Modul Perubahan Sosial

100
BBM 3: PERUBAHAN SOSIAL DI MASYARAKAT PENDAHULUAN Setiap masyarakat manusia selama hidupnya, di mana pun, pasti akan mengalami perubahan. Perubahan itu merupakan akibat dari adanya interaksi antarmanusia dan antarkelompok. Akibatnya, di antara mereka terjadi proses saling mempengaruhi yang menyebabkan perubahan sosial. Ini berarti perubahan sosial tidak bisa kita elakkan. Apalagi di zaman yang terbuka ini, kemajuan teknologi yang amat pesat telah membawa berbagai macam pengaruh baik dari dalam maupun dari luar. Semua pengaruh itu begitu mudah hadir di tengah-tengah kita. Lambat laun tanpa disadari kita telah mengadopsi nilai- nilai baru tersebut. Perubahan yang terjadi di masyarakat bisa berupa perubahan nilai-nilai sosial, norma-norma yang berlaku di masyarakat, pola-pola perilaku individu dan organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan maupun kelas-kelas dalam masyarakat, kekuasaan, wewenang, interaksi sosial, dan masih banyak lagi. Dengan kata lain, perubahan sosial bisa meliputi perubahan organisasi sosial, status, lembaga, dan struktur sosial masyarakat.

Transcript of Modul Perubahan Sosial

Page 1: Modul Perubahan Sosial

BBM 3:

PERUBAHAN SOSIAL DI MASYARAKAT

PENDAHULUAN

Setiap masyarakat manusia selama hidupnya, di mana pun, pasti akan

mengalami perubahan. Perubahan itu merupakan akibat dari adanya interaksi

antarmanusia dan antarkelompok. Akibatnya, di antara mereka terjadi proses

saling mempengaruhi yang menyebabkan perubahan sosial.

Ini berarti perubahan sosial tidak bisa kita elakkan. Apalagi di zaman yang

terbuka ini, kemajuan teknologi yang amat pesat telah membawa berbagai macam

pengaruh baik dari dalam maupun dari luar. Semua pengaruh itu begitu mudah

hadir di tengah-tengah kita. Lambat laun tanpa disadari kita telah mengadopsi

nilai-nilai baru tersebut. Perubahan yang terjadi di masyarakat bisa berupa

perubahan nilai-nilai sosial, norma-norma yang berlaku di masyarakat, pola-pola

perilaku individu dan organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-

lapisan maupun kelas-kelas dalam masyarakat, kekuasaan, wewenang, interaksi

sosial, dan masih banyak lagi. Dengan kata lain, perubahan sosial bisa meliputi

perubahan organisasi sosial, status, lembaga, dan struktur sosial masyarakat.

Walau demikian, pengaruh perubahan tersebut pada diri manusia bisa

terbatas maupun luas, bisa cepat atau lambat. Perubahan bukanlah semata-mata

berarti suatu kemajuan, namun dapat pula berarti kemunduran dari bidang-bidang

kehidupan tertentu. Dengan demikian, perubahan sosial merupakan

ketidaksesuaian unsur-unsur yang saling berbeda yang ada di masyarakat sehingga

menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak serasi fungsinya.

Pada BBM ini, Anda akan dibawa untuk memahami perubahan sosial yang

menyangkut proses dan dampaknya. Sehingga dengan memahaminya, Anda

sebagai anggota masyarakat diharapkan lebih siap menghadapi segala perubahan

dan menjadi bagian dari perubahan, tentunya perubahan pada kemajuan.

Setelah mempelajari BBM ini, secara khusus Anda diharapkan dapat:

1. Wujud perubahan sosial

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial

Page 2: Modul Perubahan Sosial

3. Proses perubahan sosial

4. Dampak perubahan sosial

Untuk membantu Anda mencapai tujuan tersebut, BBM ini dibagi ke

dalam empat Kegiatan Belajar (KB) yang harus Anda pelajari, yaitu:

1. Wujud perubahan sosial

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial

3. Proses perubahan sosial

4. Dampak perubahan sosial

Untuk mempelajari BBM ini, sebaiknya Anda perhatikan petunjuk berikut.

1. Pahami BBM ini dengan seksama, baik isi maupun tujuannya, sehingga Anda

dapat mencapai tujuan yang diharapkan sebagai hasil belajar.

2. Setelah Anda merasa memahami, kemudian kerjakan latihan atau tugas yang

terdapat dalam BBM ini sesuai dengan petunjuknya.

3. Tuntaskan mempelajari Kegiatan Belajar 1 sehingga Anda benar-benar

memahaminya, untuk kemudian dapat dilanjutkan dengan mempelajari

Kegiatan Belajar 2, dan seterusnya.

4. Masyarakat dan lingkungan sekitar Anda merupakan sumber belajar yang

nyata dan tepat dalam mempelajari modul ini. Tentunya pengetahuan Anda

juga harus diperkaya dengan sumber belajar lain yang dapat diambil dari

buku-buku pedoman, surat kabar dan majalah, media elektronik seperti radio

televisi, dan internet, termasuk pengalaman teman.

5. Diskusikan dengan teman atau tutor apabila Anda menemui kesulitan, karena

melalui diskusi dan kerja kelompok dapat meringankan Anda untuk mengatasi

dan menyelesaikan semua tugas dalam mempelajari modul ini.

6. Setiap akhir kegiatan, jangan lupa untuk mengisi soal yang terdapat dalam

BBM ini.

Agar dapat mengetahui sejauhmana keberhasilan Anda dalam mempelajari

BBM ini, cocokkan jawaban hasil pengisian latihan dengan kunci jawaban yang

tersedia.

Selamat belajar dan semoga sukses!

Page 3: Modul Perubahan Sosial

Kegiatan Belajar 1:

WUJUD PERUBAHAN SOSIAL

Perubahan sosial dapat dikatakan sebagai suatu perubahan dari gejala-gejala

sosial yang ada di masyarakat; dimulai dari yang bersifat individual hingga yang

lebih kompleks. Perubahan sosial juga dapat dilihat dari segi gejala-gejala

terganggunya kesinambungan diantara kesatuan sosial, walaupun keadaannya

relatif kecil. Perubahan ini meliputi struktur, fungsi, nilai, norma, pranata, dan

semua aspek yang dihasilkan dari interaksi antarmanusia, organisasi atau

komunitas, termasuk perubahan dalam hal budaya.

Adanya pengenalan teknologi, cara mencari nafkah, migrasi, invensi

(penerapan), pengenalan ide baru dan munculnya nilai-nilai sosial baru untuk

melengkapi ataupun menggantikan nilai sosial yang lama, merupakan beberapa

contoh perubahan sosial dalam aspek kehidupan. Dengan demikian, perubahan

sosial merupakan suatu perubahan menuju keadaan baru yang berbeda dari

keadaan sebelumnya.

Agar lebih memahami tentang perubahan sosial, beberapa pengertian dari

sosiolog di bawah ini dapat Anda jadikan sebagai batasannya.

William F. Ogburn, mengemukakan ruang lingkup perubahan sosial meliputi

unsur-unsur kebudayaan material maupun immaterial, yang ditekankan pada

pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur

immaterial.

Kingsley Davis, mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan

yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Misalnya, timbulnya

pengorganisasian buruh dalam masyarakat kapitalis telah menyebabkan

perubahan-perubahan dalam hubungan antara buruh dengan majikan dan

seterusnya menyebabkan perubahan-perubahan dalam organisasi ekonomi dan

politik.

Mac Iver, mengartikan bahwa perubahan sosial sebagai perubahan dalam

hubungan sosial (social relationship) atau sebagai perubahan terhadap

keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial.

Page 4: Modul Perubahan Sosial

GilIin & Gillin, mengartikan perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara

hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis,

kebudayaan material, komposisi penduduk, dan ideologi maupun karena adanya

ditusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.

Selo Soemardjan, merumuskan perubahan sosial sebagai segala perubahan-

perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat,

yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan

pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

Perubahan sosial merupakan suatu wujud dinamika yang menjadi inti jiwa

masyarakat. Dengan demikian, masalah-masalah perubahan sosial telah menjadi

topik yang menarik bagi banyak sosiolog modern, terutama dalam hubungannya

dengan pembangunan ekonomi yang diusahakan oleh banyak masyarakat negara-

negara yang memperoleh kemerdekaan politiknya setelah Perang Dunia ke II.

Perubahan sosial itu didorong oleh rangsangan terhadap kemauan untuk

bertindak. Kekuatan yang mendorong terjadinya perubahan sosial menurut

Margono (dalam Taneko) bersumber pada :

1) Ketidakpuasan terhadap situasi yang ada, karena itu ada keinginan untuk

situasi yang lain;

2) Adanya pengetahuan tentang perbedaan antara yang ada dan yang seharusnya

bisa ada;

3) Adanya tekanan dari luar seperti kompetisi, keharusan menyesuaikan diri, dan

lain-lain;

4) Kebutuhan dari dalam untuk mencapai efisiensi dan peningkatan, misalnya

produktivitas dan lain-lain.

Perubahan yang paling awal dapat muncul dari adanya kebutuhan setiap

individu sebagai anggota masyarakat dalam menanggapi lingkungannya.

Akibatnya terjadi interaksi sosial antar individu. Baik antarwarga masyarakat

setempat maupun dengan warga masyarakat lain yang saling mempengaruhi.

Menurut Bonner Interaksi sosial adalah suatu hubungan diantara dua individu

atau lebih, di mana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau

memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. Dalam interaksi sosial

Page 5: Modul Perubahan Sosial

terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi seperti imitasi, sugesti, identifikasi,

dan simpati. Keempat faktor itulah individu memilih untuk melakukan interaksi

sosial, yang hasilnya menanggapi setiap gerak kehidupan dalam masyarakat.

Tanggapan anggota masyarakat terhadap gejala yang ada di lingkungannya

terutama dalam menanggapi tradisi yang berlaku.

Perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat, disebabkan oleh masyarakat

itu sendiri yang menginginkan perubahan. Perubahan Juga dapat terjadi karena

adanya dorongan dari luar yang mempengaruhi kehidupan, sehingga masyarakat

secara sadar ataupun tidak, akan mengikuti perubahan. Perubahan menyangkut

kehidupan manusia, atau terkait dengan lingkungan kehidupannya yang berupa

lingkungan fisik, alam, dan sosial, Hal itu disebut perubahan sosial.

Perubahan sosial cepat atau lambat senantiasa akan terjadi dan tidak bisa

dihindari. Hanya saja perubahan tersebut tergantung pada masyarakat sendiri yang

menentukannya. Perubahan dapat berarti suatu perkembangan ke arah yang

sesuai dengan tujuan, atau juga tidak sesuai dengan yanghendak dicapai. Untuk itu

kita perlu mengetahui mengapa perubahan dapat terjadi, dan mengapa masyarakat

perlu menanggapi atau menyesuaikan dengan perubahan.

Perubahan sosial dapat terjadi dalam segala bidang yang wujudnya dapat

dibagi menjadi beberapa bentuk. Berikut ini Soekanto mengemukakan beberapa

bentuk perubahan sosial, yaitu:

1) Perubahan yang terjadi secara lambat dan perubahan yang terjadi secara cepat.

Apabila perubahan terjadi secara lambat, maka akan mengalami rentetan

perubahan-perubahan yang saling berhubungan dalam jangka waktu yang

cukup lama, perkembangan perubahan ini termasuk ke dalam evolusi.

Perubahan secara evolusi ini dapat diamati berdasarkan batas waktu yang lalu

sebagai patokan atau tahap awal sampai masa sekarang yang sedang berjalan.

Sedangkan penentuan kapan perubahan itu terjadi, tergantung pada kita sendiri

menentukan tahap awal atau patokan waktu tertentu. Perubahan sosial yang

terjadi secara cepat mengubah dasar atau sendi-sendi pokok kehidupan

masyarakat, umumnya disebut revolusi. Seperti yang terjadi di Eropa yaitu

revolusi industri yang menyebabkan perubahan besar-besaran dalam proses

Page 6: Modul Perubahan Sosial

prosuksi barang-barang industri. Akibatnya mengubah sendi-sendi kehidupan.

Seperti juga isi Proklamsi 17 Agustus 1945 merupakan perubahan yang

mendasar mengenai pernyataan kemerdekaan Indonesia.

2) Perubahan yang pengaruhnya kecil dan perubahan yang pengaruhnya besar.

Perubahan yang pengaruhnya kecil adalah perubahan yang mempengaruhi

unsur-unsur kehidupan masyarakat. Akan tetapi perubahan ini dianggap tidak

memiliki arti yang penting dalam struktur. Seperti perubahan mode pakaian.

Perubahan yang pengaruhnya besar adalah perubahan yang dapat mempenga-

ruhi lembaga-lembaga masyarakat, misalnya perubahan jam kerja bagi

pegawai negeri sipil yaitu dari jam 08.00 sampai jam 16.00 dan hari Sabtu

merupakan hari libur. Perubahan membawa pengaruh terhadap pendidikan

keluarga di rumah apalagi bagi suami istri yang bekerja, maka pendidikan

anak diserahkan pada orang lain.

3) Perubahan yang dikehendaki dan perubahan yang tidak dikehendaki.

Perubahan yang dikehendaki merupakan perubahan yang memang telah

direncanakan sebelumnya terutama oleh pihak yang memiliki wewenang

untuk mengeluarkan kebijaksanaan. Misalnya penerapan program Keluarga

Berencana untuk membentuk keluarga kecil yang sejahtera. Selain itu, di

samping menurunkan angka pertumbuhan penduduk. Perubahan yang tidak

dikehendaki umumnya beriringan dengan perubahan yang dikehendaki.

Misalnya adanya pembuatan jalan baru yang melalui suatu desa maka sumber

alam desa akan mudah dipasarkan ke kota, sehingga tingkat kesejahteraan

penduduk desa menjadi terangkat. Tetapi lancarnya hubungan desa dengan

kota menyebabkan mudahnya penduduk desa melakukan urbanisasi dan

masuknya budaya kota terutama yang bersifat negatif, seperti mode yang

dipaksakan, minuman keras. VCD porno, dan keinginan penduduk desa untuk

memiliki barang-barang yang besifat konsumtif bertambah besar, dll.

Perubahan sosial dapat diartikan sebagai perubahan masyarakat atau

perubahan menjadi kemajuan/kemunduran masyarakat, tergantung keadaan

masyarakat itu sendiri yang mengalami perubahan. Berdasarkan hal itu, maka

perubahan sosial terbagi atas dua wujud sebagai berikut.

Page 7: Modul Perubahan Sosial

1) Perubahan dalam arti kemajuan (progress) atau menguntungkan, dan

2) Perubahan dalam arti kemunduran (regress) yaitu yang membawa pengaruh

kurang menguntungkan bagi masyarakat.

Sebagaimana wujudnya, perubahan sosial dapat bergerak ke arah suatu

kemajuan sehingga masyarakat menjadi berkembang. Atau sebaliknya perubahan

sosial menyebabkan kehidupan masyarakat mengalami kemunduran. Adapun

kemunduran atau kemajuan suatu masyarakat disebabkan juga karena perubahan

sosial. Apabila muncul inovasi baru dengan kualitas tinggi, maka akan terjadi

proses perubahan yang sangat cepat. Sebaliknya dari itu, mungkin perubahan yang

terjadi di masyarakat “seperti jalan di tempat”. Misalnya keadaan masyarakat

berubah, tetapi perubahan tersebut tidak meningkatkan atau menurunkan kualitas

hidup mereka. Keadaan sosial baru dengan masuknya televisi, teknologi baru,

atau peraturan baru tidak mempunyai kualitas inovasi tinggi apabila masyarakat

menganggapnya hanya mengganti keadaan yang lama. Akibatnya proses

perubahan ke arah kemajuan disebut lambat. Hal itu disebut perubahan sirkuler

(berputar-putar tanpa menimbulkan pengaruh). Apabila dibiarkan tanpa adanya

campur tangan pemerintah, maka akan sampai pada kemacetan pembangunan

(stagnasi). Akibatnya terjadi proses pelapukan kebudayaan atau peradaban

masyarakat menjadi menurun. Karena itu, maju mundurnya suatu masyarakat

akan tergantung pada masyarakat itu sendiri dalam menanggapi setiap gejala

perubahan terhadap lingkungannya.

Perubahan sosial ke arah kemajuan merupakan perubahan yang diinginkan

setiap masyarakat. Adakalanya perubahan sosial tidak diinginkan, karena

perubahan tersebut bagi kelompok masyarakat tertentu dianggap dapat

mengganggu kehidupan yang telah mapan. Perubahan sosial dapat pula

mengakibatkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan nilai di masyarakat.

Dengan demikian, ada beberapa faktor yang cukup berperan dan berpengaruh

terhadap diterima atau tidaknya suatu perubahan oleh masyarakat, antara lain:

1) Adanya sikap terbuka dari masyarakat terhadap hal-hal yang baru jika

masyarakat itu sendiri mengadakan kebiasaan berhubungan dengan

kebudayaan lain.

