makalah peningkatan mutu

29
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit dan puskesmas sebagai unit tempat pelayanan kesehatan, bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Demikian juga dengan upaya pemberian pelayanan keperawatan dirumah sakit yang merupakan bagian integral dari upaya pelayanan kesehatan, dan secara langsung akan memberi konstribusi dalam peningkatan kualitas hospital care. Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal, banyak syarat yang harus dipenuhi, syarat yang dimaksud mencakup delapan hal pokok yakni: tersedia (available), wajar (appropriate), berkesinambungan (continue), dapat diterima (acceptable), dapat dicapai (accesible), dapat dijangkau (affordable), efisien (efficient) serta bermutu (quality). Kedelapan syarat pelayanan kesehatan ini sama pentingnya, namun pada akhir-akhir ini dengan semakin majunya ilmu dan teknologi kesehatan serta semakin baiknya tingkat pendidikan serta keadaan sosial ekonomi masyarakat, tampak syarat mutu makin bertambah penting. Mudah dipahami karena apabila pelayanan kesehatan yang bermutu dapat diselenggarakan, bukan saja akan dapat memperkecil

description

peningkatan mutu

Transcript of makalah peningkatan mutu

Page 1: makalah peningkatan mutu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit dan puskesmas sebagai unit tempat pelayanan kesehatan, bertanggung jawab dalam

memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar untuk memenuhi kebutuhan dan

tuntutan masyarakat. Demikian juga dengan upaya pemberian pelayanan keperawatan dirumah

sakit yang merupakan bagian integral dari upaya pelayanan kesehatan, dan secara langsung akan

memberi konstribusi dalam peningkatan kualitas hospital care.

Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal, banyak syarat yang harus dipenuhi,

syarat yang dimaksud mencakup delapan hal pokok yakni: tersedia (available), wajar

(appropriate), berkesinambungan (continue), dapat diterima (acceptable), dapat dicapai

(accesible), dapat dijangkau (affordable), efisien (efficient) serta bermutu (quality).

Kedelapan syarat pelayanan kesehatan ini sama pentingnya, namun pada akhir-akhir ini dengan

semakin majunya ilmu dan teknologi kesehatan serta semakin baiknya tingkat pendidikan serta

keadaan sosial ekonomi masyarakat, tampak syarat mutu makin bertambah penting. Mudah

dipahami karena apabila pelayanan kesehatan yang bermutu dapat diselenggarakan, bukan saja

akan dapat memperkecil timbulnya berbagai risiko karena penggunaan berbagai kemajuan ilmu

dan teknologi tetapi sekaligus juga akan dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat

yang semakin hari tampak semakin meningkat.

Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu banyak upaya yang dapat

dilakukan, jika upaya tersebut dilaksanakan secara terarah dan terencana dikenal dengan nama

program menjaga mutu (Quality Assurance Program).

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang ada dalam makalah ini yaitu :

Apa yang dimaksud dengan mutu?

Page 2: makalah peningkatan mutu

Apa yang dimaksud dengan program menjaga mutu?

Bagaimana pelayanan kesehatan yang bermutu?

Apa yang dimaksud dengan program menjaga mutu internal dan eksternal?

Bagaimana kegiatan program menjaga mutu dalam layanan kebidanan?

C. Tujuan

Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan mutu

Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan program menjaga mutu

Untuk mengetahui bagaimana pelayanan kesehatan yang bermutu

Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan program menjaga mutu internal dan

eksternal

Untuk mengetahui bagaimana kegiatan program menjaga mutu dalam layanan kebidanan

Page 3: makalah peningkatan mutu

BAB II

PEMBAHASAN

A. Mutu

Mutu adalah gambaran total sifat dari suatu produk atau jasa pelayanan yang berhubungan

dengan kemampuan untuk memberikan kebutuhan kepuasan pelanggan (ASQC dalam Wijoyo,

1999).

Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri dari suatu barang atau jasa yang dihasilkan,

didalamnya terkandung sekaligus pengertian akan adanya rasa aman dan terpenuhinya kebutuhan

para pengguna barang atau jasa yang dihasilkan tersebut (Din ISO 8402, 1986).

Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan (Crosby, 1984).

