Makalah Kebudayaan Asli
-
Upload
muhammad-arliandi -
Category
Documents
-
view
169 -
download
0
Transcript of Makalah Kebudayaan Asli
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Budaya atau kebudayaan secara entimologi berasal dari bahasa Sanskerta yaitu
buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) yang kemudian
diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris,
kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau
mengerjakan atau dapat pula diartikan sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga
kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya yang ada ini
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat,
bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya,
merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung
menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan
orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan
bahwa budaya itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat
kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan banyaknya pulau
tersebut Indonesia memiliki beragam budaya yang sangat banyak sekali. Perkembangan
budaya Indonesia telah dimulai sejak nenek moyang kita terdahulu. Namun, beberapa tahun
kebelakangan ini kebudayaan di Indonesia berada dalam masa yang mengecewakan dimana
banyak budaya kita yang lepas dari genggaman kita.
Seperti yang telah kita ketahui, perkembangan budaya indonesia selalu dalam kondisi
yang naik dan turun. Pada awalnya, Indonesia sangat banyak mempunyai peninggalan budaya
dari nenek moyang kita terdahulu, hal seperti itulah yang harus dibanggakan oleh penduduk
indonesia sendiri, tetapi belakangan ini budaya Indonesia mengalami masa penurunan
terhadapa sosialisasi budaya bangsa sehingga penduduk kini telah banyak yang melupakan
apa itu budaya Indonesia. Semakin majunya arus globalisasi rasa cinta terhadap budaya
semakin berkurang, dan ini sangat berdampak tidak baik bagi masyarakat asli Indonesia.
Terlalu banyaknya kehidupan asing yang masuk ke Indonesia, masyarakat kini telah
berkembang menjadi masyarakat modern.
Hal ini yang menyebabkan kebudayaan bangsa Indonesia banyak yang diambil oleh
pihak lain, berikut merupakan data beberapa budaya Indonesia yang diklaim oleh pihak lain:
batik dari Jawa oleh Adidas, Naskah kuno dari Riau oleh pemerintah Malaysia, Naskah kuno
dari Sumatera barat oleh pemerintah Malaysia, Naskah kuno dari Sulawesi selatan oleh
pemerintah Malaysia, Naskah kuno dari Sulawesi Tenggara oleh pemerintah Malaysia,
rendang dari Sumatera Barat oleh Oknum WN Malaysia, Sambal bajak dari Jawa tengah oleh
oknum WN Belanda, Sambal petai dari Riau oleh oknum WN Belanda, tempe dari Jawa oleh
beberapa perusahaan asing, lagu rasa sayange dari Maluku oleh pemerintah Malaysia, Tari
reog ponorogo dari Jawa Timur oleh pemerintah Malaysia, Lagu soleram dari Riau oleh
pemerintah Malaysia, Lagu injit-injit semut dari Jambi oleh pemerintah Malaysia, Alat musik
gamelan dari Jawa oleh pemerintah Malaysia, Tari kuda lumping dari Jawa Timur oleh
pemerintah Malaysia, tari piring dari Sumatera barat oleh pemerintah Malaysia, Lagu kakak
tua dari Maluku oleh pemerintah Malaysia, Lagu anak kambing saya dari Nusa Tenggara oleh
pemerintah Malaysia, Kursi taman dengan ornamen ukir khas Jepara Jawa Tengah oleh
oknum WN Perancis, Pigura dengan ornamen ukir khas Jepara dari jawa Tengan oleh oknum
WN Inggris, Motif batik perang dari Yogyakarta oleh pemerintah Malaysia, Desain kerajinan
perak desak Suwarti dari Bali oleh oknum WN Amerika, Produk berbahan rempah-rempah
dan tanaman obat asli Indonesia oleh Shiseido Co. Ltd, Badik tumbuk lada oleh pemerintah
Malaysia, kopi gayo dari Aceh oleh perusahaan multinasional (MNC) Belanda, kopi toraja
dari Sulawesi Selatan oleh perusahaan Jepang, Musik indang sungai garinggiang dari
Sumatera Barat oleh Malaysia, Kain ulos oleh Malaysia, alat musik angklung oleh pemerintah
Malaysia, Lagu jali-jali oleh pemerintah Malaysia, dan tari pendet dari Bali oleh pemerintah
Malaysia.
Melihat data yang ada diatas kita seharusnya merasa miris melihatnya, karena begitu
banyak budaya kita yang diklaim oleh pihak lain. Masyarakat Indonesia sendiri kurang
memperhatikan bagian dari budaya Indonesia. dan diharapkan untuk masyarakat Indonesia
lebih memperhatikan bagian dari peninggalan budaya Indonesia. dan sekarang akan
diupayakan oleh pemerintah agar mendidik anak-anak muda untuk perduli terhadap hal
tersebut, dan lebih mengenalkan dari dini sikap akan pentingnya pengetahuan budaya
Indonesia.
