Makalah Kelompok 1 (Penelitian Kuantitatif)
-
Upload
rizki-nur-hasanah -
Category
Documents
-
view
172 -
download
25
Transcript of Makalah Kelompok 1 (Penelitian Kuantitatif)
MAKALAH
PENELITIAN KUANTITATIF
disusun sebagai tugas mata kuliah Penelitian Pendidikan
Oleh:
1. Nurul Khikmah 11108241122/ Kelas IVF2. Chandra Puspa Wicitra 11108244009/ Kelas IVF3. Rizki Nur Hasanah 11108244017/ Kelas IVF4. Hendita Rifki Alfiansyah 11108244023/ Kelas IVF5. Yunita Puspitaningrum 11108244027/ Kelas IVF6. Rizka Puji Rahayu 11108244059/ Kelas IVF
S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
PENDIDIKAN PRA SEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yangsenantiasa memberikan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalahPenelitian Pendidikan ini tanpa ada aral suatu apapun.
Dalam dunia penelitian terdapat beberapa macam metode, salah satunyaadalah metode penelitian kuantitatif. Dalam melakukan proses penelitian, seorangpeneliti perlu melakukan analisis terhadap masalah yang akan dikaji sehingga akanmempermudah peneliti dalam menyelesaikan penelitiannya. Namun, banyak darimereka yang merasa kesulitan dalam melakukan analisis masalah tersebut.
Oleh karena itu, kami membuat makalah yang berjudul “PenelitianKuantitatif” untuk mempermudah mahasiswa dalam memahami proses dalammenganalisis masalah pada suatu penelitian.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telahmembantu dalam kelancaran pembuatan makalah ini. Penulis menyadari bahwadalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh sebab itu, dengansegala kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yang Anda berikan.
Yogyakarta, 1 Maret 2013
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ..................................................................................................... iKata Pengantar .................................................................................................... iiDaftar Isi .............................................................................................................. iiiBAB I Pendahuluan
a. Latar Belakang .................................................................................. 1b. Rumusan Masalah ............................................................................. 2c. Tujuan Penulisan ............................................................................... 2d. Manfaat Penulisan ............................................................................. 2e. Metodologi Penulisan ........................................................................ 2
BAB II Pembahasana. Konsep Penelitian Kuantitatif ........................................................... 3b. Konsep masalah dalam penelitian ..................................................... 5c. Mengidentifikasi masalah dalam penelitian ...................................... 7d. Merumuskan masalah dalam penelitian............................................. 11
BAB III Penutupa. Kesimpulan ........................................................................................ 15b. Saran .................................................................................................. 15
Daftar Pustaka ..................................................................................................... 16
Penelitian Kuantitatif | 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian merupakan aktivitas yang pada dasarnya sering dilakukan oleh
manusia, tidak hanya di kalangan profesor, doktor, atau juga mahasiswa tetapi
masyarakat umum pun sebenarnya mampu untuk melakukan penelitian. Secara
garis besar menurut Arikunto dalam buku Riduwan tahun 2011, tujuan penelitian
dapat dibedakan menjadi tiga bagi hak yang dapat memanfaatkan hasil-hasilnya,
yaitu: (1) para ilmuwan, (2) pemerintah (birokrat atau pengambil kebijakan) dan
(3) masyarakat luas baik secara individu maupun kelompok.
Dalam melakukan proses penelitian, sebelumnya peneliti harus
menentukan rumusan masalahnya. Tidak mudah bagi peneliti untuk
merumuskan masalah penelitian, terutama bagi penelitian pemula. Masalah
penelitian yang sering dirumuskan terlalu umum sehingga dengan pokok
permasalahan yang tidak jelas akan menyulitkan tahap pemecahan masalahnya,
yang meliputi penentuan konsep-konsep teoritis yang ditelaah dan pemilihan
metode pengujian data.
Salah satu metode yang sering digunakan dalam melakukan penelitian
adalah metode penelitian kuantitatif. Kejelasan unsur dalam penelitian
kuantitatif adalah tujuan, pendekatan, subjek data yang sudah mantap dan rinci
sejak dari awal. Untuk itu dalam melakukan langkah penelitian segala sesuatu
harus direncanakan sampai matang termasuk mengidentifikasi dan merumuskan
masalah yang akan dikaji. Oleh karena itu, penulis membuat makalah yang
berjudul “Penelitian Kuantitatif” supaya mahasiswa dapat memahami proses
mengidentifikasi dan merumuskan masalah terutama pada metode penelitian
kuantitatif.