Page 8: Modul Perubahan Sosial

2) Suatu unsur baru dapat diterima oleh suatu masyarakat jika unsur baru itu

tidak bertentangan dengan ajaran agama yang dianutnya.

3) Corak struktur sosial masyarakat yang menentukan proses penerimaan unsur

kebudayaan baru. Struktur sosial yang otoriter akan sulit menerima

kebudayaan baru, kecuali kalau sudah dapat dirasakan manfaatnya oleh rezim

yang berkuasa.

4) Suatu unsur kebudayaan baru akan dapat diterima oleh suatu masyarakat jika

sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang melandasinya.

5) Unsur baru dapat diterima jika memiliki skala kegiatan yang terbatas dan

terbukti kegunaannya oleh warga masyarakat.

Adanya perubahan sosial merupakan suatu hal yang wajar dan akan terus

berlangsung sepanjang manusia saling berinteraksi dan bersosialisasi. Perubahan

sosial terjadi karena adanya perubahan unsur-unsur dalam kehidupan masyarakat

baik yang bersifat materil maupun immaterial sebagai cara untuk menjaga

keseimbangan masyarakat dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang

dinamis. Seperti misalnya unsur-unsur geografis, biologis, ekonomis atau

kebudayaan.

Para sosiolog berpendapat tentang perubahan sosial bahwa ada kondisi-

kondisi sosial primer yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial. Kondisi

yang dimaksud antara lain: kondisi-kondisi ekonomis, teknologis, geografis,

ataupun biologis. Kondisi ini menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan pada

aspek kehidupan sosial lainnya. Beberapa teori yang menjelaskan sebab-sebab

mengapa terjadi perubahan sosial antara lain sebagai berikut.

a. Teori Evolusi (Evolutionary Theory)

Teori ini berpijak pada teori evolusi Darwin dan dipengaruhi oleh pemikiran

Herbert Spencer. Tokoh yang berpengaruh pada teori ini adalah Emile Durkheim

dan Ferdinand Tonnies.

Durkheim berpendapat bahwa perubahan karena evolusi mempengaruhi cara

pengorganisasian masyarakat, terutama yang berhubungan dengan kerja.

Sedangkan Tonnies memandang bahwa masyarakat berubah dari masyarakat

sederhana yang mempunyai hubungan yang erat dan kooperatif menjadi tipe

Page 9: Modul Perubahan Sosial

masyarakat besar yang memiliki hubungan yang terspesialisasi dan impersonal.

Tonnies tidak yakin bahwa perubahan-perubahan tersebut selalu membawa

kemajuan. Bahkan dia melihat adanya fragmentasi sosial (perpecahan dalam

masyarakat), individu menjadi terasing, dan lemahnya ikatan sosial sebagai akibat

langsung dari perubahan sosial budaya ke arah individualisasi dan pencarian

kekuasaan. Gejala itu tampak jelas pada masyarakat perkotaan.

Teori ini masih belum memuaskan banyak pihak karena tidak mampu

menjelaskan jawaban terhadap pertanyaan mengapa masyarakat berubah. Teori ini

hanya menjelaskan bagaimana proses perubahan terjadi.

b. Teori Konflik (Conflict Theory)

Menurut teori ini, konflik berasal dari pertentangan kelas antara kelompok

tertindas dan kelompok penguasa sehingga akan mengarah pada perubahan sosial.

Teori ini berpedoman pada pemikiran Karl Marx yang menyebutkan bahwa

konflik kelas sosial merupakan sumber yang paling penting dan berpengaruh

dalam semua perubahan sosial. Ralf Dahrendorf berpendapat bahwa semua

perubahan sosial merupakan hasil dari konflik kelas di masyarakat. la yakin

bahwa konflik dan pertentangan selalu ada dalam setiap bagian masyarakat.

Menurut pandangannya, prinsip dasar teori konflik, yaitu konflik sosial dan

perubahan sosial, selalu melekat dalam struktur masyarakat.

c. Teori Fungsionalis (Functionalist Theory)

Teori fungsionalis berusaha melacak penyebab perubahan sosial sampai

ketidakpuasan masyarakat akan kondisi sosialnya yang secara pribadi

mempengaruhi mereka. Teori ini berhasil menjelaskan perubahan sosial yang

tingkatnya moderat.

Konsep kejutan budaya menurut William F. Ogburn berusaha menjelaskan

perubahan sosial dalam kerangka fungsionalis ini. Menurutnya, meskipun unsur-

unsur masyarakat saling berhubungan satu sama lain, beberapa unsurnya bisa saja

berubah dengan sangat cepat sementara unsur lainnya tidak secepat itu sehingga

'tertinggal di belakang'. Ketertinggalan itu menjadikan kesenjangan sosial dan

budaya antara unsur-unsur yang berubah sangat cepat dan unsur yang berubah

Page 10: Modul Perubahan Sosial

lambat. Kesenjangan ini akan menyebabkan adanya kejutan sosial dan budaya

pada masyarakat.

Ogburn menyebutkan perubahan teknologi biasanya lebih cepat daripada

perubahan budaya nonmaterial seperti kepercayaan, norma, nilai-nilai yang

mengatur masyarakat sehari-hari. Karena itu, dia berpendapat bahwa perubahan

teknologi seringkali menghasilhn kejutan budaya yang pada gilirannya akan

memunculkan pola-pola perilaku yang baru, meskipun terjadi konflik dengan

nilai-nilai tradisional. Contoh: Ketika alat-alat kontrasepsi pertama kali

diluncurkan untuk mengendalikan jumlah penduduk dalam program keluarga

berencana (KB), banyak pihak menentang program itu karena bertentangan

dengan nilai-nilai agama serta norma yang berlaku di masyarakat pada waktu itu.

Namun, lambat laun masyarakat mulai menerima dan menerapkan kehadiran

teknologi baru tersebut karena bermanfaat untuk mencegah pertumbuhan

penduduk yang tak terkendali.

d. Teori Siklus (Cyclical Theory)

Teori ini mempunyai perspektif (sudut pandang) yang menarik dalam

melihat perubahan sosial karena beranggapan babwa perubahan sosial tidak dapat

dikendalikan sepenuhnya oleh siapapun, bahkan orang-orang ahli sekalipun.

Dalam setiap masyarakat terdapat siklus yang harus diikutinya. Kebangkitan dan

kemunduran suatu peradaban {budaya) tidak dapat dielakkan, dan tidak

selamanya perubahan sosial membawa kebaikan.

Oswald Spengler mengemukakan teorinya bahwa setiap masyarakat berkembang

melalui empat tahap perkembangan seperti pertumbuban manusia, yaitu: masa

kanak-kanak, remaja, dewasa, dan tua. la merasa bahwa masyarakat barat telah

mencapai masa kejayaannya pada masa dewasa, yaitu selama zaman pencerahan

(renaissance) abad ke-18. Sejak saat itu tidak terelakan lagi peradaban barat mulai

mengalami kemunduran menuju ke masa tua. Tidak ada yang dapat menghentikan

proses ini. Seperti yang terjadi pada peradaban Babilonia, Mesir, Yunani, dan

Romawi yang terus mengalami kemunduran hingga akhirnya runtuh.

Teori-teori yang berkaitan dengan arah perubahan sosial telah diringkas

Moore dalam bentuk diagram-diagram sederhana, sebagai berikut:

Page 11: Modul Perubahan Sosial

Agar Anda lebih memahami uraian di atas, cobalah untuk mengerjakan tugas dan latihan di bawah ini!

PERA

DABA

N

WAKTU

(1)Evolusi rektilinier yang sederhana

TAHA

P PE

RADA

BAN

WAKTU

(2)Evolusi melalui

tahap-tahap

PERA

DABA

N

WAKTU

(3)Evolusi yang terjadi denganTahap kelajuan yg tdk serasi

TAHA

P PE

RADA

BAN

WAKTU

(4)Evolusi menurut siklus-siklus tertentu dengan kemunduran-kemunduran jangka pendek

PERT

UMBU

HAN

KEBU

DAYA

AN

WAKTU

(5)Evolusi bercabang yang

mewujudkan pertumbuhan dan kebhinekaan

TIPE

-TIP

E PE

RADA

BAN

WAKTU

(6)siklus-siklus yang tidak

mempunyai kecenderungan-kecenderungan

PERA

DABA

N

WAKTU

(7)Pertumbuhan logistik yang digambarkan oleh populasi

ANG

KA K

EMAT

IAN

WAKTU

(8)Pertumbuhan logistik terbalik yang tergambar dari angka

kematian

PENE

MUA

N-PE

NEM

UAN

WAKTU

(9)Pertumbuhan eksponensial

yang tergambar dari penemuan-penemuan baru

PERA

DABA

N

WAKTU

(10)Primitivisme

Page 12: Modul Perubahan Sosial

TUGAS

LATIHAN

RANGKUMAN

TES FORMATIF 1

BALIKAN DAN TINDAK LANJUT

Page 13: Modul Perubahan Sosial

Kegiatan Belajar 2:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHIPERUBAHAN SOSIAL

Terjadinya perubahan sosial dilakukan masyarakat bersumber dari

masyarakat itu sendiri dan dari luar. Walaupun perubahan sosial dipengaruhi oleh

bebe-rapa faktor yang berasal dari luar, tetapi masyarakatlah yang akan

melaksanakan perubahan. Karena itu, perubahan sosial dapat terjadi karena

adanya faktor yang saling mempengaruhi baik dari masyarakat sendiri maupun

dari masyarakat lain. Dengan demikian, masyarakatlah yang menerima dan

melaksanakan perubahan.

Masyarakat secara sadar mengetahui perubahan yang terjadi dalam

kehidupannya. Misalnya, masuknya listrik ke pedesaan mempengaruhi

perkembangan industri, seperti : kerajinan akan bertambah maju karena produksi

dapat dilakukan pada malam hari. Masuknya televisi ke desa (yang dapat

menangkap siaran TV swasta) menyebabkan orang desa menikmati hiburan setiap

malam, dll.. Akibat-nya masuknya listrik ke pedesaan membawa perubahan besar

dalam tata kehi-dupan penduduknya yang meliputi peningkatan industri pedesaan,

kepuasaan menikmati hiburan setiap malam, informasi iklan dll. Tetapi dengan

adanya listrik masuk desa secara tidak sadar akan membawa perubahan-perubahan

yang justru dapat merugikan mereka. Misalnya, tayangan iklan di tv swasta akan

mempengaruhi pola konsumtif penduduk desa yang selalu ingin mencoba

membelinya. Persaingan dalam mode pakaian, kebutuhan yang terus meningkat,

kebrutalan dan cara-cara melakukan kejahatan seperti pada tayangan film

mempengaruhi pemuda desa untuk menirunya, juga kegemaran akan musik yang

berasal dari barat, dll.

Berikut ini beberapa faktor perubahan yang bersumber dari masyarakat itu

sendiri dan dari luar masyarakat atau dari masyarakat lain, yaitu :

1. Perubahan kependudukan

Jumlah Penduduk yang terus meningkat akan menambah kebutuhan akan

beberapa fasilitas yang mendukung kehidupan mereka, seperti fasilitas

Page 14: Modul Perubahan Sosial

pendidikan, kesehatan, lapangan kerja dll. Apabila jumlah anak dalam keluarga

cukup besar, maka hak atas warisan akan semakin berkurang, karena terbagi

berdasarkan jumlah anak. Akibatnya pemilikan tanah di pedesaan akan semakin

berkurang. Penduduk yang terus bertambah memerlukan lapangan-lapangan kerja

baru, sedangkan di desa lapangan kerja yang utama hanya di bidang pertanian.

Karena desa tidak mampu menyediakan lapangan kerja baru, dan sumberdaya

alam pedesaan yang terbatas tidak mampu menampung tenaga kerja, maka

penduduk banyak yang mengadu nasib untuk bekerja di kota.

2. Penemuan-penemuan baru

Penemuan baru merupakan proses sosial dan kebudayaan yang terjadi dalam

jangka waktu yang relatif cepat disebut inovasi atau innovation. Penemuan

tersebut kemudian memiliki guna dan manfaat bagi masyarakat, sehingga tata

kehidupan masyarakat mengalami perubahan. Di samping inovasi terdapat pula

discovery yang artinya, penemuan dari unsur-unsur kebudayaan yang baru. Baik

berupa alat baru atau berupa ide baru atau suatu rangkaian ciptaan-ciptaan dari

warga masyarakat. Discovery merupakan pengembangan dari penemuan yang

sudah ada kemudian disempurnakan. Apabila hasil penyempurnaan atau

pengembangan penemuan tersebut (discovery) diakui manfaatnya oleh

masyarakat, maka dinamakan invention. Berikut ini contoh dari inovasi, discovery

dan invention, yaitu : Ditemukannya mesin cetak membawa perubahan bagi

masyarakat, terutama dalam hal penggandaan buku-buku ilmu pengetahuan. Hal

itu menyebabkan juga masyarakat mengetahui akan kebenaran-kebenaran ilmiah

dan mengetahui hal-hal yang sebelumnya tidak dikenal, penemuan tersebut

dinamakan inovasi. Tetapi alat cetak tersebut sifatnya kaku, karena huruf yang ada

pada mesin cetak tidak dapat diubah-ubah yaitu satu lempengan untuk satu

halaman, maka orang menemukan kembali alat pencetak yang hurupnya dapat

diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan agar pencetakan dapat lebih diperbanyak

lagi, hal itu disebut discovery. Tetapi penemuan yang sudah ada dikombinasikan

dengan berbagai alat bantu, sehingga mempermudah pencetakan-pencetakan

berbagai buku, surat khabar dll. Alat percetakan ini tidak hanya digunakan oleh

Page 15: Modul Perubahan Sosial

penemunya melainkan dipasarkan ke berbagai tempat karena masyarakat

mengetahui manfaat dari alat tersebut, maka proses ini dinamakan invention atau

invensi.

Apabila kita amati perkembangan penemuan baru, tampaknya ada

pendorong bagi masyarakat atau individu untuk menyempurnakannya agar

penggunaan penemuan tersebut menjadi lebih mudah dan bermanfaat, sehingga

akan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain.

3. Pertentangan (konflik)

Pertentangan dalam masyarakat dapat menimbulkan perubahan sosial.

Pertentangan dapat terjadi antara kelompok tua yang konservatif dengan

kelompok pemuda yang dinamis. Pertentangan ini sering terjadi pada masyarakat

yang sedang berkembang dan masyarakat tradisional yang sedang menuju

masyarakat modern yang lebih kompleks. Pertentangan selain terjadi antar

kelompok juga dapat terjadi antara individu dengan kelompok. Misalnya, seorang

membawa nilai-nilai baru mengenai penundaan usia perkawinan pada masyarakat

tradisional yang sering melaksanakan perkawinan usia muda. Tentu saja

gagasannya akan ditentang, karena masyarakat merasa nilai yang ada sudah

mapan sehingga tidak perlu diubah. Usaha agar masyarakat meneri-ma nilai

tersebut memerlukan waktu yang lama. Karena kesadaran akan penun-daan

perkawinan umumnya tergantung pada tingkat pendidikan di masyarakat. Apabila

tingkat pendidikan di masyarakat tinggi maka usia perkawinan dilakukan setelah

anak menyelesaikan sekolah lanjutan (minimal SLA).

4. Terjadinya pemberontakan atau revolusi dalam tubuh masyarakat itu

sendiri

Pemberontakan yang terjadi di masyarakat, baru-baru ini dapat kita ketahui

melalui surat khabar, radio atau televisi akan membawa perubahan-perubahan

politik di negara bersangkutan, seperti yang terjadi di Srilangka pemberontakan

dilakukan oleh Suku Tamil, pemberontakan di India dilakukan di daerah Kashmir,

pernyataan kemerdekaan secara sepihak oleh masyarakat Chechnya

mengakibatkan Rusia berusaha menumpas pemberontakan tsb.

Page 16: Modul Perubahan Sosial

5. Perubahan yang diakibatkan oleh lingkungan fisik

Gejala yang terjadi di lingkungan alam dapat menyebabkan perubahan

sosial. Misalnya, gempabumi terjadi di berbagai wilayah Indonesia seperti di

Majalengka Jawa Barat, Maumere Nusa Tenggara Timur, Banyuwangi Jawa

Timur, Liwa Lampung, Kerinci di Jambi dan lain-lain. Akibat yang ditimbulkan

gempabumi tersebut menyebabkan masyarakat banyak yang kehilangan harta

benda dan keluarga, sehingga mereka diliputi rasa kesedihan, hidup tak menentu,

bantuan tak kunjung datang dll, akibatnya banyak diantara mereka yang merasa

kecewa dengan situasi yang ada. Keadaan yang demikian memaksa masyarakat

membentuk kehidupan kembali melalui lembaga atau organisasi sosial yang baru,

karena kehidupan lama telah rusak atau hilang. Perubahan yang terjadi dalam

kehidupan seperti perubahan mata pencaharian, perubahan keluarga, perubahan

kekayaan dll. Bencara alam ini dapat juga disebabkan oleh faktor yang lain seperti

meletusnya gunung Merapi di Jawa Tengah, kebakaran hutan di Kalimantan dan

Sumatera dll.

