MAKALAH PENGANTAR HUKUM BISNIS - contohmakalah.id

24
MAKALAH PENGANTAR HUKUM BISNIS “ Hukum Badan Usaha / Perusahaan “ Dosen Pengampu : Fatur Rohman, SH. MH. Disusun oleh : KELOMPOK II Anisyah Nurmala ( 191010503558 ) Ari Erlangga ( 191010503534 ) Auladina Putri Zein ( 191010503533 ) Dianah Aprilianingsih ( 2016050330 ) Esther Victory Natalia ( 191010503522 ) FAKULTAS EKONOMI PRODI MANAJEMEN UNIVERISTAS PAMULANG 2019/2020 Jln. Surya Kencana No.1 Pamulang Barat, Tangerang Selatan, Banten

Transcript of MAKALAH PENGANTAR HUKUM BISNIS - contohmakalah.id

MAKALAH

PENGANTAR HUKUM BISNIS

“ Hukum Badan Usaha / Perusahaan “

Dosen Pengampu : Fatur Rohman, SH. MH.

Disusun oleh :

KELOMPOK II

Anisyah Nurmala ( 191010503558 )

Ari Erlangga ( 191010503534 )

Auladina Putri Zein ( 191010503533 )

Dianah Aprilianingsih ( 2016050330 )

Esther Victory Natalia ( 191010503522 )

FAKULTAS EKONOMI PRODI MANAJEMEN

UNIVERISTAS PAMULANG

2019/2020

Jln. Surya Kencana No.1 Pamulang Barat, Tangerang Selatan, Banten

i

KATA PENGANTAR

Assallamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat

pada waktunya.

Dengan selesainya makalah ini, tidak lepas dari bantuan banyak pihak

yang telah memberikan banyak masukan kepada kami. Untuk itu kami

mengucapkan terimakasih kepada Bapak Fatur Rohman, SH. MH. selaku dosen

mata kuliah “Pengantar Hukum Bisnis” yang telah bersedia memeriksa dan

mengoreksi makalah kami.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini.

Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi

tercapainya kesempurnaan dari makalah ini.

Wassallamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pamulang, 12 September 2019

Penulis

ii

DAFTAR ISI

Halaman

COVER ...........................................................................................................

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ...................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................

A. Pengertian Badan Usaha .......................................................... 2

B. Bentuk Badan Usaha dan Sumber Hukum Badan Usaha ......... 2

C. Jenis Badan Usaha ................................................................... 7

D. Dokumen Persyaratan Izin Usaha ........................................... 8

E. Studi Kasus .............................................................................. 17

BAB III PENUTUP ....................................................................................

A. Kesimpulan ............................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam setiap aktivitas anda di daerah anda tinggal atau perjalanan ke luar

daerah atau kota, anda akan mendapati berbagai kegiatan usaha dengan ukuran

perusahaan yang bebeda-beda. Mulai dari warung-warung pedagang kaki lima,

warung makan, ataupun restoran. Selain itu terdapat lembaga-lembaga keuangan

seperti bank dan juga toko penyedia kebutuhan sehari-hari dari toko kelontong sampai

minimart dan mal. Sehingga kita dapat kesimpulan bahwa pemilikan usaha atau

bentuk badan usaha dalam perekonomian bebrbeda-beda sifatnya baik itu dimiliki satu

orang ada juga yang berbentuk saham seperti PT.

Faktor kemajuan ekonomi suatu negara juga di pengaruhi oleh bentuk

lapangan usaha dan sifat badan usaha suatu perusahaan. Sehingga pembangunan

ekonomi ini diatur oleh KUH perdata, KUH dagang, dan peraturan perundang-

undangan indonesia dengan berbagai bentuk hukum agar tercipta atau terwujud

pertumbuhan ekonomi yang diharapkan oleh sebuah negara.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Badan Usaha ?

2. Apa saja bentuk Badan Usaha ?

3. Bagaimana hukum Badan Usaha ?

4. Apa saja jenis Badan Usaha ?

5. Apa saja dokumen Persyaratan Izin Usaha ?

C. Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian Badan Usaha.

2. Untuk mengetahui bentuk – bentuk Badan Usaha.

3. Untuk mengetahui konsep dan hukum Badan Usaha.

4. Untuk mengetahui jenis Badan Usaha.

5. Untuk mengetahui apa saja dokumen Izin Usaha

2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Badan Usaha

Badan Usaha didefinisikan sebagai organisasi yang terstruktur dalam

mengelola faktor-faktor produksi untuk mendapatkan keuntungan. Pengertian lain

Badan usaha dalam buku Kompeten Ekonomi adalah kesatuan yuridis dan ekonomi

yang menggunakan faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa dengan

tujuan mencari keuntungan.Sedangkan Perusahaan adalah Suatu unit kegiatan yang

melakukan aktivitas pengelolaan faktor produksi untuk menyedikan barang dan jasa

bagi masyarakat, mendistribusikannya, serta melakukan upaya-upaya lain untuk

memperoleh keuntungan dan memuaskan kebutuhan masyarakat.

Menurut abdulkadir muhammad, perusahaan dapat diklasifikasikan menjadi

perusahaan dilihat dari jumlah pemilik, perusahaan dapat dibagi menjadi perusahaan

perseorangan dan perusahaan persekutuan. Dilihat dari status pemilik, perusahaan bisa

dibagi menjadi perusahaan swasta dan perusahaan negara, sedangkan bila dilihat dari

bentuk hukumnya perusahaan dapat dibagi menjadi perusahaan berbadan hukum dan

perusahaan bukan berbadan hukum.

