teknik eksplorasi tugas.docx

83
Inspirasi Petualang mencoba menjelajahi dunia walau sayap sering luka diterpa angin dan badai. Rabu, 04 Agustus 2010 Buku GBG :mineral-mineral hidrotermal BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Dewasa ini perkembangan pembangunan diberbagai bidang sedang marak dilakukan di seluruh negeri di berbagai bidang, baik dalam bidang pengembangan teknologi, industri, dan dari segi pertambangan. Semua itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia akan berbagai hal. Dalam sektor pertambangan, pemenuhan kebutuhan akan mineral - mineral yang kemudian dijadikan sebagai materi pemenuhan kebutuhan juga sangat besar. Misalnya pemenuhan kebutuhan akan makanan, pakaian, bangunan, perhiasan dan sebagainya. Salah satu cara pemenuhan kebutuhan tersebut adalah peningkatan pengembangan di sektor pertambangan, dimana sektor pertambangan yang menyumbangkan berbagai macam mineral-mineral ke bagian pengindustrian, melalui tahap-tahap yang meliputi prospecting, explorasi dan kemudian exploitasi mineral-mineral. Dalam hal ini, investasi dalam dunia pertambangan sangat besar dilakukan oleh perusahaan-perusahaan swasta maupun perusahaan milik negara untuk tujuan yang telah disebutkan diatas. Maka dari itu, pengetahuan yang spesifik harus dipahami secara baik tentang mineral-mineral yang akan ditambang, baik itu mengenai ciri fisik mineral, dan yang lebih penting lagi adalah tentang genesa dari suatu mineral. Genesa mineral menyangkut proses terbentuknya suatu mineral yang meliputi wadah (rekahan batuan, cekungan dan sebagainya), batuan

Transcript of teknik eksplorasi tugas.docx

Inspirasi Petualang mencoba menjelajahi dunia walau sayap sering luka diterpa angin dan badai.Rabu, 04 Agustus 2010Buku GBG :mineral-mineral hidrotermal

BAB IPENDAHULUAN1. LATAR BELAKANGDewasa ini perkembangan pembangunan diberbagai bidang sedang marak dilakukan di seluruh negeri di berbagai bidang, baik dalam bidang pengembangan teknologi, industri, dan dari segi pertambangan. Semua itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia akan berbagai hal.Dalam sektor pertambangan, pemenuhan kebutuhan akan mineral-mineral yang kemudian dijadikan sebagai materi pemenuhan kebutuhan juga sangat besar. Misalnya pemenuhan kebutuhan akan makanan, pakaian, bangunan, perhiasan dan sebagainya.Salah satu cara pemenuhan kebutuhan tersebut adalah peningkatan pengembangan di sektor pertambangan, dimana sektor pertambangan yang menyumbangkan berbagai macam mineral-mineral ke bagian pengindustrian, melalui tahap-tahap yang meliputi prospecting, explorasi dan kemudian exploitasi mineral-mineral. Dalam hal ini, investasi dalam dunia pertambangan sangat besar dilakukan oleh perusahaan-perusahaan swasta maupun perusahaan milik negara untuk tujuan yang telah disebutkan diatas. Maka dari itu, pengetahuan yang spesifik harus dipahami secara baik tentang mineral-mineral yang akan ditambang, baik itu mengenai ciri fisik mineral, dan yang lebih penting lagi adalah tentang genesa dari suatu mineral.Genesa mineral menyangkut proses terbentuknya suatu mineral yang meliputi wadah (rekahan batuan, cekungan dan sebagainya), batuan pembawa mineral, fluida, temperatur dan tekanan, serta proses tektonik yang mengenai suatu tubuh mineral.Salah satu proses terbentuknya suatu mineral adalah dari proses hidrotemal, dimana fluida berupa air magmatik dan meteorik pembawa mineral mengalami proses intrusi dan mengisi pada rekahan-rekahan batuan, kemudian membeku membentuk urat-urat pada batuan. Mineral-mineral dari proses hidrotermal perlu dipahami sehingga dalam proses explorasinya tepat menuju pada suatu tubuh mineral.

1. MAKSUD DAN TUJUANBuku mineral-mineral dari proses hidrotermal ini dimaksudkan dan ditujukan untuk hal-hal berikut:1. Sebagai bahan infromasi dan pedoman bagi publik dalam mewujudkan pembangunan di Nusa Tenggara Timur pada sektor pertambangan.2. Sebagai referensi bagi para pelaku pertambangan.

BAB IIMINERAL-MINERAL DARI PROSES HIDROTERMAL

Produk akhir dari proses diferensiasi magmatik adalah suatu larutan yang disebut larutan magmatik yang mungkin dapat mengandung konsentrasi logam yang dahulunya berada dalam magma. Larutan magmatik ini yang juga disebut larutan hidrotermal banyak mengandung logam-logam yang berasal dari magma, yang sedang membeku dan diendapkan di tempat-tempat sekitar magma yang sedang membeku tadi. Hidrothermal adalah larutan sisa magma yang bersifat "aqueous" sebagai hasil differensiasi magma. Hidrothermal ini kaya akan logam-logam yang relatif ringan, dan merupakan sumber terbesar (90%) dari proses pembentukan endapan. Berdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal dua macam endapan hidrothermal, yaitu:1. Cavity Filing, mengisi lubang-lubang bukaan yang sudah ada di dalam batuan.2. Metasomatisme, mengganti unsur-unsur yang telah ada dalam batuan dengan unsur-unsur baru dari larutan hidrothermal.Dalam perjalanan menerobos batuan, larutan hidrotermal akan mendepositkan mineral-mineral yang dikandungnya di rongga-rongga batuan dan membentuk deposit celah (cavity filling deposit) atau melalui proses metasomatik membentuk deposit pergantian (replacement deposit). Secara umum deposit replasemen terjadi pada kondisi suhu dan tekanan tinggi, pada daerah lebih dekat dengan batuan intrusifnya yang merupakan deposit hipotermal, sedang deposit celah lebih banyak terjadi di daerah dengan suhu dan tekanan rendah, yang merupakan deposit epitermal yang terletak agak jauh dari batuan intrusifnya.

Proses cavity filling dapat di kelompokan menjadi :1. Veins merupakan pengisian mineral pada celah-celah batuan yang berupa urat-urat contohnya urat kuarsa terbentuk pada endapan larutan celah pada batuan yang terbuka, sehingga menbentuk mineral berupah urat-urat. Biasanya pada batuan yang bersifat britle. Endapan-endapan yang terisi pada urat-urat antara lain kuartz, gold, silver, Zink dan copper. 2. Shear Zone deposits merupakan zona tipis, sheetlike, sambungkan celah-celah atau Zona, berfungsi sebagai saluran istimewa untuk proses mineralisasi, dan terjadi dalam lapisan batuan dan celah batuan yang dibentuk oleh endapan-endapan yang berukuran halus.3. Stockwork merupakan hubungan yang berjalinan antara mineral biji yang berukuran kecil pada urat yang melewati batuan dengan skala yang luas. Dari ukuran centimeter sampai beberapa meter yang urat-uratnya saling mengikat. Pada umumnya terjadi pada pengisian celah yang terbuka, celah tersebut karena intrusi.

Proses replacement terdiri dari :4. Endapan massive. Yang mencirikan adalah ukuran endapan bervariasi danterbentuk secara irregular. Pada umumnya terdapat pada batugamping dengan lapisan yang menebal sampai menipis karena mengikuti ronga-ronga pada batugamping.5. Replacement lode deposits merupakan pengisihan celah tipis yang telah mengalami replacement berupah lapisan sisipan atau sendiri. Biasanya mencapai beberapa centimeter sampai beberapa meter6. Disseminated replacement deposits merupakan endapan replacement yang menebar berupa urat-urat.

Larutan ini makin jauh dari magma, akan makin kehilangan panasnya sehingga dikenal sebagai: 1. Endapan HypothermalPada proses hypothermal ini terletak paling dekat dengan tubuh intrusi dan diendapkan dalam suhu yang paling tinggi antara 450o - 300oC. Larutan ini, yang menembus batuan induk atau batuan samping akan membawa mineral-mineral yang mengisi rekaan-rekaan dan membentuk cavity filling deposit serta mengalami proses pengatian pada batuan induk dan batuan samping sebagai replacement deposit yang akan menghasilkan mineral semudengan pengisisan oleh Flurite dan barite. Pengendapan ini melalui larutan colloid dan membentuk larutan metacoloid dengan ciri adanya subtitusi yang mempunyai jari-jari ion sama dengan unsur yang digantikan. Endapan ini berupa urat (vein) korok (dike) dicirikan oleh proses replacement yang kuat menghasilkan gossan dan skarn. Endapan ini biasanya ada pada mineral yang ada sulpida seperti pyrte, chalcopryite, galena dan sphalerite.

1. Endapan MesothermalPada endapan ini tekanan temperaturnya medium, karena bertemperaturnya medium maka proses pengendapan hanya mengisi cela-cela (cavity filling) pada batuan yang dibentuk oleh tekanan dan juga kadang-kadang mengalami replacement karena temperature yang masih medium. Sehingga asosiasi mineral yang ada berupah berupah sulfide Ag, As, Au, Sb dan oksida (Sn) yang berasosiasi dengan batuan beku asam yang didekat permukaan bumi oleh karena itu, mineral Au, Cu dapat dijumapi pada mineral kuarsa dan kalsit pada batuan beku asam dan batuan sedimen.2. Endapan EpithermalEndapan epipithermal merupakan endapan yang terjadi ketika pada suhu sangat rendah didekat permukaan berupah perlapisan (fissure vein). Pada endapan ini, proses replacement tidak pernah dijumpai karena suhu yang sangat rendah. Asosiasi mineral dengan mineral logam berupah Au dan Ag dengan mineral gan dengan tipe endapan arsimony seperti mercury, silver native dan silver sulfida lead zink dan minerl quartz, kalsit dolomite, aragonite, florit barit dan zeolit.

Berdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal beberapa jenis endapan hidrothermal, antara lain Ephithermal (T 1000C-2000C), Mesothermal (T 2000C-3000C), dan Hipothermal (T 3000C-5000C). Setiap tipe endapan hidrothermal diatas selalu membawa mineral-mineral yang tertentu (spesifik), berikut alterasi yang ditimbulkan berbagai macam batuan dinding. Tetapi minera-mineral seperti pirit (FeS2), kuarsa (SiO2), kalkopirit (CuFeS2), fluida-fluida hampir selalu terdapat dalam ke tiga tipe endapan hidrothermal.

Syarat penting terjadinya deposit hidrotermal adalah:1. Adanya larutan yang mampu melarutkan mineral.2. Adanya rekahan/rongga pada batuan, di mana larutan dapat lewat.3. Adanya tempat, di mana larutan akan mendepositkan kandungan mineralnya.4. Adanya reaksi kimia yang menghasilkan pengendapan mineralKonsentrasi mineral yang cukup di dalam deposit, sehingga menguntungkan kalau ditambang.

1. EMAS

Gambar 1 Emas Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya berkisar antara 2,5 3 (skala Mohs), serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang berpadu dengannya. Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam. Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari emas nativ, elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur-unsur belerang, antimon, dan selenium. Elektrum sebenarnya jenis lain dari emas nativ, hanya kandungan perak di dalamnya >20%.Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan letakan (placer). Genesa emas dikatagorikan menjadi dua yaitu endapan primer dan endapan plaser. Secara geokimia, emas merupakan unsur siderophile (suka akan besi), dan sedikit chalcophile (suka akan belerang). Karena sifatnya ini maka emas banyak berikatan dengan mineral-mineral besi atau stabil pada penyangga besi (magnetit/hematit)Potensi endapan emas terdapat di hampir setiap daerah di Indonesia, seperti di Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa, Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.

