MAKALAH PBL digestivus

49
Neng Nurmalasari 10-2010-326 F3 -2011 Pendahuluan Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus,usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga Alamat korespodensi : Jln. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Email : [email protected] 1 Tinjauan

Transcript of MAKALAH PBL digestivus

Page 1: MAKALAH PBL digestivus

Neng Nurmalasari

10-2010-326

F3

-2011

Pendahuluan

Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem

organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat

gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan

yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan

terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus,usus besar, rektum

dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan,

yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.

Makroskopis

I. Rongga oral, faring dan esofagus

A. Rongga oral adalah jalan masuk menuju sistem pencernaan dan berisi organ aksesori

yang berfungsi dalam proses awal pencernaan. Rongga vestibulum (bukal) terletak

diantara gigi dan bibir dan pipi sebagai batas luarnya. Rongga oral utama dibatasi gigi di

Alamat korespodensi :

Jln. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Email : [email protected]

1

Tinjauan pustaka

Page 2: MAKALAH PBL digestivus

bagian depan, palatum lunak dan keras di bagian atas, lidah di bagian bawah, dan

orofaring di bagian belakang.

1. Bibir tersusun dari otot rangka (orbikularis oris) dan jaringan ikat. Organ ini

berfungsi untuk menerima makanan dan produksi wicara

a. Permukaan luar bibir dilapisi lapisan kulit yang mengandung folikel rambut.

Kelenjar keringat serta kelenjar sebasea.

b. Area transisional memiliki epidermis transparan. Bagian ini tampak merah karena

dilewati oleh banyak kapiler yang dapat dilihat.

c. Psermukaan dalam bibir adalah membran mukosa. Bagian frenulum labia

melekatkan membran mukosa pada gusi di garis tengah.

2. Pipi mengandung otot buksinator mastikasi. Lapisan epitelia pipi merupakan subjek

anrasi dan sel secara konstan terlepas untuk kemudian diganti dengan sel-sel baru

yang membelah dengan cepat.

3. Lidah diletakkan pada dasar mulut oleh frenulum lingula. Lidah berfungsi untuk

menggerakkan makanan saat dikunyah atau di telan. Untuk pengecapan, dan dalam

produksi wicara.

a. Otot-otot ekstrinsik lidah berawal pada tulang dan jaringan di luar lidah serta

berfungsi dalam pergerakkan lidah secara keseluruhan. Otot-otot instrinsik lidah

memiliki serabut yang menghadap ke berbagai arah untuk membentuk sudut satu

sama lain. Ini memberikan mobilitas yang benar pada lidah.

b. Papila adalah elevasi jaringan mukosa dan jaringan ikat pada permukaan dorsal

lidah. Papila-papila ini menyebabkan tekstur lidah menjadi kasar.

1) Papila fungiformis dan papila sirkumvalata memiliki kuncup-kuncup

pengecap

2) Sekresi berair dari kelenjar von ebner, terletak di otot lidah. Bercampur

dengan makanan pada permukaan lidah dan membantu pengecapan rasa.

c. Tonsil-tonsil lingula adalah agregasi jaringan limfoid pada sepertiga bagian

belakang lidah.

4. Kelenjar saliva mensekresi saliva dalam rongga oral. Saliva terdiri dari cairan encer

yang mengandung enzim dan cairan kental yang mengandung mukus.

a. Ada tiga pasang kelenjar saliva

2

Page 3: MAKALAH PBL digestivus

1) Kelenjar parotid adalah kelenjar saliva terbesar. Terletak agak ke bawah

dan di depan telinga dan membuka melalui duktus parotid (stensen)

menuju suatu elebasi kecil (papila) yang terletak berhadapan dengan gigi

molar kedua sisi.

2) Kelenjar submaksilar (submadibular) kurang lebih sebesar kacang kenari

dan terletak di permukaan dalam pada madibula serta membuka duktus

warthon menuju ke dasar mulut pada kedua sisi frenulum lingula.

3) Kelenjar sublingula terletak di dasar mulut dan membuka melalui duktus

sublingula kecil menuju dasar mulut.

b. Fungsi saliva

1) Saliva melarutkan makanan secara kimia untuk pengecapan rasa.

2) Saliva melembabkan dan melumasi makanan sehingga dapat ditelan.

Saliva juga memberikan kelembaban pada bibir dan lidah sehingga

terhindar dari kekeringan.

3) Amilase pada saliva mengurai zat tepung menjadi polisakarida dan

maltosa suatu disakarida.

4) Zat buangan seperti asam urat dan urea, serta berbagai zat lain seperti

obat, virus, dan logam, disekresi ke dalam saliva

5) Zat antibakteri dan antibodi dalam saliva berfungsi untuk membersihkan

rongga oral dan membantu memelihara kesehatan oral serta mencegah

kerusakan gigi.

5. Gigi tersusun dalam kantong-kantong (alveoli) pada madibula dan maksilla

a.Anatomi gigi

1) Setiap lengkung barisan gigi pada rahang membentuk lengkung gigi. Lengkung

bagian atas lebih besar dari bagian bawah sehingga gigi-gigi atas secara normal

akan menutup (overlap) gigi bawah.

2) Manusia memiliki 2 susunan gigi: gigi primer (desiduous, gigi susu) dan gigi

sekunder (permanen).

a) Gigi primer dalam setengah lengkung gigi (dimulai dari ruang di antara

dua gigi depan) terdiri dari dua gigi seri, satu taring, dua geraham (molar),

untuk total keseluruhan 20 gigi.

3

Page 4: MAKALAH PBL digestivus

b) Gigi sekunder mulai keluar pada usia lima sampai enam tahun. Setengah

dari lengkung gigi terdiri dari dua gigi seri, satu taring, dua premolar

(bikuspid), dan tiga geraham (trikuspid), untuk total keseluruhan 32 buah.

Geraham ketiga disebut “gigi bungsu”.

3) Komponen gigi

a) Mahkota adalah bagian gigi yang terlihat. Satu sampai tiga akar yang

tertanam terdiri dari bagian gigi yang tertanam ke dalam prosesus

(kantong) alveolar tulang rahang.

b) Mahkota dan akar bertemu pada leher yang diselubungi gingiva (gusi).

c) Membran predontal merupakan jaringan ikat yang melapisi kantong

alveolar dan melekat pada sementum di akar. Mebran ini menahan gigi di

rahang.

d) Rongga pulpa dalam mahkota melebar ke dalam saluran akar. Berisi pulpa

gigi yang mengandung pembuluh darah dan saraf. Saluran akar membuka

ke tulang melalui foramen apikal.

e) Dentin menyelubungi rongga pulpa dan membentuk bagian terbesar gigi.

Dentin pada bagian mahkota tertutup oleh email dan di bagian akar oleh

sementum.

c. Fungsi gigi. Gigi berfungsi dalam proses matikasi (pengunyahan). Makanan yang

masuk dalam mulut dipotong menjadi bagian-bagian kecil dan dicampur dengan

saliva untuk membentuk bolus makanan yang dapat ditelan.

B. Proses menelan (deglutisi) menggerakan makanan dari faring menuju ke esofagus. Aksi

penelanan meliputi tiga fase.

1. Fase volunter. Lidah menekan palatum keras saat rahang menutup dan mengarahkan

bolus ke arah orofaring.

2. Fase faring. Bolus makanan dalam faring merangsang reseptor orofaring yang

mengirimkan implus ke pusat menelan dalam medulla dan batang otak bagian bawah.

Refleks yang terjadi adalah pentutupan semua lubang kecuali esofagus sehingga

makanan bisa masuk.

a. Lidah menekan palatum keras dan menghalangi makanan kembali ke mulut.

4

Page 5: MAKALAH PBL digestivus

b. Otot palatum lunak dan uvula mengangkat palatum lunak untuk menutup mulut

saluran nasal sehingga makanan tidak masuk ke rongga nasal.

c. Laring terelevasi, glotis tertutup, dan epiglotis condong ke belakang menutupi

mulut laring yang menahan makanan sehingga tidak memasuki saluran

pernapasan.

d. Sfingter esofagus atas pada mulut esofagus secara normal menyempit untuk

mencegah udara memasuki esofagus, dan refleks relaksasi terjadi saat otot faring

berkontraksi dan laring terelevasi.

e. Gelombang peristaltik kontraksi yang bermula pada otot faring menggerakan

bolus ke dalam esofagus.

3. Fase esofagus, sfingter esofagus ke bawah, suatu area sempit otot polos pada ujung

bawah esofagus dalam kontraksi tonus yang konstan, berelaksasi setelah melakukan

gelombang peristaltik dan memungkinkan makanan terdorong ke dalam lambung.

Sfingter kemudian berkontraksi untuk mencegah regurgitasi (refluks) isi lambung ke

dalam esofagus.