1.2 Ruang Lingkup
Dalam makalah ini akan dijelaskan beberapa masalah mengenai bagaimana
perkembangan budaya Indonesia dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia Indonesia
kemudian faktor-faktor yang mempengaruhi kebudayaan bangsa Indonesia ini.
1.3 Tujuan dan Maksud
1. Mendeskripsikan perkembangan kebudayaan di Indonesia.
2. Mendeskripsikan pengaruh perkembangan kebudayaan Indonesia dengan kehidupan
manusia Indonesia.
3. Membahas mengenai kondisi kebudayaan Indonesia.
4. Memenuhi Tugas Matakuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar.
1.4 Konsep
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai perkembangan kebudayaan di Indonesia
melingkupi seluruh pengaruhnya terhadap kehidupan manusia Indonesia serta kondisi
kebudayaan di Indonesia saat ini. Dalam pembahasan makalah ini akan disampaikan secara
sistematik dari mulai kebudayaan Indonesia masa lampau sampai era globalisasi.
BAB II
PERMASALAHAN
Dinamika sosial dan kebudayaan selalu melanda semua bangsa dan negara di dunia
demikian pula tidak terkecuali melanda masyarakat Indonesia, walaupun luas permasalahan
dan tingkat permasalahan itu berbeda-beda. Demikian pula masyarakat dan kebudayaan
Indonesia pernah berkembang dengan pesatnya di masa lampau, walaupun perkembangannya
dewasa ini bisa dikatakan lebih tertinggal apabila dibandingkan dengan perkembangan di
negera maju lainnya. Bagaimanapun masalah yang dihadapi, masyarakat dan kebudayaan
Indonesia yang beranekaragam itu tidak pernah mengalami kondisi kehilangan kebudayaan
sebagai perwujudan tanggapan aktif masyarakat terhadap tantangan yang timbul akibat
perubahan lingkungan dalam arti luas maupun pergantian generasi.
Keanekaragaman Budaya Indonesia membuat kita bangga akan hasil karya leluhur kita yang
begitu tinggi. Secara sejarah maupun secara Budaya kita patut bangga dan melestarikan
budaya baik bangsa ini
Meskipun budaya Indonesia banyak dikagumi oleh bangsa-bangsa lain, namun sungguh ironis
sekali karena banyak generasi muda-mudi Indonesia pada zaman sekarang kurang
memperdulikan atau kurang tertarik dengan keanekaragaman budaya yang ada di seluruh
pelosok Indonesia. Padahal apabila budaya Indonesia terus dilestarikan, bukan tidak mungkin
itu malah mendatangkan devisa bagi masyarakat setempat.
Mari Kita jaga dan Lestarikan Rumah Adat Nusantara ini. Biarkan Mereka membangun
Gedung Pencakar langit.
Tetap yang indah kita lihat ialah Rumah Adat Kita Sendiri. Pastilah nenek moyang kita
membangun dengan karakter setiap daerah dan akan lebih tahan terhadap segala perubahan di
daerahnya masing masing termasuk rumah sehat.
berikut ini Daftar Nama Rumah Adat Nusantara :
1. Rumoh Aceh (Rumah Adat Nanggroe Aceh Darussalam)
Rumoh Aceh
Rumoh Aceh
2. Rumah Balai Batak Toba (Rumah Adat Sumatera Utara/Sumut)
Rumah Adat Balai Batak Toba
Rumah Adat Balai Batak Toba
3. Rumah Gadang (Rumah Adat Sumatera Barat/Sumbar)
Rumah Gadang Minangkabau Sumatera Barat
Rumah Gadang Minangkabau Sumatera Barat
4. Rumah Melayu Selaso Jatuh Kembar (Rumah Adat Kepulauan Riau)
Rumah Melayu Selaso Jatuh Kembar Kepulauan Riau
Rumah Melayu Selaso Jatuh Kembar Kepulauan Riau
5. Rumah Panggung (Rumah Adat Provinsi Jambi)
Rumah Panggung Provinsi Jambi
Rumah Panggung Provinsi Jambi
6. Rumah Limas (Rumah Adat Provinsi Sumatera Selatan/Sumsel)
Rumah Limas Palembang Sumatera Selatan
Rumah Limas Palembang Sumatera Selatan
7. Rumah Nuwo Sesat (Rumah Adat Provinsi Lampung)
Nuwo Sesat Rumah Adat Provinsi Lampung
Nuwo Sesat Rumah Adat Provinsi Lampung
8. Rumah Bubungan Lima (Rumah Adat Provinsi Bengkulu)
Rumah Bubungan Lima Bengkulu
Rumah Bubungan Lima Bengkulu
9. Rumah Kebaya (Rumah Adat Provinsi DKI Jakarta)
Rumah Kebaya Rumah Adat DKI Jakarta
