Makalah Pbl Blok 10

34
MAKALAH PBL BLOK 10 UROGENITAL DISUSUN OLEH: Micco Joshua Apriano NIM: 10.2009.204 E2 Email:[email protected]

Transcript of Makalah Pbl Blok 10

Page 1: Makalah Pbl Blok 10

MAKALAH PBL BLOK 10

UROGENITAL

DISUSUN OLEH: Micco Joshua Apriano

NIM: 10.2009.204

E2

Email:[email protected]

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

Page 2: Makalah Pbl Blok 10

TAHUN AJARAN 2013/2014

PENDAHULUAN

Pada blok ini kita akan membahas organ dalam tubuh kita yang mempunyai fungsi

untuk menghasilkan dan mengeluarkan urine atau yang biasa kita sebut air kencing. Dalam

tubuh manusia terdapat serangkaian organ yang disebut traktus urinarius dan itu yang akan

dibahas di sini. Di sini akan di jelaskan proses apa saja yang terjadi di dalamnya dan organ-

organ yang digunakan.

Page 3: Makalah Pbl Blok 10

STRUKTUR

Makroskopis

Ginjal

Secara anatomi, letak ginjal adalah sebagai berikut:

Terletak di retro peritoneal dengan batas-batasnya yaitu sebelah kiri atau kanan columna

vertebralis. Pada bagian kiri setinggi iga 11/ L 2-3 dan di sebelah kanan setinggi iga 12/ L

3-4. Jarak kutub atas kedua ginjal: ± 7 cm. Jarak kutub bawah kedua ginjal: 11 cm. Jarak

kutub bawah ke crista iliaca: 3-5 cm.1

Pembungkus Ginjal terdiri dari 3 bagian yaitu

1. Capsula fibrosa

Melekat pada ginjal,hanya menyelubungi ginjal (gl. supra renalis tidak)

dan mudah dikupas.1

(pembungkus ginjal)

2. Capsula adiposa

Mengandung banyak lemak berfungsi untuk membungkus ginjal dan glandula supra

renalis. Pada bagian depan capsula ini berupa capsula tipis dan bagian belakang

berupa capsula yang tebal tebal.1

Page 4: Makalah Pbl Blok 10

3. Fascia renalis :

Fascia ini terletak di luar capsula fibrosa berupa 2 lembar fascia yaitu :

Depan berupa fascia prerenalis dan bagian belakang berupa fascia retro renalis .

Kedua lembar fascia renalis ke caudal tetap terpisah, ke cranial bersatu, sehingga

kantong ginjal terbuka ke bawah. oleh karena itu sering terjadi ascending infection.1

Bagian-Bagian Ginjal terdiri dari 2 bagian yaitu

a. Cortex Renis

Terdiri dari :

– Glomerolus

– pembuluh darah

Di glomerulus darah disaring menjadi

filtrat, kemudian disalurkan ke dalam medulla, saluran- saluran tsb. akan bermuara

pada papilla renalisà terdapat garis- garis dari medulla: processus medullaris (

FERHEINI )1

b. Medulla Renis

Papilla renalis sesuai ujung ginjal yang berbentuk segitiga yaitu pyramid renalis

(malphigi). Saluran-saluran yang menembus papilla = ductuli papillares ( Bellini).

Papilla renalis menonjol ke dalam calix minor.Beberapa calyx minor ( 2 – 4 )

membentuk calyx major. Beberapa calyx major menjadi pyelum = pelvis renis,

kemudian menjadi ureter. Ruangan tempat calyx disebut hillus renalis. 1

Pendarahan Ginjal

Page 5: Makalah Pbl Blok 10

• A. renalis merupakan cabang Aorta abdominalis setinggi vert. L I-II

A. renalis kanan lebih panjang A. renalis kiri, karena harus menyilang V. cava

inferior di belakangnya. A. renalis masuk ke dalam ginjal melalui hillus renalis dan

bercabang 2:

Yang satu ke depan ginjal, mengurus ginjal bagian depan & lebih panjang dan satu

lainnya ke belakang ginjal, mengurus ginjal bagian belakang. Bercabang lagi &

berjalan di antara lobus ginjal adalah A. interlobaris.

A. Interlobaris pada perbatasan cortex & medula bercabang menjadi A. arcuata.

A. arcuata mempercabangkan : A. interlobularis berjalan sampai tepi ginjal (cortex).

Pembuluh balik mengikuti nadinya mulai permukaan ginjal sbg. kapiler berkumpul

dlm. V. interlobularis disbut Vv stellatae ( Verheyeni )1

Ureter

Terdiri dari dua bagian : ureter pars abdominalis dan ureter pars pelvina.

Panjang ureter kira-kira 25 – 30 cm dan merupakan lanjutan pelvis renis, menuju

distal dan bermuara pada vesica urinaria.2

Tiga tempat penyempitan pada ureter yaitu:

1. uretero- pelvic junction

2. tempat penyilangan ureter dg.vassa iliaca disebut flexura marginalis

3. muara ureter ke dalam vesica urinaria

Persarafan ureter

Berasal dari plexus hypogastricus inf. T11- L2 melalui neuron² simpatis.1

a. Ureter Pars Abdominalis2

Page 6: Makalah Pbl Blok 10

Jalannya ureter pada wanita sama dengan laki- laki

Topografi ventral berupa

– Peritoneum

– vassa colica

– vassa spermatica int. / ovarica (menyilang)

Ureter kanan berbatasan dengan:

• pars desc.duodeni ( atas )

• ileum ( bawah )

• tepi lateral V. cava inferior (medial)

Ureter kiri berbatasan dengan:

• tertutup colon sigmoideum & meso colonnya (di blkg. recessus

intersigmoideus)

Topografi dorsal disilang oleh :

– M. psoas

– N. genitofemoralis

b. Ureter Pars Pelvina

Jalannya ureter pada pria dan wanita berbeda misalnya alat- alat panggul.