C. Esofagus

1. Anatomi. Esofagus adalah tuba muskular, panjang sekitar 9 sampai 10 inci (25 cm)

dan berdiameter 1 inci (2,54 cm). Esofagus berawal pada area laringofaring, melewati

diafragma dan hiatus esofagus (lubang) pada area sekitar vetebra toraks kesepuluh,

dan membuka ke arah lambung.

2. Fungsi. Esofagus menggerakkan makanan dari faring ke lambung melalui gerakan

peristaltik. Mukosa esofagus memproduksi sejumlah besar mukus untuk melumasi

dan melindungi esofagus. Esofagus tidak memproduksi enzim pencernaan.

5

Page 6: MAKALAH PBL digestivus

Gambar 1. Anatomi Sistem Pencernaan

II. Lambung

A. Anatomi

1. Lambung adalah organ berbentuk J, terletak pada bagian superior kiri rongga

abdomen di bawah diafragma. Semua bagian, kecuali sebagian kecil terletak pada

bagian kiri garis tengah. Ukuran dan bentuknya bervariasi dari satu individu ke

individu lain. Regia-regia lambung terdiri dari bagian jantung, fundus, bagian

organ, dan pilorus.

a. Bagian jantung lambung adalah area di sekitar pertemuan esofagus dan

lambung (pertemuan gastroesofagus)

b. Fundus adalah bagian yang menonjol ke sisi kiri atas mulut esofagus

c. Badan lambung adalah bagian yang berdilatasi di bawah fundus. Yang

membentuk dua pertiga bagian lambung. Tepi medial badan lambung yang

konkaf disebut kurvatura kecil; tepi lateral dan badan lambung yang konveks

disebut kurvatura besar.

6

Page 7: MAKALAH PBL digestivus

d. Bagian pilorus lambung menyempit di ujung bawah lambung dan membuka

ke duodenum. Antrum pilorus mengarah ke mulut pilorus yang dikelilingi

sfingter pilorus muskular tebal.

B. Fungsi lambung

1. Penyimpanan makanan. Kapasitas lambung normal dan memungkinkan adanya

interval waktu yang panjang antara saat makan dan kemampuan menyimpan

makanan dalam jumlah besar sampai makanan ini dapat terakomodasi di bagian

bawah saluran. Lambung tidak memiliki peran mendasar dalam kehidupan dan

dapat diangkat, asalkan makanan yang dimakan sedikit dan sering.

2. Produksi kimus. Aktivitas lambung mengakibatkan terbentuknya kimus (masa

homogen setengah cair, berkadar asam tinggi yang berasal dari bolus) dan

mendorongnya ke dalam duodenum.

3. Digesti protein. Lambung memulai digesti protein melalui sekresi tripsin dan

asam klorida.

4. Produksi mukus. Mukus yang dihasilkan dari kelenjar membentuk barier setebal 1

mm untuk melindungi lambung terhadap aksi pencernaan dan sekresinya sendiri.

5. Produksi faktor instrinsik

a. Faktor instrinsik adalah glikoprotein yang disekresi sel parietal

b. Vitamin B12 didapat dari makanan yang dicerna di lambung, terikat pada

faktor instrinsik. Kompleks faktor instrinsik vitamin B12, di bawa ke ileum

usus halus, tempat vitamin B12 diabsorbsi.

c. Absorpsi. Absorpsi nutrien yang berlangsung dalam lambung pada dinding

lambung. Zat terlarut dalam air terabsorpsi dalam jumlah yang tidak jelas.

III. Usus halus

A. Gambaran umum. Keseluruhan usus halus adalah tuba terlilit yang merentang dari

sfingter pilorus sampai ke katup isosekal. Tempatnya menyatu dengan usus besar.

Diameter usus halus kurang lebih 2,5 cm dan panjangnya 3 sampai 5 meter saat

bekerja, panjang 7 meter pada mayat dicapai saat lapisan muskularis eksterna

berelaksasi.

7

Page 8: MAKALAH PBL digestivus

B. Divisi

1. Duodenum adalah bagian yang terpendek (25 cm sampai 30 cm). Duktus empedu

dan duktus pankreas, keduanya membuka ke dinding posterior duodenum

beberapa sentimeter ke bawah mulut pilorus.

2. Yeyenum adalah bagian selanjutnya. Panjangnya kurang lebih 1 m sampai 1,5 m.

3. Ileum (2 m sampai 2,5 m) merentang sampai menyatu dengan usus besar.

C. Fungsi usus halus

1. Usus halus mengakhiri proses pencernaan makanan yang dimulai di mulut dan

lambung. Proses ini diselesaikan oleh enzim usus dan enzim pankreas serta

dibantu empedu dalam hati.

D. Pankreas, hati dan kandung empedu

1. Pankreas

a. Anatomi

1) Pankreas adalah kelenjar terelongasi berukuran besar dibalik kurvatura

besar lambung. Sel-sel endokrin (pulau-pulau langerhans) pankreas

mensekresi hormon insulin dan glukagon . sel-sel eksokrin (asinar)

mensekresi enzim-enzim pencernaan dan larutan berair yang mengandung

ion bikarbonat dalam konsentrasi tinggi.

2) Produk gabungan sel-sel asinar mengalir melalui duktus pankreas, yang

menyatu dengan duktus empedu komunis dan masuk ke duodenum di titik

ampula hepatopankreas, walaupun duktus pankreas dan duktus empedu

membuka secara terpisah pada duodenum. Sfingter oddi secara normal

mempertahankan keadaan mulut duktus agar tetap tertutup.

b. Kendali pada sekresi pankreas. Sekresi eksokrin pankreas dipengaruhi oleh

aktivitas refleks saraf selama tahap sefalik dan lambung pada sekresi

lambung. Walaupun demikian, kendali utama terletak pada hormon duodenum

yang diabsorpsi ke dalam darah untuk mencapai pankreas.

1) Sekretin diproduksi oleh sel-sel mukosa duodenum dan diabsorpsi ke

dalam darah untuk mencapai pankreas. Sekretin akan dilepas jika

kimus asam memasuki usus dan mengeluarkan sejumlah besar cairan

berair yang mengandung natrium bikarbonat. Bikarbonat menetralisir

8

Page 9: MAKALAH PBL digestivus

asam dan membentuk lingkungan basa untuk kerja enzim pankreas dan

usus.

2) CCK diproduksi oleh sel-sel mukosa duodenum sebagai respons

terhadap lemak dan protein separuh tercerna yang masuk dari

lambung. CCK ini menstimulasi sekresi sejumlah besar enzim

pankreas.

c. Komposisi cairan pankreas. Cairan pankreas mengandung enzim-enzim untuk

mencerna protein, karbohidrat, dan lemak.

1) Enzim proteolitik pankreas (protease)

a) Tripsinogen yang disekresi pankreas diaktivasi menjadi tripsin

oleh enterokinase yang diproduksi usus halus. Tripsin

mencerna protein dan polipeptida besar untuk membentuk

polipeptida dan peptida yang lebih kecil

b) Kimotripsin teraktivasi dari kimotripsinogen oleh tripsin.

Kimotripsin memiliki fungsi yang sama seperti tripsin terhadap

protein.

c) Karboksipeptidase, aminopeptidase, dan dipeptidase adalah

enzim yang melanjutkan proses pencernaan protein untuk

menghasilkan asam-asam amino bebas.

2) Lipase pankreas menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan

gliserol setelah lemak diemulsi oleh garam-garam empedu.

3) Amilase pankreas menghidrolisis zat tepung yang tidak tercerna oleh

amilase saliva menjadi disakarida (maltosa, sukrosa, dan laktosa).

4) Ribonuklease dan deoksiribonuklease menghidrolisis RNA dan DNA

menjadi blok-blok pembentuk nukleotidanya.

Hati dan sekresi empedu

a. Anatomi hati. Hati adalah organ viseral terbesar dan terletak di bawah kerangka iga.

Beratnya 1.500 g (2 lbs) dan pada kondisi hidup berwarna merah tua karena kaya akan

persediaan darah. Hati menerima darah teroksigenasi dari arteri hepatika dan darah yang

9

Page 10: MAKALAH PBL digestivus

tidak teroksigenasi tetapi kaya nutrien dari vena portal hepatika. Hati terbagi menjadi

lobus kanan dan kiri.

1. Lobus kanan hati lebih besar dari lobus kirinya dan memiliki tiga bagian utama: lobus

kanan atas, lobus kaudatus dan lobus kuadratus.

2. Ligamen falsiform memisahkan lobus kanan dari lobus kiri. Diantara kedua lobus

terdapat porta hepatis, jalur masuk dan keluar pembuluh darah, saraf dan duktus.