Dari beberapa pengertian diatas, segeralah mudah dipahami bahwa mutu pelayanan hanya dapat

diketahui apabila sebelumnya telah terlebih dahulu dilakukan penilaian, baik terhadap tingkat

kesempurnaan, sifat, totalitas dari wujud serta ciri dan kepatuhan para penyelenggara pelayanan

terhadap standar yang telah ditetapkan. Dalam kenyataan sehari-hari melakukan penilaian ini

tidaklah mudah, penyebab utamanya ialah karena mutu pelayanan tersebut bersifat multi-

dimensional. Tiap orang, tergantung dari latar belakang dan kepentingan masing-masing dapat

saja melakukan penilaian dari dimensi yang berbeda. Misalnya penilaian dari pemakai jasa

pelayanan kesehatan, dimensi mutu yang dianut ternyata sangat berbeda dengan penyelenggara

pelayanan kesehatan ataupun dengan penyandang dana pelayanan kesehatan. Menurut Roberts

dan Prevost (1987) perbedaan dimensi tersebut adalah:

1. Bagi pemakai jasa pelayanan kesehatan.

Mutu pelayanan kesehatan lebih terkait pada dimensi ketanggapan petugas dalam

memenuhi kebutuhan pasien, kelancaran komunikasi antara petugas dengan pasien,

keprihatinan serta keramah-tamahan petugas dalam melayani pasien, atau kesembuhan

penyakit yang sedang diderita oleh pasien.

2. Bagi penyelenggara pelayanan kesehatan.

Mutu pelayanan kesehatan lebih terkait pada dimensi kesesuaian pelayanan yang

diselenggarakan dengan ilmu dan teknologi kesehatan, standar dan etika profesi, dan

adanya otonomi profesi pada waktu menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai

dengan kebutuhan pasien.

Page 4: makalah peningkatan mutu

3. Bagi penyandang dana pelayanan kesehatan.

Mutu pelayanan kesehatan lebih terkait pada dimensi efesiensi pemakaian sumber dana,

kewajaran pembiayaan, atau kemampuan dari pelayanan kesehatan mengurangi kerugian dari

penyandang dana.

B. Program Menjaga Mutu

1. Pengertian

Pengertian program menjaga mutu banyak macamnya, beberapa diantaranya yang dipandang

cukup penting adalah:

Program menjaga mutu adalah suatu upaya yang berkesinambungan, sistematis dan objektif

dalam memantau dan menilai pelayanan yang diselenggarakan dibandingkan dengan standar

yang telah ditetapkan, serta menyelesaikan masalah yang ditemukan untuk memperbaiki

mutu pelayanan (Maltos & Keller, 1989).

Program menjaga mutu adalah suatu proses untuk memperkecil kesenjangan antara

penampilan yang ditemukan dengan keluaran yang diinginkan dari suatu sistem, sesuai

dengan batas-batas teknologi yang dimiliki oleh sistem tersebut (Ruels & Frank, 1988).

Program menjaga mutu adalah suatu upaya terpadu yang mencakup identifikasi dan

penyelesaian masalah pelayanan yang diselenggarakan, serta mencari dan memanfaatkan

berbagai peluang yang ada untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan (The American

Hospital Association, 1988).

Program menjaga mutu adalah suatu program berlanjut yang disusun secara objektif dan

sistematis dalam memantau dan menilai mutu dan kewajaran pelayanan, menggunakan

berbagai peluang yang tersedia untuk meningkatkan pelayanan yang diselenggarakan serta

menyelesaikan berbagai masalah yang ditemukan (Joint Commission on Acreditation of

Hospitals, 1988).

Keempat pengertian program menjaga mutu ini meskipun rumusannya tidak sama namun

pengertian pokok yang terkandung didalamnya tidaklah berbeda. Pengertian pokok yang

dimaksud paling tidak mencakup tiga rumusan utama, yakni rumusan kegiatan yang akan

dilakukan, karakteristik kegiatan yang akan dilakukan, serta tujuan yang ingin dicapai dari

pelaksanaan kegiatan tersebut.

Page 5: makalah peningkatan mutu

Jika ketiga rumusan tersebut disarikan dari keempat pengertian program menjaga mutu diatas,

dapatlah dirumuskan pengertian program menjaga mutu yang lebih terpadu. Program menjaga

mutu adalah suatu upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan, sistematis, objektif dan

terpadu dalam menetapkan masalah dan penyebab masalah mutu pelayanan berdasarkan

standar yang telah ditetapkan, menetapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai

dengan kemampuan yang tersedia, serta menilai hasil yang dicapai dan menyusun saran tindak

lanjut untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan.

2. Tujuan.

Tujuan program menjaga mutu mencakup dua hal yang bersifat pokok, yang jika disederhanakan

dapat diuraikan sebagai berikut:

Tujuan antara.

Tujuan antara yang ingin dicapai oleh program menjaga mutu ialah diketahuinya mutu

pelayanan. Jika dikaitkan dengan kegiatan program menjaga mutu, tujuan ini dapat

dicapai apabila masalah serta prioritas masalah mutu berhasil ditetapkan.