6. Peperangan

Peperangan yang terjadi di suatu negara dengan negara lain menyebabkan

terjadinya perubahan, karena kehancuran akibat perang seperti hancurnya harta

benda, anggota keluarga hilang kelaparan, dll. Bagi negara yang kalah perang

akan tunduk dengan menerima ideologi dan kebudayan dari pihak pemenang.

7. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain

Pengaruh kebudayaan dari masyarakat lain terutama kebudayaan barat,

berasal dari film, televisi radio, surat khabar dan media komunikasi lainnya.

Pengaruh media komunikasi tersebut, memberikan peniruan gaya hidup

masyarakat Barat yang tidak sesuai dengan gara hidup masyarakat Indonesia.

Tetapi ada pula pengaruh luar yang disebabkan pendidikan, terutama pendidikan

tinggi atau mereka Penerima beasiswa belajar di luar-negeri yang memberikan

teori dan pandangan Barat sehingga banyak ahli di Indonesia yang berpikiran

Barat.

Page 17: Modul Perubahan Sosial

Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sosial merupakan faktor yang

berpengaruh, tetapi terdapat juga faktor-faktor yang mendorong atau menghambat

terjadinya proses perubahan sosial. Berikut ini beberapa faktor pendorong

terjadinya proses perubahan sosial, antar lain:

a. Kontak

Adanya interaksi dengan masyarakat di luar masyarakatnya sendiri akan

menimbulkan komunikasi yang saling mempengaruhi, akibatnya terjadi

penyebaran atau difusi suatu gagasan atau teknologi dari suatu masyarakat

kemasyarakat yang lain, yang dilakukan baik secara perorangan maupun

kelompok. Penyebaran unsur-unsur kebudayaan merupakan difusi dari

penemuan baru dapat juga dalam bentuk penyebaran informasi, teknologi atau

manfaat dari suatu lembaga masyarakat seperti KUD.

b. Difusi Intra Masyarakat

Proses penyebaran suatu gagasan atau hasil dari proses (produksi) dari dalam

masyarakat itu sendiri, kemudian dimanfaatkan oleh masyarakat bersangkutan.

c. Difusi inter masyarakat

Penyebaran unsur-unsur baru di masyarakat pengaruh dari masyarakat lain.

Misalnya, adanya proyek percontohan di masyarakat petani dengan menerap-

kan sistem diversifikasi tanaman. Adanya sistem rotasi tanaman yang tidak

hanya satu jenis tanaman saja setiap musim berpengaruh terhadap kondisi

kesuburan tanah dan hasil yang dicapai sekarang dapat melebihi hasil

sebelumnya, kemudian harga dasar tanaman pertanian jatuh di pasaran akibat

panen melimpah, dengan adanya diversivikasi tanaman ini harga dapat

dipertahankan sehingga memberi keuntungan bagi petani. Dengan adanya,

proyek ini diharapkan petani-petani dari daerah lain mencontohnya yang

berarti diharapkan terjadinya difusi antar masyarakat.

d. Sistem pendidikan yang maju

Kemajuan suatu bangsa atau masyarakat dilihat dari sistem pendidikan

sekolah yang dilaksanakannya. Perkembangan jaman akan membutuhkan

sumberdaya manusia yang berkualitas, tidak lain dipenuhi melalui pendidikan.

Semakin berkembangnya pendidikan, maka mendorong terjadi perubahan

Page 18: Modul Perubahan Sosial

sosial, karena pendidikan menyebabkan orang banyak mengetahui tentang

ilmu pengetahuan dan mengetahui perkembangan-perkembangan yang terjadi

pada kehidupan masyarakat lain baik yang maju maupun masih berkembang.

Bagi masyarakat yang sedang berkembang akan selalu berusaha untuk sejajar

dengan masyarakat yang maju, hal ini dapat dilakukan melalui pendidikan

sekolah.

e. Sikap

Masyarakat atau orang yang memiliki keinginan untuk maju, akan menghargai

karya yang dihasilkan oleh masyarakat atau orang lain. Apabila sikap tersebut

telah tertanam, maka akan mendorong untuk mengadakan penemuan-penemu-

an baru atau berusaha untuk membuat karya yang bermanfaat bagi masyara-

kat. Misalnya, pemerintah memberikan penghargaan Kalpataru terhadap orang

yang berjasa dalam bidang lingkungan hidup; LIPI menyelenggarakan lomba

karya ilmiah remaja sebagai awal dari usaha penemuan baru di kalangan

remaja; setiap pengajar di perguruan tinggi wajib melakukan penelitian

sebagai perwujudan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi (Penelitian,

Pengabdian dan Pengajaran). Adanya penelitian dan penemuan unsur-unsur

baru merupakan sikap kepedulian terhadap masyarakat dan sebagai usaha

mempersiapkan dan mengisi pembangunan nasional.

f. Toleransi

Masyarakat tidak kaku dalam menghadapi norma-norma sosial yang berlaku,

terutama norma yang tidak tertulis. Apabila di masyarakat terjadi perilaku

menyimpang seperti sering melakukan protes terhadap kebijaksanaan yang

dikeluarkan oleh tokoh atau orangtua, hal itu bukan berarti yang bersangkutan

melanggar norma, tetapi perilaku tersebut merupakan pemikiran ke arah

perbaikan kehidupan. Masyarakat akan lebih baik membiarkan atau

menanggapinya, karena cara demikian merupakan toleransi terhadap pendapat

orang lain.

g. Sistem stratifikasi sosial terbuka

Page 19: Modul Perubahan Sosial

Masyarakat yang memiliki stratifikasi (lapisan) sosial terbuka memungkinkan

terjadinya mobilitas (perpindahan) sosial antar lapisan. Seseorang yang berada

pada lapisan yang paling bawah dapat berpindah ke lapisan yang lebih atas,

apabila yang bersangkutan berusaha dan kerja keras untuk mencapainya.

h. Penduduk yang heterogen

Penduduk Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa, ras, agama,

budaya dll., merupakan masyarakat heterogen atau disebut juga masyarakat

majemuk. Diantara mereka saja ada yang merasa lebih tinggi dibandingkan

dengan yang lain, sehingga hal ini mudah menjadi konflik yang dapat

mengakibatkan munculnya masalah sosial atau kegoncangan masyarakat.

Keadaan yang demikian, akan terjadi perubahan-perubahan, terutama dalam

rangka mencapai suatu integrasi yang dapat diterima berbagai pihak.

i. Ketidakpuasan terhadap kondisi kehidupan

Masyarakat yang tidak puas dengan keadaan sosial, akibat adanya tekanan dari

pihak lain atau kekecewaan, maka masyarakat ingin ada perubahan agar lepas

dari penderitaan yang telah lama.

j. Orientasi ke masa depan

Masa depan merupakan tumpuan harapan, masa sekarang merupakan masa

berusaha. Masa lalu yang penuh dengan kebahagian jangan dijadikan

harapan untuk masa depan apabila tidak diusahakan dengan kerja keras,

karena hanya akan menjadikan angan-angan yang tidak akan pernah menjadi

kenyataan, tetapi masa lalu sebagai pengalaman untuk diperbaiki di masa

sekarang, dan masa depan memetik hasilnya.

k. Nilai yang menyatakan bahwa manusia harus berusaha memperbaiki

nasibnya

Hidup ini tidak semata-mata ditentukan oleh yang Maha Kuasa, melainkan

hasil usaha yang dicapai manusia itu sendiri. Agar manusia dapat mengubah

nasibnya maka manusia harus berusaha untuk mencapainya. Setiap perubahan

yang diinginkan dapat dicapai dengan jalan usaha, tetapi besar kecilnya hasil

tergantung pada kemampuan manusia itu sendiri.

l. Disorganisasi keluarga

Page 20: Modul Perubahan Sosial

Kehidupan keluarga yang sering terjadi percekcokan atau konflik di antara

anggotanya, menyebabkan keharmonisan dan keutuhan menjadi berkurang,

sehingga anak menjadi korban dan mencari pelarian di luar kehidupan kelu-

arga, bahkan anak memiliki perilaku menyimpang sebagai rasa kesalan, kece-

wa, atau tidak puas tinggal di rumah dengan melampiaskannya di dalam per-

gaulan yang negatif. Disorganisasi keluarga beru-pa, konflik orangtua, konflik

antar anggota keluarga, anak remaja menjadi menyimpang, merupakan jalan

ke arah perubahan, karena diantara mereka satu sama lain sudah tidak ada

kecocokan lagi, maka keluarga tersebut menjadi pecah.

m. Sikap mudah menerima hal-hal yang baru

Barang-barang penemuan baru yang didapat seseorang merupakan langkah ke

arah perubahan, karena yang bersangkutan harus menyesuaikan diri dengan

situasi, kondisi atau barang yang diterimanya. Keadaan tersebut merupakan

perubahan hasil adaptasi terhadap lingkungan dan barang baru yang

dimilikinya. Misalnya, seseorang yang baru saja memiliki rumah, mobil

mewah, maka harus menyesuaikan, jangan bertindak seolah-olah seperti

pembantu. Contoh lainnya yaitu orang yang selalu mengikuti perkembangan

mode, menyebabkan yang bersangkutan selalu mengalami perubahan.

Dorongan terjadinya perubahan sosial senantiasa terdapat di setiap

kehidupan, terutama ditunjang oleh keinginan untuk berubah. Walaupun terdapat

beberapa faktor pendorong, maka terdapat pula beberapa faktor yang menghambat

atau menghalangi terjadinya perubahan sosial. Adapun Faktor penghambat atau

yang menghalangi terjadinya perubahan sosial, antara lain:

a. Kurangnya hubungan dengan masyarakat yang lain

Akibat kurangnya hubungan dengan masyarakat di luar kehidupannya, maka

informasi atau perkembangan yang terjadi mungkin sebagai penunjang

pembangunan masyarakat tidak dapat diterima

b. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat

Latar belakang pendidikan masyarakat yang rendah, menyebabkan ilmu

pengetahuan modern tidak dimiliki masyarakat, akibatnya masyarakat tidak

mengalami kemajuan. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat

Page 21: Modul Perubahan Sosial

disebabkan masyarakat itu sendiri, karena merasa cukup dengan pengetahuan

yang dimilikinya, sehingga masyarakat tidak siap menerima perubahan.

c. Sikap masyarakat yang tradisional

Sikap masyarakat ini lebih mengagung-agung masa lampau, karena masa

tersebut sebagai masa yang penuh keemasan, sehingga tradisi yang berlaku

sebagai warisan masa lampau tidak dapat dirubah dan harus dilestarikan. Hal

ini jelas sekali menghambat perubahan, apalagi kelompok orangtua yang

konservatif tetap bertahan dalam kepemimpinan masyarakat.

d. Vested interests atau kepentingan-kepentingan yang tertanam kuat sekali

Setiap masyarakat memiliki stratifikasi sosial masing-masing yang tergantung

pada kedudukan setiap orang yang memiliki peranan dan pengaruh dalam

masyarakat. Orang yang berpengaruh akan memiliki kedudukan tinggi, agar

kedudukannya tetap bertahan, maka setiap perubahan yang masuk ke akan

ditolaknya dengan berbagai alasan.

e. Rasa takut akan terjadinya desintegrasi

Perubahan yang terjadi dalam kehidupan dianggap mengganggu tatanan sosial

yang telah berjalan, karena masuknya unsur perubahan dari luar akan menggo-

yahkan pola-pola kehidupan yang akhirnya masyarakat tidak mempercayai

pemimpin mereka, bahkan akan meninggalkan tradisi yang telah lama dianut.

f. Sikap yang tertutup

Unsur-unsur perubahan yang datangnya dari luar dianggap berbahaya,

masyarakat yang demikian umumnya masyarakat yang telah dijajah oleh

bangsa lain seperti dari Eropa, sehingga setiap unsur-unsur yang berbau Eropa

akan ditolak dan dianggap tidak sesuai dengan kepribadian masyarakat. Hal

ini sebagai kekhawatiran bahwa masyarakat akan dijajah kembali dalam

bentuk lain seperti ekonomi, ideologi, politik ,budaya dll.

g. Hambatan yang bersifat ideologis

Setiap unsur perubahan yang berhubungan dengan kepercayaan atau

keyakinan masyarakat akan ditolak, karena dianggap berlawanan dengan

ideologi mereka. Misalnya, masyarakat percaya bahwa pembangunan sebuah

jembatan harus diadakan selamatan terlebih dahulu, tetapi perencana proyek

Page 22: Modul Perubahan Sosial

pembangunan tidak percaya akan hal itu, maka perencana akan ditolak

keberadaannya, karena masyarakat percaya bahwa pembangunan proyek

apabila dilaksanakan tanpa melakukan selamatan akan menyebabkan banyak

memakan korban, tertama warga masyarakat sendiri.

h. Adat atau kebiasaan

Adat atau keyakinan masyarakat terhadap norma-norma yang berlaku turun

temurun, merupakan pegangan hidup yang harus tetap berlaku dan dijalankan.

Kebiasaan-kebiasaan yang turun-temurun merupakan suatu hal yang sulit

diubah walaupun dengan memberikan pengertian mendalam terhadap

masyara-kat, tetapi masyarakat tidak mau mengubahnya, karena takut

membawa bencana atau berkurangnya keberuntungan yang ada dalam

kehidupan mereka. Masyarakat yang memegang teguh adat istiadat lama

umumnya hidup dan bertahan pada masyarakat tradisional.

i. Hakekat hidup

Apabila masyarakat yang berkeyakinan bahwa hidup ini buruk, atau mereka

yakin bahwa baik-buruknya kehidupan ini ada yang mengatur. Kebetulan

kehidupan yang dijalani oleh sebagian masyarakat itu buruk, yang senantiasa

berada pada kemiskinan yang terus menerus, sehingga apapun yang diperbuat

masyarakat akan tetap miskin. Apalagi hal ini melihat bukti di masyarakat

bahwa lulusan SLA atau yang lebih tinggi tidak mendapatkan pekerjaan,

malahan tetap di rumah membantu orangtuanya, maka hal itu dijadikan contoh

dengan jalan tidak menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi,

karena tetap saja tidak dapat mengangkat kehidupan keluarga. Mentalitas yang

demikian merupakan mentalitas fatalistik yang sulit untuk diubah selama

mereka tidak menyadari akan pentingnya usaha untuk memperbaiki nasib.

Dorongan terjadinya perubahan dan penghambat perubahan senantiasa ada

di setiap masyarakat, hanya saja tergantung besar kecilnya kekuatan dalam

menanggapi perubahan tersebut. Apabila dorongan lebih kuat daripada hambatan

maka perubahan sosial akan terjadi, tetapi apabila hambatan lebih kuat daripada

dorongan maka perubahan terhambat atau tidak terjadi.

Page 23: Modul Perubahan Sosial

Agar Anda lebih memahami uraian di atas, cobalah untuk mengerjakan tugas dan latihan di bawah ini!

TUGAS

LATIHAN

RANGKUMAN

TES FORMATIF 2

BALIKAN DAN TINDAK LANJUT

Page 24: Modul Perubahan Sosial

Kegiatan Belajar 3:

PROSES PERUBAHAN SOSIAL

Perubahan sosial merupakan suatu proses yang akan selalu terjadi dalam

setiap kehidupan. Suatu proses perubahan sosial dalam bidang kehidupan tertentu

tidak mungkin berhenti pada satu titik, karena perubahan di bidang lain akan

segera mengikutinya. Ini disebabkan karena struktur lembaga-lembaga

kemasyarakatan sifatnya saling terjalin. Misalnya, apabila suatu negara mengubah

undang-undang atau bentuk pemerintahannya, maka perubahan yang kemudian

terjadi tidak hanya terbatas pada lembaga-lembaga politik saja.

Dewasa ini,proses-proses perubahan sosial dapat diketahui dari adanya ciri-

ciri tertentu antaralain:

1) Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya, karena setiap

masyarakat mengalami perubahan yang terjadi secara lambat atau secara

cepat.

2) Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu, akan diikuti

dengan perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya. Karena

lembaga-lembaga sosial tadi sifatnya interdependen, maka sulit sekali untuk

mengisolasi perubahan pada lembaga-lembaga sosial tertentu saja. Proses awal

dan proses-proses selanjutnya merupakan suatu mata rantai.

3) Perubahan-perubahan sosial yang cepat biasanya mengakibatkan disorganisasi

yang bersifat sementara karena berada di dalam proses penyesuaian diri.

Disorganisasi akan diikuti oleh suatu reorganisasi yang mencakup pemantapan

kaidah-kaidah dan nilai-nilai lain yang baru.

4) Perubahan-perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau bidang

spiritual saja, karena kedua bidang tersebut mempunyai kaitan timbal balik

yang sangat kuat.

