Makalah Full Meningitis

31
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN MENINGITIS Makalah ini dibuat untuk memenuhi nilai mata kuliah KMB III Disusun Oleh : Aisyah Lutfia Salsabila Alfiah Evi Diah Putri Helma Nur Almalyah Iyusrinalia Nur M Lutfi Rayindra Sri Apulina Tika Rizki Tingkat :2A AKADEMI KEPERAWATAN JAYAKARTA

description

Makalah BAB I,II, III meningitis

Transcript of Makalah Full Meningitis

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN MENINGITISMakalah ini dibuat untuk memenuhi nilai mata kuliah KMB III

Disusun Oleh :Aisyah Lutfia SalsabilaAlfiahEvi Diah PutriHelma Nur AlmalyahIyusrinalia Nur MLutfi RayindraSri ApulinaTika RizkiTingkat :2A

AKADEMI KEPERAWATAN JAYAKARTADINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA 2014-2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas, berkat rahmat, dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah Dokumentasi Keperawatan yang berjudul ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN MENINGITIS.Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari mata ajar Keperawatan Medikal Bedah III. Dalam penyusunan makalah ini mengalami banyak hambatan dan kesulitan namun berkat bantuan dan bimbingan serta arahan dari berbagai pihak sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.Keberhasilan dan terselesaikannya makalah ini tidak terlepas dari berbagai pihak yang telah mendukung. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena keterbatasan ilmu yang penyusun miliki, untuk itu penyusun membutuhkan kritik dan saran yang membangun penyusun sehingga dapat menyempurnakan makalah kebutuhan dasar manusia ini.

Jakarta, Februari 2014

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................iDAFTAR ISI ............................................................................................................iiBAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang ...................................................................................................1B. Rumusan Masalah ..............................................................................................1C. Tujuan Penulisan ................................................................................................2D. Metode Penulisan ...............................................................................................2E. Sistematika Penulisan ........................................................................................2BAB II TINJAUAN TEORIA. Pengertian Meningitis .........................................................................................3B. Anatomi Fisiologi ...............................................................................................4C. Etiologi ...............................................................................................................4D. Patofisiologi .......................................................................................................6E. Manifestasi Klinik ..............................................................................................7F. Komplikasi .........................................................................................................7G. Penatalaksanaan Medis ......................................................................................8H. Pemeriksaan Diagnostik ....................................................................................9I. Asuhan Keperawatan .........................................................................................10BAB III PENUTUPA. Kesimpulan ..........................................................................................................15B. Saran ....................................................................................................................15DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................iii

BAB 1PENDAHULUAN

A. Latar BelakangMeningitis adalah penyakit infeksi dari cairan yang mengelilingi otak dan spinal cord(Meningitis Foundation of America).Classic triaddari meningitis adalah demam, leher kaku, sakit kepala, dan perubahan di status mental(van de Bee, 2004).Sistem saraf pusat manusia dilindungi dari benda benda asing oleh Blood Brain Barrier dan oleh tengkorak, sehingga apabila terjadi gangguan pada pelindung tersebut, sistem saraf pusat dapat diserang oleh benda-benda patogen (van de Beek2010) Angka kejadian meningitis mencapai 1-3 orang per 100.000 orang (Centers for Disease Control and Prevention).Penyebab paling sering dari meningitis adalah Streptococcus pneumonie(51%) dan Neisseria meningitis(37%) (van de Beek2004).Vaksinasi berhasil mengurangi meningitis akibat infeksi. Haemophilus dan Meningococcal C(Tidy,2009). Faktor resiko meningitis antara lain: pasien yang mengalami defek dural,sedang menjalani spinal procedure,bacterial endocarditis, diabetes melitus, alkoholisme,splenektomi, sickle cell disease, dan keramaian (Tidy,2009). Patogen penyebab meningitis berbeda pada setiap grup umur. Pada neonatus, patogen penyebab meningitis yang paling sering adalah Group B beta haemolitic streptococcus, Listeria monocy togenes, dan Escherichia coli.Pada bayi dan anak-anak, patogen penyebab meningitis yang paling sering adalah Haemophilus influenza (bila lebih muda dari 4 tahun dan belum divaksinasi), meningococcus(Neisseria meningitis),danStreptococcus pneumonie(pneumococcus).

B. Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud dengan Meningitis?2. Bagaimana anatomi dan fisiologi dari sistem persyarafan?3. Apa etiolgi dari Meningitis?4. Bagaimana patofisiologi dari Meningitis?5. Bagaimana manifestasi klinik dari klien dengan Meningitis?6. Apa saja komplikasi dari Meningitis?7. Apa saja penatalaksanaan medis untuk Meningitis?8. Bagaimana pemeriksaan diagnostik untuk Meningitis?9. Bagaimana asuhan keperawatan klien dengan Meningitis?

C. Tujuan Penulisan1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Meningitis2. Untuk mengetahui bagaimana anatomi fisiologi sistem persyarafan3. Untuk mengetahui penyebab dari Meningitis4. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi dari Meningitis5. Untuk mengetahui manifestasi klinik dari klien dengan Meningitis6. Untuk mengetahui apa saja komplikasi dari Meningitis7. Untuk mengetahui apa saja penatalaksanaan medis untuk Meningitis8. Untuk mengetahui apa saja pemeriksaan diagnostik untuk Meningitis9. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan klien dengan Meningitis

D. Metode PenulisanMetode yang dipakai dalam makalah ini adalah metode pustaka yaitu, metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun informasi di internet.

E. Sistematika PenulisanSistematika penulisan makalah ini terdiri dari 3 bab utama. Bab I berisi tentang latar belakang dari penulisan makalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan makalah. Bab II merupakan bagian yang berisi penjelasan tentang tinjauan teoritis, yang membahas materi atau pokok bahasan dari makalah ini yaitu tentang Asuhan Keperawatan Klien Dengan Meningitis. Bab III merupakan bab terakhir yang berisi tentang kesimpulan dan saran.

BAB IITINJAUAN TEORI

A. PengertianMeningitis merupakan inflamasi yang terjadi pada lapisan arahnoid dan piamatter di otak serta spinal cord. Inflamasi ini lebih sering disebabkan oleh bakteri dan virus meskipun penyebab lainnya seperti jamur dan protozoa juga terjadi. (Donna D.,1999).

Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur. (Smeltzer, 2001).Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus). (Long, 1996).

Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat. (Suriadi & Rita Yuliani, 2001).Meningitis adalah infeksi cairan otak disertai radang yang mengenai piamater,araknoid dan dalam derajat yang lebih ringan mengenai jaringan otak dan medulla spinalis yang superficial.(neorologi kapita selekta,1996).

Meningitis adalah suatu peradangan pada selaput otak mengenai sebagian dan seluruh atau seluruh selaput otak (meningen) yang melapisi otak dan medula spinalis, yang ditandai dengan adanya sel darah putih cairan serebrospinal. (Suriadi : 2001 : 201).

Meningitis adalah peradangan pada mengingen, cairan serebrosoinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat. (Suriadi : 2001 : 1). Meningitis adalah radang selaput otak (araknoid dan piameter). (Ilmu Kesehatan Anaka : 1994 : 558).

B. Anatomi dan Fisiologi selaput otak

Selaput otak terdiri dari 3 lapisan dari luar kedalam yaitu Durameter, Aranoid, Piameter.Durameter terdiri dari lapisan yang berfungsi kecuali didalam tulang tengkorak, dimana lapisan terluarnya melekat pada tulang dan terdapat sinus venosus. Falx serebri adalah lapisan vertikal durameter yang memisahkan kedua hemisfer serebri pada garis tengah. Tentorium serebri adalah ruang horizontal dari Durameter yang memisahkan lobus oksipitalis dari serebelum.Araknoid merupakan membran lembut yang bersatu ditempatnya dengan parameter, diantaranya terdapat ruang subarnoid dimana terdapat arteri dan vena serebral dan dipenuhi oleh cairan serebrospinal. Sisterna magna adalah bagian terbesar dari ruang subaranoid disebelah belakang otak belakang, memenuhi celah diantara serebelum dan medulla oblongata.Piamater merupakan membran halus yang kaya akan pembuluh darah kecil yang mensuplai darah keotak dalam jumlah yang banyak. Piameter adalah lapisan yang langsung melekat dengan permukaan otak dan seluruh medula spinalis. Miningitis dapat disebabkan oleh berbagai organisme yang bervariasi, tetapi ada tiga tipe utama yakni:1. Infeksi bakteri, piogenik yang disebabkan oleh bakteri pembentuk pus, terutama meningokokus, pneumokokus, dan basil influenza.2. Tuberkulosis, yang disebabkan oleh basil tuberkel (Mycobacterium tuberculose).3. Infeksi virus, yang disebabkan oleh agen-agen virus yang sangat bervariasi.

