Makalah PBL IKM

16
Pentingnya Pembangunan Konsep Paradigma Sehat dalam Status Perkembangan Gizi Balita di Suatu Daerah Rudy Setiady 10.2012.323, Kelompok D-7 Mahasiswa Kedokteran Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana Alamat : Fakultas Kedokteran - Universitas Kristen Krida Wacana, Jalan Arjuna Utara Nomor 6, Kebon Jeruk Jakarta Barat 11510 email : [email protected] Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan kesehatan seseorang. Status gizi, kesehatan, penyakit yang ditimbulkan, tingkat kecerdasan, dan daya tahan tubuh ditentukan oleh gizi yang dikonsumsi sehari-hari. Seorang bayi pada awal proses kehidupannya memerlukan asupan gizi yang seimbang dan tepat. Tujuannya adalah untuk menopang proses tumbuh kembang dan kecerdasan otaknya. Gizi seimbang yang dimaksudkan adalah komposisi seimbang antara karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral yang terdapat dalam konsumsi makanan bayi. Pola makan yang tidak sesuai dengan gizi seimbang maka akan memudahkan seseorang untuk jatuh sakit, karena asupan gizi yang dibutuhkan oleh tubuhnya tidak mencukupi. Masalah gizi buruk pada anak masih menjadi masalah yang penting di dunia ini karena sering mengakibatkan kematian pada anak. Sebagian besar anak di dunia (sekitar 80%) yang menderita malnutrisi bermukim di wilayah yang juga miskin akan bahan pangan kaya zat gizi, terlebih zat gizi mikro sehingga mengakibatkan kematian. 1,3

description

afasda

Transcript of Makalah PBL IKM

Pentingnya Pembangunan Konsep Paradigma Sehat dalam Status Perkembangan Gizi Balita di Suatu DaerahRudy Setiady10.2012.323, Kelompok D-7Mahasiswa KedokteranFakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida WacanaAlamat : Fakultas Kedokteran - Universitas Kristen Krida Wacana, Jalan Arjuna Utara Nomor 6, Kebon Jeruk Jakarta Barat 11510 email : [email protected]

Pendahuluan1.1 Latar BelakangGizi merupakan salah satu faktor yang menentukan kesehatan seseorang. Status gizi, kesehatan, penyakit yang ditimbulkan, tingkat kecerdasan, dan daya tahan tubuh ditentukan oleh gizi yang dikonsumsi sehari-hari. Seorang bayi pada awal proses kehidupannya memerlukan asupan gizi yang seimbang dan tepat. Tujuannya adalah untuk menopang proses tumbuh kembang dan kecerdasan otaknya. Gizi seimbang yang dimaksudkan adalah komposisi seimbang antara karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral yang terdapat dalam konsumsi makanan bayi.Pola makan yang tidak sesuai dengan gizi seimbang maka akan memudahkan seseorang untuk jatuh sakit, karena asupan gizi yang dibutuhkan oleh tubuhnya tidak mencukupi. Masalah gizi buruk pada anak masih menjadi masalah yang penting di dunia ini karena sering mengakibatkan kematian pada anak. Sebagian besar anak di dunia (sekitar 80%) yang menderita malnutrisi bermukim di wilayah yang juga miskin akan bahan pangan kaya zat gizi, terlebih zat gizi mikro sehingga mengakibatkan kematian.1,3Banyak sekali faktor yang mempengaruhi penyebab gizi buruk. Secara luas, penyebab gizi buruk dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, perlunya dilakukan penyuluhan mengenai gizi seimbang bagi para ibu-ibu yang mempunyai balita sehingga nantinya dapat menurunkan jumlah balita yang mengalami gizi buruk.

1.2 Rumusan MasalahSejumlah balita dilaporkan sebagai BGM dan mendapatkan PMT pemulihan.

1.3 Tujuan PenulisanMahasiswa dapat mengembangkan pola pikir mengenai paradigma sehat yang tidak menitikberatkan pada orang yang sakit (kuratif), melainkan ditujukan pada orang yang sehat (promotif dan preventif).