1. GenesaEmas pada umumnya terdapat pada suatu zona hidrotermal dimana pada umunya zona hidrotermal merupakan daerah vulkanis. Genesis emas sendiri dikatakan bahwa emas berasal dari suatu reservoar yaitu inti bumi dimana kemudian air magmatik yang mengandung ion sulfida, ion klorida, dan ion tio kompleks mengangkut logam emas ke permukaan bumi. Arah aliran dari larutan kimia yang mengandung emas ini pada umumnya searah dengan saluran magma pada gunungapi membentuk urat-urat (vein) emas.Saat larutan emas terendapkan pada saluran magma yang telah membeku proses hidrotermal yang merupakan kegiatan pos vulkanis terjadi dari kontak air meteorik dengan batuan yang panas atau gerakan air magmatik ke atas dimana keduanya membawa dan melarutkan ion sulfida-klorida-tio kompleks yang menyebabkan emas semakin terendapkan di permukaan bumi.Atau ion-ion sulfida-klorida-tio kompleks pembawa emas, mengisi rongga-rongga atau bukaan-bukaan pada batuan dan kemudian terendapkan sebagai vein emas.Berdasarkan penjelasan tersebut maka analisis keterdapatan emas dapat dilacak dari adanya jejak proses sirkulasi hidrotermal atau umum disebut epitermal. Pyrite (Fe2S) yang disebut Fool Gold juga sering dijumpai bersama dengan emas. Kandungan emas sebagai inklusi juga kadang dapat ditemui dalam perak dan batuan yang mengandung tembaga.

1. KarakteristikSistem Kristal : IsometrikWarna : Kuning EmasGoresan : KuningKilap : MetalikBelahan dan pecahan : Tak ada; hakli (pecahan bergerigi dengan ujung yang tajam)Kekerasan : 2,5 3 skala MohsBerat Jenis : 19,3

Emas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol "Au" (bahasa Latin:"aurum") dan nomor atom 79. Sebuah logam transisi (trivalen dan univalen) yang lembek, mengkilap, kuning, berat, "malleable", dan "ductile".

1. Mekanisme Penambangan dan Pengolahan1. PenambanganPenambangan emas hidrotermal sangat tergantung pada pemodelan endapan, yang sangat berkaitan erat dengan wadah pengendapan (rekahan-rekahan). Bila wadah pengendapan luas pada permukaan, maka bisa jadi penambangan emas dengan metode tambang terbuka.Namun, pada endapan emas hidroternal yang berbentuk urat-urat yang mengisi pada celah batuan, maka di ambil metode tambang bawah tanah, dengan maksud agar mengikuti urat-urat yang ada hingga ke bawah sehingga mendapatkan kadar emas yang lebih tinggi.Bisa juga dikombinasikan antara tambang terbuka dan tambang bawah tanah. Hal ini disebabkan oleh endapan emas yang dapat tersingkap di permukaan memiliki dimensi yang cukup luas, tetapi atas pertimbangan kadar emas yang ada dibawah (mengikuti urat-urat) lebih besar dibandingkan dengan yang ada dipermukaan.

Gambar 2 Sketsa Tambang Terbuka dengan bench berbentuk spiral.

Gambar 3 Glory Hole Mining1. PengolahanAmalgamasi adalah proses penyelaputan partikel emas oleh air raksa dan membentuk amalgam (Au Hg). Amalgamasi masih merupakan proses ekstraksi emas yang paling sederhana dan murah, akan tetapi prosesnya efektif untuk bijih emas yang berkadar tinggi dan mempunyai ukuran butir kasar (>74 mikron) dan dalam membentuk emas murni yang bebas (free native gold).Proses amalgamasi merupakan proses kimia fisika, apabila amalgamnya dipanaskan, maka akan terurai menjadi elemen-elemen yaitu air raksa dan bullion emas. Amalgam dapat terurai dengan pemanasan di dalam sebuah retort, air raksanya akan menguap dan dapat diperoleh kembali dari kondensasi uap air raksa tersebut. Sementara Au-Ag tetap tertinggal di dalam retort sebagai logam.Proses Sianidasi terdiri dari dua tahap penting, yaitu proses pelarutan dan proses pemisahan emas dari larutannya. Pelarut yang biasa digunakan dalam proses cyanidasi adalah NaCN, KCN, Ca(CN)2, atau campuran ketiganya. Pelarut yang paling sering digunakan adalah NaCN, karena mampu melarutkan emas lebih baik dari pelarut lainnya. Secara umum reaksi pelarutan Au dan Ag adalah sebagai berikut:

4Au + 8CN- + O2 + 2 H2O = 4Au(CN)2- + 4OH-

4Ag + 8CN- + O2 + 2 H2O = 4Ag(CN)2- + 4OH-

Pada tahap kedua yakni pemisahan logam emas dari larutannya dilakukan dengan pengendapan dengan menggunakan serbuk Zn (Zinc precipitation). Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

2Zn + 2NaAu(CN)2 + 4NaCN +2H2O = 2Au + 2NaOH + 2Na2Zn(CN)4 + H22Zn + 2NaAg(CN)2 + 4NaCN +2H2O = 2Ag + 2NaOH + 2Na2Zn(CN)4 + H2

Penggunaan serbuk Zn merupakan salah satu cara yang efektif untuk larutan yang mengandung konsentrasi emas kecil. Serbuk Zn yang ditambahkan kedalam larutan akan mengendapkan logam emas dan perak. Prinsip pengendapan ini mendasarkan deret Clenel, yang disusun berdasarkan perbedaan urutan aktivitas elektro kimia dari logam-logam dalam larutan cyanide, yaitu Mg, Al, Zn, Cu, Au, Ag, Hg, Pb, Fe, Pt. setiap logam yang berada disebelah kiri dari ikatan kompleks sianidanya dapat mengendapkan logam yang digantikannya. Jadi sebenarnya tidak hanya Zn yang dapat mendesak Au dan Ag, tetapi Cu maupun Al dapat juga dipakai, tetapi karena harganya lebih mahal maka lebih baik menggunakan Zn. Proses pengambilan emas-perak dari larutan kaya dengan menggunakan serbuk Zn ini disebut "Proses Merill Crowe".1. Kegunaan dan Sebaran1. KegunaanEmas banyak digunakan untuk membuat koin dan dijadikan sebagai standar moneter di banyak negara. Elemen ini juga banyak digunakan untuk perhiasan, gigi buatan, dan sebagai lapisan. Untuk aplikasi di bidang sains, emas digunakan sebagai lapisan beberapa satelit angkasa dan merupakan reflektor sinar inframerah yang baik. Emas tidak mudah bereaksi (inert).

Koin EmasEmas juga diperdagangkan dalam bentuk koin emas, seperti Krugerrand yang diproduksi oleh South African Mint Company dalam berbagai satuan berat. Satuan berat krugerrand yang umum ditemui adalah 1/10 oz (ounce), 1/4 oz, 1/2 oz dan 1 oz. Harga koin krugerrand didasarkan pada pergerakan harga emas di pasar komoditas dunia yang bergerak terus sepanjang masa perdagangan. Koin Krugerrand khusus (atau biasa disebut proof collector edition) juga diproduksi secara terbatas sesuai dengan tema tertentu. Karena diproduksi terbatas, sering kali harga koin krugerrand edisi proof ini melebihi harga kandungan emas koin tersebut tergantung pada kelangkaan dan kondisi koin khusus ini. Edisi yang cukup digemari dan dicari para investor adalah edisi yang memuat gambar Nelson Mandela.Terdapat beberapa negara yang memproduksi secara massal koin emas untuk ditawarkan sebagai alternatif investasi, antara lain:1. Australia - Kangaroo2. China - Panda3. Malaysia - Kijang emas4. Canada - Maple Leaf5. Inggris - Britannia6. Amerika Serikat - Eagle dan Buffalo7. Afrika Selatan - Krugerrand8. New Zealand - Kiwi9. Singapore - Lion10. Austria Philharmonic

Gambar 4 Contoh koin emas Krugerrand

Gambar 5 Emas batangan

1. SebaranPotensi endapan emas terdapat di hampir setiap daerah di Indonesia, seperti di Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa, Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua

1. TEMBAGA

Gambar 6 Tembaga

Tembaga adalah kelompok logam bukan besi yang telah di pergunakan sejak 3500 sebelum masehi oleh orang orang mesir. Mineral pembawa tembaga lebih kurang 165 macam, antara lain logam alam, melakonit dan cuprit serta chalcit. Mineral tembaga alam dapat dapat di gores dengan pisau dan memberikan goresan yang bersinar agak kusam hijau seperti perunggu. Jika terkandung dalam batuan, tampak batuannya berwarna hijauTembaga atau Cuprum adalah unsur kimia yang mempunyai simbol Cu dan nomor atom 29 dan merupakan logam mulur yang mempunyai kekonduksian elektrik yang sangat baik. Tembaga memiliki ciri warna logam kemerahan disebabkan oleh struktur jalurnya, yang memantulkan cahaya merah dan jingga yang menyerap frekuensi-frekuensi lain dalam spektrum. Dalam keadaan cair, suatu permukaan logam itu kelihatan agak kehijauan.Apabila tembaga lebur berada dalam keadaan cahaya terang, kita dapat melihat kilau merah jambunya. Logam lebur tembaga tidak membasahkan permukaan dan mempunyai tegangan permukaan yang sangat kuat dan membentuk titisan hampir sfera apabila dituangkan atas suatu permukaan.1. GenesaProses pembentukan tembaga berkaitan erat dengan proses pembentukan gunungapi dan proses pembentukan batuan intrusi. Kedua proses di atas menghasikan panas. Panas ini kemudian disebar melalui cairan yang masuk melaui rekahan yang ada dan terjadi arus konveksi panas. Arus konveksi panas yang terus menerus ini memungkinkan proses perubahan mineral-mineral dan akumulasi mineral-mineral tembaga.Tembaga (Cuprum, Cu) itu jenis mineral (logam) yang berada di atau bercampur dengan tanah. Jadi, tahap pertamanya adalah menemukan kawasan yang mengandung Cu. Tanah yang mengandung Cu itu kemudian digali dan dipisahkan. Yang diambil dari pemisahan itu disebut bijih.Bijih Cu biasanya membentuk senyawa oksida, sulfida dan karbonat. Bijih bisa juga membentuk pirit tembaga (CuFeS2), Cu galena (Cu2S), kuprit (Cu2O), malasit [Cu(OH)2.CuCO3], dan azurit [Cu(OH) 2.2CuCO3]. Yang paling banyak ditemukan di alam adalah bijih tembaga-besi sulfida(CuFeS2), merupakan campuran besi sulfida dan tembaga sulfida.Di perusahaan tambang tembaga modern: di Indonesia kita mengenal Freeport (Timika, Papua), dan Newmont (Batuhijau, NTB), bijih tembaga sulfida diolah menjadi konsentrat tembaga (seperti pasir tapi warnanya sehitam batu bara) melalui proses smelting. Indonesia memiliki pabrik pengolah (smelter) di Gresik.Teknis smelting: Bijih dipanaskan dibakar dengan udara yang cukup sehingga air terpisah dan oksida logam murni tertinggal. Logam oksida kemudian direduksi melalui pemanasan tanpa adanya udara. Proses ini disebut Basemerisasi terhadap Cu. Logam Cu yang yang didapatkan berupa lelehan. Lantas lelehan Cu itu disembur dengan oksida sulfur. Hasilnya akan menjadi logam beku tapi masih kotor sehingga harus dibersihkan dulu melalui proses elektrolisis.Proses smelting ini juga disebut solution extraction (SX). yang kemudian dilanjutkan dengan elektrolisis atau electrowinning (EW) yang proses sederhananya seperti penyepuhan menggunakan anoda dan katoda. Dari sanalah diperoleh tembaga murni. Proses smelting bisa juga dilakukan dengan proses leaching (penggerusan). Bahkan ada upaya untuk memanfaatkan bioteknologi menggunakan mikroba Thtobactilus ferrooxtdaus dengan katalis perak untuk smelting tembaga, seng, uranium, dan emas dari sulfida yang kabarnya lebih hemat dan menekan polusi.2. Karakteristik1. Cu logam yang berwarna coklat kemerahan.2. Permukaannya nampak pudar karena terbentuknya suatu lapisan oksida. Kerapatannya adalah 8.94 gm/cc.3. Titik leleh 1083C.4. Cu mudah dibentuk dan sebagai penghantar panas dan listrik.3. Penambangan1. Teknik PenambanganTembaga dapat ditambang dengan metode tambang terbuka dan tambang bawah tanah.Kandungan tembaga dinyatakan dalam % (persen). Jadi jika satu tambang berkadar 2,3%, berarti dari 100 kg bijih akan dihasilkan 2,3 kg tembaga.Selain sebagai penghasil no.1, tambang tembaga terbesar juga dipunyai Chili. Tambang itu bernama Chuquicamata, terletak sekitar 1.240 km sebelah utara ibukota Santiago. Sedang tambang tembaga terbesar di Indonesia adalah yang diusahakan oleh PT Freeport Indonesia di area Grasberg, Papua. Saat ini Grasberg ditambang dengan metode tambang terbuka.Namun karena kedalaman bukaan yang semakin besar, sekitar tahun 2015, cara penambangan akan diubah menjadi tambang bawah tanah. Jika semua terwujud, Grasberg akan menjadi salah satu tambang bawah tanah terbesar di dunia.2. PengolahanTembaga adalah logam yang relatif tidak reaktif dan kadang ditemukan di alam dalam keadaan bebas. Bijih Cu membentuk senyawa oksida, sulfida dan karbonat. Bijih ditemukan sebagai : pirit tembaga (CuFeS2), Cu galena (Cu2S), kuprit (Cu2O), malasit [Cu(OH)2.CuCO3], dan azurit [Cu(OH) 2.2CuCO3].Bijih tembaga-besi sulfida(CuFeS2) adalah paling banyak di alam yang merupakan.Campuran besi sulfida dan tembaga sulfida.Mineral tembaga dipekatkan dengan pemecahan bijih menjadi partikel lebih kecil.Teknik pengapungan buih digunakan dengan menambahkan minyak cemara kedalam tangki yang penuh dengan bubuk bijih dan air. Campuran diaduk dengan melewatkan udara bertekanan. Partikel sulfida muncul kepermukaan dengan buih.

