Makalah Modal Saham Kelompok 1

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Ekuitas pemegang saham dalam satu perusahaan umumnya terdiri dari sejumlah besar unit atau lembar saham. Dalam satu kelompok saham, setiap lembar saham sama dengan lembar saham lainnya. Setiap kepentingan pemilik perusahaan diwakili oleh jumlah lembar saham yang dimiliki. Setiap saham memiliki hak dan keistimewaan atau privilege tertentu yang hanya dapat dibatasiolehkontrk khusus pada saat saham diterbitkan. Seseorang harus meneliti anggaran dasar perusahaan, sertifikat saham, dan ketentuan hukum negara bagianuntuk meyakinkan pembatasan atas atau variasi dari hak dan keistimewaan standar. Keunggulan utama dari system saham (modal saham) adalah kemudahannya dalam pemindahan kepentingan dalam perusahaan dari seseorang ke pihak lainnya. Karena saham dapat dipindah tangankan secara bebas setiap saat, maka perusahaan perlu merevisi buku besar pembantu pemegang saham secara periodik, yang umumnyadiakukan sebelum pembayaran dividen atau rapat pemegang saham. 1.2 Permasalahan Adapun permasalahan yang akan dibahas pada pembahasan ini sebagai berikut. 1

description

Tugas makalah modal saham

Transcript of Makalah Modal Saham Kelompok 1

Page 1: Makalah Modal Saham Kelompok 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Ekuitas pemegang saham dalam satu perusahaan umumnya terdiri dari sejumlah

besar unit atau lembar saham. Dalam satu kelompok saham, setiap lembar saham sama

dengan lembar saham lainnya. Setiap kepentingan pemilik perusahaan diwakili oleh

jumlah lembar saham yang dimiliki.

Setiap saham memiliki hak dan keistimewaan atau privilege tertentu yang hanya

dapat dibatasiolehkontrk khusus pada saat saham diterbitkan. Seseorang harus meneliti

anggaran dasar perusahaan, sertifikat saham, dan ketentuan hukum negara bagianuntuk

meyakinkan pembatasan atas atau variasi dari hak dan keistimewaan standar.

Keunggulan utama dari system saham (modal saham) adalah kemudahannya

dalam pemindahan kepentingan dalam perusahaan dari seseorang ke pihak lainnya.

Karena saham dapat dipindah tangankan secara bebas setiap saat, maka perusahaan

perlu merevisi buku besar pembantu pemegang saham secara periodik, yang

umumnyadiakukan sebelum pembayaran dividen atau rapat pemegang saham.

1.2 Permasalahan

Adapun permasalahan yang akan dibahas pada pembahasan ini sebagai berikut.

1. Apa saja karakteristik perseroan dan jenis-jenis saham?

2. Bagaimanakah saham bernilai pari dan tidak berniai pari ?

3. Bagaimanakah pencatatan modal saham ?

1.3 Tujuan penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut.

1. Untuk menjelasakan karakteristik perseroan dan jenis-jenis saham.

2. Untuk mengetahui saham bernilai paridan tidak bernilai pari.

3. Untuk mengetahui pencatatan modal saham.

1

Page 2: Makalah Modal Saham Kelompok 1

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KARAKTERISTIK PERSEROAN DAN JENIS-JENIS SAHAM

2.1.1 Karakteristik Perseroan

a) Kesatuan Usaha Terpisah

Suatu perseroan harus memiliki anggaran dasar yang disahkan notaris dan harus

didaftarkan serta mendapat persetujuan departemen kehakiman. Apabila anggaran dasar

telah disetujui oleh departemen kehakiman dan diumumkan dlam lembaran negara

makan secara hukum perseroan telah dipandan sebagai subyek hukum. Dari segi

akuntansi suatu perseroan yang telah berdiri dengan sah akan dipandang sebagai suatu

kesatuan akuntansi yang terpisah dari para pemilik (para pemegang saham). Hal ini

berbeda dengan perusahaan perseroan atau persekutuan.

b) Tanggung Jawab Terbatas

Tanggung jawab para pemegang saham atas kewajiban-kewajiban (utang-utang)

perseroan biasanya terbatas pada jumlah penyertaanya dalam perseroan yang

bersangkutan. Hal ini berarti bahwa pemegang saham tidak bertanggung jawab dengan

seluruh harta kekayaan yang dimilikinya seandainya perseroan tidak mampu melunasi

utang-utangnya. Sebagai contoh misalnya winarto memiliki 50 lembar saham PT sinar

surya yang seluruhnya Rp 25.000.000,00. Seandainya PT sinar surya jatuh pailit

(bangkerut), maka perseroan harus menjual seluruh kekayaanya yang dimliki untuk

melunasi kewajibanya dan kalau ada sisanya maka jumlah sisa bisa dibagikan kepada

para pemegang saham.