C. EtiologiMeningitis disebabkan oleh berbagai macam organisme, tetapi kebanyakan pasien dengan meningitis mempunyai faktor predisposisi seperti fraktur tulang tengkorak, infeksi, operasi otak atau sum-sum tulang belakang. Seperti disebutkan diatas bahwa meningitis itu disebabkan oleh virus dan bakteri, maka meningitis dibagi menjadi dua bagian besar yaitu : meningitis purulenta dan meningitis serosa.1. Meningitis BakteriBakteri yang paling sering menyebabkan meningitis diantaranya :a Haemophillus influenzae (Tipe B)b Nesseria meningitides (meningococcal)c Diplococcus pneumoniae (pneumococcal)d Streptococcus (grup A)e Streptococcus haemolyticussf Streptococcus pneumoniag Staphylococcus aureush Escherichia colii Klebsiellaj Pseudomonas aeruginosa, dank Mycobacterium tuberculosa.

Tubuh akan berespon terhadap bakteri sebagai benda asing dan berespon dengan terjadinya peradangan dengan adanya neutrofil, monosit dan limfosit. Cairan eksudat yang terdiri dari bakteri, fibrin dan lekosit terbentuk di ruangan subarahcnoid ini akan terkumpul di dalam cairan otak sehingga dapat menyebabkan lapisan yang tadinya tipis menjadi tebal. Dan pengumpulan cairan ini akan menyebabkan peningkatan intrakranial. Hal ini akan menyebabkan jaringan otak akan mengalami infark.

2. Meningitis Virus

Merupakan penyebab sering lainnya selain bakteri. Infeksi karena virus ini biasanya bersifat self-limitting, dimana akan mengalami penyembuhan sendiri dan penyembuhan bersifat sempurna. Tipe dari meningitis ini sering disebut aseptik meningitis. Ini biasanya disebabkan oleh berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti;a Virus herpes, baik herpes simplek maupun herpes zoster,b Arbo virus,c Campak dan varicela,d Toxoplasma gondhii, dane RicketsiaEksudat yang biasanya terjadi pada meningitis bakteri tidak terjadi pada meningitis virus dan tidak ditemukan organisme pada kultur cairan otak. Peradangan terjadi pada seluruh koteks cerebri dan lapisan otak. Mekanisme atau respon dari jaringan otak terhadap virus bervariasi tergantung pada jenis sel yang terlibat.

3. Meningitis jamur : Kriptokokal meningitis adalah serius dan fatal. Bentuk penyakit pada pasien HIV/AIDS dan hitungan CD< 200.Candida dan aspergilus adalah contoh lain jamur meningitis.4. Protozoa.5. Faktor predisposisi : jenis kelamin laki-laki lebih sering dibandingkan dengan wanita.6. Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir kehamilan.7. Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi immunoglobulin, anak yang mendapat obat obatan imunosupresi.8. Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injuri yang berhubungan dengan sistem persarafan.

D. PatofisiologiRute infeksi yang paling sering adalah penyebaran vaskuler dari fokus-fokus infeksi ketempat lain. Contohnya organisme nasofaring menyerang pembuluh-pembuluh darah yang terdapat didaerah tersebut dan memasuki aliran darah keserebral atau membentuk tromboemboli yang melepaskan emboli sepsis kedalam aliran darah. Invasi oleh perluasan langsung dari infeksi-infeksi disinus paranasal dan disinus mastoid jarang terjadi. Organisme-organisme dapat masuk melalui implantasi langsung setelah luka yang tertembus, fraktur tulang tengkorak yang memberikan sebuah lubang kedalam kulit atau sinus, lumbal fungsi, prosedur pembedahan dan kelainan-kelainan anatomis seperti shunt ventrikuler. Organisme-organisme yang terimplantasi menyebar kedalam cairan serebrospinal oleh penyebaran infeksi sepanjang rongga subarnoid.Proses infeksi yang terlihat adalah inflamasi, eksudasi akumulasi leukosit dan tingkat kerusakan jaringan yang bervariasi. Otak menjadi hiperemis, edema, dan seluruh permukaan otak tertutup oleh lapisan eksudat purulen dengan bervariasi organisme.

