Askep Pada Klien Hidronefrosis

22
ASKEP PADA KLIEN HIDRONEFROSIS A. Pengertian Hidronefrosis adalah dilatasi pelvis renalis dan calyces, serta atrofi progresif dan pembesaran kistik ginjal, dapat juga disertai pelebaran ureter (hidroureter). Hidronefrosis adalah obstruksi saluran kemih proksimal terhadap kandung kemih yang mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter serta atrofi hebal pada parenkim ginjal (Price, 1995: 818). B. Etiologi - Adanya akumulasi urin di piala ginjal, akan menyebabkan distensi piala dan kaliks ginjal. Pada saat ini atrofi ginjal terjadi ketika salah satu ginjal sedang mengalami kerusakan bertahap, maka ginjal yang lain akan membesar secara bertahap (hipertrofi kompensatori) akhirnya fungsi renal terganggu. - Obstruksi pada fruktus urinarius - Obstruksi parsial atau intermitten disebabkan batu renal yang terbentuk di piala ginjal tetapi masuk ke ureter dan menghambatnya - Obstruksi uretra pada pintu kandung kemih akibat pembesaran prostat C. Patofisiologi

description

keperawatan

Transcript of Askep Pada Klien Hidronefrosis

Page 1: Askep Pada Klien Hidronefrosis

ASKEP PADA KLIEN HIDRONEFROSIS

A.    Pengertian

Hidronefrosis adalah dilatasi pelvis renalis dan calyces, serta atrofi progresif dan pembesaran

kistik ginjal, dapat juga disertai pelebaran ureter (hidroureter).

Hidronefrosis adalah obstruksi saluran kemih proksimal terhadap kandung kemih yang

mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter serta atrofi hebal

pada parenkim ginjal (Price, 1995: 818).

B.     Etiologi

-          Adanya akumulasi urin di piala ginjal, akan menyebabkan distensi piala dan kaliks ginjal.

Pada saat ini atrofi ginjal terjadi ketika salah satu ginjal sedang mengalami kerusakan bertahap,

maka ginjal yang lain akan membesar secara bertahap (hipertrofi kompensatori) akhirnya fungsi

renal terganggu.

-          Obstruksi pada fruktus urinarius

-          Obstruksi parsial atau intermitten disebabkan batu renal yang terbentuk di piala ginjal tetapi

masuk ke ureter dan menghambatnya

-          Obstruksi uretra pada pintu kandung kemih akibat pembesaran prostat

C.    Patofisiologi

Obstruksi pada aliran normal urine menyebabkan urine mengalir balik sehingga tekanan ginjal

meningkat. Jika obstruksi terjadi di uretra atau kandung kemih, tekanan balik akan

mempengaruhi kedua ginjal. Tetapi jika obstruksi terjadi di salah satu ureter akibat adanya batu

atau kekakuan, maka hanya satu ginjal yang rusak.

Obstruksi parsial atau intermitten dapat disebabkan oleh batu renal yang terbentuk di

piala ginjal tetapi masuk ke ureter dan menghambatnya. Obstruksi dapat diakibatkan oleh tumor

yang menekan ureter atau berkas jaringan parut akibat obses atau inflamasi dekat ureter dan

menjepit saluran tersebut. Gangguan dapat sebagai akibat dari bentuk sudut abnormal di pangkal

ureter atau posisi ginjal yang salah yang menyebabkan ureter kaku.

Page 2: Askep Pada Klien Hidronefrosis

Pada pria lansia, penyebab tersering adalah obstruksi uretra pada pintu kandung kemih

akibat pembesaran prostat. Hidronefrosis juga dapat terjadi pada kehamilan akibat pembesaran

uterus.

Apapun penyebabnya adanya akumulasi urine di piala ginjal akan menyebabkan distensi

piala dan kaliks ginjal. Pada saat ini, atrofi ginjal terjadi ketika salah satu ginjal mengalami

kerusakan bertahap maka ginjal yang lain akan membesar secara bertahap (hipertrofi

komensatori) akhirnya fungsi renal terganggu (Smeltzer, 2001:1442).