Penelitian Kuantitatif | 2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil perumusan
masalahnya sebagai berikut.
1. Bagaimana konsep penelitian kuantitatif?
2. Bagaimana konsep masalah dalam suatu penelitian?
3. Bagaimana mengidentifikasi masalah dalam penelitian kuantitatif?
4. Bagaimana merumuskan masalah dalam penelitian kuantitatif?
C. Tujuan
Sebagaimana yang telah di uraikan sebelumnya, berdasarkan latar
belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui konsep tentang penelitian kuantitatif.
2. Untuk mengetahui konsep tentang masalah dalam suatu penelitian.
3. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi masalah dalam penelitian
kuantitatif.
4. Untuk mengetahui cara merumuskan masalah dalam penelitian kuantitatif.
D. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan akan memberi manfaat untuk para
mahasiswa supaya dapat memahami konsep masalah dan mampu untuk
mengidentifikasi dan merumuskan masalah ketika akan melakukan suatu
penelitian.
E. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan beberapa metode, di
antaranya adalah sebagai berikut.
1. Metode Pengumpulan Data
Mengumpulkan berbagai macam data melaui studi pustaka dari buku
dan dengan akses di internet.
2. Metode Analisis Data
Menganalisis data yang diperoleh dengan cara memilih data yang sesuai
dengan rumusan masalah dalam makalah ini dan mengolah data tersebut
dengan menggunakan bahasa sendiri.
Penelitian Kuantitatif | 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif didasari oleh filsafat positivisme yang menekankan
fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif. Maksimalisasi
objektivitas desain penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angka-angka,
pengolahan statistik, struktur dan percobaan terkontrol. Ada beberapa metode
penelitian yang dapat dimasukkan ke dalam penelitian kuantitatif yang bersifat
noneksperimental, yaitu metode: deskriptif, survai, ekspos fakto, komparatif,
korelasional dan penelitian tindakan (Sukmadianata, 2010).
1. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah suatu metode
penelitian yang ditunjukkan untuk menggambarkan fenomena-fenomena
yang ada, yang berlangsung pada set ini atau saat yang lampau. Penelitian ini
tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas,
tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya. Penggambaran kondisi bisa
individual atau kelompok, dan menggunakan angka-angka.
2. Penelitian Survei
Survai (survey) digunakan untuk mengumpulkan informasi berbentuk
opini dari sejumlah besar orang terhadap topik atau isu-isu tertentu. Ada tiga
karakteristik utama dari survai:
a) Informasi dikumpulkan dari sekelompok besar orang untuk
mendeskripsikan beberapa aspek atau karakteristik tertentu seperti:
kemempuan, sikap, kepercayaan, pengetahuan, dan populasi,
b) Informasi dikumpulkan melalui pengajuan pertanyaan (umumnya
tertulis walaupun bisa juga lisan) dari suatu populasi,
c) Informasi diperoleh dari sampel, bukan dari populasi.
Tujuan utama dari survai adalah mengetahui gambaran umum
karakteristik dari populasi. Pada dasarnya yang ingin dicapapi peneliti adalah
Penelitian Kuantitatif | 4
bagaimana anggota dari suatu populasi tersebar dalam satu atau lebih
variabel, seperti usia, etnis, jenis kelamin, agama, dll.
3. Penelitian Eksposfakto
Penelitian ekspos faktor (expost facto research) meneliti hubungan
sebab akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan (dirancang dan
dilaksanakan) oleh peneliti. Penelitian hubungan sebab akibat dilakukan
terhadap program, kegiatan atau kejadian yang telah berlangsung atau telah
terjadi. Adanya hubungan sebab akibat didasarkan atas kajian teoritis, bahwa
suatu variabel disebabkan atau dilatarbelakangi oleh variabel tertentu atau
mengakibatkan variabel tertentu.
