makalah meningitis tugas.docx

55
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Diantaranya adalah meningitis purulenta yang juga merupakan penyakit infeksi yang perlu kita perhatikan. Meningitis adalah infeksi cairan otak disertai radang yang mengenai piameter, arakhnoid dan dalam derajat yang lebih ringan mengenai jaringan otak dan medula spinalis yang superfisial. Sedangkan yang dimaksud meningitis purulenta adalah infeksi akut selaput otak yang disebabkan oleh bakteri dan menimbulkan reaksi purulen pada cairan otak. Penyakit ini lebih sering terdapat pada anak dibanding dengan orang dewasa. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis akan membuat makalah yang berjudul “Meningitis”. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa itu penyakit meningitis? 2. Apa saja etiologi penyakit meningitis? 3. Phatway meningitis? 4. Bagaimana manifestasi klinis dari meningitis? 5. Komplikasi yang ditimbulkan meningitis? 1

Transcript of makalah meningitis tugas.docx

Page 1: makalah meningitis tugas.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit infeksi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

utama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Diantaranya adalah

meningitis purulenta yang juga merupakan penyakit infeksi yang perlu kita

perhatikan.

Meningitis adalah infeksi cairan otak disertai radang yang mengenai

piameter, arakhnoid dan dalam derajat yang lebih ringan mengenai jaringan

otak dan medula spinalis yang superfisial. Sedangkan yang dimaksud

meningitis purulenta adalah infeksi akut selaput otak yang disebabkan oleh

bakteri dan menimbulkan reaksi purulen pada cairan otak.

Penyakit ini lebih sering terdapat pada anak dibanding dengan orang

dewasa. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis akan membuat makalah yang

berjudul “Meningitis”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu penyakit meningitis?

2. Apa saja etiologi penyakit meningitis?

3. Phatway meningitis?

4. Bagaimana manifestasi klinis dari meningitis?

5. Komplikasi yang ditimbulkan meningitis?

6. Bagaimana cara pemeriksaan diagnosa dari meningitis?

7. Bagaimana penatalaksanaan medisdari meningitis?

8. Bagaimana cara pengkajian keperawatan dari meningitis?

9. Apa diagnosa keperawatan yang muncul dan intervensi pada anak dengan

meningitis?

1

Page 2: makalah meningitis tugas.docx

1.3  Tujuan

1. Tujuan Umum :

Dapat memperoleh pengalaman secara nyata dalam memberikan

asuhan keperawatan pada klien dengan meningitis.

2. Tujuan Khusus :

Agar mahasiswa bisa

1. Memahami tentang pengertian dari meningitis

2. Memahami tentang etiologi dari meningitis

3. Memahami tentang patofisiologi/pathway dari meningitis

4. Memahami tentang manifestasi klinis dari meningitis

5. Memahami tentang komplikasi dari meningitis

6. Memahami tentang pemerikaan diagnosa dari meningitis

7. Memahami tentang penatalaksanaan medis dari meningitis

8. Memahami tentang pengkajian keperawatan meningitis

9. Memahami tentang diagnosa keperawatan yang muncul dan intervensi

pada anak dengan meningitis

2

Page 3: makalah meningitis tugas.docx

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Meningitis

Selaput otak terdiri dari 3 lapisan dari luar kedalam yaitu Durameter,

Aranoid, Piameter.

Durameter terdiri dari lapisan yang berfungsi sebagai pelindung otak dan

susum tulang belakang karena sifatnya yang sangat keras dan padat dan

menyatu pada tulang tengkorak kecuali didalam tulang tengkorak, dimana

lapisan terluarnya melekat pada tulang dan terdapat sinus venosus.Falx serebri

adalah lapisan vertikal durameter yang memisahkan kedua hemisfer serebri

pada garis tengah.Tentorium serebri adalah ruang horizontal dari Durameter

yang memisahkan lobus oksipitalis dari serebelum.

Araknoid merupakan membran lembut yang bersatu ditempatnya dengan

parameter, diantaranya terdapat ruang subarnoid dimana terdapat arteri dan

vena serebral dan dipenuhi oleh cairan serebrospinal.Sisterna magna adalah

bagian terbesar dari ruang subaranoid disebelah belakang otak belakang,

memenuhi celah diantara serebelum dan medulla oblongata.

Piamater merupakan membran halus yang kaya akan pembuluh darah kecil

yang mensuplai darah keotak dalam jumlah yang banyak. Piameter adalah

lapisan yang langsung melekat dengan permukaan otak dan seluruh medula

spinalis.

Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal

dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada system saraf pusat.

(Suriadi, dkk.Asuhan Keperawatan pada Anak, ed.2, 2006)

Meningitis adalah infeksi ruang subaraknoid dan leptomeningen yang

disebabkan oleh berbagai organisme pathogen. (Jay Tureen. Buku Ajar

Pediatri Rudolph,vol.1, 2006) .

Meningitis merupakan infeksi parah pada selaput otak dan lebih sering

ditemukan pada anak-anak. Infeksi ini biasanya merupakan komplikasi dari

penyakit lain, seperti campak, gondong, batuk rejan atau infeksi telinga.

(http://www.anneahira.com/pencegahan-penyakit/otak.htm)

3

Page 4: makalah meningitis tugas.docx

Meningitis adalah infeksi yang menular.Sama seperti flu, pengantar virus

meningitis berasal dari cairan yang berasal dari tenggorokan atau hidung.

Virus tersebut dapat berpindah melalui udara dan menularkan kepada orang

lain yang menghirup udara tersebut. (Anonim, 2007 dalam Juita, 2008).

2.2 Etiologi

1. Bakteri; Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus pneumoniae

(pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus

haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae,

Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.

Meningitis dapat menyerang pada usia:

a. Neonatus sampai 2 bulan: GBS, basili gram negative, missal,

Escherichia coli, Liateria monocytogenes, S. agalactiae (streptokokus

gram B)

b. 1 bulan sampai 6 tahun: Neisseria meningitidis (meningokokus),

Streptococcus pneumoniae, Hib

c. > 6 tahun: Neisseria meningitides, Streptococcus pneumoniae, parotitis

(pre-MMR)

d. Mycobacterium tuberculosis: dapat menyebabkan meningitis TB pada

semua umur. Pling sering pada anak umur 6 bulan sampai 6 tahun

2. Virus:  Enterovirus (80%), CMV, arbovirus, dan HSV

3. Faktor predisposisi : jenis kelamin, laki-laki lebih sering dibandingkan

dengan wanita

4. Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu

terakhir kehamilan

5. Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin,

anak yang mendapat obat-obat imunosupresi.

6. Anak dengan kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang

berhubungan dengan sistem persarafan.

4

Page 5: makalah meningitis tugas.docx

Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi

pada cairan otak, yaitu :

1.    Meningitis serosa

Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan

otak yang jernih. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium

tuberculosa. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan

Ricketsia.

2.    Meningitis purulenta 

Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan

medula spinalis. Penyebabnya antara lain : Diplococcus pneumoniae

(pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus

haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae,

Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.

2.3 Patofisiologis Meningitis

Meningitis terjadi akibat masuknya bakteri ke ruang subaraknoid, baik

melalui penyebaran secara hematogen, perluasan langsung dari fokus yang

berdekatan, atau sebagai akibat kerusakan sawar anatomik normal secara

konginetal, traumatik, atau pembedahan. Bahan-bahan toksik bakteri akan

menimbulkan reaksi radang berupa kemerahan berlebih (hiperemi) dari

pembuluh darah selaput otak disertai infiltrasi sel-sel radang dan pembentukan

eksudat. Perubahan ini terutama terjadi pada infeksi bakteri streptococcus

pneumoniae dan H. Influenzae dapat terjadi pembengkakan jaringan otak,

hidrosefalus dan infark dari jaringan otak.