Badan usaha yang termasuk dalam unsur-unsur perusahaan maka dalam

pelaksanaan nya ini telah diatur oleh KUH perdata, KUH dagang dan peraturan

perundang-undangan indonesia dengan berbagai bentuk hukum. Bentuk-bentuk

hukum badan usaha adalah persekutuan perdata, firma, persekutuan komanditer,

perseroan terbatas, koperasi, dan Badan Usaha Milik Negara.

B. Bentuk - Bentuk Badan Usaha dan Sumber Hukum Badan Usaha

Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 UU No. 3 Tahun 1982

tentang Wajib Daftar Perusahaan, yang menyatakan sebagai berikut. “Perusahaan

adalah setiap bentuk badan usaha yang menjalankan jenis usaha yang bersifat tetap

dan terus-menerus didirikan, bekerja, serta berkedudukan dalam wilayah negara

Indonesia dengan tujuan memperoleh keuntungan/laba”

Perusahaan sebagai wahana/pilar pembangunan perekonomian ini telah diatur

dalam KUH Perdata, KUH Dagang dan peraturan perundang-undangan Indonesia

3

dengan berbagai bentuk hukum. Bentuk-bentuk hukum badan usaha tersebut adalah

persekutuan perdata, firma, persekutuan komanditer, perseroan terbatas, koperasi, dan

Badan Usaha Miliki Negara.

1. Perusahaan dagang

Ciri-ciri perusahaan dagang adalah : modal hanya dimiliki satu orang,

didirikan atas kehendak seorang pengusaha saja. keahlian, teknologi, dan

manajemen terbatas hanya dikelola oleh satu orang saja dan jika terdapat

beberapa orang itu hanya pembantu pengusaha saja. Tidak termasuk

perusahaan badan hukum dan tidak termasuk persekutuan perkumpulan.

Resiko terhadap keuntungan dan rugi menjadi tanggungan sendiri. Tidak

melalui proses pendirian secara resmi. Wajib membuat catatan keuangan

termasuk kewajiban bayar pajak dan retribusi daerah.

2. Persekutuan perdata

Persekutuan Perdata pada intinya bukan bentuk badan usaha

sebagaimana dimaksudkan dalam “dunia” bisnis. Namun demikian, secara

umum badan usaha itu ada karena adanya pengaturan persekutuan perdata

di dalam KUH perdata dalam Buku III, Bab VIII, Pasal 1618 sampai

dengan pasal 1652. Itulah sebabnya KUH Perdata ini disebut sebagai lex

generalis (hukum umum) dari KUHD.

Ciri-ciri persekutuan perdata adalah: pada proses pendirian nya

bedasarkan perjanjian beberapa pihak tertera pada pasal 1320 KUH perdata

dan dilakukan dengan kesepakatan para anggota baik lisan ataupun tertulis

dan dalam modalnya tiap anggota atau sekutu wajib memasukkan kas,

benda atau manajemen. Dan biasanya pengelolaan nya dijalankan oleh

pihak yang ditunjuk oleh persekutuan dan persekutuan di bagi dua yaitu

sekutu statuer (yang pertama mendirikan) dan sekutu mandater (sekutu

yang diangkat setelah persekutuan didirikan). Dan adalam pembagian

dibagi bedasarkan kesepakatan awal dan bedasarkan “keseimbangan

pemasukan.

3. Persekutuan firma

Firma adalah suatu jenis persekutuan perdata yang khusus didirikan

untuk menjalankan perusahaan dengan nama bersama. Persekutuan jenis

4

ini diatur dalam Pasal 16 sampai dengan Pasal 35 KUHD dan mengandung

unsur-unsur tertentu.

Ciri-ciri persekutuan firma adalah persekutuan perdata khusus

yangmana terletak pada tiga unsur mutlak yaitu: dalam menjalankan

perusahaan merupakan syarat formal dengan nama bersama atau nama

firma itu sendiri. Dalam pertanggung jawaban sekutu firma tidak terbatas

hanya pada pemasukan yang dimasukannya melainkan bertanggung jawab

pribadi atas harta kekayaan harta pribadi terhadap persekutuan firma.

Firma tidak termasuk dalam badan hukum karena tidak ada keharusan

pengesahan akta pendirian oleh mentri hukum dan HAM secara legal

formal. Tidak ada pemisahan harta kekayaan persekutuan dengan pribadi

sekutu. Dan dalam pendirian nya meski tidah harus menggunakan akte

yang dibuat dengan notaris tetapi akte biasnya dibuat untuk kepentingan

dengan pihak ketiga atau lainya. Dan jika membuat akte maka harus

didaftarkan ke peradilan daerah dimana persekutuan berdiri. Persekutuan

firma wajib membuat pembukuan seprti yang tertera pada pasal 6 ayat 1

KUH Dagang.

4. Persekutuan komanditer (CV)

Persekutuan Komanditer atau biasa disebut dengan CV singkatan dari

Comanditaire Venootschaaf diatur dalam Pasal 19 sampai dengan Pasal 21

KUHD, yang terletak di tengah pengaturan firma. Maka, yang

dimaksudkan dengan persekutuan komanditer adalah suatu firma yang

mempunyai satu atau beberapa orang sekutu komanditer.Dalam KUHD,

tidak ada pengaturan khusus mengenai tata cara pendirian persekutuan

komanditer ini, tetapi mengingat bahwa persekutuan ini juga merupakan

suatu firma dalam bentuk khusus, ketentuan Pasal 22 KUHD tentang

pendirian firma ini dapat diberlakukan.