Rumah Kebaya Rumah Adat DKI Jakarta
10. Rumah Kasepuhan (Rumah Adat Provinsi Jawa Barat)
Kasepuhan (Rumah Adat Jawa Barat/Jabar)
Kasepuhan (Rumah Adat Jawa Barat/Jabar)
11. Rumah Joglo (Rumah Adat Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DI Yogyakarta)
Rumah Joglo
Rumah Joglo Jawa Timur
Rumah Joglo Jawa Timur
Rumah Joglo Jawa Tengah
Rumah Joglo Jawa Tengah / Jogjakarta
12. Gapura Candi Bentar (Rumah Adat Provinsi Bali)
Gapura Candi Bentar Bali
Gapura Candi Bentar Bali
13. Dalam Loka Samawa (Rumah Adat Nusa Tenggara Barat/NTB)
Dalam Loka Samawa Nusa Tenggara Barat
Dalam Loka Samawa Nusa Tenggara Barat
14. Sao Ata Mosa Lakitana (Rumah Adat Nusa Tenggara Timur/NTT)
Sao Ata Mosa Lakitana NTT
Sao Ata Mosa Lakitana NTT
15. Rumah Panjang (Rumah Adat Kalimantan Barat/Kalbar)
Rumah Panjang (Rumah Adat Suku Dayak) Kalimantan Barat
Rumah Panjang (Rumah Adat Suku Dayak) Kalimantan Barat
16. Rumah Betang (Rumah Adat Kalimantan Tengah/Kalteng)
Rumah Betang (Rumah Adat Kalimantan Tengah
Dan Masih banyak lagi yang lain.
Ada sejumlah kekuatan yang mendorong terjadinya perkembangan sosial budaya
masyarakat Indonesia. Secara umum ada dua kekuatan yang menyebabkan timbulnya
perubahan sosial, hal yang pertama adalah kekuatan dari dalam masyarakat sendiri (internal
factor), seperti pergantian generasi dan berbagai penemuan dan rekayasa setempat. Hal kedua,
adalah kekuatan dari luar masyarakat (external factor), seperti pengaruh kontak-kontak antar
budaya (culture contact) secara langsung maupun persebaran (unsur) kebudayaan serta
perubahan lingkungan hidup yang pada gilirannya dapat memacu perkembangan sosial dan
kebudayaan masyarakat yang harus menata kembali kehidupan mereka .
Seberapa cepat atau lambatnya perkembangan sosial budaya yang melanda, dan faktor
apapun penyebabnya, setiap perubahan yang terjadi akan menimbulkan reaksi pro dan kontra
terhadap masyarakat atau bangsa yang bersangkutan. Besar kecilnya reaksi pro dan kontra itu
dapat mengancam kemapanan dan bahkan dapat pula menimbulkan disintegrasi sosial
terutama dalam masyarakat majemuk dengan multi kultur seperti Indonesia.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Kebudayaan Indonesia
Berbicara tentang kebudayaan Indonesia yang ada dibayangan kita adalah sebuah
budaya yang sangat beraneka ragam. Bagaimana tidak, Indonesia merupakan negara
kepulauan terbesar di dunia, hal inilah yang menyebabkan Indonesia memiliki kebudayaan
yang beraneka ragam.
Kebudayaan dapat didefinisikan sebagai suatu keseluruhan pengetahuan manusia
sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterpretasi
lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi pedoman bagi tingkah lakunya. Suatu
kebudayaan merupakan milik bersama anggota suatu masyarakat atau suatu golongan sosial,
yang penyebarannya kepada anggota-anggotanya dan pewarisannya kepada generasi
berikutnya dilakukan melalui proses belajar dan dengan menggunakan simbol-simbol yang
terwujud dalam bentuk yang terucapkan maupun yang tidak (termasuk juga berbagai peralatan
yang dibuat oleh manusia). Dengan demikian, setiap anggota masyarakat mempunyai suatu
pengetahuan mengenai kebudayaannya tersebut yang dapat tidak sama dengan anggota-
anggota lainnya, disebabkan oleh pengalaman dan proses belajar yang berbeda dan karena
lingkungan-lingkungan yang mereka hadapi tidak selamanya sama.
Kebudayaan yang dimiliki oleh suatu bangsa merupakan keseluruhan hasil cipta,
karsa, dan karya manusia. Indonesia sendiri sebagai Negara kepulauan dikenal dengan
keberagaman budayanya, yang mana keanekaragaman itulah menunjukkan betapa pentingnya
aspek kebudayaan bagi suatu Negara. Karena jelas bahwa kebudayaan adalah suatu identitas
dan jati diri bagi suatu bangsa dan Negara.