c) Pemindahan Pemilikan

Saham-saham yang dikeluarkan suatu perseroan dapat dipindahtangankan tanpa

mempengaruhi operasi perusahaan. Apabila saham dijual oleh pemegangya kepada

pihak lain, maka hal ini tidak perlu dibukukan oleh perseroan yang mengeluarkan

saham tersebut, tetapi cukup dengan membuat suatu catatan atau keterangan dalam

buku saham. Sudah barang tentu perseroan perlu memiliki daftar pemegang saham

yang diperlukan untuk mengundang mereka dalam rapat umum pemegang saham atau

untuk pembayaran deviden, tetapi hal ini tidak membutuhkan pengakuan akuntansi.

2

Page 3: Makalah Modal Saham Kelompok 1

d) Kelangsungan Hidup

Karena pemilikan saham biasa dipindahkan atau dioperkan kepada pihak lain

tanpa mengganggu jalanya operasi perusahaan, maka kelangsungan hidup perseroan

lebih terjamin bila dibandingkan dengan persekutuan. Dalam suatu persekutuan, setiap

perubahan pemilik (sekutu) secara teknis akan menyebabkan bubarnya persekutuan

yang lama dan membentuk persekutuan baru.

e) Kemampuan Meningkatkan Modal

Tanggung jawab terbatas pemegang saham dan kemudahan dalam menjual

kembali saham merupakan daya tarik yang menyebabkan perseroan mudah

meningkatkan modalnya apabila dikehendaki. Baik pemegang saham dalam jumlah

besar maupun kecil, sama-sama mempunyai hak kepemilikan dalam perseroan. Dengan

demikian perseroan tidak hanya menarik bagi ornag-orang kaya tetapi juga penanaman

modal kecil.

2.1.2 Jenis-Jenis Saham

Apabila perusahaan mengeluarkan satu macam saham maka saham – saham itu

disebut saham biasa (common stock). Apabila saham yang dikeluarkan itu 2 saham,

yang satu adalah saham biasa dan yang lain adalah saham prioritas (preferred stock).

Berikut ini diuraikan mengenai masing – masing jenis saham.

a. Saham Biasa (Common Stock)

Saham biasa adalah saham yang pelunasannya dilakukan dalam urutan yang

paling akhir dalam hal perusahaan dilikuidasi, sehingga resikonya adalah yang paling

besar. Karena risikonya besar, biasanya jika usaha perusahaan berjalan dengan baik

maka dividen saham biasa akan lebih besar daripada saham prioritas. Dibandingkan

dengan saham prioritas, saham biasa tidak mempunyai preferensi, karena saham

prioritas juga mempunyai hak yang sama dengan saham biasa. Kadang – kadang, hak

suara dalam rapat pemegang saham hanya diberikan pada saham biasa, tetapi sering

juga saham prioritas mempunyai hak suara. Jika saham perusahaan yang dikeluarkan

cuma satu macam maka saham itu selalu saham biasa.

b. Saham Prioritas/saham preferen

Saham prioritas merupakan saham yang mempunyai beberapa kelebihan,

biasanya kelebihan ini dihubungkan dengan pembagian dividen atau pembagian aktiva

3

Page 4: Makalah Modal Saham Kelompok 1

pada saat likuidasi. Kelebihan dalam hal pembagian dividen adalah bahwa dividen

yang dibagi pertama kali harus dibagikan untuk saham prioritas, kalau ada kelebihan,

baru dibagikan kepada pemegang saham biasa. Dividen saham prioritas tidak terutang

atas dasar waktu, tetapi baru terutang jika sudah diumumkan oleh perusahaan. Dalam

hal pimpinan perusahaan tidak mengumumkan pembagian dividen dalam satu periode

maka dividen tadi hilang. Biasanya saham prioritas mempunyai nilai nominal dan

dividennya dinyatakan dalam persentase dari nilai nominal. Apabila saham prioritas itu

tidak mempunyai nilai nominal maka dividennya dinyatakan dalam bentuk rupiah dan

bukan dalam bentuk persentase. Suatu perusahaan dapat mengeluarkan lebih dari satu

macam saham prioritas yang disebut saham prioritas kesatu, saham prioritas kedua dan

seterusnya, di mana saham prioritas kesatu mempunyai klaim yang pertama terhadap

laba dan saham prioritas kedua mempunyai klaim kedua dan seterusnya. Ada beberapa

kelebihan yang dimiliki saham prioritas yaitu:

1) Saham prioritas kumulatif dan tidak kumulatif

Saham prioritas kumulatif adalah saham prioritas yang dividennya setiap tahun

harus dibayarkan kepada pemegang saham. Apabila dalam suatu tahun dividen tidak

dapat dibayarkan, maka pada tahun – tahun berikutnya dividen yang belum dibayar tadi

harus dilunasi dulu sehingga dapat mengadakan pembagian dividen untuk saham biasa.

