Makalah Alginat Kel.8

26
1 IRREVERSIBLE HYDROCOLLOID 1. Introduksi Alginat 1.1 Sejarah Pada akhir abad yang lalu, seorang ahli kimia dari Skotlandia memperhatikan bahwa rumput laut tertentu yang berwarna coklat (algae) bisa menghasilkan suatu ekstrak lendir yang aneh. Ia menamakan algin pada substansi alami ini, kemudian diidentifikasi sebagai suatu polimer linier dengan berbagai kelompok asam karboksil dan dinamakan asam anhydro-β-d mannuronic (disebut juga asam alginik). Asam alginik serta kebanyakan garam anorganik tidak larut dalam air, tetapi garam yang di peroleh dengan natrium, kalium, dan amonium larut dalam air. Ketika bahan cetak agar menjadi langka karena perang dunia ke 2 (jepang adalah sumber agar utama) penelitian untuk menemukan bahan pengganti yang cocok semakin dipercepat. Hasilnya adalah hidrokoloid irreversibel atau bahan cetak alginat. 1.2 Definisi Irreversible hidrocolloid tidak dapat kembali kebentuk semula atau kembali menjadi wujud dasarnya setelah bereaksi dan membentuk sol. Sol adalah semua penghamburan koloid. Contoh dari irreversible hidrocolloid ini adalah alginat.

description

TM IMKG PBL Kel.8Smt 1 FKG UA 2011

Transcript of Makalah Alginat Kel.8

Page 1: Makalah Alginat Kel.8

1

IRREVERSIBLE HYDROCOLLOID

1. Introduksi Alginat

1.1 Sejarah

Pada akhir abad yang lalu, seorang ahli kimia dari Skotlandia

memperhatikan bahwa rumput laut tertentu yang berwarna coklat (algae) bisa

menghasilkan suatu ekstrak lendir yang aneh. Ia menamakan algin pada substansi

alami ini, kemudian diidentifikasi sebagai suatu polimer linier dengan berbagai

kelompok asam karboksil dan dinamakan asam anhydro-β-d mannuronic (disebut

juga asam alginik). Asam alginik serta kebanyakan garam anorganik tidak larut

dalam air, tetapi garam yang di peroleh dengan natrium, kalium, dan amonium

larut dalam air.

Ketika bahan cetak agar menjadi langka karena perang dunia ke 2 (jepang

adalah sumber agar utama) penelitian untuk menemukan bahan pengganti yang

cocok semakin dipercepat. Hasilnya adalah hidrokoloid irreversibel atau bahan

cetak alginat.

1.2 Definisi

Irreversible hidrocolloid tidak dapat kembali kebentuk semula atau

kembali menjadi wujud dasarnya setelah bereaksi dan membentuk sol. Sol adalah

semua penghamburan koloid. Contoh dari irreversible hidrocolloid ini adalah

alginat.

Alginat adalah bahan cetak yang mengandung air, digunakan untuk

mencetak detail minimal, seperti yang diperlukan untuk membuat model studi.

Bahan ini paling banyak dipakai dibidang kedokteran gigi. Tersedia dalam bentuk

bubuk dan bila dicampur dengan air akan membentuk adonan cair (fluid sol) yang

bersifat plastis. Pada keadaan plastis alginat ini diaplikasikan pada objek yang

dicetak, proses pengerasan (setting) terjadi beberapa menit akibat terbentuknya

kolloidal yang padat tapi fleksibel. Perbandingan pemakaian volume air dengan

bubuk yang normal yaitu 1:1. Kalau kita menginginkan adonan yang encer maka

harus ditambahkan air. Adonan yang lebih encer akan lebih mudah mengalir (flow

tinggi) ke tempat-tempat yang lebih sempit, dan pengerasan berjalan lebih lama.