E. Manifestasi klinisGejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK : 1. Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering 2. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif, dan koma.3. Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sebagai berikut: a Rigiditas nukal ( kaku leher ). Upaya untuk fleksi kepala mengalami kesukaran karena adanya spasme otot-otot leher. b Tanda kernik positip: ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam keadan fleksi kearah abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna. c Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi lutut dan pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada salah satu sisi maka gerakan yang sama terlihat peda sisi ektremita yang berlawanan.4. Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya. 5. Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK akibat eksudat purulen dan edema serebral dengan tanda-tanda perubahan karakteristik tanda-tanda vital(melebarnya tekanan pulsa dan bradikardi), pernafasan tidak teratur, sakit kepala, muntah dan penurunan tingkat kesadaran.6. Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis meningokokal. 7. Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia : demam tinggi tiba-tiba muncul, lesi purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati intravaskuler diseminata

F. Komplikasi1. Hidrosefalus obstruktif2. MeningococcL Septicemia ( mengingocemia)3. Sindrome water-friderichen (septik syok, DIC,perdarahan adrenal bilateral)4. SIADH (Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone )5. Efusi subdural6. Kejang7. Edema dan herniasi serebral8. Cerebral palsy9. Gangguan mental10. Gangguan belajar11. Attention deficit disorder12. Abses otak13. Koma14. Kehilangan fungsi saraf15. Kehilangan pendengaran dan penglihatan 16. Syok17. KID (Kongesti Intravaskuler Diseminata)18. Henti nafas19. Kematian

G. Penatalaksanaan MedisPenatalaksanaan medis lebih bersifat mengatasi etiologi dan perawat perlu menyesuaikan dengan standar pengobatan sesuai tempat bekerja yang berguna sebagai bahan kolaborasi dengan tim medis. Secara ringkas penatalaksanaan pengobatan meningitis meliputi pemberian antibiotic yang mampu melewati barier darah otak ke ruang subarachnoid dalam konsentrasi yang cukup untuk menghentikan perkembangbiakan bakteri. Baisanya menggunakan sefaloposforin generasi keempat atau sesuai dengan hasil uji resistensi antibiotic agar pemberian antimikroba lebih efektif digunakan. 1. Obat anti-infeksi (meningitis tuberkulosa):a Isoniazid 10-20 mg/kgBB/24 jam, oral, 2x sehari maksimal 500 mg selama 1 setengah tahun. b Rifampisin 10-15 mg/kgBB/24 jam, oral, 1 x sehari selama 1 tahun. c Streptomisin sulfat 20-40 mg/kgBB/24 jam, IM, 1-2 x sehari selama 3 bulan. Obat anti-infeksi (meningitis bakterial): Amfisilin 150-200 mg/kgBB/24 jam IV, 4-6 x sehari d Klorafenikol 50 mg/kgBB/24 jam IV 4 x sehari.

2. Pengobatan simtomatis: a Antikonvulsi, Diazepam IV; 0,2-0,5 mgkgBB/dosis, atau rectal: 0,4-0,6 mg/kgBB, atau fenitoin 5 mg/kgBB/24 jam, 3 x sehari atau Fenobarbital 5-7 mg/kgBB/24 jam, 3 x sehari. b Antipiretik: parasetamol/asam salisilat 10 mg/kgBB/dosis. c Antiedema serebri: Diuretikosmotik (seperti manitol) dapat digunakan untuk mengobati edema serebri. d Pemenuhan oksigenasi dengan O2. e Pemenuhan hidrasi atau pencegahan syok hipovolemik: pemberian tambahan volume cairan intravena.

