makalah hidronefrosis dedew

11
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan kaliks ginjal pada salah satu atau kedua ginjal akibat obstruksi. Obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir balik, sehingga tekanan di ginjal meningkat. Jika obstruksi terjadi di uretra atau kandung kemih, tekanan balik akan mempengaruhi kedua ginjal, tetapi jika obstruksi terjadi disalah satu ureter akibat adanya batu atau kekakuan, maka hanya satu ginjal saja yang rusak. Hal ini menyebabkan timbulnya gagal ginjal. Beberapa sumber menyebutkan setiap tahunnya 50.000 orang amerika meninggal akibat gagal ginjal. Kasus hidronefrosis ini menimbulkan beberapa gejala, yang disebabkan oleh adanya beberapa faktor yang menyebabkan abnormalitas aliran urin yang banyak dialami oleh masyarakat kita. Dari uraian disamping mendorong kami untuk lebih mengupas masalah hidronefrosis yang mungkin belum begitu dipahami oleh masyarakat kita. 1

description

hidronefrosis

Transcript of makalah hidronefrosis dedew

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangHidronefrosis adalah dilatasi piala dan kaliks ginjal pada salah satu atau kedua ginjal akibat obstruksi. Obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir balik, sehingga tekanan di ginjal meningkat. Jika obstruksi terjadi di uretra atau kandung kemih, tekanan balik akan mempengaruhi kedua ginjal, tetapi jika obstruksi terjadi disalah satu ureter akibat adanya batu atau kekakuan, maka hanya satu ginjal saja yang rusak. Hal ini menyebabkan timbulnya gagal ginjal. Beberapa sumber menyebutkan setiap tahunnya 50.000 orang amerika meninggal akibat gagal ginjal.Kasus hidronefrosis ini menimbulkan beberapa gejala, yang disebabkan oleh adanya beberapa faktor yang menyebabkan abnormalitas aliran urin yang banyak dialami oleh masyarakat kita. Dari uraian disamping mendorong kami untuk lebih mengupas masalah hidronefrosis yang mungkin belum begitu dipahami oleh masyarakat kita.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1Definisi

Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan kaliks ginjal pada salah satu atau kedua ginjal akibat obstruksi. Obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir balik, sehingga tekanan di ginjal meningkat. Jika obstruksi terjadi di uretra atau kandung kemih, tekanan balik akan mempengaruhi kedua ginjal, tetapi jika obstruksi terjadi disalah satu ureter akibat adanya batu atau kekakuan, maka hanya satu ginjal saja yang rusak.Hidronefrosis adalah obstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung kemih dapat mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelviks ginjal dan uretra yang dapat mengakibatkan absorbsi hebat pada parenkim ginjal.2.2 Anatomi dan Fisiologi

