MAKALAH PERUBAHAN SOSIAL - contohmakalah.id

12
MAKALAH PERUBAHAN SOSIAL “Masyarakat Konsumtif (Jean Baudrilard)” DISUSUN OLEH : FITRAH QALBINA SYAHRIL (4618003) NIDIA FEBRIANI (4618028) M YUSUF ANDI AZMI (4618036) DOSEN PEMBIMBING SEPTI YULIA SOSIOLOGI AGAMA FAKULTAS USHULUDIN ADAB DAN DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BUKITTINGGI 2019/2020

Transcript of MAKALAH PERUBAHAN SOSIAL - contohmakalah.id

Page 1: MAKALAH PERUBAHAN SOSIAL - contohmakalah.id

MAKALAH PERUBAHAN SOSIAL

“Masyarakat Konsumtif (Jean Baudrilard)”

DISUSUN OLEH :

FITRAH QALBINA SYAHRIL (4618003)

NIDIA FEBRIANI (4618028)

M YUSUF ANDI AZMI (4618036)

DOSEN PEMBIMBING

SEPTI YULIA

SOSIOLOGI AGAMA

FAKULTAS USHULUDIN ADAB DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BUKITTINGGI

2019/2020

Page 2: MAKALAH PERUBAHAN SOSIAL - contohmakalah.id

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang . Kami

panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiran-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,hidayah,

dan Inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah dan

manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai

pihak sehingga dapat mempelancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan

banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah

ini.

Terlepas dari semua itu,kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik

dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami

menerima segala saran dan kritik dari pendengar agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah

ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang “Masyarakat Konsumtif

(Jean Baudrilard” dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Bukittinggi, 25 April 2020

Kelompok 8

i

Page 3: MAKALAH PERUBAHAN SOSIAL - contohmakalah.id

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i

DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................... 1

B. Tujuan ...................................................................................... 1

C. Rumusan Masalah ..................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... ..2

A. Pandangan Jean Baudrilard mengenai perubahan sosial ……… 2

B. Postmodern mengenai perubahan …………………………..……4

BAB III PENUTUP.................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA

ii

ii

Page 4: MAKALAH PERUBAHAN SOSIAL - contohmakalah.id

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Perilaku konsumtif merupakan suatu fenomena yang banyak melanda kehidupan

masyarakat terutama yang tinggal di perkotaan. Konsumtif merupakan perilakau dimana

timbulnya keinginan untuk membeli barang-barang yang kurang diperluakan untuk

memenuhi kepuasan pribadi. Pada kenyataannya, banyak kegiatana belanja sehari-hari

yang tidak didasari oleh pertimbangan yang matang. Kegiatan belanja sebagai salah satu

bentuk konsumsi, saat ini telah mengalami pergeseran fungsi. Dulu berbelanja hanya

untuk memenuhi kebutuan hidup tetapi saat ini belanja sudah menjadi gaya hidup,

sehingga belanja tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok yang diperlukan, namun

belanja dapat pula menunjukkan status sosial seseorang, karena belanja berarti meiliki

materi gaya belanja yang lebih spontan juga dapat di antisipasi untuk sewaktu-waktu

muncul.

Masyarakat konsusmtif merupakan masyarakat yang membeli barang atau jasa

bukan karena kebutuhannya, tetapi lebih kepada rasa keinginan dan kesenangan membeli

sebuah barang tersebut untuk memuaskan hasrat konsumsi seseorang. Menurut Jean

Baudrilard mengatakan bahwa masyarakat konsumsi merupakan konsep kunci untuk

menunjukkan gejala konsumerisme yang sangat luar biasa dan telah menjadi bagian dari

gaya hidup manusia modern. Berkaiatan dengan pengertian masyarakat oleh pemikiran

Baudrilard tersebut, konsumsi akan menimbulkan konsumerisme dalam masyarakat.

2. Rumusan masalah

a. Bagaimana pandangan baudrilard mengenai perubaha sosial ?

b. Bagaimana postmodern mengenai perubahan sosial ?

