Tugas Pengantar Bisnis-bisnis Baru

29
MAKALAH PENGANTAR BISNIS “MENCIPTAKAN SUATU BISNIS BARU” DISUSUN OLEH: Nama :Risa christyana.Sembiring NIM :132103006 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA T.A 2014/2015

description

Ekonomi Manajemen

Transcript of Tugas Pengantar Bisnis-bisnis Baru

Page 1: Tugas Pengantar Bisnis-bisnis Baru

MAKALAH PENGANTAR BISNIS

“MENCIPTAKAN SUATU BISNIS BARU”

DISUSUN OLEH:

Nama :Risa christyana.Sembiring

NIM :132103006

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

T.A 2014/2015

Page 2: Tugas Pengantar Bisnis-bisnis Baru

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas selesainya

penyusunan Makalah yang berjudul “Membaca Peluang Bisnis”.

Harapan penulis makalah ini dapat menambah wawasan yang lebih

luas tentang dunia bisnis yang terdiri dari usaha, wirausaha, maupun cara

berwirausaha. Penulis berusaha menyajikan makalah ini dalam bentuk sederhana

agar dapat dimengerti, diketahui, dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari

oleh pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih

banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang positif sangat

dibutuhkan agar menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa yang akan datang.

Penulis

Page 3: Tugas Pengantar Bisnis-bisnis Baru

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................i

DAFTAR ISI ....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang .......................................................................................1

1.2.Rumusan masalah ..................................................................................2

1.3.Tujuan penulisan ....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1.Cara memulai usaha baru .......................................................................3

2.2.Mengembangkan ide usaha baru ............................................................3-5

2.3.Identifikasi peluang usaha ......................................................................5-7

2.4.Merintis usaha baru .................................................................................7-8

2.5.Membeli perusahaan yang sudah didirikan .............................................9

2.6.Franchising(kerjasama manajemen/warlaba) .........................................9-10

2.7.Manfaat membuka usaha .................................................................10-12

2.8.Keberhasilan usaha ..........................................................................12

2.9.Strategi untuk mempertinggi kesempatan sukses usaha baru ................12-13

2.10.Hambatan-hambatan dalam memasuki usaha ...................................13-14

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Tugas Pengantar Bisnis-bisnis Baru

BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perencanaan bisnis merupakan langkah awal dalam menjalankan bisnis,

biasanya terdiri dari apa yang kita lakukan, kapan, dan bagaimana cara lebih jelas

mengenai tipe bisnis yang akan dirintis, siapa saja yang akan menjadi pelanggan

dan produk atau jasa apa yang akan ditawarkan.

Rencana bisnis dikembangkan dengan focus kepada pemegang

kepentingan. Rencana bisnis yang lengkap biasanya termasuk suatu penaksiran

lingkungan bisnis, rencana manajemen, rencana pemasaran, dan rencana

keuangan.

Penaksiran lingkungan bisnis meliputi lingkungan ekonomi, lingkungan

industri, dan lingkungan global. Rencana manajemen termasuk di dalamnya

rencana operasional menitikberatkan pada usulan struktur organisasi produksidan

sumber daya manusia dalam perusahaan.

Perencanaan pemasaran meliputi lima langkah yaitu : target pasar,

karakteristik pasar, penentuan harga, distribusi, dan promosi. Selanjutnya rencan

keuangan terdiri dari dua yaitu kelayakan bisnis dan pendanaan bisnis.

Jenis usaha kecil tidak perlu membuat rencana bisnis yang rumit untuk

memulai usahanya. Seringkali rencana bisnis dibuat bentuk catatan saat

melakukan diskusi atau tanya jawab. Seringkali juga orang memulai bisnis tanpa

rencana sama sekali, sehingga ide-ide menjadi kabur dan mereka tidak tahu apa

yang selanjutnya harus mereka lakukan. Dengan menulis sebuah rencana,

meskipun itu berupa catatan-catatan kecil, kita akan mendapatkan gambaran yang

lebih jelas mengenai jenis bisnis yang diinginkan, serta bagaimana bisnis harus

dikembangkan sejalan dengan perkembangan zaman.

