Makalah PBL Mike

download Makalah PBL Mike

of 21

Transcript of Makalah PBL Mike

  • 8/21/2019 Makalah PBL Mike

    1/21

    Makalah PBL

    Neuroscience

    BLOK 6

    Michael

    10.2010.280

    E - 1

    Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta

    Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731

    [email protected]

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]
  • 8/21/2019 Makalah PBL Mike

    2/21

    Neuroscience

    Michael

    Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta

    I. Pendahuluana. Latar Belakang

    Sistem saraf dapat dibagi menjadi tiga bagian: susunan (sistem) saraf pusat (SSP),

    terdiri dari otak dan korda spinalis; susunan saraf tepi (perifer) (SST), mencakup saraf

    tepi; serta susunan saraf autonom (SSO), yang mencakup ganglion autonom,

    paraganglion, dan saraf-saraf terkait.

    Susunan saraf pusat, yang terdiri atas otak dan medula spinalis, terbentuk

    seluruhnya dari neuron, akson, dan dendritnya, serta sel-sel penyokong SSP, yaitu sel-sel

    neuroglia; histologi sel-sel ini dan meninges yang "membungkus SSP.

    Secara makroskopis, potongan sembarang bagian SSP terdiri atas substansia grisea

    (kelabu) dan sub-stansia alba (putih); substansia grisea mengandung sebagian besar

    badan sel neuron dan akson substansia alba; lipid pada selubung mielin akson

    menyebabkan tampilan putih dari substansia alba. Distribusi substansia grisea dan alba

    berbeda jauh dari satu bagian otak ke bagian yang lain, begitu pula morfologi dan susun-an neuronnya.Pokok bahasan bab ini adalah mengenai ciri-ciri histologis regio-regio

    utama otak dan medula spinalis.

    Sel-sel utama pada sistem saraf adalah neuron dan sel glia. Neuron memiliki satu

    badan yang disebut perikarion, tempat asal tonjolan-tonjolan sitoplasma membentuk

    akson dan dendrit. Saraf-saraf kranialis dan tepi adalah perluasan sitoplasma neuron

    sentralis dan spinalis.

    Sel-sel glia diklasifikasikan sebagai astrosit, sel oligodendroglia, sel mikroglia, dan

    sel epen-dimal. Astrosit adalah sel glia yang paling menonjol, dan sel-sel ini dapat

    dikelompokkan menjadi astrosit protoplasmatik atau astrosit fib-rilar. Sel oligodendroglia

    mengelilingi neuron dalam korteks dan membentuk selaput mielin di sekitar akson di

    substansia alba. Sel mikroglia adalah sel fagositik dan merupakan padanan makrofag

  • 8/21/2019 Makalah PBL Mike

    3/21

    pada SSP. Sel-sel ependimal adalah sel-sel kuboid polar yang melapisi ventrikel dan

    kanalis sentralis korda spinalis.

    b. Tujuani. Untuk mengetahui proses jaras emosi.

    ii. Untuk mengetahui sistem saraf dan organ yang mempengaruhinya.iii. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang sistem saraf ototnom, terutama parasimpatis.

    II. Isia. Skenario

    Seorang perempuan umur 55 tahun datang ke klinik dengan keluhan berdebar-

    debar sejak seminggu yang lalu. Dari anamnesa diketahui bahwa suaminya meninggal

    tiba-tiba, diduga karena serangan jantung. Pada pemeriksaan fisik dokter tidak

    menemukan kelainan apa-apa, jantung dan paru-paru dalam keadaan baik.

    b. HipotesisJantung berdebar dapat dipengaruhi oleh emosi yang merupakan suatu rangsangan

    melalui persarafan otonom.

    c. PembahasanImpuls saraf

    A. Potensial istirahat (potensial membran)atau sel saraf yang sedang beristirahat,seperti sel lain dalam tubuh, mempertahankan perbedaan potensial listrik (voltase) pada

    membran sel di antara bagian dalam sel dan cairan ekstraselular di sekeliling sel. Voltase

    dalam sel relatif pada keadaan istirahat berkisar antara +30 milivolts (mV) sampai -75

    mV terhadap voltase di luar, bergantung pada kondisi neuron dan ekstraselular yang

    mengelilingi sel.1

    1. Membran sel dalam keadaan istirahat dianggap bermuatan listrik atau terpolarisasi.2

  • 8/21/2019 Makalah PBL Mike

    4/21

    2. Polarisasi (potensial istirahat) disebabkan oleh konsentrasi ion natrium (Na+) dankalium (K

    +) yang tidak seimbang di dalam dan di luar sel, serta perbedaan

    permeabilitas membran terhadap ion ini dan ion lain.

    a. Membran neuron sangat permeabel terhadap ion K+ dan klor (CI),serta relatif impermiabel terhadap ion Na

    +.

    b. Membran ini impermiabel terhadap molekul protein intraselular besaryang bermuatan negatif.

    c. Konsentrasi ion K+ di dalam membran sel lebih tinggi daripada diluar membran sel, konsentrasi ion Na

    + di luar membran sel lebih

    tinggi daripada di dalam sel.

    d. Karena tingkat permeabilitas membran terhadap ion K+ sekitar 75kali lebih besar daripada terhadap ion Na+, maka difusi ion K+ keluar

    dari sel lebih cepat daripada difusi ion Na+ke dalam sel.

