Makalah IPA Kel 1

21
BAB I PENDAHULUAN Salah satu hakekat pendidikan adalah proses mengarahkan anak pada pertumbuhan yang makin sempurna. Melalui pendidikan anak diharapkan dapat diarahkan secara terprogram untuk mencapai penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap tertentu demi tugas-tugas profesional dan hidup. Dalam hal ini, pendidikan mengarahkan anak pada hal yang bersifat occupation-oriented atau training for life. Pendidikan sains memiliki peran yang penting dalam menyiapkan anak memasuki dunia kehidupannya. Sains pada hakekatnya merupakan sebuah produk dan proses. Produk sains meliputi fakta, konsep, prinsip, teori dan hukum. Sedangkan proses sains meliputi cara-cara memperoleh, mengembangkan dan menerapkan pengetahuan yang mencakup cara kerja, cara berfikir, cara memecahkan masalah, dan cara bersikap. Oleh karena itu, sains dirumuskan secara sistematis, terutama didasarkan atas pengamatan eksperimen dan induksi.Sains melandasi perkembangan teknologi, sedangkan teknologi menunjang perkembangan sains. Sains terutama digunakan untuk aktivitas discovery dalam upaya memperoleh penjelasan tentang objek dan fenomena alam serta untuk aktivitas invention (penemuan) berupa rumus-rumus. Sedangkan teknologi merupakan aplikasi sains yang terutama dalam kegiatan invention, berupa alat-alat atau barang-barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam hal ini, pengembangan sains tidak selalu dikaitkan dengan aspek kebutuhan 1

description

Sains Teknologi Masyarakat

Transcript of Makalah IPA Kel 1

Page 1: Makalah IPA Kel 1

BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu hakekat pendidikan adalah proses mengarahkan anak pada pertumbuhan

yang makin sempurna. Melalui pendidikan anak diharapkan dapat diarahkan secara

terprogram untuk mencapai penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap tertentu demi

tugas-tugas profesional dan hidup. Dalam hal ini, pendidikan mengarahkan anak pada hal

yang bersifat occupation-oriented atau training for life.

Pendidikan sains memiliki peran yang penting dalam menyiapkan anak memasuki dunia

kehidupannya. Sains pada hakekatnya  merupakan sebuah produk dan proses. Produk sains

meliputi fakta, konsep, prinsip, teori dan hukum. Sedangkan proses sains meliputi cara-cara

memperoleh, mengembangkan dan menerapkan pengetahuan yang mencakup cara kerja, cara

berfikir, cara memecahkan masalah, dan cara bersikap.

Oleh karena itu, sains dirumuskan secara sistematis, terutama didasarkan atas

pengamatan eksperimen dan induksi.Sains melandasi perkembangan teknologi, sedangkan

teknologi menunjang perkembangan sains. Sains terutama digunakan untuk aktivitas

discovery dalam upaya memperoleh penjelasan tentang objek dan fenomena alam serta untuk

aktivitas invention (penemuan) berupa rumus-rumus. Sedangkan teknologi merupakan

aplikasi sains yang terutama dalam kegiatan invention, berupa alat-alat atau barang-barang

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam hal ini, pengembangan sains tidak selalu

dikaitkan dengan aspek kebutuhan masyarakat, sedangkan pengembangan teknologi selalu

dikaitkan dengan kebutuhan masyarakat. Dengan demikian sains, teknologi dan masyarakat

merupakan bagian yang tak terpisahkan

Pembelajaran sains semestinya dapat dikaitkan dengan pengalaman keseharian anak.