Tujuan akhir.

Tujuan akhir yang ingin dicapai oleh program menjaga mutu ialah makin meningkatnya

mutu pelayanan. Jika dikaitkan dengan kegiatan program menjaga mutu, tujuan ini dapat

dicapai apabila masalah dan penyebab masalah mutu berhasil diatasi.

3. Manfaat.

Apabila program menjaga mutu dapat dilaksanakan, banyak manfaat yang akan

diperoleh.Secara umum beberapa manfaat yang dimaksudkan adalah:

Dapat lebih meningkatkan efektifitas pelayanan kesehatan.

Peningkatan efektifitas yang dimaksud di sini erat hubungannya dengan dapat

diselesaikannya masalah yang tepat dengan cara penyelesaian masalah yang benar.

Karena dengan diselenggarakannya program menjaga mutu dapat diharapkan pemilihan

masalah telah dilakukan secara tepat serta pemilihan dan pelaksanaan cara penyelesaian

masalah telah dilakukan secara benar.

Dapat lebih meningkatkan efesiensi pelayanan kesehatan.

Peningkatan efesiensi yang dimaksudkan disini erat hubungannya dengan dapat

dicegahnya penyelenggaraan pelayanan yang berlebihan atau yang dibawah standar.

Page 6: makalah peningkatan mutu

Biaya tambahan karena pelayanan yang berlebihan atau karena harus mengatasi berbagai

efek samping karena pelayanan yang dibawah standar akan dapat dicegah.

Dapat lebih meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.

Peningkatan penerimaan ini erat hubungannya dengan telah sesuainya pelayanan

kesehatan yang diselenggarakan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat sebagai

pemakai jasa pelayanan. Apabila peningkatan penerimaan ini dapat diwujudkan, pada

gilirannya pasti akan berperan besar dalam turut meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat secara keseluruhan.

Dapat melindungi pelaksana pelayanan kesehatan dari kemungkinan munculnya gugatan

hukum.

Pada saat ini sebagai akibat makin baiknya tingkat pendidikan dan keadaan sosial

ekonomi masyarakat serta diberlakukannya berbagai kebijakan perlindungan publik,

tampak kesadaran hukum masyarakat makin meningkat pula. Untuk melindungi

kemungkinan munculnya gugatan hukum dari masyarakat yang tidak puas terhadap

pelayanan kesehatan, tidak ada pilihan lain yang dapat dilakukan kecuali berupaya

menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang terjamin mutunya. Dalam kaitan itu

peranan program menjaga mutu jelas amat penting, karena apabila program menjaga

mutu dapat dilaksanakan dapatlah diharapkan terselenggaranya pelayanan kesehatan yang

bermutu, yang akan berdampak pada peningkatan kepuasan para pemakai jasa pelayanan

kesehatan .

4. Syarat.

Syarat program menjaga mutu banyak macamnya, beberapa dari persyaratan yang dimaksud dan

dipandang penting ialah:

Bersifat khas.

Syarat pertama yang harus dipenuhi adalah harus bersifat khas, dalam arti jelas sasaran,

tujuan dan tata cara pelaksanaannya serta diarahkan hanya untuk hal-hal yang bersifat

pokok saja. Dengan adanya syarat seperti ini, maka jelaslah untuk dapat melakukan

program menjaga mutu yang baik perlu disusun dahulu rencana kerja program menjaga

mutu.

Mampu melaporkan setiap penyimpangan.

Page 7: makalah peningkatan mutu

Syarat kedua yang harus dipenuhi ialah kemampuan untuk melaporkan setiap

penyimpangan secara tepat, cepat dan benar. Untuk ini disebut bahwa suatu program

menjaga mutu yang baik seyogianya mempunyai mekanisme umpan balik yang baik.

Fleksibel dan berorientasi pada masa depan.

Syarat ketiga yang harus dipenuhi ialah sifatnya yang fleksibel dan berorientasi pada

masa depan. Program menjaga mutu yang terlau kaku dalam arti tidak tanggap terhadap

setiap perubahan, bukanlah program menjaga mutu yang baik.

Mencerminkan dan sesuai dengan keadaan organisasi.

Syarat keempat yang harus dipenuhi ialah harus mencerminkan dan sesuai dengan

keadaan organisasi. Program menjaga mutu yang berlebihan, terlalu dipaksakan sehingga

tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, tidak akan ekonomis dan karena itu

bukanlah suatu program yang baik.

Mudah dilaksanakan.