D.    Manifestasi klinik

Pasien mungkin asimtomatik jika awitan terjadi secara bertahap, obstruksi akan dapat

menimbulkan:

a.       Rasa sakit di panggul dan punggung merambat ke perut

b.      Disuria

c.       Menggigit

d.      Demam, bila disebabkan infeksi

e.       Nyeri tekan serta pileria akan terjadi

f.       Hematuri

g.      Jika kedua ginjal terkena, tanda dan gejala CKD akan timbul

E.     Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan adalah untuk mengidentifikasi dan memperbaiki penyebab obstruksi

untuk menangani infeksi dan untuk mempertahankan serta melindungi fungsi renal.

Untuk mengurangi obstruksi, urine harus dialihkan melalui refrostomi atau tipe diversi.

Infeksi ditangani dengan agen antimikroloid karena sisa urine dalam kaliks menyebabkan infeksi

dan pielonefritis. Pasien dipersiapkan untuk pembedahan yaitu untuk mengangkat lesi obstruktif

(batu, tumor, obstruksi ureter). Jika salah satu ginjal rusak berat dan fungsinya hancur, maka

nefraktomi (pengangkatan ginjal).

F.     Pengkajian Fokus

1)      Demografi

-          Ditemukan pada laki-laki di atas usia 60 tahun

Page 3: Askep Pada Klien Hidronefrosis

-          Perempuan lebih banyak terjadi daripada laki-laki

-          Pekerjaan yang meningkatkan statis urine (sopir, sekretaris, dll)

2)      Riwayat kesehatan

a.       Riwayat penyakit dahulu

Riwayat adanya ISK kronis, obstruksi sebelumnya, riwayat gout, riwayat pembedahan

b.      Riwayat kesehatan keluarga

Riwayat kalkulus dalam keluarga, penyakit ginjal, gout, diabetes

3)      Data fokus

-          Makanan atau cairan

Gejala

·         Mual/muntah, nyeri tekanan abdomen

·         Ketidakcukupan pemasukan cairan, tidak minum air dengan cukup

Tanda

·         Distensi abdominal, penurunan/tidak ada usus

·         Muntah

-          Aktivitas dan istirahat

Gejala

·         Pekerjaan monoton, pekerjaan dimana pasien terpajan pada lingkungan bersuhu tinggi

·         Keterbatasan aktivitas sehubungan dengan kondisi sebelumnya

-          Eliminasi terutama BAK

Gejala : riwayat adanya ISK kronis, obstruksi sebelumnya, penurunan haluaran urine, kandung

kemih penuh

Tanda : oliguri, hematuri, pluria, perubahan pola berkemih

-          Sirkulasi

Tanda : peningkatan TD/nadi (nyeri, ansietas, gagal ginjal), kulit hangat dan kemurahan, pucat

-          Nyeri/kenyamanan

Gejala : episode akut nyeri berat, lokasi tergantung pada lokasi obstruksi, contoh : pada panggul

diregio sudut kortovertebral dan menyebar ke punggung, abdomen dan turun kelipatan paha

Tanda : melindungi perilaku distriksi, nyeri tekan pada area ginjal yang dipalpasi

-          Keamanan

Gejala : menggigil, demam

Page 4: Askep Pada Klien Hidronefrosis

-          Persepsi diri

Gejala : kurang pengetahuan, gangguan body image

4)      Pemeriksaan penunjang

a.       Laboratorium

·         Darah : hematologi; GD I/II, BGA

·         Urine : kultur urine, urine 24 jam

b.      Radiodiagnostik

·         USG/CR abdomen

·         BNO IVP

·         Renogram / RPG

·         Poto thorax

c.       ECG

Page 5: Askep Pada Klien Hidronefrosis

H.    Diagnosa keperawatan

1)      Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya tekanan di ginjal yang meningkat

2)      Gangguan perubahan eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi saluran kemih

3)      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat

mual, muntah

4)      Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh

I.       Fokus intervensi dan rasional

1.       Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya tekanan ginjal yang meningkat

Tujuan : nyeri terkontrol / berkurang

Kriteria hasil : pasien mengatakan nyeri berkurang dengan spasme terkontrol, tampak rileks,

mampu istirahat dengan tepat

Intervensi:

a. Catat lokasi, lamanya, intensitas dan penyebaran, pertahankan TTV

Rasional : bantu mengevaluasi tempat obstruksi dan kemajuan gerakan kalkulus

d.      Bantu dan dorong penggunaan nafas, berfokus bimbingan imajinasi dan aktivitas terapeutik