Berdasarkan beberapa hal tersebut, maka proses-proses perubahan sosial

menyangkut penyesuaian masyarakat terhadap perubahan, saluran-saluran

perubahan, disorganisasi dan reorganisasi, sebagai berikut.

Page 25: Modul Perubahan Sosial

1. Penyesuaian Masyarakat Terhadap Perubahan

Keserasian atau harmoni dalam masyarakat (social equilibrium) merupakan

keadaan yang diidam-idamkan setiap masyarakat. Dengan keserasian masyarakat

dimaksudkan sebagai suatu keadaan di mana lembaga-lembaga kemasyarakatan

yang pokok benar-benar berfungsi dan saling mengisi. Dalam keadaan demikian,

individu secara psikologis merasakan akan adanya ketentraman, karena tidak

adanya pertentangan dalam norma-norma dan nilai-nilai. Setiap kali terjadi

gangguan terhadap keadaan keserasian, maka masyarakat dapat menolaknya atau

mengubah susunan lembaga-lembaga kemasyarakatannya dengan maksud

menerima unsur yang baru. Akan tetapi, kadangkala unsur yang baru dipaksakan

masuknya oleh suatu kekuatan. Apabila masyarakat tidak dapat menolaknya

karena unsur baru tersebut tidak menimbulkan kegoncangan, pengaruhnya tetap

ada, akan tetapi sifatnya dangkal dan hanya terbatas pada bentuk luarnya. Norma-

norma dan nilai-nilai sosial tidak akan terpengaruh olehnya dan dapat berfungsi

secara wajar.

Adakalanya unsur-unsur baru dan lama yang bertentangan secara bersamaan

mempengaruhi norma-norma dan nilai-nilai yang kemudian berpengaruh pula

pada warga masyarakat. Itu berarti ada gangguan yang kontinu terhadap

keserasian masyarakat. Keadaan tersebut berarti bahwa ketegangan-ketegangan

serta kekecewaan di antara para warga tidak mempunyai saluran pemecahan.

Apabila ketidakserasian dpat dipulihkan kembali setelah terjadi suatu perubahan,

maka keadaan tersebut dinamakan penyesuaian (adjustment). Bila sebaliknya

yang terjadi maka dinamakan ketidak penyesuaian sosial (maladjustment) yang

mungkin mengakibatkan terjadinya anomie.

Suatu perbedaan dapat diadakan antara penyesuaian dari lembaga-lembaga

kemasyarakatan dan penyesuaian dari individu yang ada dalam masyarakat

tersebut. Yang pertama menunjuk pada keadaan, di mana masyarakat berhasil

menyesuaikan lembaga-lembaga kemasyarakatan dengan keadaan yang

mengalami perubahan sosial dan kebudayaan. Sedang yang kedua menunjuk pada

usaha-usaha individu untuk menyesuaikan diri dengan lembaga-lembaga

kemasyarakatan yang telah diubah atau diganti, agar terhindar dari disorganisasi

Page 26: Modul Perubahan Sosial

psikologis. Dikenalnya kehidupan dan praktek ekonomi yang berasal dari Barat

menyebabkan semakin pentingnya peranan keluarga batih sebagai lembaga

produksi dan konsumsi. Peranan keluarga-keluarga besar atau masyarakat hukum

adat semakin berkurang. Kesatuan-kesatuan kekeluargaan besar atas dasar ikatan

atau kesatuan wilayah tempat tinggal terpecah menjadi kesatuan-kesatuan kecil.

Misalnya di Minangkabau, di mana menurut tradisi wanita mempunyai kedudukan

penting karena garius keturunan yang matrilineal, terlihat adanya suatu

kecenderungan di mana hubungan antara anggota keluarga batih lebih erat.

Hubungan antara anak-anak dengan ayahnya yang semula diangap tidak

mempunyai kekuasaan apa-apa terhadap anak-anak sebah ayah dianggap sebagai

orang luar, cenderung menguat. Pendidikan anak-anak yang sebelumnya

dilakukan oleh keluarga ibu diserahkan kepada ayah. Individu, agar tidak

mengalami tekanan-tekanan psikologis, harus menyesuaikan diri dengan

perubahan-perubahan yang terjadi.

2. Saluran-Saluran Perubahan Sosial

Saluran-saluran perubahan sosial merupakan saluran-saluran yang dilalui

oleh suatu proses perubahan. Umumnya saluran-saluran tersebut adalah lembaga-

lembaga kemasyarakatan dalam bidang pemerintahan, ekonomi, pendidikan,

agama, rekreasi, dan seterusnya. Lembaga kemasyarakatan mana yang menjadi

titik tolak, tergantung pada fokus kebudayaan masyarakat pada suatu masa yang

tertentu.

Lembaga kemasyarakatan yang pada suatu waktu mendapatkan penilaian

tertinggi dari masyarakat cenderung untuk menjadi saluran utama perubahan

sosial. Perubahan lembaga kemasyarakatan tersebut akan membawa akibat pada

lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya, karena lembaga-lembaga tersebut

merupakan suatu sistem yang terintegrasi. Apabila lembaga-lembaga

kemasyarakatan sebagai suatu sistem sosial digambarkan, maka coraknya adalah

sebagai berikut:

Page 27: Modul Perubahan Sosial

Lembaga-lembaga kemasyarakatan tersebut di atas merupakan suatu

struktur apabila mencakup hubungan antara lembaga-lembaga kemasyarakatan

yang mempunyai pola-pola tertentu dan keserasian tertentu. Sebagai contoh,

misalnya, pada tanggal 17 Agustus 1945, di saat Proklasmasi Kemerdekaan

Republik Indonesia, maka pertama kali terjadinya perubahan pada struktur

pemerintahan, dari jajahan menjadi negara yang merdeka dan berdaulat. Hal ini

menjalar ke lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya. Mislanya dalam bidang

pendidikan, tidak ada lagi diskriminasi antara golongan-golongan, seperti

halnyapada zaman penjajahan. Setiap orang boleh memilih pendidikan macam apa

yang disukai. Perubahan tersebut berpengaruh pada sikap dan pola perilaku serta

nilai-nilai masyarakat Indonesia. Dengan singkat dapatlah dikatakan bahwa

saluran tersebut berfungsi agar sesuatu perubahan dikenal, diterima, diakui, serta

dipergunakan oleh khalayak ramai, atau mengalamai proses institutionalization

(pelembagaan).

3. Disintegrasi dan Reintegrasi

Perubahan sosial dapat mengakibatkan terjadinya proses desintegrasi atau

perpecahan. Desintegrasi ini disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Soekanto

desintegrasi disebut juga disorganisasi, yaitu suatu proses pudarnya norma-norma

dan nilai-nilai dalam masyarakat, yang disebabkan karena perubahan-perubahan

yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan. Proses perubahan sosial

akan menyebabkan nilai dan norma masyarakat menjadi tergeser atau berubah.

Dengan demikian, maka gejala-gejala disorganisasi dan desintegrasi pada awalnya

dimulai dari,

ORGANISASI POLITIK

ORGANISASI EKONOMI

ORGANISASI HUKUMORGANISASI PENDIDIKAN

ORGANISASI KEAGAMAAN

Page 28: Modul Perubahan Sosial

1) Tidak ada lagi kesepakatan anggota kelompok mengenai tujuan sosial yang

hendak dicapai yang semula menjadi pegangan kelompok tersebut;

2) Norma-norma sosial tidak lagi membantu anggota masyarakat dalam

mencapai tujuan yang disepakati;

3) Norma-norma dalam kelompok yang dihayati oleh setiap anggota dianggap

tidak sesuai lagi;

4) Sanksi sudah lemah, bahkan sudah tidak dilaksanakan secara konsekuen,

misalnya sanksi yang dikenakan pada orang yang melanggar norma dianggap

sudah tidak berlaku;

5) Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh setiap warga masyarakat sudah

bertentangan dengan norma-norma masyarakat.

Desintegrasi atau disorganisasi, merupakan proses pembentukan nilai-nilai

baru, baik yang akan mengurangi ikatan masyarakat, maupun integrasi

masyarakat, yang pada akhirnya tergantung pada keinginan masyarakat itu sendiri.

Maka adanya desintegrasi dalam kehidupan bermasyarakat harus diimbangi

dengan reintegrasi yang bertujuan untuk mengembalikan kepada keadaan yang

diinginkan sesuai dengan tujuan persatuan dan keutuhan masyarakat. Menurut

Soekanto, reintegrasi atau reorganisasi adalah proses pembentukan norma-norma

dan nilai-nilai baru untuk menyesuaikan diri dengan lembaga-lembaga kema-

syarakatan yang mengalami perubahan. Reintegrasi terlaksana apabila norma-

norma/nilai-nilai baru telah melembaga (institutionalized) dalam diri warga

masyarakat.

Pada dasarnya setiap perubahan bisa mengakibatkan terjadinya perbedaan

tanggapan atau penafsiran. Akibatnya, tidak sedikit terjadi reaksi terhadap

perubahan tersebut. Apabila perubahan tersebut untuk menumbuhkan kepentingan

kesatuan nasional, maka masyarakat pelu diberi pemahaman tentang reintegrasi

atau reorganisasi yang tepat. Seperti: (a) menanamkan kesadaran akan pentingnya

berbangsa dan bertanah air; (b) perundingan apabila terdapat pihak-pihak yang

melakukan reaksi keras (pergolakan); (c) melalui saluran hukum terhadap mereka

yang menyimpang; atau (d) menggunakan saluran militer untuk memadamkannya

apabila terjadi pergolakan mengarah pada pemberontakan. Kasus desintegrasi

Page 29: Modul Perubahan Sosial

yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa juga pernah beberapa kali

terjadi.

Perubahan sosial ditandai dengan semakin berkembangnya tingkat

pendidikan masyarakat, maka setiap kebijaksanaan dikeluarkan pemerintah tidak

selamanya diterima masyarakat. Kadangkala masyarakat menolak suatu

kebijaksanaan apabila dianggap merugikan atau terlalu memberatkan masyarakat.

Misalnya, kenaikan harga barang yang diakibatkan oleh harga naiknya BBM

(bahan bakar minyak). Penolakan dapat pula berupa protes dan demontrasi.

Seperti halnya yang dilakukan oleh karyawan di beberapa perusahaan yang

menuntut kenaikan UMP (Upah Minimum Propinsi) sesuai dengan kebijaksanaan

yang. Kadangkala aksi protes dan demonstrasi juga dilakukan oleh mahasiswa

terhadap pemerintah seperti yang terjadi pada tahun 1966 dan reformasi tahun

1998

Desintegrasi sosial yang terjadi mempunyai kekuatan yang merongrong atau

melemahkan kedudukan yang memiliki kekuasaan. Di Indonesia pernah terjadi

beberapa kali konflik atau pertentangan dengan kekuasaan pemerintahan. Hal

seperti itu terjadi sejak awal kemerdekaan sampai awal berdirinya orde baru,

bahkan pada masa reformasi setelah tahun 1998. Uraian berikut disusun

berdasarkan intensitas (besar-kecilnya) pertentangan itu sendiri antara lain:

1) Demonstrasi, ialah protes terhadap pemegang kekuasaan tanpa melalui

kekerasan. Protes dilakukan secara bersama-sama, umumnya terhadap

kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh pemerintah atau pimpinan perusahaan;

2) Kerusuhan (dapat juga disebut riot walaupun pengertiannya tidak tepat), ialah

hampir sama dengan demonstrasi atau protes. Perbedaannya kerusuhan

mengandung unsur kekerasan fisik dan biasanya diikuti dengan perusakan

terhadap barang-barang, penganiayaan terhadap orang yang tidak disenangi

atau terjadi bentrokan fisik dengan pihak pengendali kerusuhan (keamanan).

Kerusuhan umumnya ditandai oleh spontanitas terhadap suatu insiden atau

sebagai kelanjutan demontrasi. Akibatnya keadaan kelompok yang terlibat

menjadi kacau;

Page 30: Modul Perubahan Sosial

3) Serangan bersenjata (armed attack), ialah suatu tindakan kekerasan yang

dilakukan oleh atau untuk kepentingan suatu kelompok tertentu dengan

maksud melemahkan atau bahkan menghancurkan kekuasaan dari kelompok

lain. Serangan bersenjata ditandai dengan adanya pertumpahan darah,

pergulatan fisik (perkelahian atau pertempuran) atau perusakan barang-barang.

Serangan bersenjata terjadi pada kekerasan politik (pemberontakan),

kriminalitas, atau kelanjutan dari kerusuhan;

4) Kematian akibat kekerasan politik, hal ini terjadi sebagai akibat dari

pengendalian demonstrasi, kerusuhan atau serangan bersenjata.

Agar Anda lebih memahami uraian di atas, cobalah untuk mengerjakan tugas dan latihan di bawah ini!

TUGAS

LATIHAN

RANGKUMAN

TES FORMATIF 3

BALIKAN DAN TINDAK LANJUT

Page 31: Modul Perubahan Sosial

Kegiatan Belajar 4:

DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL

Adanya suatu perubahan dalam masyarakat akibat perubahan sosial tergan-

tung pada keadaan masyarakat itu sendiri yang mengalami perubahan. Dengan

kata lain, perubahan sosial yang terjadi tidak selamanya suatu kemajuan

(progress). Bahkan dapat pula mengakibatkan suatu kemunduran (regress)

masyarakat. Kecepatan perubahan tiap daerah berbeda-beda tergantung pada

dukungan dan kesiapan masyarakat untuk berubah. Perbedaan perubahan tersebut

dapat mengakibatkan munculnya kecemburuan sosial, yang harus dihindari.

Terdapat beberapa tanggapan masyarakat sebagai akibat dari perubahan

sosial yang menimbulkan suatu ketidakpuasan, penyimpangan masyarakat,

ketinggalan, atau ketidaktahuan adanya perubahan, yaitu :

1) Perubahan yang diterima masyarakat adakalanya tidak sesuai dengan

keinginan. Hal itu karena setiap orang memiliki gagasan mengenai perubahan

yang mereka anggap baik, sehingga perubahan yang terjadi dapat ditafsirkan

bermacam-macam, sesuai dengan nilai-nilai sosial yang mereka miliki;

2) Perubahan mengancam kepentingan yang sudah tetap. Hak istimewa yang

diterima dari masyarakat akan berkurang atau menghilang, sehingga

perubahan dianggapnya akan menggoncangkan berbagai aspek kehidupan.

Untuk mencegahnya, setiap perubahan harus dihindari dan ditentang, karena

tidak sesuai kepentingan kelompok masyarakat tertentu;

3) Perubahan dianggap sebagai suatu kemajuan, sehingga setiap perubahan harus

diikuti tanpa dilihat untung ruginya bagi kehidupan. Perubahan suga dianggap

membawa nilai-nilai baru yang modern;

4) Ketidaktahuan pada perubahan yang terjadi. Hal ini mengakibatkan seseorang

ketinggalan informasi tentang perkembangan dunia;

5) Masa bodoh terhadap perubahan. Hal itu dikarenakan perubahan sosial yang

terjadi dianggap tidak akan menimbulkan pengaruh bagi dirinya;

Page 32: Modul Perubahan Sosial

6) Ketidaksiapan menghadapi perubahan, karena pengetahuan dan kemampuan

seseorang terbatas akibatnya tidak memiliki kesempatan untuk menyesuaikan

diri dengan perubahan.

Akibat perubahan sosial terjadi pula masalah-masalah sosial, seperti

kejahatan, kenakalan remaja, dan sebagainya. Walaupun begitu tidak setiap

masalah yang terjadi pada masyarakat disebut masalah sosial. Menurut Merton

(dalam Soekanto), suatu masalah disebut masalah sosial apabila memenuhi

beberapa kriteria sebagai berikut :

1) Tidak adanya kesesuaian antara ukuran-ukuran dan nilai-nilai sosial dengan

kenyataan-kenyataan serta tindakkan- tindakan sosial;

2) Semula ada pendapat keliru yang menyatakan bahwa masalah sosial

bersumber secara langsung pada kondisi-kondisi maupun proses-proses sosial.

Pendapat tersebut tidak memuaskan dan telah ditinggalkan. Yang pokok di

sini bukanlah sumbernya melainkan akibat dari gejala tersebut (baik gejala

sosial maupun bukan sosial) yang menyebabkan terjadinya masalah sosial;

3) Pihak-pihak yang menetapkan apakah suatu kepincangan merupakan masalah

sosial atau tidak. Di dalam hal ini urutannya adalah sangat relatif. Karena

orang banyaklah yang harus menentukannya atau mungkin cukup hanya

segolongan orang yang berkuasa saja. Sebetulnya hanya golongan terakhir

inilah yang menentukan. Karena sukar untuk dilakukan bila setiap warga

masyarakat harus menentukan nilai-nilai sosial kemudian mengujinya dalam

kenyataan. Hal ini tidak mungkin terjadi, karena setiap manusia sesuai dengan

kedudukan dan peranannya, mempunyai nilai-nilai dan kepentingan-

kepentingan yang berbeda;

4) Adanya masalah-masalah sosial manifes dan masalah-masalah sosial yang

laten. Yaitu masalah sosial yang timbul akibat terjadinya kepincangan-

kepincangan masyarakat karena tidak sesuainya tindakan-tindakan dengan

norma-norma dan nilai-nilai masyarakat. Akibat hal tersebut, masyarakat tidak

menyukai tindakan-tindakan yang menyimpang dan berlawanan dengan nilai-

nilai yang berlaku;

5) Adanya perhatian masyarakat terhadap masalah-masalah sosial.

