Makalah Iklim Kel 2

21
1. FAKTA a. Data Kuantitatif dan Kualitatif Ilmu lingkungan merupakan satu-kesatuan dari berbagai ilmu yang mempelajari tentang hubungan dan interaksi antara organisme dengan lingkungannya. Mempelajari ilmu lingkungan juga membahas berberapa aspek kehidupan dari berbagai sudut pandang yang saling melengkapi dalam mengatasi permasalahan lingkungan (Sudarmadji, 2012). Pembicaraan tentang lingkungan tengah menjadi topik utama akhir-akhir ini. Topik tersebut berbicara mengenai masalah-masalah lingkungan, solusi untuk permasalahan yang terjadi sampai dampak yang disebabkan oleh permasalahan tersebut. Salah satu penyebab permasalahan lingkungan saat ini adalah terjadinya anomali iklim. Secara harfiah, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), anomali diartikan sebagai perubahan, ketidaknormalan atau kelainan. Sedangkan iklim adalah proses alami yang sangat kompleks yang mencakup interaksi antara udara, air, dan permukaan tanah. Iklim juga digambarkan sebagai “cuaca rata-rata” atau kondisi cuaca yang terjadi selama jangka waktu yang panjang. Ketika iklim diukur, pengukuran yang dilakukan adalah suhu rata-rata, curah hujan atau hujan, salju rata-rata, serta seberapa sering badai terjadi di suatu daerah atau selama jangka waktu yang

description

makalah iklim

Transcript of Makalah Iklim Kel 2

Page 1: Makalah Iklim Kel 2

1. FAKTA

a. Data Kuantitatif dan Kualitatif

Ilmu lingkungan merupakan satu-kesatuan dari berbagai ilmu yang

mempelajari tentang hubungan dan interaksi antara organisme dengan

lingkungannya. Mempelajari ilmu lingkungan juga membahas berberapa aspek

kehidupan dari berbagai sudut pandang yang saling melengkapi dalam mengatasi

permasalahan lingkungan (Sudarmadji, 2012).

Pembicaraan tentang lingkungan tengah menjadi topik utama akhir-akhir

ini. Topik tersebut berbicara mengenai masalah-masalah lingkungan, solusi untuk

permasalahan yang terjadi sampai dampak yang disebabkan oleh permasalahan

tersebut. Salah satu penyebab permasalahan lingkungan saat ini adalah terjadinya

anomali iklim. Secara harfiah, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),

anomali diartikan sebagai perubahan, ketidaknormalan atau kelainan. Sedangkan

iklim adalah proses alami yang sangat kompleks yang mencakup interaksi antara

udara, air, dan permukaan tanah. Iklim juga digambarkan sebagai “cuaca rata-

rata” atau kondisi cuaca yang terjadi selama jangka waktu yang panjang. Ketika

iklim diukur, pengukuran yang dilakukan adalah suhu rata-rata, curah hujan atau

hujan, salju rata-rata, serta seberapa sering badai terjadi di suatu daerah atau

selama jangka waktu yang panjang, yang dapat berupa beberapa dekade atau

bahkan beberapa abad.

Perlu disadari bahwa iklim bumi memang telah berubah. Para ilmuwan

telah mengamati dan mengukur perubahan dalam pola cuaca dan banyak orang di

seluruh dunia telah merasakan terjadinya perubahan ini. Perubahan juga terjadi

lebih cepat dari yang telah terjadi di masa lalu. Tanda-tanda utama terjadinya

anomali iklim secara global adalah:

Peningkatan Suhu Global

Suhu global rata-rata telah meningkat terus selama 100 tahun terakhir

sekitar 0,74 derajat Celsius atau 1,3 derajat Fahrenheit. Peningkatan suhu itu telah

terjadi di semua wilayah di seluruh dunia.