Rasional : memberikan kesempatan untuk pemberian perhatian dan membantu relaksasi otot

e.       Dorong dengan ambulasi sesuai indikasi dan tingkatkan pemasukan cairan sedikitnya 3-4

L/hari

Rasional : hidrasi kuat meningkatkan lewatnya batu, mencegah statis urine dan mencegah

pembentukan batu

f.       Perhatikan keluhan penambahan / menetapnya nyeri abdomen

Rasional : obstruksi dapat menyebabkan perforasi dan ekstravasasi urine ke dalam arca perianal

g.      Berikan obat sesuai indikasi

Rasional : biasanya diberikan sebelum episode akut untuk meningkatkan relaksasi otot / mental

2.       Gangguan perubahan eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi saluran kemih

Tujuan : dapat berkemih dengan jumlah normal dewasa ½ - 1 ml/kgbb/jam

Kriteria hasil : tidak mengalami tanda obstruksi

Intervensi

a.       Dorong meningkatkan pemasukan cairan

Rasional : peningkatan hidrasi membilas bakteri darah dan membantu lewatnya batu

Page 6: Askep Pada Klien Hidronefrosis

b.      Tentukan pola berkemih normal dan perhatikan variasi

Rasional : biasanya frekuensi meningkat bila kalkulus mendekati pertemuan uretrovesikal

c.       Observasi perubahan status mental, perilaku atau tingkat kesadaran

Rasional : akumulasi sisa berkemih dan ketidakseimbangan elektrolit dapat menjadi toksik di ssp

d.      Catat Px laboratorium, ureum, creatinin

Rasional : peningkatan ureum, creatinin mengindikasikan disfungsi ginjal

e.       Amati keluhan Vu penuh, palpasi untuk distensi suprabubik, pertahankan penurunan keluaran

urine

Rasional : retensi urine dapat terjadi, menyebabkan distansi jaringan dan resiko infeksi, gagal

ginjal

3.       Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak

adekuat, mual, muntah

Tujuan : kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi

Kriteria hasil : nafsu makan meningkat, tidak mengalami tanda malnutrisi lebih lanjut

Intervensi :

a.       Kaji dan catat pemasukan diet

Rasional : membantu mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan diet

b.      Berikan makan sedikit tapi sering

Rasional : meminimalkan anoreksia dan mual sehubungan dengan status uremik

c.       Timbang BB setiap hari

Rasional : perubahan kelebihan 0,5 kg dapat menunjukkan perpindahan keseimbangan cairan

d.      Awasi Px lab, contoh BUN, albumin serum, natrium, kalium

Rasional : indikator kebutuhan nutrisi, pembatasan aktivitas terapi

e.       Berikan / Kolaborasi obat antidiuretik

Rasional : menghilangkan mual, muntah, meningkatkan pemasukan oral

4.       Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh

Tujuan : tidak terjadi infeksi

Kriteria hasil : tidak menunjukkan tanda dan gejala infeksi

a.       Tingkatkan cuci tangan yang baik pada pasien dan perawat

Page 7: Askep Pada Klien Hidronefrosis

Rasional : menurunkan resiko kontaminasi silang

b.      Bantu nafas dalam, batuk dan pengubahan posisi

Rasional : mencegah atelektosis dan kemobilisasi secret untuk menurunkan resiko infeksi

c.       Kaji integritas kulit

Rasional : ekskorisasi akibat gesekan dapat menjadi infeksi sekunder

d.      Awasi tanda vital

Rasional : demam dengan peningkatan nadi dan pernafasan adalah tanda peningkatan laju

metabolik dan proses inflamasi

e.       Awasi Px lab, contoh SDP dengan diferensial

Rasional : SDP meningkat mengindikasi infeksi

Page 8: Askep Pada Klien Hidronefrosis

DAFTAR PUSTAKA

 

Price, Sylvia A, 1995, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Alih Bahasa : Peter

Anugerah. Edisi 4, Jakarta: EGC

Price, Sylvia Anderson, 2001. Patofisiologi Vol 2. Jakarta: EGC

Robins, Stanley L. 2001. Patologi II Edisi 4. Jakarta: EGC

RN, Swearingen. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 2. Jakarta: EGC

http//www.medicastore.com.