Ciri persekutuan komanditer adalah terdapat dua macam sekutu yaitu

sekutu aktif yaitu yang mengelola perushaan dan menjalankan perusahaan

baik dalam berhubungan dengan pihak ketiga dan manajemen nya. Kedua

yaitu sekutu pasif yaitu sekutu yang tidak bekerja tanggung jawabnya

hanya sebatas berapa uang, barang yang dimasukkannya sebagai modal.

Dan dalam proses pendiriannya pada KUH tidak ada aturan tentang

5

pendftaran ataupun pengumuman sehingga persekutuan atau kesepakatan

dapat dibentuk meski hanya dengan lisan para pihak. Tetapi di indonesia

dibuatkan akta pendirian oleh notaris yang didaftarkan kepada pengadilan

negri yang berwenang seperti syarat firma sebelumnya maupun dalam

bukan termasuk badan hukum.

5. Perseroan terbatas

Perseroan Terbatas adalah suatu bentuk usaha yang berbadan hukum,

yang pada awalnya dikenal dengan nama Naamloze Vennootschap (NV).

Istilah “terbatas” di dalam perseroan terbatas tertuju pada tanggung jawab

pemegang saham yang hanya terbatas pada nilai nominal dari semua saham

yang dimilikinya.

Pada awalnya perseroan terbatas diatur dalam KUHD, yang

kemudian diganti dengan UU No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan

Terbatas, kemudian diganti lagi dengan UU No. 40 Tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 106, tanggal 16

Agustus 2007).Menurut Pasal 1 huruf 1 UU No. 40 Tahun 2007, yang

dimaksud dengan Perseroan Terbatas adalah,“Badan Hukum yang

merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian,

melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi

dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-

undang ini.

Ciri perseroan terbatas yaitu terdiri dari para pemegang saham dan

pihak ketiga yang di tunjuk untuk mengolah nya dan dengan melakukan

perjanjian. termasuk dalam badan hukum yang dapat dilihat dalam

pendirian nya harus terdapat pengesahan dari mentri Hukum dan HAM.

Yang mana dala pengorganisasiannya teratur seprti adanya RUPS, direksi

dan komisaris. Terdapat pemisahan harta perusahaan dengan harta pribadi

pemegang saham atau sekutu. Dapat melakukan hubungan hukum seperti

penggugatan ke pengadilan dan mempunyai tujuan sendiri yaitu

memperoleh laba. Terdapat syarat pendirian PT seprti wajib didirikan oleh

dua orang atau lebih. Setiap pendiri wajib mempunyai saham, modal

minimal 50 juta, terdapat prosedur pendirian dan pemakaian nama PT

harus disahkan oleh kementrian hukum dan HAM.

6

6. Koperasi

Koperasiberasal dari “co” dan “operation” yang mengandung arti

bekerja sama untuk mencapai tujuan. Koperasi diatur dalam UU No. 25

Tahun 1992 tentang Perkoperasian sebagai pengganti UU No. 12 Tahun

1967. Dalam Pasal 1 angka 1 UU perkoperasian dinyatakan bahwa yang

dimaksud dengan koperasi adalah,“Badan usaha yang beranggotakan

orang-orang atau badan hukum koperasi yang melandaskan kegiatannya

berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat

yang berdasarkan asas kekeluargaan.” Perbedaan koperasi dengan badan

usaha yang lain dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

7. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Badan Usaha Milik Negara (untuk selanjutnya disingkat BUMN)

adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki

oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari

kekayaan negara yang dipisahkan (Pasal 1 huruf 1 UU No. 19 Tahun

2003 tentang Badan Usaha Milik Negara). BUMN mempunyai terdiri dai

persero dan perusahaan umum.

Maksud dan tujuan pendirian BUMN menurut ketentuan Pasal 2

UU No. 19 Tahun 2003 adalah :

a. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional

b. Mengejar keuntungan

c. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang

da/atau jasa yang bermutu.

d. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat

dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi.

e. Turut aktif dalam pembinaan dan bantuan kepada masyarakat

menengah ke bawah

7

C. Jenis Badan Usaha

Jenis-jenis badan usaha dapat dikelompokkan berdasarkan kegiatan yang

dilakukan, kepemilikan modal, dan wilayah Negara.

1. Jenis badan usaha berdasarkan kegiatan yang dilakukan, terdiri dari :

a. Badan Usaha Ekstraktif : Badan usaha ini mengambil apa yang telah

tersedia di alam. Contoh badan usaha ekstraktif: PT Pertamina dan PT Bukit

Asam.

b. Badan Usaha Agraris : Badan usaha ini berusaha membudidayakan tumbuh-

tumbuhan atau segala kegiatan yang berkaitan dengan pertanian. Contoh

badan usaha agraris : PT Perkebunan Negara, Badan Usaha Pembibitan, dan

Badan Usaha Tambak.

c. Badan Usaha Industri : Badan usaha ini berusaha meningkatkan nilai

ekonomi barang dengan jalan mengubah bentuknya. Contoh badan usaha

industri: PT Kimia Farma.

d. Badan Usaha Perdagangan : Badan usaha ini bergerak dalam aktivitas yang

berhubungan dengan menjual dan membeli barang tanpa mengubah

bentuknya untuk memperoleh keuntungan. Contoh badan usaha

perdagangan: PT Matahari.

e. Badan Usaha Jasa : Badan usaha ini memenuhi kebutuhan konsumen dengan

jalan menyediakan jasa kepada masyarakat. Contoh badan usaha jasa: PT

Bank Rakyat Indonesia.

