaratan ini memiliki sifat dinamis dalam

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    27/147

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    28/147

    Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Persyaratan, Hak dan Kewajiban Pendidik 25

    d. Persyaratan Kesehatan

    Persyaratan ini meliputi kesehatan jasmani dan rohani. Guru harus sehat

    jasmani, tidak berpenyakit terutama penyakit menular. Hal ini penting karenapekerjaan guru sehari-hari berinteraksi dengan peserta didik. Guru juga harus

    sehat rohani (mental), tidak terganggu mentalnya dan sakit jiwanya. Tugas guru

    tidak mungkin dilaksanakan oleh orang-orang yang terganggu mentalnya dan atau

    terganggu jiwanya.

    3. Persyaratan Khusus

    Selain persyaratan sebagai calon PNS dan Peryaratan menurut Undang-

    undang yang berlaku, untuk menjadi seorang pendidik, dalam hal ini guru juga

    diperlukan persyaratan khusus yang melekat pada pribadi guru, antara lain sebagai

    berikut:

    a. Memiliki Akhlak Mulia

    Guru adalah panutan peserta didik. Secara alamiah, peserta didik dibekali

    dengan dorongan untuk meniru. Meniru perbuatan yang buruk lebih mudah

    dilakukan daripada meniru perbuatan yang baik. Tujuan pendidikan nasional

    mengamanatkan pada guru untuk membentuk peserta didiknya agar memiliki

    akhlak mulia (lihat pasal 3 UU No.20 Tahun 2003). Bagaimana tugas ini dapat

    dilaksanakan guru jika guru tersebut tidak berahlak mulia.

    b. Memilki Kewibawaan

    Perbuatan mendidik tidak dapat dilakukan atau akan sia-sia seandainya

    peserta didik tidak mengetahui kewibawaan pendidik. Tanpa kewibawaan, peserta

    didik akan berbuat sesukanya tanpa menghiraukan kehadiran si pendidik. Apakah

    sebenarnya kewibawaan itu? Kewibawaan muncul terutama dari kepribadian

    seseorang. Kepribadian memancarkan kesediaan, kesanggupan, keterampilan,

    ketegasan, kejujuran, kesupelan, tanggungjawab dan kerendahan hati merupakan

    sumber munculnya kewibawaan. Kewibawaan tidak dapat muncul hanya karena

    kepandaian atau ilmu pengetahuan yang cukup. Tidak dapat pula diukur dengan

    keadaan jasmani. Kewibawaan juga tidak sama dengan kekuasaan, meskipun

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    29/147

    Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Persyaratan, Hak dan Kewajiban Pendidik 26

    dalam pemakaian sehari-hari terlihat sama. Ha ini disebabkan oleh dampak dari

    keduanya adalah sama, yaitu patuh, tetapi akar dari kepatuhan itu berbeda.

    Kewibawaan itu muncul berakar pada kepercayaan, yaitu kepercayaan yang

    timbal balik.

    Dalam buku Pengantar Pendidikan, Tirtaraharja (1994), mengutip

    pendapat M.J. Langeveld, bahwa terdapat beberapa hal agar kewibawaan

    terpelihara, yaitu: kepercayaan, kasih sayang dan kemampuan. Kepercayaan,

    pendidik harus percaya bahwa dirinya bisa mendidik dan juga harus percaya

    bahwa peserta didik dapat didik; Kasih sayang, mengandung dua makna, yakni

    penyerahan diri kepada yang disayangi dan pengendalian terhadap yang

    disayangi. Dengan adanya sifat penyerahan diri maka para pendidik timbul

    kesediaan untuk brkorban yang dalam bentuk konkritnya berupa pengabdian

    dalam kerja. Pengendalian terhadap yang disayangi dimaksudkan agar peserta

    didik tidak berbuat sesuatu yang merugikan dirinya; dan Kemampuanmendidik,

    dapat dikembangkan melalui beberapa cara antara lain pengkajian terhadap ilmu

    pengetahuan kependidikan, mengambil manfaat dari pengalaman kerja dan lain-

    lain.

    c.

    Memiliki Kesabaran dan Ketekunan

    Pekerjaan sebagai pendidik atau guru membutuhkan kesabaran dan

    ketekuknan. Hal ini karena peserta didik yang dihadapinya mempunyai beraneka

    ragam latar belakang seperti kepribadian, keluarga, kondisi sosial ekonomi,

    budaya dan potensi kecerdasan yang dimilikinya. Dengan perbedaan latar

    belakang tersebut, memungkinkan munculnya bermacam-macam perilaku dan

    pola pikir peserta didik yang dapat menyulitkan pendidik dalam menghadapi dan

    mengatasinya.

    d.Mencintai Peserta didik

    Seorang pendidik sudah selayaknya mencintai peserta didik. Sikap ini sangat

    penting bagi seorang pendidik dalam melaksanakan tugas profesionalnya.

    Apapun yang dilakukan pendidik (guru) semata-mata demi cintanya pada

    peserta didik agar memiliki pengetahuan dan kepribdian yang baik untuk

    kehidupannya. Karena itu, ketika pendidik melakukan pembelajaran,

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    30/147

    Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Persyaratan, Hak dan Kewajiban Pendidik 27

    memberikan hukuman, memberikan tugas, melarang sesuatu harus dilandasi

    oleh rasa cinta kasihnya pada peserta didik secara tulus dan merata (tidak pilih

    kasih).