    e. Saat ion K+bermuatan positif keluar dari sel, ion tersebut meninggalkan molekulprotein bermuatan negatif yang terlalu besar untuk dapat berdifusi melalui

    membran. Hal ini mengakibatkan bagian dalam sel mengalami elektron

    egativitas.1,2

    B. POTENSIAL AKSI1

    1. Jika serabut saraf cukup terstimulasi maka gerbang Na+akan terbuka.2. Ion natrium bermuatan positif bergerak ke dalam sel mengubah potensial istirahat

    (polarisasi) menjadi potensial aksi (depolarisasi) ditunjukkan dengan pergeseran

    diferensial dari -75 mV ke puncak listrik (potensial puncak) yang hampir mencapai

    +30mV. Depolarisasi juga menyebabkan terbukanya lebih banyak gerbang natrium,

    yang kemudian akan mempercepat respons dalam siklus umpan balik positif.3. Potensial aksi sangat singkat, hanya bertahan kurang dari seperseribu detik.4. Gerbang natrium kemudian menutup, menghentikan aliran deras ion Na+. Gerbang

    kalium membuka.Menyebabkan ion K+mengalir keluar sel dengan deras.

  • 8/21/2019 Makalah PBL Mike

    5/21

    5. Repolarisasi (polaritas balik) adalahpemulihan daya potensial untuk kembali

    pada keadaan istirahat.

    a. Pompa natrium-kalium membantu

    pengembalian gradien konsentrasi

    ion asal yang melewati membran sel.

    b. Pompa yang dijalankan dengan energi

    ini akan menghancurkan

    kelebihan ion Na+ yang memasuki sel dan mengembalikan ion K

    +

    yang telah berdifusi keluar sel.

    6. Respons all-or-nonea. Stimulus ambang untuk depolarisasi biasanya terjadi saat ada pe-

    rubahan sekitar 15 mV sampai 20 mV dari keadaan potensial istiraliat.

    b. Begitu ambang depolarisasi tercapai, potensial aksi akan terbentuk.

    Inilah yang disebut respons all-or-none. Neuron akan merespons

    secara keseluruhan atau tidak merespons sama sekali.

    7. Perioderefraktoria. Periode refraktori absolut, adalah waktu selama gerbang ion Na

    +

    tertutup, dan gerbang K+

    masih terbuka, dan serabut saraf sama

    sekali tidak responsif terhadap kekuatan stimulus lain. Masa ini

    berlangsung selama 1 milidetik.

    b. Periode refraktori relatif adalah masa setelah masa refraktori absolut.

    Masa ini berlangsung kurang dari 2 milidetik, dan merupakan waktu

    di mana stimulus dengan kekuatan yang lebih tinggi memicu potensial

    aksi yang kedua.

    Perambatan impuls saraf1,2

    1. Setelah inisiasi, potensial aksi menjalar di sepanjang serabut saraf dengan kecepatandan amplitudo yang tetap.

  • 8/21/2019 Makalah PBL Mike

    6/21

    2. Arus listrik lokal menyebar ke area membran yang berdekatan. Hal ini menyebabkangerbang natium membuka dan mengakibatkan gelombang depolarisasi menjalar di

    sepanjang saraf.

    3. Dengan cara ini, sinyal, atauimpuls saraf, ditransmisi dari satu sisi dalam sistem sarafke sisi lain.

    Struktur mikroskopik saraf1

    1. Sistem saraf pusat (SSP) terdiri dari otak dan medulla spinalis yang dilindungi tulangkranium dan kanal vertebral.

    2. Sistem saraf tepi (SST) meliputi seluruh jaringan saraf lain dalam tubuh. Sistem ini terdiridari saraf kranial dan saraf spinal yang menghubungkan otak dan medulla spinalis dengan

    reseptor dan efektor. Secara fungsional, sistem saraf tepi dibagi menjadi sistem aferen dan

    sistem eferen.

    a. Saraf aferen (sensorik) mentransmisi informasi dari reseptor sensorik ke SSPb. Saraf eferen (motorik) mentransmisi informasi dari SSP ke otot dan kelenjar. Sistem

    eferen dari sistem saraf memiliki dua subdivisi.

    Divisi somatik (volunter)berkaitan dengan perubahan lingkungan eksternal dan

    pembentukan respon motorik volunter pada otot rangka.

    Divisi otonom (involunter) mengendalikan seluruh respon involunter pada otot

    polos, otot jantung, dan kelenjar dengan cara mentransmisi impuls saraf melalui

    dua jalur.

    a) Saraf simpatisberasal dari area toraks dan lumbal pada medulla spinalis.b) Saraf parasimpatisberasal dari area otak dan sakral pada medulla spinalis.

    Sel-Sel pada Sistem Saraf1,2

    1. Neuron adalah unit fungsional sistem saraf yang terdiri dari badan sel dan perpanjangansitoplasma.

    a. Badan sel atau perikarion adalah suatu neuron mengendalikan metabolismekeseluruhan neuron. Bagian ini tersusun dari komponen berikut:

  • 8/21/2019 Makalah PBL Mike

    7/21

    A. Satu nukleustunggal, nukleolusyang menonjol, dan organel lain sepertikompleks golgi dan mitokondria tetapi nukleus ini tidak memiliki sentriol dan

    tidak dapat bereplikasi.

    B. Badan Nisslterdiri dari retikulum endoplasma kasar dan ribosom-ribosombebas serta berperan dalam sntesis protein.

    C. Neurofibril yaitu neurofilamen dan neurotubulus yang dapat dilihat melaluimikroskop cahaya jika diberi pewarnaan dengan perak.

    b. Dendrit adalah perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan pendek, sertaberfungsi untuk menghantar impuls ke sel tubuh.