Proses perkembangan budaya dapat terjadi melalui penetrasi. penetrasi kebudayaan
adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan
dapat terjadi dengan dua cara:
a) Penetrasi damai (penetration pasifique)
Penetrasi damai merupakan proses masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai.
Misalnya, masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia. Contoh lainnya
seperti kebudayaan Tionghoa, kebudayaan India dan kebudayaan Arab. Kebudayaan India
masuk melalui proses yang damai yaitu melalui penyebaran agama Hindu dan Buddha di
Nusantara yang jauh sebelum Indonesia terbentuk. Kerajaan-kerajaan yang bernafaskan
agama Hindu dan Budha sempat mendominasi Nusantara pada abad ke-5 Masehi ditandai
dengan berdirinya kerajaan tertua di Nusantara, Kutai, sampai pada penghujung abad ke-15
Masehi.
Kebudayaan Tionghoa masuk dan mempengaruhi kebudayaan Indonesia karena
interaksi perdagangan yang intensif antara pedagang-pedagang Tionghoa dan Nusantara
(Sriwijaya). Selain itu, banyak pula yang masuk bersama perantau-perantau Tionghoa yang
datang dari daerah selatan Tiongkok dan menetap di Nusantara. Mereka menetap dan
menikahi penduduk lokal menghasilkan perpaduan kebudayaan Tionghoa dan lokal yang unik.
Kebudayaan seperti inilah yang kemudian menjadi salah satu akar daripada kebudayaan lokal
modern di Indonesia semisal kebudayaan Jawa dan Betawi.
Penerimaan kedua macam kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi
memperkaya khasanah budaya masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun
tidak mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat.
Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau
Sintesis. Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru
tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur
yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India. Asimilasi
adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru. Sedangkan
Sintesis adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah
kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli.
b) Penetrasi kekerasan (penetration violante)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya,
masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan
sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam
masyarakat. Wujud budaya dunia barat antara lain adalah budaya dari Belanda yang menjajah
selama 350 tahun lamanya. Budaya warisan Belanda masih melekat di Indonesia antara lain
pada sistem pemerintahan Indonesia.
Secara garis besar kebudayaan Indonesia dapat kita klasifikasikan dalam dua
kelompok besar. Yaitu Kebudayaan Indonesia Klasik dan Kebudayaan Indonesia Modern.
Para ahli kebudayaan telah mengkaji dengan sangat cermat akan kebudayaan klasik ini.
Mereka memulai dengan pengkajian kebudayaan yang telah ditelurkan oleh kerajaan-kerajaan
di Indonesia. Sebagai layaknya seorang pengkaji yang obyektif, mereka mengkaji dengan
tanpa melihat dimensi-dimensi yang ada dalam kerajaan tersebut. Mereka mempelajari semua
dimensi tanpa ada yang dikesampingkan. Adapun dimensi yang sering ada adalah seperti
agama, tarian, nyanyian, wayang kulit, lukisan, patung, seni ukir, dan hasil cipta lainnya.
Beberapa pengamat mengatakan bahwa perkembangan kebudayaan Indonesia
khususnya kebudayaan modern dimulai sejak bangsa Indonesia merdeka. Bentuk dari
deklarasi ini menjadikan bangsa Indonesia tidak dalam pengaruh dan tekanan bangsa lain
dengan budayanya. Dari sini bangsa Indonesia mampu menciptakan rasa dan karsa yang lebih
sempurna sehingga mulailah berkembang kebudayaan modern bangsa Indonesia.
Dalam perkembangan kebudayaan bangsa Indonesia ini ada beberapa faktor yang
mempengaruhi berkembangnya sebuah kebudayaan diantaranya adalah faktor pengaruh
budaya dari luar, apabila budaya asli ini tidak dapat mempertahankan eksistensinya maka
budaya asli yang ada akan tergusur dan tergantikan dengan budaya asing yang baru tersebut.
Pada saat ini kita semua dapat melihat bahwa bangsa Indonesia dalam situasi yang
mengkhawatirkan, karena banyak sekali budaya asing yang masuk dan tidak tersaring
sehingga mempengaruhi kebudayaan asli bangsa Indonesia.
