Makalah Kelompok 1 - 1

36
PEMBAHARUAN DALAM ISLAM Dosen Pembimbing Amelyadi, S.Ag.M.Si Mata Kuliah Kelompok 1 1. Ricky Ersaputra 2. Eriyandi 1

description

OKOKOKJ

Transcript of Makalah Kelompok 1 - 1

Page 1: Makalah Kelompok 1 - 1

PEMBAHARUAN DALAM ISLAM

Dosen Pembimbing

Amelyadi, S.Ag.M.Si

Mata Kuliah

Kelompok 1

1. Ricky Ersaputra

2. Eriyandi

Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan

Muhammadiyah Pontianak1

Page 2: Makalah Kelompok 1 - 1

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan

Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada

waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai gerakan pembaharuan islam.

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk

membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena

itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena

itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami.

Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita .

2

Page 3: Makalah Kelompok 1 - 1

Daftar Isi

Kata Pengantar 2

Daftar Isi 3

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang 4

B. Rumusan Masalah 4

C. Tujuan 4

BAB II Pembahasan

A.

B.

C.

D.

E.

BAB III Penutup

A. Kesimpulan

Daftar Pustaka

3

Page 4: Makalah Kelompok 1 - 1

BAB I

Pendahuluan

1.1Latar Belakang

Mulai abad pertengahan merupakan abad gemilang bagi umat islam , pada abad inilah daerah-

daerah islam meluas di Barat melalui Afrika  Utara sampai Spanyol, di Timur melalui Persia sampai

ke India.

Daerah-daerah ini tunduk karena kepada kekuasaan khalifah  yang pada mulanya berkedudukan di

Madinah, kemudian Damskus dan terakhir di Bagdad. Dari situlah banyak lahir pemikir-pemikir

hebat. Dari lahirnya pemikir dan para ulama besar itu, maka ilmu pengetahuan berkambang pesat

sampai ke puncaknya, baik dalam bidang agama, non agama dan bidang kebudayaan lainya.

Diantara yang mendorong timbulnya pembaharuan dan kebangkitan islam adalah:

Paham tauhid yang dianut kaum muslimim yang bercampur dengan kebiasaan yang dipengaruhi

oleh kelompok-kelompok, pemujaan terhadap orang-orang suci dan hal lain yang membawa kepada

kekufuran.dan disinilah mulai muncul paham pembaharuan.

Pembahuran dalam islam ini berbeda dengan renainsans Barat. Kalau renainsans Barat muncul

dengan menyingkirkan agama, maka pembaharuan islam sebaliknya, yaitu untuk memperkuat

prinsip dan ajaran-ajaran agama islam. Islam bukan hanya mengajak maju ke depan untuk melawan

segala kebodohan dan kemajuan islam itu sendiri.

1. Rumusan Masalah

“ Bagaimana peranan dan pemikiran tokoh-tokoh pembaruam dalam dunia islam

2. Tujuan

1. Tujuan Umum

4

Page 5: Makalah Kelompok 1 - 1

Agar mahasiswa memahami tentang konsep konsep pembaharuan islam

2. Tujuan Khusus

a. Agar mahasiswa dapat memaparkan kembali mengenai konsep pembaharuan islam

b. Memahami betul tujuan diadakannya kajian mengenai ilmu sosial

d. Mengetahui ruang lingkup pembaharuan islam

1.3. Tinjuauan Pustaka

Pembaruan definisi, pendapat, nama tokoh pembaruan

5

Page 6: Makalah Kelompok 1 - 1

BAB II

Pembahasan

II.1 pembaharuan islam di dunia

A.Taqiyuddin Ibnu Tamiyah

1. Kelahiran dan Pendidikan

Taqiyuddin Abdul Abbas bin Abdul Halim bin Abdus bin Taimiyah al-Harrani al-Hanbaly

atau yang lebih dikenal dengan Taqiyuddin ibnu Taimiyah atau ibnu Taimiyah. Beliau lahir pada

tanggal 10 Rabiul Awal 661 Hijriyah, yang bertepatan dengan tanggal 22 Januari 1263

Miladiyah di kota Al-Harran, Siria. Ibnu Taimiyah lahir kurang lebih lima tahun kemudian

setelah tentara Barbar dan Mongolia, yang dimana bangsa Mongol menaklukkan kota Bagdad,

ibukota pusat kekuasaan dinasti Abbasyiah (Leopold Weiss: 22).

Pemahaman agama Ibnu Taimiyah pada awalnya diserap doktrin-doktrin mazhab Hanbali,

yaitu suatu aliran dalam bidang syari’ah yang terkenal karena besarnya menaruh hadis setelah

Al-Qur’an dalam menentukan hukum syara’. Pada awalnya Ibnu Taimiyah pertama kali belajar

ilmu agama kepada ayahnya sendiri – Syihabuddin - . Kemudian dilanjutkan belajar kepada

beberapa ulama terkenal salahsatunya Zainuddin al-Muqaddasyi.

Dalam usianya yang relatif masih belia – sekitar umur 21 tahun – Ibnu Taimiyah telah tumbuh

dan berkembang sebagai seorang yang alim, cerdas, mempunyai wawasan dan pengertian yang

mendalam tentang agama Islam. Beliau mampu menangkap getaran-getaran penyakit yang

diidap oleh umat Islam pada umumnya sekaligus dengan penderitaan hidupnya.

Sikap dan pendirian Ibnu Taimiyah yang sangat gigh berprinsip pada ajaran tauhid yang

bersih dan murni, jauh dari berbagai ragam syirik, khurafat, dan bid’ah dan disampaikan secara

terus terang dan lugas kepada siapa saja terutama para penguasa merasa tersinggung.

6

Page 7: Makalah Kelompok 1 - 1

2. Karya-karya Ibnu Taimiyah

Ibnu Taimiyah digambarkan sebagai pemikir yang paling cemerlang dan konsisten, ahli

dalam bidang ilmu hadis, ilmu bahasa, ilmu tafsir, ilmu kalam, serta ahli juga dalam bidang

filsafat. Usaha reformatif Ibnu Taimiyah dan pencarian ilmu meliputi tema yang luas,yang dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1) Membangkitkan keimanan dalam ketaatan terhadap tauhid (pengesaan Allah

Swt)

2) Memberantas kepercayaan Patheis dan budaya

3) Kritik terhadap filsafat, pemikiran silogistik, dan berdebat dalam rangka

menunjukkan superioritas Al-Qur’an dan As-Sunnah

4) Memberantas anti Islam melalui penentangan terhadap Kristen dan Syi’ah

5) Pembaharuan pemikiran Islam dan ilmu-ilmu yang berhubungan dengannya

Jumlah total karya Ibnu Taimiyah 621 yang mana banyak hasil karyanya yang telah

hilang.Kecermelangan pikiran Ibnu Taimiyah tercermin dalam beberapa bukunya seperti kitab

“Minhajus Sunnah an-Nabawiyah fi naqdil kalam asy-Syi’ah wal Qadriyah. Di dalam kitab ini ia

menjelaskan tentang ide-ide politik negara. Karyanya yang kedua yakni Sistem Politik Syari’ah

merupakan karya yang sangat eksklusif mengenai pemikiran politik yang lebih rinci yang di

dalamnya memuat juga fungsi-fungsi dari organisasi negara. Sedangkan karyanya yang ketiga

adalah kitab ‘al-Hisbah fil Islam’ yang didalamnya menguraikan penggunaan prinsip

menyerukan kebajikan mencegah kejahatan, terutama sekali dalam hubungannya dengan

administrasi negara. Karya-karyanya yang lain diantaranya Radd ala al-Mantiqyyin Liman

Baddala Din Al-Masih, al-Qiyas fi-Syari’il Islamy, al-Iqtidaus Shiratil Mustaqim, dan lain-

lainnya.