2. Jenis-jenis badan usaha berdasarkan kepemilikan modal, terdiri dari :

a. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) : Badan Usaha Milik Swasta adalah

badan usaha yang modalnya dimiliki oleh pihak swasta (nasional dan asing)

dan mempunyai tujuan utama mencari laba.

b. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) : Badan Usaha Milik Negara adalah

badan usaha yang pemilik modalnya adalah Negara atau pemerintah.

Contoh BUMN : Perjan (PT Kereta Api), PT Timah Bangka, dan Perum

(PT Peruri)

c. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) : Badan Usaha Milik Daerah adalah

badan usaha yang dimiliki oleh pemerintah daerah. Contoh BUMD: Bank

Pembangunan Daerah (BPD).

8

d. Badan Usaha Campuran : Badan usaha campuran adalah badan usaha yang

modalnya sebagian dimiliki swasta dan sebagian lagi dimiliki oleh

pemerintah. Contoh Badan usaha campuran: PT Pembangunan Jaya yang

modalnya dimiliki oleh Pemda DKI Jakarta dan pihak swasta.

3. Jenis-jenis badan usaha berdasarkan wilayah negara, terdiri dari :

a. Badan Usaha Penanaman Modal Dalam Negeri : Badan Usaha Penanaman

Modal Dalam Negeri adalah badan usaha yang modalnya dimiliki oleh

masyarakat Negara itu sendiri.

b. Badan Usaha Penanaman Modal Asing : Badan Usaha Penanaman Modal

Asing adalah badan usaha milik masyarakat luar negeri yang beroperasi di

dalam negeri.

D. Dokumen Persyaratan Izin Usaha

1. SITU ( Surat Izin Tempat Usaha)

a. Pengertian SITU

Surat izin tempat usaha ( SITU ) merupakan pemberian izin tempat

usaha kepada seseorang atau badan usaha yang tidak menimbulkan

gangguan atau kerusakan lingkungan di lokasi tertentu. sedangkan surat izin

gangguan (HO) adalah pemberian izin tempat usaha kepada perusahaan atau

badan di lokasi tertentu yang dapat menimbulkan bahaya, gangguan, atau

keruksakan. Lingkungan.

Surat izin tempat usaha ( SITU ) dan surat izin gangguan (HO/hinder

ordonantie) dikeluarkan oleh pemerintah daerah tingkat II

(kotamadya/kabupaten) dan harus di perpanjang atau di daftar ulang setiap

lima tahun sekali . biaya yang di kenakan untuk surat izin tempat

usaha(SITU) izin ganguan ( HO ) berbeda-beda di setiap wilayahdan

biasanya dihitung berdasarkan luas tempat usaha.

b. Prosedur Membuat Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin

Gangguan (HO)

Langkah-langkah wirausaha untuk mendapatkan surat izin tempat usaha

(SITU) dan surat izin gangguan (HO) yakni :

(1) Membuat surat izin Tetangga

9

Dalam surat tersebut berisi pernyataan tidak keberatan dari tetangga

terdekat yang ada di sebelah kanan, kiri, depan belakang yang

diketahui oleh ketua RT/RW setempat yang kemudian diteruskan ke

kelurahan, kecamatan sampai kabupaten atau kotamadya.

(2) Membuat surat keterangan domisili Perusahaan

Dalam surat tersebut terdapat lokasi, tempat atau kantor yang akan

dibuat perusahaan. Caranya dengan meminta formulir dari ketua RT di

wilayah tersebut untuk kemudian disahkan oleh ketua RT, RW,

kelurahan dan kecamtan.

c. Persyaratan SITU

Secara umum, persyaratan untuk SITU adalah hal-hal berikut :

(1) Surat Permohonan bermaterai Rp. 6000,- lengkap dengan stempel/cap

perusahaan.

(2) Fotocopy KTP Pemohon (Umumya Pemilik/ Direktur/

Penanggungjawab) atau Surat Izin Sementara khusus bagi warna

negara asing

(3) Surat Kuasa dan fotocopi KTP Penerima Kuasa apabila pengurusan

dikuasakan kepada orang lain

(4) Fotocopy IMBG yang masih berlaku sesuai dengan kegiatan usaha

(5) Fotocopi Bukti Penguasaan Hak atas tanah, antara lain berupa

sertifikat, perjanjian sewa menyewa, perjanjian pinjam pakai atau

perjanjian dalam bentuk lain

(6) Fotocopy akte pendirian perusahaan dan/atau akta perubahannya serta

akta pengesahannya

(7) Fotocopy SPPT dan STTS PBB tahun terakhir

(8) Persetujuan lingkungan/warga/tetangga radius 200 m dari lokasi

tempat usaha, yang diketahui oleh RT/ RW/Kepala Desa/Lurah

(9) Surat Keterangan Domisili Usaha

d. Syarat Perpanjangan SITU

Bila Anda mau memperpanjang SITU, berikut adalah data-data yang perlu

Anda siapkan :