Page 2: Makalah Iklim Kel 2

Gambar 2.1. Perkiraan suhu rata-rata global (Samsudi, 2013)

Kasus perubahan suhu atau tempertur di Indonesia juga terjadi sejak tahun

1950 sampai 2100 yang trus mengalami peningkatan dewasa ini. Perubahan

temperatur tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Gambar 2.2. Perubahan temperatur di Indonesia untuk tahun 1950-2100

(Susandi, 2008)

Perubahan Curah Hujan

Perubahan curah hujan telah terjadi di seluruh dunia, akibat perubahan suhu

permukaan lautan dan daratan. Sejak tahun 1970-an, secara global telah terjadi

peningkatan jumlah kejadian daerah yang mengalami kekeringan atau periode

cuaca sangat kering, sementara di beberapa daerah terjadi penurunan curah hujan

dan masa kekeringan yang lebih lama, wilayah lainnya di belahan dunia yang lain

mengalami peningkatan curah hujan. Di banyak tempat juga terjadi perubahan

waktu terjadinya musim penghujan. Hujan berlangsung pada waktu yang berbeda

dan pada periode yang lebih pendek atau lebih lama dibandingkan hujan pada

masa lalu.

Page 3: Makalah Iklim Kel 2

Berkurangnya Tutupan Salju dan Mencairnya Lapisan Es di Kutub

Di kutub utara dan kutub selatan bumi, iklimnya sangat dingin dan

terdapat es yang menutupi permukaan daratan dan beberapa bagian laut. Sebagian

daerah dengan tutupan es ini disebut gletser, dan akibat pemanasan global telah

terjadi peningkatan pencairan es di kawasan gletser yang ada. Gletser juga

ditemukan di beberapa pegunungan yang sangat tinggi. Di daerah-daerah

pegunungan itu juga telah terjadi pencairan es gletser akibat suhu yang lebih

hangat. Es di gletser Gunung Kilimanjaro, misalnya, telah hampir menghilang.

Para ilmuwan memperkirakan bahwa dengan tingkat pencairan es yang terjadi

sekarang, gletser yang diperkirakan telah berumur lebih dari 12.000 tahun di

gunung ini, akan menghilang pada 2020.

Gambar 2.2 Salju di Gunung Kilimanjaro semakin sedikit (Agrawala, dkk, 2003)

Peristiwa Cuaca yang Tidak Biasa Lebih Sering Terjadi

Selama 50 tahun terakhir, hari dan malam yang sangat panas lebih sering

terjadi, sementara hari dan malam yang sangat dingin lebih jarang terjadi. Selain

itu, Periode gelombang panas menjadi lebih lama dan lebih panas di sebagian

besar daratan. Badai besar dengan hujan dan angin yang kencang lebih sering

terjadi serta menyebabkan lebih banyak kerusakan.

Perubahan Muka Air Lautan Dunia

Dalam 100 tahun terakhir, permukaan air laut global telah meningkat rata-

rata sekitar enam inci atau 15 sentimeter. Meningkatnya tinggi permukaan laut itu

terjadi karena peningkatan suhu di atmosfer mengakibatkan es di pegunungan dan

di kutub utara dan selatan mencair dan meningkatkan jumlah air yang masuk ke

laut. Hal ini juga menyebabkan lautan menjadi lebih luas. Naiknya permukaan

Page 4: Makalah Iklim Kel 2

laut itu mengancam masyarakat di wilayah pesisir dan beberapa negara kepulauan

karena menutupi wilayah daratan yang rendah, menyebab kan banjir dan

menggerus tanah di kawasan pantai. Peningkatan permukaan air laut juga dapat

menyebabkan intrusi air garam ke sungai dan sumber air tawar lainnya, yang pada

giliranya akan mempengaruhi kualitas pasokan air.

Gambar 2.3. Tinggi muka air laut global (Samsudi, 2013)

b. Contoh lokasi/tempat fakta ditemukan

Kenaikan tinggi muka laut seperti di atas juga terjadi di Indonesia, seperti

di Banjarmasin. Ketiga gambar di bawah ini menunjukkan genangan air yang

diakibatkan oleh kenaikan muka laut hingga tahun 2100. Beberapa kecamatan di

Banjarmasinmengalami dampak dari kenaikan muka laut tersebut. Di antaranya

adalah kecamatan Banjarmasin Tengah, Banjarmasin Utara, Banjarmasin Barat,

dan Banjarmasin Selatan.