3. Pokok-pokok Ajaran Ibnu Taimiyah

Ibnu Taimiyah yang dikenal sebagai tokoh yang berhak menyandang gelar sebagai ‘mujtahid’

dalam berbagai tulisan atau pun dalam kuliah-kuliahnya dengan lantang menyerukan dan

mengajak umat Islam di seluruh dunia untuk kembali berpegang teguh pada ajaran Al-Qur’anul

Karim dan as-Sunnah as-Syarif dengan murni dan penuh tanggung jawab dalam menata seluruh

aspek kehidupannya. Ia juga mengajak umat Islam untuk membuang jauh-jauh berbagai praktek

yang asing dan aneh dalam ajaran Islam. Kuliah-kuliahnya mencakup semua subjek di dalam

pengetahuan Islam, namun semuanya mempunyai tema yang sama yakni menghidupkan kembali

7

Page 8: Makalah Kelompok 1 - 1

semangat Nabi beserta sahabat-sahabatnya sewaktu Islam masih murni dan belum dicemari oleh

ide-ide asing dan bid’ah.

Bidang bid’ah ternyata merupakan bidang pembahasan yang paling menonjol dan dominan.

Sebenarnya ajaran Ibnu Taimiyah yang paling pokok adalah dalam rangka mensucikan itikad

(aqidah – keyakinan) umat Islam agar tidak berubah dan tidak menyimpang dari ajaran Al-

Qur’an dan Sunnah Rasul. Ibnu Taimiyah adalah tokoh Mujadid, pembaharuan atau reformer

dalam Islma yang pertama-tama di dunia yang dengan penuh semangat menyatakan bahwa pintu

ijtihad tetap terbuka. Ijtihad dalam ajaran agama Islam memegang perana yang sangat besar,

karena hanya dengan prinsip inilah akan selalu menjadi dinamis, hidup dan maju serta tidak akan

pernah ketinggalan zaman. Dengan prinsip ihtihad inilah yang memungkinkan perkembangan

dan kemajuan yang berkesinambungan di dalam syari’ah.

4. Tahun-tahun Terakhir Ibnu Taimiyah

Antara tahun 721 H/ 1321 M dan 726/ 1326 M , Ibnu Taimiyah mendedikasikan dirinya

untuk mengajar di Madrasah Hambaliyah dan di Madrasah miliknya Qassassin dan merevisi

karya awalnya. Pada tahun 726 H/1326 M, musuh-musuhnya kembali bekerja sama untuk

memenjarakan beliau. Sekalipun demikian dengan dipenjarakan tubuh Inu Taimiyah, ikut

terpenjara juga rohaninya. Beliau tetap meneruskan menulis tafsir Al-Qur’an dan juga risalah

ilmiah yang beragam permasalahan. Dengan semangat yang tidak pernah kendor sehingga

membuat pemerintah mengambil sikap lain untuk memojokkannya. Oleh sebab itu Ibnu

Taimiyah dilarang menulis lagi, hal ini membuat Ibnu Taimiyah tersiksa yang akhirnya

mengakibatkan Ibnu Taimiyah jatuh sakit dan tidak ada obat penyembuhnya. Sampai akhirnya

beliau menutup usia pada Minggu-Senin malam tanggal 20 Dzulqaidah 782 H/1328 M di

Damaskus dalam usia 67 tahun.

Saat penguburan Ibnu Taimiyah sebanyak 300.000 pria dan 15.000 wanita turut

menghantarkan jenazahnya. Beliau dikuburkan di pemakaman Sofiyyah dimana ibunya juga

dimakamkan.

8

Page 9: Makalah Kelompok 1 - 1

B.Muhammad bin Abdul Wahab

1. Riwayat Muhammad bin Abdul Wahab

Muhammad bin Abdul Wahab pendiri Gerakan Muwahidin adalah seorang ulama besar, yang

dilahirkan di Uyainah. Ia dibesarkan dalam lingkungan kehidupan beragama yang ketat di bawah

pengaruh mazhab Hanbali. Dilihat dari latar belakang kehidupannya dapat dipahami bahwa

beliau ada kesamaan latar belakang dengan tokoh pendahulunya, Ibnu Taimiyah.

Beliau lahir pada tahun 1703 dengan nama lengkap Syeikh al-Islam al-Imam Muhammad bin

Abdul Wahab bin Sulaiman bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Rasyid bin Barid bin

Muhammad bin al-Masyarif at-Tamimi al-Hambali an-Najdi.

2. Pendidikan dan Pengalamannya

Pendidikan beliau dimulai dari lingkungan keluarganya sendiri, dimana beliau belajar agama.

Muhammad bin Abdul Wahab berkembang dan dibesarkan dikalangan keluarga terpelajar.

Ayahnya adalah ketua jabatan agama setempat. Setelah mendapatkan banyak ilmu agama dari

keluarganya, kemudian dilanjutkan belajar kepada beberapa ulama di kota Madinah. Selanjutnya

ia berkelana untuk menimba ilmu ke berbagai kota, dari Basrah, Baghdad, Kurdistan, Hamazan,

Isfahan, Qumm, dan Kairo. Setelah sekian puluh tahun beliau berkelana ke berbagai kota,

Muhammad bin Abdul Wahab pulang kembali ke daerah asalnya, dengan satu tekat yang bulat,

yaitu mengabdikan diri sepenuhnya untuk mengajarkan agama Islam sebagaimana yang

dipahaminya.

3. Pokok-Pokok Ajarannya

Gerakan Wahabi merupakan suatu gerakan pemurnian Islam yang pertama kali berdiri dalam

rangka menyambut seruan dan ajakan Imam Taqiyuddin Ibnu Taimiyah. Gerakan ini memegang

prinsip teguh, mereka ingin membuang segala bentuk kemusyrikan, khurafat, berbagai macam

bid’ah dan taqlid.

Satu hal yang tidak kalah pentingnya, yang dijadikan tema pokok pembahasan dan

perjuangannya adalah permasalahan tentang tauhid. Hal-hal yang berkisar di seputar masalah

memurnikan tauhid inilah yang sangat ditekankan, anatar lain:

1. Penyembahan selain Tuhan adalah perbuatan yang salah, dan apabila ada yang demikian akan

dibunuh.

2. Orang-orang yang mencari ampunan Tuhan dengan mengunjungi kuburan, termasuk orang-

orang musyrik.

9

Page 10: Makalah Kelompok 1 - 1

3. Meberikan pengantar dalam shalat terhadap nama Nabi-nabi atau wali atau malaikat termasuk

perbuatan musyrik.

4. Termasuk kufur apabila memberikan ilmu tanpa didasari oleh dalil-dalin yang terdapat pada

Al-Qur’an dan As-Sunnah.