Sebagai bagian dari anggota masyarakat, anak dapat dibiasakan untuk menemukan masalah

dalam lingkungan lokal maupun secara global, dan merumuskan solusi ilmiah yang

mengaitkan dengan konsep sains yang sedang dipelajarinya. Pembelajaran sains dapat

berekspansi keluar dari sekedar mempelajari pengetahuan menuju ke penggunaan

pengetahuan dan keterampilan dalam menyelesaikan masalah-masalah praktis yang dapat

ditemukan dalam kehidupan sehari-sehari. Ketika keberadaan sains menjadi lebih dekat

dengan diri dan kehidupan anak, pembelajaran sainspun akan menjadi menarik dan lebih

diminati oleh anak untuk dipelajari.

1

Page 2: Makalah IPA Kel 1

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakekat Pendekatan Sains, Teknologi dan Masyarakat

Pendekatan Sains, Teknologi dan masyarakat (STM) adalah pengindonesiaan dari

Science-Technology-Society (STS) yang pertama kali dikembangkan di Amerika Serikat

pada tahun 1980-an, dan selanjutnya berkembang di Inggris dan Australia. National Science

Teacher Association atau NSTA, mendefinisikan pendekatan ini sebagai belajar/mengajar

sains dan teknologi dalam konteks pengalaman manusia. Dengan volume informasi dalam

masyarakat yang terus meningkat dan kebutuhan bagi penguasaan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan hubungannya dengan kehidupan masyarakat dapat menjadi lebih mendalam,

maka pendekatan STM dapat sangat membantu bagi anak.

Oleh karena, pendekatan ini mencakup interdisipliner konten dan benar-benar

melibatkan anak sehingga dapat meningkatkan kemampuan anak. Pendekatan ini

dimaksudkan untuk menjembatani kesenjangan antara kemajuan iptek, membanjirnya

informasi ilmiah dalam dunia pendidikan, dan nilai-nilai iptek itu sendiri dalam kehidupan

masyarakat sehari-hari.

Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) dalam pandangan ilmu-ilmu sosial

dan humaniora, pada dasarnya memberikan pemahaman tentang kaitan antara sains teknologi

dan masyarakat, melatih kepekaan penilaian peserta didik terhadap dampak lingkungan

sebagai akibat perkembangan sains dan teknologi (Poedjiadi, 2005). Menurut Raja (2009),

keputusan yang dibuat oleh masyarakat biasanya memerlukan penggunaan teknologi untuk

melaksanakannya. Bahkan, masyarakat dan ilmu pengetahuan menggunakan teknologi

sebagai sarana untuk menyimpan informasi. Peranan penting yang dimiliki oleh teknologi

dapat berfungsi sebagai sarana tindakan dan penyidikan dalam pendekatan STM. Data juga

menyiratkan sifat ilmu pengetahuan sebagai sebuah bidang di semua masyarakat.

Sains merupakan suatu tubuh pengetahuan (body of knowledge) dan proses penemuan

pengetahuan. Teknologi merupakan suatu perangkat keras ataupun perangkat lunak yang

digunakan untuk memecahkan masalah bagi pemenuhan kebutuhan manusia.  Sedangkan

masyarakat adalah sekelompok manusia yang memiliki wilayah, kebutuhan, dan norma-

norma sosial tertentu. Sains, teknologi dan masyarakat satu sama lain saling berinteraksi

(Widyatiningtyas, 2009). Menurut Widyatiningtyas (2009), pendekatan STM dapat

menghubungkan kehidupan dunia nyata anak sebagai anggota masyarakat dengan kelas

sebagai ruang belajar sains.

2

Page 3: Makalah IPA Kel 1

Proses pendekatan ini dapat memberikan pengalaman belajar bagi anak dalam

mengidentifikasi potensi masalah, mengumpulkan data yang berkaitan dengan masalah,

mempertimbangkan solusi alternatif, dan mempertimbangkan konsekuensi berdasarkan

keputusan tertentu.Pendidikan sains pada hakekatnya merupakan upaya pemahaman,

penyadaran, dan pengembangan nilai positif tentang hakekat sains melalui pembelajaran.

