Makalah PBL 1

23
ILMU KESEHATAN GIGI MULUT MASYARAKAT SKENARIO 1 ”DOKTER GIGI PROFESIONAL” \ DISUSUN OLEH: KELOMPOK 3 LIDYA NAMORA 0906508806 MIRANDA ADRIANI 0906508812 MISSY MERCIA 0906508825 NASYTHA VIKARINA SIREGAR 0906508863 NURI LATHIFAH 0906508895 RIA ARYANI HAYUNINGTYAS 0906508945 RIVANTI IRMADELLA DEVINA 0906508951 DIAS TARITA 0906539074 DEO DEVELAS 0906554485 MUHAMMAD ARIS FURQON 0906554560 AWAN HAFI PRATOMO 0906626622 SARAH FARAHYATI 0906552782 SEPTI WARDA ZULFIKAR 0906552795 TRI ISMI 09

Transcript of Makalah PBL 1

Page 1: Makalah PBL 1

ILMU KESEHATAN GIGI MULUT MASYARAKAT

SKENARIO 1

”DOKTER GIGI PROFESIONAL”

\

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3

LIDYA NAMORA 0906508806

MIRANDA ADRIANI 0906508812

MISSY MERCIA 0906508825

NASYTHA VIKARINA SIREGAR 0906508863

NURI LATHIFAH 0906508895

RIA ARYANI HAYUNINGTYAS 0906508945

RIVANTI IRMADELLA DEVINA 0906508951

DIAS TARITA 0906539074

DEO DEVELAS 0906554485

MUHAMMAD ARIS FURQON 0906554560

AWAN HAFI PRATOMO 0906626622

SARAH FARAHYATI 0906552782

SEPTI WARDA ZULFIKAR 0906552795

TRI ISMI 09

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI 2009

UNIVERSITAS INDONESIA

Page 2: Makalah PBL 1

ABSTRAKSI

Page 3: Makalah PBL 1

DAFTAR ISI

Page 4: Makalah PBL 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penulisan makalah ini dilatarbelakangi skenario 1, yaitu mengenai masalah dokter gigi

profesional.

Jabaran skenario :

Tina dan Adi, mahasiswa sedang berjalan menuju tempat praktek drg. Fadly. Ketika

akan masuk ia bertabrakan dengan Prof. Toni dosennya, tapi mereka diam saja. Pak dosen

marah dan berkata: “Apa kamu tidak pernah belajar etika?” Tina berkata pada temannya

“untuk apa ya tau etika, saya kan dari kecil sudah belajar agama, emangnya moralku jelek

apa!” Sesudah menunggu Tina lalu masuk dan diperiksa, pak dokter lalu berkata bahwa gigi

Tina rusak dan harus ditambal. Setelah selesai, dokter memberi kuitansi dan ternyata Tina

harus membayar mahal, sehingga uangnya kurang Rp 100 ribu. Tina dan Adi lalu berbisik,

“Kok gitu ya, … emang tuh dokter tidak professional, dan tidak punya etik kali ya!”

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang skenario diatas dapat dirumuskan beberapa masalah serta luang

ringkup yang akan dipelajari yaitu :

1. Apa definisi etika, moral, dan agama?

2. Bagaimana ciri-ciri orang yang beretika?

3. Bagaimana korelasi antara agama, etika, dan moral?

4. Apa definisi profesional?

5. Apa saja criteria dokter gigi profesional?

6. Apa saja kode etik dokter gigi yang berkaitan dengan biaya dan informasi kepada

pasien?

Page 5: Makalah PBL 1

7. Siapa / organisasi apa yang menentukan kode etik dokter gigi?

8. Apa tugas dan fungsi organisasi profesi dokter gigi?

Hipotesa :

1. Pernyataan Tina dan Adi mengenai etika dan moral salah.

2. Tina tidak memahami arti sesungguhnya dari profesional.

3. Pengajaran agama belum tentu mempengaruhi etika dan moral.

4. Drg. Fadly tidak mematuhi kode etik dokter gigi karena tidak memberikan informasi

yang lengkap kepada pasien.

5. Dokter gigi profesional mematuhi kode etik dokter gigi, memiliki moral dan etika

yang baik, dan melakukan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya sesuai keahliannya.