Pembahasan2.1 Status GiziStatus gizi adalah suatu keadaan kesehatan tubuh berkat asupan zat gizi melalui makanan dan minuman yang dihubungkan dengan kebutuhan. Status gizi biasanya baik dan cukup, namun karena pola konsumsi yang tidak seimbang maka timbul status gizi buruk dan status gizi lebih.2 Penilaian status gizi dapat dilakukan dengan melakukan beberapa pemeriksaan, seperti pemeriksaan antropometri yang meliputi berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, pemeriksaan klinis dan laboratorium. Dengan penilaian tersebut maka dapat disimpulkan status gizi seseorang dapat dikategorikan baik, cukup, atau kurang.3 Untuk mendapatkan gizi yang baik, seseorang sejak dini harus diberi asupan gizi yang baik pula.Sejak lahir, asupan gizi memegang pernanan utama dalam tahapan perkembangan seseorang. Asupan gizi harus diberikan secara seimbang tidak kurang dan tidak lebih untuk mendapatkan perkembangan tubuh yang ideal. Jika seseorang mengalami kekurangan gizi, yang terjadi akibat asupan gizi di bawah kebutuhan, maka ia akan lebih rentan terkena penyakit dan kurang produktif. Sebaliknya, jika memiliki kelebihan gizi akibat asupan gizi yang melebihi kebutuhan, serta pola makan yang padat energi (kalori) maka ia akan beresiko terkena berbagai penyakit seperti diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung dsb. Karena itu, pedoman gizi seimbang disusun berdasarkan kebutuhan yang berbeda pada setiap golongan usia, status kesehatan dan aktivitas fisik.Gizi seimbang adalah pola makan yang seimbang antar zat gizi yang diperoleh dari aneka ragam makanan dalam memebuhi kebutuhan zat gizi untuk hidup sehat, cerdas dan produktif. Makanan dengan gizi seimbang mengandung enam zat gizi yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.4 Untuk menjaga kesehatan balita maka konsumsi makanan yang memenuhi gizi seimbang haruslah dilakukan.