5. Termasuk kufur dan ilhad mengingkari “Qadar” dalam semua perbuatan.

6. Dilarang memakai buah tasbih dalam mengucapkan nama Tuhan dan do’a-do’a cukup

menghitungnya dengan keratan jari.

7. Al-Qur’an dan As-Sunnah merupakan sumber syari’at Islam dalam soal halal dan haram,

perkataan para ulama tentang haram dan halal tidak menjadi pegangan.

8. Pintu Ijtihad terbuka dan siapapun juga boleh melakukan Ijtihad, selama sudah memenuhi

syarat-syarat. (A.Hanafi, 1967:143)

Sifat gerakan Wahabi yang keras, lugas, dan sederhana benar-benar merupakan tenaga yang

sanggup membangkitkan dan menggoncangkan kembali kesadaran kaum muslimin yang sedang

lelap tidur dalam alam kegelapan. Sistem ajaran Muhammad bin Abdul Wahab yang hanya

menekankan pada pengamalan agama persis seperti yang diajarkan oleh Nabi Muhammad s.a.w

tanpa tambahan yang aneh-aneh dan asing yang nantinya akan sering disebut juga sebagai

“Muhammadiyah.”

4. wafatnya

Muhammad bin Abdul Wahab telah menghabiskan waktunya selama 48 tahun lebih di

Dar’iyah. Keseluruhan waktunya diisi dengan menulis, mengajar, berdakwah, dan berjihad dan

mengabdi sebagai menteri penerangan di Kerajaan Saudi di Tanah Arab.

Allah SWT masih memanjangkan umurnya sampai pada usia 92 tahun, sehingga beliau masih

dapat menyaksikan kejayaan dakwah dan kesetiaan para pendukungnya. Semua itu berkat

pertolongan Allah dan berkat dakwah serta jihadnya yang gigih dan tidak kenal menyerah.

Kemudian dengan perasaan yang tenang, lega dan puas setelah melihat hasil kemenangan di

seluruh Dar’iyah. Muhammad bin Abdul Wahab menghadap Tuhannya, beliau kembali ke

rahmatullah pada tanggal 29 Syawal 1906 H, bersamaan dengan tahun 1793, dalam usia 92

tahun.

10

Page 11: Makalah Kelompok 1 - 1

C.Muhammad Abduh

1. Riwayat Hidup dan Pendidikan

Muhammad Abduh merupakan seorang pemikir muslim dari Mesir, dan salah satu penggagas

pergerakan modernisme Islam. Beliau lahir pada tahun 1849 di Delta Nil (kini wilayahnya

Mesir). Beliau belajar tentang filsafat dan logika di Universitas Al-Azhar, Kairo pada tahun 1876

dengan mendapat ijizah Alimiyyah. Ia juga murid dari Jamal al-Din al-Afghani atau Jamaluddin

al-Afghani. Pada tahun 1877, al-Afghani datang ke Mesir, ia dikenal sebagai tokoh mujadid,

mujahid, serta ulama Islam yang berwibawa. Kehadiran beliau dimanfaatkan oleh Muhammad

Abduh untuk menemuinya. Pada pertemuan pertamanya itu, mereka berdiskusi tentang masalah

ilmu tasawuf dan ilmu tafsir. Sejak saat itu, Muhammad Abduh selalu berada disamping

Jamaluddin al-Afghani, dan Muhammad Abduh menjadikan beliau sebagai guru besarnya.

Pada awalnya mereka satu pemikiran dan strategi dalam mewujudkan kejayaan Islam dan

kemuliaan Islam. Kemudian keduanya memiliki pandangan yang berbeda. Karena perbedaan

sudut pandang inilah lahir kader-kader pembaharu yang menyebar ke seluruh penjuru dunia

sebagai pelopor kemerdekaan.

Pada tahun 1882, Muhammad Abduh diusir oleh pemerintah Mesir karena dianggap ada

hubungan dengan pemberontakan yang dipimpin oleh Ahmad ‘Arabi Pasya. Pertama beliau pergi

ke Siria, dan dua tahun berikutnya beliau pergi ke Paris, mengikuti ajakan gurunya al-Afghani.

Disana mereka mendirikan perhimpunan Islam dan menerbitkan majalah yang sama dengan

nama perhimpunan mereka yakni “al-Urwatul Wutsqa.”

Majalah itu ditentang dan dilarang terbit oleh pemerintah Perancis, karena dianggap akan

menggoyahkan politik penjajahannya. Oleh karena itu Muhammad Abduh dan al-Afghani

meninggalkan Perancis dan mereka segera menuju ke kota Beirut melewati Tunisia.

Di Tunisia, Muhammad Abduh memullai babak perjuangan baru. Dahulu ia aktif dalam

bidang politik, namun sekarang beliau mulai mengaktifkan diri dalam bidang sosial pendidikan.

Lalu beliau diterima sebagai guru di Madrasah Sultaniyah. Pada tahun 1889, Muhammad Abduh

kembali ke Mesir. Di tahun 1894 Muhammad Abduh diangkat sebagai anggota pimpinan

tertinggi Universitas Al-Azhar. Beliaupun menjadi guru besar disana. Kesempatan itu digunakan

sebaik-baiknya oleh Muhammad Abduh untuk melakukan perubahan-perubahan dalam kampus

tersebut. Majalah yang beliau terbitkan ternyata mendapat respon yang baik dikalangan

mahasiswa Al-Azhar maupun dari kalangan luar kampus. Tafsir Al-Qur’an dari hasil kuliah

Muhammad Abduh yang dimuat dalam Al-Manar dianggap sudah cukup memadai. Akhirnya

11

Page 12: Makalah Kelompok 1 - 1

oleh Rasyid Ridha kemudian diterbitkan menjadi kitab tafsir. Namun sayang setelah tafsir Al-

Manar ini baru terselesaikan sampai juz ke sepuluh telah keburu Muhammad Abduh wafat.

2. Pemikiran Muhammad Abduh

1. Bidang Ijtihad dan Taqlid

Penyebab yang membawa kemunduran umat Islam adal Alam Islamy adalah dikarenakan

adanya kejumudan atau kebekuan berfikir di kalangan umat Islam taitu kebekuan dalam

memahami ajaran Islam yang bersumber kepada Al-Qur’an dan Al Hadis. Muhammad

Abduh sangat menekankan arti pentingnya ijtihad. Ajaran Islam telah menegaskan bahwa

Islam diturunkan kepada umat manusia tidak lain kecuali untuk menyebarluaskan rahmat

Allah ke seluruh alam semesta.

Meskipun Ijtihad merupakan jalan yang terbaik dan merupakan suatu keharusan juga

untuk memberikan corak keislaman terhadap kejadian-kejadian masyarakat dalam

lingkungan Islam, namun Ijtihad itu hanya boleh dilakukan oleh orang-orang yang

mempunyai sifat-sifat keilmuan. Karena itu, Muhammad Abduh mensyaratkan kebolehan

ijtihad dengan syarat tersebut baik untuk masanya maupun masa sesudahnya dan ia juga

berhati-hati sekali dalam syarat ini, ketelitiannya tidak kalah dengan pendahulunya.

2. Bidang Pendidikan

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa seketika Muhammad Abduh masuk ke

Universitas Al-Azhar, maka tanpa menunggu terlalu lama beliau mulai melakukan

berbagai pembaharuan terhadap perguruan tinggi Islam yang tertua ini, baik dalam

bidang administrasi sampai peningkatan mutu kuliah.