Pasir,lempung dan partikel pengganggu lainnya terpisah dari dasar tangki.Selanjutnya bijih dipanaskan dibakar dengan udara yang cukup sehingga air terpisah dan oksida logam murni tertinggal. Logam oksida kemudian direduksi dengan pemanasan tetapi tanpa adanya udara.Proses diatas disebut Basemerisasi dari Cu. Logam Cu yang yang didapatkan berupa lelehan. Oksida sulpur ditiupkan melalui lelehan Cu dan lepuhan pada permukaan dan ini tersisa sebagai pengotor dalam ekstarksi logam Cu. Sehingga logam Cu perlu dimurnikan lebih lanjut dengan elektrolisis.Dalam tangki elektrolisa larutan kupri sulfat diasamkan (+H2SO4 encer) membentuk larutan electrolit. Cu batangan yang tidak murni digunakan sebagai anoda dengan menghubungkan ke terminal (+) dari batere. Satu lapisan tipis logam tembaga murni ditempatkan sebagai sel katoda. Terminal (-) dihubungkan ke katoda. Arus listrik dalam jumlah rendah dialirkan melalui sel. Atom-atom Cu dari anoda memasukielektrolit. Tembaga dari anoda berubah menjadi tembaga sulfida. Sejumlah atom Cu yang sama dari larutan terdeposit pada katoda. Hal Ini akan menjaga konsentrasi larutan elektrolit tetap. Pengotor dari batangan anoda tertinggal di larutan atau terkumpul di bawah anoda. Pengotor tidak larut dalam elektrolit dan dinamakan lumpur anoda. Tembaga murni dipisahkan dari katoda. Anoda menjadi tipis sebagai hasil proses elektrolisis3. ManfaatLogam tembaga digunakan secara luas dalam industri peralatan listrik. Kawat tembaga dan paduan tembaga digunakan dalam pembuatan motor listrik, generator, kabel transmisi, instalasi listrik rumah dan industri, kendaraan bermotor, konduktor listrik, kabel dan tabung coaxial, tabung microwave, sakelar, reaktifier transsistor, bidang telekomunikasi, dan bidang-bidang yang membutuhkan sifat konduktivitas listrik dan panas yang tinggi, seperti untuk pembuatan tabung dan klep di pabrik penyulingan.4. Penyebaran TembagaPotensi tembaga terbesar yang dimiliki Indonesia terdapat di Papua, dan sebagian lainnya menyebar di Jawa Barat, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan. Sedangkan Penyebaran tembaga Sedangkan Di daerah NTT sendri adalah di bagian utara barat laut dan selatan-tenggara daerah penyelidikan, yaitu di sekitar Kapan, Oetuka, Lokopin dan Katbao. Hasil analisis kimia nilai kisaran tertinggi antara 54 ppm 76 ppm. Dari data statistic Cu rata-rata 41,89 ppm dan standar deviasi 10,86 ppm. Sebaran pada umumnya menempati Formasi Kompleks Bobonaro.

1. PERAKPerak merupakan logam yang terbentuk dan selalu bersama-sama dengan logam emas, yang mempunyai warna putih.Mineral-mineral yang terpenting yang mengandung perak adalah Perak alam (Ag), Argentite (Ag2S), Cerrargyrite (AgCl), Polybasite (Ag16 Sb2 S11), Proustite (Ag2 As S3) dan Pyrargyrite (Ag3 Sb S3). Kebanyakan perak di dunia berasal dari cebakan hydrothermal yang mengisi rongga-rongga.Perak muncul secara alami dan dalam bijih-bijih argentite (Ag2S) dan horn silver (AgCl). Bijih-bijih timah, timbal-timah, tembaga, emas dan perunggu-nikel merupakan sumber-sumber penting untuk menambang perak.1. GenesaBatugamping di dekat intrusi bereaksi dengan larutan hidrotermal dan sebagian digantikan oleh mineral-mineral tungsten, tembaga, timbal dan seng (dalam kontak metasomatik atau endapan skarn). Jika larutan bergerak melalui rekahan yang terbuka dan logam-logam mengendap di dalamnya (urat emas-kuarsa-alunit epithermal), sehingga terbentuk cebakan perak bersama dengan mineral asosiasinya..Larutan hidrotermal yang membawa logam dapat juga bermigrasi secara lateral menuju batuan yang permeabel atau reaktif secara kimia membentuk endapan blanket-shaped sulfida, atau bahkan mencapai permukaan dan mengendapkan perak dan juga air raksa dalam pusat mata air panas silikaan atau karbonatan, seperti kadar emas tinggi yang terdapat dalam beberapa lapangan geotermal aktif yang terdapat di New Zealand.

1. KarakteristikSistem Kristal : Isometrik.Warna : Putih PerakGoresan : Coklat, atau abu-abu sampai hitam.Belahan dan Pecahan : Tak ada Kekerasan : 2,5 3 skala MohsBerat Jenis : 10,5.

2. Mekanisme Penambangan dan Pengolahan1. PenambanganMekanisme penambangan perak selalu bersamaan dengan penambangan emas yang dikarenakan perak selalu berasosiasi dengan emas, sehingga penambangan pada umumnya sama, yaitu penambangan terbuka dan atau bawah tanah.2. PengolahanPengolahan perak pada umumnya sama dengan pengolahan emas. pengolahan emas3. 1. KegunaanKegunaan perak sangat penting bagi kehidupan manusia di berbagai aspek. Dibawah ini ada kegunaan perak dalam beberapa hal, antara lain:2. FotografiPerak digunakan dalam senyawa Silver nitrate, atau lunar caustic untuk dunia fotografi, dan sekitar 30% komsumsi industri perak digunakan untuk fotografi, ini dikarenakan kepekaanya terhadap sinar ultraviolet, dimana perak terkandung dalam klise sekitar 0,7% - 1%. 3. KedokteranDalam dunia kedokteran, perak digunakan adalah bahan plastik master (plastik roentgent). Dalam plastik roentgen sebanyak 10kg diperlukan perak sebanyak 250g.Perak juga digunakan dalam campuran pengganti gigi.4. PerhiasanPerak tergolong logam mulia, sehingga banyak sekali perhiasan yang digunakan dengan bahan perak. Perak adalah mineral kedua setelah emas yang paling komersil digunakan sebagai perhiasan.5. Peralatan Listrik Perak juga digunakan untuk membuat alat-alat kelistrikan diantaranya adalah untuk membuat soldier, kotak listrik, baterai perak-timah dan perak-cadmium.Kegunaan lain dari perak adalah untuk bahan cat yang digunakan untuk membuat sirkuit cetak, untuk produksi kaca sebagai lapisan pada gelas dan logam lainnya.

1. BARIT

Gambar 8 Barite Barit dengan rumus kimia BaSO4, bentuk Kristal tabular, tidak berwarna atau putih apabila murni, kuning, merah, hijau, kadang-kadang hitam akibat adanya kontaminasi. Kumpulan Kristal dapat membentuk kenampakan seperti kipas, roset (desert roses). Sifat Kristal yang lain kompak, granular, massif, ataupun bernentuk sebagai stalaktit. Mempunyai kekerasan 2,5 3,5, berat jenis 4,48, cukup berat walaupun bukan termasuk logam. Mudah pecah, membentuk belahan prismatic, transparan atau translusen dengan luster vitreus, cerat putih, sulit terbakar dan tidak larut dalam asam, apabila dipanasi member nyala kuning hijau.

1. GenesaBarit sangat umum sebagai mineral gang pada proses hidrotermal tingkat menengah sampai rendah. Barit kadang-kadang berasosiasi dengan timbale, perak, sulfide antimonite. Endapan barit sangat mungkin berasosiasi dengan bijih emas epitermal dan merupakan salah satu mineral indeks. Saat ini bijih emas dijumpai pula barit mengisi celah batu gamping atau dolomite (saat ini dikenal sebagai endapan residual tipe Karst). Dalam jumlah sedikit terbentuk pada mata air panas (hot springs). Terdapat juga dalam bentuk massif pada iron-manganese bearing jasper, pada celah batuan basalt dalam bentuk Kristal.2. KarakteristikSistem Kristal : Ortorombik.Warna : Tak berwarna sampai putih; dapat pula kuning, coklat, kemerahan, abu-abu, kehijauan, atau biru.Goresan : Putih.Belahan dan pecahan : {001} dan {210} sempurna.Kekerasan : 3 3,5Berat jenis : 4,5

3. Penambangan dan Pengolahan

1. Teknik PenambanganPenambangan barit lebih banyak ditunjukan oleh singkapan yang tampak dipermukaan. Oleh sebab itu system penambangan yang diterapkan adalah penambangan terbuka dengan peralatan sederhana. Pada umumnya barit terakumulasi pada retakan-retakan ataupun pada patahan. Oleh sebab itu penambangan sistem gophering sangat mungkin dilakukan tetapi harus sangat hati-hati karena terjadinya runtuhan tanah akan sangat mungkin terjadi.

