Makalah PAI AKA 3

4
Jenis-jenis Tauhid 1. Fondasi Islam: Tauhid Ajaran agama Islam dibangun atas fondasi ideologis berupa pengetahuan (ma’rifat) dan keimanan kepada keesaan Allah SWT (tauhid), meliputi: A. Tauhid Rububiyah Yakni meyakini bahwa hanya Allah yang Rab atau Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam semesta dan segala urusan. Hanya Allah yang memberi rezeki, menghidupkan, dan mematikan. Oleh karena itu, hubungan antara manusia dengan Allah harus ditandai dengan kepasrahan, ketundukan, dan ketaatan. B. Tauhid Uluhiyah. Yakni meyakini bahwa Allah-lah satu-satunya Ilah atau Tuhan yang berhak disembah (ma’bud). Hanya kepada-Nya segala pengabdian dan permintaan ditujukan. Tidak ada sekutu bagi- Nya. Sebagaimana kandungan kalimat thayibah “Laa Ilaaha Illallaah” (Tidada Tuhan selain Allah). Siapa yang berikrar dengan kalimat tersebut, berarti dia bersedia mematuhi kehendak Allah dan tidak akan mengakui kekuasaan selain kekuasaan-Nya[1] . “Karena sesungguhnya Allah. Dialah yang hak dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah itulah yang batil…” (Q.S. 22:62, 31:30). “Maka ketahuilah, sesungguhnya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah…” (Q.S. 47:19). Konsep tauhid menuntun manusia untuk tetap menempatkan Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan. Kepada-Nyalah ia mengabdi. Segala hukum-Nya ditaati. Larangan-Nya dijauhi dan perintah- Nya dijalankan. Umat manusia seluruhnya pada hakikatnya berjiwa tauhid, karenanya ajaran Islam sesuai dengan fitrah manusia yang berjiwa tauhid[2] . Lawan tauhid adalah syirik, menyekutukan Allah SWT, meyakini Tuhan lebih dari satu, atau meyakini ada sesuatu yang setara kekuatan dan kharismanya dengan Tuhan. Dan dosa syirik ini tidak diampuni-Nya. “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni perbuatan syirik, tetapi Dia mengampuni selain dari itu…” (Q.S. 4:48).

description

Bukan saya yang buat

Transcript of Makalah PAI AKA 3

1

Jenis-jenis Tauhid1. Fondasi Islam: TauhidAjaran agama Islam dibangun atas fondasi ideologis berupa pengetahuan (marifat) dan keimanan kepada keesaan Allah SWT (tauhid), meliputi:

A. Tauhid RububiyahYakni meyakini bahwa hanya Allah yang Rab atau Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam semesta dan segala urusan. Hanya Allah yang memberi rezeki, menghidupkan, dan mematikan. Oleh karena itu, hubungan antara manusia dengan Allah harus ditandai dengan kepasrahan, ketundukan, dan ketaatan.

B. Tauhid Uluhiyah.Yakni meyakini bahwa Allah-lah satu-satunya Ilah atau Tuhan yang berhak disembah (mabud). Hanya kepada-Nya segala pengabdian dan permintaan ditujukan. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Sebagaimana kandungan kalimat thayibah Laa Ilaaha Illallaah (Tidada Tuhan selain Allah). Siapa yang berikrar dengan kalimat tersebut, berarti dia bersedia mematuhi kehendak Allah dan tidak akan mengakui kekuasaan selain kekuasaan-Nya[1].

Karena sesungguhnya Allah. Dialah yang hak dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah itulah yang batil (Q.S. 22:62, 31:30).

Maka ketahuilah, sesungguhnya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah (Q.S. 47:19).

Konsep tauhid menuntun manusia untuk tetap menempatkan Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan. Kepada-Nyalah ia mengabdi. Segala hukum-Nya ditaati. Larangan-Nya dijauhi dan perintah-Nya dijalankan. Umat manusia seluruhnya pada hakikatnya berjiwa tauhid, karenanya ajaran Islam sesuai dengan fitrah manusia yang berjiwa tauhid[2].

Lawan tauhid adalah syirik, menyekutukan Allah SWT, meyakini Tuhan lebih dari satu, atau meyakini ada sesuatu yang setara kekuatan dan kharismanya dengan Tuhan. Dan dosa syirik ini tidak diampuni-Nya.