Page 5: Makalah Iklim Kel 2

Ganbar 2.4. kenaikan tinggi muka laut di Banjarmasin hingga 2100 (Susandi,

2008)

2. PERMASALAHAN

a. Sejarah dan akar permasalahan

Anomali iklim adalah perubahan yang terjadi pada pola cuaca normal di

seluruh dunia selama jangka waktu yang panjang, biasanya selama beberapa

Page 6: Makalah Iklim Kel 2

dekade atau lebih. Revolusi industri disebut titik balik dalam sejarah manusia.

Revolusi ini dimulai pada akhir 1700-an dengan penemuan mesin-mesin yang

mulai menggantikan tenaga manual manusia. Pada pertengahan 1800-an terjadi

peningkatan yang sangat cepat dalam penggunaan mesin-mesin yang digerakkan

oleh batubara dan bahan bakar fosil lainnya. Revolusi Industri memang telah

membawa banyak manfaat untuk kehidupan umat manusia, namun juga menjadi

masa mulai dirasakannya peningkatan dampak kegiatan manusia pada lingkungan.

Saat ini, peningkatan produksi secara besar-besaran juga telah meningkatkan

penggunaan bahan bakar fosil, yang pada gilirannya menimbulkan pelepasan gas

rumah kaca yang lebih banyak ke atmosfer. Beberapa gas rumah kaca yang

penting diantaranya Metana (CH4), Nitrogen Oksida (N2O), dan karbon dioksida

(CO2). Hal ini semakin meningkat ketika listrik dan kendaraan bermotor

diciptakan, dan kemudian banyak diproduksi dan digunakan.

Selama 100 tahun terakhir ini, suhu rata-rata bumi secara perlahan-lahan

telah mengalami peningkatan. Istilah ‘pemanasan global’ sering digunakan ketika

membahas perubahan iklim, dan hal ini berarti bahwa suhu rata-rata atmosfer

bumi semakin tinggi. Perlu diperhatikan bahwa yang dimaksud “rata-rata” adalah

perubahan suhu yang terjadi di seluruh planet bumi. Di banyak tempat suhu udara

semakin memanas, sementara di beberapa tempat lain mungkin saja yang terjadi

sebaliknya dan menjadi lebih dingin, tapi secara umum keseluruhan bumi semakin

hangat. Artinya, penting untuk diingat bahwa perubahan iklim tidak terjadi

dengan cara yang sama dan secara seragam di seluruh permukaan bumi.

3. Dampak yang terjadi terhadap lingkungan dan mahluk hidup

Anomali iklim merupakan masalah global karena terjadi di seluruh

belahan dunia. Peristiwa ini menimbulkan banyak permasalahan atau dampak di

berbagai aspek kehidupan. Sebut saja di antaranya berdampak terhadap

lingkungan, kesehatan, ketahanan pangan dan ekonomi, serta keaadaan sosial.

Dampak-dampak tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor dan dapat memicu

bermacam-macam masalah di setiap aspek sebagai berikut:

Dampak terhadap Lingkungan

Page 7: Makalah Iklim Kel 2

Dewasa ini kualitas lingkungan semakin memburuk, seperti yang telah

dijelaskan pada uraian tentang tanda-tanda utama terjadinya anomali iklim di atas.

Hal-hal tersebut menjadi indikasi adanya kerusakan lingkungan yang terjadi saat

ini akibat terjadinya anomali atau perubahan iklim. Dampak perubahan iklim

terhadap lingkungan ini juga terlihat dalam jangka pendek maupun jangka

panjang. Dalam jangka pendek misalnya kenaikan muka air laut mengakibatkan

perubahan kualitas air permukaan, meningkatnya risiko banjir dan erosi pantai.

Sedangkan dalam jangka panjang akan berakibat pada semakin banyaknya pulau-

pulau yang tenggelam dan ancaman terhadap biodiversitas serta keragaman

hayati.

