Makalah Kelompok 9 Sk 1

41
OROKRANIOFASIAL; SENDI RAHANG DAN KRANIUM Disusun oleh: Ari Stevanofiq Manendra Muhtar Ninda Putri Wahyuni Nadhira Dewi Hanana Qurrota ‘Ainun Mardliyyah Ahmad Zela Puteri Nurbani Hasti Raissa Friselsa Pardede Muhammad Adnan Fanani Ratu Nabila Larasati

Transcript of Makalah Kelompok 9 Sk 1

Page 1: Makalah Kelompok 9 Sk 1

OROKRANIOFASIAL; SENDI RAHANG DAN KRANIUM

Disusun oleh:

Ari Stevanofiq Manendra Muhtar

Ninda Putri Wahyuni

Nadhira Dewi Hanana

Qurrota ‘Ainun Mardliyyah Ahmad

Zela Puteri Nurbani

Hasti Raissa

Friselsa Pardede

Muhammad Adnan Fanani

Ratu Nabila Larasati

Page 2: Makalah Kelompok 9 Sk 1

5. Bagaimana mekanisme pergerakan sendi rahang?

Sasaran Pembelajaran

1. Dapat menjelaskan pengertian dari Anatomi.

2. Dapat menerangkan cara melihat organ Kranium dan Sendi Rahang dari cara mikro, makro, dan juga radiografis.

3. Dapat mengidentifikasi struktur anatomi dan komponen-komponen dari Kranium beserta dengan istilah-istilah asingnya.

4. Dapat mengidentifikasi struktur anatomi dan komponen-komponen dari Kranium beserta dengan istilah-istilah asingnya .

5. Dapat menjelaskan mekanisme pergerakan dari sendi rahang.

PEMBAHASAN

1. Anatomi

A. DEFINISI ANATOMI

Mempelajari anatomi adalah wajib bagi mahasiswa kedokteran dan kedokteran gigi karena terdapat beberapa jenis pekerjaan praktis serta kasus yang melibatkan anatomi sehingga diperlukan diseksi atau ilmu anatomi.

Anatomi adalah ilmu urai yang berarti ilmu yang mempelajari suatu bentuk dengan menguraikannya ke dalam beberapa bagian. Kata anatomi berasal dari Yunani, yaitu ana yang berarti "naik" dan tome- yang berarti "pemotongan ". Anatomi telah berkembang termasuk mempelajari anatomi perkembangan atau embriologi dan anatomi evolusi atau perbandingan termasuk antropologi biologis. Anatomi dibagi menjadi 2, yaitu anatomi topografi atau anatomi makro dan anatomi mikro (jaringan).

Rumusan Masalah

1.Apa yang dimaksud dengan anatomi

2. Bagaimana suatu organ dapat dilihat secara

a.mikro c. radiografis

b.makro

3. Bagaimana struktur anatomi dan komponen dari cranium beserta istilah-istilah asingnya?

4. Bagaimana struktur anatomi dan komponen sendi rahang beserta istilah asingnya?

Page 3: Makalah Kelompok 9 Sk 1

Anatomi makro mempelajari struktur biologis yang dapat dilihat dengan mata. Sementara anatomi mikro membutuhkan alat bantu mikroskop untuk mempelajari suatu sel atau jaringan. Selain itu, makhluk hidup juga dapat dipelajari secara radiografis. Banyak organ dan jaringan-jaringan yang dapat dilihat melalui radiogram, seperti X-ray, MRI (magnetic resonance imaging).

B. ANATOMI TULANG

Sel-Sel Utama Tulang

1. Osteoblas yaitu sel pembentuk tulang yang bekerja membentuk dan

mensekresikan kolagen dan nonkolagen organik (komponen matriks tulang).

Osteoblast berperan dalam mineralisasi matriks organik.

2. Osteoklas yaitu sel pemecah tulang dimana substansi ini merupakan sel

terpenting pada resorpsi tulang yang berasal dari sel induk sumsum tulang

(penghasil makrofag-monosit).

Tulang diselaputi oleh sebuah selaput tipis yang disebut dengan periosteum.

Periosteum adalah lapisan ganda jaringan ikat padat. Lapisan luar dari periosteum

mengandung pembuluh darah dan saraf. Sedangkan lapisan dalam periosteum

mengandung sel lapisan tunggal pembentuk tulang yang disebut dengan osteoblast.

Lapisan paling dalam dari periosteum adalah lapisan padat tulang kompakta.

Dimana di dalam tulang kompakta ini terdapat tulang berorangga atau tulang

cancellous. Kedua tulang ini memiliki komponen sel yang sama tetapi memiliki

komponen penyusun yang berbeda. Perbedaan dari 2 tipe tulang ini meliputi

kepadatan tulang dan juga ukuran serta jumlah jaringan lunak yang ada di keduanya.

Tulang kompakta bersifat kuat karena memiliki sedikit jaringan lunak. Sebaliknya,

tulang kanselus bersifat ringan karena terbentuk dari sebagian tulang padat yang

bergabung membentuk sebuah kisi. Tulang kanselus tidak bersifat kuat karena

memiliki jaringan lunak yang banyak.