6. Dalam kasus ini, Tina dan Adi tidak beretika.

C. Tujuan Penulisan

Dengan adanya suatu perumusan masalah tersebut, mahasiswa diharapkan mampu

untuk :

1. Menjelaskan mengenai perbedaan antara etika dan moral

2. Menjelaskan pentingnya mempelajari etika di bidang kedokteran gigi

3. Menjelaskan fungsi kode etik di bidang kedokteran gigi

4. Menjelaskan tugas dan fungsi organisasi profesi

D. Jenis Penelitian dan Metode Analisis yang Digunakan

Pada kasus ini jenis penelitian yang kami gunakan ialah diskusi kelompok yang

dilakukan 2 kali (DK 1 dan DK 2). Metode analisis yang digunakan ialah PBL (Problem

Based Learning). Kami mengambil referensi dari berbagai buku dan sumber internet.

Page 6: Makalah PBL 1

BAB II

ISI

A. Etika, Moral, dan Agama

1. Definisi singkat

Moral: Ilmu pengetahuan tentang asas- asas akhlak. Nilai-nilai dan norma – norma yang

menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.

Etika : Nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok

dalam mengatur tingkah lakunya.Kumpulan asas atau nilai moral. Ilmu tentang yang baik

atau buruk.

Agama : Sistem kepercayaan pada Tuhan sesuai dengan ajaran kebaktian /kewajiban –

kewajiban yang berkaitan tentang kepentingan tersebut.

B. Kaitan etika, moral, dan agama

Tidak jarang kita mendengar kata “etika”, “moral” dan “agama”. Mungkin bahkan

dalam topik yang sama kita mendengar 3 kata tersebut. Karena memang terdapat ’benang

merah’ di kata-kata tersebut. Seperti yang kita ketahui bahwa agama adalah sistem atau

prinsip kepercayaan kepada Tuhan, dewa atau nama lainnya, yang dianut oleh setiap orang.

Dalam hal lain agama adalah salah satu faktor beretika. Tetapi agama merupakan motivasi

terpenting dan terkuat bagi perilaku moral.

Moral adalah sesuatu yang dianggap baik atau benar. Moral ada di dalam setiap

individu. Sebuah tindakan dikatakan bermoral jika yang mengatakan menganggap tindakan

itu adalah sesuatu yang baik, tapi ada pula orang-orang yang menganggap suatu tindakan itu

salah karena tidak bermoral. Tidak ada patokan yang pasti dan jelas. Jadi, moral adalah

sesuatu yang ada dalam diri manusia (individual) dan bersifat relatif.

Page 7: Makalah PBL 1

Moral itu sendiri berkembang di dalam diri manusia di bawah pengaruh dari

lingkungan, budaya, agama, dan ideologi orang yang tekait. Agama untuk orang yang

beragama tentu punya pengaruh dalam mengembangkan moral orang tersebut karena ajaran

agama yang ada dan berkembang saat ini cenderung mengajak pengikutnya untuk lebih

berempati terhadap sesama dan menghargai perbedaan dengan sopan santun.

Dalam perkembangannya, terjadi perbedaan pandangan dalam moral di kalangan

masyarakat sehingga butuh sesuatu yang menyamakan atau menstandarkannya lalu

muncullah sebuah tinjauan tentang moral yang disebut sebagai etika. Jadi etika merupakan

hasil kristalisasi nilai-nilai moral yang layak dijadikan sebagai standar.

Etika bersifat universal karena etika adalah usaha manusia untuk memakai akal budi

dan daya pikirnya untuk memecahkan masalah untuk hidup lebih baik. Oleh karena itu, etika

bersifat sama di seluruh negara yang ada di dunia karena mempunyai tujuan yang sama.

Pada dasarnya agama adalah urusan kita dengan Tuhan, moral adalah urusan kita

dengan diri kita sendiri, sementara etika adalah urusan kita dengan orang lain. Oleh karena

itu, ketiga hal ini sangat penting bagi kehidupan kita.

Namun, pada makalah ini yang akan lebih banyak dibahas adalah mengenai Etika,

karena Etika lebih bersifat universal dan banyak berhubungan dengan profesi sebagai dokter

gigi.