Dampak terhadap Kesehatan

Tanda-tanda utama perubahan iklim juga berdampak terhadap aspek

kesehatan. Akibat adanya perubahan iklim banyak wabah penyakit yang melanda

dunia. Hubungan mewabahnya penyakit dengan perubahan iklim yaitu karena

keadaan iklim ekstrim akan memperpanjang waktu transmisi berbagai penyakit

yang disebabkan oleh vektor dan juga mengubah jangkauan geografisnya

sehingga berpotensi menjangkit daerah yang masyarakatnya memiliki kekebalan

rendah terhadap penyakit-penyakit tersebut. Iklim juga dapat mempengaruhi pola

penyakit infeksi karena agen penyakit (virus, bakteri, atau parasit lainnya) dan

vektor (serangga atau rodensia) bersifat sensitf pada suhu, kelembaban dan

kondisi lingkungan lainnya sehingga secara langsung atau tidak langsung dapat

mempengaruhi mewabahnya penyakit.

Dampak terhadap Ketahanan Pangan dan Ekonomi

Aspek kehidupan lain yang dipengaruhi perubahan iklim adalah

permasalahan ketahanan pangan dan ekonomi. Dampak perubahan iklim terhadap

ketahanan pangan yang paling utama terlihat dari menurunnya produktifitas hasil

panen bahan pangan. Menurunnya produktifitas tersebut dapat disebabkan karena

berkurangnya kemampuan dan ketahanan tumbuhan untuk beradaptasi terhadap

perubahan iklim. Selain itu, karena perubahan iklim menjadi kesempatan

menguntungkan bagi beberapa organisme penyebab penyakit tumbuhan untuk

menjangkitkan penyakit. Penyakit tersebut misalnya

Page 8: Makalah Iklim Kel 2

Merosotnya ketahanan pangan tersebut akan berkesinambungan terhadap

permasalahan ekonomi. Jika produktifitas bahan pangan rendah, maka harga

bahan pangan tersebut akan semakin mahal bahkan sulit dijangkau oleh keadaan

ekonomi masyarakat. Dalam kurun waktu lama hal ini dapat menjadi pemicu

kritis ekonomi.

Dampak terhadap Keaadan Sosial

Dampak sosial dari perubahan iklim misalnya terjadi kesenjangan sosial.

Kesenjangan sosial dapat terjadi karena terjadi perbedaan hidup yang signifikan

antara si miskin dan si kaya. Misalnya dalam upaya mendapatkan bahan pangan,

karena bahan pangan yang mahal masyarakat kecil menjadi susah untuk

mendapatkannya. Sementara masyarakat kalangan atas bisa mendapatkannya

dengan mudah karena memiliki uang yang cukup. Jika contoh dampak sosial ini

dibiarkan terus-menerus dalam jangka panjang akan mengakibatkan melonjaknya

angka kriminalitas, kemiskinan, kelaparan dan kematian di masyarakat luas.

Akibat kenaikan muka laut, kehidupan sosial juga akan terganggu karena

meningkatnya risiko banjir di wilayah pesisir yang menyebabkan perpindahan

penduduk, kehilangan mata pencaharian, dan akhirnya meningkatkan tekanan

psikososial masyarakat yang terkena dampaknya.

Dari berbagai dampak perubahan iklim tersebut, tidak ada solusi yang

mudah dan instan untuk dilakukan. Tidak ada cara yang cepat dan mendadak

dalam menyelesaikan permasalahan tersebut dan semuanya harus saling terkait.

Jika mengkaji siapa yang seharusnya bertanggungjawab atas perubahan iklim

beserta dampaknya tersebut, maka jawabannya adalah semua orang. Hal itu

karena perubahan iklim itu sendiri merupakan masalah global yang terjadi di

seluruh penjuru dunia dan manusia merupakan makhluk hidup utama penyebab

terjadinya perubahan iklim disamping faktor-faktor alami dari alam. Berbagai

solusi dapat dilakukan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Solusi

tersebut juga dapat bersal dari setiap kalangan tanpa melihat kedudukan ataupun

peranan kalangan tersebut di dalam masayarakat luas.