Beberapa hal yag dapat dipikirkan saat menulis rencana bisnis, yaitu :

1. Jenis usaha apa yang akan dirintis

2. Tujuan apa dari bisnis yang akan dirintis

3. Bagaimana bisnis akan menghasilkan uang

4. Siapa yang akan menjadi pelanggan

Page 5: Tugas Pengantar Bisnis-bisnis Baru

Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, kami merangkum beberapa rumusan

masalah yang diangkat antara lain :

a. Bagaimana cara membuat usaha baru?

b. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi dalam membuat usaha baru?

c. Apa indikator yang dapat dicapai ketika usaha tersebut dikatakan berhasil?

d. Apa hambatan-hambatan yang dihadapi ketika membuat usaha baru?

Tujuan Penulisan

Penulisan makalah yang mengenai tentang cara membuat usaha baru ini memiliki

beberapa tujuan diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahu cara-cara dalammembuat usaha baru

b. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi dalam membuat usaha

baru

c. Untuk mengetahui indikator keberhasilan usaha

d. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi dalam membuat usaha

baru

Page 6: Tugas Pengantar Bisnis-bisnis Baru

BAB 2

PEMBAHASAN

Cara Memulai Usaha Baru

Analogi seorang yang memulai kewirausahaan ialah seperti seorang

belajar naik sepeda, pertama kali duduk di atas sadel sepeda akan merasa gamang

dan takut, ragu-ragu untuk memulai mengayuh, takut jatuh atau nabrak namun

ketika peadal sepeda muali dikayu dan si anak dapat menguasai rasa takutnya,

ternyuata naik sepeda itu mudah semudah berjalan kaki.

Menurut Suryana (2006 : 100) ada 3 (tiga) cara yang dapat dilakukan untuk

memulai usaha baru, yaitu :

1. Merintis usaha baru, yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru dengan

menggunakan modal, ide, organisasi dan manajemen yang dapat dirancang

sendiri.

2. Membeli perusahaan orang lain (buying), yaitu dengan membeli perusahaan

yang telah didirikan atau dirintis dan diorganisir oleh orang lain dengan nama

dan organisasi yang sudah ada.

3. Kerja sama manajemen (franchising), yaitu kerja sama antara wirausaha

dengan preusan besar dalam mengadakan persetujuan jual – beli hak

monopoli untuk menyelenggarakan usaha (waralaba).

Mengembangkan Ide Usaha Baru

Apakah setiap orang dapat menjadi seorang wirausahawan yag sukses?

Tentu saja jawabannya adalah dapat. Pertanyaan lebih lanjut adalah wirausahawan

atau pengusaha macam apa yang diinginkan? Apakah kita akan memulai dengan

menjadi wirausahawan berskala kecil atau berskala menengah? Banyak orang

membayangkan bahwa yang dimaksud menjadi wirausahawan berskala kecil itu

adalah usaha berskala rumah tangga. Misalnya toko sembako, penjual mie ayam,

pengusaha jasa laundry, penjual bubur ayam, pengecer pulsa, atau semua usaha

bisa dilakukan di rumah. Sedangkan usaha berskala menengah adalah usaha-usaha

Page 7: Tugas Pengantar Bisnis-bisnis Baru

yang sama namun sudah bercabangcabang, memiliki sekian banyak gerai atau

sekian banyak gerobag dorong.

Ada juga sementara orang yang membedakannya dengan melihat

sumberdaya yang dimiliki, baik berupa sumber daya manusia, teknologi,

bahanbaku, keuangan atau modal, kepemimpinan, dan sebagainya. Banyak buku

pendidikan kewirausahaan mulai dengan analisis berbagai sumber daya di atas.

Biasanya disebutkan jikalau kita memiliki sumber daya yang memadai maka kita

dapat langsung menjadi wirausahawan dengan skala menengah. Tetapi

sebaliknya, buku-buku kewirausahaan yang lebih empirik-praktis atau buku-buku

“how to” kewirausahaan yang banyak dibeli anggota masyarakat justru

berpendapat sebaliknya. Pertanyaan yang mau dijelaskan dalam buku-buku

tersebut biasanya sekitar bagaimana memulai usaha dari nol. Buku-buku semacam

ini lebih mengedepankan tekad, cita-cita, kemauan dan semangat berusaha yang

besar disertai kerja keras.