Kondisi sosial budaya Indonesia saat ini adalah sebagai berikut :
1. Bahasa
Dapat kita ketahui bahwa sampai saat Indonesia masih konsisten dan tetap berpegang teguh
dalam satu bahasa yaitu bahasa Indonesia. Sedangkan bahasa-bahasa daerah merupakan
kekayaan plural yang dimiliki bangsa Indonesia sejak jaman nenek moyang kita. Bahasa
merupakan salah satu unsur budaya yang terbentuk karena adanya komunikasi antara manusia
Indonesia. Bahasa asing (Inggris, mandarin, dan lan sebagainya) belum terlihat begitu
dinminati dalam penggunaan sehari-hari, hanya mungkin pada acara saat seminar, atau
kegiatan ceramah formal diselingi dengan bahasa Inggris sekedar untuk menyampaikan
kepada penonton kalau penceramah mengerti akan bahasa Inggris.
2. Sistem teknologi
Tidak bisa kita pungkiri bahwa perkembangan teknologi menjadi salah satu factor yang
mempengaruhi perkembangan kebudayaan Indonesia. Perkembangan yang sangat terlihat
adalah teknologi informatika. Dengan perkembangan teknologi ini tidak ada lagi batas waktu
dan negara pada saat ini, apapun kejadiannya di satu negara dapat langsung dilihat di negara
lain melalui televisi, internet atau sarana lain dalam bidang informatika. Sehingga, budaya-
budaya luar mampu menyusup kedalam budaya asli Indonesia itu sendiri.
3. Sistem mata pencarian hidup masyarakat atau ekonomi masyarakat.
Kondisi perekonomian Indonesia saat ini masih dalam situasi krisis, yang diakibatkan oleh
tidak kuatnya fundamental ekonomi pada era orde baru. Kemajuan perekonomian pada waktu
itu hanya merupakan fatamorgana, karena adanya utang jangka pendek dari investor asing
yang menopang perekonomian Indonesia.
4. Organisasi Sosial.
Bermunculannya organisasi sosial yang berkedok pada agama (FPI, JI, MMI, Organisasi
Aliran Islam/Mahdi), Etnis (FBR, Laskar Melayu) dan Ras.
5. Sistem Pengetahuan.
Dengan adanya LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) diharapkan perkembangan
pengetahuan Indonesia akan terus berkembang sejalan dengan era globalisasi.
6. Kesenian.
Dominasi kesenian saat ini adalah seni suara dan seni akting (film, sinetron). Seni tari yang
dulu hampir setiap hari dapat kita saksikan sekarang sudah mulai pudar, apalagi seni yang
berbau kedaerahan. Kejayaan kembali wayang kulit pada tahun 1995 – 1996 yang dapat kita
nikmati setiap malam minggu, sekarang sudah tidak ada lagi. Seni lawak model Srimulat
sudah tergeser dengan model Overa Van Java, Pesbuker, dan lain-lain. Untuk kesenian
nampaknya paling dinamis perkembangannya. Namun akibat perkembangan budaya yang
sangat pesat menyebabkan banyak masyarakat Indonesia yang mulai melupakan kesenian asli
bangsa Indonesia dan akhirnya banyak kesenian Indonesia yang diakui oleh pihak lain.
7. Sedang menghadapi suatu pergeseran-pergeseran budaya. Hal ini mungkin dapat dipahami
mengingat derasnya arus globalisasi yang membawa berbagai budaya baru serta
ketidakmampuan kita dalam membendung serangan itu dan mempertahankan budaya dasar
kita.
B. Kondisi Kebudayaan Bangsa Indonesia di Era Globalisasi
Kata globalisasi berasal dari “global” dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia,
berarti secara keseluruhun. Globalisasi berarti suatu proses yang mencakup keseluruhan
dalam berbagai bidang kehidupan sehingga tidak nampak lagi adanya batas-batas yang
mengikat secara nyata.
Berbicara globalisasi dalam kebudayaan, yang terlintas adalah seberapa cepat
globalisasi itu dapat berkembang dimana hal ini yang tentunya dipengaruhi oleh adanya
kecepatan dan kemudahan dalam memperoleh akses komunikasi dan informasi dalam segala
aspek kehidupan. Namun, hal ini justru malah akan menjadi bumerang tersendiri dan menjadi
suatu masalah yang paling membahayakan atau penting dalam globalisasi, yaitu kenyataan
bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dikuasai oleh negara-negara maju, bukan negara-
negara berkembang seperti Indonesia. Mereka yang memiliki dan mampu menggerakkan
komunikasi internasional justru negara-negara maju. Akibatnya, negara-negara berkembang
seperti Indonesia selalu khawatir akan tertinggal dalam arus globalisasi dalam berbagai bidang
seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, termasuk kesenian kita. Wacana globalisasi sebagai
sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar. Komunikasi dan transportasi
internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa. Kebudayaan setiap
bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan menjadi peradaban dunia sehingga
melibatkan manusia secara menyeluruh. Simon Kimoni, sosiolog asal Kenya mengatakan
bahwa globalisasi dalam bentuk yang alami akan meninggikan berbagai budaya dan nilai-nilai
budaya. Dalam proses alami ini,setiap bangsa akan berusaha menyesuaikan budaya mereka
dengan perkembangan baru sehingga mereka dapat melanjutkan kehidupan dan menghindari
kehancuran.