Page 9: Makalah Iklim Kel 2

Solusi yang sudah umum dilakukan untuk masalah perubahan iklim ini di

antaranya mengurangi emisi CO2, mengurangi deforestasi dan meningkatkan

penghijauan di berbagai lahan yang potensial. Hutan dan kawasan alami lainnya

memainkan peran yang sangat penting dalam menjaga proses-proses alami. Hutan

adalah salah satu reservoir atau penyimpanan karbon yang terbesar sehingga dapat

membantu menjaga siklus karbon dan proses alami lainnya yang bekerja dan

membantu mengurangi perubahan iklim. Di satu sisi, hutan dapat menjadi salah

satu sumber terbesar emisi CO2, sementara di sisi yang lainnya, hutan dan

tanaman lainnya juga menarik CO2 keluar dari atmosfer. Karena peran ganda

tersebut, hutan menjadi sangat penting dalam perubahan iklim. Studi ilmiah

menunjukkan bahwa antara 12 - 17% dari seluruh CO2 yang dilepaskan ke

atmosfer oleh kegiatan manusia berasal dari perusakan hutan (Samsudi, 2013).

Menggunakan dan mengelola hutan secara bijaksana bukan satu-satunya

solusi untuk menghentikan perubahan iklim. Di seluruh dunia, terutama di negara-

negara dengan banyak industri dan kendaraan, perlu ditemukan cara-cara baru

untuk membuat barang, energi dan transportasi yang menghasilkan lebih sedikit

CO2. Dari sinilah diperlukan pula solusi dari sekelompok instansi misalnya

perusahaan untuk menciptakan cara-cara baru di atas.

Pemerintah juga menjadi kalangan yang sangat penting dalam mencari

solusi untuk permasalahan perubahan iklim ini. Solusi tersebut dapat diwujudkan

misalnya dengan membuat kebijakan-kebijakan baik secara internasional maupun

nasional. Secara internasional, kebijakan tersebut dapat dijalankan dengan

membentuk berbagai organisasi internasional atau bekerja sama dengan negara-

negara di seluruh dunia. Kebijakan-kebijakan tersebut dirancang dan difungsikan

sebagai upaya pemberhentian perubahan iklim, membantu masyarakat beradaptasi

dengan perubahan yang telah terjadi dan mempersiapkan diri dengan lebih baik

dalam menghadapi perubahan-perubahan yang mungkin akan terjadi di masa

depan.

Organisasi internasional yang memimpin pengembangan kebijakan

internasional adalah Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang keanggotannya

mencakup 192 negara di dunia. Di dalam PBB, badan yang disebut Konvensi

Page 10: Makalah Iklim Kel 2

Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (United Nations Framework

Convention on Climate Change atau UNFCCC) bekerja untuk memfasilitasi

negara-negara anggotanya dalam merancang kebijakan-kebijakan tentang

perubahan iklim.

Negara-negara angota UNFCCC telah berjanji atau membuat komitmen

untuk melakukan tindakan-tindakan yang disepakati dalam periode waktu

tertentu, yang disebut ‘periode komitmen. Periode komitmen pertama Protokol

Kyoto adalah 2008 sampai 2012, dan dalam perioda itu negara-negara peserta

UNFCCC akan bekerja merancang kebijakan atau perjanjian baru untuk periode

komitmen berikutnya, yakni setelah tahun 2012.

Banyak negara berkembang, yang masih memiliki hutan dan sumberdaya

lainnya, dapat memainkan peran penting dalam menyerap CO2 dari atmosfer dan

menyimpan karbon untuk mengurangi atau mitigasi perubahan iklim. Hutan dan

ekosistem lainnya menyediakan sumberdaya penting, seperti air tawar dan

makanan, yang membantu masyarakat untuk menangani lebih efektif dampak

perubahan iklim dan beradaptasi pada meningkatnya suhu dan kenaikan muka air

laut. Pemerintah nasional mencari cara-cara untuk menjaga ekosistem dan

sumberdaya alam dalam melindungi masyarakat dan membantu dunia mengurangi

dan beradaptasi dengan perubahan iklim. Pemerintah nasional juga bekerja untuk

membuat kebijakan dan pendekatan baru yang akan membantu pengurangan

perubahan iklim namun tetap memungkinkan negara tersebut untuk tumbuh dan

mengembangkan ekonomi yang kuat (Samsudi, 2013).