Dua hal di atas sama-sama ekstrim kendati tidak ada yag salah. Memang

benar, dalam keadaan normal, biasanya orang memulai usaha dengan berusaha

sekuat tenaga untuk mencari modal sedikit demi sedikit, dengan berbagai sumber

daya dan fasilitas yang terbatas. Awalnya tentu mulai dengan menjadi

wirausahawan berskala kecil namun dengan ide-ide yang baru dalam menjalankan

usaha. Sangat boleh jadi banyak orang mengawali bisnisnya dengan perasaan

ragu-ragu dan pesimistik tetapi berakhir dengan keberhasilan yang gemilang.

Akan tetapi tidak sedikit juga yang memulainya dengan optimistik, persiapan

yang matang, sumber daya yang cukup. Hasil akhirnya ada yang berhasil ada yang

tidak. Yang perlu digarisbawahi dalam hal ini adalah mulailah dengan ide-ide

baru.

Ide-ide untuk memulai sebuah usaha atau bisnis diawali dengan

mengamati lingkungan. Biasanya ide baru muncul sebagai hasil dari proses

interaksi seseorang dengan lingkungan. Oleh karena itu pilihan akan lingkungan

dan bentuk bisnis harus diamati dengan seksama. Di sini seorang wirausahawan

harus jeli dalam menilai dan menangani berbagai permasalahan dan peluang yang

muncul di lingkungan tersebut. Sebagi contoh, ada dua orang calon wirausahawan

Page 8: Tugas Pengantar Bisnis-bisnis Baru

datang di sebuah masyarakat di suatu tempat. Dua orang ini menemukan

kenyataan yang sama bahwa semua orang dalam masyarakat tersebut ternyata

tidak memakai sepatu atau sandal. Setelah mempelajari dan mengidentifikasi

penyebabnya, calon wirausahawan A menyimpulkan tidak ada gunanya memulai

bisnis sepatu di sini karena A berkeyakinan perilaku masyarakat yang tidak

bersepatu atau sandal ini sudah mendarah daging dan tidak bisa diubah.

Sebaliknya calon wirausahawan B berkesimpulan sebaliknya bahwa

masyarakat akan mengubah perilakunya kalau ada upaya meng-edukasi

masyarakat tersebut untuk bersepatu. Ide-ide bisnis yang dikembangkan oleh

seorang wirausahawan pada umumnya merupakan ide-ide praktis yang diyakini

memiliki kepastian untuk berhasil. Keberhasilan ini sering berawal dari usaha

berskala kecil. Oleh karena itu banyak penulis buku kewirausahaan menyarankan,

mulailah berbisnis dalam skala kecil (Suharno, 2007 ; Frinzes, 2011 : 223).

Menurut sebuah survei yang dilakukan Peggy Lambing (2000) seperti

yang dikutip Suryana (2003: 70), sekitar 43% responden (wirausahawan)

mendapatkan ide bisnis dari pengalaman ketika mereka bekerja di perusahaan atau

tempat-tempat profesional lainnya. Dari pengalaman tersebut, mereka mengetahui

cara-cara mengoperasikan perusahaan. Sebanyak 15% responden menyatakan

telah mencoba dan merasa mampu mengerjakannya dengan baik. Dari para

wirausahawan yang disurvai, 11% di antaranya memulai usaha untuk memenuhi

peluang pasar, sementara 46% lainnya karena hobi.

Banyak cara atau jalan untuk menjadi berhasil dalam bisnis. Setiap orang

bisa mempunyai pengalaman yang berbeda-beda. Tidak ada satu jalan yang

dianggap jalan atau cara yang paling baik atau paling benar. Di samping faktor

keberuntungan (luck atau hoki), ada faktor lain yang mempengaruhi misalnya

kerja keras, perencanaan yang matang, pengamatan yang jeli, pemikiran kreatif,

inovatifdan sebagainya.

Identifikasi Peluang Usaha

Sebuah (atau lebih) peluang usaha (business opportunities) dikatakan ada

jika di dalam pasar terdapat kemungkinan yang menguntungkan untuk

Page 9: Tugas Pengantar Bisnis-bisnis Baru

menawarkan atau menjual barang dan jasa yang ditujukan untuk memenuhi

kebutuhan , keinginan, atau preferensi konsumen (Frinzes, 2011 : 229).

