Makalah Kebudayaan Asli

36
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya atau kebudayaan secara entimologi berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) yang kemudian diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan atau dapat pula diartikan sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia. Budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya yang ada ini terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak

Transcript of Makalah Kebudayaan Asli

BAB I

PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang

Budaya atau kebudayaan secara entimologi berasal dari bahasa Sanskerta yaitu

buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) yang kemudian

diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris,

kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau

mengerjakan atau dapat pula diartikan sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga

kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

Budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh

sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya yang ada ini

terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat,

bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya,

merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung

menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan

orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan

bahwa budaya itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat

kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.

Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan banyaknya pulau

tersebut Indonesia memiliki beragam budaya yang sangat banyak sekali. Perkembangan

budaya Indonesia telah dimulai sejak nenek moyang kita terdahulu. Namun, beberapa tahun

kebelakangan ini kebudayaan di Indonesia berada dalam masa yang mengecewakan dimana

banyak budaya kita yang lepas dari genggaman kita.

Seperti yang telah kita ketahui, perkembangan budaya indonesia selalu dalam kondisi

yang naik dan turun. Pada awalnya, Indonesia sangat banyak mempunyai peninggalan budaya

dari nenek moyang kita terdahulu, hal seperti itulah yang harus dibanggakan oleh penduduk

indonesia sendiri, tetapi belakangan ini budaya Indonesia mengalami masa penurunan

terhadapa sosialisasi budaya bangsa sehingga penduduk kini telah banyak yang melupakan

apa itu budaya Indonesia. Semakin majunya arus globalisasi rasa cinta terhadap budaya

semakin berkurang, dan ini sangat berdampak tidak baik bagi masyarakat asli Indonesia.

Terlalu banyaknya kehidupan asing yang masuk ke Indonesia, masyarakat kini telah

berkembang menjadi masyarakat modern.

Hal ini yang menyebabkan kebudayaan bangsa Indonesia banyak yang diambil oleh

pihak lain, berikut merupakan data beberapa budaya Indonesia yang diklaim oleh pihak lain:

batik dari Jawa oleh Adidas, Naskah kuno dari Riau oleh pemerintah Malaysia, Naskah kuno

dari Sumatera barat oleh pemerintah Malaysia, Naskah kuno dari Sulawesi selatan oleh

pemerintah Malaysia, Naskah kuno dari Sulawesi Tenggara oleh pemerintah Malaysia,

rendang dari Sumatera Barat oleh Oknum WN Malaysia, Sambal bajak dari Jawa tengah oleh

oknum WN Belanda, Sambal petai dari Riau oleh oknum WN Belanda, tempe dari Jawa oleh

beberapa perusahaan asing, lagu rasa sayange dari Maluku oleh pemerintah Malaysia, Tari

reog ponorogo dari Jawa Timur oleh pemerintah Malaysia, Lagu soleram dari Riau oleh

pemerintah Malaysia, Lagu injit-injit semut dari Jambi oleh pemerintah Malaysia, Alat musik

gamelan dari Jawa oleh pemerintah Malaysia, Tari kuda lumping dari Jawa Timur oleh

pemerintah Malaysia, tari piring dari Sumatera barat oleh pemerintah Malaysia, Lagu kakak

tua dari Maluku oleh pemerintah Malaysia, Lagu anak kambing saya dari Nusa Tenggara oleh

pemerintah Malaysia, Kursi taman dengan ornamen ukir khas Jepara Jawa Tengah oleh

oknum WN Perancis, Pigura dengan ornamen ukir khas Jepara dari jawa Tengan oleh oknum

WN Inggris, Motif batik perang dari Yogyakarta oleh pemerintah Malaysia, Desain kerajinan

perak desak Suwarti dari Bali oleh oknum WN Amerika, Produk berbahan rempah-rempah

dan tanaman obat asli Indonesia oleh Shiseido Co. Ltd, Badik tumbuk lada oleh pemerintah

Malaysia, kopi gayo dari Aceh oleh perusahaan multinasional (MNC) Belanda, kopi toraja

dari Sulawesi Selatan oleh perusahaan Jepang, Musik indang sungai garinggiang dari

Sumatera Barat oleh Malaysia, Kain ulos oleh Malaysia, alat musik angklung oleh pemerintah

Malaysia, Lagu jali-jali oleh pemerintah Malaysia, dan tari pendet dari Bali oleh pemerintah

Malaysia.

Melihat data yang ada diatas kita seharusnya merasa miris melihatnya, karena begitu

banyak budaya kita yang diklaim oleh pihak lain. Masyarakat Indonesia sendiri kurang

memperhatikan bagian dari budaya Indonesia. dan diharapkan untuk masyarakat Indonesia

lebih memperhatikan bagian dari peninggalan budaya Indonesia. dan sekarang akan

diupayakan oleh pemerintah agar mendidik anak-anak muda untuk perduli terhadap hal

tersebut, dan lebih mengenalkan dari dini sikap akan pentingnya pengetahuan budaya

Indonesia.