Efek peradangan akan menyebabkan peningkatan cairan cerebro spinalis

yang dapat menyebabkan obstruksi dan selanjutnya terjadi hidrosefalus dan

peningkatan TIK. Efek patologi dari peradangan tersebut adalah hiperemi

pada meningen.Edem dan eksudasi yang kesemuanya menyebabkan

peningkatan intrakranial.(Ngastiyah. Perawatan Anak Sakit, ed.2, 2005).

5

Page 6: makalah meningitis tugas.docx

Penyebaran hematogen merupakan penyebab tersering, dan biasa terjadi

pada adanya fokus penyakit lain (misalnya, pneumonia, otitis media, selulitis)

atau akibat bakteremia spontan. Oleh karena patogen-lazim menyebar melalui

jalur pernapasan , peristiwa awalnya adalah kolonisasi traktus respiratorius

bagian atas.

Meningitis yang disebabkan oleh penyebaran nonhematogen mencakup

penyebaran infeksi dari daerah infeksi yang berdekatan ( otitis media,

mastoiditis, sinusitis, osteomielitis vertebralis atau tulang kranialis) serta

kerusakan anatomi (fraktur dasar tengkorak, pasca-prosedur bedah saraf, atau

sinus dermal konginetal di sepanjang aksis kraniospinalis). Gambaran lazim

setiap penyebab infeksi adalah masuknya bakteri patogen ke dalam ruang

subaraknoid dan perbanyakan bakteri. (Jay Tureen. Buku Ajar Pediatri

Rudolph,vol.1, 2006 )

Meningitis biasanya mulai perlahan-lahan tanpa panas atau terdapat

kenaikan suhu yang ringan saja, jarang terjadi akut dengan panas yang

tinggi.Sering dijumpai anak mudah terangsang atau menjadi apatis dan

tidurnya sering terganggu.Anak besar dapat mengeluh nyeri kepala.Anoreksia,

obstipasi, dan muntah juga sering dijumpai.

Stadium ini kemudian disusul dengan stadium transisi dengan

kejang.Gejala di atas menjadi lebih berat dan gejala rangsangan meningeal

mulai nyata, kuduk kaku, seluruh tubuh menjadi kaku dan timbul

opistotonus.Refleks tendon menjadi lebih tinggi, ubun-ubun menonjol dan

umumnya juga terdapat kelumpuhan urat saraf mata sehingga timbul gejala

strabismus dan nistagmus.Sering tuberkel terdapat di koroid.Suhu tubuh

menjadi lebih tinggi dan kesadaran lebih menurun hingga timbul stupor.

Stadium terminal berupa kelumpuhan-kelumpuhan, koma menjadi lebih

dalam, pupil melebar dan tidak bereaksi sama sekali. Nadi dan pernapasan

menjadi tidak teratur, sering terjadi pernafasan `Cheyne-Stokes`.

6

Page 7: makalah meningitis tugas.docx

Hiperpireksia timbul dan anak meninggal tanpa kesadarannya pulih

kembali.Tiga stadium tersebut biasanya tidak mempunyai batas yang jelas

antara satu dengan lainnya, namun jika tidak diobati umumnya berlangsung 3

minggu sebelum anak meninggal.(Ngastiyah. Perawatan Anak Sakit, ed.2,

2005)

Pathway

Otak dilapisi oleh tiga lapisan, yaitu : duramater, arachnoid, dan piamater.

Cairan otak dihasilkan di dalam pleksus choroid ventrikel bergerak / mengalir

melalui sub arachnoid dalam sistem ventrikuler dan seluruh otak dan sumsum

tulang belakang, direabsorbsi melalui villi arachnoid yang berstruktur seperti

jari-jari di dalam lapisan subarachnoid.

Organisme (virus / bakteri) yang dapat menyebabkan meningitis,

memasuki cairan otak melaui aliran darah di dalam pembuluh darah

otak.Cairan hidung (sekret hidung) atau sekret telinga yang disebabkan oleh

fraktur tulang tengkorak dapat menyebabkan meningitis karena hubungan

langsung antara cairan otak dengan lingkungan (dunia luar), mikroorganisme

yang masuk dapat berjalan ke cairan otak melalui ruangan

subarachnoid.Adanya mikroorganisme yang patologis merupakan penyebab

peradangan pada piamater, arachnoid, cairan otak dan ventrikel.

7

Page 8: makalah meningitis tugas.docx

Invasi kuman ke selaput otak

Gangguan fungsi sistem regulasi Peningkatan TIK

Hipertemia Gangguan persefsi Gangguan kesadaran

↓ sensori ↓

Gangguan metabolisme otak Gangguan rasa Gangguan mobilitas

↓ nyaman fisik

Perubahan keseimbangan

dan sel netron

Difusi ion kalium dan natrium Gangguan perfusi

↓ jaringan

Lepas muatan listrik

Kejang

Berkurangnya koordinasi otot

Resiko trauma fisik

8

Page 9: makalah meningitis tugas.docx

2.4 Manifestasi klinis

Trias klasik gejala meningitis adalah demam, sakit kepala, dan kaku kuduk. Namun pada anak di bawah usia dua tahun, kaku kuduk atau tanda iritasi meningen lain mungkin tidak ditemui. Perubahan tingkat kesadaran lazim terjadi dan ditemukan pada hingga 90% pasien.(Jay Tureen. Buku Ajar Pediatri Rudolph,vol.1, 2006 )manifestasi dari meningitis berdasarkan golongan usia sebagai berikut:

Anak dan Remaja

a.       Awitan biasanya tiba-tiba

b.      Demam

c.       Mengigil

d.      Sakit kepala

e.       Muntah

f.       Perubahan pada sensorium

g.      Kejang (seringkali merupakan tanda-tanda awal )

h.      Peka rangsang

i.        Agitasi

j.        Kekakuan nukal

k.      Dapat berlanjut menjadi opistotonus

l.        Tanda Kernig dan Brudzinski positif

m.    Hiperaktif tetapi respons refleks bervariasi

n.      Tanda dan gejala bersifat khas untuk setiap organisme:

o.      Ruam ptekial atau purpurik (infeksi meningokokal), terutama bila

berhubungan dengan status seperti syok

p.      Keterlibatan sendi (infeksi meningokokal dan H. influenzae)

q.      Drain telinga kronis (meningitis pneumokokal)

r.        Dapat terjadi:

Fotofobia

Delirium

Halusinasi

Perilaku agresif atau maniak

Mengantuk

9

Page 10: makalah meningitis tugas.docx

Stupor

Koma

Bayi dan Anak Kecil

Gambaran klasik jarang terlihat pada anaka-anak antara usia 3 bulan dan 2

tahun

a. Muntah

b. Peka rangsangan yang nyata

c. Sering kejang (seringkali disertai dengan menangis nada tinggi)

d. Fontanel menonjol

e. Kaku kuduk dapat terjadi dapat juga tidak

f. Tanda Brudzinski dan Kernig bersifat tidak membantu dalam diagnosa

g. Sulit untuk dimunculkan dan dievaluasi dalam kelompok usia

h. Empihema subdural (infeksi Haemophilus influenza)