Syarat kelima adalah tentang kemudahan pelaksanaannya, inilah sebabnya sering

dikembangkan program menjaga mutu mandiri (Self assesment). Ada baiknya program

tersebut dilakukan secara langsung, dalam arti dilaksanakan oleh pihak-pihak yang

melaksanakan pelayanan kesehatan .

Mudah dimengerti.

Syarat keenam yang harus dipenuhi ialah tentang kemudahan pengertiannya. Program

menjaga mutu yang berbelit-belit atau yang hasilnya sulit dimengerti, bukanlah suatu

program yang baik.

C. Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu

Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap

pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta

penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan.

Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar dan kode etik profesi

meskipun diakui tidak mudah namun masih dapat diupayakan, karena untuk ini memang telah

ada tolok ukurnya, yakni rumusan-rumusan standar serta kode etik profesi yang pada umunya

Page 8: makalah peningkatan mutu

telah dimiliki dan wajib sifatnya untuk dipakai sebagai pedoman dalam menyelenggarakan setiap

kegiatan profesi.

Tetapi akan bagaimakah halnya untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang dapat

memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan ?. Sekalipun aspek kepuasan tersebut telah

dibatasi hanya yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk yang menjadi sasaran

utama pelayanan kesehatan , namun karena ruang lingkup kepuasan memang bersifat sangat luas,

menyebabkan upaya untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu tidaklah

semudah yang diperkirakan. Sesungguhnyalah seperti juga mutu pelayanan, dimensi kepuasan

pasien sangat bervariasi sekali. Secara umum dimensi kepuasan tersebut dapat dibedakan atas

dua macam:

1. Kepuasan yang mengacu pada penerapan standar dan kode etik profesi.

Dalam hal ini ukuran kepuasan pemakai jasa pelayanan kesehatan terbatas hanya pada

kesesuaian dengan standar dan kode etik profesi saja. Suatu pelayanan kesehatan disebut sebagai

pelayanan kesehatan yang bermutu apabila penerapan standar dan kode etik profesi dapat

memuaskan pasien. Dengan pendapat ini maka ukuran-ukuran pelayanan kesehatan yang

bermutu hanya mengacu pada penerapan standar serta kode etik profesi yang baik saja. Ukuran-

ukuran yang dimaksud pada dasarnya mencakup penilaian terhadap kepuasan pasien mengenai:

Hubungan tenaga kesehatan/perawat-pasien (Nurse-patient relationship).

Kenyamanan pelayanan (Amenitis).

Kebebasan melakukan pilihan (Choice).

Pengetahuan dan kompetensi teknis (Scientifik knowledge and technical skill).

Efektifitas pelayanan (Effectives).

Keamanan tindakan (Safety).

2. Kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan pelayanan kesehatan.

Dalam hal ini ukuran kepuasan pemakai jasa pelayanan kesehatan dikaitkan dengan penerapan

semua persyaratan pelayanan kesehatan . Suatu pelayanan kesehatan disebut sebagai pelayanan

kesehatan yang bermutu apabila penerapan semua persyaratan pelayanan dapat memuaskan

pasien. Dengan pendapat ini mudahlah dipahami bahwa ukuran-ukuran pelayanan kesehatan

yang bermutu lebih bersifat luas, karena didalamnya tercakup penilaian kepuasan pasien

mengenai:

a. Ketersediaan pelayanan kesehatan (Available).

Page 9: makalah peningkatan mutu

b. Kewajaran pelayanan kesehatan (Appropriate).

c. Kesinambungan pelayanan kesehatan (Continue).

d. Penerimaan pelayanan kesehatan (Acceptable).

e. Ketercapaian pelayanan kesehatan (Accesible).

f. Keterjangkauan pelayanan kesehatan (Affordable).

g. Efesiensi pelayanan kesehatan (Efficient).

h. Mutu pelayanan kesehatan (Quality).

D. Unsur-Unsur yang mempengaruhi Mutu Pelayanan

Mutu pelayanan kesehatan sebenarnya menunjuk pada penampilan (performance) dari pelayanan

kesehatan yang dikenal dengan keluaran (output) yaitu hasil akhir kegiatan dari tindakan dokter

dan tenaga profesi lainnya terhadap pasien, dalam arti perubahan derajat kesehatan dan kepuasan

baik positif maupun sebaliknya.