Page 33: Modul Perubahan Sosial

Dengan demikian, masalah sosial merupakan proses terjadinya

ketidaksesuaian antara unsur-unsur dalam kebudayaan suatu masyarakat yang

membahayakan kehidupan kelompok-kelompok sosial. Atau dengan kata lain

masalah sosial menyebabkan terjadinya hambatan dalam pemenuhan kebutuhan

warga masyarakat. Hal itu berakibat terjadi desintegrasi sosial atau rusaknya

ikatan sosial. Proses disintegrasi sebagai akibat perubahan sosial yang terjadi

dalam masyarakat antara lain berbentuk:

1. Pergolakan dan Pemberontakan

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 diku-

mandangkan oleh Soekarno-Hatta. Momen itu merupakan awal dari perubahan

menyeluruh kehidupan seluruh rakyat Indonesia sebagai suatu bangsa yang

merdeka, bebas dari tekanan dan penindasan bangsa lain. Dikumandangkannya

proklamasi sebagai pernyataan kemerdekaan Indonesia dapat diterima di berbagai

daerah, walaupun tidak secara bersamaan. Tetapi rakyat menyambut dan

mendukungnya, maka segera dibentuk suatu tatanan dan kehidupan sosial baru.

Rangkaian peristiwa itu disebut Revolusi.

Pemerintahan Republik Indonesia yang baru berdiri memerlukan kesamaan

pandangan dari berbagai pihak yang sadar akan pentingnya kemerdekaan. Selain

itu semua pihak harus turut membantu terwujudnya suatu pemerintahan yang

ditangani oleh bangsa sendiri. Maka lembaga-lembaga pemerintah mulai diisi dan

melaksanakan program kerja masing-masing. Tetapi hal ini tidak berjalan sesuai

dengan yang diharapkan, karena Belanda datang kembali untuk menjajah

Indonesia dan berusaha memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa yang

telah disusun berdasarkan Undang-Undang dasar 1945. Rongrongan datang pula

dari bangsa Indonesia sendiri yang ingin melepaskan diri dari negara kesatuan

dengan mendirikan negara di beberapa daerah. Akibatnya menimbulkan

kekacauan dan penyelewengan terhadap negara kesatuan.

Setelah pengambilalihan kekuasaan oleh bangsa Indonesia, terjadilah

perubahan-perubahan yang mengakibatkan banyak orang diliputi kebingungan,

ketidakpastian, ketidakpuasan, dan kehilangan kekuasaan atas masyarakat. Hal itu

merupakan gejala desintegrasi serta dapat meronggrong wibawa pemerintah yang

Page 34: Modul Perubahan Sosial

baru berdiri. Juga merupakan suatu tantangan bagi terwujudnya suatu

pemerintahan sendiri yang merdeka dan berdaulat. Karena itu, perlu pemahaman

secara sosiologis mengenai awal kemerdekaan Indonesia. Yaitu dengan mencari

bibit-bibit yang menyatukan kebersamaan rakyat Indonesia dalam menentang

setiap kekuatan asing yang ingin kembali menguasi Indonesia. Selain itu juga

perlu mencari bibit-bibit desintegrasi yang ingin memecah persatuan Indonesia,

kemudian mengantisipasinya.

Revolusi Nasional Indonesia, khususnya revolusi fisik melawan kekuasaan

kolonial Belanda merupakan perjuangan mempertahankan kemerdekaan.

Perjuangan tersebut menjadi aksi massal dengan menggunakan senjata sebagai

alat untuk mencapai tujuan yaitu ingin mengubah sistem kehidupan yang

menyeluruh secara fundamental. Suatu Revolusi tidak dapat meletus begitu saja

tanpa adanya dasar sosial yang nyata, seperti:

1) sudah jenuh akan penindasan;

2) ingin hidup bebas untuk menentukan nasib sendiri;

3) ingin mencari kebahagiaan hidup;

4) lebih baik diperintah oleh bangsa sendiri daripada diperintah bangsa lain;

5) harapan akan rasa keadilan yang tidak didapatkan di masa penjajahan.

Perasaan-perasaan tersebut bercampur menjadi satu dalam senasib

sepenanggungan akibat penderitaan yang sama untuk mewujudkan solidaritas

nasional. Peristiwa Revolusi Nasional Indonesia dilandasi oleh berbagai perasaan

yang merupakan bibit-bibit kemerdekaan

Revolusi Nasional Indonesia bertujuan mengadakan perubahan secara cepat

dan menyeluruh pada setiapsendi-sendi kehidupan. Untuk mencapai tujuan

tersebut diperlukan usaha pematangan berpikir secara politis dan sosial psikologis.

Hal itu harus ada dalam suatu organisasi massa dengan memiliki pemimpin dan

program kerja yang jelas. Sehingga revolusi dapat berjalan dan terlaksana berkat

dukungan rakyat yang mengerti dandibenarkan secara hukum.

Berdirinya Republik Indonesia senantiasa mendapat tekanan dari Belanda

yang ingin kembali menjajah. Pemerintahan Republik yang baru berdiri memiliki

banyak keterbatasan dan kelemahan, sedangkan pengalaman dalam membina dan

Page 35: Modul Perubahan Sosial

menjalankan negara belum ada. Hal itu karena Pemerintahan kolonial Hindia-

Belanda tidak memberikan kesempatan untuk itu. Begitu juga pada masa

pendudukan Jepang, segala bentuk perkumpulan dilarang aktif karena akan

melemahkan pemerintahan Jepang di Indonesia. Keadaan demikian tentu saja

memerlukan pengertian dari berbagai pihak, karena dengan serba kekurangan dan

keterbatasan tidak menjadi alasan bagi pelanggaran terhadap negara kesatuan.

Walaupun demikian, adapula pihak yang sengaja merongrong negara kesatuan

dengan memberontak dan secara sepihak menyatakan terpisah dari negara

kesatuan Republik Indonesia. Dari pemberontakan tersebut menurut Simatupang

dan Lapian ada tiga alasan yang satu sama lain saling berhubungan, yaitu :

1) Mempelajari pergolakan dan pemberontakan untuk memahami perkembangan

pemikiran yang terdapat di dalamnya. Pada mulanya pemikiran memiliki jiwa

memberontak terhadap kekuasaan kolonial Hindia-Belanda. Kemudian

menjadi pemikiran yang berlandaskan tugas untuk menggunakan kekuasaan

negara dan bangsa merdeka yang bertanggung jawab. Apabila dipandang perlu

maka harus menghadapi dan menyelesaikan pergolakan dan pemberontakan

terhadap kekuasaan negara yang dilakukan oleh bangsa kita sendiri;

2) mempelajari pergolakan dan pemberontakan untuk memahami setiap

kekuatan, nilai-nilai, dan aspirasi yang terdapat dalam masyarakat. Pada saat

terjadinya pergolakan atau pemberontakan, setiap masyarakat

memanifestasikan dirinya, baik dalam bentuk mendukung maupun

berpartisipasi untuk menghadapi dan menyelesaikan setiap pelanggaraan

terhadap kedaulatan negara;

3) Mempelajari pergolakan dan pemberontakan dengan tujuan menarik pelajaran

dari pengalaman yang dihadapi dengan mengembangkannya ke dalam

kehidupan bernegara. Yaitu, terutama dalam bidang politik, ketatanegaraan,

sosial-ekonomi, kebudayaan, militer, dan pemanfaatan aparatur negara untuk

bekerja membangun negara. Diharapkan, sehingga dengan pengalaman-

pengalaman tersebut bangsa Indonesia memiliki saluran yang wajar untuk

membangun masyarakat yang adil, makmur, dan lestari berdasarkan Pancasila.

Page 36: Modul Perubahan Sosial

Terdapat sedikit perbedaan antara pengertian "pergolakan" dengan

"Pemberontakan". Pergolakan lebih menitik pada ketidakpuasan terhadap suatu

kondisi yang tidak sesuai dengan harapan. Akibatnya terjadi protes terhadap

kekuasaan yang ada. Yaitu dengan jalan kerusuhan, pemboikotan, subversi,

pembangkangan, pemogokan dan sebagainya. Apabila dibiarkan dapat menjurus

pada pemberontakan. Sedangkan pemberontakan merupakan cita-cita memisahkan

diri dari negara kesatuan yang secara langsung dilakukan dengan jalan kekerasan.

Biasanya pemberontakan dimulai dengan pergolakan. Kelompok pemberontak

sering dinamakan kaum separatis, yaitu kelompok yang ingin memisahkan diri

dari suatu negara dengan mendirikan negara baru.

Setiap terjadinya pergolakan atau pemberontakan dapat diselesaikan melalui

jalan perundingan maupun penumpasan. Tergantung kesediaan mereka yang

melakukan aksi terhadap pemerintahan yang sah. Perundingan maupun

penumpasan merupakan salah satu upaya untuk mencapai integrasi. Perundingan

merupakan penyelesaian secara damai terhadapsetiap kelompok penentang.

Apabila tidak dapat diselesaikan, maka jalan militer ditempuh dengan tujuan

untuk mengembalikan kesadaran agar tunduk kepada kekuasaan dan hukum

sebagai norma sosial yang telah disepakati bersama.

2. Aksi Protes dan Demonstrasi

Aksi protes disebut juga unjuk rasa yang selalu terjadi dalam kehidupan

manusia. Hal itu terjadi karena setiap memiliki pendapat dan pandangan yang

mungkin berbeda. Protes dapat terjadi, apabila suatu hal menimpa kepentingan

individu atau kelompok secara langsung sebagai akibat dari rasa ketidakadilan

akan hak yang harus diterima. Akibatnya individu atau kelompok tersebut tidak

puas dan melakukan tindakan penyelesaian. Protes merupakan aksi tanpa kekeras-

an yang dilakukan oleh individu atau masyarakat terhadap suatu kekuasaan. Protes

dapat pula terjadi secara tidak langsung sebagai rasa solidaritas antar sesama,

karena kesewenang-wenangan pihak tertentu yang mengakibatkan kesengsaraan

orang lain.

Page 37: Modul Perubahan Sosial

Demonstrasi sebagai kelanjutan dari protes yang tidak diterima oleh

pemegang kekuasaan atau wewenang. Juga sebagai ungkapan rasa ketidakpuasan

dan umumnya dilakukan bersama-sama dalam suatu kelompok sepenanggungan

dan sependeritaan. Demonstrasi dapat juga merupakan protes terhadap pemegang

kekuasaan sebagai akibat dari kebijaksanaan yang dianggap tidak sesuai dengan

kepentingan umum. Demonstrasi dilakukan dengan berbagai cara, seperti :

1) Turun ke jalan atau dilakukan bersama-sama untuk melakukan protes, dengan

harapan dapat ditanggapi yang berwenang sebagai pemegang kebijaksanaan;

2) Melakukan pemogokan atau tidak bekerja umumnya dilakukan oleh karyawan

perusahaan industri agar produksi mengalami penurunan sehingga dapat

merugikan perusahaan yang bersangkutan. Pemogokan ini sering dilakukan

buruh pabrik. Mereka menuntut perusahaan agar meningkatkan kesejahteraan

yang berupa gaji sesuai UMP, tunjangan kesehatan, keluarga, dsb. Namun

perusahaan tidak mengabulkan. Akibatnya buruh melakukan aksi mogok

kerja;

3) Demonstrasi dapat berlanjut menjadi aksi perusakan apabila demonstrasi ini

mendapat perlakukan yang tidak semestinya dari petugas yang melakukan

pengendalian. Juga bila demonstrasi ditunggangi oleh pihak lain yang tidak

berkepentingan terhadap tujuan demostrasi tersebut.

Aksi protes dan demontrasi dapat dilakukan oleh masyarakat terhadap

pemerintah, petani terhadap pemilik tanah atau penguasa setempat. Juga

mahasiswa terhadap pimpinan perguruan atau terhadap pemerintah sebagai

solidaritas terhadap masyarakat yang merasa dirugikan. Aksi protes dan

demostrasi merupakan saluran komunikasisecara massal untuk mencapai tujuan

sesuai dengan yang diharapkan.

3. Kriminalitas

Perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan memberi peluang bagi setiap

orang untuk berubah, tetapi perubahan tersebut tidak membawa setiap orang ke

arah yang dicita-citakan. Akibatnya terjadi perbedaan sosial berdasarkan

kekayaan, pengetahuan, perilaku, pergaulan dll.. Perubahan sosial tersebut dapat

Page 38: Modul Perubahan Sosial

membawa seseorang atau kelompok kearah tindakan yang menyimpang, karena

dipengaruhi keinginan-keinginan yang tidak terpenuhi atau terpuaskan dalam

kehidupannya. Dalam keadaan demikian, bila mental orang itu buruk, ia

memenuhi kebutuhan tidak dengan jalan yang sesuai dengan norma sosial, bahkan

melakukan pelanggaran, akibatnya merugikan orang lain. Dengan demikian,

setiap perubahan sosial yang terjadi di masyarakat akan mempengaruhi terjadinya

masalah-masalah sosial. Apabila hal ini dibiarkan akan merupakan penyakit sosial

yang merugikan masyarakat sendiri. Karena itu, perlu adanya penanggulangan

sosial melalui norma hukum yang berwibawa agar masyarakat mau menghormati

dan tunduk pada norma tersebut.

Bagi orang yang senantiasa melakukan pelanggaran dan menjurus kepada

tindak kejahatan (kriminil), oleh Durkheim dianggap sebagai masyarakat anomi.

Yaitu masyarakat yang tidak memiliki norma, karena dalam kehidupan

masyarakat anomi tidak terdapat perangkat nilai atau norma yang dipatuhi secara

teguh, diterima secara luas, dan mampu mengikat masyarakat. Masyarakat yang

anomis tidak mempunyai pedoman hidup yang mantap untuk dipelajari dan

sebagai pegangan anggota masyarakat. Maka seorang yang anomis adalah yang

tidak memiliki pedoman nilai yang jelas untuk digunakan sebagai pegangan

hidupnya. Walaupun begitu, dalam kelompok masyarakat anomi itu sendiri

memiliki nilai dan norma yang bertentangan dengan nilai dan norma secara

umum. Merton menyatakan bahwa anomi disebabkan oleh adanya ketidak-

harmonisan tujuan sosial dan budaya masyarakat secara formal.

Perubahan sosial mendorong semua anggota masyarakat untuk memper-oleh

kekayaan dan kedudukan sosial. Tetapi kenyataannya hanya beberapa orang yang

berhasil mencapainya, sedangkan yang lain banyak mengalami kegagalan yang

disebabkan oleh : (a) fasilitas yang tersedia terbatas; (b) kesempatan sangat kecil

kemungkinannya atau tertutup sama sekali; (c) hubungan sosial (koneksi) untuk

mencapainya tidak ada; (d) kurang usaha dan keuletan; (e) banyaknya persaingan;

dll., akibatnya tidak jarangorang yang ingin mendapatkan kekayaaan atau

kebahagiaandengan jalan pintas yaitu melanggar nilai dan norma sosial.

Page 39: Modul Perubahan Sosial

Memang dalam kehidupan sosial, negara menjamin hak setiap wargane-gara

untuk mencapai kebahagian senantiasa terbuka, sehingga setiap orang dapat

memperolehnya tanpa kecuali. Misalnya tidak mustahil bahwa anak yang hidup

dari keluarga petani miskin akan menjadi seorang pengusaha yang kaya. Tetapi

negara tidak menjamin setiapwarga negara dapat menjadi orang kaya. Negara

tidak melarang orang untuk berusaha mencapai kebahagian hidup, asalkan tidak

melanggar hukum atau norma yang berlaku. Tetapi apabila usaha untuk mencapai

keinginan tidak sesuai dengan hukum sebagai norma yang berlaku dan merugikan

orang lain, maka orang tersebut dianggap melakukan pelanggaran.

Sangat disayangkan apabila penyimpangan yang terjadi dianggap hal yang

wajar dan berlaku umum, sehingga setiap orang menganggap bahwa

penyimpangan-penyimpangan tersebut dianggap hal yang biasa. Serta norma yang

berlaku sudah tidak dipedulikan lagi. Bahkan pelanggaran terhadap norma tidak

mendapat sangsi. Keadaan demikian tentu saja akan menimbulkan reaksi keras

bagi orang atau masyarakat yang mendambakan keadilan dan kebenaran.