Smeltzer, Suzanne C, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddarth. Alih

Bahasa : Agung Waluyo (et al). Edisi 8 Volume 2. Jakarta: EGC

Page 9: Askep Pada Klien Hidronefrosis

ASKEP PADA KLIEN HIDRONEFROSIS

A.    Pengertian

1.      Hidronefrosis adalah obstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung kemih proksimal

terhadap kandung kemih yang mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelvis ginjal

dan ureter serta atrofi hebat pada parenkim ginjal (Price, 1945: 818)

2.      Hidronefrosis adalah penggembungan ginjal akibat tekanan balik terhadap ginjal karena aliran

air kemih tersumbat (internet)

3.      Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan kaliks ginjal pada salah satu / kedua ginjal akibat

adanya obstruksi (Smeltzer, 2001: 1442)

B.     Etiologi

1.      Konginetal : atresia uretra, pembentukan katup di ureter atau uretra, kelainan arteri

ginjal yang menekan ureter, ptosis ginjal disertai torsi, atau torsi ureter.

2.      Didapat:

a.       Benda asing : batu, papilla yang nekrotik

b.      Tumor : hipertrofi prostat yang benigna (BPH), karsinoma prostat, tumor kandung kemih

(papiloma dan karsinoma), penyakit keganasan yang berdekatan (limfoma retroperitoneal,

karsinoma serviks atau uterus)

c.       Radang : prostatifis, ureteritis, fibrosis retroperifoneal

d.      Neurogenik : jejas pada medulla spinalis, disertai dengan kelumpuhan kandung kemih

e.       Hamil normal : ringan dan reversibel

C.    Patofisiologi

Hidronefrosis bilateral terjadi hanya bila obstruksi di bawah kedua ureter. Jika

hambatan pada ureter atau di atasnya maka lesunya unilateral. Kadang-kadang terjadi

penyumbatan sempurna, sehingga tidak ada urin yang dapat lewat, biasanya hanya parsial.

Page 10: Askep Pada Klien Hidronefrosis

Telah diketahui bahwa walaupun dengan obstruksi sempurna, filtrasi glamerulus

masih berlangsung beberapa saat, selanjutnya bahan filtrasi berdisfusi kembali ke dalam

jaringan intersfisial ginjal dan ruang perirenal untuk akhirnya kembali ke sistem limfatik dan

vena. Karena filtrasi berlangsung terus, kalikses dan pelvis yang bersangkutan menjadi

dilatasi, sering mencolok sekali tekanan yang sangat tinggi ini menimbulkan tekanan tinggi

dalam pelvis renalis, begitu pula kemudian terjadi transmisi kembali melalui duktus

koligentes, yang menyebabkan kompresi pada susunan pembuluh darah. Bailinsufisiensi

arteri maupun statis vena adalah hasilnya meskipun yang terakhir mungkin lebih penting.

Efek paling berat tampak pada papila, karena menerima kenaikan tekanan yang paling besar.

Jejas berkurang ke arah korteks, karena itu pada mulanya gangguan fungsi terbesar di

tubulus, dengan gejala utama gangguan kemampuan pemekatan urin. Baru kemudian filtrasi

glomerulus menjadi berkurang. Penyelidikan eksperimental menunjukkan bahwa jejas

ireversibel yang hebat terjadi kurang lebih 3 minggu dengan obstruksi sempurna dan dalam 3

pakta obstruksi yang tak sempurna.

 

D.    Manifestasi Klinik

Pasien mungkin asimtomatik jika awitan terjadi secara bertahap, obstruksi akut dapat

menimbulkan:

1.      Rasa sakit di pinggul dan punggung

2.      Disuria

3.      Menggigil

4.      Demam bila oleh karena infeksi

5.      Nyeri tekan serta piuria akan terjadi

6.      Hematuri

7.      Jika kedua ginjal terkena, tanda dan gejala CKD akan timbul

 

E.     Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan adalah untuk mengidentifikasi dan memperbaiki penyebab

obstruksi untuk menangani infeksi dan untuk mempertahankan serta melindungi fungsi renal.