Neonatus: Tanda-tanda Spesifik

a. Secara khusus sulit untuk didiagnosa

b. Manifestasi tidak jelas dan tidak spesifik

c. Baik pada saat lahir tetapi mulai terlihatmenyedihkan dan berperilaku buruk

dalam beberapa hari

d. Menolak untuk makan

e. Kemampuan menghisap buruk

f. Muntah atau diare

g. Tonus buruk

h. Kurang gerakan

i. Menangis buruk

j. Fontanel penuh, tegang, dan menonjol dapat terlihat pada akhir perjalanan

penyakit

k. Leher biasanya lemas

10

Page 11: makalah meningitis tugas.docx

Tanda-tanda Nonspesifik yang Mungkin Terjadi pada Neonatus

a. Hipotermia atau demam (tergantung pada maturitas bayi)

b. Ikterik

c. Peka rangsang

d. Mengantuk

e. Kejang

f. Ketidakteraturan pernapasan atau apnea

g. Sianosis

h. Penurunan berat badan

(Donna L. Wong. Pedoman Keperawatan Pediatrik,ed.4,2003 )

2.5 Komplikasi

a. Hidrosefalus obstruktif

b. Meningococcal septicemia (mengingocemia)

c. Sindrom Water Friderichsen (septic syok, DIC, perdarahan adrenal

bilateral)

d. SIADH (Syndrome Inappropriate Antidiuretic Hormone)

e. Efusi subdural

f. Kejang

g. Edema dan herniasi serebral

h. Cerebral Palsy

i.  Gangguan mental

j. Gangguan belajar

k. Attention deficit disorder

2.6 Pemeriksaan diagnose

1. Punksi Lumbal : tekanan cairan meningkat, jumlah sel darah putih

meningkat, glukosa menurun, protein meningkat.

Indikasi Punksi Lumbal:

a. Setiap pasien dengan kejang atau twitching baik yang diketahui dari

anamnesis atau yang dilihat sendiri.

b. Adanya paresis atau paralysis. Dalam hal ini termasuk strabismus karena

paresis N.VI.

11

Page 12: makalah meningitis tugas.docx

c. Koma.

d. Ubun-ubun besar menonjol.

e. Kuduk kaku dengan kesadaran menurun.

f. Tuberkulosis miliaris dan spondilitis tuberculosis.

g. Leukemia.

2. Kultur swab hidung dan tenggorokan (Suriadi, dkk. Asuhan Keperawatan

pada Anak, ed.2, 2006)

3. Darah: leukosit meningkat, CRP meningkat, U&E, glukosa, pemeriksaan

factor pembekuan, golongan darah dan penyimpanan.

4. Mikroskopik, biakan dan sensitivitas: darah, tinja, usap tenggorok, urin,

rapid antigen screen.

5. CT scan: jika curiga TIK meningkat hindari pengambilan sample dengan

LP.

6. LP untuk CSS: merupakan kontra indikasi jika dicurigai tanda neurologist

fokal atau TIK meningkat.

7. CSS pada meningitis bakteri: netrofil, protein meningkat (1-5g/L), glukosa

menurun (kadar serum <50%) 8. CSS pada meningitis virus: limfosit (pada

mulainya netrofil), protein normal/meningkat ringan, glukosa normal, PCR

untuk diagnosis. 9. CSS: mikroskopik (pulasan Gram, misal, untuk basil tahan

asam pada meningitis TB), biakan dan sensitivitas.

2.7 Penatalaksanaan medis

Penatalaksanaan efektif untuk meningitis bergantung pada terapi suportif

agresif yang dini dan pemilihan antimikroba empirik yang tepat untuk

kemungkinan patogen. Tindakan suportif umum diindikasikan bagi setiap

pasien yang menderita patologi intrakranium berat. Pasien dengan Meningitis

purulenta pada umumnya dalam keadaan kesadaran yang menurun dan

seringkali disertai muntah-muntah atau diare. Untuk menghindari kekurangan

cairan/elektrolit, pasien perlu langsung dipasang cairan intavena. Jika terdapat

gejala asidosis harus dilakukan koreksi. Pengelolaan cairan merupakan hal

yang sangat penting pada pasien meningitis. Sindrom sekresi hormon

12

Page 13: makalah meningitis tugas.docx

antidiuretik yang tidak tepat (SIADH, syndrome of inappropriate antidiuretic

hormone secretion) terjadi pada sekitar 30% pasien meningitis, dan jika

ditemukan, harus dilakukan pembatasan cairan. Meskipun demikian, sebuah

studi klinis telah membuktikan pentingnya memelihara tekanan perfusi otak

yang adekuat pada penyakit ini.Pembatasan cairan secara tidak tepat dapat

menimbulkan deplesi volume, yang jika ekstrim, dapat menuju pada

ketidakadekuatan volume sirkulasi.Sebaiknya cairan mula-mula dibatasi,

sementara menunggu pemeriksaan elektrolit urin dan serum.Bila terdapat

SIADH, pembatasan cairan sampai dua pertiga cairan pemeliharaan

merupakan tindakan yang tepat, sampai kelebihan hormon antidiuretuk pulih;

bila tidak terdapat SIADH, cairan harus diberikan dalam jumlah yang sesuai

dengan derajat kekurangan cairan, dan elektrolit diawasi secara seksama.

Terapi peningkatan tekanan intrakranium harus diarahkan pada pemeliharaan

derajat tekanan perfusi otak yang adekuat, seperti pada kondisi lain yang

dipersulit oleh hipertensi intrakranium. Cara yang ada bisa termasuk

hiperventilasi, pengambilan CSS melalui kateter intraventrikel, atau mungkin

pemakaian obat diuretikosmotik secara hati-hati.Pada kecurigaan meningitis,

antibiotik intravena diberikan secara empiric sementara menunggu hasil

biakan. Pemilihan antibiotik awal didasarkan pada kemungkinan pathogen

menurut kelompok usia, pajanan yang diketahui, dan setiap faktor resiko yang

tidak lazim bagi pasien. Prinsip terapi antimikroba meningitis mencakup

pemilihan antibiotik yang bersifat bakterisid terhadap pathogen yang dicurigai

dan yang mampu mencapai konsentrasi CSS setidaknya sepuluh konsentrasi

bakterisid minimal untuk organisme tersebut, karena inilah konsentrasi yang

dalam penelitian hewan telah terbukti berkolerasi dengan sterilisasi CSS

paling efektif. (Jay Tureen. Buku Ajar Pediatri Rudolph,vol.1, 2006 ) Bila

pasien masuk dalam keadaan status konvulsivus, diberikan diazepam 0,5

mg/kg BB/kali IV, dan dapat diulang dengan dosis yang sama 15 menit

kemudian bila kejang belum berhenti. Ulangan pemberian diazepam

berikutnya (yang ketiga kali) dengan dosis sama tetapi diberikan secara IM.

Setelah kejang dapat diatasi, diberikan fenobarbital dosis awal untuk neonatus

30 mg; anak < 1 tahun 50 mg dan anak > 1 tahun 75 mg. Selanjutnya untuk

13

Page 14: makalah meningitis tugas.docx

pengobatan rumat diberikan fenobarbital dengan dosis 8-10 mg/kg BB/hr

dibagi dalam 2 dosis, diberikan selama 2 hari (dimulai 4 jam setelah

pemberian dosis awal). Hari berikutnya dengan dosis 4-5 mg/kgBB/hr dibagi

dalam 2 dosis.Bila tidak tersedia diazepam, fenobarbital dapat langsung

diberikan dengan dosis awal dan selanjutnya dosis rumat.