Mula anterior terhadap A. iliaca comm.→ flexura marginalis → tepi depan incisura

ischiadica major(di depan A.hypogastrica), med.terhadap A.V.N. obturatorius /

AV.vesicales superior & inferior. Jalan berupa ventro medial.2

Perbedaan ureter pria dan wanita yaitu :

• Ureter pria :

• depan atas gl.vesiculosa

• menyilang duct.defferens di sebelah lateral untuk bermuara ke dalam vesica

urinaria

• Ureter wanita:

• para metrium sampai lateral cervix uteri & bagian atas vagina

• sejajar & medial thdp. A. uterina, menyilang nadi tersebut. Di atasnya.2

Vesica urinaria

Disebut juga bladder atau kandung kemi. Adapun fungsi vesica urinaria adalah

sebagai reservoir urine (200 - 400 cc). Letak nya di belakang os. Pubis. Pada vesica

Page 7: Makalah Pbl Blok 10

urinaria yang kosong, seluruhnya terletak dalam rongga panggul,di belakang os pubis.

Pada bagian vesica urinaria yang terisi, letaknya di regio hypogastric. Bentuk vesica

urinaria yang penuh seperti telur ( ovoid ) dan vesica urinaria yang kosong berbentuk

seperti limas. Pada bagian vesica urinaria kosong, apex ( puncak ) berbatasan di

belakang symphysis pubis.2

Bagian-bagian vesica urinaria yaitu : apex,corpus, fundus

Dinding Vesica Urinaria

Dasar vesica urinaria berbentuk segitiga, pada sudut laterosuperior kiri dan kanan

terdapat ureter dan pada sudut inferior terdapat urethra.Permukaan latero inferior

berhubungan dengan M. obturator internus (cranial) dan M. levator ani (distal). 2

Collum Vesica Urinaria

Berbatasan dengan permukaan atas gl.prostata. Difiksasi oleh ligamentum.

puboprostaticus (pria), ligamentum pubovesicale ( wanita). Antara vesica urinaria dan

rectum terdapat lekukan peritoneum = excavatio recto vesicalis. Antara dinding

posterior vescia urinaria dan rectum terdapat vesicula seminalis. Pada sudut

laterosuperior kiri dan kanan terdapat ureter. Pada sudut inferior terdapat urethra.2

Spatium Para Vesicale

Terdiri dari spatium praevesicale (Retzii) yang merupakan ruang antara symphysis

pubis dan vesica urinaria, excavatio rectovesicale, dan excavatio vesico uterine. 2

Lapisan Vesica Urinaria

Mukosa vesica urinaria berlipat- lipat, , vesica urinaria terisi penuh dan

lapisan.mukosa yang sangat halus membuat lipatan hilang.

Trigonum vesica Liutaudi dibentuk oleh ureter kanan dan kiri (orificium

ureteris),bekerja sebagai katup mencegah urine balik ke ginjal dan orificium urethra

inernta.

Uvula vesica merupakan tonjolan kecil di belakang orificium urethrae int.disebabkan

oleh lobus medial glandula. prostata. Pada wanita permukaan dorsal vesica urinaria

berhubungan dengan vagina dan rectum. Spatium utero vesicale merupakan rongga

antara permukaan superior vesica urinaria dengan corpus uteri.2

Page 8: Makalah Pbl Blok 10

Lapisan otot vesica urinaria terdiri atas 3 lapisan otot yang saling menutupi:4

1. M. detrusor

Terdapat pada lapisan dalam

Dapat mengeluarkan isi vesica urinaria

2. M. trigonal

Terdapat dalam segitiga Liutaudi (di fundus vesica urinaria)

Ikut membentuk uvula

Membuka orificium urethra interna

3. M. sphincter vesica

Dapat menahan urine di dalam vesica urinaria

Vaskularisasi dan Sistem Limfatik Vesica Urinaria

a. Nadi :

1. Aa. vesicales superior

Cabang dari A. umbilicalis bagian proximal (bagian distal akan menjadi lig.

Umbilicalis lateralis) yang memperdarahi fundus dan beranastomosis dengan A.

epigastrica inferior. 4

2. Aa.vesicales inferior

Untuk bagian caudal dan lateral permukaan depan vesica urinaria. Juga memperdarahi

glandula prostate.4

3. A. vesiculodeferentialis

Cabang dari A. iliaca interna dan memperdarahi 1/3 permukaan posterior vesica

urinaria, juga memperdarahi glandula vesiculosa, ductus deferentialis . Pada wanita,

memperdarahi ovarium dan vagina.4

Vena:

Plexus venosus vesicales yg. berhubungan dengan plexus venosus prostaticus menuju