1. Pengolahan dan PemanfaatanBarit dari penambangan pada umunya kotor dan dilekati oleh batuan yang lain. Sehingga langkah awal barit ini dicuci dengan air dengan cara disemprot. Yang bersih dan kering dapat ditumbuk dan digerus kemudian disaring dengan ukuran tertentu. Karena barit mempunyai berat jenis yang besar (4,4) maka proses floatasi dapat menghasilkan fraksi barit murni. Pada instalasi pengolahan yang agak modern, fraksi barit yang merupaan hasil proses pemecahan, dicuci dengan log-washer, kemudian disaring, fraksi yang berukuran halus diproses dengan jig untuk selanjutnya dikonsentrasi dengan cara floatasi. Hasilnya dikeringkan untuk selanjutnya dibuat dalam bentuk tepung.Tepung barit dimanfaatkan sebagai bahan cat , industri karet, kaca atau gelas, kertas dan plastic .tepung barit juga dimanfaatkan untuk lumpur pemboran minyak dan gas ( untuk mengangkut Cutting dari dasar lubang bor ke atas lubang bor). Dalam hal pemakaian yang demikian barit yang sudah dipakai dapat dimanfaatkan kembali ( dengan system sirkulasi ). Karena berat jenis besar barit cukup baik untuk bahan tambahan dalam membangun reactor atom. Barit dicampur dengan fenol formal dehid, silikat, asbes dan arang kemudian digerus halus akan diperoleh semen Fenolik yang mempunyai daya tahan yang besar terhadap berbagai bahan kimia.

1. Kegunaan dan Sebaran1. KegunaanDigunakan sebagai van untuk membuat lumpur bor ( drilling mud ) yang dipakai pada pemboran minyak bumi dan gas. selain itu tepung barit dimanfaatkan sebagai bahan cat, industri karet, kaca atau gelas, kertas dan plastik.2. Sebaran1. Jawa Barat: Cikondang, Kec. Cineam, Kab. Tasikmalaya (berupa urat-urat pada celah-celah batuan tufa breksi).2. Jawa Tengah: Kp. Plampang Kukusan, Watutugu, Sermo, Kab. Pulon Progo (berupa urat-urat pada celah-celah batuan andesit, ditandai dengan kenampakan warna cokelat tua), Durensari, Bagelen Kab. Purworejo (seperti yang terdapat di Plampang).3. Kalimantan Barat: Desa Lanjut, Kec. Kendawangan, Kab. Pontianak (berupa urat atau pengisian pada rekahan-rekahan silicified limestone dengan komposisi BaSO4 = 96,5 98,5 %, SiO2 = 0,9 2,2%, Fe2O3 = 0,3 0,57%)4. Nusa Tenggara Timur: Tg. Merah dan Pakuoyom (P. Lomblen) Kab. Flores Timur (berupa urat-urat berasosiasi batuan kuarsa pada dasit) Kec. Riung Kab. Ngada (berupa urat-urat daam batuan tufa dasit).5. Sulawesi Selatan: Sangkanropi, Kab. Tanah Toraja (berasosiasi dengan bijih sulfide pada zona rhyolit/dasit yang terkersikan).

1. TOSEKI

Gambar 9 Toseki 1. GenesaToseki atau batuan kuarsa-serisit terbentuk pada zona ubahan filik, yakni pada suhu 2200C pada kondisi pH netral. Endapan toseki biasanya berasosiasi dengan batuan vulkanik yang berkomposisi asam dan terbentuk sebagai hasil ubahan hidrotermal batuan vulkanik jenis tufa riolitik atau dasit atau dasitik. Komposisi utama dari toseki adalah mineral kuarsa 59-70%, serisit 15-30%, kaolinit 7-12 %, feldspar1 3%.Berdasarkan atas kandungan mineral utama toseki dibagi menjadi tiga tipe yaitu tipe serisit, tipe kaolinit,dan tipe feldspar, sedangkan berdasarkan atas kandungan Fe2O3 nya toseki dikelompokan menjadi 4 kelas yaitu kelas I Fe2O3 (0,4-0,5 %); kelas II (0,5-0,7%); kelas III dengan kandungan Fe2O3 = (0,7-0,9 %); kelas IV dengan kandungan TiO2 < 0,004 % dan MgO kurang dari 0,1 %.

1. Karakteristik1. Warna putih kotor2. Mineral gelas3. Kompak4. Berbutir sedangKomposisi Kimiawi : SiO2, Al2O3, Fe2O3, Na2O, K2O, TiO2Toseki utamanya disusn oleh mineral kuarsa dan serisit sehingga disebut juga batuan kuarsa-serisit.

2. Penambangan1. Teknik PenambanganPenambangan toseki dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu:1. Tambang terbuka atau open pit

2. Tambang semprot atau hydraulicking

3. Tambang bawah tanah atau underground mining

Dua cara yang pertama yang lebih banyak digunakan dibanding cara yang ketiga. Pada tambang terbuka pada pengupasan tanah penutup dilakukan dengan alat sederhana atau dengan alat mekanis (bulldozer, scrapper dll).endapan kaolinnya dapat digali dengan eksavator anatar lain: Backhoe ataupun Shovel, kemudian dimuat kedalam truk dan diangkut ke pabrik pengolahan. Pada cara tambang semprot setelah pengupasan tanah penutup lalu disemprot menggunakan pompa air bertekanan tinggi. hasil penyemprotan berbentuk lumpur yaitu campuran kaolin dengan air. Kemudian lumpur tersebut dipompakan ketempat pengolahan dengan pipa-pipa.

1. Pengolahan dan Pemanfaatan Pengolahan toseki dapat dilakukan untuk membuang mineral atau kontaminan seperti pasir kuarsa, oksida besi, oksida titanium, mika dan lain-lain. Selain itu untuk mendapatkan butir-butir halus, tingkat keputihan atau kecerahan tinggi, kadar air tertentu, pH tertentu dan sifat-sifat lainnya. Pada dasarnya proses pengolahan yang dilakukan sangat bergantung pada jumlah, jenis mineral pengotor dan spesifikasi penggunaannya.Kegunaan toseki umumnya dikaitkan dengan kadar Fe2O3.Toseki terutama untuk bahan baku keramik, refraktori dan isolator. Sebagai bahan keramik toseki mudah dikerjakan dan tidak memerlukan bahan campuran lain.

1. Sebaran1. Sumatera Barat: Barangan, Kab.Padang Pariaman.2. Bengkulu: Tambang Sawah; Muaraaman (warna putih keabu-abuan, keras)3. Lampung: Sukamantri, Kec. Sumber Jaya, Kab. Lampung Utara.4. Jawa Barat: Bujal, Kec. Cipanas, Kab Lebak(Ubahan Hidrotermal dari batuan riolitik); Cicarucup Kec, Cikotok Kab.Lebak (ubahan hidrotermal dari batuan tufa dasitik); Talang Kab. Sukabumi.5. Jawa Tengah: Batuwarno, Wonogiri (ubahan hidrotermal dari batuan tufa dasitik); G. Rahtawu, Wonogiri (ubahan hidrotermal, baik untuk bahan baku wall tile dan floor tile).6. Jawa Timur: Pojok, Kec. Karangan Kab. Trenggalek (hasil ubahan dari batuan tufa dasitik anggota formasi andesit tua, baik untuk bahan baku wall t tua, baik untuk bahan baku wall tile dan floor tile ); G. Sambi, Kec. Karangan Kab. Trenggalek (hasil ubahan hidrotermal dari batuan tufa dasitik anggota formasi andesit tua, warna kecoklatan, banyak mengandung oksida besi, mutunya kurang baik); G. Nglenglengan, Wonosidi, Kec. Tulakan Kab. Pacitan (hasil ubahan hidrhasil ubahan hidrotermal dari batuan dasit, warna putih agak kompak).7. Kalimantan Barat: Lumar, Kab. Bengkoyang(hasil ubahan hidrotermal dari batuan tufa dasitik, mutu kurang baik).8. Nusa Tenggara Barat: Parado Kec. Monta, Kab. Sumbawa Besar (hasil ubahan dari batuan tufa dasitikran putih kekuningan, kompak ); Desa Sari, Kec. Sape, Kab Bima (hasil ubahan dari batuan tufa dasitik, meliputi G. Ranggate dan BT Gopah, berwarna putih).9. Nusa Tenggara Timur: Wailli Kab. Sikka (hasil ubahan hidrotermal dari batuan dasit); Wailolong Kab. Flores Timur (hasil ubahan hidrotermal dari batuan dasit); Sambor, Kec. Lembor Kab. Manggarai (hasil ubahan hidrotermal dari batuan dasit); Kopoone,Wolomage, Leke, Koanaro, Kec. Wolowaru, Kab. Ende (hasil ubahan hidrotermal dari batuan dasit, warna putih-coklat dengan pengotor oksida besi); Ae Bora, Oka Moge, Woluwaru, Kab. Ende (ubahan batuan leukogranit oleh batuan andesit, berwaran putih, agak massif ); Bukit Batuputih, Desa Labusen Bajo, Kab. Manggarai (hasil ubahan hidrotermal dari batuan dasit).10. Sulawesi Utara: Duhumulyo, Kab. Gorontalo (hasil ubahan hidrotermal batuan tufa); Buhu Kab. Gorontalo (hasil ubahan hidrotermal batuan tufa); Malitaga Kab. Bolaang Mangandow.11. Sulawesi Selatan: Sadang Malingbong, Kec. Sesean Kab. Tator (hasil ubahan hidrotermal batuan tufa dasit).

1. KAOLIN

Gambar 10 Endapan kaolin

Nama kaolin berasal dari kauling bahasa China yang berarti pegunungan tinggi. Ditempat ini penambangan kaolin telah dilakukan sejak beber apa abad yang lalu. Kaolin merupakan massa batuan yang tersusun dari mineral lempung dengan kandungan besi yang rendah. Kaolin mempunyai Komposisi Hydros Aluminium Silikat (Al2O3 2SiO2 2H2O) dengan disertai beberapa mineral penyerta. Mineraal yang termasuk dalam kelompok kaolin adalah kaolinit, nakrit, dikrit dan haloisit dengan kaolinit sebagai mineral utama. 1. GenesaProses pembentukan kaolin adalah karena pelapukan dan proses hidrotermal alterasi pada batuan beku yang banyak mengandung felspar dimana mineral potasium auminium silika dan felspar diubah menjadi kaolin. Dapat pula terbentuk sebagai pelapukan batuan metamorf khususnya gneis, sedang kaolin sekunder merupakan hasil transportasi kaolin primer. proses pelapukan sebagai berikut:2KalSi3O8 + 2H2O + CO2 Al2O3 2SiO2 2H2O + 4SiO2 + K2CO3

Felspar Kaolin

proses pelapukan tersebut terjadi pada permukaan atau sangat dekat dengan permukaan, pada umumnnya terjadi pada batuan beku. Endapan kaolin yang terjadi karena proses hidrotermalterdapat pada rekahan-rekahan, patahan atau daerah dengan permeabilitas tinggi. Di Indonesia endapan kaolin yang potensial merupakan endapan residual dari hasil pelapukan batuan beku asam/ granit. Kaolin umumnya berwarna putih, kekerasan 2-2,5 skala mohs, berat jenis 2,60-2,63, indeks bias 1,56, titik lebur 18500C, plastis, daya hantar panas dan listrik yang rendah, pH bervariasi. Kaolin yang diambil dari Pangkal Pinang, Bangka (2 tempat yaitu Batu Belubang dan Air Mesu) menunjukan kandungan SiO2 = 64,28-52,34 %, Al2O3 = 24,-31 %, Fe2O3= 1,35-1,70 %, TiO2=0,003-0,002%. .