Selanjutnya Frinzes (2011: 230) mengidentifikasi ada tidaknya sebuah

peluang usaha berdasarkan tiga kondisi pasar sebagai berikut :

1. Ketika sebuah produk atau jasa sudah ada di pasaran tetapi tidak atau belum

dapat memenuhi kebutuhan, keinginan, atau selera konsumen. Hal ini dapat

terjadi karena : Kualitasnya rendah, Produknya tidak user friendly atau tidak

ramah pemakai, Harganya terlalu mahal atau tidak rasional, Produk tidak

sesuai dengan keyakinan/kepercayaan pemakainya, Produk dinilai

ketinggalan zaman, tidak sesuai dengan mode atau trend, Konsumen merasa

kesulitan memperoleh produk tersebut, Tidak memiliki fitur yang membuat

konsumen terkesan

2. Adanya kenyataan atau kondisi ketika konsumen membutuhkan sebuah

produk yang dapat mengatasi persoalan yang mereka hadapi namun tidak ada

di pasaran. Misalnya sebuah produk yang dapat mempercepat proses

pengeringan kaca atau lantai atau mobil, cairan yang dapat dengan cepat

memberihkan porselin atau keramik yang sudah telanjur kotor dan sulit

dibersihkan dengan cara biasa.

3. Ketika ada sebuah inovasi (temuan baru) barang atau jasa yang sebelumnya

tidak diketahui oleh konsumen. Misalnya upaya menciptakan sebuah “atap”

yang dapat melindungi pengendara sepeda motor dari panas dan hujan.

Sebuah alat serupa payung yang dapat melindungi jemuran dari terpaan hujan

dengan segera.

Kendati bukan perkara yang mudah, setidaknya ada 4 langkah strategis

yang diusulkan Frinzes (2011: 233) untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan

memilih sebuah peluang bisnis yakni, pertama, mengidentifikasi kebutuhan dan

keinginan konsumen ; kedua, memindai (scanning) atau menyaring lingkungan,

mengevaluasi individu dan masyarakat secara umum ; ketiga, meneliti secara

cermat peluang-peluang bisnis yang muncul ; keempat, memilih salah satu

peluang dan mempersiapkan sebuah rencana usaha.

Page 10: Tugas Pengantar Bisnis-bisnis Baru

Dari 4 langkah di atas, disebutkan bahwa langkah pertama yakni:

Mengidentifikasi kebutuhan atau keinginan konsumen merupakan langkah yang

paling banyak diberi perhatian. Mengapa? Karena setiap peluang bisnis dimulai

dengan adanya kebutuhan dan keinginan konsumen. Kebutuhan konsumen

dianggap sebagai sesuatu yang paling mendasar di dalam kehidupan. Namun

demikian perlu dicatat bahwa mengidentifikasi kebutuhan saja sebenarnya

belumlah cukup memadai. Para indutriwan atau pengusaha besar yang bergerak di

bidang industri konsumsi tidak hanya mengidentifikasi kebutuhan melainkan juga

meng-create kebutuhan atau menciptakan kebutuhan. Artinya menggarap

konsumen agar mereka merasa butuh atau setidak-tidaknya membuat mereka

merasa tidak nyaman atau tidak percaya diri kalau tidak mengkonsumsi barang

dan jasa yang dihasilkan oleh para pemain industri konsumsi besar. Pada suatu

titik, seorang wirausahawan dituntut untuk itu.

Menurut Lambing (Suryana, 2003 : 70), ada dua pendekatan utama yang

digunakan wirausahawan untuk menemukan peluang dengan mendirikan usaha

baru. Pertama, pendekatan inside-out yakni pendekatan berdasarkan gagasan

sebagai kunci keberhasilan. Termasuk dalam kategori ini adalah mereka yang

menentukan jenis usaha berdasarkan ketrampilan, kemampuan, dan latar belakang

diri sendiri. Kedua, pendekatan the out-side in atau disebut juga opportunity

recognition yakni pendekatan yang menekankan pada basis ide bahwa suatu usaha

akan berhasil apabila menanggapi atau menciptakan suatu kebutuhan di pasar.

Sudah barang tentu hal ini didasari dengan pengamatan lingkungan yang cermat.