C. Pentingnya Etika

Setelah mengkaji tentang definisi etika, perlulah diketahui pula tentang alasan

mengapa etika itu penting untuk diterapkan. Seorang dokter akan berinteraksi langsung

dengan pasien dan menyangkut jiwa pasien itu sendiri. Dengan adanya etika, seorang dokter

gigi akan mematuhi kode etik dokter gigi yang berlaku.

Kode etik sendiri bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap pasien,

mengutamakan keadilan, tidak menyakiti pasien, dan juga menghormati hak-hak pasien.

Agar tujuan ini dapat terpenuhi dengan sepenuhnya, maka seorang dokter harus mempunyai

etika yang baik. Apabila seorang dokter tidak mempunyai etika yang baik, maka akibat dari

hal tersebut akan berdampak ke individual itu sendiri serta dapat merugikan pasien.

Page 8: Makalah PBL 1

Pentingnya menerapkan etika berkaitan erat dengan asal mula etika tersebut

dibentuk. Etika dibentuk karena moral yang ada saat ini bersifat kontradiktif, sehingga perlu

dibuat sesuatu yang bersifat eksak dan universal, maka terciptalah etika. Etika juga dapat

mengurangi konflik dan kesalahpahaman antar manusia. Jadi pentingnya mempelajari etika

adalah untuk menciptakan suatu keadaan yang mutualisme, damai, dan adil.

D. Profesional

1. Definisi

Seorang profesional adalah seseorang yang menyediakan jasa sesuai dengan keahlian

yang dimilikinya, digaji sesuai dengan pekerjaannya, dan melakukan pekerjaan sesuai

peraturan di bidangnya.

Namun, sebenarnya profesional bukan sekedar seorang yang pintar dan ahli di

bidangnya saja, tapi juga memiliki attitude / perilaku yang baik dalam melakukan

pekerjaannya / dalam berprofesi.

2. Ciri – ciri atau kriteria dokter gigi profesional

a. Kompeten dalam menampilkan sikap perawatan yang sesuai kepada pasien.

b. Kompeten dalam menunjukkan profesionalitas kepada seluruh tim kedokteran gigi.

c. Memiliki pengetahuan tentang masalah sosial dan psikologi yang relevan terhadap

perawatan pasien.

d. Kompeten dalam melanjutkan dan mengembangkan pendidikan dan pengetahuan.

e. Memiliki pengetahuan dan kesadaran dalam kesehatan mereka sendiri dan

pengaruhnya.

f. Kompeten dalam bekerja dengan anggota lain dalam tim kedokteran gigi.

g. Memiliki pengetahuan tentang prinsip – prinsip etika berhubungan dengan

kedokteran gigi, kompeten dalam praktek dengan integritas pribadi dan professional,

kejujuran serta kepercayaan.

Page 9: Makalah PBL 1

h. Kompeten dalam menyediakan perawatan manusiawi dan kasih kepada seluruh

pasien.

i. Memiliki pengethauan dan pemahaman tentang hak – hak pasien, persetujuan pasien,

dan keharusan pasien.

j. Memiliki pengetahuan bahwa dokter gigi harus berjuang dalam setiap kesempatan

untuk memberika yang terbaik kepada pasiennya.

k. Kompeten dalam berbagi informasi dan pengetahuan professional,bernegosiasi,

memberi dan menerima kritik baik dari pasien dan juga kolega.

l. Kompeten dalam mengaplikasikan prinsip kesehatan dan pencegahan penyakit.