Kumulatif ini tidak berlaku pada saat perusahaan dilikuidasi jika tidak terdapat saldo

laba tidak dibagi. Jika saham prioritas itu tidak kumulatif, dividen tahun – tahun

sebelumnya yang belum dibayar tidak perlu dilunasi pada tahun – tahun berikutnya. Jadi

jika akan membagi dividen untuk saham biasa, kewajiban yang ada hanyalah membayar

dividen saham prioritas untuk tahun tersebut.

2) Saham prioritas partisipasi dan tidak berpartisipasi

Saham prioritas mungkin berpartisipasi penuh atau sebagian. Yang dimaksud

dengan partisipasi penuh adalah jika saham prioritas berhak atas dividen dengan jumlah

yang sama besar dengan saham biasa sesudah saham biasa mendapat dividen sebesar

persentase dividen saham prioritas. Partisipasi sebagian berarti saham prioritas akan

mendapat dividen sampai jumlah tertentu yang ditetapkan sesudah saham biasa

mendapat dividen dengan tarif yang sama dengan saham prioritas. Jumlah tertentu yang

akan diterima oleh saham prioritas biasanya dinyatakan dalam persentase.

4

Page 5: Makalah Modal Saham Kelompok 1

Saham preferen mempunyai macam-macam karakteristik yang berbeda dari

saham biasa. Salah satu keistimewaanya terletak pada hak istimewa dalam pembagian

deviden yang akan diuraikan lebih lanjut

a) Deviden

Deviden adalah bagian laba yang dibagikan pada para pemegang saham. Apabila

dewan komisaris megumumkan pembagian deviden, maka pemegang saham preferen

akan mendapatkan sejumlah deviden tahunan tertentu sebelum ditentukan deviden

untuk pemegang saham biasa. Besarnya deviden tahunan untuk saham preferen ini

ditetapkan dalam akte pendiri perseroan yaitu dlam bentuk suatu persentase tertentu dari

nilai dari nilai pari sham atau dari nilai tertentu bila saham tidak memiliki nilai pari

(mengenal saham bernilai pari dan saham tidak bernilai pariakan diterangkan

kemudian). Sebagai contoh bila tiap lembar saham preferen bernialai Rp 100.000,00

dengan tingkat deviden 6%, maka pemegang saham preferen akan menerima deviden

sebesar Rp 6.000,00 untuk tiap lembar saham yang dimilikinya. Jumlah ini kan terutang

kepada pemegang saham preferen jika hal itu telah diumumkan oleh dewan komisaris.

Setelah pemegang saham preferen mendapatkan deviden, giliran pemegang

saham biasa untuk dihitung devidenya, apabila masih ada sisa laba yang akan dibagikan

Dalam situasi tertentu, pemegang sham preferen mungkin masih akan menerima

deviden tambahan bersama-sama dengan pemegang saham biasa. Sham preferen

demikian disebut preferen partisipatif, jika tidak ada penambahan deviden maka disebut

non partisipatif. Misalnya saham perseroan yang beredar terdiri atas 2.000 lembar

saham biasa yang masing-masing bernialai pari Rp 100.000,00 dan 1000 lembar saham

biasa preferen 6% partisipatif, yang masing-masing bernilai pari Rp 100.000,00

seandainya perseroan memutuskan untuk membagikan dividen RP 27.000.000,00 maka

pembagian kan dilakukan

Preferen Biasa Jumlah

Saham yang beredar

Deviden preferen 6% dan 6%

Untuk saham biasa

Sisa sebesar Rp 9.000,00 dibagi

Rp 100.000,00

Rp 6.000,00

Rp 200.000,00

Rp 12.000,00

Rp 300.000,00

Rp 18.000,00

5

Page 6: Makalah Modal Saham Kelompok 1

Rata kepada semua pemegang

saham

Rp9.000,00/Rp300.000,00

=3%

Jumlah deviden yang dibagikan

Taraf pembagian

Rp 3.000,00

Rp 9.000,00

9%

6.000,00

Rp 18.000,00

Rp 9.000,00

Rp 27.000,00

b) Hak Suara

Biasanya pemegang saham preferen tidak mempunyaai hak suar dalam memilih

anggota dewan komisaris. Namun hal tersebut bisa juga diberikan kepada pemegang

saham preferen apabila diatur dalam akte pendirian perseroan. Suatu akte pendirian

mungkin menetapkan bahwa semua pemegang saham mempunyai hak suara atau ada

juga yang memberi hak suar dalam hal-hal tertentu seperti dalam hal perseroan akan

menetapkan dibayar tidaknya dividen pada suatu tahun tertentu

c) Beberapa Pengertian Modal

Didalam akte pendirian perseroasn harus dicantumkan jumlah maksimum

lembar saham yang bisa dikeluarkan , yang disebut modal dasar perseroan apabila

perseroan bermaksud mengeluarkan saham yang lebih besar dari modal dasarnya, maka

perseroan tersebut harus mengubah akte pendiriannya terlebih dahulu.