3. Tujuan masalah

a. Untuk mengetahui pandangan baudrilard mengenai perubaha sosial

b. Untuk lebih memahami masa post modern mengenai perurbahan sosial

1

Page 5: MAKALAH PERUBAHAN SOSIAL - contohmakalah.id

BAB II

PEMBAHASAN

A. PANDANGAN JEAN BAUDRILARD MENGENAI PERUBAHAN SOSIAL

1. Masyarakat Konsumerisme Dan Gaya Hidup

Cara hidup masyarakat saat ini telah mengalami perubahan, menuju budaya

konsumsi dan perilaku kehidupan yang konsumtif. Masyarakat konsumeris adalah

masyarakat yang menciptakan nilai-nilai yang berlimpah ruah melalui barang-barang

konsumeris, serta menjadikan konsumsi sebagai pusat aktivitas kehidupan.1

Hal ini dapat dilihat dari gaya berpakaian, telepon genggam yang digunakan, serta

mobil yang dikendarai, dianggap dapat merepresentasikan status sosial tertentu.

Fenomena seperti ini, dengan temukan di mall atau pusat-pusat perbelanjaan, sebagian

besar pengunjung berpakaian dan mengenakan aksesoris yang sesuai dengan fashion dan

mode yang sedang berlaku saat ini. Hampir semua pengunjung memiliki telepon

genggam serta kebanyakan dari pengunjung-pengunjung tersebut lebih memilih fast food

(yang dianggap lebih bergengsi). Barang elektronik, fastfood, pakaian bermerek, dan

lain-lain, sepertinya kini menjadi suatu kebutuhan primer dan tidak dapat ditinggalkan.

Masyarakat tidak lagi membeli suatu barang berdasarkan skala prioritas kebutuhan dan

kegunaan, tetapi lebih didasarkan pada gengsi, prestise, dan gaya.

Baudrillard berpendapat bahwa yang dikonsumsi oleh masyarakat konsumeris

(consumer society) bukanlah kegunaan dari suatu produk melainkan citra atau pesan yang

disampaikan dari suatu produk. Sebagai contoh, apabila konsumen membeli mobil

BMW, ia membeli produk tersebut bukan hanya karena kegunaan mobil tersebut sebagai,

sarana transportasi, akan tetapi mobil BMW tersebut juga menawarkan citra tertentu pada

konsumen yaitu kemewahan dan status sosial yang tinggi. Selain itu, Baudrillard juga

berpendapat bahwa setiap individu dalam masyarakat konsumeris memiliki keinginan

untuk terus melakukan pembedaan antara dirinya dengan orang lain. Individu akan terus

mengonsumsi produk-produk yang dianggap akan memberikan atau meningkatkan status

2

1Yasraf Amir Piliang Hipersemiotika; Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna. (2003). Hlm 17

Page 6: MAKALAH PERUBAHAN SOSIAL - contohmakalah.id

sosialnya, tanpa memikirkan apakah produk tersebut dibutuhkan atau tidak. Hal ini

senada seperti kutipan berikut “yang ditekankan di sini adalah bahwa objek tidak hanya

dikonsumsi dalam sebuah masyarakat konsumeris, mereka diproduksi lebih banyak untuk

menandakan status dari pada untuk memenuhi kebutuhan. Dapat disimpulkan bahwa

konsumen tidak lagi melakukan tindakan konsumsi suatu objek atas dasar kebutuhan atau

kenikmatan, tetapi juga untuk mendapatkan status sosial tertentu dari nilai tanda yang

diberikan objek tersebut.

Fenomena masyarakat konsumeris tersebut terjadi karena adanya perubahan

mendasar berkaitan dengan cara-cara orang mengekspresikan diri dalam gaya hidupnya.

Gaya hidup mulai menjadi perhatian penting untuk setiap individu. Gaya hidup

selanjutnya merupakan cara-cara terpola dalam menginvestasikan aspek-aspek tertentu

kehidupan sehari-hari dengan nilai sosial atau simbolik tapi ini juga berarti bahwa gaya

hidup adalah cara bermain dengan identitas.