Lapisan kavitas medulla tulang yang berada di dalam lapisan tulang kompakta dan

tulang kanselus disebut endosteum. Endosteum memiliki komposisi yang sama

seperti periosteum teapi lebih tipis. Pada bagian paling dalam tulang terdapat lapisan

kavitas medulla yang disebut dengan sumsum tulang. Substansi yang bersifat seperti

agar-agar (gelatinous) ini merupakan tempat sel induk darah berada dan merupakan

tempat dimatangkannya limfosit. Sel induk ini dapat memproduksi sel darah.

Page 4: Makalah Kelompok 9 Sk 1

Histologi Tulang

Tulang mengandung jutaan sel dan ada bagian yang disebut dengan matriks yang

mengandung 50% material anorganik. Material anorgani ini disimpan dalam matriks

diantara sel tulang. Matriks tersusun dari serat kolagen organic dan substansi

interseluler. Substansi orgnanik yang menyusun tulang ini sebagain besar terbuat dari

Page 5: Makalah Kelompok 9 Sk 1

kalsium hidroksiapatit dengan rumus molekul Ca10(PO4)6(OH)2. Zat ini yang

menyebabkan tulang bersifat kuat. Jenis yang sama dari Kristal anorgansik ini juga

ditemukan di jaringan gigi seperti enamel, dentin dan sementum. Mineral lain yang

terdapat dalam tulang namun ditemukan dalam jumlah sedikit antara lain adalah

magnesium, kalium, kalsium karbonat dan florida.

Matriks tulang tersusun dari osteoid yang mengalami mineralisasi. Osteoid diproduksi

oleh osteoblast yaitu sel kubus yang keluar dari fibroblast. Osteoblast juga terlibat

dalam mineralisasi osteoid untuk membentuk tulang. Lapisan yang selalu muncul di

periosteum adalah lapisan osteoblast pada permukaan luar dari tulang kompakta yang

berfungsi saat terjadi remodelling tulang dan memperbaiki kerusakan tulang.

Dalam kalsifikasi tulang terdapat osteosit yang menampung osteoblast matang. Sama

halnya dengan kondrosit, tubuh sel dari osteosit dilingkupi oleh tulang kecuali tempat

yang secara langsung mengitarinya seperti lacuna. Proses sitoplasmik dari osteosit

mengalami radiasi ke luar pada semua arah di dalam tulang dan bertempat di kanal

tubular dari matriks atau disebut kanalikuli. Kanal ini memfasilitasi interaksi antar

osteosit. Tidak seperti kondrosit, osteoblast tidak pernah mengalami mitosis. Satu

lacuna mengandung satu osteosit.

Matriks tulang dalam tulang kompakta dibentuk di dalam lamela. Di dalam dan di

antara lamela terdapat osteosit yang tertanam dengan proses sitoplasmik di dalam

kanal. Susunan yang teroganisir dari lamela konsentris dalam tulang kompakta

disebut dengan sistem havers.

Page 6: Makalah Kelompok 9 Sk 1

Dalam sistem havers, lamela membentuk lapisan konsentris dari matriks ke dalam

sebuah tabung yang disebut osteon di sekitar tempat jaringan halus atau disebut

dengan saluaran havers. Osteon merupakan satuan dari struktur dalam tulang

kompakta yang terdiri dari 5 sampai 20 lamela. Susunan di dalam osteon ini serupa

dengan pertumbuhan lingkaran tahun daalam penampang melintang batang pohon.

Namun apabila jumlah lingkaran pada batang pohon akan bertambah setiap tahun,

lingkaran pada sistem havers bertambah setiap waktu, tidak melihat berapa jumlah

lamela konsentris yang terlibat. Saluran havers adalah saluran vascular pusat yang

mengandung pembuluh darah, saraf dan beberapa jaringan ikat dan dibatasi oleh

endosteum. Saluran havers ini berkomunikasi bukan hanya dengan sesama saluran

havers tetapi juga dengan proses osteotik di kanalikuli. Saluran havers ini juga

menyediakan nutrisi sel untuk jaringan tulang. Saluran havers dapat disebut juga

dengan ostenic atau saluran pusat.

Terletak di luar saluran havers terdapat saluran Volkmann atau saluran nutrisi yang

mengandung komponen vascular dan komponen saraf yang sama dengan saluran

Havers dan juga dibatasi oleh endosteum.

Tulang kanselus mempunyai matriks tulang yang dibentuk dalam trabeculae atau

gabungan beberapa matris yang membentuk kisi. Lamela dari matriks tulang kanselus

tidak tersusun dalam lapisan konsentris dalam pembuluh darah pusat tulang

kompakta, tetapi lingkaran konsentrisnya benbentuk kerucut spikula. Osteosit di

Page 7: Makalah Kelompok 9 Sk 1

dalam lacuna dengan proses sitoplasmiknya berlokasi diantara lamela dari trabeculae.

Di sekitar trabekula terdapat jaringan lunak yang mengandung saluran vascular

dengan pembuluh darah, saraf dan bermacam-macam jaringan ikat. Tempai ini juga

menyediakan sumber nutrisi untuk kisi jaringan tulang.