Saham yang telah dicetak dan siap untuk dijual (masih berada di tengah

perseroan) disebut modal modal yang ditempatkan. Bila saham yang ditempatkan telah

dijual dan berada ditangan pemegang saham, maka saham-saham tersebut modul yang

disetor atau modul saham beredar.

2.2 SAHAM BERNILAI PARI DAN TIDAK BERNILAI PARI

Akte pendirian biasanya menyebutkan nilai tertentu untuk tiap lembar saham

yang tersebut nilai pari saham. Pada waktu saham partama kali. Baiasanya harga jual

saham sama dengan nilai parinya. Tetapi bila telah berjalan beberapa tahun maka harga

saham dipasarkan mungkin lebih tinggi atau lebih rendah dari nilai parinya. Salah satu

6

Page 7: Makalah Modal Saham Kelompok 1

faktor yang mempengaruhi atas nilai pari saham adalah tingkat keuantungan perseroan

pada masa lalu dan prospek perseroan dimasa depan.

Seperti telah disebutkan di atas, saham mungkin dijual dengan harga yang

berbeda dengan nilai parinya. Bila saham dijual dengan harga lebih tinggi dari nilai

parinya, maka selisi kelebihan agio dan bila saham dijual dengan harga lebih rendah

dari nilai parinya maka selisi kekuranganya yaitu disagio.

Dalam hal penjualan saham dengan harga di atas atau di bawah nilai nominal,

maka selisih itu akan dicatat di dalam rekening agio atau disagio saham. Rekening

(akun) agio saham dipakai untuk mencatat kelebihan harga di atas nilai nominalnya

sedang rekening disagio saham dipakai untuk mencatat kekurangan harga dari nilai

nominal saham. Rekening – rekening agio atau disagio saham adalah rekening yang

menunjukkan modal yang disetor dari pemegang saham, oleh karena itu selama saham –

saham tersebut masih beredar maka rekening itu juga akan nampak dalam neraca. Di

dalam neraca rekening agio saham merupakan tambahan terhadap rekening modal

saham, dan rekening disagio saham merupakan pengurangan terhadap rekening modal

saham. Apabila saham yang beredar ditarik, maka rekening agio dan disagio saham

yang berhubungan dengan saham tersebut dibatalkan.

2.3 PENCATATAN MODAL SAHAM

Untuk dapat melakukan pencatatan modal saham dengan baik, perlu diketahui

istilah – istilah berikut ini:

a. Modal saham statuter atau modal saham yang diotorisasi, yaitu jumlah saham yang

dapat dikeluarkan sesuai dengan akta pendirian perusahaan.

b. Modal saham beredar, yaitu jumlah saham yang sudah dijual (beredar).

c. Modal saham belum beredar, yaitu jumlah saham yang sudah diotorisasi tetapi

belum dijual.

d. Treasury stock, yaitu modal saham yang sudah dijual dan sekarang dibeli kembali

oleh perusahaan.

e. Modal saham dipesan, yaitu jumlah saham yang disisihkan karena sudah dipesan

untuk dibeli. Modal saham yang dipesan ini baru dikeluarkan bila harga jualnya

sudah dilunasi.

7

Page 8: Makalah Modal Saham Kelompok 1

PSAK No. 21 paragraf 15 menyatakan bahwa modal saham yang dijual dicatat

dalam rekening modal saham sebesar nilai nominalnya yaitu nilai yang tercantum dalam

lembaran saham. Jika harga jualnya tidak sama dengan nilai nominal, selisihnya dicatat

dalam rekening agio saham atau disagio saham. Rekening agio saham menunjukkan

selisih di atas nilai nominal dan rekening disagio saham menunjukkan selisih dibawah

nilai nominal.