    1) Permukaan dendrit penuh dengan spina dendrit yang dikhususkan untukberhubungan dengan neuron lain.

    2) Neurofibril dan badan Nissl memanjang ke dalam dendrit.c. Akson adalah suatu prosesus tunggal yang lebih tipis dan lebih panjang dari dendrit.

    Bagian ini menghantar impuls menjauhi badan sel ke neuron lain, ke sel lain (sel otot

    atau kelenjar), atau ke badan sel neuron yang menjadi asal akson.

    1) Origo akson. Akson berasal dari badan sel pada hillockakson, yaitu regia yangmengandung badan Nissl.

    2) Ukuran akson. Panjang akson mungkin berukuran kurang dari 1 mm sampai 1m lebih (1 mm = 0,04 inci; 1 m = 3,28 kaki). Di bagian ujungnya, sebuah akson

    dapat bercabang banyak.

    3) Pelapisan aksona) Semua akson dalam sistem saraf perifer dibungkus oleh lapisan Schwann,

    disebut juga neurilema, yang dhasilkan sel-sel Schwann.

    Akson besar (diameter diatas 2 m), memiliki lapisan dalam yangdisebut mielin, suatu kompleks lipoprotein yang dibentuk oleh

    membran plasma sel-sel Schwann. Akson ini yang tampak berwarna

    putih disebut serabut termielinisasi.

    Pada saraf perifer, sel-sel Schwann memielinisasi akson dengan caramelingkarinya dalam bentuk gulungan jelly.

    Mielinberfungsi sebagai insulator listrik dan mempercepat hantaranimpuls saraf.

  • 8/21/2019 Makalah PBL Mike

    8/21

    Nodus Ranvier menunjukan celah antara sel-sel Schwann yangberdekatan. Celah ini merupakan tempat pada akson dimana mielin

    dan lapisan Schwann terputus sehingga hanya melapisi sebagian

    akson.

    b) Akson dalam SSP tidak memiliki lapisan neurilema. Serabut termielinisasi tanpa neurilema terdapat di bagian putih otak

    dan medulla spiinalis.

    o Dalam SSP, mielin dihasilkan dari oligodendrosit bukan dari selSchwann.

    o Mielin bertanggung jawab untuk tampilan putih pada substansi putih. Serabut tidak termielinisasi tanpa neurilema terdapat dalam

    substansi abu-abu otak dan medulla spinalis.

    c) Terminasi akhir dari semua serabut tidak memliki neurilema dan mielin.d) Regenerasi neuron yang rusak memerlukan neurilema.

    Neuron tidak dapat membelah secara mitosis, tetapi serabut dapatberegenerasi jika badan selnya masih utuh.

    Jika akson mengalami kerusakan berat, maka neurilema (lapisan sel-sel Schwann) yang melapisinya melakukan pembelahan mitosis untuk

    menutup luka.

    Jika bagian distal akson rusak, bagian akson terdekat dengan badan selakan membuat percabangan baru.

    Lapisan neurilema kosong menjadi semacam tubulus selular untukmengarahkan akson yang teregenerasi. Setiap percabangan akson

    tambahan yang masuk lapisan celah akan terdisintegrasi.

    e) Neuron dalam SSP tidak memliki neurilema dan tidak beregenerasi.2. Klasifikasi Neuron

    a. Fungsi. Neuron diklasifikasikan secara fungsional berdasarkan arah transmisi impulsnya.1) Neuron sensorik (aferen)menghantarkan impuls listrik dari reseptor pada kulit,

    organ indera atau suatu organ internal ke SSP.

    2) Neuron motorik menyampaikan impuls dari SSP ke efektor.

  • 8/21/2019 Makalah PBL Mike

    9/21

    3) Interneuron (neuron yang berhubungan)ditemukan seluruhnya dalam SSP. Neuronini menghubungkan neuron sensorik dan motorik atau menyampaikan informasi ke

    interneuron lain.

    b. Struktur. Neuron diklasifikasi secara struktural berdasarkan jumlah prosesusnya.1) Neuron multipolarmemiliki satu akson dan dua dendrit atau lebih. Sebagian besar

    neuron motorik, yang ditemukan dalam otak dan medulla spinalis masuk dalam

    golongan ini.

    2) Neuron bipolarmemiliki satu akson dan satu dendrit. Neuron ini ditemukan padaorgan indera seperti mata, telinga, dan hidung.

    3) Neuron unipolar (pseudounipolar)keliatannya memiliki sebuah prosesus tunggaltetapi neuron ini sebenarnya bipolar.

    a) Kedua prosesus (akson dan dendrit) berfusi selama perkembangan menjadi satu batangtunggal yang bercabang untuk membuat bentuk Y.

    b) Semua neuron sensorik (aferen) pada ganglia spinal termasuk dalam pseudounipolar.c) Prosesus neuron psedounipolar yang membawa pesan sensasi ke badan sel terlihat

    secara struktural seperti akson, tetapi secara fungsional berperan seperti dendrit.

    d) Neuron unipolar memilki sebuah prosesus tunggal. Neuron ini terdapat pada embriodan dalam fotoreseptor mata.

    3. Sel neuroglial. Biasanya disebut glia, sel neuroglial adalah sel penunjang tambahan padaSSP yang berfungsi sebagai jaringan ikat. Tidak seperti neuron, sel glia dapat menjalani

    mitosis selama rentang kehidupannya dan bertanggung jawab atas terjadinya tumor sistem

    saraf.

    a. Astrosit adalah sel berbentuk bintang yang memiliki sejumlah prosesus panjang,sebagian besar melekat pada dinding kapiler darah melalui pedikel atau kaki vaskular.