Ketenangan, ketentraman, keadilan, atau ketertiban merupakan dambaan

setiap orang. Walaupun begitu, di masyarakat tetap terjadi pelanggaran yang

mengakibatkan kerugian. Maka norma harus ditegakkan agar setiap pelanggar

mendapat sanksi sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukannya. Setiap

pelanggaran dianggap sebagai tindakan kriminal atau kejahatan. Dalam hal ini,

Sosilogi mengkaji tindakan kriminal berdasarkan, (a) latar belakang sosial orang

yang melakukan tindakan kriminal; (b) akibat yang ditimbulkan oleh tindakan

kriminal; dan (c) penyelesaian bagi pelaku tindakan kriminal.

Perbuatan kriminal yang muncul di masyarakat secarak husus akan

diuraikan sebagai akibat terjadinya perubahan sosial yang menimbulkan

kesenjangan kehidupan atau jauhnya ketidaksamaan sosial. Akibatnya tidak

semua orang mendapat kebahagiaan yang sama. Adanya perbedaan tersebut

menyebabkan setiap orang memiliki penafsiran yang berbeda-beda terhadap hak

dan kewajibannya. Setiap orang harus mendapat hak disesuaikan dengan

kewajiban yang dilakukan. Adakalanya orang ingin mendapatkan hak tetapi

tidak sesuai dengan kewajiban yang harus dilakukan dan kesempatan untuk

Page 40: Modul Perubahan Sosial

melakukan hal yang salah terbuka, sedangkan pengawasan terhadap perbuatan

yang salah lemah, akibatnya terjadi penyelewengan dan pelanggaran. Perbuatan

demikian bisa terjadi, karena melihat perubahan orang lain dianggap lebih baik

dari dirinya, atau sebagian besarmasyarakat mengalami perubahan sedangkan

dirinya tidak. Maka timbul suatu dorongan untuk meningkatkan kemampuannya

namun tidak sesuai dengan kebenaran/norma yang berlaku dalam masyarakat.

Kejahatan merupakan satu unsur dari desitegrasi sosial sebagai akibat

adanya perubahan sosial. Akibatnya masyakat merasa tertekan, sengsara, dan

tidak percaya terhadap norma yang berlaku. Di Indonesia terjadi beberapa jenis

gangguan yang termasuk kejahatan dan tindak pelanggaran yang bukan kejahatan

sesuai dengan jenisnya. Baik dilakukan secara langsung oleh manusia maupun

akibat dari aktivitas manusia itu sendiri, tetapi merupakan gangguan terhadap

ketenangan, ketertiban, dan ketentraman masyarakat.

Kejahatan dan pelanggaran dikelompokkan ke dalam :

1) Kelompok bentuk-bentuk gangguan yang bersifat tradisional pada masyarakat

desa seperti pencurian, penggelapan, pembunuhan dan lain-lain;

2) Kelompok bentuk gangguan yang bersifat baru pada masyarakat kota yang

meliputi :

a) Bentuk bentuk gangguan tradisional yang dilakukandengan cara kota,

yaitu diorganisasi seperti: pencopetan di dalam bis, perampasan di tempat

traffic light (lampu stopan), perkosaan massal.

b) Bentuk-bentuk gangguan yang timbul bersamaan dengan masalah

odernisasi pada umumnya, masalah perkotaan pada khususnya. Lebih-

lebih masalah yang terjadi dikota besar dan kota metropolitan seperti

Jakarta Raya. Untuk mudahnya disebut kriminalitas kota. Contohnya:

(1) Bersamaan dengan masalah urbanisasi timbul pula faktor-faktor dalam

masyarakat yang berpengaruh sebagai kriminogeen seperti: Warga

Tuna Karya, tuna wisma, yang terbukti banyak menghasilkan pelaku-

pelaku kriminal, setidak-tidaknya menghasilkan pengemudi becak,

pedagang asongan di traffic light yang mengganggu ketertiban lalu

lintas; timbulnya slums atau daerah kumuh yang terbukti menjadi

Page 41: Modul Perubahan Sosial

sumber untuk bahaya kebakaran,tempat persembunyian penjahat dan

lain-lain; timbulnya sumber-sumber ketegangan sosial diantara warga

masyarakat.

(2) Bersamaan dengan masalah mobilitas kota timbul pula masalah

administrasi lalu lintas seperti: kemacetan lalu lintas karena kepadatan

jalan-jalan umum dengan segala akibat lanjutannya; pertumbuhan

jumlah kendaraan yang tinggi sehingga menimbulkan masalah sistem

pengawasannya, bentuk pencurian kendaraan, dan lain-lain.

(3) Bersamaan dengan pengaruh international timbul penyakit-penyakit

international seperti narkotika, sindikat-sindikat pemeras dan lain-lain

sampai bahaya terorisme international.

(4) Kelompok bentuk-bentuk gangguan yang bersifat musiman, seperti:

bahaya kebakaran pada musim kemarau, bahaya banjir pada musim

penghujan, bahaya kecelakaan kapal/perahu laut pada musim angin

barat, bahaya bencana gunung api.

(5) Kelompok bentuk gangguan yang bersifat subversif. Seperti

rongrongan terhadap kewibawaan pemerintah.

Kejahatan dapat pula berbentuk penipuan dan kejahatan menggunakan

komputer. Penipuan merupakan kejahatan tidakdengan kekerasan tetapi dilakukan

secara halus. Biasanya antara dua pihak melakukan interaksi dan membuat

kesepakatan bersama, tetapi salah satu pihak mengingkari kesepakatan yang

dibuat. Akibatnya salah satu pihak merasa dirugikan. Korban penipuan umumnya

merasa dirugikan karena memberikan sesuatu kepada orang lain (uang,barang,

kepercayaan, kehormatan dll.). Kedudukan orang yang menipu yaitu menyele-

wengkan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Penjelasan kejahatan dengan

penipuan menurut Moeljatno (dalam Sudarsono), yaitu: Barangsiapa dengan

maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum,

dengan memakai nama palsu atau martabat (hoednighheid) palsu, ataupun

rangkaian kebohongan menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang

sesuatu kepadanya, atau supaya memberi utang maupun menghapuskan piutang,

diancam karena penipuan, dengan pidana penjara paling lama empat tahun. Maka

Page 42: Modul Perubahan Sosial

jelas bahwa unsur penipuan memiliki sanksi hukum yang tegas, dan penipuan

merupakan salah satu unsur kejahatan menyebabkan orang lain menderita.

Kejahatan komputer merupakan kejahatan paling modern saat ini, karena

dengan alat ini seseorang ahli dapat menembus komputer-komputer lain yang

jaraknya berjauhan, akibatnya banyak yang dirugikan. Kejahatan melalui

komputer dilakukan dalam bentuk,

1) Penggandaan hak cipta seperti penggandaan program (software) tanpa izin

dari pembuatnya;

2) Kemajuan bidang komputer memudahkan seseorang untuk melakukan

penyelewengan, seperti mengganggu data milik orang lain dengan membuat

virus, yang akibatnya data menjadi rusak atau hilang;

3) Memindahkan data keuangan yang ada di bank untuk kepentingan pribadi;

Kadangkala kejahatan komputer sulit untuk dilacak pelakunya, karena yang

bersangkutan tidak langsung berhadapan dengan pihak yang dirugikan, melainkan

dengan program yang dibuatnya.

Tindak kejahatan tidak timbul dengan sendirinya, melainkan ada hubungan

antara keinginan seseorang untuk melakukan kejahatan dengan kesempatan yang

tersedia untuk bertindak. Dapat kita simpulkan bahwa perkembangan kejahatan

pada umumnya dipengaruhi oleh:

1) Norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat;

2) Penerimaan pertumbuhan teknologi bagi pengisian kehidupan sebagian atau

seluruh anggota masyarakat;

3) Hubungan/kontak sosial yang terjadi antar budaya baik regional, nasional

maupun internasioal;

4) Tingkat berlangsungnya sosialisasi yang terjadi dalam membentuk norma-

norma dan nilai-nilai yang lebih relevan bagi tata kehidupan sosial

masyarakat.

Agar stabilitas sosial dapat terwujud, maka kejahatan perlu pencegahan

yang tepat. Untuk menanggulangi kejahatan ada syarat yang perlu diperhatikan

oleh berbagai pihak. Yaitu:

1) Sistem dan Organisasi kepolisian lebih baik;

Page 43: Modul Perubahan Sosial

2) Pelaksanaan peradilan yang lebih efektif;

3) Hukum yang berwibawa;

4) Pengawasan dan pencegahan kejahatan yang terkordinir;

5) Partisipasi masyarakat dalam menanggulangi kejahatan.

Penanggulangan kejahatan perlu melibatkan masyarakat, karena sasaran

tindak kejahatan paling banyak dilakukan terhadap masyarakat. Karena itu,

masyarakat diharapkan dapat cepat tanggap apabila terjadi tindak kejahatan

dengan jalan melaporkannya pada yang berwenang. Begitu pula, dengan syarat-

syarat lain yang harus ditegakkan. Karena hukum tidak pandang bulu terhadap

orang yang bersalah. Apabila kejahatan dibiarkan dan masyarakat tidak percaya

lagi terhadap hukum, niscaya masyarakat akan main hakim sendiri atau kejahatan

semakin merajalela. Karena itu, hukum sebagai normasosial harus sejalan dengan

kebutuhan masyarakat, sehingga masyarakat merasa aman dan terlindungi dari

setiap usaha yang akan mengganggu hak miliknya.

4. Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme

Bangsa Indonesia yang sedang membangun perlu memiliki sistem

adminitrasi yang bersih dan berwibawa bebas dari segala korupsi, kolusi, dan

nepotisme. Karena, masalah korupsi menyangkut berbagai aspek sosial dan

budaya, maka Bung Hatta (dalam Mubyarto) mengatakan: "Bahwa korupsi adalah

masalah budaya". Apabila hal ini sudah membudaya dikalangan bangsa Indonesia

atau sudah menjadi bagian dari kebudayaan bangsa, maka akan sulit untuk

diberantas, akibatnya akan menghambat proses pembangungan nasional. Untuk

memberantas korupsi tidak hanya satu atau beberapa lembaga pemerintahan saja

berperan. Melainkan seluruh rakyat Indonesia harus bertekad untuk

menghilangkan korupsi.

Korupsi dapat disebut sebagai masalah psikologi. Karena ia menyangkut

perilaku seseorang yang melakukan penyelewengan sebagai akibat dari perilaku

kelompok yang dibentuk oleh latar belakang budaya seluruh kelompok.

Penanganan korupsi tidak hanya menindak yang melakukan korupsi atau hanya

Page 44: Modul Perubahan Sosial

perbaikan administrasi semata-mata, melainkan harus dilakukan perbaikan secara

menyeluruh, terutama perbaikan aspek mental masyarakat.

Korupsi juga sebagai masalah politik karena berhubungan dengan

penyalahgunaan kekuasaan publik untuk kepentingan pribadi. Pemerintah akan

kuat dan stabil apabila secara tegas memerangi korupsi, tetapi sebaliknya apabila

korupsi dibiarkan merajalela tanpa penanganan yang jelas, maka wibawa

pemerintah akan jatuh dan tidak dipercaya lagi oleh masyarakat.

Korupsi hampir sama dengan pengertian kolusi, yaituberupa sogokan, uang

siluman atau pungli diartikan sebagai"harga pasar" yang harus dibayar oleh

konsumen (orang yang memerlukan) yang ingin membeli barang tertentu.

Sedangkan barang yang dibeli berupa surat keputusan, ijin, atautegasnya "tanda

tangan" orang yang berwenang. Secara teori ekonomi bahwa "harga pasar tanda

tangan" akan naik turun sesuai dengan naik turunnya permintaan dan penawaran

untuk mencapai "harga keseimbangan".

Kolusi hampir sama dengan korupsi yaitu penyelewengan atau

penyalahgunaan jabatan dilakukan dengan terselubung dan lebih rapi. Kadangkala

sulit untuk dibuktikan karena masing-masing tidak secara terangterangan.

Perbuatan kolusi ini merupakan suatu pertukaran sosial dimana dua pihak yang

melakukan kolusi terjadi interaksitimbal balik yang saling menguntungkan.

Dalam hal ini menurut Homans (dalam Zeitlin) kolusi adalah perilaku

menyimpang yang bersifat aktual yakni interaksi antar manusia dan bukan antar

norma-norma atau hukum yang diterapkan dalam kondisi mereka. Ia menyatakan

bahwa perlakuannya terhadap norma-norma yang ada bukanlah berarti bahwa ia

mengabaikan keberadaan norma-norma tersebut tetapi ia menganggap bahwa

norma-norma dan hukum-hukum tersebut tidak membuat eksplanasi (penjelasan).

Dengan demikian, kolusi yang berhubungan dengan pertukaran sosial bukan

menentang peraturan atau norma yang berlaku melainkan bagaimana pertukaran

tersebut seakan-akan terhindar dari norma. Hal itu karena norma tidak secara jelas

mengemukakan kolusi sebagai pelanggaran atau penyimpangan. Selanjutnya Blau

(dalam Zeitlin) mengatakan bahwa definisi norma sosial tergantung pada apakah

permintaan yang dibuat oleh orang yang memiliki kekuasaan (pejabat) itu jujur

Page 45: Modul Perubahan Sosial

dan adil, atau apakah permintaan itu terlalu berlebihan di bandingkan dengan jasa

yang diberikan sehingga penguasa (pejabat) mendapatkan keuntungan yang lebih

besar dengan menggunakan kekuasaannya.

Kolusi yang berarti pertukaran sosial yaitu persengkongkolan dilakukan

oleh dua orang atau lebih yang memiliki kedudukan atau jabatan untuk melakukan

kerjasama yang saling menguntungkan, tetapi tidak sesuai dengan kedudukan

yang dipegangnya, dan sengaja menyeleweng dari nilai atau norma sosial.

Perbuatan kolusi ini merupakan penyelewengan wewenang yang sulit untuk

dibuktikan atau dianggap menentang hukum. Akibatnya orang yang melakukan

kolusi sangat jarang dapat dikenakan sanksi oleh pengadilan, karena tidak ada

buktidan tidak ada orang dirugikan secara langsung atau mengadukan perbuatan

kolusi tersebut.

Lain halnya dengan nepotisme yang tidak berhubungan dengan penyele-

wengan uang secara langsung seperti korupsi dan kolusi. Nepotisme penyele-

wengannya lebih mentikberatkan pada hubungan kekerabatan ayau keluarga di

mana seseorang yang memegang jabatan, menyalahgunakan wewenangnya dgn

jalan memasukkan kelompok kerabatnya di dalam pekerjaan atau instansi yang ia

pimpin atau nepotisme dapat juga dilakukan dengan memberikan proyek atau

kemudahan berusaha pada kelompok kerabatnya, sehingga pihak lain kemung-

kinan mampu dan lebih baik dalam melaksanakan pekerjaan ternyata tidak

dilibatkan

5. Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja merupakan desintergasi dari keutuhan suatu masyarakat.

Hal itu, karena tindakan yang merekalakukan dapat meresahkan masyarakat.

Karena itu, kenakalan remaja disebut sebagai masalah sosial. Munculnya

kenakalan remaja merupakan gejolak kehidupan yang disebabkan adanya

perubahan-perubahan sosial dimasyarakat. Seperti pergeseran fungsi keluarga

karena kedua orangtua bekerja, sehingga peranan pendidikan keluarga menjadi

berkurang. Selain itu, pergeseran nilaidan norma masyarakat mengakibatkan

berkembangnya sifat individualisme. Juga pergeseran struktur masyarakat

Page 46: Modul Perubahan Sosial

mengakibatkan, masyarakat lebih menyerahkan setiap permasalahan pada yang

berwenang. Perubahan sosial, ekonomi, budaya,dan unsur budaya lainnya dapat

mengakibatkan desintegrasi.

Kenakalan remaja merupakan masalah sosial yang penanganannya perlu

melibatkan kepedulian masyarakat terhadap perkembangan remaja sebagai

generasi penerus. Begitupula peranan agama turut terlibat dalam masalah

kenakalanremaja agar mereka yang merasa berbuat kesalahan dapatkembali ke

jalan yang benar. Karena itu, dalam penangananmasalah sosial yang menyangkut

kenakalan remaja, perlu dicari latar belakang mengapa remaja bertindak nakal.

Maka pemecahan masalah sosial disesuaikan dengan latarbelakang tersebut.

Usia manusia dikatakan mulai remaja menurut pendapat, Soekanto dengan

membaginya berdasarkan jenis kelamin. Seorang gadis disebut remaja muda

apabila telah berusia 13 sampai 17 tahun karena dianggap telah mengalami

kematangan secara seksual yaitu dengan dimulainya masa haid. Sedangkan laki-

laki disebut remaja muda apabila 14 sampai 18 tahun, sehingga remaja remaja

apabila mereka telah mening galkan masa anak-anak, kemudian akan menginjak

masa dewasa. Tetapi perkembangan mental mereka belum berkembang mencapai

kedewasaan, karena usia remaja merupakan masa transisi dalam mencari identitas

diri untuk mencapai dewasa. Walaupun demikian, masa remaja sampai pada usia

21 tahun. Dengan demikian, masa remaja berada di antara masa anak-anak dengan

masa dewasa, maka disebut masatransisi. Pada masa inilah berkembang jiwa

mereka untukmenjadi remaja yang nakal atau remaja yang baik.