V.iliaca interna. 4

Persarafan Vesica Urinaria

Cabang² plexus hypogastricus inferior yaitu

• serabut² post ganglioner simpatis gll.para vert.L1-2

Page 9: Makalah Pbl Blok 10

• serabut² preganglioner parasimpatis N.S2,3,4 melalui N. splancnicus dan plexus

hypogastricus inf.mencapai dinding Vesica urinaria disini terjadi sinapsis dengan

serabut-serabut post ganglioner

• serabut-serabut sensoris visceral afferent: N.splancn cus menuju SSP

• serabut² afferen mengikuti srbt.simpatis pada plexus hypogastricus menuju medulla

spinalis L1-2.4

• Urethtra

a. Pria

Pada pria terdiri atas 3 bagian yaitu

1. Urethtrae pars prostatica

Urethra yang panjangnya kira-kira 3 cm, mulai dari collum vesica urinaria sampai

sedikit ke ventral apex glandula prostate. Pada dinding posterior terdapat crista

urethralis, sinus prostaticus, utriculus prostaticus (uterus musculina). 2

2. Urethtrae pars membranacea

Bagian yang paling sempit dari 1-2 cm disebabkan adanya otot yang mengelilingi yaitu

m.spinchter urethtrae. Letak dari urethrae ini antara fascia diphragmatis urogenitalis

superior dan inferior yang kira-kira terletak 2,5 cm dorso inferior symphisis pubis.

muaranya pada glandula bulbo urethtralis Cowperi. 2

3. Urethtrae pars spongiosa/ cavernosa

Seluruhnya dikelilingi oleh coprpus spongiosum/ cavernosum. Bagian ini mulsi

memasuki bulbus urethtra superior ujung glands penis bagian yang terpanjang kira-kira

15 cm. muara dari urethtrae berakhir sebagai orificium externum urethtrae. Pada bagian

anteriornya bermuara galndula urethtralis Littrei.2

Struktur Mikroskopis

1. Ginjal.

Ginjal adalah organ besar berbentuk kacang yang letaknya retroperitoneal pada

dinding posterior tubuh. Diatas setiap ginjal, terdapat kelenjar adrenal yang terbenam

didalam jaringan ikat ginjal. 3

Ginjal dibagi menjadi korteks di luar dan medulla di dalam. Medulla ginjal

berbentuk kerucut atau pyramid, yaitu pyramid medulla. Dari dasar setiap pyramid

Page 10: Makalah Pbl Blok 10

medulla, terjulur berkas-berkas tubulus yang parallel, yaitu berkas medulla, yang

menyusup ke dalam korteks. Setiap ginjal terdiri atas 1-4 juta nefron. Setiap nefron

terdiri atas bagian yang melebar, yakni korpuskel renalis, tubulus kontortus proximal;

segmen tipis dan tebal ansa henle; tubulus kontortus disatal; dan tubulus dan duktus

koligentes.3

2. Korpuskel renalis dan filtrasi darah.

Korteks ginjal terdiri atas satuan penyaring darah dan berbagai jenis tubulus.

Di tengah foto mikrograf, terdapat sebuah korpuskulum renal dan tubuli di sekitarnya.

Setiap korpuskel renalis terdiri atas seberkas kapiler, yaitu glomerulus, yang

dikelilingi oleh epitel berdinding ganda yang disebut kapsula bowman. Lapisan dalam

kapsul ini (lapisan visceral) menyelubungi kapiler glomerulus. Lapisan luar

membentuk batas luar korpuskel renalis dan disebut lapisan parietal kapsula bowman.

Setiap korpuskel ginjal memiliki kutub vascular, tempat masuknya arteriol aferen dan

keluarnya arteriol eferen, dan memiliki kutub urinarius, tempat tubulus kontortus

proximal berasal.3

3. Tubulus Kontortus Proximal

Pada kutub urinarius di korpuskel ginjal, epitel gepeng di lapisan parietal

kapsula bowman berhubungan langsung dengan epitel tubulus kontortus proximal

berbentuk kuboid, atau silindris rendah. Sel-sel epitel ini memiliki sitoplasma

asidofilik yang disebabkan oleh adanya mitokondria panjang dalam jumlah besar.

Apeks sel banyak memiliki mikrovili yang membentuk suatu brush border. Tubulus

kontortus proksimal menyekresi kreatinin dan substansi asing bagi organism, seperti

asam para aminohippurat dan penisilin, dari plasma interstitial ke dalam filtrate.3

4. Ansa Henle

Terdiri dari segmen tebal desendens, segmen tipis desendens, dan segmen tebal

descendens. Segmen tebal memiliki struktur yang sangat mirip dengan tubulus

kontortus distal. Di bagian luar medulla, segmen tebal desendens tiba-tiba menyempit

dan berlanjut sebagai segmen tipis desendens. Lumen di segmen nefron ini lebar

karena dindingnya terdiri atas sel epitel selapis gepeng dengan inti yang hanya sedikit

menonjol ke dalam lumen. Kira-kira sepertujuh dari semua nefron terletak dekat

perbatasan korteks medulla dan disebut nefron jukstamedula. Nefron lainnya disebut

Page 11: Makalah Pbl Blok 10

nefron kortikal. Nefron juxtamedula penting untuk mempertahankan gradient

hipertonik dalam interstitium medulla yaitu dasar kemampuan ginjal dalam

menghasilkan urin hipertonik. Nefron jukstamedula memiliki lengkung henle yang

sangat panjang, yamg masuk jauh ke dalam medulla.3

5. Tubulus kontortus distal

Tubulus ini, seperti segmen asendens, dilapisi oleh epitel selapis kuboid.