    1)

    Sel ini memberikan penopang struktural dan mengatur transpor materi di antaradarah dan neuron.

    2) Kaki vaskular dipercaya berkontribusi terhadap barier darah-otak atau tingkatkesulitan makromolekul tertentu pada plasma darah untuk masuk ke jaringan otak.

    3) Astrosit fibrosa terletak di substansi putih otak dan medulla spinalis; astrositprotoplasmatisditemukan pada substansi abu-abu.

  • 8/21/2019 Makalah PBL Mike

    10/21

    b. Oligodendroglia (oligodendrosit) menyerupai astrosit, tetapi badan selnya kecil danjumlah prosesusnya lebih sedikit dan lebih pendek.

    1) Oligodendrosit dalam SSP analog dengan sel Schwann pada saraf perifer.2) Bagian ini membentuk lapisan mielin untuk melapisi akson dalam SSP.

    c. Mikroglia ditemukan dekat neuron dan pembuluh darah dan dipercaya memiliki peranfagositik. Sel glia berukuran kecil dan prosesunya lebih sedikit dari jenis sel glia yang

    lain.

    d. Sel ependimalmembentuk membran epithelial yang melapisi rongga serebral (otak) danrongga medulla spinalis.

    4. Kelompok Neurona. Nukleus adalah kumpulan badan sel neuron yang terletak di dalam SSP.b. Ganglion adalah kumpulan badan sel neuron yang terletak di bagian luar SSP dalam

    saraf perifer.

    c. Saraf adalah kumpulan prosesus sel saraf (serabut) yang terletak diluar SSP. Serabut inidisatukan dan ditunjang oleh jaringan ikat, yang membawa pembuluh darah dan

    pembuluh lmfatik.

    Struktur makroskopik dari limbig dan hipotalamus

    Hipotalamus adalah kumpulan nukleus spesifik dan serat-serat terkait yang terletak di bawah

    talamus. Daerah ini merupakan pusat integrasi untuk banyak fungsi homeostatik penting dan

    berfungsi sebagai penghubung penting antara sistem saraf otonom dan sistem endokrin. Secara

    spesifik, hipotalamus berfungsi untuk :

    1. Mengontrol suhu tubuh2. Mengontrol rasa haus dan pengeluaran urin3. Mengontrol asupan makanan4. Mengontrol sekresi hormon-hormon hipofisis anterior5. Menghasilkan hormon-hormon hipofisis posterior6. Mengontrol kontraksi uterus dan pengeluaran susu

  • 8/21/2019 Makalah PBL Mike

    11/21

    7. Berfungsi sebagai pusat koordinasi sistem saraf otonom utama, yang kemudianmempengaruhi semua otot polos, otot jantung, dan kelenjar eksokrin

    8. Berperan dalam pola perilaku dan emosi.3

    Hipotalamus adalah daerah otak yang paling jelas terlibat dalam pengaturan langsung

    lingkungan internal. Sebagai contoh, apabila tubuh dingin, hipotalamus mencetuskan respons-

    respons internal untuk meningkatkan pembentukan panas (misalnya menggigil) dan untuk

    menurunkan pengeluaran panas (misalnya konstriksi pembuluh darah kulit untuk mengurangi

    aliran darah hangat permukaan tubuh, karena panas dapat hilang ke lingkungan eksternal).

    Daerah-daerah lain di otak, misalnya korteks serebrum, bekerja secara lebih tidak langsung untuk

    mengatur lingkungan internal. Sebagai contoh, seseorang yang merasa dingin akan termotivasi

    untuk secara sadar memakai baju yang lebih hangat, menutup jendela, menyalakan pemanas, dan

    seterusnya. Bahkan aktivitas perilaku volunter ini sangat dipengaruhi oleh hipotalamus, yang

    sebagai bagian dari sistem limbik, berfungsi bersama korteks mengontrol emosi dan perilaku

    yang dimotivasi.4

    Sistem limbik memainkan peranan penting dalam emosi dan perilaku.2

    Sistem limbik bukanlah suatu struktur tersendiri tetapi mengacu pada sebuah cincin struktur-

    struktur otak depan yang mengelilingi batang otak dan dihubungkan satu sama lain oleh jalur-

    jalur saraf yang rumit. Sistem ini mencakup bagian dari lobus-lobus korteks serebrum, nukleus

    basal, talamus, dan hipotalamus. Jaringan interaktif yang kompleks ini berkaitan dengan emosi,

    pola-pola perilaku sosioseksual dan kelangsungan hidup dasar, motivasi, dan belajar.

    Konsep emosi mencakup perasaan emosional subjektif dan suasana hati (misalnya rasa

    marah, rasa takut, dan kebahagiaan) ditambah respons fisik yang nyata yang berkaitan dengan

    perasaan tersebut. Respons-respons tersebut mencakup pola-pola perilaku spesifik (misalnya,persiapan menyerang atau bertahan jika dibuat marah oleh musuh) dan ekspresi emosional yang

    dapat diamati (misalnya tertawa, menangis, atau tersipu). Bukti menunjukkan bahwa sistem

    limbik berperan sentral dalam semua aspek emosi. Stimulasi daerah-daerah tertentu di dalam

    sistem limbik manusia selama pembedahan otak menimbulkan berbagai sensasi subjektif yang

  • 8/21/2019 Makalah PBL Mike

    12/21

    tidak jelas yang diutarakan oleh pasien sebagai

    rasa senang, kepuasan atau kenikmatan di satu

    daerah serta keputusasaan ketakutan, atau

    kecemasan di bagian lain.

