Makalah Meningitis

download Makalah Meningitis

of 16

description

bermanfaat

Transcript of Makalah Meningitis

MAKALAH MENINGITIS

BAB IPENDAHULUAN

A.Latar BelakangPenyakit infeksi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Diantaranya adalah meningitis purulenta yang juga merupakan penyakit infeksi yang perlu kita perhatikan.Meningitis adalah infeksi cairan otak disertai radang yang mengenai piameter, arakhnoid dan dalam derajat yang lebih ringan mengenai jaringan otak dan medula spinalis yang superfisial. Sedangkan yang dimaksud meningitis purulenta adalah infeksi akut selaput otak yang disebabkan oleh bakteri dan menimbulkan reaksi purulen pada cairan otak.Penyakit ini lebih sering terdapat pada anak dibanding dengan orang dewasa. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis akan membuat makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Meningitis

B.Rumusan Masalah1.Apa itu penyakit meningitis?2.Apa saja penyebab penyakit meningitis?3.Bagaimanankah proses penyakit meningitis?4.Bagaimana cara pencegahan penyakit meningitis?5.Bagaimana cara pengkajian pada anak dengan meningitis?6.Bagaimana cara menentukan masalah keperwatan pada anak dengan meningitis?7.Bagaimana cara merencanakan asuhan keperawatan pada anak dengan meningitis?8.Bagaiman cara melaksanakan asuhan keperawatan pada anak dengan meningitis?9.Bagaimana cara melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada anak dengan meningitis?

C.Tujuan1.Tujuan Umum :Dapat memperoleh pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan meningitis.

2.Tujuan Khusus :a)Mampu melakukan pengkajian pada anak dengan meningitisb)Mampu menentukan masalah keperwatan pada anak dengan meningitisc)Mampu merencanakan asuhan keperawatan pada anak dengan meningitisd)Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada anak dengan meningitise)Mampu melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada anak dengan meningitisf)Mampu mengevaluasi kesenjangan yang terdapat pada teori dan praktekg)Mampu mengidentifikasi faktor-faktor pendukung, penghambat, serta mencari solusi alternatif untuk pemecahan masalah pada anak dengan meningitish)Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada anak dengan meninigitis

BAB IIPEMBAHASAN

KONSEP DASARA.DEFINISIMeningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur(Smeltzer, 2001).

Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus) (Long, 1996).Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat (Suriadi & Rita, 2001).Jadi meningitis adalah suatu reksi keradangan yang mengenai satu atau semua apisan selaput yang membungkus jaringan otak dan sumsum tulang belakang, yang menimbulkan eksudasi berupa pus atau serosa.Disebabkan oleh bakteri spesifik atau nonspesifik atau virus.

B.ETIOLOGI1.Bakteri; Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa2.Faktor predisposisi : jenis kelamin, laki-laki lebih sering dibandingkan dengan wanita3.Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir kehamilan4.Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin, anak yang mendapat obat-obat imunosupresi.5.Anak dengan kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan dengan sistem persarafan.

C.KLASIFIKASIMeningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak, yaitu :1.Meningitis serosaAdalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan otak yang jernih. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia.2.Meningitis purulentaAdalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan medula spinalis. Penyebabnya antara lain : Diplococcus pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.

D.PATOFISIOLOGIEfek peradangan akan menyebabkan peningkatan cairan cerebro spinalis yang dapat menyebabkan obstruksi dan selanjutnya terjadi hidrosefalus dan peningkatan tekanan intra kranial. Efek patologi dan peradangan tersebut adalah : Hiperemi pada meningen. Edema dan eksudasi yang menyebabkan peningkatan tekanan intra kranial.Organisme masuk melalui sel darah merah pada blood brain barrier. Masuknya dapat melalui trauma penetrasi, prosedur pembedahan, atau pecahnya abses serebral atau kelainan sistem saraf pusat. Otorrhea atau rhinorrea akibat fraktur dasar tengkorak dapat menimbulkan meningitis, dimana dapat terjadi hubungan antara GSF dan dunia luar.Masuknya mikroorganisme ke susunan saraf pusat melalui ruang sub arachnoid dan menimbulkan respon peradangan pada via, arachnoid, CSF dan ventrikel.Dari reaksi radang muncul eksudat dan perkembangan infeksi pada ventrikel, edema dan skar jaringan sekeliling ventrikel menyebabkan obstruksi pada CSF dan menimbulkan hidrosefalusMeningitis bakteri, netrofil, monosit, limfosit, dan yang lainnya merupakan sel respon radang. Eksudat terdiri dari bakteri fibrin dan lekosit yang di bentuk diruang subarachnoid. Penumpukan pada CSF disekitar otak dan medula spinalis. Terjadi vasodilatasi yang cepat dari pembuluh darah dapat menimbulkan ruptur atau trombosis dinding pembuluh darah dan jaringan otak dapat menjadi infarct.Meningitis virus sebagai akibat dari penyakit virus seperti meales, mump, herpes simplek dan herpes zoster. Pembentukan eksudat pada umumnya tidak terjadi dan tidak ada mikroorganisme pada kultur CSF.

