Makalah Asli (Tempe)

33
ABSTRAKSI Bioteknologi digolongkan menjadi bioteknologi konvensional dan modern. Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme. Salah satu penerapan bioteknologi yang menggunakan jasa mikroorganisme untuk pangan adalah tempe. Tempe dianggap sebagai bahan makanan masyarakat golongan menengah ke bawah, sehingga masyarakat merasa gengsi memasukkan tempe sebagai salah satu menu makanannya. Namun, setelah diketahui manfaatnya bagi kesehatan, tempe mulai banyak dicari dan digemari masyarakat dalam negeri maupun luar negeri. Buku ini akan membahas tentang tempe yang sering kita jumpai. Bagaimana caranya dari sebuah kacang kedelai bisa menjadi tempe yang memiliki banyak khasiat serta memiliki rasa yang tidak kalah dengan makanan lainnya. i

description

Makalah ini membahas tentang tempe

Transcript of Makalah Asli (Tempe)

Page 1: Makalah Asli (Tempe)

ABSTRAKSI

Bioteknologi digolongkan menjadi bioteknologi konvensional dan

modern. Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi yang

memanfaatkan mikroorganisme. Salah satu penerapan bioteknologi yang

menggunakan jasa mikroorganisme untuk pangan adalah tempe.

Tempe dianggap sebagai bahan makanan masyarakat golongan

menengah ke bawah, sehingga masyarakat merasa gengsi memasukkan

tempe sebagai salah satu menu makanannya. Namun, setelah diketahui

manfaatnya bagi kesehatan, tempe mulai banyak dicari dan digemari

masyarakat dalam negeri maupun luar negeri.

Buku ini akan membahas tentang tempe yang sering kita jumpai.

Bagaimana caranya dari sebuah kacang kedelai bisa menjadi tempe yang

memiliki banyak khasiat serta memiliki rasa yang tidak kalah dengan

makanan lainnya.

i

Page 2: Makalah Asli (Tempe)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena dengan

rahmat, dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah

berjudul “Tempe” ini. Penulis berterima kasih pada Ibu Ida Ranowati, S.pd.

selaku Guru mata pelajaran Biologi yang telah memberikan tugas ini.

Penulis berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah

wawasan serta pengetahuan kita mengenai tempe. Karena tempe

merupakan salah satu makanan asli Indonesia, dan sebagai orang

Indonesia kita harus menjaga kelestariannya.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang

membacanya. Penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang

kurang berkenan, penulis memohon kritik dan saran yang membangun

demi perbaikan di masa depan.

Bandung, Februari 2014

Penulis

ii

Page 3: Makalah Asli (Tempe)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ……………..………………………………………….i

KATA PENGANTAR ……………………………………………….ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………….1

B. Rumusan Masalah…………………………………………...1

C. Maksud dan Tujuan ………………………………………….2

D. Metode Penulisan ……………………………………………2

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah dan Pekembangan Tempe

1. Asal Usul …………………………………………………..3

2. Tempe di Indonesia ………………………………………4

3. Tempe di Luar Indonesia………………………………...6

B. Pembuatan Tempe …………………………………………..7

C. Khasiat dan Kandungan Gizi dalam Tempe

1. Khasiat Tempe…………………………………………..11

2. Kandungan Gizi pada Tempe………………………….13

iii

Page 4: Makalah Asli (Tempe)

D. Tempe yang Tidak Terbuat dari Kedelai…………………15

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………….16

B. Saran …………………………………………………………

17

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………18

CATATAN GURU……………...................................................19

iv

Page 5: Makalah Asli (Tempe)
Page 6: Makalah Asli (Tempe)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tempe adalah makanan asli Indonesia yang dibuat dari fermentasi

terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan

beberapa jenis kapang Rhizopus. Tempe sering dijumpai di rumah

maupun di warung-warung seperti warteg sebagai pelengkap

hidangan. Rasanya lezat, harganya murah, dan mudah didapat.