4. Penelitian Komparatif
Penelitian diarahkan untuk mengetahui pakan antara dua atau lebih dari
dua kelompok ada perbedaan dalam aspek atau variabel yang diteliti. Dalam
penelitian ini pun tidak ada pengontrolan variabel, maupun
manipulasi/perlakuan dari peneliti. Penelitian dilakukan secara alamiah,
peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen yang bersifat
mengukur. Hasilnya dianalisis secara statistik untuk mencari perbedaan di
antara variabel-variabel yang diteliti. Penelitian komparatif juga dapat
memberikan hasil yang dapat dipercaya, selain karena menggunakan
instrumen yang sudah di uji, juga karena kelompok-kelompok yang
dibandingkan memilik karakteristik yang sama atau hampir sama.
5. Penelitian Korelasional
Penelitian ditunjukkan untuk mengetahui hubungan suatu variabel
dengan variabel-variabel lainnya. Hubungan antara satu dengan beberapa
variabel lain dinyatakan dengan besarnya koefisien korelasi dan keberartian
(signifikan) secara statistik. Korelasi positif berarti nilai yang tinggi dalam
suatu variabel berhubungan dengan nilai yang tinggi pada variabel lainnya.
Korelasi negatif berarti nilai yang tinggi dalam satu variabel berhubungan
dengan nilai yang rendah dalam variabel lain.
Penelitian Kuantitatif | 5
6. Penelitian Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan (Action Research) merupakan penelitian yang
diarahkan pada pengadaan pemecahan masalah atau perbaikan. Penelitian ini
difokuskan kepada perbaikan proses maupun keningratan hasil kegiatan.
Penelitian tindakan juga biasa dilakukan dengan meminta bantuan seorang
konsultan atau pakar dari luar.
B. Konsep Masalah dalam Penelitian
Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya
dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan
dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaan. Suatu penelitian
dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah. Oleh karena itu, setiap penelitian yang akan dilakukan
harus berangkat dari masalah. Menurut Emory (dalam Sugiyono 2010: 52) baik
penelitian murni maupun terapan, semuanya berangkat dari masalah, hanya pada
penelitian terapan hasilnya langsung dapat digunakan untuk membuat
keputusan. Memilih masalah merupakan hal yang paling sulit dalam proses
penelitian. Maka setelah masalah dapat ditemukan, maka pekerjaan penelitian
akan segera dapat dilakukan.
1. Sumber Masalah
Stonner (dalam Sogiyono, 2010: 52) mengemukakan bahwa masalah-
masalah dapat diketahui atau dicari apabila terdapat penyimpangan antara
pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang direncanakan dengan
kenyataan, adanya pengaduan, dan kompetisi.
a. Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan
Perkembangan jaman yang semakin maju menimbulkan banyaknya
perubahan yang terjadi di dalam masyarakat. Akan tetapi, tidak semua
perubahan sesuai dengan harapan masyarakat. Misalnya saja, perubahan
profesi dari guru sekolah menengah atas menjadi guru sekolah dasar, pasti
akan muncul masalah.
Penelitian Kuantitatif | 6
b. Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan
kenyataan
Suatu rencana yang telah ditetapkan, akan tetapi hasilnya tidak
sesuai dengan apa yang direncanakan atau ditargetkan sudah pasti akan
menimbulkan masalah. Contohnya ialah proyek perbaikan jalan yang
dijadwalkan selesai sepuluh hari sebelum hari raya namun tak kunjung
selesai sampai hari raya tiba, maka akan muncul masalah. Untuk
menemukan masalah dapat diperoleh dengan cara melihat dari adanya
penyimpangan antara yang direncanakan dengan kenyataan.
c. Ada pengaduan
Maslah penelitian dapat digali dengan menganalisis isi pengaduan.
Misalnya, orang tua siswa melaporkan kepala sekolah yang mempunyai
peringai buruk kepada penilik sekolah. Hal demikian pastilah akan
menimbulkan masalah yang secara tidak langsung akan berdampak pada
sekolahnya.
d. Ada kompetisi
Adanya saingan atau kompetisi sering dapat menimbulkan masalah
besar, bila tidak dapat memanfaatkan untuk kerja sama. Perusahaan Pos
dan Giro merasa mempunyai masalah setelah ada biro jasa lain yang
menerima titipan surat, titipan barang, ada handphone yang dapat
digunakan SMS , Internet, e-mail. Akan tetapi, mungkin PT.Telkom
kurang mempunyai masalah karena tidak ada perusahaan lain yang
memberikan jasa sama lewat telepon kabel, tetapi menjadi masalah setelah
ada saingan telepon genggam. Dalam pendidikan, lembaga pendidikan
yang selam ini unggul dalam negeri, akan timbul masalah setelah ada
perguruan tinggi asing yang boleh beroperasi di Indonesia.