    Pola-pola perilaku paling sedikit sebagian

    dikontrol oleh sistem limbik mencakup pola-

    pola yang ditujukar bagi kelangsungan hidup

    individu (menyerang, mencari makanan) dan

    yang diarahkan untuk kesinambungan spesies

    (perilaku sosioseksual yang kondusif untuk

    perkawinan). Hubungan antara hipotalamus, sistem limbik, dan daerah - daerah kortikal yang

    lebih tinggi berkenaan dengan emosi dan perilaku masih belum dipahami dengan jelas.

    Tampaknya keterlibatan hipotalamus yang luas pada sistem limbik bertanggung jawab terhadap

    respons-respons internal involunter berbagai sistem tubuh dalam mempersiapkan tindakan yang

    sesuai untuk menyertai keadaan emosional tertentu. Sebagai contoh, peningkatan kecepatan

    denyut jantung dan frekuensi pernapasan, peningkatan tekanan darah, dan pengaliran banyak

    darah ke otot-otot rangka yang terjadi sebagai sipasi serangan sewaktu dibuat marah dikontrol

    oleh talamus. Perubahan keadaan internal sebagai persiapan tersebut tidak memerlukan kontrol

    kesadaran.

    Pada manusia dan tingkat yang belum dapat ditentu-pada spesies lain, korteks sangat penting

    untuk kesadaran perasaan-perasaan emosional. Korteks dapat memperkuat, memodifikasi, atau

    menekan respons perilaku dasar, sehingga tindakan dapat dipandu dengan perencanaan, strategi,

    dan penilaian didasarkan atas pemahaman mengenai keadaan, contoh, bahkan apabila Anda

    marah kepada seseorang dan tubuh Anda secara internal bersiap untuk menyerang, Anda

    mungkin akan menilai bahwa serangan kurang sesuai dan secara sadar dapat menekan stasi

    eksternal perilaku emosional dasar ini. Demikian, korteks, terutama daerah asosiasi ntalis dan

    limbik, penting dalam kontrol terhadap pola - pola perilaku berpembawaan halus yang dipelajari

    secara sadar.

    Individu cenderung memperkuat perilaku-perilaku yang telah terbukti memberi kepuasan dan

    menekan perilaku yang berkaitan dengan pengalaman yang tidak menyenangkan. Daerah tertentu

    di sistem limbik diberi nama pusat-pusat "penghargaan" dan "hukuman" karena stimulasi di

  • 8/21/2019 Makalah PBL Mike

    13/21

    daerah yang bersangkutan masing-masing menimbulkan rasa enak dan tidak enak. Seekor hewan

    percobaan yang dipasangi suatu alat stimulasi-diri akan melakukan stimulasi sampai 5.000 kali

    per jam apabila alat tersebut diletakkan di pusat penghargaan, bahkan tidak makan walaupun

    kelaparan karena lebih menyukai kenikmatan yang ditimbulkan oleh stimulasi diri tersebut. Di

    pihak lain, hewan akan menghindari sebisa mungkin stimulasi jika alat tersebut diletakkan di

    daerah hukuman. Pusat-pusat penghargaan dijumpai terutama di daerah-daerah yang berperan

    dalam aktivitas-aktivitas perilaku yang bermotivasi tinggi, yaitu makan, minum, dan aktivitas

    seksual.

    Peristiwa biolistrik

    Sinaps2,5

    1. Transmisi sinaptik. Sinaps adalah sisi tempat berlangsungnya pemindahan impuls dariujung akson suatu neuron ke neuron lain atau ke otot atau ke kelenjar.

    a. Pada transmisi dari neuron ke neuron, hubungannya dapat berasal dari aksonsuatu neuron ke dendrit, kebadan sel, ataukeakson neuron kedua.

    b. Neuron presinaptik membawa impuls menuju sinaps. Neuron postsinaptikmembawa impuls menjauhi sinaps. Neuron tunggal dapat menjadi postsinaptik

    pada dendrit atau badan selnya dan presinaptik pada ujung aksonnya.

    2. Sinaps kimiawia. Pada sinaps kimiawi, suatu neurotransmitter dilepas dari terminal akson

    presinaptik, mengalir menyeberangi celah sinaptik, dan melekat pada reseptor

    membran postsinaptik.

    b. Waktu timda sinaptik adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyeberangi suatusinaps kimiawi. Dibutuhkan waktu lebih banyak untuk pelepasan, difusi,

    penerimaan, dan untuk melihat pengaruh neurotransmiter terhadap sebuah sinaps

    daripada waktu yang dibutuhkan untuk perambatan potensial aksi di sepanjang

    serabut saraf.

    c. Sinaps eksitatoris. Beberapa neurotransmiter mengeksitasi neuron postsinaptik,menyebabkan depolarisasi, dan mengakibatkan terbentuknya potensial

    postsinaptik eksitatoris.

  • 8/21/2019 Makalah PBL Mike

    14/21

    d. Sinaps inhibitorik. Neurotransmiter yang menyebabkan peningkatanpotensialistirahat neuron postsinaptik bersifat inhibitorik; neurotransmiter ini membuat

    postsinaptik lebih bermuatan negatif akibat penurunan permeabilitas membran

    terhadap aliran masuk Na+ dan meningkatkan permeabilitas membran terhadap

    aliran keluar ion K+. Peningkatan negativitas internal ini disebut hiperpolarisasi

    dan mengakibatkan terbentuknya potensial postsinaptik inhibitorik.

    e. Sumasi. Efek transmisi kimia pada neuron postsinaptik adalah penambahanjumlah dan jenis neurotransmiter yang mencapai membran postsinaptik.

