Makalah Iklim Kel 2

13
1. FAKTA a. Data Kuantitatif dan Kualitatif Ilmu lingkungan merupakan satu-kesatuan dariberbagai ilmu yang mempelajari tentanghubungan dan interaksi antara organisme dengan lingkungannya. Mempelajari ilmu lingkungan juga membahas berberapa kehidupan dari berbagai sudut pandang yang saling melengkapi dalam mengat permasalahan lingkungan (Sudarmadji, 2012). Pembicaraan tentang lingkungan tengah menjadi topik utama akhir-akhi ini. Topik tersebut berbicara mengenai masalah-masalah lingkungan, solusi permasalahan yang terjadi sampai dampak yang disebabkan oleh perm tersebut. Salah satu penyebab permasalahan lingkungan saat ini adalah ter anomali iklim. Secara harfiah, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI anomali diartikan sebagai perubahan, ketidaknormalan atau kelainan. Sedan iklim adalah proses alami yang sangat kompleks yang mencakup interaksi an udara, air, dan permukaan tanah. Iklim juga digambarkan sebagai rata” atau kondisi cuaca yang terjadi selama jangka waktu yang panjang. K iklim diukur, pengukuran yang dilakukan adalah suhu rata-rata, curah huja hujan, salju rata-rata, serta seberapa sering badai terjadi di s selama jangka waktu yang panjang, yang dapat berupa beberapa dek bahkan beberapa abad. Perlu disadari bahwa iklim bumi memang telah berubah. Para telah mengamati dan mengukur perubahan dalam pola cuaca dan banyak orang seluruh dunia telah merasakan terjadinya perubahan ini. Perubahan lebih cepat dari yang telah terjadi di masa lalu. Tanda-tanda u anomali iklim secara global adalah: Peningkatan Suhu Global Suhu global rata-rata telah meningkat terus selama 100 tahun sekitar 0,74 derajat Celsius atau 1,3 derajat Fahrenheit. Peningkatan suh terjadi di semua wilayah di seluruh dunia.

description

makalah iklim

Transcript of Makalah Iklim Kel 2

1. FAKTAa. Data Kuantitatif dan KualitatifIlmu lingkungan merupakan satu-kesatuan dari berbagai ilmu yang mempelajari tentang hubungan dan interaksi antara organisme dengan lingkungannya. Mempelajari ilmu lingkungan juga membahas berberapa aspek kehidupan dari berbagai sudut pandang yang saling melengkapi dalam mengatasi permasalahan lingkungan (Sudarmadji, 2012).Pembicaraan tentang lingkungan tengah menjadi topik utama akhir-akhir ini. Topik tersebut berbicara mengenai masalah-masalah lingkungan, solusi untuk permasalahan yang terjadi sampai dampak yang disebabkan oleh permasalahan tersebut. Salah satu penyebab permasalahan lingkungan saat ini adalah terjadinya anomali iklim. Secara harfiah, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), anomali diartikan sebagai perubahan, ketidaknormalan atau kelainan. Sedangkan iklim adalah proses alami yang sangat kompleks yang mencakup interaksi antara udara, air, dan permukaan tanah. Iklim juga digambarkan sebagai cuaca rata-rata atau kondisi cuaca yang terjadi selama jangka waktu yang panjang. Ketika iklim diukur, pengukuran yang dilakukan adalah suhu rata-rata, curah hujan atau hujan, salju rata-rata, serta seberapa sering badai terjadi di suatu daerah atau selama jangka waktu yang panjang, yang dapat berupa beberapa dekade atau bahkan beberapa abad.Perlu disadari bahwa iklim bumi memang telah berubah. Para ilmuwan telah mengamati dan mengukur perubahan dalam pola cuaca dan banyak orang di seluruh dunia telah merasakan terjadinya perubahan ini. Perubahan juga terjadi lebih cepat dari yang telah terjadi di masa lalu. Tanda-tanda utama terjadinya anomali iklim secara global adalah: Peningkatan Suhu GlobalSuhu global rata-rata telah meningkat terus selama 100 tahun terakhir sekitar 0,74 derajat Celsius atau 1,3 derajat Fahrenheit. Peningkatan suhu itu telah terjadi di semua wilayah di seluruh dunia.Gambar 2.1. Perkiraan suhu rata-rata global (Samsudi, 2013)Kasus perubahan suhu atau tempertur di Indonesia juga terjadi sejak tahun 1950 sampai 2100 yang trus mengalami peningkatan dewasa ini. Perubahan temperatur tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Gambar 2.2. Perubahan temperatur di Indonesia untuk tahun 1950-2100(Susandi, 2008) Perubahan Curah HujanPerubahan curah hujan telah terjadi di seluruh dunia, akibat perubahan suhu permukaan lautan dan daratan. Sejak tahun 1970-an, secara global telah terjadi peningkatan jumlah kejadian daerah yang mengalami kekeringan atau periode cuaca sangat kering, sementara di beberapa daerah terjadi penurunan curah hujan dan masa kekeringan yang lebih lama, wilayah lainnya di belahan dunia yang lain mengalami peningkatan curah hujan. Di banyak tempat juga terjadi perubahan waktu terjadinya musim penghujan. Hujan berlangsung pada waktu yang berbeda dan pada periode yang lebih pendek atau lebih lama dibandingkan hujan pada masa lalu.