    Dalam perspektif agama (Islam), syarat menjadi guru yang ideal menurut

    KH. Moh. Hasyim Asyariyang dikutip oleh Jamal Mamur Asmani (2009), ada

    20 (dua puluh ) macam, yaitu sebagai berikut:

    Pertama, selalu istiqomah dalam muraqabah kepada Allah Swt.

    Muraqabah adalah melihat Allah Swt dengan mata hati dan menghubungkannya

    dengan perbuatan yang dilakukan selama ini, kemudian mengambil hikmah atau

    jalan yang terbaik bagi dirinya dengan merasakan adanya pemantauan Allah Swt,

    terhadap dirinya. Salah satu ciri muraqabah,menurut Dzunnun al- Misry adalah

    mengagungkan apa yang diagungkan oleh Tuhan dan merendahkan apa yang

    direndahkan oleh Tuhan.

    Kedua, senantiasa berlaku Khauf (takut kepada Allah) dalam segala

    ucapan dan tindakan. Sebab, guru adalah orang yang dipercaya untuk menjaga

    amanat, baik itu berupa ilmu, hikmah, dan perasaan takut kepada Allah.

    Ketiga, senantiasa bersikap tenang dalam menghadapi berbagai masalah

    dalam kehidupan sebagai seorang guru;

    Keempat, senantiasa bersifat Wara,yakni meninggalkan perkarasyubhat

    (sesuatu yang belum jelas hukumnya) dan perkara yang tidak bermanfaat, dan

    selalu mengoreksi (memperbaiki) diri dalam setiap keadaan.

    Kelima, selalu bersikap tawadhuk. Syekh Junaidi menyatakan bahwa

    tawadhuk adalah merendahkan hati dan melembutkan diri terhadap mahluk, atau

    patuh kepada kebenaran dan tidak perpaling dari hikmah, hukum, dan

    kebijaksanaan.

    Keenam, selalu bersikap khusuk kepada Allah Swt. Sahabat Umar

    berkata, Pelajarilah ilmu dan pelajarilah juga bersamanya ketenangan dan

    kewibawaan, Sebagian ulama salaf menyatakan, kewajiban orangorang yang

    berilmu adalah selalu merendahkan diri kepada Allah Swt, baik di tempat sunyi

    maupun ramai, menjaga dan menghentikan segala sesuatu yang menyulitkan

    dirinya sendiri.

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    31/147

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    32/147

    Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Persyaratan, Hak dan Kewajiban Pendidik 29

    melakukan shalat, puasa, berhaji, apabila sudah mampu, membaca shalawat

    kepada Nabi Saw, mencintai, mengagungkan, dan memuliakannya.

    Keenambelas, bergaul dengan akhak yang baik, seperti menampakkan

    wajah berseri, banyak mengucapkan dan menyebarluaskan salam, memberikan

    makanan, menekan rasa amarah dalam jiwa, tidak menyakiti orang lain, bersabar

    menerima cobaan dari orang lain, mendahulukan orang lain namun jangan minta

    didahulukan, membantu tapi jangan minta dibantu, selalu mensyukuri segala

    kenikmatan yang diberikan Allah, bersikap tenang dan mantap dalam memenuhi

    kebutuhan hidupnya, mempertaruhkan kedudukan demi menolong orang lain,

    welas asih kepadafuqara, orang miskin, mengasihi tetangga, kerabat, murid, dan

    mau menolong mereka.

    Ketujuhbelas, membersihkan hati dan tindakan dari akhlak yang jelek dan

    dilanjutkan dengan perbuatan yang baik. Termasuk akhlak yang jelek adalah

    berprasangka jelek kepada orang lain, iri, dengki, marah bukan karena Allah,

    meipu, sombong, riya, ujub (bangga diri ), pamer, bakhil, angkuh, tamak,dan lain

    sebagainya.

    Kedelapan belas, senantiasa bersemangat untuk mengembangkan ilmu dan

    bersungguh-sungguh dalam setiap aktivitas ibadah, seperti membaca, menelaah,

    menghafal, sehingga tidak ada waktu yang terbuang kecuali untuk mencari ilmu

    dan mengamalkan ilmu. Ia juga harus menggunakan waktunya untuk keperluan

    secukupnya saja.

    Kesembilan belas, tidak boleh membeda-bedakan status, nasib, dan usia

    dalam mengambil hikmah dari semua orang. Bahkan, seorang guru harus selalu

    mencari faedah di mana pun ia berada.

    Keduapuluh, membiasakan diri untuk menyusun dan merangkum

    pengetahuan. Hal tersebut bisa menguatkan hafalan mencerdaskan akal pikiran,

    mempertajam daya nalar memperjelas keterangan, memuat nama yang harum dan

    mendapatkan pahala yang besar dan abadi sampai hari kiamat.

    Dari keterangan di atas dapat disimpulkan, syarat menjadi seorang guru

    ideal harus mempunyai landasan keagamaan yang kokoh dan disiplin, memahami

    visi dan misi pendidikan secara holistik dan integral, mempunyai kemampuan

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    33/147

    Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Persyaratan, Hak dan Kewajiban Pendidik 30

    intelektual yang memadai, dan menguasai teknik pembelajaran yang kreatif dan

    inovatif.