H. Pemeriksaan Diagnostik1. Analisis CSS dari fungsi lumbal :a Meningitis bakterial : tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut, jumlah sel darah putih dan protein meningkat glukosa meningkat, kultur positip terhadap beberapa jenis bakteri.b Meningitis virus : tekanan bervariasi, cairan CSS biasanya jernih, sel darah putih meningkat, glukosa dan protein biasanya normal, kultur biasanya negatif, kultur virus biasanya dengan prosedur khusus.2. Glukosa serum : meningkat (meningitis)3. LDH serum : meningkat (meningitis bakteri)4. Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil (infeksi bakteri)5. Elektrolit darah : Abnormal.6. Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine : dapat mengindikasikan daerah pusat infeksi atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi.7. MRI/ skan CT : dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat ukuran/letak ventrikel; hematom daerah serebral, hemoragik atau tumor.8. Rontgen dada/kepala/ sinus ; mungkin ada indikasi sumber infeksi intra kranial

I. Asuhan Keperawatan Pada Klien Meningitis 1. Pengkajian a Biodata klien.b Riwayat kesehatan yang lalu1) Apakah pernah menderita penyait ISPA dan TBC ?2) Apakah pernah jatuh atau trauma kepala ?3) Pernahkah operasi daerah kepala ?c Riwayat kesehatan sekarang1) AktivitasGejala : Perasaan tidak enak (malaise). Tanda : ataksia, kelumpuhan, gerakan involunter.2) SirkulasiGejala : Adanya riwayat kardiopatologi : endokarditis dan PJK. Tanda : tekanan darah meningkat, nadi menurun, dan tekanan nadi berat, taikardi, disritmia.3) EliminasiTanda : Inkontinensi dan atau retensi.4) Makanan/cairanGejala : Kehilangan nafsu makan, sulit menelan. Tanda : anoreksia, muntah, turgor kulit jelek dan membran mukosa kering.5) HigieneTanda : Ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri.6) NeurosensoriGejala : Sakit kepala, parestesia, terasa kaku pada persarafan yang terkena, kehilangan sensasi, hiperalgesia, kejang, diplopia, fotofobia, ketulian dan halusinasi penciuman. Tanda : letargi sampai kebingungan berat hingga koma, delusi dan halusinasi, kehilangan memori, afasia,anisokor, nistagmus,ptosis, kejang umum/lokal, hemiparese, tanda brudzinki positif dan atau kernig positif, rigiditas nukal, babinski positif,reflek abdominal menurun dan reflek kremastetik hilang pada laki-laki.7) Nyeri/keamananGejala : sakit kepala(berdenyut hebat, frontal). Tanda : gelisah, menangis.8) PernafasanGejala : riwayat infeksi sinus atau paru. Tanda : peningkatan kerja pernafasan.

1. Diagnosa Keperawatan a Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi sehubungan dengan diseminata hematogen dari patogen.b Risiko tinggi terhadap perubahan serebral dan perfusi jaringan sehubungan dengan edema serebral, hipovolemia.c Risisko tinggi terhadap trauma sehubungan dengan kejang umum/fokal, kelemahan umum, vertigo.d Nyeri (akut) sehubungan dengan proses inflamasi, toksin dalam sirkulasi.e Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan kerusakan neuromuskular, penurunan kekuatan f Anxietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian.

2. Intervensi

a Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi sehubungan dengan diseminata hematogen dari patogen.Mandiri :1) Beri tindakan isolasi sebagai pencegahan2) Pertahan kan teknik aseptik dan teknik cuci tangan yang tepat.3) Pantau suhu secara teratur4) Kaji keluhan nyeri dada, nadi yang tidak teratur demam yang terus menerus5) Auskultasi suara nafas ubah posisi pasien secara teratur, dianjurkan nafas dalam6) Cacat karakteristik urine (warna, kejernihan dan bau)

Kolaborasi :Berikan terapi antibiotik iv: penisilin G, ampisilin, klorampenikol, gentamisin.

b Resiko tinggi terhadap perubahan cerebral dan perfusi jaringan sehubungan dengan edema serebral, hipovolemia.Mandiri :1) Tirah baring dengan posisi kepala datar.2) Pantau status neurologis.3) Kaji regiditas nukal, peka rangsang dan kejang.4) Pantau tanda vital dan frekuensi jantung, penafasan, suhu, masukan dan haluaran.5) Bantu berkemih, membatasi batuk, muntah mengejan.