Merintis Usaha Baru

Wirausaha adalah seseorang yang mengorganisir, mengelola, dan memiliki

keberanian menghadapi resiko. Sebagai pengelola dan pemilik usaha (business

owner manager) atau pelaksana usaha kecil (small business operator), ia harus

memiliki:

a. Kecakapan untuk bekerja

b. Kemampuan mengorganisir

c. Kreatif

Page 11: Tugas Pengantar Bisnis-bisnis Baru

d. Lebih menyukai tantangan

Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:

1. Bidang dan jenis usaha yang dimasuki.

2. Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih.

Ada beberapa kepemilikan usaha yang dapat dipilih, diantaranya perusahaan

perseorangan, persekutuan (dua macam anggota sekutu umum dan sekutu

terbatas), perseroan, dan firma

3. Tempat usaha yang akan dipilih.

Dalam menentukan tempat usaha ada beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan, diantaranya:

o Apakah tempat usaha tersebut mudah dijangkau oleh konsumen atau

pelanggan maupun pasar?

o Apakah tempat usaha dekat dengan sumber tenaga kerja?

o Apakah dekat ke akses bahan baku dan bahan penolong lainnya seperti alat

pengangkut dan jalan raya

4. Organisasi usaha yang akan digunakan.

5. Kompleksitas organisasi usaha tergantung pada lingkup atau cakupan usaha

dan skala usaha. Fungsi kewirausahaan dasarnya adalah kreativitas dan

inovasi, sedangkan manajerial dasarnya adalah fungsi-fungsi manajemen.

Semakin kecil perusahaan maka semakin besar fungsi kewirausahaan, tetapi

semakin kecil fungsi manajerial yang dimilikinya.

6. Lingkungan usaha

Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun penghambat jalannya

perusahaan. Lingkungan yang dapat mempengaruhi jalannya

usaha/perusahaan adalah lingkungan mikro dan lingkungan makro.

Lingkungan mikro adalah lingkungan yang ada kaitan langsung dengan

operasional perusahaan, seperti pemasok, karyawan, pemegang saham,

majikan, manajer, direksi, distributor, pelanggan/konsumen, dan lainnya.

Lingkungan makro adalah lingkungan diluar perusahaan yang dapat

mempengaruhi daya hidup perusahaan secara keseluruhan, meliputi

Page 12: Tugas Pengantar Bisnis-bisnis Baru

lingkungan ekonomi, lingkungan teknologi, lingkungan sosial, lingkungan

sosiopolitik, lingkungan demografi dan gaya hidup.

Membeli Perusahaan yang sudah didirikan

Banyak alasan mengapa seseorang memilih membeli perusahaan yang sudah ada

daripada mendirikan atau merintis usaha baru, antara lain:

a. Resiko lebih rendah

b. Lebih mudah

c. Memiliki peluang untuk membeli dengan harga yang dapat ditawar

Membeli perusahaan yang sudah adaa juga mengandung permasalahan, yaitu:

Masalah eksternal, yaitu

a. Lingkungan misalnya banyaknya pesaing dan ukuran peluang pasar

b. Masalah internal, yaitu masalah-masalah yang ada dalam perusahaan,

misalnya image atau reputasi perusahaan.

Franchising (Kerjasama Manajemen/Waralaba)

Franchising adalah kerjasama manajemen untuk menjalankan perusahaan

cabang/penyalur. Inti dari Franchising adalah memberi hak monopoli untuk

menyelenggarakan usaha dari perusahaan induk.

Franchisor adalah (perusahaan induk) adalah perusahaan yang memberi lisensi,

sedangkan Franchise adalah perusahaan pemberi lisensi (penyalur atau dealer).

Bentuk Kelebihan KekuranganMerintis Usaha Gagasan Murni

Bebas beroperasi Fleksibel dan mudah

penggunaan

Pengakuan nama barang

Fasilitas inefisien Persaingan kurang

diketahuiMembeli Perusahaan Kemungkinan

sukses Lokasi sudah cocok Karyawan dan

pemasok biasanya sudah mantap

Sudah siap operasi

Perusahaan yang dijual biasanya lemah

Peralatan tak efisien

Mahal Sulit inovasi

Kerja sama Mendapat Tidak mandiri

Page 13: Tugas Pengantar Bisnis-bisnis Baru

manajemen pengalaman dalam logo, nama, metoda, teknik produksi, pelatihan dan buruan modal

Penggunaan nama, merek yang sudah dikenal

Kreativitas tidak berkembang

Menjadi independen terdominasi, rentan terhadap perubahan franchisor

Manfaat Membuka Usaha

Kebanyakan wirausahawan membuka usahanya untuk kepuasan diri. Rutinitas

yang membosankan, kreasi yang dihambat-hambat, birokrasi yang panjang dan

kaku, atau suasana kerja yang tidak menyenangkan. Budaya (cultur) perusahaan

yang tidak cocok merupakan hal yang bisa menciptakan motif, dan mendorong

orang untuk segera mencari kebebasan. Jika mereka bekerja sebagai orang gajian,

maka semua yang mereka lakukan hanya untuk pimpinan perusahaan.