1.2              Ruang Lingkup

Dalam makalah ini akan dijelaskan beberapa masalah mengenai bagaimana

perkembangan budaya Indonesia dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia Indonesia

kemudian faktor-faktor yang mempengaruhi kebudayaan bangsa Indonesia ini.

1.3              Tujuan dan Maksud

1.      Mendeskripsikan perkembangan kebudayaan di Indonesia.

2.      Mendeskripsikan pengaruh perkembangan kebudayaan Indonesia dengan kehidupan

manusia Indonesia.

3.      Membahas mengenai kondisi kebudayaan Indonesia.

4.      Memenuhi Tugas Matakuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar.

1.4              Konsep

Dalam makalah ini akan dibahas mengenai perkembangan kebudayaan di Indonesia

melingkupi seluruh pengaruhnya terhadap kehidupan manusia Indonesia serta kondisi

kebudayaan di Indonesia saat ini. Dalam pembahasan makalah ini akan disampaikan secara

sistematik dari mulai kebudayaan Indonesia masa lampau sampai era globalisasi.

BAB II

PERMASALAHAN

Dinamika sosial dan kebudayaan selalu melanda semua bangsa dan negara di dunia

demikian pula tidak terkecuali melanda masyarakat Indonesia, walaupun luas permasalahan

dan tingkat permasalahan itu berbeda-beda. Demikian pula masyarakat dan kebudayaan

Indonesia pernah berkembang dengan pesatnya di masa lampau, walaupun perkembangannya

dewasa ini bisa dikatakan lebih tertinggal apabila dibandingkan dengan perkembangan di

negera maju lainnya. Bagaimanapun masalah yang dihadapi, masyarakat dan kebudayaan

Indonesia yang beranekaragam itu tidak pernah mengalami kondisi kehilangan kebudayaan

sebagai perwujudan tanggapan aktif masyarakat terhadap tantangan yang timbul akibat

perubahan lingkungan dalam arti luas maupun pergantian generasi.

Keanekaragaman Budaya Indonesia membuat kita bangga akan hasil karya leluhur kita yang

begitu tinggi. Secara sejarah maupun secara Budaya kita patut bangga dan melestarikan

budaya baik bangsa ini

Meskipun budaya Indonesia banyak dikagumi oleh bangsa-bangsa lain, namun sungguh ironis

sekali karena banyak generasi muda-mudi Indonesia pada zaman sekarang kurang

memperdulikan atau kurang tertarik dengan keanekaragaman budaya yang ada di seluruh

pelosok Indonesia. Padahal apabila budaya Indonesia terus dilestarikan, bukan tidak mungkin

itu malah mendatangkan devisa bagi masyarakat setempat.

Mari Kita jaga dan Lestarikan Rumah Adat Nusantara ini. Biarkan Mereka membangun

Gedung Pencakar langit.

Tetap yang indah kita lihat ialah Rumah Adat Kita Sendiri. Pastilah nenek moyang kita

membangun dengan karakter setiap daerah dan akan lebih tahan terhadap segala perubahan di

daerahnya masing masing termasuk rumah sehat.

berikut ini Daftar Nama Rumah Adat Nusantara :

1. Rumoh Aceh (Rumah Adat Nanggroe Aceh Darussalam)

Rumoh Aceh

Rumoh Aceh

2. Rumah Balai Batak Toba (Rumah Adat Sumatera Utara/Sumut)

Rumah Adat Balai Batak Toba

Rumah Adat Balai Batak Toba

3. Rumah Gadang (Rumah Adat Sumatera Barat/Sumbar)

Rumah Gadang Minangkabau Sumatera Barat

Rumah Gadang Minangkabau Sumatera Barat

4. Rumah Melayu Selaso Jatuh Kembar (Rumah Adat Kepulauan Riau)

Rumah Melayu Selaso Jatuh Kembar Kepulauan Riau

Rumah Melayu Selaso Jatuh Kembar Kepulauan Riau

5. Rumah Panggung (Rumah Adat Provinsi Jambi)

Rumah Panggung Provinsi Jambi

Rumah Panggung Provinsi Jambi

6. Rumah Limas (Rumah Adat Provinsi Sumatera Selatan/Sumsel)

Rumah Limas Palembang Sumatera Selatan

Rumah Limas Palembang Sumatera Selatan

7. Rumah Nuwo Sesat (Rumah Adat Provinsi Lampung)

Nuwo Sesat Rumah Adat Provinsi Lampung

Nuwo Sesat Rumah Adat Provinsi Lampung

8. Rumah Bubungan Lima (Rumah Adat Provinsi Bengkulu)

Rumah Bubungan Lima Bengkulu

Rumah Bubungan Lima Bengkulu

9. Rumah Kebaya (Rumah Adat Provinsi DKI Jakarta)

Rumah Kebaya Rumah Adat DKI Jakarta

Rumah Kebaya Rumah Adat DKI Jakarta

10. Rumah Kasepuhan (Rumah Adat Provinsi Jawa Barat)

Kasepuhan (Rumah Adat Jawa Barat/Jabar)