    Latihan:

    1. Jelaskan apa saja peryaratan untuk menjadi guru PNS?

    2. Jelaskan disertai contoh persyaratan pribadi calon guru?

    3. Jelaskan mengapa seorang pendidik perlu memiliki kewibawaan?

    Rangkuman

    Menjadi guru harus memenuhi persyaratan tertentu. Bagi yang

    akan menjadi guru pegawai negeri sipil (PNS) dapat mengikuti

    ketentuan dan peraturan yang berlaku seperti:

    a. Warga Negara Indonesia,

    b. Berusia serendah-rendahnya 18 (delapanbelas) tahun dan

    setinggi-tingginya 40 (empatpuluh) tahun,

    c.

    Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasrkan

    keputusan pengadilan yang sudah mempunyai kekutan hukum

    yang tetap,d. Tidak pernah terlibat dalam gerakan yang menentang Pancasila.

    Undang-Undang Dasar 1945,

    e. Tidak pernah diberhentikan dengan tidak hormat sebagai

    pegawai suatu instansi, baik instansi Pemerintah maupun

    instansi swasta.

    f. Tidak berkedudukan sebagai Pegawai Negeri Sipil atau calon

    Pegawai Negeri Sipil.

    g. Mempunyai pendidikan, kecakapan atau keahlian yang

    diperlukan,

    h. Berkelakuan baik yang dibuktikan dengan surat keterangan

    Polri setempat.i. Berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan

    dokter.

    j. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara RI atau negara

    lain yang ditentukan oleh pemerintah

    Persyaratan lain adalah memiliki Kualifikasi Akademik S1,

    memiliki Kompetensi sesuai dengan bidang tugasnya; Memiliki

    Sertifikat Pendidik; Persyaratan Kesehatan; dan mampu

    mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional.

    Persyaratan pribadi antara lain: a. Memiliki Akhlak Mulia. b.

    Memilki Kewibawaan, c. memiliki kesabaran dan ketekunan, dan

    d. Mencintai Peserta didik.

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    34/147

    Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Unit 2 31

    Unit 2Pengembangan Profesionalitas Pendidik

    Setelah membaca dan mempelajari Unit 2 ini, Anda diharapkan dapat

    menjelaskan kedudukan pendidik dalam sistem pendidikan, standar

    pendidik, dan peningkatan profesonalitas pendidik.

    Pendahuluan

    Setelah memahami konsep dasar profesi kependidikan dengan segala

    aspeknya, pokok bahasan pada Unit 2 ini bertujuan memberikan pemahaman

    kepada para mahasiswa calon guru profesional tentang pengembangan

    profesionalitas pendidik, khususnya guru. Untuk itu, unit 2 ini dibagi ke dalam

    tiga sub unit sebagai berikut:

    Sub Unit 1 membahas kedudukan pendidik dalam sistem pendidikan

    Sub Unit 2 membahas standar nasional pendidikan, dan

    Sub Unit 3 membahas pengembangan profesionalitas pendidik.

    Guna mencapai tujuan pembelajaran pada Unit 2 ini, anda diharapkan

    mempelajarinya secara seksama dan melakukan latihan yang disediakan agar

    Anda dapat memahami materi yang disajikan secara mantap.

    Selamat Belajar.

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    35/147

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    36/147

    Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Kedudukan Pendidik dalam Sistem Pendidikan 33

    Berdasarkan petikan undang-undang tentang guru dan dosen di atas, bahwa

    guru dipandang sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar,

    menengah dan pendidikan anak usia dini. Sebagai tenaga profesional, maka setiap

    guru harus memiliki kualifikasi dan kompetensi sesuai yang dipersyaratkan pada

    setiap jenjang pendidikan di tempat yang bersangkutan bertugas.

    2. Fungsi Pendidik

    Mengapa guru harus profesional, hal ini terkait dengan fungsi guru

    sebagaimana dijelaskan Pasal 4 Undang-undang Guru dan Dosen, yaitu:

    Kedudukan guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud dalam Pasal

    2 ayat (1) berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen

    pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Dengan

    demikian, fungsi guru yang utama ada dua, yaitu sebagai:

    1. Tenaga profesional dalam upaya meningkatkan martabat bangsa, dan

    2.

    Tenaga profesional dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional.

    Dalam kaitan dengan peningkatan mutu pendidikan, Fuad Abdul Rahman

    (2008), mengemukakan bahwa guru memiliki tiga kelompok tugas, yaitu tugas

    profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas kemasyarakatan. Ketiga hal ini dijelaskan

    sebagai berikut.

    a. Tugas profesi

    Guru, sebagai pendidik profesional memiliki tiga bentuk kegiatan utama,

    yaitu mendidik, mengajar dan melatih.

    Mendidik. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai pendidik, Guru

    profesional harus mampu meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup

    dan kehidupan yang baik kepada peserta didik. Seorang guru diharapkan

    mampu memanusiakan peserta didik, mendewasakan peserta didik, dan

    menjadikan peserta didik lebih mandiri dan bertanggungjawab terhadap

    dirinya dan lingkungannya, terlebih lagi terhadap kehidupannya. Mendidik

    lebih menekankan pada pengembangan aspek afektif, khususnya sikap dan

    moral peserta didik.