Perkembangan Tulang

Perkembangan tulang atau osifikasi mempunyai dua metode perkembangan yaitu

intramembran dan endokondral osifikasi. Tulang yang diproduksi oleh kedua

metode ini secara mikroskopik terlihat sama, hanya proses pembentukannya yang

berbeda. Osifikasi intramembrane adalah pembentukan osteoid diantara lapisan

jaringan ikat padat yang kemudian menggantikan jaringan ikat di luarnya. Selama

osifikasi intramembrane berlangsung, sel mesenkim berdiferensiasi ke dalam

osteoblast untuk membentuk osteoid.

Osifikasi intramembran menggunakan metode perkembangan apposisi yang serupa

dengan kartilagonya, degan lapisan osteoid yang masih diproduksi. Osteoid kemudian

mengalami mineralisasi untuk membentuk tulang. Beberapa tulang di dalam tubuh

seperti tulang pipih yang menyusun cranium dan klavikula dapat dibentuk

menggunakan metode ini. Maksila dan mayoritas mandibular juga dibentuk

mengguakan metode osifikasi intramembran.

Endokondral osifikasi adalah proses pembentukan tulang dari osteoid dalam model

kartilago hialin yang kemudian mengalami demineralisasi dan mati. Osteoblast

mempeneterasi kartilago yang terdisintegrasi dan membentuk pusat osifikasi primer

Page 8: Makalah Kelompok 9 Sk 1

yang berlanjut pada pembentukan osteoid di akhir selama perkembangan prenatal.

Matriks tulangnya secara tidak langsung menggantikan model kartilago. Jenis

osifikasi ini digunakan pertama kali pada perkembangan interstitial dari jaringan

kartilago inisial untuk membentuk model atau pola dari bentuk tulang yang akan

dibentuk.

Beberapa tulang panjang di dalam tubuh dibentuk menggunakan metode endokondral

osifikasi karena metode ini dapat membebaskan tulang untuk berkembang dengan

panjang dari dalam jaringannya. Setelah kelahiran, pusat osifikasi sekunder yang

membebaskan pertumbuhan tulang selanjutnya juga terbentuk. Apabila dikaitkan

dengan orokraniofasial, kepala dari kondil mandibular terbentuk menggunakan

metode osifikasi endokondral.

Diluar dari metode perkembangannya, tulang juga memiliki beberapa tahapan.

Tahanpan pertama disebut tulang immature yaitu keadaan dimana lamela terlihat

samar-samar karena susunan yang belum sempurna dari serat kolagen dan lemela,

baik di dalam sistem Havers atau trabekula. Tulang immature adalah jaringan

temporer yang dapat digantikan dengan jaringan yang lebih matang atau disebut

tulang sekunder. Tergantung pada kebutuhan yang spesifik dari tulang di dalam area

yang dibutuhkan, tulang sekunder dapat menjadi kompkata atau kanselus.

Berkebalikan dengan tulang immature, tulang sekunder mempunyai susuan serat

kolagen dan lamela yang jelas.

Page 9: Makalah Kelompok 9 Sk 1

2. KRANIUM

Page 10: Makalah Kelompok 9 Sk 1

A. ANATOMI KRANIUM

Kranium terdiri dari tulang kranial (yang berfungsi melindungi otak) dan tulang wajah. Tulang kranial terdiri dari 8 tulang; 1 tulang frontal , 2 tulang parietal bones, 2

tulang temporal, 1 tulang occipital, 1 tulang sphenoid, dan 1 tulang ethmoid.

Tulang frontal membentuk dahi, langit-langit rongga nasal, dan langit-langit kantong mata (orbita). Tulang frontal terdiri dari:

• Tuberositas frontal, 2 tonjolan berbeda ukuran

• Arkus supersillar, 2 lengkungan yang mencuat dan menyatu secara medial

• Tepi supraorbital, yang membentuk tepi orbita bagian atas

• Foramen supraorbital, jalan masuk arteri dan saraf.

Tulang parietal membentuk sisi dan langit-langit kranium. Tulang parietal terdiri dari:

• Sutura sagital, menyatukan tulang parietal kiri dan kanan

• Sutura koronal menyambung tulang parietal ke tulang frontal

• Sutura lambdoidal, menyambung tulang parietal ke tulang oksipital .

Page 11: Makalah Kelompok 9 Sk 1

Tulang oksipital membentuk bagian belakang kranium. Tulang oksipital terdiri dari:

• Foramen magnum, menghubungkan rongga kranial dengan rongga spinal

• Protuberans oksipital eksternal, suatu bagian yang menonjol

• Kondilus oksipital, dua prosessus oval untuk artikulasi dengan vertebra servikal pertama.

Tulang temporal membentuk dasar dan bagian sisi dari kranium. Tulang temporal terdiri dari:

• Bagian squamosal, lempeng tipis dan pipih yang membentuk pelipis. Terdapat sebuah prosessus melengkung (zygoma atau prosessus zygomatikus) yang menonjol ke depan dari bagian inferior.