Dalam proposal penelitian, setiap masalah harus ditunjukkan dengan
data. Data masalah dpat diperoleh dari hasil pengamatan pendahuluan
terhadap hasil penelitian orang lain, atau dari dokumentasi. Data yang
diberikan harus up to date, lengkap, dan akurat. Jumlah data masalah yang
dikemukakan tergantung pada jumlah variabel penelitian yang ditetapkan
Penelitian Kuantitatif | 7
untuk diteliti. Kalau penelitian berkenaan dengan 5 variabel, maka data
maslah yang dikemukakan minimal 5. Tanpa menunjukkan data, maka
masalah yang dikemukakan dalam penelitian tidak akan dipercaya.
C. Mengidentifikasi Masalah dalam Penelitian
Dalam suatu penelitian, kegiatan mengidentifikasi masalah umumnya
mendeteksi, melacak, menjelaskan aspek permasalahan yang muncul dan
berkaitan dari suatu judul penelitian, masalah, atau variabel yang akan diteliti.
Hasil dari kegiatan mengidentifikasi dapat diangkat menjadi sejumlah masalah
yang saling keterkaiatan antara yang satu dengan yang lainnya. Jadi, identifikasi
masalah adalah suatu proses merumuskan permasalahan-permasalahan yang
akan diteliti (Riduwan, 2011). Permasalahan yang muncul dirumuskan dalam
bentuk pertanyaan tanpa tanda supaya memudahkan dalam proses selanjutnya
dan memudahkan pembaca memahami hasil penelitian.
Dalam memilih masalah penelitian yang tepat dan baik, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan. Masalah tersebut harus mengungkapkan suatu
hubungan antara dua variabel atau lebih. Masalah juga harus dinyatakan secara
jelas, tidak ambigu. Kalau memungkinkan masalah dapat dirumuskan dengan
cara tertentu yang mensyaratkan adanya kemungkinan pengujian empiris.
Menurut Suharsimi (dalam Mahmud, 2011: 111) ada empat hal yang harus
dipenuhi untuk terpilihnya masalah atau judul penelitian, yaitu sesuai dengan
minat peneliti, dapat dilaksanakan, tersedia faktor pendukung dan bermanfaat.
Adapun ciri-ciri masalah yang baik adalah:
1. Masalah yang dipilih harus mempunyai nilai penelitian, antara lain masalah
harus mempunyai keaslian. Keaslian dalam hal ini menyangkut hal-hal yang
up to date dan baru, mempunyai nilai ilmiah dan tidak berisi hal-hal yang
sepele. Masalah juga haruslah menyatakan suatu hubungan. Masalah yang
diangkat harus merupakan hal yang penting, yaitu mempunyai arti dan nilai
baik dalam bidang ilmunya sendiri maupun dalam aplikasi untuk penelitian
terapan. Suatu masalah harus dapat diuji dengan perlakuan-perlakuan serta
data dan fasilitas yang ada. Minimal memberikan implikasi untuk
Penelitian Kuantitatif | 8
kemungkinan pengujian secara empiris. Masalah juga harus dapat dinyatakan
dalam bentuk pertanyaan yang jelas dan tidak membingungkan.
2. Masalah yang dipilih harus mempunyai visibilitas, yaitu: (a) data dan metode
untuk memecahkan masalah harus tersedia; (b) biaya untuk memecahkan
masalah, secara relatif harus ada di dalam batas-batas kemampuan; (c) waktu
untuk memecahkan masalah harus wajar; (d) biaya yang dikeluarkan denga
hasil yang dicapai harus seimbang; (e) administrasi dan sponsor harus kuat;
(f) tidak bertentangan dengan hukum dan adat.
3. Masalah yang dipilih harus sesuai dengan kualifikasi si peneliti, yaitu dapat
menarik rasa keingintahuan peneliti dan memberi harapan untuk menemukan
jawaban atau menemukan masalah lain yang lebih menarik. Selain itu cocok
dengan kualifikasi peneliti, yaitu sesuai dengan derajat keilmiahan yang
dimiliki peneliti atau paling tidak cocok dengan bidang keahliannya.