Baudrillard menjelaskan bahwa perilaku konsumsi saat ini tidak hanya

dipengaruhi oleh faktor-faktor yang murni ekonomis dan berdasarkan pilihan rasional

saja, akan tetapi terdapat sistem budaya dan sistem pemaknaan sosial yang mampu

mengarahkan pilihan individu atas suatu komoditas. Sama halnya dengan yang dilakukan

oleh informan, dimana dalam kutipan pernyataan informan diatas bahwa dirinya rela

menabung selama tiga tahun hanya untuk membeli motor yang sudah dicita-citakannya.2

Bagi Baudrillard dalam masayarakat konsumsi modern ini mengonsumsi bukan

hanya barang, namun juga jasa manusia dan hubungan antar manusia. Orang yang terlibat

dalam jasa tersebut, sebagaimana disebutkan sebelumnya, begitu curiga terhadap kita.

Namun, melalui rasa khawatir itulah mereka menjinakkan kita. Jadi, penjinakkan

dimasukkan kepada kekangan dan represi sistem dan kode.

2. Faktor penyebab terbentuknya gaya hidup konsumerisme

1. Tersedianya berbagai jenis barang

2. Adanya pertukaran dan interaksi manusia dalam sistem jual beli melalui pasar.

3. Pusat-pusat perbelanjaan serta kompleks rekreasi berkembang secara pesat mulai

3

2 Jean Baudrillard,. . Masyarakat Konsumsi 2004. Hlm 74

Page 7: MAKALAH PERUBAHAN SOSIAL - contohmakalah.id

dari kafe-kafe elite hingga bangunan Disney world.

4. Gencarnya iklan-iklan di media elektronik yang menawarkan sejumlah produk

kepada masyarakat.

5. Semakin pentingnya pengemasan dan promosi dalam pembuatan ,tampilan, dan

barang-barang konsumen.

6. Adanya pemakaian kartu kredit pada saat belanja yang memudahkan individu

tidak perlu membawa uang dalam jumlah yang cukup besar.

7. Adanya peningkatan desain dan penampilan barang.3

B. POSTMODERN MENGENAI PERUBAHAN

1. Lahirnya Postmodernisme

Munculnya postmodernisme tidak dapat dilepaskan dari modernisme itu sendiri.

Kata modernisme mengandung makna serba maju, gemerlap, dan progresif. Modernisme

selalu menjanjikan pada kita untuk membawa pada perubahan ke dunia yang lebih mapan

di mana semua kebutuhan akan dapat terpenuhi. Rasionalitas akan membantu kita

menghadapi mitos-mitos dan keyakinan-keyakinan tradisional yang tak berdasar, yang

membuat manusia tak berdaya dalam menghadapi dunia ini (Maksum, 2014: 309).

2. TOKOH-TOKOH POSTMODERNISME

1. Jean-Francois Lyotard

Salah satu filsuf postmodernisme yang paling terkenal sekaligus paling penting di

antara filsuf-filsuf postmodernisme yang lainnya. Dua karya yang menjadikannya

terkenal baik di Perancis maupun diluar negeri yaitu The Postmodernisme Condition dan

The Differend. Karyanya itu juga baik sesuatu ataupun seseorang yang ditolak bersuara

terhadap sistem ideologis yang dominan yang menentukan sesuatu yang dapat diterima

dan tidak dapat diterima (Zaprulkhan, 2006: 320).