Kasepuhan (Rumah Adat Jawa Barat/Jabar)

11. Rumah Joglo (Rumah Adat Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DI Yogyakarta)

Rumah Joglo

Rumah Joglo Jawa Timur

Rumah Joglo Jawa Timur

Rumah Joglo Jawa Tengah

Rumah Joglo Jawa Tengah / Jogjakarta

12. Gapura Candi Bentar (Rumah Adat Provinsi Bali)

Gapura Candi Bentar Bali

Gapura Candi Bentar Bali

13. Dalam Loka Samawa (Rumah Adat Nusa Tenggara Barat/NTB)

Dalam Loka Samawa Nusa Tenggara Barat

Dalam Loka Samawa Nusa Tenggara Barat

14. Sao Ata Mosa Lakitana (Rumah Adat Nusa Tenggara Timur/NTT)

Sao Ata Mosa Lakitana NTT

Sao Ata Mosa Lakitana NTT

15. Rumah Panjang (Rumah Adat Kalimantan Barat/Kalbar)

Rumah Panjang (Rumah Adat Suku Dayak) Kalimantan Barat

Rumah Panjang (Rumah Adat Suku Dayak) Kalimantan Barat

16. Rumah Betang (Rumah Adat Kalimantan Tengah/Kalteng)

Rumah Betang (Rumah Adat Kalimantan Tengah

Dan Masih banyak lagi yang lain.

Ada sejumlah kekuatan yang mendorong terjadinya perkembangan sosial budaya

masyarakat Indonesia. Secara umum ada dua kekuatan yang menyebabkan timbulnya

perubahan sosial, hal yang pertama adalah kekuatan dari dalam masyarakat sendiri (internal

factor), seperti pergantian generasi dan berbagai penemuan dan rekayasa setempat. Hal kedua,

adalah kekuatan dari luar masyarakat (external factor), seperti pengaruh kontak-kontak antar

budaya (culture contact) secara langsung maupun persebaran (unsur) kebudayaan serta

perubahan lingkungan hidup yang pada gilirannya dapat memacu perkembangan sosial dan

kebudayaan masyarakat yang harus menata kembali kehidupan mereka .

Seberapa cepat atau lambatnya perkembangan sosial budaya yang melanda, dan faktor

apapun penyebabnya, setiap perubahan yang terjadi akan menimbulkan reaksi pro dan kontra

terhadap masyarakat atau bangsa yang bersangkutan. Besar kecilnya reaksi pro dan kontra itu

dapat mengancam kemapanan dan bahkan dapat pula menimbulkan disintegrasi sosial

terutama dalam masyarakat majemuk dengan multi kultur seperti Indonesia.

BAB III

PEMBAHASAN

A.     Perkembangan Kebudayaan Indonesia

Berbicara tentang kebudayaan Indonesia yang ada dibayangan kita adalah sebuah

budaya yang sangat beraneka ragam. Bagaimana tidak, Indonesia merupakan negara

kepulauan terbesar di dunia, hal inilah yang menyebabkan Indonesia memiliki kebudayaan

yang beraneka ragam.

Kebudayaan dapat didefinisikan sebagai suatu keseluruhan pengetahuan manusia

sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterpretasi

lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi pedoman bagi tingkah lakunya. Suatu

kebudayaan merupakan milik bersama anggota suatu masyarakat atau suatu golongan sosial,

yang penyebarannya kepada anggota-anggotanya dan pewarisannya kepada generasi

berikutnya dilakukan melalui proses belajar dan dengan menggunakan simbol-simbol yang

terwujud dalam bentuk yang terucapkan maupun yang tidak (termasuk juga berbagai peralatan

yang dibuat oleh manusia). Dengan demikian, setiap anggota masyarakat mempunyai suatu

pengetahuan mengenai kebudayaannya tersebut yang dapat tidak sama dengan anggota-

anggota lainnya, disebabkan oleh pengalaman dan proses belajar yang berbeda dan karena

lingkungan-lingkungan yang mereka hadapi tidak selamanya sama.