Berkurangnya Tutupan Salju dan Mencairnya Lapisan Es di KutubDi kutub utara dan kutub selatan bumi, iklimnya sangat dingin dan terdapat es yang menutupi permukaan daratan dan beberapa bagian laut. Sebagian daerah dengan tutupan es ini disebut gletser, dan akibat pemanasan global telah terjadi peningkatan pencairan es di kawasan gletser yang ada. Gletser juga ditemukan di beberapa pegunungan yang sangat tinggi. Di daerah-daerah pegunungan itu juga telah terjadi pencairan es gletser akibat suhu yang lebih hangat. Es di gletser Gunung Kilimanjaro, misalnya, telah hampir menghilang. Para ilmuwan memperkirakan bahwa dengan tingkat pencairan es yang terjadi sekarang, gletser yang diperkirakan telah berumur lebih dari 12.000 tahun di gunung ini, akan menghilang pada 2020.

Gambar 2.2 Salju di Gunung Kilimanjaro semakin sedikit (Agrawala, dkk, 2003) Peristiwa Cuaca yang Tidak Biasa Lebih Sering TerjadiSelama 50 tahun terakhir, hari dan malam yang sangat panas lebih sering terjadi, sementara hari dan malam yang sangat dingin lebih jarang terjadi. Selain itu, Periode gelombang panas menjadi lebih lama dan lebih panas di sebagian besar daratan. Badai besar dengan hujan dan angin yang kencang lebih sering terjadi serta menyebabkan lebih banyak kerusakan. Perubahan Muka Air Lautan DuniaDalam 100 tahun terakhir, permukaan air laut global telah meningkat rata-rata sekitar enam inci atau 15 sentimeter. Meningkatnya tinggi permukaan laut itu terjadi karena peningkatan suhu di atmosfer mengakibatkan es di pegunungan dan di kutub utara dan selatan mencair dan meningkatkan jumlah air yang masuk ke laut. Hal ini juga menyebabkan lautan menjadi lebih luas. Naiknya permukaan laut itu mengancam masyarakat di wilayah pesisir dan beberapa negara kepulauan karena menutupi wilayah daratan yang rendah, menyebab kan banjir dan menggerus tanah di kawasan pantai. Peningkatan permukaan air laut juga dapat menyebabkan intrusi air garam ke sungai dan sumber air tawar lainnya, yang pada giliranya akan mempengaruhi kualitas pasokan air.Gambar 2.3. Tinggi muka air laut global (Samsudi, 2013)b. Contoh lokasi/tempat fakta ditemukanKenaikan tinggi muka laut seperti di atas juga terjadi di Indonesia, seperti di Banjarmasin. Ketiga gambar di bawah ini menunjukkan genangan air yang diakibatkan oleh kenaikan muka laut hingga tahun 2100. Beberapa kecamatan di Banjarmasinmengalami dampak dari kenaikan muka laut tersebut. Di antaranya adalah kecamatan Banjarmasin Tengah, Banjarmasin Utara, Banjarmasin Barat, dan Banjarmasin Selatan.