Kalium alginat yang tersisa setelah proses pengerasan mempunyai sifat

Page 2: Makalah Alginat Kel.8

2

mengeluarkan air (sinersis), atau dapat mengambil air (ambibisi). Hal ini

mempengaruhi kekerasan permukaan model dari gips, atau bila hasil cetakan

negatif tidak segera dicor akan mengalami distorsi bentuk. Pengaplikasian alginat

ini umumnya tidak digunakan untuk mencetak in lay, mahkota dan jembatan.

Tetapi baik untuk pekerjaan prostetik dan ortodontik. Kestabilan dimensi alginat

ini kurang jika dibandingkan dengan elastomer.

1.3 Kelebihan dan Kekurangan

Alginat ini tidak memerlukan perlakuan khusus serta mudah digunakan

dan harganya yang murah sehingga popular digunakan untuk mencetak yang

tingkat kesulitannya tidak tinggi. Kelebihan dan kekurangan alginat (dikutip dari

Phillips: Buku Ajar ilmu Bahan Kedokteran Gigi). Kelebihan alginat antara lain:

dapat digunakan pada lingkungan lembab, bersih dan menyenangkan, bersifat

hidrofilik, waktu penyimpanan lama, harganya murah. Sementara kekurangan dari

alginat ini antara lain adalah kurang akurat, kasar, mudah sobek, langsung diisi,

dapat memperlambat pengerasan stone.

Page 3: Makalah Alginat Kel.8

3

2. Komposisi Alginat

Material Jumlah(%) Fungsi

Garam Natrium atau

kalium of alginic acid11-16

Bahan reaktif utama;

membentuk sol dengan air

dan berikatan membentuk gel

CaSO4 . 2H2O (gypsum) 11-17

Sumber ion Ca2 + yang

menyebabkan cross-linked

dengan alginat

Na3PO4 1-3Digunakan untuk mengontrol

waktu kerja

Inert filler (diatomaceous

earth)65-75

Memberi bentuk dan

memudahkan manipulasi

Indikator reaksi (terdapat

pada beberapa produk)

Memberi perubahan warna

ketika setting selesai

Tabel 2. Pembalut Luka Alginat Komersial

3. Setting Reaksi

Reaksi khas sol-gel dapat

digambarkan secara sederhana sebagai reaksi alginat larut air dengan kalsium

sulfat dan pembentukan gel kalsium alginat yang tidak larut. Kalsium sulfat

bereaksi dengan cepat untuk membentuk kalsium alginat tidak larut dari kalium

atau natrium alginat dalam suatu larutan cair. Produksi kalium alginat ini begitu

cepat sehingga tidak menyediakan cukup waktu kerja. Jadi, suatu garam larut air

ketiga seperti trinatrium fosfat di tambahkan pada larutan untuk memperpanjang

waktu kerja. Strateginya adalah kalsium sulfat akan lebih suka bereaksi dengan

garam lain di banding alginat larut air. Jadi, reaksi antara kalsium sulfat dan

alginat larut air dapat dicegah asalkan ada trinatrium fosfat yang tidak bereaksi.

Jika jumlah kalium sulfat, sodium alginat, dan trishodium fosfat sesuai

dimana sebagaian ataupun seluruh bagian bahan ini larut dengan ukuran tepat

dalam air, maka reaksi yang tejadi adalah :

Taken from Applied Dental Materials

Page 4: Makalah Alginat Kel.8

4

2Na3PO4 + 3 CaSO4 ---> Ca3(PO4)2 + 3Na2SO4 ....... (1)

Ion kalsium dari kalsium sulfat yang soluble akan bereaksi dengan ion

phospat dari Sodium phospat akan menghasilkan insoluable (tidak dapat larut)

kalsium Phosphat. dimana kalsium phosphat dibentuk lebih cepat dari kalsium

alginat karena kalsium phosphat memiliki solubilitas (daya larut) yang rendah

(0,2%), dan karena alasan inilah maka sodium phosphat disebut sebagai retarder

(penghambat).