Sepotong tempe mengandung berbagai zat, seperti karbohidrat,

lemak, protein, serat, vitamin, enzim, serta zat lainnya yang

bermanfaat untuk kesehatan. Selain itu, tempe ternyata memiliki

kandungan dan nilai cerna yang lebih baik dibandingkan kedelai. Oleh

karena itu, tempe sangat baik untuk diberikan kepada segala kelompok

umur (dari bayi hingga lansia), sehingga bisa disebut sebagai

makanan semua umur.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah

pembahasan mengenai:

1. Bagaimana Sejarah Dan Perkembangan Tempe?

2. Bagaimana Cara Pembuatan Tempe?

3. Apa Saja Khasiat Dan Kandungan Gizi dalam Tempe?

1

Page 7: Makalah Asli (Tempe)

4. Apa Saja Macam-macam Tempe yang Tidak Terbuat dari

Kedelai?

C. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:

1. Untuk memenuhi tugas mata pelajaran Biologi yang diberikan oleh

Ibu Ida Ranowati, S.Pd.

2. Mempelajari lebih dalam mengenai tempe.

3. Sebagai sumber ilmu yang dapat memberikan pengetahuan bagi

yang membaca.

D. Metode Penulisan

Makalah ini ditulis menggunakan metode kepustakaan yaitu

dengan mengutip dari makalah, buku, maupun internet secara

langsung dan dengan di analisa terlebih dahulu.

2

Page 8: Makalah Asli (Tempe)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Dan Perkembangan Tempe

1. Asal Usul

Tidak seperti makanan kedelai tradisional lain yang biasanya

berasal dari Cina atau Jepang, tempe berasal dari Indonesia.

Tidak diketahui kapan pembuatan tempe dimulai. Namun,

makanan tradisional ini sudah dikenal sejak berabad-abad lalu,

terutama dalam tatanan budaya makan masyarakat Jawa,

khususnya di Yogyakarta dan Surakarta.

Dalam Bab 3 dan Bab 12 manuskrip Serat Centhini dengan

setting Jawa abad ke-16 (Serat Centhini sendiri ditulis pada

awal abad ke-19) telah ditemukan kata “tempe”, misalnya

dengan penyebutan nama hidangan “jae santen tempe” (sejenis

masakan tempe dengan santan) dan “kadhele tempe

srundengan”. Hal ini dan catatan sejarah lainnya menunjukkan

bahwa mungkin pada mulanya tempe diproduksi dari kedelai

hitam yang berasal dari masyarakat pedesaan tradisional Jawa,

lalu dikembangkan di daerah Mataram, Jawa Tengah, dan

berkembang sebelum abad ke-16.

Kata "tempe" diduga berasal dari bahasa Jawa Kuno. Pada

zaman Jawa Kuno terdapat makanan berwarna putih yang

3

Page 9: Makalah Asli (Tempe)

terbuat dari tepung sagu yang disebut “tumpi”. Tempe segar

yang juga berwarna putih terlihat memiliki kesamaan dengan

makanan “tumpi”. Selain itu, terdapat rujukan mengenai tempe

pada tahun 1875 dalam sebuah kamus bahasa Jawa-Belanda.

Sumber lain mengatakan bahwa pembuatan tempe diawali

semasa era Tanam Paksa di Jawa. Pada saat itu, masyarakat

Jawa terpaksa menggunakan hasil pekarangan seperti

singkong, ubi, dan kedelai sebagai sumber pangan. Selain itu,

ada pula pendapat yang mengatakan bahwa tempe mungkin

diperkenalkan oleh orang-orang Tionghoa yang memproduksi

makanan ‘ejenis’, yaitu kojil kedelai yang difermentasikan

menggunakan kapang Aspergillus. Selanjutnya, teknik

pembuatan tempe menyebar ke seluruh Indonesia, sejalan

dengan penyebaran masyarakat Jawa yang bermigrasi ke

seluruh penjuru Tanah Air.

2. Tempe di Indonesia

Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di

dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak

50% dari konsumsi kedelai Indonesia dilakukan dalam bentuk

tempe, 40% tahu, dan 10% dalam bentuk produk lain (seperti

tauco, kecap, dan lain-lain). Konsumsi tempe rata-rata per

orang per tahun di Indonesia saat ini diduga sekitar 6,45 kg.

4

Page 10: Makalah Asli (Tempe)

Pada zaman pendudukan Jepang di Indonesia, para

tawanan perang yang diberi makan tempe terhindar dari disentri

dan busung lapar. Sejumlah penelitian yang diterbitkan pada

tahun 1940-an sampai dengan 1960-an juga menyimpulkan

bahwa banyak tahanan Perang Dunia II berhasil selamat karena

tempe. Menurut Onghokham, tempe yang kaya protein telah

menyelamatkan kesehatan penduduk Indonesia yang padat dan

berpenghasilan relatif rendah.