3. Kematiannya

Muhammad Abduh wafat pada tanggal 11 Juli 1905 ketika karir beliau berada dipuncak.

Beliau diangkat sebagai mufti kerajaan Mesir. Abduh meninggal pada usia yang relatif belum

terlalu tua. Seluruh dunia meratapi akan kepergian ulama besar ini, bukan saja karena ikatan

emosional sebagai sesama muslim, tetapi orang-orang yang non-muslim pun ikut meratapi

kepergian Muhammad Abduh. Pembaharuan Abduh tidak hanya sekadar dalam masalah yang

berhubungan langsung dengan pendidikan saja. Bahkan prasarana untuk mencapai ke arah itu

juga disempurnakan. Berbagai macam ilmu pengetahuan yang selama ini dianak tirikan

dimasukkan ke dalam kurikulum di Al-Azhar.

12

Page 13: Makalah Kelompok 1 - 1

D.Jamaluddin Al-Afghani

1. Riwayat Hidup dan Pendidikannya

Jamaludin al-Afghani dilahirkan pada tahun 1939 di As’ad Abad, Afghanistan. Ia

berkebangsaan Afghanistan, oleh karena itu di belakang namanya dicantumkan nisbah negeri

tersebut “Al-Afghani.” Ia dikenal sebagai reformer dalam dunia Islam, sekaligus sebagai seorang

pejuang yang terus menerus mengobarkan api semangat menegakkan “kalimatulhaq” kepada

siapapun, sampai kepada penguasa yang zalim.

Jamaludin Al-Afghani terkenal juga sebagai pengembara yang tangguh, bukan saja

mengembara di negeri-negeri Islam melainkan ia melakukan pengembaraan ke negeri-negeri non

muslim daratan Eropa. Pengembaraannya ke negeri non muslim untuk mengenalkan dan

menjelaskan hakekat dinul Islam dan meluruskan pengertian dan persepsi yang keliru tentang

ikhwal Islam. Sedangkan terhadap negara-negara Islam, beliau kembali mengobarkan semangat

jihad menegakkan kebenaran dan keadilan serta mengobarkan semangat jihad melawan kaum

penjajah.

Seperti tokoh-tokoh sebelumnya, Jamaludin Al-Afghani belajar agama pertama kali dari

ayahnya sendiri yang bernama Sayid Shaffar, seorang pengusaha yang terkenal sekaligus sebagai

seorang yang alim. Ia dididik oleh ayahnya tentang berbagai macam ilmu, seperti Bahasa Arab,

Ilmu Fiqih dan Tauhid, Hadis, dan tafsir serta Akhlak dan Tasawuf.

Pada usia 16 tahun ia dikirim ke India untuk belajar pada ulama-ulama terkenal. Berbagai

ilmu pengetahuan baik ilmu agam sampai ilmu filsafat ditekuninya dengan rajin. Ketika

Jamaludin pulang ke Afghanistan segera ia menerjunkan diri ke kancah perjuangan politik.

Karena pada saat beliau belajar di India, beliau melihat kekejaman Inggris terhadap anak

jajahannya. Sehingga timbul sikap muak dan benci terhadap kaum penjajah tanpa kecuali.

E.Rasyid Ridha

Muhammad Rasyid bin Ali Ridha bin Syamsudin bin Baha’uddin Al-Qalmuni Al-Husaini

yang dikenal sebagai Rasyid Ridha (1865-1935). Beliau merupakan seorang intelektual muslim

dari Suriah yang menegmbangkan gagasan modernisme Islam yang awalnya digagas oleh

Jamaluddin al-afghani dan Muhammad Abduh. Ridha mempelajari kelemahan-kelemahan

masyarakat muslim saat itu, dibandingkan masyarakat kolonialis Barat, dan menyimpulkan

bahwa kelemahan tersebut antara lain kecenderungan umat untuk mengikuti tradisi secara taklid.

Ia berpendapat bahwa kelemahan ini dapat diatasi dengan kembali ke prinsip-prinsip dasar Islam

dan melakukan ijtihad dalam menghadapi realita modern.

13

Page 14: Makalah Kelompok 1 - 1

Dalam tulisannya ia banyak menyerang pemerintah absolut Turki Usmani, bahkan tak jarang

juga ia terang-terangn menghantam politik Inggris dan Prancis yang telah membagi-bagi dunia

Arab di bawah kekuasaan mereka.

Pokok-pokok pikiran pembaharuan Rasyid Ridha anatar lain sebagai berikut.

Paham umat Islam tentang agamany serta tingkah laku mereka banyak yang telah

menyeleweng dari ajaran Islam yang suci murni.

Agar segera terwujud ksatuan dan persatuan umat Islam jangan didasari pada kesatuan bahasa

atau bangsa, tetapi didasari atas kesatuan iman dan Islam.

Kaum wanita harus diikutsertakan dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan.

Sebagian paham dan ajran kaum sufi dianggapnya memperlemah agama Islam karena mereka

melalaikan tugas dan kewajibannya di dunia.

Untuk mewujudkan segala paham dan cita-cita kesatuan dan persatuan umat Islam ia

berpendapat bahwa umat Islam perlu mempunyai suatu negara. Karena hanya dengan

memiliki negara seperti itu umat Islam akan dapat menerpakan undang-undang dan hukum

Allah secara konkret dan nyata.

Mulai tahun 1898 hingga wafat 1935, Ridha menerbitkan surat kabar yang bernama Al-Manar

.

F. Shah Waliullah

1. Biografi

Shah Waliullah Muhaddith Dehlawi lahir pada tanggal 21 Februaru 1703 di Phulat, India.

adalah seorang Islam sarjana dan pembaharu. Beliau dilahirkan pada masa pemerintahan

Aurangzeb. Beliau bekerja untuk kebangkitan Islam aturan dan pembelajaran intelektual di Asia

Selatan, selama waktu memudarnya kekuasaan Muslim. Beliau adalah keturunan dari Quraisy

suku Arabi dan silsilahnya dapat ditelusuri ke khalifah kedua Islam, Umar di sisi pihak ayah.

Ayahnya, Shah Abdur Rahim. Dia dijuluki sebagai ‘Shah Waliullah’ karena Waliullah berarti

“sahabat Allah” dan dia adalah seorang individu yang shaleh.

2. Pendidikan

Shah Waliullah menerima pendidikannya di Madrasah Rahimiyya. Ayahnya adalah guru dan

pembimbing rohani. Beliau adalah seorang sastrawan, dengan memulai studinya di usia lima

tahun dan menyelesaikan bacaan dan hafalan dari Al-Qur’an pada usia tujuh tahun. Setelah itu,

ia memulai pelajaran dasar di Persia dan Arab, yang diselesaikan dalam setahun. Kemudia, ia

mempelajari bahasa dan sintaks dari Persia dan Arab. Ia menyelesaikan studinya di filsafat dan

14

Page 15: Makalah Kelompok 1 - 1

teologi pada usia lima belas dan kemudian memulai studi ayahnya. Setelah itu, ia dilantik

menjadi tradisi ba’yat oleh ayahnya dan pada usia tujuh belas tahun, ia diijinkan untuk

memberikan bimbingan rohani untuk mereformasi sesama Muslim.