Setelah reaksi ini, Trisodium phosphat perlahan-lahan akan habis,

sehingga ion kalsium dari kalsium sulfat mulai beraksi dengan Potassium alginat

yang larut untuk menghasilkan kalsium alginat gel. dengan reaksi seperti dibawah

ini :

K2nAlg + nCaSO4 --> n K2SO4 + CanAg .... (2)

Reaksi yang terjadi belakangan ini tidak memperbesar sifat elastis bahan

gel kalsium alginat yang terbentuk sampai seluruh trisodium phosphat terpakai.

dengan demikian pabrik dapat mengontrol waktu pengerasan produknya dengan

mengatur jumlah ketentuan produknya.

4. Manipulasi

Untuk dapat memperoleh hasil cetakan yang baik, perlu duperhatikan hal-

hal berikut ini :

a. Kontainer hendaknya dikocok terlebih dahulu sebelum dipakai, agar diperoleh

distribusi konstitusi yang merata.

b. Bubuk dan air hendaknya diukur sesuai dengan yang dianjurkan oleh pabrik.

Salah satu merk bubuk tersedia dalam kantong yang larut dalam air, sehingga

dapat diperoleh konsistensi yang sama setiap kali mencampur.

c. Biasanya dipergunakan air dengan suhu kamar; apabila dikehendaki dapat

diperoleh waktu setting yang lebih cepat atau lebih lambat dengan

mempergunakan air hangat atau dingin.

d. Retensi pada sendok cetak diperoleh dengan salah satu atau kedua cara

berikut;

1. Mempergunakan sendok yang berlubang-lubang;

Page 5: Makalah Alginat Kel.8

5

2. Memakai bahan adhesive seperti sticky wax yang dicairkan atau methyl

cellulosa

e. Pencampuran hendaknya dilakukan dengan rata dengan cara menyebar bahan

ke sekeliling dinding mangkuk karet selama waktu tertentu (biasanya satu

menit).

f. Bahan cetak alginate hendaknya dikeluarkan dengan tiba-tiba/cepat dari

jaringan, pelepasan secara mendadak ini menjamin keadaan elastis yang

paling baik. Cetakan dikeluarkan setelah kira-kira dua menit sejak bahan

mulai kelihatan elastis.

g. Setelah dikeluarkan dari dalam mulut, cetakan hendaknya:

1. Disiram dengan air dingin untuk menghilangkan saliva,

2. Ditutup dengan kain kasa lembab untuk mencegah syneresis, dan

3. Diisi sesegera mungkin, sebaiknya tidak lebih dari 15 menit setelah

pengambian cetakan.

Dalam pemanipulasian bahan cetak alginat dilakukan pencampuran,

pencetakan, dan pengeluaran cetakan dari dalam mulut yang memerlukan

tenggang waktu yang disebut dengan mixing time, working time dan setting

time.

4.1 Mixing time

Waktu pencampuran adalah waktu yang diperlukan untuk pengadukan

bubuk alginat dengan air. Pada alginat tipe pengerasan normal waktu pengadukan

adalah satu menit dan untuk tipe pengerasan cepat adalah 45 detik.

Waktu pencampuran ini penting karena pengadukan yang tidak sempurna dapat

mengurangi kekuatan gel hingga 50 %. Pengadukan yang baik akan menghasilkan

campuran yang halus, dengan konsistensi seperti krim serta tidak menetes dari

spatula apabila spatula diangkat dari bowl.

4.2 Working Time

Pada alginat tipe pengerasan normal watu kerja adalah tidak kurang dari

dua menit dan untuk tipe cepat tidak kurang dari satu menit 15 detik.

4.3 Setting time

Page 6: Makalah Alginat Kel.8

6

Waktu pengerasan alginat ditentukan oleh pabrik. Dalam hal ini pabrik

akan memberikan batas waktu pengerasan dan perlu untuk memilih sebuah

produk dengan waktu pengerasan yang sesuai. Waktu pengerasan untuk tipe

normal adalah 2 – 4,5menit.