2.2 Penyebab masalah giziMasalah gizi pada hakekatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifaktor, oleh karena itu pendekatan penanggulangannya harus melibatkan berbagai sektor yang terkait.Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada 3 faktor penyebab gizi buruk , yaitu: Keluarga miskin; Ketidaktahuan orang tua atas pemberian gizi yang baik bagi anak. Faktor penyakit bawaan pada anak, seperti: jantung, TBC, HIV/AIDS, saluran pernapasan dan diare.Sedangkan menurut UNICEF (1988), ada 2 faktor penyebab utama, antara lain :1. Penyebab Langsung : Asupan Makanan/Gizi, Infeksi Penyakit2. Penyebab Tidak Langsung : Sosial ekonomi, tingkat pendidikan, Layanan Kesehatan/Sanitasi.52.2.1 Asupan GiziSekarang ini, semua makanan mulai disajikan dengan cara instant dan makanan yang diolah kurang peminatnya. Progam EMPAT SEHAT LIMA SEMPURNA kini kian luntur. Pada hal gizi tersebut sangat diperlukan untuk anak-anak dan para balita. Seharus para orang tua yang mempunyai anak-anak balita harus memperhatikan hal tersebut. Para pakar kesehatan dari berbagai fakultas ternama sudah banyak yang mengakatakan bahwa program tersebut mulai luntur. Hal ini dipicu karena para orang tua suka makanan siap saji kerena dipicu praktis dan hemat waktu .Padahal kandungan gizi di dalam makanan itu sangat sedikit dan di dalamnya terdapat bahan pengawet yang berbahaya untuk tubuh.Gizi seimbang didapat darti asupan makanan yang memenuhi kebutuhan gizi sesuai usia dan kegiatan sehingga tercapai berat badan normal. Gizi pada balita harus seimbang mencakup zat gizi seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Balita membutuhkan asupan karbohidrat sebesar 75-90%, protein sebesar 10-20%, dan lemak sebesar 15-20%. Tepatnya, balita membutuhkan zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur sebagai perpaduan zat gizi seimbang.22.2.2 Infeksi PenyakitBayi dan anak-anak di bawah lima tahun adalah kelompok yang rentan terhadap berbagai penyakit karena sistem kekebalan tubuh mereka belum terbangun sempurna. Sebagian besar penyakit anak tidak berbahaya dan hanya menyebabkan ketidaknyamanan sementara. Beberapa jenis lainnya sangat berbahaya, bahkan mengancam jiwa. Penyakit anak yang hanya menimbulkan ketidaknyaman sementara antara lain adalah sebagian besar ISPA (infeksi saluran pernapasan atas), rhinitis alergi, infeksi telinga tengah, radang tenggorokan, cacar air dan masalah kulit. Penanganan gangguan-gangguan kesehatan itu umumnya cukup dengan mengelola gejala-gejalanya. Penyakit anak yang berbahaya antara lain adalah tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, polio dan campak. Penyakit-penyakit tersebut dapat dicegah dengan imunisasi. Pemerintah bahkan secara nasional memiliki program imunisasi wajib untuk penyakit-penyakit tersebut. Selain itu, ada penyakit berbahaya lain seperti Hepatitis A/B, MMR, meningitis, pneumonia, dan tifoid yang juga dapat dicegah dengan vaksinasi.Penyakit infeksi (infectious disease), yang juga dikenal sebagai communicabledisease atau transmissible disease adalah penyakit yang nyata secara klinik (yaitu,tanda-tanda dan/atau gejala-gejala medis karakteristik penyakit) yang terjadi akibatdari infeksi, keberadan dan pertumbuhan agen biologik patogenik pada organismehost individu. Dalam hal tertentu, penyakit infeksi dapat berlangsung sepanjangwaktu. Patogen penginfeksi meliputi virus, bakteri, jamur, protozoa, parasit multiselulerdan protein yang menyimpang yang dikenal sebagai prion. Patogen-patogenini merupakan penyebab epidemi penyakit, dalam artian bahwa tanpa patogen, tidakada epidemi infeksi terjadi.2.2.3 LingkunganLingkungan juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi KIA. Banyak aspek yang mempengaruhi KIA yang dapat dilihat dalam suatu lingkungan. Dalam hubungannya dengan meningkatnya kasus kematian ibu (hamil, melahirkan dan nifas), ada dua aspek yang akan dibahas. Yang pertama adalah aspek geografis. Kondisi geografis suatu lingkungan mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat di lingkungan itu sendiri. Kondisi lingkungan yang tidak mendukung, seperti sulit terjangkau oleh sarana transportasi tentu saja mengakibatkan sulitnya sarana dan tenaga kesehatan untuk menjangkau daerah tersebut. Imbasnya, kondisi kesehatan masyarakat di lingkungan tersebut akan terbengkalai, masyarakat akan minim dalam sarana kesehatan, dan banyak ibu yang mengalami kesulitan selama masa kehamilan, melahirkan dan juga nifas, sehingga angka kematian ibu (hamil, melahirkan dan nifas) akan terus bertambah besar. Yang kedua adalah masalah social ekonomi. Kondisi keuangan yang tidak mencukupi tentu menyulitkan para ibu (hamil, melahirkan dan nifas) untuk memperoleh fasilitas kesehatan yang memadai. Oleh sebab itu, mereka cenderung memilih dukun beranak karena biaya yang dikeluarkan tentu jauh lebih murah dibanding puskesmas. Akibatnya, banyak ibu yang meniggal saat melahirkan karena pendarahan atau mengalami infeksi akibat proses melahirkan yang tidak steril, dan berujung pada kematian.