Namun, nama “tempe” pernah digunakan di daerah

perkotaan Jawa, terutama Jawa Tengah, untuk mengacu pada

sesuatu yang bermutu rendah. Istilah seperti 'mental tempe'

atau 'kelas tempe' digunakan untuk merendahkan dengan arti

bahwa hal yang dibicarakan bermutu rendah karena murah

seperti tempe. Soekarno, Presiden Indonesia pertama, sering

memperingatkan rakyat Indonesia dengan mengatakan “Jangan

menjadi bangsa tempe”. Baru pada pertengahan 1960-an

pandangan mengenai tempe ini mulai berubah.

Pada akhir 1960-an dan awal 1970-an terjadi sejumlah

perubahan dalam pembuatan tempe di Indonesia. Plastik mulai

menggantikan daun pisang untuk membungkus tempe, ragi

berbasis tepung mulai menggantikan laru tradisional, dan

kedelai impor mulai menggantikan kedelai lokal.

5

Page 11: Makalah Asli (Tempe)

Produksi tempe meningkat dan industrinya mulai

dimodernisasi pada tahun 1980-an, sebagian berkat peran

KOPTI (Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia) yang berdiri

pada 11 Maret 1979 di Jakarta dan pada tahun 1983 telah

beranggotakan lebih dari 28.000 produsen tempe dan tahu.

Standar teknis untuk tempe telah ditetapkan dalam Standar

Nasional Indonesia dan yang berlaku sejak 9 Oktober 2009

ialah SNI 3144:2009. Dalam standar tersebut, tempe kedelai

didefinisikan sebagai “Produk yang diperoleh dari fermentasi biji

kedelai dengan menggunakan kapang Rhizopus sp., berbentuk

padatan kompak, berwarna putih sedikit keabu-abuan dan

berbau khas tempe”.

3. Tempe di Luar Indonesia

Tempe dikenal oleh masyarakat Eropa melalui orang-orang

Belanda. Pada tahun 1895, Prinsen Geerlings (ahli kimia dan

mikrobiologi dari Belanda) melakukan usaha pertama kali untuk

mengidentifikasi kapang tempe. Perusahaan-perusahaan tempe

yang pertama di Eropa dimulai di Belanda oleh para imigran dari

Indonesia. Melalui Belanda, tempe telah populer di Indonesia di

Eropa sejak tahun 1946.

Sementara itu, tempe populer di Amerika Serikat setelah

pertama kali dibuat disana pada tahun 1958 oleh Yap Bwee

Hwa, orang Indonesia yang pertama kali melakukan penelitian

6

Page 12: Makalah Asli (Tempe)

ilmiah mengenai tempe. Di Jepang, tempe diteliti sejak tahun

1926 tetapi baru mulai diproduksi secara komersial sekitar

tahun 1983. Pada tahun 1984 sudah tercatat 18 perusahaan

tempe di Eropa, 53 di Amerika, dan 8 di Jepang. Di beberapa

negara lain, seperti RRC, India, Taiwan, Sri Lanka, Kanada,

Australia, Amerika Latin, dan Afrika, tempe sudah mulai dikenal

di kalangan terbatas.

Di Indonesia kita dapat dengan mudah dan murah

menemukan tempe, misalnya dengan membeli di toko/warung,

pasar dekat rumah, maupun dengan pedagang sayur keliling,

satu papan tempe bisa didapat dengan harga Rp.5000,00. Tapi

di luar Indonesia, misalnya Australia, harga sepotong kecil

tempe bisa mencapai $5 dan hanya bisa ditemukan di

supermarket. Oleh karena itu, kita harus bangga menjadi orang

di Indonesia dengan segala ‘kesederhanaan’ dan ‘kekurangan’

kita.

B. Pembuatan Tempe

Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji

kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis

kapang Rhizopus, seperti Rhizopus oligosporus, Rhizopus oryzae,

Rhizopus stolonifer (kapang roti), atau Rhizopus arrhizus. Fermentasi

ini secara umum dikenal sebagai "ragi tempe". Kapang yang tumbuh

7

Page 13: Makalah Asli (Tempe)

pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi

senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia.

Tempe kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B, dan zat besi.

Berbagai macam kandungan dalam tempe mempunyai nilai obat,

seperti antibiotika untuk menyembuhkan infeksi dan antioksidan untuk

pencegah penyakit degeneratif.