1. Renal pyramid 3. Renal artery 5. Renal hylum 7. Ureter 2. Interlobar artery 4. Renal vein 6. Renal pelvis 8. Minor calyxGinjal merupakan organ yang berpasangan dan setiap ginjal memilki berat kurang lebih 125 gr, terletak pada posisi disebelah lateral vertebra torakalis bawah beberapa sentimeter disebelah kanan dan kiri garis tengah. Organ ini terbungkus oleh jaringan ikat tipis yangkenah sebagai kapsula renis.Disebelah anterior, ginjal dipisahkan dari kavum abdomen dan isinya adalah peritoneum. Disebelah posterior,organ tersebut dilindungi oleh dinding toraks bawah. Darah dialirkan kedalam setiap ginjal oeh arteria renalis dan keluar melalui vena renalis. Arteria renalis besaral dari aorta abdominalis dan vena renalis membawa darah ke vena kava inferior.Ginjal dengan efisien dapat membersihakan bahan limbah dari darah, dan fungsi dilaksanakan karena aliran darah yang melelui ginjal jumlahnya sangat besar, 25% dari curah jantung.Urin terbentuk dalam unit-unit fungsional ginjal yang disebut nefron.Urin yang terbentuk dalam nefron akan mengalis ke dalam duktus pengumpul dan tubulus renal yang kemudian menyatu untuk membentuk pelvis ginjal. Setiap ginjal akan membentuk ureter. Ureter merupakan saluran pipa panjang dengan dinding yang sebagian besar terdiri dari otot polos. Organ ini menghubungkan setiap ginjal dengan kandung kemih yang berfungsi sebagai pipa untuk menyalurkan urin.Kandung kemih merupakan organ yang berongga yang terletak sebelah anterior tepat dibelakang ospubis. Organ ini berfungsi sebagai wadah sementara untuk menampung urin. Sebagian besar dinding kandung kemih terdiri dari otot polos yang dinamakan muskulus detrusor. Kontraksi otot ini terutama berfungsi untuk mengosongkan kandung kemih pada saat buang air kecil (urinasi). Uretra muncul dari kandung kemih; pada laki-laki,uretra berjalan lewat penis dan pada wanita bermuara disebelah anterior vagina. Pada laki-laki, kelenjar prostat yang terletak tepat dibawah leher kandung kemih mengililingi uretra sebelah posterior dan lateral. Sfingter urinarius eksterna merupakan otot volunteer yang bulat untuk mengendalikan proses awal urinasi.Nefron Ginjal terbagi menjadim bagina eksternal yang disebut korteks dan bagin internal yang disebut medulla. Pada manusiasetiap ginjal tersusun dari kurang lebih 1 juta nefron. Nefron yang dianggap sebagai unit fungsional ginjal, terdiri atas sebuan glomelurus dan sebuah tubulus. Seperti halnya pembuluh kapiler, dinding glomelurus tersusun dari lapisan sel-sel endotel dan membrane basalis. Sel-sel epitel berada pada salah satu membrane basalis, dan sel oendotel pada sisi lainnya. Glomelurus membentang dan membentuk tubulus yang terbagi menjadi tiga bagian : tubulus proksimal, ansa henle, dan tubulus distal. Tubulus distal bersatu membentuk duktus pengumpul. Duktus ini berjalan lewat korteks dan medulla renal untuk mengosongkan isinya ke pelvis ginjal.Fungsi nefron . Proses pembentukan urin dimulai ketika darah mengalir lewat glomelurus. Glomelurus yang merupakan struktur awal nefron tersusun dari jonjot-jonjot kapiler yang mendapat darah lewat vasa aferen dan mengalirkan balik lewat vasa eferen. Tekanan daran menentukan berapa tekanan dan kecepatan alitan darah yang melewati glomelurus. Ketika darah mengalir melewati struktur ini, filtrasi terjadi. Air dan molekul-molekul yang kecil akan dibiarkan lewat sedangkan molekul-molekul yang besar tetap tertahan dalam aliran darah. Cairan disaring lewat jonjot-jonjot kapiler glomelurus dan memasuki tubulus. Cairan ini dikenal sebagai filtrat.Dalam kondisi yang normal, kurang lebih 20% dari plasma yang melewati glomelurus akan disaring kedalam nefron debngan jumlah yang mencapai sekitar 180 liter filtrate perhari. Filtrat tersebut yang sangat serupa dengan plasma darah tanpa molekul yang besar ( protein, sel darah merah, sel darah putih dan trombosit ) pada hakekatnya terdiri atas air, elektrolit, dan molekulm kecil lainnya. Dalam tubulus, sebagian substanti ini secara selektif diabsorpsi ulang kedalam darah. Substansi lainnya disekresikan dari darah ke dalam filtrat tersebut mengalis disepanjang tubulus. Filtrat akan dipekatkan dalam tubulus distal serta duktus pengumpul, dan kemudian menjadi urin yang mencapai pelvis ginjal. Sebagian substansi, seperti glukosa, normalnya akan diabsorpsi kembali seluruhnya dalam tubulus dan tidak akan terlihat dalam urin.Proses reabsorpsi serta sekresi dalam tubulus sering mencakup transpostasi aktif dan memerlukan menggunaan energi. Berbagai subtansi yang secara nofmal disaring oleh glomelurus,diabsorpsi oleh tubulus dan eksekresikan kedalam urin mencakup natrium, klorida, bikarbonat, kalium, glukosa, ureum, kreatinin, serta asam urat.2.3 Etiologi Obstruksi dapat disebabkan oleh batu renal yang terbentuk di piala ginjal tetapi masuk ke ureter dan menghambatnya. Obstruksi juga dapat diakibatkan oleh tumor yang menekan ureter dan berkas jaringan parut akibat abses atau inflamasi dekat ureter dan mempersempit saluran tersebut. Dapat juga disebabkan sebagai akibat dari bentuk sudut abnormal dipangkal uruter atau posisi ginjal yang salah yang menyababkan ureter berpilin dan kaku. Pada lansia terrjadi karena adanya pembesaran prostat yang menyababkan obstruksi pada pintu kandung kemih,juga disebabkan karena pembesaran uterus pada wanita hamil. 2.4 PatofisiologiApapun penyebab dari hidronefrosis, disebabkan adanya obstruksi baik parsial ataupun intermitten mengakibatkan terjadinya akumulasi urin di piala ginjal. Sehingga menyebabkan disertasi piala dan kolik ginjal. Pada saat ini atrofi ginjal terjadi ketika salah satu ginjal sedang mengalami kerusakan bertahap maka ginjal yang lain akan membesar secara bertahap (hipertrofi kompensatori), akibatnya fungsi renal terganggu.2.5 Manifestasi Klinis1. Pasien mungkin asimtomatik jika awitan terjadi secara bertahap. Obstruksi akut dapat menimbulkan rasa sakit dipanggul dan pinggang. Jika terjadi infeksi maka disuria, menggigil, demam dan nyeri tekan serta piuria akan terjadi. Hematuri dan piuria mungkin juga ada. Jika kedua ginjal kena maka tanda dan gejala gagal ginjal kronik akan muncul, seperti:

1) Hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium).2) Gagal jantung kongestif.3) Perikarditis (akibat iritasi oleh toksik uremi).4) Pruritis (gatal kulit).5) Butiran uremik (kristal urea pada kulit).6) Anoreksia, mual, muntah, cegukan. 2.6 PenatalaksanaanTujuan penatalaksanaan adalah untuk mengidentifikasi dan memperbaiki penyebab obstruksi, untuk menangani infeksi, dan untuk mempertahankan serta melindungi fungsi renal. Untuk mengurangi obstruksi, urine harus dialihkan melalui tindakan nefrostomi atau tipe diversi lainnya. Infeksi ditangani dengan agens antimicrobial karena disisa urine dalam kaliks menyebabkan infeksi dan pielonefritis. Pasien disiapkan untuk pembedahan untuk mengangkat lesi obstruksi ( batu,tumor,obstruksi areter). Jika salah satu ginjal rusak parah dan fungsinya hancur, nefrektomi (pengangkatan ginjal) dapat dilakukan.

BAB IIIKESIMPULAN1. Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan kaliks ginjal pada salah satu atau kedua ginjal akibat obstruksi.2. Etiologi : batu renal tumor berkas jaringan parut akibat abses atau inflamasi pembesaran prostat Pembesaran uterus pada wanita hamil3. Tujuan penatalaksanaan adalah Untuk mengidentifikasi dan memperbaiki penyebab obstruksi, Untuk menangani infeksi, Untuk mempertahankan serta melindungi fungsi renal, Untuk mengurangi obstruksi

DAFTAR PUSTAKA Smeltzer, Suzanne c. 2001. Buku ajar keperawatan medical bedah Brunner & suddarth edisi 8 vol 2. Jakarta :EGC Price. Sylvia Anderson. 2005. patofisiologi konsep klinis psroses penyakit edisi 6 volume 2. Jakarta : EGC Rabbins, Stanley C. buku ajar patologi II . Jakarta :EGC.

8