• Bagian petrous, terletak di dalam dasar tengkorak. Berisi struktur telinga tengah dan telinga dalam

Page 12: Makalah Kelompok 9 Sk 1

• Bagian mastoid, terletak di bawah liang telinga. Prosesus mastoid adalah tonjolan bulat di belakang telinga.

• Bagian timpani, bagian yang berisi saluran telinga (meatus auditori).

Tulang etmoid adalah struktur penyangga rongga nasal. Tulang ini berperan dalam pembentukan orbita mata. Tulang etmoid terdiri dari:

• Lempeng plate kribiform, lempeng horizontal kecil tempat lewat nervus olfaktorius yang menghantar sensasi penciuman. Bagian krista galli adalah bagian yang menonjol ke dalam rongga kranial

• Lempeng perpendikular, membentuk bagian septum nasal yang memisahkan 2 rongga nasal

• Massa lateral yang mengandung sel-sel udara atau sinus etmoid

• Konka nasal superior dan tengah atau turbinatum yang menonjol secara medial dan memperluas area permukaan rongga nasal.

Page 13: Makalah Kelompok 9 Sk 1

Tulang sphenoid berbentuk terbentang. Tulang ini membentuk dasar anterior kranium. Tulang sfenoid terdiri dari:

• Sela tursika atau badan sfenoid tempat kelenjar hipofisis

• Sayap besar atau sayap kecil

• Prosesus pterigoid yang menonjol ke arah inferior dan membentuk dinding rongga nasal.

B. Kranium terdiri dari tulang wajah (yang tidak bersentuhan dengan otak). Tulang tersebut disatukan sutura yang tidak dapat bergerak, kecuali pada mandibula. Tulang wajah terdiri dari 14 tulang, yakni 2 maxilla, 2 tulang zygomatic , 1 mandibula, 2 tulang lacrimal, 2 tulang palatina, 2 konka nasal inferior, 2 tulang nasal dan 1 vomer.

Page 14: Makalah Kelompok 9 Sk 1

Tulang-tulang nasal membentuk penyangga hidung dan berartikulasi dengan septum nasal (dinding hidung).

Tulang-tulang palatum membentuk bagian posterior langit-langit mulut, bagian tulang orbital, dan bagian rongga nasal.

Tulang-tulang zigomatik membentuk tonjolan pada tulang pipi.

Tulang lakrimal ,kecil dan tipis, terletak di antara tulang etmoid dan maksila. Tulang ini berisi celah untuk lintasan duktus lakrimal, yang mengalirkan air mata ke rongga nasal.

Tulang vomer membentuk bagian tengah langit-langit di antara palatum dan maksila, dan ikut membentuk septum nasal.

Konka nasal inferior memperluas area permukaan rongga nasal.

Tulang-tulang maksilar membentuk rahang atas. Tulang ini terdiri dari:

• Prosesus alveolar yang mengandung soket gigi bagian atas

• Prosesus zigomatikus, memanjang ke luar untuk bersatu dengan tepi onfraorbital di orbita

• Prosesus palatinus, membentuk bagian anterior

• Sinus maksillar

Mandibula, adalah tulang rahang bagian bawah yang berisi soket gigi bawah. Mandibula terdiri dari bagian:

Page 15: Makalah Kelompok 9 Sk 1

• Prosesus kondiloid, berfungsi untuk artikulasi dengan tulang temporal

• Prosesus koronoid, berfungsi sebagai tempat peletakan otot temporal

B. RADIOGRAFIS CRANIUM

Sinar- X jarang diindikasikan untuk mendeteksi patah tulang tengkorak . Jika ada riwayat kekuatan yang cukup untuk menghasilkan dicurigai fraktur maka CT biasanya diperlukan . CT diperlukan untuk mencari perdarahan intrakranial yang mendasarinya .

1. NORMAL SKULL LATERAL Anatomi tengkorak memiliki

permukaan bagian dalam dan luar atau ' tabel '

Sinar- X tengkorak menunjukkan jalannya pembuluh yang indent inner table

Ini vaskular lekukan cabang dan lancip - sedangkan fraktur biasanya tidak bercabang atau lancip

1. NORMAL SKULL AP

Page 16: Makalah Kelompok 9 Sk 1

2. SPHENOID AIR-FLUID LEVEL

C. Anatomi Makro (Gross Anatomy) Cranium: Topografi Osteologia. Anterior view

b. Lateral view

c. Superior view

Page 17: Makalah Kelompok 9 Sk 1

d. Inferior view

e. Internal view

D. ANATOMI MIKRO KRANIUM Biasanya mikro dilihat dari suatu jaringan atau histologinya. Cranium tersusun dari sel-sel tulang sehingga jaringannya berupa osteosit.

E. Radiografisa. Postero-anterior of the skull (P A skull) atau occipitofrontal (OF)

Sinar x-ray menyinari bagian posterior-anterior menuju tulang tengkorak. Proyeksi ini digunakan untuk mengetahui penyakit atau perkembangan yang tidak normal pada tulang tengkorak dan juga mendeteksi adanya perubahan atau pergeseran tulang pada bagian mediolateral tulang tengkorak termasuk pertumbuhan yang tidak simetris dari tulang tengkorak.