2.3.1 Penjualan Secara Tunai

Saham yang dijual secara tunai akan dicatat dengan mendebit akun (rekening)

kas dan mengkredit rekening (akun) modal saham. Selisih harga jual saham (perdana)

dengan nilai nominalnya akan dicatat dengan mengkredit rekening agio saham atau

mendebit rekening disagio saham. Jurnal untuk mencatat penjualan saham perdana

adalah:

Kas Rp xxx

Disagio Saham xxx

Modal Saham Rp xxx

Atau

Kas Rp xxx

Modal Saham Rp xxx

Agio Saham xxx

2.3.2 Penjualan Melalui Pesanan

Kadang – kadang, penjualan saham dilakukan melalui pesanan, yaitu dengan

cara dibayar sebagian dan sisanya akan dilunasi kemudian. Jumlah harga yang belum

dilunasi dicatat sebagai piutang, pesanan saham, dan jumlah nominal saham yang

dipesan dikreditkan ke rekening modal saham dipesan. Apabila harga jual saham tidak

sama dengan nilai nominalnya, selisihnya dicatat dalam rekening agio saham atau

disagio saham pada waktu pesanan itu diterima. Untuk pemesan yang sudah melunasi

harga saham maka sahamnya dikeluarkan. Pengeluaran saham ini dicatat dengan

mendebit rekening modal saham dipesan dan mengkredit modal saham.

8

Page 9: Makalah Modal Saham Kelompok 1

Rekening piutang pesanan saham dapat dibuat sebagai rekening kontrol dan

dibuatkan buku pembantunya dalam hal pemesan saham ini jumlahnya banyak.

Biasanya piutang pesanan saham akan segera dilunasi oleh pemegang saham sehingga

dimasukkan dalam kelompok aktiva lancar. Sebagai penjelasan keterangan diatas,

berikut ini diberikan contoh membuat jurnal untuk mencatat penjualan saham.

Misalnya PT Risa Fadila mempunyai modal statuter sebanyak 1.000 lembar

nominal @ Rp.1.000,00 dan akan dijual semuanya (ditempatkan). Transaksi – transaksi

dan cara pencatatan saham tersebut sebagai berikut:

Transaksi Jurnal

Penjualan saham 400

lembar, tunai

Rp.100.000,00 dan mesin

seharga Rp.300.000,00

Kas Rp.100.000,00

Mesin Rp.300.000,00

Modal Saham Rp.400.000,00

Diterima pesanan 500

lembar saham dengan kurs

110, dibayar tunai70%,

sisanya 30 hari.

Piutang pesanan saham Rp.550.000,00

Modal saham dipesan Rp.500.000,00

Agio saham Rp. 50.000,00

Kas Rp.385.000,00

Piutang pesanan saham Rp.385.000,00

Diterima pelunasan sisa

pesanan untuk 300 lembr

saham. Saham 300 lembar

diserahkan.

Kas Rp.99.000,00

Piutang pesanan saham Rp.99.000,00

Modal saham dipesan Rp.300.000,00

Modal saham Rp.300.000,00

Dalam contoh jurnal diatas, rekening modal saham dikredit dengan jumlah

sebesar saham yang dijual. Pencatatan jumlah saham statuter (saham yang diotorisasi)

dilakukan dengan catatan memo. Ada metode lain untuk mencatat modal saham statuter

yaitu dibuat jurnal untuk mencatat modal saham statuter, di mana debitnya adalah

rekening modal saham belum beredar. Setiap kali terjadi penjualan saham maka

rekening modal saham belum beredar dikredit sebesar saham yang dijual. Apabila

digunakan metode seperti ini, untuk mengetahui berapa jumlah saham yang sudah

9

Page 10: Makalah Modal Saham Kelompok 1

beredar adalah dengan cara mengurangkan saldo rekening modal saham belum beredar

ke rekening modal saham statuter.

2.3.3 Pembatalan Pesanan Saham

Saham yang sudah dipesan, jumlah lembarnya disisihkan tersendiri dan akan

diserahkan kepada pemesan bila harga jual saham sudah dilunasi. Apabila terjadi

pemesan tidak dapat melunasi kekurangan pembayarannya maka perusahaan dapat

mengambil salah satu jalan sebagai berikut:

a. Uang yang sudah diterima dikembalikan kepada pemesan.

b. Uang yang sudah diterima dikembalikan pada pemesan sesudah dikurangi biaya

atau kerugian penjualan kembali saham – saham tersebut.

c. Uang yang sudah diterima dianggap hilang (tidak dikembalikan).

d. Mengeluarkan saham yang nilainya sama dengan jumlah uang yang sudah diterima.

Pencatatan yang dilakukan perusahaan jika terjadi adanya pemesan yang tidak

dapat melunasi kekurangannya tergantung dari tindakan yang diambil perusahaan.