2.2.4 Tingkat pendidikanPengetahuan yang baik akan menghasilkan kualitas hidup yang baik pula. Pengetahuan bisa didapatkan dari berbagai sumber dan bersifat aktif dan pasif. Aktif jika subjek atau host itu sendiri yang berusaha mencari tahu berbagai informasi pengetahuan untuk kesejahteraan hidupnya. Sedangkan dikatakan pasif jika subjek atau host tersebut menerima informasi pengetahuan tersebut dari orang lain melalui berbagi media penyampaian, baik itu melalui penyuluhan atau seminar atau pendekatan terpadu lainnya. Dari pengetahuan yang didapat, subyek atau host tersebut akan menerapkan pengetahuan atau informasi tersebut kedalam kehidupannya.dalam kasus ini, akan dibahas pengetahuan tentang gizi yang cukup selama masa kehamilan.Berbicara tentang masalah kesehatan, tidak dapat dilepaskan dari pembahasan tentang gizi, mengingat gizi merupakan salah satu factor penting dalam menentukan kualitas hidup. Oleh karena itu, untuk menjaga agar seseorang tetap sehat, harus diperhatikan kecukupan dan keseimbangan gizi yang ada didalam makanannya setiap hari.Kecukupan gizi yang dibutuhkan oleh setiap orang tidaklah sama, tergantung pada usia, kondisi kesehatan, kemampuan reproduksi, dan aktivitas atau kegiatan yang dilakukan. Perhitungan angka kecukupan gizi dapat mengacu pada aturan FAO, WHO, atau Karya Nasional Pangan dan Gizi (WKNPG) yang lebih disesuaikan dengan kondisi masyarakat Indonesia.6Dalam kaitannya dengan ibu (hamil, melahirkan dan nifas), perubahan hormonalan fisik perempuan yang terjadi selama hamil akan mempengaruhi pola konsumsi makanannya. Pada kehamilan awal pada umumnya seorang perempuan (karena perubahan hormonnya) akan mengalami mual dan muntah sehingga perempuan tersebut akan enggan untuk mengkonsumsi makanan yang dibutuhkan oleh tubuh. Perubahan pola makan ini akan berpengaruh pada keadaan gizi dan kesehatan yang dapat dicerminkan dengan pertambahan berat badan selama kehamilan. Secara umum angka kecukupan zat gizi untuk perempuan hamil dan menyusui jauh lebih tinggi dari keadaan normal. Ibu ibu yang kekurangan gizi cenderung melahirkan bayi dengan berat badan rendah karena kekurangan gizi pada saat berada dalam kandungan dan mungkin akan tetap seperti itu pada awal awal tahun yang penting dalam kehidupannya.7 Oleh sebab itu, konsumsi makanan yang cukup bagi ibu yang sedang hamil, menentukan kesehatan janin sampai kelak dilahirkan. Jika terjadi kekurangan gizi, pertumbuhan janin akan terhambat, bayi lahir lebih awal (premature), bayi cacat, berat badan bayi rendah (BBLR), dan dapat menyebabkan kematian ibu maupun bayi yang dilahirkan.8

2.2.5 Pelayanan Kesehatan/SanitasiBelakangan ini telah dikenal suatu konsep yang bernama paradigma sehat. Secara harafiah, paradigma sehat itu sendiri diartikan sebagai model kebijakan pembangunan kesehatan baru yang bersifat holistic, melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak factor yang bersifat lintas sector dan upayanya lebih diarahkan pada pemeliharaan, peningkatan, perlindungan kesehatan (promotif) dan pencegahan terhadap ancaman penyakit (preventif) dan bukan hanya penyembuhan orang sakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan setelah sakit (rehabilitatif).Dalam kaitannya dengan kasus, banyaknya bayi yang diketegorikan sebagai BGM di Posyandu Melati, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa konsep paradigma sehat tidak berjalan di daerah tersebut. Padahal dalam keputusan menteri kesehatan nomor 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas, telah tertian butir butir upaya kesehatan wajib yang harus dilakukan oleh suatu puskesmas. Upaya tersebut antara lain :1. Upaya promosi kesehatan.2. Upaya kesehatan lingkungan.3. Upaya KIA serta KB.4. Upaya perbaikan gizi masyarakat.5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular (P3M).6. Upaya pengobatan.Promosi kesehatan merupakan salah satu upaya yang penting dalam menggalakan kehidupan masyarakat yang sehat, dalam kasus ini menekan jumlah kematian ibu (hamil, melahirkan dan nifas). Promosi kesehatan mampu memberikan titik terang baru dalam masyarakat agar worldview mereka bisa berubah menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Promosi kesehatan juga membantu mengajar masyarakat tentang tata cara penanganan yang tepat terhadap kaum ibu, baik yang sedang hamil, melahirkan maupun yang sedang menjalani masa nifas. Dan dengan promosi kesehatan yang tepat, kunjungan ke puskesmas juga akan meningkat seiring dengan bertambahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan. Namun dalam pelaksanaannya, masih banyak kendala yang dialami oleh puskesmas di daerah terpencil. Minimnya fasilitas kesehatan dan jarangnya kunjungan tenaga kesehatan juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tingginya angka kematian ibu (hamil, melahirkan dan nifas).