3. Dalam lobus lempengan sel-sel hati bercabang dan beranastomosis untuk membentuk

jaringan tiga dimensi. Ruang-ruang darah sinusoid terletak diantara lempeng-lempeng

sel. Saluran portal, masing-masing berisi sebuah cabang vena portal, arteri hepatika,

dan duktus empedu membentuk sebuah lobulus portal.

b. Fungsi utama hati

1. Sekresi. Hati memproduksi empedu yang berperan dalam mengemulsikan dan

absorpsi lemak.

2. Metabolisme. Hati memetabolisme protein, lemak dan karbohidrat tercerna.

a) Hati berperan penting dalam mempertahankan hemoestatis gula darah.

Hati menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen dan mengubahnya

kembali menjadi glukosa jika diperlukan tubuh.

b) Hati mengurai protein dari sel-sel tubuh dan sel darah merah yang rusak.

Organ ini membentuk urea dari asam amino berlebih dan sisa nitrogen.

c) Hati menyintesis lemak dari karbohidrat dan protein, dan terlibat dalam

penyimpanan dan pemakaian lemak.

d) Hati menyintesis unsur-unsur pokok membran sel (lipoprotein, kolestrol,

dan fosfolipid).

e) Hati menyintesis protein plasma dan faktor-faktor pembekuan darah.

Organ ini juga menyintesis bilirubin dari produk penguraian hemoglobin

dan mensekresikannya ke dalam empedu.

3. Penyimpanan. Hati menyimpan mineral, seperti zat besi dan tembaga serta vitamin

larut lemak (A, D, E, dan K) dan hati menyimpan toksin tertentu (contohnya

peptisida) serta obat yang tidak dapat diuraikan dan diekstrasikan.

4. Detoksifikasi. Hati melakukan inaktivasi hormon dan detoksifikasi toksin dan obat.

Hati memfagosit eritrosit dan zat asing yang disintegrasi dalam darah.

10

Page 11: MAKALAH PBL digestivus

5. Produksi panas. Berbagai aktivitas kimia dalam hati menjadikan hati sebagai sumber

utama panas tubuh terutama saat tidur.

6. Penyimpanan darah. Hati merupakan reservoar untuk sekitar 30% curah jantung dan

bersama limpa mengatur volume darah yang diperlukan tubuh.

c. Empedu

1. Anatomi sekresi empedu

a) Empedu yang diproduksi oleh sel-sel hati memasuki kanalikuli empedu yang

kemudian menjadi duktus hepatika kanan dan kiri.

b) Duktus hepatika menyatu untuk membentuk duktus hepatika komunis yang

kemudian menyatu dengan duktus sistikus dari kandung empedu dan keluar

dari hati sebagai duktus empedu komunis.

c) Duktus empedu komunis bersama dengan duktus pankreas bermuara di

duodenum atau dialihkan untuk penyimpanan kandung empedu.

2. Komposisi empedu. Empedu adalah larutan kuning kehijauan terdiri dari 97% air,

pigmen empedu, dan garam-garam empedu.

a) Pigemen enpedu terdiri dari biliverdin (hijau) bilirubin (kuning), pigmen ini

merupakan hasil penguraian hemoglobin yang dilepas dari sel darah merah

terintegrasi.

i. Pigmen utamanya adalah bilirubin yang memberikan warna kuning

dari urine dan feses.

ii. Jaudince atau warna kekuningan pada jaringan, merupakan akibat dari

peningkatan kadar bilirubin darah. Ini merupakan indikasi kerusakan

fungsi hati dan dapat disebabkan oleh kerusakan hati (hepatitis).

Peningkatkan destruksi sel darah merah, atau obstruksi duktus empedu

oleh batu empedu.

b) Garam-garam empedu terbentuk dari asam empedu yang berikatan dengan

kolestrol dan asam amino. Setelah diekresi ke dalam usus, garam tersebut

direabsorpsi dari ileum bagian bawah kembali ke hati dan di daur ulang

kembali. Peristiwa ini dikenal sebagai sirkulasi enterohepatika garam empedu.

11

Page 12: MAKALAH PBL digestivus

3. Fungsi garam empedu dalam usus halus

a) Emilsikan lemak. Garam empedu mengemulsi globulus lemak besar dalam

bentuk usus halus yang kemudian menghasilkan globulus lemak lebih kecil

dan area permukaan yang lebih luar untuk kerja enzim.

b) Absorpsi lemak. Garam empedu membantu absorpsi zat terlarut lemak dengan

cara memfasilitasi jalurnya menembus membran sel.

c) Pengeluaran kolestrol dari tubuh. Garam empedu berikatan dengan kolestrol

dan lesitin untuk membentuk agregasi kecil disebut miselle yang akan dibuang

melalui feses.

4. Kendali pada sekresi dan aliran empedu. Sekresi empedu diatur oleh faktor saraf

(implus parasimpatis) dan hormon (sekretin dan CCK) yang sama dengan yang

mengatur sekresi cairan pankreas. Saat asam lemak dan asam amino mencapai usus

halus, CCK dilepas untuk mengkontraksi otot kandung empedu dan merelaksasikan

sfingter oddi. Cairan empedu kemudian didorong ke dalam duodenum.

d. Kandung empedu

1. Anatomi. Kandung empedu adalah kantong muskular hijau menyerupai pir dengan

panjang 10 cm. Organ ini terletak di lekukan di bawah lobus kanan hati. Kapasitas

total kandung empedu kurang lebih 30 ml sampai 60 ml.

2. Fungsi

a) Kandung empedu menyimpan cairan empedu yang secara terus menerus

disekresikan oleh sel-sel hati, sampai diperlukan dalam duodenum. Di antara

waktu makan, sfingter oddi menutup dan cairan empedu mengalirkan ke

dalam kandung empedu yang relaks. Pelepasan cairan ini dirangsang oleh

CCK.

b) Kandung empedu mengkonsentrasikan cairannya dengan cara mengabsorpsi

air dan elektrolit. Dengan demikian, kandung ini mampu menampung hasil 12

jam sekresi ke empedu.

IV. Usus besar. Sebagian besar nutrien telah dicerna dan diabsorpsi dan hanya menyisakan

zat-zat yang tidak tercerna. Makanan bisa memerlukan waktu 2 sampai 5 hari untuk

menempuh ujung saluran pencernaan yang satu ke ujung lainnya: 2 sampai 6 jam di

lambung, 6 sampai 8 jam di usus halus, dan sisanya berada di usus besar.

12

Page 13: MAKALAH PBL digestivus

A. Gambaran umum

1. Usus besar tidak memiliki vili, tidak memiliki plicae sirculares (lipatan-lipatan

sirkular), dan diameternya lebih lebar, panjangnya lebih pendek dan daya

regangnya lebih besar dibandingkan usus halus.

2. Serabut otot longitudinal dalam muskularis eksterna membentuk tiga pita, taenia

coli yang menarik colon menjadi kantong-kantong besar yang disebut haustra.

3. Katup ileosekal adalah mulut sfingter antara usus halus dan usus besar.

Normalnya, katup ini tertutup dan akan terbuka untuk merespon gelombang

peristaltik sehingga kemungkinan kimus mengalir 15 ml sekali masuk, untuk total

alirannya 500 ml sehari.

B. Bagian-bagian usus besar

1. Sekum adalah kantong tertutup yang menggantung di bawah area katup ileosekal.

Apendiks vermiform suatu tabung buntu yang berisi jaringan limfoid, menonjol

dari ujung sekum.

2. Kolon adalah bagian usus besar dari sekum sampai rektum. Kolon mempunyai

tiga divisi.

a. Kolon ascenden merentang dari sekum sampai tepi bawah hati di sebelah

kanan dan membalik secara horisontal pada fleksura hepatika

b. Kolon tranversa merentang menyilang abdomen di bawah hati dan lambung

sampai ke tepi lateral ginjal kiri, tempat memutar ke bawah fleksura splenik

c. Kolon descenden merentang ke bawah pada sisi kiri abdomen dan menjadi

kolon sigmoid berbentuk hurup s yang bermuara pada rektum.

3. Rektum adalah bagian saluran pencernaan selanjutnya dengan panjang sampai 12

sampai 13 cm. Rektum berakhir pada saluran anal dan membuka ke eksterior di

anus.

a. Mukosa saluran anal tersusun dari kolumna rektal (anal) yaitu lipatan-lipatan

yang masing-masing berisi arteri dan vena

b. Sfingter anal internal otot polos (involunter) dan sfingter anal eksternal otot

rangka (volunter) mengitari anus.

13

Page 14: MAKALAH PBL digestivus

C. Fungsi usus besar

1. Usus besar mengabsorpsi 80% sampai 90% air dan elektrolit dari kimus yang

tersisa dan mengubah kimus dari cairan menjadi masa semi padat.

2. Usus besar hanya memproduksi mukus. Sekresinya tidak mengandung enzim atau

hormon pencernaan.