Contoh pencatatan pembatalan pesanan saham diambilkan dari contoh dimuka yaitu

sebanyak 500 lembar dengan kurs 110 dan sudah dibayar sebanyak 70%. Dari pesanan

tersebut seorang pemesan yang memesan saham sebanyak 100 lembar tidak dapat

melunasi kekurangannya. Modal saham dipesan yang dibatalkan oleh perusahaan dapat

dijual kembali dengan kurs 105.

Jurnal yang dibuat oleh PT Risa Fadila dalam masing – masing keadaan adalah

sebagai berikut:

a. Uang yang sudah diterima dikembalikan pada pemesan.

Modal saham dipesan Rp.100.000,00

Agio saham Rp 10.000,00

Piutang pesanan Rp.33.000,00

Kas Rp.77.000,00

Kas Rp.105.000,00

Modal saham Rp.100.000,00

Agio saham Rp. 5.000,00

10

Page 11: Makalah Modal Saham Kelompok 1

b. Uang yang sudah diterima dikembalikan pada pemesan sesudah dikurangi biaya

atau kerugian penjualan kembali saham – saham tersebut.

Modal saham dipesan Rp.100.000,00

Agio saham Rp. 10.000,00

Piutang pesanan saham Rp.33.000,00

Utang pada pesanan Rp.77.000,00

Kas Rp.105.000,00

Utang pada pemesan Rp. 5.000,00

Modal saham Rp.100.000,00

Agio saham Rp. 10.000,00

Utang pada pemesan Rp.72.000,00

Kas Rp.72.000,00

c. Uang yang sudah diterima dianggap hilang (tidak dikembalikan).

Modal saham dipesan Rp.100.000,00

Agio saham Rp. 10.000,00

Piutang pesanan saham Rp.33.000,00

Modal dari pembatalan pesanan Rp.77.000,00

Kas Rp.105.000,00

Modal saham Rp.100.000,00

Agio saham Rp. 5.000,00

d. Mengeluarkan saham yang nilainya sama dengan jumlah uang yang sudah diterima.

Modal saham dipesan Rp.100.000,00

Agio saham Rp. 3.000,00

Modal saham Rp.70.000,00

Piutang pesanan saham Rp.33.000,00

Kas Rp.31.500,00

Modal saham Rp.30.000,00

Agio saham Rp. 1.500,00

11

Page 12: Makalah Modal Saham Kelompok 1

2.3.4 Penjualan Saham Secara Lumpsum

Penjualan saham bisa dilakukan dengan cara penjualan per unit saham. Unit

saham ini terdiri dari beberapa jenis saham. Apabila penjualan dilakukan dengan cara

seperti ini maka penerimaan dari penjualan akan dibagikan untuk setiap jenis saham.

Dalam penjualan cara ini dasar pembagiannya adalah harga pasar dari saham tersebut.

Metode yang dapat digunakan adalah: (1) Metode Inkremental, dan (2) Metode

Proporsional. Bila harga pasar kedua jenis saham diketahui maka perhitungannya

menggunakan metode proporsional. Namun apabila hanya harga salah satu jenis saham

saja yang diketahui, maka digunakan metode inkremental.

Misalnya: 1 unit saham terdiri sari: 1 lembar saham prioritas nominal

Rp.10.000,00, 1 lembar saham biasa nominal Rp.1.000,00

Harga jual per unit Rp.10.500,00. Pada saat penjualan diketahui harga pasar

saham biasa = Rp.1.250,00. Karena hanya harga pasar saham biasa yang diketahui,

maka harga setiap saham dihitung dnegan menggunakan metode inkremental sebagai

berikut:

Harga 1 unit saham Rp.10.500,00

Harga pasar saham biasa Rp. 1.250,00

Nilai saham prioritas Rp. 9.250,00

Dari perbandingan nilai nominal dan harga pasar masing – masing jenis saham

dapat diketahui bahwa dari penjualan di atas, saham biasa mendapat agio sebesar

Rp.250,00 dan saham prioritas mendapat disagio Rp.750,00. Penjualan satu unit saham

dengan harga seperti di atas dicatat dengan jurnal sebagai berikut:

Kas Rp.10.500,00

Disagio saham prioritas Rp. 750,00

Modal saham prioritas Rp.10.000,00

Modal saham biasa Rp. 1.000,00

Agio saham biasa Rp. 250,00

Dari contoh diatas bila diketahui harga pasar saham prioritas sebesar

Rp.9.500,00 maka perhitungan harga pasar setiap saham dilakukan dengan

menggunakan metode proporsional sebagai berikut:

12

Page 13: Makalah Modal Saham Kelompok 1

Harga pasar saham biasa Rp. 1.250,00

Harga pasar saham prioritas Rp. 9.500,00

Harga pasar keseluruhan saham Rp.10.750,00

Dengan demikian maka harga saham biasa adalah:

Rp. 1.250,00 x Rp.10.500,00 = Rp.1.220,00

Rp.10.750,00

Harga saham prioritas adalah:

Rp. 9.500,00 x Rp.10.500,00 = Rp.9.280,00

Rp.10.750,00

Dari perhitungan di atas diketahui bahwa disagio saham biasa sebesar Rp.30,00

dan disagio saham prioritas sebesar Rp.500,00. Jurnal untuk mencatat transaksi

penjualan atau unit saham sebagai berikut:

Kas Rp.10.500,00

Disagio saham biasa Rp. 30,00

Disagio saham prioritas Rp. 720,00

Modal saham biasa Rp. 1.250,00

Modal saham prioritas Rp.10.000,00

2.3.5 Pertukaran Saham Dengan Aktiva Selain Kas

Kadang – kadang, modal saham dikeluarkan dengan menerima aktiva (selain

dari kas). Dalam keadaan seperti ini besarnya jumlah yang akan dicatat dalam rekening

modal dan rekening aktiva didasarkan pada yang lebih mudah ditentukan dari:

a. Harga pasar saham yang dikeluarkan, atau

b. Nilai wajar aktiva yang diterima.

PSAK No.21 paragraf 13 (f) menyatakan bahwa saham dicatat berdasarkan nilai

wajar aktiva bukan kas yang diterima (butir b). Apabila kedua dasar penilaian di atas

tidak dapat ditentukan, biasanya dilakukan penilaian terhadap aktiva yang diterima.

Penilaian ini bisa juga dilakukan oleh pimpinan perusahaan. Kecenderungan yang

sering terjadi jika penilaian dilakukan oleh pimpinan perusahaan adalah menghindari

13

Page 14: Makalah Modal Saham Kelompok 1

adanya disagio saham, sehingga aktiva dan modal saham akan dicatat terlalu besar.

Apabila modal saham dan aktiva yang diterima dicatat terlalu besar maka modal saham

itu disebut “watered”. Tetapi jika dicatat terlalu kecil maka neraca yang disusun

mengandung “cadangan rahasia”.

Contoh:

PT Risa Fadila menerbitkan 10.000 lembar saham nominal Rp.1.000,00 per lembar

dan ditukar dengan sebuah gedung.

1. Apabila harga pasar saham tidak diketahui, tetapi harga pasar gedung diketahui

sebesar Rp.15.000.000,00, maka jurnal yang dibuat adalah:

Gedung Rp.15.000.000,00

Modal Saham Rp.10.000.000,00

Agio Saham Rp. 5.000.000,00

2. Apabila harga pasar gedung tidak diketahui tetapi harga pasar saham diketahui

sebesar Rp.14.000.000,00, maka jurnalnya adalah:

Gedung Rp.14.000.000,00

Modal Saham Rp.10.000.000,00

Agio Saham Rp. 4.000.000,00

3. Apabila harga pasar saham dan bangunan keduanya tidak diketahui dari pimpinan

perusahaan menetapkan harga perolehan bangunan sebesar Rp.12.500.000,00, maka

jurnal yang dibuat adalah:

Gedung Rp.12..500.000,00

Modal Saham Rp.10.000.000,00

Agio Saham Rp. 2.500.000,00

2.3.6 Nilai Buku Per Lembar Saham

Informasi yang tercantum dalam bagian modal dari suatu neraca perseorangan

diperlukan oleh para investor atau calon investor dan manajemen sebagi bahan untuk

dianalisis. Slah satu alat pengukuran yang sangat penting didalam melakukan analisis

laporan keuangan ialah “ nilai buku per lembar saham”

Dibawah ini akan ditunjukkan cara menentukan nilai buku saham apabila (1)

perseroan hanya mengeluarkan satu jenis saham biasa dan (2) perseroan mengeluarkan

saham biasa dan saham preferen.

14

Page 15: Makalah Modal Saham Kelompok 1

Sebagai contoh misalkan bagian modal neraca suatu perseroan menunjukkan informasi

berikut:

Modal

Modal saham

Saham biasa, nilai pario Rp 50.000,00, 5000 lembar

Modal dasar, ditempatkan dan beredar ………………….Rp 250.000.000,00

Tambahan modal:

Agio saham biasa …………………………………………. Rp 100.000.000,00

Laba ditahan ………………………………………………..Rp 80.000.000,00

Jumlah modal ……………………….……………Rp 430.000.000,00

Berhubung dalam perseroan diatas hanya terdapat satu jenis saham maka nilai

buku perlembar saham biasa adalah jumlah modal dibagi dengan jumlah lembar saham

yang beredar, yaitu : Rp430.000.000,00 : 5.000 = Rp 86.000,00. Dalam perhitungan ini

yang dipakai sebagi pembagi adalam jumlah saham yang beredar. Dengan demikian

jumlah saham yang belum beredar atau jumlah lemdar yang diperoleh kembali tidak

dikutsertakan

Bagian modal yang dianggap berasal dari sham preferen ditunjukkan oleh jumlah yang

akan diterima oleh pemegang saham preferen bila perseroan dilikuidasi, yaitu preferen

likuidasi saham preferen ditambah dengan deviden untuk saham preferen yang terutang.