2.3 PenanggulanganAgar masalah kekurangan gizi dapat dikendalikan, maka dari suatu daerah harus dapat dilakukan penanggulangan secara menyeluruh untuk menekan malnutrisi pada balita di suatu daerah sehingga dapat membuka pikiran masyarakat daerah tentang konsep paradigm sehat. Contoh penanggulangan sederhana yang dapat diterapkan dalam suatu daerah seperti: Kerja BaktiSama halnya dengan PNS yang mudah untuk dilakukan dan dapat dilakukan bersama-sama, kerja bakti pun juga begitu. Kerja bakti dapat dilakukan secara bersama-sama dan gotong royong oleh setiap warga daerah dan dapat dilakukan kapan saja, misalnya saja 1 bulan sekali, selain itu dalam pelaksanan kerja bakti tidaklah memerlukan biaya yang banyak. Sehingga pemerintah daerah atau ketua RT/RW tidak memerlukan anggaran dana yang besar untuk kegiatan ini. Kegiatan kerja bakti ini bertujuan untuk menjadikan lingkungan tempat tinggal yang bersih dan sehat, sehingga penyebaran penyakit, perkembangbiakan bibit penyakit dan reservoirnya tidak terjadi di lingkungan tersebut. Kegiatan kerja bakti ini dapat berupa membersihkan lingkungan sekitar tempat tinggal bersama-sama, membersihkan saluran air baik selokan maupun kali disekitar dari sampah, membersihkan tumpukan sampah-sampah yang ada, ataupun melakukan 3M.

PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat)PHBS merupakan upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment) sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan mengetahui masalahnya sendiri, dalam tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya.9 Hal-hal yang dapat dilakukan dalam PHBS:a. Ibu bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan (dokter atau bidan).b. Ibu memberikan ASI eksklusif pada bayinya.c. Menimbang bayi dan balita tiap bulan.d. Memiliki air bersih dan mencuci tangan dengan air bersihe. Menggunakan WC atau jamban yang sehat.f. Keluarga mempunyai Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPKM)g. Anggota keluarga tidak merokokh.Olah raga atau melakukan aktifitas fisik setiap hari secara teratur.i. Makan dengan menu gizi seimbang (makan sayur dan buah setiap hari).j. Kesesuaian luas rumah dengan jumlah penghuni dan lantai rumah bukan dari tanah.10

ImunisasiImunisasi bisa sangat penting dalam upaya pencegahan terhadap penyakit di lingkungan yang kesehatannya buruk, karena dengan daya tahan tubuh yang kuat, maka tingkat penginfeksian penyakitpun bisa ditekan. Pengertian dari Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.11,12Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak-anak karena sistem kekebalan tubuh mereka masih belum sebaik orang dewasa, sehingga rentan terhadap serangan penyakit berbahaya. Imunisasi tidak cukup hanya dilakukan satu kali, tetapi harus dilakukan secara bertahap dan lengkap terhadap berbagai penyakit yang sangat membahayakan kesehatan dan hidup anak.Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari imunisasi adalah untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu seperti hepatitis B, campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan atau pertusis, gondongan, cacar air, TBC, dan lain sebagainya.