3. Sejumlah bakteri dalam kolon mampu mencerna sejumlah kecil selulosa dan

memproduksi sedikit kalori nutrien bagi tubuh dalam setiap hari. Bakteri juga

memproduksi vitamin (K, riboflavin, dan tiamin) serta berbagai gas.

4. Usus besar mengeksresi zat sisa dalam bentuk feses.

a. Air mencapai 70% sampai 80% feses. Sepertiga materi padatnya adalah

bakteri dan sisanya yang 2% sampai 3% adalah nitrogen, zat sisa organik dan

anorganik dari sekresi pencernaan, serta mukus dan lemak.

b. Feses juga mengandung sejumlah materi kasar atau serat dan selulosa yang

tidak tercerna. Warna coklat berasal dari pigmen empedu; bau berasal dari

kerja bakteri. 1

Mikroskopis

Lidah

Pada lidah dapat di jumpai 3 papil yaitu :

1. Papilla sirkumvalata, ukuran papil besar dan hanya terdapat pada pangkal lidah berderet

sepanjang linea terminalis. Bangunan papil ini terbenam dan dikelilingi parit sehingga

puncaknya sama tinggi dengan garis permukaan lidah, jadi papil ini tidak menonjol ke

permukaan lidah. Dasar parit merupakan tempat muara kelenjar ebner, suatu kelenjar

serosa. Permukaan papilla ini dilapisi epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Pada

permukaan lateral papil, yang terbenam dalam parit, terdapat banyak taste buds, yang

merupakan badan akhir saraf sensoris, sebagai indra pengecap.

2. Papilla filiformis., bentuknya mirip lembaran benang dengan ujung runcing. Hampir

seluruh permukaan atas lidah dipenuhi papilla jenis ini. Epitel yang melapisinya yaitu

14

Page 15: MAKALAH PBL digestivus

epitel berlapis gepeng yang ujungnya membentuk lapisan tanduk. Papil ini terletak di atas

garis permukaan lidah. Taste buds tidak tampak di sini.2

3. Papilla fungiformis, bentuknya mirip jamur, terdapat di antara papilla filiformis. Papil

ini juga menonjol di atas permukaan lidah. Epitel permukaannya yaitu epitel berlapis

gepeng dan sering mempunyai lapisan tanduk. Pada papil ini kadang ditemukan adanya

taste buds. Baik papilla filiformis maupun papila fungiformis mempunyai papil sekunder.

Taste buds (kuncup kecap), merupakan badan akhir serat sensoris, bentuknya mirip bawang

sehingga pada sajian tampak sebagai sebuah bangunan yang terdiri atas sel-sel yang tersusun

mirip lapis-lapis bawang yang dibelah tegak lurus melalui dasarnya. Bangunan ini terdiri atas

dua macam sel yaitu sel pengecap dan sel penyokong yang keduanya berbentuk gelendong

langsing. Sel ini cukup panjang sehingga tingginya hampir sama dengan tebal epitel. Sel

penyokong lebih gemuk, intinya mempunyai kromatin jarang, sedangkan sel pengecap lebih

langsing, intinya gepeng panjang, dengan kromatin padat. Pada ujung yang menghadap

permukaan biasanya tampak berjumbai yang terdiri atas rambut-rambut pengecap yang

sebenarnya adalah mikrovilus.

Sebagian besar lidah terdiri atas serat-serat otot skelet (Mm. intrinsik lidah), saling menyilang

dalam tiga bidang yaitu 1. M. horizintalis (m. transversalis), 2. M. vertikalis dan 3. M.

longitudinalis linguae. Otot-otot ini berorigo dan berinsersio pada seputum linguae yaitu jaringan

ikat fibrosa yang terletak di tengah lidah.

Esofagus

Esophagus adalah suatu saluran panjang dan lunak yang panjangnya kira-kira 10 inci. Esophagus

terdapat lapisan-lapisan, antara lain :

Lapisan Mukosa

Lapisan mukosa esophagus terdiri dari epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk, dibawahnya

terdapat selapis tipis jaringan ikat, yaitu Lamina propia, dan selapis serat-serat otot polos

memanjang , yaitu muskularis mukosa yang tepotong melintang. Papilla jaringan ikat didalam

lamina propia melekukkan pemukaan bawah epitel. Lamina propia mengandung pembuluh darah

kecil, jaringan limfatik difus, dan limfonodulus kecil.

15

Page 16: MAKALAH PBL digestivus

Lapisan Submukosa

Lapisan submukosa adalah lapisan luas jaringan ikat tak teratur, padat, sering mengandung sel-

sel lemak. Terdapat kelenjar esophageal propia dengan interval di sepanjang esophagus. Kelenjar

ini adalah kelenjar mukosa tubuloasinar dan duktus ekskretorius yang berjalan menembus

muskularis mukosa dan lamina propia dan bermuara ke dalam lumen esfagus. Epitel duktus

menyatu menjadi epitel berlapis gepeng pemukaan esophagus. Di dalam jaringan ikat submukosa

terdapat pembuluh-pembuluh darah besar.

Lapisan Muskularis

Lapisan muskularis terbagi menjadi 2, yaitu muskularis eksterna dan longitudinal. Lapisan

muskularis eksterna terdiri atas dua lapis otot yang terlihat jelas. Lapisan dalam melingkar atau

sirkular dan pada sediaan potongan melintang esophagus terpotong memanjang. Lapisan luar

berjalan memanjang atau longitudinal dan serat-seratnya terutama terpotong melintang. Sedikit

jaringan ikat memisahkan kedua lapisan otot ini.

Muskularis eksterna esophagus sangat bervariasi pada spesies berbeda. Pada manusia, sepertiga

bagian atas esophagus terutama terdiri atas otot rangka. Sepertiga bagian tengah terdiri atas otot

polos dan otot rangka, sepertiga bagian bawah hanya dibentuk oleh otot polos.

Adventisia

Esophagus terdiri atas jaringan ikat longgar yang menyatu dengan adventisia trakea dan struktur

sekitarnya. Jaringan lemak, pembuluh darah besar dan saraf membentuk berkas neorovaskular

yang terdapat di adventisia.

Gaster

Gaster atau yang biasa disebut lambung adalah suatu perluasan organ berongga yang terletak

diantara esophagus dan usus halus. Pada taut esophagus-gaster, terdapat transisi mendadak dari

epitel silindir tunggal gaster. Pada permukaan luminal gaster terlihat banyak pembukaan kecil

16

Page 17: MAKALAH PBL digestivus

yang disebut foveola gastric. Lubang ini dibentuk oleh epitel luminal yang berinvaginasi ke

lamina propia jaringan ikat mukosa dibawahnya, kelenjar gaster tusbular terletak dibawah dan

secara langsung bermuara kelubang gaster untuk mengalirkan isinya ke dalam lumen gaster.

Lubang gaster meluas melalui lamina propia ke mukosa muskularis.

Submukosa jaringan ikat padat yang terdapat di bawah mukosa gaster, mengandung banyak

pembulu darah dan saraf gaster. Dinding muscular tebal gaster, yaitu muskularis eksterna, terdiri

atas tiga lapisan, selain dua lapisan yang normal terlihat pada esophagus dan usus halus. Lapisan

luar gaster ditutupi oleh serosa atau eritoneum visceral.

Usus halus (intestinum tenue)

Merupakan saluran panjang berkelok-kelok. Usus ini membentang dari batas lambung sampai

kebatas usus besar (colon). Usus halus ini dibagi menjadi 3, yaitu : Duodenum, jejenun, ileum.

Dalam usus halus terdapat Plika sirkularis, lipatan atau peninggian mukosa (dengan inti

submukosa) permanen, berjalan berpilin dan terlunjur kedalam lumen usus, plika yang paling

besar terdapat dibagian proximal usus halus yang merupakan tempat sebagian absorpsi

berlangsung dan semakin mengecil kearah ileum. Tedapat Vili intenstinalis, tonjolan permanen

mirip jari pada lamina propia mukosa yang juga terjulur kearah lumen. Vili ditutupi epitel selapis

selindiris dan lebih banyak terdapat dibagian proximal usus, didalam vili intenstinalis sendiri

terdapat Mikrovili, juluran sitoplasma yang menutupi apex sel-sel absorptive usus. Didalam usus

makin kedistal terdapat sel-sel goblet.

Kelenjar usus halus juga mengandung kelenjar intenstinal (kelenjang Liberkuhn). Kelenjar-

kelenjar ini terletak dimukosa usus dan bermuara kedalam lumen usus pada dasar vili. Epitel

permukaan vili juga ikut melapisi kelenjar intenstinal. Pada kelenjar intenstinal terdapat sel

paneth yang ditandai dengan granula eosinofilik di sitoplasmanya. Pada dinding terminal ujung

usus halus, yaitu ileum terdapat banyak agregat limfonoduli yang berhimpitan disebut Plaque

Payeri.