5. Sifat Fisis Dan Mekanis

5.1 Sifat Mekanik

1. Strength

Kekuatan gel maksimum diperlukan untuk mencegah fraktur dan

menjamin bahwa cetakan cukup elastis ketika dikeluarkan dari dalam mulut.

Menurut spesifikasi American Dental Association no 18, kekuatan gel harus lebih

dari 0,343 Mpa (sekitar 0,5 – 0,8Mpa). Semua faktor manipulasi yang

dikendalikan oleh klinisi dapat mempengaruhi kekuatan gel. Seperti perbandingan

air dan bubuk yang digunakan, serta proses dan waktu pengadukan. Sebagai

contoh, bila air yang digunakan untuk pengadukan terlalu banyak atau terlalu

sedikit, gel akhir yang diperoleh akan lemah, dan kurang elastis. Pengadukan yang

tidak sempurna menyebabkan campuran tidak tercampur dengan sempurna

sehingga reaksi kimia berlangsung secara tidak seragam di dalam massa adukan.

Page 7: Makalah Alginat Kel.8

7

Pengadukan yang terlalu lama dapat memutuskan anyaman gel kalsium alginat

dan mengurangi kekuatannya. Untuk itu perlu harus diikuti petnjuk yang terdapat

dalam produk secara seksama.

2. Tear strength

Gel alginat memiliki sifat mekanik yang buruk dan cenderung mudah

robek saat dilepas dari undercut, khususnya di daerah interproksimal dan

subgingiva. Materi ini lebih mudah untuk patah karena sobekan (tearing) melalui

tegangan (tension) dari pada melalui kompresi (compression). Tear strength

alginat bervariasi antara 300 - 700 gram / cm. Tingkat tear strength tersebut

sangat rendah sehingga digunakan ketebalan 3 – 5 mm.

3. Viskoelestisitas

Viskoelastisitas hidrokoloid adalah bahan yang tergantung pada kecepatan

- regangan, jadi ketahanan terhadap robekan bertambah bila cetakan dikeluarkan

dengan sentakan tiba – tiba. Kecepatan mengeluarkan cetakan harus disesuaikan

antara gerakan cepat dan kenyamanan pasien. Biasanya, cetakan alginate tidak

melekat secara kuat pada jaringan mulut seperti bahan elastomer tanpa air, jadi

cetakan alginate dapat dengan mudah dikeluarkan.

4. Fleksibilitas

Alginat dan agar adalah bahan yang sama-sama fleksibel dan memiliki

kesamaan nilai rentang tegangan kompresi. Beberapa produk alginat memiliki

tingkat fleksibilitas lebih tinggi ditunjukkan oleh nilai maksimum dari tegangan

kompresi. Pemulihan elastis sama untuk kedua bahan, meskipun agar

membutuhkan standar untuk pemulihan dari deformasi sedikit lebih tinggi.

Menurut A.D.A. no 18, fleksibilitas alginat harus berada diantara 5-20% diukur

sebagai jumlah strain yang diproduksi ketika sampel stres antara 100-1000

gm/cm2. Alginat memiliki nilai 12 - 14%.

5. Elastisitas

Alginat cukup elastis untuk dapat ditarik melewati undercut, walau

demikian kadang-kadang bagian cetakan dapat patah jika melalui undercut yang

dalam.

5.2 Sifat Fisik

1. Dimensi cetakan

Page 8: Makalah Alginat Kel.8

8

Dimensi cetakan alginat tidak stabil, hal ini disebabkan karena adanya

sineresis dan imbibisi. Pada proses synersis, hydrocolloid akan kehilangan kadar

air pada suasana kering karena penguapan atau eksudasi cairan ke permukaan gel.

Hilangnya air atau cairan akan menyebabkan penyusutan gel. Efek ini dikenal

sebagai synersis. Sedangkan pada proses imbibisi saat hidrokoloid ditempatkan

dalam air, air akan terserap dan membengkak, yang mana dapat menyebabkan

perubahan dimensi asli dari gel.