Sains pada hakekatnya merupakan ilmu dan pengetahuan tentang fenomena alam yang

meliputi produk dan proses. Pendidikan sains merupakan salah satu aspek pendidikan yang

menggunakan sains sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan nasional secara umum dan

tujuan pendidikan sains secara khusus, yaitu untuk meningkatkan pengertian terhadap dunia

alamiah (Amien, 1992 dalam Widyatiningtyas, 2009).

Untuk penyusunan materi pendidikan sains, hendaknya merupakan akumulasi dari

konten, proses, dan konteks. Konten, menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan fakta,

definisi, konsep, prinsip, teori, model, dan terminologi. Proses, berkaitan dengan metodologi

atau keterampilan untuk memperoleh dan menemukan konten. Konteks, berkaitan dengan

kepentingan sosial baik individu maupun masyarakat atau kepentingan-kepentingan lainnya

yang berhubungan dengan perlunya pengembangan dan penyesuaian pendidikan sains untuk

menghadapi tantangan kemajuan zaman. Benneth et. al. (2005) melaporkan, bahwa

pendekatan STM merupakan pendekatan berbasis konteks yang memiliki peranan yang

sangat penting dalam memotivasi anak dan mengembangkan keaksaraan ilmiah mereka

berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap anak laki-laki dan perempuan yang

berkemampuan rendah. Dengan demikian, tujuan pendekatan STM adalah untuk membentuk

individu yang memiliki literasi sains dan teknologi serta memiliki kepedulian terhadap

masalah masyarakat dan lingkungannya (Pudjiadi, 2005).

Menurut Rusmansyah (2003) dalam Aisyah (2007), pendekatan STM dilandasi oleh

tiga hal penting yaitu:

1. Adanya keterkaitan yang erat antara sains, teknologi dan masyarakat.

2. Proses belajar-mengajar menganut pandangan konstruktivisme, yang pada pokoknya

menggambarkan bahwa anak membentuk atau membangun pengetahuannya melalui

interaksinya dengan lingkungan.

3. Dalam pengajarannya terkandung lima ranah, yang terdiri atas ranah pengetahuan,

ranah sikap, ranah proses sains, ranah kreativitas, dan ranah hubungan dan aplikasi.

3

Page 4: Makalah IPA Kel 1

Program pembelajaran dengan pendekatan STM pada umumnya mempunyai

karakteristik, sebagai berikut:

1. Identifikasi masalah-masalah setempat.

2. Penggunaan sumber daya setempat yang digunakan dalam memecahkan masalah.

3. Keikutsertaan yang aktif dari siswa dalam mencari informasi untuk memecahkan

masalah.

4. Perpanjangan pembelajaran di luar kelas dan sekolah.

5. Fokus kepada dampak sains dan teknologi terhadap siswa.

6. Isi dari pembelajaran bukan hanya konsep-konsep saja yang harus dikuasai siswa dalam

kelas.

7. Penekanan pada keterampilan proses di mana siswa dapat menggunakan dalam

memecahkan masalah.

8. Penekanan pada kesadaran karir yang berkaitan dengan sains dan teknologi.

9. Kesempatan bagi siswa untuk berperan sebagai warga negara identifikasi bagaimana

sains dan teknologi berdampak di masa depan.

10. Kebebasan atau otonomi dalam proses belajar.

B. Karakteristik Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM)

Yager (1992), mendefinisikan STM yaitu mencakup tujuan kurikulum, assesmen dan

khususnya mengenai pengajaran. Yager dan kawan-kawan mengembangkan pendekatan

STM, model yang dikembangkan Yager dan kawan-kawan itu dikenal dengan “Model

Chautauqua Iowa” yang dilaksanakan sejak tahun 1983 yang dikoordinasi oleh NSTA. Pada

tahun 1983-1986 Yager dan kawan-kawannya bekerja sama dengan 30-50 guru setiap

tahunnya. Kerjasama itu betujuan untuk membantu guru-guru dalam mengajar untuk

mencapai lima tujuan utama. Tujuan-tujuan dikarakteristikkan sebagai domain, yaitu meliputi