Sedangkan baik atau tidaknya keluaran tersebut sangat dipengaruhi oleh

proses (process), masukan(input) dan lingkungan (environment). Maka jelaslah bahwa baik atau

tidaknya mutu pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur tersebut, dan untuk

menjamin baiknya mutu pelayanan kesehatan ketiga unsur harus diupayakan sedemikian rupa

agar sesuai dengan standar dan atau kebutuhan.

o Unsur masukan

Unsur masukan (input) adalah tenaga, dana dan sarana fisik, perlengkapan serta peralatan. Secara

umum disebutkan bahwa apabila tenaga dan sarana (kuantitas dan kualitas) tidak sesuai dengan

standar yang telah ditetapkan (standardofpersonnel and facilities), serta jika dana yang tersedia

tidak sesuai dengan kebutuhan, maka sulitlah diharapkan baiknya mutu pelayanan (Bruce 1990).

o Unsur lingkungan

Yang dimaksud dengan unsur lingkungan adalah kebijakan,organisasi, manajemen. Secara

umum disebutkan apabila kebijakan,organisasi dan manajemen tersebut tidak sesuai dengan

standar dan atau tidak bersifat mendukung, maka sulitlah diharapkan baiknya mutu pelayanan.

Page 10: makalah peningkatan mutu

o Unsur proses

Yang dimaksud dengan unsur proses adalah tindakan medis,keperawatan atau non medis. Secara

umum disebutkan apabila tindakan tersebut tidak sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan(standard of conduct), maka sulitlah diharapkan mutu pelayanan menjadi baik (Pena,

1984).

E. Standar

Program menjaga mutu tidak dapat dipisahkan dengan keberadaan standar, karena kegiatan

pokokprogram tersebut adalah menetapkan masalah, menetapkan penyebab masalah,menetapkan

masalah, menetapkan cara penyelesaian masalah,menilai hasil dan saran perbaikan yang harus

selalu mengacu kepada standar yang telah ditetapkan sebelumnya sebagai alat menuju

terjaminnya mutu.

Pengertian standar itu sendiri sangat beragam, di antaranya:

Standar adalah sesuatu ukuran atau patokan untuk mengukur kuantitas, berat, nilai atau

mutu.

Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang mampu dicapai,

berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan.

Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan

sempurna yang dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal, atau disebut pula

sebagai kisaran variasi yang masih dapat diterima (Clinical Practice Guideline, 1990).

Berdasarkan batasan tersebut di atas sekalipun rumusannya berbeda, namun terkandung

pengertianyang sama, yaitu menunjuk pada tingkat ideal yang diinginkan. Lazimnya

tingkat ideal tersebut tidak disusun terlalu kaku, namun dalam bentuk minimal dan

maksimal (range). Penyimpanganyang terjadi tetapi masih dalam batas-batas yang dibenarkan

disebut toleransi (tolerance).Sedangkan untuk memandu para pelaksana program menjaga

mutu agar tetap berpedoman pada standar yang telah ditetapkan maka disusunlah protokol.

Adapun yang dimaksud dengan protokol (pedoman, petunjuk pelaksanaan) adalah suatu

pernyataan tertulis yang disusun secara sistimatis dan yang dipakai sebagai pedoman oleh para

pelaksana dalammengambil keputusan dan atau dalam melaksanakan pelayanan

kesehatan.Makin dipatuhi protokol tersebut, makin tercapai standar yang telah ditetapkan.Jenis

Page 11: makalah peningkatan mutu

standar sesuai dengan unsur-unsur yang terdapat dalam unsur-unsur rogram menjaga mutu, dan

peranan yang dimiliki tersebut. Secara umum standar program menjaga mutu dapat dibedakan :

Standar persyaratan minimal

Adalah yang rnenunjuk pada keadaan minimal yang harus dipenuhi untuk menjamin

terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, yang dibedakan dalam :

a) Standar masukan

Dalam standar masukan yang diperlukan untuk minimal terselenggaranya pelayanan

kesehatan yangbermutu, yaitu jenis, jumlah, dan kualifikasi/spesifikasi tenaga pelaksana

sarana,peralatan, dana(modal).

b) Standar lingkungan

Dalam standar lingkungan ditetapkan persyaratan minimal unsur lingkungan yang diperlukan

untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu yakni garis-garis besar

kebijakanprogram, pola organisasi serta sistim manajemen,yang harus dipatuhi oleh semua

pelaksana.

c) Standar proses

Dalam standar proses ditetapkan persyaratan minimal unsur proses yang harus dilakukan untuk

terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, yakni tindakan medis, keperawatan

dan nonmedis (standard of conduct), karena baik dan tidaknya mutu pelayanan sangat ditentukan

oleh kesesuaian tindakan dengan standar proses.

Standar penampilan minimal

Yang dimaksud dengan standar penampilan minimal adalah yang menunjuk pada penampilan

pelayanan kesehatan yang masih dapat diterima. Standar ini karena menunjuk pada unsur

keluaran maka sering disebut dengan standar keluaran atau standar penampilan (Standard of

Performance).