Secara umum, tempe berwarna putih karena pertumbuhan miselia

kapang yang merekatkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur

yang memadat. Degradasi komponen-komponen kedelai pada

fermentasi membuat tempe memiliki rasa dan aroma khas. Berbeda

dengan tahu, tempe terasa agak masam.

Tempe banyak dikonsumsi di Indonesia, tetapi sekarang telah

mendunia. Kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah

menggunakan tempe sebagai pengganti daging. Akibatnya sekarang

tempe diproduksi di banyak tempat di dunia, seperti Jerman, Jepang,

dan Amerika Serikat.

Indonesia juga sedang berusaha mengembangkan galur (strain)

unggul Rhizopus untuk menghasilkan tempe yang lebih cepat,

berkualitas, atau memperbaiki kandungan gizi tempe.

Teknik pembuatan tempe di Indonesia secara umum terdiri dari:

a) Perebusan

Pada  tahap  awal  pembuatan  tempe,  biji  kedelai  direbus.

Tahap perebusan ini berfungsi sebagai proses hidrasi, yaitu agar

8

Page 14: Makalah Asli (Tempe)

biji kedelai menyerap air sebanyak mungkin. Perebusan juga

dimaksudkan untuk melunakkan biji kedelai supaya nantinya dapat

menyerap asam pada tahap perendaman.

b) Pengupasan

Kulit biji kedelai dikupas pada tahap pengupasan agar ‘miselium

fungi’ dapat menembus biji kedelai selama proses fermentasi.

Pengupasan dapat dilakukan dengan tangan, diinjak-injak dengan

kaki, atau dengan alat pengupas kulit biji.

c) Perendaman dan Pengasaman.

Setelah dikupas, biji kedelai direndam. Tujuan tahap

perendaman ialah untuk hidrasi biji kedelai dan membiarkan

terjadinya fermentasi asam laktat secara alami agar diperoleh

keasaman yang dibutuhkan untuk pertumbuhan fungi. Bila

pertumbuhan bakteri asam laktat tidak optimum, misalnya

dinegara-negara subtropis) asam perlu ditambahkan pada air

rendaman.

Fermentasi asam laktat dan pengasaman ini ternyata juga

bermanfaat meningkatkan nilai gizi dan menghilangkan bakteri-

bakteri beracun.

d) Pencucian

Proses pencucian akhir dilakukan untuk menghilangkan kotoran

yang mungkin dibentuk oleh bakteri asam laktat dan agar biji

9

Page 15: Makalah Asli (Tempe)

kedelai tidak terlalu asam. Jika tidak dilakukan pencucian, maka

bakteri dan kotoran dapat menghambat pertumbuhan fungi.

e) Inokulasi dengan Ragi

Inokulasi dilakukan dengan penambahan inokulum, yaitu ragi

tempe atau laru. Inokulum dapat berupa kapang yang tumbuh dan

dikeringkan pada daun waru atau daun jati (disebut usar;

digunakan secara tradisional), spora kapang tempe dalam medium

tepung (terigu, beras, atau tapioka; banyak dijual di pasaran),

ataupun kultur Rhizopus oligosporus murni (umum digunakan oleh

pembuat tempe di luar Indonesia).

Inokulasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (1) penebaran

inokulum pada permukaan kacang kedelai yang sudah dingin dan

dikeringkan, lalu dicampur merata sebelum pembungkusan; atau

(2) inokulum dapat dicampurkan langsung pada saat perendaman,

dibiarkan beberapa lama, lalu dikeringkan.

f) Pembungkusan dan Fermentasi

Setelah di inokulasi, biji-biji kedelai dibungkus atau ditempatkan

dalam wadah untuk fermentasi. Berbagai bahan pembungkus atau

wadah dapat digunakan, misalnya daun pisang, daun waru, daun

jati, plastik, gelas, kayu, dan baja, asalkan memungkinkan

masuknya udara karena kapang tempe membutuhkan oksigen

untuk tumbuh. Bahan pembungkus dari daun atau plastik biasanya

diberi lubang-lubang dengan cara ditusuk-tusuk. Biji-biji kedelai

10

Page 16: Makalah Asli (Tempe)

yang sudah dibungkus dibiarkan untuk mengalami proses

fermentasi.