Tubulus kontortus distal tidak memiliki brush border, tidak ada kanalikuli apikal, dan

ukuran sel yang lebih kecil. Karena sel tubulus distal lebih gepeng dan lebih kecil dari

sel tubulus proksimal. Tubulus kontortus distal mengadakan kontak dengan kutub

vascular di kopuskel ginjal yang berasal dari induk nefronnya. Pada tempat kontak ini,

tubulus distal mengalami modifikasi, seperti halnya dengan arteriol aferennya. Di

daerah jukstaglomerular ini, sel-sel tubulus kontortus distal biasanya menjadi silindris

dan intinya berhimpitan. Kebanyakan selnya menjadi kompleks golgi di bagian basal.

Dinding sel tubulus distal yang termodifikasi ini, yang tampak lebih gelap disebut

makula densa.3

6. Tubulus dan duktus koligentes

Urin mengalir dari tubulus kontortus distal ke tubulus koligentes, yang saling

bergabung membentuk duktus koligentes yang lebih besar dan lebih lurus, yang

berangsur dan melebar sewaktu mendekati puncak pyramid. Tubulus koligentes yang

lebih kecil dilapisi oleh kuboid. Sewaktu tubulus memasuki medulla lebih dalam, sel-

selnya meninggi sampai berbentuk silindris.3

7. Vesika urinaria: dinding (potongan melintang)

Lapisan otot polos dinding vesika urinaria serupa dengan lapisan otot di ureter,

kecuali ketebalannya. Dinding vesika urinaria terdiri atas mukosa, muskularis, dan

serosa.3

Mukosa organ-organ ini terdiri atas epitel transisional dan lamina propia di

jaringan ikat yang padat sampai longgar. Epitel transisional kandung kemih dalam

keadaan tidak teregang, memiliki tebal lima atau enam sel; sel superficial membulat

dan menonjol ke dalam lumen.3

Page 12: Makalah Pbl Blok 10

Muskularis vesika urinaria tebal dan ketiga lapisan di bagian leher vesika

tersusun dalam berkas yang saling beranastomosis dengan jaringan ikat longgar di

antaranya. Jaringan ikat interstisial menyatu dengan jaringan ikat serosa dan mesotel

merupakan jaringan terluar.3

8. Uretra

Uretra adalah suatu tabung yang membawa urin dari kandung kemih ke luar.

Uretra pria terdiri atas 4 bagian: pars prostatika, pars membranosa, pars bulosa, dan

pars pendulosa. Di bagian distal dan dorsal uretra pars prostatika, terdapat bagian ynag

meninggi, yaitu verumontanum, yang menonjol ke bagian dalam uretra. Uretra pars

membranosa dilapisi epitel berlapis atau bertingkat silindris. Di sekeliling uretra

bagian ini terdapat sfingter otot rangka yaitu sfingter uretra eksterna. Uretra pars

bulbosa dan pendulosa berlokasi di korpus spongiosumpenis. Lumen uretra melebar

kea rah distal, yang membentuk fossa naviculare. Epitel di bagian uretra ini

kebanyakan berupa epitel bertingkat dan silindris, dengan daerah epitelgepeng dan

berlapis. Kelenjar littre adalah kelenjar mukosa yang dijumpai di sepanjang uretra

namun kebanyakan berada di uretra pars pendulosa. Bagian sekresi dari beberapa

kelenjar ini langsung terhubung dengan lapisan epitel uretra, sebagai kelenjar lainnya

memiliki duktus ekskretorius.3

Uretra wanita merupakan suatu tabung dengan panjang 4-5 cm, yang dilapisi

dengan epitel gepeng berlapis dan memiliki area dengan epitel silindris bertingkat.

Bagian tengah uretra dikelilingi sfingter lurik volunter eksterna.3

Uretra pria Panjang : ~20 cm. Mukosa : Epitel transisional sampai berlapis

gepeng. Muskularis : Otot polos

9. Ureter

Ureter yang tidak diregangkan memiliki lumen berkelok karena adanya lipatan

memanjang. Dinding ureter terdiri atas mukosa, muskularis, dan adventisia.3

Mukosa terdiri atas epitel transisional dan lamina propia yang lebar. Epitel

transisional terdiri atas beberapa lapis sel, lapisan sel luar ditandai sel-sel kuboid

besar. Sel-sel intermediat berbentuk polihedral karena sel di basal berbentuk kuboid

Page 13: Makalah Pbl Blok 10

atau silindris rendah. Permukaan basal epitel ini licin, tanpa lekukan papil0papil

jaringan ikat.3

Lamina propia rerdiri dari jaringan ikat fibroelastis dengan fibroblas lebih

padat di bawah epitel dibandingkan dengan fibroblas di dekat muskularis yang lebih

longgar. Jaringan limfoid difus dan kadang-kadang limfonodus kecil mungkin terlihat

di lamina propia.3

Pada ureter bagian atas. Muskularis terdiri atas lapisan otot polos longitudinal

dalam dan sirkular luar; lapisan-lapisan ini tidak terlalu jelas. Lapisan longitudinal luar

tambahan terdapat pula sepertiga ureter bagian bawah.3

Adventisia menyatu dengan jaringan ikat fibroelastis dan jaringan lemak di

sekitarnya yang mengandung banyak arteri, vena, dan saraf kecil.