Penyebab utama meningitis purulenta pada bayi atau anak di

Indonesia(Jakarta) ialah H. influenzae dan pneumoccocus sedangkan

meningococcus jarang sekali,maka diberikan ampisilin IV sebanyak 400mg/kg

BB/hr dibagi 6 dosis ditambah kloramfenikol 100mg/kg BB/hr iv dibagi

dalam 4 dosis. Pada hari ke 10 pengobatan dilakukan pungsi lumbal ulangan

dan bila ternyata menunjukkan hasil yang normal pengobatan tesebut

dilanjutkan 2 hari lagi. Tetapi jika masih belum dan pengobatan dilanjutkan

dengan obat dan cara yang sama seperti di atas dan diganti dngan obat yang

sesuai dengan hasil biakan dan uji resistensi kuman.

Meningitis paru pada neunatus berbeda,karena biasa dan disebabkan oleh

baksil colifom dan staphylococcus, maka pengobatan pada neonatus sebagai

berikut:

Pilihan pertama: Sefalosporin 200mg/kg BB/hr IV dibagi dalam 2 dosis,

dikombinasi dengan amikasin dengan dosis awal 10 mg/kg BB/hr

IV,dilanjutkan dengan dosis 15 mg/kg BB/hr atau dengan gentamisin 6 mg/kg

BB/hr masing-masing dibagi dalam 2 dosis.

Pilihan kedua : Amphisilin 300-400 mg/kg BB/hr IV dibagi dalam 6

dosis,dikombinasi dengan kloramfenikol 50 mg/kg BB/hr IV dibagi dalam 4

dosis. Pada bayi kurang bulan dosis kloramfenikol tidak boleh melebihi 30

mg/kg Bb/hr(dapat terjadi grey baby).

Pilihan selanjutnya kotrimoksazol 10 mg TMP/kg BB/hr IV dibagi dalam

2 dosis selama 3 hari dilanjutkan dengan dosis 6 mg TMP/kg BB/hr IV dibagi

dalam 2 dosis. Lama pengobatan neonatus adalah 2hr.

Sefalosporin dan kotrimaksozol tidak diberikan pada bayi yang berumur

kurang1minggu.

14

Page 15: makalah meningitis tugas.docx

Ulangan pungsi lumbal pada meningitis paru anak dilakukan pada hari ke 10

pengobatan sedang pada neunatus pada hari ke 21.(Ngastiyah. Perawatan

AnakSakit,ed.2,2005)

Terapi pilihan pada bayi yang telah mengalami meningitis bakterial

dengan komplikasi hidrocephalus adalah dilakukan pembedahan dengan

tujuan untuk pemasangan shunt guna mengalirkan cerebrospinal fluid yang

tersumbat di dalam otak. Ada beberapa jenis shunt antara lain (VP) ventrikulo

peritoneal shunt dan (VA) ventriculoatrial shunt.

Penatalaksanaan pada bayi dengan hidrocehalus adalah pemberian posisi head

up dan pengawasan pemberian cairan yang adekuat.

2.8 Pengkajian keperawatan1. Riwayat keperawatan: riwayat kelahiran, penyakit kronis, neoplasma riwayat pembedahan pada otak, cedera kepala2. Pada Neonatus: kaji adanya perilaku menolak untuk makan, reflek menghisap kurang, muntah atau diare, tonus otot kurang, kurang gerak dan menangis lemah3. Pada anak-anak dan remaja: kaji adanya demam tinggi, sakit kepala, muntah yang diikuti dengan perubahan sensori, kejang mudah terstimulasi dan teragitasi, fotofobia, delirium, halusinasi, perilaku agresif atau maniak, penurunan kesadaran, kaku kuduk, opistotonus, tanda Kernig dan Brudzinsky positif, refleks fisiologis hiperaktif, ptechiae atau pruritus4. Bayi dan anak-anak (usia 3 bulan hingga 2 tahun): kaji adanya demam, malas makan, muntah, mudah terstimulasi, kejang, menangis dengan merintih, ubun-ubun menonjol, kaku kuduk, dan tanda Kernig dan Brudzinsky positif

2.9 Diagnosa keperawatan dan Intervensi

Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul adalah :

Gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial

Tujuan

Pasien kembali pada,keadaan status neurologis sebelum sakit Meningkatnya kesadaran pasien dan fungsi sensoris

15

Page 16: makalah meningitis tugas.docx

Kriteria hasil

Tanda-tanda vital dalam batas normal Rasa sakit kepala berkurang Kesadaran meningkat Adanya peningkatan kognitif dan tidak ada atau hilangnya tanda-tanda

tekanan intrakranial yang meningkat.

Rencana Tindakan

INTERVENSI RASIONALISASI

Pasien bed rest total dengan posisi tidur terlentang tanpa bantal

Perubahan pada tekanan intakranial akan dapat meyebabkan resiko untuk terjadinya herniasi otak

Monitor tanda-tanda status neurologis dengan GCS.

Dapat mengurangi kerusakan otak lebih lanjt

Monitor tanda-tanda vital seperti TD, Nadi, Suhu, Resoirasi dan hati-hati pada hipertensi sistolik

Pada keadaan normal autoregulasi mempertahankan keadaan tekanan darah sistemik berubah secara fluktuasi. Kegagalan autoreguler akan menyebabkan kerusakan vaskuler cerebral yang dapat dimanifestasikan dengan peningkatan sistolik dan diiukuti oleh penurunan tekanan diastolik. Sedangkan peningkatan suhu dapat menggambarkan perjalanan infeksi.

Monitor intake dan output hipertermi dapat menyebabkan peningkatan IWL dan meningkatkan resiko dehidrasi terutama pada pasien yang tidak sadra, nausea yang menurunkan intake per oral

Bantu pasien untuk membatasi muntah, batuk. Anjurkan pasien untuk mengeluarkan napas apabila bergerak atau berbalik di tempat tidur.

Aktifitas ini dapat meningkatkan tekanan intrakranial dan intraabdomen. Mengeluarkan napas sewaktu bergerak atau merubah posisi dapat melindungi diri dari efek valsava

Kolaborasi

Berikan cairan perinfus dengan perhatian ketat.

Meminimalkan fluktuasi pada beban vaskuler dan tekanan intrakranial, vetriksi cairan dan cairan dapat menurunkan edema cerebral

Monitor AGD bila diperlukan pemberian oksigen

Adanya kemungkinan asidosis disertai dengan pelepasan oksigen pada tingkat sel dapat

16

Page 17: makalah meningitis tugas.docx

menyebabkan terjadinya iskhemik serebral

Berikan terapi sesuai advis dokter seperti: Steroid, Aminofel, Antibiotika.

Terapi yang diberikan dapat menurunkan permeabilitas kapiler.

Menurunkan edema serebri

Menurunka metabolik sel / konsumsi dan kejang.

Resiko terjadi kejang ulang berhubungan dengan hipertermi.