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni perbuatan syirik, tetapi Dia mengampuni selain dari itu (Q.S. 4:48).

Tauhid akan melahirkan amal perbuatan yang tertuju semata-mata karena Allah SWT (ikhlas). Artinya, mencari keridhaan-Nya semata. Dengan demikian, hukum Allah SWT senantiasa menjadi acuan dalam perilakunya. Bagi Muslim, hal ini tercermin dalam bacaan Doa Iftitah dalam shalat: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah demi Allah Pencipta alam semesta (inna shalati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi rabbil alamin). Juga, tercermin dalam bacaan Q.S. Al-Fatihah,

Hanya kepada-Mu (wahai Allah) kami menyembah dan hanya kepada-Mu jua kami memohon pertolongan.C. Tauhid Asma was ShifatKewajiban kaum Muslimin untuk mengimani nama-nama dan sifat Allah yang baik. Nama dan sifat ini ada 99 yang wajib diimani. Namun bukan berarti Allah hanya mempunyai 99 nama dan sifat. Bisa jadi lebih dari itu tapi yang wajib kita imani minimal 99 yang dikenal dengan Asmaul Husna.

SEPULUH PERKARA YANG MEMBATALKAN ISLAM

Allah telah mewajibkan seluruh hambanya untuk masuk islam dan berpegang teguh padanya, Allah mengancam orang yang menyalahi kewajiban ini. Dalam ayat-ayat Al Quran Allah SWT memperingatkan manusia sebab-sebab yang membawa pada kemurtadan dan bermacam-macam syirik dan kekufuran.1. Syirik atau menyekutukan sesuatu dalam penghambaan kepada Allah Swt, sebagaimana dalam firmanNya : Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendakiNya. Barang siapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. (An Nisa : 116)

2. Orang yang menjadikan sesuatu sebagai perantara antara dirinya dengan Allah Swt. ( ia berdoa, meminta syafaat dan tawakkal pada perantara itu)

3. Orang yang tidak mengkafirkan orang-orang musyrik atau ragu-ragu tentang kekafiran mereka atau siapa yang membenarkan mazhab kemusyrikan mereka, berarti ia telah keluar dari islam.

4. Orang yang berkeyakinan ada ajaran yang lebih lengkap daripada ajaran dan hidayah nabi Muhammad Saw atau ada ketentuan hukum yang lebih baik dari pada hukumnya.

5. Orang yang merasa benci dengan ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw meskipun ia tetap mengamalkannya. Allah Swt berfirman : Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al Quran)lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka. (Muhammad 9)

6. Orang yang mengejek dan memperolok-olok bagian dari ajaran Rasulullah Saw atau menghina tentang tsawab (pahala) atau siksa neraka. Allah Swt berfirman : Katakanlah: Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kamu selalu berbuat olok-olok ? Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman (Attaubah:65-66)

7. Perbuatan sihir, pelet dan sejenisnya yang memecah belah antara suami dan istri. Orang yang melakukan atau setuju dengan perlakuan seperti itu berarti kafir dan keluar dari ikatan islam. Allah berfirman : sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan : Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu) sebab itu janganlah kamu kafir. (Al Baqarah : 102)

8. Menolong dan membantu orang musyrik dalam peperangan dengan melawan orang-orang islam. Allah Swt berfirman : dan siapa diantara kamu yang menjadikan mereka pemimpin-pemimpimu, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim (Attaubah : 23)

9. Orang yang berkeyakinan bahwa sebagian orang atau orang tertentu yang boleh keluar untuk tidak mentaati syariat Nabi Muhammad adalah kafir. Allah Swt berfirman : Barangsiapa mencari agama selain agama islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia diakherat termasuk orang-orang yang rugi. (Ali Imron: 85)

10. Berpaling dari ajaran Allah Swt, tidak mau mempelajari dan tidak mau mengamalkannya. Allah Swt berfirman : Dan siapakah yang lebih zholim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Rabnya, kemudian ia berpaling daripadanya ? Sesungguhnya kami akan memberikan pembalasan kepada orang yang berdosa. (As Sajadah: 22)