Kebudayaan yang dimiliki oleh suatu bangsa merupakan keseluruhan hasil cipta,

karsa, dan karya manusia. Indonesia sendiri sebagai Negara kepulauan dikenal dengan

keberagaman budayanya, yang mana keanekaragaman itulah menunjukkan betapa pentingnya

aspek kebudayaan bagi suatu Negara. Karena jelas bahwa kebudayaan adalah suatu identitas

dan jati diri bagi suatu bangsa dan Negara.

Proses perkembangan budaya dapat terjadi melalui penetrasi. penetrasi kebudayaan

adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan

dapat terjadi dengan dua cara:

a)        Penetrasi damai (penetration pasifique)

Penetrasi damai merupakan proses masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai.

Misalnya, masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia. Contoh lainnya

seperti kebudayaan Tionghoa, kebudayaan India dan kebudayaan Arab. Kebudayaan India

masuk melalui proses yang damai yaitu melalui penyebaran agama Hindu dan Buddha di

Nusantara yang jauh sebelum Indonesia terbentuk. Kerajaan-kerajaan yang bernafaskan

agama Hindu dan Budha sempat mendominasi Nusantara pada abad ke-5 Masehi ditandai

dengan berdirinya kerajaan tertua di Nusantara, Kutai, sampai pada penghujung abad ke-15

Masehi.

Kebudayaan Tionghoa masuk dan mempengaruhi kebudayaan Indonesia karena

interaksi perdagangan yang intensif antara pedagang-pedagang Tionghoa dan Nusantara

(Sriwijaya). Selain itu, banyak pula yang masuk bersama perantau-perantau Tionghoa yang

datang dari daerah selatan Tiongkok dan menetap di Nusantara. Mereka menetap dan

menikahi penduduk lokal menghasilkan perpaduan kebudayaan Tionghoa dan lokal yang unik.

Kebudayaan seperti inilah yang kemudian menjadi salah satu akar daripada kebudayaan lokal

modern di Indonesia semisal kebudayaan Jawa dan Betawi.

Penerimaan kedua macam kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi

memperkaya khasanah budaya masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun

tidak mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat.

Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau

Sintesis. Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru

tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur

yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India. Asimilasi

adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru. Sedangkan

Sintesis adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah

kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli.

b)        Penetrasi kekerasan (penetration violante)

Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya,

masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan

sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam

masyarakat. Wujud budaya dunia barat antara lain adalah budaya dari Belanda yang menjajah

selama 350 tahun lamanya. Budaya warisan Belanda masih melekat di Indonesia antara lain

pada sistem pemerintahan Indonesia.

Secara garis besar kebudayaan Indonesia dapat kita klasifikasikan dalam dua

kelompok besar. Yaitu Kebudayaan Indonesia Klasik dan Kebudayaan Indonesia Modern.

Para ahli kebudayaan telah mengkaji dengan sangat cermat akan kebudayaan klasik ini.

Mereka memulai dengan pengkajian kebudayaan yang telah ditelurkan oleh kerajaan-kerajaan

di Indonesia. Sebagai layaknya seorang pengkaji yang obyektif, mereka mengkaji dengan

tanpa melihat dimensi-dimensi yang ada dalam kerajaan tersebut. Mereka mempelajari semua

dimensi tanpa ada yang dikesampingkan. Adapun dimensi yang sering ada adalah seperti

agama, tarian, nyanyian, wayang kulit, lukisan, patung, seni ukir, dan hasil cipta lainnya.

Beberapa pengamat mengatakan bahwa perkembangan kebudayaan Indonesia

khususnya kebudayaan modern dimulai sejak bangsa Indonesia merdeka. Bentuk dari

deklarasi ini menjadikan bangsa Indonesia tidak dalam pengaruh dan tekanan bangsa lain

dengan budayanya. Dari sini bangsa Indonesia mampu menciptakan rasa dan karsa yang lebih

sempurna sehingga mulailah berkembang kebudayaan modern bangsa Indonesia.

Dalam perkembangan kebudayaan bangsa Indonesia ini ada beberapa faktor yang

mempengaruhi berkembangnya sebuah kebudayaan diantaranya adalah faktor pengaruh

budaya dari luar, apabila budaya asli ini tidak dapat mempertahankan eksistensinya maka

budaya asli yang ada akan tergusur dan tergantikan dengan budaya asing yang baru tersebut.

Pada saat ini kita semua dapat melihat bahwa bangsa Indonesia dalam situasi yang

mengkhawatirkan, karena banyak sekali budaya asing yang masuk dan tidak tersaring

sehingga mempengaruhi kebudayaan asli bangsa Indonesia.