Ganbar 2.4. kenaikan tinggi muka laut di Banjarmasin hingga 2100 (Susandi, 2008)2. PERMASALAHANa. Sejarah dan akar permasalahan Anomali iklim adalah perubahan yang terjadi pada pola cuaca normal di seluruh dunia selama jangka waktu yang panjang, biasanya selama beberapa dekade atau lebih. Revolusi industri disebut titik balik dalam sejarah manusia. Revolusi ini dimulai pada akhir 1700-an dengan penemuan mesin-mesin yang mulai menggantikan tenaga manual manusia. Pada pertengahan 1800-an terjadi peningkatan yang sangat cepat dalam penggunaan mesin-mesin yang digerakkan oleh batubara dan bahan bakar fosil lainnya. Revolusi Industri memang telah membawa banyak manfaat untuk kehidupan umat manusia, namun juga menjadi masa mulai dirasakannya peningkatan dampak kegiatan manusia pada lingkungan. Saat ini, peningkatan produksi secara besar-besaran juga telah meningkatkan penggunaan bahan bakar fosil, yang pada gilirannya menimbulkan pelepasan gas rumah kaca yang lebih banyak ke atmosfer. Beberapa gas rumah kaca yang penting diantaranya Metana (CH4), Nitrogen Oksida (N2O), dan karbon dioksida (CO2). Hal ini semakin meningkat ketika listrik dan kendaraan bermotor diciptakan, dan kemudian banyak diproduksi dan digunakan.Selama 100 tahun terakhir ini, suhu rata-rata bumi secara perlahan-lahan telah mengalami peningkatan. Istilah pemanasan global sering digunakan ketika membahas perubahan iklim, dan hal ini berarti bahwa suhu rata-rata atmosfer bumi semakin tinggi. Perlu diperhatikan bahwa yang dimaksud rata-rata adalah perubahan suhu yang terjadi di seluruh planet bumi. Di banyak tempat suhu udara semakin memanas, sementara di beberapa tempat lain mungkin saja yang terjadi sebaliknya dan menjadi lebih dingin, tapi secara umum keseluruhan bumi semakin hangat. Artinya, penting untuk diingat bahwa perubahan iklim tidak terjadi dengan cara yang sama dan secara seragam di seluruh permukaan bumi.