domain konsep, proses, aplikasi, kreativitas, dan sikap. ( Sutarno,2008:9.14)

a. Domain konsep

Domain konsep ini memfokuskan pada muatan sains, tujuan-tujuan sains untuk

mengelompokkan alam yang teramati ke dalam unit-unit yang teratur untuk studi dan

penjelasan hubungan-hubungan fisika dan biologi dari pengajaran sains yang melibatkan

siswa belajar konsep-konsep utama dari sains. Domain konsep meliputi fakta-fakta,

informasi, hukum-hukum, prinsip-prinsip, penjelasan-penjelasan keberadaan sesuatu dan teori

yang digunakan oleh sains.

4

Page 5: Makalah IPA Kel 1

b. Domain Proses

Proses-proses sains berhubungan dengan bagaimana saintis berpikir dan bekerja, yaitu

menggambarkan dimensi sains. Proses-proses sains telah diidentifikasikan oleh “The

American Association for the Advancement of Science” (AAAS) dalam pengembangan

“Science a Process Approach (1963)”, yaitu ada 15 keterampilan proses yang meliputi :

1. Mengobservasi,

2. menggunakan ruang/waktu,

3. Mengklasifikasi,

4. Mengelompokkan dan mengorganisasi,

5. Menggunakan bilangan,

6. mengkuantifikasi,

7. Mengukur,

8. Mengkomunikasikan,

9. Menginferensi,

10. Memprediksikan,

11. Mengendalikan dan mengidentifikasi variabel

12. menginterpretasikan data,

13. Merumuskan hipotesis,

14. Memberikan definisi secara operasional,

15. Melaksanakan eksperimen.

c. Domain Aplikasi

Domain ini meliputi mengaplikasian konsep-konsep dan keterampilan dalam

memecahkan masalah sehari-hari, memahami prinsip-prinsip ilmiah dan prinsip-prinsip

teknologi yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari.

d. Domain Kreativitas

Kemampuan manusia yang terpenting dalam domain ini diantaranya meliputi

visualisasi, menghasilkan gambaran mental, menggabungkan objek-objek dan ide-ide dalam

cara-cara baru, memecahkan masalah dan teka-teki, memprediksi konsekuensi-konsekuensi

yang mungkin, menyarankan alasan-alasan yang mungkin, mendesain alat atau mesin, dan

menghasilkan ide-ide yang tidak biasa.

5

Page 6: Makalah IPA Kel 1

e. Domain Sikap

Dalam domain sikap meliputi sikap-sikap terhadap sains pada umumnya, seperti kelas

sains, kegunaan belajar sains, dan untuk guru terbentuknya pengembangan sikap-sikap positif

terhadap diri sendiri yaitu sikap yang dapat mengerjakan sesuatu, ekplorasi emosi manusia,

dan lain sebagainya yang berhubungan dengan sikap.

C. Tujuan dan Komponen-Komponen Pendekatan Pembelajaran Sains Teknologi

Masyarakat (STM)

1. Tujuan Pendekatan Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM)

Menurut Yager tujuan pembelajaran STM adalah sebagai berikut:

a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan dan

mengkontraskansains dan teknologi serta menghargai bagaimana sains dan

teknologi memberikan kontribusi pada pengetahuan dan pengaruh baru.

b. Memberikan contoh-contoh dari masa lalu dan sekarang mengenai perubahan-

perubahan yang sangat besar dalam bidang sains dan teknologi yang dibawa

masyarakat, pertambahan ekonomi, dan proses-proses politik.

c. Memberikan/menawarkan pandangan global pada hubungan sains dan teknologi

pada masyarakat, menunjukkan dampaknya pada pengembangan bangsa dan

ekologi bumi.