Kondisi sosial budaya Indonesia saat ini adalah sebagai berikut :

1.      Bahasa

Dapat kita ketahui bahwa sampai saat Indonesia masih konsisten dan tetap berpegang teguh

dalam satu bahasa yaitu bahasa Indonesia. Sedangkan bahasa-bahasa daerah merupakan

kekayaan plural yang dimiliki bangsa Indonesia sejak jaman nenek moyang kita. Bahasa

merupakan salah satu unsur budaya yang terbentuk karena adanya komunikasi antara manusia

Indonesia. Bahasa asing (Inggris, mandarin, dan lan sebagainya) belum terlihat begitu

dinminati dalam penggunaan sehari-hari, hanya mungkin pada acara saat seminar, atau

kegiatan ceramah formal diselingi dengan bahasa Inggris sekedar untuk menyampaikan

kepada penonton kalau penceramah mengerti akan bahasa Inggris.

2.      Sistem teknologi

Tidak bisa kita pungkiri bahwa perkembangan teknologi menjadi salah satu factor yang

mempengaruhi perkembangan kebudayaan Indonesia. Perkembangan yang sangat terlihat

adalah teknologi informatika. Dengan perkembangan teknologi ini tidak ada lagi batas waktu

dan negara pada saat ini, apapun kejadiannya di satu negara dapat langsung dilihat di negara

lain melalui televisi, internet atau sarana lain dalam bidang informatika. Sehingga, budaya-

budaya luar mampu menyusup kedalam budaya asli Indonesia itu sendiri.

3.      Sistem mata pencarian hidup masyarakat atau ekonomi masyarakat.

Kondisi perekonomian Indonesia saat ini masih dalam situasi krisis, yang diakibatkan oleh

tidak kuatnya fundamental ekonomi pada era orde baru. Kemajuan perekonomian pada waktu

itu hanya merupakan fatamorgana, karena adanya utang jangka pendek dari investor asing

yang menopang perekonomian Indonesia.

4.      Organisasi Sosial.

Bermunculannya organisasi sosial yang berkedok pada agama (FPI, JI, MMI, Organisasi

Aliran Islam/Mahdi), Etnis (FBR, Laskar Melayu) dan Ras.

5.      Sistem Pengetahuan.

Dengan adanya LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) diharapkan perkembangan

pengetahuan Indonesia akan terus berkembang sejalan dengan era globalisasi.

6.      Kesenian.

Dominasi kesenian saat ini adalah seni suara dan seni akting (film, sinetron). Seni tari yang

dulu hampir setiap hari dapat kita saksikan sekarang sudah mulai pudar, apalagi seni yang

berbau kedaerahan. Kejayaan kembali wayang kulit pada tahun 1995 – 1996 yang dapat kita

nikmati setiap malam minggu, sekarang sudah tidak ada lagi. Seni lawak model Srimulat

sudah tergeser dengan model Overa Van Java, Pesbuker, dan lain-lain. Untuk kesenian

nampaknya paling dinamis perkembangannya. Namun akibat perkembangan budaya yang

sangat pesat menyebabkan banyak masyarakat Indonesia yang mulai melupakan kesenian asli

bangsa Indonesia dan akhirnya banyak kesenian Indonesia yang diakui oleh pihak lain.

7.      Sedang menghadapi suatu pergeseran-pergeseran budaya. Hal ini mungkin dapat dipahami

mengingat derasnya arus globalisasi yang membawa berbagai budaya baru serta

ketidakmampuan kita dalam membendung serangan itu dan mempertahankan budaya dasar

kita.

B.     Kondisi Kebudayaan Bangsa Indonesia di Era Globalisasi

Kata  globalisasi berasal dari “global” dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia,

berarti secara keseluruhun. Globalisasi berarti suatu proses yang mencakup keseluruhan

dalam berbagai bidang kehidupan sehingga tidak nampak lagi adanya batas-batas yang

mengikat secara nyata.

Berbicara globalisasi dalam kebudayaan, yang terlintas adalah seberapa cepat

globalisasi itu dapat berkembang dimana hal ini yang tentunya dipengaruhi oleh adanya

kecepatan dan kemudahan dalam memperoleh akses komunikasi dan informasi dalam segala

aspek kehidupan. Namun, hal ini justru malah akan menjadi bumerang tersendiri dan menjadi

suatu masalah yang paling membahayakan atau penting dalam globalisasi, yaitu kenyataan

bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dikuasai oleh negara-negara maju, bukan negara-

negara berkembang seperti Indonesia. Mereka yang memiliki dan mampu menggerakkan

komunikasi internasional justru negara-negara maju. Akibatnya, negara-negara berkembang

seperti Indonesia selalu khawatir akan tertinggal dalam arus globalisasi dalam berbagai bidang

seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, termasuk kesenian kita. Wacana globalisasi sebagai

sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar. Komunikasi dan transportasi

internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa. Kebudayaan setiap

bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan menjadi peradaban dunia sehingga

melibatkan manusia secara menyeluruh. Simon Kimoni, sosiolog asal Kenya mengatakan

bahwa globalisasi dalam bentuk yang alami akan meninggikan berbagai budaya dan nilai-nilai

budaya. Dalam proses alami ini,setiap bangsa akan berusaha menyesuaikan budaya mereka

dengan perkembangan baru sehingga mereka dapat melanjutkan kehidupan dan menghindari

kehancuran.