Dalam memilih masalah penelitian, ada empat relevansi yang harus
dipertimbangkan. Pertama, relevansi akademik. Jenis dan bobot masalah
masalah disesuaikan dengan jenis dan jenjang akademik. Kedua, relevansi
institusional. Substansi permasalahan disesuaikan dengan visi, misi dan tujuan
pada lembaga penelitian yang ditujukan. Penelitian untuk mencapai gelar
akademik tertentu hendaknya relevan dengan konsentrasi atau jurusan yang
dipilih peneliti di lembaga tersebut. Ketiga, relevansi sosial. Permasalahan yang
dipilih bermanfaat bagi masyarakat yang berkepentingan dengan permasalahan
bidang yang dimaksud. Keempat, relevansi personal. Permasalahan yang
dimaksud mempertimbangkan keahlian, ketertarikan, keterjangkauan, waktu,
tenaga, serta biaya yang dimiliki peneliti.
Menurut Muhammad Ali (dalam Mahmud 2011: 112), kriteria layak
tidaknya suatu masalah dijadikan sebagai pokok penelitian adalah sebagai
berikut.
1. Baru. Masalah yang masih hangat atau aktual dan masalah yang masih
berlangsung serta mempunyai kaitan kepentingan dengan situasi saat
penelitian dilaksanakan layak diteliti. Hal ini karena kesimpulan yang
diperoleh dari hasil penelitian dimungkinkan dapat memecahkan masalah
Penelitian Kuantitatif | 9
yang dihadapi sehingga dapat digunakan untuk memperbaiki atau
mengembangkan sistem dari bidang yang diteliti. Dalam pengertian bukan
berarti masalah yang sudah lampau tidak layak untuk dilakukan penelitian.
Penelitian pada masa lalu masih dapat dilakukan, misal masalah yang bersifat
historis. Penelitian tersebut tetap penting dilakukan sebagai sarana untuk
membandingkan dengan situasi sekarang sehingga dapat ditemukan suatu
konsep baru tentang masalah tersebut.
2. Bernilai Praktis. Dalam pelaksanaan penelitian untuk kepentingan apa pun
membutuhkan biaya, waktu, tenaga dan pikiran. Apabila hasil penelitian tidak
memiliki masalah yang berarti dalam menunjang kegiatan praktis, biaya,
waktu, tenaga dan pikiran akan terbuang sia-sia. Hal inilah yang menjadi
penyebab mengapa masalah yang tidak mempunyai kepentingan praktis tidak
layak dilakukan penelitian.
3. Berada dalam batas kemampuan peneliti. Apabila peneliti tidak mempunyai
kemampuan dalam bidang yang diteliti, analisis yang dilakukan akan
menyimpang dari tujuan pembahasan semula. Kemampuan yang dimaksud di
sini meliputi: kemampuan akademis, tempat, sarana dan prasarana, biaya,
waktu, tenaga serta pikiran.
Selanjutnya dalam bagian ini perlu dituliskan berbagai masalah yang ada
pada objek yang diteliti. Semua masalah dalam objek, baik yang akan diteliti
maupun yang tidak akan diteliti sedapat mungkin dikemukakan. Untuk dapat
mengidentifikasi masalah dengan baik, maka peneliti perlu melakukan studi
pendahuluan ke objek yang diteliti, melakukan observasi, dan wawancara ke
berbagai sumber, sehingga semua permasalahan dapat diungkapkan. Dari
berbagai permasalahan yang telah diketahui tersebut, selanjutnya dikemukakan
hubungan satu masalah dengan masalah yang lain. Masalah yang akan diteliti itu
Jadi, identifikasi masalah harus menggambarkan ermasalahan yang ada
dalam topik atau judul penelitian. Seluruh variabel yang dilibatkan dalam
penelitian harus dapat tergambar dengan jelas dalam identifikasi masalah.
Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan pada identifikasi masalah harus
Penelitian Kuantitatif | 10
dijawab pada bagian hasil penelitian dan pembahasan. Identifikasi masalah yang
diajukan tidak harus dibatasi oleh ketentuan jumlah variabel yang dilibatkan
dalam penelitian, maksudnya jika variabel yang dilibatkan dalam penelitian ada
dua variabel bebas dan satu variabel terikat, maka jumlah pernyataan
masalahnya tidak harus ada tiga, tetapi memuat seluruh permasalahan yang
diteliti. Identifikasi masalah juga dapat menunjukkan alat analisis apa yang akan
dipakai serta kedalaman dan keluasan penelitian.
