HUKUM HAM DAN HUKUM HUMANITER - contohmakalah.id

28
HUKUM HAM DAN HUKUM HUMANITER MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan, Mata Kuliah Hukum HAM , Semester Ganjil, Tahun Akademik 2019/2020 Disusun oleh: Kelas : A Kelompok : 5 Anggota : 1. Dewanti Salma Wulan ( 171000018 ) 2. Chyntia Devira ( 171000020 ) 3. Yurist Elyanti R ( 171000022 ) 4. Januar Yusuf ( 171000023 ) Di bawah Bimbingan: MELANI,S.H.,M.H. FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2019

Transcript of HUKUM HAM DAN HUKUM HUMANITER - contohmakalah.id

Page 1: HUKUM HAM DAN HUKUM HUMANITER - contohmakalah.id

0

HUKUM HAM DAN HUKUM HUMANITER

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan, Mata Kuliah Hukum HAM , Semester Ganjil,

Tahun Akademik 2019/2020

Disusun oleh:

Kelas : A

Kelompok : 5

Anggota :

1. Dewanti Salma Wulan ( 171000018 )

2. Chyntia Devira ( 171000020 )

3. Yurist Elyanti R ( 171000022 )

4. Januar Yusuf ( 171000023 )

Di bawah Bimbingan:

MELANI,S.H.,M.H.

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG

2019

Page 2: HUKUM HAM DAN HUKUM HUMANITER - contohmakalah.id

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat

rahmat dan hidayah yang dikaruniakanNya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan

makalah ini yang berjudul “HUKUM HAM DAN HUKUM HUMANITER”.

Sesuai dengan namanya, sebuah makalah memang tidak dimaksudkan sebagai buku

materi atau buku panduan, melainkan didalamnya terdapat pembahasan dan

rincian-rincian mengenai hasil dari beberapa sumber yang telah penulis dapatkan.

Adapun penyusunan makalah ini berdasarkan pada rincian-rincian data yang telah

penulis dapatkan dari berbagai sumber.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. MELANI,S.H.,M.H. sebagai dosen matakuliah Hukum Hak Asasi Manusia

dalam perkembangan yang telah memberikan tugas ini kepada penulis.

2. Orang tua penulis yang telah memberikan dukungan, dorongan, bantuan,

serta memberikan doa restunya sehingga terselesaikannya makalah ini.

3. Saudara-saudara dan rekan-rekan penulis, yang senantiasa memberikan

support semangatnya kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini.

Penulis memahami dan menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna.

Namun, penulis telah berusaha menyusun makalah dengan usaha terbaik yang

penulis miliki. Akhirnya penulis menyampaikan terima kasih kepada segenap yang

telah mendukung terselesaikannya makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini

sesuai dengan yang diharapkan. Amiin Ya Allah Ya Rabbal Alamiin

Bandung, 24 September 2019

Kelompok V

Page 3: HUKUM HAM DAN HUKUM HUMANITER - contohmakalah.id

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 2

1. Jelaskan Pengertian dari Hukum Humaniter! ................................... 2

2. Bagaimana Hubungan Hukum HAM Internasional dan Hukum

Humaniter Internasional ? ................................................................... 2

3. Jelaskan Mengenai Konvensi Den Haag IV tahun 1907 tentang

Hukum dsn Kebiasaan Perang di Darat! ............................................ 2

4. Bagaimana Penjelasan Mengenai Tanggung Jawab Negara,

Individu, dan Komando Menurut Hukum Internasional? ................. 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3

A. Pengertian Hukum Humaniter................................................................... 3

B. Hubungan Hukum HAM Internasional dan Hukum Humaniter

Internasional ............................................................................................... 6

Page 4: HUKUM HAM DAN HUKUM HUMANITER - contohmakalah.id

iii

iii

C. Konvensi Den Haag IV tahun 1907 tentang Hukum dan Kebiasaan

Perang di Darat ......................................................................................... 14

D. Tanggung Jawab Negara, Individu, dan Komando Menurut Hukum

Internasional ..........................................................................................18

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 20

A. kesimpulan ........................................................................................ 20

B. Saran ................................................................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... iv

A. Buku ............................................................................................................ iv

B. Perundang-undangan ................................................................................. iv

Page 5: HUKUM HAM DAN HUKUM HUMANITER - contohmakalah.id

iv

iv

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Andrey Sujatmoko. Hukum HAM dan Hukum Humaniter. Raja Grafindo.