2. Waktu kerja

Bahan alginat memiliki waktu kerja yang terkendali dengan baik

bergantung pada jenis produknya.

3. Keakuratan

Sebagian besar cetakan alginat tidak mampu memproduksi detail yang

halus yang dapat diperoleh dengan cetakan elastomerik lainnya. Kekerasan

permukaan cetakan dapat menyebabkan distorsi pada tepi gigi yang dipreparasi.

Surfaktan memang dapat digunakan untuk menghasilkan permukaan yang halus,

tetapi ditambahkannya selapis larutan diatas permukaan cetakan akan bisa

mengaburkan keakuratannya. Untuk menjamin bahwa bahan alginat memberi

gambaran realistik untuk pembuatan model studi cetakan harus ditangani dengan

benar. Namun demikian, bahan alginat cukup akurat untuk membuat gigi palsu

parsial removable.

4. Tidak beracun dan tidak iritasi terhadap jaringan mulut

Alginat - memiliki tanah diatom sebagai pengisi. Tanah diatom

mengandung partikel silika halus yang terpisah. Beberapa dari partikel-partikel

tersebut berada dalam bentuk debu yang terbentuk dari timah atau kontainer.

Kemudian, partikel silika tersebut jika terhirup akan berbahaya bagi kesehatan.

Untuk menghindari menghirup debu, wadah dibiarkan menetap untuk sementara

waktu setelah jatuh lalu wadah dipegang jauh dari wajah ketika dibuka, atau

digunakan alginat bebas debu.

5. Kompatibilitas dengan bahan die gipsum

Alginat kompatibel dengan die stone dan bahan cor lainnya.

6. Electroplating

Kesan tidak dapat dilapisi karena berupa struktur gel (kadar air besar).

Page 9: Makalah Alginat Kel.8

9

Electroplating adalah proses pelapisan logam, dengan menggunakan

bantuanarus listrik dan senyawa kimia tertentu guna memindahkan partikel logam

pelapiske material yang hendak dilapis.

6. Modifikasi Bahan

6.1. Mengatur Waktu Setting dan Waktu kerja

1. Menggunakan air dingin dalam pencampuran bubuk alginat dapat

memperlambat waktu setting.

2. Bubuk alginate harus diaduk dengan kuat dan cepat agar udara yang

terkandung dapat dipastikan sesedikit mungkin sehingga dapat memperlambat

waktu setting.

3. Semakin tinggi temperatur, semakin pendek waktu gelasi.

4. Ditambahkan natrium atau kalium fosfat, kalium oksalat, atau kalium

karbonat, trinatrium fosfat, natrium tripolifosfat dan tetra natrium pirofosfat

untuk memperlambat waktu kerja dalam pengadukan karena garam tersebut

merupakan pelambat reaksi (retarder).

Page 10: Makalah Alginat Kel.8

10

5. Jumlah air dalam pengadukan bahan cetak gigi palsu harus disesuaikan karena

dapat mempengaruhi waktu kerja pengadukan pengadukan. Contoh :apabila

digunakan 15 g Alginat, maka jumlah air adalah 40 ml, waktu gelasi adalah

sekitar 3 – 4 menit pada temperatur ruang

6. Trinatrium fosfat ditambahkan pada larutan untuk memperpanjang waktu

kerja (tidak cepat mengeras).

6.2 Mengatur Viskositas Alginat

Semakin tinggi suhu makaviskositas akan menurun. Hal ini disebabkan

karena alginate merupakan senyawa yang berbentuk polimer rantai panjang yang

mudah sekali terdegradasi. Jika semakin tinggi suhu ekstraksi maka banyak rantai

panjang alginate terdegradasi menjadi rantai pendek sehingga menyebabkan

viskositas turun.

6.3 Mengatur Rendemen (Persen Berat)

1. Semakin tinggi suhu maka rendemen semakin tinggi. Hal ini disebabkan

karena semakin tinggi suhu ekstraksi, maka semakin banyak alginat yang

dapat terlarut.