2. Komponen-Komponen Pendekatan Sains Teknologi Dan Masyarakat (STM)

Adapun komponen-komponen yang terdapat pada pendekatan STM sebagai berikut:

a. Strategi-strategi yang berada untuk memberikan pemahaman yang nyata

mengenai pola-pola penalaran dan berfikir dari teman sebayanya, orang dewasa,

dan para ahli.

b. Keterampilan-keterampilan dalam menguji validitas argumen dan contoh-contoh

yang tampaknya terdengar seperti penalaran ilmiah yang membawa pada

kesimpulan yang keliru.

c. Memotivasi siswa untuk mengeksplorasi emosi dan nilai-nilai dalam hubungan

data dengan bukti-bukti khusus.

d.  Penggunaan studi lapangan, pembicaraan tamu, media imformasi, filem dan

kegiatan-kegiatan siswa, debat, berbain peran dan simulasi.

6

Page 7: Makalah IPA Kel 1

D. Manfaat Pendekatan STM (Sain, Teknologi, dan Masyarakat)

Adapun manfaat dari suatu pendekatan STM ( Sains, Teknologi, Masyarakat) yaitu:

-  Pendekatan STM efektif untuk penguasaan konsep dalam diri murid.

- Dalam ranah penerapan/aplikasi murid-murid yang diberikan pendekatan STM

menunjukan kemampuan menerapkan konsep-konsep sains (IPA) dalam kehidupan

sehari-hari.

- Dalam ranah sikap, hasil penelitian menunjukan bahwa murid-murid yang diberikan

pendekatan STM mempunyai sikap yang lebih positif terhadap pelajaran sains.

- Dan siswa dapat menjadi pelajar yang bisa bersikap dan tau teknologi.

- Serta untuk meningkatkan kemampuan menggunakan pengetahuan didalam membuat

keputusan. Dengan demikian individu tersebut dapat menghargai sains dan teknologi

dalam masyarakat, dan mengerti keterbatasan-keterbatasannya.

-   Siswa menjadi lebih kreatif, hal ini akan terlihat dari banyaknya pertanyaan-pertanyaan

yang mereka ajukan karena besarnya rasa ingin tahu mereka. Mereka juga menjadi

lebih mudah dan terampil mengidentifikasi penyebab atau dampak penggunaan suatu

teknologi

E. Langkah- langkah STM Dan Penerapan IPA Dengan Pendekatan Sains Teknologi

Masyarakat (STM)

Langkah- langkah pendekatan STM adalah sebagai berikut:

1. Tahap invitasi, yaitu siswa merumuskan masalah yang ada didalam masyarakat

2. Tahap pembentukan konsep, yaitu siswa membangun atau mengkontruksi

pengetahuan sendiri melalyi menyimak dan diskusi.

3. Tahap aplikasi konsep atau penyelesaian masalah, yaitu menganalisis masalah

berdasarkan konsep yang telah dipahami siswa.

4. Tahap pemantapan konsep, dimana guru memberikan pemahaman dan konsep agar

tidak terjadi kesalahan konsep pada siswa

5. Tahap evaluasi, dimana guru melakukan evaluasi proses maupun evaluasi hasil.

Penerapan IPA Dengan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM)

7

Petunjuk:

Guru memberikan Inisiasi/Invitasi/Apersepsi/Eksplorasi terhadap

siswa dengan tujuan supaya siswa dapat ikut serta dalam memaknai

pembelajaran. Media pembelajaran dapat berupa cerita, ilustrasi

melalui gambar, dan bacaan bergambar.

Page 8: Makalah IPA Kel 1

Inisiasi:

Setiap hari kita membuang sampah. Kita telah belajar bagaimana perjalanan sampah-

sampah itu hingga ke tempat pembuangan akhir. Sampah-sampah itu hanya ditumpuk dan

dibakar. Padahal, sampah yang dibakar tidak baik bagi lingkungan.