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    37/147

    Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Kedudukan Pendidik dalam Sistem Pendidikan 34

    Mengajar. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai pengajar, Guru

    profesional diharuskan memiliki kemampuan meneruskan dan

    mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada peserta didik sesuai

    bidang keahliannya. Mengajar lebih menekankan pada aspek kognitif, yaitu

    berhubungan dengan intelektual (otak/pikiran) peserta didik.

    Melatih. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai pelatih, Guru profesional

    dituntut untuk memiliki kemampuan mengembangkan keterampilan dan

    merapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Melatih, lebih menekankan pada

    pengembangan aspek psikomotorik atau keterampilan fisik peserta didik

    sesuai dengan tingkat perkembangan mereka dan kebutuhan hidupnya.

    Memperhatikan uraian di atas, berarti seorang Guru, dalam melaksanakan

    fungsi dan tugasnya harus senantiasa memperhatikan tiga aspek yaitu afektif,

    kognitif dan psikomotor peserta didik. Ketiga aspek ini sedapat mungkin

    dikembangkan secara seimbang guna mencapai manusia yang seutuhnya.

    b. Tugas Kemanusiaan

    Pendidik dalam hal ini guru memiliki tugas kemanusiaan, karena gurupasti berhubungan langsung dengan manusia. Ketika di sekolah, guru seharusnya

    berperan sebagai orang tua kedua bagi anak didiknya. Ia harus mampu menarik

    simpati dan mampu berepati terhadap peserta didiknya, sehingga guru menjadi

    idola bagi anak didiknya. Dalam konteks ini, guru diharapkan selalu cepat tanggap

    terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh anak didik, terutama anak didik

    yang mempunyai masalah di rumahnya. Misalnya, karena perceraian orang

    tuanya, pertengkaran dengan saudaranya atau masalah lain yang membuat anak

    didik mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dan kesulitan belajar.

    c. Tugas Kemasyarakatan

    Sebagai pendidik profesional, guru memiliki tugas kemasyarakatan. Dalam

    hal ini, guru dapat mengajar dan mendidik warga sekolah juga warga di sekitar

    tempat tinggalnya untuk menjadi warga negara Indonesia yang bermoral

    Pancasila, berakhlak mulia dan menanamkan nilai-nilai solidaritas dan

    kebersamaan dalam hidup bermasyarakat dengan keanekaragaman karakteristik

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    38/147

    Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Kedudukan Pendidik dalam Sistem Pendidikan 35

    sosial budaya. Hal ini sesuai dengan salah satu pilar pendidikan yang dicanangkan

    oleh Unesco, yaitu learning to live together, hidup bersama dalam

    keanekaragaman.

    Latihan:

    Jawablah pertanyaan berikut:

    1. Jelaskan mengapa guru sebagai pendidik profesional memiliki kedudukan

    penting dalam penyelenggaraan pendidikan?

    2. Jelaskan dengan disertai contoh bahwa guru memiliki tugas profesi, tugas

    kemanusiaan dan tugas kemasyarakatan.

    Rangkuman

    Kedudukan seorang guru sebagai pendidik profesional dalam sistem

    pendidikan adalah penting. Sebab pendidiklah yang merancang dan

    melaksanakan proses pembelajaran sebagai salah satu komponen penting

    pendidikan. Guru berfungsi sebagai agen pembelajaran dalam rangka

    meningkatkan martabat dan mutu pendidikan nasional. Guru memiliki

    tugas profesional, tugas kemanusiaan dan tugas kemasyarakatan

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    39/147

    Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Sub Unit 2 36

    Sub Unit 2

    Standar Pendidik

    Setelah mempelajari sub unit 2, anda diharapkan dapat menjelaskan

    kembali tentang pergeseran paradigma pendidikan, standar pendidik

    dan tenaga kependidikan, dan upaya pengembangan profesionalitas

    guru

    1.

    Pergeseran Paradigma Pendidikan

    Pendidikan dan kehidupan masyarakat tidak dapat dipisahkan. Pendidikan

    dipandang sebagai bagian esensial dari suatu struktur masyarakat yang dapat

    membantu mereproduksi bentuk masyarakat yang dikehendaki oleh suatu

    bangsa. Oleh karena itu, di seluruh dunia, pendidikan dipandang sangat penting

    dan strategis.

    Kebijakan pendidikan menuntut upaya pembaharuan yang terus menerus

    tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional, serta pelaksanaan, pemantauan,

    dan pengendaliannya. Hal ini sesuai dengan tuntutan globalisasi dalam berbagai

    kehidupan. Globalisasi menuntut adanya standar, termasuk di bidang pendidikan

    yang diakui oleh dunia internasional. Menurut Bahrul Hidayat (2006) bahwa:

    1. Globalisasi pasar kerja menuntut adanya mutual recognition (saling

    mengakui)antar negara tentang kualifikasi lulusan lembaga pendidikan

    2. Globalisasi meniscayakan proses nasionalisasi dan transnasionalisasi

    kompetensi lulusan lembaga pendidikan

    3.

    Kompetensi bergeser dari local specific ke global universal sebagai

    survival kit (seperangkat alat untuk hidup) di era informasi abad 21.