Tujuan : Klien tidak mengalami kejang selama berhubungan dengan

hiperthermi

Kriteria hasil :

Tidak terjadi serangan kejang ulang. Suhu 36,5 – 37,5 º C (bayi), 36 – 37,5 º C (anak) Nadi 110 – 120 x/menit (bayi)

100-110 x/menit (anak)

Respirasi 30 – 40 x/menit (bayi)24 – 28 x/menit (anak)

Kesadaran composmentisRencana Tindakan :

INTERVENSI RASIONALISASI

Longgarkan pakaian, berikan pakaian tipis yang mudah menyerap keringat

proses konveksi akan terhalang oleh pakaian yang ketat dan tidak menyerap keringat.

Berikan kompres dingin perpindahan panas secara konduksi

Berikan ekstra cairan (susu, sari buah, dll) saat demam kebutuhan akan cairan tubuh meningkat

Observasi kejang dan tanda vital tiap 4 jam Pemantauan yang teratur menentukan tindakan yang akan dilakukan

Batasi aktivitas selama anak panas aktivitas dapat meningkatkan metabolisme dan meningkatkan panas

Berikan anti piretika dan pengobatan sesuai advis

Menurunkan panas pada pusat hipotalamus dan sebagai propilaksis

17

Page 18: makalah meningitis tugas.docx

Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan hiperthermi.

Tujuan : Rasa nyaman terpenuhi

Kriteria hasil :

Suhu tubuh 36 – 37,5º C, N ; 100 – 110 x/menit, RR : 24 – 28 x/menit, Kesadaran composmentis, anak tidak rewel.

Rencana Tindakan :

INTERVENSI RASIONALISASI

Kaji faktor – faktor terjadinya hiperthermi

mengetahui penyebab terjadinya hiperthermi karena penambahan pakaian/selimut dapat menghambat penurunan suhu tubuh

Observasi tanda – tanda vital tiap 4 jam sekali

Pemantauan tanda vital yang teratur dapat menentukan perkembangan keperawatan yang selanjutnya.

Pertahankan suhu tubuh normal suhu tubuh dapat dipengaruhi oleh tingkat aktivitas, suhu lingkungan, kelembaban tinggiakan mempengaruhi panas atau dinginnya tubuh

Ajarkan pada keluarga memberikan kompres dingin pada kepala / ketiak

proses konduksi/perpindahan panas dengan suatu bahan perantara

Anjurkan untuk menggunakan baju tipis dan terbuat dari kain katun

proses hilangnya panas akan terhalangi oleh pakaian tebal dan tidak dapat menyerap keringat

Atur sirkulasi udara ruangan Penyediaan udara bersih

Beri ekstra cairan dengan menganjurkan pasien banyak minum

Kebutuhan cairan meningkat karena penguapan tubuh meningkat

Batasi aktivitas fisik aktivitas meningkatkan metabolismedan meningkatkan panas

Resiko terjadinya injuri sehubungan dengan adanya kejang, perubahan status mental dan penurunan tingkat kesadaran

18

Page 19: makalah meningitis tugas.docx

Tujuan:

Pasien bebas dari injuri yang disebabkan oleh kejang dan penurunan kesadaran

Rencana Tindakan

INTERVENSI RASIONALISASI

Independent

monitor kejang pada tangan, kaki, mulut dan otot-otot muka lainnya

Gambaran tribalitas sistem saraf pusat memerlukan evaluasi yang sesuai dengan intervensi yang tepat untuk mencegah terjadinya komplikasi.

Persiapkan lingkungan yang aman seperti batasan ranjang, papan pengaman, dan alat suction selalu berada dekat pasien.

Melindungi pasien bila kejang terjadi

Pertahankan bedrest total selama fase akut Mengurangi resiko jatuh / terluka jika vertigo, sincope, dan ataksia terjadi

Kolaborasi

Berikan terapi sesuai advis dokter seperti; diazepam, phenobarbital, dll.

Untuk mencegah atau mengurangi kejang.

Catatan : Phenobarbital dapat menyebabkan respiratorius depresi dan sedasi.

Kurangnya pengetahuan keluarga sehubungan keterbataaan informasi.

Tujuan : Pengetahuan keluarga bertambah tentang penyakit anaknya.

Kriteria hasil:

Keluarga tidak sering bertanya tentang penyakit anaknya.Keluarga mampu diikutsertakan dalam proses keperawatan.keluarga mentaati setiap proses keperawatan.

Rencana Tindakan :

INTERVENSI RASIONALISASI

19

Page 20: makalah meningitis tugas.docx

Kaji tingkat pengetahuan keluarga Mengetahui sejauh mana pengetahuan yang dimiliki keluarga dan kebenaran informasi yang didapat

Beri penjelasan kepada keluarga sebab dan akibat kejang

penjelasan tentang kondisi yang dialami dapat membantu menambah wawasan keluarga

Jelaskan setiap tindakan perawatan yang akan dilakukan

agar keluarga mengetahui tujuan setiap tindakan perawatan

Berikan Health Education tentang cara menolong anak kejang dan mencegah kejang, antara lain :

1. Jangan panik saat kejang2. Baringkan anak ditempat rata dan

lembut.3. Kepala dimiringkan.4. Pasang gagang sendok yang telah

dibungkus kain yang basah, lalu dimasukkan ke mulut.

5. Setelah kejang berhenti dan pasien sadar segera minumkan obat tunggu sampai keadaan tenang.

6. Jika suhu tinggi saat kejang lakukan kompres dingin dan beri banyak minum

sebagai upaya alih informasi dan mendidik keluarga agar mandiri dalam mengatasi masalah kesehatan

Berikan Health Education agar selalu sedia obat penurun panas, bila anak panas

mencegah peningkatan suhu lebih tinggi dan serangan kejang ulang

Jika anak sembuh, jaga agar anak tidak terkena penyakit infeksi dengan menghindari orang atau teman yang menderita penyakit menular sehingga tidak mencetuskan kenaikan suhu

sebagai upaya preventif serangan ulang

Beritahukan keluarga jika anak akan mendapatkan imunisasi agar memberitahukan kepada petugas imunisasi bahwa anaknya pernah menderita kejang demam

imunisasi pertusis memberikan reaksi panas yang dapat menyebabkan kejang demam

TINJAUAN KASUS

20

Page 21: makalah meningitis tugas.docx

1. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 14 April 2003 pukul 10.00 WIB di Ruang

anak (Ruang neurologi/ B II) RSUD Dr. Soetomo surabaya

a. Biodata

Nama : By. L

Tempat tanggal lahir : Jombang, 17 Desember 2002

Usia : 5 bulan/ anak ke-5

Jenis kelamin : Perempuan.