    3. Sinaps listrik. Jika dua sel yang dapat tereksitasi berhubungan melalui aliran aruslistrik langsung pada suatu area dengan tahanan listrik rendah, maka sinaps disebut

    sebagai sinaps listrik.

    a. Gap junction menghubungkan pasangan sel yang bermuatan listrik. Sambunganini dianggap memiliki tahanan listrik yang rendah.

    b. Sinaps listrik tidak memiliki waktu tunda sinaptik, yang terdapatpada sinaps zat kimia. Sinaps listrik ditemukan di otot polos, otot jantung, dan

    otak.

    c. Pada umumnya, sinaps listrik memungkinkan terjadinya transmisi dua arahbukannya satu arah seperti pada sinaps kimiawi.

    Neurotransmitter1

    Neurotransmitter merupakan zat kimia yang digunakan

    untuk merelay, memodulasi, dan menguatkan signal

    antara neuron dan sel lainnya.

    A. Asetilkolin dilepas oleh neuron moroik yang berakhirdi otot rangka (sambungan neuromuscular).

    Asetilkolin juga dilepas oleh neuron parasimpatis

    dalam SSO dan oleh neuron tertentu otak.

    a. Sebagian besar Asetilkolin disintesis dari kolindan koenzim asetil A dalam badan neuron

  • 8/21/2019 Makalah PBL Mike

    15/21

    motorik, kemudian ditranspor ke terminal akson dan disimpan dalam vesikel sinaptik.

    b. Setelah dilepas Asetilkolin dipecah oleh enzim asetilkolinestrease menjadi asetat dankolin. Kolin kemudian ditarik terminal aksin dan disiklusulangkan.

    c. Asetilkolinestrease, seperti esterin dan protigimin, dipakai secara teraupetik pada kasusmiastenia gravis, penyakit yang ditandai melemahnya otot karena penurunan daya

    respons sel- sel otot rangka terhadap Asetilkolin.

    B. Katekolamin meliputi norepinefrin, epinefrin, dan dopamine. Katekolamin mengandungnucleus katekol dan merupakan derivate dari asam amino tirosin.

    a. Katekolaim digolongkan sebagai monoamina karena memiliki satu gugus tunggal aminab. Ketiganya merupakan neurotransmitter dalam SSP, norepinefrin dan epnefrin juga

    berfungis sebagai hormone yang disekresikan kelenjar adrenal.

    c. Katekolamin terinaktivasi setelah pelepasan karena4.Penyerapan ulang oleh terminal akson5.Degradasi enzimatik oleh monoamina oksidase terjadi pada ujung neuron

    presinaptik.

    6.Degradasi enzimatik oleh katekolaim O metal transferase terjadi pada neuronpostsimpatik.

    C. Seratonin termasuk monoamina, tetapi tidak mengandung nucleus katekol. Seratoninmerupakan derivate dari asam amino triptofan yang ada dalam SSP dan pada sel sel

    tertentu dalam darah dan system pencernaan.

    D. Beberapa asam amino, seperti glisin, asam glutamate, asam aspartat, dan asam aminobutiratgamma, berfungis sebagai neurotransmitter.

    E. Sejumlah neuropeptida, berkisar dari 2 sampai 40 asam amino dalam setiap rantai panjang,telah teridentifikasi dalam organ tubuh. Senyawa seperti substansi P. enkefalin, bridikinin

    dan kolesistokinin berperan sebagai neurotransmitter asli atau sebagai neuromodulator untuk

    mempengaruhi pelepasan atau respons terhadap transmitter actual. Semuanya memiliki efek

    nonsaraf dan saraf.

    Mekanisme kerja persarafan otonom6

    Sistem Saraf Otonom (SSO)

  • 8/21/2019 Makalah PBL Mike

    16/21

    Sistem saraf otonom merupakan percabangan involunter difisi eferen perifer yang

    mempersarafi otot jantung, otot polos, sebagian besar kelenjar eksokrin, dan sebagian kelenjar

    endokrin. Sistem ini mengontrol organ viseral secara involunter dalam keadaan normal sehingga

    bekerja tanpa disadari dan tak bisa dikendalikan. Misalnya: tekanan darah, sirkulasi, keringat,

    pencernaan, dan ukuran pupil. Sebagai tambahan, axon tidak memiliki mielin sehingga

    penghantar rangsang lebih lambat dari motorik somatis.

    Sistem saraf otonom terbagi menjadi dua subdivisi yang menimbulkan efek bertentangan

    pada organ-organ tertentu, yaitu sitem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis.

    Sistem Saraf Simpatis

    Serat saraf simpatis berasal dari daerah thoracal dan lumbal korda spinalis. Bagian

    preganglion simpatis kolinergik menghubungkan ke rantai ganglion yang berukuran pendek,

    sedangkan serat postganglion adrenergik menghubungkan rantai ganglion ke eferen yang

    berukuran lebih panjang.

    Dominansi kerja simpatis dalam suatu organ akan timbul apabila kecepatan pembentukan

    potensial aksi serat-serat simpatis meningkat melebihi tonus otot disertai dengan penurunan kerja

    parasimpatis. Juga dikenal sebagai sistem saraf katabolik.