Pemikiran Lyotard tentang ilmu pengetahuan dari pandangan modernisme yang

sebagai narasi besar seperti kebebasan, kemajuan, dan sebagainya kini menurutnya

mengalami permasalahan yang sama seperti abad pertengahan yang memunculkan istilah

4

3 Celia Lury, Budaya Konsumen (diterjemahkan dari Consumer Culture oleh Hasti T. Champion dan kata pengantar

oleh Seno Gumira Ajidarma). (1998) hlm 45-54

Page 8: MAKALAH PERUBAHAN SOSIAL - contohmakalah.id

religi, nasional kebangsaan, dan kepercayaan terhadap keunggulan negara eropa untuk

saat ini tidak dapat dipercaya atau kurang tepat kebenarannya. Maka, postmodernisme

menganggap sesuatu ilmu tidak harus langsung diterima kebenarannya harus diselidiki

dan dibuktikan terlebih dahulu. Bagi Lyotard, ilmu pengetahuan postmodernisme

bukanlah semata-mata menjadi alat penguasa, ilmu pengetahuan postmodern memperluas

kepekaan kita terhadap pandangan yang berbeda dan memperkuat kemampuan kita untuk

bertoleransi atas pendirian yang tak mau dibandingkan (Maksum, 2014: 319-321).

2. Michel Foucault

Seorang tokoh postmodernisme yang menolak keuniversalan pengetahuan. Ada

beberapa asumsi pemikiran pencerahan yang ditolak oleh Foucault yaitu:

1) Pengetahuan itu tidak ersifat metafisis, transendental, atau universal, tetapi

khas untuk setiap waktu dan tempat

2) Tidak ada pengetahuan yang mampu menangkap katakter Objektif dunia,

tetapi pengetahuan itu selalu mengambil perspektif.

3) Pengetahuan tidak dilihat sebagai pemahaman yang netral dan murni,

tetapi selalu terikat dengan rezim-rezim penguasa (Maksum, 2014: 322).

Namun demikian, menurut Foucault, tidak ada perpisahan yang jelas, pasti, dan

final antara pemikiran pencerahan dan pasca-modern, atau antara modern dan pasca-

modern. Paradigma modern, kesadaran, dan objektivitas adalah dua unsur membentuk

rasional-otonom, sedangkan bagi Foucault pengetahuan bersifat subjektif.

3. Jacques Derrida

Pikirannyayang terkenal adalah tentang dekonstruksi. Istilah ini merupakan salah

satu konsep kunci Postmodernisme. Secara etimologis, Dekonstruksi adalah berarti

mengurai, melepaskan, dan membuka (Maksum, 2014: 331).

Derrida menciptakan sebuah pemikiran dekonstruksi, yang merupakan salah satu

kunci pemikiran Postmodernisme, yang mencoba memberikan sumbangan mengenai

teori-teori pengetahuan yang dinilai sangat kaku dan kebenarannya tidak bisa dibantah,

5

Page 9: MAKALAH PERUBAHAN SOSIAL - contohmakalah.id

yang dalam hal ini pemikiran modernisme. Derrida mencoba untuk meneliti kebenaran

terhadap suatu teori pengetahuan yang baginya bisa dibantah kebenarannya yang dalam

arti bisa membuat teori baru asalkan hal tersebut dapat terbukti kebenarannya

4. Jean Baudrillard

pemikirannya memusatkan perhatian kepada kultur, yang dilihatnya mengalami

revolusi besar-besaran dan merupakan bencana besar. Revolusi kultural itu menyebabkan

massa menjadi semakin pasif ketimbang semakin berontak seperti yang diperkirakan

pemikir marxis. Dengan demikian, massa dilihat sebagai lubang hitam yang menyerap

semua makna, informasi, komunikasi, pesan dan sebagainya, menjadi tidak bermakna.

Massa menempuh jalan mereka sendiri, tak mengindahkan upaya yang bertujuan

memanipulasi mereka. Kekacauan, apatis, dan kelebaman ini merupakan istilah yang

tepat untuk melukiskan kejenuhan massa terhadap tanda media, simulasi, dan hiperealitas

(Maksum, 2014: 338).

Bagi Jean Baudrillard, karya-karyanya mempunyai sumbangan terhadap

pemikiran teori sosial untuk postmodernisme yang baginya bahwa objek konsumsi

merupakan tatanan produksi. Sehingga baginya masyarakat hidup dalam simulasi yang

dicirikan dengan ketidakbermaknaan. Karena manusia kehilangan identitasnya dan jati

dirinya yang banyak terjadi pada masa kontenporer. Tokoh inilah yang terkenal dengan

menyebut dunia postmodernisme sebagai kehidupan yang Hiperealitas.