3. Dampak yang terjadi terhadap lingkungan dan mahluk hidupAnomali iklim merupakan masalah global karena terjadi di seluruh belahan dunia. Peristiwa ini menimbulkan banyak permasalahan atau dampak di berbagai aspek kehidupan. Sebut saja di antaranya berdampak terhadap lingkungan, kesehatan, ketahanan pangan dan ekonomi, serta keaadaan sosial. Dampak-dampak tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor dan dapat memicu bermacam-macam masalah di setiap aspek sebagai berikut: Dampak terhadap LingkunganDewasa ini kualitas lingkungan semakin memburuk, seperti yang telah dijelaskan pada uraian tentang tanda-tanda utama terjadinya anomali iklim di atas. Hal-hal tersebut menjadi indikasi adanya kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini akibat terjadinya anomali atau perubahan iklim. Dampak perubahan iklim terhadap lingkungan ini juga terlihat dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka pendek misalnya kenaikan muka air laut mengakibatkan perubahan kualitas air permukaan, meningkatnya risiko banjir dan erosi pantai. Sedangkan dalam jangka panjang akan berakibat pada semakin banyaknya pulau-pulau yang tenggelam dan ancaman terhadap biodiversitas serta keragaman hayati. Dampak terhadap KesehatanTanda-tanda utama perubahan iklim juga berdampak terhadap aspek kesehatan. Akibat adanya perubahan iklim banyak wabah penyakit yang melanda dunia. Hubungan mewabahnya penyakit dengan perubahan iklim yaitu karena keadaan iklim ekstrim akan memperpanjang waktu transmisi berbagai penyakit yang disebabkan oleh vektor dan juga mengubah jangkauan geografisnya sehingga berpotensi menjangkit daerah yang masyarakatnya memiliki kekebalan rendah terhadap penyakit-penyakit tersebut. Iklim juga dapat mempengaruhi pola penyakit infeksi karena agen penyakit (virus, bakteri, atau parasit lainnya) dan vektor (serangga atau rodensia) bersifat sensitf pada suhu, kelembaban dan kondisi lingkungan lainnya sehingga secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi mewabahnya penyakit. Dampak terhadap Ketahanan Pangan dan EkonomiAspek kehidupan lain yang dipengaruhi perubahan iklim adalah permasalahan ketahanan pangan dan ekonomi. Dampak perubahan iklim terhadap ketahanan pangan yang paling utama terlihat dari menurunnya produktifitas hasil panen bahan pangan. Menurunnya produktifitas tersebut dapat disebabkan karena berkurangnya kemampuan dan ketahanan tumbuhan untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim. Selain itu, karena perubahan iklim menjadi kesempatan menguntungkan bagi beberapa organisme penyebab penyakit tumbuhan untuk menjangkitkan penyakit. Penyakit tersebut misalnya Merosotnya ketahanan pangan tersebut akan berkesinambungan terhadap permasalahan ekonomi. Jika produktifitas bahan pangan rendah, maka harga bahan pangan tersebut akan semakin mahal bahkan sulit dijangkau oleh keadaan ekonomi masyarakat. Dalam kurun waktu lama hal ini dapat menjadi pemicu kritis ekonomi. Dampak terhadap Keaadan SosialDampak sosial dari perubahan iklim misalnya terjadi kesenjangan sosial. Kesenjangan sosial dapat terjadi karena terjadi perbedaan hidup yang signifikan antara si miskin dan si kaya. Misalnya dalam upaya mendapatkan bahan pangan, karena bahan pangan yang mahal masyarakat kecil menjadi susah untuk mendapatkannya. Sementara masyarakat kalangan atas bisa mendapatkannya dengan mudah karena memiliki uang yang cukup. Jika contoh dampak sosial ini dibiarkan terus-menerus dalam jangka panjang akan mengakibatkan melonjaknya angka kriminalitas, kemiskinan, kelaparan dan kematian di masyarakat luas. Akibat kenaikan muka laut, kehidupan sosial juga akan terganggu karena meningkatnya risiko banjir di wilayah pesisir yang menyebabkan perpindahan penduduk, kehilangan mata pencaharian, dan akhirnya meningkatkan tekanan psikososial masyarakat yang terkena dampaknya.