2. Penambahan pati ubi kayu kedalam bubuk bahan cetak alginate akan

mengurangi proporsi atau konsentrasi alginat di dalam campurannya yang

menyebabkan pembentukan gel terhambat sehingga turunnya kemampuan

melakukan reproduksi detail.

6.4 Mengatur Kestabilan Dimensi Gel

Untuk keadaan tertentu hemihidrat menghasilkan waktu penyimpanan

bubuk yang lebih lama serta kestabilan dimensi gel yang lebih memuaskan.

Page 11: Makalah Alginat Kel.8

11

7. Entrepreneur

Alginat sampai saat ini belum dimanfaatkan untuk tekstil medis, terutama

sebagai produk alternatif pembalut luka primer. Dari penelitian terdahulu

diperoleh membran alginat berdaya serap tinggi, bersifat anti bakteri dan dapat

mempercepat penyembuhan luka, namun bukan antibiotik. Penelitian ini adalah

penelitian lanjutan yang bertujuan untuk membuat membran alginat yang

mengandung obat (Basitrasin dan Neomisin), agar dihasilkan membran dengan

kualitas lebih baik, karena dapat menyembuhkan luka yang terinfeksi. Oleh

karenanya diperlukan penelitian lanjutan. Pengujian yang dilakukan meliputi uji

fisika, analisa gugus fungsi dan struktur mikro serta uji pre klinis. Penelitian ini

berhasil mendapatkan membran yang dapat mempercepat penyembuhan luka yang

terinfeksi.

Page 12: Makalah Alginat Kel.8

12

Diharapkan, produk ini dapat digunakan untuk mensubstitusi kebutuhan

pembalut luka impor. Dengan demikian, apabila bahan bakunya berasal dari

sumber daya alam yang ada, maka selain akan lebih ekonomis lagi, diharapkan

terciptanya diversifikasi produk yang mempunyai nilai tambah. Dari hasil uji

ternyata kualitas produk dipengaruhi oleh kondisi proses. Semakin besar

konsentrasi alginat, membran semakin kuat, berat dan tebal, namun mulurnya

berkurang. Membran memenuhi beberapa kriteria sebagai pembalut luka dan

media penyampaian obat topikal, yaitu berdaya absorpsi tinggi, berpori, memiliki

sifat fisik yang memadai, dan dapat mempercepat penyembuhan luka yang

terinfeksi.

Kombinasi antara teknologi tekstil dan pengetahuan di bidang medis telah

menghasilkan suatu hal baru yang disebut tekstil medis. Perkembangannya rata-

rata pertahun adalah sekitarr 36%, dan hal tersebut ditujukan untuk memenuhi

tuntutan konsumen yang semakin tinggi terhadap kualitas produk. Pangsa pasar

khusus, termasuk tekstil medis diperkirakan akan berkembang lebih pesat lagi,

diantaranya pembalut luka. Pembalut luka selain berfungsi untuk menutupi/

melindungi jaringan baru, juga diharapkan dapat mempercepat proses

penyembuhan luka.

Berdasarkan cara pembuatan, pembalut luka dibagi menjadi produk tenun

(kain kasa, perban) dan produk non-woven (lembaran, lapisan tipis/ membran dan

komposit), sedangkan berdasarkan cara peng-gunaannya dibagi menjadi primary

dressing (yang kontak dengan luka) dan secondary dressing (digunakan setelah

pembalut utama). Primary dressing harus menyerap cairan luka, menjaga suhu/

kelembaban sekitar luka, mampu mengatur uap air dan gas yang keluar dari luka,

sehingga luka menjadi lembab dan penyembuhan menjadi lebih cepat. Persyaratan

utama primary dressing yaitu nontoksik, tidak menyebabkan alergi, mudah

disterilkan, mempunyai sifat mekanik memadai (kuat, elastis), biodegradable dan

biocompatibility (kesesuaian alami).