Mekanisme

Pembentukan urine

1. Filtrasi

Filtrasi glomerulus disebabkan oleh adanya gaya – gaya fisik pasif yang serupa

dengan gaya – gaya yang terdapat dibagian tubuh lainnya. Gaya – gaya yang terlibat

dalam filtrate glomerulus adalah :

a. Tekanan darah kapiler

Tekanan darah kapiler glomerulus adalah tekanan cairan yang ditimbulkan

oleh darah dalm kapiler glomerulus. Tekanan ini bergantung pada

kontraksi jantung dan resistensi arteriol aferen dan eferen. Tekanan ini

bernilai rata – rata 55mmHg. Kerena darah lebih mudah masuk ke kapiler

glomerulus melalui arteriola aferen yang lebih lebar dan lebih sulit keluar

melalui arteriola eferen yang lebih sempit, tekanan darah kapiler

glomerulus meningkat akibat terbendungnya darah di kapiler glomerulus.

Selain itu, karena tingginya resistensi arteriola eferen, tekanna darah tidak

mengalalami kecenderungan menurun disepnjan kapiler glomerulus. Tekan

Page 14: Makalah Pbl Blok 10

fdarah glomerulus yang meningkat ini cenderung mendorong cairan keluar

dari glomerulus untuk masuk ke kapsula bowman. Dan ini merupakan gaya

utama yan menghasilkan filtrasi glomerulus.5

b. Tekanan darah osmotic koloid plasma

Sementara tekanan darah kapiler glomerulus mendorong filtrasi, kedua

gaya lain yang bekerja melintasi membrane glomerulus (tekanan osmotic

plasma dan hidrostatik kapsula bowman) melawan filtrasi. Tekanan

osmotic koloid plasma ditimbulkan oleh distribusi protein – protein plasma

yang tidak imbang di kedua sisi glomerulus. Karena tidak dapat difiltrasi,

protein – protein plasma yang terdapat di kapiler glomerulus tetapi tidak

ditemukan di kapsula bowman. Dengan demikian, konsentrasi H2O di

kapsula bowman lebih tinggi dibanding di glomerulus. Akibatnya

kecenderungan H2O untuk berpindah secara osmotis mengikuti penurunan

gradient konsentrasinya dari kapsula bowman ke kapiler glomerulus

melawan filtrasi glomerulus. Tekanan osmotic ini bernilai sekitar

30mmHg, yang sedkit lebih tinggi dari pada di kapiler lain. Maka

konsentrasi protein di plasma lebih tinggi.5

c. Tekanan hidrostatik kapsula bowman

Cairan dalam kapsula bowman menimbulkan tekanan hidrostatik yang

besarnya diperkirakan 15mmHg. Tekanan ini cenderung mendorong cairan

keluar dari kapsula bowman, melawan filtrasi dari glomerulus ke kapsula

bowman.5

Gaya total yang medorong filtrasi adalah sebesar 55mmHg (tekanan

darah kapiler glomerulus). Jumlah total kedua gaya yang melawan sebesar

45mmHg (tekanan osmotic + tekanan hidrostatik). Perbedaan netto yang

mendorong filtrasi adalah 10mmHg atau disebut tekanan filtrasi netto.5

GFR atau glomerular filtration rate normal dalam tubuh manusia kira – kira

sebesar 125mL/mnt. Besar nilai sebanding dengan luas permukaan tubuh . Namun,

meskipun telah dikoreksi dengan besar luas permukaan tubuh, nilai GFR wanita 10%

lebih rendah dari pria. Nilai GFR sebesaar 125mL/mnt sama dengan 7,5 L/jam atau

180L/hari, sedangkan volume urine yang dikeluarkan hanya sekitar 1L/hari. Hal ini

berarti bahwa dalam keadaan normal, lebih dari 99% filtrate direbsorbsi. GFR dapat

dengan sengaja diubah dengan mengubah tekanan darah kapiler glomerulus sebagai

Page 15: Makalah Pbl Blok 10

hasil dari pengaruh simpatis pada arteriol aferen. Vasokonstriksi arteriol aferen

menurunkan aliran darah ke glomerulus, sehingga tekanan darah di glomerulus

menurun dan GFR juga menurun. Sebaliknya vasodilatasi arteriol aferen

meningkatkan aliran darah glomerulus dan GFR. Control simpatis atas GFR

merupakan bagian dari respons reflex baroreseptor untuk mengkompensasi perubahan

tekanan darah arteri. Jika GFR berubah, jumlah cairan yang keluar melalui urin juga

berubah, sehingga volume plasma dapat diatur sesuai kebutuhan untuk membantu

memulihkan tekanan darah ke normal.6

2. Reabsorbsi

Reabsorbsi Na+

80% kebutuhn energy total ginjal digunakan untuk transportasi Na+. Dari semua yang

difiltrasi, dalam keadaan normal 99,5% direabsorbsi, dengan rata – rata 67%

direabsrobsi di tubulus proximal, 25% di lengkung henle dan 8% di tubulus distal dan

tubulus pengumpul. Reabsrobsi natrium memiliki peranan yang berbeda di setiap

segmen tersebut :

Reabsrobsi natrium di tubulus proximal berperan penting dalam reabsrobsi

glukosa, asam amino, H2O, Cl- dan urea.

Reabsorbsi di lengkung henle, bersama dengan reabsrobsi Cl- berperan penting

dalam kemampuan ginjal menghasilkan urin dengan konsentrasi dan volume

yang berbeda – beda, bergantung pada kebutuhan tubuh menyimpan atau

menabung H2O.