    Dengan memperhatikan dampak globalisasi, maka terjadilah pergeseran

    paradigma (cara pandang) sehingga kebijakan pendidikan bergeser dari input

    oriented ke outcome-based. Kebijakan input-oriented memandang peningkatan

    mutu pendidikan dilakukan dengan semata-mata meningkatkan mutu masukan

    pendidikan. Sementara, kebijakan outcome-based melihat peningkatan mutu

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    40/147

    Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Standar Pendidik 37

    pendidikan harus dimulai dengan expected outcome yang jelas dari suatu

    lembaga pendidikan. Oleh karena itu, perbaikan dan peningkatan mutu masukan

    dan proses pendidikan harus merupakan upaya penjabaran untuk mencapai

    expected outcome, dan standarisasi expected outcome dalam bentuk

    kompetensi menjadi titik awal untuk standarisasi masukan dan proses pendidikan.

    Bergesernya paradigma dalam kebijakan pendidikan, maka paradigma

    dalam pengelolaan pendidikan juga ikut bergeser. Uno (2008:84-85)

    mengungkapkan bahwa pergeseran paradigma pengelolaan pendidikan dasar dan

    menengah telah tercermin dalam visi pembangunan pendidikan nasional yang

    tercantum dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN, 1999): mewujudkan

    sistem dan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan berkualitas guna

    mewujudkan bangsa yang berakhlak mulia, kreatif, inovatif, berwawasan

    kebangsaan, cerdas, sehat, disiplin, bertanggung jawab, terampil serta menguasai

    ilmu pengetahuan dan teknologi. Amanat GBHN ini menyiratkan suatu

    kekhawatiran yang mendalam dari berbagai komponen bangsa terhadap prestasi

    sistem pendidikan nasional yang kini tampak mulai menurun dalam

    mempersiapkan SDM yang tangguh dan mampu bersaing di era tanpa batas. Salah

    satu wujud pergeseran paradigma pengelolaan pendidikan adalah penerapan

    Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Sekolah-sekolah dikelola secara mikro

    dengan sepenuhnya diperankan oleh warga sekolag seperti kepala sekolah dan

    guru-guru sebagai pengelola dan pelaksana pendidikan pada setiap sekolah yang

    juga tidak terpisahkan dari lingkungan masyarakatnya. MBS bermaksud

    mengembalikan sekolah kepada pemiliknya, yaitu masyarakat yang diharapkan

    akan merasa bertanggung jawab kembali sepenuhnya terhadap pendidikan yang

    diselenggarakan di sekolah-sekolah.Menurut Uno, sisi moralnya dari MBS ini adalah bahwa hanya sekolah dan

    masyarakatlah yang paling mengetahui berbagai persoalan pendidikan yang dapat

    menghambat peningkatan mutu pendidikan. Dengan demikian merekalah (sekolah

    bersama masyarakat) yang seharusnya menjadi pelaku utama dalam membangun

    pendidikan yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakanya.

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    41/147

    Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Standar Pendidik 38

    2.

    Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

    Tuntutan dari pergeseran paradigma pendidikan adalah diperlukan

    standarisasi dalam pengelolaan pendidikan. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor19 Tahun 2005, Pasal 1, ayat (1) bahwa yang dimaksud standar nasional

    pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah

    hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    Berkaitan dengan standar pendidikan Bahrul Hidayat (2006)

    mengemukakan dalam Seminar Pendidikan di UPI Bandung, bahwa standar harus

    dikembangkan dengan memperhatikan aspek daya saing (competitiveness) di satu

    sisi dan ketercapaian (achievable) di sisi lain; standar bersifat minimum criterion

    yang ditingkatkan secara berkala (dinamis); dan standar tidak selalu harus

    diartikan penyeragaman (mono standard), tetapi penyatuan kerangka dalam

    diversifikasi (mutli-standard).

    Apa manfaat dengan adanya standarisasi di bidang pendidikan. Hal ini tiada

    lain adalah untuk memberikan arah yang jelas bagi pengelola pendidikan tentang

    TARGET kompetensi yang harus dicapai di setiap lembaga dan jenjang

    pendidikan. Selain itu, pengelola pendidikan mempunyai kebebasan untuk

    menentukan strategi implementasi kurikulum sesuai kondisi dan konteks (alokasi

    waktu, bahan ajar, urutan materi, metode pembelajaran dan penilaian)

    Sebagai layaknya fungsi suatu standar, maka standar pendidikan akan

    menjadi acuan seberapa baik hasil pendidikan yang diinginkan sesuai dengan

    kondisi yang ada (Standard is how good is good). Bahkan, standar diharapkan

    mendorong semua pihak untuk melakukan usaha secara terencana dan sistematis

    untuk mencapainya (Standards are created because they improve the activity of

    life). Dengan demikian, semua standar pendidikan diarahkan untuk menghasilkan

    kompetensi lulusan yang bermutu, baik kompetensi akademik, kompetensi

    praktis-vokasional, maupun kompetensi kepribadian sebagai individu dan

    makhluk sosial

    Standar nasional pendidikan, menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19

    Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), mencakup delapan

    aspek, yaitu:

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    42/147

    Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Standar Pendidik 39

    1. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang

    dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan

    kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus

    dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

    2. Standar Prosesadalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan

    pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai

    standar kompetensi lulusan.