Duodenum

Dinding duodenum terdiri atas empat lapisan : (1) Mukosa dengan epitel pelapisnya, Lamina

propia dan mukosan muskularis, Submukosa terdapat kelenjar duodenale (brunner).

17

Page 18: MAKALAH PBL digestivus

Lapisan mukosa dari duodenum sendiri terdapat tonjolan yang disebut Vili, epitel berupa selapis

sel silindris dengan mikrovili. Dalam lamina propia mengandung kelenjar intenstinal, kelenjar ini

bemuara kedalam ruang antarvili. Lamina propia juga mengandung serat-serat jaringan ikat

halus, dan jaringan limfonodus.

Muskularis eksterna, terdiri atas lapisan sirkular dalam dan lapisan longitudinal luar. Diantara

kedua lapisan tersebut terdapat sel-sel ganglion parasimpatis pleksus saraf mienterikus

(auerbach).

Jejunum

Pada jejunum memiliki vili yang banyak dan panjang-panjang dibanding dengan duodenum,

terpotong menurut aneka bidang-bidang irisan dan sebuah lipatan permanen besar usus halus,

yaitu plika sirkularis. Baik mukosa dan submukosa ikut membentuk plika sirkularis. Terdapat

kelenjar intenstinal meluas ke dalam lamina propia, kelenjar ini berhimpitan dan bermuara di

ruang antarvili. Tampak sebuah limfonodulus meluas dari lamina propia mukosa ke dalam

submukosa.

Muskularis eksterna dan serosa adalah khas untuk usus halus. Sel-sel ganglion parasimpatis

pleksus mienterikus terlihat didalam jaringan ikat antara lapisan otot polos sirkular dan

longitudinal muskularis eksterna. Di dekat otot polos mukosa muskularis, terlihat beberapa

kelenjar intenstinal. Tampak sel goblet yang khas dan sel dengan mikrovili dalam kelenjar . pada

dasar kelenjar ini, terlihat sel-sel berbentuk pyramid dengan granul asidofilik besar mengisi

sebagian besar sitoplasma dan mendesak inti ke dasar sel, yaitu sel Paneth dan terdapat di

sepanjang usus halus.

Ileum

Pada ileum memperlihatkan keempat lapisan usus. Vili menurut bidang irisan dan karena itu

tampak tidak teratur. Kelenjar intestinal (kriptus lieberkhun) terdapat di lamina propia; dua

diantaranya terlihat bermuara ke dalam ruang antarvili.

Ciri khas ileum adalah kumpulan limfonoduli yang disebut plak peyer. Setiap play peyer adalah

gabungan 10 atau lebih limfonoduli, yang terdapat pada dinding ileum berhadapan dengan

perlekatan mesenterium. Noduli ini berasal dari jaringan limfoid difus lamina propia. Vili tidak

18

Page 19: MAKALAH PBL digestivus

terdapat pada daerah lumen usus tempat noduli mencapai permukaan mukosa. Biasanya

limfonofuli ini meluas ke dalam submukosa menembus muskularis mukosa dan menyebar di

jaringan ikat longgar submukosa.

Usus Besar (Collon)

Usus besar terdapat diantara anus dan ujung terminal ileum. Usus besar terdiri atas segmen awal

(sekum), dan colon asendens, transversum, desendens, sigmoid, dan rectum dan anus. Di usus

besar sel-sel goblet terdapat lebih banyak daripada di usus halus. Sel goblet ini juga bertambah

dibagian sekum ke kolon sigmoid. Usus besar ini tidak memiliki plika sirkularis maupun vili

intenstinalis, dan kelenjar usus terletak lebih dalam daripada di usus halus. Kelenjar intenstinal

usus besar juga tidak memiliki sel paneth.

Colon

Mukosanya, berkelok-kelok oleh kelenjar intenstinal tubular panjang yang menerobos lamina

propia sampai muskularis mukosa. Epitel selapis colon adalah selapis selindris dengan sedikit

mikrovili dan banyak sel goblet. Epitel ini berlanjut bermuara ke kelenjar intenstinal tempat

terdapatnya sel goblet. Lamina propia seperti usus halus mengandung banyak jaringan limfoid.

Sebuah limfonodus terlihat dilamina propia bagian dalam, limfonodus yang besar dapat

menembus mukosa muskularis masuk ke dalam submukosa. Serosa menutupi colon transversum

dan colon sigmoid tetapi colon ascendens dan descendens letaknya retroparieal dan lapisan luar

permukaan posteriornya adalah adventisia.

Appendix

Terdapat beberapa persamaan antara mukosa appendix dan colon, yaitu epitel selapis dengan

banyak sel goblet, lamina propia dibawahnya mengandung kelenjar intenstinalis dan mukosa

muskularis. Kelenjar intenstinal pada appendix kurang berkembang, lebih pendek, dan sering

berjauhan letaknya. Terdapat jaringan limfoid di dalam lamina propianya sangat banyak dan

sering terlihat sampai ke submukosa.

Sangat banyak limfonoduli dengan pusat germinal, dan sangat khas utuk appendix. Noduli ini

berawal di lamina propia, namun karena ukurannya besar, noduli ini meluas dari epitel

permukaan sampai ke submukosa. Submukosanya sangat vascular dengan banyak pembuluh

19

Page 20: MAKALAH PBL digestivus

darah. Muskularis eksterna terdiri lapisan sirkular dalam dan longditudinal luar, ketebalan

lapisan otot ini bervariasi.

Rektum

Epitel permukaan lumen dilapisi sel-sel selindris dengan mikrovili dan sel goblet. Kelenjar

intenstinal, sel-sel lemak dan sebaran limfonoduli di dalam lamina propia serupa dengan yang

ada di kolon, namun kelenjar-kelenjar lebih panjang, lebih rapat, dan terutama terdiri atas sel

goblet. Di bawah lamina propia terdapat mukosa muskularis otot polos.

Lamina memanjang pada rectum bagian atas dan kolon bersifat sementara. Lapisan ini

berpusatkan submukosa dan ditutupi mukosa. Lipatan transversal permanen rectum, jika terlihat

pada sediaan, mengandung serat otot polos lapisan sirkular (M. sphinter ani internus) dan serat

otot lurik (M. sphinter ani eksternus). Lipatan panjang permanen (kolumna rektalis) terdapat

pada rectum bagian bawah, yaitu saluran atau liang anus.

Taenia coli berlanjut kedalam rektum. Namun, disini otot muskularis eksterna kembali berupa

sirkular dalam dan longitudinal luar. Diantara kedua lapisan otot ini terdapat gangglia

parasimpatis pleksus mienterikus Auerbach.

Anus

Bagian atas liang anus diatas valvula ani, merupakan bagian terbawah rectum. Bagian bawah

liang anus dibawah valvula ani, merupakan peralihan dari epitel selapis selindris ke epitel

berlapis gepeng kulit.

Mukosa rectal serupa dengan mukosa kolon, tetapi kelenjar intenstinal lebih pendek dan lebih

longgar susunannya. Akibatnya, lamina propia lebih nyata. Mukosa muskuilaris dan kelenjar

intenstinal saluran cerna berakhir didekat valvula ani. Lamina propia rectum digangtu oleh

jaringan ikat padat yang tidak terayut. 3

Fungsi Organ-organ Pencernaaan

20

Page 21: MAKALAH PBL digestivus

Mulut

Rongga mulut adalah pintu masuk saluran pencernaan

Pintu masuk ke saluran pencernaan adalah melalui mulut atau rongga oral. Lubang berbentuk

bibir berotot, yang membantu memperoleh, mengarahkan, dan menampung makanan di mulut.

Bibir juga memiliki fungsi pencernaan yaitu penting untuk berbicara (artikulasi berbagai bunyi

bergantung pada bentukan bibir tertentu) dan sebagai reseptor sensorik.

Langit-langit (palatum) yang membentuk atap lengkung mulut, memisahkan mulut dari saluran

hidung. Palatum yang terdiri atas tulang yaitu palatum durum dan palatum yang tidak memiliki

tulang palatum mole (langit-langit lunak).

Lidah yang membentuk dasar rongga mulut, terdiri atas otot rangka yang dikontrol secara

volunter. Pergerakan lidah tidak saja penting untuk memadu makanan di dalam mulut sewaktu

mengunyah dan menelan tetapi juga berperan penting untuk berbicara. Di lidah tertanam papil-

papil pengecap (taste buds) yang juga tersebar di palatum mole, tenggorokan dan dinding dalam

pipi.

Gigi bertanggung jawab untuk mengunyah, menguraikan makanan, mencampurkannya dengan

air liur dan merangsang sekresi pencernaan. Proses pertama pencernaan adalah mastikasi atau

mengunyah, motilitas mulut yang melibatkan pemotongan, perobekan, penggilingan dan

pencampuran makanan yang masuk oleh gigi.