Mengurus sampah dengan baik juga merupakan tanggung jawab kita sebagai anggota

masyarakat. Kita tidak dapat hanya membuang sampah di tempat sampah kemudian

menyerahkan tugas kepada tukang sampah. Karena sampah semakin lama semakin

menggunung, kita dapat membantu menjaga lingkungan dengan cara mengurangi jumlah

sampah.

Pengembangan Konsep:

Kegiatan Belajar:

Langkah I

Guru menjelaskan materi tentang sampah basah (organik) dan sampah kering (anorganik)

dengan pengembangan materi sebagai berikut:

Secara umum sampah dibagi menjadi dua yaitu sampah organik (sampah basah) dan sampah

anorganik (sampah kering). Sampah basah berasal dari mahluk hidup seperti daun-daunan,

sampah dapur dll. Sampah jenis ini dapat membusuk/hancur (terdegradasi) secara alami

sebaliknya sampah kering seperti plastik, kaleng tidak dapat membusuk/hancur secara alami.

Ada beberapa alternatif pengelolaan sampah, yaitu:

a. Sampah basah dapat diolah menjadi kompos

b. Mendaur ulang semua limbah yang dibuang kembali kepada ekonomi masyarakat atau

ke alam.

c. Sampah yang dibuang harus dipilah sehingga dapat didaur ulang secara optimal

8

Adanya sampah merupakan suatu konsekuensi dari aktifitas manusia, setiap aktifitas

manusia pasti akan menyebabkan buangan atau sampah. Jumlah volume sampah

akan berimbang dengan tingkat konsumsi kita terhadap material yang digunakan

sehari hari. Demikian pula dengan jenis sampah sangat tergantung dengan material

yang kita konsumsi. Oleh karena itu pengelolaan sampah tidak bisa lepas juga dari

pengelolaan gaya hidup masyarakat.

Page 9: Makalah IPA Kel 1

Langkah II

Guru menampilkan ilustrasi gambar mengenai pengolahan sampah di seputar lingkungan

halaman rumah sebagai penguat pemahaman.

Langkah III

Siswa menyimak penjelasan guru dan melakukan tanya jawab serta diskusi.

Pemantapan konsep (1):

Aplikasi Konsep Dalam Kehidupan

- Penugasan:

a. Siswa ditugaskan mengamati dan mengumpulkan sampah di sekitar halaman sekolah

atau lingkungan sekitar.

b. Sampah yang telah terkumpul di pisahkan berdasarkan jenis dan asalnya

c. Membuat perencanaan sederhana untuk mengelola sampah menjadi kompos.

d. Mempraktekkan pembuatan kompos dengan bahan sampah basah yang berasal dari

makhluk hidup.

Cara pembuatan kompos dengan memanfaatkan teknologi sederhana:

1. Tiriskan sampah basah dengan cara menyimpannya dalam dua lapisan kantong hitam.

Lapisan pertama dilubangi dan biarkan air sampah menetes ke lapisan kedua. Potong-

potong sampah besar agar proses pengomposan lebih mudah.

2. Buat komposter dari drum plastik atau wadah besar lainnya. Tidak selalu harus wadah

yang baru, bisa dengan memanfaatkan ember bekas atau lainnya, dengan syarat ada

penutup di bagian atasnya.

3. Lubangi empat sisi drum dan tempeli dengan pipa PVC yang sudah diberi lubang-

lubang kecil. Lubang-lubang ini diperlukan agar terjadi kontak sampah dengan

mikroorganisme dalam tanah yang berfungsi membantu proses pengomposan. Dasar

drum juga dilubangi. Masukkan kerikil ukuran 1-2 cm setebal 10 cm ke dasar drum.