Kenakalan remaja disebut juga Juvenile deliquency. Apabila remaja

melakukan penyelewengan terhadap norma dan nilai sosial, mereka cenderung

anti sosial dengan bertindak sering mengganggu ketertiban, sehingga tidakjarang

berhubungan dengan aparat keamanan (yang berwajib). Tindakan kenakalan

remaja kadangkala mengarah padatindak kejahatan, apabila perbuatan tersebut

dianggap sudah melampaui batas seperti tindak kejahatan yang dilakukan orang

dewasa, maka dianggap kejahatanremaja (anak-anak), seperti pencopetan,

pemerasan terhadap remaja yang seusia, pencurian dll. Dengan demikian,

suatuperbuatan disebut kenakalkan apabila perbuatan tersebut bertentangan

Page 47: Modul Perubahan Sosial

dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat di mana ia hidup. Kenakalan

merupakan suatu perbuatan yang bersifat anti sosial yang mengandung unsur-

unsur anti normatif.

Berikut ini, lingkup kenakalan remaja sebagai dasar pengertian dari

perbuatan yang mereka lakukan,

1) Kenakalan remaja berarti perbuatan dan tingkah laku yang merupakan

perbuatan melawan terhadap norma hukum pidana dan pelanggaran terhadap

kesusilaan yang dilakukan oleh para remaja;

2) Kenakalan remaja dilakukan oleh mereka yang berusia di bawah 21 tahun

yang memiliki sifat aktif terhadap lingkungannya. Perbuatan yang mereka

lakukan termasuk pada yuridiksi (sistem hukum) pengadilan anak.

Kenakalan remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor. Di antaranya faktor

lingkungan, seperti teman sepermainan, keretakan rumah tangga, selalu

disalahkan oleh orang lain, meniru perbuatan orang yang lebih tua, ataupengaruh

media massa (TV, Bioskop, atau bahan bacaan yangtidak sesuai dengan tingkat

usia dan perilaku mereka).Sedangkan faktor yang lain menumbuhkan kenakalan

remajaadalah remaja itu sendiri, karena memiliki rasa emosiyang berlebihan

atau memiliki keunggulan (fisik, mental atau intelektual) dibandingkan dengan

orang lain),sehingga remaja memiliki sikap agresif.

Remaja yang cenderung nakal, menurut Gerungan akan memiliki sikap yang

berbeda dengan remaja yang normal,yaitu:

1) Mereka lebih cenderung untuk tidak menceritakan isi hati dan cita-cita kepada

orangtuanya;

2) Mereka lebih cenderung menolak hukuman yang diberikan karena

pelanggaran yang dilakukan;

3) Mereka cenderung memberi hukuman yang terlampau berat dan tidak

mendidik terhadap lawan atau oarang lain yang dianggap salah;

4) Mereka lebih suka menonton film-film yang bersifat kekerasan atau bersifat

sadis, begitu pula kesenangan terhadap musik lebih cenderung terhadap

musikyang keras (hard rock, metal, rap, punk dll.). Kadangkala mereka

meniru perilaku bintang film atau pemain musik yang dijadikan idolanya;

Page 48: Modul Perubahan Sosial

5) Mereka lebih cenderung untuk tidak melanjutkan sekolah apabila telah tamat.

Selanjutnya Gerungan mengemukakan sikap-sikap remaja yang nakal

umumnya memiliki latar belakang sosial yang tidak mendukung terhadap perkem-

bangan psikologis mereka. Terutama disebabkan oleh beberapa hal seperti :

1) Berasal dari keluarga rumahtangga yang tidak utuh lagi struktur dan

interaksinya (orangtuanya bercerai);

2) Kurang mendapat perhatian akan perkembangan norma-norma dan disiplin di

dalam kehidupan keluarga. Misalnya: kelalaian dalam memelihara norma-

norma tingkahlaku yang wajar antara anak dan orangtua;

3) Kurang mempunyai kesempatan hiburan di rumahnya sendiri, sehingga remaja

mencarinya di luar;

4) Mereka umumnya memiliki kemampuan intelektual yang kurang di sekolah

dibandingkan dengan teman-teman sekelasnya.

Remaja yang cenderung berperilaku menyimpang umumnya mempunyai

latar belakang kehidupan keluarga yang kurang harmonis yang ditunjang dengan

kehidupan sosial mereka yang tidak mendukung ke arah pergaulan yang

positif. Selain lingkungan keluarga di mana terdapat orangtua, saudara (kandung

atau tiri) atau kerabat, tentu saja harus diperhitungkan pula lingkungan

sepermainan dan lingkungan pendidikan.

Pendidikan keluarga terhadap remaja dilakukan orangtua, saudara, dan

kerabat semenjak mereka anak-anaksampai menginjak usia remaja. Pada saat itu

remaja mulai diperkenalkan pada norma dan nilai kehidupan, seperticara

berpakaian, makan, berbicara atau berperilaku yang baik dan ditegur apabila

berbuat salah. Tetapi tidak semua keluarga dapat mendidik anak-anak sesuai

dengan yang diharapkan. Kadangkala orangtua terlalu memberikan kasih sayang

berlebihan. Atau bahkan tidak memperhatikan anaknya. Percekcokan orangtua

juga akan mempengaruhi perilaku anak. Akibatnya anak, berusaha untuk

melepaskan diri dari keadaan yang tidak sesuai dengan keadaan dirinya. Suasana

rumah yang dianggap tidak menyenangkan bagi remaja akan menyebabkan

remaja berontak dan menyalahkan orangtua. Menurut Soekanto terutama karena

orang tua:

Page 49: Modul Perubahan Sosial

1) terlalu mengekang atau sebaliknya terlalu memberikankebebasan;

2) hanya memberikan nasehat (advis), tanpa memberikanteladan yang

mendukung nasehat tersebut;

3) terlalu mementingkan pekerjaan kantor, organisasidll, sehingga anak merasa

tidak atau kurang diperhatikan kebutuhannya;

4) terlalu mementingkan kebutuhan material (kebendaan) belaka, sedangkan

kebutuhan rohani remaja terabaikan;

5) umumnya mau menang sendiri. Artinya tidak mau menyesuaikan dengan

kebutuhan dasar remaja yang mungkin berbeda. juga terkadang orang tua tidak

menghargai pendapat dan kritik yang dilontarkan remaja;

6) kurang mencurahkan kasih sayang.

Gejala-gejala tersebut merupakan umumnya banyak dijumpai dalam

pendidikan keluarga. Akibatnya, bila ada tindakan remaja yang sedikit

menyimpang saja, mereka selalu menyalahkan orangtua. Padahal belum tentu

demikian. Karena itu orangtua yang bijaksana senantiasa memberikan rasa aman

bagi anak-anaknya dan orangtua tidak membedakan-bedakan keberadaan mereka

(baik anaktiri maupun anak kandung atau ada anak yang diistimewakan). Karena

bila ada salah satu anak yang dimanja, makadapat menimbulkan rasa iri. Hak itu

bisa mengakibatkanterjadinya pertentangan (konflik) di antara anak, danmerka

akan merasa tidak betah berada di tengah-tengah keluarga.

Guru sebagai pengganti orangtua dalam mendidik anak remaja terbatas

hanya pada lingkungan pendidikan disekolah saja. Setiap pelanggaran yang

dilakukan anak-anak sekolah yang menginjak remaja penanganannya terbatas

hanya di sekolah. Bila dipandang perlu, kadangkala melibatkan orangtua. Tetapi

situasi sekolahpun dapat menimbulkan ketidakpuasan apabila remaja sebagai

siswadi sana menganggap sekolah sebagai tempat yang membosankan. Sehingga

kebutuhan anak tidak terperhatian dan perlindungan terhadap dirinya tidak

terpenuhi. Akibatnyamereka berontak terhadap keadaan yang ada.

Begitu pula pelanggaran yang dilakukan remaja di masyarakat, bukan

memberikan hukuman yang dapat membuatnya sengsara seperti halnya hukuman

untuk orang dewasa. Melainkan hukuman yang dapat membuatnya jera, malu

Page 50: Modul Perubahan Sosial

atau tidak akan melakukan pelanggaran lagi. Karena remajamemiliki masa depan

yang masih panjang dan masih memiliki kesempatan yang sangat terbuka untuk

memperbaiki sifat dan sikapnya. Karena itu, mengendalikan kenakalan remaja

tidak hanya dilakukan oleh orangtua dan sekolah saja. Peran masyarakat dan

penegak hukum dapat menjalin kerjasama dengan berbagai pihak terutama

melibatkan orangtua secara langsung dan sekolah sebagai pendukung untuk

memperbaiki kenakalan. Tetapi bagi anak remaja putus sekolah yang melakukan

pelanggaran, harus dicari dahulu penanggung jawab bersangkutan atau mencari

orang yang paling dekat dan paling dipercaya. Juga yang memiliki kesadaran

untuk mengembalikan anak itu kepada kehidupan yang wajar. Apabila hal ini

terlaksana, diharapkan anak tersebut dapat menentukan sikap selanjutnya dengan

memilih jalan yang dibenarkan.

Pengedalian remaja yang selalu melakukan pelanggaran harus ditangani

oleh berbagai pihak. Walaupun semua pihak sudah mengarahkan dan membimbin

gtetapi bila anak tidak memiliki niat untuk berubah. Maka setiap usaha yang telah

dilakukan akan menjadi sia-sia. Bila demikian halnya, perlu ditempuh jalur lain

yang dapat menyentuh sanubarinya untuk kembali pada jalan yang benar. Tiada

lain melalui pendekatan rohani atau keagamaan.Tentang peranan agama ini, O'dea

(dalam Djamari), menguraikan fungsinya, yaitu:

1) Agama menyajikan dukungan moral dan sarana emosional, pelipur di saat

manusia menghadapi ketidapastian dan frustrasi;

2) Agama menyajikan sarana hubungan transendental melalui amal ibadat yang

menimbulkan rasa damai dan identitas baru yang menyegarkan;

3) Agama mengesahkan, memperkuat, memberi legitimasi dan mensucikan nilai-

nilai dan norma masyarakat yang telah mapan. Selain itu juga, agama

membantu mengendalikan ketentraman, ketertiban dan stabilitas masyarakat;

4) Agama memberikan standar nilai untuk mengkaji ulang nilai-nilai dan norma-

norma yang telah mapan;

5) Agama memberikan rasa identitas diri, tentang siapa dan apa siapa;

6) Agama memberikan status baru dalam pertumbuhan dan siklus perkembangan

individual melalui berbagai krisis.

Page 51: Modul Perubahan Sosial

Dengan demikian jelas behwa agama memberikan pemecahan masalah bagi

remaja yang ingin kembali pada kehidupan masyarakat yang normal. Hanya

tinggal remaja itu sendiri yang menentukan pilihannya untuk sadar atau terus

berlanjut menjadi penjahat.

Jelaslah bahwa dampak dari perubahan sosial dapat berakibat positif tapi

juga bisa berakibat negatif. Untuk itu, dalam menghadapi perubahan yang terjadi

di masyarakat, perlu diketahui ke arah mana perubahan itu bergerak. Yang jelas,

perubahan bergerak meninggalkan faktor yang diubah. Akan tetapi, setelah

meninggalkan fakor itu, mungkin perubahan itu bergerak kepada sesuatu bentuk

yang sama sekali baru, namun mungkin pula bergerak ke arah suatu bentuk yang

sudah ada di dalam waktu yang lampau. Usaha-usaha masyarakat Indonesia

bergerak ke arah modernisasi dalam pemerintahan, angkatan bersenjata,

pendidikan, dan industrialisasi yang disertai dengan usaha untuk menemukan

kembali kepribadian Indonesia, merupakan contoh dari kedua arah yang

berlangsung pada waktu yang sama dalam masyarakat kita.

Usaha penyesuaian diri (adaptasi) terhadap lingkungan sosial menyangkut

penyesuaian diri masyarakat dengan jalan mengadakan hubungan sosial dan

melaksanakan tuntutan sosial dari masyarakat lain yang sama-sama mengalami

perubahan agar terjadi keserasian antara individu-individu yang berubah dengan

lingkungan sosialnya, sangat diperlukan, sehingga perubahan dapat diterima

masyarakat dan tidak memunculkan kesenjangan.

Perubahan-perubahan sosial senantiasa terus dilaksanakan agar bangsa

Indonesia tidak ketinggalan dari bangsa lain melalui tahap-tahap pembangunan

sesuai dengan GBHN. Pembangunan menurut Soekanto sebenarnya merupakan

suatu proses perubahan sosial yang direncanakan dan dikehendaki. Setidak-

tidaknya pembangunan merupakan kehendak segenap rakyat Indonesia yang

terwujud dalam keputusan-keputusan yang diambil oleh para pemimpinnya,

kemudian disusun dalam suatu perencanaan yang selanjutnya dilaksanakan.

Perubahan sosial yang direncanakan dan dikehendaki dalam bentuk pembangunan

nasional sebagai kesinambungan masyarakat Indonesia.

Page 52: Modul Perubahan Sosial

Modernisasi

Suatu perubahan bergerak meninggalkan faktor yang diubah. Salah satu

jenis perubahan dapat dilakukan dengan mengadakan modernisasi. Modernisasi

dan aspirasi-aspirasi modernisasi mungkin persoalan menarik yang dewasa ini

merupakan gejala umum di dunia. Kebanyakan masyarakat di dunia dewasa ini

terkait pada jaringan modernisasi, baik yang baru memasukinya, maupun yang

sedang meneruskan tradisi modernisasi.

Pengertian modernisasi pada awalnya berkembang pada abad ke XVIII di

Eropa, ketika ditemukannya mesin uap dan mesin pemintal untuk tekstil, sehingga

perkembangan tersebut merupakan landasan bagi industrialisasi di berbagai

bidang kehidupan masyarakat Eropa, yaitu lazim di dengar Revolusi Industri.

Perubahan-perubahan penggunaan alat-alat industri terjadi di Inggris, kemudian

menyebar ke berbagai negara di Eropa, peristiwa industrialisasi tersebut ternyata

sejalan dengan Revolusi Perancis yang menentang dan menghancrkan hak-hak

istimewa yang dimiliki secara turun-temurun oleh sekelompok orang (kaum

feodal), dan munculnya persamaan hak setiap warga negara, sehingga hal ini

merupakan hal awal demokratisasi di Eropa. Dari kedua revolusi tersebut

kemajuan perekonomian melalui industrialisasi menyebabkan negara menjadi

maju dan munculnya persamaan hak telah menyadarkan peranan setiap orang

dalam menentukan kehidupannya, sehingga dapat dikatakan sebagai awal dari

modernisasi.

Perkembangan modernisasi selanjutnya tidak terbatas peda industrialisasi

dan demokratisasi saja, tetapi menyangkut pula berbagai bidang kehidupan lain

yang saling berhubungan, sehingga kemajuan suatu bidang kehidupan akan diikuti

oleh bidang-bidang kehidupan lain, seperti,

1) kemajuan ilmu pengetahuan maka akan di ikuti oleh teknologi;

2) kemajuan material atau kebendaan yang digunakan setiap manusia harus

dimbangi oleh sikap mental untuk menyesuaikan diri dengan benda yang

dimilikinya, jika tidak akan dianggap sebagai orang yang ketinggalan jaman

atau ketinggalan kebudayaan.

Page 53: Modul Perubahan Sosial

Setiap perubahan yang terjadi di masyarakat tentu saja ada sisi baik dan sisi

buruknya, hal ini tergantung pada masyarakat sendiri yang menafsirkan modern.

Tetapi apabila, terlalu banyak menafsirkan kata modern secara salah maka akan

mengakibatkan bukan kemodernan, yang didapat melainkan perilaku masyarakat

yang tidak sesuai dengan budaya atau kepribadian bangsa, seperti meniru gaya

penyanyi atau bintang film supaya dianggap modern, padahal modern dan

tidaknya bukan dengan jalan meniru kehidupan gaya Eropa atau Amerika

melainkan sikap dan perilaku sebagai orang modern.