Page 18: Makalah Kelompok 9 Sk 1

b. Lateral skull projection (lateral cephalometric projection)Proyeksi ini digunakan untuk melihat tulang tengkorak dan tulang wajah dari samping

c. Standard occipitomental (0°OM) (Occipto-Mental)

Proyeksi ini memperlihatkan tulang fasial dan maxillary antra untuk menghindari terjadinya penumpukan tulang yang berdekatan pada tulang tengkorak.

Page 19: Makalah Kelompok 9 Sk 1

d. 30° occipitomental (30° OM)

Proyeksi ini sama seperti standard occipitomental untuk memperlihatkan tulang fasial, namun dari sudut yang berbeda, yaitu 30°.

e. Waters' projection

Proyeksi in sangat berguna untuk mengevaluasi tulang sinus maksilari.

f. Reverse Towne's Projection

Proyeksi ini digunakan untuk mendiagnosis pasien yang mengalami retakan melingkar di leher. Selain itu, proyeksi ini juga digunakan untuk mengetahui kondisi postero lateral dari maxillary antrum.

Page 20: Makalah Kelompok 9 Sk 1

g. The submentovertex projection (SMV)

The submentovertex projection atau the base or fullaxial projection memperlihatkan bagian dasar tengkorak, sphenoidal sinus, dan tulang wajah dari bawah.SMV juga menunjukkan posisi dan orientasi dari lengkungan, bagian melengkung dari rahang bawah atau mandibular, dan sisi lateral dari maxillary sinus, serta berbagai kelainan dari zygomatic arch.

F. Jenis-Jenis Tulang Penyusun Cranium

1. Tulang pipih (flat bones)Bentuknya tipis, terlihat kuat tetapi relatif ringan. Pada cranium terdapat pada tengkorak bagian atas, yaitu tulang parietal

2. Tulang Sutural (wormian bones)Tulang yang kecil dan pipih dimana akan ditemukan di antara tulang pipih tengkorak, tepatnya pada garis sutura

Sutura Pada kraniumSutura adalah tempat tulang tengkorak yang berdekatan saling bertemu. Sutura memungkinkan tulang tengkorak bergerak dalam masa kelahiran dan memungkinkan membentuk tulang tengkorak menjadi simetris.

1. Sutura Coronalis: pertemuan antara os. Frontale dan os. Parietale

2. Sutura Lamboidae: pertemuan antara os. Parietale dan os. Occipitale

3. Sutura Sagitalis: pertemuan antara os. Parietale Dextra dan os. Parietale Sinistra

4. Sutura Squamosa: menghubungkan skuama temporale dengan batas bawah parietal

Page 21: Makalah Kelompok 9 Sk 1

3. Pneumatized bonesTulang yang berongga berisi kantung udara. Pada cranium contohnya adalah tulang ethmoid

G. ISTILAH-ISTILAH ASING PADA KRANIUM

Lalu terdapat beberapa istilah anatomi di daerah orocraniofasial, antara lain:

a. Processus• Tonjolan pada tulang yang kecil dan runcing membentuk sendi atau titik

tambahan untuk jaringan ikat seperti ligament dan tendon. • Processus terbagi menjadi dua jenis:

- Processus yang membentuk sendi Condyle : tonjolan yang besar dan berbentuk bulat diujung tulang

processus codylarisFacet : tonjolan di permukaan sendi yang halus dan datar

Head : proyeksi artikular bulat pada leher dari tulang

- Processus yang membentuk titik tambahan

Crest : daerah tonjolan tepi yang bergerigi

Epicondyle : benjolan pada codylusLinea : garis yang berada di bawah

Page 22: Makalah Kelompok 9 Sk 1

Spina : tonjolan yang tajam , contohnya: processus styloideusTrochanter : tonjolan yang besar dan kasar

Tubercle : tonjolan yang bulat dan kecilTuberocity : tonjolan yang kasar

b. Protuberentia

• Tonjolan kecil pada bidang datar terdapat di bagian tengah Contohnya: Protuberentia mentalis, protuberentia occipitalis externa

c. Spina

• Tonjolan yang tajam seperti duriContohnya : Spina nasalis anterior, spina mentalis

d. Fossa

• Tulang yang melengkung atau cekungan Contohnya : fossa jugularis, fossa canina, fossa mandibularis

Page 23: Makalah Kelompok 9 Sk 1

Fovea

• Lengkungan seperti lembah, namun agak datar

Contohnya: fovea submandibularis, fovea sublingualis, dan fovea pterigoidea

f. Sulcus

• Lengkungan agak datar yang berupa alur

Contohnya : sulcus palatinus major & minor, sulcus lacrimalis, sulcus mandibularis, sulcus mylohyoideus

g. Linea

• Lengkungan yang membentuk garis Contohnya : Linea obliqua interna, linea oblique externa, linea mylohyoidea

h. Incisura

• Lengkungan dalam yang terbentuk diantara dua bagian tulang

Contohnya : incisura mandibula, incisura parietalis, dl

Page 24: Makalah Kelompok 9 Sk 1

i. Foramen

• Lubang berongga yang umumnya dilewati saraf dan pembuluh darahContohnya: foramen infraorbital, foramen magnum, dll