E.PATHWAYS

F.KOMPLIKASIKomplikasi yang bisa terjadi adalah ;1.Gangguan pembekuan darah2.Syok septic3.Demam yang memanjang4.Hidrosefalus obstruktif5.MeningococcL Septicemia ( mengingocemia )6.Sindrome water-friderichen (septik syok, DIC,perdarahan adrenal bilateral)7.SIADH ( Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone )8.Efusi subdural9.Kejang Edema dan herniasi serebral10.Cerebral palsy11.Gangguan mental Gangguan belajar12.Attention deficit disorder

G.PEMERIKSAAN PENUNJANG1.Lumbal PungsiLumbal pungsi biasanya dilakukan untuk menganalisa hitung jenis sel dan protein.cairan cerebrospinal, dengan syarat tidak ditemukan adanya peningkatan TIK.Meningitis bacterial : tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut, leukosit dan protein meningkat, glukosa menurun, kultur posistif terhadap beberapa jenis bakteri.Meningitis Virus : tekanan bervariasi, CSF jernih, leukositosis, glukosa dan protein normal, kultur biasanya negative2.Glukosa & LDH : meningkat3.LED/ESRD : meningkat4.CT Scan/MRI : melihat lokasi lesi, ukuran ventrikel, hematom, hemoragikRontgent kepala : mengindikasikan infeksi intracranial.5.Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine : dapat mengindikasikan daerah pusat infeksi atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi6.MRI/ skan CT : dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat ukuran/letak ventrikel; hematom daerah serebral, hemoragik atau tumor7.Ronsen dada/kepala/ sinus ; mungkin ada indikasi sumber infeksi intra kranial.8.Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil ( infeksi bakteri )

H.PROGNOSISPenderita meningitis dapat sembuh, baik sembuh dengan cacat motorik atau mental atau meninggal tergantung :1.umur penderita.2.Jenis kuman penyebab3.Berat ringan infeksi4.Lama sakit sebelum mendapat pengobatan5.Kepekaan kuman terhadap antibiotic yang diberikan6.Adanya dan penanganan penyakit

I.PENATALAKSANAANPenatalaksanaan terapeutik1.Isolasi2.Terapi antimikroba: antibiotik yang di berikan didasarkan pada hasil kultur, diberikan dengan dosis tinggi melalui intravena.3.Mempertahankan hidrasi optimum,: mengatasi kekurangan cairan dan mencegah kelebihan cairan yang dapat menyebabkan edema serebral.4.Mencegah dan mengobati komplikasi: aspirasi efusi subdural (pada bayi), terapi heparin pada anak yang mengalami DIC.5.Mengontrol kejang: pemberian terapi antiepilepsi6.Mempertahankan ventilasi7.Mengurangi meningkatnya tekanan intra kranial8.Penatalaksanaan syok bakterial9.Mengontrol perubahan suhu lingkungan yang ekstrim10.Memperbaiki anemiaPenatalaksanaan medis meningitis :1.Antibiotik sesuai jenis agen penyebab2.Steroid untuk mengatasi inflamasi3.Antipiretik untuk mengatasi demam4.Antikonvulsant untukmencegah kejang5.Neuroprotector untuk menyelamatkan sel-sel otak yang masih bisa dipertahankan6.Pembedahan : seperti dilakukan VP Shunt ( Ventrikel Periton