Sedangkan, dengan berwirausaha maka semua pekerjaan yang dilakukan untuk

dirinya sendiri. Ada beberapa keuntungan menarik yang bisa didapatkan dari

membuka usaha sendiri (Sarosa, 2003:5) adalah sebagai berikut:

1. Pontensi penghasilan yang tak terbatas

Membuka usaha berbeda dengan bekerja sebagai karyawan di perusahaan

orang lain. Kalau bekerja sebagi karyawan, penghasilan adalah sebesar gaji

(mungkin ditambah dengan tunjungan-tunjangan bila ada), di mana gaji dan

tunjangan tersebut telah ditetapkan berdasarkan jabatan (masa kerja) oleh

pemilik perusahaan. Dalam hal ini seseorang hanya bisa menerima keputusan

yang dibuat oleh pemilik perusahaan. Sebaliknya, bila membuka usaha

sendiri maka penghasilan yang didapatkan bisa dalam jumlah yang lebih

besar, bahkan tidak terbatas, tergantung dari kinerja dan pengolahan usaha.

Seseorang wirausahawan bebas menentukan berapa yang akan didapatnya,

potensi untuk menerima penghasilan yang tidak terbatas ini merupakan daya

tarik yang mengiurkan bagi seseorang untuk berwirausaha.

2. Memaksimalkan kemampuan

Kemampuan yang dimaksud bisa berupa ide ataupun kemampuan yang lain

seperti menjual, bernegosiasi, dan lain-lain. Dengan memiliki usaha sendiri

Page 14: Tugas Pengantar Bisnis-bisnis Baru

maka wirausahawan memiliki kebebasan seluas-luasnya untuk bekreasi

dengan ide-ide tersebut. Untuk bekerja dengan adanya batasan-batasan yang

mungkin akan sering ditemui jika memilih untuk bekerja sebagai karyawan

disuatu perusahaan. Sudah tentu dengan adanya kebebasan bekerja dan

berkreasi secara maksimal maka semangat kerjapun tinggi. Semangat kerja

yang tinggi inilah yang sangat diharapkan dapat membuahkan hasil yang

maksimum bagi usaha sendiri, dengan berwirausaha seseorang bebas

berkreasi, akan tetapi maju tidaknya usaha tersebut tergantung pimpinannya

dalam mengelola usaha tersebut.

3. Bebas mengatur waktu kerja

Dengan menjadi karyawan, sebenarnya seseorang telah melakukan suatu

transaksi dengan perusahaan tempat bekerja, yaitu jual beli. Seseorang telah

menjual waktu dan kemampuannya untuk digunakan oleh perusahaan. Jika

bekerja sebagai karyawan maka ada keterbatasan untuk bisa mengatur waktu,

sebagian besar waktu dihabiskan di luar rumah. Akan tetapi seseorang, dapat

mengatur waktu kerjanya sendiri jika memulai membuka usaha, bahkan jika

usaha tersebut di rumah. Wirausahawan adalah seperti orang bebas yang

mempunyai tanggung jawab, semakin sukses seorang wirausahawan semakin

banyak waktu luangnya. Seorang wirausahawan bukanlah seseorang yang

makin sibuk jika usahanya mulai berkembang.

4. Sikap mental yang mandiri

Sebagai seorang manajer dalam usaha sendiri, maka bersikap mandiri dalam

menjalankan usahanya yang merupakan tuntutan yang harus dilakukan. Sikap

mental yang kuat dan mandiri sangat dibutuhkan pada saat sedang

menghadapi masalah yang berat sehingga menuntut untuk dapat mengambil

tindakan yang cepat dan tepat. Pada situasi seperti ini tidak ada siapapun yang

bisa diandalkan selain diri sendiri, karena setiap wirausahawan merupakan

manajer pada usahanya. Justru wirausahawan tersebut yang diharapkan oleh

para karyawan untuk dapat mengatasi masalah yang sedang dihadapi.