Dari berbagai dampak perubahan iklim tersebut, tidak ada solusi yang mudah dan instan untuk dilakukan. Tidak ada cara yang cepat dan mendadak dalam menyelesaikan permasalahan tersebut dan semuanya harus saling terkait. Jika mengkaji siapa yang seharusnya bertanggungjawab atas perubahan iklim beserta dampaknya tersebut, maka jawabannya adalah semua orang. Hal itu karena perubahan iklim itu sendiri merupakan masalah global yang terjadi di seluruh penjuru dunia dan manusia merupakan makhluk hidup utama penyebab terjadinya perubahan iklim disamping faktor-faktor alami dari alam. Berbagai solusi dapat dilakukan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Solusi tersebut juga dapat bersal dari setiap kalangan tanpa melihat kedudukan ataupun peranan kalangan tersebut di dalam masayarakat luas.Solusi yang sudah umum dilakukan untuk masalah perubahan iklim ini di antaranya mengurangi emisi CO2, mengurangi deforestasi dan meningkatkan penghijauan di berbagai lahan yang potensial. Hutan dan kawasan alami lainnya memainkan peran yang sangat penting dalam menjaga proses-proses alami. Hutan adalah salah satu reservoir atau penyimpanan karbon yang terbesar sehingga dapat membantu menjaga siklus karbon dan proses alami lainnya yang bekerja dan membantu mengurangi perubahan iklim. Di satu sisi, hutan dapat menjadi salah satu sumber terbesar emisi CO2, sementara di sisi yang lainnya, hutan dan tanaman lainnya juga menarik CO2 keluar dari atmosfer. Karena peran ganda tersebut, hutan menjadi sangat penting dalam perubahan iklim. Studi ilmiah menunjukkan bahwa antara 12 - 17% dari seluruh CO2 yang dilepaskan ke atmosfer oleh kegiatan manusia berasal dari perusakan hutan (Samsudi, 2013).Menggunakan dan mengelola hutan secara bijaksana bukan satu-satunya solusi untuk menghentikan perubahan iklim. Di seluruh dunia, terutama di negara-negara dengan banyak industri dan kendaraan, perlu ditemukan cara-cara baru untuk membuat barang, energi dan transportasi yang menghasilkan lebih sedikit CO2. Dari sinilah diperlukan pula solusi dari sekelompok instansi misalnya perusahaan untuk menciptakan cara-cara baru di atas.Pemerintah juga menjadi kalangan yang sangat penting dalam mencari solusi untuk permasalahan perubahan iklim ini. Solusi tersebut dapat diwujudkan misalnya dengan membuat kebijakan-kebijakan baik secara internasional maupun nasional. Secara internasional, kebijakan tersebut dapat dijalankan dengan membentuk berbagai organisasi internasional atau bekerja sama dengan negara-negara di seluruh dunia. Kebijakan-kebijakan tersebut dirancang dan difungsikan sebagai upaya pemberhentian perubahan iklim, membantu masyarakat beradaptasi dengan perubahan yang telah terjadi dan mempersiapkan diri dengan lebih baik dalam menghadapi perubahan-perubahan yang mungkin akan terjadi di masa depan.Organisasi internasional yang memimpin pengembangan kebijakan internasional adalah Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang keanggotannya mencakup 192 negara di dunia. Di dalam PBB, badan yang disebut Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (United Nations Framework Convention on Climate Change atau UNFCCC) bekerja untuk memfasilitasi negara-negara anggotanya dalam merancang kebijakan-kebijakan tentang perubahan iklim.Negara-negara angota UNFCCC telah berjanji atau membuat komitmen untuk melakukan tindakan-tindakan yang disepakati dalam periode waktu tertentu, yang disebut periode komitmen. Periode komitmen pertama Protokol Kyoto adalah 2008 sampai 2012, dan dalam perioda itu negara-negara peserta UNFCCC akan bekerja merancang kebijakan atau perjanjian baru untuk periode komitmen berikutnya, yakni setelah tahun 2012.Banyak negara berkembang, yang masih memiliki hutan dan sumberdaya lainnya, dapat memainkan peran penting dalam menyerap CO2 dari atmosfer dan menyimpan karbon untuk mengurangi atau mitigasi perubahan iklim. Hutan dan ekosistem lainnya menyediakan sumberdaya penting, seperti air tawar dan makanan, yang membantu masyarakat untuk menangani lebih efektif dampak perubahan iklim dan beradaptasi pada meningkatnya suhu dan kenaikan muka air laut. Pemerintah nasional mencari cara-cara untuk menjaga ekosistem dan sumberdaya alam dalam melindungi masyarakat dan membantu dunia mengurangi dan beradaptasi dengan perubahan iklim. Pemerintah nasional juga bekerja untuk membuat kebijakan dan pendekatan baru yang akan membantu pengurangan perubahan iklim namun tetap memungkinkan negara tersebut untuk tumbuh dan mengembangkan ekonomi yang kuat (Samsudi, 2013).Selain solusi di atas, solusi dari hasil diskusi kelompok penulis makalah ini tidak jauh berbeda. Menurut kami untuk tidak menambah dan mempercepat datangnya perubahan iklim, beberapa solusi lain yang dapat dilakukan yaitu menerapkan pola hidup sehat, mengubah gaya hidup modern ke prinsip Back To Nature, misalnya dengan menggunakan peralatan listrik lebih efisien, mendayagunakan teknologi alternatif, menggunakan produk-produk ramah lingkungan, mengubah kesenangan privasi seperti mengendarai kendaraan bermotor milik pribadi, mengutamakan penggunaan transportasi dan sarana publik dan memulai kegiatan positif lebih mencintai alam.Dari uraian-uraian yang telah disebutkan, sebenarnya masih banyak lagi yang tidak disebutkan dalam materi ini. Baik itu tentang indikasi, dampak hingga solusi untuk masalah perubahan iklim yang terjadi. Solusi terbaik sebenarnya kembali kepada kesadaran dan konsistensi individu masing-masing untuk menyikapinya. Semua peristiwa yang terjadi pada intinya pasti memiliki sisi positif dan negatif yang akan memberikan hikmah dan pembelajaran untuk masa mendatang.