C. Khasiat dan Kandungan Gizi dalam Tempe

1. Khasiat Tempe

Tempe berpotensi untuk digunakan melawan radikal bebas,

sehingga dapat menghambat proses penuaan dan mencegah

terjadinya penyakit degeneratif, seperti aterosklerosis, jantung

coroner, diabetes mellitus, kanker, dan lain-lain. Selain itu,

tempe juga mengandung zat anti bakteri penyebab diare,

penurun kolesterol darah, pencegah penyakit jantung hipertensi,

dan lain-lain.

Komposisi gizi tempe baik kadar protein, lemak, dan

karbohidratnya tidak banyak berubah dibandingkan dengan

kedelai. Namun, karena adanya enzim pencernaan yang

dihasilkan oleh kapang tempe, maka protein, lemak, dan

karbohidrat pada tempe menjadi lebih mudah dicerna di dalam

tubuh dibandingkan yang terdapat dalam kedelai.

Ini telah dibuktikan pada bayi dan anak balita penderita gizi

buruk dan diare kronis. Dengan pemberian tempe, pertumbuhan

berat badan penderita gizi buruk akan meningkat dan diare

menjadi sembuh dalam waktu singkat. Selain itu, pengolahan

kedelai menjadi tempe akan menurunkan kadar raffinosa dan

11

Page 17: Makalah Asli (Tempe)

stakiosa, yaitu suatu senyawa penyebab timbulnya gejala

flatulensi (kembung perut).

Mutu gizi tempe yang tinggi memungkinkan penambahan

tempe untuk meningkatkan mutu serealia dan umbi-

umbian. Hidangan makanan sehari-hari yang terdiri dari

nasi, jagung, atau tiwul akan meningkat mutu gizinya bila

ditambah tempe. Tempe dapat diolah menjadi berbagai jenis

masakan, misalnya tumis tempe dan buncisini.

Secara singkat khasiat yang terdapat pada tempe protein antara

lain:

a ) Protein, yang mudah dicerna sehingga baik untuk mengatasi

diare.

b ) Zat besi, bersifat antioksidan sehingga dapat menurunkan

tekanan darah.

c ) Superoksida dismutase, dapat mengendalikan radikal bebas

dan baik bagi penderita jantung.

d ) Penanggulangan anemia. Anemia ditandai dengan

rendahnya kadar hemoglobin karena kurang tersedianya zat

besi, tembaga, seng, protein, asam folat, dan vitamin B12,

dimana unsur-unsur tersebut terkandung dalam tempe.

e ) Anti  infeksi. Tempe mengandung senyawa anti bakteri yang

diproduksi oleh kapang tempe (Rhizopus oligosporus) yang

12

Page 18: Makalah Asli (Tempe)

merupakan antibiotika yang bermanfaat untuk meminimalkan

kejadian infeksi.

f ) Daya hipokolesterol. Tempe mengandung asam lemak jenuh

ganda yang bersifat dapat menurunkan kadar kolesterol.

g ) Kalsium, dapat mencegah osteoporosis.

h ) Sifat anti oksidan, menolak kanker dan mencegah timbulnya

hipertensi.

i ) Mencegah masalah gizi ganda (akibat kekurangan/kelebihan

gizi) serta berbagai penyakit yang menyertainya, baik infeksi

maupun degeneratif.

2. Kandungan Gizi pada Tempe

a) Asam lemak

Selama  proses  fermentasi  tempe,  terdapat tendensi

adanya peningkatan derajat ketidakjenuhan terhadap lemak.

Dengan demikian asam lemak tidak jenuh majemuk

(polyunsaturated fatty acids, PUFA) meningkat jumlahnya.

Asam lemak tidak jenuh mempunyai efek penurunan terhadap

kandungan kolesterol serum, sehingga dapat menetralkan efek

negatif sterol di dalam tubuh.

b) Vitamin

Dua kelompok vitamin terdapat pada tempe, yaitu larut air

(vitamin B kompleks) dan larut lemak (vitamin A, D, E, dan K).

13

Page 19: Makalah Asli (Tempe)

Tempe merupakan sumber vitamin B yang sangat potensial.