    3. Standar kompetensi lulusanadalah kualifikasi kemampuan lulusan yang

    mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

    4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah kriteria pendidikan

    prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam

    jabatan.

    5. Standar Sarana dan Prasaranaadalah standar nasional pendidikan yang

    berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat

    berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja,

    tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain

    yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk

    penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

    6. Standar Pengelolaan Pendidikan adalah standar nasional pendidikan

    yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan

    kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota,

    provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas

    penyelenggaraan pendidikan.

    7. Standar Pembiayaan Standaradalah standar yang mengatur komponen

    dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu

    tahun.

    8. Standar PenilaianPendidikanadalah standar nasional pendidikan yang

    berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil

    belajar peserta didik.

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    43/147

    Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Standar Pendidik 40

    Dari delapan standar nasional pendidikan tersebut, pada bagian ini dibahas

    lebih lanjut adalah standar pendidik dan tenaga kependidikan. Hal ini sangat

    penting untuk diketahui oleh para calon guru sebagai calon pendidik profesional.

    Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 Pasal 28 menjelaskan standar

    Pendidik sebagai berikut.

    Pasal 28

    (1)Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai

    agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan

    untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

    (2)Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tingkat

    pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yangdibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai

    ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

    (3)Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan

    menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi:

    a. Kompetensi pedagogik;

    b. Kompetensi kepribadian;

    c. Kompetensi profesional; dan

    d. Kompetensi sosial.(4)Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan/atau sertifikat keahlian

    sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tetapi memiliki keahlian khusus

    yang diakui dan diperlukan dapat diangkat menjadi pendidik setelah

    melewati uji kelayakan dan kesetaraan.

    (5)

    Kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan (4) dikembangkan

    oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.

    Pasal 29

    (1)

    Pendidik pada pendidikan anak usia dini memiliki:

    a. kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV)

    atau sarjana (S1),

    b.

    latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan anak usia dini,

    kependidikan lain, atau psikologi; dan

    c. sertifikat profesi guru untuk PAUD

    (2)Pendidik pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat memiliki:

    a. kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau

    sarjana (S1)

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    44/147

    Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Standar Pendidik 41

    b. latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan SD/MI

    kependidikan lain, atau psikologi; dan

    c. sertifikat profesi guru untuk SD/MI

    (3)

    Pendidik pada SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajatmemiliki:

    a. kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau

    sarjana (S1)

    b. latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang

    sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan; dan

    c. sertifikat profesi guru untuk SMP/MTs.

    (4)Pendidik pada SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat memiliki:

    a. kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atausarjana (S1)

    b. latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang

    sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan; dan

    c. sertifikat profesi guru untuk SMA/MA

    (5)

    Pendidik pada SDLB/SMPLB/SMALB, atau bentuk lain yang sederajat

    memiliki:

    a. kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau

    sarjana (S1) latar belakang pendidikan tinggi dengan programpendidikan khusus atau sarjana yang sesuai dengan mata pelajaran

    yang diajarkan; dan

    b. sertifikat profesi guru untuk SDLB/SMPLB/SMALB.

    (6)Pendidik pada SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat memiliki:

    a. kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau

    sarjana (S1)

    b. latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang

    sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan; danc. sertifikat profesi guru untuk SMK/MAK.

    Pasal 30

    (1)

    Pendidik pada TK/RA sekurang-kurangnya terdiri atas guru kelas yang

    penugasannya ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan sesuai

    dengan keperluan.

    (2)

    Pendidik pada SD/MI sekurang-kurangnya terdiri atas guru kelas dan guru

    mata pelajaran yang penugasannya ditetapkan oleh masing-masing satuan

    pendidikan sesuai dengan keperluan.

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    45/147

    Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Standar Pendidik 42

    (3)Guru mata pelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-

    kurangnya mencakup guru kelompok mata pelajaran agama dan akhlak

    mulia serta guru kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga,

    dan kesehatan.

    (4)

    Pendidik pada SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat dan SMA/MA,

    atau bentuk lain yang sederajat terdiri atas guru mata pelajaran yang

    penugasannya ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan sesuai

    dengan keperluan.

    (5)Pendidik pada SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat terdiri atas guru

    mata pelajaran dan instruktur bidang kejuruan yang penugasannya

    ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan sesuai dengan

    keperluan.

    (6)Pendidik pada SDLB, SMPLB, dan SMALB terdiri atas guru mata

    pelajaran dan pembimbing yang penugasannya ditetapkan oleh masing-

    masing satuan pendidikan sesuai dengan keperluan.

    (7)Pendidik pada satuan pendidikan Paket A, Paket B dan Paket C terdiri atas

    tutor penanggungjawab kelas, tutor penanggungjawab mata pelajaran, dan

    nara sumber teknis yang penugasannya ditetapkan oleh masing-masing

    satuan pendidikan sesuai dengan keperluan.

    (8) Pendidik pada lembaga kursus dan pelatihan keterampilan terdiri atas

    pengajar, pembimbing, pelatih atau instruktur, dan penguji.

    RangkumanStandar pendidikan menjadi acuan seberapa baik hasil pendidikan yang

    diinginkan sesuai dengan kondisi yang ada. Bahkan, adanya standar

    diharapkan mendorong semua pihak untuk melakukan usaha secara

    terencana dan sistematis untuk mencapainya.