Page 11: Askep Pada Klien Hidronefrosis

Untuk mengurangi obstruksi, urine harus dialihkan melalui nefrostomi atau tipe

diversi lainnya. Infeksi ditangani dengan agen antinukrobial karena sisa urine dalam kaliks

menyebabkan infeksi dan pielonefritis.

Pasien dipersiapkan untuk pembedahan yaitu untuk mengangkut lesi obstruktif (batu,

tumor, obstruksi ureter). Jika salah satu ginjal rusak berat dan fungsinya hancur, maka

nefrektomi (pengangkatan ginjal) dapat dilakukan.

 

F.     Pengkajian Fokus

1.      Demografi

-          Ditemukan pada laki-laki dewasa di atas usia 60 tahun

-          Perempuan lebih banyak terjadi daripada laki-laki

-          Pekerjaan yang meningkatkan statis urine (sopir, sekretaris, dll)

2.      Riwayat kesehatan

a.       Riwayat penyakit dahulu

Riwayat adanya ISK kronis, obstruksi sebelumnya, riwayat gout, riwayat pembedahan

b.      Riwayat kesehatan keluarga

Riwayat kalkulus dalam keluarga, penyakit ginjal, gout, diabetes

3.      Data fokus

-          Makanan atau cairan

Gejala

·         Mual/muntah, nyeri tekanan abdomen

·         Ketidakcukupan pemasukan cairan, tidak minum air dengan cukup

Tanda

·         Distensi abdominal, penurunan/tidak ada usus

·         Muntah

-          Aktivitas dan istirahat

Gejala

·         Pekerjaan monoton, pekerjaan dimana pasien terpajan pada lingkungan bersuhu tinggi

·         Keterbatasan aktivitas sehubungan dengan kondisi sebelumnya

-          Eliminasi terutama BAK

Page 12: Askep Pada Klien Hidronefrosis

Gejala : riwayat adanya ISK kronis, obstruksi sebelumnya, penurunan haluaran urine, kandung

kemih penuh

Tanda : oliguri, hematuri, pluria, perubahan pola berkemih

-          Sirkulasi

Tanda : peningkatan TD/nadi (nyeri, ansietas, gagal ginjal), kulit hangat dan kemurahan, pucat

-          Nyeri/kenyamanan

Gejala : episode akut nyeri berat, lokasi tergantung pada lokasi obstruksi, contoh : pada panggul

diregio sudut kortovertebral dan menyebar ke punggung, abdomen dan turun kelipatan paha

Tanda : melindungi perilaku distriksi, nyeri tekan pada area ginjal yang dipalpasi

-          Keamanan

Gejala : menggigil, demam

-          Persepsi diri

Gejala : kurang pengetahuan, gangguan body image

4.      Pemeriksaan penunjang

a.       Laboratorium

·         Darah : hematologi; GD I/II, BGA

·         Urine : kultur urine, urine 24 jam

b.      Radiodiagnostik

·         USG/CR abdomen

·         BNO IVP

·         Renogram / RPG

·         Poto thorax

c.       ECG

Page 13: Askep Pada Klien Hidronefrosis

G.    Pathways Keperawatan

Page 14: Askep Pada Klien Hidronefrosis

H.    Diagnosa Keperawatan

1)      Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya tekanan di ginjal yang meningkat

2)      Gangguan perubahan eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi saluran kemih

3)      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat mual,

muntah

4)      Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh

 

I.       Fokus Intervensi dan Rasional

1.      Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya tekanan ginjal yang meningkat

Tujuan : nyeri terkontrol / berkurang

Kriteria hasil : pasien mengatakan nyeri berkurang dengan spasme terkontrol, tampak rileks, mampu

istirahat dengan tepat

Intervensi:

a. Catat lokasi, lamanya, intensitas dan penyebaran, pertahankan TTV

Rasional : bantu mengevaluasi tempat obstruksi dan kemajuan gerakan kalkulus

d.      Bantu dan dorong penggunaan nafas, berfokus bimbingan imajinasi dan aktivitas terapeutik