Nama ayah/ ibu : Tn. S/ Ny. S

Pendidikan ayah/ ibu : SMA/ SMP

Agama : Islam

Suku bangsa : Jawa/ Indonesia

Alamat : Mojowarno/ Jombang

No. DMK : 10-392-85

Tgl MRS : 13 April 2003

Sumber informasi : Ibu

Diagnosa medis : S. Meningitis

b. Keluhan utama

Kejang.

c. Riwayat penyakit sekarang

Sebelumnya di rumah klien sudah seminggu menderita demam, flu dan

batuk.klien mulai kejang pada tanggal 13 April 2003 jam 23.00 (pada saat

kejang mata melirik ke atas, kejang pada seluruh badan, setelah kejang klien

sadar dan menangis pada saat kejang keluar buih lewat mulut) dan langsung

dibawa ke IRD RSUD Dr. Soetomo Surabaya dan MRS di Ruang anak B2

Neorologi.

d. Riwayat penyakit dahulu

Sebelumnya klien pernah MRS dengan diare pada saat berumur 1 bulan.

e. Riwayat penyakit keluarga

21

Page 22: makalah meningitis tugas.docx

Ibu mengungkapkan bahwa saat klien menderita panas dan kejang didalam

keluarga tidak ada yang menderita sakit flu/ batuk.

f. Riwayat kehamilan dan persalinan

Ibu mengungkapkan bahwa selama hamil ia rajin kontrol ke bidan didekat

rumahnya, ia mengatakan bahwa ia juga mengkonsumsi jamu selama hamil

yaitu jamu. Menurut ibu, klien lahir kembar di rumah sakit Mojowarno

Jombang dengan berat badan lahir 1200 gram, tidak langsung menangis,

menurut ibu air ketubannya berwarna kehitaman dan kental.

g. Status imunisasi

Menurut ibu anaknya telah mendapatkan imunisasi BCG, polio I, DPT I

dan hepatitis

h. Status nutrisi

Ibu mengungkapkan An.L diberikan ASI mulai lahir sampai berumur 1

bulan, setelah dirawat di ruang anak ibu tidak menenteki dan diganti dengan

PASI Lactogen. Pada saat pengkajian BB 3700 gram, panjang badan 56 cm,

lingkar lengan atas 7 cm. Ibu mengungkapkan anak tidak mual dan tidak

pernah muntah.

i. Riwayat perkembangan

Pada saat ini anak memasuki masa basic trust Vs Mistrust (dimana rasa

percaya anak kepada lingkungan terbentuk karena perlakuan yang ia rasakan).

Ia juga berada pada fase oral dimana kepuasan berasal pada mulut.

j. Data Psikososial

Ibu mengungkapkan bahwa ia menerima keadaan anaknya, dan berharap

agar anaknya bisa cepat sembuh dan pulang berkumpul bersama dengan

keluarga serta kakak klien. Ibu dan nenek klien selalu menunggui klien dan

hanya pada hari minggu ayah dan kakak klien datang mengunjungi klien,

karean harus bekerja dan sekolah.

22

Page 23: makalah meningitis tugas.docx

k. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum

Anak tampak tidur dengan menggunakan IV Cath pada tangan kanan,

kesadaran compomentis, nadi 140 x/mnt, suhu 385 OC, pernafasan 40 x/mnt

teratur.

2) Kepala dan leher

Kepala berbentuk simetris, rambut bersih, hitam dan penyebarannya

merata, ubun-ubun besar masih belum menutup, teraba lunak dan cembung,

tidak tegang.Lingkar kepala 36 cm.

Reaksi cahaya +/+, mata nampak anemi, ikterus tidak ada, tidak terdapat

sub kunjungtival bleeding.

Telinga tidak ada serumen.

Hidung tidak terdapat pernafasan cuping hidung.

Mulut bersih, tidak terdapat moniliasis.

Leher tidak terdapat pembesaran kelenjar, tidak ada kaku kuduk.

3) Dada dan thoraks

Pergerakan dada simetris, Wheezing-/-, Ronchi -/-, tidak terdapat retraksi

otot bantu pernafasan. Pemeriksaan jantung, ictus cordis terletak di

midclavicula sinistra ICS 4-5, S1S2 tunggal tidak ada bising/ murmur.

4) Abdomen

Bentuk supel, hasil perkusi tympani, tidak terdapat meteorismus, bising

usus+ normal 5 x/ mnt, hepar dan limpa tidak teraba. Kandung kemih teraba

kosong.

5) Ekstrimitas

Tidak terdapat spina bifida pada ruas tulang belakang, tidak ada kelainan

dalam segi bentuk, uji kekuatan otot tidak dilakukan.Klien mampu

menggerakkan ekstrimitas sesuai dengan arah gerak sendi.Ekstrimitas kanan

sering terjadi spastik setiap 10 menit selama 1 menit.

6) Refleks

Pada saat dikaji refleks menghisap klien +, refleks babinsky +,

23

Page 24: makalah meningitis tugas.docx

Pemeriksaan penunjang medis

Laboratorium tanggal 14 april 2003:

Hemoglobine 8,2 gr%

Leucocyt 24.400

Thrombocyt 483x109

GDA 96 mg/dl

Pemeriksaan penunjang medis

Laboratorium tanggal 17 april 2003:

Kalium serum 4,0 normal 3,5-5,5 mEq/L

Na Serum 134 normal 135-145 mEq/L

Kalsium serum 5,4 normal 8,0-10 mg/dl

Laboratorium tanggal 22 april 2003:

Hemoglobine 16,2 gr%

Terapi Medis :

- IVFD D51/4S 400 cc/24 jam

- Injeksi Cefotaxime 3 x 250 mg iv

- Injeksi Dilantin 3 x 8 mg intravena

- Tranfusi WB 37 cc / hari

- K/p Injeksi Diazepam 1 mg kalau kejang

24

Page 25: makalah meningitis tugas.docx

2. Rencana tindakan

NoDiagnosa keperawatan

Tujuan Kriteria hasil Rencana tindakan Rasional

1 Gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial

Pasien kembali pada, keadaan status neurologis sebelum sakit

Meningkatnya kesadaran pasien dan fungsi sensoris

- Tanda-tanda vital dalam batas normal

- Kesadaran meningkat

- Adanya peningkatan kognitif dan tidak ada atau hilangnya tanda-tanda tekanan intrakranial yang meningkat

1. Pasien bed rest total dengan posisi tidur terlentang tanpa bantal

2. Monitor tanda-tanda status neurologis dengan GCS.

3. Monitor intake dan output4. Monitor tanda-tanda vital

seperti TD, Nadi, Suhu, Respirasi dan hati-hati pada hipertensi sistolik

5. Bantu pasien untuk membatasi gerak atau berbalik di tempat tidur.

Kolaborasi

6. Berikan cairan perinfus dengan perhatian ketat.

7. Monitor AGD bila diperlukan pemberian oksigen

8. Berikan terapi sesuai advis dokter seperti: Steroid, Aminofel, Antibiotika

1. Perubahan pada tekanan intakranial akan dapat meyebabkan resiko untuk terjadinya herniasi otak

2. Dapat mengurangi kerusakan otak lebih lanjt3. Pada keadaan normal autoregulasi

mempertahankan keadaan tekanan darah sistemik berubah secara fluktuasi. Kegagalan autoreguler akan menyebabkan kerusakan vaskuler cerebral yang dapat dimanifestasikan dengan peningkatan sistolik dan diiukuti oleh penurunan tekanan diastolik. Sedangkan peningkatan suhu dapat menggambarkan perjalanan infeksi.

4. hipertermi dapat menyebabkan peningkatan IWL dan meningkatkan resiko dehidrasi terutama pada pasien yang tidak sadra, nausea yang menurunkan intake per oral

5. Aktifitas ini dapat meningkatkan tekanan intrakranial dan intraabdomen. Mengeluarkan napas sewaktu bergerak atau merubah posisi dapat melindungi diri dari efek valsava

6. Meminimalkan fluktuasi pada beban vaskuler dan tekanan intrakranial, vetriksi cairan dan cairan dapat menurunkan edema cerebral

7. Adanya kemungkinan asidosis disertai dengan pelepasan oksigen pada tingkat sel dapat menyebabkan terjadinya iskhemik serebral

8. Terapi yang diberikan dapat menurunkan permeabilitas kapiler.

25

Page 26: makalah meningitis tugas.docx

Menurunkan edema serebri

Menurunka metabolik sel / konsumsi dan kejang

NoDiagnosa keperawatan

Tujuan Kriteria hasil Rencana tindakan Rasional

2 Resiko terjadi kejang ulang berhubungan dengan hipertermi.

Klien tidak mengalami kejang selama berhubungan dengan hiperthermi

Tidak terjadi serangan kejang ulang.