(1) Surat Permohonan Perpanjangan yang ditandatangani oleh pemohon

di atas meterai

10

(2) Fotocopi SITU Lama

(3) Fotocopi IMB

(4) Fotocopi SPPT dan STTS PBB Tahun terakhir

(5) Focotocopi Akte Pendirian Perusahaan (khusus untuk perseroan

terbatas harus melampirkan pengesahan pendirian perusahaan dari

Menteri Hukum dan HAM)

(6) Surat Keterangan Domisili Usaha dari Kecamatan

e. Jangka Waktu Penyelesaian SITU

SITU baru, umumnya, paling lama 5 (lima) hari kerja sejak persyaratan

dinyatakan lengkap. SITU Perpanjangan: paling lama 5 (lima) hari kerja

sejak persyaratan dinyatakan lengkap.

f. Masa Berlaku SITU

SITU berlaku selama tiga (3) tahun dan dapat diperpanjang apabila

memenuhi persyaratan yang ditetapkan sepanjang subjek dan/atau objek

tidak mengalami perubahan

2. SIUP ( Surat Izin Usaha Perdagangan)

a. Pengertian SIUP

Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) adalah surat izin untuk dapat

melaksanakan kegiatan usaha perdagangan. Setiap perusahaan, koperasi,

persekutuan maupun perusahaan perseorangan, yang melakukan kegiatan

usaha perdagangan wajib memperoleh SIUP yang diterbitkan berdasarkan

domisili perusahaan dan berlaku di seluruh wilayah Republik Indonesia.

SIUP terdiri atas kategori sebagai berikut :

(1) SIUP Kecil wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan yang

kekayaan bersihnya lebih dari Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus

juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

(2) SIUP Menengah wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan yang

kekayaan bersihnya lebih dari Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh

milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

11

(3) SIUP Besar wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan yang

kekayaan bersihnya lebih dari Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

b. Perusahaan yang dibebaskan dari kewajiban memperoleh SIUP adalah :

(1) Cabang/perwakilan perusahaan yang dalam menjalankan kegiatan

usaha perdagangan mempergunakan SIUP perusahaan pusat.

(2) Perusahaan kecil perorangan yang memenuhi ketentuan sbb :

Tidak berbentuk badan hukum atau persekutuan, dan Diurus,

dijalankan atau dikelola sendiri oleh pemiliknya atau dengan

mempekerjakan anggota keluarganya/kerabat terdekat.

- Pedagang keliling, pedagang asongan, pedagang pinggir jalan atau

pedagang kaki lima.

c. Prosedur permohonan SIUP

Untuk permohonan SIUP Menengah Dan SIUP Kecil, perusahaan

dapat mengambil Formulir di Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kota/ Kabupaten sesuai dengan domisili perusahaan. kemudian mengisi

dan mengajukan permuhonan SIUP beserta persyaratannya , SIUP

menengah dan kecil dikeluarkan dan di tanda tangani oleh kepala kantor

wilayah perdagangan daerah tingkat II (kota/kabupaten) atas nam menteri.

Permohonan SIUP besar diajukan melalui kanwil perindustrian dan

perdagangan daerah tingkat I ( kota/ propinsi) atas nama mentri sesuai

dengan domisili perusahaan.

d. Dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pengurusan Surat Izin Usaha

Perdagangan ( SIUP)

Dokumen yang diperlukan , antara lain :

(1) Fotokopi akta notaris pendirian perusahaan ( perusahaan perseorangan

tidak perlu)

(2) Fotokopi SK pengesahan materi hukum dan hak asasi manusia ( untuk

CV , Koprasi, Frima ,Perusahaan perseorangn tidak perlu )

(3) Fotokopi NPWP ( nomor pokok wajib pajak) perusahaan

(4) Fotokopi KTP pemilik/ direktur utama / penaggung jawab perusahaan

dan pemegang saham

(5) Fotokopi surat izin tampat usaha (SITU) Dari pemda setempat

12

(6) Fotokopi KK ( kartu keluarga) jika pimpinan / penanggung jawab

perusahan adalah perempuan

(7) Fotokopi surat keterangan domisili perusahaan

(8) Fotokopi surat kontrak / sewa sewa tempat usaha / surat keterangan

dari pemilik gedung

(9) Pas Foto direktur utama/ pimpinan perusahaan ukuran 3x4 sebanyak 2

lembar

(10) Neraca perusahaan

4. NPWP ( Nomor Pokok Wajib Pajak)

a. Pengertian NPWP

Nomor Pokok Wajib Pajak biasa disingkat dengan NPWP adalah nomor

yang diberikan kepada wajib pajak (WP) sebagai sarana dalam administrasi

perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas

wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.

b. Fungsi NPWP

(1) Sarana dalam administrasi perpajakan.

(2) Tanda pengenal diri atau Identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan

hak dan kewajiban perpajakannya.

(3) Dicantumkan dalam setiap dokumen perpajakan.

(4) Menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan pengawasan

administrasi perpajakan.

c. Pendaftaran Untuk Mendapatkan NPWP

(1) Berdasarkan sistem penaksiran sendiri untuk setiap WP wajib

mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau melalui

Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan (KP4) yang

wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan

Wajib Pajak, untuk diberikan NPWP.

(2) Kewajiban mendaftarkan diri berlaku pula terhadap wanita kawin

yang dikenakan pajak secara terpisah, karena hidup terpisah

berdasarkan keputusan hakim atau dikehendaki secara tertulis

berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan dan harta.