Jakarta.2004

Scott Davidson. Hak asasi manusia: Sejarah, Teori dan Praktek dalam

Pergaulan Internasional. Pustaka Utama Grafiti. Jakarta.2004

B. Perundang-undangan

Convention Respecting to the Laws and Customs of War on Land

Page 6: HUKUM HAM DAN HUKUM HUMANITER - contohmakalah.id

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hukum perang atau yang sering disebut dengan Hukum Humaniter

Internasional, atau hukum sengketa bersenjata memiliki sejarah yang sama

tuanya dengan peradaban manusia, atau sama tuanya dengan perang itu sendiri.

Mochtar Kusumaatmadja mengatakan, bahwa adalah suatu kenyataan yang

menyedihkan bahwa selama 3400 tahun sejarah yang tertulis, umat manusia

hanya mengenal 250 tahun perdamaian. Naluri untuk mempertahankan diri

kemudian membawa keinsyarafan bahwa cara berperang yang tidak mengenal

batas itu sangat merugikan umat manusia, sehingga kemudian mulailah orang

mengadakan pembatasan-pembatasan, menetapkan ketentuan-ketentuan yang

mengatur perang antara bangsa-bangsa. Pada umumnya aturan tentang perang

itu termuat dalam aturan tingkah laku, moral dan agama. Hukum untuk

perlindungan bagi kelompok orang tertentu selama sengketa bersenjata dapat

ditelusuri kembali melalui sejarah di hampir semua negara atau peradaban di

dunia. Dalam peradaban bangsa Romawi dikenal konsep perang yang adil (just

war). Kelompok orang tertentu itu meliputi penduduk sipil, anak-anak,

perempuan, kombatan yang meletakkan senjata dan tawanan perang.

Page 7: HUKUM HAM DAN HUKUM HUMANITER - contohmakalah.id

2

2

Berdasarkan hal tersebut kami membuat makalah ini dengan judul

“HUKUM HAM DAN HUKUM HUMANITER”. Dengan tujuan untuk

memahami lebih mengenai Hukum Humaniter dalam Hukum HAM.

B. Identifikasi Masalah

1. Jelaskan Pengertian dari Hukum Humaniter!

2. Bagaimana Hubungan Hukum HAM Internasional dan Hukum

Humaniter Internasional ?

3. Jelaskan Mengenai Konvensi Den Haag IV tahun 1907 tentang Hukum

dsn Kebiasaan Perang di Darat!

4. Bagaimana Penjelasan Mengenai Tanggung Jawab Negara, Individu,

dan Komando Menurut Hukum Internasional?

Page 8: HUKUM HAM DAN HUKUM HUMANITER - contohmakalah.id

3

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum Humaniter

Hukum Internasional atau International Humanitarian Law, atau

diterjemahkan dengan Hukum Humaniter Internasional atau Hukum

Internasional Humaniter. Hukum Humaniter Internasional (atau lazim ditulis

hukum humaniter) yang telah dikenal dan dipelajari dewasa ini merupakan

salah satu cabang (branch) dari hukum internasional (international law).

Dengan perkataan lain Hukum Humaniter merupakan bagian dari hukum

internasional. Oleh karena itu, karakteristik Hukum Humaniter tidak berbeda

dengan hukum internasional, misalnya yang berkaitan dengan sumber-sumber

hukumnya yang juga mengacu kepada Pasal 38 ayat (1) Statuta Mahkamah

Internasional (the Statuta of International Court of Justice/ICJ), yaitu meliputi:

perjanjian internasional (treaty), hukum kebiasaan internasional (customary

international law), prinsipprinsip umum hukum (general principlesof law),

yurisprudensi (judicial decisions) dann doktrin (doctrine) atau pendapat para

Page 9: HUKUM HAM DAN HUKUM HUMANITER - contohmakalah.id

4

4

ahli yang telah diakui kepakarannya atau reputasinya (teaching of the most

highly qualified piblicistsi).1

Menurut KPHG. Haryomataram yang dimaksud dengan hukum

humaniter adalah seperangkat aturan yang didasarkan atas perjanjian

internasional dan kebiasaan internasional yang membatasi kekuasaan pihak

yang berperang dalam menggunakan cara dan alat berperang untuk

mengalahkan musuh dan mengatur perlindungan korban perang. 2

Adapun menurut J. G. Starke yang dimaksud dengan hukum humaniter

terdiri dari seperangkat pembatasan yang diatur oleh hukum internasional yang

di dalamnya diatur penggunaan kekerasan yang dapat digunakan untuk

menundukkan pihak musuh dan prinsip-prinsip yang mengatur perlakuan

terhadap individu dalam perang dan konflik bersenjata.3

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka hukum humaniter pada

intinya terdiri dari dua bagian, yaitu:

1. Ketentuan tentang cara/pelaksanaan permusuhan (conduct of hostilities)

yang meliputi ketentuan yang mengatur alat/sarana (means) dan

cara/metode (methods) berperang;

1Andrey Sujatmoko, Hukum HAM dan Humaniter, Raja Grafindo Persada,Jakarta 2015,

hlm.169. 2 Ibid, hlm.171 3 Ibid,

Page 10: HUKUM HAM DAN HUKUM HUMANITER - contohmakalah.id

5

5

2. Ketentuan yang mengatur tentang perlindungan terhadap korban perang

(protection of war victims). Dalam ketentuan yang mengatur alat/sarana dan

cara/metode berperang misalnya diatur alat/sarana dan cara/metode apa saja

yang diperbolehkan atau dilarang untuk digunakan.

Hal tersebut diatur dalam Konvensi Den Haag 1907 dan lazim

disebut dengan Hukum Den Haag. Adapun dalam ketentuan yang mengatur

perlindungan terhadap korban perang diatur perlindungan terhadap korban

perang yang meliputi kombatan (combatant), orang sipil (civilian) serta

penduduk sipil (civilian population). Hal tersebut terutama diatur dalam

Konvensi Jenewa 1949 yang lazim disebut dengan Hukum Jenewa.4

Hukum humaniter tidak dimaksudkan untuk melarang perang,

karena dari sudut pandang hukum humaniter perang merupakan suatu

kenyataan yang tidak dapat dihindari. Hukum humaniter mencoba untuk

mengatur agar perang dapat dilakukan dengan lebih memerhatikan prinsip-

prinsip kemanusiaan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa hukum humaniter pada hakikatnya tidak melarang

perang, tetapi mengatur perang. Dalam hal ini, hukum humaniter mengatur

alat dan cara berperang, serta mengatur perlindungan terhadap korban

perang.5

4 Ibid, hlm.172 5 Ibid, hlm.127

Page 11: HUKUM HAM DAN HUKUM HUMANITER - contohmakalah.id

6

6

B. Hubungan Hukum HAM Internasional dan Hukum Humaniter

Internasional

Pada hakikatnya HAM dan Hukum Humaniter Internasional memiliki

tujuan yang sama, yaitu memberikan jaminan perlindungan terhadap manusia.

Hanya saja, keduanya memiliki perbedaan dari sisi, waktu dan situasi

penerapannya. Ketentuan HAM dimaksudkan untuk menjamin hak dan

kebebasan, baik sipil, politik, ekonomi, sosial maupun budaya bagi setiap

orang. Dalam hukum HAM ini setiap orang harus dilindungi dari

penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power) dari pemerintah. Ketentuan HAM

tersebut terdapat baik dalam berbagai peraturan perundangan nasional maupun

instrumeninstrumen internasional. Ketentuan HAM berlaku pada masa damai.

Sedangkan HHI diterapkan apabila terjadi sengketa bersenjata internasional

maupun non-internasional atau perang saudara (civil war). Hukum Humaniter

Internasional terdiri atas peraturan-peraturan tentang alat dan cara berperang

(Hukum Den Haag) serta peraturan-peraturan tentang perlindungan korban

konflik bersenjata (Hukum Jenewa).

Namun intisari Hukum ketentuan HAM (hard-core rights) tetap berlaku

sekalipun pada waktu sengketa bersenjata. Keduanya saling melengkapi. Juga

ada keterpaduan dan keserasian kaidah-kaidah yang berasal dari instrumen-

instrumen HAM dan Hukum Humaniter Internasional. Keduanya tidak hanya

mengatur hubungan antara pemerintah dengan rakyat, tetapi juga mengatur

Page 12: HUKUM HAM DAN HUKUM HUMANITER - contohmakalah.id

7

7

hubungan di antara Negara dengan Warga Negara dengan menetapkan hak-hak

dan kewajiban-kewajiban mereka secara timbal balik (reciprosity).

Dengan demikian, maka kedua bidang ini merupakan instrumen-

instrumen hukum yang memberikan perlindungan kepada orang-perorang.