Indonesia merupakan negara yang dapat dikatakan sebagai negara yang kaya akan
budayanya, dengan memiliki keragaman yang cukup bervariasi, dapat digunakan sebagai
penambah indahnya khasanah sebuah negara. Namun, Indonesia harus tetap mampu
mempertahankan eksistensi kebudayaannya. Apabila diulang kembali berbagai peristiwa yang
terjadi, banyak kebudayaan Indonesia yang telah dirampas oleh negara-negara lain. Hal ini
dapat membuktikan dengan jelas bahwa belum adanya kekuatan hukum yang kuat yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia tentang kebudayaannya. Sehingga akan menyebabkan
kemudahan bagi bangsa lain untuk mengambil dan mengakuinya.
Bukan hanya itu saja, kemajuan teknologi informasi pada masa sekarang ini telah
cepatnya merubah kebudayaan Indonesia menjadi kian merosot. Sehingga menimbulkan
berbagai opini yang tidak jelas, yang nantinya akan melahirkan sebuah kebingungan di
tengah-tengah berbagai perubahan yang berlangsung begitu rumitnya dan membuat pusing
bagi masyarakatnya sendiri.
Dan yang lebih memprihatinkan lagi, banyak kesenian dan bahasa Nusantara yang
dianggap sebagai ekspresi dari bangsa Indonesia akan terancam mati. Sejumlah warisan
budaya yang ditinggalkan oleh nenek moyang sendiri telah hilang entah kemana. Padahal
warisan budaya tersebut memiliki nilai tinggi dalam membantu keterpurukan bangsa
Indonesia pada jaman sekarang.
Sungguh ironis memang apabila ditelaah lebih jauh lagi. Akan tetapi, kita tidak hanya
mengeluh dan menonton saja. Sebagai warga negara yang baik, mesti mampu menerapkan dan
memberikan contoh kepada anak cucu nantinya, agar kebudayaan yang telah diwariskan
secara turun temurun akan tetap ada dan senantiasa menjadi salah satu harta berharga milik
bangsa Indonesia yang tidak akan pernah punah.
Globalisasi juga memberikan dampak bagi kebudayaan Indonesia, Arus globalisasi saat ini
telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan budaya bangsa Indonesia. Derasnya
arus informasi dan telekomunikasi ternyata menimbulkan sebuah kecenderungan yang
mengarah terhadap memudarnya nilai-nilai pelestarian budaya. Perkembangan 3T
(Transportasi,Telekomunikasi,danTeknologi) mengakibatkan berkurangnya keinginan untuk
melestarikan budaya negeri sendiri.
Budaya Indonesia yang dulunya ramah-tamah, gotong royong dan sopan berganti dengan
budaya barat, misalnya pergaulan bebas. Bahkan bila kita tinjau Tapanuli (Sumatera Utara)
misalnya, dua puluh tahun yang lalu, anak-anak remajanya masih banyak yang berminat untuk
belajar tari tor-tor dan tagading (alat musik batak). Hampir setiap minggu dan dalam acara
ritual kehidupan, remaja di sana selalu diundang pentas sebagai hiburan budaya yang meriah.
Namun saat ini, ketika teknologi semakin maju, ironisnya kebudayaan-kebudayaan daerah
tersebut semakin lenyap di masyarakat, bahkan hanya dapat disaksikan di televisi dan Taman
Mini Indonesi Indah (TMII). Padahal kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut,bila dikelola
dengan baik selain dapat menjadi pariwisata budaya yang menghasilkan pendapatan untuk
pemerintah baik pusat maupun daerah, juga dapat menjadi lahan pekerjaan yang menjanjikan
bagi masyarakat sekitarnya.
Hal lain yang merupakan pengaruh globalisasi adalah dalam pemakaian bahasa Indonesia
yang baik dan benar (bahasa juga salah satu budaya bangsa). Sudah lazim di Indonesia untuk
menyebut orang kedua tunggal dengan Bapak, Ibu, Pak, Bu, Saudara, Anda dibandingkan
dengan kau atau kamu sebagai pertimbangan nilai rasa. Sekarang ada kecenderungan di
kalangan anak muda yang lebih suka menggunakan bahasa Indonesia dialek Jakarta seperti
penyebutan kata gue (saya) dan lu (kamu). Selain itu kita sering dengar anak muda
menggunakan bahasa Indonesia dengan dicampur-campur bahasa inggris seperti OK, No
problem dan Yes’, bahkan kata-kata makian (umpatan) sekalipun yang sering kita dengar di
film-film barat, sering diucapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kata-kata ini disebarkan
melalui media TV dalam film-film, iklan dan sinetron bersamaan dengan disebarkannya gaya
hidup dan fashion. Gaya berpakaian remaja Indonesia yang dulunya menjunjung tinggi norma
kesopanan telah berubah mengikuti perkembangan jaman. Ada kecenderungan bagi remaja
putri di kota-kota besar memakai pakaian minim dan ketat yang memamerkan bagian tubuh
tertentu. Budaya perpakaian minim ini dianut dari film-film dan majalah-majalah luar negeri
yang ditransformasikan ke dalam sinetron-sinetron Indonesia.