    Standar Nasional Pendidikan Indonesia meliputi:

    1. standar isi;

    2. standar proses;

    3.

    standar kompetensi lulusan;4. standar pendidik dan tenaga kependidikan;

    5. standar sarana dan prasarana;

    6. standar pengelolaan;

    7. standar pembiayaan;dan

    8. standar penilaian pendidikan

    Standar kualifikasi pendidikan Pendidik pada jenjang pendidikan TK,

    SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/K adalah Diploma IV atau Sarjana (S1).

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    46/147

    Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Standar Pendidik 43

    Latihan

    1. Mengapa masyarakat dan pendidikan tidak dapat dipisahkan?

    2. Dengan adanya globalisasi, aspek apa saja dalam dunia pendidikan yang

    pengalami perubahan paradigma?

    3. Jelaskan butir-butir standar nasional pendidikan Indonesia.

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    47/147

    Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Sub Unit 3 44

    Sub Unit 3

    Pengembangan Profesionalitas Pendidik

    Setelah mempelajari Sub Unit 3 ini, Anda diharapkan memiliki

    pemahaman tentang upaya pemerintah dalam peningkatan

    profesionalisme dan profesionalitas pendidik, khususnya tentang

    Sertifikasi Pendidik, Dimensi Pengembangan Profesionalitas Guru,

    dan Prinsip-prinsip profesionalitas.

    1.

    Sertifikasi Pendidik Profesional

    alah satu amanat Undang-undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang

    Guru dan Dosen yang harus dilakukan oleh Pemerintah adalah

    melaksanakan sertifikasi bagi guru dan dosen sebagai pendidik profesional.

    Sertifikasi dimaksudkan untuk meningkatkan harkat dan martabat guru sebagi

    tenaga profesional.

    Pasal 11 dan 12 Undang-undang Guru dan Dosen menjelaskan pengertian

    sertifikasi, yaitu proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen.Sedangkan Sertifikat Pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang

    diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional.

    Pelaksanaan sertifikasi dilakukan dengan mekanisme yang diatur oleh

    peraturan pemerintah. Baedhowi, Direktur Peningkatan Mutu Pendidik dan

    Tenaga Kependidikan, Departemen Pendidikan Nasional, dalam suatu paparan

    tanggal 13 April 2008 di Surabaya, antara lain menjelaskan bahwa sertifikasi

    dapat juga dikatakan semacam ujian nasional bagi semua guru dari tingkat SD

    sampai SMA. UN guru ini digunakan sebagai langkah pemetaan terhadap

    kompetensi guru secara nasional. Program ini juga penting sebagai upaya melihat

    sejauh mana persebaran guru-guru yang benar-benar kompeten di bidangnya.

    Sehubungan dengan proses sertifikasi terdapat beberapa permasalahan, antara

    lain:

    1) Penentuan guru untuk mengikuti sertifikasi

    2) Penentuan Assessor

    3)

    Proses penilaian portofolio/Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

    S

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    48/147

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    49/147

    Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Pengembangan Profesionalitas Pendidik 46

    4. Undang-Undang Guru dan Dosen, Pasal 11, ayat (1) mengamanatkan

    bahwa sertifikat pendidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diberikan

    kepada guru yang telah memenuhi persyaratan.

    5.

    Pasal 11 ayat (2), menyatakan bahwa sertifikasi pendidik diselenggarakan

    oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga

    kependidikan yang terakriditasi dan ditetapkan oleh Pemerintah

    6. Guru adalah pendidik profesional. Untuk itu, ia dipersyaratkan memiliki

    (1) kualifikasi akademik minimal S1/D4 yang relevan dan (2) menguasai

    kompetensi sebagai agen pembelajaran.

    Sertifikasi terhadap jabatan guru juga dilakukan di beberapa negara, antara

    lain:

    1. Di Amerika Serikat , Inggris dan Australia diberlakukan secara ketat.

    2. Denmark baru mulai dirintis dengan sungguh-sungguh sejak 2003

    3.

    Korea dan Singapura tidak melakukan sertifikasi guru, tetapi

    melakukan kendali mutu dengan ketat terhadap proses kelulusan di

    lembaga penghasil guru

    Program Sertifikasi memiliki tujuan, yaitu:

    1. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen

    pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional,

    2. Meningkatkan proses dan mutu pendidikan, dan

    3. Meningkatkan profesionalisme guru.

    Manfaat atau dampak yang diharapkan dengan sertifikasi guru adalah:1.

    Melindungi Profesi Guru dari Praktik yang tidak kompeten yang dapat

    merusak citra profesi guru.

    2. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak

    berkualitas dan tidak profesional.

    3. Meningkatkan Kesejahteraan Guru.

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    50/147

    Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Pengembangan Profesionalitas Pendidik 47

    Pelaksanaan Sertifikasi diatur oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

    (Permendiknas) Nomor 18 tahun 2007, antara lain pada beberapa pasal

    berikut ditegaskan:

    Ps 2 ayat 1, sertifikasi bagi guru dalam jabanan dilaksanakan melalui uji

    kompetensi.

    Ps 2 AYAT 2, Uji Kompetensi dilakukan dalam bentuk penilaian

    Portofolio.