Suhu 36,5 – 37,5 º C (bayi), 36 – 37,5 º C (anak)

Nadi 110 – 120 x/menit (bayi)

100-110 x/menit (anak)

Respirasi 30 – 40 x/menit (bayi)

24 – 28 x/menit (anak)

Kesadaran composmentis

1. Longgarkan pakaian, berikan pakaian tipis yang mudah menyerap keringat

2. Berikan kompres dingin3. Berikan ekstra cairan (susu,

sari buah, dll)4. Observasi kejang dan

tanda vital tiap 4 jam5. Batasi aktivitas selama anak

panas6. Berikan anti piretika dan

pengobatan sesuai advis

1. proses konveksi akan terhalang oleh pakaian yang ketat dan tidak menyerap keringat.

2. perpindahan panas secara konduksi3. saat demam kebutuhan akan cairan tubuh

meningkat4. Pemantauan yang teratur menentukan tindakan

yang akan dilakukan5. aktivitas dapat meningkatkan metabolisme dan

meningkatkan panas6. Menurunkan panas pada pusat hipotalamus

dan sebagai propilaksis

NoDiagnosa keperawatan

Tujuan Kriteria hasil Rencana tindakan Rasional

3 Resiko terjadinya injuri sehubungan

Pasien bebas dari

Klien bebas dari 1. Independentmonitor kejang pada tangan, kaki, mulut dan otot-

1. Gambaran tribalitas sistem saraf pusat memerlukan evaluasi yang sesuai dengan

26

Page 27: makalah meningitis tugas.docx

dengan adanya kejang, perubahan status mental dan penurunan tingkat kesadaran

Tujuan:

injuri yang disebabkan oleh kejang dan penurunan kesadaran

resiko injuri otot muka lainnya

2. Persiapkan lingkungan yang aman seperti batasan ranjang, papan pengaman, dan alat suction selalu berada dekat pasien

3. Pertahankan bedrest total selama fase akutKolaborasi

4. Berikan terapi sesuai advis dokter seperti; diazepam, phenobarbital, dll.

intervensi yang tepat untuk mencegah terjadinya komplikasi.

2. 2. Melindungi pasien bila kejang terjadi3. Mengurangi resiko jatuh / terluka jika vertigo,

sincope, dan ataksia terjadi4. Untuk mencegah atau mengurangi kejang.Catatan : Phenobarbital dapat menyebabkan respiratorius depresi dan sedasi

NoDiagnosa keperawatan

Tujuan Kriteria hasil Rencana tindakan Rasional

4 Kurangnya pengetahuan keluarga sehubungan keterbataaan informasi

Pengetahuan keluarga bertambah tentang penyakit anaknya

Keluarga tidak sering bertanya tentang penyakit anaknya.

Keluarga mampu diikutsertakan dalam proses keperawatan.

keluarga mentaati setiap proses keperawatan

1. Kaji tingkat pengetahuan keluarga2. Beri penjelasan kepada keluarga sebab dan akibat

kejang3. Jelaskan setiap tindakan perawatan yang akan

dilakukan4. Berikan Health Education tentang cara menolong

anak kejang dan mencegah kejang, antara lain :o Jangan panik saat kejango Baringkan anak ditempat rata dan lembut.o Kepala dimiringkan.o Pasang gagang sendok yang telah dibungkus

kain yang basah, lalu dimasukkan ke mulut.o Setelah kejang berhenti dan pasien sadar

1 Mengetahui sejauh mana pengetahuan yang dimiliki keluarga dan kebenaran informasi yang didapat

2. penjelasan tentang kondisi yang dialami dapat membantu menambah wawasan keluarga

3. agar keluarga mengetahui tujuan setiap tindakan perawatan

4. sebagai upaya alih informasi dan mendidik keluarga agar mandiri dalam mengatasi

27

Page 28: makalah meningitis tugas.docx

segera minumkan obat tunggu sampai keadaan tenang.

o Jika suhu tinggi saat kejang lakukan kompres dingin dan beri banyak minum

5. Berikan Health Education agar selalu sedia obat penurun panas, bila anak panas

6. Jika anak sembuh, jaga agar anak tidak terkena penyakit infeksi dengan menghindari orang atau teman yang menderita penyakit menular sehingga tidak mencetuskan kenaikan suhu

7. Beritahukan keluarga jika anak akan mendapatkan imunisasi agar memberitahukan kepada petugas imunisasi bahwa anaknya pernah menderita kejang demam

masalah kesehatan

5. mencegah peningkatan suhu lebih tinggi dan serangan kejang ulang

6. sebagai upaya preventif serangan ulang

7. imunisasi pertusis memberikan reaksi panas yang dapat menyebabkan kejang demam

:

28

Page 29: makalah meningitis tugas.docx

5. Pelaksanaan

Tgl/ Pukul No. DP Pelaksanaan tindakan

15 April 2003 1. 1. Melakukan bed rest total pada klien dengan posisi tidur terlentang tanpa bantal

2. Memonitor tanda-tanda status neurologis 3. Memonitor intake dan output4. memonitor tanda-tanda vital seperti TD, Nadi, Suhu, Resoirasi dan hati-

hati pada hipertensi sistolik5. Membantu pasien untuk membatasi gerak atau berbalik di tempat tidur.6. Kolaborasi

Berikan cairan perinfus dengan perhatian ketat. Monitor AGD bila diperlukan pemberian oksigen Berikan terapi sesuai advis dokter seperti: Steroid, Aminofel,

Antibiotika15 April 2003 2. 1. Melonggarkan pakaian, berikan pakaian tipis yang mudah menyerap

keringat

2. Memberikan kompres dingin di daerah kepala, leher dan ketiak

3. Memberikan ekstra cairan (susu, sari buah, dll)

4. Mengobservasi kejang dan tanda vital tiap 4 jam

5. Membatasi aktivitas selama anak panas

-Berikan anti piretika dan pengobatan sesuai advis.15 April 2003 3 Independent

1. monitor kejang pada tangan, kaki, mulut dan otot-otot muka lainnya

2. Persiapkan lingkungan yang aman seperti batasan ranjang, papan pengaman, dan alat suction selalu berada dekat pasien

3. Pertahankan bedrest total selama fae akut

Kolaborasi

1. Berikan terapi sesuai advis dokter seperti; diazepam, phenobarbital, dll..

15 April 2003 4 1. Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga2. Memberi penjelasan kepada keluarga sebab dan akibat kejang3. Menjelaskan setiap tindakan perawatan yang akan dilakukan4. Memberikan Health Education tentang cara menolong anak kejang dan

mencegah kejang, antara lain :o Jangan panik saat kejango Baringkan anak ditempat rata dan lembut.o Kepala dimiringkan.o Pasang gagang sendok yang telah dibungkus kain yang basah, lalu

dimasukkan ke mulut.o Setelah kejang berhenti dan pasien sadar segera minumkan obat tunggu

sampai keadaan tenang.