Pada kematian ayahnya saat ia hampir tujuh belas tahun, ia menjadi guru di Madrasah

Rahimiyya. Dia memegang posisi selama dua belas tahun. Kemudian. Pada 1713, Shah

Waliullah melakukan haji. Dia mencapai Mekah pada 21 Mei dan melakukan haji, setelah itu ia

melanjutkan ke Madinah. Selain berhaji, beliau juga mempelajari Al-Muwatta Imam Malik. Dan

kemudian ia diijinkan untuk mengajar semua kitab dari hadits oleh Syaikh Tajuddin. Setelah itu,

Shah Waliullah kembali ke India. Perjalanan kembali ke India berlangsung enam bulan dan ia

mencapai Delhi pada tanggal 1 Januari 1733.

3. Karya Sastra

Para penulis biografi Shah Waliullah di berbagai negara dengan karya yang diterbitkannya

berada di atas lima puluh. Shah Waliullah itu seorang penulis yang produktif yang menulis

secara ekstensif pada beberapa topik Islam. Karya sastranya sebagai berikut :

a) Fathur Rahman fi Tarjumatul Al Qur’an: sebuah terjemahan dari Al Qur’an ke dalam bahasa

Persia. Kumpulan dari 40 hadits yang singkat namun karakter inklusif.

b) Al Faudhul Kabir fi Usoolut Tafsir. Sebuah buku kecil dalam bahasa Persia yang mengikuti

terjemahan Persia tentang Al Qur’an.berisi inti sari Al Qur’an, aturan penafsiran, dan

penafsiran Al Qur’an oleh berbagai ulama terkemuka.

c) Hujjatullahil Baligha: karya sastra terbesar Shah Waliullah. Judulnya berasal dari Al Qur’an.

4. 4 Dasar Prinsip-prinsip Ekonomi

Shah Waliullah membahas empat prinsip dasar ekonomi, produksi kekayaan, konsumsi

kekayaan, distribusi kekayaan dan pertukaran kekayaan. Seluruh bangsa berpartisipasi dalam

produksi kekayaan, sehingga kekayaan harus didistribusikan ke seluruh bangsa. Beliau

menetapkan prinsip untuk distribusi kekayaan diantara orang serta nilai suatu metode yang adil

untuk konsumsi kekayaan. Sistem ekonomi akan berhasil dalam membangun prinsip-prinsip dari

empat cabang.

1) Prinsip pertama adalah bahwa orang yang hidup dalam batas-batas geografis tertentu memiliki

hak atas sumber daya daerah itu. Bahwa sistem ekonomi dimana semua orang adalah sama

menyatakan bahwa tidak ada orang atau kelas tertentu dapat mengontrol sumber daya secara

sepihak.

15

Page 16: Makalah Kelompok 1 - 1

2) Prinsip kedua adalah setiap individu harus memiliki hak untuk kepemilikan properti pribadi

terbatas karena kemampuan setiap individu adalah berbeda. Bukan berarti seluruh bangsa

harus memiliki pakaian yang sama, amakn dan rumah.

3) Prinsip ketiga adalah setiap latihan yang berkonsentrasi kekayaan di tangan tertentu tidak

akan ditoleransi dan sistem akan menentangnya.

4) Prinsip keempat adalah seperti keseimbanagn harus dijaga sehingga masyarakat dapat

berkembang secara keseluruhan

.

5. Menutup usia

Pada tanggal 20 Agustus 1762, Shah Waliullah meninggal dan dimakamkan di pemakanam

Munhadian, disamping makam ayahnya.

G. Sayyid Amir Ali

1. Riwayat Hidup

Sayyid Amir Ali berasal dari keluarga Syi’ah di zaman Nadir Syah (1736-1747) pindah dari

Khurasan di Persia ke India. Sayyid Amir lahir pada tahun 1849, dan meninggal dalam usia 79

tahun pada tahun 1928. Pendidikannya ia peroleh di perguruan tinggi Muhsiniyya yang berada di

dekat Kalkuta. Disinilah beliau belajar bahasa Arab. Selanjutnya beliau belajar bahasa Inggris

dan kemudian juga sastra Inggris dan hukum Inggris.

2. Jenjang Pendidikan

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Di tahun 1869 beliau pergi ke Inggris untuk

meneruskan studi dan selesai di tahun 1873 dengan memperoleh kesarjanaan dalam bidang

hukum dengan menerbitkan karyanya dengan judul A Critical Examination of the Life and

Teaching of Mohammed, buku pertama yang merupakan interpretasi kaum modernis Muslim

tentang Islam, yang menjadikannya terkenal baik di Barat maupun di Timur.

Selesai dari studi beliau kembali ke India dan pernah bekerja sebagai pegawai Pemerintah

Inggris, pengacar, dan guru besar dalam hukum Islam. Yang membuat beliau lebih terkenal ialah

aktivitasnya dalam bidang politik dan buku karangnnya The Spirit of Islam dan A Short of the

Saracens.

3. Karir Politik dan Pemerintahan

16

Page 17: Makalah Kelompok 1 - 1

Di tahun 1877 beliau membentuk National Muhammaden Association yang merupakan

wadah persatuan umat Islam India, dan tujuannya untuk membela kepentingan umat Islam dan

untuk melatih mereka dalam bidang politik. Di tahun 1883 beliau diangkat menjadi salah satu

dari ketiga anggota Dewan Raja Muda Inggris di India. Ia adalah satu-satunya anggota Islam

dalam majelis itu.

Di tahun 1904 ia meninggalkan India dan menetap di London bersama istrinya yang

berkebangsaan British asli. Pada tahun 1906 beliau diangkat menjadi anggota The Judicial

Committe of the Privy Council di London, dan merupakan orang India pertama yang menduduki

jabatan tersebut. Dia melihat pemerintah Inggris adalah suatu alternatif untuk menghindari

pengaruh dan dominasi orang hindu setelah memperoleh kemerdekaan dari kerajaan Inggris.

Setelah bermukim di London beliau mendirikan cabang Liga Musilim pada tahun 1906.

4. Pandangan dan Pemikiran

a) Ajaran tentang akhirat, dalam bukunya The Spirit of Islam dicetak pertama kali di tahun 1891,

beliau menjelaskan tentang akhirat, bahwa bangsa yang pertama kali menimbulkan

kepercayaan pada kehidupan akhirat adalah bangsa Mesir. Agama Yahudi pada mulanya tidak

mengakui adanya hidup selain di dunia, namun dengan adanya perkembangan dalam ajaran-

ajaran Yahudi yang timbul kemudian baru dijumpai adanya hidup yang kedua. Agama-agama

yang datang sebelum Islam pada umumnya menggambarkan bahwa di hidup kedua itu

manusia akan memperoleh upah dan balasan dalam bentuk jasmani dan bukan bentuk rohani.

Selanjutnya ia menjelaskan bahwa ajaran mengenai akhirat itu amat besar arti dan

pengaruhnya dalam mendorong manusia untuk berbuat baik dan menjauhi perbuatan jahat.

Lebih lanjut lagi ajaran ini membawa kepada peningkatan moral golongan awam, apabila

ganjaran dan balasan di akhirat digambarkan dalam bentuk yang dapat ditangkap oleh panca

indera.

b) Dalam membahas soal perbudakan, Sayyid Amir Ali menerangkan bahwa sistem perbudakan

sudah ada semenjak zaman purba dalam masyarakat manusia selurunya. Bangsa Yahudi,

Yunani, Romawi, dan Jerman di masa lampau mengakui dan memakai sistem perbudakan.