Untuk mengetahui apakah mutu pelayanan yang diselenggarakan masih dalam batas-batas

kewajaran, maka perlu ditetapkan standar keluaran.Untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan

kesehatan maka keempat standar tersebut perlu dipantau, dan dinilai secara obyektif serta

berkesinambungan. Bila ditemukan penyimpangan,perlu segera diperbaiki. Dalam

pelaksanaannya pemantauan standar-standar tersebut tergantung kemampuan yang dimiliki,

maka perlu disusun prioritas.

Page 12: makalah peningkatan mutu

F. Indikator

Untuk mengukur tercapai tidaknya standar yang telah ditetapkan,maka digunakan indikator

(tolok ukur), yaitu yang menunjuk pada ukuran kepatuhan terhadap

standar yang ditetapkan.Makin sesuai sesuatu yang diukur dengan indikator,makin sesuai pula

keadaannya dengan standar yang telah ditetapkan.Sesuai dengan jenis standar

dalam program menjaga mutu, maka indikatorpun dibedakan menjadi :

Indikator persyaratan minimal

Yaitu indikator persyaratan minimal yang menunjuk pada ukuran terpenuhi atau tidaknya standar

masukan, lingkungan dan proses. Apabila hasil pengukuran berada di bawah indikator yang telah

ditetapkan pasti akan besar pengaruhnya terhadap mutu pelayanan

kesehatan yang diselenggarakan.

Indikator penampilan minimal

Yaitu indikator penampilan minimal yang menunjuk pada ukuran terpenuhi atau tidaknya standar

penampilan minimal yang diselenggarakan. Indikator penampilan minimal ini sering disebut

indikator keluaran. Apabila hasil pengukuran terhadap standar penampilan berada di bawah

indikator keluaran maka berarti pelayanan kesehatan yang diselenggarakan tidak bermutu.

Berdasarkan uraian di atas mudah dipahami, apabila ingin diketahui (diukur) adalah faktor-faktor

yang mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan (penyebab), maka yang dipergunakan adalah

indikator persyaratan minimal. Tetapi apabila yang ingin diketahui adalah mutu pelayanan

kesehatan (akibat) maka yang dipergunakan adalah indikator keluaran (penampilan).

G. Kriteria

Indikator dispesifikasikan dalam berbagai kriteria dari standar yang telah ditetapkan, baik unsur

masukan, lingkungan, proses ataupun keluaran. Berdasarkan uraian di atas mutu pelayanan

kesehatan suatu fasilitas pemberi jasa dapat diukur dengan memantau dan menilai indikator,

kriteria dan standar yang terbukti sahih dan relevan dengan : masukan, lingkungan, proses dan

keluaran.

Page 13: makalah peningkatan mutu

H. Bentuk-Bentuk Program Menjaga Mutu

1. Program Menjaga Mutu Internal (Internal Quality Assurance)

Yang dimaksud dengan Program menjaga mutu internal adalah bentuk kedudukan organisasi

yang bertanggungjawab menyelenggarakan Program Menjaga Mutu berada di dalam institusi

yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Untuk ini di dalam institusi pelayanan kesehatan

tersebut dibentuklah suatu organisasi secara khusus diserahkan tanggung jawab akan

menyelenggarakan Program Menjaga Mutu

Macam-macam Program Menjaga Mutu Internal

Jika ditinjau dari peranan para pelaksananya, secara umum dapat dibedakan atas dua macam:

Para pelaksana Program Menjaga Mutu adalah para ahli yang tidak terlibat dalam pelayanan

kesehatan (expert group) yang secara khusus diberikan wewenang dan tanggung jawab

menyelenggarakan Program Menjaga Mutu.

Para pelaksana Program Menjaga Mutu adalah mereka yang menyelenggarakan pelayanan

kesehatan (team based), jadi semacam Gugus Kendali Mutu, sebagaimana yang banyak

dibentuk di dunia industri.

Dari dua bentuk organisasi yang dapat dibentuk ini, yang dinilai paling baik adalah bentuk yang

kedua, karena sesungguhnya yang paling bertanggung jawab menyelenggarakan Program

Menjaga Mutu seyogyanya bukan orang lain melainkan adalah mereka yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan itu sendiri.

2. Program Menjaga Mutu Eksternal

Pada bentuk ini kedudukan organisasi yang bertanggung jawab menyelenggarakan

program menjaga mutu berada di luar institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan.