Pembalut luka primer umumnya merupakan produk komposit yang dilapisi

oleh lapisan tipis yang berfungsi sebagai pelindung luka agar mudah dilepaskan,

sehingga tidak merusak jaringan baru (Tabel 1). Produk yang sesuai dengan

persyaratan tersebut antara lain alginat, karena mempunyai daya absorpsi yang

Page 13: Makalah Alginat Kel.8

13

tinggi, dapat menutup luka dan menjaga keseimbangan lembab di sekitar luka,

mudah digunakan/dihilangkan, elastis, antibakteri dan nontoksik, tidak

menyebabkan alergi, bersifat non-carcinogenic, biodegradable dan

biocompatible, karena dapat terurai menjadi gula sederhana dan dapat diabsorpsi

oleh tubuh. Diketahui pula bahwa penyembuhan luka 30% - 50% lebih cepat

apabila digunakan pembalut luka alginat.

Alginat (Gambar1) yang terkandung dalam rumput laut coklat banyak

digunakan di berbagai bidang, termasuk tekstil medis. Secara ekonomis

penggunaan alginat produksi dalam negeri akan lebih murah dan mengurangi

ketergantungan pada produk impor. Di Indonesia rumput laut tersebar di seluruh

pantai dan merupakan sumber pendapatan bagi masyarakat pesisir dan mulai

dibudidayakan dalam areal yang tidak terlau luas di daerah Nusa Tenggara, Bali,

pantai utara Laut Jawa, perairan maluku dan Irian Jaya. Namun potensi alam ini

belum digunakan secara optimal, guna meningkatkan perekonomian.

Gambar 1. Asam Alginat

Tabel 2. Pembalut Luka Alginat Komersial

Merk Dagang Keterangan

Sorbsan SA (9 x 11 cm) (Maersk

Medical)

A flat non-woven pad/Layer alginate

fiber bonded centrally onto

polyurethane foam, coated with acrylic

adhesive

Sorbagolon ( 5 x 5 cm) (Hartmann) Nonwoven calcium alginate fiber

Tegagel ( = Sorbsan) Nonwoven dressing (pressuring the

Page 14: Makalah Alginat Kel.8

14

carded wed with pressure roller)

Curasorb (Kendall Healthcare)Made by needle punching nonwoven

felt

Pada penelitian terdahulu, telah berhasil dibuat benang dan membran

alginat dengan menggunakan bahan baku rumput laut lokal. Produk tersebut,

terutama membran diharapkan dapat digunakan sebagai produk alternatif tekstil

medis, karena sesuai dengan persyaratan yang berlaku dan mempercepat

penyembuhan luka serta tidak menyebabkan iritasi kulit. Produk serupa umumnya

berupa komposit yang memerlukan beberapa peralatan untuk fabrikasinya (antara

lain Wet Spinning Machine, Needle Punch atau Carding Machine dan Pressure

Roller serta zat kimia sebagai zat aditif), sedangkan membran prosesnya lebih

sederhana dan tidak memerlukan peralatan tersebut, sehingga lebih ekonomis dan

menghemat waktu.

Selain itu, tidak diperlukan proses pemutihan untuk proses ekstraksinya.

Dengan demikian, apabila bahan bakunya berasal dari sumber daya alam yang

ada, maka selain akan lebih ekonomis lagi, diharapkan terciptanya diversifikasi

produk yang mempunyai nilai tambah. Penelitian lanjutan ini bertujuan untuk

mendapatkan membran dengan kualitas yang lebih baik, karena berfungsi juga

sebagai media penyampaian obat topikal untuk luka yang terinfeksi.

Hal ini diperlukan, karena luka yang kronis akan mengeluarkan cairan dan

seringkali terkontaminasi oleh bakteri, sehingga mengganggu proses

penyembuhan luka. Khususnya penderita yang terlalu lama berbaring, terutama

pada lansia/penderita tulang belakang/ penderita diabetes.