j. Canalis

• Saluran yang dapat berisi pembuluh darah, saraf, atau cairan. Contoh: Canalis incisivus, canalis nervi hypoglossi, canalis condylaris, canalis opticus, canalis caroticus, canalis opticus, canalis orbitalis, canalis mandibularis

k. Sinus

• Rongga tertutup yang berisi udara atau cairan Contoh: Sinus frontalis, sinus sphenoidalis, sinus maxillaries

l. Lamina

• Bagian rata lengkungan

vertebral

Contoh: lamina lateralis, lamina

medialis, lamina cribosa

Page 25: Makalah Kelompok 9 Sk 1

3. SENDI RAHANG

Sendi rahang (temporomandibular joint/TMJ) adalah sendi yang kompleks yang menghubungkan rahang bawah dengan tengkorak. Tersusun atas tulang, tali sendi/ligamen, otot, tulang rawan, dan pembungkus otot (fascia). Sendi rahang bergerak saat kita makan, berbicara, menelan, dll. Selain otot, tulang, tali sendi, tulang rawan, dan fascia, terdapat banyak saraf dan pembuluh darah yang melewati sendi tersebut.

Sendi TM mempunyai dua pergerakan dasar, yaitu gerakan engsel atau rotasi dan gerakan menggelincir (translasi). Pergerakan sendi ini terjadi karena adanya kedua sendi kiri dan kanan, ligamen/tali sendi, dan otot-otot pengunyahan yang menghasilkan artikulasi dua sisi antara rahang bawah dan tulang tengkorak. Walaupun sendi ini terdiri dari dua bagian, kiri dan kanan, akan tetapi bergerak dalam satu kesatuan dan tidak dapat berdiri sendiri, sehingga gangguan pada salah satu sendi akan memengaruhi sendi yang lain. Artikulasi antara rahang bawah dan tulang tengkorak adalah bagian sistem pengunyahan yang kompleks, merupakan unit fungsional dari kepala dan leher yang bertanggung jawab dalam fungsi pengunyahan, penelanan, dan bicara. Bersama organ-organ dan jaringan-jaringan lain, juga berperan dalam pernapasan, penampilan, dan ekspresi wajah.

1. Anatomi Sendi Temporomandibular

Page 26: Makalah Kelompok 9 Sk 1

Dilihat dari struktur, persendian temporomandibular dibentuk oleh fossa glenoid

pada tulang temporal -bertemu dengan permukaan atas diskus artikularis- dan prosesus

kondiloideus –bertemu dengan permukaan bawah diskus artikularis- pada mandibula.

Komponen-komponen dari persendian temporomandibular:

a. Prosesus Kondiloideus

Adalah tulang dengan struktur

elipsoid melekat pada ramus mandibula.

Berbentuk cembung pada seluruh

permukaan, walaupun sedikit terlihat datar

pada permukaan bagian posterior, dan

berbentuk seperti tombol lebih lebar pada

daerah mediolateral daripada

anteroposterior. Kondilus berbentuk

lonjong dan mempunyai

poros yang berorientasi mediolateral.

Permukaan tulang artikular ini terdiri atas

cekungan fossa artikular dan bagian dari

eminensia artikular. Meniskus adalah suatu

suatu jaringan fibrosa, berbentuk pelana

yang merupakan struktur yang memisahkan

kondilus dan tulang tempora

Page 27: Makalah Kelompok 9 Sk 1

b. Fosa Glenoidalis

Adalah cekungan pada tulang temporal yang berbentuk lonjong. Batas bagian anterior

dari cekung ini adalah amenensia artikularis, sedang batas cekung bagian posterior adalah

tulang tipis yang merupakan bagian dari tulang temporal. Fosa ini dilapisi oleh jaringan

fibrous ikut berwarna putih.

c. Ligamentum Kapsular

Fungsi dari ligamen yang membentuk temporomandibula joint ini adalah sebagai alat untuk

menghubungkan tulang temporal dengan prosesus kondiloideus dari tulang mandibulaserta membatasi

gerak mandibula membuka, menutup mulut, pergerakan ke samping, dangerakan lain.

Ligament yang menyusun temporomandibula joint terdiri dari :

a. Ligamen temporomandibular

b. Ligamen sphenomandibular

c. Ligamen stylomandibular

d. Selaput Sinovisial

Adalah suatu selaput tipis di bagian dalam dari kapsula artikularis. Selaput ini

mengeluarkan cairan sendi yang disebut sinovia. Cairan ini berfungsi sebagai

minyak/pelumas sendi yang memungkinkan kondilus dan diskus artikularis bergerak dengan

halus serta membersihkan permukaan-permukaan sendi. Selaput ini tidak membungkus

meniscus.

e. Diskus Artikularis (Meniskus)

Kondiloideus tidak berkontak langsung dengan permukaan tulang temporal, tetapi

dipisahkan oleh diskus yang halus, disebut meniskus atau diskus artikulare. Diskus artikularis

adalah suatu jaringan fibrosa, berbentuk pelana, dan memiliki sedikit persarafan. Diskus ini

tidak hanya perperan sebagai pembatas tulang keras tetapi juga sebagai bantalan yang

menyerap getaran dan tekanan yang ditransmisikan melalui sendi. Pada penampang sagital,

Page 28: Makalah Kelompok 9 Sk 1

diskus artikularis dapat dibagi menjadi 3 bagian berdasarkan ketebalannya. Daerah tengah

merupakan daerah paling tipis dan disebut zona intermediat, yang berfungsi sebagai tempat

perlekatan permukaan artikularis dari kondilus.