Derasnya arus informasi yang juga ditandai dengan hadirnya internet turut serta menyumbang
bagi perubahan cara berpakaian. Pakaian mini dan ketat telah menjadi trend di lingkungan
anak muda. Salah satu keberhasilan penyebaran kebudayaan Barat ialah meluasnya anggapan
bahwa ilmu dan teknologi yang berkembang di Barat merupakan suatu yang universal.
Masuknya budaya barat (dalam kemasan ilmu dan teknologi) diterima dengan baik. Pada sisi
inilah globalisasi telah merasuki berbagai sistem nilai sosial dan budaya Timur (termasuk
Indonesia) sehingga terbuka pula konflik nilai antara teknologi dan nilai-nilai ketimuran.
Perkembangan keubudayaan Indonesia yang dari masa kerajaan sampai era globalisasi ini
memberikan beberapa dampak bagi masyarakat. Kebudayaan Indonesia adalah serangkaian
gagasan dan pengetahuan yang telah diterima oleh masyarakat-masyarakat Indonesia (yang
multietnis) itu sebagai pedoman bertingkah laku dan menghasilkan produk-produk
kebudayaan itu sendiri. Hanya persoalannya, ide-ide dan pengetahuan masyarakat-masyarakat
Indonesia juga mengalami perubahan-perubahan, baik karena faktor internal maupun
eksternal.
Berikut dampak kebudayaan Indonesia bagi masyarakat, antara lain:
a) Pengaruh Positif dapat berupa :
1. Peningkatan dalam bidang sistem teknologi, Ilmu Pengetahuan, dan ekonomi.
2. Terjadinya pergeseran struktur kekuasaan dari otokrasi menjadi oligarki.
3. Mempercepat terwujudnya pemerintahan yang demokratis dan masyarakat madani dalam
skala global.
4. Tidak mengurangi ruang gerak pemerintah dalam kebijakan ekonomi guna mendukung
pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
5. Tidak berseberangan dengan desentralisasi.
6. Bukan penyebab krisis ekonomi.
b) Pengaruh Negatif
1. Menimbulkan perubahan dalam gaya hidup, yang mengarah kepada masyarakat yang
konsumtif komersial. Masyarakat akan minder apabila tidak menggunakan pakaian yang
bermerk (merk terkenal).
2. Terjadinya kesenjangan budaya. Dengan munculnya dua kecenderungan yang kontradiktif.
Kelompok yang mempertahankan tradisi dan sejarah sebagai sesuatu yang sakral dan penting
(romantisme tradisi). Dan kelompok ke dua, yang melihat tradisi sebagai produk masa lalu
yang hanya layak disimpan dalam etalase sejarah untuk dikenang (dekonstruksi
tradisi/disconecting of culture).
3. Sebagai sarana kompetisi yang menghancurkan. Proses globalisasi tidak hanya
memperlemah posisi negara melainka juga akan mengakibatkan kompetisi yang saling
menghancurkan.
4. Sebagai pembunuh pekerjaan. Sebagai akibat kemajuan teknologi dan pengurangan biaya
per unit produksi, maka output mengalami peningkatan drastis sedangkan jumlah pekerjaan
berkurang secara tajam.
5. Sebagai imperialisme budaya. Proses globalisasi membawa serta budaya barat, serta
kecenderungan melecehkan nilai-nilai budaya tradisional.
6. Globalisasi merupakan kompor bagi munculnya gerakan-gerakan neo-nasionalis dan
fundamentalis.. Proses globalisasi yang ganas telah melahirkan sedikit pemenang dan banyak
pecundang, baik pada level individu, perusahaan maupun negara. Negara-negara yang harga
dirinya diinjak-injak oleh negara-negara adi kuasa maka proses globalisasi yang merugikan ini
merupakan atmosfer yang subur bagi tumbuhnya gerakan-gerakan populisme, nasionalisme
dan fundamentalisme.