Penelitian yang serupapun telah dilakukan, namun dengan menggunakan

alginat impor dan masih berkisar antara karakterisasi sifat-sifatnya, sedangkan uji

pre klinis lengkap yang sangat diperlukan berupa uji sterilisasi, uji iritasi, uji

khasiat dan efeknya terhadap penyembuhan luka belum mendapat perhatian

khusus. Oleh karenanya diperlukan serangkaian percobaan dan pengujian, untuk

mengakomodasi strategi dalam optimasi teknologi pembuatan produk di atas,

dengan menggunakan bahan baku sumber daya alam lokal.

Page 15: Makalah Alginat Kel.8

15

Dari uraian di atas, maka dilakukan penelitian pembuatan membran alginat

yang mengandung senyawa yang aktif terhadap bakteri gram positif (Basitrasin)

dan gram negatif (Neomisin), yang berfungsi sebagai pembalut luka primer dan

media penyampaian obat topikal guna mengobati luka yang terinfeksi oleh bakteri

gram positif (Staphylococcus aureus) dan gram negatif (Escherichia coli).

Penelitian ini dilakukan bersama dengan tenaga ahli di bidangnya, yaitu

peneliti yang berpengalaman di bidang Farmakologi dan Toksikologi dari ITB dan

Mikrobiologi dari UNPAD. Adapun bahan baku yang digunakanadalah rumput

laut jenis Sargassum Sp dari Pameungpeuk - Garut dan dibuat tanpa melalui

proses pemutihan (relatif lebih ekonomis). Selain itu, dilengkapi pula dengan uji

kimia dan fisika {analisa gugus fungsi (FTIR), analisa struktur permukaan (SEM),

sifat fisika (kekuatan, mulur, daya basah, ketebalan)} dan uji pre klinis (uji

resistensi terhadap bakteri dan uji khasiat).

Uji resistensi diperlukan untuk mengetahui daya tahannya terhadap

bakteri, sedangkan uji khasiat diperlukan untuk mengetahui kemampuan produk

untuk berfungsi sebagai media penyampaian obat topikal, dan efeknya terhadap

penyembuhan luka dengan melihat pertumbuhan jaringan baru. Adapun hipotesis

dari penelitian ini adalah membran alginat yang mengandung obat dapat berfungsi

pembalut luka dan media penyampaian obat topikal, yang mampu meningkatkan

efek penyembuhan luka, terutama luka yang terinfeksi

Diharapkan dari hasil penelitian yang sederhana ini dapat diperoleh suatu

produk yang dapat memenuhi syarat sebagai tekstil medis, sehingga di masa yang

akan datang dapat diaplikasikan ke industri untuk mensubstitusi pembalut luka

import yang dapat memberikan nilai tambah karena adanya diversifikasi produk.

Page 16: Makalah Alginat Kel.8

16

8. Kesimpulan

Alginat adalah contoh dari Irreversible Hydrocolloid. Tidak dapat kembali

ke semula dan membentuk sol. Baik digunakan untuk bahan prostetik dan

ortodontik. Alginat mempunyai beberapa sifat fisik dan mekanik. Terdapat

working time, setting time dan mixing time dalam manipulasi pengerjaannya.

Alginat juga mempunyai beberapa kelebihan yaitu tak perlu perlakuan khusus,

murah, lingkungan lembab, bersih, hidrofilik, serta waktu penyimpanan lama.

Alginat bisa diaplikasikan sebagai produk alternatif pembalut luka primer yang

berdaya absorpsi tinggi, berpori, memiliki sifat fisik yang memadai, dan dapat

mempercepat penyembuhan luka yang terinfeksi.

9.

Page 17: Makalah Alginat Kel.8

17

DAFTAR PUSTAKA

(http://eprints.undip.ac.id/3753/1/makalah_penelitian_Rizki__dan_Marita.pdf)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/5900/1/08E00838.pdf

http://repository.ui.ac.id/dokumen/lihat/54.pdf

McCabe, John F., Walls, Angus W.G. and Munksguard, Blackwell., 2008.

Applied Dental Materials.