2. MELIHAT ORGAN SENDI TM SECARA MAKRO, MIKRO, DAN RADIOGRAFIS

A. Makroskopis

B. Mikroskopis

C. Radiografi

Gambaran Radiografi

Radiologi Kedokteran Gigi

Intraoral

Ekstraoral

Menggunakan film yang lebih besar

Berada di luar mulut sewaktu pemaparan

dengan sinar x

Untuk melihat area kepala dan rahang

Page 29: Makalah Kelompok 9 Sk 1

Anatomi TMJ yang dapat terlihat secara radiografi meliputi komponen dasar dari sendi

temporomandibula yaitu :

Komponen mandibula, termasuk kepala kondilus

Potongan Sendi Temporomandibular

Komponen tulang temporal termasuk Fossa Glenoidalis dan Eminensia Artikularis

Kapsul di sekitar persendian

\

Gb.4.Komponen tulang pada persendian dilihat dari samping B.Kepala kondilus

dilihat dari aspek anterior C.Basis rahang dilihat dari bawah. Fossa glenoidalis

(yang ditunjukkan oleh anak panah) dan angulasinya terhadap bidang koronal.

3. PERGERAKAN SENDI TEMPOROMANDIBULA

Berdasarkan hasil penelitian elektromiografi, gerak mandibula dalam hubungannya dengan rahang atas dapat diklasifikasikan sebagai berikut yaitu :

3.1 Gerak membuka

Seperti sudah diperkirakan, gerak membuka maksimal umumnya lebih kecil daripada kekuatan gigitan maksimal (menutup). Muskulus pterygoideus lateralis berfungsi menarik

Page 30: Makalah Kelompok 9 Sk 1

prosessus kondiloideus ke depan menuju eminensia artikularis. Pada saat bersamaan, serabut posterior muskulus temporalis harus relaks dan keadaan ini akan diikuti dengan relaksasi muskulus masseter, serabut anterior muskulus temporalis dan muskulus pterygoideus medialis yang berlangsung cepat dan lancar. Keadaan ini akan memungkinkan mandibula berotasi di sekitar sumbu horizontal, sehingga prosessus kondilus akan bergerak ke depan sedangkan angulus mandibula bergerak ke belakang. Dagu akan terdepresi, keadaan ini berlangsung dengan dibantu gerak membuka yang kuat dari muskulus digastricus, muskulus geniohyoideus dan muskulus mylohyoideus yang berkontraksi terhadap os hyoideum yang relatif stabil, ditahan pada tempatnya oleh muskulus infrahyoidei. Sumbu tempat berotasinya 1. Gerak membuka 2. Gerak menutup 3. Protrusi 4. Retusi 5. Gerak lateral mandibula tidak dapat tetap stabil selama gerak membuka, namun akan bergerak ke bawah dan ke depan di sepanjang garis yang ditarik (pada keadaan istirahat) dari prosessus kondiloideus ke orifisum canalis mandibularis.

3.2 Gerak menutup

Penggerak utama adalah muskulus masseter, muskulus temporalis, dan muskulus pterygoideus medialis. Rahang dapat menutup pada berbagai posisi, dari menutup pada posisi protrusi penuh sampai menutup pada keadaan prosesus kondiloideus berada pada posisi paling posterior dalam fosa glenoidalis. Gerak menutup pada posisi protrusi memerlukan kontraksi muskulus pterygoideus lateralis, yang dibantu oleh muskulus pterygoideus medialis. Caput mandibula akan tetap pada posisi ke depan pada eminensia artikularis. Pada gerak menutup retrusi, serabut posterior muskulus temporalis akan bekerja bersama dengan muskulus masseter untuk mengembalikan prosesus kondiloideus ke dalam fosa glenoidalis, sehingga gigi geligi dapat saling berkontak pada oklusi normal.

Pada gerak menutup cavum oris, kekuatan yang dikeluarkan otot pengunyahan akan diteruskan terutama melalui gigi geligi ke rangka wajah bagian atas. Muskulus pterygoideus lateralis dan serabut posterior muskulus temporalis cenderung menghilangkan tekanan dari caput mandibula pada saat otot-otot ini berkontraksi, yaitu dengan sedikit mendepresi caput selama gigi geligi menggeretak. Keadaan ini berhubungan dengan fakta bahwa sumbu rotasi mandibula akan melintas di sekitar ramus, di daerah manapun di dekat orifisum canalis mandibular. Walaupun demikian masih diperdebatkan tentang apakah articulatio temporomandibula merupakan sendi yang tahan terhadap stres atau tidak. Hasil-hasil penelitian mutakhir dengan menggunakan model fotoelastik dan dengan cahaya polarisasi pada berbagai kondisi beban menunjukkan bahwa artikulasio ini langsung berperan dalam mekanisme stres.