7. Malu menggunakan budaya asli Indonesia karena telah maraknya budaya asing yang
berada di wilayah Indonesia.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan pada pembahasan di atas maka kesimpulan yang dapat dipaparkan
pada makalah ini adalah sebagai berikut :
Pertama, rakyat Indonesia yang pluralistik merupakan kenyataan, yang harus dilihat sebagai
aset nasional, bukan resiko atau beban. Rakyat adalah potensi nasional harus diberdayakan,
ditingkatkan potensi dan produktivitas fisikal, mental dan kulturalnya.
Kedua, tanah air Indonesia sebagai aset nasional yang terbentang dari Sabang sampai Merauke
dan dari Miangas sampai Rote, merupakan tempat bersemayamnya semangat kebhinekaan.
Adalah kewajiban politik dan intelektual kita untuk mentransformasikan “kebhinekaan”
menjadi “ketunggalikaan” dalam identitas dan kesadaran nasional.
Ketiga, diperlukan penumbuhan pola pikir yang dilandasi oleh prinsip mutualisme, kerjasama
sinergis saling menghargai dan memiliki (shared interest) dan menghindarkan pola pikir
persaingan tidak sehat yang menumbuhkan eksklusivisme, namun sebaliknya, perlu secara
bersama-sama berlomba meningkatkan daya saing dalam tujuan peningkatan kualitas sosial-
kultural sebagai bangsa.
Keempat, membangun kebudayaan nasional Indonesia harus mengarah kepada suatu strategi
kebudayaan untuk dapat menjawab pertanyaan, “Akan kita jadikan seperti apa bangsa kita?”
yang tentu jawabannya adalah “menjadi bangsa yang tangguh dan entrepreneurial, menjadi
bangsa Indonesia dengan ciri-ciri nasional Indonesia, berfalsafah dasar Pancasila, bersemangat
bebas-aktif mampu menjadi tuan di negeri sendiri, dan mampu berperanan penting dalam
percaturan global dan dalam kesetaraan juga mampu menjaga perdamaian dunia”.
Kelima, yang kita hadapi saat ini adalah krisis budaya. Tanpa segera ditegakkannya upaya
“membentuk” secara tegas identitas nasional dan kesadaran nasional, maka bangsa ini akan
menghadapi kehancuran
4.2 Saran
Kebudayaan bangsa Indonesia merupakan kebudayaan yang terbentuk dari berbagai macam
kebudayaan suku dan agama sehingga banyak tantangan yang selalu merongrong keutuhan
budaya itu tapi dengan semangat kebhinekaan sampai sekarang masih eksis dalam terpaan
zaman. Kewajiban kita sebagai anak bangsa untuk tetap mempertahankannya budaya itu
menuju bangsa yang abadi, luhur, makmur dan bermartabat.
DAFTAR PUSTAKA
Budiono Kusumohamodjojo. 2000. Kebhinekaan Masyarakat Indonesia. Jakarta: Grasindo.
Burhanudin Salam. 1997. Etika Sosial: Asas Moral dalam Kehidupan Manusia. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Harimanto, Winarno.2009. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta : Bumi Aksara.
Syukur, Abdul et al. 2005. Ensiklopedia Umum Untuk Pelajar. Jakarta: PT. Ichtiar Baru
Van Hoeve.
Staf Ensiklopedia Nasional Indonesia. 1989. Ensiklopedia Nasional Indonesia.
Jakarta: Cipta Adi Pustaka.
Tim Dosen ISBD. 2012. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta : Universitas Negeri Jakarta
Daftar Sumber Internet:
http://debyadjjah.wordpress.com/2010/03/01/perkembangan-budaya-di-indonesia-saat-ini/05
Desember 2012
http://fadil-lah.blogspot.com/2012/03/bagaimana-perkembangan-budaya-di.html/05 Desember
2012
http://hrmy.blogspot.com/2011/05/perkembangan-kebudayaan-indonesia.html/05-Desember
2012
http://id.wikipedia.org/wiki/Multikulturalisme/05 Desember 2012
http://lorentfebrian.wordpress.com/semua-halaman-saya/perkembangan-budaya-di-
indonesia/05 Desember 2012
http://staff.undip.ac.id/sastra/mudjahirin/2012/04/23/multikulturalisme-di-indonesia/05
Desember 2012
http://wahyubudihartanto.blogspot.com/2011/09/pertumbuhan-dan-perkembangan-
kebudayaan.html/05 desember 2012
http://www.anneahira.com/perkembangan-budaya.htm/05 Desember 2012
http://www.belbuk.com/ilmu-sosial-budaya-dasar-p-10993.html/05 Desember 2012
http://yudihartono.wordpress.com/2008/11/10/ilmu-budaya-dasar/05 Desember 2012
www.kemdiknas.go.id/05 Desember 2012
www.kompas.com/05 Desember 2012
www.wikipedia.org/05 Desember 2012