Instrumen-instrumen hukum ini dapat di golongkan kedalam empat

kelompok,yaitu :

1. Instrumen hukum yang bertujuan melindungi orang-perorang sebagai

anggota masyarakat. Perlindungan ini meliputi segenap segi perilaku

perorangan dan sosialnya. Perlindungan ini bersifat umum sehingga

mencakup HAM internasional.

2. Instrumen yang bertujuan melindungi orang-perorang berkaitan dengan

keadaannya di dalam masyarakat, seperti hukum internasional tentang

perlindungan terhadap kaum wanita dan hukum internasional berkaitan

dengan perlindungan terhadap anak.

3. Instrumen hukum yang bertujuan melindungi orang-perorang dalam

kaitannya dengan fungsinya di dalam masyarakat , seperti hukum

internasional tentang buruh.

4. Instrumen hukum yang bertujuan untuk melindungi orang-perorang dalam

keadaan darurat, apabila terjadi situasi yang luar biasa dan yang

mengakibatkan ancaman adanya pelanggaran atas haknya yang biasanya

Page 13: HUKUM HAM DAN HUKUM HUMANITER - contohmakalah.id

8

8

dijamin oleh hukum yang berlaku, seperti hukum internasional tentang

pengungsi dan para korban dan akibat sengketa bersenjata.6

Kesadaran akan adanya hubungan antara HAM dan Hukum

Humanditer Internasional baru disadari pada akhir tahun 1960an.

Kesadaran ini semakin meningkat dengan terjadinya berbagai sengketa

bersenjata, seperti dalam perang kemerdekaan di Afrika dan di berbagai

belahan dunia lainnya yang menimbulkan masalah baik dari sisi HAM

maupun HHI. Konferensi internasional mengenai HAM yang

diselenggarakan oleh PBB di Teheran tahun 1968, secara resmi menjalin

hubungan antara HAM dan Hukum Humanditer Internasional. Dalam

resolusi XXIII tanggal 12 Mei 1968 mengenai penghormatan HAM pada

waktu pertikaian bersenjata, meminta agar konvensi-konvensi tentang

pertikaian bersenjata diterapkan secara lebih sempurna dan supaya di

sepakati perjanjian baru mengenai hal ini. Resolusi ini mendorong PBB

menangani pula Hukum Humanditer Internasional.

Dalam kepustakaan ada tiga aliran berkaitan dengan hubungan HAM dan

HHI yaitu :

6 Scott Davidson, Hak asasi manusia: Sejarah, Teori dan Praktek dalam Pergaulan

Internasional, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 2004. hlm. 40

Page 14: HUKUM HAM DAN HUKUM HUMANITER - contohmakalah.id

9

9

1. Aliran integrasionis, berpendapat bahwa system hukum yang satu

berasal dari yang lain. Dalam kaitan ini terdapat dua kemungkinan

yaitu :

a. HAM sebagai dasar bagai HHI, dalam arti bahwa HHI

merupakan cabang dari HAM. Hal tersebut didasarkan bahwa

HAM merupakan hak dasar bagi setiap orang, setiap waktu

dan berlaku di segala tempat. Sehingga HAM merupakan

genus dan HHI merupakan specisnya, karena hanya berlaku

untuk golongan tertentu saja dan dalam keadaan tertentu pula.

b. HHI merupakan dasar dari HAM, dalam arti bahwa HAM

merupakan bagian dari HHI. Pendapat ini didasarkan pada

alasan bahwa HHI lahir lebih dahulu dari pada HAM.

Sehingga secara kronologis HAM dikembangkan setelah HHI.

2. Aliran separatis, yang terlihat HAM dan HHI sebagai sistem hukum

yang sama sekali terpisah, tidak berkaitan. Karena keduanya

berbeda dalam :

a. Obyek, artinya HHI obyeknya sengketa bersenjata, sedangkan

HAM obyeknya hubungan antara pemerintah dengan warga

negaranya di dalam negara tersebut.

b. Sifatnya, HHI bersifat mandatory-a political serta peremptory,

sedangkan HAM besifat declaratory-political.

Page 15: HUKUM HAM DAN HUKUM HUMANITER - contohmakalah.id

10

10

c. Saat berlakunya, HHI berlaku saat adanya sengketa bersenjata,

sedangkan HAM berlaku pada masa damai.