Agama Kristen, demikian ia selanjutnya menulis, tidak membawa ajaran untuk menghapus

sistem perbudakan itu.

17

Page 18: Makalah Kelompok 1 - 1

Islam, berlainan dengan agama-agama sebelumnya, datang dengan ajaran untuk

membebaskan sistem perbudakan. Dosa-dosa tertentu dapat tditebus dengan memerdekakan

budak. Budak harus diberi kesempatan untuk membeli kemerdekaanya dengan upah yang ia

peroleh. Budak harus diperlakukan dengan baik dan tidak boleh diperbedakan dengan

manusia lain. Oleh karena itu, dalam Islam, ada diantara budak-budak yang akhirnya menjadi

perdana menteri.

c) Kemunduran umat Islam, berpendapat bahwa sebabnya terletak pada keadaan umat Islam di

zaman modern menganggap bahwa pintu ijtihad telah tertutup dan oleh karena itu

mengadakan ijtihad tidak boleh lagi, bahkan merupakan dosa. Orang harus tunduk kepada

pendapat ulama abad ke-9 Masehi, yang tidak dapat mengetahui kebutuhan abad ke-20.

Perubahan kondisi yang dibawa perubahan zaman tidak dipentingkan. Pendapat ulama yang

disusun pada beberapa abad yang lalu diyakini masih dapat dipakai untuk zaman moden

sekarang.

Kemajuan ilmu pengetahuan ini dapat dicapai oleh umat Islam di zaman itu, karena mereka

kuat berpegang pada ajaran nabi Muhammad dan beusaha keras untuk melaksanakannya.

d) Dalam uraiannya mengenai pemikiran dan falsafat dalam Islam, Sayyid Amir Ali menjelaskan

bahwa jiwa yang terdapat dalam al-Qur’an bukanlah jiwa fatalisme, tetapi jiwa kebebasan

manusia dalam berbuat. Jiwa manusia bertanggungjawab atas perbuatannya. Nabi

Muhammad, demikian ia menulis lebih lanjut, berkeyakinan bahwa manusia mempunyai

kebebasan dalam menentukan kemauan.

e) Selanjutnya ia menguraikan peranan yang dipegang golongan Muktazilah dalam

perkembangan ilmu pengetahuan dan filsafat dalam Islam. Aliran Muktazilah untuk beberapa

abad mempengaruhi pemikiran umat Islam. Didukung oleh raja-raja yang berpikiran luas,

kaum Muktazilah membawa kemajuan ilmu pengetahuan dan filsafat dalam Islam. Melalui

Mu’tazilah, rasionalisme Islam meluas ke seluruh masyarakat terpelajar yang ada di kerajaan

Islam ketika itu bahkan sampai ke perguruan-perguruan yang letaknya sejauh Andalusia

(Spanyol Islam). Kaum rasionalis Islam memberi ceramah-ceramah bukan di perguruan tinggi

saja, tetapi juga di masjid-masjid. Mereka pula yang merupakan penasehat bagi kahlifah.

Untuk menduduki jabatan menteri, gubernur, mahaguru, dan sebagainya kaum Muktazilah

banyak dipakai. Melalui merekalah terjadinya perubahan umat Islam dari umat yang

sederhana kebudayaanya menjadi umat yang tinggi peradabannya.

H. Dr. Muhammad Iqbal

18

Page 19: Makalah Kelompok 1 - 1

1. Biografi

Terlahir dengan nama Muhammad Iqbal pada tanggal 9 Nopember 1877 di Sialkot, British

India (sekarang berada di Pakistan). Beliau dikenal juga sebagai Allama Iqbal adalah seorang

filsuf, penyair, dan politisi yang dipandang luas telah mengilhami Gerakan Pakistan. Ia dianggap

sebagai salah satu tokoh yang penting dalam literatur Urdu, dengan karya sastra baik dalam

bahasa Persia maupun bahasa Urdu.

Ayah beliau hanya seorang penjahit yang tidak berpendidikan formal tetapi religius. Iqbal Ibu

Imam Bibi adalah wanita sopan dan rendah hati yang membantu orang miskin dan membantu

memecahkan masalah tetangga. Beliau meninggal pada tanggal 9 Nopember 1914 di Sialkot.

Muhammad Iqbal sangat mencintai ibunya, oleh karena itu saat kematian ibunya ia menuangkan

perasaannya dalam sebuah puisi elegi.

Ketika Iqbal berusia empat tahun, ia dikirimkan ke masjid untuk mempelajari Al-Qur’an.

Kemudian kepala Madrasah Sialkot menjadi gurunya. Beliau menerima Fakultas eni ijazah pada

tahun 1895, dimana gurunya Hassan adalah guru besar bahasa Arab. Muhammad Iqbal sudah

menikah tiga kali, dalam pernikahannya yang pertama beliau mulai belajar filsafat, sastra

Inggris, Arab di Lahore kuliah pemerintahan. Beliau lulus dengan gelar Bachelor of Arts.

2. Pendidikan dan Karya Muhammad Iqbal

Iqbal mengambil jabatan asisten guru di Pemerintah College, Lahore, ketika beliau kembali

ke India. Namun untuk alasan keuangan beliau melepaskan itu dalam waktu setahun untuk

praktik hukum. Sementara mempertahankan praktik hukumnya, Iqbal mulai berkonsentrasi di

mata pelajaran spiritual dan keagamaan, dan menerbitkan puisi dan karya sastra. Pada tahun

1919, ia menjadi sekretaris jendral organisasi. Didasarkan pada agama sejak kecil, Iqbal mulai

intens berkonsentrasi pada studi Islam, budaya dan sejarah peradabana Islam dan masa depan

politiknya. Dalam bidang politik beliau aktif di Liga Muslim, beliau merupakan kritikus dari

mainstream Nasional Kongres India, yang didominasi oleh agama Hindu dan pada tahun 1920

beliau kecewa Liga karena telah terserap fraksi yang membagi antara kelompok pro Inggris dan

kelompok moderat.

Karya puitis Iqbal di Persia lebih utama daripada Urdu. Diantara 12000 ayat-ayat puisinya,

sekitar 7000 ayat ini dalam bahasa Persia. Pada tahun 1915, beliau menerbitkan puisi pertama,

Asrar-e-Khudi (Rahasia Diri) di Persia. Dalam puisi tersebut Iqbal menjelaskan filosofi “khudi”

atau “Diri” penggunaan istilah itu identik dengan kata “Rooh.” Dalam karyanya “Petunjuk Sifat

Tidak Mementingkan Diri,” Iqbal berusaha untuk membuktikan cara hidup Islam merupakan

19

Page 20: Makalah Kelompok 1 - 1

kode etik terbaik untuk kelangsungan hidup suatu negara. Karya Iqbal di tahun 1932, Javed

Nama ditunjukkan untuk putranya. Karya beliau yang diterbitkan dalam bahasa Urdu yakni

Bang-e-Dara pada tahun 1924, merupakan kumpulan puisi yang ditulis oleh beliau dalam tiga

tahap yang berbeda dalam hidupnya.