Kemandirian dan sikap mental yang kuat dalam berbisnis dan kehidupan

pribadi si pengusaha sangat berkorelasi dan saling mempengaruhi. Self

Page 15: Tugas Pengantar Bisnis-bisnis Baru

manajemen (manajemen diri sendiri) merupakan hal yang sangat pentin yang

harus dilakukan oleh seorang wirausahawan untuk memberikan contoh bagi

para bawahan atau karyawannya.

Keberhasilan Usaha

Menurut Nasution dalam bukunya yang berjudul ”Pengembangan

Wirausaha Baru” (2001 : 15), sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan

usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan

bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari

perusahaan tersebut bertambah. Sedangkan menurut Anoraga (2002), Apapun

pilihan usaha baru yang diputuskan, untuk menjamin keberhasilan dalam usaha

harus dilaksanakan persiapan secara matang yaitu dengan menyiapkan rencana

usaha (Business Plan). Business plan merupakan dokumen yang disiapkan sercara

seksama yang menerangkan mengenai pola dari usaha yang akan digeluti, sasaran

dari entrepreneur dan rencana tindakan untuk mencapai sasaran serta keberhasilan

dalam usaha. Suatu rencana usaha biasanya disusun berdasarkan fungsi – fungsi

operasional usaha, yaitu fungsi pemasaran, produksi, keuangan dan fungsi

ketenagaan atau sumber daya manusia. Secara garis besar seorang wirausahawan

tentu akan memulai menyusun rencana dengan pertama – tama menyusun rencana

pemasaran, kemudian rencana produksi, organisasi dan manajemen (yang

berhubungan dengan personalia) dan rencana keuangan.

Strategi Untuk Mempertinggi Kesempatan Sukses Usaha Baru

Berbagai buku mendefinisikan manajemen strategi dengan kata-kata yang

berbeda. Diantaranya, menurut Nawawi (2003), manajemen strategi merupakan

perencanaan strategi yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh

(disebut visi), dan ditetapkan sebagai keputusan pimpinan tertinggi (keputusan

yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi

secara efektif (disebut misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan

operasional untuk menghasilkan barang dan/atau jasa serta pelayanan) yang

berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan

Page 16: Tugas Pengantar Bisnis-bisnis Baru

strategis) dan berbagai sasaran organisasi.

Pengertian manajemen strategi begitu banyak didefenisikan, namun pada

dasarnya manajemen strategi merupakan suatu sistem yang sebagai satu kesatuan

memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan mempengaruhi.

Komponen pertama adalah perencanaan strategi dengan unsur-unsurnya yang

terdiri dari visi, misi, tujuan dan strategi utama organisasi. Sedangkan komponen

kedua adalah perencanaan operasional dengan unsur-unsurnya, sasaran dan tujuan

operasional, pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen berupa fungsi

pengorganisasian, fungsi pelaksanaan dan fungsi penganggaran, kebijaksanaan

situsional, jaringan kerja internal dan eksternal, fungsi kontrol dan evaluasi serta

umpan balik.

Melaksanakan Manajemen strategi berarti entrepreneur juga harus

membuat perencanaan dalam bentuk formulasi bisnis secara matang. Resnik

dalam Certo dan Peter (1991) seperti dikutip I Putu Sugi Darmawan (2004),

terdapat 10 formulasi strategi yang disarankan dirancang untuk mempertinggi

kesempatan hidup dan sukses sebuah usaha kecil.

Adapun kesepuluh formulasi strategi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Menjadi objektif. Angan-angan sendiri tidak memiliki tempat di dalam

bangunan sebuah bisnis. Kejujuran, penilaian yang tenang dari kekuatan dan

kelemahan perusahaan dan keahlian bisnis serta manajemennya adalah hal

yang mendasar.

2. Membuat sederhana dan terfokus. Dalam usaha kecil, kesederhanaan adalah

efektif. Usaha dan sumber daya, seharusnya dikonsentrasikan dimana dampak

dan keuntungan adalah hal yang paling utama.