Kolaborasi :a.) Tinggikan kepala tempat tidur 15-45 derajat.b.) Berikan cairan iv (larutan hipertonik, elektrolit).c.) Pantau BGA.d.) erikan obat : steoid, clorpomasin, asetaminofen.

c Resiko tinggi terhadap trauma sehubungan dengan kejang umum/vokal, kelemahan umum vertigo.Mandiri :1) Pantau adanya kejang2) Pertahankan penghalang tempat tidur tetap terpasang dan pasang jalan nafas buatan.3) Tirah baring selama fase akut kolaborasi berikan obat : venitoin, diaepam, venobarbital.

d Nyeri (akut ) sehubungan dengan proses infeksi, toksin dalam sirkulasi.Mandiri :1) Letakkan kantung es pada kepala, pakaian dingin di atas mata, berikan posisi yang nyaman kepala agak tinggi sedikit, latihan rentang gerak aktif atau pasif dan masage otot leher.2) Dukung untuk menemukan posisi yang nyaman(kepala agak tingi)3) Berikan latihan rentang gerak aktif/pasif.4) Gunakan pelembab hangat pada nyeri leher atau pinggul.

Kolaborasi :a.) Berikan anal getik, asetaminofen, codein

e Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan kerusakan neuromuskuler.1) Kaji derajat imobilisasi pasien.2) Bantu latihan rentang gerak.3) Berikan perawatan kulit, masase dengan pelembab.4) Periksa daerah yang mengalami nyeri tekan, berikan matras udsra atau air perhatikan kesejajaran tubuh secara fumgsional.5) Berikan program latihan dan penggunaan alat mobiluisasi.

f Perubahan persepsi sensori sehubungan dengan defisit neurologis1) Pantau perubahan orientasi, kemamapuan berbicara,alam perasaaan, sensorik dan proses pikir.2) Kaji kesadara sensorik : sentuhan, panas, dingin.3) Observasi respons perilaku.4) Hilangkan suara bising yang berlebihan.5) Validasi persepsi pasien dan berikan umpan balik.6) Beri kessempatan untuk berkomunikasi dan beraktivitas.7) Kolaborasi ahli fisioterapi, terapi okupasi,wicara dan kognitif.

g Ansietas sehubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian.1) Kaji status mental dan tingkat ansietasnya.2) Berikan penjelasan tentang penyakitnya dan sebelum tindakan prosedur.3) Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaan.4) Libatkan keluarga/pasien dalam perawatan dan beri dukungan serta petunjuk sumber penyokong.

3. EvaluasiHasil yang diharapkan :a Mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa bukti penyebaran infeksi endogen atau keterlibatan orang lain.b Mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/membaik dan fungsi motorik/sensorik, mendemonstrasikan tanda-tanda vital stabil.c Tidak mengalami kejang/penyerta atau cedera lain.d Melaporkan nyeri hilang/terkontrol dan menunjukkan postur rileks dan mampu tidur/istirahat dengan tepat.e Mencapai kembali atau mempertahankan posisi fungsional optimal dan kekuatan.f Meningkatkan tingkat kesadaran biasanya dan fungsi persepsi.g Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang dan mengungkapkan keakuratan pengetahuan tentang situasi.

BAB IIIPENUTUPA. Kesimpulan Meningitis merupakan inflamasi yang terjadi pada lapisan arahnoid dan piamatter di otak serta spinal cord. Inflamasi ini lebih sering disebabkan oleh bakteri dan virus meskipun penyebab lainnya seperti jamur dan protozoa juga terjadi.Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur.Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus). Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat. Meningitis adalah infeksi cairan otak disertai radang yang mengenai piamater,araknoid dan dalam derajat yang lebih ringan mengenai jaringan otak dan medulla spinalis yang superficial. disebabkan oleh berbagai macam organisme, tetapi kebanyakan pasien dengan meningitis mempunyai faktor predisposisi seperti fraktur tulang tengkorak, infeksi, operasi otak atau sum-sum tulang belakang. Seperti disebutkan diatas bahwa meningitis itu disebabkan oleh virus dan bakteri, maka meningitis dibagi menjadi dua bagian besar yaitu meningitis purulenta dan meningitis serosa.

B. SaranDiharapkan mahasiswa dapat mengerti tentang apa itu meningitis, dan juga dapat paham tentang asuhan keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, Arif. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Persyarafan. Jakarta: Salemba Medika