5. Fedrick Jameson.

Ia merupakan salah satu kritikus literatur berhaluan marxis paling terkemuka.

George Ritzer dalam Postmodern Social Theori, menempatkan Jameson dengan Daniel

Bell, kaum feminis dan teoritis multikultur. Jameson menggunakan pola berfikir Marxis

untuk menjelaskan epos historis yang baru (postmodernisme), yang baginya bukan

modification dari kapitalisme, melainkan ekspansi darinya. Dengan demikian, menjadi

jelas bahwa periode historis yang ada sekarang bukanlah keterputusan, melainkan

kelanjutannya (Maksum, 2014: 339).

Menurut Jameson, postmodernisme memiliki dua ciri utama, yaitu pastiche dan

6

Page 10: MAKALAH PERUBAHAN SOSIAL - contohmakalah.id

schizofrenia. Jameson mulai dengan menjelaskan bahwa modernisme besar didasarkan

pada gaya yang personal atau pribadi. Subjek individual borjois tidak hanya merupakan

subjek masa lalu, tapi juga mitos subjek yang tidak pernah benar-benar ada, hanya

mistifikasi, kata Jameson, yang tersisa adalah pastiche. Pastiche dari pastiche, tiruan gaya

yang telah mati. Kita telah kehilangan kemampuan memposisikan ini secara historis.

7

Page 11: MAKALAH PERUBAHAN SOSIAL - contohmakalah.id

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut Baudrillard, yang dikonsumsi oleh masyarakat konsumeris (consumer

society) bukanlah komoditas, melainkan konsumsi tanda dari suatu produk. Tanda itu

berupa pesan dan citra yang dikomunikasikan melalui iklan. Peran media terutama iklan

sangat mempengaruhi perubahan gaya hidup masyarakat, karena melalui iklan sebuah

produk yang diperkenalkan kepada masyarakat, dengan bahasa yang sangat persuasif

agar masyarakat membeli produk tersebut. Gaya hidup masyarakat pun mengarah pada

gaya hidup yang hedonis, selalu ingin mengonsumsi, dan hidup bermewah-mewahan.

Selain itu juga setiap individu pada masyarakat konsumer ingin terlihat berbeda dengan

individu yang lainnya, karena gaya hidup seseorang dapat terlihat dari apa yang

dikonsumsinya, harga dan merk dari barang atau jasa yang dikonsumsinya. Semakin

mahal dan bermerk produk yang dikonsumsi, individu tersebut dikatakan sebagai orang

yang hidup pada kelas sosial tinggi (masyarakat kalangan atas).

B. Saran

Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak

kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut

dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para

pembaca.

8

Page 12: MAKALAH PERUBAHAN SOSIAL - contohmakalah.id

DAFTAR PUSTAKA

Piliang, Yasraf Amir. (2003). Hipersemiotika; Tafsir Cultural Studies Atas Matinya

Makna. Yogyakarta: Jalasutra

Baudrillard, Jean. 2004. Masyarakat Konsumsi. Yogyakarta : Kreasi Wacana

Lury, Celia. (1998). Budaya Konsumen (diterjemahkan dari Consumer Culture oleh Hasti

T. Champion dan kata pengantar oleh Seno Gumira Ajidarma). Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia.

Baudrillard dan Herbert Marcuse. Skripsi Program Sarjana bidang filsafat Universitas

Indonesia, Jakarta.

Abdullah, Amin, 2004, Falsafah Kalam di Era Postmodernisme, Pustaka Pelajar,

Yogjakarta.

Aginta, Medhy Hidayat, 2008, Panduan Pengantar Untuk Memahami Postrukturalisme

dan Posmodernisme, Jalasutra Post, Yogyakarta.

.