Berikut ini karya-karya beliau dalam prosa buku seperti Ilm ul Iqtisad – 1903, sedangkan

buku puitis dalam bahasa Persia seperti Asrar-e-Khudi di tahun 1915, Rumuz-e-Bekhudi di tahun

1917, Payam-e-Mashriq di tahun 1923, Zabur-e-Ajam tahun 1927, Javid Nama di tahun 1932,

Pas Cheh Bayed Kard ai Aqwam-e-Sharq di tahun 1936, dan Armughan-e-Hijaz (Persia-Urdu) di

tahun 1938. Sedangkan dalam bahasa Urdu seperti, Bang-e-Dara di tahun 1924, Bal-e-Jibril

tahun 1935 dan Zarb-e-Kalim di tahun 1936. Bukunya dalam Bahasa Inggris seperti

Perkembangan Metafisika di Persia tahun 1908 dan Rekontruksi Pemikiran Agama dalam Islam

tahun 1930.

3. Kematiannya

Setelah kembali dari perjalanan ke Spanyol dan Afghanistan, Muhammad Iqbal mulai

menderita penyakit tenggorokan misterius pada tahun 1933. Setelah menderita penyakit selama

berbulan-bulan Iqbal meninggal pada tanggal 21 April 1938. Makamnya terletak di Hazuri Bagh,

kebun tertutup antara pintu masuk masjid Badshahi dan Benteng Bahore, dan penjagaan resmi

oleh Pemerintah Pakistan. Kelahiran beliau setiap tahun dirayakan, bahkan menjadi hari libur

nasional di Pakistan.

I. Sir Ahmad Khan

1. Biografi dan Pendidikannya

Beliau merupakan tokoh pembaharu kedua di negeri India setelah Syah Waliyullah. Beliau

juga dikenal sebagai tokoh yang mengembangkan dan menyempurnakan lebih jauh ide-ide

Waliyullah. Beliau lahir pada tanggal 17 Oktober 1817 di Delhi. Keluarganya dikatakan telah

bermigrasi dari Haerat pada zaman kaisar Akbar. Banyak generasi keluarganya sejak itu sangat

berhubungan dengan pemerintahan Mughal. Ibu Kakeknya Khwaja Fariduddin menjabat sebagai

wazir di istana Shah Akbar II. Ayah Sir Syaed Mir Muhammad Muttaqi secara pribadi dekat

dengan Shah Akbar II dan menjabat sebagai penasihat pribadi. Ibunya memainkan peran formatif

dalam hidup Sir Syed, membesarkannya dengan disiplin kaku dengan penekanan kuat pada

pendidikan. Dia menerima pendidikan tradisional untuk kaum bangsawan Muslim di Delhi. Sir

Syed merintis pendidikan modern bagi komunitas Muslim India dengan mendirikan Muhammad

Anglo-Oriental College, yang kemudian dikembangkan menjadi Universitas Muslim Aligarh.

20

Page 21: Makalah Kelompok 1 - 1

Lahir menjadi bangswan Muslim, Sir Syed mendapatkan reputasi sebagai seorang sarjana

terkemuka saat bekerja sebagai ahli hukum untuk British East India Company. Selama

Pemberontakan India tahun 1857.

2. Karir Serta Kematiannya

Reformasi sosial dalam masyarakat Islam telah dimulai oleh Abdul Latif. Beliau mendirikan

“Masyarakat Sastra Islam” di Bengal. Ia menentang kebodohan, takhayul, dan kebiasaan jahat

yang lazim di masyarakat Muslim. Dengan tegas beliau percaya bahwa masyarakat muslim tidak

akan maju tanpa akuisis pendidikan barat dan ilmu pengetahuan. Setelah mengakui penurunan

mantap dalam kekuasaan Mughal politik, Sir Syed memasuki British East India Company. Pada

1858, beliau diangkat ke pos tingkat tinggi di pengadilan di Muradabad, di mana beliau mulai

bekerja yang paling terkenal di karya sastra.

Berkenalan dengan pejabat tinggi Inggris, Sir Syed diperoleh pengetahuan dekat tentang

politik kolonial Inggris selama pelayanannya di sebuah pengadilan.pada pecahnya

pemberontakan India, pada 10 Mei 1857, Sir Syed bertugas sebagai petugas penilaian kepala

pengadilan di Bijnor. Sir Syed secara pribadi terpengaruh oleh kekerasan dan berakhirnya dinasti

Mughal. Beliau dan Muslim lainnya menganggap hal ini sebagai kekalahan masyarakat muslim.

Beliau kehilangan kerabat dekat beberapa yang meninggal dalam kekerasan. Meskipun beliau

berhasil menyelamatkan ibunya dari kekacauan, Sir Syed meninggal di Meerut, karena adanya

hak milik pribadi yang ia alami. Sepanjang hidupnya Syed Ahmad menemukan waktu untuk

pencarian ilmu dan ilmiah. Ruang lingkup sastra dan karya ilmiahnya sangat luas: sejarah,

politik, arkeologi, jurnalisme, sastra, agama, dan sains. Ruang lingkup tulisan utamanya memang

luar biasa, sebagian terdaftar sebagai berikut :

Hukum Bekerja

a) UU No. 10 (Stamp Act) 1862.

b) UU No. 14 ( Batasan) Undang-Undang 1959-1864.

c) UU No. 16 (Mengenai Pendaftaran Dokumen) – Allygurh 1864

Karya Agama

a) Ahkam Ahl Tu’am-Kitab, Kanpur, 1868

b) Al-Du’a wal Istajaba, Agra, 1892

c) Al-Nazar Fi Ba’z Masa’il Imam Al-Ghazali di Agra

d) Izalat ul-Rantai sebagai Zi’al Qamain, Agra, 1889

I. Pembaharuan islam di indonesia

a. Latar belakang

21

Page 22: Makalah Kelompok 1 - 1

Pada abad ke XIII Masehi agama Islam mulai masuk ke Indonesia, dan ada

yang berpendapat bahwa penyebaran Islam pertama kali dilakukan oleh para

pedagang dan mubaligh dari Gujarat-India. Sekarang jumlah umat Islam di

Indonesia merupakan yang paling besar dibandingkan umat Islam di negara-

negara lain di dunia ini .

oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa umat Islam di Indonesia

mempunyai peranan yang penting bagi bangsa-bangsa dan negara-negara

Islam lainnya. Lebih-lebih di Indonesia sendiri, umat Islam merupakan

mayoritas penduduk dan mereka bertebaran di segenap pelosok tanah air

serta banyak yang berkumpul dalam berbagai organisasi sosial, pendidikan,

keagamaan, ekonomi, dan politik.

Semenjak datangnya Islam di Indonesia yang disiarkan oleh para mubaligh

khususnya di Jawa oleh Wali Sanga atau Sembilan Wali Allah hingga berabad-

abad kemudian, masyarakat sangat dijiwai oleh keyakinan agama, khususnya

Islam. Sejarah telah mencatat pula, bahwa Islam yang datang di Indonesia ini

sebagiannya dibawa dari India, dimana Islam tidak lepas dari pengaruh

Hindu. Campurnya Islam dengan elemen-elemen Hindu menambah mudah

tersiarnya agama itu di kalangan masyarakat Indonesia, terutama masyarakat

Jawa, karena sudah lama kenal akan ajaran-ajaran Hindu itu.

Sebagian besar tersiarnya Islam di Indonesia adalah hasil pekerjaan dari

Kaum Sufi dan Mistik.