Reabsrobsi natrium di bagian distal dan berada di bawah control hormone,

menjadi penting dalam mengatur volume CES. Reabsrobsi tersebut juga

sebagian berkaitan dengan sekresi K+ dan H+.5

Dalam reabsorbsi dikenal dengan system rennin-angiotensin-aldosteron yaitu

ginjal mensekresikan hormone rennin sebagai respon terhadap penurunan

NaCl/volume CES/tekanan darah arteri. Rennin mengaktifkan angiotensinogen, suatu

protein plasma yang diproduksi oleh hati, menjadi angiotensin I. angiotensin I diubah

menjadi angiotensin II oleh angiotensin-converting enzyme yang dproduksi oleh paru.

Angiotensin II merangsang kortex adrenal untuk mensekresikan hormone aldosteron,

yang merangsang reabsrobsi Na+ oleh ginjal. Retensi Na+ menimbulkan efek osmotic

yang menahan lebih banyak H2O di CES. Retensi Na+ dan H2Otersebut bersama –

Page 16: Makalah Pbl Blok 10

sama membantu menoreksi rangsangan semuala yang mengaktofkan system rennin-

angiotensin-aldosteron ini. Angiotensin II juga menimbuljan efek – efek lain yang

membantu menghilangkan rangsangan semula.5

Reabsorbsi Glukosa

Glukosa, asam amino dan bikarbonat direabsorbsi bersama – sama dengan Na+

dibagian awal tubulus proksimal. Mendekati akhir tubulus, Na+ akan direabsorbsi

bersama – sama dengan Cl-. Glukosa merupakan contoh zat yang direabsorbsi melalui

transport aktif sekunder. Laju filtrasi glukosa kira – kira 100mg/menit. Hampir seluruh

glukosa direabsorbsi, dan hanya beberpa milligram saja yang dapat dijumpai di urin.

Jumlah yang direabsorbsi sebanding dengan jumlah yang difiltrasi, dan nilai sebanding

dengan kadar glukosa dalam plasma. Dengan jumlah plasma yang difiltrasi per menit

dalam keadaan normal adalah 125ml (=rata – rata GFR/menit), setiap menit 125mg

glukosa difiltrasi/ menit. Jumlah beban yang difiltrasi tiap menit dapat dihitung

dengan :

Batas Tm untuk glukosa adalah 375mg/menit. Bila batas Tm (jumlah

maksimum suatu bahan yang dapat di angkut oleh tubulus) telah terlamapaui, jumlah

glukosa yang terdapat dalam urine akan meningkat. Konsentrasi plasma pada saat Tm

suatu bahan tertentu tercapai dan bahan tersebut mulai muncul di urine disebut

ambang ginjal (renal threshold). Pada Tm normal 375mg/menit dan GFR 123ml/menit,

ambang ginjal untuk glukosa adalah 300 mg/100ml. Di atas Tm reabsorbsi akan tetap

konstan pada kecepatan maksimum, dan setiap penambahan lebih lanjut akan diiringi

oleh peningkatan eksresi bahan yang bersangkutan secara proporsional.6

Reabsorbsi fosfat

Ginjal secara langsung berperan dalam pengaturan banyak elektrolit misalnya

kalsium dan fosfat, karena keseimbangan ginjal untuk ion – ion anorganik ini setara

dengan konsentrasi plasma normal. Sebagai contoh fosfat, makanan yang dimakan

biasanya banyak mengandung fosfat. Tetapi tubulus hanya dapat mereabsorbsi fosfat

sampai konsentrasi plasma normal. Jadi kelebihan fosfat yang tidak dapat direabsorbsi

Beban filtasi suatu bhan konsentrasi bahan dalam plasma m x GFR

Page 17: Makalah Pbl Blok 10

oleh ginjal, akan diekskresikan ke dalam urine. Denngan cara itulah ginjal

mempertahankan konsentrasi fosfat plasma.5

Reabsorbsi Urea

Urea adalah suatu produk sisa yang berasal dari penguraian protein. Reabsorbsi

H2O yang diinduksi secara osmotic di tubulus proximal yang sekunder terhadap

reabsorbsi aktif Na+ menimbulkan gradient konsentrasi untuk urea yang mendorong

reabsorbsi pasif zat sisa bernitrogen ini. Karena reabsorbsi ekestensif H2O di tubulus

proksimal, filtrate awal 125ml/menit secara progresif berkurang, sampai di akhir

tubulus proksimal cairan yang tersisa hanya 44ml/menit (karena 65% dari H2O dari

filtrate semula atau sekitar 81ml/menit telah di reabsorbsi). Zat yang difiltrasi tetapi

tidak direabsorbsi secara progresif menjadi lebih terkonsentrasi di cairan tubulus

karena H2O direabsorbsi sedangkan mereka tertinggal. Urea adalah salah satu zat

tersebut. Konsentrasi urea di glomerulus setara dengan di kapeler perritubulus. Namun

jumlah urea yang di dalam 125ml mengalami pemekatan 3x lipat dalam volume hanya

44ml d akhir reabsorbsi. Akibatnya konsentrasi urea di dalam tubulus jauh lebih besar

daripada di kapiler.5

3. Sekresi

Sekresi tubulus mengacu pada perpindahan selektif zat-zata dari darah kapiler

peritubulus ke dalam lumen tubulus, merupaka rute dua bagi zat dari darah untuk

masuk ke lumen tubulus. Sekresi tubulus menyediakan suatu mekanisme yang dapat

lebih cepat mengeliminasi zat-zat tertentu dari plasma dengan mengekstrasi lebih

banyak zat tertentu dari 80% plasma yang tidak difiltrasi di kapiler peritubulus dan