1. Karakteristik kekerasan 2 2,5 berat jenis 2,6 2,63 plastis mempunyai daya hantar panas dan listrik yang rendah pH bervariasi1. Penambangan1. Teknik Penambangan Penambangan kaolin dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu: 1. Tambang terbuka atau open pit

2. Tambang semprot atau hydraulicking

3. Tambang dalam atau underground mining

Dua cara yang pertama yang lebih banyak digunakan dibanding cara yang ketiga. Pada tambang terbuka pada pengupasan tanah penutup dilakukan dengan alat sederhana atau dengan alat mekanis (bulldozer, scrapper dll).endapan kaolinnya dapat digali dengan eksavator anatar lain: Backhoe ataupun Shovel, kemudian dimuat kedalam truk dan diangkut ke pabrik pengolahan. Pada cara tambang semprot setelah pengupasan tanah penutup lalu disemprot menggunakan pompa air bertekanan tinggi. hasil penyemprotan berbentuk lumpur yaitu campuran kaolin dengan air. Kemudian lumpur tersebut dipompakan ketempat pengolahan dengan pipa-pipa. 1. Pengolahan dan Pemanfaatan Pada dasarnya pengolahan kaolin dilakukan untuk membuang mineral atau kontaminan seperti pasir kuarsa, oksida besi, oksida titanium, mika dll. Selain itu untuk mendapatkan butir-butir halus, tingkat keputihan atau kecerahan tinggi, kadar air tertentu, pH tertentudan sifat-sifat lainnya. Pada dasarnya proses pengolahan yang dilakukan sangat bergantung pada jumlah, jenis mineral pengotor dan spesifikasi penggunaannya.

Kaolin sebagai bahan baku industri mempunyai kegunaan yang berfariasi: 1. Industri kertas 2. Industri keramik dan porselin3. industri karet 4. Bahan tahan api 5. bagian dari industri Cat, Kaolin digunakan 6. dalam industri plastik, kaolin digunakan untuk 7. Barang barang industri lain.

Gambar 11 Kaolin

1. Sebaran1. DI Aceh: Kab. Aceh Tenggara, daerah Blangkejereng (kaolin berwarna putih, plastis, mengandung pasir kuarsa dan pirit) dan Kec. Kuta panjang, Kp. Akul (telah digunakan sebagai bahan keramik, analisis X-RD adalah kaolin, kuarsa, dan mika, terdapat dalam formasi Rampong yang berumur Oligosen Atas-Miosen Bawah); Kab. Aceh Barat daerah Krueng,Seunagan (terdapat pada formasi tutut yang berumur kwarter, warna putih abu-abu, plastis, mengandung pasir kuarsa dan sisipan tipis lignit).2. Sumatera Utara: Kab. Tapanuli Utara, daerah perbukitan dan rawa Aek Rao didataran Sarulla (merupakan hasil proses hidrotermal, berasosiasi dengan batuan andesit).3. Sumatera Selatan: daerah G. Muda, Belinyu,daerah Muntok, Jebus Sungai Liat, daerah Merawang, daerah Air Seru, Pangkal Pinang, P. Bangka (berasal dari granit lapuk berumur Trias, merupakan kaolin letakan atau aluvial, dapat digunakan untuk bahan baku industri keramik halus, industri cat dan kertas)4. Kalimantan: Kab. Banjar, Daerah Liang anggang (merupakan endapan aluvial, analisa X-RD; kuarsa, holoysit-kaolinit, mika); Kab. Martapura, daerah Utamik(hasil peapukan tufa asam dan batuan beku)5. Jawa: Banjarnegara, Wonogiri, desa Jetak Kec. Semin, G. Kidul, trenggalek.6. Bali: Kab. Tabanan,Kec. Baturiti, desa Bangli (merupakan pelapukan tufa batu apung, warna putih abu-abu)7. Nusa Tenggara Barat: Kab. Lombok Timur, Kec. Kruak, desa Batunampar (pelapukan Andesit); Kab. Bima, Kec. Sape, desa Sari (pelapukan andesit, dapat digunkan sebagai bahhan baku keramik kasar)8. Sulawesi Tengah: Palawa Kab. Donggala (pelapukan tufa kaca, berumur kwarter)9. Maluku: Ngai Modomera, Tabobo, Halmahera Tengah.

1. GIPSUM

Gambar 12 Gipsum

Gipsum dengan rumus kimia CaSO4 2H2O atau dalam bentuk anhydrite CaSO4 H2O dapat terbentuk karena proses segregasi dan evaporasi juga dapat terbentuk karena proses hidrotermal.Gypsum ini mempunyai kekerasan 2dan dipakai sebagai salah satu standar kekerasan mohs. Di lapangan gips didapatkan dalam bentuk lembaran pipih, kristalin, serabut didaerah batugamping, batugamping dan fumarole. Konsep utama terbentuknya gips adalah terdapatnya Ca+2 dan SO4-2 , yang tersebut terakhir dapat berasal dari belerang (S) atau pirit (FeS2). Adanya kondisi reduksi dari daerah sedimentasi yang bersifat karbonatan (mis pada batu lempung ) akan menghasilkan gips yang berlembar pipih. Adanya fumarole dari daerah batuan yang bersifat karbonatan akan menghasilkan gips Kristal.

1. GenesaDemikian adanya pirit (FeS2). Disamping itu gips terbentuk akibat hidrotermal yang berdekatan dengan batuan karbonat akan menghasilkan gips Kristal seperti yang didapatkan di daerah Ponorogo. Secara teoritis, gips mempunyai komposisi CaO 32,6%, SO3 46% dan H2O 20,9%. Di pasaran dikenal :1. Gelas maria = selenit, lembaran gips dengan ukuran cukup besar dan tembus pandang. 2. Gips serat atau dikenal pula sebagai gips sutra3. Alabaster ;jenis gips yang berbutir halus 4. Batu gips berbutir halus sekali dan kompak

1. Karakteristik Gipsum umumnya mempunyai sifat lunak1. Pejal2. Kekerasan 1,5 2 (skala mohs)3. Berat jenis 2,31 2,354. Kelarutan dalam air 1,8 gr/l pada 00C yang meningkat menjadi 2,1 gr/l pada 400C, tapi menurun lagi ketika suhu semakin tinggi.Gipsum sering didapatkan bersama dengan halit dan anhidrit (gips : CaSO42H2O; anhydrite CaSO4) 1. Kegunaan dan Sebaran1. KegunaanGypsum memiliki banyak kegunaan sejak zaman prasejarah hingga sekarang.Beberapa kegunaan gypsum yaitu1. Drywall

2. Bahan perekat.3. Penyaring dan sebagai pupuk tanah. Di akhir abad 18 dan awal abad 19, gypsum Nova Scotia atau yang lebih dikenal dengan sebutan plaster, digunakan dalam jumlah yang besar sebagai pupuk di ladang-ladang gandum di Amerika Serikat.4. Campuran bahan pembuatan lapangan tenis.5. Sebagai pengganti kayu pada zaman kerajaan-kerajaan. Contohnya ketika kayu menjadi langka pada Zaman Perunggu, gypsum digunakan sebagai bahan bangunan.6. Sebagai pengental tofu (tahu) karena memiliki kadar kalsium yang tinggi, khususnya di Benua Asia (beberapa negara Asia Timur) diproses dengan cara tradisonal.7. Sebagai penambah kekerasan untuk bahan bangunan8. Untuk bahan baku kapur tulis9. Sebagai salah satu bahan pembuat portland semen10. Sebagai indikator pada tanah dan air11. Sebagai agen medis pada ramuan tradisional China yang disebut Shi Gao.

2. SebaranSeperti diuraikan diatas gips diddapatkan dalam berbagai bentuk Kristal. Tempat didapatkannya gips antara lain:1. Daerah Istimewa Aceh : Pante Raya, kec Trenggading, kab Aceh Utara didapatkan berwarna bening berupa bongkah dengan ukuran sampai 30 cm.2. Jawa Barat : Jati, Cibareng, Teluk Jambe kab Kerawang; Cidadap Tasikmalaya; Subang dan Sumedang;

1. DOLOMITE

Gambar 13 Dolomit

Dolomite yang baru dikenal sejak tahun 1882, merupakan variasi batu gamping yang mengandung > 50% karbonat istilah dolomite pertama kali digunakan untuk batuan karbonat tertentu yang terdapat didaerah Tyeolean Alpina (Pettijohn.F.J. 1956). Dolomit dapat terbentuk karena proses primer dan sekunder. 1. GenesaDapat terbentuk pada lingkungan sedimen, melaluia proses hidrotermal dan terdapat dalam urat-urat, serta berasosiasi dengan fluorit, barit, kalsit, siderit, kuarsa dan mineral-mineral bijih metalik. Dapat juga terbentuk secara metamorfisme.Dolomit dapat bersama-sama dengan batu gamping. Dolomit terjadi karena proses pelindihan (leaching) atau peresapan unsur magnesium dari air laut kedalam batu gamping. Proses ini disebut dengan proses dolomitisasi yaitu proses penggatian Ca oleh unsur Mg. Berdasarkan atas jumlah mineral / unsur dolomit (MgCO3) maka dibedakan:1. CaCO3 = 100% dikenal sebagai atu gamping.2. CaCO3 10% MgCO3 dikenal sebagai batu gamping dolomitan.3. CaCO3 45% MgCO3 dkenal sebagai dolomit.1. Karakteristik1. Berwarna sering merah muda atau kemerah merahan dan dapat tidak berwarna, putih, kuning, beruban/kelabu atau bahkan warna coklat atau hitam ketika besi hadir di kristal.

2. Berkilap seperti mutiara ke seperti kaca ke tumpul..

3. Sifat terhadap cahaya adalah transparan ke tembus cahaya..

4. Sistem hablur adalah trigonal; menghalangi 3 Crystal Habits meliputi rhombohedral pelana yang shaped yang kembar belah ketupat dan yang sederhana beberapa dengan wajah yang sedikit dibengkokkan, juga seperti prisma/aneka warna, raksasa (masive), berisi butir kecil dan batu karang yang membentuk. Tidak pernah yang ditemukan di scalenohedrons.

5. Perpecahan sempurna di tiga arah yang membentuk rombohedron.

6. Belahan conchoidal.

7. Kekerasannya adalah 3.5-4 Specific Gravity adalah 2.86 ( rata-rata)

8. Warna lapisan putih..

9. Karakteristik yang lain: Tidak sama dengan kalsit, berbuih dengan lemah dengan cuka yang hangat atau ketika lebih dulu bertepung/berbubuk dengan HCl yang dingin.

10. Mineral yang dihubungkan: meliputi kalsit, mineral bijih sulfida, fluorit [CaF], barit, kwarsa dan adakalanya dengan emas.