3.3 Protrusi

Pada kasus protrusi bilateral, kedua prosesus kondiloideus bergerak ke depan dan ke bawah pada eminensia artikularis dan gigi geligi akan tetap pada kontak meluncur yang tertutup. Penggerak utama pada keadaan ini adalah muskulus pterygoideus lateralis dibantu oleh muskulus pterygoideus medialis. Serabut posterior muskulus temporalis merupakan antagonis dari kontraksi muskulus pterygoideus lateralis. Muskulus masseter, muskulus pterygoideus medialis dan serabut anterior muskulus temporalis akan berupaya mempertahankan tonus kontraksi untuk mencegah gerak rotasi dari mandibula yang akan memisahkan gigi geligi. Kontraksi muskulus pterygoideus lateralis juga akan menarik discus artikularis ke bawah dan ke depan menuju eminensia artikularis. Daerah perlekatan

Page 31: Makalah Kelompok 9 Sk 1

fibroelastik posterior dari diskus ke fissura tympanosquamosa dan ligamen capsularis akan berfungsi membatasi kisaran gerak protrusi ini.

3.4 Retrusi

Selama pergerakan, kaput mandibula bersama dengan discus artikularisnya akan meluncur ke arah fosa mandibularis melalui kontraksi serabut posterior muskulus temporalis. Muskulus pterygoideus lateralis adalah otot antagonis dan akan relaks pada keadaan tersebut. Otot-otot pengunyahan lainnya akan berfungsi mempertahankan tonus kontraksi dan menjaga agar gigi geligi tetap pada kontak meluncur. Elastisitas bagian posterior discus articularis dan capsula articulatio temporomandibularis akan dapat menahan agar diskus tetap berada pada hubungan yang tepat terhadap caput mandibula ketika prosesus kondiloideus bergerak ke belakang.

3.5 Gerak lateral

Pada saat rahang digerakkan dari sisi yang satu ke sisi lainya untuk mendapat gerak pengunyahan antara permukaan oklusal premolar dan molar, prosesus kondiloideus pada sisi tujuan arah mandibula yang bergerak akan ditahan tetap pada posisi istirahat oleh serabut posterior muskulus temporalis sedangkan tonus kontraksinya akan tetap dipertahankan oleh otot-otot pengunyahan lain yang terdapat pada sisi tersebut. Pada sisi berlawanan prosesus kondiloideus dan diskus artikularis akan terdorong ke depan ke eminensia artikularis melalui kontraksi muskulus pterygoideus lateralis dan medialis, dalam hubungannya dengan relaksasi serabut posterior muskulus temporalis. Jadi, gerak mandibula dari sisi satu ke sisi lain terbentuk melalui kontraksi dan relaksasi otot-otot pengunyahan berlangsung bergantian, yang juga berperan dalam gerak protrusi dan retrusi.

Pada gerak lateral, caput mandibula pada sisi ipsilateral, ke arah sisi gerakan, akan tetap ditahan dalam fosa mandibularis. Pada saat bersamaan, caput mandibula dari sisi kontralateral akan bergerak translasional ke depan. Mandibula akan berotasi pada bidang horizontal di sekitar sumbu vertikal yang tidak melintas melalui caput yang ‘cekat’, tetapi melintas sedikit di belakangnya. Akibatnya, caput ipsilateral akan bergerak sedikit ke lateral, dalam gerakan yang dikenal sebagai gerak

DAFTAR PUSTAKA

Page 32: Makalah Kelompok 9 Sk 1

http://radiologymasterclass.co.uk/tutorials/musculoskeletal/x-ray_trauma_spinal/x-

ray_skull_fracture.html#top_first_img

Carole Hollins - Basic Guide to Anatomy and Physiology for Dental Care Professionals

http://radiologymasterclass.co.uk/tutorials/musculoskeletal/x-ray_trauma_spinal/x-

ray_skull_fracture.html#top_first_img

Essentials of Dental Radiography and Radiology Eric Whaites

Oral Radiology Principles and Interpretation Michael J. Pharoah dan Stuart C. White

http://www.mif-ua.com/frmtext/knigi/human_anatomy/V1/89-92.pdf

http://teachmeanatomy.info/head/osteology/skull/

http://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/material/anatomimuskuloskeletal.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1985/1/bedah-iskandar54.pdf

https://www.dartmouth.edu/~humananatomy/part_1/chapter_5.html

https://classes.kumc.edu/som/radanatomy/results2.asp?RegionID=1&PathologyID=2

Tortora GJ. Principles of Anatomy & Physiology, 13th edition. John Wiley &

Sons, Inc. 2012.

Sloane, Ethel. (2003). Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Bath, Marry. Illustrated Dental Embryology, Histology and Anatomy. 2006. Missouri:

Elsevier Inc.

Trihapsari, Enita. Faktor-Faktor. 2009. FKM, UI. http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/124731-

S-5792-Faktor-faktor%20yang-Literatur.pdf . Diakses pada 18 Oktober 2015.