Selain solusi di atas, solusi dari hasil diskusi kelompok penulis makalah

ini tidak jauh berbeda. Menurut kami untuk tidak menambah dan mempercepat

datangnya perubahan iklim, beberapa solusi lain yang dapat dilakukan yaitu

menerapkan pola hidup sehat, mengubah gaya hidup modern ke prinsip “Back To

Nature”, misalnya dengan menggunakan peralatan listrik lebih efisien,

mendayagunakan teknologi alternatif, menggunakan produk-produk ramah

lingkungan, mengubah kesenangan privasi seperti mengendarai kendaraan

bermotor milik pribadi, mengutamakan penggunaan transportasi dan sarana publik

dan memulai kegiatan positif lebih mencintai alam.

Page 11: Makalah Iklim Kel 2

Dari uraian-uraian yang telah disebutkan, sebenarnya masih banyak lagi

yang tidak disebutkan dalam materi ini. Baik itu tentang indikasi, dampak hingga

solusi untuk masalah perubahan iklim yang terjadi. Solusi terbaik sebenarnya

kembali kepada kesadaran dan konsistensi individu masing-masing untuk

menyikapinya. Semua peristiwa yang terjadi pada intinya pasti memiliki sisi

positif dan negatif yang akan memberikan hikmah dan pembelajaran untuk masa

mendatang.

Page 12: Makalah Iklim Kel 2

BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pembahasan di atas menghasilkan kesimpulan bahwa anomali iklim atau

perubahan iklim merupakan perubahan yang terjadi pada pola cuaca normal

secara global selama jangka waktu panjang. Peristiwa ini terjadi berkaitan dengan

pemanasan global yaitu meningkatnya suhu rata-rata di atmosfer karena

meningkatnya kandungan gas rumah kaca di atmosfer. Perubahan iklim tersebut

berawal sejak akhir tahun 1700-an yaitu saat revolusi industri dengan

diciptakannya mesin-mesin dan semakin meningkat di pertengahan tahun 1800-an

sejak mesin-mesin tersebut digerakkan dengan batu bara dan bahan bakar fosil.

Masalah perubahan iklim sendiri merupakan permasalahan global yang terjadi di

seluruh penjuru dunia dan dampaknya mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Akibat dari perubahan iklim

yang terjadi, setiap orang harus terlibat atau bertanggung jawab dalam mencari

solusi agar perubahan iklim ini tidak bertambah dan datang lebih cepat.

3.2 Saran

Saran yang disampaikan penulis yaitu mulailah menyadari kebaikan alam.

Jangan hanya saling menunggu dan menyalahkan untuk mulai memperhatikan

alam.

Page 13: Makalah Iklim Kel 2

DAFTAR PUSTAKA

Agrawala, Shardul. 2003. Development and Climate Change In Tanzania: Focus

On Mount Kilimanjaro. Environment Directorate Development Co-

Operation. www.oecd.org/dataoecd/47/0/21058838.pdf (diakses 26

Agustus 2014).

Naja, Daeng. 2007. Bank Hijau Kebijakan Kredit yang Berwawasan Lingkungan.

Yogyakarta: Medpress.

Samsudi. 2013. Perubahan Iklim dan REDD+ Modul Pelatihan untuk Pelatihan.

Bogor: RECOFT indonesia.

Siahaan, N. T. H. 2004. Hukum lingkungan dan Ekologi Pembangunan Edisi 2.

Jakarta: Erlangga.

Sudarmadji. 2012. Buku Ajar Pengantar Ilmu Lingkungan Edisi Ketiga. Jember:

Universitas Jember.

Susandi, Armi. 2008. Dampak perubahan Iklim Terhadap Ketinggian Muka Laut

di Wilayah Banjarmasin. Bandung: Program Studi Meteorologi-Institut

Teknologi Bandung.

Page 14: Makalah Iklim Kel 2

ANOMALI IKLIM DAN WABAH PENYAKIT

MAKALAH

Oleh :

Renam Putra A. (101810401024)

Jalia Agustina (121810401012)

Yudi Pramana (121810401015)

Nurul Aini A. S. (121810401033)

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS JEMBER

2013