2. Penambangan1. Teknik PertambanganPenambangan batuan dolomite di Indonesia umumnya dilakukan dengan cara tambang terbuka dengan metoda quarry. Tanah penutup (overburden) yang terdiri dari tanah liat,pasir dan koral dikupas terlebih dahulu. Pengupasan dilakukan dengan menggunakan bulldozer atau power scraper. Penambangan dilakukan dengan cara konvensional dan mekanis2. PengolahanPengolahan dolomite dilakukan dengan cara yang sederhana pula. Bongkah-bongkah dolomite dari penambangan diangkut ke unit pengolahan. Kemudian bongkah-bongkah dolomite tersebut direduksi ukurannya dengan menggunakan alat pemecah batu, hasil proses ini selanjutnya digiling untuk mendapatkan dolomite yang berukuran halus (tepung) dengan ukuran tertentu yang disesuaikan dengan permintaan.3. PemanfaatanDolomite banyak dimanfaatkan baik dalam pertanian, bahan bangunan ataupun dalam industri. Dolomite banyak dimanfaatkan sebagai komoditi pada :1. Industry refraktori2. Dalam tungku pemanas atau pencair3. Dalam pupuk digunakan unsure Mg untuk meningkatkan pH tanah4. Dalam industri cat sebagai pengisi5. Industri kaca, plastik, kertas6. Bahan pembuat semen, sorel, sea water magnesia7. Industri alkali8. Pembersi air9. Industri ban10. Ply wood11. Industri obat-obatan dan kosmetik12. Campuran makanan ternak industry keramik13. Bahan penggosok (abrassive)3. Potensi dan Penyebaran Tushadi (1990) menyatakan bahwa penyebaran dolomite yang cukup besar tedapat di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Madura, dan Papua. Selain itu sebenarnya dolomite juga terbesar didaerah lain, namun jumlahnya relatif jauh lebih kecil dan hanya berupa lensa-lensa pada endapan batu gamping.

1. Propinsi Jawa BaratDijumpai di daerah Cibinong, Bogor yaitu dipasir Gedongan. Dolomite didaerah ini umumnya berwarna putih abu-abu dan putih, serta termasuk batu gamping dolomitan yang bersifat keras, kompak dan kristalin.

1. Propinsi Jawa TengahDijumpai didaerah Pamotan, tepatnya sekitar 1 km di sebelah timur laut Pamotan. Cebakan daerah ini berupa batuan dolomite atau batu gamping dolomitan.

1. Propinsi Jawa TimurDijumpai dibeberapa daerah yaitu:1. Di daerah G. Ngaten, dan G. Ngembang, Tuban yang terdapat pada bagian atau formasi batu gamping yang berumur pliosen. Cadangan dolomite denagn kandungan MgO 18,50% sebesar 9 juta M3, sedangkan dengan kandungan MgO 14,5% sebesar 3 juta m3.2. Di daerah Sekapuk, endapan dolomite terdapat disebelah uatara kampong Sekapuk yang terletak antara Sedayu-Tuban. Endapan batu gamping dan dolomite didaerah ini membentuk bukit Sekapuk, Kaklak, dan Malang. Batuan dolomite didaerah ini terdapat formasi gamping berumur pliosen dengan ketebalan 50 m dan mempunyai sifat lunak serta berwarna putih. Jumlah cadangan sekitar 50 juta m3.

Di daerah Pacitan, Sentul, dan Pancen umumnya batu gamping yang mengandung dolomite 4,5 90,4% berumur pliosen. Di daerah G. Kaklak, Tuban cebakan dolomite terdapat dalam formasi batu gamping pliosen, dengan ketebalan sekitar 35 m dan besar cadangan diperkirakan sekitar 70 juta m3.

Di G. Lengis, Gresik pada umumnya batuan dolomite yang terdapat di daerah ini bersifat keras dan pejal, kompak serta kristalin. Di daerah Socah, Bangkalan Madura, yaitu sekitar 1km sebelah timur Socah., batuan dolomite termasuk formasi Kalibening (fasis batu gamping) yang berumur pliosen. Cebakan dolomite disini berwarna putih agak lunak dan sarang, dengan cadangan ditaksir sekitar 430 juta meter ton.

1. Propinsi Sumatera BaratDijumpai didaerah G. Kajal, analisa batu gamping yang diambil dari bongkahan lepas yang berasal dari dap[ur bakar batu gamping dekat Kajal (antara Bukit Tinggi Payakumbuh), diperkirakan berumur permokabron.

1. Propinsi Sulawesi Selatan Dijumpai di daerah Tonasa, beberapa contoh batu gamping yang berasal dari Tonasa telah dianalisa, hasilnya menunjukkan bahwa contoh tersebut adalah dolomite yang berumur Eosen dan merupakan lensa-lensa dalam batu gamping.

1. Propinsi PapuaTerdapat di daerah Abe Pantai , sekitar G. Sehajiro, G. Mer, dan Tanah hitam dengan kandungan MgO = 10,7% - 21,8%, merupakn lensa-lensa dan kantong kantong dalam batu gamping.

1. BELERANG1. GenesaHidrothermal adalah larutan sisa magma yang bersifat "aqueous" sebagai hasil differensiasi magma. Hidrothermal ini kaya akan logam-logam yang relatif ringan, dan merupakan sumber terbesar (90%) dari proses pembentukan endapan. Berdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal dua macam endapan hidrothermal, yaitu :2. Cavity filing, mengisi lubang-lubang (opening-opening) yang sudah ada di dalam batuan.Gambar mineral belerang yang mengisi rekahan-rekahan terdapat di bawah ini.3. Metasomatisme, mengganti unsur-unsur yang telah ada dalam batuan dengan unsur-unsur baru dari larutan hidrothermal.

Gambar 15 Contoh cebakan hidrotermalBerdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal beberapa jenis endapan hidrothermal, antara lain Ephithermal (T 1000C-2000C), Mesothermal (T 2000C-2500C), dan Hipothermal (T 3000C-5000C). Setiap tipe endapan hidrothermal diatas selalu membawa mineral-mineral yang tertentu (spesifik), berikut altersi yang ditimbulkan barbagai macam batuan dinding. Tetapi minera-mineral seperti pirit (FeS2), kuarsa (SiO2), kalkopirit (CuFeS2), florida-florida hampir selalu terdapat dalam ke tiga tipe endapan hidrothermal.Dan belerang merupakan mineral yang terbentuk pada jenis endapan hidrotermal yaitu tipe Mesothermal.Secara keseluruhan mineral ubahan hidrotermal terbentuk sebagai hasil replacement dari mineral utama pembentuk batuan dan matrik/masa dasar pada semua jenis batuan sebagai pengisi rekahan pada batuan (vein) dan sebagai pengisi rongga pada batuan (vug). Terbentuk oleh fluida bersifat asam hingga netral dengan temperatur pembentukan relatif rendah hingga tinggi.Pada umumnya endapan belerang yang terjadi di Indonesia mempunyai hubungan yang erat dengan aktifitas gunung api. Endapan tersebut dapat merupakan endapan sedimen, kerak belerang atau endapan hydrothermal metasomatik.Genesa endapan belerang, menurut Bischof, terjadi dari H2S yang merupakan hasil reduksi CaSO4 oleh karbon dan methan.Reaksi kimia yang terjadi sebagai berikut :Ca SO4 + 2 C -----> CaS + 2 CO2Ca SO4 + CH4 -----> CaS + CO2 + 2 H2OCa S + CO2 +H2O ------> Ca CO3 + H2 S2 H2 S + O2 ------> 2 H2O + 2 STerbentuknya H2S menjadi belerang bisa dengan 2 (dua) cara yaitu :a. Oksidasi oleh air tanah.b. Reaksi antara H2 S dengan Ca SO4 Reaksi kimia yang terjadi sebagai berikut :2 H2 S + O2 ------- 2 H2O + 2 S (O2 dari air tanah )3 H2 S + Ca SO4 ------- 4 S + Ca (OH) 2 + 2 H2OBelerang yang terjadi akibat kegiatan gunung api membentu cebakan sebagai hasil sublimasi solfatara atau fumarola disamping akibat dari gas-gas dan larutan yang mengandung belerang di dalam 3 (tiga) type endapan yaitu :1. Type sublimasi yaitu terdapat di dekat kawah dengan kadar belerang ( S ) adalah sekitar 70 -99,9 %.2. Type lumpur yaitu terdapat di dekat danau kawah dengan kadar belerang ( S ) adalah 40 - 70 %.3. Type kerak yaitu terdapat di sekitar kawah dengan kadar belerang ( S ) adalah 5 - 40 %.1. Karakteristik BelerangKARAKTERISTIK MINERALHASILAPLIKASI

Simbol KimiaSIni adalah Belerang murni. Hal ini pada Tabel Periodik Elemen.

WarnaKuning,kuning kehitam-hitaman.Sulfur adalah beberapa bentuk kuning-cahaya atau gelap, tapi akan berubah menjadi kemerahan atau kuning kehijauan jika terdapat kotoran di dalamnya.

Kekerasan1,5 - 2,5 (skala Mohs)Hal ini rapuh dan dapat rusak dengan mudah. Kita bisa menggaruknya dengan kuku kita.

KilapVitreous, lilinKetika cahaya bersinar di atasnya, tampak berkaca-kaca atau lilin.

GoresPutihJika digosok atau digores dengan kuku berwarna putih

Berat Jenis2,1Mineral ini sangat ringan

PecahanConchoidalMineral ini mudah hancur atau pecah menjadi beberapa bagian.

BelahanSangat miskin dalam dua arahJika rusak, itu terbagi tidak merata dalam dua arah.

Bentuk KristalOrtorombik

Sifat belerang lainnya adalah : tidak larut dalam air, atau H2SO4. Titik lebur 129oC dan titik didihnya 446oC. Mudah larut dalam CS2, CC14, minyak bumi, minyak tanah, dan anilin, penghantar panas dan listrik yang buruk. Apabila dibakar apinya berwarna biru dan mengeluarkan bau SO2 yang busuk dan menyengat.1. Penambangan Dan Pengolahan Belerang1. PenambanganPenambangan belerang dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu Penambangan Tradisional,Penambangan Terbuka dan Penambangan bawah tanah dengan cara Frasch.Proses penambangan belerang dijelaskan sebagai berikut:1. Penambangan Tradisional

Penambangan belerang di Indonesia kebanyakan dilakukan dengan cara penambangan tradisional.Contohnya di kabupaten Bondowoso yaitu di kawah Ijen.Dimana masyarakat menggali belerang di bibir kawah kemudian mengangkutnya ke atas sejauh beberapa kilometer.Proses penambangan seperti ini dinilai merugikan masyarakat karna masyarakat harus memikul beban belerang yang sangat berat sedangan harga belerang setelah ditukarkan sangat rendah.

1. Penambangan TerbukaTeknik penambangan endapan Belerang dapat dilakukan dengan cara Tambang Terbuka dimana penggalian endapan Belerang dilakukandengan bantuan peralatan mekanis antara lain : Shovel, dragline dan Excavator.Berdasarkan hasil peninjauan di lapangan maka metode yang cocok diterapkan adalah Tambang Terbuka , sedangkan peralatan yang dipakai adalah peralatan non mekanis atau tradisonal yaitu : Cangkul, Linggis, dan Ganco serta keranjang yang pelaksanaan kerja penambangannya memakai sistem padat karya . Hal ini memungkinkan untuk memberikan kesempatan kepada penduduk sekitar turut berperan dalam bekerja sama dengan pengusaha tambang agar terjalin hubungan harmonis di daerah selain itu memberikan dampak positif yaitu menciptakan peluang kerja dengan tujuan menambah pendapatan penduduk di sekitar lokasi penambangan.