Untuk itu, biasanya untuk suatu wilayah kerja tertentu dan untuk kepentingan tertentu,

dibentuklah suatu organisasi di luar institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan, yang

bertanggung jawab menyelenggarakan program menjaga mutu. Misalnya, suatu Badan

Penyelenggara Program Asuransi Kesehatan, untuk kepentingan programnya, membentuk suatu

Unit Program menjaga Mutu, guna memantau, menilai, serta mengajukan saran-saran perbaikan

mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh berbagai institusi pelayanan kesehatan

yang tergabung dalam program yang dikembangkannya.

Page 14: makalah peningkatan mutu

Pada program menjaga mutu eksternal seolah-olah ada campur tangan pihak luar untuk

pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh suatu institusi pelayanan kesehatan, yang

biasanya sulit diterima.

I. Penjaga Mutu

Untuk Keberhasilan Program Menjaga Mutu, sebaiknya anggota tim adalah orang yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan itu sendiri. Untuk dapat membentuk tim ada beberapa

langkah yg harus dilakukan:

1. Melakukan inventarisasi jenis pelayanan kesehatan yg diselenggarakan. Catatlah jenis yg

pokok saja.

2. Melakukan inventarisasi tenaga pelaksana yg terlibat dalam pelayanan kesehatan pokok

3. Menghimpun tenaga pelaksana yg paling bertanggungjawab serta peranannya yg paling

penting untuk jadi tim penjaga mutu. Tim paling banyak 12 orang.

4. Memilih sekurang-kurangnya seorang ketua dan seorang sekretaris yg akan memimpin tim,

sisanya duduk sebagai anggota tim.

5. Menetapkan batas-batas wewenang dan tanggungjawab tim secara keseluruhan serta batas-

batas wewenang dan tanggungjawab orang perorang yg duduk dalam tim

6. Mengumumkan batas-batas wewenang, tanggungjawab dan keberadaan tim kepada semua

pihak yg ada dalam institusi kesehatan .

1. Wewenang Dan Tanggung Jawab Tim

Menetapkan standar dan indicator mutu pelayanan kesehatan yang akan digunakan.

Memasyarakatkan standar dan indicator mutu pelayanan tersebut, kalau perlu melakukan

program pendidikan dan pelatihan khusus.

Menetapkan masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan serta faktor-faktor

yang berperan sebagai penyebab.

Mendapatkan informasi tentang pelaksanaan pelayanan yang diselenggarakan, kalau perlu

pelayanan melakukan pemeriksaan sendiri secara langsung.

Menyusun saran-saran perbaikan mutu pelayanan kesehatan dan kalau perlu melaksanakan

sendiri saran-saran perbaikan tersebut

Page 15: makalah peningkatan mutu

Mengikutsertakan semua pihak yang ada dalam unit pelayanan untuk melaksanakan saran-

saran perbaikan mutu pelayanan kesehatan.

Menilai pelaksanaan saran-saran perbaikan yg diajukan serta menyusun saran-saran tindak

lanjutnya.

Menyarankan system insentif dan disinsentif sehubungan dengan pelaksanaan program

menjaga mutu pelayanan kesehatan yg diselenggarakan

2. Pelatihan Tim Menjaga Mutu

Pelatihan tentang prinsip-prinsip pokok serta teknik menyelenggarakan program menjaga mutu

Kegiatan program menjaga mutu adalah

a. Menetapkan masalah mutu

b. Menetapkan penyebab masalah mutu

c. Menetapkan cara penyelesaian masalah mutu

d. Melaksanakan cara penyelesaian masalah mutu

e. Melakukan penilaian terhadap hasil yang dicapai

f. Menyusun saran tindak lanjut

J. Metode Menjaga Mutu dalam Layanan Kebidanan

Untuk mengukur dan menilai mutu asuhan dilaksanakan melalui berbagai metoda sesuai

kebutuhan. Metoda yang digunakan adalah :

Audit adalah pengawasan yang dilakukan terhadap masukan, proses, lingkungan dan

keluaran apakah dilaksanakan sesuai standar yang telah ditetapkan. Audit dapat dilaksanakan

konkuren atau retrospektif, dengan menggunakan data yang ada (rutin) atau mengumpulkan

data baru. Dapat dilakukan secara rutin atau merupakan suatu studi khusus.

Review merupakan penilaian terhadap pelayanan yang diberikan, penggunaan sumber daya,

laporan kejadian/kecelakaan seperti yang direfleksikan pada catatan-catatan. Penilaian

dilakukan baik terhadap dokumennya sendiri apakah informasi memadai maupun terhadap

kewajaran dan kecukupan dari pelayanan yang diberikan.

Survey dapat dilaksanakan melalui kuesioner atau interview secara langsung maupun melalui

telepon, terstruktur atau tidak terstruktur. Misalnya : survei kepuasan pasien.