Indonesia merupakan negara yang dapat dikatakan sebagai negara yang kaya akan

budayanya, dengan memiliki keragaman yang cukup bervariasi, dapat digunakan sebagai

penambah indahnya khasanah sebuah negara. Namun, Indonesia harus tetap mampu

mempertahankan eksistensi kebudayaannya. Apabila diulang kembali berbagai peristiwa yang

terjadi, banyak kebudayaan Indonesia yang telah dirampas oleh negara-negara lain. Hal ini

dapat membuktikan dengan jelas bahwa belum adanya kekuatan hukum yang kuat yang

dimiliki oleh bangsa Indonesia tentang kebudayaannya. Sehingga akan menyebabkan

kemudahan bagi bangsa lain untuk mengambil dan mengakuinya.

Bukan hanya itu saja, kemajuan teknologi informasi pada masa sekarang ini telah

cepatnya merubah kebudayaan Indonesia menjadi kian merosot. Sehingga menimbulkan

berbagai opini yang tidak jelas, yang nantinya akan melahirkan sebuah kebingungan di

tengah-tengah berbagai perubahan yang berlangsung begitu rumitnya dan membuat pusing

bagi masyarakatnya sendiri.

Dan yang lebih memprihatinkan lagi, banyak kesenian dan bahasa Nusantara yang

dianggap sebagai ekspresi dari bangsa Indonesia akan terancam mati. Sejumlah warisan

budaya yang ditinggalkan oleh nenek moyang sendiri telah hilang entah kemana. Padahal

warisan budaya tersebut memiliki nilai tinggi dalam membantu keterpurukan bangsa

Indonesia pada jaman sekarang.

Sungguh ironis memang apabila ditelaah lebih jauh lagi. Akan tetapi, kita tidak hanya

mengeluh dan menonton saja. Sebagai warga negara yang baik, mesti mampu menerapkan dan

memberikan contoh kepada anak cucu nantinya, agar kebudayaan yang telah diwariskan

secara turun temurun akan tetap ada dan senantiasa menjadi salah satu harta berharga milik

bangsa Indonesia yang tidak akan pernah punah.

Globalisasi juga memberikan dampak bagi kebudayaan Indonesia, Arus globalisasi saat ini

telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan budaya bangsa Indonesia. Derasnya

arus informasi dan telekomunikasi ternyata menimbulkan sebuah kecenderungan yang

mengarah terhadap memudarnya nilai-nilai pelestarian budaya. Perkembangan 3T

(Transportasi,Telekomunikasi,danTeknologi) mengakibatkan berkurangnya keinginan untuk

melestarikan budaya negeri sendiri.

Budaya Indonesia yang dulunya ramah-tamah, gotong royong dan sopan berganti dengan

budaya barat, misalnya pergaulan bebas. Bahkan bila kita tinjau Tapanuli (Sumatera Utara)

misalnya, dua puluh tahun yang lalu, anak-anak remajanya masih banyak yang berminat untuk

belajar tari tor-tor dan tagading (alat musik batak). Hampir setiap minggu dan dalam acara

ritual kehidupan, remaja di sana selalu diundang pentas sebagai hiburan budaya yang meriah.

Namun saat ini, ketika teknologi semakin maju, ironisnya kebudayaan-kebudayaan daerah

tersebut semakin lenyap di masyarakat, bahkan hanya dapat disaksikan di televisi dan Taman

Mini Indonesi Indah (TMII). Padahal kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut,bila dikelola

dengan baik selain dapat menjadi pariwisata budaya yang menghasilkan pendapatan untuk

pemerintah baik pusat maupun daerah, juga dapat menjadi lahan pekerjaan yang menjanjikan

bagi masyarakat sekitarnya.

Hal lain yang merupakan pengaruh globalisasi adalah dalam pemakaian bahasa Indonesia

yang baik dan benar (bahasa juga salah satu budaya bangsa). Sudah lazim di Indonesia untuk

menyebut orang kedua tunggal dengan Bapak, Ibu, Pak, Bu, Saudara, Anda dibandingkan

dengan kau atau kamu sebagai pertimbangan nilai rasa. Sekarang ada kecenderungan di

kalangan anak muda yang lebih suka menggunakan bahasa Indonesia dialek Jakarta seperti

penyebutan kata gue (saya) dan lu (kamu). Selain itu kita sering dengar anak muda

menggunakan bahasa Indonesia dengan dicampur-campur bahasa inggris seperti OK, No