1. Cara FraschProses Frasch merupakan suatu proses pengeboran yang ditujukan untuk mendapatkan kembali simpanan belerang yang terkandung di dalam tanah. Proses ini ditemukan oleh Herman Frasch (1851-1914), seorang insinyur teknik kimia muda dari Jerman. Pada tahun 1868, Frasch mencoba peruntungannya dengan datang ke Amerika dimana kondisi saat itu Civil War (Perang Sipil) baru saja berakhir dan perekonomian disana mulai bergerak ke arah kemakmuran. Segera setelah kedatangannya, Frasch mendirikan industri laboratorium yang berada di Philadelphia, dan pada 1876, ia berhasil mematenkan proses pembuatan parafin dari minyak mentah. Hal Ini membuat Frasch menarik perhatian dari Standard Oil Company, yang kemudian mempekerjakan Frasch untuk bekerja di Cleveland, Ohio laboratorium. Disana, Frasch mengamati bahwa banyak dari sumur minyak yang tidak dapat dijual karena berisi komponen belerang. Jika minyak "asam" ini dibakar maka akan menghasilkan kualitas yang jelek dan bau yang menyengat bahkan setelah itu dimurnikan. Frasch akhirnya menemukan cara untuk menanggulangi ketidakmurnian ini. Dalam metode yang dia patenkan di tahun 1887, minyak sebelumnya didistilasi dahulu dengan tembaga oksida atau oksida logam lainnya dengan tujuan mengekstraksi sulfurnya. Setelah itu jumlah oksida yang dibutuhkan bisa didapatkan kembali dan digunakan lagi. Proses ini meningkatkan pasokan minyak yang bermanfaat bagi Amerika Serikat dan membantu mengatur tahapan baru dalam industri untuk merintis perindustrian mobil.

Gambar 17 diagram skema proses fraschTerobosan Frasch yang berikutnya adalah ide mengenai pengeboran untuk belerang-mineral yang digunakan untuk membuat asam sulfat (sulfuric acid), yang mana saat ini adalah industri yang paling penting yang diproduksi indutri kimia.Meskipun belerang adalah bahan padatan, Frasch percaya bahawa simpanan belerang dalam tanah mampu ia lelehkan dan kemudian dipompa ke atas permukaan, dengan demikian makin banyak minyak yang dapat diproduksi. Pada saat itu, di pulau Mediterania tepatnya Sisilia memiliki hampir sebuah monopoli dari sumber daya alam belerang, di mana disana deposit belerang berada di tempat yang dangkal dan mudah ditambang. Sebagai tambahan, pekerja Sisilia menerima upah rendah dan kondisi yang kasar daripada penambang di Amerika . Texas dan Louisiana merupakan lahan tambang yang besar jumlah belerangnya , tetapi terletak jauh dibawah tanah, dilindungi oleh rawa-rawa dan pasir. Frasch pada tahun 1894 untuk kali pertama berusaha untuk melakukan pengeboran belerang di rawa Louisiana. Dia menyesuaikan metode yang digunakan sebelumnya untuk pertambangan garam larut dalam air. Untuk mencairkan belerang, air panas dipompakan melebihi titik normal didihnya ke dalam tanah melalui borehole. Setelah mengatasi berbagai masalah teknis, Frasch mengelola proses untuk mendapatkan campuran yg berupa lelehan belerang dan air. Frasch kemudian melakukan proses improvisasi dengan menggunakan kompresi udara dan memompa belerang ke permukaan. Meskipun banyak bahan bakar yang dikonsumsi untuk memanaskan air untuk meleburkan belerang, deposit minyak yang besar yang ditemukan cukup baik. Ditahun 1902, proses Frasch untuk produksi sulfur menjadi praktek yang bisa diterapkan secara umum , sehingga memberikan Amerika pasokan belerang dan asam sulfat sendiri untuknya . Ini merupakan salah satu langkah mengurangi ketergantungan Amerika Serikat dari Eropa untuk industri kimia. Saat ini, proses Frasch digunakan untuk menghasilkan hampir sepertiga dari semua komersial belerang.1. PengolahanPengolahan bahan galian belerang menjadi bahan yang siap pakai tergantung dari jenis endapannya. Untuk belerang kristal, dapat langsung dimasukkan ke dalam dapur autoclave yang kemudian ditambahkan solar, air dan NaOH. Proses selanjutnya, dipanaskan dengan memasukkan uap air panas dengan tekanan 3 atmosfir selama 30 menit sampai 60 menit.Pemisahan akan terjadi karena belerang mempunyai titik lebur yang rendah bila dibandingkan dengan mineral-mineral pengotor seperti mineral besi dan mineral silicat. Proses akhirnya adalah belerang cair yang selanjutnya dialirkan melalui filter untuk dicetak sesuai cetakan yang telah ditentukan. Untuk belerang lumpur, proses pengolahan dengan flotasi sebelum dimasukkan ke dalam autoclave. Tujuan flotasi adalah meninggikan kadar belerang dan menghilangkan senyawa-senyawa besi sulfat dan silikat dari larutan.Proses selanjutnya adalah dengan cara pelarutan dan penghabluran (pengkristalan) dengan menggunakan pelarut karbon disulfida, dymethyl di sulfida atau larutan hidrokarbon berat lainnya. Setelah belerang menjadi bentuk kristal, proses selanjutnya sama seperti pengolahan belerang jenis kristal. Cara yang lebih sederhana dan murah adalah dengan jalan memanaskan bongkahan-bongkahan belerang di dalam wajan besi atau aluminium yang berdiameter 80 cm sampai 100 cm yang ditempatkan di atas tungku dari batu andesit dan tanah liat.Pemanasan dilakukan dengan kompor tekan minyak tanah sambil diaduk-aduk. Setelah belerang mencair maka disaring dengan kantong-kantong yang terbuat dari tetoron dimana hasil saringannya ini selanjutnya ditampung dalam tabung-tabung sebagai alat cetakan.1. Kegunaan BelerangBelerang mempunyai banyak kegunaan diantaranya sebagai bahan baku pembuatan asam sulfat, pembuatan karbon di sulfida, CS2 (bahan baku serat rayon) serta pada proses vulkanisasi karet (ikatan silang belerang akan memperkuat polimer karet),pembuatan kertas, pupuk, plastik, obat-obatan, bahan peledak,bahan kosmetik dan sesuai dengan belerang digunakan. Umumnya belerang yang dipergunakan dalam industri adalah belerang yang mempunyai kadar lebih dari 98 % dengan sedikit prosentase pengotor yang kurang dari 2 %.1. Dalam Pembuatan Asam Sulfat

Di gunakan sebagai bahan baku senyawa-senyawa sulfat, antara lain sebagai berikut:2. H2SO4 di gunakan sebagai pereaksi dalam pembuatan pupuk superfosfat, Ca(H2PO4)2.dengan reaksi Ca3(PO4)2 + 2H2SO4 Ca(H2PO4)2 + 2CaSO43. Al2(SO4)3 zat penjernih air yang dikenal dengan tawasTawas tersebut di tambahkan pada air yang keruh sehingga air yang keruh tadi menjadi jernihkembali.4. H2SO4 digunakan sebagai elektrolit pada aki kendaraan bermotorH2SO4 dalam aki di gunakan sebagai cairan elektrolit untuk merendam pelat positif dan pelat negative pada aki,misal bahan aktif dri pelat positif terbuat daari oksida timah coklat(PbO2)sedang bahn aktif dari pelat negative ialah timah (Pb).pelat-pelat tersebut terendam oleh cairan elektrolit yaitu asam sulfat sehingga oksigen pada pelat positif akan bereaksi dengan hydrogen pada cairan elektrolit yang secara perlahn-lahan keduanya bergabung /berubah menjadi air (H2O),asam sulfat pada pada cairan elektrolit bergabung dengan timah di pelat positif maupun negative sehingga menempel di pelat-pelat tersebut dan membantu aki mengeluarkan arus. reaksi ini akan terus berlangsung sampai isi (tenaga baterei habis) atau mengalami discharge.5. H2SO4 di gunakan untuk membersihkan logam-logam pada proses galvanisasi dan penyepuhan. Lapisan oksida pada permukan logam dihilangkan agar bahan penyalut dapat menempel kuat.6. Industri Amonium Sulfat (NH4)2SO4 Senyawa amonium sulfat sebagai jenis pupuk yang di kenal dengan pupuk Z.A (zwavelvur amonium).Pupuk ini dibuat dengan mereaksikan asam sulfat dan Amonia2NH3 + H2SO4 (NH4)2SO47. Dalam pembuatan fotografi. Na2S2O3.5H2O di gunakan dalam fotografi untuk melarutkan perak bromida yang tidak reaktif dari emulsi dengan pembentukan komplek [Ag(S2O3)] dan [Ag(S2O3)2]3-8. Alkil benzena sulfonat dalam deterjen.Deterjen dengan bahan ini bersifat keras, cara pembuatannya yaitu dengan mereaksikan Alkil Benzena dengan Belerang Trioksida, asam Sulfat pekat atau Oleum.Reaksi ini menghasilkan Alkil Benzena Sulfonat. Jika dipakai Dodekil Benzena maka persamaan reaksinya adalahC6H5C12H25 + SO3 C6H4C12H25SO3H (Dodekil Benzena Sulfonat)Reaksi selanjutnya adalah netralisasi dengan NaOH sehingga dihasilkan Natrium Dodekil Benzena Sulfonat. Kemudian bahan yang sering di gunakan dalam deterjen yaitu lauril sulfat / lauril alkil sulfonat, deterjen dengan bahan ini sifatnya lunak cara pembuatannya yaitu mereaksikan Lauril Alkohol dengan asam Sulfat pekat menghasilkan asam Lauril Sulfat dengan reaksi:C12H25OH + H2SO4 C12H25OSO3H + H2OAsam Lauril Sulfat yang terjadi dinetralisasikan dengan larutan NaOH sehingga dihasilkan Natrium Lauril Sulfat

9. Vulkanisasi Karet dan BanSelain sebagai bahan baku pembuatan asam sulfat, belerang juga berperan dalam proses vulkanisasi karet. Charles Goodyear pertama kali di tahun 1839 melakukan vulkanisasi ini dengan mencampurkan sulfur pada karet alam melalui proses pemanasan.

1. Penyebaran Belerang1. Penyebaran Belerang di IndonesiaSebaran belerang di Indonesia terkonsentrasi pada jalur vulkanik.Yaitu di sepanjang pulau Sumatra,terutama di Sumatra Utara dan Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku.

Gambar 18 Penyebaran belerang di Indonesia

1. Penyebaran Belerang di Propinsi Nusa Tenggara TimurPenyebaran belerang di NTT terbanyak ada di pulau Flores.Mulai dari Kabupaten Manggarai, Ngada, Ende dan Sikka yang merupakan jalur vulkanik atau jalur terdapatnya gunung api.

1. BENTONIT

Gambar 19 Bentonit2.10.1 GenesaBentonit merupakan mineral lempung yang mampu menyerap air dan mengembang. Sifat-sifat tersebut menjadikan bentonit memiliki banyak kegunaan. Bentonit merupakan hasil endapan hasil aktivitas vulkanik jatuhan berukuran sangat halus yang kemudian mengalami proses pengerjaan oleh air dan terendapkan kembali di daerah lain, kemungkinan pada lingkungan laut dalam. Kenampakan yang terdapat pada daerah Gunung Kidul menunjukkan warna putih kotor, warna lapuk coklat cerah, struktur berlapis (laminasi), tekstur klastik, agak keras, agak kompak, ringan tersusun oleh butiran gelas vulkanik, pumis tuff serta material piroklastik yang lain dengan ukuran sangat halus.Proses Terbentuknya BentonitSecara umum, Terbentuknya endapan bentonit ada empat macam, yaitu :1. Endapan Hasil Pelapukan.Faktor utama dalam pembentukan endapan bentonit sebagai hasil pelapukan adalah komposisi kimia dan daya lalu air pada batuan asalnya. Mineral-mineral utama dalam pembentukan bentonit antara lain adalah, plagioklas, kalium-feldspar, biotit, muskovit serta sedikit kandungan senyawa alumina dan ferromagnesia. Pembentukan bentonit dari proses pelapukan diakibatkan oleh adanya reaksi antara ion-ion hidrogen yang terdapat dalam air tanah dengan senyawa silikat.2. Endapan Proses Hidrotermal.Larutan hidrotermal merupakan larutan yang bersifat asam dengan kandungan khlorida, sulfur, karbondioksida, dan silika. Dalam proses ini komposisi larutan kemudian berubah karena adanya reaksi dengan batuan lain. Larutan alkali selanjutnya terbawa keluar dan bersifat basa serta akan tetap bertahan selama unsur alkali tanah tetap terbentuk akibat penguraian batuan asal. Pada alterasi lemah, keterdapatan unsur alkali tanah akan membentuk bentonit.3. Endapan Akibat Transformasi.Endapan bentonit sebagai hasil transformasi / devitrifikasi debu gunung api terjadi dengan sempurna apabila debu diendapkan di dalam wadah berbentuk cekungan. Mineral-mineral gelas gunung api secara perlahan-lahan akan mengalami devitrifikasi yang selanjutnya akan menghasilkan bentonit.4. Endapan Sedimen.Bentonit juga dapat terbentuk sebagai cadangan sedimen keadaan basah. Mineral-mineral yang terbentuk secara sedimenter dan tidak berasosiasi dengan tufa, salah satunya adalah bentonit serta terbentuk dalam cekungan yang bersifat basa.