3. Aliran komplementaris, yang melihat hukum HAM dan HHI

melalui proses yang bertahap, berkembang sejajar dan saling

melengkapi. Hubungan antara HAM dan HHI juga dapat dilihat dari

berbagai kesamaan di antara keduanya, seperti:7

a. Sebagaimana ketentuan-ketentuan instrumen-instrumen

HAM Konvensikonvensi Jenewa 1949 dan Protokol-

protokolnya membebankan kewajiban kepada Negara peserta

dan menjamin hak-hak individual dari orang-orang yang

dilindungi.

b. HHI menentukan kelompok-kelompok orang yang dilindungi

seperti orangorang yang cedera dan tawanan perang,

sedangkan HAM berlaku bagi semua orang tanpa

memberikan status khusus. Akan tetapi, dalam

perkembangan terakhir HHI mengikuti pendekatan yang

sama dengan sistem HAM, dengan memperluas perlindungan

HHI bagi semua orang sipil.

c. Di satu sisi landasan pengaturan HAM adalah hak-hak yang

berkaitan dengan manusia, yaitu kehidupan, kebebasan,

7 Ibid,

Page 16: HUKUM HAM DAN HUKUM HUMANITER - contohmakalah.id

11

11

keamanan, status sebagai subyek hukum, dan sebagainya.

Atas dasar tersebut dibuat peraturan-peraturan untuk

menjamin perkembangan manusia dalam segala segi. Di sisi

lain HHI dimaksudkan untuk membatasi kekerasan dan

dengan tujuan ini, HHI memuat peraturan-peraturan yang

menjamin hak-hak manusia yang sama, karena hakhak

tersebut dianggap sebagai hak-hak minimal. Intisari dari

HAM atau dapat juga disebut sebagai hak-hak yang paling

dasar menjamin perlindungan minimal yang mutlak

dihormati terhadap siapapun baik di masa damai maupun di

masa perang. Hak-hak yang paling dasar ini merupakan

bagian dari kedua sistem hukum tersebut. Hak-hak itu adalah

8:

i. Hak untuk hidup.

Hak untuk hidup ini dijamin oleh instrumen-

instrumen HAM dan HHI. Instrumen HHI memberikan

perlindungan kepada kehidupan manusia. Konvensi-

konvensi Jenewa 1949 menetapkan kewajiban

mengumpulkan dan merawat orang yang sakit dan

cedera, mengatur tentang perlakuan terhadap tawanan

8 Ibid,

Page 17: HUKUM HAM DAN HUKUM HUMANITER - contohmakalah.id

12

12

perang, interniran sipil dan masyarakat sipil di bawah

pendudukan musuh, larangan pelaksanaan hukuman

mati sebelum enam bulan sejak adanya putusan

pengadilan, larangan hukuman mati terhadap orang di

bawah umur 18 tahun, wanita hamil atau ibu yang

mempunyai anak yang masih kecil (Konvensi Jenewa

IV, Pasal 68 dan 75). Demikian pula larangan untuk

membunuh korban perang yang jatuh ke tangan musuh,

larangan menggunakan senjata yang dapat

mengakibatkan penderitaan berlebihan atau yang tidak

perlu. Khusus berkaitan dengan perlindungan

masyarakat sipil, Protokol tambahan I mengharuskan

keseimbangan antara kepentingan militer dan

kepentingan kemanusiaan (principle of

proportionality).9

Protokol Tambahan I juga melindungi kehidupan

dengan larangan tindakan starvasi terhadap penduduk

sipil sebagai cara berperang, serta larangan merusak

sarana yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidupnya.

Untuk menjamin keselamatan penduduk sipil, juga dapat

9 Ibid,

Page 18: HUKUM HAM DAN HUKUM HUMANITER - contohmakalah.id

13

13

ditetapkan lokasi bebas yang tidak boleh dijadikan

sasaran militer

ii. Larangan penyiksaan dan perlakuan yang tidak

manusiawi.

Larangan penyiksaan ini ditentukan dalam Pasal

7 konvenan tentang hak-hak sipil dan politik tahun 1966.

Dalam HHI, sebagian besar dari ketentuan-ketentuan

konvensi Jenewa 1949 merupakan rincian mengenai cara

memperlakukan korban perang, seperti perlakuan

manusiawi, larangan penyiksaan, larangan merendahkan

martabat atau segenap perbuatan yang bersifat menghina

dan segala jenis tindakan penyiksaan. Suatu konvensi

yang khusus mengatur mengenai larangan penyiksaan

adalah Convention against torture and other cruel

inhuman or degrading treatment or punishment, 1984,

Konvensi ini diratifikasi oleh Indonesia tahun 1998

dengan Undang-Undang No.5 Tahun 1998.

iii. Larangan perbudakan.