Misalnya dalam suatu penelitian yang berjudul “Hubungan antara sifat
(kepribadian guru) dengan motivasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar
di SMK Negeri 3 Surabaya”, maka identifikasi masalah penelitian ini dapat
diidentifikasikan, yaitu: (1) sifat (kepribadian guru) dan (2) motivasi belajar
siswa dalam proses belajar mengajar. Penjabaran dari hal tersebut yaitu:
1. Sifat (kepribadian guru) meliputi:
a. Fleksibilitas kognitif guru
1) Sikap kognitif guru terhadap siswa
2) Sikap kognitif guru terhadap materi dan metode mengajar
b. Keterbukaan psikologis guru
1) Kemampuan berkomunikasi
2) Beremphaty
c. Sifat-sifat pribadi
1) Sabar
2) Jujur
3) Memiliki rasa humor
4) Ramah
2. Motivasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar, meliputi:
a. Ketekunan dalam belajar
b. Ulet dalam menghadapi kesulitan
c. Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar
d. Berprestasi dalam belajar
e. Mandiri dalam belajar.
Penelitian Kuantitatif | 11
D. Merumuskan Masalah dalam Penelitian
Bagi setiap peneliti kegiatan merumuskan masalah merupakan pekerjaan
yang sulit. Untuk itu, agar dapat keluar dari kesulitan dalam kegiatan
merumuskan judul dan masalah peneliti harus mempunyai pengetahuan yang
luas dan terpadu mengenai teori-teori dan hasil-hasil penelitian para ahli
terdahulu dalam bidang-bidang yang terkait dengan masalah yang akan diteliti.
Rumusan masalah penelitian merupakan serangkaian pertanyaan yang dijadikan
dasar pijakan bagi peneliti untuk menentukan berbagai desain dan strategi
penelitiannya. Di dalam rumusan dan analisis masalah sekaligus juga
diidentifikasi variabel-variabel yang dalam penelitian beserta definisi
operasionalnya. Untuk mempermudah, maka rumusan masalah dapat dinyatakan
dalam bentuk kalimat bertanya setelah didahului uraian tentang masalah
penelitian, variabel-variabel yang diteliti, dan kaitan antara satu variabel dengan
variabel lainnya. Definisi operasional yang dirumuskan untuk setiap variabel
harus sampai melahirkan indikator-indikator dari setiap variabel yang diteliti
yang kemudian akan dijabarkan dalam instrumen penelitian.
Jadi, setelah masalah yang akan diteliti itu ditentukan, misalnya variabel
apa saja yang akan diteliti, bagaimana hubungan antara variabel, dan agar
masalah dapat terjawab secara akurat, maka masalah yang akan diteliti itu perlu
dirumuskan secara spesifik. Seperti telah diuraikan dalam rumusan masalah,
maka sebaiknya rumusan masalah itu dinyatakan dalam kalimat tanya.
Ada beberapa macam permasalahan penelitian. Hal ini tergantung jumlah
variabel yang akan diteliti.
1. Bila peneliti menekankan hanya pada satu variabel saja dan mengabaikan
hubungan dengan variabel lainnya, permasalahan yang ingin diungkap
sekadar menggambarkan keadaan variabel tersebut sehingga penelitian
bersifat deskriptif. Terkait dengan hal ini biasanya adalah masalah-masalah
yang diajukan dalam penelitian kuantitatif yang lebih difokuskan untuk
mengungkapkan fenomena sebagaimana adanya.
Penelitian Kuantitatif | 12
2. Jika peneliti ingin melihat hubungan antar dua variabel atau lebih,
diklasifikasikan pada penelitian korelatif (simetris atau kausalitas). Korelasi
simetris dilakukan jika peneliti ingin mencari hubungan setara antar variabel,
sementara korelasi kausal dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh satu
variabel terhadap variabel lainnya.
3. Apabila peneliti menekankan penelitiannya pada perbedaan keadaan variabel,
permasalahan penelitiannya masuk dalam kategori komparatif uji beda ini
dapat dilakukan dengan membedakan perlakuan atau subjeknya.
Jika penelitiannya menggunakan pendekatan kuantitatif, contoh
rumusannya adalah sebagai berikut.
Penelitian ini berusaha untuk mencari jawaban atas pertanyaan: adakah
efek pola asuh orang tua, interaksi teman sebaya, orientasi nilai budaya, dan
status identitas terhadap kualitas kepercayaan eksistensial. Secara lebih
operasional permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.