KONSEP KEPERAWATANA.PENGKAJIANPengkajian meliputi :Biodata klienRiwayat kesehatan yang lalu1)Apakah pernah menderita penyait ISPA dan TBC ?2)Apakah pernah jatuh atau trauma kepala ?3)Pernahkah operasi daerah kepala ?Riwayat kesehatan sekarang1)AktivitasGejala : Perasaan tidak enak (malaise).Tanda : ataksia, kelumpuhan, gerakan involunter.2)SirkulasiGejala : Adanya riwayat kardiopatologi : endokarditis dan PJK.Tanda : tekanan darah meningkat, nadi menurun, dan tekanan nadi berat, taikardi, disritmia.3)EliminasiTanda : Inkontinensi dan atau retensi.4)Makanan/cairanGejala : Kehilangan nafsu makan, sulit menelan.Tanda : anoreksia, muntah, turgor kulit jelek dan membran mukosa kering.5)HigieneTanda : Ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri.6)NeurosensoriGejala :Sakit kepala, parestesia, terasa kaku pada persarafan yang terkena, kehilangan sensasi, hiperalgesia, kejang, diplopia, fotofobia, ketulian dan halusinasi penciuman.Tanda :letargi sampai kebingungan berat hingga koma, delusi dan halusinasi, kehilangan memori, afasia,anisokor, nistagmus,ptosis, kejang umum/lokal, hemiparese, tanda brudzinki positif dan atau kernig positif, rigiditas nukal, babinski positif,reflek abdominal menurun dan reflek kremastetik hilang pada laki-laki.7)Nyeri/keamananGejala : sakit kepala(berdenyut hebat, frontal).Tanda : gelisah, menangis.8)PernafasanGejala : riwayat infeksi sinus atau paru.Tanda : peningkatan kerja pernafasan.

B.DIAGNOSA KEPERAWATAN1.Nyeri kepala yang berhubungan dengan iritasi selaput dan jaringan otak.2.Risiko tinggi terhadap penyebaran infeksi b.d diseminata hematogen dari patogen.3.Gangguan mobilitas fisik b.d kerusakan neuromuskular, penurunan kekuatan4.Risiko tinggi cedera yang berhubungan dengan adanya kejang berulang, fiksasi kurang optimal.

C.INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa 1: Nyeri kepala yang berhubungan dengan iritasi selaput dan jaringan otak.Tujuan: dalam waktu 3x24 jam keluhan nyeri berkurang/rasa sakit terkendali.Kriteria hasil:klien dapat tidur dengan tenangwajah rileksdan klien memverbalisasikan penurunan rasa sakit.Intervensi1.Usahakan membuat lingkungan yang aman dan tenang.R/ Menurunkan reaksi terhadap ransangan eksternal atau kesensitifan terhadap cahaya dan menganjurkan klien untuk beristirahat.2.Compress dingin (es) pada kepala.R/ Dapat menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah otak.3.Lakukan penatalaksanaan nyeri dengan metode distraksi dan relaksasi nafas dalam.R/ Membantu menurunkan (memutuskan ) stimulassi rasa nyeri.

4.Lakukan latihan gerak aktif atau pasif sesuai kondisi dengan lembut dan hatiR/ Dapat membantu ralaksasi otot-otot yang tegang dan dapat menurunkan nyeri atau rasa tidak nyaman.5.Kolaborasi pemberian analgesic.R/ Pemberian analgesic dapat menurunkan rasa nyeri.

Diagnosa 2: Risiko tinggi terhadap penyebaran infeksi b.d diseminata hematogen dari patogen.Tujuan : Setelah dilakukan askep selama 1x24 jam penyebaran infeksi tidak terjadi penyebaran infeksi.Dengan KH :Tidak ada tanda tanda penyebaran infeksiRR 16-20x/menitNadi 60-100x/menitSuhu 36-37C