Secara ringkas, setiap dokter gigi yang profesional harus memiliki :

a. High based competency. Setiap dokter gigi harus memiliki pengetahuan dan

pemahaman tentang masalah yang luas dalam kedokteran gigi. Kompeten dalam

keterampilan termasuk penelitian, investigasi, analisis, memecahkan masalah,

merencanakan, komunikasi, presentasi dan keterampilan tim dan memahami

hubungan dari hal – hal tersebut dalam praktek kedokteran gigi.

b. Moral responsibility. Setiap dokter gigi harus memiliki pengetahuan dan pemahaman

tentang moral dan tanggung jawab etika yang melibatkan ketentuan perawatan

kepada pasien individu sampai masyarakat luas, dan memiliki pengetahuan tentang

hukum yang berlaku apda kedokteran gigi.

c. Competency in communicating . Dokter gigi harus kompeten dalam berkomunikasi

yang efektif kepada pasien, keluarga dan perkumpulannya, dan dengan kolega –

kolega yang ahli di bidang kesehatan.

d. Improving oral health of individuals, families, and groups in the community. Dokter

gigi harus kompeten dalam mengembangkan kesehatan gigi dan mulut setiap

pasiennya.

E. Kode Etik

Page 10: Makalah PBL 1

1. Definisi

Profesi adalah suatu moral community (masyarakat moral) yang memiliki cita-cita

dan nilai bersama. Mereka yang satu profesi disatukan karena latar pendidikan yang sama

dan bersama-sama memiliki keahlian yang tertutup bagi orang lain. Dengan demikian,

profesi menjadi suatu kelompok yang memiliki tanggung jawab khusus.

Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas

menyatakan apa yang benar dan baik dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi

profesional

Kode etik suatu profesi dibuat untuk mengatur tingkah laku moral suatu kelompok

khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan akan

dipegang teguh oleh seluruh kelompok tersebut. Supaya dapat berfungsi dengan semestinya,

salah satu syarat mutlak adalah bahwa kode etik itu dibuat oleh profesi sendiri karena hanya

profesi sendiri akan menentukan hitam atas putih niatnya untuk mewujudkan nilai-nilai

moral yang dianggapnya hakiki. Syarat lain yang harus dipenuhi agar kode etik dapat

berhasil dengan baik adalah bahwa pelaksanaannya diawasi terus-menerus dan mengandung

sanksi-sanksi yang dikenakan pada pelanggar kode.

2. Fungsi dan tujuan kode etik di bidang kedokteran gigi

Di Indonesia, lembaga yang berwenang untuk membuat kode etik kedokteran gigi

Indonesia bernama Majelis Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia atau biasa disingkat

MKEKG. MKEKG merupakan badan kelengkapan dari Persatuan Dokter Gigi Indonesia

(PDGI) yang dibentuk secara khusus untuk melaksanakan tugas pembinaan, pengawasan,

dan penilaian Etik Kedokteran Gigi. Hanya MKEKG yang berhak membuat, merevisi, dan

memberikan sanksi terhadap pelanggar kode etik tersebut.

Tujuan dibuatnya kode etik kedokteran gigi, antara lain :

1. untuk meminimalisir bahaya profesi yang mungkin terjadi, terutama sebagai dokter

gigi

2. menjamin mutu moral profesi dokter gigi di mata masyarakat

Page 11: Makalah PBL 1

3. menjamin hak-hak pasien dan melaksanakan kewajibannya sebagai dokter yang

professional.

Penjabaran pasal 7 kode etik kedokteran gigi Indonesia.

“Dalam menjalankan profesinya, setiap Dokter Gigi di Indonesia wajib memberikan

informasi yang cukup kepada pasiennya.”

Informasi harus diberikan dengan bahasa yang mudah dimengerti kepada pasien.

Hal-hal tersebut mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Prosedur dan hasil diagnosis

2. Nama operasi / perawatan tersebut

3. Maksud dan tujuan operasi/perawatan

4. Sifat dan luasnya tindakan operasi/perawatan

5. Apakah ada alternatif lain selain operasi/perawatan tersebut

6. Hal-hal atau tindakan apa saja yang terlibat dalam operasi/perawatan tersebut

7. Prosedur operaasi/perawatan tersebut, misalnya pembiusannya bagaimana.

8. Resiko operasi/perawatan tersebut, seperti hilangnya fungsi organ tubuh dan lain-

lain

9. Kemungkinan komplikasi dan efek samping dari operasi/perawatan

10. Resiko jika tidak dilakukan operasi/perawatan

11. Keterbatasan pengobatan dengan operasi/perawatan

12. Keadaan setelah operasi/perawatan, misalnya ada sakit atau tidak

13. Tingkat (rate) kesuksesan/ kegagalan operasi/perawatan

14. Seluruh biaya yang harus dikeluarkan oleh pasien.

Dokter Gigi dengan penuh perhatian dapat mempersilakan apabila pasien bermaksud

meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain.