Faring dan esofagus

Motilitas yang berkaitan dengan faring dan esofagus adalah menelan dan deglutition. Menelan

dimulai ketika bolus atau bola makanan secara sengaja didorong oleh lidah ke bagian belakang

mulut menuju faring. Tekanan bolus di faring merangsang reseptor tekanan di faring yang

kemudian mengirimkan implus aferen ke pusat menelan di medula. Pusat menelan kemudian

secara refleks mengaktifkan serangkaian otot yang terlibat dalam proses menelan.

Lambung

21

Page 22: MAKALAH PBL digestivus

Lambung menyimpan makanan dan memulai pencernaan protein

Lambung adalah ruang berbentuk kantung mirip huruf J yang terletak di antara esofagus dan

usus halus. lambung melakukan beberapa fungsi. Fungsi penting adalah menyimpan makanan

yang masuk sampai disalurkan ke usus halus dengan kecepatan yang sesuai untuk pencernaan

dan penyerapan yang optimal. Makanan yang dikonsumsi hanya beberapa menit memerlukan

waktu beberapa jam untuk dicerna dan diserap. Karena usus halus adalah tempat utama

pencernaan dan penyerapan, lambung perlu menyimpan makanan dan menyalurkannya sedikit

demi sedikit ke duodenum dengan kecepatan yang tidak melebihi kapasitas usus. Fungsi kedua

lambung adalah untuk mensekresikan asam hidroklorida (HCl) dan enzim-enzim yang memulai

pencernaan protein. Akhirnya, melalui gerakan mencampur lambung, makanan yang masuk

dihaluskan dan dicampur dengan sekresi lambung untuk menghasilkan campuran kental yang

dikenal dengan kimus.

Pankreas

Pankreas adalah kelenjar memanjang yang terletak dibelakang dan di bawah lambung, di atas

lengkung pertama duodenum. Pankreas merupakan kelenjar campuran yang mengandung

jaringan eksokrin dan endokrin. Bagian eksokrin yang predominan terdiri dari kelompok-

kelompok sel sekretorik seperti anggur yang membentuk kantung-kantung atau asinus yang

berhubungan dengan duktus yang akhirnya bermuara ke duodenum. Bagian endokrin yang lebih

kecil terdiri dari pulau-pulau jaringan endokrin terisolasi, pulau-pulau langerhans (islets of

langerhans), yang tersebar di seluruh pankreas. Hormon terpenting yang disekresi oleh sel-sel

pulau langerhans adalah insulin dan glukagon. Pankreas eksokrin dan endokrin tidak memiliki

kesamaan, kecuali menempati lokasi yang sama.

Hati

Hati adalah organ metabolik terbesar dan terpenting di tubuh. Organ ini penting bagi

sistem pencernaan untuk sekresi garam empedu, tetapi hati juga melakukan berbagai fungsi lain,

mencangkup hal-hal berikut :

1. Pengolahan metabolik kategori nutrien utama (karbohidrat, lemak, protein) setelah

penyerapan mereka dari saluran pencernaan.

22

Page 23: MAKALAH PBL digestivus

2. Detoksifikasi atau degradasi zat-zat sisa dan hormon serta obat dan senyawa asing

lainnya.

3. Sintesis berbagai protein plasma, mencangkup protein-protein yang penting untuk

pembekuan darah serta untuk mengangkut hormon tiroid, steroid, dan kolestrol dalam

darah.

4. Penyimpanan glikogen, lemak, besi, tembaga dan banyak vitamin.

5. Pengaktifan vitamin D, yang dilaksanankan oleh hati bersama dengan ginjal.

6. Pengeluaran bakteri dan sel darah yang usang, berkat adanya makrofag residen.

7. Eksresi kolestrol dan bilirubin, yang terakhir adalah produk penguraian yang berasal dari

destruksi sel darah merah yang sudah usang.4

Fungsi Usus Halus

Di usus halus, isi usus tercampur dengan sekresi sel-sel mukosa, getah pancreas, dan empedu.

Pencernaan yang dimulai di mulut dan lambung, diselesaikan di lumen dan sel-sel mukosa usus

halus tempat produk pencernaan diserap, bersama dengan sebagian besar vitamin dan cairan.

Dalam usus halus terdapat sekitar 9L air setiap hati, 2L dari makanan dan 7L dari sekresi saluran

cerna; akan tetapi, hanya 1-2L yang sampai ke kolon.

Fungsi Motilitas Usus Halus

Terdapat tiga jenis kontraksi otot polos: gelombang peristaltis, kontraksi segmentasi, dan

kontraksi tonik. Kontraksi ini mendorong isi usus (kimus) kearah usus besar. Kontraksi

segmentasi merupakan kontraksi berbentuk cincin yang muncul dalam interval yang relative

teratur dalam di sepanjang usus, lalu menghilang dan digantikan oleh serangkaian kontraksi

cincin lain di segmen-segmen di antara kontraksi-kontraksi sebelumnya. Kontraksi ini

mendorong kimus maju mundur dan meningkatkan pajanannya pada permukaan mukosa.

Kontraksi tonik adalah kontraksi yang relative lama yang pada dasarnya mengisolasi satu

segmen usus dari segmen lain. Perhatikan bahwa dua jenis kontraksi terakhir memperlambat

waktu transit di usus halus sehingga waktu transit sebenarnya lebih lama pada keadaan kenyang

daripada keadaan puasa. Hal ini memungkinkan kimus berkontak lebih lama dengan enterosit

sehingga absorpsi meningkat.

23

Page 24: MAKALAH PBL digestivus

Gelombang peristaltic yang sangat kuat dan disebut peristaltic rush, tidak terjadi pada orang

normal, tetapi timbul apabila usus mengalami obstruksi. Di kolon kadang-kadang terjadi

antiperistaltic lemah, tetapi sebagian besar gelombang secara teratur bergerak dari arah oral-ke-

kaudal. 5

Fungsi Usus Besar

Fungsi utama colon adalah (1) absorpsi air dan elektrolit dari kimus untuk membentuk feses

yang padat dan (2) penimbunan bahan feses sampai dapat dikeluarkan. Setengah bagian

proksimal colon terutama berhubungan dengan absorpsi, dan setengah bagian distal,

berhubungan dengan penyimpanan.6 Colon mengeluarkan sekiar 90% cairan dan mengubah 1-2

L kimus isotonic yang masuk setiap hari dari ileum menjadi tinja semi padat dengan volume

sekitar 200-250 mL.5

Pencernaan Protein, Karbohidrat dan Lemak

Pencernaan karbohidrat di dalam mulut dan lambung. Ketika makanan dikunyah, makanan

bercampur dengan saliva yang terdiri atas enzim pencernaan ptialin (suatu α-amilase) yang

terutama dieksresikan oleh kelenjar parotis. Enzim ini menghidrolisis tepung menjadi disakarida

maltosa dan polimer glukosa kecil lainnya yang mengandung tiga sampai sembilan molekul

glukosa. Namun, makanan yang berada dalam mulut hanya untuk waktu yang singkat, jadi tidak

lebih 5 persen dari semua tepung telah dihidrolisi pada saat makanan di telan.

Tetapi, pencernaan tepung kadang berlanjut di dalam korpus dan fundus lambung selama 1 jam

sebelum makanan bercampur dengan sekresi lambung. Kemudian aktivitas amilase dihambat

asam yang berasal dari sekresi lambung, karena amilase pada dasarnya tidak aktif sebagai suatu

enzim bila pH medium turun di bawah sekitar 4,0. Meskipun demikian, rata-rata sebelum

makanan dan saliva yang ada bersamanya menjadi seluruhnya bercampur dengan sekresi

lambung, sebanyak 30 sampai 40 persen tepung telah dihidrolisis terutama menjadi bentuk

maltosa.

Pencernaan karbohidrat dalam usus halus pencernaan oleh amiase pankreas. Sekresi

pankreas seperti saliva mengandung sejumlah besar α-amilase yang fungsinya hampir mirip

dengan α-amilase saliva tetapi beberapa kali lebih kuat. Oleh karena itu, dalam waktu 15 sampai

24

Page 25: MAKALAH PBL digestivus

30 menit setelah kimus dikosongkan dari lambung ke dalam duodenum dan bercampur dengan

getah pankreas, sebenarnya semua karbohidrat telah dicernakan. Pada umumnya, hampir semua

karbohidrat diubah menjadi maltosa dan polimer-polimer glukosa yang sangat kecil lainnya

sebelum keduanya melewati duodenum atau jejenum bagian atas.

Hidrolisi disakarida dan poimer-polimer glukosa kecil menjadi monosakarida oleh enzim-

enzim epitel usus. Enterosit yang terletak pada vili usus halus mengandung empat enzim

(laktase, sukrase, maltase dan α-destrinase) yang mampu memecahkan disakarida laktosa,

sukrosa dan maltosa ditambah polimer-polimer glukosa kecil lainnya menjadi unsur

monosakarida. Enzim-enzim ini terletak di dalam enterosit yang melapisi brush borde mikrovili

usus, sehingga disakarida dicernakan sewaktu berkontak dengan enterosit ini.