    Sistem simpatis meningkatkan respon yang mempersiapkan tubuh melakukan aktifitas

    fisik yang berat dalam menghadapi situasi penuh stres atau darurat seperti ancaman fisik dari

    lingkungan luar. Respon ini dikenal sebagai "fight or flight respons", karena simpatis

    menyiapkan tubuh melawan atau melarikan diri dari ancaman. Jantung berdenyut lebih kencang

    dan lebih kuat, tekanan darah meningkat, saluran nafas terbuka lebar, glikogen dan simpanan

    lemak dipecahkan, pembuluh darah dilatasi. Ini semua bertujuan untuk membawa darah dan

    nutrisi serta O2 lebih banyak ke seluruh tubuh sebagai antipasi terhadap kerja fisik yang berat.

    Medula Adrenal

    Merupakan kelenjar endokrin yang dikenal sebagai kelenjar adrenal, dianggap sebagai

    suatu modifikasi ganglion simpatis yang tidak membentuk serat postganglion. Kelenjar ini akan

    mengeluarkan hormon ke dalam darah apabila dirangsang oleh serat preganglion yang berasal

    dari sistem saraf pusat. Oleh sebab itu hormon tersebut identik dengan neurotransmiter simpatis.

  • 8/21/2019 Makalah PBL Mike

    17/21

    Sekitar 20% yang dikeluarkan adalah norepinefrin dan 80% sisanya zat terkait erat, yaitu

    adrenalin. Hormon ini akan meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatis.

    Hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar endokrin ini akan memberikan efek meluas pada

    seluruh tubuh dan memerlukan waktu cukup lama. Efek yang ditimbulkanpun tidak hilangseketika namun dapat berjam-jam bahkan berhari-hari sehingga dapat dinyatakan pemulihannya

    lambat.

    Sistem Saraf Parasimpatis

    Berasal dari daerah kranial dan sakral sistem saraf pusat. Berkebalikan dengan simpatis,

    saraf parasimpatis memiliki preganglion kolinergik yang panjang dan proganglion yang lebih

    pendek. Dominansi parasimpatis akan mendorong kerja saraf simpatis sehingga terdapat

    keseimbangan kerja antar keduanya dalam suatu organ.

    Parasimpatis lebih berperan dalam situasi tenang dan fileks. Tubuh lebih memusatkan diri

    melakukan kegiatan sehari-hari yang umum untuk menjaga keseimbangan dan kestabilan tubuh

    (homeostatis) dengan kata lain berfungsi melindungi tubuh. Juga dikenal sebagai sitem saraf

    anabolik.

    Mekanisme Kerja SSO

    Kerja sistem saraf otonom sama seperti sitem saraf pada umumnya. Sama-sama memiliki

    aferen, pusat, eferen, dan neurotransmiter. Rangsangan akan disampaikan ke pusat oleh aferen

    (saraf sensoris) lalu akan diproses di sistem saraf pusat lalu akan dikirimkan perintah melalui

    eferen (saraf sensoris). Perlu diingat. pada saraf otonom terdapat ganglion antarneuron yang

    membagi eferen menjadi dua bagian. Bagian sebelum ganglion disebut saraf preganglion atau

    praganglion, sedangkan bagian serat sesudah ganglion disebut saraf pascaganglion atau

    postganglion.

    Terdapat perbedan antara saraf simpatis dan parasimpatis dalam eferennya, dapat

    diperjelas melalui tabel dibawah ini:

    Perbedaan Simpatis Parasimpatis

    Panjang serat preganglion Pendek Panjang

    Neurotransmiter preganglion Asetilkolin Asetilkolin

    Panjang serat postganglion Panjang Pendek

  • 8/21/2019 Makalah PBL Mike

    18/21

    Neurotransmiter postganglion Norepinefrin atau

    Epinefrin

    Asetilkolin

    Reseptor Eferen Adrenergik Muscarinic

    Semua ujung terminal preganglion, baik itu simpatis maupun parasimpatis bersifat

    nicotonic, dapat diaktifkan oleh turunan tembakau atau nikotin. Reseptor ini mampu merespon

    asetilkolin. Pada ujung terminap postganglion parasimpatik ditemukan reseptor muscarinik yang

    dapat diaktifkan oleh racun jamur dan merespon juga terhadap asetilkolin. Lain halnya dengan,

    reseptor asetilkolin (kolinergik), ujung terminal postganglion simpatis bersifat adrenirgik yang

    merespon terhadap epinefrin atau norepinefrin. Reseptor itu dirancang sebagai reseptor alfa dan

    beta yang terbagi lagi menjadi beta 1 dan beta 2.

    Pusat SSO

    Pusat pengendalian sistem saraf otonom

    berbeda-beda pada setaip organ, namun

    secara garis besar, SSO dikendalikan oleh

    encephalon dan medula spinalis. Jaras

    otonom berasal dari tiga daerah utama

    yaitu; lobus frontalis, sistem limbic primitif

    (hippocampus, amigdala, dan cortex

    penghidu), dan hypothalamus.

    Secara ringkas dapat dinyatakan pusat

    integrasi fungsi otonom beserta fungsinya

    adalah sebagai berikut:

    1. Fungsi hypothalamus:

    Pusat autonom Pusat pengatur suhu Pusat makan Pusat ekspresi emosi Pusat tidur dan jaga

  • 8/21/2019 Makalah PBL Mike

    19/21

    Pusat hadiah dan hukuman (reward and punishment) Pusat keseimbangan air

    2. Fungsi medula spinalis:

    Refleks berkemih (fasilitasi di pons dan hipotalamus posterior dan inhibisi dimesencephalon)

    3. Fungsi medula oblongata:

    Refleks menelan (mendorong makanan ke faring belakang) Batuk (iritasi epitel trakhea dan bronkhi) Bersin (iritasi epitel hidung) Muntah (iritasi lambung)

    4. Fungsi mesencephalon:

    Refleks cahaya pada pupil.