problem dan Yes’, bahkan kata-kata makian (umpatan) sekalipun yang sering kita dengar di

film-film barat, sering diucapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kata-kata ini disebarkan

melalui media TV dalam film-film, iklan dan sinetron bersamaan dengan disebarkannya gaya

hidup dan fashion. Gaya berpakaian remaja Indonesia yang dulunya menjunjung tinggi norma

kesopanan telah berubah mengikuti perkembangan jaman. Ada kecenderungan bagi remaja

putri di kota-kota besar memakai pakaian minim dan ketat yang memamerkan bagian tubuh

tertentu. Budaya perpakaian minim ini dianut dari film-film dan majalah-majalah luar negeri

yang ditransformasikan ke dalam sinetron-sinetron Indonesia.

Derasnya arus informasi yang juga ditandai dengan hadirnya internet turut serta menyumbang

bagi perubahan cara berpakaian. Pakaian mini dan ketat telah menjadi trend di lingkungan

anak muda. Salah satu keberhasilan penyebaran kebudayaan Barat ialah meluasnya anggapan

bahwa ilmu dan teknologi yang berkembang di Barat merupakan suatu yang universal.

Masuknya budaya barat (dalam kemasan ilmu dan teknologi) diterima dengan baik. Pada sisi

inilah globalisasi telah merasuki berbagai sistem nilai sosial dan budaya Timur (termasuk

Indonesia) sehingga terbuka pula konflik nilai antara teknologi dan nilai-nilai ketimuran.

Perkembangan keubudayaan Indonesia yang dari masa kerajaan sampai era globalisasi ini

memberikan beberapa dampak bagi masyarakat. Kebudayaan Indonesia adalah serangkaian

gagasan dan pengetahuan yang telah diterima oleh masyarakat-masyarakat Indonesia (yang

multietnis) itu sebagai pedoman bertingkah laku dan menghasilkan produk-produk

kebudayaan itu sendiri. Hanya persoalannya, ide-ide dan pengetahuan masyarakat-masyarakat

Indonesia juga mengalami perubahan-perubahan, baik karena faktor internal maupun

eksternal.

Berikut dampak kebudayaan Indonesia bagi masyarakat, antara lain:

a)        Pengaruh Positif dapat berupa :

1.    Peningkatan dalam bidang sistem teknologi, Ilmu Pengetahuan, dan ekonomi.

2.    Terjadinya pergeseran struktur kekuasaan dari otokrasi menjadi oligarki.

3.    Mempercepat terwujudnya pemerintahan yang demokratis dan masyarakat madani dalam

skala global.

4.    Tidak mengurangi ruang gerak pemerintah dalam kebijakan ekonomi guna mendukung

pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

5.    Tidak berseberangan dengan desentralisasi.

6.    Bukan penyebab krisis ekonomi.

b)        Pengaruh Negatif

1.    Menimbulkan perubahan dalam gaya hidup, yang mengarah kepada masyarakat yang

konsumtif komersial. Masyarakat akan minder apabila tidak menggunakan pakaian yang

bermerk (merk terkenal).

2.    Terjadinya kesenjangan budaya. Dengan munculnya dua kecenderungan yang kontradiktif.

Kelompok yang mempertahankan tradisi dan sejarah sebagai sesuatu yang sakral dan penting

(romantisme tradisi). Dan kelompok ke dua, yang melihat tradisi sebagai produk masa lalu

yang hanya layak disimpan dalam etalase sejarah untuk dikenang (dekonstruksi

tradisi/disconecting of culture).

3.    Sebagai sarana kompetisi yang menghancurkan. Proses globalisasi tidak hanya

memperlemah posisi negara melainka juga akan mengakibatkan kompetisi yang saling

menghancurkan.

4.    Sebagai pembunuh pekerjaan. Sebagai akibat kemajuan teknologi dan pengurangan biaya

per unit produksi, maka output mengalami peningkatan drastis sedangkan jumlah pekerjaan

berkurang secara tajam.

5.    Sebagai imperialisme budaya. Proses globalisasi membawa serta budaya barat, serta

kecenderungan melecehkan nilai-nilai budaya tradisional.

6.    Globalisasi merupakan kompor bagi munculnya gerakan-gerakan neo-nasionalis dan

fundamentalis.. Proses globalisasi yang ganas telah melahirkan sedikit pemenang dan banyak

pecundang, baik pada level individu, perusahaan maupun negara. Negara-negara yang harga

dirinya diinjak-injak oleh negara-negara adi kuasa maka proses globalisasi yang merugikan ini

merupakan atmosfer yang subur bagi tumbuhnya gerakan-gerakan populisme, nasionalisme

dan fundamentalisme.