1. Jenis Jenis BentonitBentonit terbagi atas 2 jenis yaitu1. Swelling Bentonite (Bentonit dapat Mengembang)atau sering juga disebut bentonit jenis Wyoming atau Na-Bentonit. Bentonit jenis ini dapat digunakan sebagai bahan lumpur bor, penyumbat kebocoran bendungan, bahan campuran cat sebagai bahan baku cat, sebagai bahan baku farmasi, bahan perekat pada pasir cetak dalam industri pengecoran dan lain sebagainya2. Non Swelling Bentonite ( Benonit yang kurang dapat mengembang), atau sering juga disebut ca-bentonit. Bentonit jenis ini dapat digunakan sebagai bahan penyerap (pemucat) warna.

2. Komposisi BentonitKomposisi bentonit terdiri dari :1. Kalsium Oksida (CaO) 0,23%2. Magnesium Oksida (MgO) 0,98 %3. Alumunium Oksida (Al2O3) 13,45%4. Ferri oksida (Fe2O3) 2,18%5. Silica (SiO2) 74,9%6. Kalium Oksida (K2O) 1,72%7. Air (H2O) 4 %

3. Sifat sifat umum BentonitSifat sifat umum dari bentonit adalah : 1. Memilki kilap lilin2. Memiliki warna yang cukup bervariasi, mulai dari warna dasar putih, hijau muda kelabu, merah muda dalam keadaan segar, dan akan berubah warna menjadi krem apabila telah melapuk, dan lama kelamaan akan menjadi kuning dengan sedikit kemerahan, atau kecoklatan, serta hitam keabu abuan, tergantung pada jenis dan jumlah fragmen mineralnya 3. Bersifat sangat lunak dan plastis, memilki porositas yang tinggi, ringan, mudah pecah, tersa seperti sabun, mudah menyerap air dan dapat melakukan pertukaran ion.4. Mempunyai berat jenis berkisar antara 2,4 2,8 g/ml.

2.10.5Teknik PenambanganBentonit merupakan bahan galian yang lunak, oleh sebab itu teknik penambangan dengan sistem kuari dan dapat mempergunakan peralatan sederhana.

2.10.6PengolahanBentonit dari hasil tambang yang masih berupa bongkahan diangkut ke pabrik untuk diolah melalui tahapan; penghancuran, pemanasan, penggilingan dan pengayakan. Proses selanjutnya disesuaikan dengan penggunaannya. Pengolahan lanjut bertujuan untuk meningkatkan mutu bentonit antara lain dengan proses pengaktifan dan proses pengubahan ion.1. Proses pengaktifanSeperti diketahui di alam dikenal Na-bentonit dan Ca-Mg bentonit. Proses pengaktifan dlakukan khusus untuk jenis bentonit yang tidak mengembang yaitu Ca-Mg bentonit yang mana jenis ini dibagi 2 macam yaitu yang aktif dan tidak aktif.2. Proses pengubahan ionKation yang bervalensi tinggi atau berukuran kecil pada umumnya akan menggantikan kation yang bervalensi rendah atau yang berukuran besar.

1. Kegunaan BentonitPemanfaat bentonit dalam bidang industri, sangat erat kaitannya dengan sifat yang dimilki oleh bentonit itu sendiri, yaitu :1. Komposisi dan jenis mineralUntuk mengetahui dan jenis mineral yang terkandung dalam bentonit, dilakukan pengujian dengan menggunakan difraksi sinar X. Tujuannya adalah untuk mengetahui secara kualitatif komposisi mineral yang terkandung di dalamnya .2. Sifat kimia Pengujian terhadap beberapa sifat kimia yang terkandung di dalam bentonit perlu di lakukan untuk mengerahui kualitas yang dimilikinya.3. Sifat teknologiPemanfaatan bentonit berkaitan dengan sifat teknologi yang dimilki bentonit tersebut, yaitu antara lain: sifat pemucatan, sifat bagian suspense, sifat mengikat dan melapisi untuk pembuatan makanan ternak untuk industry logam4. Sifat Pertukaran ionPengujian terhadap sifat pertukaran ion bertujuan untuk mengetahui seberapa besar jumlah air yang dapat di serap sebagi bentonit sehingga akan tercapai kesetimbangan reaksi kimia yang di perlukan untuk proses selanjutnya. 5. Daya serapSifat daya serap yang dimiliki bentonit terjadi karena adanya ruang pori pori antara ikatan mineral lempung, serta ketidak seimbangan antara muatan listrik dalam ion ionnya. Daya serap tersebut pada umumnya berada pada ujung permukaan Kristal, serta diameter ikatan mineral lempung. Hal ini disebabkan karena bentonit dapat digunakan sebagai bahan penyerap dalam berbagai keperluan, baik dalam keadaan basah (suspensi) maupun Kering (tepung)6. Luas Permukaan Luas permukaan bentonit dinyatakan dalam jumlah luas permukaan Kristal, atau butir Kristal bentonit yang berbentuk tepung. Setiap gram massa bentonit tersebut (m2 /g). semakin tinggi luas permukaannya maka makin banyak pula zat zat yang melekat pada bentonit. Sifat ini di manfaatkan sebagai pembawa (carrier) dalam insektisida dan pestisida serta sebagai bahan pengisi (filler) dalam industry kertas (pulp), dan bahan pengembang industry makanan dan plastic.7. Kekentalan dan suspenseSifat kekentalan dan daya serap yang tinggi sangat diharapkan terutama untuk pengeboran minyak,eksplorasi,industri cat dan industri kertas.Sebelum digunakan dalam berbagai aplikasi,bentonit harus di aktifkan dan diolah terlebih dahulu. Ada 2 cara yang dapat dilakukan untuk aktivasi bentonit,yaitu :1. Secara pemanasan (heat activation and extrusion). Pada proses ini,bentonit dipanaskan pada temperature 300-3500C untuk memperluas permukaan butiran bentonit 2. Secara kontak asam3. Tujuan dari aktivasi kontak asam adalah untuk menukar kation Ca+ yang ada dalam Ca-bentonite menjadi ion H+ dan melepaskan ion Al,Fe,dan Mg dan pengotor-pengotor lainnya dari kisi-kisi struktur,sehingga secara fisiknya,bentonite tersebut menjadi lebih aktif. Untuk keperluan tersebut,asam sulfat dan asam klorida adalah zat kimia yang umum digunakan. Selama proses bleaching tersebut,Al,Fe,dan Mg larut dalam larutan,kemudian terjadi penyerapan asam ke dalam struktur bentonite,sehingga rangkaian struktur (framework) mempunyai area yang lebih luas. Setelah bentonit selesai diaktivasi dan diolah,maka bentonite tersebut siap untuk digunakan untuk beberapa aplikasi selanjutnya,yaitu :1. Bentonit sebagai Bahan penyerap (adsorben) atau bahan pemucat pada industri minyak kelapa sawitProses penyerapan zat warna (pigmen) merupakan proses yang sering digunakan,seperti penyerapan zat warna pada minyak hewani,minyak nabati,minyak bumi,dan lain-lain. Untuk keperluan tersebut dibutuhkan suatu bahan penyerap yang tepat dan murahDalam keaadan awal,bentonite mempunyai kemampuan tinggi untuk menjernihkan warna. Kemampuan penyerapan warna ini dapat ditingkatkan melalui proses pengolahan dan pemasaran.2. Bentonit sebagai katalisPengunaan lempung sebagai katalis telah lama diperkenalkan,yaitu pada proses perengkahan minyak bumi dengan menggunakan mineral montmorilonit yang telah diasamkan. Namun,penggunaan lempung sebagai katalisa memiliki kelemahan,yaitu tidak tahan terhadap suhu tinggi. Oleh karena itu,diperkenalkan jenis material baru,yakni lempung terpilar yang memiliki stbilitas thermal relatif lebih tinggi dari material asal.3. Bentonit sebagai bahan penukar ionPemanfaatan bentonit sebagai bahan penukar ion didasarkan pada sifat pemukaan bentonit yang bermuatan negative,sehingga kation-kation dapat terikat secara elektrostatik pada permukaan bentonit. Sifat ini juga merupakan hal yang penting dalam pengubahan Ca-bentonit menjadi Na-bentonit. Bentonit di Indonesia memiliki daya penukar kation dengan ukuran kapasitas tukar kation(KTK) yang berbeda-beda untuk masing-masing daerah,yaitu berkisar antara 50-100meq/100 g. hal ini disebabkan karena perbedaan komposisi kandungan kimianya.4. Bentonit sebagai lumpur BorPenggunaan mineral lempung adalah pada industry lumpur bor, yaitu sebagai lumpur pemilar dalam pengeboran minyak bumi, gas bumi, serta uap panas bumi.Bentonit yang telah di tambang, di persiakan untuk proses pengolahan dimana jika kondisinya masih basah, harus ditiriskan terlebih dahulu, sedangkan jika kondisinya telah kering maka dapat lansung dilakukan proses penghancuran. Setelah mencapai ukuran tertentu maka dilakukan proses pengeringan kembali.diman sumber panas tersebut bersal dari energy listrik. Langkah selanjutnya adalah setelah butiran bentonit telah sesuai dengan ukuran tertentu maka dimasukan kedaam reactor untuk proses aktivitasnya. Dalam hal ini fraksi harus sudah hilang untuk mempertinggi kualitas bentonit sebagi lumpur pengeboran. Kedalam reactor dimasukan sejumlah air dan H2SO4. Setelah proses ini selesai, maka dilakukan pengeringan kembali dengan sumber panas dari energy listrik.Aktivasi bentonit untuk lumpur bor adalah merupakan suatu perlakuan untuk mengubah Ca-bentonit menjadi Na-bentonit dengan penambahan alkali. Bahan alkali yang digunakan umumnya natrium karbonat dan natrium hidroksida . dengan perubahan tersebutdiharapkan sifat hidrasi, dispersi, reologi, swelling, dan lain lainnya akan berubah, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan lumpur bor.Persyaratan bentonit untuk lumpur bor menurut API (American Petroleum Institute) adalah sebagai berikut :1. Kekentalan suspense bentonit untuk 10g dalam 350 ml air adalah 8,2. Dapat lewat melalui penyaringan melalui penyaringan melalui kertas saring (filter) yakni untuk larutan 10g dalam 350 ml air, harus lebih kecildari 14 ml,3. Sisa terampung oleh ayakan 200 mesh adalah