    PS 2 AYAT 3, Penilaian Portofolio merupakan pengakuan atas

    pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan

    dokumen yang mendeskripsikan 10 komponen sebagai berikut:

    1.

    kualifikasi akademik;

    2. pendidikan dan pelatihan;

    3. pengalaman mengajar;

    4. perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran;

    5.

    penilaian dari atasan dan pengawas;

    6. prestasi akademik;

    7. karya pengembangan profesi;

    8.

    keikutsertaan dalam forum ilmiah;

    9. pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial; dan

    10.penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan

    2.

    Dimensi Pengembangan Profesionalitas Guru

    Pengembangan profesionalitas Guru sebagai pendidik profesional,

    sekurangnya mencakup empat aspek, yaitu:

    1. Penguasaan bidang studi atau kurikulum

    2. Penguasaan pembelajaran yang mendidik

    3. Pengembangan kepribadian dan profesionalitas

    4.

    Pemahaman karakteristik peserta didik

    Seorang guru yang baik, sudah pasti harus menguasai bidang studi yang

    akan diajarkannya. Namun penguasaan bidang studi saja tidak cukup. Ia juga

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    51/147

    Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Pengembangan Profesionalitas Pendidik 48

    harus memahami kurikulum, khususnya yang berkaitan dengan bidang studi yang

    menjadi tanggung jawabnya. Hal ini karena di dalam kurikulum tercantum tujuan

    pembelajaran dan standar kompetensi yang hendak dicapai dari setiap mata

    pelajaran. Bila seorang guru tidak memperhatikan dan menguasi kurikulum, maka

    ia tidak akan mengetahui sampai level mana materi pelajaran yang harus

    disampaikan pada jenjang pendidikan di tempat ia bertugas. Oleh karena itu, guru

    sebagai pendidik profesional mutlak harus menguasai bidang studi dan kurilukum

    yang bersangkutan.

    Pembelajaran merupakan suatu aktivitas pengelolaan kegiatan belajar yang

    dirancang oleh guru. Dalam aktivitas pembelajaran terjadi interaksi antara guru

    dan peserta didik. Bentuk interaksi bisa bervariasi tergantung pada model,

    pendekatan atau metode pembelajaran yang dipilih. Dalam konteks ini guru

    sebaiknya bahkan seharusnya memilih model, pendekatan atau metode

    pembelajaran yang mendidik, yaitu yang dapat menanamkan nilai-nilai kehidupan

    yang positif dan baik sesuai dengan norma, aturan atau sistem nilai yang berlaku

    di masyarakat. Pembelajaran yang mendidik adalah pembelajaran yang

    menghargai harkat dan martabat manusia. Karena itu, guru harus selalu ingat

    untuk menggunakan kata-kata, ucapan, atau tindakan yang dapat diteladani

    kebaikannya oleh peserta didiknya.

    Kepribadian dan profesionalitas guru senantiasa harus dikembangkan. Hal

    ini antara lain, karena seorang guru dituntut menyesuaikan dengan perkembangan

    dan kemajuan di berbagai bidang kehidupan. Kepribadian guru yang bersikap

    terbuka untuk memperbaharui ilmu pengetahuan, khsusunya yang sesuai dengan

    bidang ilmu yang diajarkannya. Begitu pula dalam berinteraksi, baik dengan

    peserta didik, sesama rekan sejawat maupun dengan masyarakat dapatmenggunakan media interaksi yang mutakhir dan bersikap demoktratis. Guru

    tidak merasa paling tahu, paling benar dan paling patut dihormati, tanpa

    mempedulikan bahwa peserta didik dan masyarakat juga memiliki hak yang sama

    untuk dihormati. Oleh karena itu, guru berkewajiban untuk

    menumbuhkembangkan semangat saling menghargai dalam masyarakat.

  • 7/25/2019 Buku Ajar Profesi Kependidikan

    52/147

    Bahan Ajar Profesi Kependidikan | Pengembangan Profesionalitas Pendidik 49

    Guru akan dapat melaksanaan tugasnya dengan efektif apabila mengenal

    karakteristik murid-muridnya. Hal yang harus dipahami guru adalah bahwa setiap

    murid adalah unik, dan mereka berbeda satu sama lainnya. Perbedaan

    karakteristik peserta didik tetsebut, bisa karena perbedaan jenis kelamin, tingkat

    usia, latar belakang sosial ekonomi dan budaya, bahkan dalam cita-cita dan

    keinginan. Untuk itu, pemahaman mengenai karakteristik peserta didik dari

    berbagai aspeknya patut dikuasi oleh guru. Ilmu pengetahuan yang mendukung

    aspek ini adalah Psikologi perkembangan, Psikologi sosial, Sosiologi dan

    Antropologi.

    3. Prinsip-prinsip Profesionalitas

    Di dalam Undang-undang Guru dan Dosen, pasal Pasal 7 ditegaskan bahwa

    Profesi guru dan profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang

    dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut:

    a. memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme;

    b. memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,

    ketakwaan, dan akhlak mulia;

    c.

    memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuaidengan bidang tugas;

    d.

    memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;

    e.

    memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan;

    f.

    memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja;

    g.

    memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara

    berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat;

    h. memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas

    keprofesionalan; dan

    i.

    memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-

    hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

    Memperhatikan prinsip-prinsip profesionalitas di