Laktosa dipecahkan menjadi satu molekul galaktosa dan satu molekul glukosa. Sukrosa

dipecahkan menjadi satu molekul fruktosa dan satu molekul glukosa. Maltosa dan polimer-

polimer glukosa kecil lainnya semua akan dipecahkan menjadi molekul-molekul glukosa. Jadi,

produk akhir dari pencernaan karbohidrat semuanya adalah monosakarida. Seluruh

monosakarida tersebut larut air dan diserap segera ke darah portal.

Pencernaan protein

Pencernaan protein dalam lambung. Pepsin enzim peptik lambung yang penting yang paling

aktif pada pH 2,0 sampai 3,0 dan tidak aktif pada kira-kira pH di atas 5. Akibatnya agar enzim

ini dapat melakukan kerja pencernaan terhadap protein, getah lambung harus bersifat asam.

Kelenjar lambung menyekresi sejumlah besar asam hidroklorida. Asam hidroklorida ini

disekresikan oleh sel-sel parietal (oksintik) di dalam kelenjar pada pH kira-kira 0,8 tetapi pada

saat asam hidroklorida bercampur dengan isi lambung dan bersama dengan sekresi dari sel-sel

kelenjar non-ostotik lambung, pH lalu berkisar antara 2,0 sampai 3,0 suatu batas asiditas yang

cukup tinggi untuk aktivitas pepsin.

Pencernaan protein dan sekresi pankreas. Kebanyakan pencernaan protein terjadi di dalam

usus halus bagian atas, di dalam duodenum dan yeyenum di bawah pengaruh enzim-enzim

proteolitik dari sekresi pankreas. Segera setelah masuk dari lambung ke usus halus, produk yang

sebagian sudah dipecahkan dari makanan berprotein diserang oleh enzim-enzim proteolitik

utama pankreas: tripsin, kimotripsin, karboksifolipeptidase, dan proelastase.

25

Page 26: MAKALAH PBL digestivus

Keduanya, baik tripsin maupun kimotripsin memecah molekul-molekul protein menjadi

polipeptida-polipeptida kecil; karboksifolipeptidase kemudian memecah asam amino-asam

amino tunggal dai ujung karboksil polipeptida. Proelastase, kemudian diubah menjadi elastase

yang kemudian mencernakan serabut-serabut elastin sebagian menahan daging.

Pencernaan peptida oleh peptidase di dalam enterosit yang melapisi vili usus halus. Tahap

terakhir pencernaan protein di dalam lumen usus dicapai oleh enterosit yang melapisi usus halus,

terutama di dalam duodenum dan yeyenum. Sel ini memiliki suatu brush border yang

mengandung beratus-ratus mikrovili yang menonjol dari permukaan masing-masing sel. Pada

membran sel dari masing-masing mikrovili ini terdapat banyak peptidase yang menonjol keluar

melalui membran tempat peptidase berkontak dengan cairan usus. Dua enzim peptidase yang

sangat pentinga adalah aminopolipeptidase dan beberapa dipeptidase.

Pencernaan lemak

Pencernaan lemak di dalam usus. Sejumlah kecil trigliserida dicernakan di dalam lambung oleh

lipase lingual yang disekresikan oleh kelenjar lingual di dalam mulut dan ditelan bersama dengan

saliva. Jumlah pencernaan ini kurang dari 10 persen dan umumnya tidak penting. Sebaliknya

pada dasarnya semua pencernaan lemak terjadi di dalam usus halus sebagai berikut.

Emulsifikasi lemak dan asam empedu dan lesitin. Tahap pertama dalam pencernaan lemak

adalah secara fisik memecahkan gumpalan lemak menjadi ukuran yang sangat kecil, sehingga

enzim pencernaan yang larut air dapat bekerja pada permukaan gumpalan lemak. Proses ini

disebut emulsifikasi lemak, dan dimulai melalui pergolakan di dalam lambung untuk mencampur

lemak dengan produk pencernaan lambung. Lalu kebanyakan proses emulsifikasi tersebut terjadi

di dalam duodenum di bawah pengaruh empedu, sekresi dari hati yang tidak mengandung enzim

pencernaan apapun. Akan tetapi empedu mengandung sejumlah besar garam empedu juga

fofsfolipid lesitin.

fungsi utama garam empedu dam lesitin, terutama lesitin, dalam empedu adalah untuk membuat

gelembung lemak siap untuk dipecah oleh pengadukan dengan air di dalam usus halus. Kerja ini

sama seperti yang terjadi pada banyak deterjen yang dipakai pada kebanyakan pembersih rumah

tangga untuk membersihkan noda kotoran.

26

Page 27: MAKALAH PBL digestivus

Enzim lipase merupakan senyawa yang larut-air dan dapat menyerang gumpalan lemak hanya

pada permukaannya. Akibat, dapat dimengerti betapa pentingnya fungsi deterjen garam empedu

dan lesitin untuk pencernaan lemak.

Pencernaan Trigliserida oleh Lipase Pankreas

Sejauh ini enzim yang paling penting untuk pencernaan trigliserida adalah lipase pankreas,

terdapat dalam jumlah sangat banyak di dalam getah pankreas, cukup untuk mencernakan dalam

1 menit semua trigliserida yang dicapainya. Selain itu, enterosit dari usus halus juga

mengandung sedikit lipase yang dikenal sebagai lipase usus, tetepi enzim ini biasanya tidak

diperlukan.

Produk Akhir Pencernaan Lemak

Sebagian besar trigliserida dalam makanan dipecah oleh getah pankreas menjadi asam lemak

bebas dan 2-monogliserida.

Enzim dan Hormon Pencernaan

Enzim Pencernaan

Pada saliva terdapat suatu jenis enzim yaitu amilase saliva atau ptialin. Pada polisakarida, enzim

ini bekerja dengan cara memutuskan ikatan glikosidik 1,4. Enzim ini akan menguraikan

polisakarida menjadi disakarida maltosa. Ion tertentu dapat menjadi aktivator dari enzim ini,

antara lain ion Cl-, Br-, NO3- dan SO42-. Enzim amilase saliva akan bekerja dengan optimal pada

pH 6,8. Pada pH dibawah 4, enzim ini akan menjadi inaktif (misalnya dalam lambung).

Setelah polisakarida mengalami pemecahan menjadi disakarida di mulut, bolus akan melanjutkan

perjalanan ke lambung melalui oesophagus. Begitu tiba di lambung, kimus akan berhadapan

dengan suasana yang asam. Hal ini disebabkan oleh karena adanya sekresi asam klorida dari sel

parietal sebagai respon terhadap eksistensi kimus. Tingkat keasaman yang tinggi ini sebenarnya

juga berfungsi pada denaturasi dari polipeptida yaitu dengan jalan menguraikan struktur tersier

dengan memotong ikatan hidrogen didalamnya.2 Selain itu tingkat keasaman yang tinggi

bersama lisozim dari saliva dapat menghancurkan sebagian besar mikroorganisme yang masuk

ke gastro-intestinal track.

27

Page 28: MAKALAH PBL digestivus

Selain sel parietal, terdapat pula sel chief dan sel leher mukus pada dinding mukosa lambung. Sel

chief berfungsi untuk menghasilkan pepsinogen, suatu zymogen yang bila aktif akan memecah

protein menjadi proteosa dan pepton. Pepsinogen ini menjadi aktif dengan bantuan asam klorida

yang dihasilkan sel parietal tadi. Pepsin ini spesifik bekerja dengan memutuskan ikatan peptida

pada asam amino aromatik ataupun asam amino dikarboksilat.

Renin merupakan suatu enzim yang hanya terdapat pada lambung bayi. Renin berfungsi

menggumpalkan kasein yang ada pada susu sehingga tidak mengalir dengan cepat keluar dari

lambung. Kasein susu yang berkontak dengan kalsium pada renin akan bereaksi membentuk

kalsium parakaseinat yang bila berkontak dengan pepsin dapat pecah kembali.

Pada lambung juga ditemukan lipase. Lipase berfungsi untuk menghidrolisis tri-gliaserol rantai

pendek dan rantai sedang. Namun fungsi lipolitiknya pada lambung tidak terjadi karena pH

optimalnya 7,5 tidak sesuai dengan pH lambung.

Pencernaan pada pankreas dan usus dapat terjadi karena adanya sekresi hormon sekretin pada

duodenum dan jejunum. Hormon sekretin ini disekresikan sebagai bentuk respon terhadap

adanya HCl, lemak, protein, karbohidrat dan sebagian makanan yang telah dicerna dalam

lambung. Hormon ini akan mengalir melalui darah portal menuju pankreas, empedu dan hepar

dan merangsang sekresi pankreas. Jenis-jenis sekretin antara lain pankreozimin, hepatokrinin,

kolesistokinin dan enterokrinin.