Page 16: makalah peningkatan mutu

Observasi terhadap asuhan pasien, meliputi observasi terhadap status fisik dan perilaku

pasien.

BAB III

PENUTUP

Page 17: makalah peningkatan mutu

A. Kesimpulan

Adapun yang dapat disimpulkan dari pembahasan makalah ini yaitu :

Program menjaga mutu prospektif/prospective quality assurance adalah program menjaga mutu

yang diselenggarakan sebelum pelayanan kesehatan dilaksanakan, perhatian utama pada standar

masukan dan lingkungan.

Program menjaga mutu konkuren adalah program menjaga mutu yang dilaksanakan bersamaan

dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Pada bentuk ini, perhatian utama lebih ditujukan

pada unsure proses, yakni menilai tindakan medis dan nonmedis yang dilakukan. Apabila kedua

tindakan tersebut tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, maka berarti pelayanan

kesehatan yang diselenggarakan kurang bermutu.

Program menjaga mutu retrospektif adalah program menjaga mutu yang dilaksanakan setelah

pelayanan kesehatan diselenggarakan. Pada bentuk ini, perhatian utama lebih ditujukan pada

unsur keluaran, yakni menilai pemanpilan peleyanan kesehatan. Jika penampilan tersebut berada

dibawah standar yang telah ditetapkan, maka berarti pelayanan kesehtan yang diselenggarakan

kurang bermutu.

Program menjaga mutu internal adalah bentuk kedudukan organisasi yang bertanggungjawab

menyelenggarakan Program Menjaga Mutu berada di dalam institusi yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan. Untuk ini di dalam institusi pelayanan kesehatan tersebut dibentuklah suatu

organisasi secara khusus diserahkan tanggung jawab akan menyelenggarakan Program Menjaga

Mutu

Program menjaga mutu eksternal yaitu kedudukan organisasi yang bertanggung jawab

menyelenggarakan program menjaga mutu berada di luar institusi yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan. Untuk itu, biasanya untuk suatu wilayah kerja tertentu dan untuk

kepentingan tertentu, dibentuklah suatu organisasi di luar institusi yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan, yang bertanggung jawab menyelenggarakan program menjaga mutu

Page 18: makalah peningkatan mutu

B. Saran

Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal, banyak syarat yang harus dipenuhi,

syarat yang dimaksud mencakup delapan hal pokok yakni: tersedia (available), wajar

(appropriate), berkesinambungan (continue), dapat diterima (acceptable), dapat dicapai

(accesible), dapat dijangkau (affordable), efisien (efficient) serta bermutu (quality).

Daftar Pustaka

Page 19: makalah peningkatan mutu

1. Dep. Kes. RI. Sistem Kesehatan Nasional, Depkes, Jakarta, 1982.

2. Rowland HS, Rowland BL.The Manual of Nursing Quality Assurance,Aspen Publication Inc,

Rockville

, 1987.

3. Samsi Jacobalis. Menjaga Mutu Pelayanan Rumah Sakit, PT Citra Windu Satria, Jakarta,

1989.

4. Joint Commission on Acreditation on Health Care Organization, Primer on Indicator

Development and

pplication, measuring Quality in Health Care,JCAHO, Oakbrook Terrace, III, 1990.

5. Nan Kemp, Richardson EW. Quality Assurance in Nursing Practice,Biddies LTD, London,

1990.

6. Donabedian A. Exploration in Quality and Monitoring Health Administration,Ann Arbor,

Michigan, 1980.

7. Azrul Azwar. Standar dalam Program Menjaga Mutu, MKMI, 1993;

8. Azrul Azwar. Konsep Mutu dalam Pelayanan Kesehatan, MKMI, 1993;

9. Blum HL. Planning for Development and Application of Social Change Theory, Human

Science Press, New

York, 1984.

10. Departemen Kesehatan RI. Standar Pelayanan Rumah Sakit, Depkes,Jakarta, 1992.

11. Emilie Beck, Joseph ED. Quality Assurance/Risk Management : The Nurses Prespective,

Care

communication Inc, Chicago, 1981.

12. Ell MF, Ell JD. Quality Assurance Demystified, M.E. Medical Information System, Victoria

Australia

1991.

13. Texas Hospital Association.Guidelinesto an Effective Quality Assurance Program, Texas

Society for

Quality Assurance, Texas, 1984.

14. Wiorld Health Organization. The Principles of Quality Assurance, Report on WHO Meeting

Barcelona,

1986.

Page 20: makalah peningkatan mutu

15. Dep. Kes. RI. Modul Pelatihan Rumah Sakit, Mutu Pelayanan Depkes,Jakarta, 1992.