1. Adakah efek pola asuh orang tua terhadap status identitas, orientasi nilai
budaya terhadap kepercayaan eksistensial remaja Jawa?
2. Adakah efek interaksi antarteman sebaya terhadap status identitas, orientasi
nilai budaya terhadap kepercayaan eksistensial remaja Jawa?
3. Adakah efek orientasi nilai budaya terhadap status identitas dan
kepercayaan eksistensial remaja Jawa?
4. Adakah efek status identitas terhadap kepercayaan eksistensial remaja
Jawa?
(Idrus, 2004)
Bentuk-bentuk Rumusan Masalah
Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Jika masalah merupakan
kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi, maka rumusan
masalah adalah suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui
pengumpulan data. Namun demikian setiap rumusan masalah penelitian harus
Penelitian Kuantitatif | 13
didasarkan pada masalah. Mengemukakan masalah dalam kalimat tanya
dimaksudkan dengan jelas bahwa masalah tersebut meliputi:
- terlihatnya variabel-variabel yang diteliti,
- jelas ruang lingkupnya,
- jangan terlalu luas dan jangan pula terlalu sempit, agar tidak menimbulkan
keraguan bagi peneliti dan pembaca yang membacanya,
- hendaknya masalah yang dirumuskan dapat membantu peneliti dalam
memproses pelaksanaan penelitiannya (Mardalis, 2010: 39).
Berdasarkan tingkat eksplonasinya (level of explanation) bentuk
rumusan masalah dapat dikelompokkan ke dalam bentuk maslah deskriptif,
komparatif, dan asosiatif.
a. Rumusan masalah deskriptif
Rumusan masalah deskroiptif merupakan suatu rumusan masalah
yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri,
baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri).
Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu
pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel
yang lain.
b. Rumusan masalah komparatif
Rumusan komparatif ialah rumusan maslah penelitian yang
membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih
sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
c. Rumusan masalah asosiatif
Rumusan maslah asosiatif adalah rumusan maslah penelitian yang
bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat
tiga bentuk hubungan yaitu:
1) Hubungan simetris
Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variabel
atau lebih yang kebetulan munculnya bersama.
Penelitian Kuantitatif | 14
2) Hubungan kausal
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat.
Jadi di sini ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan
variabel dependen (diengaruhi).
3) Hubungan interaktif/respirocal/timbal balik
Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi
satu sama lain. Di sini tidak diketahui mana variabel independen dan
dependen.
Penelitian Kuantitatif | 15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah kemukakan pada bab-bab sebelumnya,
maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.
1. Terdapat beberapa metode penelitian yang dapat dikategorikan ke
dalam penelitian kuantitatif yaitu metode; deskriptif, survai, ekspos
faktor, komparatif, korelasional, dan penelitian tindakan.
2. Masalah merupakan penyimpangan antara yang seharusnya dengan
apa yang benar-benar terjadi. Untuk itu, sumber masalah dapat
diperoleh dari; penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan,
penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan,
adanya pengaduan, dan adanya kompetisi.
3. Identifikasi masalah pada umumnya merupakan kegiatan mendeteksi,
melacak, menjelaskan aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan
dari judul penelitian atau dengan masalah atau variabel yang akan
diteliti.
4. Dalam merumuskan masalah juga sekaligus mengidentifikasi variabel-
variabel penelitian beserta definisi operasionalnya. Untuk
mempermudah, maka rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk
kalimat bertanya.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan penulis bermaksud
memberikan saran yaitu untuk para mahasiswa yang akan melakukan
penelitian untuk memiliki pengetahuan yang luas dan terpadu mengenai teori-
teori dan hasil-hasil penelitian para ahli terdahulu dalam bidang-bidang yang
terkait dengan masalah yang akan diteliti.
Penelitian Kuantitatif | 16
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:PT Rineka Cipta.
Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti. 2007. Penelitian PenelitianKuantitatif untuk Administrasi Publik dan Masalah-masalah Sosial.Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Idrus, Muhammad. 2009. Penelitian Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta: PenerbitErlanga.
Mardalis. 2010. Penelitian Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: BumiAksara.
Riduwan. 2011. Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Penelitian Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Penelitian Penelitian Pendidikan. Bandung: PTRemaja Rosdakarya.