menambahkan zat yang sama ke jumlah yang sudah ada di dalam tubulus akibat proses

filtrasi.5

Bahan yang penting yang diekskresikan oleh tubulus adalah ion hydrogen yang

penting untuk mengatur keseimbangan asam basa, ion kalium yang menjaga

konsentrasi ion kalium plasma pada tingkat yang sesuai untuk mempertahankan

eksitabilitas normal membrane sel otot dan saraf; dan anion dan kation organic yang

melaksanakan eliminasi senyawa-senyawa organic asing dari tubuh. 5

Page 18: Makalah Pbl Blok 10

4. Eksresi

Klierens Plasma

Klierens plasma didefinisikan sebagai volume plasma yang dibersihkan

seluruhnya dari bahan yang diangkut per menit (volume plasma yang seharusnya

mengandung jumlah total bahan yang diekskresikan oleh ginjal dalam satu menit).5

Laju klierens berbeda – beda tergantung dari bahan tersebut.

a. Apabila suatu bahan difiltrasi tetapi tidak direabsorbsi atau disekresi, laju

klierens plasmanya sama dengan GFR.

Sewaktu 125ml/menit plasma difiltrasi dan kemudian di reabsorbsi,

jumlah bahan X yang semula terkandung dalam 125ml tertinggal dalam

tubulus untuk diekskresikan. Dengan demikian 125ml plasma

dibersihkan dari bahan X setiap menitnya. 5

b. Jika suatu bahan difiltrasi dan direabsrobsi tetapi tidak ada selresi, laju

klierens plasmanya selalu lebih rendah daripada GFR.

Sebagai contoh klierens plasma untuk glukosa dalam keadaan

normal adalah nol. Semua glukosa yang difiltrasi akan direabsorbsi

bersama dengan filtrate yang kembali ke plasma, sehingga tidak ada

plasma yang dibersihkan dari glukosa.5

c. Apabiala suatu bahan difiltrasi dan disekresi tetapi tidak direabsorbsi, maka

lahu klierens plasmanya selalu lebih tinggi daripada GFR.5

Proses Berkemih

Kontraksi perilstatik otot polos di dalam dinding uretra juga mendorong urin

bergerak maju dari ginjal ke kandung kemih. Ureter menembus dinding kandung

kemih secara oblik, melalui dinding kandung kemih beberapa centimeter sebelum

bermuara di rongga kandung kemih. Dinding kandun g kemih terdiri dari otot polos

yang dilapisi epitel jenis khusus. Sebagaimana sifat otot polos, otot polos kandung

kemih dapat sangat meregang tanpa menyebabkan peningkatan ketegangan dinding

kemih. Selain itu, dinding kandung kemih yang berlipat-lipat menjadi rata sewaktu

kandung kemih terisi untuk meningkatkan kapasitas kandung kemih. Karena urin

secara terus-menerus dibentuk oleh ginjal, kandung kemih harus memiliki kapasitas

penyimpanan yang cukup, sehingga urin tidak perlu terus-menerus dikeluarkan. 5

Page 19: Makalah Pbl Blok 10

Proses pengosongan kandung kemih diatur oleh dua mekanisme, yaitu reflex

berkemih dan control volunter. Refleks berkemih dicetuskan apabila reseptor-reseptor

regang di dalam dinding kandung kemih terangsang. Kandung kemih pada seorang

dewasa dapat menampung sampai 250/400 ml urin sebelum tegangan di dindingnya

meningkat untuk mengaktifkan reseptor regang. 5

Peranan Hormon Aldosteron

Aldosteron berpengaruh untuk membuat ginjal menahan natrium dan air tetapi

meningkatkan ekskresi kalium dalam urin. Fungsi aldosteron dalam mengatur

keseimbangan natrium berhubungan dengan angiotensin II. Yaitu dengan penurunan

asupan natrium, peningkatan kadar angiotensin II yang terjadi merangsang sekresi

aldosteron yang kemudian membantu untuk menurunkan ekskresi natrium dalam urin

dan oleh karena itu mempertahankan keseimbangan natrium. 7

Peranan ADH

ADH membantu ginjal untuk membentuk sedikit volume urin pekat sementara

mengeluarkan garam dalam jumlah normal. Pengaruh ini sangat penting selama

kehilangan air, yang dengan kuat meningkatkan kadar ADH plasma yang kemudian

meningkatkan reabsorpsi air oleh ginjal dan membantu memperkecil penurunan

volume cairan ekstrasel dan tekanan arteri yang terjadi. Apabila pengaruh ADH

dihambat dengan obat yang bersifat antagonis terhadap kerja ADH untuk

meningkatkan reabsorpsi air, masa kehilangan air yang sama akan menyebabkan

penurunan cairan ekstrasel dan tekanan arteri yang besar (menyebabkan volume urin

menurun.7

Uji clearance

Kreatinin

Kreatinin merupakan produk metabolik kreatin fosfat dalam otot rangka dan substansi

tersebut diekskresikan oleh ginjal. Clearance kreatinin dipandang sebagai pemeriksaan yang

andal untuk mengestimasi LFG (Laju Filtrasi Glomerulus).9

Nilai clearance kreatinin normal pada anak-anak dan dewasa yaitu 85-135ml/menit.

Pada insufisiensi ginjal, LFG akan menurun, sementara kadar kreatinin serum meningkat.