7.    Malu menggunakan budaya asli Indonesia karena telah maraknya budaya asing yang

berada di wilayah Indonesia.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan pada pembahasan di atas maka kesimpulan yang dapat dipaparkan

pada makalah ini adalah sebagai berikut :

Pertama, rakyat Indonesia yang pluralistik merupakan kenyataan, yang harus dilihat sebagai

aset nasional, bukan resiko atau beban. Rakyat adalah potensi nasional harus diberdayakan,

ditingkatkan potensi dan produktivitas fisikal, mental dan kulturalnya.

Kedua, tanah air Indonesia sebagai aset nasional yang terbentang dari Sabang sampai Merauke

dan dari Miangas sampai Rote, merupakan tempat bersemayamnya semangat kebhinekaan.

Adalah kewajiban politik dan intelektual kita untuk mentransformasikan “kebhinekaan”

menjadi “ketunggalikaan” dalam identitas dan kesadaran nasional.

Ketiga, diperlukan penumbuhan pola pikir yang dilandasi oleh prinsip mutualisme, kerjasama

sinergis saling menghargai dan memiliki (shared interest) dan menghindarkan pola pikir

persaingan tidak sehat yang menumbuhkan eksklusivisme, namun sebaliknya, perlu secara

bersama-sama berlomba meningkatkan daya saing dalam tujuan peningkatan kualitas sosial-

kultural sebagai bangsa.

Keempat, membangun kebudayaan nasional Indonesia harus mengarah kepada suatu strategi

kebudayaan untuk dapat menjawab pertanyaan, “Akan kita jadikan seperti apa bangsa kita?”

yang tentu jawabannya adalah “menjadi bangsa yang tangguh dan entrepreneurial, menjadi

bangsa Indonesia dengan ciri-ciri nasional Indonesia, berfalsafah dasar Pancasila, bersemangat

bebas-aktif mampu menjadi tuan di negeri sendiri, dan mampu berperanan penting dalam

percaturan global dan dalam kesetaraan juga mampu menjaga perdamaian dunia”.

Kelima, yang kita hadapi saat ini adalah krisis budaya. Tanpa segera ditegakkannya upaya

“membentuk” secara tegas identitas nasional dan kesadaran nasional, maka bangsa ini akan

menghadapi kehancuran

4.2  Saran

Kebudayaan bangsa Indonesia merupakan kebudayaan yang terbentuk dari berbagai macam

kebudayaan suku dan agama sehingga banyak tantangan yang selalu merongrong keutuhan

budaya itu tapi dengan semangat kebhinekaan sampai sekarang masih eksis dalam terpaan

zaman. Kewajiban kita sebagai anak bangsa untuk tetap mempertahankannya budaya itu

menuju bangsa yang abadi, luhur, makmur dan bermartabat.

DAFTAR PUSTAKA

Budiono Kusumohamodjojo. 2000.  Kebhinekaan Masyarakat Indonesia. Jakarta: Grasindo.

Burhanudin Salam. 1997.  Etika Sosial: Asas Moral dalam Kehidupan Manusia. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Harimanto, Winarno.2009. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta : Bumi Aksara.

Syukur, Abdul et al. 2005. Ensiklopedia Umum Untuk Pelajar. Jakarta: PT. Ichtiar Baru

Van Hoeve.

Staf Ensiklopedia Nasional Indonesia. 1989. Ensiklopedia Nasional Indonesia.

Jakarta: Cipta Adi Pustaka.

Tim Dosen ISBD. 2012. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta : Universitas Negeri Jakarta

Daftar Sumber Internet:

http://debyadjjah.wordpress.com/2010/03/01/perkembangan-budaya-di-indonesia-saat-ini/05

Desember 2012

http://fadil-lah.blogspot.com/2012/03/bagaimana-perkembangan-budaya-di.html/05 Desember

2012

http://hrmy.blogspot.com/2011/05/perkembangan-kebudayaan-indonesia.html/05-Desember

2012

http://id.wikipedia.org/wiki/Multikulturalisme/05 Desember 2012

http://lorentfebrian.wordpress.com/semua-halaman-saya/perkembangan-budaya-di-

indonesia/05 Desember 2012

http://staff.undip.ac.id/sastra/mudjahirin/2012/04/23/multikulturalisme-di-indonesia/05

Desember 2012

http://wahyubudihartanto.blogspot.com/2011/09/pertumbuhan-dan-perkembangan-

kebudayaan.html/05 desember 2012

http://www.anneahira.com/perkembangan-budaya.htm/05 Desember 2012

http://www.belbuk.com/ilmu-sosial-budaya-dasar-p-10993.html/05 Desember 2012

http://yudihartono.wordpress.com/2008/11/10/ilmu-budaya-dasar/05 Desember 2012

www.kemdiknas.go.id/05 Desember 2012

www.kompas.com/05 Desember 2012

www.wikipedia.org/05 Desember 2012