Jenis vitamin yang terkandung dalam tempe antara lain vitamin

B1, B2, B6, B12, asam pantotenat, dan asam nikotinat.

c) Mineral

Tempe mengandung mineral makro dan mikro dalam jumlah

yang cukup. Kapang tempe dapat menghasilkan enzim fitase

yang akan menguraikan asam fiata (yang mengikat beberapa

mineral) menjadi fosfor dan inositol. Dengan terurainya asam

fitat, mineral-mineral tertenu (seperti besia, kalsium,

magnesium, dan zink) menjadi lebih tersedia untuk

dimanfaatkan tubuh.

d) Antioksidan

Di dalam tempe juga ditemukan suatu zat antioksidan dalam

bentuk isoflavon. Seperti halnya vitamin C, E, dan karetenoid,

isoflavon juga merupakan antioksidan yang sangat dibutuhkan

tubuh untuk menghentikan reaksi pembentukan radikal bebas.

Penuaan dapat dihambat bila dalam makanan yang

dikonsumsi sehari-hari mengandung antioksidan yang cukup.

Selain itu, penelitian yang dilakukan di Universitas North

Carolina, Amerika Serikat, menemukan bahwa genestein dan

fitoestrogen yang terdapat pada tempe ternyata dapat

mencegah kanker prostat dan payudara.

14

Page 20: Makalah Asli (Tempe)

D. Tempe yang Tidak Terbuat dari Kedelai

Selain tempe berbahan dasar kacang kedelai, terdapat pula

berbagai jenis makanan berbahan bukan kedelai yang juga disebut

tempe. Terdapat dua golongan besar tempe menurut bahan dasarnya,

yaitu tempe berbahan dasar legum dan tempe berbahan dasar non-

legum.

Beberapa macam tempe yang telah dikenal antara lain:

1. Tempe Kedelai. Kedelai yang umum digunakan adalah kedelai

kuning.

2. Tempe Benguk. Dibuat dari koro benguk (Mucuna pruriens) dan

banyak dikembangkan di Jawa Tengah terutama Yogyakarta

dan Solo.

3. Tempe Kecipir. Dibuat dari biji kecipir (psophocarpus

tetragonolobus), berasal dari Papua.

4. Tempe Lamtoro atau Mlandingan. Dibuat dari biji Leucaena

leucocephala, namun mengandung mimosin yang dapat

menyebabkan kerontokan rambut

5. Tempe Kacang Hijau. Terkenal di Yogyakarta.

6. Tempe Kacang Merah.

7. Tempe campuran Gandum dan Kedelai.

8. Tempe Ampas Tahu.

9. Tempe Bongkrek. Dibuat dari ampas kelapa.

15

Page 21: Makalah Asli (Tempe)

10.Tempe Jagung.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam

proses pembuatan tempe melibatkan mikroorganisme, yaitu

menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus. Fermentasi ini dikenal

sebagai "ragi tempe".

Teknik pembuatan tempe di Indonesia secara umum terdiri dari

tahapan perebusan, pengupasan, perendaman dan pengasaman,

pencucian, inokulasi dengan ragi, pembungkusan, dan fermentasi.

Kandungan gizi pada tempe antara lain asam lemak, vitamin,

mineral, dan antioksidan. Hasil penelitian terhadap tempe di dalam

mencegah oksidasi ataupun sebagai pembersih radikal bebas dapat

memberikan nilai tambah bagi tempe yang selama ini seakan-akan

tenggelam di tengah kancah persaingan bahan pangan modern.

Selain tempe berbahan dasar kacang kedelai, terdapat pula

berbagai jenis makanan berbahan bukan kedelai yang juga disebut

tempe. Terdapat dua golongan besar tempe menurut bahan dasarnya,

16

Page 22: Makalah Asli (Tempe)

yaitu tempe berbahan dasar legum dan tempe berbahan dasar non-

legum.

B. Saran

Penulis menyarankan kepada para pedagang tempe untuk

membuat usaha pembuatan tempe sendiri (home industry) sehingga

dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Selain itu, diharapkan

masyarakat lebih memilih makanan lokal seperti tempe supaya

kelestariannya tetap terjaga.

17

Page 23: Makalah Asli (Tempe)

DAFTAR PUSTAKA

Wariyono, Sukis dan Muharomah, Yani. 2008. Mari Belajar Ilmu Alam

Sekitar. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

blogpetang.blogspot.com/2013/05/contoh-kata-pengantar-makalah.html

zilazulaiha.blogspot.com/2011/12/makalah-tempe.html

id.wikipedia.org/wiki/tempe

18

Page 24: Makalah Asli (Tempe)

CATATAN GURU

19

Page 25: Makalah Asli (Tempe)

CATATAN GURU

20