Getah pankreas dihasilkan sebagai respon terhadapa kerja sekretin. Getah pankreas umumnya

kental seperti saliva, mangandung air, protein, ssedikit senyawa organik, berbagai macam ion

anorganik dan memiliki pH yang sedikit alkalis (7,5 – 8). Enzim-enzim yang terdapat pada getah

pankreas antara lain:

Tripsin : disekresikan dalam bentuk yang tidak aktif yaitu tripsinogen. Tripsinogen

diaktifkan dalam duodenum oleh enzim enterokinase menjadi tripsin.Protease yang

bergabung dengan tripsin akan menjadi polipeptida. Pepton akan dihidrolisis pada

bagian yang mengandung asam amino lisin/arganin. Tripsin juga dapat mengkoagulasi

susu pada pH optimal 8.

28

Page 29: MAKALAH PBL digestivus

Kimotripsin : juga disekresikan dalam zymogen yaitu kimotripsinogen. Bentuk inaktif

ini akan bereaksi dengan tripsin menjadi kemotripsin. Kimotripsin bisa mengkoagulasi

susu dengan tingkat kekuatan yang lebih tinggi dibanding tripsin.

Karboksipeptidase : merupakan enzim proteolitik yang mengandung Zink. Enzim ini

mengkatalisis hidrolisa pada ikatan peptida di ujung molekul pada sisi karboksil bebas

polipeptida.

Amilase pankreas : bentuknya sama dengan amilase saliva. Bekerja dengan cara

menghidrolisis pati menjadi maltosa dan optimal pada pH netral.

Lipas pankreas : bekerja dengan cara menghidrolisis lemak menjadi asam lemak,

gliserol, monogliserida dan digliserida. Aktivitasnya akan diperkuat dengan kerja garam

empedu.

Kolesterol esterase : akan mengkatalisis reaksi antara kolesterol bebas dan asam lemak

sehingga membentuk kolesterol esterase dan asam lemak. Enzim ini diaktifkan oleh

garam empedu.

RNAase dan DNAase: mengkatalisa asam nukleat menjadi nukleotida.

Pada proses pencernaan lemak, ada suatu zat yang penting yang turut berperan selain lipase

pankreas. Zat tersebut ialah empedu. Empedu disekresikan oleh hati dan bila tidak

diperlukan akan disimpan sementara di kantung empedu. Empedu mengandung asam yaitu

asam kolat, asam deoksikolat, asam kenodeoksikolat dan asam litokolat. Asam empedu

dapat berkonjugasi dengan asam amino glisin atau taurin padu gugus karboksil sehingga

dapat larut dalam air.

Pencernaan pada usus adalah dengan cara mensekresikan beberapa enzim yang akan

terdapat pada mikrovili intestinal. Selain sekresi enzim, ada pula sekresi getah usus halus

oleh kelenjar Brunner dan Lieberkuhn untuk membentu menetralkan keasaman kimus dari

lambung.

Adapun enzim yang diekskresi adalah di usus halus adalah:

Aminopeptidase : mengubah polipeptida menjadi asam amino dan peptida dengan

ikatan yang lebih pendek dengan cara katalisa hidrolisis ikatan peptida di ujung molekul

di sisi yang mengandung asam amino bebas.

Dipeptidase : mengubah peptida menjadi asam amino.

29

Page 30: MAKALAH PBL digestivus

Disakaridase : yaitu sukrase, maltase, isomaltase dan laktase. Mengubah disakarida

menjadi monosakarida.

Fosfatase : melepaskan fosfat dari senyawa fosfat organik yang berasal dari makanan

seperti hexofosfat, gliserofosfat dan nukleotida.

Polinukleotidase : mengubah asam nukleat menjadi nukleotida.

Nukleosida (nukleosida fosforilase) mengkatalisis perubahan nukleosida menjadi

fosforilasi pentosa, uridin, sistidin dan timidin.

Lesitinase mengubah lesitin menjadi gliserol, asam lemak, asam fosfat dan kolin.

Setelah diubah menjadi bentuk yang paling sederhana, maka molekul hasil pencernaan

makanan akan diabsorbsi dengan jalan menggunakan difusi, transpor aktif, sitotaksis, dan

persorpsi. Makanan yang diabsorsi kemudian akan melalui dua jalan yaitu melalui vena

porta menuju ke hati dan melalui pembuluh limfe di sekitar usus lalu menuju duktus

thoracicus dan berakhir di darah. 6

Disakarida adalah enzim brush border

Disakarida, maltase, sukrase –isomaltase (suatu enzim bifungsional yang mengkatalisis hidrolisis

sukrosa dan isomaltosa), laktase, dan trehalase terletak di brush border sel mukosa usus, tempat

monosakarida dan zat lain yang berasal dari diet serap. Pada sebagian besar orang, selain itu

mereka berasal dari bahasa eropa utara, laktase secara bertahap menurun semasa remaja sehingga

terjadi intoleransi laktosa. Laktosa tetap berada di lumen usus dan menjadi substrat bagi

fermentasi bakteri yang menghasilkan laktat sehingga menyebabkan mulas dan diare.

Beberapa kelompok enzim yang mengkatalisis pencernaan protein

Terdapat dua kelas utama enzim pencernaan proteolitik (protease) dengan spesifisitas yang

berbeda untuk asam amino yang membentuk ikatan peptida yang akan dihidrolisis.

Endopeptidase menghidrolisis ikatan peptida antara asam-asam amino spesifik di seluruh

molekul. Enzim ini bekerja pertama kali, menghasilkan sejumlah besar fragmen yang lebih kecil;

misalnya pepsin getah lambung; tripsin, kimotripsin, dan elatase yang disekresikan ke dalam

usus halus dan pankreas. Eksopeptidase mengkatalisis karboksipeptidase yang disekresikan di

getah pankreas, aminopeptidase yang disekresikan oleh sel mukosa usus, membebaskan asam

30

Page 31: MAKALAH PBL digestivus

amino dari terminal amino. Dipeptidase di brush border sel mukosa usus mengkatalisis hidrolisis

dipeptida, yang bukan merupakan substrat bagi amino peptidase dan karboksipeptidase.

Protease disekresikan sebagai zimogen inaktif; tempat aktif enzim ditutupi oleh sebuah regio

kecil rantai peptida yang dikeluarkan oleh hidrolissi ikatan peptida spesifik. Pepsinogen

diaktifkan menjadi pepsin aktif (autokatalisis). Di usus halus, tripsinogen, prekursor tripsin,

diaktifkan oleh enteropeptidase, yang disekresikan oleh sel epitel duodenum; tripsin kemudian

dapat mengaktifkan kimotripsinogen menjadi kimotripsin, proelastase menjadi elastase,

prokarboksipeptidase menjadi karboksipeptidase, dan proaminopeptidase menjadi

aminopeptidase. 7

Kesimpulan

Sistem digestivus atau pencernaan adalah sistem yang penting dalam tubuh. Sistem ini

melakukan proses mekanisme kerjanya sepanjang saluran pencernaan dari mulut sampai rektum-

anus. Di sepanjang saluran pencernaan proses motilitas, sekresi, pencernaan dan penyerapan

berlangsung sesuai dengan bagian organ masing-masing. Pencernaan karbohidrat dimulai di

dalam mulut, sedangkan protein dicerna saat sampai pada lambung bersama dengan pencernaan

karbohidrat. sedangkan lemak, protein dan karbohidrat diserap di usus halus, namun lemak dapat

dicerna dan diserap apabila dengan bantuan garam empedu. Sistem pencernaan satiap tahapan

dan prosesnya saling berkesimanbungan, sehingga apabila terjadi gangguan pada salah satu

organ pencernaan maka akan mengganggu proses pencernaan tersebut.

Daftar Pustaka

1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : EGC; 2003.h.281-295

2. Gunawijaya FA, Kartawiguna E. Penuntun praktikum kumpulan foto mikroskopik

histologi. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti; 2009.

31

Page 32: MAKALAH PBL digestivus

3. Eroschenko VP. Atlas histologi di fiore dengan korelasi fungsional. Edisi ke 9. Jakarta :

EGC; 2003.h. 147-229

4. Lauralee S. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke 2. Jakarta : EGC; 2001.h.545-

566

5. Barrett KE, Barman SM, Boitano S, Brooks HL. Ganong’s review of medical physiology. 23rd ed.

New York: McGraw-Hill; 2010.

6. Guyton AC dan Hall JE. Fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta : EGC, 2009.

7. Murray RK. Biokimia harper. Edisi 23. Jakarta : EGC; 2009.h.496-499

32