Keramahtamahan dan sopan santun serta perilaku yang tidak tercela sangat

diharapkan dari seorang Dokter Gigi terhadap pasien yang telah memberi kepercayaan

kepadanya.

Page 12: Makalah PBL 1

F. Organisasi Profesi

Fungsi Organisasi Profesi adalah sebagai wadah untuk meningkatkan kompetensi,

karier, wawasan, perlindungan, kesejahteraan, pengabdian kepada masyarakat.

Salah satu prasyarat mutlak eksistensi sebuah organisasi adalah visi dan  misi yang

terencana dan mampu memberikan sebuah solusi dari setiap permasalahan yang timbul.

G. Organisasi Profesi Dokter Gigi PDGI

1. Profil PDGI

PDGI (Persatuan Dokter Gigi Indonesia) atau Indonesian Dental Association (IDA)

merupakan satu-satunya organisasi profesi yang menghimpun dokter gigi di Indonesia.

PDGI didirikan pada tanggal 22 Januari 1950 di Bandung.

Pengurus besar PDGI terdapat di Jakarta dan memiliki 12 Pengurus Wilayah dan 119

cabang PDGI di seluruh Indonesia.

Di tingkat Internasional PDGI merupakan “country member” pada berbagai

organisasi antara lain :

- APDF/APRO (Asia Pacific Dental Federation/Asia Pacific Regional Organizations) –

Organisasi Dokter Gigi Regional

- FDI (Federation Dentaire Internationale) – Organisasi Dokter Gigi se-dunia.

2. Fungsi PDGI

Organisasi profesi, dalam hal ini PDGI (Persatuan Dokter Gigi Indonesia) setidaknya dimata

masyarakat umum menjadi titik awal dari setiap perubahan dunia Kedokteran Gigi

Indonesia.

3. Tujuan / Tugas PDGI

Menyumbangkan darma baktinya demi kepentingan bangsa dan  negara.

Meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut serta kesehatan umum dalam

rangka menunjang kesejahteraan rakyat Indonesia

Page 13: Makalah PBL 1

Memajukan ilmu kedokteran gigi dalam arti yang seluas-luasnya 

Meningkatkan kesejahteraan anggota.

Page 14: Makalah PBL 1

BAB III

PENUTUP

A. Pembuktian Hipotesa

Bila dikaitkan dengan skenario, tindakan Tina dan Adi yang menabrak dosennya dan

diam saja merupakan tindakan tidak beretika.Seharusnya sebagai mahasiswa, mereka

meminta maaf atas perbuatan mereka tersebut, baik sengaja maupun tidak disengaja.

Pernyataan Tina mengenai etika dan moral, “Untuk apa ya tau etika, saya kan dari kecil

sudah belajar agama, emangnya moralku jelek apa!” merupakan pernyataan yang salah. Di

pernyataan tersebut, Tina menganggap bahwa karena sudah belajar agama sejak kecil

moralnya pasti baik dan tidak perlu lagi belajar etika.

Padahal pada pembahasan-pembahasan di atas, moral bersifat individual dan relatif,

jadi tidak bisa ada patokan mengenai yang benar dan salah, tergantung per individu,

sedangkan etika sangat penting untuk dipelajari karena menyangkut cara yang baik dalam

kita berinteraksi dengan orang lain. Hal tersebut membuktikan kebenaran hipotesa 1

(Pernyataan Tina dan Adi mengenai etika dan moral salah) dan hipotesa 6 (Tina dan Adi

tidak beretika). Selain itu, sudah dijelaskan sebelumnya bahwa ajaran agama yang diterima

seseorang belum tentu mempengaruhi orang tersebut dalam menjalankan kehidupan yang

bermoral dan beretika. Hal ini membuktikan bahwa hipotesa 3 (Pengajaran agama belum

tentu mempengaruhi etika dan moral) benar.