Modernisasi sebagai perubahan sosial dari keadaan yang tradisional, atu

pra-industri yang merupakan titik tolak perkembangan ke arah disederhanakan

modernitas melalui transisi (peralihan). Dalam kehidupan masyarakat tradisional

dapat dikatakan bahwa seluruh masyarakat memiliki jiwa yang tradisional pula,

tetapi pada masyarakat peralihan akan terdapat beberapa masyarakat yang

memiliki jiwa berlainan baik tradisional, transisi (peralihan) atau telah modern,

sehingga di dalam masyarakat tersebut berbaur sehingga perilaku antar sifat-sifat

masyarakat satu sama lain akan nampak sekali perbedaanya, seperti,

1) Masyarakat yang berjiwa tradisional akan menganggap setiap perubahan dapat

mendatangkan pengaruh bagi kehidupan masyarakat dan dapat menyebabkan

kerugian, sehingga setiap perubahan akan ditentang, karena mereka lebih

mementingkan kemampuan sebagai setiap kehidupan masyarakat;

2) Masyarakat transisi akan senantiasa memperhitungkan perubahan yang

datang, tetapi mereka ini kadangkala salah menafsirkan konsep modern,

sehingga setiap yang datang dan berasal dari luar (terutama berasal dari

masyarakat Barat dan Eropa/Amerika) kadangkala dianggap modern; dan

3) Masyarakat yang berjiwa modern akan menerima setiap perubahan yang

bernilai positif dan menolak pengaruh yang bersikap negatif, karena penting

sekali bagi perkembangan kehidupan masyarakat, walaupun datangnya dari

luar.

Masyarakat tradisional dianggap statis dan hampir tidak mengalami

perubahan. Seperti halnya, karakteristik masyarakat tradisional berorientasi

Page 54: Modul Perubahan Sosial

pada pertanian dengan menggunakan metode yang dianggap belum

berkembang misalnya,

1) mengolah tanah menggunakan cangkul atau bajak yang ditarik hewan;

2) menabur dan menanam benih dengan tangan; dan

3) industri bersifat rumah tangga dengan tidak menggunakan mesin.

Keadaan seperti ini di negara-negara yang sedang berkembang masih

banyak dilakukan oleh para petani yang tradisional, sehingga kehidupan

masyarakat tradisional tidak banyak pilihan yang efektif, karena budi daya

(pertanian) secara tradisional merupakan satu-satunya alternatif dalam

mempertahankan kehidupannya. Sebaliknya, dalam kehidupan masyarakat

dipandang terus menerus mengalami perubahan secara dinamis dengan

karakteristik yang berupa inovasi, kemajuan teknologi dan perkembangan

ekonomi. Dengan demikian, masyarakat modern dianggap lahir dari kalangan

yang anggotanya memiliki jiwa rasional, fleksibel dan mereka condong memiliki

dan menghargai pendapat masing-masing.

Proses perubahan kearah lebih maju dari sebelumnya yang ditunjang oleh

sikap dan perilaku masyarakat untuk menerima perubahan-perubahan tersebut,

merupakan suatu proses ke arah modern yang dinamakan modernisasi. Dengan

demikian, modernisasi dapat diartikan sebagai suatu sikap pikiran yang

mempunyai kecenderungan untuk pendahuluan sesuatu yang baru dari pada yang

bersifat tradisi, dan satu sikap pikiran yang hendak menyesuaikan soal-soal yang

sudah menetap dan menjadi kepada kebutuhan-kebutuhan yang baru. Dengan kata

lain, modernisasi merupakan perubahan sosial yang terarah (directed change)

yang didasarkan pada perencanaan (social planing). Modernisasi umumnya di

hubungkan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk suatu

kemajuan masyarakat secara positif, begitu pula masyarakat secara terbuka

menerima perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya. Dengan demikian, ilmu

pengetahuan dan teknologi dalam modernisasi memainkan peranan yang sangat

penting di berbagai bidang kehidupan, sehingga manusia sebagai pelaku

modernisasi situntut untuk selalu siap menerima perubahan-perubahan ke arah

kemajuan yang positif.

Page 55: Modul Perubahan Sosial

Gejala modernisasi merupakan awal terjadinya perubahan-perubahan ke

arah yang diketahui. Misalnya,

- sikap masyarakat akan pentingnya pendidikan sekolah;

- keinginan untuk hidup lebih baik;

- adanya usaha untuk mengejar ketinggalan dari masyarakat lain;

- menghargai pendapat orang lain;

- tidak menganggap pendapatnya lebih baik dari orang lain;

- memandang bahwa kehidupan hari esok harus lebih baik sari ini; dan lain-lain.

Dari adanya gejala-gejala tersebut di atas merupakan landasan bagi setiap

masyarakat untuk melakukan perbaikan-perbaikan ke arah yang diharapkan dan

dikehendaki. M. Kamal Hasan (dalam Pardoyo) dalam proses modernisasi

Indonesia, menurut beberapa partisipasi bangsa Indonesia, antara lain:

1) Melihat ke depan, bukan melihat ke belakang. Bahwa kemajuan bangsa dan

negara jangan terlalu membenggakan terhadap hal-hal yang telah berlalu,

maliankan melihat ke masa yang akan datang, dengan jalan memperbaiki diri

guna menyongsong hari esok yang lebih baik;

2) Memiliki sikap dinamis dan aktif, bukan menunggu. Memperbaiki diri dan

kemajuan suatu negara harus dilakukan dengan usaha dan kerja keras, karena

kemajuan tidak akan datang sendiri tanpa adanya perjuangan;

3) Memberikan tempat bagi rasionalitas, bukan perasaan atau asumsi. Segala

sesuatu yang berhubungan dengan pembangunan harus diperkirakan baik atau

buruknya bagi manusia dan kehidupannya, tidak dirasakan atas dasar perasaan

atau pendapat pribadi;

4) Mengembangkan suatu sikap terbuka terhadap pemikiran dan hasil penemuan

ilmiah. Pendapat atau pemikiran orang lain yang dianggap baik bagi

pembangunan dapat kita terima sebagai suatu masukan guna melengkapi hasil

pemikiran yang telah ada, begitu pula halnya hasil penelitian merupakan

kebenaran ilmuah yang bermanfaat bagi pelaksanaan modernisasi;

5) Memberikan prioritas kepada hal-hal yang telah dicapai seseorang, bukan

kepada statusnnya yang diakui. Keberhasilan seseorang patut untuk di tiru

sebagai langkah ke arah kemajuan dan jangan beranggapan bahwa suatu

Page 56: Modul Perubahan Sosial

kemajuan berasal dari pendapat orang yang memiliki status sosial terhormat di

masyarakat;

6) Memberikan perhatian yang terbesar kepada persoalan langsung, yang lebih

konkret, yang lebih mendunia. Segala masalah yang terjadi dan dirasakan

langsung oleh masyarakat, yang merupakan bidang kajian seseorang

merupakan suatu hal yang sangat utama dibandingkan masalah-masalah lain

yang bukan bidang garapannya; dan

7) Melibatkan dirinya kepada tujuan yang mengatasi tujuan golongan. Tujuan

yang lebih penting adalah tujuan yang lebih besar dan lebih utama

dibandingkan dengan tujuan pribadi atau golongan, sehingga seseorang

dituntut untuk terlibat dalam segala kepentingan masyarakat dan negara.

Dengan demikian, bahwa setiap bangsa Indonesia sebagai bangsa yang

sedang membangun, secara sadar harus turut serta menyukseskan program

pembangunan nasional. Pembangunan nasional melalui modernisasi akan

melibatkan beberapa aspek kehidupan, terutama yang dapat dinikmati dan

dirasakan untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia. Adapun aspek-

aspek kehidupan tersebut muncul sebagai gejala modernisasi, diantaranya

meliputi: bidang iptek, politik dan ideologi, ekonomi, sosial, dan budaya.

Modernisasi tidak sama dengan reformasi yang menekankan pada faktor-

faktor rehabilitasi. Modernisasi bersifat preventif dan konstruktif, dan agar proses

tersebut tidak mengarah pada angan-angan, sebaliknya modernisasi harus dapat

memproyeksikan kecenderungan yang ada dalam masyarakat ke arah waktu-

waktu yang mendatang. Menurut Soekanto, terdapat syarat-syarat suatu

modernisasi sebagai berikut:

1) Cara berfikir yang ilmiah (scientific thinking) yang melembaga dalam kelas

penguasa maupun masyarakat. Hal ini menghendaki suatu sistem pendidikan

dan pengajaran yang terencana dan baik.

2) Sistem administrasi negara yang baik, yang benar-benar mewujudkan

birokrasi.

Page 57: Modul Perubahan Sosial

3) Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur dan terpusat pada

suatu lembaga atau badan tertentu. Hal ini memerlukan penelitian yang terus-

menerus, agar data tidak tertinggal.

4) Penciptaan iklim yang favourable dari masyarakat terhadap modernisasi

dengan cara penggunaan alat-alat komunikasi massa.

5) Tingkat organisasi yang tinggi, di satu fihak berarti disiplin, sedangkan di lain

fihak berarti pengurangan kemerdekaan.

6) Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan perencanaan sosial (social

planing).

Agar Anda lebih memahami uraian di atas, cobalah untuk mengerjakan tugas dan latihan di bawah ini!

TUGAS

Petunjuk: 1) Bentuklah kelompok kerja dimana setiap kelompok beranggotakan

4-5 orang.

2) Cobalah mengidentifikasi contoh perubahan sosial yang terjadi

dalam masyarakat yang diakibatkan oleh masing-masing faktor

penyebabnya!

3) Buatlah dalam bentuk tabel berikut!

Kegiatan :.................................................................Nama Kelompok :.................................................................Anggota Kelompok :.................................................................

No Faktor Contoh

1 Kependudukan

2 Penemuan baru

3 Lingkungan alam

4 Pemberontakan

5 Konflik

Page 58: Modul Perubahan Sosial

LATIHAN

1. Apakah yang dimaksud dengan perubahan sosial?

2. Sebutkan faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi proses

perubahan sosial?

3. Sebutkan 4 kekuatan yang mendorong terjadinya perubahan sosial?

4. Jelaskan faktor demografi dalam mempengaruhi perubahan sosial di

masyarakat?

5. Sebutkan faktor-faktor yang cukup berperan dan berpengaruh terhadap

diterima atau tidaknya suatu perubahan oleh masyarakat?

6. Jelaskan tentang perbedaan perubahan sosial yang bersifat progress dan

regress, serta berikan masing-masing contohnya!

7. Jelaskan 2 teori yang Anda ketahui untuk menjelaskan sebab-sebab terjadi

perubahan sosial!

8. Sebutkan beberapa faktor pendorong dan penghambat terjadinya perubahan

sosial?

9. Bagaimana sikap kritis yang harus Anda lakukan dalam menghadapi

perubahan sosial?

10. Apa yang dimaksud dengan modernisasi, dan sebutkan syarat-syaratnya?!

RANGKUMAN

TES FORMATIF 4

1. Berikut ini adalah faktor perubahan sosial yang intern, yaitu...

a. Perubahan alam

b. Peperangan

c. Krisis demografi

d. Akulturasi

e. Kontak budaya

2. Contoh dari kecenderungan masyarakat mempertahankan unsur lama karena

diperoleh melalui proses sosialisasi sejak kecil adalah.....

Page 59: Modul Perubahan Sosial

a. Makanan pokok

b. Upacara adat perkawinan

c. Tata cara beribadah

d. Solidaritas kelompok

e. Hubungan kekerabatan

3. Perubahan sosial mengakibatkan masalah sosial yang dimulai dengan....

a. Terciptanya integrasi sosial

b. Lahirnya golongan menengah

c. Lahirnya disinegrasi sosial

d. Berkembangnya kriminalitias

e. Peledakan populasi penduduk

4. Pemberontakan RMS muncul karena mereka menolak bergabung dengan

NKRI. Gerakan ini dinamakan.....

a. Integrasi

b. Anekasasi

c. Kolonialisme

d. Saparatisme

e. Disintegrasi

5. Masyarakat dan budaya cenderung mengalami perubahan, ini berarti terdapat

sifat tertentu yang dimiliki, yaitu....

a. Labil

b. Statis

c. Dinamis

d. Evolutif

e. Revolutif

6. Contoh perubahan yang berbentuk progress di bawah ini adalah.....

a. Listrik masuk desa mengakibatkan kenakalan remaja

b. Siaran televisi menyebabkan siswa malas belajar

c. Banyak wanita berpakaian sangat minim

d. Penemuan komputer memperlancar sistem informasi

e. Pemakaian robot menyebabkan menjamurnya pengangguran

Page 60: Modul Perubahan Sosial

7. Perubahan mode pakaian dari masa ke masa dikategorikan sebagai perubahan

yang sedikit sekali pengaruhnya serta ruang lingkupnya pun tak luas,

karena.....

a. Hanya menguntungkan kaum muda-mudi saja

b. Hanya terjangkau oleh golongan tertentu saja

c. Tidak ada hubungan dengan kebutuhan politik dan hukum

d. Tidak ada hubungan dengan kebutuhan sekunder saja

e. Perubahan tersebut hanya diciptakan kaum pedagang dan para

perancang mode

8. Beberapa faktor yang peranannya berpengaruh terhadap penerimaan suatu

unsur baru antara lain yang dikemukakan sebagai berikut, kecuali.....

a. Tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat

b. Sejalan dengan kemauan aparat keamanan masyarakat

c. Langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat

d. Sudah ada unsur yang melandasi unsur baru

e. Terbiasanya masyarakat kontak dengan masyarakat lain

9. Pengertian dasar aksi protes adalah gerakan atau tindakan yang dilakukan

bersama-sama untuk menyampaikan pernyataan tidak setuju terhadap suatu

kebijakan dengan cara.....

a. Persuasif

b. Mengecam secara pedas

c. Mengajak kepada kebenaran

d. Berontak dengan penjarahan

e. Mengalihkan situasi politik

10. Perubahan struktural dan memakan waktu relatif cepat disebut......

a. Evolusi

b. Radikal

c. Destruktif

d. Moderat

e. Reaktif

Page 61: Modul Perubahan Sosial

11. Tindakan korupsi adalah kejahatan yang terjadi karena.....

a. Pelakunya mempunyai kebiasaan buruk

b. Ada kelainan jiwa pada para pelakunya

c. Pelakunya mempunyai cacat fisik

d. Ada kesempatan yang dimiliki pelaku

e. Pelakunya mempunyai krisis jiwa]

12. Upaya utama untuk menanggulangi kenakalan remaja adalah.....

a. Menciptakan lapangan kerja yang luas

b. Menciptakan sarana hiburan yang mendidik

c. Memperketat pengendalian sosial

d. Mengadakan razia di sekolah dan kendaraan umum

e. Mengadakan penyuluhan secara efektif

13. Situasi yang menandai terjadinya disintegrasi sosial sebagai akibat perubahan

sosial antara lain.....

a. Sanksi berfungsi secara efektif

b. Timbul kebersamaan dalam masyarakat

c. Meningkatkan wibawa aparat

d. Solidaritas kelompok meningkat

e. Masyarakat kurang mematuhi norma yang berlaku

14. Kemerdekaan Republik Indonesia membawa perubahan yang mendasar bagi

kehidupan rakyat Indonesia, termasuk perubahan secara....

a. Evolusi

b. Revolusi

c. Modernisasi

d. Regres

e. Progres

15. Manakah yang merupakan contoh perubahan sosial yang bersifat progress.....

a. Koran masuk desa untuk meningkatkan informasi

b. Listrik masuk desa mempermudah para pemuda untuk begadang

c. ABRI masuk desa untuk menakut-nakuti rakyat

d. Banyak keluarga memiliki pesawat TV membuat nushola menjadi kosong

Page 62: Modul Perubahan Sosial

e. Gotong royong semakin menurun karena penduduk mencari pekerjaan di

kota

16. Proses integrasi sosial akan baik apabila.....

a. Ada homogenitas kelompok

b. Adanya penggunaan berbagai ragam bahasa

c. Kepribadian setiap individu sama

d. Terdapat sifat egoisme pada setiap individu

e. Norma-norma itu konsisten dan tidak berubah-ubah

17. Contoh perubahan sosial secara cepat dan mendasar adalah.....

a. Revolusi kemerdekaan

b. Mode pakaian

c. Penggunaan alat telekomunikasi

d. Perubahan peranan wanita

e. LMD

18. Perubahan pada lembaga kemasyarakatan akan mempengaruhi sistem

sosialnya yang meliputi....

a. Nilai, sikap, dan pola perilaku masyarakatnya

b. Kebutuhan, asal-usul, dan ciri fisik masyarakat

c. Keyakinan, suku bangsa, dan adat istiadat

d. Kebutuhan hidup, pola perilaku, dan asal-usul

e. Norma, nilai, dan seluruh kondisi alam lingkungan

19. Perubahan regress adalah bentuk perubahan yang menyebabkan kemunduran

kehidupan masyarakat yang meliputi....

a. Seluruh bidang kehidupan

b. Sebagai dasar bidang kehidupan

c. Pola hidup dan tingkah laku warga

d. Bidang pemenuhan kebutuhan

e. Bidang kehidupan tertentu

20. Salah satu faktor yang menyebabkan perubahan dalam masyarakat adalah

demografi, maksudnya adalah.....

a. Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi

Page 63: Modul Perubahan Sosial

b. Program transmigrasi dari pemerintah

c. Berkurang atau bertambanhnya penduduk

d. Adanya tingkat kelahiran dan kematian

e. Keberhasilan pelaksanaan program KB

BALIKAN DAN TINDAK LANJUT

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

DAFTAR PUSTAKA