9

Sampah dapat dipilah-pilah sesuai dengan jenis dan asalnya. Sampah basah (organik)

berasal dari makhluk hidup sedangkan sampah kering (anorganik) berasal dari limbah

industri. Dalam mengatur sampah, misalnya sampah basah dapat ditempatkan pada

lubang tanah atau tempat drum sedangkan sampah kering dapat di letakkan dalam

karung plastik yang nantinya akan di bawa oleh petugas kebersihan dan di buang ke

tempat pembuangan akhir sampah (TPA). Semua jenis sampah dapat diolah. Sampah

basah diolah menjadi kompos, dan sampah kering dapat didaur ulang

Page 10: Makalah IPA Kel 1

Pemantapan Konsep (2):

Model Penilaian Portofolio S-T-M dengan tema Pembuatan Kompos

Model Penerapan Portofolio STM Dengan Tema Pembuatan Kompos

:

10

Sampah basah dapat dibuat kompos untuk penyuburan tanah. Pembuatan kompos

sederhana dapat dilakukan di rumah dengan memilah-milah terlebih dahulu sampah

berdasarkan jenis dan asalnya. Mengatur sampah sangat diperlukan untuk kelestarian

lingkungan, yaitu dengan tidak membuang sampah di sembarang tempat dan menjaga

lingkungan tetap asri dan bersih secara bersama-sama.

Poster hasil laporan

(Portofolio)

Pemecahan/Menentukan Isu/masalah

Pembuatan laporan

(portofolio)

Membedakan sampah organik dan anorganik

Menentukan Konsep

Nama siswa/Kelompok

..............

......................................

Menakar hasil hasil pembuatan kompos

Memilah-milah sampah organoik dan anorganikPembuatan kompos dengan

teknologi sederhana

Presentasi dalam kelas

4. Gali tanah dengan melebihkan sekeliling dan bawahnya untuk memberi ruang pada

kerikil sebelum komposter disimpan di dasar tanah. “Tangan-tangan” komposter berupa

pipa ditimbun dulu dengan kerikil sebelum ditimbun dengan tanah asal.

5. Kubur komposter, sisakan 5 cm dari permukaan tanah.

Page 11: Makalah IPA Kel 1

Penilaian: (Uji Kemampuan)

Pertanyaan:

1. Apa yang dimaksud dengan sampah basah (organik) dan sampah kering (anorganik)?

2. Berikan contoh sampah basah dan sampah kering yang ada di sekitar tempat tinggalmu?

3. Mengapa kita dilarang membuang sampah dan limbah industri ke sungai?

4. Uraikan dengan singkat, bagimana membuat kompos dari sampah basah?

Bagaimana cara kita mengurangi sampah? Ada banyak yang dapat kita lakukan.

Cobalah untuk tidak memakai kantong plastik bila tidak diperlukan. Gunakan keranjang saat

pergi ke pasar. Bila kita membeli minuman, lebih baik belilah minuman botol kaca daripada

plastik. Penggunaan plastik dapat mencemari lingkungan.

Memisahkan sampah juga merupakan cara yang baik untuk menjaga lingkungan.

Sampah-sampah yang basah dapat dibuat sebagai pupuk kompos sementara sampah yang

kering dapat didaur ulang kembali.

Masalah: Bagaimana mengatur sampah basah (organik) di halaman sekitar

tempat tinggal untuk dijadikan kompos.

F. Kelebihan Dan Kekurangan Pendekatan STM (Sain, Teknologi, dan Masyarakat)

1. Kelebihan Pendekatan STM (Sain, Teknologi, dan Masyarakat)

Menurut Hairida (1996:29) kelebihan penggunaan model STM dalam pembelajaran

adalah sebagai berikut:

o Meningkatkan literasi sains para siswa, meningkatkan perhatian siswa terhadap sains

dan teknologi serta perhatian terhadap interaksi antara sains, teknologi dan

masyarakat.

o pemahaman yang lebih baik dalam sains.

o Meningkatkan kemampuan berpikir kritis, bernalar logis, memecahkan masalah

secara kretif.

o Peningkatan kemampuan membuat keputusan terhadap permasalahan yang

menyangkut sains, teknologi, dan masyarakat.