Larangan perbudakan terdapat dalam Pasal 8

Konvenan mengenai Hak-Hak Sipil dan Politik tahun

Page 19: HUKUM HAM DAN HUKUM HUMANITER - contohmakalah.id

14

14

1966. Dalam HHI larangan perbudakan ini ditetapkan

dalam Protokol II tahun 1977 Pasal 4 (2) f. Selain itu

Konvensi Jenewa 1949 mengatur pula tentang perlakuan

tawanan perang serta perlakuan terhadap orang sipil di

wilayah pendudukan musuh dan juga melarang segala

bentuk perbudakan.

iv. Jaminan Peradilan.

Dalam HAM, jaminan peradilan diakui sebagai

hak-hak yang sangat penting, agar HAM lainnya dapat

diterapkan secara efektif. Dalam HHI jaminan peradilan

sudah dimasukkan dalam konvensi-konvensi Jenewa

sejak penyusunannya, guna menghindari penjatuhan

dan pelaksanaan hukuman mati di luar proses

pengadilan maupun perlakuan yang tidak manusiawi.

C. Konvensi Den Haag IV tahun 1907 tentang Hukum dan Kebiasaan Perang

di Darat

Konvensi-Konvensi ini adalah merupakan hasil Konferensi Perdamaian

Ke II yang merupakan kelanjutan dari Konferensi Perdamaian I Tahun 1899 di

Page 20: HUKUM HAM DAN HUKUM HUMANITER - contohmakalah.id

15

15

Den Haag.503 Konvensi-konvensi yang dihasilkan oleh Konferensi

Perdamaian II di Den Haag adalah sebagai berikut : 10

1. Konvensi I tentang Penyelesaian Damai Persengketaan Internasional;

2. Konvensi II tentang Pembatasan Kekerasan Senjata dalam Menuntut

Pembayaran Hutang yang berasal dari Perjanjian Perdata;

a. Konvensi III tentang Cara Memulai Permusuhan;

b. Konvensi IV tentang Hukum dan Kebiasaan Perang di Darat yang

dilengkapi dengan Regulasi (Peraturan) Den Haag;

c. Konvensi V tentang Hak dan Kewajiban Negara dan Orang- orang

Netral dalam Perang di darat;

d. Konvensi VI tentang Status Kapal Dagang Musuh pada saat

Permulaan Peperangan;

e. Konvensi VII tentang Pengubahan Kapal Dagang menjadi Kapal

Perang;

f. Konvensi VIII tentang Penempatan Ranjau Otomatis di dalam laut;

g. Konvensi IX tentang Pemboman oleh Angkatan Laut di waktu

Perang;

h. Konvensi X tentang Adaptasi Asas-asas Konvensi Jenewa tentang

perang di laut;

10 Andrey Sujatmoko, Hukum HAM dan Humaniter, Raja Grafindo Persada,Jakarta,2015

hlm.205

Page 21: HUKUM HAM DAN HUKUM HUMANITER - contohmakalah.id

16

16

i. Konvensi XI tentang Pembatasan Tertentu terhadap Penggunaan Hak

Penangkapan dalam Perang di Laut;

j. Konvensi XII tentang Pembentukan suatu Mahkamah Internasional

tentang Penyitaan contraband perang (barang selundupan untuk

kepentingan perang);

k. Konvensi XIII tentang Hak dan Kewajiban Negara Netral dalam

Perang di Laut.

Konvensi Konvensi IV tentang Hukum dan Kebiasaan Perang di Darat

ini judul lengkapnya adalah “Convention Respecting to the Laws and Customs

of War on Land”. Konvensi ini terdiri dari 9 pasal, yang disertai juga dengan

lampiran yang disebut “Hague Regulations”. Konvensi ini merupakan

penyempurnaan terhadap Konvensi Den Haag II 1899 tentang Kebiasaan

Perang di Darat. Hal penting yang diatur dalam Konvensi Den Haag IV 1907

adalah mengenai apa yang disebut sebagai “Klausula si Omnes”, yaitu bahwa

konvensi hanya berlaku apabila kedua belah pihak yang bertikai adalah pihak

dalam konvensi, apabila salah satu pihak bukan peserta konvensi, maka

konvensi tidak berlaku. Selain itu, hal penting lainnya yang perlu diperhatikan

adalah ketentuanketentuan yang terdapat dalam Lampiran Konvensi Den Haag

IV (Hague Regulations), antara lain :11

11 Ibid,

Page 22: HUKUM HAM DAN HUKUM HUMANITER - contohmakalah.id

17

17

a. Pasal 1 HR, yang berisi mengenai siapa saja yang termasuk

“belligerents”, yaitu tentara. Pasal ini juga mengatur mengenai syarat -

syarat yang harus dipenuhi oleh kelompok milisi dan korps sukarela,

sehingga mereka bisa disebut sebagai kombatan, yaitu :