Rasional : memberikan kesempatan untuk pemberian perhatian dan membantu relaksasi otot

e.       Dorong dengan ambulasi sesuai indikasi dan tingkatkan pemasukan cairan sedikitnya 3-4 L/hari

Rasional : hidrasi kuat meningkatkan lewatnya batu, mencegah statis urine dan mencegah pembentukan batu

f.       Perhatikan keluhan penambahan / menetapnya nyeri abdomen

Rasional : obstruksi dapat menyebabkan perforasi dan ekstravasasi urine ke dalam arca perianal

g.      Berikan obat sesuai indikasi

Rasional : biasanya diberikan sebelum episode akut untuk meningkatkan relaksasi otot / mental

2.      Gangguan perubahan eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi saluran kemih

Tujuan : dapat berkemih dengan jumlah normal dewasa ½ - 1 ml/kgbb/jam

Kriteria hasil : tidak mengalami tanda obstruksi

Intervensi

a.       Dorong meningkatkan pemasukan cairan

Rasional : peningkatan hidrasi membilas bakteri darah dan membantu lewatnya batu

b.      Tentukan pola berkemih normal dan perhatikan variasi

Rasional : biasanya frekuensi meningkat bila kalkulus mendekati pertemuan uretrovesikal

c.       Observasi perubahan status mental, perilaku atau tingkat kesadaran

Rasional : akumulasi sisa berkemih dan ketidakseimbangan elektrolit dapat menjadi toksik di ssp

d.      Catat Px laboratorium, ureum, creatinin

Rasional : peningkatan ureum, creatinin mengindikasikan disfungsi ginjal

e.       Amati keluhan Vu penuh, palpasi untuk distensi suprabubik, pertahankan penurunan keluaran urine

Rasional : retensi urine dapat terjadi, menyebabkan distansi jaringan dan resiko infeksi, gagal ginjal

Page 15: Askep Pada Klien Hidronefrosis

3.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, mual,

muntah

Tujuan : kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi

Kriteria hasil : nafsu makan meningkat, tidak mengalami tanda malnutrisi lebih lanjut.

Intervensi

a.       Kaji dan catat pemasukan diet

Rasional : membantu mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan diet

b.      Berikan makan sedikit tapi sering

Rasional : meminimalkan anoreksia dan mual sehubungan dengan status uremik

c.       Timbang BB setiap hari

Rasional : perubahan kelebihan 0,5 kg dapat menunjukkan perpindahan keseimbangan cairan

d.      Awasi Px lab, contoh BUN, albumin serum, natrium, kalium

Rasional : indikator kebutuhan nutrisi, pembatasan aktivitas terapi

e.       Berikan / Kolaborasi obat antidiuretik

Rasional : menghilangkan mual, muntah, meningkatkan pemasukan oral

4.      Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh

Tujuan : tidak terjadi infeksi

Kriteria hasil : tidak menunjukkan tanda dan gejala infeksi

a.       Tingkatkan cuci tangan yang baik pada pasien dan perawat

Rasional : menurunkan resiko kontaminasi silang

b.      Bantu nafas dalam, batuk dan pengubahan posisi

Rasional : mencegah atelektosis dan kemobilisasi secret untuk menurunkan resiko infeksi

c.       Kaji integritas kulit

Rasional : ekskorisasi akibat gesekan dapat menjadi infeksi sekunder

d.      Awasi tanda vital

Rasional : demam dengan peningkatan nadi dan pernafasan adalah tanda peningkatan laju metabolik dan

proses inflamasi

e.       Awasi Px lab, contoh SDP dengan diferensial

Rasional : SDP meningkat mengindikasi infeksi

DAFTAR PUSTAKA

 

Price, Sylvia A, 1995, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Alih Bahasa : Peter Anugerah.

Edisi 4, Jakarta: EGC

Price, Sylvia Anderson, 2001. Patofisiologi Vol 2. Jakarta: EGC

Page 16: Askep Pada Klien Hidronefrosis

Robins, Stanley L. 2001. Patologi II Edisi 4. Jakarta: EGC

RN, Swearingen. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 2. Jakarta: EGC

http//www.medicastore.com.

Smeltzer, Suzanne C, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddarth. Alih Bahasa : Agung

Waluyo (et al). Edisi 8 Volume 2. Jakarta: EGC