13

(3) Wajib PajakOrang Pribadi Pengusaha Tertentu yang mempunyai

tempat usaha berbeda dengan tempat tinggal, selain wajib

mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya

meliputi tempat tinggalnya, juga diwajibkan mendaftarkan diri ke

Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat

kegiatan usaha dilakukan.

(4) Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak menjalankan usaha atau

pekerjaan bebas, bila sampai dengan suatu bulan memperoleh

penghasilan yang jumlahnya telah melebihi Penghasilan Tidak Kena

Pajak (PTKP) setahun, wajib mendaftarkan diri paling lambat pada

akhir bulan berikutnya.

(5) Wajib Pajak Orang Pribadi lainnya yang memerlukan NPWP dapat

mengajukan permohonan untuk memperoleh NPWP.

d. Tata cara Pendaftaran NPWP

Untuk mendapatkan NPWP Wajib Pajak (WP) mengisi formulir pendaftaran

dan menyampaikan secara langsung atau melalui pos ke Kantor Pelayanan

Pajak (KPP) atau Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan

(KP4) setempat dengan melampirkan :

(1) Untuk WP Orang Pribadi Non-Usahawan: Fotokopi Kartu Tanda

Penduduk bagi penduduk Indonesia atau fotokopi paspor ditambah

surat keterangan tempat tinggal dari instansi yang berwenang minimal

Lurah atau Kepala Desa bagi orang asing.

(2) Untuk WP Orang Pribadi Usahawan :

(a) Fotokopi KTP bagi penduduk Indonesia atau fotokopi paspor

ditambah surat keterangan tempat tinggal dari instansi yang

berwenang minimal Lurah atau Kepala Desa bagi orang asing.

(b) Surat Keterangan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari

instansi yang berwenang minimal Lurah atau Kepala Desa.

(3) Untuk WP Badan :

(a) Fotokopi akte pendirian dan perubahan terakhir atau surat

keterangan penunjukkan dari kantor pusat.

(b) Fotokopi KTP bagi penduduk Indonesia atau fotokopi paspor

ditambah surat keterangan tempat tinggal dari instansi yang

14

berwenang minimal Lurah atau Kepala Desa bagi orang asing,

dari salah seorang pengurus aktif.

(c) Surat Keterangan tempat kegiatan usaha dari instansi yang

berwenang minimal kabupaten Lurah atau Kepala Desa.

5. Nomor Register Perusahaan (NRP)

Nomor Regsiter Perusahaan disebut juga dengan Tanda Daftar

Perusahaan (TDP) adalah daftar catatan resmi sebagai bukti bahwa perusahaan

badan usaha telah melakukan wajib daftar perusahaan sesuai dengan ketentuan

undang-undang no 3 tahun 1982 tentang wajib daftar .pendaftaran akta pendirian

perusahaan dan akta-akta perubahan harus dilakukan paling lambat 30 hari

setelah pengesahan dan persetujuan materi hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia. NRP/TDP wajib dipasang di tempat yang mudah dilihat

oleh umum. Nomor NRP/TDP wajib dicantumkan pada papan nama perusahaan

dan dokumen-dokumen yang dipergunakan dalam kegiatan usaha.

a. Hal-hal yang perlu di daftarkan :

(1) Akta pendirian perusahaan dan surat pengesahan dari materi hukum

dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

(2) Akta perubahan anggaran dasar dan laporan kepada mestri Hukum

dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

(3) Akta perubahan anggaran dasar dan surat persetujuan materi hukum

dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

b. Prosedur permohonan Tanda Daftar perusahaan ( TDP ) :

(1) Prosedur permohonan Tanda daftar perusahaan yang berupa PT dan

yayasan harus mendapatkan pengesahan dan persetujuan akta

pendirian perusahaan dari mentri hukum dan Hak Asasi Manusia

terlebih dahulu. Apabila pemohon TDP adalah perusahaan terbentuk

CV , harus mendaftarkan akta pendirian ke pengadilan negri setempat

sesuai domisili perusahaan.

(2) Perusahaan mengambil formulir permohonan TDP di kantor Dinas

Perindustrian dan perdagangan kota / kabupaten.

(3) Perusahaan membayar biaya administrasi pendaftaran TDP sesusai

dengan surat keputusan Mentri perdagangan No.286/Kep/II/85.

15

(4) Petugas kantor pendaftaran perusahaan kemudian memeriksa dan

meneliti seluruh kelengkapan persyaratan apabila telah memenuhi

syarat wajib daftar perusahaan , sertifikat Tanda Daftar Perusahaan (

TDP ) akan diterbitkan.

c. Dokumen-dokumen yang di perlukan untuk pengurusan TDP :

Untuk perseroan terbatas (PT) persekutuan komanditer (CP) Firman (Fa)

Dan koprasi adalah sebagai berikut :

(1) Formulir Isian (diisi lenkap)

(2) Fotokopi akta pendirian perusahaan

(3) Fotokopi pengesahan Akta dari pengadilan Negeri setempat (untuk PT

tidak perlu)

(4) Asli dan foto kopi pengesahan akta pendirian/ perubahan dari

departemen hukum dan hak asasi manusia( untuk CP ,Firma, dan

koprasi tidak perlu)

(5) Fotokopi surat keterangan domisili perusahaan

(6) Fotokopi surat ijin tempat usahadari pemerintah daerah setempat

(7) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

(8) Fotokopi SIUP

(9) Fotokopi KTP penanggung jawab dan sekutu koman diter lainnya

(10) Fotokopi akta pendirian dan pengesahan dari kanwil kandep koprasi

(khusus koperasi)

(11) Fotokopi KTP penanggung jawab koprasi

(12) Bukti setor biaya administrasi

(13) Fotokopi paspor jika pengurus dan pemegang saham warga negara

asing.