Sesungguhnya adalah Sufisme dan Mistisisme Islam, bukannya ortodoksi

Islam yang meluaskan pengaruhnya di Jawa dan sebagian Sumatera.

Golongan Sufi dan Mistik ini dalam berbagai segi toleran terhadap adat

kebiasaan yang hidup dan berjalan di tempat itu, yang sebenarnya belum

tentu sesuai dengan ajaran-ajaran tauhid.Sebelumnya, masyarakat sangat

kuat berpegang teguh pada Agama Hindu dan Budha. Setelah kedatangan

Islam, mereka banyak berpindah agama secara sukarela. Tetapi sementara itu

mereka masih membiasakan diri dengan adat kebiasaan lam, sehingga

bercampur-baur antara adat kebiasaan Hindu-Budha dengan ajaran Islam.

Hal tersebut berlangsung dari abad ke abad, sehingga sulit dipisahkan

antara ajaran Islam yang murni dengan tradisi peninggalan Hindu atau

peninggalan agama Budha. Dan tidak sedikit tradisi lama berubah menjadi

22

Page 23: Makalah Kelompok 1 - 1

seakan-akan “Tradisi Islam”. Seperti kebiasaan menyelamati orang yang telah

mati pada hari ke:7, 40, 1 tahun dan ke 1000 nya serta selamatan pada bulan

ke-7 bagi orang yang sedang hamil pertama kali, mengkeramatkan kubur

seseorang, meyakini benda-benda bertuah dan sebagainya

b. Awal kelahiran gerakan pembaharuan islam

Melihat keadaan di lapangan bahwa pengamalan agama Islam di Indonesia yang masih banyak bercampur dengan tradisi Hindu-Budha tersebut dan jelas sekali merusak kemurnian ajarannya, maka tampillah beberapa ulama mengadakan pemurnian dan pembaharuan faham keagamaan dalam Islam. Dan salah satu tokoh itu iyalah Kyai Haji Ahmad Dahlan, dengan gerakanya muhammadiah yang artinya pengikut nabi muhammad.saw

Sejak tahun 1905, Kyai Haji Ahmad Dahlan telah banyak melakukan

dakhwah dan pengajian-pengajian yang berisi faham baru dalam islam dan

menitik beratkan pada segi alamiyah. Baginya, Islama adalah agama amal,

suatau agama yang mendorong umatnya untuk banyak melakukan kerja dan

berbuat sesuatu yang bermanfaat. Dengan bekal pendalaman beliau terhadap

Al- Qura’an dan sunannah Nabi, sampai pada pendirian dan tindakan yang

banyak bersifat pengalaman dan penerapan Islam dalam kehidupan nyata.

Dari kajian – kajian Kyai Haji Ahmad Dahlan ,akhirnya timbul pertanyaan

kenapa banyak gerakan-gerakan islam yang tidak berhasil dalam usahanya?

Hal ini tidak lain di sebabkan banyak orang yang bergerak dan berjuang

tetapi tidak berilmu luas serta sebaliknya banyak orang yang berilmu akan

tetapi tidak mau mengamalkan ilmunya.

Atas dasar keyakinannya itulah, Kyai Haji Ahmad Dahlan ,pada tahun 1991

mendirikan “sekolah Muhammadiyah” yang menempati sebuah ruangan

dengan meja dan papan tulis. Dalam sekolah tersebut, di masukkan pula

beberapa pelajaran yang lazim di ajarkan di sekolah-sekolah model Barat,

seperti Ilmu Bumi, Ilmu Alam, Ilmu Hayat dan sebagainya. Begitu pula di

perkenalkan cara-cara baru dalam pengajaran ilmu-ilmu keagamaan sehingga

lebih menarik dan lebih menyerap. Dengan murid yang tidak begitu banyak,

jadilah sekolah Muhammadiyah tersebut sebagai tempat persemaian bibit-

bibit pembaruan dalam Islam Indonesia.

Dan sebagai puncaknya berdirilah gerakan Muhammadiyah pada tanggal 8

Dzulhijjah 1330 yang bertepatana dengan tanggal 18 November 1992, yang di

23

Page 24: Makalah Kelompok 1 - 1

dalam Anggaran Dasarnya yang pertama kali bertujuan: “ Menyebarkan

Pengajarn Kanjeng Nabi Muhammad SAW kepada penduduk bumi putera,di

dalam residensi yogyakarta” serta “ Memajukan hal agama Islam kepada

sekutu-sekutunya.

24

Page 25: Makalah Kelompok 1 - 1

BAB III

Kesimpulan

Islam adalah agama yang mencakup  berbagai macam aspek, baik itu ekonomi, politik, budaya, ibadah, dan lain-lain.” Inilah ungkapan yang Jamaluddin Al-Afghani salah satu tokoh pembaharu islam jang telah kami pelajari, yang berkepribadian tegas dalam pemikiran dan gagasannya. Bila memandang Islam dalam konteks kekinian, rasanya memang perjuangan atau usaha yang dilakukan oleh para tokoh pembaharu islam belum sempurna. Perjuangan dan usaha mereka kami analogikan sebagai sebuah ajang lari estafet, mereka—para tokoh pembaharu islam—berlari dan membawa tongkat estafet kemajuan islam dengan susah payah dan penuh perjuangan agar sampai kepada kita—umat saat ini—dengan harapan besar kita mampu melanjutkan tongkat estafet tersebut sampai pada generasi selanjutnya hingga akhir  zaman. Namun, potret umat islam saat ini bisa dikatakan amat menyedihkan dari segi keilmuan dan persatuan. Umat islam saat ini tidak lagi dinamis ,.

Semoga dengan hadirnya kajian(studi tokoh) ini kita semakin menyadari kondisi islam yang masih terpuruk saat ini dan harapan besar kami adalah munculnya jiwa dan semangat Ibnu Tamiayah, Muhammad abdul wahab, Al-Afghani,  Muhammad Iqbal, kh ahmad dahlan dan lain-lain yang mampu kembali meneruskan tongkat estafet perjuangan islam, agar agama islam dapat bersifat dinamis dengan perkembangan zaman namun tetap berpegang teguh pada tauhid yakni al Qur’an dan hadis.

25

Page 26: Makalah Kelompok 1 - 1

Daftar Pustaka

Asmuni, Drs. H. M. Yusran, Pengantar Studi Pemikiran Dan Gerakan Pembaharuan (Dirasah Islamiah III), Rajawali Pers: Jakarta, 2001

Rahman, Fazlur, Kebangkitan dan Pembaharuan di dalam Islam, Penerbit Pustaka: Bandung, 2001

Sucipto, Hery, Ensiklopedi Tokoh Islam;Dari Abu Bakr  sampai Nashr dan Qardawi, Hikmah Kel

Asmuni, Drs. H. M. Yusran, Pengantar Studi Pemikiran Dan Gerakan Pembaharuan (Dirasah Islamiah

III), Rajawali Pers: Jakarta, 2001

Rahman, Fazlur, Kebangkitan dan Pembaharuan di dalam Islam, Penerbit Pustaka: Bandung, 2001

Sucipto, Hery, Ensiklopedi Tokoh Islam;Dari Abu Bakr  sampai Nashr dan Qardawi, Hikmah Kelom-

pok Mizan:Bandung, 2003

26