Perbaikan GiziSama halnya dengan imunisasi, perbaikan gizi bertujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh individu. Perbaikan gizi ini sangat diperlukan karena gizi yang kurang dapat menyebabkan tingkat infeksi penyakit menjadi tinggi, dan tingkat infeksi yang tinggi itu juga dapat menyebabkan gizi menjadi kurang. Oleh karena itu perbaikan gizi diperlukan untuk upaya menciptakan kesehatan lingkungan yang baik.

PosyanduPengertian Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini.13 Kegiatan-kegiatan posyandu merupakan kegiatan yang terpadu dengan institusi kesehatan ataupun institusi umum lainnya. Kegiatan posyandu yang utama adalah pemberian imunisasi pada anak, pelayanan KB dan KIA, perbaikan gizi, dan juga penyuluhan-penyuluhan bagi masyarakat. Posyandu ini sangat penting dalam upaya preventif bagi masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang sehat, karena di posyandu ini dapat menjadi sarana pemberian penyuluhan-penyuluhan berbagai macam upaya peningkatan kesehatan, misalnya penyuluhan tentang 3M, imunisasi, pemberian ASI eksklusif, peningkatan KIA, dan juga penyuluhan lainnya. Oleh karena itu posyandu juga sangat penting dalam upaya preventif ini.

Penutup3. KesimpulanGizi seimbang sangat dibuthkan oleh balita, karena dengan makan makanan yang mengandung gizi seimbang anak tersebut mempunyai perkembangan yang optimal baik secara fisik maupun psikologinya. Seimbang yang dimaksud adalah makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral, karena bahan-bahan tersebut sangat dibutuhkan pada tubuh. Gizi seimbang perlu diterapkan sejak masa balita karena balita adalah waktu dimana anak tersebut berada dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. Selain itu, dari pihak pelayanan kesehatan harus diupayakan peningkatan dalam penyuluhan (promosi kesehatan dan lingkungan) mengenai pentingnya asupan gizi yang seimbang sejak dini dan menjaga kesehatan lingkungan sehingga masyarakat menyadari dan bertambah pengetahuannya untuk masa depan mereka yang lebih baik.

Daftar Pustaka1. Arisman MB. Gizi dalam daur kehidupan. Jakarta: EGC; 2003.h.1-2.2. Sutomo B, Anggraini DY. Menu sehat alami untuk batita dan balita. Jakarta: Demedia; 2010.3. Hidayat AAA. Pengantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan. Jakarta: Salemba Medika; 2008.4. Repository Universitas Indonesia. Pengertian gizi seimbang. Repository UI 27 April 2009. Diunduh dari http://repository.ui.ac.id/dokumen/lihat/2522.pdf, 21 November 2012.5. Sudayasa P. Faktor-faktor penyebab kekurangan gizi pada balita. Edisi: 19 September 2010. Di unduh dari: http://www.puskel.com/faktor-faktor-penyebab-kekurangan-gizi-pada-balita, 21 November 2012.6. Widyastuti R, Susilo ZK. Gizi perempuan. Yogyakarta: Galang printika; 2002.h.333.7. UNICEF. Situasi anak-anak di dunia. Jakarta: Intergrafika; 2004.8. Muchtadi D, Palupi NS, Astawan M. Metabolisme zat gizi. Jakarta: Pustaka sinar harapan; 2007.9. Pusat Promosi Kesehatan-Departemen Kesehatan RI. PHBS di rumah tangga. Jakarta: Depkes RI; 2003.h. 1-7.10. Pusat Promosi Kesehatan-Departemen Kesehatan RI. Buku pedoman pembinaan program perilaku hidup bersih dan sehat di tatanan rumah tangga. Jakarta: Depkes RI; 2000.h. 24.11. Siswono. Cegah penyakit menular dengan hidup sehat. Edisi 8 Februari 2006. Diunduh dari www.gizi.net, 21 November 2012.12. Promosi Kesehatan Arti definisi imunisasi, tujuan, manfaat, cara, dan jenis imunisasi pada manusia. Edisi 30 November 2008. Diunduh dari www.promosikesehatan.com, 21 November 2012.13. Dinas Kesehatan. Posyandu. Edisi 23 Juni 2008. Diunduh dari www.dinkes-kabtangerang.go.id, 21 November 2012.