6. Nomor Rekening Bank (NRB)

Membuat nomor rekening atas nama perusahaan yang akan digunakan

sebagai alamat penyetoran modal awal dan transaksi hasil usaha.

Adapun persyaratan membuat Nomor rekening bank adalah :

a. Formulir isian (diisi lengkap)

b. Fotokopi KTP \SIM penanggung jawab/pemilik

c. Kartu contoh tanda tangan pimpinan perusahaan dan bendahara

16

d. Tanda setoran

e. Lembar pemberitahuan setoran

7. Analisis Dampak Lingkungan ( AMDAL)

AMDAL adalah hasil kajian mengenai dampak besar dan penting dari

suatu kegiatan usaha yang direncanakan untuk proses pengambilan keputusan

mengenai penyelenggaraan kegiatan usaha di Indonesia. Amdal tersebut diliputi

aspek fisika, kimia ekologi, sosial , ekonomi, budaya, dan kesehatan masyarakat.

a. Fungsi AMDAL :

(1) Memberikan masukan terhadap penyusunan rencana pengelolaan dan

pemantauan lingkungan hidup

(2) Memberikan impormasi kepada masyarakat tentang dampak yang

muncul dari suatu rencana usaha atau kegiatan.

(3) Bahan impormasi bagi perencana usaha atau kegiatan.

(4) Membantu proses pengambilan keputusan mengenai kelayakan

lingkungan hidup dari satu rencana usaha atau kegiatan.

(5) Memberikan masukan terhadap penyusunan desain rinci teknis dari

rencana usaha atau kegiatan.

b. Dasar Hukum AMDAL :

(1) Peraturan pemerintah No . 27 Tahun 1999 Tentang analisis Mengenai

dampak Lingkungan.

(2) UUD No. 4 Tahun 1982 Mengenai ketentuan pengelolaan Lingkungan

Hidup.

(3) Peraturan Pemerintah No .20 Tahun 1990 mengenai pengadilan

Pencemaran air.

(4) Peraturan pemerintah No 51 Tahun 1993 tentang AMDAL .

(5) Peraturan pemerintah No . 5 Tahun 1990 mengenai Konversi Sumber

Daya Alam Hayati Dn Ekosistem.

(6) Surat mentri Negara lingkungan Hidup No .B . 2335/ MENLH/12/93,

NO,.B.2347/MENLH/12/93 kriteria kegiatan usaha Wajib AMDAL.

(7) UUD No. 24 tahun 1992 mengenai tataruang.

17

c. Dokumen yang diperlukan dalam pengurusan AMDAL :

Dalam pengurus AMDAL , dokumen yang diperlukan adalah Foto copy

NPWP, KTP dan SITU, NRP, fotokopi denah, gambar, lokasi perusahaan

yang menimbulkan dampak.

E. Studi Kasus

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. adalah salah satu perusahaan terkemuka di

Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1990 oleh Sudono Salim dengan

nama PT. Panganjaya Intikusuma yang pada tahun 1994 menjadi Indofood. PT.

Indofood Sukses Makmur Tbk. merupakan jenis perusahaan manufaktur,

yaitu perusahaan yang memproses bahan mentah hinga berubah menjadi barang yang

sudah siap untuk dipasarkan. Semua proses yang terjadi di industri ini umumnya

melibatkan berbagai peralatan modern.

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. merupakan bentuk perusahaan PT

(perseroan terbatas), yaitu suatu badan hukum untuk menjalankan usaha yang

memiliki modal terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak

saham yang dimilikinya. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. telah memenuhi syarat

pembentukan PT Terbuka (PT. Go Public) berdasarkan UU No. 40/2007 dan UU No.

8/1995 tentang pasar modal.

Modal dasar perseroan (PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. ) adalah jumlah

modal yang dicantumkan dalam akta pendirian sampai jumlah maksimal bila seluruh

saham dikeluarkan. Selain modal dasar, dalam perseroan terbatas juga terdapat modal

yang ditempatkan, modal yang disetorkan dan modal bayar. Sumber modal PT.

Indofood Sukses Makmur Tbk. berasal dari modal sendiri, modal pinjaman, saham-

saham dan obligasi.

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. terus mengalami kemajuan. Hal ini

dibuktikan dengan adanya pesebaran distribusi produk yang dipasarkan. Saat ini, PT.

Indofood Sukses Makmur Tbk. memliki 36 pabrik, lebih dari 10 merek dengan 150

rasa dan tipe distributor yang melayani hampir 150.000 outlet. PT. Indofood Sukses

Makmur Tbk. cabang Bandung merupakan salah satu bagian dari noodle division, PT.

Indofood Sukses Makmur Tbk. memiliki areal kantor dan pabrik seluas 61.640 m².

Cabang Bandung daerah cakupan pemasaran di kabupaten dan kota Bandung, Cimahi,

18

Cikampek, Purwakarta, Subang, Cirebon, Tasikmalaya, Garut, Sukabumi, Cianjur,

Indramayu, dan Sumedang.