Intervensi1.Lakukan Healt Education tentang akibat dan penyebaran infeksiR : Pasien dapat mengetahui penyebab dan akibat penyebaran infeksi2.Berikan isolasi sebagai pencegahanR : Pada fase awal meningitis, isolasi mungkin diperlukan sampai organisme diketahui/dosis antibiotik yang cocok telah diberikan untuk menurunkan resiko penyebaran pada orang lain3.Pertahankan teknik aseptik dan teknik cuci tangan yang tepat.R : Menurunkan resiko pasien terkena infeksi sekunder. Mengontrol penyebaran sumber infeksi4.Ubah posisi pasien secara teratur, dianjurkan nafas dalamR : Memobilisasi secret dan meningkatkan kelancaran secret yang akan menurunkan resiko terjadinya komplikasi terhadap pernapasan5.Observasi TTV pasienR : TTV pasien dapat terpantau6.Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi seperti antibiotik iv: penisilin G, ampisilin, klorampenikol, gentamisinR : Obat yang dipilih tergantung pada tipe infeksi dan sensitivitas individuDiagnosa 3: Kerusakan mobilitas fisik b.d kerusakan neuromuskular, penurunan kekuatanTujuan : Setelah dilakukan selama 1x24 jam kerusakan mobilitas fisik tidak terjadi, Dengan KH :Pasien dapat melakukan mobilisasi dengan baikIntervensi1.Lakukan Healt Education tentang faktor dan penyebab kerusakan mobilitas fisikR:pasien dapat mengerti tentang faktor dan penyebab kerusakan mobilitas fisik2.Bantu latihan rentang gerak.R:Mempertahankan mobilisasidan fungsi sendi/posisi normal akstremitas dan menurunkan terjadinya vena yang statis3.Berikan perawatan kulit, masase dengan pelembab.R : Meningkatkan sirkulasi, elastisitas kulit, dan menurunkan resiko terjadinya ekskoriasi kulit4.Berikan matras udara atau air, perhatikan kesejajaran tubuh secara fumgsional.R : Menyeimbangkan tekanan jaringan, meningkatkan sirkulasi dan membantu meningkatkan arus balik vena untuk menurunkan resiko terjadinya trauma jaringan.5.Observasi mobilisasi pasienR : Mobilisasi pasien dapat teppantau6.Lakukan kolaborasi dengan tim medis tetang program latihan dan penggunaan alat mobiluisasi.R : Proses penyembuhan yang lambat seringkali menyertai trauma kepala dan pemulihan secara fisik merupakan bagian yang amat penting dari suatu program pemulihan tersebut

Diagnosa 4:Risiko tinggi cedera yang berhubungan dengan adanya kejang berulang, fiksasi kurang optimal.Tujuan: dalam waktu 3x24 jam , klien bebas dari cedera yang disebabkan oleh kejang dan penurunan kesadaran.Kriteria hasil:klien tidak mengalami cedera apabila ada kejang berulang.

Intervensi1.Monitorkejang pada tangan, kaki, mulut, dan otot-otot muka lainnya.R/ Gambaran iritabilitas system saraf pusat memerlukan evaluasi yang sesuai dengan intervensi yang dapat untuk mencegah terjadinya komplikasi.2.Persiapkan lingkungan yang aman seperti batasan ranjang, papan pengaman, dan alat suctionselalu berada dekat klien.R/ Melindungi klien bila kejang terjadi.3.Pertahankan bedrest total selama fase akut.R/Mengurangi risiko jatuh/cidera jika terjadi vertigo dan ataksia.4.Kolaborasi pemberian terapi; diazepam, fenobarbital.R/ Untuk mencegah atau mengurangi kejang.

BAB IIIPENUTUPA.SIMPULANMeningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur(Smeltzer, 2001).Penyebab-penyebab dari meningitis meliputi:faktor maternal, bakteri, faktor predisposisi, dan faktor imunologi.

B.SARANDemam typoid tergantung dari umur,keadaan umum, derajat kekebalan tubuh, jumlah dan virulensi salmonella serta cepat dan tepatnya pengobatan.Angka kematian pada anak-anak 2.6 % dan pada orang dewasa 7.4%. Oleh karena itu perlu mengetahui secara dini gejala-gejala pada demam typhoid sehingga bisa segera dilakukan tindakan baik medik maupun non medik.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddart.2002.Buku Ajar Ilmu Keperawatan Medikal Bedah.Edisi 8.Jakarta:EGC

Doenges,Marylin,E.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta:EGC

http://medicastore.com/penyakit/10/Demam_Tifoid.html

http://zhaliendingnoova.blogspot.com/2011/08/askep-demam-typhoid.html