Definisi seorang yang profesional adalah seseorang yang menyediakan jasa sesuai

dengan keahlian yang dimilikinya, digaji sesuai dengan pekerjaannya, dan melakukan

pekerjaan sesuai peraturan di bidangnya. Lewat definisi ini, berarti membuktikan bahwa

pernyataan Tina mengenai dokter gigi yang profesional adalah benar. Drg. Fadly tidak

bersikap profesional karena tidak memberikan informasi yang cukup jelas kepada Tina

sebelum melakukan penambalan. Hal ini membuktikan bahwa hipotesa 2 ( Tina tidak

memahami arti sesungguhnya dari profesional) salah.

Page 15: Makalah PBL 1

Dari isi skenario, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa drg. Fadly tidak memberikan

informasi yang cukup jelas pada Tina sebelum ia menambal giginya, juga tidak memberikan

penjelasan bahwa akan mengeluarkan biaya cukup besar. Padahal ada dalam kode etik

dokter gigi bahwa seorang dokter gigi harus memberikan informasi yang cukup kepada

pasien. Hal ini membuktikan bahwa hipotesa 4 (Drg. Fadly tidak mematuhi kode etik dokter

gigi karena tidak memberikan informasi yang lengkap kepada pasien) benar.

Hipotesa 5 (Dokter gigi profesional mematuhi kode etik dokter gigi, memiliki moral

dan etika yang baik, dan melakukan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya sesuai

keahliannya) dapat dibuktikan melalui pembahasan mengenai arti kode etik. Kode etik

adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa

yang benar dan baik dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional. Juga

diperjelas melalui definisi profesional itu sendiri yaitu seorang profesional bukan sekedar

seorang yang pintar dan ahli di bidangnya saja, tapi juga memiliki attitude / perilaku yang

baik dalam melakukan pekerjaannya / dalam berprofesi, dalam hal ini, memiliki moral dan

etika.

B. Kesimpulan

Setelah menelaah ulang dan mencari informasi-informasi yang berhubungan dengan

hasil diskusi kami dalam DK 1 dan DK 2, kami menyimpulkan bahwa pernyataan : “Etika

dan moral memiliki makna yang sama, dan keduanya sangat dipengaruhi oleh agama. Etika

dan moral berasal dari hati nurani manusia dan bersifat tidak tertulis, tetapi berlaku di

lingkungannya” tidak sepenuhnya benar.

Berdasarkan sumber referensi yang kami baca, kami mendapati bahwa moral

memiliki definisi yang berbeda dengan etika, di mana moral adalah nilai/norma yang dianut

oleh sekelompok masyarakat tertentu yang didasarkan oleh kebudayaan masyarakat tersebut

dan mungkin berbeda-beda pada kelompok masyarakat lainnya dan mungkin bersifat

subjektif karena berdasarkan pada hati nurani setiap orang, sedangkan etika adalah refleksi

sistematis pada moral, yang berarti etika merupakan hasil peninjauan ulang terhadap moral

sehingga etika menjadi patokan universal yang berlaku bagi semua orang dan bersifat

Page 16: Makalah PBL 1

objektif. Selain itu, ajaran agama belum tentu mempengaruhi seseorang memiliki moral dan

etika yang baik.

Kami juga menemukan bahwa semua permasalahan etika dan moral yang

berhubungan dengan kode etik kedokteran gigi diatur dan disusun oleh PDGI, yaitu suatu

organisasi yang menghimpun dokter-dokter gigi di Indonesia dan berfungsi untuk mewadahi

para dokter gigi dan memberi patokan yang jelas kepada para dokter gigi agar menjadi

dokter-dokter yang profesional.

Page 17: Makalah PBL 1

DAFTAR PUSTAKA

www.pdgi-online.com

http://mohtar.staff.uns.ac.id/files/2009/03/kode-etik.pdf

Bertens, K. 1993. Etika. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Maertens, Guido, dkk. 1990. BIOETIKA. Jakarta : PT Gramedia.

Magniz, Franz. Etika Dasar.

Rule, JT dan Veatch RM. 1993. Ethical Questions in Dentistry. Chicago : Quintessence

Publishing Co, Inc.

Thiroux. 1995. Ethics, Theory and Practice 5th Edition. New Jersey : PrenticeHall,

Englewood Cliffs.