    5. Korteks cerebri

    Merangsang sistem limbic (hippocampus, amigdala, dan septal) hingga memberi

    jawaban/respon terhadap rangsang otonom. Ditunjang oleh kegiatan endokrin dan

    morik.

    Emosi7

    Apa yang menyebabkan kita tertawa, menangis, mencintai, iri, khawatir, dan seterusnya

    merupakan inti dari banyak spekulasi dan filosofi biologis. Beberapa hipotesis mengusulkan

    bahwa emosi dihasilkan oleh umpan-balik organ dan otot tubuh ke SSP. Kemudian muncul

    hipotesis yang menyatakan bahwa persepsi informasi sensoris oleh olak pertama-tama akan

    menghasilkan pengalaman emosi (takut, marah, dan lainnya), kemudian ekspresi emosi, seperti

    peningkatan denyut jantung dan wajah yang memerah. Emosi sulit dipelajari secara

    eksperimental, karena meskipun hewan percobaan kelihatannya memperlihatkan(mengekspresikan)emosi, kita tidak dapat mengatakan secara konklusif bahwa hewan tersebut merasakan

    (mengalami) emosi dalam pengertian yang sama seperti yang dialami oleh manusia. Sebaliknya,

    manusia cenderung mempunyai pengalaman emosi dan ekspresi emosi yang sangat individual.

    Stimulus yang memicu kemarahan atau iri pada seseorang bisa jadi tidak mempunyai efek pada

    orang lain, atau bahkan memberikan perasaan emosi dan respons tubuh yang sangat berbeda.

  • 8/21/2019 Makalah PBL Mike

    20/21

    Sistemm saraf otonom dan divisi motoris somatik memperantarai ekspresi emosi tubuh, dan

    kapasitas komponen sistem saraf tepi untuk memicu respons yang sangat beragam dalam otot

    dan organ lain. Hal ini merupakan faktor kunci pada ciri ekspresi emosi yang beragam. Para

    peneliti mengembangkan suatu peta parsial mengenai beberapa wilayah otak yang terlibat emosi.

    Peta itu menekankan bahwa gambaran jalur neuron dan sistem fungsional yang mendasari emosi

    baru mulai muncul, dan dengan respons emosi yang sangat beragam, terdapat juga kemungkinan

    keterlibatan beberapa jalur neural yang kompleks dan sistem fungsional dalam SSP Sejauh ini,

    peta tersebut dibuat berdasarkan kajian-kajian pada manusia dan mamalia lain yang mengalami

    kerusakan otak. dengan adanya teknologi pencitraan, tetapi laju penelitian mengenai mekanisme

    otak dalam mengintegrasikan semua jenis informasi meningkat cepat. Beberapa emosi manusia

    bergantung pada kelompok fungsional nukleus dan saluran akson yang saling bersambungan di

    SSP yang disebut sistem limbik. Meskipun masih memiliki definisi yang fleksibel, sistem limbik

    meliputi bagian talamus dan hipotalamus dan bagian korteks serebral. Sistem limbik

    dihubungkan dengan daerah korteks serebral yang terlibat dalam pembelajaran kompleks,

    bernalar, dan personalitas. Konsultasi antara pusat otak bagian atas dengan sistem limbik sangat

    penting dalam formulasi emosi. Sebuah prosedur pembedahan lobotomi frontal yang merusak

    struktur limbik atau persambungan antara sistem limbik dengan pusat otak bagian atas pada

    korteks serebral menghilangkan konsultasi emosional tersebut. Iobotorni frontal pernah

    diterapkan secara luas untuk mengatasi gangguan emosional yang hebat. Namun, ketenangan

    yang dihasilkan umumnya disertai oleh kehilangan kemampuan untuk berkonsentrasi, membuat

    perencanaan, dan bekerja untuk mencapai sasaran, dan terapi obat-obatan telah menjadi alternatif

    pengobatan.

    Sebuah nukleus lobus temporal korteks serebral yang disebut amigdala, yaitu suatu

    komponen sistem limbik yang menonjol, merupakan pusat utama pengumpulan data sensoris dan

    pengatur informasi emosi. Amigdala menerima data sensoris dari talamus, batang otak. dan

    kuncup pengecapan, juga informasi sensoris yang terintegrasi dari daerah asosiasi korteks

    serebral. Sinyal neuron melewati amigdala dan hipotalamus serta batang otak dengan arah

    berlawanan, dan suatu jalur utama sinyal yang memicu ekspresi emosional merambat dari

    amigdala ke sistem saraf otonom dan sistem motoris somatik hipotalamus dan formasi retikuler

    batang otak.

  • 8/21/2019 Makalah PBL Mike

    21/21

    Daftar Pustaka

    1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC, 2003.h.151-1742. Sherwood L. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Ed.6. Jakarta: EGC, 20113. Snell RS. Neuroanatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta: EGC, 2007.4. Hall JE. Buku saku fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC, 2010.5. Guyton AC. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta: EGC, 2007.h.77-86. Mahar M, dan Priguna S. Neurologis klinis dasar. Jakarta: Dian rakyat : 20107. Campbell NA, Reece KB, Mitchell LG; Biologi . Jakarta : Penerbit Erlangga, 2007