2. Kekurangan Pendekatan STM (Sain, Teknologi, dan Masyarakat)

Kekurangan penggunaan model STM dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

o Kurangnya bahan pengajaran yang dimiliki guru, sehingga proses pembelajaran tidak

berjalan dengan lancar, disarankan kepada para guru yang ingin merancang suatu

11

Page 12: Makalah IPA Kel 1

KBM dengan model STM untuk memperluas wawasannya dengan banyak membaca

buku atau bertanya kepada nara sumber.

o Pembelajaran dengan model STM memerlukan sedikit tambahan waktu jika

dibandingkan dengan pembelajaran yang biasa. Oleh kaena itu guru harus merinci

secara cermat pembagian waktu pembelajaran agar tidak menyita waktu untuk pokok

pembahasan yang lain.

o Dibutuhkan tambahan dana untuk menerapkan model STM dalam pembelajaran,

sementara anggaran yang tersedia sangat terbatas, maka harus dicari jalan keluarnya.

12

Page 13: Makalah IPA Kel 1

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN:

Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat adalah pendekatan yang menggunakan

belajar/mengajar dalam konteks pengalaman manusia

Tujuan STM adalah Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan dan

mengkontraskan sains dan teknologi serta menghargai bagaimana sains dan teknologi

memberikan kontribusi pada pengetahuan dan pengaruh baru kemudian Memberikan

contoh-contoh dari masa lalu dan sekarang mengenai perubahan-perubahan yang sangat

besar dalam bidang sains dan teknologi yang dibawa masyarakat, pertambahan

ekonomi, dan proses-proses politik dan Memberikan/menawarkan pandangan global

pada hubungan sains dan teknologi pada masyarakat, menunjukkan dampaknya pada

pengembangan bangsa dan ekologi bumi.

Kelebihan penggunaan model STM dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

o Meningkatkan literasi sains para siswa, meningkatkan perhatian siswa terhadap sains

dan teknologi serta perhatian terhadap interaksi antara sains, teknologi dan

masyarakat.

o pemahaman yang lebih baik dalam sains.

o Meningkatkan kemampuan berpikir kritis, bernalar logis, memecahkan masalah

secara kretif.

o Peningkatan kemampuan membuat keputusan terhadap permasalahan yang

menyangkut sains, teknologi, dan masyarakat.

Kekurangan penggunaan model STM dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

o Kurangnya bahan pengajaran yang dimiliki guru, sehingga proses pembelajaran tidak

berjalan dengan lancar, disarankan kepada para guru yang ingin merancang suatu

KBM dengan model STM untuk memperluas wawasannya dengan banyak membaca

buku atau bertanya kepada nara sumber.

o Pembelajaran dengan model STM memerlukan sedikit tambahan waktu jika

dibandingkan dengan pembelajaran yang biasa. Oleh kaena itu guru harus merinci

secara cermat pembagian waktu pembelajaran agar tidak menyita waktu untuk pokok

pembahasan yang lain.

13

Page 14: Makalah IPA Kel 1

o Dibutuhkan tambahan dana untuk menerapkan model STM dalam pembelajaran,

sementara anggaran yang tersedia sangat terbatas, maka harus dicari jalan keluarnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://faizalnizbah.blogspot.com/2013/05/sains-teknologi-masyarakat.html

http://repository.library.uksw.edu/bitstream/handle/123456789/843/T1_%20292008087_BAB

%20II.pdf?sequence=12

 Poedjiadi, Anna.200. Sains Teknologi Masyarakat. Model Pembelajaran Kontekstual

Bermuatan Nilai. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran. Jakarta:Kencana Prenada Media Group.

Sapriya. 2006. Konsep Sains, Teknologi, dan Masyarakat. Jakarta: Pusat Penerbitan

Universitas Terbuka.

Sumaji .2003. Dimensi Pendidikan IPA dan Pengembangannya sebagai Disiplin Ilmu (dalam

buku Pendidikan Sains yang Humanistis). Yogyakarta: Kanisius.

14