Bagian modal yang dianggap berasal dari saham biasa adalah sisah dari jumlah modal

keseluruhan setelah dikurangi dengan bagian modal yang berasal dari sham preferen. Sebagi

contoh misalkan bagian modal dari neraca suatu perseroan menunjukkan informasi sebagi

berikut:

Modal

Modal saham

Saham preferen 7%, nilai pari Rp 100.000,00, 1000

lembar modal dasar, ditempatkan dan beredar …………… Rp 100.000.000,00

Saham biasa, nilai ditetapkan Rp 40.000,00, 3000

Lembar modal dasar , ditempatkan dan beredar ………..…..Rp 120.000.000,00

15

Page 16: Makalah Modal Saham Kelompok 1

Tambahan modal :

Agio sham preferen 7% ……………………………………Rp 5.000.000,00

Agio saham biasa ……………………………….………….Rp 6.000.000,00

Laba ditahan …………………………………………………..Rp 73.000.000,00

Jumlah modal ………………………………………......Rp 304.000.000,00

Seandainya preferensi likuaidasi untuk saham preferen adalah Rp 103.000,00

per lembar saham preferen dan tidak ada deviden yang terutang, maka bagian modal

yang berasala dari peeferan adalah Rp 103.000.000,00. Dengan demikian jumlah modal

yang dianggap berasala dari saham biasa adalah sebagai berikut

Jumlah modal saham yang berasal dari sham preferen ………. Rp 103.000.000,00

Jumalah Jumlah modal seluruhnya …………………...……….. Rp 304.000.000,00

modal yang berasal dari sham biasa yang beredar ….………… Rp 201.000.000,00

Jumlah sham biasa yang beredar………….…………………… 3000 lembar

Nilai buku perlembar sham biasa:

Rp 201.000.000,00 : 3000 lembar = …………………….. Rp 67.000,00

Informasi tentang nialai buku per lembar saham biasanya dilaporkan oleh

manajemen dalam laporan tahunan untuk pemegang sham. Informasi ini berguna untuk

mengambil keputusan dalam berbagi hal, misalnya dalm pengambilan keputusan untuk

penggabungan dua buah perseroan (merger), dalam penetuan harga jual saham dan

sebaginya.

16

Page 17: Makalah Modal Saham Kelompok 1

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

1. Suatu perseroan harus memiliki anggaran dasar yang disahkan notaris dan harus

didaftarkan serta mendapat persetujuan departemen kehakiman. Apabila

anggaran dasar telah disetujui oleh departemen kehakiman dan diumumkan

dlam lembaran negara makan secara hukum perseroan telah dipandan sebagai

subyek hokum. Saham terbagi atas saham biasa dan saham preferen.

2. Akte pendirian biasanya menyebutkan nilai tertentu untuk tiap lembar saham

yang tersebut nilai pari saham. Pada waktu saham partama kali. Penerbitan

saham tanpa nilai pari menghindari kwajiban kontinjen.

3. PSAK No. 21 paragraf 15 menyatakan bahwa modal saham yang dijual dicatat

dalam rekening modal saham sebesar nilai nominalnya yaitu nilai yang

tercantum dalam lembaran saham. Jika harga jualnya tidak sama dengan nilai

nominal, selisihnya dicatat dalam rekening agio saham atau disagio saham.

Rekening agio saham menunjukkan selisih di atas nilai nominal dan rekening

disagio saham menunjukkan selisih dibawah nilai nominal.

3.2 Saran

1. Perusahaaan perlu merevisi buku besar pembantu pemegang saham secara

periodik karena saham dapat dipindahkan tangankan secara bebas setiap saat.

2. Untuk mendapatkan dana yang diperlukan guna membiayai kegiatan operasi,

maka suatu perseroan mengeluarkan sejumlah surat (sertifikat) saham yang

dijual kepada para pendiri dan orang-orang lain yang berminat.

17

Page 18: Makalah Modal Saham Kelompok 1

Daftar Pustaka

Baridwan, Zaki. 2011. Intermediate Accounting Edisi 8. Yogyakarta: BPFE.

Jusup, A.L Haryono. 2005. Dasar-dasar Akuntansi Jilid 2. Yogyakarta. STIE.

18