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. memiliki orientasi pasar, dimana produksi

yang dilakukan oleh perusahaan disesuaikan dengan permintaan pasar. Perusahaan

selalu berusaha memenuhi kebutuhan konsumen, baik dalam kuantitas maupun

kualitas produk. Oleh karena itu, perusahaan selalu mengembangkan inovasi guna

memenuhi kepuasan pelanggan, khususnya selera konsumen.

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. adalah sebuah perusahaan yang bergerak di

bidang pengolahan makanan yang hampir seluruh produknya menguasai pasar di

Indonesia. Produk yang dihasilkan termasuk mie instan (Indomie, Sarimi, Supermi,

Cup Noodles, Pop Mie, Intermie, Sakura). Indofood merupakan produsen mie instan

terbesar dengan kapasitas produksi 13 miliar bungkus per tahun. Selain itu Indofood

juga mempunyai jaringan distribusi terbesar di Indonesia. Posisi dominan Indofood

pada pasar mi instan tidak diragukan lagi, dengan menguasai pangsa pasar lebih dari

80%. Secara teoretis suatu pelaku usaha yang menguasai pangsa pasar 80% tidak saja

dapat dikatakan mempunyai posisi dominan, tetapi juga telah memonopoli pasar yang

bersangkutan.

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. telah memonopoli sektor mie instan

semasa Orde Baru. Artinya sebelum adanya UU No. 5/1999 tentang Larangan Praktik

Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (UU Antimonopoli), Indofood telah

menguasai pangsa pasar 90% disektor mi instan dan 90% tepung terigu nasional

melalui Bogasari Flour Mills.

Jadi, pada masa itu PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. menguasai pasar hulu

dan hilir tepung terigu. Saat ini Indofood mempunyai 80% pangsa pasar mi instan,

pesaingnya PT Sayap Utama dari Groups Wing dengan Mie Sedap menguasai pangsa

pasar antara 10% sampai 15%, dan sisanya pesaing yang lain. Dari struktur pasar yang

demikian dapat disimpulkan Indofood mempunyai posisi dominan, apalagi didukung

kemampuan keuangan yang kuat, dan dapat menyesuaikan pasokan atau permintaan

mi instan dipasar yang bersangkutan. Pada tahun 2003 Monopoly Watch menemukan

indikasi PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (ISM) melakukan praktek jual rugi.

Terdapat lima perusahaan yang sudah ditunjuk ISM berperan sebagai perusahaan

penghubung bisnis (brokerage) kepada PT ISM sehingga para pemasok bahan baku

19

seperti cabe, garam, dan lainnya tidak dapat melakukan transaksi langsung dengan PT

ISM.

Strategi utama yang dilakukan oleh Indofood dalam memasarkan produknya

adalah Concentric Diversfication Strategi. Strategi ini dilakukan dengan menambah

produk yang baru tetapi masih saling berhubungan. Strategi menghadapi persaingan,

Indofood akan menerapkan strategi Mastering The Present, Pre-empting the Future.

Strategi ini antara lain fokus kepada organic growth, memanfaatkan competitive

advantage melalui scale, scope, span, dan speed. Selain itu akan menjalankan program

cost efficiency and cost cutting. Di samping itu tetap melanjutkan segmentasi para

konsumennya dengan memperkenalkan produk-produk dengan higher price and higher

margin. Selain itu dilakukan diversifikasi harga dengan merubah bentuk dan rasanya.

Selain itu Indofood juga menerapkan strategi Penetrasi Pasar, yaitu berusaha untuk

meningkatkan pangsa pasar. Dalam strategi Indofood telah memperbanyak tenaga

penjual, menambah biaya advertising (melalui iklan di Televisi, majalah, dan surat

kabar), menawarkan promosi penjualan ekstensif, dan meningkatkan publikasi.

20

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam Pasal 1 UU No. 3 Tahun 1982

tentang Wajib Daftar Perusahaan, yang menyatakan sebagai berikut.

Bentuk – Bentuk Badan Usaha :

1. Perusahaan Dagang

2. Persekutuan Perdata

3. Persekutuan Firma

4. Persekutuan Komanditer

5. Perseroan Terbatas

6. Koperasi

7. BUMN

Jenis Badan Usaha :

Berdasarkan kegiatan yang dilakukan, terdiri dari :

1. Badan Usaha Ekstraktif

2. Badan Usaha Agraris

3. Badan Usaha

4. Badan Usaha

5. Badan Usaha Jasa

Berdasarkan kepemilikan modal, terdiri dari :

1. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS

2. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

3. Badan Usaha Campuran

Berdasarkan wilayah negara, terdiri dari :

1. Badan Usaha Penanaman Modal Dalam Negeri

2. Badan Usaha Penanaman Modal Asing

DAFTAR PUSTAKA

Hesti Maheswari, Studi Kelayakan Bisnis, Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas

Mercubuana, Jakarta, 2011

Kartika Sari, Elsi., Simangunsong, Advendi, Hukum Dalam Ekonomi, PT. Gramedia

Widiasarana

Indonesia, Jakarta, 2007

M.Fuad, dkk, Pengantar Bisnis, Edisi ketiga, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2006

Solihin, Ismail, Pengantar Bisnis: Pengenalan Praktis dan Studi Kasus, Edisi Pertama,

Kencana

Prenada Media Grup, Jakarta, 2006

Suliyanto, Studi Kelayakan Bisnis: Pendekatan Praktis, Edisi Pertama, Andi, Yogyakarta,

2010.

http://id.wikipedia.org

http://utharymaladhika.blogspot.com/2013/12/pt.html