i. Dipimpin oleh seorang yang bertanggung jawab atas

bawahannya;

ii. Memakai tanda/emblem yang dapat dilihat dari jauh;

iii. Membawa senjata secara terbuka;

iv. Melaksanakan operasinya sesuai dengan hukum dan kebiasaan

perang.

b. Pasal 2 HR mengatur mengenai levee en masse, yang dikategorikan

sebagai “belligerent”, yang harus memenuhi syarat-syarat :

i. Penduduk dari wilayah yang belum dikuasai;

ii. Secara spontan mengangkat senjata;

iii. Tidak ada waktu untuk mengatur diri;

iv. Membawa senjata secara terbuka;

v. Mengindahkan hukum perang.12

12 Ibid, hlm 206

Page 23: HUKUM HAM DAN HUKUM HUMANITER - contohmakalah.id

18

18

D. Tanggung Jawab Negara, Individu, dan Komando Menurut Hukum

Internasional

Tanggungjawab negara muncul karena adanya pelanggaran terhadap

kewajiban negara menurut hukum internasional. Tanggungjawab terbagi atas

: tanggungjawab negara, tanggungjawab individu, dan tanggungjawab

komando.

1. Tanggung jawab Negara

Negara merupakan subjek hukum intenasional yang utama

dalam hukum internasional, yang memiliki hak dan kewajiban berdasarkan

hukum internasional. Hak dan kewajiban dalam hukum internasional

dikenal dengan tanggung jawab negara atau pertanggungjawaban negara

(state responsibility). Hal ini memicu timbulnya tanggung jawab negara

berdasarkan prinsip persamaan dan kedaulatan negara dalam hukum

internasional.

2. Tanggung jawab Individu

Konvensi Jenewa IV 1949 Pasal 49 menyebutkan bahwa setiap

kasus yang termasuk kejahatan internasional (pelanggaran berat) maka

pelaku harus mempertanggun jawabkannya secara individu. Orang yang

pertama kali diminta pertanggung jawabannya ketika terjadi pelanggaran

adalah orang yang secara langsung melakukan pelanggaran tersebut.

Page 24: HUKUM HAM DAN HUKUM HUMANITER - contohmakalah.id

19

19

Individu adalah orang perorangan yang merupakan subjek hukum,

terutama dalam hal melakukan kejahatan internasional. Prinsip

pertanggungjawaban individu (Individual Criminal Responsibility)

dipertegas dalam Pasal 25 Statuta Roma 1998.13

3. Tanggung jawab Komando

Dalam konteks hukum perang atau hukum sengketa bersenjata,

doktrin tanggung jawab komando didefinisikan sebagai tanggung jawab

komandan militer terhadap kejahatan perang yang dilakukan oleh prajurit

bawahannya atau orang lain yang berada dalam pengendaliannya.14

Doktrin tanggung jawab komando telah diatur secara tegas

dalam Pasal 7 Ayat (3) Statuta ICTY. Unsur-unsur tanggung jawab

komando dalam statuta tersebut yaitu unsur kesengajaan dimana atasan

mengetahui atau memiliki alasan untuk mengetahui bahwa kejahatan

sedang dilakukan atau telah dilakukan oleh bawahannya, unsur hubungan

atasan dan bawahan dan unsur atasan tidak mengambil tindakan-tindakan

yang diperlukan dan tepat untuk mencegah terjadinya kejahatan atau

menghukum pelakunya.15

13 Ibid, hlm.207 14 Ibid, hlm.220. 15 Ibid, hlm.225

Page 25: HUKUM HAM DAN HUKUM HUMANITER - contohmakalah.id

20

20

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Hukum Internasional atau International Humanitarian Law, atau

diterjemahkan dengan Hukum Humaniter Internasional atau Hukum

Internasional Humaniter adalah seperangkat aturan yang didasarkan atas

perjanjian internasional dan kebiasaan internasional yang membatasi

kekuasaan pihak yang berperang dalam menggunakan cara dan alat

berperang untuk mengalahkan musuh dan mengatur perlindungan korban

perang

2. Implementasi HAM Ketentuan-ketentuan HAM dalam kehidupan

masyarakat internasional telah dituangkan ke dalam berbgai konvensi.