3. Fokus pada pasar yang menguntungkan. Kelangsungan hidup dan

keberhasilan usaha kecil oleh persediaan barang dan jasa khusus yang

menemukan keinginan dan kebutuhan dari pemilihan kelompok pelanggan.

4. Mengembangkan rencana pemasaran. Usaha kecil harus memutuskan

bagaimana untuk meraih dan menjual kepada pelanggan.

5. Memanajemen tenaga kerja secara efektif. Kesuksesan usaha kecil tergantung

pada bangunan, pengaturan dan motivasi sebuah tim pemenang.

Page 17: Tugas Pengantar Bisnis-bisnis Baru

6. Membuat catatan keuangan yang jelas. Usaha kecil perlu untuk memiliki

catatan asset, liabilitas, penjualan, biaya dan informasi akunting lainnya

dalam urutan untuk kelangsungan hidup dan keberhasilan.

7. Tidak pernah menghambur-hamburkan kas. Kas adalah raja di dalam dunia

usaha kecil.

8. Menghindari perangkap yang berulang-ulang dari pertumbuhan yang cepat.

Usaha kecil harus hati-hati melakukan ekspansi.

9. Mengerti seluruh fase bisnis. Pengendalian usaha kecil dan kemajuan

keuntungan usaha kecil , tergantung pada pengertian yang lengkap dari

seluruh fungsi bisnis.

10. Merencanakan ke depan. Usaha kecil harus memformulasikan secara kritis

dan menantang, pencapaian sasaran, tujuan dan mengubahnya menjadi

aktifitas yang produktif.

Hambatan – Hambatan dalam Memasuki Industri

Ada bebrapa hambatan untuk memasuki industri baru, yaitu :

1. Sikap dan kebiasaan pelanggan. Loyalitas pelanggan kepada perusahaan baru

masih kurang sebaliknya, perusahaan yang sudah ada justru lebih bertahan

karena telah lamam mngetahui sikap dan kebiasaan pelanggannya

2. Biaya perubahan. Yaitu biaya yang diperlukan untuk pelatihan kembali para

karyawan dan penggantian alat serta sistem yang lama

3. Respon dari pesaing yang secara agresif akan mempertahnkan pangsa pasar

yang ada.

Kesimpulan

Page 18: Tugas Pengantar Bisnis-bisnis Baru

Kreativiatas sering kali muncul dalam bentuk ide untuk menghasilkan barang dan

jasa baru. Ide bukanlah peluang dan tidak akan muncul bila wirausaha tidak

mengadakan evaluasi dan pengamatan secara terus menerus. Bagaimana ide bisa

menjadi peluang?Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-

cara/metode yang lebih baik untuk melayani dan memuaskan pelanggan dalam

memenuhi kebutuhannya,dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa

baru,dihasilkan dalam bentuk modifikasi pekerjaan yang dilakukan atau cara

melakukan suatu pekerjaan. Cara/evaluasi dalam memasuki usaha atau bisnis baru

yaitu merintis usaha baru,,membeli perusahaan, dan waralaba (franchising)

memiliki kegunaan masing-masing serta keuntungan dan kelemahan. Adapun juga

resiko yang dihadapi dalam melakukan evaluasi yaitu resiko

SARAN

Sebagai wirausahawan harus memahami beberapa hak perlindungan bagi

perusahaan seperti hak paten (suatu pengakuan dari lembaha yang berwenang atas

penemuan produk baru yang diberi kewenangan untuk membuat , menggunakan

dan menjual penemuannya selama paten tersebut masih dalam jaminan), merk

dagang (brandname) hak cipta (suatu hak istimewa guna melindungi pencipta

berkenaan dengan keorisinilan ciptaannya).

DAFTAR PUSTAKA

http://wiki.uii.ac.id/images/7/71/M6_MENGEMBANGKAN_USAHA_BARU.pdf

http://bak.usu.ac.id/files/Start%20Up%20Business%20(Buchori).pdf

http://formatmasadepan.forumotion.net/t4-merintis-usaha-baru-dan-model-

pengembangannya

http://ghanoz2480.files.wordpress.com/2008/04/10-03-2008-merintis-usaha-baru-dan-

model-pengembangannya.pdf

Lupiyoadi, Rambat.2004.Entrepreneurship from mindset to strategy.Depok:Universitas

Indonesia

Page 19: Tugas Pengantar Bisnis-bisnis Baru