BAB 3. PENUTUP

3.1 KesimpulanPembahasan di atas menghasilkan kesimpulan bahwa anomali iklim atau perubahan iklim merupakan perubahan yang terjadi pada pola cuaca normal secara global selama jangka waktu panjang. Peristiwa ini terjadi berkaitan dengan pemanasan global yaitu meningkatnya suhu rata-rata di atmosfer karena meningkatnya kandungan gas rumah kaca di atmosfer. Perubahan iklim tersebut berawal sejak akhir tahun 1700-an yaitu saat revolusi industri dengan diciptakannya mesin-mesin dan semakin meningkat di pertengahan tahun 1800-an sejak mesin-mesin tersebut digerakkan dengan batu bara dan bahan bakar fosil. Masalah perubahan iklim sendiri merupakan permasalahan global yang terjadi di seluruh penjuru dunia dan dampaknya mempengaruhi berbagai aspek kehidupan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Akibat dari perubahan iklim yang terjadi, setiap orang harus terlibat atau bertanggung jawab dalam mencari solusi agar perubahan iklim ini tidak bertambah dan datang lebih cepat.

3.2 SaranSaran yang disampaikan penulis yaitu mulailah menyadari kebaikan alam. Jangan hanya saling menunggu dan menyalahkan untuk mulai memperhatikan alam.

DAFTAR PUSTAKA

Agrawala, Shardul. 2003. Development and Climate Change In Tanzania: Focus On Mount Kilimanjaro. Environment Directorate Development Co-Operation. www.oecd.org/dataoecd/47/0/21058838.pdf (diakses 26 Agustus 2014).Naja, Daeng. 2007. Bank Hijau Kebijakan Kredit yang Berwawasan Lingkungan. Yogyakarta: Medpress.Samsudi. 2013. Perubahan Iklim dan REDD+ Modul Pelatihan untuk Pelatihan. Bogor: RECOFT indonesia.Siahaan, N. T. H. 2004. Hukum lingkungan dan Ekologi Pembangunan Edisi 2. Jakarta: Erlangga.Sudarmadji. 2012. Buku Ajar Pengantar Ilmu Lingkungan Edisi Ketiga. Jember: Universitas Jember.Susandi, Armi. 2008. Dampak perubahan Iklim Terhadap Ketinggian Muka Laut di Wilayah Banjarmasin. Bandung: Program Studi Meteorologi-Institut Teknologi Bandung.

ANOMALI IKLIM DAN WABAH PENYAKIT

MAKALAH

Oleh :

Renam Putra A.(101810401024)Jalia Agustina (121810401012)Yudi Pramana (121810401015)Nurul Aini A. S. (121810401033)

JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS JEMBER2013