Ketentuan-ketentuan tersebut meliputi Universal Declaration of Human

Rights (UDHR) The Cairo Declaration of Human Rights in Islam (CD),

Geneve Convention dan Optional Protocolnya, Konvensi Eropa 1950, dan

beberapa konvensi yang dilakukan oleh PBB lainnya. Ketentuan-ketentuan

HAM yang telah dituangkan dalam berbagai konvensi seperti tersebut di

atas dapat dikategorikan ke dalam dua situasi penerapan, yaitu pada waktu

stabilitas nasional tidak terancam dan dalam situasi yang membahayakan

stabilitas nasional, dalam situasi demikian berlakunya ketentuan HAM

Page 26: HUKUM HAM DAN HUKUM HUMANITER - contohmakalah.id

21

21

sering disebut sebagai Hukum Humaniter Internasional (HHI). Ketentuan

HAM, pada masa damai dan adanya ketegangan atau kekacauan dalam

negeri yang belum merupakan pertikaian bersenjata, perlindungan minimal

tetap dijamin oleh hukum HAM. HAM tetap berlaku dalam segala situasi,

tetapi dapat dibatasi apabila keadaan darurat telah dinyatakan secara resmi.

Hubungan HAM dan HHI Pada hakikatnya HAM dan HHI memiliki tujuan

yang sama, yaitu memberikan jaminan perlindungan terhadap manusia.

Hanya saja, keduanya memiliki perbedaan dari sisi, waktu dan situasi

penerapannya. Ketentuan HAM dimaksudkan untuk menjamin hak dan

kebebasan, baik sipil, politik, ekonomi, sosial maupun budaya bagi setiap

orang. Dalam hukum HAM ini setiap orang harus dilindungi dari

penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power) dari pemerintah. Ketentuan

HAM tersebut terdapat baik dalam berbagai peraturan perundangan

nasional maupun instrumeninstrumen internasional. Ketentuan HAM

berlaku pada masa damai. Sedangkan HHI diterapkan apabila terjadi

sengketa bersenjata internasional maupun non-internasional atau perang

saudara (civil war). HHI terdiri atas peraturan-peraturan tentang alat dan

cara berperang (Hukum Den Haag) serta peraturan-peraturan tentang

perlindungan korban konflik bersenjata (Hukum Jenewa).

3. Pada Konvensi IV Den Haag 1907 ini untuk pertama kali diatur

mengenai syarat-syarat seseorang dikatakan sebagai kombatan, meskipun

Page 27: HUKUM HAM DAN HUKUM HUMANITER - contohmakalah.id

22

22

kemudian syarat-syarat ini kemudian disempurnakan di dalam Protokol I

tahun 1977.

4. Negara merupakan subjek hukum intenasional yang utama dalam

hukum internasional, yang memiliki hak dan kewajiban berdasarkan hukum

internasional. Sedangkan . Individu adalah orang perorangan yang

merupakan subjek hukum, terutama dalam hal melakukan kejahatan

internasional. Dan Dalam konteks hukum perang atau hukum sengketa

bersenjata, doktrin tanggung jawab komando didefinisikan sebagai

tanggung jawab komandan militer terhadap kejahatan perang yang

dilakukan oleh prajurit bawahannya atau orang lain yang berada dalam

pengendaliannya

B. Saran

3. Sebaiknya pengertian dari hukum humaniter bukan hanya

sekedar di ketahui saja namun lebihbaik di maknai dan dipahami

sebaik-baiknya sebagai pedoman pengetahuan.

4. Sebaiknya Hukum HAM dan Humaniter terus berjalan saling

melengkapi agar pelanggaran HAM dapat dihindari walaupun dalam

keadaan perang.

5. Sebaiknya jika ada kedua belah pihak yang bertikai atau

berperang , harus memenuhi syarat, ketentuan alat dan cara berperang

Page 28: HUKUM HAM DAN HUKUM HUMANITER - contohmakalah.id

23

23

yang ada dalam Konvensi Den Haag IV 1907 agar mendapatkan

perlindungan hukum terutama HAM.

6. Setiap pihak baik Negara, individu, maupun komando harus

mempertanggung jawabkan segala tindakan dan keputusannya, agar

terciptanya keadilan.