29

Page 30: makalah meningitis tugas.docx

o Jika suhu tinggi saat kejang lakukan kompres dingin dan beri banyak minum

o Segera bawa ke rumah sakit bila kejang lama5. Berikan Health Education agar selalu sedia obat penurun panas, bila anak

panas6. Jika anak sembuh, jaga agar anak tidak terkena penyakit infeksi dengan

menghindari orang atau teman yang menderita penyakit menular sehingga tidak mencetuskan kenaikan suhu

7. Beritahukan keluarga jika anak akan mendapatkan imunisasi agar memberitahukan kepada petugas imunisasi bahwa anaknya pernah menderita kejang demam

5. Evaluasi

No.DP Tanggal SOAP

1 16-4-2003 S : Ibu klien mengatakan bahwa tanda –tanda spastik masih terjadi

O : - Tangan dan kaki klien masih terlihat kaku dan tegang

- Keadaan umum klien masih lemah

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

2 16-4-2003 S : Ibu klien mengatakan bahwa kejang masih terjadi

O : - Jam 11.00 klien kejang

- Suhu tubuh jam 11.00 38,6 0 C

- Keadaan umum klien masih lemah

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

3 16-4-2003 S : Ibu klien mengatakan tidak terjadi injuri pada tubuh klien

O : - Klien masih terjadi spastik

- Lingkungan tempat tidur terlihat aman

-Klien masih bedrest total ditempat tidur

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

4 16-4-2003 S : Ibu klien mengatakan sudah mengerti apa yang sudah dijelaskan

30

Page 31: makalah meningitis tugas.docx

O : Ibu klien terlihat lebih tenang

A : Masalah teratasi

P : intervensi dihentikan

1 17-4-2003 S : Ibu klien mengatakan bahwa tanda –tanda spastik masih terjadi

O : - Tangan dan kaki klien masih terlihat kaku dan tegang

- Keadaan umum klien masih lemah

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

2 17-4-2003 S : Ibu klien mengatakan bahwa kejang masih terjadi

O : - Jam 09.00 klien kejang

- Suhu tubuh jam 10.00 38,4 0 C

- Keadaan umum klien masih lemah

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

3 17-4-2003 S : Ibu klien mengatakan tidak terjadi injuri pada tubuh klien

O : - Klien masih terjadi spastik

- Lingkungan tempat tidur terlihat aman

-Klien masih bedrest total ditempat tidur

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

1 18-4-2003 S : Ibu klien mengatakan bahwa tanda –tanda spastik masih terjadi

O : - Tangan dan kaki klien masih terlihat kaku dan tegang

- Keadaan umum klien masih lemah

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

2 18-4-2003 S : Ibu klien mengatakan bahwa pada malam jam 0300 klien kejang

31

Page 32: makalah meningitis tugas.docx

O : - Suhu tubuh jam 10.00 38,4 0 C

- Keadaan umum klien masih lemah

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

I : Melakukan kolaborasi untuk memeriksa hasil lab elektrolit : Na, K, Cal

3 18-4-2003 S : Ibu klien mengatakan tidak terjadi injuri pada tubuh klien

O : - Klien masih terjadi spastik

- Lingkungan tempat tidur terlihat aman

-Klien masih bedrest total ditempat tidur

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

1 21-4-2003 S : Ibu klien mengatakan bahwa tanda –tanda spastik tidak terjadi

O : - Tangan dan kaki klien sebelah kiri tidak terlihat kaku dan tegang

- Keadaan umum klien masih lemah

A : Masalah teratasi

P : Hentikan intervensi

2 21-4-2003 S : Ibu klien mengatakan sejak tanggal 18-4-2003 klien tidak mengalami kejang

O : - Suhu tubuh jam 09.00 37,1 0 C

- Keadaan umum klien masih lemah

A : Masalah belum sepenuhnya teratasi

P : Lanjutkan intervensi

3 21-4-2003 S : Ibu klien mengatakan tidak terjadi injuri pada tubuh klien

O : - Klien masih terjadi spastik

- Lingkungan tempat tidur terlihat aman

A : Masalah teratasi

P : Hentikan intervensi

2 22-4-2003 S : Ibu klien merasa tenang karen keadaan klien mulai membaik dan klien

32

Page 33: makalah meningitis tugas.docx

tidak mengalami kejang

O : - Suhu tubuh jam 17.00 36,7 0 C

- Keadaan umum klien masih lemah

A : Masalah teratasi

P : Hentikan intervensi

BAB III

PENUTUP

3.1  KESIMPULAN

Otak dan sumsum otak belakang diselimuti meningea yang melindungi struktur syaraf yang

halus, membawa pembuluh darah dan dengan sekresi sejenis cairan yaitu cairan

33

Page 34: makalah meningitis tugas.docx

serebrospinal. Meningea terdiri dari tiga lapis, yaitu:

a. Pia meter, merupakan lapisan yang menyelipkan dirinya ke dalam celah pada otak dan

sumsum tulang belakang dan sebagai akibat dari kontak yang sangat erat akan menyediakan

darah untuk struktur-struktur ini.

b. Arachnoid, merupakan selaput halus yang memisahkan pia meter dan dura meter.

c. Dura meter, merupakan lapisan paling luar yang padat dan keras berasal dari jaringan ikat

tebal dan kuat.

Komponen intrakaranial terdiri dari: parenkim otak, sistem pembuluh darah, dan CSF.

Apabila salah satu komponen terganggu, akan mengakibatkan peningkatan tekanan

intrakranial, yang akhirnya akan menurunkan fungsi neurologis.

Meningitis merupakan salah satu jenis infeksi yang menyeranga susunan saraf pusat, dimana

angka kejadiannya masih tinggi di Indonesia.Pada banyak penyakit yang mempunyai

mobiditas dan mortalitas yang tinggi, prognosis penyakit sangat ditentukan pada permulaan

pengobatan.Beberapa bakteri penyebab meningitis ini tidak mudah menular seperti penyakit

flu, pasien meningitis tidak menularkan penyakit melalui saluran pernapasan.Resiko

terjadinya penularan sangat tinggi pada anggota keluarga serumah, penitipan anak, kontak

langsung cairan ludah seperti berciuman.Perlu diketahui juga bahwa bayi dengan ibu yang

menderita TBC sangat rentan terhadap penyakit ini.

Diagnose keperawatan yang muncul tergantung dengan kondisi saat pengkajian, tapi yang

utama adalah Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi; resiko terjadi peningkatan tekanan

intrakranial berhubungan dengan Infeksi pada selaput otak; resiko cedera berhubungan

dengan kejang, reflek meningkat; perubahan proses keluarga berhubungan dengan anak yang

menderita penyakit serius.

3.2 SARAN

Pembaca diharapkan dapat mengerti dan memahami gejala meningitis sangat penting untukdapat

menegakkan diagnosis sedini mungkin karena diagnosis dan pengobatan dini dapat mencegah

terjadinya komplikasi yang bersifat fatal serta mengetahui penyebab meningitis sangat penting

untuk menentukan jenis pengobatan yang diberikan. Sekedar menambah informasi, vaksin untuk

34

Page 35: makalah meningitis tugas.docx

mencegah terjadinya meningitis bakterial telah tersedia, dan sangat dianjurkan untuk diberikan

jika berada atau akan berkunjung ke daerah epidemik.

DAFTAR PUSTAKA

nersranger.blogspot.com/.../makalah-asuhan-keperawatan-meningitis.html.

http://makalahaskepmeningitis.blogspot.com/

35

Page 36: makalah meningitis tugas.docx

referensikedokteran.blogspot.com/2010/07/meningitis-bakterial.html

36