LFG menurun seiring pertambahan usia, dan pada dewasa tua, clearance kreatinin mungkin

akan berkurang sampai serendah 60 ml/menit.9

Page 20: Makalah Pbl Blok 10

Uji clearance kreatinin memerlukan pengumpulan urin selama 12 atau 24 jam dan

pengumpulan sampel darah.9

Rumus untuk menghitung clearance kreatinin adalah:

Clearance kreatinin = Kreatininurin(mg /dl)x volume urin(dl)

kreatinin serum(mg /dl)

Clearance kreatinin <40 ml/menit menunjukkan adanya kerusakan ginjal sedang sampai

berat. Selain itu, penurunan kadarnya dapat akibat hipertiroidisme dan distrofi otot progresif,

dan pengaruh obat tertentu, seperti Fenasetin, steroid dan Thiazide.9

Prosedur pemeriksaan

Beri minum pasien sebelum pemeriksaan, kemudian anjurkan klien tidak

mengkonsumsi makanan dengan protein tinggi selama 6 jam sebelum pengujian. Minta klien

berkemih sebelum uji dimulai dan buang urin yang keluar. Tampung semua urin yang

dikeluarkan selama waktu tertentu (12 atau 24jam) dalam wadah urin, tanpa penambahan zat

pengawet, yang kemudian disimpan dalam lemari pendingin. Selama pengujian usahakan

klien banyak minum sekitar 100ml/jam.9

Inulin

Uji clearance inulin merupakan uji andal untuk mengkaji laju filtrasi glomerulus (LFG).

Zat yang diberikan untuk uji ini adalah inulin, gula inert yang tidak dimetabolisme atau

diserap di tubulus ginjal tetapi dengan cepat difiltrasi melalui glomerulus. Jika filtrasi

glomerulus normal, clearance inulin harus ekuivalen dengan LFG. Penurunan kadar terjadi

jika sel ginjal sebesar >50% tidak berfungsi sehingga mengindikasikan terjadinya kerusakan

filtrasi glomerulus, seperti pada glomerulonefritis akut dan kronis, nekrosis tubular akut,

nefrosklerosis dan juga pengaruh obat tertentu seperti fenasetin dan obat penisilin. Penurunan

normal filtrasi glomerulus dapat terjadi selama penuaan. Uji clearance inulin sangat

menghabiskan waktu dan jarang dilakukan.9

Prosedur pemeriksaan

Sebelum pemeriksaan klien harus dianjurkan tidak boleh makan selama 4 jam dan

latihan fisik harus dihindari. Kumpulkan 7 ml darah vena dalam tabung bertutup hijau sebagai

sampel darah kontrol. Klien minum sebanyak empat gelas air penuh selama 30 sampai 60

menit sebelum uji dilakukan. Masukkan kateter Foley (kateter urin menetap) dan simpan urin

untuk uji. Pasang set IV dan berikan 500 ml cairan dekstrosa 5% dalam air dengan

menggunakan set selang. Setelah itu, injeksikan 25 ml inulin 10% per intravena selama 4

menit dan tunggu selama 30 menit dan mulai berikan cairan infus inulin 1,5% sebanyak

500ml, dengan menggunakan pompa IV dengan kecepatan 4 ml/menit. Kumpilkan 4 sampel

Page 21: Makalah Pbl Blok 10

urin: saat 30, 50, 70, dan 90 menit setelah larutan inulin 1,5% dimulai. Masukkanempat

sampel darah yang masing-masing berjumlah 10 ml dalam tutup bertutup hijau, dengan jarak

masing-masing 40, 60, 80 dan 95 menit setelah larutan inulin 1,5% mulai diberikan. Setelah

selesai, lepas kateter Foley.9

Page 22: Makalah Pbl Blok 10

KESIMPULAN

Dalam hal ini laki-laki usia 52 tahun yang mempunyai keluhan sering kencing pada

malam hari dan sering haus dan makan banyak di perkirakan mengalami gangguan pada ginjal

yang mengakibatkan adanya gangguan proses reabsorbsi sekresi dan ekskresi bahan-bahan

yang melalui ginjal tersebut.

Page 23: Makalah Pbl Blok 10

DAFTAR PUSTAKA

1. Faiz, Omar. At a Glance Anatomi. Jakarta : Penerbit Erlangga; 2003.

2. Anatomi dan Fisiologi Sistem Urinaria. Edisi Maret 2008. Diunduh dari http://fajar-

eq99.blogspot.com/2008/03/tentang-sistem-urinaria.html .3 oktober 2009.

3. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi dasar teks & atlas. Edisi 10. Bab : Sistem

Urinaria. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2003.

4. Fakultas Kedokteran Ukrida. Modul Blok 10 Urogenital-1 Semester 3. Jakarta :

Universitas Kristen Krida Wacana; 2009.

5. Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Penerjemah:

Brahm U.P. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2001.

6. William,FG. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran ECG; 2008.

7. Guyton, Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit EGC; 2007.

8. Sudianto, Herawati, Ign. Siskandar, et al. Urinalisis. Edisi 2. Jakarta : Penerbit

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana; 2008.

9. Kee JL; editor bahasa Indonesia: Ramona P. Pedoman pemeriksaan laboratorium dan

diagnostik. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2007.

10. Apakah Urin Anda Normal?. Diunduh dari

http://www.ivanhoesada.com/indexartikel.asp?lang=id&id=23 . 4 oktober 2009.